fungsi dan kedudukan assunah terhadap al quran
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
1/19
MAKALAH
FUNGSI DAN KEDUDUKAN AS SUNNAH TERHADAP AL-QURAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Kemathlaul
Anwaran
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MATHALAUL ANWAR
BANTEN
2013
1
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
2/19
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu
pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Salawat serta salam
tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul Kedudukan dan Fungsi As sunnah Terhadap
Al-Quran , disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Kemathlaul Anwatan di
FKIP UNMA Banten. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat
bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, tetapi
tidak luput dari kendala yang begitu banyak.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi penulis, Amin yarobbal alamiin.
Pandeglang, Juni 2013
Penyusun
2
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
3/19
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................ 1
C. Tujuan Penulisan................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kedudukan Dan Kehujjahan Hadits (As Sunnah).............. 2
B. Fungsi Hadits (As Sunnah) Terhadap Al-Quran............... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 14
B. Saran................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 16
3
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
4/19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits bukanlah teks suci sebagaimana Al-quran. Namun, hadits selalu
menjadi rujukan kedua setelah Al-quran dan menempati posisi penting dalam
kajian keislaman. Mengingat penulisan hadits yang dilakukan ratusan tahun
setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka banyak terjadi silang pendapat
terhadap keabsahan sebuah hadits. sehingga hal tersebut memuncul kan sebagian
kelompok meragukan dan mengingkari akan kebenaran hadits ebagai sumber
hukum.
Banyak al-quran dan hadits yang memberikan pengertian bahwa hadits itu
merupkan sumber hukum islam selain al-quran yang wajib di ikuti, baik dalam
bentuk perintah, maupun larangan nya. Namun mengapa para pengingkar sunnah
tetap meragukannya? Berikut makalah ini akan memaparkan sedikit tentang
kedudukan hadits terhadap al-quran dengan melihat dalil aqli maupun naqli, serta
pandangan antara ingkarussunnah dan para pro hadits mengenai keabsahannya.
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa Kedudukan Dan Kehujjahan Hadits (As Sunnah)?
2. Fungsi Hadits (As Sunnah) Terhadap Al-Quran?
C. Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Kedudukan hadits (As Sunnah) terhadap al-quran
2. Fungsi Hadits (As Sunnah) Terhadap Al-Quran
1
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
5/19
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Dan Kehujjahan Hadits (As Sunnah)
Seluruh umat islam sepakat bahwa hadits merupakan salah satu sumber
ajaran agama islam. Keharusan mengikuti hadits bagi umat islam (baik berupa
perintah atau larangannya) sama halnya dengan kewajiban mengikuti Al-quran.
Hal ini terjadi karena hadits merupakan mubayyin ( penjelas ) terhadap Al-quran,
karena itu siapapun tidak akan bisa memahami Al-quran tanpa dengan
memahami dan menguasai hadits. Begitu pula halnya menggunakan hadits tanpa
Al-quran, karena Al-quran merupakan dasar hukum pertama yang
didalamnyaberisi garis besar syariat. Dengan demikian antara hadits dengan al-
quran mempunyai kaitan yang sangat erat, untuk memahami dan
mengamalkannya tidak dapat dipisahkan atau berjalan dengan sendiri-sendiri.
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan hadits sebagai sumber ajaran
islam, dapat dilihat beberapa dalil naqli yaitu yang bersumber dari Al-quran dan
hadits, dan dalil aqli yang menggunakan rasional, seperti dalil berikut ini.
1. Dalil Al-quran
Banyak ayat Al-quran yang menerangkan tentang kewajiban seseorang
untuk tetap teguh, serta beriman kepada allah dan tasun-Nya. Iman kepda rasul
merupakan satu keharusan dan sekaligus kebutuhan setiap individu. Dengan
demikian allah akan memperkokoh dan memperbaiki keadaan mereka, hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali imran ayat 17 yang berbunyi:
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu
sahur.
Dan dijelaskan dalam surat al-nisa ayat 136 yang berbunyi:
2
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
6/19
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
Selain allah memerintahkan umat islam agar percaya kepada Rasul Saw,
juga menyerukan agar mentaati segala bentuk perundang-undangan dan peraturan
yang dibawahnya, baik berupa perintah ataupun larangan. Tuntutan taat dan patuh
kepada Rasul saw ini sama halnya tuntutan taat dan patuh kepada allah swt.Banyak al-quran yang menerangkan hal tersebut. Seperti firman allah
dalam surat Ali Imron ayat 32 sebagai berikut :
Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
Dalam surat al-Hasyr ayat 7 Allah juga berfirman:
3
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
7/19
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat
Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya
saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.
Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
Dari beberapa ayat Al-quran diatas dapat ditarik suatu pemahaman,
bahwa ketaatan kepada Rasul Saw adalah mutlak, sebagaimana ketaatan kepada
Allah. Begitu pula halnya dengan ancaman atau peringatan bagi yang durhaka.
Ancaman Allah Swt sering disejajarkan dengan ancaman karena durhaka kepada
rasul-Nya. Selain itu terdapat banyak ayat yang memerintahkan mentaati Rasul-
Nya secara khusus dan terpisah. Karena pada dasarnya ketaatan kepada Rasulnya
sama halnya taat kepada Allah swt. Pada surat Al-Nisa ayat 80 disebutkan bahwa
manifestasi dari ketaatan kepada Allah adalah dengan mentaati Rasul-Nya, seperti
firman-Nya:
Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati
Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
Ungkapan pada ayat diatas menunjukkan betapa pentingnya kedudukanhadits sebagai sumber ajaran islam yang dimanifestasikan dalam bentuk aqwal
atau ucapan, afal atau prilaku, dan taqrir Rasul saw.
2. Dalil hadits Rasul Saw
Selain berdasarkan ayat-ayat diatas , kedudukan Hadits juga dapat dilihat
dari Hadits-hadits rasul sendiri. Banyak hadits yang menggambarkan hal ini dan
menunjukkan perlunya ketaatan kepada perintahnya. Dalam salah satu pesannya
4
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
8/19
berkenaan dengan menjadikan hadits sebagai pedoman hidup disamping al-
quran. Rasul bersabda:
Saya tinggalkan dua perkara yang kamu tidak akan tersesat apabila
berpegang pada keduanya, yakni Kitabullah (al-Quran) dan sunnah nabinya
(Hadits). (HR. Malik).
Dalam Hadits lain Rasul Saw, bersabda:
Kalian Wajib berpegang teguh dengan sunah-ku dan sunnah khulafa
rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah kamu sekalian
dengannya (HR. Abu daud).
Dalam salah satu Taqrir Rasul juga memberikan petunjuk kepada umat
islam, bahwa dalam menghadapi berbagai persoalan hukum dan kemasyarakatan,
kedua sumber ajaran yakni al-Quran dan hadits merupakan sumber asasi.
3. Kesepakatan ulama ( ijma)
Umat islam kecuali mereka para peyimpang dan pembuat kebohongan,
telah sepakat menjadikan hadits sebagai salah satu dasar hukum dalam beramal.
Penerimaan terhadap hadits sama halnya dengan Al-quran karena keduanya
sama-sama dijadikan sebagai sumber hukum islam. Kesepakatan umat dalam
mempercayai, menerima, dan mengamalkan segala peraturan yang ada di hadits
berlaku sepanjang masa. Banyak diantara mereka yang tidak hanya memahami
dan mengamalkan isi kandungannya, akan tetapi mereka menghafal, mentadwin,
dan meyebarluaskan dengan segala upaya kepada generasi selanjutnya. Diantara
para sahabat misalnya, banyak peristiwa yang menggunakan hadits senagai
hukum islam, antara lain perhadikan beberapa kejadian dibawah ini.
Pertama, ketika Abu bakar dibaiat menjadi seorang khalifah, ia berkata,
Saya tidak meninggalkan sedikitpun sesuatu yang telah diamalkan oleh
rasulullah, sesungguhnya saya takut tersesat apabila meninggalkan perintahnya.
Kedua, ketika umar berada didepan hajar aswad, ia berkata, saya tahu bahwa
anda adalah batu, seandainya saya tidak melihat Rasulullah menciummu, saya
tidak akan menciummu. Ketiga, pernah ditanyakan kepada Abdullah ibn Umar
tentang ketentuan shalat safar dalam al-Quran . Ibn Umar menjawab, Allah
telah mengutus nabi Muhammad saw kepada kita, dan kita tidak mengetahui
5
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
9/19
sesuatu. Maka sesungguhnya kami berbuat sebagaimana Rasulullah saw berbuat.
Keempat, dinarasikan Said ibn al-Musayyab bahwa Utsman ibn Affan berkata,
Saya duduk sebagaimana duduknya Rasulullah, saya makan sebagaimana
makannya rasulullah, dan saya shalat sebagaimana shalatnya Rasulullah saw.
