formulasi sediaan granul efervesen sari...

47
FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN SARI BUAH MENGKUDU(Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN OLEH : IRMA MELYANI PUSPITASARI, S.Si., Apt. NIP. 132317748 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI 2007

Upload: dangthien

Post on 26-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN SARI BUAH MENGKUDU(Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM

SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT

KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN

OLEH :

IRMA MELYANI PUSPITASARI, S.Si., Apt. NIP. 132317748

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI

2007

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN SARI BUAH MENGKUDU(Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM

SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT

KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN

OLEH :

IRMA MELYANI PUSPITASARI, S.Si., Apt. NIP. 132317748

Jatinangor, Agustus 2007

Mengetahui dan Menyetujui, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc. NIP. 131479508

� � �

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN SARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM

SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT

Irma Melyani Puspitasari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Telah dilakukan formulasi sediaan granul efervesen dari sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) rasa gula asam sebagai food supplement. Pada penelitian ini dibuat tiga formula granul everfesen (F1, F2 dan F3) yang mengandung serbuk dari sari buah mengkudu, asam sitrat, natrium bikarbonat, sukrosa, aspartam, PVP, aerosil dan essen gula asam. Uji Kesukaan (Hedonic Test) dilakukan terhadap ketiga formula tersebut dan dapat disimpulkan bahwa formula 2 (F2) yang mengandung serbuk dari sari buah mengkudu 25%, asam sitrat 21% dan sukrosa 20% merupakan formula yang paling disukai dari ketiga formula. Hasil pemeriksaan kualitas granul menunjukkan bahwa granul formula 2 (F2) merupakan granul yang berkualitas cukup baik karena mempunyai sudut istirahat 27,15o , kadar air 0,22 ± 0,05%, daya kempa 13,29%, dan kecepatan alir 9,69 gram per detik.

ABSTRACT

The effervescent granule of mengkudu (Morinda citrifolia) juice with “gula asam” taste as food supplement has been formulated. The three formulas of effervescent granule contained powder of mengkudu juice, citric acid, sodium bicarbonate, sucrose, aspartam, PVP, aerosol, and gula asam flavor. The Hedonic Test was conducted to get the best formula from the three formulas (F1, F2 and F3). It showed that formula 2 (F2) contained 25% powder of mengkudu juice, 21% citric acid and 20% sucrose was the most likeable formula. The result of quality granule test showed that F2 granule had good quality with the angle of respose was 27,15o, water content was 0,22 ± 0,05%, compression force was 13,29%, and flow rate 9,69 gram per second.

��

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996 makanan tambahan adalah produk

yang digunakan untuk melengkapi makanan yang mengandung satu atau lebih

bahan-bahan seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari

tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka

kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau

kombinasi dari bahan-bahan di atas. Makanan tambahan dapat berupa produk

padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet efervesen, tablet kunyah, serbuk, kapsul,

kapsul lunak, granul, pastiles, atau produk cair berupa tetes, sirup dan larutan.

Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli belakangan ini telah

menunjukkan bahwa Buah mengkudu (Morinda citrifolia) mengandung zat-zat

seperti vitamin, protein, mineral, proxeronin, skopoletin, zat anti kanker, zat anti

bakteri dan lain-lain yang tentunya sangat bermanfaat untuk kesehatan

(wijayakusuma, 2001; Waha, 2000). Berdasarkan hal inilah maka buah mengkudu

sangat potensial bila dijadikan suatu produk makanan tambahan. Sekarang ini di

Indonesia telah tersedia produk makanan tambahan dari buah mengkudu dalam

bentuk sediaan jus, kapsul dan tablet

Salah satu produk makanan tambahan yang sekarang ini cenderung disukai

masyarakat adalah produk makanan tambahan dalam bentuk granul efervesen.

Granul efervesen disukai karena mempunyai warna, bau dan rasa yang menarik.

Oleh karena itu, pada penelitian ini dibuat sediaan produk makanan dari sari buah

mengkudu dalam bentuk granul efervesen.

1.2 Identifikasi masalah

Dari uraian di atas timbul masalah yaitu bagaimana membuat formula

granul efervesen dari sari buah mengkudu sebagai makanan tambahan yang dapat

diterima dengan baik oleh masyaarakat.

��

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu bentuk lain dari sediaan

makanan tambahan dari sari buah mengkudu yaitu sediaan granul efervesen sari

buah mengkudu yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat

1.4 Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya

pengembangan jenis sediaan makanan tambahan dari buah mengkudu yang

berupa granul efervesen.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap kerja, yaitu :

1. Pengumpulan dan determinasi tumbuhan

2. Pembuatan serbuk dari sari buah mengkudu

3. Formulasi sediaan granul efervesen sari buah mengkudu

4. Uji kesukaan (Hedonic test) terhadap rasa manis dan rasa asam granul

efervesen sari buah mengkudu

5. Pengolahan data yang diperoleh

6. Pemeriksaan kualitas granul efervesen

1.6 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2007

bertempat di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Puslit LIPI Serpong,

Laboratorium Teknologi Formulasi non steril dan Laboratorium Farmasi Bahan

Alam Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.

