foto sadrah peranginangin konsep jalan tol medan …...ikiawan karo) yang ke-gigihannya tidak pernah...

12
KTabloid Karo Bulanan Edisi MEI 2019, No. 7 KATASUKI Ersada Kita Megegeh, Teridah ras Mehaga Foto Sadrah Peranginangin + Enterem kuidah gundari e jelma mehado. Caleg si la rulih ndai nge kerina? - Deba bage. Adi gu Ndukur, mehado gundari padahal labo ia caleg. + Adi ia pekulah-kulahna mehado gelah ula pindo perkede utangna Medan (Katantaras) U paya ICK (Ikatan Cend- ikiawan Karo) yang ke- gigihannya tidak pernah ken- dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan dari seluruh ormas Karo, se- karang menunjukkan perkem- bangan baru yang menggem- birakan. Konsep jalan tol Medan-Berastagi telah masuk ke dalam rencana Kement- erian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia (Kemen PUPR RI). “Insyaallah di tahun 2020, ini akan kita sinergikan,” kata Kepala Bappeda Sumut Irman Dj Oemar saat menyampaikan laporannya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) 2020 di Hotel Santika Dyandra Medan (12/4) seperti dilansir harian SIB. Acara Musrembang 2020 itu dihadiri oleh Gubsu Edy Rahmayadi, Wagubsu Musa Rajekshah, Sekdaprovsu Sabri- na, dua perwakilan pemerintah pusat, yakni Inspektur Jender- al Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tumpak Hapo- ran Simanjuntak dan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangu- nan Nasional (Bappenas) Sub- andi Sardjoko, anggota DPD RI Parlindungan Purba, anggota DPR RI Hinca Panjaitan, para Bupati/Walikota se-Sumut atau yang mewakili, kepala OPD Provinsi Sumut dan Kabupat- en/Kota, akademisi, dan dewan pengawas pendidikan. Menanggapi rencana pembangunan jalan Tol Med- an-Betastagi itu, Gubsu Edy Rahmayadi sangat menyambut baik. Ia meminta Bupati Karo, Deliserdang dan Wali kota Medan bersinergi untuk pem- bebasan lahan, jika ada lahan masyarakat terimbas karena pembangunan itu. “Pemban- gunan Tol Medan-Berastagi ini saya apresiasi, makanya kita minta kerjasama Bupati dan Wali kota. Hambatan-ham- batan untuk pembangunan ini rasanya tidak ada. Karena rakyat memang menghendaki jalan itu untuk mengeluarkan hasil bumi Tanah Karo seki- tarnya. Jadi perlu dukungan infrastruktur,” kata Gubsu Edy Rahmayadi. Seperti diketahui, kondisi jalan Medan-Berastagi sudah lama tidak layak lagi sebagai akses utama karena sering terja- di longsor, dan juga kendaraan yang mengalami kecelakaan, sehingga macet hingga 6 jam lebih. Sebagai solusi, Pemkab Karo mempunyai program untuk jangka pendek yatu jalan alter- Konsep Jalan TOL Medan-Berastagi Masuk Dalam Rencana Kementerian PUPR natif Karo-Deliserdang dan un- tuk jangka panjang pembangu- nan jalan tol Medan– Berastagi. Pembangunan jalan alter- natif itu yang dimaksudkan sebagai langkah strategis untuk memperpendek jarak tempuh ke Bandar Udara KNIA, sudah dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menen- gah Daerah (RPJMD) Sumut. Bupati Karo Terkelin Brah- mana dan Bupati Deliserdang Ashari Tambunan telah pula sepakat membangun jalur di wilayah masing-masing. Pihak pemkab Karo sudah melakukan pembukaan dan peningkatan jalan Serdang Ke- camatan Barusjahe (Kabupaten Karo) – Desa Rumah Liang Kecamatan STM Hulu (Ka- bupaten Deliserdang) melalui TMMD KE-101 dan Karya Bhakti TNI melalui Kodim 0205 /TK dan saat ini masih berlangsung dengan progres 90 persen, sedangkan jarak diting- katkan yang membutuhkan izin sampai ke desa Rumah Liang, hanya sekitar 2, 2 Km lagi. Pemkab Deliserdang juga telah membuka jalur alternatif itu yang dilaksanakan Kodim 02/04 Deliserdang dalam pro- gram TNI Manunggal Mem- bangun Desa (TMMD). Keca- matan STM Hulu, Deliserdang dengan wilayah Desa Pertum- buken (Buntu) sudah ada jal- urnya Tetapi masih pengerasan belum jalan aspal, Namun pembangunan jalan altenatif tersebut terbentur pada kawasan hutan lindung. Jalan alternatif itu membelah areal hutan konservasi sepanjang 2,2 km sehingga memerlu- kan ijin dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Bupati Karo Terkelin Brahmana dari tahun 2017 – 2019 telah empat kali men- gajukan surat ke pihak Ke- hutanan dan Lingkungan Hid- up Provinsi Sumatera Utara, terkait pemakaian kawasan hutan konservasi itu, tapi be- lum mendapat jawaban, seper- ti dilansir harian Andalas. Hal itu disampaikan Bupati Karo pada rapat dengar pendapat Komisi D DPRD Sumut bu- lan Februarui 2019 yang lalu. (tdkn). Kabanjahe (Katantaras) J umlah penduduk miskin di Kabupaten Karo hing- ga Maret 2018 mengalami penurunan sebanyak 35.360 orang (8,67%), atau turun se- banyak 4.660 orang (1,30%) dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2017 yang berjumlah 40.020 orang (9,97 %). Menurut Bupati angka ke- miskinan di wilayahnya bisa terus ditekan karena banyak program dari Pemkab Karo maupun dari pemerintah pusat yang berdampak positif kepada masyarakat. Salah satunya in- frastruktur juga mempengaruhi penurunan angka kemiskinan. Memang tidak langsung ber- dampak, namun bertahap,” ujarnya saat menerima Kepa- la Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo Yustinus Sembiring saat menyerahkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (29/3) di ruang kerja Bupati Karo seperti dilansir ha- rian Andalas. Jika dilihat dari hasil Suse- nas ini, Bupati Terkelin menga- takan garis kemiskinan di Kabu- Angka Kemiskinan Di Kab. Karo Menurun paten Karo secara total sebesar Rp. 437.702,- per kapita per bu- lan, sedangkan pada Maret 2017 garis kemiskinan secara total sebesar Rp. 423.663,-per kapita per bulan, ” tambahnya. Selama kepemimpinannya, Terkelin Brahmana optimistis dengan penurunan angka ke- Bersambung ke Hlm 10 Deleng Sinabung, em jadi ikon Taneh Karo, terlepas asum meletus bas piga-piga tahun si lepus si erbahansa enterem kalak Karo ngenanami kiniseran. Arus nadingken kuta, jadi pengungsi piga-piga tahun dekahna. Amin bage gia, Deleng Sinabung tetap jadi tanda man Tanah Karo, si ratusen tahun dekahna enggo mereken kemalemen ate man Taneh Karo. Foto enda ibuat arah kuta Kacaribu nari.

Upload: others

Post on 21-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS 1EDISI 7, MEI 2019Tabloid Karo Bulanan Edisi MEI 2019, No. 7

KATASUKI

Ersada Kita Megegeh, Teridah ras Mehaga

Foto Sadrah Peranginangin

+ Enterem kuidah gundari e jelma mehado. Caleg

si la rulih ndai nge kerina?

- Deba bage. Adi gu Ndukur, mehado gundari

padahal labo ia caleg.

+ Adi ia pekulah-kulahna mehado gelah ula pindo

perkede utangna

Medan (Katantaras)

Upaya ICK (Ikatan Cend-ikiawan Karo) yang ke-

gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan dari seluruh ormas Karo, se-karang menunjukkan perkem-bangan baru yang menggem-birakan. Konsep jalan tol Medan-Berastagi telah masuk ke dalam rencana Kement-erian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia (Kemen PUPR RI).

“Insyaallah di tahun 2020, ini akan kita sinergikan,” kata Kepala Bappeda Sumut Irman Dj Oemar saat menyampaikan laporannya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) 2020 di Hotel Santika Dyandra Medan (12/4) seperti dilansir harian SIB.

Acara Musrembang 2020 itu dihadiri oleh Gubsu Edy Rahmayadi, Wagubsu Musa

Rajekshah, Sekdaprovsu Sabri-na, dua perwakilan pemerintah pusat, yakni Inspektur Jender-al Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tumpak Hapo-ran Simanjuntak dan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangu-nan Nasional (Bappenas) Sub-andi Sardjoko, anggota DPD RI Parlindungan Purba, anggota DPR RI Hinca Panjaitan, para Bupati/Walikota se-Sumut atau yang mewakili, kepala OPD Provinsi Sumut dan Kabupat-en/Kota, akademisi, dan dewan pengawas pendidikan.

Menanggapi rencana pembangunan jalan Tol Med-an-Betastagi itu, Gubsu Edy Rahmayadi sangat menyambut baik. Ia meminta Bupati Karo, Deliserdang dan Wali kota Medan bersinergi untuk pem-bebasan lahan, jika ada lahan masyarakat terimbas karena pembangunan itu. “Pemban-

gunan Tol Medan-Berastagi ini saya apresiasi, makanya kita minta kerjasama Bupati dan Wali kota. Hambatan-ham-batan untuk pembangunan ini rasanya tidak ada. Karena rakyat memang menghendaki jalan itu untuk mengeluarkan hasil bumi Tanah Karo seki-tarnya. Jadi perlu dukungan infrastruktur,” kata Gubsu Edy Rahmayadi.

Seperti diketahui, kondisi jalan Medan-Berastagi sudah lama tidak layak lagi sebagai akses utama karena sering terja-di longsor, dan juga kendaraan yang mengalami kecelakaan, sehingga macet hingga 6 jam lebih. Sebagai solusi, Pemkab Karo mempunyai program untuk jangka pendek yatu jalan alter-

Konsep Jalan TOL Medan-BerastagiMasuk Dalam Rencana Kementerian PUPR

natif Karo-Deliserdang dan un-tuk jangka panjang pembangu-nan jalan tol Medan– Berastagi.

Pembangunan jalan alter-natif itu yang dimaksudkan sebagai langkah strategis untuk memperpendek jarak tempuh ke Bandar Udara KNIA, sudah dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menen-gah Daerah (RPJMD) Sumut. Bupati Karo Terkelin Brah-mana dan Bupati Deliserdang Ashari Tambunan telah pula sepakat membangun jalur di wilayah masing-masing.

Pihak pemkab Karo sudah melakukan pembukaan dan peningkatan jalan Serdang Ke-camatan Barusjahe (Kabupaten Karo) – Desa Rumah Liang Kecamatan STM Hulu (Ka-

bupaten Deliserdang) melalui TMMD KE-101 dan Karya Bhakti TNI melalui Kodim 0205 /TK dan saat ini masih berlangsung dengan progres 90 persen, sedangkan jarak diting-katkan yang membutuhkan izin sampai ke desa Rumah Liang, hanya sekitar 2, 2 Km lagi.

Pemkab Deliserdang juga telah membuka jalur alternatif itu yang dilaksanakan Kodim 02/04 Deliserdang dalam pro-gram TNI Manunggal Mem-bangun Desa (TMMD). Keca-matan STM Hulu, Deliserdang dengan wilayah Desa Pertum-buken (Buntu) sudah ada jal-urnya Tetapi masih pengerasan belum jalan aspal,

Namun pembangunan jalan altenatif tersebut terbentur pada

kawasan hutan lindung. Jalan alternatif itu membelah areal hutan konservasi sepanjang 2,2 km sehingga memerlu-kan ijin dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Bupati Karo Terkelin Brahmana dari tahun 2017 – 2019 telah empat kali men-gajukan surat ke pihak Ke-hutanan dan Lingkungan Hid-up Provinsi Sumatera Utara, terkait pemakaian kawasan hutan konservasi itu, tapi be-lum mendapat jawaban, seper-ti dilansir harian Andalas. Hal itu disampaikan Bupati Karo pada rapat dengar pendapat Komisi D DPRD Sumut bu-lan Februarui 2019 yang lalu. (tdkn).

Kabanjahe (Katantaras)

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo hing-

ga Maret 2018 mengalami penurunan sebanyak 35.360 orang (8,67%), atau turun se-banyak 4.660 orang (1,30%) dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2017 yang berjumlah 40.020 orang (9,97 %).

Menurut Bupati angka ke-miskinan di wilayahnya bisa terus ditekan karena banyak program dari Pemkab Karo maupun dari pemerintah pusat yang berdampak positif kepada masyarakat. Salah satunya in-frastruktur juga mempengaruhi penurunan angka kemiskinan. Memang tidak langsung ber-dampak, namun bertahap,”

ujarnya saat menerima Kepa-la Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo Yustinus Sembiring saat menyerahkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (29/3) di ruang kerja Bupati Karo seperti dilansir ha-rian Andalas.

Jika dilihat dari hasil Suse-nas ini, Bupati Terkelin menga-takan garis kemiskinan di Kabu-

Angka Kemiskinan Di Kab. Karo Menurun paten Karo secara total sebesar Rp. 437.702,- per kapita per bu-lan, sedangkan pada Maret 2017 garis kemiskinan secara total sebesar Rp. 423.663,-per kapita per bulan, ” tambahnya.

Selama kepemimpinannya, Terkelin Brahmana optimistis dengan penurunan angka ke-

Bersambung ke Hlm 10

Deleng Sinabung, em jadi ikon Taneh Karo, terlepas asum meletus bas piga-piga tahun si lepus si erbahansa enterem kalak Karo ngenanami kiniseran. Arus nadingken kuta, jadi pengungsi piga-piga tahun dekahna.

Amin bage gia, Deleng Sinabung tetap jadi tanda man Tanah Karo, si ratusen tahun dekahna enggo mereken kemalemen ate man Taneh Karo. Foto enda ibuat arah kuta Kacaribu nari.

Page 2: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS2 EDISI 7, MEI 2019

Pimpinan Umum/Pimpinan Redaksi : Simson Gintings, Wakil Pimpinan Umum/ Wkl. Pimpinan Redaksi : Julianus P. Liembeng. Dewan Redaksi : Robinson Sembiring, Yoel Kaban. Artistik : Arthur Sembiring. Photografer : Sadrah Ps., Jupiter Maha. Tata Letak : Yosef Depari. Kontributor : Moses Pinem, Salmen Kembaren, Imanuel Tarigan, Tridah Sembiring, Septa Sembiring, Imanuel Bukit, Emma Sinulingga (Medan), Alex Depari (Kabanjahe) Ezra Deardo Purba (Yog-yakarta), Oren B. Peranginangin (Bandar Lampung). Perwakilan Eropa : Christina Ginting (Munchen). Pimpinan Perusahaan : Asmanta Barus, Sekretaris : Eko Tarigan. Manager Produksi : Jecky Edward Sembiring D., Staf Produksi Julio Ari NapitupuluAlamat Redaksi : Jl. Marsaid I No. 44 Rt.01 Rw.06, Marga Jaya Bekasi Selatan. E-mail : [email protected] Rekening BNI No. 0753540507 An. Simson Gintings, Percetakan : Aneska Grafindo

Redaksi KATANTARAS

Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca, berupa cerpen, puisi, dan artikel yang berkaitan dengan suku Karo. Tulisan dapat dalam bahasa Indonesia atau bahasa Karo dan dikirimkan ke email Redaksi : [email protected]. Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis Redaksi berhak mengedit artikel tanpa mengubah isi dan substansi dari tulisan. Hak cipta tulisan tetap menjadi milik penulis. Tulisan yang dimuat tidak mendapat honorarium.

K A T A N A K A N

Editorial

Dewan Pakar/Penyantun : Analgin Ginting, Nelson Barus, Robinson Sitepu, Sion Sembiring Meliala

Jakarta (Katantaras)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) Letjen Doni Monardo menekankan agar pembangunan Relokasi Tahap III di kawasan Siosar, untuk 892 unit rumah (KK) dan penyediaan lahan us-aha tani bagi 1.032 KK, segera dikerjakan. BNPB telah men-gucurkan dana Rp161 miliar ke Rekening Kas Umum Daer-ah (RKUD) Pemerintah Kabu-paten Karo, Sumatera Utara.

Hal ini disampaikan Kepala BNPB Letjen Doni Monardo dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Relokasi korban dampak erupsi Gunung Sinabung (12/4/2019).

Rakor yang digelar di Gedung Graha BNPB Jakarta Timur, dihadiri Bupati Karo Terkelin Brahmana, Asisten I Pemkab Karo Suang Karokaro, Kalak BPBD Karo Martin Sitepu, Kasi BPBD Karo Nius Abdi Ginting, Kepala BPBD Provinsi Suma-tera Utara, Riadil Akhir Lubis. Dari BNPB tampak hadir Ses-tama BNPB Dody Ruswandi, Deputi Rehabilitasi dan Rekon-struksi BNPB, Harmensyah, dan Tim Monitoring dan Evalu-asi (Monev) BNPB, Kolonel Inf. Yufti Senjaya.

Bupati Karo Terkelin Brah-mana menjelaskan, pada Relo-kasi Tahap I yang telah selesai

dikerjakan meliputi, pemban-gunan rumah untuk 370 KK, dan penyediaan lahan usaha tani bagi 457 KK. Di Relokasi Tahap II, pembangunan rumah bagi 1.655 KK dan penyediaan lahan usaha tani untuk 1.679 KK, telah diselesaikan.

“Untuk Relokasi Tahap III di kawasan Siosar belum dikerjakan. Masih tahap penanganan dengan jumlah 892 KK (rumah) yang berada di lokasi perumahan APL/ex Agropolitan, dan 1.032 KK (Lahan Usaha Tani) di lokasi ex Hutan Produksi Siosar,” kata Bu-pati Terkelin. Bupati menyebutkan untuk pengerjaan Relokasi Tahap III tersebut, BNPB telah men-

transfer dana pengerjaan sebesar Rp161.718. 413.929 ke RKUD Pemerintah Kabupaten Karo tang-gal 27 Desember 2018.

Sementara itu. Kepa-la BPBD Provinsi Sumatera Utara Riadil Akhir Lubis me-negaskan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berkoor-dinasi dan bersinergi dalam pengawasan dan penanganan Relokasi Tahap III.

Riadil menyebutkan, Gu-bernur Sumatera Utara Edy Rah-mayadi sudah meninjau kawasan Siosar dan menginstruksikan TNI untuk mencari sumber air bersih sebelum Relokasi Tahap III diba-ngun. (kacihe)

Bupati Karo : Penyaluran Dana Relokasi Dari BNPB

Selesai Tahun 2019

Medan (Katantras) Pemu-ratan film Karo “Jandi La Sur-ong” (JLS) yang berlangsung tanggal 27 dan 28 April di Gedung Auditorium RRI Nu-santara I , Jl Gatot Subroto 65 Medan, dibanjiri sekitar 1.700 orang penonton. Mereka tidak hanya berasal dari kota Med-an dan sekitarnya, tapi juga datang secara rombongan dari Bogor dan Jakarta, seperti dis-ampaikan oleh Nilawary br Ginting dari Medan.

Hadir juga artis dan atlit Karo seperti Averia br Barus (pelantun lagu “Erkata Petpet” dalam film JLS), Anta Prima Ginting, Risna br Perangi-nangin, Mey Permata br Tarig-an, Naomi Bethesda dan Bran-

do Mamana (atlit One Pride MMA Indonesia). Juga hadir beberapa organisasi msyarakat Karo seperti PORSAE, Pemu-da Merga Silima (Medan dan Binjai). Tampak juga tokoh film Ony Kresnawan, Andy Hutagalung dan Immanuel Pra-setya Ginting.

Film JLS yang diangkat dari novel berjudul sama karya H. Muhammad Tempel Tarig-an, diputar pertama kali di Ge-dung Star Teater, Hotel Mikie Holiday, Berastagi (23/2/2019) dan selanjutnya di Pusat Perfil-man H. Usmar Ismail, Jakarta (23/3/2019). Keduanya berha-sil menyedot penonton. Di Be-rastagi penonton membeludak mencapai 1800 dan di Jakarta

Pemuataran Film “Jandi La Surong’di Medan KEMBALI SUKSES MENGHIBUR PENONTON

dengan 3 kali jam pemutaran mencapai 1200 penonton. Hal ini menunjukkan antusiasme orang Karo untuk menyaksikan film ini yang menggunakan ba-hasa Karo.

Film “Jandi La Surong” berkisah tentang percintaan muda-mudi Karo di era 1960-an yang merupakan kisah nya-ta dari kehidupan H Tempel Tarigan dengan kekasihnya yang hanya disebut Beru Ribu. Sepasang muda-mudi itu ter-paksa berpisah karena pendi-dikan. Namun keduanya ber-komitmen untuk menjaga janji setia walaupun karena keadaan janji itu tidak dapat ditepati. Selain jalinan ceritanya yang memikat, nilai-nilai budaya

Karo juga ikut memperkaya film ini.

