gambar 01

10
Tugas Perancangan Pabrik Tenun Kain Grey dari Benang CVC Kapasitas 1000.000 Meter/Tahun Dosen Pengampu : Ir.Suparman,MT PENYUSUN : M MAHASIN RIHA (11521089) JURUSAN TEKNIK KIMIA KONSENTRASI TEKNIK TEKSTIL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2014

Upload: aha

Post on 19-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gambar

TRANSCRIPT

Page 1: Gambar 01

Tugas

Perancangan Pabrik Tenun Kain Grey dari Benang CVC Kapasitas 1000.000

Meter/Tahun

Dosen Pengampu :

Ir.Suparman,MT

PENYUSUN :

M MAHASIN RIHA (11521089)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

KONSENTRASI TEKNIK TEKSTIL

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Gambar 01

Latar Belakang

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) termasuk dalam salah satu industri strategis nasional.

Dalam praktiknya, industri TPT dapat menjadi salah satu devisa negara yang cukup besar

melalui aktivitas ekspor dan impor. Selain itu, industri TPT merupakan industri padat karya

yang banyak menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menjadi alternatif mengatasi masalah

pengangguran.

Upaya menciptakan hal-hal baru perlu dilakukan untuk mengembangkan industri TPT. Hal-

hal tersebut dapat diperoleh melalui pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek) serta melalui pemanfaatan sumber daya alam (SDA).

Produk tekstil yang paling banyak dikonsumsi saat ini masih berupa bahan sandang,salah satu

diantaranya yaitu berupa kain tenun. Oleh karena itu Pendirian pabrik etnun saat ini masih

relevan.

Spesifikasi Produk

Kain Tenun

Kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan atau menyilangkan dua kelompok benang

yang saling tegak lurus sehingga membentuk kain tenun dengan konstruksi tertentu. Prinsip

pembuatan kain tenun, adalah menyilangkan benang pakan pada celah deretan benang lusi

yang disusun memanjang dari gulungan benang yang dipersiapkan sebelumnya. Proses

pembuatan kain yang dibentuk oleh silangan atau anyaman benang lusi dan pakan disebut

menenun

Blending polyester-cotton

Bahan tekstil tidak ada yang sempurna, setiap serat mempunyai kebaikan dan keburukan.

Dengan cara pencampuran (blending) kekurangan – kekurangan tersebut dapat diatasi.

walaupun 100% poliester mempunyai sifat-sifat yang baik, seperti kekuatan yang

tinggi,ketahanan gosokan, sifat-sifat cuci dan pakai, kemampuan menyimpan lipatan, kainnya

masih dapat ditingkatkan sifat-sifatnya dengan mencampurnya dengan selulosa. Dengan

adanya selulosa akan dihasilkan kain dengan sifat yang lebih cocok dalam pemakaian

mengurangi elektrostatiknya

Spesifikasi Bahan

Tabel Komposisi Serat Kapas

Susunan Persen terhadap berat kering

Page 3: Gambar 01

Selulosa

Pektat

Protein

Lilin

Debu

Pigmen dan zat-zat lain

94

1,2

1,3

0,6

1,2

1,7

v     Selulosa

Analisa menunjukan bahwa kapas tersusun atas selulosa. Selulosa merupakan polimer

Linear (polimer tidak bercabang) yang tersusun dari kondensiasi (perubahan dari bentuk gas

ke padat) molekul-molekul glukosa.

Glukosa C6H12O6, Selulosa (C6H10O5)

Dinding skunder terdiri dari selulosa murni, dinding primer juga mengandung selulosa.

v    Pektat

Pektin adalah zat penting selain selulosa yang berfungsi menyusun serat. Pektin  adalah

karbohidrat dengan BM (berat molekul) dan struktur yang hampir sama dengan selulosa.

Perbedaannya adalah, jika selulosa pecah menjadi glukosa, sedangkan pektin terurai menjadi

galaktosa, pentosa, metil alkohol.

Dengan pemasakan dalam larutan Natrium Hidroksiada (NaOH) pektin hampir

semuanya dapat hilang sedangkan selulosa tidak. Hilangnya pektin tidak mempengaruhi

kekuatan serat dan kerusakan serat.