��

III. ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan untuk membuat granul efervesen adalah timbangan

analitis, wadah untuk proses granulasi, pengayak mesh 14 dan 16, baki untuk

mengeringkan granul, oven 50oC, alat penyemprot dan gelas ukur 100ml,

sedangkan alat yang digunakan untuk pemeriksaan kualitas granul efervesen

adalah eksikator, alat pengukur kecepatan aliran dan sudut istirahat granul, mistar,

timbangan analitis, piknometer 25 ml, gelas ukur 100 ml dan pH meter.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah serbuk dari sari buah mengkudu, asam

sitrat, natrium bikarbonat, sukrosa, aspartame, polivynilpirolidon (PVP), aerosol,

essen gula asam dan alkohol 70%, sedangkan bahan yang digunakan untuk

pemeriksaan kualitas granul efervesen adalah paraffin cair dan silika gel curah.

Metode Penelitian

3.3 Determinasi tumbuhan

Determinasi dilakukan di herbarium Bogorinase LIPI, Bogor

3.4 Pembuatan Serbuk dari Sari Buah Mengkudu

Buah mengkudu yang digunakan pada penelitian ini adalah buah yang

berumur dua setengah bulan setelah berbunga yang berasal dari perkebunan rakyat

di Bogor. Proses pembuatannya adalah 12 kilogram buah mengkudu ditambah 24

liter air lalu diperas sehingga diperoleh 32 liter lalu dipanaskan dalam oven suhu

50oC selama 24 jam kemudian dipanaskan dalam oven vakum selama 12 jam.

Formulasi Granul Efervesen Sari Buah Mengkudu

Pada penelitian ini dibuat tiga formula granul efervesen mengkudu dengan

perbedaan kadar serbuk mengkudu, asam sitrat dan sukrosa. Formulanya dapat

dilihat pada tabel 3.1.

��

Tabel 3.1 Formula granul efervesen mengkudu

Bahan Formula 1 (%) Formula 2 (%) Formula 3 (%)

Serbuk mengkudu

Asam sitrat

Natrium bikarbonat

Sukrosa

Aspartam

PVP

Aerosil

Essen gula asam

20,0

24,0

30,0

22,0

1,5

2,0

0,5

qs

25,0

21,0

30,0

20,0

1,5

2,0

0,5

qs

30,0

18,0

30,0

18,0

1,5

2,0

0,5

Qs

Granul efervesen mengkudu ini dibuat dengan metode granulasi terpisah.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Semua bahan ditimbang dan diayak

2) Serbuk mengkudu, asam sitrat, sukrosa, aspartame dan sebagian PVP

dicampur dalam satu wadah kemudian campuran tersebut disemprot

dengan larutan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga massa dapat

dikepal.

3) Campuran 2) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang

didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50oC selama 18 jam

4) Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16.

Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam

5) Dalam wadah lain, natrium bikarbonat dan sisa PVP dicampur lalu

disemprot dengan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga dapat

dikepal

6) Campuran 5) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang

didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40oC selama 16 jam

7) Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16.

Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen basa

8) Komponen asam, komponen basa dan fasa luar (aerosil) dicampur lalu

aduk hingga homogen. Hasilnya adalah granul efervesen sari buah

mengkudu

��

9) Sebelum dikemas, untuk menghindari penyerapan kelembaban dari udara,

granul efervesen dimasukkan dalam desikator yang berisi silica gel

3.5 Uji Kesukaan (Hedonic test)

Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya

menggunakan respon berupa senang atau tidaknya terhadap bahan yang diuji.

Pada penelitian ini dilakukan uji kesukaan terhadap 30 sukarelawan dengan

parameter yang diuji meliputi rasa manis dan rasa asam granul efervesen

mengkudu yang telah dlarutkan dalam air. Skala nilai yang digunakan adalah

skala nilai numeric dengan nilai 1 sampai 5. Nilai 1 menyatakan sangat tidak suka,

nilai 2 menyatakan tidak suka, nilai 3 menyatakan netral, nilai 4 menyatakan suka,

dan nilai 5 menyatakan sangat suka.

Pemeriksaan Kualitas Granul Efervesen

3.6 Kadar air

Sejumlah granul ditempatkan dalam piringan lalu dimasukkan ke dalam

eksikator yang berisi silica gel selama 4 jam. Kadar air dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

3.7 Kecepatan alir dan sudut istirahat

Kecepatan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah

tertentu granul untuk mengalir melewati corong. Sudut istirahat diperoleh dengan

mengukur tinggi dan diameter tumpukan granul yang terbentuk.

jadi

Keterangan :

� = sudut istirahat

h = tinggi tumpukan

d = diameter tumpukan granul

���

3.8 Kerapatan curah dan kerapatan mampat

Kerapatan curah didapat dari sejumlah tertentu granul yang ditimbang

kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu dicatat volumenya.

