gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk...

17
TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan HistoIogi Buluh Darah Sistem alii darah terdii atas jantung, arteri, kapiler, sinusoid dan vena. Arteri meNpt3kaII bulnh darah yang mengalirkan darah dari jantung menuju jaringan. Aorta meNptIkaIB arteri tipe penyalur yang memilii dindig tebal dan bersifat etastis @elman dan Venable 1989). Aorta berjalan meliitasi rongga toraks dan abdomen, dan segmen-segmen aorta diberi nama sesuai dengan l o k a s i i Beberapa nama aorta diantaranya adalah aorta thorasika, aorta abdominalis dan aorta terminalis (Price dan Wilson 2005). Gambar 1 Penampang jaringan arteri (A. Tunika intima, B. Tunika Media dan C. Tunika Adventisia) (Sumber: http://imapes.rroogle.co.id 2008) Dinding arteri terdii dari tiga lapisan: intima, media dan adventisia (gambar 1). Intima adalah bagian terdalam dinding arteri yang mengalami kontak langsung dengan suplai darah. Intima terdiri atas selapis sel endotel. Fungsi utama endotel adalah sebagai sekat antara aliran darah dan diiding pembuluh darah bagian dalam. Selain itu endotel juga berfungsi mencegah terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah, menghambat terbentuknya bekuan darah, serta mensekresiian zat vasoaktif. Zat-zat yang diekskresi oleh endotel diantaranya adalah endotelin (vasakonstriktor paling kuat), tromboksan A2, Prostaglandin Hz, angiotensin dan Plutelet Derived Growth Factor (PDGF) (Price dan Wilson 2005).

Upload: lamkhanh

Post on 08-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan HistoIogi Buluh Darah

Sistem a l i i darah terdii atas jantung, arteri, kapiler, sinusoid dan vena.

Arteri meNpt3kaII bulnh darah yang mengalirkan darah dari jantung menuju

jaringan. Aorta meNptIkaIB arteri tipe penyalur yang memilii dindig tebal dan

bersifat etastis @elman dan Venable 1989).

Aorta berjalan meliitasi rongga toraks dan abdomen, dan segmen-segmen

aorta diberi nama sesuai dengan l o k a s i i Beberapa nama aorta diantaranya

adalah aorta thorasika, aorta abdominalis dan aorta terminalis (Price dan Wilson

2005).

Gambar 1 Penampang jaringan arteri (A. Tunika intima, B. Tunika Media dan C. Tunika Adventisia) (Sumber: http://imapes.rroogle.co.id 2008)

Dinding arteri terdii dari tiga lapisan: intima, media dan adventisia

(gambar 1). Intima adalah bagian terdalam dinding arteri yang mengalami kontak

langsung dengan suplai darah. Intima terdiri atas selapis sel endotel. Fungsi utama

endotel adalah sebagai sekat antara aliran darah dan diiding pembuluh darah

bagian dalam. Selain itu endotel juga berfungsi mencegah terbentuknya sumbatan

pada pembuluh darah, menghambat terbentuknya bekuan darah, serta

mensekresiian zat vasoaktif. Zat-zat yang diekskresi oleh endotel diantaranya

adalah endotelin (vasakonstriktor paling kuat), tromboksan A2, Prostaglandin Hz,

angiotensin dan Plutelet Derived Growth Factor (PDGF) (Price dan Wilson

2005).

Page 2: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

Lapisan Media terletak pada bagian tengah dinding arteri dan terdiri atas

jalinan lapisan sel otot polos. Setiap otot polos dikeliligi oleh membran basalis

yang tidak kontinu. Pada sel otot polos ini ditemukan sel-sel reseptor untuk

lipoprotein berdensitas rendah (LDL), insulin, stimulator pertumbuhan dan

inhibitor pertumbuhan (Price dan Wilson 2005).

Lapisan adventitia terletak di bagian terluar dindiig arteri yang

memberikan kekuatan utama pada pembuluh darah (Price dan Wilson 2005).

Batas terdalam lapisan adventisia adalah lapisan media dan batas luarnya adalah

depo lemak (Davies 1986). Lapisan adventisia terdiri atas jaringan fibril kolagen,

serabut elastis, fibroblas, beberapa sel otot polos, serabut syaraf dan pembuluh

darah (Price dan Wilson 2005).

Garnbar rib adi).

Asal mula keberadaan kelici New zealand adalah kelinci Eropa yang

didistribusikan ke berbagai belahan dunia melalui pelayaran kapal jarak dekat

oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging.

Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang terdishibusikan bersama dengan

pelayaran kapal laut Eropa menuju New Zealand dan Australia ini selanjutnya

lebii diienal sebagai kelinci New Zealand. Kelinci New Zealand terdiri dari

kelinci New Zealand white, New Zealand black dan New Zealand red. Keliici

New Zealand white memiliki berat 10 Lb untuk jantan dan 11 Lb untuk betina

saat dewasa. Adapun secara genotipe New zealand white memiliki genotipe cc

(Fox 1974).

Page 3: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

Berdasarkan taksonomi, kelinci m e m i l i taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Sub kelas : Theria

Infrakelas : Eufheria

Famili : Leporidae

Sub-famili : Leporinae

Genus : Oryetolagus

Spesies : Oryctolagus cuniculus

Nama umum : Kelinci New Zealand White (Fox 1974)

Keliici mempakan hewan model aterosklerosis yang digunakan pertama

kali clan telah digunakan dalam eksperimen pada beberapa kajian selama 65 tahun

terakhit (Clarkson et al. 1974). Penyelidikan awal pada penelitian induksi

aterosklerosis keliici dilakukan oleh Ignatowski. Ignatowski menemukan bahwa

lesio lipid lamina intima arteri yang te rjadi akibat diet susu, dagicg d m telur pada

kelici m e m i l i kesamaan dengan pembentukan lapisan lemak pada manusia

(Clarkson et al. 1974). Secara alamiah lesio arteri dapat terjadi pada kelinci.

Peneliti yang menggunakan kelinci harus menyadari lesio ini, karena lesio arteri

ini sangat bervariasi antar spesies kelici. Dengan berpedoman pada penelitian

Zeek (1933) tentang seleksi jenis kelinci untuk menghadirkan ataupun

meniadakan lesio arteri, para peneliti kini cenderung menjadikan kelinci New

Zealand white atau Dutch belted sebagai sumberdaya yang paling tepat dalam

penelitian aterosklerosis. Penelitian aterosklerosis pada kelinci juga ham

memperhatikan fenomena lesi spontan clan respon hewan sehingga dapat

dilakukan manipulasi eksperimen dengan tepat (Clarkson et al. 1974).

C. Lipid

Lipid adalah biomolekul yang bersifit solid dan mudah larut dalam pelarut

nonpolar. Lipid memiliki rumus kimia C,,H2wl -COOH. Lipid terdiri dari kelas

steroid, asam lemak, triasilgliserol clan lipid polar (Marinetti 1990). Lipid

Page 4: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

diperoleh melalui jalur eksogen dan endogen. Lipid endogen merupakan lipid

yang berasal dari sintesis kolesterol oleh hati, sedangkan lipid eksogen adalah

lipid yang berasal dari luar tubuh melalui asupan makanan. Metabolisme lipid

digambarkan melalui Gambar 3 berikut.

b O ~ t t . n w 8 Ejndi~genms ." Gut Liver

LWbdxitJnlian

Alhemscbtic

Perilpheri4 &I Gambar 3 Metabolisme lipoprotein. (Sumber: http//www.google.wm 2008)

Melalui jalw eksogen, makanan yang mengandung lipid masuk kedalam

saluran pencemaan yang selanjutnya dicema usus. Pada proses pencemaan di

usus, asam lemak ataupun kolesterol dikemas dalam bentuk kilomikron.

Kilomion akan membawa asam lemak ataupun kolesterol ke dalam dm darah

dan diuraikan menjadi asam lemak bebas clan sisa kilomikron. Asam lemak bebas

akan menembus jaringan lemak ataupun sel otot untuk diubah menjadi cadangan

energi, sedangkan sisa kilomikron akan dirnetabolisme oleh hati untuk

menghasilkan kolesterol bebas (Poedjiadi 1994). Jalur eksogen me~pEtkan jahr

Page 5: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

yang didominasi dengan metabolisme lipoprotein dan dijelaskan kemudian pada

sub bab metabolisme lipoprotein.

C.1. Kolesterol

Kolesterol me~pCikaLI kelompok steroid, suatu zat yang termasuk

golongan lipid. Metabolisme kolesterol erat hubungannya dengan metabolisme

lipid (Girindra 1988). Kolesterol mempunyai rumus molekul Cz7a50H dan dapat

dinyatakan sebagai 3 hidroksi -5,6 kolesten karena mempunyai satu gugus

hidroksil pada atom C3 dan ikatan rangkap pada C5 dan C6, serta percabangan

pada Clo, C13, dan C17 (Mayes 1996). Kolesterol mempunyai rantai hidrokarbon

dengan delapan atom karbon yang diberi nomor 20 s a p & 27 sebagai lanjutan

nomor pada inti steroid (Ismadi 1993).