Sikap para sahabat tersebut kemudian diwariskan ke generasi selanjutnya
secara bersikenambungan. Berkaitan dengan ini para tabiin menyampaikan pesan
dan saran-sarannya kepada umat dan murid yang dibinanya, seperti berikut ini.
Pertama, al-Amasy berkata, Kalian harus mengikuti al sunnah dan
mengajarkannya kepada anak-anak. Kedua, Waki berkata, Kalian harus
mengikuti para imam mujtahid dan ulama muhaddits, karena mereka yang
menulis apa yang dimilikinya dan apa yang seharusnya mereka kerjakan, berbeda
halnya dengan ahli al-ahwa dan ahli rayi.
Ketiga, mujtahid berkata terhadap muridnya, kalian jangan menuliskan
kata-kataku, akan tetapi tulislah hadits Rasulullah saw. Keempat, Abu Hanifah
berkata, jauhilah pendapat tentang agama Allah swt. Kalian harus berpegang
pada al-sunnah, barangsiapa menyimpang darinya niscaya dia tersesat.
Apa yang sudah kami kemukakan diatas hanyalah contoh sebagian kecil
pandangan atau sikap ulama tentang hadits, yang menggambarkan betapa
perhatian dan pandangannya sangat tinggi terhadap hadits sebagai sumber ajaran
agama islam selain kitab suci al-Quran.
4. Sesuai dengan petunjuk akal
Kerasulan nabi Muhammad Saw telah diakui dan dibenarkan oleh umat
islam. Dengan demikian manifestasi dan pengakuan serta keimanan itu
mengharuskan semua umatnya mentaati dan mengamalkan segala peraturan atau
perundang-undangan serta inisiatif beliau, baik yang beliau ciptakan atas
bimbingan wahyu maupun hasil ijtihadnya sendiri. Nabi dalam mengemban
misinya itu terkadang hanya menyampaikan apa yang diterima dari Allah swt.
Menurut petunjuk akal Nabi Muhammad adalah Rasul Tuhan yang telah diakui
dan dibenarkan umat islam.
Dalam menyampaikan tugas agama Nabi menyampaikan peraturan yang
isi dan redaksinya dari Allah swt, tapi terkadang beliau juga menggunakan hasil
6
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
10/19
ijtihadnya sendiri. Hasil ijtihad ini berlaku sampai ada nas yang menasakhnya.
Oleh karena itu hasil ijtihad beliau bisa ditempatkan sebagai sumber hukum. Itu
sebabnya dalam kasus tertentu Allah memerintahkan kita untuk
mengikuti ulilamri . Sekiranya ulil amri mendapatkan legitimasi untuk diikuti, dan
fungsi hadist berikut nanti dapat mempertajam hujjiyah hadits sebagai sumber
hukum islam.
Dapat disimpulkan bahwa hadits merupakan bagian wahyu, oleh karena itu
dapat dijadikan sumber hukum islam. Kalangan ulama berdebat tentang apakah
cara merujuk kepada Al-quran dan hadits dilakukan secara berperingkat, yaitu
mencari argumentasi dari Al-quran terlebih dahulu kemudian, sehingga apabila
dirasa sudah cukup maka tidak perlu lagi dicari dalam hadits. Madzhab yang
kedua adalah dengan cara merujuk kepada Al-quran dan hadits secara bersamaan,
yakni menjadikan kehujjahan hadits identik dengan kehujjahan Al-quran,
sehingga Al-quran dan hadits harus difahami secara komprehensif.
B. Fungsi Hadits (As Sunnah) Terhadap Al-Quran
Al-quran dan hadits sebagai sumber ajaran islam tidak dapat dipisahkan.
Al-quran sebagai sumber hukum memuat ajaran ajaran yang bersifat umum dan
global, yang perlu dijelaskan lebih lanjut dan terperinci. Disini hadits berfungsi
sebagai penjelas isi kandungan Al-Quran tersebut. Ini sesuai dengan firman Allah
surat al-Nahl ayat 44 yang berbunyi:
keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.
Fungsi hadits sebagai penjelas Al-Quran itu bermacam-macam. Malik ibn
Anas menyebutkan lima macam fungsi, yaitu bayan al-taqrir, bayan al-tafsir,
bayan al tafshil, dan bayan al-basth, dan bayan al-tasyri . Al Syafii menyebutkan
7
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
11/19
lima fungsi yaitu, bayan al-tafshil, bayan al-takhshish, bayan al-tayin, bayan al-
tasyri dan bayan al-nasakh. Dalam al-Risalah Syafii menambahkan dengan
bayan al-isyarah. Ahmad ibn Hambal menyebutkan empat fungsi yaitu , bayan
al-takid, bayan al-tafsir, bayan al-tasyri dan bayan al takhsis.
