gabung botany.docx

49
JARINGAN MERISTEM Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan membelah, pada tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya di bagian-bagian tertentu. Jaringan yang masih memiliki kemampuan membelah ( bersifat embrionik) disebut meristem. Pembelahan sel sebenarnya masih dapat terjadi pada jaringan lain tetapi jumlahnya terbatas. Berdasarkan letak nya dalam tumbuhan, meristem terbagi menjadi : 1. meristem apeks, adalah meristem yang berada di ujung batang dan ujung akar 2. meristem lateral, adalah meristem yang menyebabkan organ bertambah lebar ke arah lateral 3. meristem interkalar, adalah meristem yang berada diantara jaringan yang sudah berdiferensiasi, misalnya pada ruas-ruas tumbuhan Graminae. Berdasarkan asalnya, meristem terbagi menjadi meristem primer dan meristem primer. 1. meristem primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik. 2. meristem primer, adalah meristem yang berkembang dari jaringan yang telah mengalami diferensiasi.

Upload: monica-winarti-simalango

Post on 28-Jan-2016

344 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: gabung botany.docx

JARINGAN MERISTEM

Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan membelah,

pada tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya di bagian-bagian tertentu. Jaringan yang

masih memiliki kemampuan membelah ( bersifat embrionik) disebut meristem. Pembelahan

sel sebenarnya masih dapat terjadi pada jaringan lain tetapi jumlahnya terbatas. Berdasarkan

letak nya dalam tumbuhan, meristem terbagi menjadi :

1. meristem apeks, adalah meristem yang berada di ujung batang dan ujung akar

2. meristem lateral, adalah meristem yang menyebabkan organ bertambah lebar ke arah

lateral

3. meristem interkalar, adalah meristem yang berada diantara jaringan yang sudah

berdiferensiasi, misalnya pada ruas-ruas tumbuhan Graminae.

Berdasarkan asalnya, meristem terbagi menjadi meristem primer dan meristem

primer.

1. meristem primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik.

2. meristem primer, adalah meristem yang berkembang dari jaringan yang telah mengalami

diferensiasi.

Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah

meristematis dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf tertentu.

Promeristem terdiri dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel derivatnya yang masih

berdekatan dengan pemula. Daerah meristematik di bawahnya yang telah sebagian

terdiferensiasi terdiri dari :

1. protoderm yang menghasilkan epidermis

2. prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer

3. meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.

Page 2: gabung botany.docx

Jaringan meristem, memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris

dibanding sel dewasa, jumlah protoplasma sangat banyak. Biasanya protoplas sel meristem

tidak memiliki cadangan makanan dan kristal, sedangkan plastida masih pada tahap pro

plastida. Pada Anggiospermae sel meristem memiliki vakuola kecil yang tersebar diseluruh

protoplas.

MERISTEM APIKAL

1. Meristem apeks pucuk : Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas primordium daun

yang paling muda yang bersifat meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang,

pada umumnya sedikit cembung dan dapat berubah-ubah Berbagai bentuk meristem apeks

pucuk pada berbagai kelompok tumbuhan adalah sebagai berikut :

A. Pteridophyta :

- terdiri dari 1 sel disebut sel apical

- terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apikal

B. Gymnospermae

a. Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan antiklinal

dan periklinal

b. Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi (perifer) dan meristem

rusuk ( meristem tengah)

C. Anggiospermae

Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga daerah di apeks pucuk

(Gambar 1), yaitu :

a. Dermatogen (I) menjadi epidermis

b. Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat

c. Periblem (II) akan menjadi korteks

Page 3: gabung botany.docx

Gambar 1. meristem apeks pucuk pada anggiospermae

Teori yang dianut hingga sekarang adala Teori Tunica Corpus oleh Schmidt (1924), yang

menyatakan bahwa terdapat 2 daerah pada meristem apeks pucuk yaitu :.

1. Tunika pada lapisan terluar yang membelah antiklinal akan berdiferensiasi menjadi

epidermis

2. Corpus dibawah tunica , membelah ke segala arah dan membentuk semua jaringan selain

epidermis

Gambar 2. Meristem apeks pucuk pada Coleus

Page 4: gabung botany.docx

2. Meristem apeks akar

a. Pteridophyta

- terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel)

- berupa kumpulan sel

a. Anggiospermae dan Gymnospermae

seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri dari: Protoderm,

meristem korteks, dan meristem silinder pembuluh (Gambar 3 dan 4).

Gambar 3. Bagan meristem apeks akar

Gambar 4. Sayatan memanjang meristem apeks pucuk

MERISTEM LATERAL

Meristem ini termasuk kambium pembuluh dan kambium gabus yang menyebabkan

pertumbuhan menebal dan melebar jauh dari apeks, umum ditemukan pada Dicotyledoneae

dan Gymnospermae. Pertumbuhan yang dihasilkannya disebut pertumbuhan sekunder.

Page 5: gabung botany.docx

1. Kambium pembuluh

Ialah meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem)

sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan

batang atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar

dan batang. Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan cirri sel meristem apeks. Dari segi

morfologi dapat dibedakan menjadi 2 tipe sel kambium, yaitu :

a. Sel fusiform : bentuk memanjang dengan ujung meruncing, letak memanjang sejajar

dengan sumbu, fungsinya membentuk jaringan pembuluh sekunder

b. Sel jari-jari empulur : bentuk sel membulat kecil, tersusun kearah radial membentuk jari-

jari empulur

Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :

a. Kambium bertingkat

Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi

b. Kambium tidak bertingkat

Sel initial saling tumpang tindih tidak membentuk deretan

2. Kambium gabus

Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan periderm. Periderm adalah

jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis pada batang

dan akar yang menebal karena pertumbuhan sekunder. Periderm mencakup felogen

(cambium gabus) yaitu meristem yang menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan

pelindung yang dibentuk kea rah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan parenkim

hidup yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam(Gambar 5).

Sel felogen terdiri dari satu macam sel saja. Pada penampang melintang felogen terlihat

seperti sel empat persegi panjang yang memipih pada arah radial. Pada arah memanjang sel

felogen berbentuk empat persegi panjang atau bersegi banyak dan kadang-kadang agak tidak

Page 6: gabung botany.docx

teratur.. Sel felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar sel . Sel dewasa tidak hidup

dan dapat beroso zat padat ataiu cairan. Sel gabus ditandai oleh adanya zat gabus (suberin)

dalam dinding sel nya

Gambar 5. Kambium gabus

MERISTEM INTERKALAR

Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan tumbuh

terpisah dari apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang yang memiliki

meristem interkalar, daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal dan meristem interkalar

terdapat dalam ruas. Contoh paling dikenal untuk menunjukkan meristem interkalar adalah

yang terdapat pada batang rumput-rumputan (Gambar 6.). Pada rumput, pemanjangan ruas

dihasilkan oleh meristem interkalar yang membentuk deretan sel sejajar sumbu. Mula-mula

kegiatan meristem interkalar terjadi di seluruh ruas namun setelah perkembangan ruang-

ruang dalam batang yang biasa ditemukan pada Poaceae, kegiatan itu terbatas pada aerah tepi

dari dasar ruas yaitu terbatas pada daerah tepi dari dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.