Pembuatan film yang me-nelan biaya produksi sekitar 800 juta rupiah ini mendapat dukungan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karo dan yang menjadi ekskutif pro-duser adalah Marta Ulina Br. Tarigan, S. Sos, SH, M.H. Film ini mengambil lokasi syuting di Medan, Deli Serdang, dan Tanah Karo. Hampir 90% yang terlibat dalam pembua-tan film itu adalah orang Karo. Sutradara Ori Semloko bere Barus, juru kamera (camera-man) Royamana Sembiring, dan dua bintang utama mas-ing-masing Femilia Sinukaban dan Junaidi Ginting. (Tdkn)

Kabanjahe (Katantaras)Pemerintah Kabupaten

Karo secara resmi memberhen-tikan Arvino Hamsyari, ST dari jabatannya sebagai Direktur PDAM Tirta Malem yang ter-tuang dalam Keputusan Bupati Karo Nomor: 500/085/EK/2019 tentang Pemberhentian Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Malem tertanggal 27 Ma-ret 2019 dan menetapkan Wil-lem Perangin-angin, S.Sos se-laku Dewan pengawas PDAM Tirta Malem.

Keputusan Bupati tersebut

diserahkan langsung oleh Ka-bag Perekonomian Setda Kab. Karo Rismawati, SE yang juga selaku Sekretaris Koordinator Pembinaan dan Pengawasan BUMD kepada Arvino Hams-yari, ST di Kantor PDAM Tirta Malem (28/03/2019), seperti dilansir Online News Indone-sia.

Pemberhentian Direktur PDAM Tirta Malem ini men-gacu pada PP No 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Mi-lik Daerah dan Perda Kabupat-en Karo Nomor 02 Tahun 2017

tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Malem.

Sekda Kab Karo Drs. Kamperas Terkelin Purba, M.Si yang juga sebagai Ketua Tim Koordinator Pembinaan dan Pengawasan BUMD menjelas-kan Bahwa Bupati Karo telah mengeluarkan keputusan bah-wa Dewan pengawas PDAM Tirta Malem sebagai Plt Direk-tur PDAM Tirta Malem.

Memang sudah lama PDAM Tirta Malem Kabupat-en Karo tidak mampu mengata-si krisis air bersih di Kabupaten

Krisis Air Bersih Berlanjut, Direktur PDAM TIRTA MALEM Dicopot

Karo, khususnya di kota Ka-banjahe. Bertahun tahun mas-yarakat pelanggan air minum mengeluhkan krisis air bersih. Tak pelak lagi bisnis usaha penjualan air bersih dari sumur bor menjamur di sejumlah tem-pat di Kota Kabanjahe.

Seperti diketahui, mas-yarakat Kota Kabanjahe be-berapa kali sudah pernah mendesak agar Bupati Karo Terkelin Brahmana SH segera mencopot Direktur Utama (Di-rut) PDAM Tirta Malem Ka-banjahe, Arvino Hamsyari ST karena kinerjanya buruk, tidak mampu memberikan pelayanan air bersih, pernah hampir sela-ma sebulan pada waktu itu (Juli 2017).

“Kita minta diganti saja

bos PDAM itu, soalnya dilingkugan kami ini ham-pir tiga minggu air tidak ada. Kami warga terpaksa mem-beli air bersih kepada pemi-lik sumur bor, padahal setiap bulannya petugas dari PDAM menagih rekening bulanan ke kami atau pun membayarnya ke loket PDAM itu, tetapi yang datang hanya angin,” ujar seo-rang warga Keluarahan Padang Mas Kabanjahe ketika itu.

Tenyata krisis air bersih ini kian meluas ke desa-desa. Ter-masuk distribusi ke rumah-ru-mah penduduk Desa Ajijahe, Kecamatan Tigapanah dan Desa Batukarang, Kecamatan Payung. Padahal, masyarakat mengeta-hui awal tahun 2015 pemerin-tah pusat membangun air bersih

bersumber dari hutan Sibuaten sekitar hutan Siosar dengan dana berkisar Rp75 miliar yang didis-tribusikan untuk masyarakat Ka-banjahe dan sekitarnya.

Reservoirnya dibangun di gerbang masuk kawasan relo-kasi pengungsi Siosar, terma-suk pembangunan air bersih juga dari Sungai Aek Hotang Kecamatan Merek, dengan sumber dana APBN juga untuk warga Kabanjahe.

Resevoirnya di Gang Garuda, Desa Samura, Keca-matan Kabanjahe. Airnya per-nah meluap dan membanjiri jalan. Tapi, sarana distribusi banyak pecah-pecah karena tetap menggunakan pipa yang sudah tergolong tua. (Tambur)

Pemilihen presiden (pilpres) ras pemilihen legislatif (pi-leg) enggo dung. Bas pilpres, pemilih i Taneh Karo lebih 90 % milih pasangen capres/wapers No 01. Bas pileg pe eng-go jelas ise calon-calon si lolos tah pe si bengket ku DPRD Kabupaten Karo si jumlahna kerina lit 35 kursi, Bas sada dampar meriah ukurta janah sikataken bujur ku Tuhan Di-bata erkiteken pemilu enggo erdalan alu mehuli ras aman. Lalit kai pe terjadi si erbanhansa turah kebiarenta.

Tapi amin bage gia, lit sada si perlu si ukurken ras-ras, emkap bas pileg jendai enggo mekelek kal terjadi praktek politik uang entah pe politik beltek sejengkal. Pengertian politik uang nina bagenda : politik uang merupakan suatu bentuk pemberian atau janji dari seorang politisi kepada rakyat dengan cara menyuap supaya orang/masyarakat itu tidak menjalankan haknya untuk memilih. Atau juga supaya mereka mau menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Pemberian bisa dilakukan menggunakan uang atau juga dengan barang.

Menurut teman si erdahin bas LSM I Kabanjahe, seka-lak caleg gelah banci terpilih arus ipekenana sen antara 1,5 seh ku 2 milyar. Jelas jumlah e luar biasa belinna.

Man banta praktek “politik beltek sejengkal” enda ndai encedai mutu demokrasita, janah terdauhen, erbahansa reh kelekna terjadi praktek korupsi, erikteken perlu mbalik-en sen si enggo pedarat asum pileg jendai.

Turah penungkunenta : uga maka banci terjadi politik uang e? Nina sekalak pengamat, lit dua hal si jadi penye-babna, emekap faktor kemiskinen ras tingkat pendidik-en masarakat. Adi tingkat pendidikan ras tingkat ekonomi masarakat meteruk (rendah) maka praktek politik uang pasti mekelek (merajalela) ras ialo-alo anak kuta.

Sebab, adi ekonomi mesera, pasti jelma perlu sen janah adi tingkat pendidikenna meteruk tentu lalit ibas ia kesadar-en politik si mbages, emaka bage kenca lit kalak si atena nukur sora (vote buying) mis kal ialokena. Menurut datas statistik tahun 2017 persentase penduduk miskin i daerah perdesaan 13,47 persen. Angka enda cukup meganjang janaht tentuna termasuk kuta-kuta i Taneh Karo

Ade bage, uga dage serpang luahna (solusina)? Ema man ukurenta ras-ras, termasuk pemerintah ras KPU bagepe Baswaslu.

POLITIK UANG BAS PILEG I TANEH KARO

Page 3: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS 3EDISI 7, MEI 2019Opini

Bersambung ke Hlm 10

Aneh memang kalau kita bandingkan dengan gaya hidup orang kaya

di Indonesia, termasuk pende-ta pendeta yang sangat kaya. Mereka umumnya mengendarai mobil mobil super mewah, per-hiasan dan pakaian yang mahal mahal. Sedangkan Rick Warren sendiri tetap memilih pakaian jenis Hawaii yang santai, sepatu sandal tanpa kaus kaki, termasuk ketika dia berkhotbah di gerejan-ya yang sangat terkenal. Menga-pa Rick Warren tetap seperti itu?

Menurutku Rick Warren adalah manusia level 5. Manu-sia yang sudah melewati level 4 yang hanya butuh penghargaan dan segudang prestasi. Prestasi bagi manusia level 4 selalu di-wujudkan melalui kepemilikan barang barang bermerk dan berkelas dunia. Sering sekali tidak hanya satu, tapi berjubel. Selalu mencari yang unik, sela-lu mencari yang paling terkenal dan paling baru. Berpergian ke pelosok pelosok planet, han-ya untuk mencari yang paling aneh dan paling mahal hargan-ya. Mereka berhenti di level 4, tidak bisa menyentuh level 5.

Manusia level 5 adalah ma-nusia yang melihat kebutuhan hidup yang paling tinggi bukan apa yang dipakai, apa yang dili-hat, apa yang dimakan dan apa yang di rasa, tetapi apa yang bisa dilakukan demi manusia lain dan demi Tuhan. Mereka fokus kepada aktualisasi diri dengan cara memberikan yang terbaik dari diri mereka, dan berani menyumbangkan sebagian be-sar dari uang mereka. Abraham Maslow-lah yang menggagas 5 level kebutuhan manusia, mulai

dari kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, prestasi dan penghargaan serta yang tertinggi adalah aktualisasi diri.

Berapa banyakkah manu-sia level 5 yang ada saat ini? Banyak sekali, dan mereka ti-dak perlu dikenal dan terkenal, meskipun suatu saat mereka pas-ti diketahui juga. Orang orang yang bersedia menyumbangkan hampir semua kekayaannya adalah contoh manusia level 5. Mark Zuckerberg boleh dibil-ang juga manusia level 5 yang sangat aneh, sebab usianya ma-sih sangat muda, baru 25 tahun. Tapi tahun kemarin diumumkan dia menyumbangkan $ 100 juta dari pundi pundinya untuk char-ity. Bahkan Mark sudah menja-di anggota The Giving Pledge yang didirikan tiga orang, Bill Gates (pendiri Microsoft yang beberapa tahun terakhir ini menduduki Ranking 1 sebagai orang terkaya di Bawah Ma-tahari), Melinda Gates (istri Bill Gates) dan Warren Buffet inves-tor, filantropis yang juga gaya hidupnya sangat sederhana.

Ada 175 orang Milyard-er Amerika Serikat yang saat ini bergabung dengan The Giving Pledge. Mereka sudah menanda tangani kontrak untuk menyumbangkan sebagian be-sar kekayaannya, ketika msereka masih hidup. Bahkan Warren Buffet meminta mereka menu-liskan sepucuk surat untuk di-publikasikan secara luas dan terbuka, tentang keputusan mer-eka, serta alasan dan makna yang mereka rasakan. Nama nama lain anggota The Giving Pledge ini adalah : Paul G Allen, Ted Turner, Larry Ellison, Michael R

Bloomberg, Laura and John Ar-nold, dan yang lainnya. Mereka semua adalah Manusia Level 5.

Bagaimana dengan Asia dan Indonesia? Dari Asia ada khabar bahwa Milyarder Malaysia, Tan Sri Dato Seri Vincent Tan juga bersedia menyumbangkan seten-gah dari kekayaanya. Ucapann-ya yang saya kutip dalam salah satu link adalah sbb :

“Eventually, I would like to give away half of my wealth

and I hope it will inspire more wealthy Malaysians to donate money for charity,” Tahun 2018 Tan Sri Dato’ Seri Vin-cent Tan menjadi satu dari dari 9 orang paling kaya di Malay-sia dengan kekayan sekitar RM 3,2 Billion. Vincent Tan adalah manusia level 5 di Malaysia.

Yang aneh adalah manusia level 5 dari China yang berna-ma Yu Pengnian. Tahun 2010 yang lalu menyumbangkan seluruh kekayaannya untuk Yayasan Derma yang dia diri-kan tanpa menyisakan sedikit pun untuk anaknya. Ketika

wartawan bertanya mengapa tidak mewariskan sebagian ke-pada anaknya, dengan enteng dia menjawab “ If they were capable, they would have made their own money”

Pada tahun 2005 dia mening-ga dunia dalam usia 93 tahun, dan sebelum meninggal dia sempat member wasiat kepa-da cucunya untuk bertaggung jawab menyumbangkan semua kekayaannya. Inilah salah satu judul di Media ketika dia mening-gal “ Chinese philanthropist dies, leaving no money to family”. Benar benar Manusia Level 5.

Bagaimana dengan Indone-sia? Eka Tjipta Wijaya mendi-

rikan Yayasan dengan nama Eka Fondation, yang bergerak dalam pendidikan, rumah sakit dan badan derma. Bahkan Putra beliau, Franky Osman Wijaya adalah penggiat lembaga ke-manusiaan Tzu Chi yang sangat aktif dalam memperhatikan dan mengangkat harkat hidup orang orang paling marjinal.

Mereka mendirikan Rumah Sakit Cinta Kasih, Rumah Susun untuk para Tuna Wisma, serta pemberian beras langsung kepa-da rakyat rakyat miskin tersisih di seluruh Indonesia. Eka Tjip-ta Wijaya dan Franky Osman

Wijaya adalah manusia level 5. Nama nama lain adalah Dato Sri Tahir, pendiri Tahir Foundation dan Eddy Sariatmaja, yang pada tahun 2018 menyumbangkan Rp 12 Milyard untuk amal dari kekayaan pribadinya.

Manusia level 5 yang lain di Indonesia yang paling saya kagumi adalah Gus Dur. Ke-beranian nya untuk berpihak dan bertindak demi kepentin-gan kaum marginal di Indone-sia tidak bisa disangkal oleh siapa pun juga. Namun, untuk Indonesia masih sangat kurang jumlah manusia level 5 ini.

Diantara dua pasang kan-didat Presiden dan Wakil Pres-iden Indonesia, siapakah yang menjadi manusia Level 5? Kalau kita teguh kepada kriterianya, dimana manusia level 5 mem-pergunakan semua kesempatan atau kuasa untuk aktualisasi diri, berbuat baik kepada ma-nusia dan kepada Tuhan, maka menurut saya Calon Presiden Level 5 adalah Pak Jokowi dan Kiai Haji Maruf Amin. Mereka tidak mencari kekuasan untuk kekayaan dan kehormatan priba-di. Tapi bagi mereka yang paling utama adalah menolong Rakyat dan Memajukan Indonesia.

Presiden Jokowi mempu-nyai keluarga yang sangat se-derhana dan tidak mau terlibat Binsis yang berhubungan den-gan Pemerintah atau kekua-saan. Sedangkan bagi Kiai Haji Maruf Amin, dalam usia nya yang sudah 76 tahun, apa lagi yang beliau pikirkan selain mengabdi untuk Umat serta Bangsa dan Negara.

Sedangkan calon Presiden Prabowo menurut saya beliau masih manusia level 4. Dia belum selesai dengan dirinya, oleh sebab itu cita cita jadi Presiden masih untuk mem-buktikan diri. Beliau barang-kali ingin menunjukkan bahwa

Manusia Level 5 dan Motivator Level 5Oleh Analgin Ginting

Rick Warren tetap mengendarai sendiri Mobil SUV-nya saat berpergian ke tempat tempat acara penting, maupun menemui para sahabatnya. Mengapa dia tidak mengganti mobilnya? Yach Dia me-mang tidak ingin mengganti mobilnya, sebab tidak ingin merubah gaya hidupnya. Tetap sederhana dan bersahaja. Bukunya yang berjudul Purpose Driven Life telah tercetak sebanyak 15 juta Copy yang membuat dia menjadi sangat kaya. Belum lagi buku yang lain seperti Purpose Driven Church yang tercetak lebih 1 juta copy.

seorang Bintang Tiga yang diberhentikan bisa jadi Presi-den. Pak Prabowo masih jauh dari kriteria Manusia Level 5, dia masih mengejar Prestasi.

Bagaimana dengan Sand-iaga Uno? Ya pasti lah masih manusia level 4. Belum kita dengar bahwa beliau pernah menyumbangkan kekayaannya untuk amal. Yang santer kita dengar bahwa beliau menge-luarkan dana Triliunan untuk memuluskan pencalonan dirin-ya mejadi Calon Wapres.

Motivator Level 5.Berangkat dari kenyaata-

an diatas saya memposisikan diri menjadi Motivator level 5 yaitu mendorong semua orang untuk mengaktualisasikan di-rinya. Mendoroang siapa saja terutama kaum muda supaya lebih fokus dan terdorong un-tuk menyumbangkan sesuatu daripada mendapatkan sesuatu. Dan juga dalam mendapatkan imbalan melalui pekerjaann-ya lebih memakai pendeka-tan yang benar, cara yang benar, gaya hidup yang seder-hana, menjauhi korupsi dan menyumbangkan sebagian dari apa yang dimilikinya.

Pengalaman menjadi Trainer (Master Trainer) sejak 31 tahun yang lalu, sejak saya bergabung dengan salah satu Lembaga Training paling terkenal di Dun-ia, Dale Carnegie, lalu bergabung dengan Supreme Learning Inter-national, sempat juga bergabung dengan Jansen Sinamo “Sang Guru Etos” sudah memberikan sebuah identitas bagi saya. Teman teman saya atau (Class member ) yang jumlahnya mungkin sudah ada sekitar 70 ribu orang, selalu mengatakan bahwa training yang saya bawakan sangat memotivasi mereka. Mereka pun menyebut saya sebagai Motivator.

Saya tidak puas hanya den-gan sebutan Motivator, karena sudah berjubel Motivator di Indonesia. Ada Andri Wongso, ada Andrias Harefa, ada Merry Riana yang sangat piawai dalam memotivasi orang lain untuk

Teori Motivasi Abraham Maslow

Aktualisasi Diri

Kebutuhan Ego

Kebutuhan Sosial

Kebutuhan Rasa Aman dan Keamanan

Kebutuhan Fisiologis

Globalisasi dapat dilihat dari sudut ekonomi yang berarti terjad-inya hubungan interdepensi antara satu negara dengan negara lain di bidang ekonomi. Misalnya, pola konsumsi sebuah masyarakat ter-pencil sekalipun di Tanah Karo bisa jadi akan mempegaruhi kebijakan produsen makanan di bagian lain dari dunia ini. Sebaliknya, produk dari sebuah perusahaan di belah-an dunia lain akan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat di Tanah Karo

Dalam tulisan ini, globalisa-si dilihat dari aspek komunikasi dengan dampak sosial politik yang ditimbulkannya. Dengan kata lain, komunikasi dilihat sebagai proses untuk menghasilkan suatu peru-bahan sosial di dalam masyarakat.

Seperti yang kita sakisakan, kemajuan teknologi di bidang ko-munikasi seperti media elektronik televisi, internet dan telepon seluler, dalam isitilah Marshal Mac Luhan

(seorang pakar sosiologi dan komu-nikasi AS), telah membuat dunia ini menjadi global village (doni si mbe-lang enda desken sada kuta). Dunia ini tidak lagi mengenal tapal batas dan menjadi transparan.

Anthony Gidden dalam bukun-ya berjudul “The Third Way” (Jalan Ketiga) mendefiniskan globalisa-si sebagai the intensification of world social relations which links distant localities in such a way that local happenings are shaped by events occurring many miles away and vice versa. Yang artinya,ada hubungan sosial dengan satu tem-pat terpencil dengan tempat lain yang saling mempengaruhi dalam satu peristiwa.

Hal ini dapat dijelaskan den-gan sebuah contoh konkrit, peris-tiwa aksi teroris 9/11 di New York, Amerika Serikat.. Masyarakat dun-ia termasuk penduduk di desa ter-pencil di daerah Tanah Karo dapat menyaksikan siaran langsung

lewat TV lewat antenna parabola yang jutaan kilometer jauhnya dari AS.

Contoh lain, misalnya ada tokoh politik di Kabanjahe melaku-kan perbuatan tidak senonoh. Dalam waktu yang relatif sing-kat semua orang Karo di seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia dapat mengetahui skandal itu. SMS (pesan singkat) lewat hand phone atau e-mail merupakan sa-rana koomunikasi yang canggih dan murah. Karena itu, adalah naïf kalau ada politikus atau pe-jabat Pemda Karo yang merasa perilaku sosial politik mereka tidak bisa diendus oleh orang lain dalam jarak ratusan ribu kilo meter jauhn-ya dari Tanah Karo. Kasus politik uang dalam pileg yang baru lalu yg melibatkan caleg dan pelaku lain, langsung tersebar dengan cepat.

Inilah yang dimaksud dengan dunia yang transparan. Realitas kehidupan di Tanah Karo baik se-

bagai komunitas maupun sebagai pribadi saling bersentuhan dengan berbagai realitas lain di seluruh penjuru bumi: terpengaruh dan mempengaruhi.