Kolesterol terdapat di dalam semua sel hewan dan tersebar luas di seluruh

jaringan tubuh. Pada mamalia, jaringan-jaringan yang diketahui mmpu

mensintesis kolesterol antara lain hati, korteks adrenal, Mit, usus, testis,

lambung, otot, jaringan adiposa, dan otak. Sekitar 17 % berat kering otak terdiri

dari kolesterol (Tillman et al. 1991). Di dalam tubuh tidak dapat dibedakan

kolesterol yang b e d dari sintesis di dalam tubuh clan kolesterol yang berasal

dari makanan.kolestero1 (Muchtadi et al. 1993).

Fungsi kolesterol di dalam tubuh adalah sebagai prekursor pembentuk

asam empedu yang dibutuhkan untuk mengemulsikan lemak pada usus halus.

Kolesterol juga diperlukan pada sintesis hormonal dan me~pakan unsur penting

pada dinding sel. Selain itu didalam tubuh, kolesterol me~pakan substansi semua

senyawa steroid, seperti kortikosteroid dan vitamin D (Mayes 1996). Peranan lain

kolesterol yaitu membantu sel syaraf dalam menjalankan fungsinya, dimana tanpa

kolesterol k w r d i i i gerak tubuh dan kemampuan berbicara akan terganggu

(Herman 1991).

C.1.1. Biosintesis Kolesterol

Semua jaringan yang mengandung sel-sel berinti dapat mensintesis

kolesterol. Retikulm endoplasma dan sitosol sel berperan pada sintesis

kolesterol. Mi dari separuh kolesterol tubuh b e d dari sintesis yang

berjumlah sekitar 700 mghari d m sisanya b e d dari makanan sehari-hari. Hati

Page 6: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

menghasilkan lebih kurang 10% dari seluruh sintesis dan 10% lagi diperoleh dari

usus (Mayes 1996).

Kolesterol terdapat dalam jaringan dan lipoprotein plasma, bisa sebagai

kolesterol bebas atau sebagai estemya Via berikatan dengan asam lemak rantai

panjang. Senyawa tersebut disintesis dari asetil-KoA dan akhirnya dikeluarkan

dari tubuh sebagai konjugat garam-garam empedu atau kolesterol (Mayes 1996).

Terdapat lima tahap biosintesis kolesterol, yaitu (1) sintesis mevalonat, suatu

senyawa enam karbon dari asetil-KoA, terbentuk akibat reaksi kondensasi dan

reduksi yang berlangsung di dalam mitokondria, (2) unit isoprenoid dibentuk dari

mevalonat melalui pelepasan C02 pada reaksi fosforilasi oleh ATP, (3) enam unit

isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk senyawa antara skualen,

(4) skualen mengadakan siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk yaitu

lanosterol yang berlangsung di dalam Retikulum Endoplasma, dan (5) kolesterol

dibentuk di dalam membran reticulum endoplasma dari lanosterol setelah

melewati beberapa tahap, termasuk pelepasan tiga gugus metal (Mayes 1996).

Banyak faktor yang mempengamhi keseimbangan kolesterol di dalam

jaringan yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan dan penurunan

kolesterol. Peningkatan kolesterol tcrjadi karena (1) ambilan lipoprotein yang

mengandung kolesterol oleh reseptor LDL, (2) ambilan lipoprotein yang

mengandung kolesterol oleh jalur yang tidak diperantarai reseptor, (3) ambiian

kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya kolesterol oleh sel membran, (4)

sintesis kolesterol, dan (5) hidrolisis ester kolesterol oleh enzim kolesterol ester

hidrolase. Sedangkan penurunan kolesterol terjadi karena (1) keluarnya kolesterol

dari membran sel ke lipoprotein yang mengandung sediit kolesterol khususnya

HDL3 atau HDL m e n yang duancang oleh enzim LCAT (lecithin cholesterol

acyltranferase), (2) esterifikasi kolesterol oleh enzim ACAT (acyl CoA :

cholesterol acyltranferase) dan (3) penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa-

senyawa steroid lainnya seperti hormon atau asam empedu di hati (Mayes 1996).