Page 7: gabung botany.docx

Gambar 6. Meristem interkalar pada batang bambu

JARINGAN PELINDUNG (EPIDERMIS)

Jaringan pelindung ialah lapisan paling luar yang meunutupi seluruh organ. Berasal

dari protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak. Jika epidermis rusak akan digantikan

oleh gabus. Jumlah jaringan ini biasanya 1 lapis tetapi dapat juga lebih. Bentuk, ukuran, dan

susunan bervariasi. Ciri jaringan ini ialah :

1. Susunan sel rapat tanpa ruang antar sel

2. Dinding sel bervariasi tergantung posisi dan jenis tumbuhan

3. Berisi protoplas hidup yang berisi kristal garam, minyak, getah, dan kristal silikat

4. Vakuola besar, dapat berisi antosianin

5. Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit dan tumbuhan di bawah

naungan

Page 8: gabung botany.docx

Epidermis yang terdiri dari lebih dari satu lapis, disebut epidermis ganda jika berasal

dari protoderm, contoh pada daun moraceae, akar angrek, atau disebut hipodermis jika

berasal dari meristem jaringan dasar. Fungsi epidermis adalah, membatasi penguapan,

menyokong mekanik, penyerapan, dan penyimpanan air.

Bentuk epidermis khusus/derifat epidermis, yaitu :

1. Sel Silika dan sel gabus

Silica berisi kristal silica sedangkan sel gabus berisi endapan suberin. Kedua sel ini selalu

berpasangan, biasanya ditemukan pada tulang daun Graminae

2. Sel Kipas/sel bulliform

Berupa sederet sel yang lebih besar dari sel epidermis lainnya, berdinding tipis, vakuola

besar, berisi air. Fungsinya untuk membuka dan menutupnya daun (daun menggulung).

3. Litokis

Sel yang lebih besar dari epidermis normal dengan pertumbuhan khusus kearah dalam. Sel ini

berisi kristal calsium karbonat yang disebut sistolit

4. Stomata

Stomata adalah celah dan kedua sel penutupnya. Sel penutup adalah dua buah sel dengan

bentuk khusus yang mengapit celah. Sel tetangga adalah sel epidermis yang berdekatan

dengan sel penutup. Sel penutup dan sel tetangga terbentuk dari sel induk yang sama dan

mempunyai hubungan fungsional. Bentuk sel penutup umumnya seperti ginjal, tetapi ada

juga yang seperti tulang paha / halter yang biasa ditemukan pada Graminae dan Cyperaceae.

Stomata bias ditemukan pada daun, batang, rhizoma, perhiasan bunga, bakal buah, dan biji.

Susunan stoma pada daun sesuai dengan tulang daun, dapat tersebar atau sejajar. Letak

stomata dapat sejajar permukaan epidermis (fanerofor) atau tenggelam (Cryptofor).

Page 9: gabung botany.docx

Pada dikotil, stoma dapat dibedakan berdasarkan susunan sel tetangga, yaitu

1. Anomositik, misalnya pada Malvaceae

2. Anisocotok, Solanum

3. Parasitik, Rubiaceae

4. Diasitik, Acantaceae

5. Aktinositik

Pada Monokotil, stoma dibedakan berdasarkan jumlah sel tetangga, 6 sel pada Canaceae,

Musaceae, dan Zingibraceae, 4 sel, pada Pandan, 2 sel, pada Graminae

5. Trikoma

Trikoma adalah tonjolan epidermis terdiri dari 1 sel atau lebih dan dapat digunakan sebagai

ciri taksonomi famillia). Fumgsi trikoma pada tumbuhan Sebagai pelindung terhadap

gangguan dari luar dan mengurangi penguapan. Macam-macam trikoma

a. Trikoma non glandular, adalah trikoma yang tidak menghasilkan sekret, dapat dibedakan

menjadi :.

- Trikoma ber sel Satu : Sel Epidermis Trikoma Rambut Tunggal

- Trikoma bersel banyak : bentuk sisik atau bercabang

- Trikoma rambut akar : dinding tipis, vakuola besar

b. Trikoma glandular/kelenjar adalah trikoma yang mengeluarkan sekret berbagai bahan

antara lain larutan gum, larutan gula, dan terpentin. Trikoma grandular dapat tersusun oleh

satu atau banyak sel. Trikoma grandular yang tersusun atas satu sel merupakan tonjolan kecil

disebut papila atau dapat berupa sel yang panjang. Tipe kedua yang trikoma grandular terdiri

atas tangkai dan kepala yang tersusun dari satu atau banyak sel. Sel kepala merupakan bagian

sekretoris. Tipe dari trikoma glandular, adalah

- Trikoma hidatoda – asam organik

- Kelenjar garam – garam dalam vakuola

Page 10: gabung botany.docx

- Kelenjar madu – madu/plasma kental

- Rambut gatal – histamine dan asetil kolin

Jaringan Parenkim

1.1 Pengertian Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim adalah bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang berkesinambungan karena merupakan penyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.  Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari meristem dasar. Sedangkan pada tubuh sekunder, berkembang dari kambium pembuluh serta kambium gabus.

Karena merupakan sel hidup, sel-sel parenkim masih dapat membelah meskipun telah dewasa. Oleh sebab itu, sel parenkim berperan penting dalam penyembuhan luka dan regenerasi.

Jaringan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Terdiri dari sel-sel hidup yang berukuran besar dan berdinding tipis.2. Bentuk sel parenkim segi enam.3. Memiliki banyak vakuola.4. Mampu bersifat meristematik.5. Memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak rapat.

Adapun fungsi jaringan parenkim antara lain :

Sebagai pengisi tubuh Tempat menyimpan cadangan makanan Parenkim yang berklorofil berfungsi sebagai tempat fotosintesis

1.2 Klasifikasi Jaringan Parenkim

Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

a). Parenkim asimilasi adalah sel parenkim yang berisi kloroplas dan berfungsi untuk fotosintesis. Sel ini mempunyai satu vakuola atau lebih, misalnya parenkim palisade pada daun karet (Ficus elastica).

b). Parenkim penimbun adalah sel parenkim yang biasanya berisi leukoplas (cadangan makanan). Sel parenkim ini menyimpan bahan cadangan makanan dalam bentuk partikel padat, atau cairan dalam sitoplasma. Parenkim penimbun biasanya terdapat pada empulur batang, akar, umbi, rimpang, buah, dan endosperm biji. Misalnya, parenkim penimbun pada pisang (Musa paradisiaca).

Page 11: gabung botany.docx

 c). Parenkim air umumnya terdapat pada tubuh tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen. Umumnya, sel berukuran besar, berdinding tipis, lapisan sitoplasmanya tipis, hanya mengandung sedikit kloroplas atau bahkan tidak sama sekali, dan mempunyai vakuola besar yang berisi cairan berlendir.

 d). Aerenkim (Parenkim udara), aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan yang tumbuh di tempat yang mengandung air dan tumbuhan yang habitatnya di air (hidrofit). Jaringan ini berfungsi untuk pertukaran udara. Misal pada eceng gondok (Eichhornia crassipes).

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim pada tumbuhan dibedakan menjadi 5 macam yaitu:

1. Jaringan Parenkim air. Jaringan ini dijumpai pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai penimbun air untuk melewati musim kering.

2. Jaringan Parenkim asimilasi. Jaringan parenkim ini berfungsi dalam proses pembuatan makanan, terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.