Dalam terpaan arus informa-si yang dahsyat seperti sekarang ini maka tidak dapat dihindari lagi, dari hari ke hari masyarakat di Ka-bupaten Karo mendapat pengaruh yang intensif sebagai konsekwensi dari era globalisasi. Wawasan ma-syarakat menjadi bertambah luas. Persoalannya apakah informasi yang masyarakat serap itu memba-wa dampak positif bagi kepentingan mereka sebagai individu atapaun sebagai sebuah komunitas, menjadi lahan subur bagi program Pemda Karo. Atau malah sebaliknya. In-formasi yang mereka serap justru melahirkan sikap atau perilaku so-sial yang sedemikian rupa sehingga menjadi beban bagi masyarakat luas dan Pemda.

Misalnya dengan munculnya kasus-kasus penyakit sosial se-perti kecanduan narkoba, seks bebas, modus kejahatan yang semakin canggih dlsb. Atau bisa

pula masyarakat menjadi apatis terhadap segala kebijakan Pemda Karo karena di tv mereka melihat pejabat daerah di tempat lain tun-duk kepada keinginan rakyatnya. Sedangkan di Tanah Karo justru sebaliknya misalnya..

Kalau sikap rakyat sudah apatis maka sudah dapat dipasti-kan tidak akan pernah ada partisi-pasi dari masyarakat. Pembangu-nan tanpa partisipasi masyarakat adalah pembangunan omong kosong. Pembangunan ecek-ecek namanya.

Dari perspektif ini tampak bahwa dalam proses permbangunan di Tanah Karo, termasuk dalam proses pemilihan langsung bupati yang lalu dan yang tahun depan., komunikasi sosial dapat memainkan peranan yang strategis.

Kemudian, masyarakat Karo perlu diarahkan sedemikian rupa agar kerangka pemikiran (frame of reference) mereka yang dibentuk oleh arus informasi yang beragam dan intensif itu dapat dimanfaatkan untuk menunjang pelaksanaan pro-

gram pembangunan pemerintah. Caranya? Dapat dilakukan dengan perantaraan pembentuk opini (opin-ion moulder) baik yang informal sep-erti tokoh-tokoh masyarakat (tokoh adat atau agama) maupun melalui pejabat resmi (formal) yaitu peja-bat Pemkab yang secara khusus menanganinya (juru penerang).

Pelaksanaannya jelas tidak mudah. Diperlukan mobilisasi tenaga dan dana. Untuk itu Pemda Karo harus mempunyai kemauan atau niat politik yang kuat (strong political will). Kalau Pemda sudah memiliki kemauan itu maka jalan sudah terbuka lebar. Pasti ada LSM yang dapat diajak sebagai mitra kerja dengan satu tujuan yang sama, memperdayakan masyarakat.

Jelas, globalisasi merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan. Kalau tidak disikapi dengan tepat maka globalisasi akan melindas kita. Sebaliknya, kalau kita terus melakukan persiapan untuk menghadapainya maka kita dapat memanfaatkannya dan meraih keuntungan dari padanya.**

POLITIK LOKAL KARO DAN GOLOBALISASI DITINJAU DARI ASPEK KOMUNIKASI Oleh Paguh Kubunta Tarigan

Dewasa ini rasanya tidak ada orang Karo, entah mereka yang tinggal di daerah perkotaan atau pedesaan, yang tidak pernah mendengar atau mengucapkan kata globalisasi. Soal pengertian globalisasi bisa saja berbeda satu sama lain.

Page 4: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS4 EDISI 7, MEI 2019 Seni Budaya

rasPAKATAN PATARAS

Uis dibuat dari bahan kapas yang dipintal se-cara tradisional yang

kemudian ditenun sehingga menjadi kain. Proses pewarnaan juga dilakukan secara tradisi menggunakan zar pewarna alami yang disebut dengan pelabuh, yaitu dengan membuat lubang di tanah lalu mengumpukan jenis tumbuhan yang bernama tellep, di tumbuk dan direndam dalam lubang tanah tersebut kemudian mencelup benang yang sudah dipintal. Warna yang dihasilkan tidak terlalu beragam, yaitu hi-tam dan coklat. Namun sekarang ini menggunakan bahan kain pabrikan yang dicelup (diwarnai) dengan pewarna alami dan dijad-ikan uis Karo.

Di jaman dulu pakaian orang Karo untuk pria dan wanita se-benarnya sama, semua disebut dengan gonje. wanita menutup tubuhnya dari dada kebawah, dan pria menutup tubuhnya dari pinggang kebawah, keduanya disebut dengan rabit. Untuk me-nutup bagian bahu disebut cabin, dan penutup kepala bagi wanita disebut tudung, bagi pria disebut bulang. Pria juga menggunakan uis sebagai pengikat pinggang yang disebut pementing, sekli-gus tempat menyelipkan benda keperluan seperti rawit (pisau) dan alat-alat lainnya. Jadi ssperti itulah gambaran pakaian Karo se-belum mengenal baju dan celana. Masing-masing uis inipun dibuat-lah namanya berdasarkan bentuk kain, maka ada uis nipes (kain tipis) dan uis kapal (kain tebal).

Seiring dengan perkem-bangan budaya Karo, maka perkembangan uis inipun mengikuti perubahan sesuai dengan kebutuhan dalam ke-hidupan sehari-hari. Pelaksa-naan upacara budaya yang se-lalu terikat dengan kepercayaan tradisi membuat kebutuhan uis pun bertambah, karena uis pun-ya peran penting dalam upaca-ra-upacara adat, termasuk up-acara ritual kepercayaan orang Karo dulu. Pengaruh dari luar juga membawa perubahan dan perkembangan dalam uis Karo, bahkan ada beberapa uis dari luar Karo sudah menjadi uis Karo, karena dianggap baik dan cocok dengan konsep budaya karo yang kemudian diproduksi sendiri oleh masyarakat Karo.

Perubahan dan perkem-bangan uis inilah yang kemu-dian memunculkan pemba-gian-pembagian uis sesuai dengan keperluannya dengan tujuan supaya tatanan ke-hidupan masyarakat lebih ter-atur dan lebih terarah. Peruba-han menciptakan pembagian penggunaan uis bagi anak anak, pria, wanita, anak gadis, orang tua, janda dan lanjut umur.

Adat dalam budaya Karo sangatlah kompleks, mulai dari sejak dalam kandungan, la-hir, dewasa, menikah sampai meninggal ada proses adat yang

ditetapkan. Proses adat ini tidak terlepas dari penggunaan uis se-bagai properti dan sebagai keten-tuan utama dalam pelaksanaann-ya. Penggunaan uis ini kemudian menjadi ketetapan yang diakui oleh masyarakat Karo dalam menjalankan upacara adat mau-pun ritual kepercayaan.

Hingga saat ini uis Karo mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan kemajuan teknologi maka uis Karo mendapat perubahan yang sangat pesat, mulai dari war-na, bentuk, motif dan ukuran. Bahkan para desainer mem-buat uis Karo menjadi trend di dunia fashion karena Uis sudah dikerjakan oleh teknolo-gi/mesin canggih. Datangnya kebudayaan luar yang dibawa oleh pedagang dan pendatang menghasilkan penambahan keragaman uis Karo. Seperti sarung yang dikenal dalam ba-hasa Karo sebagai kampuh, pe-makaiannya kemudian berubah nama bagi pria yang sebelum-nya abit menjadi sampan.Tapi penggunaanya bagi wanita tetap abit, Sampai akhirnya Karo mengenal baju dan celana.

Perkembangan ini ditandai dengan penggunaan uis yang tidak lagi seusai dengan tradisi nenek moyang orang Karo. Semua hanya mengikuti kebu-tuhannya pada saat membuat atau memakai uis, tidak mengi-kuti alur makna dan filosofi uis itu sendiri. Misalnya uis beka buluh, yang khusus dipakai pria, dipakai sebagai penutup kepala laki-laki, juga dipakai sebagai pembayaran utang adat jika laki-laki meninggal, justru dipakai oleh perempuan. Namun belum pernah dalam upacara adat kematian diba-yarkan utang adat berupa uis beka buluh jika yang mening-gal adalah perempuan. Berarti jelas penggunaan beka buluh adalah kepada laki-laki.

Lagi-lagi dengan alasan supaya uis dikenal dunia luar maka banyak yang merasa ti-dak bersalah walaupun beka buluh dipakai oleh wanita, Padahal sesuatu itu akan lebih dikenal jika tidak menimbul-kan pro kontra dalam mema-haminya. Jika uis beka buluh hanya dipakai oleh pria, dan tidak boleh dipakai oleh wan-ita mungkin hanya segelintir orang yang tidak setuju atas dasar kepentingan pribadi.

Dalam upacara adat Karo sudah ada ketentuan mendasar dalam pelaksanaannya, mis-alnya dalam upacara adat per-nikahan maka harus ada anak beru, sukut dan kalimbubu sebagai tatanan adat didalam-nya. Semua harus memakai pakaian adat yang didalamnya adalah uis. Sukut juga meng-gunakan uis sebagai pertanda bahwa merekalah yang pu-nya hajatan, lalu kalimbubu juga menggunakan uis sebagi

pertanda merekalah yang akan menerima pembayaran utang adat dalam pesta adat tersebut, Begitu juga dengan anak beru. Termasuk pengantin pria dan wanita juga menggunakan uis yang lebih detail penggunaan-nya tapi bukan sebagai fashion saja melainkan adalah keteta-pan dalam adat, itulah disebut Ppakaian adat (uis adat).

Kalau sudah menjadi keteta-pan seharusnya tidak boleh se-cara sembarangan membuatnya atau mengubahnya. Sebab jika kita sembarangan dalam mem-buatnya maka nilai dari upacara adat itu dianggap tabu. Ibaratnya sembarangan kita menentukan siapa kalimbubu, maka adat ini bisa dianggap tidak sah dan suatu saat akan diminta supaya dibayar kembali.

Keragaman uis yang sudah diturunkan oleh nenek moy-ang orang Karo sampai saat ini sangatlah banyak, dari dua bagian yang sudah terbentuk (uis kapal & uis nipes) kemudi-an terpecah lagi sesuai dengan penggunaan menurut jenis ke-lamin yaitu uis kapal bagi pria dan wanita dan uis nipes bagi pria dan wanita.

Namun kemudian uis nipes bagi pria tidak lagi disebut uis nipes, melainkan disebut saja dengan nama uis tersebut. Seh-ingga uis nipes hanya diperuntuk-kan kepada wanita. Sekarang ini uis Karo banyak yang sudah hil-ang keberadaannya dan tidak lagi dikenal oleh masyarakat seka-rang. Para penenun atau pengra-jin uis juga hanya memproduksi kebutuhan pasar dan permintaan dari konsumen. Perkembangan uis Karo juga sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu, yaitu peng-gunaan benang emas pada kain yang disebut jongkit , ini mer-upakan asal kata dari songket/songkit. Sehingga uis Karo ada yang disebut uis jongkit, padahal ada nama asli dari uis tersebut. Berikut beberapa contoh jenis dan penggunaan Uis Karo : 1. Uis Beka Buluh memiliki ciri gembira, tegas dan elegan. Kain ini merupakan simbol keibawaaan dan tanda kebesa-ran khusus pria Karo.

Penggunaan: Sebagai penu-tup kepala. Pada saat pesta adat disebut Bulang bulang, Kain ini dipakai Pria Karo sebagai mah-kota di kepalanya pertanda bah-wa untuk dialah pesta tersebut diselenggarakan. Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi Mahko-ta pada saat Pesta Perkawinan, Mengket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua (Upacara Kematian bagi Orang Tua yang meninggal dalam usia lanjut). Sebagai Pertanda (Ceng-kok-cengkok /Tanda-tanda) yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan segi tiga. Kain ini juga Sebagai Maneh-maneh yaitu Setiap pria karo dimasa mudanya diberkati oleh Kalimbubu (Paman, Sauda-ra Laki-laki dari Ibu, Pihak yang dihormati) sehingga berhasil dalam hidupnya. Pada Saat ke-matiannya, pihak keluarga akan membayar berkat yang diterima tersebut dengan menyerahkan tanda syukur yang paling ber-harga kepada pihak kalimbubu

tadi yakni mahkota yang biasa dikenakannya yaitu Uwis Beka Buluh. Warna dasar kain Uwis Beka Buluh ini merah cerah, bagian tengah bergaris Kuning, Ungu, Putih dan pada tepian dan ujung kain terdapat motif-motif ukiran Karo yang dibuat dengan benang emas (jongkit).

2. Uis Kelam-kelam un-tuk wanita.

Penggunaan : penutup kepa-la gadis Karo (tudung) waktu pesta adat dan pesta guro-guro aron. Kain ini juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang kalimbubu pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (morah-morah). Warnanya hitam pe-kat, bahan kainnya lebih tipis dari Uis yang lain dan polos tanpa motif, sepintas seperti kain hitam biasa, hanya saja kain ini lebih keras dibanding dengan uis yang lain. Memang proses pembuatan tudung ini sangat sulit dan unik, hing-ga saat ini tidak semua orang dapat membuat tudung ini. Uwis ini juga sebelumnya adalah sebagai abit sebelum dulu pakai baju, karena uwis ini cukup lebar. Terakhir kali gadis Karo memakai uis ini se-bagai tudung adalah pada saat dia menikah (pesta adat), dan terakhir kali wanita Karo meg-gunakan uis ini sebagai tudung adalah saat anaknya menikah. 3. Uis Gatip untuk pria, memi-liki karakter kuat dan perkasa.

Penggunaan : Sebagai pa-kaian luar bagian bawah un-tuk pria yang disebut gonje (sebagai kain sarung). Kain ini dipakai oleh Pria Karo un-tuk semua upacara Adat yang mengharuskan berpakaian Adat Lengkap. Bahan Uis ini sama dengan Uis lainnya, hanya saja Uis Gatip memakai jongkit sebagai motif melintang pada bagian tengah kain tersebut, hingga warna dan bentuknya lebih cerah. Uis Gatip ini ber-warna hitam dan berbintik-bin-tik putih di tengah, tepian kain warnanya hitam pekat dan ujungnya terjalin dan berum-bai. Jenis kainnya lebih tebal sehingga sering disebut dengan Uis Kapal dilaki, uis ini memi-liki jenis lain lagi yaitu gatip gewang untuk menggendong bayi perempuan dan “abit” (sa-rung) bagi laki-laki.

Gatip cukcak Kegunaan-nya sama dengan gatip ge-wang, bedanya adalah gatip cukcak ini tidak pakai benang emas (jongkit). 4. Uis Julu untuk wanita, memi-liki karakter Teguh dan Ulet Penggunaan : khusus Untuk pakaian wanita bagian bawah (sebagai sarung) untuk upacara adat yang diharuskan berpa-kaian adat lengkap, Bahannya sama dengan bahan Uis Gara, Hampir mirip dengan uwis gatip, Warnanya hitam pada kedua sisinya dengan corak biru padat ditengahnya, serta di sisi ujungnnya terdapat rambut (jumbai). Uwis ini juga sangat populer di karo dan sangat ban-yak ditemukan di penjual uwis. Motifnya juga sudah sangat beragam, bahkan banyak yang

UIS KARO (Kain Tradisional Karo)

Pa Katan: Kuidah buah rimom seh jilena. Mbornis-mbo-rnis kerina. Rupana cahar. Melala kelas super.Re-gana pe pasti meherga. Batangna pe teridah se-hat kerina. Kai nge rahasiana?

Pa Taras: Em perkuah ate Dibata e nak. La pernah aku lupa ertoto kerna pendahin ras senuan-senu-anku. Sebab tek kel aku labo lit gegeh ras kesahta ngaturken kegeluhen ras pendahinta.

Pa Katan: Payo katam ena nak. Aku pe tek nge kerna si e. Tapi tentuna labo ertoto saja. Usur kubegi “ora et labora”, ertoto janah erdahin nina jelma sienterem. Uga dagena pendahikenmu maka jore kerina batang rimom? Kuidah melala nge enda si enggo tabahna rimona, sebab la tertahan antik lalat buah nina.

Pa Taras: Aku dahko, kuakap nge ndahiken juma ri-monta ah bali ras pendahiken ku kade-kade. Adi kujuma kenca aku, kuperkuanken nge rimo ah bas ukurku. Kusungkun nge bas ukurku, uga ber-ita kena sekalenda ningku. Kugejap kang erjabab nge ia kerina. Piah malem ateku natap-natapsa ku sider ras bertengna.

Pa Katan: Oh, bagena ari. Balonam mulih kenca juma nari kuidah terang usur ayom. Lebih-lebih nginget uga pe enggom melala pepulungmu sen bas juma rimo nari.

Pa Taras: Terang ayo nim nak? Sikugejap malem kin ateku katawari pe ndalani kegeluhen enda. Bage kenca sangkut kuban ukurku, minter kurang kes-ehaten ras rejeki. Emaka, kuusahaken nge enda rusur uga ngantusi kai si reh si la bagi ukur alu ngenen serpang luah alu ertoto ku Dibata. Lit ng enda rusur kuidah serpang luah e, aminna erla-tih-latih pe. Pernah kubegi sekalak si ngerana bas TV, nina kita harus berfikir positif katawari paksa pe.

Pa Katan: Uga kin berfikir positif e jelasna nak?Pa Taras: Ertina silalapen kita ngasup ngenen simehu-

lina ibas kai pe si reh ilebenta. Pa Katan: Oh mbages kel perpanna katam ena nak. Endo

kucubaken mulai erlajar. Egia, kerna rimom ndai uga banko maka la keri icedai lalat buat citcit ndai?

Pa Taras: Kubereken nakanna cukup. Kupompa alu obat lima wari sekali, la banci lewat sada menit pe. Se-bab obat ah ase ngenca daya tahanna. Ence la kuban mesai kel. Pediat dukut-dukut e turah di-herna. Gelah ula rimo e ngenca inganna cinep.Adi lit si erdahinmu i juma, kelengi ia, gelah keleng ka atena senuan-senuanta. Adi jelasna kel atem, pagi ka kita ngerana. Gundari lawes ka ateku lebe ndahi kerja kalimbubunta. Mela aku telat idah ka-limbubu nak.

Pa Katan: Egia, kelang-kelangna e nak, sekai nge endesken-mu ku gereja guna perpuluhenmu teptep bulanna?.

Pa Taras: Ikhhh... ena kedun kujabab nak! Merudu kal aku…..

Pa Katan: .......

Robinson Sembiring

KINITEKEN, SENUAN-SENUAN RAS PERSEMBAHEN

sudah didesain menjadi baju. 5. Uis Gara untuk wanita, memiliki karakter Teguh dan Ulet

Penggunaan : Sebagai Pe-nutup Kepala wanita Karo (tu-dung) baik pada pesta maupun dalam kesehariannya, uwis ini memang diperuntukkan bagi wanita yang sudah menikah. Disebut uwis gara (merah) karena warnanya memang merah, inilah yang lebih ban-yak digunakan oleh wanita karo dalam setiap acara adat, uwis ini kebanyakan memakai benang emas sehingga uwis ini jadi lebih populer dengan nama Uwis Jongkit. Untuk beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu pada saat wanita Karo mening-gal Dunia (maneh-maneh dan

morah-morah).

6. Uis Ragi Barat / Ragi Mbacang untuk wanita, memi-liki karakter gembira dan elegan. Penggunaan : Kain ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat sukaci-ta maupun dalam keseharian. Kain ini jenisnya lebih tipis dari kain-kain lainnya dan se-karang kain inilah yang paling banyak berkembang dengan bermacam-macam motif dan warna (merah, coklat, hijau, ungu dan sebagainya), uwis ini juga yang paling popul-er dengan nama uwis nipes, dan nama aslinya sudah tidak diketahu lagi.

7. Uis Padang Rusak un-tuk wanita, memiliki karak-

Kain tradisional Karo (Uis Karo) merupakan kain yang digunakan dalam kegiatan budaya K maupun dalam kehidupan sehari-hari. Uis Karo memiliki warna dan mo-tif yang berhubungan dengan penggunaannya atau dengan pelaksanaan kegiatan budaya. Sebelum Karo mengenal baju dan celana, kain tradisional inilah yang digunakan se-bagai penutup tubuh yang disebut dengan gonje.