Untuk mendapatkan kerapatan mampat, gelas ukur yang berisi granul

tersebut diketukkan setinggi 2,5 cm dalam interval 2 detik. Setiap 10 ketukan

volume dicatat sampai volumenya tidak berubah

3.9 Kerapatan Sejati

Ditetapkan dengan menggunakan piknometer dengan zat cair yang tidak

melarutkan granul yaitu paraffin cair. Prosedur :

1) Piknometer kosong ditimbang

2) Parafin cair dimasukkan ke dalam piknometer lalu ditimbang

3) 2-3 ml paraffin cair dituangkan ke dalam tabung reaksi bersih

4) Ditimbang 1-1,5 g granul

5) Granul dimasukkan ke dalam piknometer yang berisi parafin cair

6) Parafin cair dari tabung reaksi dituangkan kembali ke dalam piknometer

sampai volume piknometer lalu ditimbang

Keterangan :

W0 = berat piknometer kosong

W1 = berat piknometer dan parafin cair

W2 = berat paraffin cair (W1-W0)

W3 = berat granul

W4 = berat piknometer, paraffin cair dan granul

W5 = W4-W0

���

3.10 Pemeriksaan pH rata-rata

Untuk mengetahui homogen tidaknya komponen asam dan basa granul,

pH dari granul yang telah dilarutkan dalam air diukur menggunakan pH meter.

Granul yang akan diukur pHnya ditimbang sebanyak 4 gram dari beberapa tempat

dari wadah granul kemudian dilarutkan dalam 150 ml air lalu setelah granul larut

semua segera ukur pH larutan. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali (triplo).

FORMULASI GRANUL EVERFESEN SARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT

Irma Melyani Puspitasari, S.Si., Apt.132317748

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

�Kandungan buah mengkudu :vitamin, protein, mineral, proxeronin, skopoletin, zat anti kanker, zat anti bakteri (wijayakusuma, 2001; Waha, 2000)

�Pengertian food supplement �Jenis-jenis food supplement dari sari buah mengkudu�Jenis-jenis food supplement dari sari buah mengkudu

IDENTIFIKASI MASALAH

Bagaimana membuat formula granul efervesen sari buah mengkudu sebagai food supplement

Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996 food supplementadalah :

Produk yang digunakan untuk melengkapimakanan yang mengandung satu atau lebih bahan-bahan seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau bahanyang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yangdigunakan untuk meningkatkan Angka kecukupan Gizidigunakan untuk meningkatkan Angka kecukupan Gizi(AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrakatau kombinasi dari bahan-bahan di atas. Makanantambahan dapat berupa produk padat meliputi tablet,tablet hisap, tablet efervesen, tablet kunyah, serbuk,kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles, atau produk cairberupa tetes, sirup dan larutan.

PENDAHULUANTUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Tujuan :Membuat suatu bentuk lain dari sediaan food supplement dari sari buah mengkudu yaitu sediaan granul efervesen sari buah mengkudu yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakatditerima dengan baik oleh masyarakat

Kegunaan :Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya pengembangan jenis sediaan food supplement dari buah mengkudu dan dapat meningkatkan pemanfaatan buah mengkudu

PENDAHULUAN

TEMPAT PENELITIAN

1. Laboratorium Kimia Bahan Alam, Puslit LIPISerpong

2. Laboratorium Teknologi Formulasi non sterilFakultas Farmasi Universitas PadjadjaranFakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

METODE PENELITIAN

1. Tinjauan Pustaka

2. Pengumpulan dan determinasi tumbuhan

3. Pembuatan serbuk dari sari buah mengkudu

4. 5. Uji 6. Pengolahan

4. Formulasi granul efervesen

5. Uji Kesukaan

6. Pengolahan data yang diperoleh

7. Pemeriksaan kualitas granul efervesen

HASIL PENELITIAN

1. Tinjauan Pustaka :

a. Buah mengkudu (Morinda citrifolia)

Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong sekitar 5-10cm.Permukaan buah tidak rata atau benjol-benjol, berwarna hijau ketikamentah dan berwarna kuning/pucat kotor ketika buah telah matang,daging buahnya tebal dan banyak mengandung air. Buahnya berbaumenyengat dengan bijinya berwarna coklat kehitaman (Wijayakusuma,2001; Heyne, 1987)

