fusion joining
TRANSCRIPT
TUGAS UAS II
SAMBUNGAN NON-LAS
FUSION JOINING
(SOLDERING DAN BRAZING)
NAMA : I NYOMAN WIDYA SANTIKA
NIM : 1311909
JURUSAN : TEKNOLOGI INDUSTRI S-1
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
JURUSAN TEKNIK MESIN INDUSTRI
2013
A.Pengertian Soldering dan Brazing.
Soldering adalah metode penyambungan dengan menggunakan logam pengisi, untuk
menggabungkan dua logam tanpa memanaskannya untuk mencapai suatu titik leleh dari
benda kerja. Solder biasanya digunakan di pabrik baja karena solder merupakan alat yang
sederhana dan mudah digunakan seperti menyambungkan logam lembaran, membuat
sambungan elektronika. Dan menutup kebocoran yang terjadi pada baja ataupun aluminium.
Dan biasanya digunakan untuk menggabungkan besi, nikel, timah, tembaga, seng,
aluminium, dan banyak paduan lainnya. Solder ini tidak diklasifikasikan sebagai pengelasan
atau brazing karena suhu leleh solder di bawah 800 ° F, Pengelasan dan mematri biasanya
berlangsung diatas 800 ° F. Sumber panas yang digunakan untuk menyolder bervariasi
sesuai dengan metode dan peralatan yang tersedia, perangkat yang digunakan untuk
memanaskan solder.
Gambar 1 : solderSumber : httpplawner.net3solder_picturessolder.jpg
Brazing adalah suatu prose penyambungan yang logam pengisinya ditempatkan di
antara 2 permukaan atas material yang akan disambungkan dan temperature yang
dibangkitkan cukup untuk logam pengisi meleleh tetapi benda yang akan dsambungkan
tidak meleleh. Oleh karena itu, brazing termasuk proses liquid – solid state bonding
process (proses ikatan dalam keadaan cair dengan padat).
Gambar di bawah ini merupakan hasil benda kerja menggunakan proses brazing :
Gambar 2: Hasil proses Brazing Sumber : http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/brazing.html
Saat logam pengisi mulai mendingin dan menjadi padat (solidification) sambungan
akan semakin kuat. Logam pengisi pada brazing biasanya meleleh pada temperature
4500C. logam pengisi yang digunakan tergantung dengan benda kerja yang akan
disambungkan. Berikut merupakan variasi logam pengisi dan benda kerja yang akan
disambungkan. Proses brazing ini mampu dilakukan untuk material berbentuk kawat, ring,
dan batang. Pada proses ini dapat terjadi difusi antara logam pengisi dengan benda kerja
yang akan disambungkan. Contohnya titanium yang di-brazing dengan logam pengisi
timah maka ada kemungkinan timah berdifusi ke dalam titanium sehingga akan mengubah
sifat asalnya.
Pada proses brazing memerlukan flux yang bertujuan untuk mencegah oksidasi dan
menghilangkan lapisan oksida pada benda kerja. Flux pada brazing biasanya terbuat dari
borax, boric acid, borates, fluorides, dan chlorides. Sebelum di-brazing benda kerja
dibersihkan atau lebih dikenal dengan istilah wetting agent terlebih dahulu permukaan
yang akan disambungkannya agar terhindar dari karat, minyak, dan kontaminasi lainnya.
Selain itu wetting agent bertujuan untuk logam pengisi tersebar merata pada permukaan
yang akan disambungkan dan meningkatkan kekuatan ikatan. Flux bersifat korosif
sehingga setelah dilakukan proses brazing benda kerja tersbut dicuci dengan air panas
untuk menghilangkan flux.
B. Teknik/Metode Soldering.
Untuk menentukan teknik penyolderan yang dipakai, perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
- fungsi benda kerja
- bahan dari benda kerja dan jumlah.
Dua metode solder yang paling sering digunakan adalah solder dengan tembaga.
pertimbangan yang berlaku untuk metode-metode solder yaitu :
1.Bersihkan semua permukaan oksida, kotoran, minyak, dan benda asing lainnya.
2.Gunakan fluks yang tepat untuk pekerjaan tertentu. Beberapa pekerjaa memerlukan
penggunaan fluks korosif, sementara lainnya pekerjaan memerlukan penggunaan
fluks noncorrosive. Ingat, titik leleh fluks harus di bawah titik leleh solder yang
akan untuk digunakan.
3. Panaskan permukaan hanya cukup untuk mencairkan fluks. Solder tidak menempel
pada permukaan pemanas, namun Anda harus sangat berhati-hati untuk tidak
terlalu memanaskan besi solder, atau permukaan yang akan bergabung. pemanasan
solder di atas suhu kerja meningkatkan tingkat oksidasi dan perubahan proporsi
timah dan timbal.