Bersambung ke Hlm 10

Page 5: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS 5EDISI 7, MEI 2019Seni Budaya

KATA KATAPuisiSimaba T Ginting

KERANGEN

Berita kuta nari : „Enggo i dilo Dibata Kerangen Karo-Karo Kena kapak“

Enggo ku duhapkenIluhndu maler Keri kal sontarna

Enggo ku darami dalan mulih Jumpa dalan nungsang Keri kal getemna

Deleng-deleng mesaiMeruhruh embangErkeneng danak-danak bas dalanIher tawa erguro-guro

Andiko….

kota w 06.08.03

Jalan Panjang Sebuah Hikayat

Buk jadi ijuk, dareh jadi lau, kesah jadi angin, daging jadi taneh, tulan jadi batu, tendi mulih ku Dibata Simada Tenuang *

Membaca adalah ketika kau percaya bahwa sebuah perjalanan panjang dapat kau temukan dalam sekumpulan kata-kata. Di sini, kami mulai ucapkan tabas, mantra penolak bala dan harum sihir, sirih yang sempurna membungkus pecahan pinang dan biji-biji kapur. Kami hanya duduk membaca kitab-kitab yang kami sebut Turi-Turin Tembe Doni Nina Nininta Kalak Karo. Kami hanya duduk, menyaksikan terakota berlapis- lapis menyembunyikan bau tanah. Sajak ini, seakan hikayat leluhur terus lewat, terus datang dan pergi, silih berganti dengan gerak mesin pembangun kota. Sebab matahari akan tenggelam juga sepanjang siang. Setelah hari ganjil itu, orang-orang berdiri sama tegak dengan gedung, orang-orang berjalan kian kemari tanpa sepatah kata pernah ia ingat telah terbaca. Seperti tulah, kami hanya tertawan dalam pohon-pohon, rengkahan batu dan air sungai yang mengalir. Kami hanya ingin pergi bersama gersik pasir dan darah laut leluhur yang kalut, mencari bahasa bagi mantra penolak bala, bunyi panjang memanggil seseorang, cara memanggil piaraan dan menghalau burung-burung. Kami tak lagi membaca, seperti sekian kali kehilangan tanda baca, saat orang-orang telah berhenti berdoa dan hanya bicara tentang waktu yang mereka sebut hari depan. Kemana akan kami cari, hikayat yang tak mengusik kami dari belakang, cakap lumat yang terlalu panjang lewat sekali helaan nafas.

Kandang Singa, 2017

* falsafah masyarakat Karo mengenai kematian

Pernah dimuat di Koran Tempo Edisi 9-10 Desember 2017

PENDEKSURAT MANTAN PEJUANG

KEPADA ANAKNYA

Dalanta Jore,Betapa sederhananya pun

bangunannya, rumah adalah tem-patmu dilahirkan dan dibesarkan dengan kasih sayang. Menja-di tempat terbaik untuk pulang, apalagi setelah kau pergi jauh da-lam waktu lama. Oost west, thuis best, kata orang Belanda. Timur atau Barat, rumahlah yang ter-baik. Begitu pula dengan desa Kuta Kelbung, salah satu desa termiskin di provinsi Sumatera Utara, pasti tetap penting dalam hidupmu. Tempatmu bermain den-gan leluasa, di ladang-ladang yang luas dan sungai yang jernih airn-ya. Harumnya bau tanah dan se-mak-semak yang hijau akan selalu mendatangimu seumur hidupmu dimana pun kau berada.

Tujuh tahun, ya tujuh tahun lamanya kau pergi tanpa pernah pulang. Lima tahun sewaktu kuli-ah di Yogya dan hampir dua tahun setelah engkau bekerja di Jakarta. Bagi kami di desa, tujuh tahun adalah waktu yang sangat pan-jang. Apalagi bila dijalani dengan perasaan cemas akan hancurnya impian kami. Terus terang, kami dan kerabat kita sangat merindu-kanmu, terutama ibumu, yang seti-ap hari memikirkan dirimu.

Selama kuliah, engkau tidak pernah pulang dengan alasan ingin menambah pengetahuan, mengi-kuti berbagai kursus pada masa li-buran. Akan sangat besar gunanya dalam mencari pekerjaan kelak, katamu dalam suratmu harus eng-kau kirim ke alamat kede kopi ben-gkila-mu di Kabanjahe. Kami bisa mengerti, sekaligus merasa bangga melihat kegigihanmu berjuang un-tuk menggapai cita-citamu. Tetapi, setelah 2 tahun bekerja di Jakarta, seharusnya tahun lalu kau sudah bisa cuti lalu pulang untuk menikah dengan impal-mu Tami Rudang, se-bagaimana ikrarmu dulu.

Sekarang usiamu sudah 26 tahun dan Tami Rudang 20 tahun. Untuk ukuran desa, gadis seusia nya sudah terlalu tua untuk terus hidup melajang. Ia menjadi bahan pergunjingan kaum perempuan di desanya. Teman-teman sebayanya semua sudah punya anak dua atau tiga. Kau harus ingat juga, tidak ada pemuda yang berani mendekatinya, karena ia sudah dijodohkan den-ganmu pada waktu kecil dulu. Kau harus betangung jawab, tidak mem biarkannya terus menerus menung-gu, dan menghabiskan masa mu-danya dengan sia-sia. Bayangkan-lah, bagaimana perasaan mama nguda-mu di desa Tiwen Gajah melihat anak tunggalnya harus ber-nasib seperti itu? Aku dan ibumu juga kerepotan menghadapi kerabat kita yang terus-terusan bertanya kapan kau pulang untuk menikah dengan Tami. Bagaimana kami ha-rus menjawabnya?

Pastilah masih terang dalam ingatanmu, bagaimana prosesi upa cara perjodohanmu dengan Tami dulu, ketika kau beusia 10 tahun dan Tami 6 tahun. Memang pada awalnya ritual perjodohan itu di-adakan demi kesehatan mama nguda-mu Morat yang sering sakit-sakitan waktu itu. Sesuai dengan tradisi dan keyakinan suku kita, dilakukanlah upacara ritual penyembuhan dengan cara meng

adakan perjodohan, atau caw-ir bulung, engkau dan impalmu Tami Rudang. Akan tetapi, ada satu hal yang sangat istimewa, sehingga maknanya berbeda de ngan praktek cawir bulung yang biasa dilakukan. Nenekmu Nande Curmin, guru si beluh niktik wari sebagai pemimpin upacara, pada saat menari dan melompat kesana kemari, tongkatnya diayun-ayun kannya dengan iringan petikan kul-capi yang lincah, tiba-tiba ia me-nerima wangsit dari dunia leluhur kita. Mulutnya komat-kamit, lalu menyerulah ia : Wahai cucuku Da-lanta Jore dan Tami Rudang, kalian berdua dengarlah baik-baik. Kalian berdua telah dijodohkan oleh alam semesta sebelum kalian lahir ke dunia ini. Perjodohan kalian akan membawa kebaikan bagi seluruh kerabat dan juga bagi alam semesta di desa Tiwen Gajah dan Kuta Kel-bung. Hasil ladang sepanjang tahun akan melimpah ruah, hama akan lenyap karena akan dibinasakan. Rumah tangga kalian kelak akan dikaruniai banyak anak, laki-laki dan perempuan, dan rejeki yang melimpah….uuuha uhaa….uuu-ha uhaaa. Enam kal man buaten, semoga demikianlah terjadi, seru semua kerabat dengan serentak.

Karena wangsit itulah maka upacara ritual cawir bulung itu ditingkatkan statusnya menjadi perjodohan kalian dalam arti yang sesungguhnya. Sama seperti upa cara pertunangan orang dewasa. Sedangkan acara perkawainan itu sendiri barulah akan dilaksanakan setelah kau dan Tami menginjak dewasa. Namun, karena cita-cita-mu setelah tamat SMA kuliah di Yogya, bapak dan ibu sangat men-dukungnya, maka kerabat kita pun memutuskan perkawinan itu dilak-sanakan setelah engkau lulus dan mendapat pekerjaan kelak. Mak-sudnya, agar menjadi sempurna apa yang akan dipersembahkan kepada mama nguda dan mami nguda-mu. Dan engkau menerima keputusan itu dengan iklhas. Sebelum engkau berangkat ke Yogya, di hadapan kerabat engkau menyatakan tekad-mu untuk setia kepada Tami. Lalu, diregukmu lau simalem-malem atau air bening dalam mangkok putih yang sudah dimantrai oleh nenekmu Nande Curmin. Air itu untuk meneguhkan janjimu.

Namun beberapa waktu lalu, ada berita buruk selentingan yang sampai ke telinga kami. Kau me-nentang perjodohan dengan impal, karena bertentangan dengan ke-majuan jaman. Menurut si sum-ber berita itu lagi, sikapmu itu kau lontarkan untuk mengometari keadaan seorang temanmu yang dijodohkan oleh kerabatnya di kampungnya. Seperti itukah seka-rang pandanganmu? Atau itu han-ya untuk keperluan diskusi saja?

Bila memang benar begitu pandanganmu, berarti kau telah menyangkal janjimu. Sebagaima-na akhir-akhir ini ada gejala anak-anak muda dari suku kita mulai memberontak terhadap adat istia-dat kita, boleh jadi kau juga sudah dirasuki oleh paham dunia modern yang disebut liberalisme. Paham itu memuja kebebasan setinggi langit, temasuk menghendaki kebebasan untuk memilih calon istri. Dapat di-

pastikan kau telah dikelabui paham itu. Karena, sebenarnya kau tidak mengerti makna dari kebebasan itu sendiri. Kebebasan memang keli-hatan menarik dan menggiurkan tapi sesungguhnya kebebasan itu dapat melahirkan keterasingan.

Demi alam semesta, semoga saja berita yang kami dengar itu cuma desas desus yang tidak ber-tanggung jawab, begitulah cara kami untuk ngapuli bana. Kami masih percaya, kau tidak akan melakukan tindakan yang bejat seperti itu. Sungguh tidak masuk akal bila orang yang berpendidikan seperti dirimu melakukan tindakan bodoh. Seharusnyalah pendidikan itu menguatkakan penghayatanmu akan adat istiadat kita.

Bapak bisa berkata demikian karena jelek-jelek begini, bapak-mu ini punya pengalaman di seko-lah Belanda pada jaman penjajah-an dulu. Mulai dari MULO sampai setahun di AMS (setingkat SLTA) di Medan. Banyak yang telah per-nah bapak pelajari alam pemikiran dunia Barat dan buku yang bapak baca lumayan banyak jumlahnya. Akan tetapi semua itu tidak dapat menggoyahkan identitas budaya dalam diri bapak. Pengetahuan memang sangat berguna, tapi tidak boleh membuat kita tercabut dari akar budaya kita sendiri.

Pastilah kau terkejut men-dengar bahwa bapak pernah mengecap pendidikan tinggi pada jaman Belanda. Memang, hal ini tidak pernah kuceritakan kepada siapapun, kecuali kepada ibumu. Biarlah masa lalu itu mengendap dalam ketikdatahuan orang lain, karena tidak relevan lagi dengan kehidupan kami di desa Kuta Kel-bung. Apalagi hanya sekedar un-tuk dipandang orang sebagai orang yang berjasa dalam perang keme-dekaan tempo hari. Tentu saja, timbul pertanyaan dalam hatimu: mengapa dengan latar belakang pendidikan seperti itu malah ba-pakmu ini bercokol di desa Kuta Kelbung jadi petani biasa, bukan bekerja di kantor pemerintah.

Pertanyaan seperti itu sangat masuk akal. Hal ini berkaitan den-gan masa perang kemerdekaan dulu. Ketika tentara Sekutu menda-rat di Belawan kemudian pasukan Belanda datang dengan mengekor, bapak putuskan untuk bergabung dengan laskar pemuda. Tapi dian-tara kelompok-kelompok laskar itu ternyata ada persaingan ideologi dan egosime kelompok yang san-gat kuat. Sedangkan bapak, sebagai komandan peleton, tidak mau ber-politik. Yang ada di benak kami ha-nya satu, bagiamana strategi untuk menghantam tentara Belanda seara efektif. Rupanya cukup banyak juga laskar yang berwatak bandit. Mereka berusaha merampas perse-diaan logistik yang sudah direbut dari tentara Belanda. Pasukan pe-leton bapak tanpa sengaja berhasil meringkus mereka dan langsung mengeksekusinya tanpa tedeng aling-aling. Ternyata para bandit itu berasal dari kesatuan laskar pe-juang lain, bukan laskar liar seperti yang kami sangka. Komandannya tidak bisa menerima anak buahn-ya dibinasakan seperti itu, apapun alasannya. Dikarenakan terdapat perbedaan yang sangat tajam, terkait pula dengan kepentingan terselubung dari beberapa kelom-pok-kelompok laskar, sempat ter-jadi ketegangan. Bahkan hampir meletus konflik secara terbuka. Setelah perang selesai, ternyata ba-pak tidak mendapat posisi apapun dan bapak tidak pernah menyesali-nya. Bapak diserang dari kiri kanan dengan berbagai tuduhan. Tidak bisa bekerjasama dan sok merasa benar sendiri, sehingga menggang-

gu strategi perjuangan laskar se-cara keseluruhan. Setelah bertemu dengan ibumu di Kabanjahe, ba-pak mengundurkan diri dari dunia militer. Kami menikah, kemudian menetap di desa asal ibumu, Kuta Kelbung. Mengurus gaji veteran dengan pangkat letnan tidak pernah melintas dalam pikiranku. Kami hidup dari hasil keringat sendiri, termasuk untuk membiayai pendi-dikanmu sampai selesai.

Apa gunanya bapak ungkap-kan semua ini setelah sekian lama menjadi rahasia pribadi yang bapak tutup rapat-rapat? Hanya sekedar untuk mengingatkanmu bahwa pengetahuan atau ambisi pribadi ti-dak boleh menggerus penghayatan kita akan kebuadayaan kita.

Sebenarnya, akar dari hidup-mu ada di desa Kuta Kelbung. Ada tiga fakta hidup yang akan tetap melekat dalam dirimu. Yang perta-ma, sewaktu kami semua mengan-tarmu ke pelabuhan Belawan den-gan bus milik mama nguda-mu. Kita semua, mama-nguda dan mami-nguda-mu, Tami Rudang bersama kerabat dekat, berang-kat dari desa kita pukul 5 subuh. Dengan cucuran air mata disertai dengan rasa bangga yang begitu mendalam, kami panjatkan doa mengiringi kebrangkatanmu den-gan kapal KM Tampomas.

Fakta yang kedua, ibumu per-nah sakit parah dimana setengah badannya lumpuh enam bulan la-manya - pasti engkau ingat peristi-wa ini, karena selama itu pula uang bulananmu terlambat kami kirim. Tamilah yang merawat ibumu den-gan penuh kasih sayang. Setiap dua hari sekali dimandikannya ibu-mu dengan air hangat yang telah dicampur dengan berbagai ramu-an yang dikumpulkannya sendiri di hutan atas petunjuk Nenekmu Nande Curmin. Setiap tiga hari se-kali dia mencuci pakaian kami di sungai. Sekalipun merasa letih tapi wajahnya selalu tampak berseri-se-ri, seakan-akan tidak ada masalah apapun baginya. Nyatalah sudah, tidak hanya kecantikannya saja yang sempurna, tapi tingkah laku-nya juga. Luar dalam ia seorang ga-dis yang luar biasa. Tami Rudang akan tetap seperti itu, terlepas dari sikapmu kepadanya, entah kau su-dah melupakannya atau tidak.

Dalam salah satu suratmu, kau pernah bertanya bagaimana den-gan perasaan cinta antara kalian berdua. Cinta adalah fondasi bagi rumah tangga supaya bisa langgeng dan bahagia, katamu berfilsafat. Jawabannya tidak perlu kau cari jauh-jauh ke alam pemikiran filsa-fat yang rumit. Seperti yang sudah sering kukatakan, kawin saja dulu, cinta itu pasti menyusul, setelah menikah baru jatuh cinta. Perkawi-nan bapak dengan ibumu menjadi bukti nyata, begitu juga perkawinan seluruh penduduk desa Kuta Kel-bung. Ternyata angka perceraian di kampung kita nol persen dan pe-nyebabnya hanya satu, karena cinta itu memang datangnya menyusul. Ini yang tidak pernah terungkap dalam karya-karya pujangga dan buku roman Barat.

Karena tingkat pendidikan-mu sudah demikian tinggi, boleh jadi kau tidak lagi dapat menerima asas cinta menyusul itu, kemudian memilih teori dunia Barat, cinta sebagai syarat mutlak untuk mem-bangun sebuah rumah tangga. Ini namanya bodoh dalam kecerdasan. Kau berpaling ke dunia yang ge-merlapan tapi sebenarnya palsu.

Kemudian fakta yang ketiga, di mata penduduk desa, keluarga kita sudah terpandang dan menja-di panutan, akibat promosi yang

Bersambung ke Hlm 10

Oleh : Simson Ginting

Page 6: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS6 EDISI 7, MEI 2019 Atikel

Banci si pastiken maka putra putri Karo gen-erasi melenial, terlebih

si tading i kota metropolitan lanai bo tandaina batang parim-balang. Parimbalang batangna meledang, bulungna melumat, serikal ras batang Perira. Be-dana, Parimbalang la nggo erbuah. Adi Perira, reh kenca musimna, erbunga ia lebe. Ken-ca erbunga, ermutik.

Mutik perira e gelarna Pu-dung. Bas Pudung eme dun-gna reh buahna molah-olah jadi perira. Sada pudung banci lit buahna antara lima kelam-bai seh sepuluhlima kelambai. Emaka irangketi peranisa, adi nggo cukup tuana. Dungna ira-kuti 20 kelambe sada numtum. Banci dayaken ku tiga tah olah-ken tepi pasar belin sigedang.

Parimbalang la kin biak kayu erbuah. Tempasna bagi perira. Emaka kalak si ertedeh ate dingen ertima nandangi ate-na jadi, si lalap la reh, ikataken bagi nimai buah Parimbalang. Ertina si la mungkin nari. Mis-alna teman erkuan ndube nggo erjabu ku kalak sideban. Emaka ikataken, “Bagi si nimai buah Parimbalang, nimai buahna, erpudung pe lahang”.

Endam gambaren pulo – pulo kuta Kalak Karo, Karo Jahe. Daerah Karo Jahe, jarang-kal galang kuta-kuta na. Emaka rusur ikataken “dusun teralang”. Contohna i Kecamatan Sibolan-git. Sebab dusun –dusun Karo Jahe enda lanai mbelang taneh kendit. La bias perjuman tah persabahen. Taneh kendit enggo peutangken Sultan nai man Be-landa, Belanda si mbentar mata, si nuan mbako Kendit Pamah Lau Bampu seh Kendit pamah Lau Baya. (Dataran rendah ber-batas sungai Wampu dengan dataran rendah Sungai Buaya/Sungai Ular, dijadikan Kebun

Tembakau Deli oleh Belanda, yang mendapat concessie jang-ka panjang 75 tahun atau lebih dari Sultan Deli). Em dalan da-lanna maka kuta kuta Karo Jahe la banci berkembang erkiteken la bias pencarin sekelewet kuta.

Jadi bagem turi-turin perk-erina kendit Karo Binge ras Karo Jahe. Nisi me Kalak Karo ku rebe-rebe, baluren, seh ku

ture Deleng. Arah kepultaken, Serdang Hulu, nisi me Kalak Karo sekitar Sinembah Tan-jung Muda Hilir, seh ku STM Hulu, Tiga Juhar, Bangun Pur-ba seh ku Gunung Meriah.

Arah Namo Rambe nusun me kade-kadenta ku Kuala Lau Betimus ras Lau Petani, terus ku Buluhawar seh ku Kuta Ba-sukum ras Bukum, Kecamat-

en Sibolangit, gelgel e masuk Kewedanaan Deli Hulu.

Bagekape Sunggal ras Mencirem nari ngasak ka ken-julu arah Lau Bekeri, Kuta Limbaru, terus seh ku Rumah Mbacang ras Tanduk Benua, si gelari mbarenda Urung Serba Naman.

Bage pe arah kesunduten Gedang–gedang Lau Binge nari nisi me Kalak Karo ken-julu kempak Namo Ukur terus ku Telagah ras Pamah Semelir, baleng ras Taneh Karo gugung, si gundari igelari Langkat Hulu.

Gawah gawah, nggerap

perdalan, nguta-nguta, kenja-he kenjulu, ku siderna ku ber-tengna reh juluna reh malemna bene mokupna. Teridah baleng Deleng Meratah, Deleng Si-macik ras Si Takur-Takur arah kepultaken tahpe kebincaren. Deleng Barus ras Deleng Si-bayak gugungen Urung Serba Naman ras Urung Suka Piring, janah Deleng Sinabun kenju-

lunken Pamah Semelir, Kuta Telagah.

Adi ateta niar niar kuta Ka-lak Karo, khususna Karo Jahe, Karo Serdang ras Karo Binge, lit piga-piga jalur man pilihen, si tersambung ku wilayah Taneh Karo, tah pe Karo Gugung, eme-kap :

‘Jalur Satu’: (Em lebe siban gelarna) Medan–Deli Tua, via Si Biru-Biru–Penen–Marding-ding–Pagar Batu – singgah ku (Basukum, Nageri Suah, Nageri Gugung) mulihken ku Batu Sianggehen – Ketangkuhen – Martelu – Sikeben – ndarat ku Bandar Baru.