Beberapa senyawa kimia yang telah diketahui terkandung dalambuah mengkudu adalah proxeronin, proxeronase, Vitamin C, skopoletin,mineral, damnakantahal, antrakuinon, asam kaproat dan asam kakprilat(Waha, 2000; Wijayakusuma, 2001; Heinicke, 2002)

b. Granul Efervesen

Granul efervesen adalah granul yang berisi campuran substansiasam dan karbonat dimana bila dimasukkan ke dalam air akanmengeluarkan gas karbondioksida (Parrot, 1971). Reaksi yang terjadimengeluarkan gas karbondioksida (Parrot, 1971). Reaksi yang terjadiadalah :

H2O R-COOH + XCO3 R-COOX + CO2 + H2O

c. Uji Kesukaan

Merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responberupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian inipanelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpamembandingkan dengan sampel standar/sampel-sampel yang diujisebelumnya.

Cara melakukan uji kesukaan ini adalah kepada panelis disajikansampel secara satu persatu kemudian panelis diminta menilai sampeltersebut berdasarkan skala nilai yang sudah disediakan. Skala nilai yangtersebut berdasarkan skala nilai yang sudah disediakan. Skala nilai yangsering digunakan adalah berupa skala numeric dengan keterangan verbalnya.Contoh skala nilai yang diberikan dalam bentuk skala numerik adalah sebagaiberikut :

Nilai Keterangan

5 Sangat suka4 Suka3 Netral2 Tidak suka1 Sangat tidak suka

2. Pengumpulan dan Determinasi tumbuhan

Buah mengkudu yang digunakan pada penelitian ini adalah buahyang berumur dua setengah bulan setelah berbunga yang berasal dariperkebunan rakyat di Bogor.

Hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense LIPIBogor menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan buahnya dalampenelitian ini adalah Morinda citrifolia dengan klasifikasi sebagai berikut :

Divisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeAnak kelas : SympetalaeBangsa : RubialesSuku : RubiaceaeAnak suku : CoffeoideaeMarga : MorindaJenis : Morinda citrifolia

3. Pembuatan Serbuk dari Sari Buah mengkudu

12 kilogram buah mengkudu + 24 liter air diperas,diperoleh 32 liter

dipanaskan dalam oven suhu 50oC selama 24 jam

dipanaskan dalam oven vakum selama 12 jam

500 gram serbuk

4. Formulasi Granul Efervesen Buah Mengkudu

Bahan Formula 1 (%) Formula 2 (%) Formula 3 (%)

Serbuk mengkudu

Asam sitrat

Natrium bikarbonat

Sukrosa

20,0

24,0

30,0

22,0

25,0

21,0

30,0

20,0

30,0

18,0

30,0

18,0

a. Formula granul efervesen mengkudu :

Sukrosa

Aspartam

PVP

Aerosil

Essen gula asam

22,0

1,5

2,0

0,5

qs

20,0

1,5

2,0

0,5

qs

18,0

1,5

2,0

0,5

qs

b. Prosedur pembuatan granul efervesen buah mengkudu

Granul dibuat dengan metode granulasi terpisah.

1. Semua bahan ditimbang dan diayak

2. Serbuk mengkudu, asam sitrat, sukrosa, aspartame dan sebagian PVPdicampur dalam satu wadah kemudian campuran tersebut disemprot dengan larutan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga massa dapat dikepal.

3. Campuran 2) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang 3. Campuran 2) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50oC selama 18 jam

4. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16. Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam

5. Dalam wadah lain, natrium bikarbonat dan sisa PVP dicampur lalu disemprot dengan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga dapat dikepal

6. Campuran 5) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50oC selama 16 jam

7. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16. Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen basa

8. Komponen asam, komponen basa dan fasa luar (aerosil) dicampur lalu aduk hingga homogen. Hasilnya adalah granul efervesen sari buah mengkudu

9. Sebelum dikemas, untuk menghindari penyerapan kelembaban dari udara, granul efervesen dimasukkan dalam desikator yang berisi silica gel

5. Uji Kesukaan dan Pengolahan Data

Pada uji kesukaan ini, setelah dilakukan analisisstatistik dengan metode desain acak sederhana, denganterlebih dahulu menaikkan interval dengan metodesucssesive interval dan uji Newman Keuls terhadap datayang diperoleh dengan tingkat kepercayaaan 95% dapatditarik kesimpulan bahwa formula yang paling disukaiditarik kesimpulan bahwa formula yang paling disukaiadalah formula 2 dengan kadar mengkudu 25%, asamsitrat 21% dan gula 20%.