3. Jaringan Parenkim udara. Jaringan ini berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan. Jaringan parenkin ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat menyimpan udara.

4. Jaringan Parenkim penimbun. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan parenkim jenis ini dapat anda temukan pada akar rimpang, empulur batang, umbi, dan umbi lapis. Cadangan makanan dalam jaringan parenkim ini disimpan dalam bentuk gula, tepung, protein, dan lemak.

5. Jaringan Parenkim angkut. Jaringan in berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan maupun air. Hal ini terjadi karena sel selnya memanjang menurut arah pengangkutan.

Gambar 1. Macam-macam sel parenkim

1.3 Bentuk dan Susunan Sel Parenkim

Kebanyakan bentuk sel parenkim bersisi banyak (polyhedral). Sel parenkim memanjang dijumpai dalam jaringan palisade daun dan pada jari-jari empulur. Sel parenkim yang berongga terdapat pada permukaan spons dan parenkim palisade lilium. Sel parenkim

Page 12: gabung botany.docx

membintang ditemukan pada batang tumbuhan yang ruang udaranya berkembang baik, seperti juncus dan scirpus. Parenkim dewasa dapat pula tersusun amat rapat selnya seperti pada endosperm atau ditemukan sebagai jaringan dengan ruang antarsel yang luas seperti pada batang. Ruang antarsel terjadi secara sizogen dan lisigen.

2. Jaringan Kolenkim 2. 1 Pengertian Jaringan Kolenkim

Jaringan kolenkim merupakan jaringan penyokong  atau penguat pada organ tubuh muda. Kolenkim bersifat plastis dan dapat merenggang secara permanen bersama dengan pertumbuhan organ tempatnya berada. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas, makin sederhana diferensiasinya makin banyak kloroplasnya, sehingga menyerupai parenkim. Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan buah. Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah epidermis.

2.2 Struktur dan Susunan Sel KolenkimUkuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Dinding sel kolenkim terdiri dari lapisan

yang kaya selulosa dan miskin pektin. Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung runcing. Menurut penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan atas empat jenis diantaranya:

Sel kolenkim angular diberi nama mereka karena dinding sel mereka lebih tebal di sudut dimana mereka terhubung dengan sel lain dan tipis di tengah, memberi mereka penampilan sudut. Sel-sel ini sering ditemukan pada dedaunan, memberi mereka tekstur bergelombang. Mereka telah secara khusus dipelajari dalam daun tanaman seledri.

Sel kolenkim tangensial memiliki dinding sel yang tebal hanya ketika mereka sejajar dengan permukaan struktur di mana mereka ditemukan. Penebalan ini memungkinkan untuk kekuatan yang lebih besar dan dukungan untuk lapisan luar struktur tanaman, apakah itu sebuah batang atau daun. korteks batang sambucus nigra.

Sel kolenkim Annular adalah jenis yang paling langka. Telah diamati pada daun tanaman wortel. Hal ini ditandai dengan dinding sel merata menebal dan diyakini murni untuk dukungan dan struktur di segala arah, dengan tidak ada satu sisi dinding yang lebih tebal.

Sel kolenkim Lakunar dikenal karena memiliki banyak ruang antar antara sel-sel. Ini cocok bersama-sama seperti matriks dan mengisi ruang dalam bagian tanaman yang lain akan kosong dan rentan runtuh. Anda dapat menganggap itu sebagai kerangka bangunan atau perancah yang untuk dukungan tambahan di tempat-tempat yang akan lemah.

Gambar 2. Jaringan kolenkim

Page 13: gabung botany.docx

3. Jaringan Sklerenkim 3.1 Pengertian Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian  dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat  memanjang. liat (plastis) .

3.2 Macam-macam sel sklerenkim: 1. Sklereid

Terdapat di berbagai tempat dalam tubuh-tumbuhan. Sering sklereid berhimpun menjadi kelompok yang keras di antara sel parenkim sekelilingnya. Tempurung kelapa misalnya , hampir seluruhnya terdiri dari sklereid . Berdasarkan bentuk selnya, sklereid dibedakan dalam berbagai tipe, yaitu :a. Brakhisklereid: bentuknya seperti sel parenkim, kadang-kadang disebut sel batu. Misalnya pada buah Cocos nucifera.b. Makrosklereid (sel tongkat): bentuk selnya memanjang. Misalnya pada kulit biji buncis.c. Osteosklereid (sel tulang): bentuknya seperti tulang, memanjang dan kedua ujungnya melebar. Misalnya pada kulit biji kacang merah.  d. Astrosklereid (sel bintang): selnya bercabang-cabang seperti bintang. Misalnya pada daun teh. e. Trikosklereid: sklereid yang selnya panjang, bentuk seperti rambut, kadang bercabang. Misalnya pada akar udara Monstera.

Page 14: gabung botany.docx

Gambar 3. Macam-macam sel sklereid 1. Serabut (serat) sklerenkim

Serat sklerenkim adalah sel-sel sklerenkim yang memanjang, biasanya dengan ujung yang runcing, lumen sempit dan dinding sekunder tebal. Serat terdapat pada akar, batang, daun, dan buah. Secara morfologis serat terdapat dua tipe, yaitu :a. Serat xilem, yaitu serat yang terdapat pada xilem. Biasanya noktah berhalaman. Disebut juga dengan serabut kayu.b. Serat ekstraxilem, yaitu semua serat yang terdapat pada jaringan-jaringan selain xilem, seperti serat korteks, perisikel, dan floem. Biasanya mempunyai noktah sederhana. Serat-serat ini disebut juga dengan bast fibers (serabut kulit kayu).

Page 15: gabung botany.docx

Gambar 4. Sel sklereid

Gambar 5. Perbedaan sel parenkim, kolenkim, sklerenkim

AnatomidariDaunDaunterdiridarijaringan-jaringan yang masing-masingmempunyaifungsispesifik.Jaringan-jaringantersebutadalah :

Epidermis Jaringaniniterbagimenjadi epidermis atasdan epidermis bawah, berfungsimelindungijaringan yang terdapat di bawahnya.

JaringanPagaratauJaringanTiangdikenaljugadenganistilahjaringan palisade, merupakanjaringan yang berfungsisebagaitempatterjadinya proses fotosintesis.

JaringanbungakarangDisebutjugajaringansponskarenalebihberonggabiladibandingkandenganj

Page 16: gabung botany.docx

aringan palisade, berfungsisebagaitempatmenyimpancadanganmakanan.

BerkaspembuluhangkutTerdiridarixilemataupembuluhkayudanfloemataupembuluhtapis, pada tumbuhan dikotilkeduanyadipisahkanolehkambium.

XilemBerfungsiuntukmengangkut air dangaram yang diserapakardaridalamtanahkedaun (untukdigunakansebagaibahanfotosintesis).

Gambar 1.Anatomidaun

1. Jaringan Meristem

Sesuaidenganasalnamanya ‘meristes’ yang artinya ‘terbelah’, jaringan meristem tersusunatasjaringan yang aktifmembelahuntukmenghasilkanselbaru.

Ciri-ciriJaringan Meristem:

selnyakecil-kecil dindingsel tipis intiselbesar vakuolakecil

Pembagianjaringan meristem berdasarkanasalpembentukannya:

promeristem

Page 17: gabung botany.docx

yaitujaringan meristem yang sudahadasejaktumbuhanberadapadafaseembrio

meristem primer

terdapatpadatumbuhandewasa, terletakpadaujungbatangdanakar.

meristem sekunder

merupakanperkembangandari meristem primer.