Kai nge man nehenen tah man singgahen segedang-gedang ‘Jalur Satu’ enda? Si pemena, Pemandian pantai Biru, ingan ridi-ridi Lau Sa-rue. Launa seh malemna, uluna sekitar Kuta Bukum, ture-ture Deleng Barus. Lokasi peman-dian sada kilo meter Tiga Si Biru-Biru nari arah ku Tiga Penen. Lau Sarue enda gundari enggo mulai i bangun Bend-ungen Lau Sememe jadi waduk pengendalian banjir, Irigasi ras PLTA bage pe objek wisata (da-lam progress pembangunan).

Si peduaken, Pemandi-an Air Panas dan Gua Alam, Gua Ergendang, lokasina Kuta Periaria–Penungkiren, ± sada kilo meter Tiga Penen nari. Situs Gua alam dan Air Panas Belerang, berkhasiat men-ghaluskan kulit ras penyem-buh eksim/gatal-gatal. Kesan tersendiri ridi Lau Las ibas guha janah ernen ukiren bentu-kan alam staligtit ras staligmit.

Sipeteluken, Deleng Men-dam. Situs Sejarah, Benteng Pengungsian, Perang Ke-merdekaan. Terletak antara Desa Mardingding, Pagar Batu ras Lau Sigayo. Ratusen Pe-ngungsi pernah berlindung/cibuni/ mengungsi bas ture-ture Deleng Mendam e. Ban dekahna mengungsi piah ente-rem pe Serayan si erkeras erda-kan bas pengungsin, khususna singuda nguda anak perana, en-

JALUR WISATA DUSUN KARO JAHEIturiken Robin Sitepu

“Nangkeng nangkeng ku Rumah Liang,Ngincuah dalan ku Penen.Ula ku banndu bagi erpudung nimai buah Parimbalang,Nimai buahna erpudung pe lahang.” (Kutipan Syair Lagu Karo)

ggo si ngenan, dungna erjabu. Emaka generasi si tubuh seki-tar tahun 1950 ikataken, tubuh mulih mengungsi (umumna tanggalna pe la jelas).

Sipe empatken, Lau Jabi, Sampuren Putih. Cibalna bas kawasen Kuta Basukum. Lit kawah lau las erburak, gelari aanak kuta “Mburak“, cibal-na deher Kuta Nageri Suah. Kira-kira dua kilo meter julun kuta Basukum. Kuta Nageri Suah ras Kuta Nageri Gugung mejile janah ratur rumah-ru-mahna. Layak i jadiken jadi Dusun Wisata, janah piga–piga rumah banci jadi penginapen “Home Stay“ adi si puna ru-mah kreatif memanfaatkenca.

Lau Jabi uluna sekitar ture-ture Deleng Barus ras Deleng Ketarumen, deher Kuta Namo Cengke. Sekitar kuta Namo Cengke, Nageri Gugung ras Nageri Suah mbue sumbul Lau Las. Lit si i pancurken man in-gan ridi, lit ka maler ku Lau Jabi. Kawah si Mburak i Nageri Suah sumbul Lau Las si cukup galang, maler ku Lau Jabi, piah setengah Lau Jabi melas launa. Emaka in-gan ridi-ridi ije igelari kalak “Pe-mandian Dua Rasa“. Adi san-gana musim perlego, Lau Jabi kitik debitna, sedangken sumbul si Mburak tetap belinna, emaka Lau Jabi bas tapin kuta Nageri Suah, kerina Lau Jabi e melas launa ± 55 º C.

Lau Jabi dabuhna ku Lau Sarue. Gelarna Sampuren Pu-

Desa Talimbaru merupakan salah satu desa di wilayah

Kecamatan Barusjahe yang memiliki potensi pariwisata berupa embung (tambak; ba-hasa Karo) dan hutan dengan luas ± 7 Ha. Posisi lahan terse-but sangat strategis, terletak di jalan utama Desa Talimbaru. Desa Talimbaru dapat di tem-puh dari ibukota Kecamatan dengan memakan waktu ± 25 menit dan dari ibukota Kabu-paten ± 15 menit dengan jarak ± 10 km. Kepala Desa Talim-

baru saat ini Ferianto Tarigan.Pemerintah desa melalui

Badan Usaha Milik Desa (BUM-Des) “Talimbaru Sukat” Desa Talimbaru ingin mengelola em-bung tersebut sebagai destinasi wisata dengan pemanfaatan dan pengembangan potensi dari as-pek pariwisata dan perikanan. Itu sebabnya Pemerintah Kabu-paten Karo melalui Dinas Pem-berdayaan Masyarakat dan Desa akan memfasilitasi dan mensin-ergikan program desa dengan stakeholder terkait baik pemer-

intah maupun non pemerintah dalam pembangunan desa wisata.

Salah satu bentuk konkrit dukungan dari Pemerintah melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmi-grasi, telah mengalokasikan Ban-tuan Pembangunan Embung Desa Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 270.000.000,-. Bantuan ini digu-nakan untuk membangun dan me-nata lingkungan embung sehingga lebih tertata dan indah. Selain itu, Pemerintah Desa Talimbaru juga telah menganggarkan pembangu-

TAMBAK TALIMBARU SUKATEMBUNG DESA SEBAGAI DESTINASI WISATA AIR (TALIMBARU, BARUSJAHE)Oleh Abel Tarwai Tarigan, S.Sos, M.T.

nan dan pengembangan embung ini di Anggaran Pendapatan Be-lanja Desa (APBDes) Tahun Ang-garan 2019. Adapun yang menjadi konsep pengembangan dan pem-bangunan Desa Wisata Talimbaru adalah Wisata Air dan pengelolaan Ekowisata. Dimana sesuai dengan rencana Pemerintah Desa, pinggi-ran Embung akan di tata dengan taman bunga dan spot-spot selfie serta hutan di pinggiran embung akan dibangun rumah pohon dan wahana-wahana outbound.

Hingga saat ini, sebagai

tih. Sampuren si terbuni bas awak lingling. Ertingkat pitu nina kin kalimbubu Tarigan mergana si mada juma deher Sampuren. Teruh sampuren e mbages namona, namo Lau Se-rue/Saruei, si uluna deher Kuta Bukum, mentasi Kuta Saring Kulit. Lokasi Sampuren Putih ± 500 meter bas Titi Lau Ser-ue, kelang- kelang Basukum ras kuta Batu Sianggehen. Bas Lau Serue e seh kel malemna ridi–ridi, saja ngenca ula nde-hersa ku Namo Sampuren, se-bab rawan putaren arus bawah sekitar namo.

Endam lebe objek wisa-ta ‘Jalur Satu’. Kenca kepari Lau Serue, banci kita, ndarat ku Bandar Baru, mentasi Kuta Batu Sianggehen/Suka Maju, Ketangkuhen, Martelu, Sike-ben, multakna Bandar Baru (Jalan Djamin Gintings, Jalan Raya Medan–Berastagi).

‘Jalur Dua’: (Alternatif Jalur Pasar Pipa) Emekap jalur Medan-Namo Rambe–Tang-kahen – Bekukul–Sayum-Kua-la–Betonding–Sembahe–Si-bolangit–Pasar Baru/ Batu Layang–Permandin–Buluha-war–Selawang–Ketangkuhen–Martelu–Cingkam–Bukum. Persinggahenna nimpang I Kua-la, Kuala Lau Betimus ras Lau Tani ku (Kuta Lau Bengkele-wan, ras Kuta Bengkurung ) Kai ka je man nehenen, si turik-en ka bas umputenna.

tahap permulaan telah terealisa-si pembersihan lahan pinggiran embung, penyemaian bunga dan penanaman bunga. Kegiatan ini dilakukan dengan gotong roy-ong masyarakat Desa Talimba-ru karena Dana belum tersedia. Ini merupakan bukti keseriusan dan dukungan dari masyarakat untuk percepatan pembangunan menuju Desa Wisata.

Sebagai bukti dari kese-riusan Pemkab Karo dalam pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Karo, Bupati Karo

Terkelin Brahmana SH telah meninjau langsung objek wisata Embung Desa Talimbaru bersa-ma OPD terkait dan berkomit-men untuk mendukung pengem-bangan dan pembangunan Desa Wisata Kutambaru. Hal ini diwujudkan dengan me-lauch-ing Embung Desa Talimbaru sebagai destinasi Desa Wisata Talimbaru bersama 2 Desa lain-nya pada hari jadi Kabupaten karo yang ke 73 tanggal 8 maret 2019 yang lalu.

Page 7: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS 7EDISI 7, MEI 2019Hiburan

Ketika beberapa tahun terakhir dirundung sakit, saya berkesempatan

mengunjungi TariganU di ke-diamannya di kawasan Cira-cas, Jakarta Timur. Meskipun dalam keadaan sakit tetapi aktivitasnya masih terus dige-luti. Dengan telaten ia masih membuat kaligrafi China dan sedikit aktivitas melukis se perti biasanya.

Banyak lukisan di rumah sekaligus studionya dan berbagai kaligrafi yang saya tidak tau membacanya, teta pi menurut beliau memiliki makna yang dalam.

Saya mulai mengenal beliau ketika saya dipercaya untuk mengerjakan musika-lisasi puisi karya beliau da-lam Antologi Puisi Karo PIN-CALA pada awal tahun 2005. Sejak saat itu, beliau cukup sering menghubungi saya untuk sekedar bertemu dan ngopi bareng sambil mem-bicarakan banyak hal. Mulai dari puisi, musik, kehidupan, budaya karo dan sebagain-ya. Kadang minta bertemu hanya sekedar ngobrol saja di mal atau di Taman Ismail Marzuki. Minum dan ngo-brol, kerinduan itulah yang sudah lama tidak dapat ter-wujud lagi sejak dia sakit dan banyak menghabiskan wak-tu berobat ke rumah sakit.

Drs. Usaha Tarigan atau lebih dikenal dengan nama TariganU Pincala merupa-kan salah satu sastrawan Karo dan juga untuk tingkat nasional. Ia juga merupakan seorang perupa yang tetap setia menekuni bidangnya

hingga akhir hayatnya. Saya memanggil dia

Mama, karena saya bebere Tarigan. Hanya itu asal-usul-nya. Dalam cover bukunya, disebutkan bahwa Mama TariganU lahir di Tanah Karo , 9 Oktober 1938. Saat ipe telayoken (upacara man-di pertama di sungai waktu berusia 7 hari) diberi gelar Usaha Kita, merga Tarigan, bere Ginting, kempu Purba, binuang Sinulingga, kampah Ketaren, soler Sitepu.

TariganU merupakan salah satu putra Karo yang berun-tung dan bisa mengecap pen-didikan di luar negeri. Karena waktu kecil, dia masuk SD Puntjak di Kabanjahe, yang merupakan sekolah untuk masyarakat Tionghoa. Ia per-nah menempuh pendidikan di Universitas Peking (RRC) dan Universitas Indonesia (UI).

Bahkan ketika masa peralihan kekuasaan terjadi di Indonesia saat itu, ia sedang berada di negeri Tiongkok. Hampir saja ia mengalami kesulitan untuk pulang ke Indonesia. Keahlian-nya berbahasa Tiongkok serta kecintaanya terhadap sas-tralah yang membuat dia sejak tahun 50-an, menerjemahkan puisi-puisi Chairil Anwar dan Amir Hamzah ke dalam baha-sa Tiongkok, Ketika kembali ke tanah air, ia sempat mengajar sastra Cina di Universitas In-donesia. Kemudian ia mendi-rikan Yayasan Bengkel Sastra ‘78 bersama teman-temannya, termasuk H. Tempel Tarigan, penulis novel Si Jandi La Surong yang telah diangkat ke layar perak dengan judul yang sama.

Tariganu merupakan seo-rang seniman yang komplit.Ia seorang sastrawan dan

PULANGNYA SANG PINCALAObituari TarigaNu

Oleh : Julianus P. Limbengjuga pelukis yang produktif. Sejumlah tulisannya pernah dimuat dalam antologi puisi tunggal maupun bersama. Antara lain : “Kemudikan Hari Menjadi Cerah,” Balai Pustaka (1964). “Kumpulan Sajak-sajak Amir Hamzah” dan “Kumpulan Sajak-sajak Chairil Anwar” diterjemahkan oleh TariganU ke dalam baha-sa Tionghoa (Yayasan Kebu-dayaan Jamrud, 1965), “An-ggrek Hitam” (1971). “Elang” dan “Menghadap Matahari”, Yayasan Bengkel Seni’78 (1981). “Tembang Negeri Hi-jau” kumpulan bersama Virga Bellan dkk (1986), “Ritus War-na Ritus Kata” antologi bersa-ma Adjim Arijadi dan Ajam-mudin Tifani, (1994). Antologi “Kami Bicara : Kembang Se-taman Prosa dan Puisi,” LBH Jakarta (2006).

TariganU Pincala telah menulis lebih dari 500 pui-si dalam bahasa Karo yang diterbitkan dalam buku An-tologi Puisi Pincala (Hasta Mitra, 2004) dan Bunga Dawa (Yayasan Bengkel Seni’78, 2010). Sepuluh buah puisi nya dari Pincala telah diker-jakan oleh seniman Karo, Julianus Limbeng dalam al-bum yang diberi nama sama, Pincala. Launchingnya telah dilaksanakan pada tahun 2006 yang lalu di Hotel Boro-budur, sekaligus bedah buku. Acara ini cukup meriah dan dihadiri oleh Menteri Kehutan-an RI, M.S. Kaban. Demikian juga Antologi Puisinya Bunga Dawa sudah dikerjakan kem-

Lau Baleng (Katantaras)

Sepuluh penyanyi pendatang baru jebolan festival lagu Karo (King Reinhard Idol) luncurkan album eksklusif

Pop Karo perdana yang diisi dengan 12 tembang terbaru karya seniman pencipta lagu Ersada S Brahmana, Jova Elke T Silangit, Darius Sembiring dan Jhon Pradeb Tarigan.

Peluncuran album ini dilakukan (12/4/2019) di Lau Baleng dengan kemasan acara launching dan talk show bersama produser, pencipta lagu, Muspika Kecamatan Lau Baleng-Mardingding dan tokoh masyarakat. Demikian dis-ampaikan Haripin Pinem ST selaku produser kepada awak media (12/4) seperti dilansir Tuntas Online.

Menurutnya, album berlabel King Reinhard Idol beri-si 12 lagu dengan aransemen tangan terampil musisi Karo, Eddy Surbakti, Romello Armando P, Timotius Bangun dan Husein Amora. Sementara untuk studio rekam lagu tersebut dipercayakan kepada studio FG21 Medan bersama Fakta Ginting dan Sandy Theger. Sedangkan untuk pembuatan video Clipnya dipercayakan kepada Rumah Video dan ZSG VIXAR.

“Semua demi kepuasan para penikmat musik Karo, karena management King Reinhard ingin mengutamakan kualitas. Untuk itu, dukung industri musik Karo dengan membeli DVD nya. Jangan membajak dan meng-upload ke YouTube,” harapnya.

Acara launching album eksklusif Pop Karo King Re-inhard Idol diadakan di panggung hiburan kolam renang King Reinhard Lau Baleng,Jumat(12/04) yang dimeriahkan oleh Narta Peranginangin,Jhon Peradep Tarigan, Ersada Sembiring dan grup Lawak Cot Dogol.

Peluncuran album tersebut merupakan hadiah bagi 10 pemenang festival King Reinhard Idol yang telah diseleng-garakan pada awal bulan April 2019, disamping hadiah be-rupa 1 unit sepeda motor termasuk uang tunai total Rp 35 juta, termasuk juara harapan dan juara favorit.

Gagasan untuk menyenggarakan King Reinhard itu sendiri bertujuan mendorong minat dan membangun se-mangat kreativitas baru bagi dunia seni tarik suara di Tanah Karo. Terobosan ini tren dengan kedekatan psikologis yang bisa berdampak positif untuk membangun jiwa anak muda yang sehat demi tumbuhnya sebuah prestasi yang gemilang seperti dijelaskan Ir Desmon Pinem selaku ketua Panitia Idol (21/3/2019). Dan babak audisi waktu itu dimulai (8/4/2019) di arena panggung wahana kolam renang King Reinhard Desa Lau Baleng Kecamatan Lau Baleng, ***(Tdkn)

King Reinhard Idol Luncurkan Album Perdana Eksklusif

Bersambung ke Hlm 10

ULIH PILEGBajing : Uga maka enggo luam kam sisada e

Bengkila ?Impal : Ula lebe cakapi Bengkilandu e mpal,

ngamuk ka kari iaBajing : Uga kin maka enggo sempat bage ?Impal : Enam kap ulihna Pileg ndai...la ngasup tendina...

JADI MEHADOBajing : Uga asilna Pileg ndai arah ena, ma melala nge

temanta si jadi ?Bagong: Melala kal..., Lit deba lanai atena ngerana-ngera

na, lit ka ngeranai silalap sisada pe ia. Bajing: Ih, adi bagena labo kap jadi anggota DPRD, tapi

jadi Mehado....

TAMBAR MUJARAB

Pasien: Dokter, tambari sitik aku. Megati kal aku erdalan paksa tunduh.

Dokter: Enda sada kotak, si isina banci nampati kam. Tiap berngi muat kam tunduh, pedarat isi kotak

“Mana mungkin? Bagaimana caranya?” tanya dokter itu. “Dia menyuruhku untuk memotong ke-empat kaki tem-pat tidur. Mantap katandu!” (xyz)

DIAGNOSA PENYAKIT KELAS BERAT

Setelah suaminya sekian lama mengeluh sakit dan sering lesu, si istri membawanya ke dokter. Setelah di-diagnosa oleh seorang dokter spesialis, sang dokter memanggil sang istri dan berkata: “Suami ibu itu stress berat yang bisa berakibat fatal kalau tidak segera diata-si. Untuk mengatasinya lakukanlah hal-hal yang berikut ini niscaya suami ibu akan sehat walafiat kembali”.

Dokter melanjutkan, “Pertama, dia harus dibuat mera-sa senyaman mungkin dan bebas stress. Pastikan ibu selalu memperhatikannya dan membuat hatinya riang. Kedua, dia harus mendapatkan makanan yang sehat dan nikmat, jadi masaklah makanan yang enak-enak dan bergizi. Ketiga, coba ringankan bebannya dengan tidak menambahkan hal-hal yang bisa membuatnya le-lah, seperti meminta ini-itu, namun turuti dikehendaknya. Keempat, perhatikan kebutuhan fisiknya minimal beber-apa kali seminggu, karena ini akan meningkatkan gairah hidupnya dan membuatnya enerjik. Bila ibu bisa melaku-kan hal-hal ini paling tidak selama setahun ke depan, suami ibu akan pulih kembali”

Pada saat pulang, sang suami bertanya kepada sang is-tri apa diagnosa dokter terhadap keluhannya. Sang istri dengan tegas menjawab, “Kelihatannya penyakitmu itu tidak bisa disembuhkan!” (bgs)

enda enca circiri bas sekelewet ingan medemndu Pasien: Kotak kai ken e, dokter? Semacam obat tidur?Dokter: Lang. Kotak paku payung. (tmbr)

JALAN PINTAS UMUR PANJANG

Pasien : Dok, bagaimana caranya saya bisa mencapai umur seratus tahun?

Dokter : Gampang. Berhentilah makan yang enak-enak. Dan jangan lagi bergaul dengan gadis-gadis cantik.

Pasien : Apakah dengan begitu saya akan berumur sera-tus tahun?

Dokter : Tidak. Tapi akan kelihatan seperti itu.(kyk)

SOLUSI HEBAT

Dogol pergi ke psikiater untuk masalah phobia yang dieri-tanya“Dok, saya punya masalah. Setiap saya pergi tidur, saya selalu merasa ada orang di kolong tempat tidur. Saat saya tidur di bawah ranjang, saya berpikir bahwa ada orang di atas saya. Begitu terus sampai saya tak bisa tidur” “Datang saja ke sini 3 kali seminggu selama 2 tahun, dan saya dapat menyembuhkan ketakutan anda.” “Berapa biayanya?” “Sekali kunjungan Rp.300.000,-” “Uih..! Mahal sekali...”Enam bulan kemudian, Dogol berpapasan dengan dokter itu di jalan. Dokter itu bertanya, “Mengapa kamu tidak kon-sultasi ke klinik saya lagi?” “Untuk Rp. 300.000,- tiap kali konsultasi? Yang punya kede kopi dekat rumah saya telah menyembuhkan saya hanya dengan biaya Rp.15.000,-”

Page 8: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS8 EDISI 7, MEI 2019

KEDENTARASLa Banci NGEBon

Nusantara

PILEG DAN PULITIK SERPI Pertarungan politik dalam pilpres dan pileg

telah lama usai. Namun tidak berarti pergunjin-gan tentang seputar pileg di tanah leluhur sudah berhenti. Masih tetap jadi perbicangan yang ha ngat, terutama terkait dengan politik uang yang konon keadaannya semakin parah bila diban dingkan dengan pileg 5 tahun lalu. Tehnik-teh-nik yang dipergunakan pun semakin canggih se-hingga sulit terdeteksi oleh bawaslu.