6. Pengujian Kualitas Granul Efervesen

a. Kadar air granul adalah 0,22 ± 0,05%. Hal ini menunjukkan granul tidakbasah.

b. Daya kempa granul adalah13,29%, diperoleh dari :

menunjukkan bahwa granul mempunyai aliran yang baik sesuai denganindeks konsolidasi Carr yang dapat dilihat pada tabel berikut :indeks konsolidasi Carr yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Indeks Konsolidasi Carr (Aulton, 1988; Cartensen, 1977)

Indeks Konsolidasi Carr Aliran5-11 Sangat baik (free flowing granule)12-16 Baik (free flowing powdered granule)18-21 Cukup (powdered granule)23-28 Buruk (very fluid granule)28-38 Sangat buruk (fluid cohesive powder)>40 Sangat buruk sekali (cohesive powder)

c. kecepatan alir 9,69 gram/detik dan sudut istirahat 27,15o, menujukkan granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk yang terdapat pada tabel berikut :

Tabel Hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk (Cartensen, 1977)

Sudut istirahat (o) Aliran<25 Sangat baik25-30 Baik30-40 Cukup30-40 Cukup>40 Sangat buruk

KESIMPULAN

1. Penelitian ini menghasilkan satu jenis sediaan food supplement yang baru yaitu granul efervesen sari buah mengkudu

2. Formula yang paling disukai pada penelitian ini adalah Formula 2 dengan kadar serbuk mengkudu 25%, asam sitrat 21% dan gula 20%sitrat 21% dan gula 20%

3. Granul yang diperoleh mempunyai kualitas yang cukup baik ditandai dengan kadar air 0,22 ± 0,05%, daya kempa granul 13,29% dan kecepatan alir 9,69 gram/detik dan sudut istirahat 27,15o

PUSTAKA

Ansel, C. H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia; hal 212-217

Ansel, C. H. 1990. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System.5th Edition. Philadelphia: Lea&Febiger; p.414-415

Aulton, M. E. 1988. Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design. New York : Longman Group Churchill Livingstone ; p.612-614New York : Longman Group Churchill Livingstone ; p.612-614

Departemen Kesehatan RI. 1997. Kompendia Obat Bebas. Edisi II. Jakarta:Dirjen POM Depkes RI ; hal 75-76

Heinicke, R. 2001. The Pharmacologically Active Ingredient of Noni.http://noniinfo.freeyellow.com/report.html.

Heinicke, R. Dr. 2002. Noni Juice, Xeronine, Damnacanthal and ScientificStudies. http://www.nonimaui.com/noni_news/heinicke.html

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Jakarta : BadanLitbang Kehutanan; hal 1795

Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: ProyekPeningkatan/Pengembangan UGM. Hal 80-83

Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology. Iowa city : College of Pharmacy,

PUSTAKA

University of Iowa. hal 64-66

Waha, Maria Goreti. 2000. Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group; hal. 1-16

Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta :Pustaka Kartini ; hal.109-112

TERIMA KASIH

���

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Determinasi Tumbuhan

Hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense LIPI Bogor

menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan buahnya dalam penelitian ini

adalah Morinda citrifolia.

4.2 Hasil Pembuatan Serbuk dari Sari Buah Mengkudu

Serbuk yang diperoleh dari 12 kg buah mengkudu yang berumur dua

setengah bulan setelah berbunga dari perkebunan rakyat di Bogor adalah sebanyak

500 gram.

4.3 Hasil Uji Kesukaan (Hedonic test)

Pada uji kesukaan ini, setelah dilakukan analisis statistic dengan metode

desain acak sederhana, dengan terlebih dahulu menaikkan interval dengan metode

sucssesive interval dan uji Newman Keuls terhadap data yang diperoleh dengan

tingkat kepercayaaan 95% dapat ditarik kesimpulan bahwa formula yang paling

disukai adalah formula 2 dengan kadar mengkudu 25%, asaam sitrat 21% dan gula

20%. Tanggapan panelis terhadap kesukaan rasa manis dan asam sediaan granul

efervesen mengkudu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Tanggapan Panelis terhadap Kesukaan Rasa Manis Sediaan

Panelis Jumlah nilai rasa manis sediaan

Formula

1

Formula

2

Formula

3

1

2

3

4

5

6

7

2

3

2

4

4

4

3

4

4

3

3

2

2

2

4

4

4

4

3

3

4

���

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

2

3

3

4

3

4

4

3

4

3

4

4

3

3

4

3

3

3

3

2

4

3

2

1

2

2

2

2

3

2

2

2

4

2

4

4

4

3

5

2

4

5

2

2

2

3

5

5

2

4

4

4

4

2

5

3

5

2

2

3

5

4

5

3

4

2

4

2

2

Keterangan :

5(lima) : Sangat suka

4(empat) : Suka

3(tiga) : Netral

2(dua) : Tidak suka

1(satu) : Sangat tidak suka

���

Tabel 4.2. Tanggapan Panelis terhadap Kesukaan Rasa Asam Sediaan

Panelis Jumlah nilai rasa manis sediaan

Formula

1

Formula

2

Formula

3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

2

4

2

2

2

2

3

2

2

4

3

4

2

3

4

3

4

2

4

2

3

3

3

4

2

4

4

3

2

5

4

2

3

3

2

1

2

2

2

2

3

2

2

4

3

3

4

2

4

2

3

3

3

2

2

2

2

4

3

2

3

3

3

2

2

4

4

4

3

4

4

5

3

5

2

2

4

4

2

3

4

3

3

2

���

29

30

2

2

1

3

2

2

Keterangan :

5(lima) : Sangat suka

4(empat) : Suka

3(tiga) : Netral

2(dua) : Tidak suka

1(satu) : Sangat tidak suka

Kuesioner dan hasil pengolahan data secara statistik dapat dilihat pada lampiran.

