fosil mikro
DESCRIPTION
fsgTRANSCRIPT
FOSIL MIKRO
II.1. Foraminifera
Foraminifera di bagi menjadi dua yaitu foram besar dan foram kecil. Foram besar disebut
juga fosil mikro karena untuk menanalisis atau mengamati fosil foram besar langka awalnya
adala harus di sayat dulu, kemudian dianalisis pakai alat bantu yang di sebut mikroskop/
Foraminifera dari kata foramen yang berarti lubang kecil. Sangat jelas bila mengamati
rumahnya / test / shell / cangkang penuh lubang yang kecil dan halus.
Golongan ini merupakan binatang ber sel satu yang sederhana, didapatkan protoplasma
dan didapatkan satu atau lebih inti (nucleous/oli)
Aperture adalah lubang utama pada test, sebagai tempat keluarnya protoplasma yang berfungsi
sebagai pseudopodia atau kaki semu
Perkembangbiakan Foraminifera
Pada golongan ini didapatkan dua cara perkembangbiakan yaitu secara sexual dan a –
sexsual, keduanya merupakan satu siklus perkembangan
A-sexual → Megalosfeer → Protoconch besar, test kecil
Sexual → Mikrosfeer → Protoconch kecil, test besar
Dimorfisme : satu macam individu membentuk dua macam bentuk berlainan
Aperture
Dinding/Wall
Bulu getar
Pseudopodia
Protoplasma
Nucleous/inti
Siklus Perkembangbiakan Foraminifera
Klasifikasi Foraminifera
Foraminifera dibedakan atas foram kecil dan foram besar. Foram kecil berdasarkan cara
hidupnya dapat dibedakan menjadi foram planktonik dan benthonik.
Planktonik (mengambang), ciri-cirinya :
Susunan kamar trochospiral
Bentuk test bulat
Komposisi test hyalin.
Benthonik (di dasar laut), ciri-cirinya :
Susunan kamar planispiral
Bentuk test pipih
Komposisi test aglutin dan arenaceous.
Dari phylum protozoa, khususnya foraminifera sangat penting dalam geologi karena
memiliki bagian yang keras dengan ciri masing-masing foram, antara lain :
Fosil Planktonik (mengambang), ciri-ciri :
-. Susunan kamar trochospiral
-. Bentuk test bulat
-. Komposisi test Hyaline
Ekologi Foraminifera Planktonik
Foraminifera plankton lebih tahan terhadap pengaruh lingkungan jika dibandingkan
dengan foraminifera benthos. Foraminifera plankton penting digunakan untuk
memecahkan problem-problem geologi, antara lain :
1. Sebagai fosil penunjuk
2. Korelasi
3. Menentukan lingkungan pengendapan
Foraminifera plankton tidak selalu hidup di permukaan air laut, tetapi pada kedalaman
tertentu :
1. Hidup antara 30 – 50 meter
2. Hidup antara 50 – 100 meter
3. Hidup pada kedalaman 300 meter
4. Hidup pada kedalaman 1000 meter.
Fosil Benthonik (di dasar laut),
ciri-ciri :
-. Susunan kamar planispiral
-. Bentuk test pipih
-. Komposisi test adalah aglutine dan aranaceous
Ekologi Foraminifera Benthos
Foram kecil benthos sering dipakai untuk penentuan lingkungan pengendapan,
sedangkan foraminifera besar dipakai untuk penentuan umur foram kecil benthos sudah
sejak lama dipakai dan sangat berharga untuk mengetahui lingkungan pengendapan
purba. Lingkungan laut di bagi menjadi :
1. Zona neritik : kedalaman 0-200m
2. Zona bathyal : kedalaman 200-300m
3. Zona abysal : kedalaman lebih 3000m
Kehidupan Fominifera di laut
Fosil foraminifera planktonik sering dipakai untuk penentuan lingkungan pengendapan,
sedangkan fosil foram benthonik besar dipakai untuk penentuan umur. Fosil Planktonik ini
sangat berharga untuk penentuan lingkungan purba. Foraminifera yang dapat dipakai sebagai
lingkungan laut secara umum adalah :
– Pada kedalaman 0 – 5 m, dengan temperatur 0-27 derajat celcius, banyak
dijumpai genus-genus Elphidium, Potalia, Quingueloculina, Eggerella,
Ammobaculites dan bentuk-bentuk lain yang dinding cangkangnya dibuat dari
pasiran.
– Pada kedalaman 15 – 90 m (3-16º C), dijumpai genus Cilicides, Proteonina,
Ephidium, Cuttulina, Bulimina, Quingueloculina dan Triloculina.
– Pada kedalaman 90 – 300 m (9-13oC), dijumpai genus Gandryna, Robulus,
Nonion, Virgulina, Cyroidina, Discorbis, Eponides dan Textularia.