Beberapa guru SMA “Pedas Beluh” sedang berbincang-bincang di Kedentaras tentang hal itu. Hadir juga di sana Drs. Gulame Keloko, mantan anggota dewan yang dengan dalih kondisi kese-hatannya yang terus menurun, sejak pileg 5 tahun lalu ia tidak lagi maju. Orang pun tahu, sebenar nya bukan masalah kesehatan yang membuatnya tidak maju lagi, karena dia tampak lebih sehat dari waktu menjadi anggota dewan. Dia tidak maju lagi karena hati nuraninya terus-terusan menjerit melihat keadaan yang tidak dapat diterimanya. Dia tidak sanggup menyesuaikan diri dengan per-mainan yang sudah menjadi sistem.

“Melala kalak ngatakensa, gelah banci ter-pilih maka sekalak caleg paling tidak arus pe-daratna serpi sekitar 1 - 2 milyar” berkata DG, Dogol Ginting, guru kewarganegaraan SMA “Pedas Beluh”. Seorang kerabatnya menjadi operator ataupun tim sukses dari seorang ca-leg yang tugasnya menggalang dukungan bagi si caleg, dengan iming-iming duit. Kemudian ia melanjutkan, “Adi lit senku ase buena, man imenku pe lang jadi caleg. Pebungaken saja bas bank enggo menahang siakap minem kopi susu 3 kali sada wari rikut ras roti kelapana”

“Egia, payo kin ase gundari tarifna, silih Gulame?” tanya RT, guru biologi.

Gulame tidak langsung menjawab. Setelah menyulut sebatang rokok di bibirnya dan meng-hembuskan asapnya ke udara maka ia berkata : “Pileg dahndu soal kompetisi kap, labo kompe-tisi bas gagasen tah program ya, tapi kompetisi bas mereken minak pelumas man jelma si ente-rem tah pe konstituen” ujar Gulame. “Terdauhen, kompetisi e la ras kalak si beda parte saja ngen-ca, ras teman sada parte pa terjadi kompetisi”

“Adi teman sada parte pe si saingen, adi bage ma reh ergana usur serpi man pekenan ca-leg, ari….”

“Pas kal bagi katandu e” sahut Gulame. “Reh ergana sora sekalak jelma, gundari sekitar 300 ribu..Adi lit si pang mere 400 ribu, cocok nomor angkat barang”

“Ue tuhu. Enca kaliken piga ratus sora si iperluken gelah lolos, ma enggo mejin tuhu be-liganna…”

“Bas pileg, sora nggo jadi binaga”“Ise nge lebe singajarisa bage?”“Politikus, enca dungna jelma si enterem pe

nggo erbeluhna. Cekuhim nge pagi sen negara, endo kucekuhi ka ko lebe, bage tempa nina rayat erkata bana”

“Timai ka pagi tahun si reh bas pemilihen

bupati…”“Adi bage kin enggo kita medakdak kal…”“Lanai medakdak ngenca, jadi tape….”“La kari kita tangkap upas adi bage kita

ngerana?”“Tehndu kin” berkata guru bahasa Inggris

BS dengan suara sengau. “ I London lit gelar-na Hyde Park, ije kai pe banci ibelasken kalak, banci isak-isakken keluarga istana, la itangkap pulisi”

“Enca?”“Mimbar bebasta emekap kede kopi…Kai

pe banci ibelasken i kede kopi, gelarna pe cakap kede kopi, la banci itangkap upas”

Perkede, Tamburakrak II, Dungil Pemanis dan Baningta Mabatuah, mendengarkan disku-si itu dengan penuh minat, terutama topik yang berkaitan dengan keterlibatan uang yang begitu besar jumlahnya. Sulit bagi mereka membayang-kan apa saja yang dapt dibeli dengan uang satu atau dua milyar banyaknya. Kalau dibelikan onggal-onggal mungkin dapat lima kapal, pikir Tamburakrak II berimajinasi. Kalau dibeli be-cih-becih, banci tambur sada kuta.

Persoalan selanjutnya ialah bagaimana cara mengembalikan uang tersebut agar pulang pokok bila sang caleg sudah duduk sebagai ang gota dewan. Perhitungan seperti itulah yang se-dang berkecamuk dalam pikiran mereka, tapi mereka segan untuk mengemukakannya dengan melibatkan diri dalam diskusi itu. Dalam pan-dangan mereka, pemilik kede harus netral, yang menjadi bagian mereka hanyalah melayani den-gan cekatan semua permintaan mereka. Sayang nya, sudah 1 jam mereka sibuk berdikusi tapi mereka hanya minum kopi doang, tanpa ada per-mintaan lain.

“Uga nge caran ban kalak si enggo jadi ang gota dewan ngulihken sen si enggo pedarat-na e?” seorang dari Guru SMA “Pedas Beluh”

bertanya, seakan-akan bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Perkede dan sahabat-sa-habatnya itu.

“Memang lit nge datna sekitar 30 juta seb-ulan, uang ini uang itu, tapi lit ka kewajibenna netor ku parte” sahut Gulame. “Emaka situhuna tekor denga nge. Biasana ikelih-kelihken usur uga gelah banci dat sen, uang ini uang itu, guna mbaliken modal, sebab kerina anggota dewan e seri kerina koanna”

“Seri dogolna arih. Tempulak ndai kap keri-na kalak enda adi bage”

“Tempulak tah la tempulak, em tempasna” “Tempulak or not tempulak, that’s the ques-

tion” berkata BS, guru bahasa Inggris mulai buka suara. Setiap bicara dalam bahasa Inggris suaran-ya terdengar sengau seperti kena pilek berat.

Diskusi semakin hangat dan pendapat-pendapat yang terlontar semakin tajam dan menghujam, menjadi nutrisi bagi otak orang yang memang selalu berpikir. Bagi Perkede dan kawan-kawan yang juga selalu berpikir tentang uang masuk kede. mulai merasa kesal karena dari tadi peserta diskusi itu hanya memesan se-cangkir kopi tanpa ada permintaan lain. Misaln-ya roti kelapa atau roti hitam dalam. Istilah lokal untuk menggambarkan kekesalan itu sering teru-cap ungkapan begini : ngalah nge akap kursi ena natang-natang buta-buta kena e.

Tapi cepat-cepat pikiran destruktif seperti itu mereka buang setelah mereka ingat pedoman dasar bagi perkede kopi sejagad : PERKEDE LA MEGOGO. Lagunya juga ada dan pernah dinyanyikan oleh sekelompok pemuda di kede dengan irama blues yang merintih-rintih. Serta merta mereka menjadi sabar dan ikhlas terhadap kondisi saat itu. Tidak ada lagi sungut-sungut di hati mereka. Perkede la banci permenek. Apai

Soegih Arto ketika itu ma-sih letnan kolonel yang menjabat komandan

Komando Militer Kota Besar (KMKB) Medan. Pada jamuan hari Natal yang seharusnya bersukacita itu, Soegih Arto berencana untuk menangkap Simbolon. Pikirannya begitu kacau karena harus meringkus panglimanya sendiri.

“Sampai-sampai makan pun kesasar ke tempat khusus yang disediakan untuk perwira Batak, karena disitu disajikan sayur (dengan daging) anjing!” kenang Soegih Arto.

Panglima PembangkangSimbolon adalah perwi-

ra dari Batak Toba beragama Kristen. Selepas pengakuan kedaulatan, dia menjadi pan-glima Teritorium I/Bukit Bari-san (BB) pertama dengan wilayah komando Sumatera Utara. Pada pertengahan 1950, kepemimpinan Simbolon men-galami gejolak akibat kesen-jangan antara daerah dengan pusat. Namanya sempat men-cuat tatkala melakukan prak-tik penyelundupan di Teluk Nibung guna membiaya pem-

bangunan asrama militer dan kesejahteraan para prajuritnya.

Ketidakmerataan pemba-ngunan yang dialami wilayah luar Jawa menyebabkan beber-apa panglima daerah mau tidak mau menuntut perbaikan. Pada 16 Desember 1956, Simbolon merumuskan ikrar bersama para perwira Bukit Barisan. Ikrar itu ditandatangani oleh 48 perwira yang menempati jabatan kunci. Inti dari ikrar itu menuntut adanya otonomi daerah yang lebih luas.

Simbolon semakin berani melancarkan kritiknya dengan mendeklarasikan berdirinya Dewan Gajah. Pada 22 De-sember 1956, dia berbicara di depan corong RRI Medan dan mengumumkan pemutusan hubungan sementara dengan pusat. Melalui dewan yang dibentuknya, Simbolon men-gambil alih pemerintahan di Teritorium I. Meski tidak men-gakui pemerintahan Kabinet Ali II, Simbolon masih menya-takan setia kepada Presiden Su-karno. Dia juga menginginkan pemulihan dwitunggal, Sukar-no-Hatta.

Alasan Simbolon mem-bentuk Dewan Gajah beriri-san dengan kekecewaan prib-adi. Simbolon gagal terpilih sebagai KSAD. Saat proses penggodokan calon KSAD, Simbolon bersanding dengan Gatot Subroto dan Zulkifli Lu-bis. Namun pada akhirnya, pe-merintah malah memilih Abdul Haris Nasution.

“Kelebihan Simbolon ada-lah bahwa dialah yang paling senior di antara ketiga orang itu. Dia seorang komandan lapangan yang baik sekali dengan pengalaman staf yang cukup lama dalam Koman-do seluruh Sumatera di masa perang kemerdekaan,” ungkap Ulf Sundhaussen dalam Politik Militer Indonesia 1945—1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI.

Selain itu, menurut Sund-haussen, karier militer Simbo-lon menuju puncak paripurna terkendala sejumlah celah se-layaknya kaum minoritas. Se-bagai seorang Batak, Simbolon kurang begitu diterima oleh banyak perwira Jawa. Sebagai seorang Kristen, Simbolon ku-rang dapat diterima oleh per-

wira-perwira santri dan banyak politisi Islam dalam koalisi pe-merintahan.

“Persoalan yang dihada-pi Kolonel Maludin Simbolon bagi pribadinya adalah perso-alan kehidupan ber-Pancasila dan ber-Bhineka Tunggal Ika,” tulis Robert Sitinjak dalam te-sisnya di Universitas Indone-sia “Keterlibatan Orang-orang Batak Toba dalam Pemberon-

takan PRRI di Sumatera Utara 1958-1961”.

Meski bertindak atas dasar koreksi, Simbolon tetap saja dianggap insubordinasi. Tinda-kannya memisahkan diri dari pemerintah telah melanggar profesionalitas sebagai seorang tentara. Manuver ini memba-wa karier militernya berada di ujung tanduk.

Perintah JakartaMelalui RRI Jakarta pada

hari itu juga yakni tanggal 22

Desember disiarkan Pengumu-man Pemerintah No 48 tentang keadaan di Sumatra Utara. Pengumuman itu memuat keputusan dan ketentuan : (1) Kol M. Simbolon diberhenti-kan sementara dari jabatannya sebagai Panglima TT I ter-hitung tanggal 22 Desember 1956 dan tanggung jawab atas TT I diserahkan kepada Kepala Staf TT I Letkol Djamin Gint-

ings. Apabila penyerahan tang-gung jawab kepadanya karena suatu hal tidak mungkin, maka tanggung jawab itu diserahkan kepada Komandan Resimen I Letkol Wahab Makmur. (2) Resimen I dan Resimen 4 di-tempatkan langsung dibawah KSAD.

Namun, Abdul Wahab Makmur mempunyai penafsir-an sendiri atas perintah itu. Dia mengangkat dirinya sebagai panglima dan menggerakkan

pasukannya untuk menangkap Simbolon. Tanggal 26 De-sember malam, Letkol Wa-hab Makmur dengan dibantu Kapten Raja Tengging Ginting dan yang lain, mulai melaku-kan persiapan di Pematang Siantar untuk melaksanakan perintah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. Kapten Ebenezer Sinuraya dari Bata-lion 137 diperintahkan men-

gambil alih jabatan komandan batalion dari Kapten Selamat Ginting, namum pengambila-lihan itu tidak berjalan dengan mulus. Kapten Selamat Ginting sempat dijadikan tahanan oeh Letnan Taminta Ginting, Peri-wira Seksi I Batalyon tersebut. Pengambilalihan itu dilakukan karena dicurigai Batalion 137 berpihak kepada Simbolon se-bagaimana ditulis Prof Payung Bangun dalam buku “Kolonel Maludin Simbolon.: Liku-liku

PEMBANGKANGAN KOLONEL M. SIMBOLON TERHADAP PEMERINTAH PUSAT

Malam itu, 22 Desember 1956, Kolonel Maludin Simbolon menggelar hajatan acara natalan di kediamannya. Para perwira penting Teritorium I/Bukit Barisan beramai-ramai menyambangi rumah sang panglima yang terletak di Jalan Walikota No. 2 tersebut. Sim-bolon mengundang mereka semua dalam jamuan makan malam. Aneka makanan lezat disajikan, mulai dari yang umum sampai penganan khas Batak.

“Bagi saya makanan enak terasa hambar, hati tidak tenang. Takut kalau gerakan bocor dan saya ditawan disitu juga,” kata Soegih Arto dalam memoarnya Sanul Daca: Pengala-man Pribadi Letjen (Pur) Soegih Arto.

Bersambung ke Hlm 10

“Bagi saya makanan enak terasa hambar, hati tidak tenang.

Takut kalau gerakan bocor dan saya ditawan disitu juga,”

kata Soegih Arto dalam memoarnya Sanul Daca: Pengalaman

Pribadi Letjen (Pur) Soegih Arto.

Page 9: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS 9EDISI 7, MEI 2019

Man Tambar lungun dingen erlajarI jenda i elaken kami man bandu Sada Ombang-ombang Satur. Ibas 3 (telu) langkah mbiring emat. Mbentar lebe si erdalan.Ilakoken Peraturen Catur FIDEMari radu ras kita ngukurkenca

Posisi buah Mbentar, Raja ibas e1, Menteri d1Gajah c1 ras f1Posisi buah Mbiring, Raja e5

Jawaban Bulan lalu : Putih : Bg7 x g3 Hitam: Gf2 x g3 x Putih : Ke1 - f3Hitam: Gg3xh2 (hitam ter-paksa menjalankan Gajah)Putih : g2-g4 + mat

S A TU R

OM

BA

N

G OMB

AN

G

Nusantara

FOTO SIADIKabanjahe (Katanratas)

Kepala Desa (Kades ) se-Kabupaten Karo mendapa-tkan sosialisasi Pengelolaan Keuangan Desa Tahun

Anggaran 2019 yang digelar di kantor Bupati Karo jalan Jamin Ginting No 17 Kabanjahe (08/04/2019).

Sosialisasi tersebut bertujuan untuk membuat peren-canaan keuangan pemerintah dalam perencanaan keuan-gan desa dan membuat anggaran belanja dan perencanaan desa agar mudah terealisasikan seperti dilansir Online News Indonesia.

Kegiatan tersebut berlangsung 4 (empat) gelombang, mulai tanggal 8 April – 11 April 2019, dibuka oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana SH yang juga dihadiri anggo-ta DPRD Karo Frans Dante Ginting, Kadis DPMD Karo Abel Tarawai Tarigan.

Peran serta Kepala Desa dalam pengelolaan Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD) dan Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah , harus sesuai mak-simal dan ikuti aturan yang ada, jika perlu kordinasikan dengan Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa ) dan TP4D sebagai pengawasan agar tidak bermasalah dikemudian hari, ” papar Bupati Karo.

Dalam kesempatan yang sama anggota DPRD Frans Dante Ginting mengutarakan sesuai pengalaman Reses yang Dia lakukan diwilayah Dapil IV-nya agar kedepan untuk pengelolaan Dana Desa adminitrasinya lebih baik lagi jika dikelola oleh masing masing Kepala Desa, “ujarnya.

Jangan terabaikan untuk kepentingan masyarakat saat pengelolaan Dana Desa , ADD, Bagi Hasil Pajak Daerah yang terpenting jangan pula menyalahi aturan dalam pen-gelolaan ini, ” imbuhnya.

Sedangkan Kepala Dinas DPMD Abel Tarawai Tarig-an menyampaikan dalam pengelolaan DD, ADD dan Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah membu-tuhkan peran dari seluruh perangkat desa harus maksimal hal ini dimaksudkan untuk menghindari perselisihan atau kesalahpahaman dalam pengelolaan Dana Desa maupun dana-dana yang ada di desa.,” jelasnya.

Menurutnya peran serta Sekretaris Desa (Sekdes) sebagai verifikasi setiap Dana Desa maupun dana-dana yang ada di desa sangat menentukan, begitu juga Kades sebagai pembina harus saling bekerjasama, sebab strate-gi untuk membangun desa menggunakan Dana Desa dan atau dana-dana lainnya tergantung strategi Kepala Desa itu sendiri,” tandasnya.

Selanjutnya Bupati Karo menyerahkan secara simbo-lis kepada perwakilan 5 (lima) Camat yaitu Camat Ber-astagi, Tiga Panah, Barusjahe, Kabanjahe, Dolat Rakyat terkait Peraturan Bupati Karo Nomor 07 tahun 2019 ten-tang tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap desa Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2019 dan Peraturan bupati Karo Nomor 08 tahun 2019 tentang tata cara pengalokasian, penggunaan dan penetapan rin-cian Alokasi Dana Desa , Bagi Hasil Pajak Daerah setiap desa Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2019. (magin)

Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Desa Tahun 2019

Foto enda encidahken proses pembangunen dalan Tanah Karo ku Alas (padat karya nina kin istilah si gundari) asum jaman Belanda. La lit informasi kerna tahun piga foto enda ibahan. Si jelas, ugape pe lit pemaksan man kerina jelma si erdahin erbahan dalan e si enggo pasti tahunen dekahna.

Foto Koleksi Tropenmuseum, Belanda

Perjuangannya Dalam Pem-bangunan Bangsa“

Di Medan, sekelompok perwira juga bermufakat untuk menindaklanjuti perintah Ja-karta. Komandan KMKB Let-kol Soegih Arto bersama kepa-la stafnya Mayor Ulung Sitepu menyusun rencana menangkap Simbolon dini hari seusai aca-ra jamuan makan pada acara peryaan Natal di kediaman

Simbolon. Kelom-pok ini mengerahkan sekompi prajurit-pra-jurit pendatang dari kavaleri, artileri, dan zeni.

“Batalion yang akan ikut serta ada-lah Batalion Mali-ki dari Binjai dan Batalion dari Brasta-gi pimpinan Kapten Slamet Ginting dan Kompi pengawal KMKB di bawah pimpinan Letnan Dua Sempa Sitepu,” ujar

Soegih Arto dalam memoarn-ya.

Ironisnya, perwira-per-wira yang hendak meringkus Simbolon adalah mereka yang ikut menandatangani ikrar ber-sama. Simbolon beruntung. Saat berlangsung acara makan, telepon berdering. Mayor C. Rajagukguk, kepala staf Res-imen II yang loyal pada Sim-bolon, mengabarkan jika pasu-kan Resimen II sedang dalam perjalanan menuju Medan.

Mengetahui ada yang tidak beres, pesta jamuan diakhiri begitu saja. Para perwira di-minta siaga kembali ke pos nya masing-masing. Simbolon sendiri mempersiapkan diri meninggalkan rumah.

Pagi buta, Simbolon mem-bangunkan anak dan istrinya; memberitahu apa yang terjadi. Sebelum melarikan diri, mer-eka berdoa. Markas Batalion 132 pimpinan Kapten Sinta Po-han di Kampung Durian men-jadi tujuan pelarian.

“Kolonel Maludin Simbo-

lon lalu menyuruh padamkan semua lampu di rumahnya dan berangkat dengan membawa regu pengawal kediamannya menuju Markas Batalion 132 pada pukul 4 pagi tanggal 27 Desember 1956,” tulis Payung Bangun dalam Kolonel Malu-din Simbolon: Liku-liku Per-juangannya dalam Pembangu-nan Bangsa

Sementara itu tanggal 27 Desember 1956 Letkol Dja-min Gintings bertindak me-ngunumkan dirinya sebagai Pangilma TT I sesuai dengan perintah dari Jakarta. Tinda-kan itu dilakukannya berkat dorongan dari beberapa perwi-ra yang sebelunya mengadakan rapat kilat membahas manuver Letkol Wahab Makmur. Dian-taranya Mayor Lahiraja Munte dan Mayor Nelang Sembiring, mendesak Letkol Djamin Gint-ings untuk segera bertindak, karena Kol Simbolon sudah diberhentikan dan kehilangan legalitas sebagai Panglima.