1. Bayan al-Taqrir
Bayan al-taqrir disebut juga bayan al-takid dan bayan al-itsbat. Maksud
bayan ini yaitu menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan didalam
Al-quran. Fungsi hadits dalam hal ini hanya untuk memperkokoh isi kandungan
al-Quran. Seperti contoh keharusan berwudhu sebelum shalat seperti yang
diterangkan oleh surat al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
8
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
12/19
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.
Ayat diatas di taqrir oleh hadits yang dikeluarkan al-Bukhari dan Abu
Hurairah yang berbunyi, Rasul saw bersabda, Tidak diterima shalat seseorang
yang berhadats sampai ia berwudhlu. (HR. Bukhari).
2. Bayan al-tafsir
Maksud bayan al-tafsir adalah penjelasan hadits terhadap ayat-ayat yang
memerlukan perincian atau penjelasan lebih lanjut. Seperti pada ayat-ayat yang
mujmal, mutlaq dan am, maka fungsi hadits dalam hal ini memberikan perincian
(tafshil) dan penafsiran terhadap ayat-ayat Al-quran yang masih mujmal,
memberikan taqyid ayat-ayat yang masih mutlaq, dam memberikan takhshish ayat
yang masih umum.
a. Merinci ayat-ayat yang mujmal
Ayat yang mujmal artinya ayat yang ringkas atau singkat dan mengandung
banyak makna yang perlu dijelaskan. Dalam al-Quran banyak sekali ayat-ayat
mujmal yang memerlukan perincian. Sebagai contoh adalah ayat-ayat tentang
perintah Allah untuk mengerjakan shalat,puasa, zakat, jual beli, nikah, qishash,
dan hudud. Diantara contoh perincian tersebut dapat dilihat pada hadits yang
berbunyi, Shalatlah sebagaimana kalian melihat saya shalat
Perintah mengikuti shalatnya sebagaimana dalam hadits tersebut, Rasul
kemudian memberi contoh shalat yang sempurna, bahkan nabi melengkapi dengan
kegiatan lain yang harus dilakukan sebelum dan sesudah shalat. Dengan demikian
hadits tersebut menjelaskan tentang bagaimana seharusnya shalat itu dilakukan,
sebagai perincian dari Allah dalam surat al-Baqarah ayat 43 yang berbunyi:
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-
orang yang rukuk.
b. Mentaqyid ayat-ayat yang muthlaq
Kata muthlaq artinya kata yang menunjuk pada hakikat kata itu sendiri apa
adanya, dengan tanpa memandang kepada jumlah maupun sifatnya. Mentaqyid
9
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
13/19
yang muthlaq artinyamembatasi ayat-ayat yang mutlaq dengan sifat keadaan, atau
syarat-syarat tertentu. Penjelasan Rasul yang berupa mentaqyid ayat-ayat al-
Quran yang bersifat mutlaq antara lain dapat dilihat dari sabda rasul yang
berbunyi, Tangan pencuri tidak boleh dipotong melainkan pada pencuri senilai
seperempat dinar atau lebih. (HR. Muslim).
Hadits ini mentaqyid ayat al-Quran surat al-Maidah ayat 38 yang
berbunyi:
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
3. Bayan al-Tasyri
Kata al-tasyri artinya pembuatan mewujudkan, atau menetapkan aturan
dan hukum. Maka yang dimaksud bayan al-tasyri adalah penjelasan hadits yang
berupa mewujudkan, mengadakan atau menetapkan suatu hukum, aturan-aturan
syara yang tidak didapati nashnya dalam al-Quran.
Banyak hadits Rasul yang termasuk kedalam kelompok ini, diantaranya
yaitu hukum tentang ukuran zakat dan hukum tentang hak waris bagi seorang
anak. Bayan ini oleh sebagian ulama disebut juga dengan bayan zaid ala al-Kitab
al- Karim (tambahan terhadap nash al-Quran). Disebut tambahan karena
sebenarnya didalam Al-Quran ketentuan-ketentuan pokok sudah ada, sehingga
datangnya haditshadits itu hanya sebagai tambahanterhadap ketentuan pokok
tersebut. Hal ini dapat dilihat, misalnya mengenai hadits tentang ketentuan diyat.