  

v    Protein

Protein yang ada dalam kapas adalah sisa protoplasma yang tertinggal dalam lumen

setelah selnya mati ketika buah membuka. Sifat dan komposisi protein dalam kapas jarang

diketahui.

v    Lilin

Lilin tersebar diseluruh dinding primer sehingga merupakan lapisan pelindung yang

tahan air, saat serat kapas mentah. Lilin dalam serat akan berfungsi juga sebagai pelumas saat

serat dipintal.

v    Debu

Page 4: Gambar 01

Berasal dari daun, kulit buah dan kotoran-kotoran yang menempel pada serat. Proses

pemasakan dan pengelantangan akan mengurangi kadar debu dalam serat.

Sifat Kimia Serat Kapas

v  Kekuatan menurun pada zat pengoksidasi  karena terjadi oksi-selulosa, biasanya dalam

proses pemutihan dan pengerjaan pada suhu diatas 1400C.

v  Kekuatan menurun pada zat penghidrolisa. Asam-asam menyebabkan terjadinya

hidroselulosa.

v  Alkai berpengaruh kecil pada serat, kecuali alkali dengan kosentrasi tinggi yang

menyebabkan penggelembungan. Seperti pada proses merserisasi yang menggunakan natrium

Hidroksida dengan kosentrasi diatas 18%.

v  Kapas mudah terserang bakteri dan jamur dalam suasana lembab dan suhu hanggat.

1. Polyester

Polyester fiber, adalah serat sintetik yang terbuat dari hasil polimerisasi etilen glikol dengan

asam tereptalat melalui proses polimerisasi kondensasi. Hasil polimerisasi berupa chip atapun

polimer leleh, yang kemudian di lakukan proses spinning untuk membentuk fiber.

Pembentukan fiber dilakukan dengan temperatur di atas titik leleh polyester, dengan bantuan

gear pump yang menentukan ukuran fiber yang keluar melalui spinneret. Spinneret disini

akan menentukan cross section atau bentuk dari fiber yang diinginkan, seperti bulat, segitiga,

dan lain-lain. Selain kehalusan (denier) serat dan panjang serat, kilau (luster) juga merupakan

spesifikasi yang sangat penting, misalnya bright, semi dull atau dull. Serat poliester

merupakan bahan baku bagi pabrik pemintalan (spinning) yang membuat benang pintal. Di

pabrik pemintalan serat poliester biasanya diproses untuk produk benang pintal poliester

100% atau cempuran dengan serat alam atau serat sintetik lainnya. Misalnya poliester/katun,

polyester/rayon, polyester/rami, polyester/flax, polyester/acrilik dlsb.

Contoh Karakteristik serat poliester : Kehalusan : 1.3 denier, Panjang : 38 mm, Kekuatan

tarik : 6.6 gram/denier, Mulur : 22%, Mengkerut : 6.3%, Krimp : 5.2 per Cm, Kandungan oil :

0.15%, Kandungan air : 0.4%

2. Kelebihan dan kekurangan kain polyester

Page 5: Gambar 01

Dalam dunia kain, dikenal dua jenis kain yang utama. Kedua jenis kain tersebut adalah kain

yang terbuat dari serat alami dan kain yang terbuat dari serat buatan atau sintetis. Contoh kain

yang terbuat dari serat alami adalah kain katun. Salah satu contoh kain sintetis adalah kain

polyester. Bahan pembuat kain polyester adalah polyethylene terepththalate (PET). Bahan ini

adalah bahan yang juga digunakan sebagai bahan pembuat botol minuman plastik. Dalam

industri garmen, kain polyester umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku pakaian dan

perlengkapan rumah tangga, seperti seprai, penutup tempat tidur, tirai, dan gordin.

Kain katun mungkin memang terasa lebih alami daripada kain polyester. Namun, kain

polyester tidak mudah kusut dan lebih cepat kering setelah dicuci. Selain itu, baju yang

terbuat dari kain polyester tidak mudah susut maupun melar. Kain polyester tidak

memerlukan penyetrikaan panas. Karena terbuat dari serat sintetik, kain polyester kurang

mampu menyerap panas dan keringat saat dikenakan. Pakaian yang terbuat dari kain ini lebih

cocok dikenakan di daerah bersuhu dingin atau ruangan ber-AC. Bagi Anda yang beraktivitas

di luar maupun di dalam ruangan dengan suhu yang panas, sangat tidak dianjurkan untuk

mengenakan pakaian berbahan polyester.

Kelebihan lain dari kain polyester adalah ketahanannya terhadap pencucian kimia/ dry

cleaning dan pelarut organik. Kain ini juga lebih tahan terhadap jamur dan bakteri dibanding

kain katun. Untuk memanfaatkan kelebihan kain polyester serta meminimalisir

kekurangannya, serat kain polyester biasanya dipintal bersama serat alami. Penggabungan

kedua serat ini mampu menghasilkan pakaian dengan sifat-sifat gabungan kedua serat.