4.4 Hasil Pemeriksaan Kualitas Granul Efervesen

1. Kadar air

Hasil pemeriksaan kadar air granul dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Granul

Pemeriksaan ke Kadar air (%)

1

2

3

0,19

0,28

0,19

Jumlah 0,66

Rata-rata 0,22

Simpangan baku 0,05

Kadar air granul adalah 0,22 ± 0,05%. Hal ini menunjukkan granul tidak

basah.

2. Kerapatan curah, kerapatan mampat dan kerapatan sejati

Hasil pengukuran kerapatan curah dan kerapatan mampat dapat dilihat

pada tabel 4.4

���

Tabel 4.4 Tabel Hasil Pengukuran Kerapatan Curah dan Kerapatan

Mampat

Pengukuran

ke

Bobot

granul

(g)

Volume

curah (ml)

Volume

mampat

(ml)

� curah

(g/ml)

mampat

(g/ml)

1

2

3

50,16

50,27

50,15

94,00

94,20

94,00

81,50

81,70

81,50

0,5336

0,5337

0,5335

0,6154

0,6153

0,6154

Jumlah 1,6008 1,8461

Rata-rata 0,5336 0,6154

Simpangan Baku 0,0001 0,0005

Hasil Pengukuran kerapatan sejati dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kerapatan Sejati

Pengukuran

ke

W0

(g)

W1 (g) W2

(g)

W3

(g)

W4

(g)

W5

(g)

� mampat (g/ml)

1

2

3

25,92

26,00

26,00

47,73

47,82

47,79

21,81

21,82

21,79

1,10

1,10

1,10

48,29

48,41

48,37

22,37

22,41

22,37

1,7779

1,9175

1,8463

Jumlah 5,5417

Rata-rata 1,8472

Simpangan Baku 0,0698

Kerapatan curah granul adalah 0,5336 ± 0,0001 g/ml, sedangkan kerapatan

mampat dan kerapatan sejati granul berturut-turut 0,6154 ± 0,0005 g/ml dan

1,8472 ± 0,0698 g/ml. Dari data tersebut dapat dihitung daya kempa granul

dengan menggunakan rumus indeks carr :

���

Hasil yang didapat adalah 13,29%. Nilai ini menunjukkan bahwa granul

mempunyai aliran yang baik sesuai dengan indeks konsolidasi Carr yang dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Indeks Konsolidasi Carr (Aulton, 1988; Cartensen, 1977)

Indeks Konsolidasi Carr Aliran

5-15

12-16

18-21

23-28

28-38

>40

Sangat baik (free flowing granule)

Baik (free flowing powdered granule)

Cukup (powdered granule)

Buruk (very fluid granule)

Sangat buruk (fluid cohesive powder)

Sangat buruk sekali (cohesive powder)

3.Kecepatan alir dan sudut istirahat

Hasil Pengukuran waktu alir dari 100 gram granul yang dilewatkan

melalui alat pengukur waktu alir dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.7 Hasil pengukuran waktu alir

Pengukuran ke Waktu alir (detik)

1

2

3

10,28

11,10

9,58

Jumlah 30,96

Rata-rata 10,32

Simpangan baku 0,76

Sedangkan hasil pengukuran diameter dan tinggi tumpukan granul dapat dilihat

pada tabel 4.8.

��

Tabel 4.8 Pengukuran diameter dan tinggi tumpukan granul

Pengukuran ke Diameter (d) tumpukan

granul (cm)

Tinggi (h) tumpukan

granul (cm)

1

2

3

11,87

11,90

12,10

3,10

3,00

3,10

Dari data di atas sudut istirahat dapat dihtumg dengan rumus:

jadi

Hasil perhitungan sudut istirahat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9 Hasil perhitungan sudut istirahat

Pemeriksaan ke Sudut istirahat (o)

1

2

3

27,57

26,75

27,13

Jumlah 81,45

Rata-rata 27,15

Simpangan baku 0,41

Setelah dihitung, granul yang dihasilkan mempunyai kecepatan alir 9,69

gram/detik dan sudut istirahat 27,15o, hal ini menujukkan granul mempunyai

aliran yang baik sesuai dengan hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk

yang terdapat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk (Cartensen, 1977)

Sudut istirahat (o) Aliran

<25

25-30

30-40

>40

Sangat baik

Baik

Cukup

Sangat buruk

��

4.Pemeriksaan pH rata-rata

Hasil pemeriksaan pH granul yang telah dilarutkan masing-masing 4 g

dalam 150 ml air dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11 Hasil pemeriksaan pH larutan

Pengukuran ke pH

1

2

3

5,80

5,90

5,80

Jumlah 17,50

Rata-rata 5,83

Simpangan baku 0,05

pH granul efervesen adalah 5,83 ± 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

granul cukup homogen.