Dalam al-Quran masalah ini sudah ditemukan ketentuan pokoknya, yaitu pada
sura al-Nisa ayat 92 yang berbunyi.
10
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
14/19
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si
terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin, maka (hendaklah si
pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan
kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Hadits Rasul yang termasuk bayan tasyri ini wajib diamalkan seperti
kewajiban mengamalkan bayan yang lainnya. Ketiga bayan telah disepakati oleh
sebagian besar ulama meskipun untuk bayan ketiga masih dipersoalkan. Untuk
bayan al-naskh terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengakui bayan ini dan
11
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
15/19
adapula yang menolaknya. Yang menerima antara lain yaitu jumhur ulama
mutakallim, baik Mutazilah, Asyariah, malikiyah, hanafiyah, Ibn Hazm dan
Dzahiriah, sedangkan yang menolak antara lain al_syafii dan mayoritas ulama
pengikutnya, serta mayoritas ulama Dzahiriah.
4. Bayan al-Nasakh
Kata al-nasakh secara bahasa yaitu bermacam-macam. Bisa berarti al-
ibthal (membatalkan), atau al-izalah (menghilangkan), atau al-tahwil
(memindahkan), atau tagyir (mengubah). Perbedaan pendapat dalam
mendefinisikan bayan al-nasakh terjadi karena perbedaan memahami arti
nasakh dari sudut kebahasaan. Menurut ulama mutaqadimin, bayan al-
nasakh adalah adanya dalil syara yang datangnya kemudian. Dari pengertian
diatas dapat diartikan bahwa ketentuan yang datang kemudian dapat menghapus
ketentuan terdahulu. Diantara para ulama yang memperbolehkan adanya
nasakh hadits terhadap al-Quran juga berbeda pendapat dalam macam hadits
yang digunakan untuk menasakhnya. Dalam hal ini terbagi dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama, memperbolehkan me nasakh Al-quran dengan segala
hadits, meskipun dengan hadits Ahad. Pendapat ini dikemukakan oleh para
mutaqaddimin, dan Ibn Hazm serta sebagian para pengikut zahiriah. Kelompok
kedua memperbolehkan me nasakh dengan syarat bahwa hadits tersebut harus
mutawatir. Pendapat ini dikimukeken oleh mutazilah. Kelompok ketiga, ulama
memperbolehkan menasakh dengan hadits masyhur, tanpa harus dengan
mutawatir. Pendapat ini dikemukakan oleh Hanafiah.
Kewajiban melakukan wasiat kepada kaum kerabat dekat seperti yang
dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 180 yang berbunyi.
12
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
16/19
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan
(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk
ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas
orang-orang yang bertakwa.
Ayat diatas di nasakh hukumnya oleh hadits yang menjelaskan bahwa
kepada ahli waris tidak boleh dilakukan wasiat. Secara garis besar, fungsi utama
hadits Nabi saw terhadap al-Quran ada tiga yaitu:
1. Menetapkan dan menguatkan hukum yang ada dalam al-Quran. Dengan
demikian sebuah hukum dapat memiliki dua sumber hukum sekaligus, yaitu
Al-quran dan Hadits. Misalnya kewajiban shalat, puasa, dan zakat.
2. Memperinci dan menjelaskan hukum-hukum dalam al-Qur;an yang masih
global, membatasi yang mutlaq dan mentakhsis keumuman ayat al-Quran.
Sebagai contoh yaitu Al-quran memerintahkan untuk menunaikan zakat,
maka hadits menjelaskan berapa bagian dari harta yang harus dikeluarkan
atau dizakatkan.
3. Membuat atau menetapkan hukum yang tidak ditetapkan dalam al-Quran.
Misalnya larangan memakan binatang buas yang bertaring atau yang
berkuku, larangan memakai pakaian sutra, cincin, dan emas bagi laki-laki
dan lain sebagainya.
Dengan memperhatikan dalil-dalil kehujjahan hadits serta fungsi hadits
terhadap Al-quran, maka tidak ada alasan unutk menolak Islam. Beberapa dalil
diatas baik yang bersifat naqli, maupun aqli telah cukup merepresentasikan
keberadaan hadits sebagai sumber hukum ajaran agama islam.
13
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
17/19
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
18/19
sampaikan kepada umatnya, dan tidak mengingkari apa yang telah di ajarkan
Rosul terhadap kita, melalui Al-Hadits . serta meletakkannya sebagai sumber
hukum islam dengan memasangkannya pada sumber hukum yang pertama yakni
Al-Quran karim.
15
-
7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran
19/19