C.2. Metabolisme Lipoprotein

Lipoprotein adalah partikel berbentuk sferis (padat dan kecil) yang terdiri

dari ratwan molekul lipid dan protein. Lipid utama di dalm lipoprotein adalah

Page 7: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

kolesterol, triasilgliserol, dan fosfolipid. Triasilgliserol dan bentuk esterifikasi

kolesterol adalah lemak non polar yang tidak larut air (hidrofobii) yang

membentuk inti lipoprotein. Fosfolipid clan sejumlah kecil kolesterol bebas yang

larut dalam lipid dan air, menutupi permukaan partikel dan bertindak sebagai

pembatas antara komponen inti dan plasma Apolipoprotein menempati

permukaan lipoprotein dan berfmgsi sebagai pemisah antara lipid dengan

lingkungan berair, serta mempunyai peran sangat penting dalam pengaturan

transport lipid dan metabolisme protein (Gibe rg dan Goldberg 1998).

Metabolisme lipoprotein dapat terlihat pada Gambar 3.

Berdasarkan berat jenisnya lipoprotein diielompokkan menjadi empat

kelas utama berturut-huut dari terendah hingga tertinggi, yaitu kilomikron, VLDL

(vey low density lipoprotein), LDL (low density lipoprotein), dan HDL (high

density lipoprotein) (Gum 1992).

C.2.1. Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein yang banyak mengandung triasilgliserol,

disintesis di dalam mukosa usus halus dari lemak eksogen dan bernkuran paling

besar dengan divneter lebii dari 100 nm (Marinetti 1990). Kilomilcron yang baru

terbentuk atau disebut kilomikron nasen sebagian besar terdiri dari triasilgliserol.

Bersama dengan ester kolesterol, triasilgliserol terdapat di dalam inti lipoprotein

ini. Penelitian baru menunjukkan bahwa protein tertentu yaitu microsomal

Piglyceride fransfer protein (MI1P) bertanggung jawab atas pengangkutan dan

masuknya triasilgliserol ke dalam inti kilomikron (Grundy 1996).

Kilomikron nasen akan disekresikan ke dalam kelenjar limfe intestinum

dan kemudian dibawa ke dalam sirkulasi melalui d u b torasikus (Dominiczak

1994). Di dalam pembuluh darah perifer, kilomilcron akan bereaksi dengan enzim

lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler jaringan

ekstra hepatic. Enzim ini akan menghidrolisis triasilgliserol dalam inti kilomikron

dan melepaskan asam lemak bebas serta gliserol. Hampir semua asam lemak yang

dilepas di kapiler jaringan adiposa diambii oleh sel adiposit untuk resintesis

menjadi ti,asilgliserol dan disimpan. Asam lemak yang dilepas di kapiler otot

akan diambii dan digunakan sebagai energi (Grundy 1996).

Page 8: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

Partikel kilomikron yang tersisa (kilomikron remnan) mengandung lebii

sedikit triasilgliserol dan banyak mengandung kolesterol dan ester kolesterol, akan

diambil oleh hati melalui reseptor khusus apo E serk reseptor LDL (Mayes 1996).

Lemak dari kitomikron remnan di dalam sel hati mengalami hidrolisis menjadi

asam lemak bebas, monoasilgliserol, gliserol, dan kolesterol. Komponen tersebut

akan diresintesis menjadi triasilgliserol dan turut membentuk VLDL atau HDL.

Kolesterol dan ester kolesterol dari kilomikron remnan akan mengalami (1)

perubahan menjadi asam empedy (2) disekresikan ke dalam empedu sebagai

sterol netrai, atau (3) bergabung ke dalam VLDL atau HDL dan dilepaskan ke

dalam plasma (Groff ef a1 1995).

C.2.2. High Density Lipoprotein @DL)

HDL adalah partikel lipoprotein yang padat dan kecil, disintesis di hati

maupun usus. Bila diisolasi dengan menggunakan ultrasentifbgal, HDL terpecah

menjadi dua kelas utama yaitu HDL2 dan HDL3 (Kane dan Malloy 1997). HDL2

berukuran lebih besar dan kaya lipid bila dibandiigkan dengan HDL3 yang lebih

kecil dan padat.