Contoh: kambium

Pembagianjaringan meristem berdasarkanletak:

meristem apikal

terletak di ujungakarataubatang

menghasilan tunas apikal yang kemudianakanberkembangmenjadiberbagaijaringanbaru yang membentukcabang, daun, danbunga.

Pertumbuhandari meristem apikaldisebutpertumbuhan primer, sedangkanjaringan yang dihasilkandisebutjaringan primer.

meristem interkalar

Yaitujaringan yang beradadiantarajaringandewasa.

Menghasilkanbunga.

meristem lateral

pertumbuhan meristem lateral disebutpertumbuhanseunder, sedangkanjaringan yang dihasilandisebutjaringansekunder.

Contoh: kambium

Page 18: gabung botany.docx

Gambar 2.Jaringan meristem

2. Jaringan Epidermis

Berasaldari kata ‘epi’ yang berartiatasdan ‘derma’ yang berartikulit.

Letak: lapisanterluarakar, batang, daun.

Ciri-cirijaringan epidermis:

 tersusunrapat tidakmemilikiklorofil berbentukbalok Fungsi: penutupdanpelindungjaringanlainnya.

Diferensiasijaringan epidermis:

stomata

Yaituporikecil yang diapitselkecilpenjagamengandungkloroplas (tempatterjadinyafotosintesis).Fungsi: termpatterjadinyarespirasidantranspirasi.

selkipas

terdapatpadarumput-rumputan, sepertirumputteki, bambu.Fungsi: menyebabkandaundapatmenggulunguntukmengurangipenguapan.

Page 19: gabung botany.docx

selgabus kutikula

yaitulapisinlilin yang berfungsimengurangipenguapan.

selkersik

terdapatpadabatangrumput-rumputanbanyakmengandungsilika (SiO2)fungsi: memperkerasstrukturbatang

trikoma

memilikibentuksepertirambut.Jumlahnyabisatunggalataupummajemuk.Ada yang memiliikelenjarsekretori, ada yang tidak.Fungsi: mengurangipenguapan, perlindunganterhadaphewanherbivora, membantupenyerbuanbunga, menyerap air dangaram mineral daritanah (trikomapadaakar), meneruskanrangsangandariluar, danmembantupenyebaranbiji.

Velamen

Terdapatpadaakaranggrek.Fungsi: menyimpan air

spinaatauduri

modifikasiduridapatdibagimenjadi 2, yaituduripalsudanduriasli. Duriaslimerupakanduri yang dibentukdarijaringan stele batang, sedangkanduripalsudibentukolehjaringan epidermis.Duriaslisulituntukdicabut, misalnyapadabungakertas, sedanganduripalsumudahdicabut, misalnyapadabungamawar.Fungsi: perlindungandiri

Gabar 3.Jaringan epidermis

Page 20: gabung botany.docx

Gambar 4.Jenis-jenistrikoma

Gambar 5. Stomata

Page 21: gabung botany.docx

BATANG

A. Pertumbuhan Primer

1. Morfologi Luar

Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik

tumbuhnya, batang dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal. Di bagian batang yang

lebih tua, yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun melekat pada batang

dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang di antara dua buku yang berturutan.

Batang ada yang tegak, memanjat, atau merayap.

Jaringan pada batang dibagi menjadi jaringan dermal, jaringan dasar, dan jaringan

pembuluh. Perbedaan struktur primer batang pada spesies yang berlainan didasari oleh

perbedaan dalam jumlah jaringan dasar dan jaringan pembuluh. Pada Coniferae dan dikotil,

jaringan pembuluh pada ruas batang umumnya tampak seperti silinder berongga yang

dibatasi di sebelah luar oleh korteks dan di sebelah dalam oleh empelur.

2. Susunan Jaringan Pada Batang

2.1 Epidermis

Sel epidermis adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Epidermis biasanya terdiri dari

satu lapisan sel yang memiliki mulut daun (stomata) dan rambut (trikomata)

2.2 Korteks dan Empelur

Korteks adalah kawasan di antara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar.

Terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi luar terdapat sklerenkim atau

kolenkim. Batas antara korteks dan jaringan pembuluh sering tak jelas karena tidak ada

endodermis. Pada batang muda jarak (Ricinus communis), lapisan sel korteks terdalam dapat

berisi pati dan disebut seludang pati.

Gambar A. sayatan melintang batang dikotil muda. B, sayatan melintang batang monokotil

Page 22: gabung botany.docx

Empelur biasanya terdiri dari parenkim yang dapat mengandung kloroplas. Sel-sel di bagian

tepi empelur berukuran kecil, tersusun kompak dan berdaya hidup lebih lama. Empelur

disebut juga medula, dan daerah tepi dengan sel berukuran kecil dan kompak dinamakan

seludang perimedula. Baik korteks maupun empelur, dapat mengandung berbagai idioblas,

yaitu sel berisi kristal, benda ergastik lain, dan sklereid maupun latisifer.

2.3 Sistem Jaringan Pembuluh

Pada penampang melintang dapat dibedakan macam ikatan pembuluh:

a. Ikatan pembuluh kolateral: floem terdapat di sebelah luar xilem.

b. Ikatan pembuluh bikolateral: seperti kolateral, namun terdapat floem di sebelah dalam

xilem sehingga ada floem eksternal dan floem internal. Biasanya ditemukan pada

beberapa familia seperti Cucurbitaceae dan Solanaceae

c. Ikatan pembuluh konsentris, amfikribral: floem mengelilingi xilem (amfikribral).

Sering terdapat pada paku dan juga terdapat sebagai ikatan pembuluh kecil pada bunga,

buah, dan biji Angiospermae

d. Ikatan pembuluh konsentris, amfivasal: xilem mengelilingi floem, ditemukan pada

beberapa dikotil pada Begonia dan pada monokotil seperti Liliaceae.

e. Ikatan pembuluh radial: terdapat di akar, letak berkas xilem bergantian dan

berdampingan dengan floem.

Gambar: A. Penampang melintang Ricinus yang memperlihatkan ikatan pembuluh

Page 23: gabung botany.docx

B. Penampang melintang Zea mays melalui jaringan pembuluh yang memperlihatkan lakuna

(rongga) yang terjadi karena pemisahan sel-sel parenkim yang mengelilingi dua unsur

protoxilem

Gambar susunan antara xilem dan floem (xilem bergaris, floem tidak bergaris). A:kolateral,

B:bikolateral, C:berkas amfikribral, D:amfivasal, E:radial

3. Duduk Daun Pada Batang dan Susunan Jaringan Pembuluhnya

Duduk daun pada batang atau filotaksi menunjukkan beberapa keberagaman:

Jika pada setiap buku terdapat dua atau lebih helai daun, disebut daun dalam

karangan

Jika terdapat dua helai daun di setiap buku, disebut daun berhadapan

Jika dalam jenis ini pasangan daun berikutnya berada dalam bidang tegak lurus

terhadap pasangan daun pertama, disebut dekusatus atau daun berhadapan-

bersilangan

Jika di setiap buku hanya ada satu helai daun, dan daun itu tersusun mengikuti spiral

sekeliling sumbu batang, disebut daun bergantian

Garis berbentuk spiral yang menghubungkan daun-daun berturutan disebut parasitik

Daun yang letaknya satu di atas yang lain sehingga garis lurus yang menghubungkan

daun-daun itu sejajar sumbu batang disebut ortositik

Daun yang tersusun dalam dua deret sejajar disebut distik

Dua parasitik yang berlawanan bertemu atau kontak disebut parasitik kontak

4. Hubungan antara Jaringan Pembuluh Batang dan Daun

Berkas pembuluh batang yang melengkung ke arah daun disebut jalan daun. Jumlah

jalan daun pada Gymnospermae 1-2, pada Angiospermae 1,3,5 atau lebih banyak. Jumlah

yang lebih umum pada dikotil adalah 1 dan 3. Pada monokotil, jumlah jalan daun yang

memasuki daun dari batang amat besar. Jalan dahan adalah berkas jaringan pembuluh ke arah

cabang lateral yang terdiri dari dua berkas.

