frenektomi
DESCRIPTION
frenectomy techniquesTRANSCRIPT
FRENEKTOMI
I. PENDAHULUAN
Perlekatan frenulum yang tidak normal maupun keadaan frenulum yang
hipertrofi seringkali menimbulkan masalah bagi penderitanya. Kelainan ini
menimbulkan gangguan estetika, membatasi pergerakan bibir maupun lidah,
mengganggu susunan gigi serta menarik gingiva menjauh dari gigi sehingga
terjadi resesi (Pedlar, 2001).
Perlekatan frenulum labial terdiri dari kumpulan jaringan fibrosa tipis
yang ditutupi mukosa, memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolar.
Level perlekatan frenulum bervariasi dari tinggi vestibulum sampai puncak ridge
alveolar dan bahkan ke daerah insisal papila di maksila anterior. (Peterson, 2003)
Selain frenulum labial di midline dapat menyebabkan diastema, dan
frenulum lingual yang menyebabkan lidah terikat (tounge tie), perlekatan
frenulum umumnya tidak menimbulkan masalah selama gigi-gigi tetap berkontak.
Namun dalam pembuatan gigi tiruan, frenulum yang mengalami hipertrofi
ataupun frenulum dengan perlekatan tidak normal dapat menyulitkan dan tidak
jarang menyebabkan kegagalan. Kegagalan ini terjadi akibat kedudukan protesa
yang kurang retentif dan menimbulkan rasa sakit pada saat gigi tiruan dipakai atau
dalam keadaan fungsi. (Peterson, 2003)
Untuk mencegah akibat yang ditimbulkan oleh kelainan frenulum ini,
beberapa ahli menganjurkan suatu tindakan pembedahan guna memperbaiki
keadaan frenulum yang tidak normal tersebut (Pedlar, 2001)
II. DEFINISI
Frenectomy adalah prosedur sederhana dimana sebagian atau seluruh
frenum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk
mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut. Umumnya dilakukan dengan
lokal anestesi
1
Pembuangan frenulum lingual di bawah lidah disebut lingual frenektomi
(ankylotomi) yang dilakukan pada penderita tongue tie (ankyloglossia). Segera
setelah bedah minor dilakukan, lidah dapat dijulurkan keluar mulut dimana
sebelumnya tidak dapat dilakukan.
Umumnya perlekatan frenulum labial adalah ke tengah bibir atas dan di
antara dua gigi depan atas. Hal ini dapat mennyebabkan celah besar dan resesi
gingiva karena gingiva tertarik dari tulang. Labial frenektomi berarti membuang
frenulum labial. Pasien orthodonti sering menjalankan prosedur ini untuk
membantu perawatan penutupan celah gigi depan. Saat bibir pasien protesa
bergerak, frenulum akan menarik dan mengendurkan protesa sehingga sangat
tidak nyaman oleh sebab itu dilakukan pembedahan untuk membantu protesa
cekat lebih baik (Kruger, 1975)
III. TEKNIK FRENEKTOMI DAN PROSEDUR PEMBEDAHAN
III. 1. Teknik insisi rhomboid shape
III.1. 1. Frenektomi frenulum labial pada kasus prostodonti
Untuk membuang hipertrofi frenulum yang melekat ke puncak ridge sebelum
pembuatan protesa maksila dilakukan frenektomi dengan prosedur pembedahan
sebagai berikut (Kruger, 1975) :
Anestesi lokal dilakukan dengan menginfiltrasi pada origo dan insersio
frenulum.
Bibir diangkat sehingga dalam keadaan tegang. Kemudian hemostat pertama
dijepitkan sejajar dengan permukaan labial ridge alveolar dan ujungnya
terdapat pada lipatan mukobukal.
Hemostat yang kedua dijepitkan pada ujung frenulum dekat bibir yang ditarik
sejajar terhadap permukaan mukosa bibir. Kedua ujung hemostat saat ini
saling bersentuhan satu sama lain dan jaringan frenulum terkurung
ditengahnya.
2
Dilakukan insisi di sekeliling permukaan luar kedua hemostat sampai
hemostat terlepas dengan jaringan frenulum berada diantaranya.