���

V. SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Pada penelitian ini dibuat tiga formula sediaan granul efervesen dari sari

buah mengkudu yang terdiri dari formula 1 (F1), formula2 (F2) dan formula 3

(F3). Perbedaan ketiga formula ini dititikberatkan pada penggunaan kadar serbuk

mengkudu, asam sitrat dan sukrosa sehingga dapat digunakan sebagai parameter

untuk menentukan formula mana yang paling disukai oleh responden.

Hasil uji kesukaan (Hedonic test) terhadap ketiga formula granul efervesen

sari buah mengkudu menyatakan bahwa formula yang paling disukai adalah

formula 2 dengan kadar serbuk dari sari buah mengkudu 25%, asam sitrat 21%

dan sukrosa 20% dan pada pengujian kualitas granul efervesen formula 2 dapat

dikatakan bahwa granul formula 2 merupakan granul yang berkualitas baik karena

mempunyai sudut istirahat 27,15o, kadar air 0,22 ± 0,05%, daya kempa 13,29%

dan kecepatan alir 9,69 gram/detik.

SARAN

Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah pertama, agar

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan kimia, cara isolasi dari zat

aktif yang terdapat dari buah mengkudu dan uji aktifitas dari zat aktif tersebut

sehingga dapat memanfaatkan buah mengkudu secara optimal. Kedua, sebaiknya

dilakukan penelitian lebih lanjut pada proses pembuatan serbuk dari sari buah

mebgkudu sehingga kandungan kimianya tidak hilang dalam proses pembuatan.

Saran yang terakhir adalah agar didapat granul yang lebih baik sebaiknya proses

pembuatan granul efervesen dilakukan di ruangan yang kelembabannya diatur di

bawah 30%.

���

VI. PUSTAKA Ansel, C. H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia; hal 212-217 Ansel, C. H. 1990. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System. 5th Edition. Philadelphia: Lea&Febiger; p.414-415 Aulton, M. E. 1988. Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design. New York : Longman Group Churchill Livingstone ; p.612-614 Backer, C. A., and Bakhuizen V.d. Brink. 1965. Flora of Java. Vol.2. The Netherland : Noordhoff Groningen ; p.351 Departemen Kesehatan RI. 1997. Kompendia Obat Bebas. Edisi II. Jakarta: Dirjen POM Depkes RI ; hal 75-76 Heinicke, R. 2001. The Pharmacologically Active Ingredient of Noni.

http://noniinfo.freeyellow.com/report.html. Heinicke, R. Dr. 2002. Noni Juice, Xeronine, Damnacanthal and Scientific Studies. http://www.nonimaui.com/noni_news/heinicke.html Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Jakarta : Badan Litbang Kehutanan; hal 1795 Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: Proyek Peningkatan/Pengembangan UGM. Hal 80-83 Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology. Iowa city : College of Pharmacy, University of Iowa. hal 64-66 Waha, Maria Goreti. 2000. Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group; hal. 1-16 Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta : Pustaka Kartini ; hal.109-112 Wijayakusuma, H. 2001. Penyembuhan dengan Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Jakarta : Milenia Populer; hal. 12-14

��

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Morinda citrifolia

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Anak kelas : Sympetalae

Bangsa : Rubiales

Suku : Rubiaceae

Anak suku : Coffeoideae

Marga : Morinda

Jenis : Morinda citrifolia

Nama daerah : Mengkudu, cangkudu, pace, kemudu, kudu

(Backer,1965; Heyne,1987)

2.2 Pertelaan

Mengkudu adalah tanaman perdu yang tumbuh membengkok dengan

ketinggian pohon mencapai 4-8 meter, bercabang banyak dengan bentutk ranting

bersegi empat. Letak daun berhadap-hadapan secara bersilang, bertangkai dengan

bentuk daun yang bulat telur melebar menyerupai bentuk elips atau oval dengan

panjang daun 10-40 cm, lebar daun 5-17 cm, tebal dan terlihat mengkilat. Tepi

daun rata, ujungnya meruncing, dengan pangkal daun yang menyempit, tulang

daun menyirip dengan warna daun hijau tua.

Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong sekitar 5-10cm. Permukaan buah

tidak rata atau benjol-benjol, berwarna hijau ketika mentah dan berwarna

kuning/pucat kotor ketika buah telah matang, daging buahnya tebal dan banyak

mengandung air. Buahnya berbau menyengat dengan bijinya berwarna coklat

kehitaman (Wijayakusuma, 2001; Heyne, 1987)

��

2.3 Kandungan Kimia

Beberapa senyawa kimia yang t erkandung daalam buah mengkudu

adalah proxeronin, proxeronase, Vitamin C, skopoletin, mineral, damnakantahal,

antrakuinon, asam kaproat dan asam kakprilat (Waha, 2000; Wijayakusuma,

2001; Heinicke, 2002)

2.4 Tinjauan tentang food supplement

Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996 food supplement (makanan

tambahan) adalah produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang

mengandung satu atau lebih bahan-bahan seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau

bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk

meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit,

konstituen, ekstrak atau kombinasi dari bahn-bahan di atas. Makanan tambahan

dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet efervesen, tablet

kunyah, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles, atau produk cair berupa

tetes, sirupan dan larutan.

Makanan tambahan bukan merupakan pengganti makanan dan tidak dapat

digunakan untuk pengobatan. Makanan tambahan atau dietary supplement, sering

juga disebut sebagai food supplement merupakan kelompok produk untuk

melengkapi makanan yang terletak antara obat dan makanan. Di banyak Negara

termasuk Indonesia makanan tambahan digolongkan sebagai makanan, meskipun

kebanyakan bentuknya seperti tablet dan kapsul obat, bias juga berbentuk tablet

hisap, efervesen, serbuk, granul, pastiles atau cairan beupa tetes, sirup dan larutan

(Kompendia Obat Bebas,1997)

2.5 Tinjauan tentang Granul

Granul berasal dari kata granula yang artinya butir. Pada umumnya

sebelum pencetakan tablet, bahan obat (zat aktif) dan bahan pembantu digranulasi,

artinya partikel-partikel serbuk diubah menjadi butir granul. Granul tersebut

mempunyai daya lekat, dan daya alirnya menjadi lebih baik.

��

Menurut Munzel & Akay (Voight, 1998), granul adalah suatu agregat

asimetris yang melekat bersama dari partikel-partikel serbuk. Persyaratan untuk

granul yang baik adalah :

1) Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur

2) Memiliki distribusi ukuran yang sempit dan mengandung bagian

berbentuk serbuk lebih dari 10%

3) Memiliki daya luncur yang baik

4) Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan

5) Tidak terlampau kering (sisa kelembaban 3-5%)

6) Hancur baik di dalam air

2.6 Tinjauan tentang Granul Efervesen

Granul efervesen adalah granul yang berisi campuran substansi asam dan

karbonat dimana bila dimasukkan ke dalam air akan mengeluarkan gas

karbondioksida (Parrot, 1971). Reaksi yang terjadi adalah :

H2O

R-COOH + XCO3 R-COOX + CO2 + H2O

Granul efervesen dapat dibuat dengan metode granulasi dengan cara :

a. Granulasi basah

Pada metode ini sejumlah larutan nonaktif seperti alcohol dicampurkan

dengan serbuk sampai massa yang kohhesif terbentuk, kemudian dilewatkan pada

ayakan dengan ukuran mesh yang cocok lalu dikeringkan. Proses ini dilakukan

pada ruangan yang kelembabannya diatur di bawah 30%.

b. Granulasi terpisah

Pada metode ini komponen asam dan komponen basa digranulasi secara

terpisah untuk menghindari reaksi dini yang terjadi saat granulasi.

��

c. Granulasi kering/peleburan

Pada metode ini semua bahan kecuali asam sitrat diayak dengan ayakan

mesh 60 dan dikeringkan pada suhu 100oC. Semua bahan dicampur dan campuran

ditempatkan pada wadah peleburan atau dalam oven yang dipanaskan sampai

suhu 100oC (Ansel, 1990; Lieberman, 1989; Parot, 1971; Swarbrick, 1994)

2. 7 Uji Kesukaan (Hedonic test)

Uji kesukaan merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan

respon berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini

panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa

membandingkan dengan sampel standar/sampel-sampel yang diuji sebelumnya.

Cara melakukan uji kesukaan ini adalah kepada panelis disajikan sampel

secara satu persatu kemudian panelis diminta menilai sampel tersebut berdasarkan

skala nilai yang sudah disediakan. Skala nilai yang sering digunakan adalah

berupa skala numeric dengan keterangan verbalnya. Contoh skala nilai yang

diberikan dalam bentuk skala numeric dapat dilihat pada tabel berikut :

Nilai Keterangan

5

4

3

2

1

Sangat suka

Suka

Netral

Tidak suka

Sangat tidak suka