Gambar: A, penampang memanjang nodus

(buku) melalui jalan daun dan celah daun.

B, sama dengan A tetapi disertai dahan

dan celah daun. C, jalan daun dan jalan

dahan yang memisahkan diri dari silinder

pembuluh serta celah-celah yang

Page 24: gabung botany.docx

Celah dahan disebut lakuna. Buku batang disebut unilakuna, trilakuna, multilakuna bila

jumlah lakuna yang berasosiasi dengan buku tersebut satu, tiga atau lebih.

5. Konsep Stele

Konsep stele digunakan untuk menerangkan filogeni struktur sistem pembuluh primer

dalam sumbu tumbuhan. Stele berarti tiang atau pilar yang dimaksudkan adalah sumbu

tumbuhan (akar dan batang) yang terdiri dari sistem pembuluh dengan parenkim di daerah

interfasikuler, celah daun, empelur (bila ada), dan perisikel.

Macam stele dibagi menjadi 2 yaitu :

protostele

Dengan sumbu xilem padat, tanpa empelur, dikelilingi floem. Jenis stele paling

sederhana adalah hapostele dengan xilem bundar pada penampang melintang,

dikelilingi floem. Contohnya: Rhynia yang telah berupa fosil dan Selaginella. Jika tepi

xylem tidak rata, melainkan berombak, diperoleh aktinostele, seperti pada

Lycopodium dan Psilotum

sifonostele

Dengan xilem tidak padat, tetapi memiliki silinder parenkim di tengah. Ada 2 subjenis

yakni sifonostele amfifloik dengan floem bagian luar dan silinder xilem bagian dalam;

Gambar: A, penampang memanjang nodus

(buku) melalui jalan daun dan celah daun.

B, sama dengan A tetapi disertai dahan

dan celah daun. C, jalan daun dan jalan

dahan yang memisahkan diri dari silinder

pembuluh serta celah-celah yang

D,E,F penampang melintang batang yang

tergambar pada A, masing-masing pada taraf a-a,

b-b, dan c-c. G, tampak muka dari bagian luar

silinder pembuluh yang digambarkan pada C,

denga jalan daun serta jalan dahan dipotong di

permukaan silinder tersebut. H, penampang

melintang dari G di tempat a-a. Pada bagian A-H,

jarinngan pembuluh tidak digambarkan sebagai

xilem dan floem; jalan daun dan jalan dahan

diarsir. Pada I, struktur digambarkan lebih

terperinci dengan menandai protoxilem,

metaxilem, dan floem

Page 25: gabung botany.docx

contohnya: Adiantum dan Marsilea. Subjenis lain adalah sifonostele ektofoik dengan

floem hanya di bagian luar; hanya terdapat di paku.

6. Pemanjangan Batang

Meristem apek pucuk menghasilkan organ lateral seperti daun dan tunas lateral serta

merupakan tempat jaringan primer terdiferensiasi. Sebaliknya, pertumbuhan batang menjadi

panjang dan lebar dilakukan terutama olehh daerah di bawah meristem apeks atau daerah

subapikal. Daerah ini mungkin dapat dinamakan meristem pemanjang primer dan bukan

meristem rusuk atau meristem empelur.

Pada taraf selanjutnya, pembesaran sel juga berlangsung dan akhirnya menggantikan

pembelahan sel. Sebagian besar pemanjangan ruas dapat disebabkan oleh pemanjangan sel,

namun panjang akhirnya juga dapat ditentukan oleh jumlah sel. Terutama pada monokotil,

pemanjangan ruas batang sangat penting dalam membentuk struktur khas suatu jenis

tumbuhan.

Gambar pemanjangan batang monokotil

(rumput). A, sayatan memanjang tengah

melalui bidang daun (1), pada rizoma

Agropyron repens. Gambar

memperlihatkan hubungan anatara nodus

(n) yang sedang berkembang dan

internodus di bawah setiap nodus, ditandai

oleh garis vertikal dengan keping tempat

melekatnya daun (sah satu ditandai d3).

Setiap daun tampak di kedua sisi sumbu

karena daun tumbuh mengelilingi batang.

Daun dan nodus diberi nomor dari apeks ke

bawah. B, batang gandum (Triticum

aestivum) yang dilepas daunnya. Di bagian

bawah, internodus merapat (1-6) dan di

D-H, bagan penampang melintang sifonostele

yang memperlihatkan stadium perkembangan

evolusi yang berbeda. D, sifonostele amfifloik

(solenostele). E, diktiostele. F, sifonostele

ektofloik. G, eustele. H, ataktostele. Xilem

(bergaris silang), floem (bertitik-titik).

(Fahn,1989).

Gambar A-C, bagan tiga dimensi

beberapa jenis protostele. Bagan

menunjukkan stele tanpa korteks dan

epidermis. Tonjolan menunjukkan tempat

mikrofil di permukaan stele. A, hapostele.

B, aktinostele. C, plektostele.

Page 26: gabung botany.docx

6.1 Diferensiasi Jaringan Pembuluh

Batang terdiri dari jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar. Jaringan dermal

atau epidermis berdeferinsiasi dari lapisan terluar meristem apeks, yakni lapisan tunika

terluar pada Angiospermae. Jaringan pembuluh primer berkembang dari prokambium yang

pada gilirannya berdiferensiasi dari turunan meristem apeks, sedangkan jaringan korteks dan

empelur berdiferensiasi dari meristem tepi dn meristem rusuk, dan mengalami pembentukan

vakuola secara cepat dalam proses itu.

6.2 Diferensiasi prokambium

Gambar pemanjangan batang monokotil

(rumput). A, sayatan memanjang tengah

melalui bidang daun (1), pada rizoma

Agropyron repens. Gambar

memperlihatkan hubungan anatara nodus

(n) yang sedang berkembang dan

internodus di bawah setiap nodus, ditandai

oleh garis vertikal dengan keping tempat

melekatnya daun (sah satu ditandai d3).

Setiap daun tampak di kedua sisi sumbu

karena daun tumbuh mengelilingi batang.