Setelah Kolonel Simbo-lon meninggalkan kota Med-an tanggal 27 Dessember pagi

hari, perkembangan semakin genting. Komandan Resimen III Mayor Junus Samosir pada tanggal 29 Desember 1956 menyatakan bahwa Resimen 3 hanya mengakui perintah-per-intah dari KSAD dan Panglima Tertinggi. Tindakan itu diam-bil dengan alasan terdapat dua panglima di TT I.

Drama penangkapan Pan-glima Simbolon berakhir den-gan kegagalan. Dengan di-kawal pasukan Batalyon 132 dibawah komando Kapten Sinta Pohan, tanggal 27 De-sember 1945 pagi hari Kolo-nel Simbolon menyingkir dari kota Medan menuju Tapanuli dan membentuk basis perjuan-gan di sana. Simbolon bersama para panglima pembangkang lainnya kemudian bergabung dalam gerakan pemberontakan Pemerintahan Revolusiner Re-publik Indonesia (PRRI) dan Permesta. (simagin)

Sumber: HistoriA https://historia.id dan John R.W Smail, “The Military Politics of North Sumatra, December 1956 - October 1957”

“Bagi saya makanan enak terasa hambar, hati tidak tenang.

Takut kalau gerakan bocor dan saya ditawan disitu juga,”

kata Soegih Arto dalam memoarnya Sanul Daca: Pengalaman

Pribadi Letjen (Pur) Soegih Arto.

Sen, nim, ibereken sen !!!

Tenteng talu ka nge aku

Ma la nge aku pilihmu !!

Berekendu pe 50 ngeMerawa ka kamkalakah berekenna 500 !!!

Page 10: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS10 EDISI 7, MEI 2019

Manusia Levdel 5...... dari hal 6

Uis Karo...... dari hal 4

Ceritra Pendek...... dari hal 5

Sambungan

sukses. Namun menurut saya sukses bukanlah ditentukan apa yang sudah diperoleh. Seterke-nal apa kita sekarang, sejauh mana perjalanan yang telah kita lakukan, menurutku belumlah sukses. Namun sukses adalah sebanyak apa sudah kita sum-bangkan, dan sebanyak apalagi yang bisa kita sumbangkan.

Brand Pribadi saya sebagai Motivator Level 5 sudah saya daftarkan di Direktorat Jender-al Hak Kekayaan Intelektual, sehingga saya resmi memakai nama itu. Tujuan saya adalah supaya semakin banyak orang Indonesia menjadi penolong

sesamanya melalui sumbangan sumbangan yang dia berikan. Saya bermimpi suatu saat nan-ti, jurang antara si miskin dan sikaya tidak lagi menjadi mas-alah di Indonesia.

Saya yakin, jika orang kaya mau menyumbangkan seluruh kekayaannya pun ti-dak akan membuat dia menjadi miskin, dan jika orang miskin menerima banyak sumbangan pun tidak akan membuat mer-eka sombong. Justru saya ya-kin mereka akan menjadi lebih aktual dalam ikatan kemanu-siaannya. Salam Level 5

ter gembira dan mewah. Penggunaan : Kain ini dipakai untuk abit (gonje) bagian luar wanita pada pesta sukacita mau-pun dalam sehari-hari. Lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung) untuk kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap. Berwarna merah cerah. Uwis ini juga sudah ham-pir hilang karena jarang dipake. 8. Uis Benang Iring untuk wan-ita, memiliki karakter teguh.

Penggunaan : Kain ini khusus dipakai sebagai lang-ge langge (selendang) wanita, dilipat memanjang dan diletak-kan dibahu kanan pada upacara yang bersifat duka cita. Uis ini berwarna hitan di kedua sisin-ya dan ditengah terdapat motif garis-garis putih dan kuning yang memanjang. Uis ini juga sudah hampir punah.

9. Uis Mangiring untuk wan-ita, memiliki karakter teguh Penggunaan : Kain ini sama penggunaannya dengan uwis padang rusak, dipakai sebagai Lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung), bedanya uis ini hanya untuk kegiatan acara duka cita. motifnya semua sama dengan uis padang rusak, hanya warna yang beda yaitu uis mangiring berwarna hitam. 10. Uis Jujung-jujungen un-

tuk wanita, memiliki karak-ter megah dan mewah Penggunaan : Kain ini dipakai khusus hanya untuk lapisan paling luar atas penutup kepa-la wanita (tutup tudung) den-gan umbai-umbai emas pada bahagian depannya. Warnanya merah bersulamkan emas dan kedua ujungnya juga berum-bai benang emas, kain ini tidak selebar kain yang lainnya, ben-tuknya hampir sama dengan selendang. Pada saat sekarang uwis ini jarang digunakan, dan kebanyakan telah digantikan dengan uwis Beka buluh yang banyak menuai kontroversi di masyarakat. Pengrajin atau penenun uwis ini juga sudah tidak ada lagi, dan pengganti kain ini belum ada yang se-megah uwis jujungen. 11. Uis Teba memiliki untuk wanita, karakter kuat dan teguh Penggunaan : Kain ini dipa-kai wanita Karo lanjut usia sebagai tutup kepala (tudung) dalam upacara yang bersifat duka cita. Pada beberapa daer-ah, kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Ka-limbubu (Maneh-maneh) pada saat orang yang sudah lanjut usia meninggal. Hampir sama dengan Uis Julu. Perbedaannya ialah garis-garis Uwis Teba leb-ih jarang sedangkan Uwis Julu lebih rapat. Warnanya hitam,

di sisi ujungnya juga memi-liki rambut (jumbai). Sama seperti uwis Julu, Uis ini juga digunakan untuk mengganti pakaian orang tua (bagi ibu) yang sudah sangat tua, seka-rang uis ini sudah jarang sekali. 12. Uis Pementing untuk pria, karakter kuat dan teguh Penggunaan : Kain ini hanya dipakai Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat berpakaian Adat lengkap den-gan menggunakan Uis Gatip sebagai kain sarung. Juga di-pakai dalam keseharian, karena ini juga tempat menyelipkan benda bawaan yang biasa dipa-kai, misalnya alat musik, Raw-it dsb. Uis ini berwarna coklat kemerahan di kedua sisinya, dan ditengahnya ada motif garis memanjang berwarna putih juga di kedua bagian ujungnya melintang motif garis garis pu-tih, uwis ini juga sudah hilang. 13. Uis Arinteneng kain khu-sus upacara/ritual. Penggunaan : Alas pinggan pasu yang di-pakai pada waktu penyerahan mas kawin, Alas piring makan pengantin saat makan bersama dalam satu piring pada malam hari usai pesta peradatan (man nakan persadan tendi/mukul). Uis Arinteneng terbuat dari kapas atau kembayat yang di-tenun. Warnanya hitam pekat hasil pencelupan yang disebut ipelabuhken, uwis ini juga di-

gunakan sebagai pembalut tiang pada peresmian atau acara adat memasuki rumah baru. Uis ini juga sudah hilang alias punah.

14. Uis Perembah memiliki karakter gembira, kuat dan teguh. Penggunaan : Untuk menggen-dong bayi, perembah diberikan oleh Kalimbubu seiring doa dan berkat agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses dalam hidupnya kelak dan itu diberi-kn khusus untuk anak pertama. Uis ini sangat mirip dengan ulos Toba, warna hitam tapi ada cor-ak warna warni dalam bentuk segi enam kecil-kecil di semua bagian uwis. Ini juga sudah tidak dipakai lagi dan diganti dengan kain gendongan yang disebut “kain panjang murah” ,sehingga budaya Karo jadi malah jadi murah diganti-ganti. Selain beberapa jenis Uis yang telah dijelaskan secara singkat di atas, masih terdapat banyak jenis Uis yang sudah hilang dan tidak dipakai lagi, diantaranya : Uis Batu Jala, Uis Gobar Di-bata, Uis Pengalkal, Uis ram-bu-ambu, Uis Sambat-Sambat dan lain-lain yang tidak per-nah disebutkan namanya. Dari tulisan ini mungkin kita bisa melestarikan budaya karo den-gan menempatkan uwis karo kembali kepada dasar filosof-inya, yang mana dipakai oleh pria dan yang mana dipakai

dilakukan oleh kepala desa Ligat Sitepu. Dalam berbagai kesempa-tan, termasuk dalam rapat desa, kau dianggap sebagai suri teladan bagi para pemuda dan menjadi idola mereka : seorang pemuda dari desa paling tertinggal di Sumatera Utara, berhasil lulus dari fakultas ekonomi Universitas Gajah Mada. Ia juga memuji-muji bapak karena rela menjual ladang dan 3 ekor kerbau demi membiayai pendidikanmu.

Meskipun citaramu di desa kita sudah begitu cemerlang, tapi ada satu hal yang sangat meng-ganggu pikiran kami. Beberapa anak desa tetangga yang menjadi sopir taksi di Jakarta, mengatakan kau sudah punya kekasih, wanita temanmu sekantor. Beberapa kali mereka melihatmu makan siang bersama perempuan itu di sebuah restoran tradisional Karo. Bahkan tanpa kau sadari, pernah pula be-berapa kali kau menjadi penum-pang taksi mereka. Hubunganmu dengan perempuan itu mesra se-kali kata mereka. Benarkah berita itu? Demi alam semesta, semoga saja tidak. Masalahnya engkau ti-dak pernah menulis surat tentang itu. Apakah kau sudah punya pili-han sendiri, atau masih tetap men-ginginkan Tami Rudang menjadi isterimu? Kami tidak tahu.

Sepetiap kali ibumu menden-gar selentingan berita miring ten-tang dirimu, ia selalu bergumam

miskinan di daerahnya dengan terus menggenjot infrastruktur secara merata di Kabupaten Karo. Dengan infrastruktur memadai, bisa memudahkan transportasi, banyak kemuda-han akses perekonomian, khu-susnya di sentra produksi per-tanian dan lainnya.

Untuk mengukur kemi-skinan, Badan Pusat Statistik Kab Karo menggunakan kon-sep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs

dengan menyandungkan tembang yang biasa dilantunkannya sambil mbayu amak di malam hari. Tem-bang itu mengekspresikan keyaki-nannya yang begitu kuat terhadap engkau.

Tidak sanggup kami memba yangkan apa yang akan menimpa kami semua seandaimya berita itu benar. Hendak menangguk ikan ter-tangguk batang. Mama nguda-mu, Tami Rudang, seluruh kerabat, dan penduduk desa Kuta Kelbung yang sudah terlanjur mengidola-kanmu, semuanya akan runtuh dan rata dengan tanah. Nenekmu Mak Curmin sebagai dukun ternama, juga akan terkena imbasnya. Repu-tasinya akan hancur, karena peng-lihatannya tentang perjodohanmu dengan Tami Rudang tempo hari meleset sama sekali.

Pada masa perang kemerde-kaan dulu, suatu hari kami berhasil menangkap mata-mata musuh dan leher mereka langsung kami tebas dengan kelewang. Sampai seka-rang kelewang itu masih kusimpan di rumah, di tempat yang khusus. Sebaiknya kau tidak pernah mun-cul lagi di desa Kuta Kelbung un-tuk selama-lamanya. Sebab, kau juga seorang pengkhianat besar (apabila berita itu benar). Kau te-lah mengkhianati Tami Rudang, yang berarti mengkhianati kami semua, dan seluruh kerabat. Kutu-

kan adalah untuk jangka panjang, entah kapan terlaksana tidak ada yang tahu. Tapi kelewang itu, ha-silnya seketika.

(Selama beberapa puluh me-nit aku merenungkan dalam-dalam tentang kelewang itu. Setelah itu barulah kemudian aku dapat me-lanjutkan bagian ini). Apakah aku merasa tega menebas lehermu bila suatu ketika kau muncul juga di gerbang desa dengan atau tanpa perempuan asing itu? - bagi kami semua perempuan yang tidak kami kenal adalah perempuan asing. Aku mantan pejuang, tidak pernah memberi ampun kepada pengkhia-nat. Apalagi orang itu sudah seki-an lama pernah tidur dan makan di rumahku selama berpuluh-pu-luh tahun, dan kepadanya kube-rikan semua harta milikku tanpa perhitungan. Manusia seperti itu benar-benar jahanam yang tidak mungkin dapat diampuni. Bila suatu saat kau nekad muncul di gerbang desa, hanya satu hal yang ingin kubuktikan: kelewang itu masih setajam pada masa perang kemerdekaan dulu, menebas leher penghianat seperti dirimu.

***Wanita itu dengan lembut

melipat surat tertanggal 23 Maret 1975 yang selalu dibacanya setiap tahun pada tanggal surat itu ditu-lis. Sebagai rasa hormat dan ka-

gumnya kepada bengkila-nya itu. Sosok pria yang tegas, keras tapi baik hati. Sejenak ia memandang langit sore dari atas apartemen tingkat 20 di kawasan Kuningan, Jakarta, maka terkenanglah ia akan desanya Tiwen Gajah. Air matanya pun menitik. Kemudian dimasuk-kannya surat itu kembali ke dalam kotak kecil, bersama semua ben-da-benda lainya yang sangat berse-jarah dalam hidupnya. Sebuah ka-lung pemberian dari ibunya waktu ia remaja, beberapa buah foto lama semasa kecil bersama kedua orang tuanya, dan sebuah fotonya bersa-ma Dalanta Jore pada masa mere-ka kanak-kanak.

Suaminya yang baru tiba se-gera mengerti bahwa istrinya baru saja membaca surat dari ayahnya, hal yang biasa dilakukannya setiap tahun. Di satu sisi ia sangat kagum terhadap ayahnya itu. Gigih dan keras. Namun di sisi lain, orang tua itu selalu mengintimadasinya dengan petuah-petuh karena men-ganggap dirinya selalu paling be-nar. Tanpa berita pada suatu hari ia pulang ke desanya untuk menikah dengan impal-nyaTami Rudang, saat itu ayahnya sudah berusia 76 tahun, dan wajahnya yang keri-put berseri-seri menyaksikan per-nikahan puteranya dengan Tami Rudang. Itulah pertemuan mereka yang terakhir. ***

denga ka ngisak-ngisak, seh kal pantangna, begitu petuah yang semua perkede permah dengar yang disampaikan se-cara turum temurun

“Nina Voltaire” berkata lagi guru bahasa Inggris BS. “When it is a question of mon-ey, everybody is of the same religion” ujarnya dengan logat Inggris tulen dan kedua lobang hidungnya melebar, lalu su-aranya sengau karena dibuat keluar dari hidung. Lantas dia bersin karena terlalu memak-sakan diri bicara dengan aksen Buckingham.

“Kai antusena e Silih? La an-gka kami, bandu ka cakap lepar”

“Antusenna bagenda : adi kerna serpi kenca, kerina jelma e seri kerina popona”

“Andikoh, tuhu kal katana e ya…ise gelarna simelaskensa nindu, poltair?”

“Boltair..?”“V o l t a e ““.Adi soal serpi lah nin-

gen, kerina jadi tempulak ngga rangi lipo, bagem kira-kira?”

“Gitum kira-kira”Diskusi berlangsung sela-

ma 3 jam 28 menit dan penge-luaran mereka rata-rata 600 rupiah per orang. Jumlah yang sama sekali tidak sepadan den-gan waktu yang mereka ha-biskan di Kedentaras dan ko-toran berupa abu dan puntung rokok yang mereka tinggalkan disana berserakan. Dan apa ha-sil dari diskusi itu? Tidak ada, menguap ke udara tanpa bekas, Perkede dan kawan-kawan si-buk menyuci gelas kotor dan menyapu lantai kede. Pileg dengan segala persoalannya, entah siapa yang terpilih atau tidak, entah main uang atau tidak, tidak ada relevansinya dengan pemasukan kede. Mer-eka tetap menjalani kehidupan rutin mereka dan memeliha-ra harapan demi harapan agar banyak pelanggan yang datang atau ada yang mampir untuk rileks sambil menikmati kopi Kedentaras yang kualitasnya banyak menuai pujian. ([email protected])

approach). Dengan pendekat-an ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah pen-duduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbu-lan dibawah garis kemiskinan. Dengan dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan

Bukan Makanan. Secara indeks, kema-

juan yang kita raih selama ini melalui program kerja selama 2018 ini yang dilakukan OPD terkait dalam membangun Karo, bahwa angka kemiskinan dapat ditekan, walaupun sela-ma ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan penge-luaran penduduk miskin sema-

kin menurun, ujar BupatiKedepan saya minta

semua OPD agar lebih ber-giat lagi melakukan terobosan terobosan dan dapat menyerap anggaran agar program yang bersentuhan dengan mas-yarakat dapat dirasakan mas-yarakat Karo, sehingga ditahun 2019 ini upaya menekan angka kemiskinan dan pengangguran lebih baik lagi, ” imbuhnya.

Caranya melalui dinas DPMD agar mensosialisasikan

kepada seluruh kepala desa jika ingin ada penurunan lagi apa salahnya kita pakai strategi BPS Karo, yaitu memanfaatkan dana dana desa secara fisik pemban-gunannya, namun orang sebagai pekerja utamakan masyarakat setempat. Dalam arti kata untuk menjaga perputaran ekonomi uang tidak keluar desa apalagi ke luar Tanah Karo, ini sangat berpengaruh, ” katanya.

Kinerja Pemerintah Kabu-paten (Pemkab) Karo di bawah

Kedentaras...... dari hal 8

Angka Kemiskinan...... dari hal 9kepemimpinan Bupati Terke-lin Brahmana telah membawa dampak perubahan yang nyata. Terutama dalam merealisasikan visi pengentasan kemiskinan. Tahun 2014-2017 di Kab Karo terjadi peningkatan penduduk miskin antara 9,20 persen - 9,97 persen, sebagai dampak ben-cana erupsi Gunung Sinabung yang sangat dahsyat memukul sektor pertanian. (tmbrk)

bali oleh musisi Karo, Julianus Limbeng, dengan menghad-irkan penyanyi seperti Nova Pandia, Melita Meliala, Ra-mona Purba, Tio Fanta Pinem dan Limbeng sendiri.

Karena kondisi beliau se-dang sakit, album ini mengala-mi kendala untuk publis. Dua lagu terakhir yang diciptakan Limbeng, “Mbeltung” dan “Berkat”, seyogianya akan dibawa ke rumahnya di Cira-cas untuk didengarkan, seka-ligus juga meerencanakan untuk menyelesaikan album

Pincala 2 (Bunga Dawa) ini. Namun Tuhan berkehendak lain. Saya belum sempat ke rumahnya, dan pada tang-gal 2 April 2019, pukul 20.00 WIB, di usianya 81 tahun, Sang Pincala, TariganU, Usa-ha Kita Tarigan telah mengha-dap Tuhannya.

Selamat jalan mama TariganU. Album Pincala 2 yang terbengkalai akan kami selesaikan sebagai ke-nang-kenangan atas dedika-simu dan kesetiaanmu untuk menghidupkan sastra Karo.

Pulangnya Sang...... dari hal 7

oleh wanita, yang mana dipa-kai muda mudi dan yang mana dipakai orang tua. Sehingga ek-sistensi budaya kita jadi kokoh, dan kita lebih gampang mem-perkenalkannya ke dunia luar.

(Simpei Sinulingga, bere Ginting Suka, kampah Manik, kempu Sinulingga, binuang Meliala/Kembaren,soler Gint-ing Munte)

Page 11: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS 11EDISI 7, MEI 2019Profile

TETAP PRODUKTIF DAN BERGUNA DI MASA TUA

Dr. Ir. Budi D. Sinulingga MSi

Cara berpikir yang benar, itulah yang menjadi pegangan Dr. Ir Budi Derita Sinulinga MSi dan kemudian ikut menentukan arah hidupnya dengan segala capaian yang pernah diraihn-ya, antara lain Kepala Dinas PU Pematang Siantar (1977-1980), Sekretaris Bappeda Medan (1981 – 1987), Kepala Dinas PU Medan (1987-1991), Ketua Bappeda Medan (1991 – 1999), Wakil Ketua Bappeda Sumut (1999 – 2000), Kepala Bappeda Sumut (2000 – 2005) dan jabatan lainnya.