4.Setelah bahan tersambung ,Anda harus membersihkan sebanyak mungkin fluks
yang dapat menyebabkan korosif.
Gambar 3 : Proses PenyolderanSumber : httpinsyaansori.blogspot.com201303teknik-menyolder.html
- Metode penyolderan Sweat solder
Sweat solder digunakan ketika kita ingin menggabungkan bahan tapi tidak
sepenuhnya sambungan tersebut terlihat. Biasanya teknik ini digunakan untuk sambungan
elektronik dan sambungan pipa, agar sambungan menjadi kuat bahan yang akan
disambungkan harus bersih, dan permukaannya harus halus. Pengang bahan secara bersama-
sama dengan kuat setelah itu panaskan bahan dengan menggunakan solder hingga bahan
melebur menjadi satu.
Gambar 4: Penyolderan LapisanSumber : http://share.pdfonline.com/0083445b3bef4c37a42/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
- Metode Penyolderan Lapisan
Lapisan solder proses ini menjalankan lapisan solder sepanjang tepi sambungan
sambungan lapisan solder harus masuk ke dalam sebisa mungkin. Fluks yang cocok untuk
digunakan dalam proses ini adalah tembaga, karena mereka memberikan kontrol yang lebih
baik dari panas dan menyebabkan distorsi lebih sedikit. Bersihkan bahan dan letakkan fluks
diwilayah yang akan disolder.Jika lapisan belum ditempelkan,berlekuk,terpaku,atau dipegang
bersama-sama, tempelkan potongan-potongan sehingga proses penyolderan tetap dalam
posisi stabil. Tempatkan potongan sehingga lapisan tidak terkena langsung pada benda kerja.
Hal ini diperlukan untuk mencegah hilangnya panas . Setelah bahan terikat dengan kuat,
solder lapisan.
Panaskan area dengan menekan tembaga terhadap benda kerja. Logam harus
menyerap panas yang cukup dari solder untuk mencairkan tembaga, jika tidak tembaga tidak
akan melekat. Tahan tembaga sehingga satu sisi meruncing kepalanya dan datar terhadap
lapisan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Ketika solder mulai mengalir bebas ke
lapisan, tarik tembaga sepanjang lapisan dengan lambat, dan stabil.Tambahkan
lebih banyak tembaga yang diperlukan untuk meningkatkan rekatan dari benda kerja. Ketika
solder menjadi dingin, Anda harus menggunakan solder lain dan panaskan yang pertama.
Ubah tembaga sesering mungkin. Ingat, lapisan disolder terbaik terbuat tanpa mengangkat
tembaga dari benda kerja dan Biarkan menyatu untuk tidak melapisi kembali yang sudah
diselesaikan. Tahan rekatan di satu posisi sampai tembaga mulai mengalir bebas ke lapisan.
tarik rekatan perlahan-lahan di sepanjang lapisan, putar benda kerja sebisa mungkin.
Tambahkan lebih campuran yang bila diperlukan dan panaskan rekatan sebagai hingga
selesai.
Gambar 5 : Proses penyolderan lapisan pada rivetSumber :http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
Gambar 6 : proses Penyolderan lapisan pada platSumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
- Tabel bahan pengalir (fluks) pada proses penyolderan :
C. Teknik/ Metode Brazing.
Prosedur untuk mematri sangat mirip dengan pengelasan menggunakan asitelin.
Logam ini perlu dibersihkan dengan baik secara mekanik, kimia, atau kombinasi dari kedua
metode untuk memastikan ikatan yang baik antara logam. Potongan logam atau benda kerja
harus benar-benar bersih karena partikel abrasif atau minyak akan tertanam dalam logam,
Pasang benda kerja pada bata tahan api atau sarana lainnya yang sesuai dengan kondisi kerja,
dan jika perlu, dijepit. Hal ini penting karena jika terjadi pergerakan pada saat proses brazing/
mematri, ikatan yang dihasilkan akan lemah dan akan cepat putus. Metode aplikasi
bervariasi, tergantung pada bentuk fluks (bahan pengalir) yang digunakan dan jenis logam
yang akan dibrazing (patri). Hal ini sangat penting karena fluks dan benda kerja memiliki
ttitk leleh yang beda.
Langkah berikutnya adalah memanaskan bagian yang akan dibrazing (patri).
Sesuaikan nyala api agar netral karena nyala api ini memberikan hasil terbaik dalam kondisi
normal. Mengurangi nyala api akan membuat ikatan atau gabungan terlihat bagus tetapi
kekuatan dari hasil brazing tersebut sangat jelek. Api oksidasi yang netral akan menghasilkan
sambungan yang kuat tetapi memiliki permukaan yang tampak kasar.