– Pada kedalaman 300 – 1000 m (5-8º C), dijumpai Listellera, Bulimina, Nonion,
Angulogerina, Uvigerina, Bolivina dan Valvulina
Skema Kehidupan & Kelimpahan Foraminifera di Laut
Pada batuan sedimen golongan foraminifera lebih banyak di jumpai,sehingga lebih berharga
dari ordo-ordo yang lain dari pada kelas sarcodina.golongan ini telah muncul pada zaman pra-
kambrium sampai sekarang.selain dari itu foraminifera dapat di pakai unutk korelasi batuan,serta
unutk penentuan lingkungan ataun sebagai fosil penunjuk.
Foraminifera merupakan binatang yang terdiri dari satu sel yang sangat sederhana,sel
tersebut terdiri dari protoplasma dan inti. Ciri khas foraminifera adalah adanya pseudupodia yang
berfungsi sebagai alat pengerak dan menangkap mangsanya. Foraminifera sudah memiliki
cangkang, dimana cangkang tersebut di bentuk oleh protoplasma ataupun di ambil dari bahan-
bahan di sekelilingnya. Pada umumnya cangkang tersebut dari zat organik ataupun anorganik.
Pada umumnya memiliki pori-pori dan satu atau lebih lubang yang di sebut aperture.
Tempat hidup foraminiera dapat di laut,danau,atau rawa-rawa baik yang berair tawra atau
asing,perkembangbiakan secara aseksual maupun seksual.perkembangan foraminiera dapt
menhasilkan cangkang yang berbeda-beda,di manasatu individu dapat menhasilkan dua
cangkang yang berbeda bentuknya (diamorphisma) bahkan ada juga timorphisma.
Morfologi Foraminifera
Bentuk luar foraminifera,jika di amati di bawah mikroskop dapat menunjukan beberapa
kenampakan yang bermacam-macam dari cangkan foraminifera,meliputi :
a. Dinding, lapisan terluar dari cangkan foraminifera yang berfungsi melindungi bagian
tubuhnya.dapat terbuat dari zat-zat organik yang di hasilkan sendiri atau dari material asing
yang di ambil dari sekelilingnya.
b. Kamar, bagian dalam foraminifera di mana protoplasma berada
c. Septa, sekat-sekat yang memisahkan antara kamar.
d. Suture, suatu bidang yang memisahkan antara dua kamar yang berdekatan.
e. Aperture, lubang utama dalam cangkan foraminifera yang berfungsi sebagai mulut atau juga
jalan keluarnya protoplasma.
Ciri-ciri Morfologi
Komposisi dinding test (bahan pembentuk test)
Bentuk test, bentuk kamar. Susunan kamar dan jumlah kamar.
Bentuk dan letak mulut, aperture utama dan aperture tambahan, jumlah
aperture.
Bentuk dan letak ormentasi / hiasan.
II. 2. Radiolarian
Radiolarian merupakan sala satu kelompok yang sangat menarik untuk dipelajari dari
phylum protozoa.kehidupan radiolariaberada pada daerah pelagic atau laut dalam dan hidup
dalam endoskeleton yang komplek.
Tubuh radiolarian terbentuk dari silica dengan bentuk yang sering dijumpai berupa bentuk
simetri membulat dan sangat indah.
Pengambaran dari radiolarian yang terkenal telah dibuat oleh Ernest Haeckel
(berkebangsaan jerman)dan di publikasikan dalam buku die radiolarian (Berlin,1962) serta
koleksi-koleksi dari fosil ini oleh Ernest Haeckel dibuat dalam Report On The Radiolaria pada
tahun 1973-1876.
Gambar .Morfologi dan bagian-bagian dari cangkang radiolarian.
Radiolarian juga merupakan sala satu dari jenis planktonik dan pertama kali muncul sejak
jaman pra-kambrian serta merupakan sala satu jenis organisme yang pertama kali muncul.
Radiolaria termasuk dari organism jenis uniceluler dan memiliki cangkang dengan
komposisi dari silica.Radiolaria hidup pada linkungan marine atau laut dan hidu dengan baik
secara individual maupun secara koloni.
Secara fofmal radiolarian termasuk dari phylum protozoa subphylum sarcodina klas
actinopoda subklas radiolarian.radiolaria terdiri dari dua ordo besar phaedaria dan polichistina.
Phaedaria merupakan jenis radiolarian yang memiliki cangkang dari silica yang bercampur
dengan material organic artinya tidak murni berkomposisi silica,sedangkan polycystina
merupakan jenis radiolarian yang memiliki cangkang dari silica murni (umumnya opal)
Jenis polysyctina ini yang sangat banyak terekam dalam batuan kerana komposisi
cangkangnya yang berupa silica murni.polycystina terbagi dua sub orde yaitu spumellaria
dan naselaria.