Daun dan nodus diberi nomor dari apeks ke

bawah. B, batang gandum (Triticum

aestivum) yang dilepas daunnya. Di bagian

bawah, internodus merapat (1-6) dan di

Gambar pertumbuhan pada monokotil besar. A,

jenis tumbuh yang ditemukan di kebanyakan palem;

awal dari batang di bawah tanah melebar secara

profresif, namun membentuk internodus yang lebih

panjang terjadi setelah lebar garis tengah batang

dewasa tercapai (di tahap tanah). B. Jenis yang

ditemukan pada Pandanus dan beberapa palem:

tumbuh meninggi sejak dini; batang yang melebar

didukung oleh akar tambahan, yakni akar penunjang

(penyokong). C, bagan sayatan tengah memanjang

melalui apeks pucuk Washingtonia filifera.

Meristem penebalan primer di bawah bakal daun

menyebabkan pelebaran batang sejak awal. (A,B

dari Zimmerman & Tomlinson, 1972, dalam Esau,

1976; C dari Ball, 1941, dalam Fahn, 1989).

Sayatan melintang melalui batang Linum

usitatissimum di tempat yang berbeda, dimulai

dengan meristem apeks (A) dan berakhir di tempat

seluruh jaringan pembuluh primer selesai

terdiferensiasi (E). Gambar ini menunjukkan tahap

diferensiasi pada sistem jaringan pembuluh:

pembentukan vakuola pada korteks (dimulai pada

Page 27: gabung botany.docx

6.3 Asal Floem dan Xilem

Pada berkas kolateral, floem pertama tampak di sebelah luar dan xilem pertama di

sebelah dalam dari berkas prokambium. Diferensiasi selanjutnya untuk floem adalah

sentripetal sebab unsur floem baru terdapat lebih dekat ke pusat batang. Xilem terdiferensiasi

ke arah luar yakni sentrifugal dan disebut xilem endark.

6.4 Hubungan Jaringan Pembuluh Antara Tunas Lateral dengan Sumbu Batang

Perkembangan prokambium dalam tunas lateral bergantung kepada sifat tunas itu.

Jika tunas lateral dibentuk dekat meristem apeks dan segera tumbuh menjadi cabang, terjadi

hubungan dengan sistem jaringan pembuluh batang melalui jalan cabang. Bila tunas ini mulai

tumbuh, akan dibentuk jaringan pembuluh secara langsung dengan berkas pembuluh yang

paling dekat di dalam batang oleh parenkim yang bervakuola besar. Pada waktu tunas itu

tumbuh, dibentuk hubungan langsung dengan berkas pembuluh batang yang paling dekat

melalui parenkim yang vakuolanya terbentuk

Sayatan melintang melalui batang Linum

usitatissimum di tempat yang berbeda, dimulai

dengan meristem apeks (A) dan berakhir di tempat

seluruh jaringan pembuluh primer selesai

terdiferensiasi (E). Gambar ini menunjukkan tahap

diferensiasi pada sistem jaringan pembuluh:

pembentukan vakuola pada korteks (dimulai pada

Page 28: gabung botany.docx

B. Pertumbuhan Sekunder dan Jenis Tumbuh

1. Terjadinya Kambium Pembuluh

Pada tumbuhan yang memiliki pertumbuhan sekunder, sebagian prokambium di antara floem,

yakni yang terletak di antara floem dan xilem primer, akan berdiferensiasi menjadi kambium

pembuluh. Kambium dalam berkas pembuluh disebut kambium fasikuler, dan kambium yang

dibentuk pada daerah parenkim di antara dua berkas yang berdampingan disebut kambium

interfasikuler. Kedua macam kambium itu bersinambungan membentuk silinder.

2. Pengaruh Pertumbuhan Sekunder Terhadap Jaringan yang Dibentuk Sebelumnya

Gambar: Penampang melintang batang Tilia. A, sebelum pertumbuhan sekunder dimulai:

berkas pembuluh sangat merapat sehingga floem primer tergambar seperti silinder. B,

pertumbuhan sekunder telah berlangsung lama dan menghasilkan xilem dan floem sekunder.

Pada floem sekunder tampak jari-jari empelur yang berdilatasi. C, satu sektor dari penampang

melintang batang Tilia yang memperlihatkan susunan selnya (A,B dari Esau, 1965; C, dari

Bracegirdle & Miles, 1971).

2.1 Pengaruh terhadap celah dan jalan daun

Gambar: bagan yang memperlihatkan

pengaruh pertumbuhan sekunder pada

jalan daun dan celah daun. A,C sayatan

melintang. B,D,E sayatan memanjang

batang melalui nodus. A,B celah telah

membuka. D, sebagian celah tertutup. C,E

celah tertutup dan jalan daun terputus

(dari Esau, 1976).

Page 29: gabung botany.docx

Pada saat kambium pembuluh tampak di daerah interfaskuler, pembelahan pertama sel

kambium yang disusul oleh pembentukan floem dan xilem sekunder mula-mula terjadi di tepi

celah daun dan berkembang ke arah tengah celah. Jika celah daun amat lebar diperlukan dua

tahun atau lebih sebelum kambium terdapat di seluruh celah. Sehingga, lebar celah berkurang

dalam penambahan xilem yang dibentuk berturut. Jika proses pembentukan xilem di muka

celah selesai, maka celah dianggap telah tertutup.

3. Penyembuhan Luka dan Peristiwa Penempelan

Luka pada daun dan bagian batang yang tidak mengalami pertumbuhan sekunder

biasanya mula-mula berakibat terjadinya bekas luka atau goresan, yakni rebahnya sel mati

disertai terbentuknya sejumlah zat yang nampaknya melindungi permukaan dari kekeringan

dan bekas luka. Periderm berkembang dari sel hidup di bawah bekas luka. Jika cabang atau

sumbu batang yang mengalami pertumbuhan sekunder terluka, maka pembentukan periderm

didahului oleh pembentukan sel parenkim. Kalus juga merupakan jaringan yang selnya dapat

berdiferensiasi menjadi kambium jika jaringan tersebut terputus karena luka.

Pada okulasi, umumnya tunas ketiak di batang induk (yang akan menjadi batang

bawah) diganti dengan tunas ketiak yang berasal dari batang yang diinginkan. Tunas yang

diinginkan ditempelkan di tempat bekas tunas ketiak di batang induk dan membentuk lapisan

nekrotik. Di bawah sel lapisan nekrotik akan terbentuk jaringan kalus yang akan

berdiferensiasi menjadi sel kambium. Kalus dibentuk melalui sel-sel hidup antara lain sel

jari-jari empelur floem dan sel jari-jari empelur xilem yang aktif.

4. Jenis Batang

Batang dapat dibedakan menjadi batang berkayu, batang basah, batang memanjat, batang

monokotil, dan batang yang mengalami pertumbuhan sekunder yang tidak lazim (berstruktur

anomali).

4.1 Dikotil berkayu

Contoh: batang Tilia. Di batas dalam dari xilem sekunder, terdapat xilem primer yang

memiliki tepi bergelombang di sekeliling empelur. Batas antara xilem primer dan xilem

sekunder tak mudah dikenal. Xilem sekunder memiliki komponen trakea, trakeid, serat, dan

parenkim xilem yang tersusun dalam pita paratrakeal. Jari-jari empelur ada yang lebar dan

ada yang sempit. Floem sekunder mudah dikenal karena beberapa jari empelur mengalami

Page 30: gabung botany.docx

dilatasi dan karena ada pita (lapisan sel tangensial). Periderm pertama terjadi di bawah

epidermis dan bertahan beberapa tahun. Batas korteks dikenal karena adanya serat di bagian

tepi floem (serat protofloem) dan lapisan lebih dalam (serat floem sekunder). Empelur terdiri

dari parenkim dan di dalamnya terdapat sel lendir atau ruang lendir. Bagian luar empelu

(seludang medula) tetap aktif sebagai penyimpan cadangan makanan.