Gambar 7 : Proses Brazing Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
Cara terbaik untuk menentukan suhu saat melaukan brazing, adalah dengan
mengetahui jenis fluks. Fluks akan mengering pada suhu air 212 ° F. Kemudian fluks mulai
berubah warna menjadi warna susu dan megelumbung pada suhu sekitar 600 ° F. Pada
akhirnya fluks akan mencair pada suhu sekitar 1100 ° F. Itu penjelasan singkat tentang suhu
yang dibutuhkan untuk mencairkan fluks. Penampilan fluks mencair mengindikasikan bahwa
sudah waktunya untuk mulai menambahkan filler logam. Panas pada sambungan yang
melelehkan logam pengisi. Ketika suhu dan posisi pematrian sudah tepat, logam pengisi akan
menyebar di atas permukaan logam dan ke dalam karena adanya daya tarik kapiler logam
maupun filler.
Untuk mendapatkan sambungan yang baik , filler logam harus menembus ketebalan
dari logam (benda kerja). Gambar 6 menunjukkan posisi yang baik antara api pemanasan dan
logam pengisi ketika brazing (mematri). Hentikan pemanasan ketika filler sudah sepenuhnya
menutupi permukaan sambungan, dan biarkan sambungan dingin secara perlahan-lahan.
Jangan lepaskan klem pengikat sampai filler dan logam yang disambung benar-benar dingin
dan filler sepenuhnya menjadi keras. Setelah semua selesai bersihkan sambungan jika sudah
dingin, untuk pembersihan dapat menggunakan air panas. Pastikan sisa-sisa fluks dibersihkan
dengan baik karena akan menyebabkan karat pada logam, logam lebih yang terdapat pada
permukaan sambunngan dapat dihaluskan dengan amplas. Teknik yang dijelaskan ini
merupakan teknik umum, tetapi teknik ini berlaku untuk tiga bahan pematrian seperti, perak,
tembaga paduan, dan aluminium, yang membedakan hanya hanya logam dasar yang akan
disambung dan komposisi filler yang digunakan.
- Jenis –jenis sambungan pada proses brazing :
Gambar 8 : Jenis-jenis sambungan pada proses Brazing Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
Gambar 9: Jenis-jenis Sambungan pada proses BrazingSumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
Gambar 10 : Jenis –Jenis Sambungan Pada Proses BrazingSumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
- Tabel jenis logam filler untuk proses brazing pada jenis logam dan logam campuran.
- Jenis-Jenis Brazing (menurut sumber panas yang digunakan)
1. Torch Brazing (TB)
Sumber panasnya menggunakan oxyfuel gas dengan tipe api carburizing (komposisi
bahan bakar gas lebih banyak dibandingkan oksigen). Pada proses ini dilakukan pemanasan
terlebih dahulu pada permukaan yang akan disambungkan. Proses ini cocok untuk benda
kerja dengan ketebalan 0.25 – 6 mm. torch brazing sulit untuk dikontrol dan diperlukan skill
untuk pekerjanya
.
Gambar 11 : proses Torch Brazing.Sumber :http:// US_Navy_060528-N-1332Y-022_Hull_Maintenance_Technician_jpg.
2. Furnace Brazing (FB)
Material yang akan di-brazing dipanaskan terlebih dahulu kemudian diberikan gaya
pada permukaan yang akan disambungkan kemudian disambungkan dengan menempatkan
benda kerja di dalam tungku hingga panas yang diterima benda kerja seragam. Dengan proses
ini skill pekerja tidak diperlukan dan dapat dilakukan untuk benda kerja dalam bentuk yang
kompleks.
Gambar 12 : Proses Furnace Brazing.Sumber : httpwww.kepston.co.ukimagesfurnace_brazing.jpg
3. Induction Brazing (IB)
Sumber panas yang digunakan dengan induksi yaitu memanfaatkan frekuensi yang
tinggi pada arus AC. Benda kerja diberikan gaya awal oleh logam pengisi kemudian
ditempatkan dengan kawat induksi sehingga secara cepat akan terjadi pemanasan. Biasanya
menggunakan flux dan proses ini cocok untuk proses brazing yang kontinyu.