Determinasi Radiolaria
Seperti cara penyajian fosil mikro pada umumnya,radiolarian juga mengunakan cara-cara
yang sama,hanya saja dalam proses penguraian batuannya mengunakan asam hidroflourik
(10%).cara penyajian hingga determinasi dan penamaan juga sama seperti fosil mikro
lainnya.contoh foraminifera.
Berikut merupakan contoh-contoh fosil radiolaria yang umum dijumpai :
Auxoprunum stauraxonium Lamprocyclus maritalus
Euchitonia furcata Dictyocoryne truncatum
Hiasan Dan Tekstur Permukaan
Hiasan pada cangkan foraminifera sangat beranekaragam dan hisan ini sangat penting
untuk klsifikasi.selainhiasan juga sering pada permukaan luar cangkannya menpunyai tekstur
yang berbeda-beda.
Kell
Selaput tipis yang mengililingi bagian peri-peri foraminifera,biasanya terdapat pada
globorotali,siphonina.
Costae
Gelengan vertikal yang di hubungkan oleh garis-garis suture yang lebih halus.contoh :
bulimina,uvigerina.
Spines
Duri-duri yang menonjol [ada bagian tepi dari kamr-kamrnya.contoh :
hankenina,asterorotalia,retralprocces : merupakan garis-garis suture yang berkelok-
kelok,baisanya di jumpai pada amphestigina.
Bridged sutures
Adalah garis-garis yang terbentuk dari septa yang terputus-putus,
Contoh : elphidium.
Limbate sutures
Garis-garis suture yang terbentuk kumpulan pori-pori yang halus.
Umbilical plug
Bagianpuncak cangkang dapat berbentuk bulatan yang menonjol atau bulatan yang cekung ke
dalam.
Umbilicus
Bagainm pusat cangkang biasanya merupakan kamara pertama.
Reticulate
Bentuk dinding cangkang yang terbuat dari tempelan materil-material asing (arenaceous).
Puncate
Bagian permukaan luar cangkang yang berupa pori-pori bulat yang besar.
Cancellate
Permukaan luar cangkan dengan pori-pori kasar dan tidak selalu bulat bentuknya.
Pustulose
Permukaan luar cangkan yang di hiasi dengan bulata-bulatan yang menonjol
Smoot
Permukaan yang halus tanpa hiasan.
III.5.Komposisi Test Foraminifera
Pada umumnya cangkang terdiri dari lima (5), macam :
a. Arenaceous / aglutin :
Seperti gamping (putih).
Terdiri dari butiran-butiran mineral.
b. Chitinous / khitin (campuran zat organik) :
Berwarna coklat muda sampai kekuningan, trasparan / tembus cahaya.
Tidak terpori (masif).
c. Hyalin
Seperti gamping trasparan dan berpori, biasanya dimiliki oleh foram
planktonik.
d.Porsellaaneous
Berwarna putih, kadang merah muda, terbentuk dalam tubuh fosil dan
keluar melalui pori-pori fosil tersebut.
e. Siliceous :
Warna putih jernih dari silika.
Dimiliki dari spesies laut dalam, seperti Radiolaria.
Sebagian besar dinding test foraminifera didapatkan sejumlah lubang-lubang kecil
disebut sebagai pori-pori (pores)
Ada dua macam:
Pseudopores : pori-pori yang menembus dinding test, tedapat pada golongan dengan
komposisi test aglutin, porselin dan mikrogranular
Truepores : pori-pori menembus dinding test, terdapat pada test hyalin
IV. 1. Cara Determinasi Foraminífera Planktonik
Metode determinasi fosil, dapat dilakukan dengan cara :
1. Membandingkan dengan koleksi fosil yang ada
2. Menyamakan fosil, yang belum dikenal dengan gambar-gambar yang ada di leteratur/publikasi
3. Langsung mendeterminasi fosil yang belum dikenal tersebut dengan mempelajari ciri-ciri morfologinya
4. Kombinasi 1,2 dan 3
5. Morfologi fosil yang dideterminasi masing-masing fosil berbeda, karena hal ini tergantung dari jenis fosil dan karakteristik morfologi tubuhnya baik fosil makro & mikro
Penentuan Umur Batuan Foraminifera Plantonik.
Terdiri dari dua metode yaitu :
Penentuan umur absolute
Umumnya di lakukan dengan menhitun waktu paruh dari unsur-unsur radioaktif yang terkandung
dalam batuan tersebut.
Penentuan umur relatif
Adalah menbandingkan umur batuan tersebut dengan batuan lain yang sudah di ketahui atau
menpunyai hubungan posisi stratigrafi yang jelas.salah satu cara penenutan umur relatif ini
adalah dengan menelit kandungan fosil yang ada dalam batuan tersebut.