4.2 Dikotil basah

Contoh: Hibiscus caccabinu. Epidermis batang bertahan pada awal perkembangan periderm

pertama yakni dibawah epidermis bersama dengan lentisel. Satu lapisan sel atau lebih di

bawah epidermis berisi kloroplas. Floem primer menghasilkan serat di batas luar (serat

protofloem). Floem sekunder juga menghasilkan serat. Jari-jari dalam pembuluh sekunder

primer tadinya uniseriat dan membentuk multiseriat. Empelur terdiri dari parenkim dan

mengandung sel lendir. Pati dan kristal dapat ditemukan pada empelur, korteks, jari-jari

empelur, dan parenkim aksial. Berkas xilem primer tersebar mengandung protoxilem dengan

unsur trakeal yang sudah remuk.

4.3 Dikotil memanjat

Contoh: Vitis (anggur). Sifat umum dikotil memanjat adalah jari-jari empelurnya yang lebar

yang membuat penampakan xilem sekunder seolah-olah tinggi.

Kambium fasikular dan kambium interfasikular dibentuk berkesinambungan. Kambium

interfasikular membentuk parenkim saja sehingga jari-jari empelur yang bersangkutan tetap

nampak jelas dan menjadi lebar. Sewaktu-waktu dibentuk jari-jari baru dalam berkas

pembuluh yang ada dan yang telah lama menghasilkan jaringan pembuluh sekunder. Jari-jari

empelur baru ini tidak berkesinambungan dengan yang lama, sehingga nampak terbagi

sejalan dengan penambahan keliling batang. Protofloem membentuk serat setelah jaringan itu

berhenti berfungsi. Korteks terdiri dari parenkim dan kolenkim. Lapisan terdalam korteks

adalah seludang pati. Empelur terdiri dari parenkim.

4.4 Pertumbuhan sekunder anomali pada dikotil

Contoh: Coniferae dan pohon berkayu. Istilah anomali menunjukkan kambium pembuluh

yang tidak biasa terjadi. Bila sayatan melintang, kambium menghasilkan lebih banyak xilem

Page 31: gabung botany.docx

daripada floem sedangkan pada tumbuhan lain lebih banyak floem daripada xilem seperti

pada Passiflora glandulosa. Pada tumbuhan tertentu seperti Aristolochia triangularis terdapat

berkas kambium yang hanya membentuk parenkim seperti jari-jari empelur; jumlah berkas ini

bertambah dengan meningkatnya keliling kambium.

4.5 Pertumbuhan sekunder pada monokotil

Gambar: sebagian penampang melintang batang Cordyline

Pada banyak monokotil, meristem penebalan primer berhenti kegiatannya dekat di

belakang meristem apeks sehingga penebalan selanjutnya terbatas. Namun, pada palmae

penebalan batang cukup menonjol dengan adanya pembelahan dan pembesaran sel parenkim

dasar yang disebut pertumbuhan sekunder tersebar. Pada beberapa liliiflorae berkayu seperti

Aloe, Yucca, dan Agave, penebalan batang selanjutnya dicapai dengan pertumbuhan

sekunder oleh meristem penebalan sekunder.

Pada batang dewasa Cordyline terminalis, meristem penebalan primer dan sekunder

tidak berkesinambungan karena berhentinya pembelahan periklinal dalam meristem itu

sewaktu mengalami pemanjangan batang namun sesudah itu akan aktif kembali. Pada

Cordyline, kambium dibentuk di sebelah luar berkas pembuluh primer dan menghasilkan

berkas pembuluh sekunder serta parenkim ke arah dalam dan sejumlah kecil parenkim ke

arah luar.

Gambar: bagan penampang melintang batang

yang memperlihatkan penebalan sekunder yang

tidak lazim (anomali). A, Aristolochia

triangularis, sebagian dari sayatan melintang. B,

Serjania clematidifolia. C, Passiflora sp.

Periderm tanda silang; floem sekunder, bertitik;

xilem sekunder, bergaris miring; parenkim, putih

bersih.

Page 32: gabung botany.docx

AKAR: STRUKTUR PRIMER

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman biasanya berkembang di bawah

permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh diluar tanah. Akar pertama pada

tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang

berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula. Pada Gymnospermae dan dikotil, akar

tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang berukuran lebih

kecil. Sistem akar sepperti itu disebut akar tunggang. pada monokotil, akar primer tidak lama

bertahan dalam kehidupan tanaman dan segera mongering. dari dekat pangkalnya atau di

dekatnya akan muncu akar baru yang disebut akar tambahan atau akar adventif. keseluruhan

akar adventif seperti tu dinamakan susunan akar serabut.

1. Macam akar

Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. karena itu, dikenal akar

penyimpan, akar sekulen, akar udara, pneumatofor (akar udara pada mangrove), akar panjat,

akar pembelit, akar tunjang dan akar yang hidup bersimbiosis dengan jamur (mikoriza).

2. Susunan jaringan primer dalam akar.

Pada ujung akar tampak tudung akar. Penampang melintang melalui akar primer (yang belum

mengalami penebalan sekunder) akan menunjukkan dari luar kedalam: epidermis, korteks,

dan silinder pusat.

Tudung akar

Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu

penembusan tanah oleh akar. Sel tudung akar mensekresikan lendir yang terdiri atas

polisakarida. Tudung akar dianggap mengendalikan pertumbuhan geotropi akar. Tudung akar

berkembang terus menerus.

Epidermis

Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Ciri khas akar adalah adanya

rambut akar yang beradaptasi untuk menyerap air dan garam tanah. rambut akar adalah sel

epidermis yang memanjang keluar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.

Korteks akar

Pada umumnya korteks terdiri dari sel parenkim. parenkim tersebut dianggap berperan dalam

pengangkutan gas dan sebagai wadah oksigen yang di perlukan dalam respirasi jaringan yang

tak bisa memperoleh oksigen dari udara luar.

Eksodermis

Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan membentuk

gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan

Page 33: gabung botany.docx

epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis. dinding

primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh selulosa. Lignin juga dapat

ditemukan.

Endodermis

Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel endodermis mengandung

selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni pada dinding radial dan melintang.

Rampingnya lapisan itu menyebabkan diberi nama pita caspary. pita tersebut merupakan

kesatuan antara lamela tengah dan dinding primer, tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika

sel terplasmolisis, maka protoplas melepaskan diri dari dinding, namun tetap melekat pada

pita caspary.

Slinder pembuluh

Slinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel di

sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka

bagian itu diisi oleh parenkim empulur. Di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan

dengan protoxilem dan protofloem. Perisikel dapat mempertahankan sifat meristematiknya.

Di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan sebagian dari kambium pembuluh.

Sel trakeal terluar paling pendek garis tengahnya, namun paling dulu menjadi dewasa. Sel-sel

itu merupakan protoxilem dan memiliki dinding sekunder berpenebalan spiral atau cincin.