Tepi daerah operasi dilakukan undermine dengan gunting bedah
Dilakukan penjahitan dengan jahitan terputus, dan selanjutnya ditutup dengan
kasa steril selama 2 jam
Instruksikan pasien tetap menjaga kebersihan dengan obat kumur.
Satu minggu kemudian jahitan dibuka.
Gambar 1. Teknik frenektomi labial
III. 1. 2. Frenektomi frenulum labial pada kasus ortodonti
Prosedur frenektomi yang dilakukan sama untuk kasus diastema dalam
ortodonti sama seperti pada kasus prostodonti hanya setelah dilakukan penjahitan
terdapat prosedur tambahan (Gambar 3.) :
Insisi mukoperiosteum berbentuk V dari antara insisif sentral turun ke tulang
interseptal. Buang jaringan pada ruang interdental tersebut. Hati-hati agar
leher gigi tidak terbuka.
3
Berikan pack yang diaduk dengan ZOE di daerah ini untuk mencegah
jembatan jaringan frenulum tumbuh. Pertahankan pack selama 5 hari.
Gambar 2. Lanjutan teknik frenektomi labial
III. 1. 3. Frenektomi lingual untuk ankyloglossia
Prosedur pembedahan untuk ankyloglossia adalah (Gans, 1972):
Tentukan batasan pergerakan lidah dengan menginstruksikan pasien agar
menyentuh gigi atas, menjulurkan lidah, dan menggerakkan ke lateral. Periksa
dasar mulut untuk mengetahui posisi duktus Wharthoni dan caruncula saliva.
Jahit ujung lidah agar pergerakannya stabil
Jepitkan hemostat pada ujung benang dan tarik lidah ke atas agar frenulum
dalam keadaan tegang. Sekitar setengah bagian dari origonya di mandibula
dan insersionya di lidah, insisi frenulum ke posterior. Instruksikan pasien
kembali menggerakkan lidah seperti sebelumnya. Bila dapat dilakukan tanpa
mengganggu ujung lidah, maka mobilitas sudah cukup.
Diseksi horizontal akan melepaskan lidah dan menghasilkan defek diamond-
shaped saat lidah ditarik ke atas. Undermine tepi luka agar jahitan tidak
tegang
4
Gambar 3. Ankylotomy untuk ankyloglossia
III. 2. Teknik Z-Plasty
Teknik ini digunakan untuk pembedahan frenulum yang mengalami hipertrofi.
Dengan teknik ini tegangan didistribusikan berseberangan bukan di sepanjang
insisi sehingga jaringan parut kurang. Teknik ini menghancurkan garis jaringan
parut sehingga jaringan parut tidak teralu terlihat. Prosedur pembedahannya
adalah sebagai berikut:
Periksa hipertrofi frenulum dan tentukan perluasannya ke papila insisivum.
Visualisasi terbaik adalah dengan menarik bibir ke atas dan ke depan.
Eksisi bagian tengah papila sedekat mungkin ke maksila. Akan terjadi defek
jaringan selebar 2mm.
Buatlah dua segitiga sama besar di tiap sisi insisi sehingga apeks tiap segitiga
beradap pada inisisi. Pilihlah flap yang sesuai untuk transposisi dan lakukan
insisi menembus periosteum.
5
Lepaskan flap dari kedudukannya dengan periostel elevator. Potong setiap
ikatan jaringan ikat dengan skalpel.
Transposisikan flap jaringan ke tempat yang sesuai.
Jahit mukoperiosteum dengan benang silk 4-0 pada posisi transposisi.
Gambar 4. Teknik frenektomi Z-Plasty
III. 3. Teknik Laser
Teknik terbaru frenektomi adalah dengan laser. Keuntungan prosedur laser
adalah tidak ada jahitan dan perdarahan. Prosedur ini sering diterapkan pada
pasien anak-anak karena tidak meninggalkan kesan yang buruk (Canzoneri, 2003).
Pasien yang mendapat perawatan dengan laser umumnya sembuh lebih
cepat dan mengalami sedikit atau bahkan tidak ada ketidaknyamanan post operasi.