Salah satu buku yang menurutnya sangat menginspi-rasinya berjudul “The Magic of Thinking Big” (Keajaiban Berpikir Besar) karya David J. Schwartz yang terbit pertama kali tahun 1959. Menurut buku tersebut, demikian Budi Sinulingga, kalau kita percaya berhasil maka akan benar-be-nar berhasil. Bagaimana berpikir besar yang menyatakam bahwa kesuksesan seseorang tidak tergantung pada titel akade-misnya atau kecerdasan, tapi cara berpikir. Juga bagaimana berpikir dan bermimpi secara kreatif yang menyatakan bah-wa kita harus percaya bahwa sesuatu itu bisa dilakukan.

“Pikiran kita akan selalu mencari jalan keluarnya. Kapasitas kita adalah keadaan berpikir. Berapa banyak yang dapat kita kerjakan tergantung berapa banyak yang kita pikir dapat mengerjakannya” paparnya, seperti dikemuka-kannya dalam autobiogafinya yang berjudul Birokrat,

Akademisi dan Pelayan, “dengan kemaruan keras semua bisa” yang dierbitkan USU Press tahun 2016.

Diakuinya, ketika tamat SMA, putra dari Masa Sinul-ingga, pensiunan camat Kutabuluh asal desa Bintang Meriah ini, sempat ragu ketika mencoba ikut seleksi (testing) masuk ITB Bandung pada awal 1967. Selain sempat minder karena mayoritas calon mahasiswa ITB adalah anak dari para pembesar seperti pengusaha dan pejabat mulai dari tingkat kepala polisi resor (Kapolres) hingga ajudan pres-iden bahkan para jenderal. “Ada juga alasan lain yang membuat saya sempat ragu masuk ITB. Ragu bukan karena takut menjawab soal-soal ujian masuk, melainkan ragu karena melihat ketika itu cuma saya calon mahasiswa yang tak punya mobil atau motor bahkan sepeda” ujarnya. “Saya cuma jalan kaki pulang-pergi kampus, naik angkutan umum pun dibatasi” lanjutnya mengenang masa itu.

Sebelum ujian di ITB, Budi Sinulingga kelahiran Kutabuluh 18 Maret 1947 ini ikut testing di Unika Parahiyangan dan lulus bahkan sempat masuk kuliah selama dua minggu. Tapi suatu hari tanpa diduga dalam siaran radio ITB ia mendengar namanya termasuk yang lulus di ITB, jurusan teknik sipil. Arah jalan hidupnya pun bergeser dari

Unika Pharayangan ke ITB. Setelah tamat tahun 1976 ia mendapat tawaran dari ITB untuk menjadi dosen yang merupakan jadi cita-citanya. Namun karena tanggung jawab keluarga harus membiayai adik bungsunya yang masuk Universitas Gadjah Mada, arah hidupnya pun bergeser lagi.

Dia memilih bekerja untuk menghasilkan uang. Dia beker-ja di sebuah perusahaan swasta di Bandung, kemudian pindah ke PT International Berlian Building di Jakarta dengan janji menerima gaji dan fasili-tas yang menggiurkan. Setelah 6 bulan ternyata janji tersebut tidak dipenuhi perusahaan, sedangkan dia harus mem-biayai adik-adiknya yang sedang kuliah dan dia sendiri beren-cana untuk menikah dengan gadis yang kemudian menjadi isterinya, Samaria br Tarigan Sibero. Maka Budi D Sinul-ingga pindah ke perusahaan Perancis

Jalan hidup ini penuh dengan misteri kata orang bijak, memang ada benarnya. Selagi bekerja di perusahaan Perancis itu, Walikota Siantar. Kol. Haji Sanggup Ketaen sedang mencari seorang insinyur sipil untuk dijadikan sebagai kepala PU, “Dan ayah saya meminta agar mengajukan lamaran, dan dia melakukannya walaupun sebenarnya kurang

tertarik” ujarnya.Itulah awalnya dia menja-

di pegawai negeri Sekalipun statusnya sebagai CPNS yang prosesya berliku-liku, tapi oleh Walikota Siantar Kol. H. Sang-

gup Ketaren yang tidak puas dengan kinerja Kepala Dinas PU yang tamatan STM, mengambil keputusan yang sangat berani. Tanggal 7 Jan-uari 1977 Budi D Sinulingga yang status kepegawaiannya masih CPNS dilantik menjadi Kepala Dinas PU Siantar.

Salah satu tugas yang menantang yang dihadapinya ialah membangun gedung DPRD yang berada di samping kantor walikota. Bagian depan harus direhabilitasi dan di bagian belakang perlu ditam-bah dengan ruang sidang yang representatif. “Bikin bagus, apa gunanya kau ada sebagai insinyur disitu” kata Walikota yang dikenal sangat tegas. Dia seorang insinyur sipil bukan arsitek dan orang tidak bisa membedakannya.Tapi dia kerjakan juga dengan memba-ca buku-buku pegangan arsitektur dan melihat contoh- contoh bangunan yang ada di Siantar. Dia berprinsip, dengan kemauan keras pasti bisa.

Maka pekerjaan itu dapat dirampungkan tahun 1978 dan Walikota merasa puas dengan pembangunan kantor DPRD karena pada waktu itu diang-gap sebagai bangunan yang sangat bagus dan menjadi kebanggan Pemerin-tah Kota Siantar, dan direm-sikan oleh Gubenur Marah Halim Harahap.

Setelah empat tahun di Siantar, dia pindah ke Medan tahun 1980 ditempatkan di Bappeda Medan dan 6 bulan kemudian ditunjuk sebagai pelaksana Sekretaris Bappeda

dimana dia berperanan dalam mempersiapkan dan mewu-judkan proyek MUDP (Medan Urban Development Project).

Cita-cita masa mudanya untuk menjadi dosen (akade-misi) dapat terwujud kemudian dimana selama lebih 16 tahun dia mengajar di Program Studi S2 Perencanaan Wilayah dan Perdesaan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (PWD SPs) yang mulai dibuka pada tahun 1985 dan sebagai dosen pascasarjana Universitas Simalungun, yang terus dilaku-kannya setelah memasuki masa pensiun sebagai PNS dengan golongan Pembina Utama IV/e.

“Sebagai akademisi kita terus mengabdi” ujarnya ke-pada Robinson Sembiring dari tabloid Katantaras di tempat kediamannya. Karena itu, terbukti dunia akademi terus digelutinya dengan menempuh pendidikan jenjang S2 (1995) dan S3 (2009) di PWD USU, bahkan ia juga mengambil program S2 bidang teologia di STT Abdi Sabda (2014) sebagai bagian dari keiktserta-annya dalam pelayanan gereja GBKP dimana dia banyak ter-libat baik sebagai pertua mau-pun dalam program berbagai kepantian pembangunan gereja dan pembenahan organisasi.

Setelah pensiun sebagai PNS, tahun 2015 tepatnya tang-gal 29 Agustus beberapa cend-

ikiawan Karo mendeklarasikan pembentukan Ikatan Cendik-iawan Karo Sumatera Utara (ICKI SU) dengan susunan pengurus Dr Ir Budi D Sinulingga MSI sebagai ketua

umum, Prof Dr Paham Gint-ing MSc (Ketua 1), Dr Drs Sumbul Sembiring Depari MSc (ketua 2), Prof Dr Bu-diman Ginting SH MHum (ketua 3), Ir Nurlisa Ginting MSc PhD dan Ester Junita Ginting SH MM (Bendahara Umum).

Menurut Budi D Sinul-ingga deklarasi itu dilakukan untuk mempersatukan para cendikiawan Karo yang mau berpikir kritis untuk memajukan masyarakat Karo dimanapun berada, yang artinya bukan langsung terkait dengan pendidikan tinggi atau satu gelar akade-mis, tetapi orang yang mau mengabdikan pikiran dan tenaganya secara kontinyu di masyarakat.

Ternyata kelahiran ICK SU bergaung karena ICK muncul dengan gagasan semi konkrit, menunjukkan masalah, kemudian menga-jukan solusi disertai dengan pehitungan biaya, ujarnya. Sehingga ICK dipanggil DPRD untuk menyampaikan paparannya, Misalnya dalam masalah kondisi jalur lalu-lintas Medan – Berastagi. Karena desertasi doktoralnya mengenai infrastuktur, dia melihat jalur Med-an – Berastagi bila tidak dibenahi akan berdampak luas terutama menyangkut aspek ekonomi dan sosial masyarakat khususnya orang Karo. Karena itu konsep jalan tol itu harus diper-juangkan, ujar Budi Sinul-ingga yang dalam usia 71 tahun masih tetap enerjik.

Jalur Medan – Berastagi dipandang sudah tidak layak lagi mengingat sering macet parah akibat longsor mau-pun mobil-mobil berbadan besar yang sering terguling atau rusak di jalan. ICK telah melakukan kajian ilmiah (studi) dan secara konsisten terus berupaya menempuh semua tahapan prosedural untuk meyakink-an lembaga-lembaga pemer-intah terkait demi terwu-judnya pembangunan jalan tol Medan – Berastagi. ICK telah melakukan presentasi di Kantor Gubernur Sumut, dan Kementerian PUPR di Jakarta. ICK juga mendapat dukungan dari ormas-ormas Karo untuk memperjuang konsep jalan tol itu.

Menjawab pertanyaan apa yang menyebabkan ICK SU demikian solid, menurutnya hal itu disebab-kan oleh asas manfaat, yaitu manfaat dari perjuangan ICK SU untuk mewujud-kan pembangunan jalan tol Medan – Berastagi. Seperti motto hidup yang dianutnya “dengan kemauan keras pasti bisa”, kiranya konsep jalan tol Medan – Berastagi dapat terwujud sekalipun jalan menuju kesana masih panjang dan berliku-liku pula. Semoga. (Mama Iting)

Dr. Ir. Budi D. Sinulingga MSi

Plato dalam orasinya sering sekali menggunakan perumpamaan tentang manusia yang hidup dalam gua yang melihat dunia luar hanya lewat bayangan

yang dipantulkan matahari pada dinding gua. Manusia yang berada dalam gua selalu melihat bayangan orang-orang lain yang lewat di depan gua tanpa pernah mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi di luar gua. Mereka tidak akan pernah mencoba untuk keluar dari gua mereka karena mereka dengan sangat yakin dan percaya kalau gua yang mereka tinggali adalah tempat yang memang harus mereka tinggali, tidak ada realita baru di luar gua tersebut. Mereka telah hidup puluhan tahun dalam gua mereka sendiri dan tidak mau untuk bergerak keluar dan melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi di luar sana.Tanpa disadari selama bertahun-tahun bisa jadi banyak orang yang telah hidup di dalam realita yang salah. Mereka telah hidup di dalam gua dan hanya bisa menatap bayang-bayang orang lain di dalam gua sambil mengutuk dan memberikan beratus-ratus alasan. Kata kunci dari keadaan manusia sepertu itu adalah cara berpikir yang salah

Page 12: Foto Sadrah Peranginangin Konsep Jalan TOL Medan …...ikiawan Karo) yang ke-gigihannya tidak pernah ken-dor untuk memperjuangkan jalan tol Berastagi – Medan dan telah mendapat dukungan

KATANTARAS12 EDISI 7, MEI 2019 Advertorial

Sekolah Tinggi Managemen Informatika dan Komputer NEU-MANN (STMIK NEUMANN) lahir dari buah pemikiran tokoh tokoh pendidikan, pengusaha dan bi-rokrat Karo dengan Moderamen GBKP. Dipersekutukan oleh se-buah passion untuk meningkatkan pendidikan masa depan kepada pemuda pemudi Karo secara khu-sus dan pemuda pemudi Sumatra Utara secara umum, maka seko-lah tinggi lahir dan mulai beroper-asi pada tahun 2008/2009 sekitar 10 tahun yang lalu.

Kampus STMIK NEUMANN berdiri di atas tanah dengan luas sekitar 1500 m2 di tepi jalan Ja-min Ginting KM 10.5, merupakan kampus yang nyaman dan ideal sebagai tempat belajar dengan fasilitas yang lengkap sebagai penunjang kegiatan akademik maupun non akademik. Fasilitas Penunjang akademik misalnya ruang belajar yang nyaman leng-kap dengan projector, perpus-takaan, laboratorium komputer yang dilengkapi dengan perang-kat komputer dengan speksifika-si yang up to date untuk men-jalankan aplikasi android, studio simulasi matlab, multimedia dan software-software lainnya yang digunakan sebagai penunjang mahasiswa dalam mengasah kompetensinya.

Selain fasilitas akademik, STMIK NEUMANN juga menye-diakan fasilitas pendukung ke-giatan non akademik, seperti

sarana olah raga yaitu lapangan futsal, lapangan volley, lapan-gan badminton dan tenismeja. Sarana non akademis lainnya yaitu jambur tempat mahasiswa berkumpul dan nongkrong untuk mengerjakan tugas-tugas dan menikmati waktu yang dilengka-pi dengan wifi.

Mempunyai kesain atau hala-man tempat mahasiswa mem-buat acara yang kapasitasnya

dapat mengundang masyarakat sekeliling, juga mempunyai aula untuk tempat mahasiswa berkum-pul untuk kegiatan kuliah umum, seminar atau pun lainnya.

STMIK NEUMANN menye-diakan kegiatan aktifitas kemaha-siswaan yang dinamis dan kreatif yang bertujuan untuk mengasah kemampuan sesuai dengan bakat-nya sehingga pada akhirnya ma-hasiswa tersebut memiliki kompe-tensi. Kegiatan kemahasiswaan tersebut yaitu NEUMANN Service Center (NSC), dimana pada ke-giatan ini mahasiswa dilatih untuk melakukan trouble shooting un-tuk setiap perangkat laptop yang masuk melalui NSC. Sedangkan pelanggan dari NSC adalah mas-yarakat sekitar STMIK NEUMANN dan tidak dikenakan biaya.

Selain NSC terdapat juga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pro-gramming Club. UKM ini diasuh oleh seorang dosen yang menga-sah kemampuan coding atau mem-bangun program aplikasi. Selain itu terdapat juga UKM Design Club. UKM ini bertujuan untuk menga-sah kemampuan mahasiswa yang memiliki bakat mendesain. Pro-duk hasil desain digunakan untuk desain spanduk, desain brosur, desain baliho dan desain-desain kegiatan lainnya yang dilakukan di Interen STMIK NEUMANN.

Calon calon mahasiswa Merga Silima ataupun masyarakat Suma-tra Utara jika memilih STMIK NEU-MANN menjadi kampus pembelaja-

rannya akan mendapat keuntungan pendidikan yang berlimpah. Sebab STMIK NEUMANN juga memiliki staf pengajar yang berkualitas dan berdedikasi dalam perkemban-gan ilmu pengetahuan, khususnya perkembangan dunia digital dengan semua keterkaitannya.

Staf pengajar STMIK NEU-MANN seluruhnya memiliki jen-jang Pendidikan minimal S2 lulusan dari Universitas yang

bereputasi seperti Universitas Su-matera Utara, Universitas Trisakti, Universitas Parahyangan dan uni-versitas lainnya.

Seluruh staf pengajar memi-liki keahlian dibidang nya mas-ing-masing. Bahkan sekitar 40% dari jumlah dosen sudah memiliki sertifikasi Pendidikan dan beberapa dosen sedang melanjutkan perkuliahan jenjang S3 (Doktor).

STMIK NEUMANN memiliki 2 program studi dengan prospek terbaik yang didukung den-gan kurikulum terdepan yang sesuai dengan ke-butuhan perkembangan Teknologi Informasi ter-kini. Penyusunan kuri-kulum yang melibatkan stake holder penggu-na alumni. APTIKOM (Asosiasiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer) juga secara periodik memberikan masukan sesuai den-gan perkembangan te-knologi dan kebutuhan pasar.

Alasan berikutnya yaitu ST-MIK NEUMANN bekerjasama dengan Kemenristek Dikti menye-diakan beasiswa setiap tahun nya bagi mahasiswa yang berprestasi dan yang kurang mampu. Selain itu juga tersedia beasiswa bagi pe-ngungsi korban gunung sinabung yang bekerjasama dengan Moder-

amen GBKP. STMIK NEU-

MANN juga mem-berikan kemudahan kepada para ma-hasiwa nya yang ku-rang mampu secara ekonomi dengan memberikan uang kuliah yang terjang-kau dan dapat dicicil serta mendapatkan potongan uang kuliah yang besarnya dapat disepakati bersama.

Manfaat lain bagi para orang tua dan calon calon mahasi-wa memilih STMIK NEUMANN adalah kualitas pendidikan yang disesuaikan

dengan tuntutan wawasan dan kompetensi para lulusannya ke-lak. Untuk itu telah dibangun keja sama dengan beberapa lembaga terkait. Misalnya kerja sama den-gan Go-Educate, dalam hal pela-tihan Bahasa inggris.

Selain itu STMIK NEUMANN bekerjasama dengan ICCC se-buah Lembaga pelayanan maha-siswa di Korea. Bentuk kegiatan rutin setiap 6 bulan sekali yang

dilakukan yaitu pertukaran Budaya Korea dengan Budaya Karo (Su-matra Utara) selain juga melatih kemampuan Berbahasa Inggris dan Bahasa Korea.

Selain itu STMIK NEUMANN juga bekerjsama sama dengan Lembaga LPMI dengan tujuan

membangun karakter mahasiswa yang memiliki kepemimpinan yang berlandaskan kasih Kristus. ST-MIK NEUMANN juga mempunyai visi untuk menjalin kolaborasi dan bekerja sama dengan sekolah se-kolah serta Lembaga lainnya dalam pengembangan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.

Hal lain yang sudah dilakukan adalah kerjasama dengan Lemba-ga Oracle untuk pengembangan kemampuan mahasiswa memban-gun database dan pemrograman. Selain itu STMIK NEUMANN juga bekerja sama dengan PT Smarco, PT Pijer Podi, PT Inter Yesaho-mindo dan lain-lain dalam penye-diaan lapangan kerja bagi alumni lulusan dan mahasiswa yang ingin magang.

Tuhan adalah sumber dari semua ilmu dan kreativitas ser-ta niat niat baik. Jadi meskipun saat ini STMIK NEUMANN masih mengejar akreditasi BAN PT yang lebih baik, namun hal itu adalah sebuah kepastian yang tinggal menunggu waktu. Bersama Mod-eramen GBKP, STMIK NEUMANN akan selalu memperbaiki diri dan membawa masa depan kehada-pan mahasiswa mahasiswa KAro dan Sumatra Utara.

STMIK NEUMANN memiliki Visi, Misi dan Semangat Pelayanan Terbaik yang diturunkan dari GBKP.

STMIK NEUMANN SIAP MENERIMA 200 ORANG MAHASIWA BARUTAHUN AJARAN 2019/2020

GBKP melalui STMIK NEUMANN memberikan diakonia bagi seluruh masyarakat dibidang Pendidikan. STMIK NEUMANN dengan Kedua program studii Terakreditasi C BAN-PT akan terus berupaya melakukan re-akreditasi menjadi terakreditasi B pada tahun 2020.

Bersamaan dengan pros-es re-akreditasi program studi tersebut STMIK NEUMANN akan membuka program studiba-ru yaitu program studi Animasi (Diploma 4). Program studi ini dilakukan untuk memenuhi kebu-tuhan masyarakat dibidang de-sain dan multimedia.

Maka pada tahun ajaran 2019/2020 STMIK Neumaan siap menampung mahasiwa baru sebanyak 150 sd 200 orang un-tuk didik dan dilatih menguasai dunia digital dalam era industry 4.0. Menurut penulis buku Digi-tal Mastery, bahwa penguasaan dunia digital dilakukan melalui dua keunggulan yaitu Teknologi Digital dan Kepemimpinan Digital (Priyan-tono Rudito dan Mardi FN Sinaga, 2017) maka foKus pendidikan di STMIK NEUMANN pun dilakukan persis, penguasaan teknologi dan pengembangan karakter kepemi-mpinan yang berbasis iman dan keterampiLan Teknologi Digital.

Upaya-upaya pengembangan Sekolah Tinggi secara menyeluruh tetap dilakukan sesuai dengan yang sudah dituangkan pada Ren-stra dengan tujuan untuk mewu-judkan Visi STMIK NEUMANN yaitu menjadi kampus yang paling unggul di bidang Teknik Informatika dan Komputer pada tahun 2023. (AG)

Kampus STMIK NEUMANN di Jalan Jamin Gintings Km 10,5

Kedatangan ICCC dari Korea Selatan Pada Tahun 2018 Yang Lalu.

Oleh : Ertina Sabarita Barus ST, M.Kom dan Pt Ir Analgin Ginting MMin

Pendaftaran Mahasiswa Baru Datang Ke Kampus Pada Hari Senen sd Jumat

Jalan Jamin Ginting Km 10.5 Simalingkar Medan.Telpon Kantor : 061-8369306

WA : 0812 6055 1003Email : [email protected]