Unsur floem yang paling awal menjadi dewasa adalah protofloem, yakni yang terdapat paling

luar dan berbatasan dengan perisikel. Pada akar yang mengalami penebalan sekunder, sel

yang terdapat diantara floem dan xilem berfungsi sebagai kambium pembuluh. Pada akar

tanpa penebalan sekunder, sel tersebut akan menjadi dewasa sebagai sel parenkim atau

sklerenkim.

3. Akar kontraktil

Pada sejumlah tumbuhan, penggantian batang lama oleh batang baru berlangsung pada posisi

tertentu dalam tanah atau permukaanya. Posisi tersebut sering diperoleh dengan penarikan

oleh akar khusus yang disebut akar pengerut atau akar kontraktil.

4. Mikoriza

Epidermis dan korteks pada sejumlah besar tumbuhan sering berasosiasi dengan fungi

(jamur) tanah. Asosiasi antara hifa jamur dan akar muda tumbuhan tinggi disebut mikoriza

(yunani: mykes, jamur; rhiza, akar). Biasanya hubungan ini disebut simbiosis.

berdasarkan hubungan jamur dengan inangnya dibedakan ektomikoriza dan endomikoriza.

pada ektoriza, jamur menyelubungi seluruh ujung akar dengan penutup yang disebut tudung

hifa. Hifa memasuki akar di ruang antar sel korteks dan berbentuk jala. Pada endomikoriza,

Page 34: gabung botany.docx

jamur membentuk penutup yang kurang jelas penampakannya dan menembus bagian dalam

sel akar serta menghasilkan vesikula dan arbuskula yang khas.

5. Bintil akar

Bintil akar merupakan asosiasi akar dengan bakteri penambat nitrogen udara (Rhizobium)

yang berguna bagi tumbuhan. Bintil akar yang diakibatkannya merupakan ciri khas bagi

Fabaceae. Bakteri memasuki akar terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak

diri, membentuk benang infeksi. Caranya adalah dengan menyelubungi seludang yang terdiri

dari bahan seperti gum. Benang ini amat dalam menembus akar dan merangsang poliferasi sel

pada lapisan korteks sebelah dalam.

6. Perkembangan Akar

Peristiwa utama pada awal pembentukan akar adalah penyusunan meristem apeksnya.

penelitian fisologi dan biokimia menunjukkan bahwa pada umumnya pemula yang

menyebabkan pola dasar akar akan berhenti membelah pada saat pertumbuhan akar

berlangsung. Aktivitas pertumbuhan digantikan oleh sel yang terletak lebih dalam.

Pengamatan itu menyebabkan adanya pusat diam dalam meristem apeks. Pemula tudung akar

tak termasuk pusat diam dan berbentuk setengah bulatan atau seperti cakram.

Korteks bertambah lebar karena pembelahan periklinal serta pembesaran sel dalam arah

radial. Akar lateral berkembang pada jarak tertentu di belakang meristem apeks akar.

Pembentukan akar lateral dimulai dengan pembelahan periklinal yang terjadi pada beberapa

sel perisikel. Sementara itu, unsur promeristem akan dibentuk ujung akar lateral dan biasanya

serupa dengan pola akar induk. Unsur floem dan xilem di akar lateral kemudian akan

berhubungan dengan unsur yang sama pada akar induk.

AKAR: STRUKTUR SEKUNDER

Pertumbuhan sekunder pada akar, terdiri atas pembentukan jaringan pembukuh sekunder

oleh kambium pembuluh dan pembentukan periderm oleh felogen. Peristiwa itu menmbah

tebal sumbu akar dan batang dan karena itu juga dinamakan pertumbuhan sekunder yang

menyebabkan penebalan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan sifat khas bagi

Gymnospermae dan dikotil, meskipun jumlahnya tidak senantiasa sama banyak.

1. Jenis pertumbuhan yang umum terjadi

Page 35: gabung botany.docx

Awal mula perkembangan kambium pembuluh adalah dengan pembelahan sel prokambium

diantara floem primer dan xilem primer yang belum terdiferensiasi. Kambium akan

membentuk sel xilem ke arah dalam dan sel floem ke arah luar, namun pada umumnya

frekuensi pembentukan sel xilem lebih besar dibandingkan dengan sel floem. Hal itu

mengakibatkan xilem sekunder lebih tebal daripada floem sekunder.

Pembentukan periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan biasanya mulai dibentuk

pertama kali dalam perisikel. Pembentukan floem ditempat itu mengakibatkan korteks

terdorong ke luar dan akhirnya rusak serta tanggal bersama dengan epidermis dan

endodermis. Pada akar yang bertugas menyimpan cadangan makanan, parenkim menjadi

bagian terbesar pada xilem maupun floem sekunder.

2. Dikotil basah

Pada dikotil basah, xilem mengandung pembuluh kayu yang beragam garis tengahnya.

Dinding trakea tersebut biasanya berpenebalan tangga atau jala. Serat dan parenkim kayu

sering ditemukan bersamanya. Selama pertumbuhan sekunder, xilem primer mengalami

modifikasi dengan adanya pertumbuhan dilatasi. Floem berisi pembuluh tapis dengan sel

pengantar, serat dan parenkim. Jari-jari empulur pada xilem sinambung dengan yang ada

pada floem melalui kambium pembuluh. bagian floem luar hanya berisi serat dan parenkim

penyimpan sebab pembuluh tapis yang lama telah hancur. Floem bersama perisikel di

mukanya berada di bawah periderm. jika ada serat, maka serat itu berada di luar floem.

3. Spesies berkayu

Susunan jaringan pembuluh pada kar spesies berkayu menyerupai keadaan paada alfa. Tetapi,

akar pohon spesies berkayu memiliki jumlah unsur berlignin lebih banyak. Meskipun

demikian, akar tumbuhan basah juga bisa banyak memiliki sel sklereid.

Antara akar dan batang pohon teredapat berbagai perbedaan histologi, terutama pada

kayunya. unsur kulit kayu dan kayu yang memiliki dinding sekunder berlignin, jumlahnya

pada batang lebih banyak daripada pada akar. Pada akar, lebih banyak terdapat parenkim.

Perbedaan histologi antara jaringan sekunder pada kar dan batang terutama ditentukan oleh

lingkungannya.

4. Keragaman dalam pertumbuhan sekunder

Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan basah terbataas jumlahnya. Hal itu berkaitan dengan

beberapa ciri khas tumbuhan yang bersangkutan. Pada akar penyimpan, banyak terdapat

parenkim penyimpan cadangan makanan. Akar adventif pada ubi jalar (Ipomea batatas)

menunjukkkan pertumbuhan sekunder anomali yang lain macamnya.

5. Aspek fisiologi

Page 36: gabung botany.docx

Potongan akar tidak dapat menghasilkan pertumbuhan sekunder kecuali bila diberi

penanganan khusus. Hal itu merupakan indikasi bahwa perkembangan kambium pembuluh

pada akar bergantung pada suatu faktor dari batang. Pengaktifan kembali kambium akar akan

terjadi sesudah pengaktifan kembali batang.

6. Akar tambahan

Akar tambahan lazim terdapat diberbagai lokasi pada tanaman. Pertumbuhan akar tambahan

menyerupai akar lateral. Asalnya bersifat endogen, karena dibentuk dari perisikel dekat

jaringan pembuluh, jauh didalam akar. Akar tambahan dibentuk dengan pembelahan sel

parenkim, yakni dari kalus atau jaringan di dekatnya.