Laser juga mengurangi waktu kerja dan pembengkakan serta jaringan parut
minimal.
6
Teknik dan prosedur laser adalah sebagai berikut :
Berikan anestesi lokal secukupnya dan atur SoftLase™ pada 1.2-1.4 Watts
dalam mode operasi continuous menggunakan initiated tip.
Tarik bibir atau lidah untuk mendapatkan tarikan agar batas tepi frenum jelas
terlihat. Gunakan tip paint brush pada dasar frenum untuk memotong
menembus perlekatan fibrous. Pemisahan ini harus tetap membiarkan
periosteum dan tulang tetap menempel.
Ujung perlekatan fibrous harus di laser lagi untuk menghindari perlekatan
kembali
Gambar 5. Teknik laser frenektomi. A. Frenulum awal, B. laser frenektomi,
C. hasil frenektomi, D. 1 minggu setelah frenektomi
IV. KOMPLIKASI DAN PENANGGULANGANNYA
Komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada pembedahan frenulum
adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan
Perdarahan ini dapat terjadi selama operasi ( perdarahan primer ) atau
beberapa jam sampai beberapa hari setelah pembedahan (perdarahan sekunder).
Perdarahan ini dapat terjadi oleh sebab lokal atau sistemik. Penyebab lokal
a b
dc
7
biasanya meliputi lepasnya bekuan darah, luka yang terinfeksi, trauma pada luka
atau lepasnya jahitan. Sedangkan penyebab sistemik dapat berupa kelainan darah.
Penanggulangan dengan melakukan pembersihan daerah luka serta penekanan
dengan kasa dibasahi vasokonstriktor lokal, kompres dingin dan penjahitan atau
pemberian coagulation promoting agent seperti gelatin sponge, thrombin, dan
lain-lain. Bila tindakan tersebut tidak dapat mengatasi perdarahan sebaiknya
dikonsulkan ke bagian penyakit dalam.
2. Pembengkakan
Biasanya terjadi karena trauma yang berlebihan atau karena infeksi.
Penanggulangannya dapat dikontrol dengan kompres dingin yaitu dengan
kantung es atau kain dingin.
3. Infeksi
Untuk mencegah infeksi dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan
diberi obat kumur antiseptik. Apabila infeksi telah terjadi, tindakan lokal yang
perlu dilakukan adalah mengirigasi luka dengan NaCl fisiologis hangat serta
pengulasan antiseptik pada tepi luka, diberikan pula obat antibiotik.
4. Rasa sakit yang berlebihan
Keadaan ini biasanya timbul karena pergerakan bibir, pipi, atau lidah pada saat
berbicara atau pada waktu mengunyah.
Penanggulangannya diberikan obat analgetik, obat kumur antiseptik yang
hangat.
V . KESIMPULAN
Kelainan frenulum tidak hanya menyebabkan gangguan estetik, diastema
gigi dan stabilisasi serta retensi gigi tiruan, tetapi juga menyebabkan menurunnya
kesehatan gingiva dan gangguan fisiologis seperti bicara, penelanan serta
kesukaran menyusu pada bayi.
Untuk menanggulangi kelainan bentuk anatomi frenulum terdapat
beberapa teknik pembedahan. Pemilihan macam teknik yang dapat digunakan
tergantung kasus dan ketrampilan operator.
8
Komplikasi yang dapat terjadi sesudah dilakukan pembedahan antara lain :
perdarahan, infeksi, rasa sakit yang berlebihan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Canzoneri, k. 2004. Laser Gum Treatment.
http://www.laser-dent.com/gum_treat.htm
Gans, B. 1972. Atlas of Oral Surgery. 2nd ed. C.V Mosby. Saint Louis
Kruger, O.G. 1974. Textbook of Oral Surgery. 4th ed. C.V. Mosby. Saint
Louis.
Pedlar, J. 2001. Oral and Maxillofacial Surgery. 1st ed. Churchill
Livingstone. Spain.
Peterson, L.J. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4th ed.
Mosby. Saint Louis.
9