Namun, jika Anda memerlukan pakaian berbahan seratus persen katun, sebaiknya telitilah

dulu pakaian tersebut sebelum membelinya. Cara membedakan pakaian berbahan katun atau

polyester sangatlah mudah. Anda cukup mengambil sehelai benang dari kain tersebut

kemudian bakarlah ujungnya. Asap pembakaran kain yang terbuat dari katun berbau seperti

kertas terbakar, sedangkan asap pembakaran kain polyester berbau seperti plastik terbakar.

Pilihlah selalu jenis kain yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Blending / campuran serat

Seringkali untuk memperoleh harga yang lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut

maka dilakukan blending / campuran serat misalnya T/C 65/35 ( campuran polyester cotton),

T/R 65/35 (campuran polyester rayon), CVC ( campuran polyester cotton 50/50), cotton /

lycra (97/3) dll

Page 6: Gambar 01

TC (Teterton Cotton ) / Polyester – Cotton

Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%.

Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan.

TC biasanya di buat untuk sprei, hem, celana. Karakteristik: Lebih tahan ‘shrinkage’ (tidak

susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-ulang dan apabila dibakar akan

menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus dengan bahan kimia tertentu.

CVC ( Cotton Viscose)

Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari

bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan

ini juga bersifat menyerap keringat.

Spesifikasi Produk

Material : Pcm 20 X Pcm 16

Density : 94 X 60

Width : 67”

Weave : 2/1

TE : 6324

Pengendalian Kualitas Produk

Untuk mendapatkan produk yang diinginkan, maka langkah selanjutnya dalam pra rancangan

ini adalah bagaimana mendapatkan suatu hasil produksi yang sesuai dengan kriteria dan

permintaan konsumen. Langkah yang ditempuh adalah dengan pengendalian mutu terhadap

hasil produk, karena pengendalian mutu akan menentukan kualitas barang yang dihasilkan.

Pengendalian mutu sepenuhnya dilakukan oleh team unit quality control, tanggung jawab

terhadap pengendalian mutu menjadi tanggung jawab semua staf dan karyawan dari mulai top

manajer sampai karyawan bawahan, acuan yang dipakai dengan menggunakan sistem

sertifikasi ISO 9000 dan Standar Industri Indonesia (SII) tekstil.

Sistem GradingUntuk mengetahui hasil kualitas kain/produksi yang dihasilkan oleh pertenunan, oleh bagian inspecting sesuai cacat-cacat kain yang terjadi kain-kain tersebut diklasifikasikan menurut grade kain.

Page 7: Gambar 01

Cacat kain diklasifikasikan menurut mutu dengan menggunakan grading system. Grading system ini dinilai berdasarkan :

Grade= jumlah point cacat kainpanjang kain terperiksa

.

Spesifikasi cacat kain Cacat kain ke arah lusi

1. Doble end : lusi doble2. Reed mark : sisir rusak, sisir regang3. Yarn to bigger :lusi besar4. Temple mark : kain terdapat lubang bekas ring temple 5. Worng draw : salah cucuk 6. Temple mark hole cacat karena ring temple yang berat 7. Bad selvedge : pinggiran rusak, dll

Cacat kain ke arah pakan 1. Filling bar : pakan rapat2. Thin bar : pakan renggang 3. Crack : pakan kosong4. Doble filling : pakan double 5. Starting mark : rapat renggang saat start6. Miss pick : salah pakan7. Weft end to bigger : pakan besar, dll

Cacat karena spinning defect1. Univen yarn : benang tidak rata2. Slub yarn : benang menggelembung3. Neps : bintik-bintik4. Yellow white yarn : benang belang5. Forigen fiber : benang kotor, dll

Other defect1. Stain : noda oil, air AC,sizing2. Size mark : kanji yang tidak rata/ kasar 3. Bad selvedge: pinggiran kain tidak rata 4. Knot/balling up : terdapat gumpalan5. Fly waste : kotoran

No Rentang Faktor Total Point Keterangan Nilai

1 0 ≤ x ≤ 5% Baik Sekali 10

2 5 ≤ x ≤ 10% Baik 8

3 10 ≤ x ≤ 15% Cukup / Sedang 6

4 15 ≤ x ≤ 20% Kurang 4

5 20 ≤ x ≤ 25% Jelek 2

Page 8: Gambar 01

6 >25 Jelek Sekali 0