Gambar 13: Proses Induction BrazingSumber : httpwww.inductioheating.comuploadfile20120221141826409.jpg
4. Resistance Brazing (RB)
Sumber panas yang dihasilkan dari hambatan listrik. Elektode yang digunakan pada
metode ini menggunakan hambatan pengelasan. Ketebalan benda kerja yang mampu di
brazing yaitu 0.1 – 12 mm. Benda kerja diberikan gaya awal terlebi dahulu sebelum di-
brazing. Sama seperti induction brazing, proses ini berlangsung secara cepat dan dapat
berlangsung secara otomatis sehingga kualitas yang dihasilkan seragam
Gambar 14 : Proses Resistance Brazing.Sumber : httpwww.contactechnologies.comElectrical-Contact-Assemblies.htm
5. Dip Brazing (DB)
Menyambungkan benda kerja dengan cara mencelupkan benda kerja ke larutan logam
cair atau larutan garam di atas temperature cair logam pengisis. Sehingga semua komponen
terlapisi dengan logam cair. DB cocok untuk material berbentuk lembaran dan kawat. Benda
kerja yang di-brazing biasanya ketebalannya kurang dari 5 mm. proses ini juga menggunakan
flux jika bentuk benda kerja yang akan disambungkan berbentuk kompleks. Proses ini juga
dapat menyambungkan 1000 sambungan dalam satu kali brazing tergantung dengan bentuk
benda kerja dan ukuran tempat larutan.
Gambar 15 : Proses Dip BrazingSumber : httpwww.colemanmw.comfacilities.asp
6. Infrared Brazing (IRB)
Sumber panas infrared brazing mempunyai intensitas quartz lampu yang tinggi.
Proses ini cocok untuk komponen yang sangat tipis, biasanya sampai 1 mm ketebalannya.
Energy radiasi difokuskan dalam 1 titik dan ditempatkan dalam ruangan vakum.
Gambar 16 : Proses Infrared BrazingSumber : httpwww.infraredheating.cominfrared_news.htm
7. Diffusion Brazing (DFB)
Ditempatkan dalam sebuah tungku dengan temperature dan waktu dapat diatur. Filler
metal dimasukkan secara difusi melalui permukaan atas benda kerja yang disambungkan.
Waktu yang diperlukan kira-kira 30 menit sampai 24 jam. Proses ini digunakan untuk
sambungan yang kuat, sambungan pada ujung, atau sambungan yang sulit saat
pengoperasiannya. Laju difusi tidak berdasarkan ketebalan sehingga jangkauan ketebalannya
dari ketebalan kertas sampai 50 mm.
Gambar 17 : Proses Diffusion BrazingSumber : httpwww.pvatepla.comfileadminimgproductsMOV-HP-innen1.jpg
D. Penerapan soldering dan Brazing pada kontruksi
a. Penerapan Soldering pada sambungan eletronik
Gambar 18 : Penyolderan Sambungan elektronikaSumber :http://electronic solderting .jpg
b. Penerapan Brazing pada Proses Penyambungan Komponen Radiator
Gambar 19 : RadiatorSumber :http://perakitan radiator mobil .jpg
c. penerapan Brazing pada proses penyambungan pipa kapiler AC
Gambar 20 : Penyambungan Pipa ACSumber : http://pipa kapiler AC.co.id
d. Penerapan Brazing pada proses penyambungan rangka sepeda
Gambar 21 : Penyambungan rangka sepedaSumber : httpwww.shandcycles.comwp-contentuploads201208fillet-brazing.jpg
E. Kelebihan Dan Kekurangan Sambungan Soldering dan Brazing.
a. Kelebihannya :
1. Dapat menyambung dua buah logam yang berbeda.
2. Pada penyolderan lunak tidak merusak permukaan.
3. Tidak menghambat aliran listrik
4. Dibandingkan pengelingan, tidak ada pelubangan yang melemahkan konstruksi.
5. Umumnya kedap fluida
6. Mampu menyambung pelat-pelat tipis.
b. Kekurangannya :
1. Untuk penyolderan masal biaya lebih besar.(karena bahan tambah harus
dicampur timah putih atau tembaga).
2. Bahan pengalir yang tersisa dapat menimbulkan korosi listrik
Daftar Pustaka
http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/brazing.html diakses pada tanggal 1 november-
2013.
http://rian-oktari.blogspot.com/2012/08-brazing.html diakses pada tanggal 2 november-
2013.
http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/metode-metode-brazing.html diakses pada tanggal
2 november-2013.
httpwww.esabna.comEUWebOXY_handbook589oxy19_4.html diakses pada tanggal 3
november-2013.
http://share.pdfonline.com/0083445b3bef4c37a420d06f1807d397/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
diakses pada tanggal 3 november – 2013.
IDENTITAS PENULIS .
Nama Lengkap : I Nyoman Widya Santika
Nim : 1311909 Angk. Tahun : 2013
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Mesin S-1
E-mail : [email protected]
Institusi : Institut Teknologi Nasional Malang