fototerapi

31
REFARAT “ FOTOTERAPI DAN TRANSFUSI TUKAR” Subdivisi Perinatologi, Hematologi, Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Undata Palu- FKIK UNTAD Mei 2015 Penyaji : Slamet Wahid Kastury Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A

Upload: wahid-kastury

Post on 08-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

fotoactip

TRANSCRIPT

Refarat Fototerapi dan Transfusi Tukar

Refarat Fototerapi dan Transfusi Tukar Subdivisi Perinatologi, Hematologi, ImunologiBagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Undata Palu- FKIK UNTADMei 2015

Penyaji : Slamet Wahid Kastury

Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A

PendahuluanFototerapi

Fototerapi

Fototerapi

Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nm. faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar adalah jenis sinar, panjang gelombang, jarak sinar disertai media pemantulan sinar.Panduan untuk fototerapi pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu atau lebih

Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( >37 minggu )

PROSEDUR PEMBERIAN FOTOTERAPIPersiapan unit terapi sinarHangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkanNyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluorosens berfungsi dengan baik. Ganti tabung/lampu fluorosens yang telah rusak atau berkelip-kelipCatat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut.Ganti tabung setelah penggunaan 3 bulan, walaupun tabung masih berfungsi.Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator,dan tempatkan tirai putih di sekitar daerah unit ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada bayi.

Pemberian terapi sinar

Tempatkan bayi dibawah sinar terapiBila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada basinet. Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam inkubator.Tutup mata bayi dengan penutup mata dengan menggunakan kain putih yang tebalBalikkan bayi tiap 3 jamPastikan bayi diberikan asupan makananMotivasi ibu untuk menyusui bayinya, paling kurang setiap 3 jam.Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah di pompa, tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10% volume total per hari selama bayi masih di terapi.Bila bayi sedang menerima O2, matikan terapi sinar sebentar untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentralContUkur suhu bayi setiap 3 jam. Bila suhu bayi lebih dari 37,50 C, sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar.Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jamHentikan terapi sinar jika kadar bilirubin < 13 mg/dL.Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfusi tukar, persiapkan kepindahan bayi dan secepatnya kirim bayi ke rumah sakit tersier untuk melakukan transfusi tukar. Sertakan contoh darah ibu dan bayi.Bila bilirubin serum tidak dapat diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 3 hari.Setelah terapi sinar dihentikan, Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin serum.Bila ditemukan kadar bilirubin kembali atau diatas nilai untuk memulai terapi sinar kembali.Bila terapi sinar tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik dan tidak ada masalah lain selama perawatan, pulangkan bayi.

KomplikasiDehidrasiDiare Bronze baby syndromeGangguan minum, letargiKenaikan suhu

Transfusi Tukar

Transfusi tukarTransfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar Pada hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. Pada bayi dengan isoimunisasi, transfusi tukar memiliki manfaat tambahan, karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi. Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia.Darah yang digunakan untuk transfusi tukar tipe darah Kesegaran darah dan penyimpanannyaJumlah darah yang digunakan

Teknik transfusi tukar simple double volume ( push pull method)Isovolumetric partial exchange transfusionPanduan untuk transfusi tukar pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu atau lebih

Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Pelaksanaan tranfusi tukarJelaskan tentang prosedur dan minta informed consent kepada orang tua. Puasakan bayi selama 3-4 jam sebelum transfusi tukar dimulai. Pasang OGT untuk mengosongkan lambung dan alirkan (buka tutupnya) selama prosedur. Tindakan ini berguna untuk dekompresi, mencegah regurgitas serta aspirasi cairan lambung. Tidurkan bayi terlentang dan tahan posisinya dengan baik (tahan dengan erat, tetapi tidak ketat, dengan bantuan bantal pasir ataupun plester ke tempat tidur). Jangan lupa pasang urine collector. Lakukan prosedur seperti tindakan mayor (lihat prosedur pemasangan kateter umbilikal), kemudian pasang kateter vena umbilikal untuk teknik push and pull, serta arteri atau vena umbilikal untuk teknik isovolumetrik. Siapkan unit darah. Pastikan bahwa darah tersebut memang benar untuk pasien, golongan darah cocok, dan temperature cocok. Kalau masih dingin, hangatkan ke suhu tubuh (tidak lebih dari 37o C), jangan terlalu panas karena bisa menyebabkan hemolisis. Selanjutnya pasang darah ke set infuse, pastikan posisi three way stopcock berada pada posisi yang tepat sebelum memulai prosedur. Untuk teknik pull-push,Untuk teknik isovolumetrik, Darah kotor. Jika jalur arteri tidak bisa ditemukan, alternative dari teknik ini adalah dengan penggunaan dua vena. Vena besar untuk menarik darah, sedangkan vena perifer untuk memasukkan darah. Bilas jalur penarikan dengan NaCl-heparin 1UI/cc tiap 10-15 menit sekali untuk mencegah bekuan.

Mulailah prosedur transfusi tukar dengan perlahan, volume keluar masuk darah disesuaikan dengan berat badan bayi (lihat table), rata-rata 5 ml/kgBB. Volume perkali (aliquots), minimal 5cc dan maksimal 20cc.

Selama prosedur berlangsung, operator harus berbicara dengan jelas tentang volume darah keluar masuk (misalnya: darah masuk at darah keluar), sehingga asisten bisa mendengar dan mencatat dengan baik.

Komplikasi transfusi tukar Vaskular: emboli udara atau trombus, trombosis Kelainan jantung: aritmia, overload, henti jantung Gangguan elektrolit: hipo/hiperkalsemia, hipernatremia, asidosis

ContKoagulasi: trombositopenia, heparinisasi berlebih Infeksi: bakteremia, hepatitis virus, sitomegalik, enterokolitis nekrotikan Lain-lain: hipotermia, hipoglikemia Kesimpulan sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru. banyak faktor yang mempengaruhi intensitas cahaya antara lain : jenis sinar, panjang gelombang, jarak sinar, luas permukaan tubuh diserta media pemantulan. fototerapi walaupun bisa menurunkan kadar bilirubin dengan cepat, tapi cara ini tidak dapat menggantikan transfusi tukar pada proses hemolisis berat. transfusi tukar memiliki komplikasi yang berat dibandingkan fototerapi.Daftar pustakaSholeh K, Ari Y, Rizalya D, Gatot IS, Ali U. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Edisi pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; p. 147-169

Etika, Risa, Dkk. 2010. Hiperbilirubinemia Pada Neonatus. Surabaya: Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fk Unair/Rsu Dr. Soetomo.

Madan A, Macmahon JR, Stevenson DK. Neonatal Hyperbilirubinemia. Dalam: Taeusch HW, Ballard RA, Gleason CA, editor. Averys disease of the newborn. Edisi ke 8. Philadephia: WB Saunders CO. 2005; h.1226-53

KEMENKES. 2011. Pedoman Teknis Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis Pada Bayi Baru Lahir.kesehatananak.depkes.go.id diakses 13 Mei 2015

Bhutani, V. 2011.Phototherapy to Prevent Severe Neonatal Hyperbilirubinemia in the Newborn Infant 35 or More Weeks of Gestation. Journal of the American Academy of Pediatrics, Vol. 128, No. 4, PP e1046 - e1052, http://pediatrics.aappublicatio ns.org/content/128/4/e1046. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015Meredith L. Porter, Beth L. Dennis. Hyperbilirubinemia In The Term Newborn. American Family Physician. 2002. Dewitt Army Community Hospital, Fort Belvoir, Virginia.

American Academy of Pediatrics.2004.Subcomittee on Hyperbilirubinemia. Management of Hyperbilirubinemia in the Newborn 35 or more weeks of Gestation. Journal of the American Academy of Pediatrics, Vol. 104, No.1, PP 297-316, http://pediatrics.aappublicatio ns.org/content/114/1/297. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015

Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Hiperbilirubinemia. Dalam: Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia Edisi II. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia. 2011; h.114-122

Terima kasih