HDL3 terdii dari lapisan ganda fosfolipid, mengandung apolipcprotein

dan kolesterol bebas, dan disebut sebagai HDL nasen (Mayes 1996 ; G i b e r g

dan Goldberg 1998). Kolesterol bebas yang berasal dari membran sel ditransfer ke

HDL3, dan diubah menjadi ester kolesterol oleh enzim LCAT. Ester kolesterol ini

akan bergerak masuk ke dalam inti HDL3 (Gibe rg dan Goldberg 1998). Reaksi

terus berlangsung, inti nonpolar mendesak lapisan ganda sehingga terpisah sampai

bentuknya berubah menjadi sferis. Pembentukan ester kolesterol tersebut akan

meningkatkan kapasitas HDL3 untuk menerima lebii banyak kolesterol bebas

sehingga terbentuk HDL;! yang berukuran lebii besar dan kaya lipid @layes

1996). Fungsi HDL sebagai pembawa kolesterol dari jaringan perifer ke hati

disebut sebagai transport kolesterol terbalik. Hal tersebut diduga merupakan

mekanisme utarna dari HDL guna meliidungi terhadap te jadiiya aterosklerosis.

HDL dapat menghilangkan kolesterol dari sel busa pada luka aterosklerosis atau

melindungi LDL dari modifikasi oksidzsi. Rendahnya kadar HDL di dalam

plasma akan meningkatkan reeiko penyakit jantung koroner (Gibe rg dan

Goldberg 1998).

Page 9: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

C.2.3. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

VLDL addah lipoprotein endogen yang disintesis di dalam hati, berhgsi

membawa triasilgliserol, fosfolipid, dan kolesterol dari hati ke jaringan lain dalam

tubuh. VLDL lebii kecil dibandingkan kilomikron, dan mempunyai diameter

antara 30-90 nm serta densitas kurang dari 1.006 glml (Marinetti, 1990).

VLDL di dalam plasma akan berinteraksi dengan lipoprotein lipase (LPL),

yaitu suatu enzim pada endotelium dinding kapiler yang terikat dengan rantai

proteoglikan pada heparan sulfat sehingga terjadi hidrolisis sebagian triasilgliserol

dan kembaliiya apolipoprotein C ke HDL. Hidrolisis triasilgliserol akan

membentuk asam lemak bebas dan gliserol (Gambar 4 bagian 3). Asam lemak

bebas yang dilepas akan kembali ke sirkulasi, sebagian akan terikat dengan

albumin dan &transfer ke dalam jaringan (Mayes 1996).

Gambar 4 Metabolisme VLDL dan LDL (Sumber http//www.google.com)

Page 10: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

Partikel VLDL yang tersisa setelah hidrolisis (remnan) mengandung

sebagian kecil triasilgliserol, ester kolesterol, fosfolipid, apolipoprotein B-100 dan

E. VLDL remnant (IDL) akan mengalami dua kemungkinan yaitu : (1) diambil

oleh hati melalui reseptor LDL atau (2) diubah menjadi LDL dengan melibatkan

lipase hepatik yang akan menghidrolisis triasilgliserol dan fosfolipid serta

melepaskau semua apolipoprotein E (Grundy 1996).

C.2.4. Low Density Lipoproteirr (LDL)

LDL sebagian besar terbentuk dari sisa hidrolisis VLDL remnan, namun

terdapat bukti bahwa sebagian diproduksi langsung oleh hati (Mayes, 1996). LDL

mempakan pembawa kolesterol terbanyak yaitu kurang lebii 60 % dari kolesterol

total plasma, sedangkan triasilgliserol me~pakan komponen paling sediit dalam

LDL. Fungsi utama dari LDL adalah membawa sterol ke dalam jaringan perifer,

digunakan untuk konstruksi membran atau untuk pembentukan hormon steroid

(Groff ct al. 1995).

Metabolisme LDL diawali dengan terikatnya partikel LDL pada reseptor

spesifik apo B-100E, yang terletak pada perrnukaan sel. Reseptor LDL bereaksi

dengan ikatan pada LDL yaitu apo B-100 dan LDL diambil dalam keadaan utuh

melalui endositosis. Setelah melepaskan LDL, reseptor kembali ke permukaan sel

(Gambar 4 bagian 5). LDL yang terpisah masuk ke dalam lisosom, dimana

komponen lipoprotein dan ester kolesterol mengalami hidrolisis menjadi asam

amino dan kolesterol bebas (Kane dan Malloy 1997).

Kolesterol bebas yang diiasilkan mempunyai fungsi regulator (lipid)

sebagai berikut : (1) menurunkan jumlah m-RNA sehingga menekan reseptor

LDL dan mencegah masuknya LDL ke dalarn sel, (2) mengatur aktivitas kedua

enzim mikrosomal yaitu HMG-KoA reduktase dan ACAT. Aktivitas enzim

HMG-KoA reduktase dihambat sehingga laju sintesis kolesterol ditekan,

sebaliiya aktivitas ACAT diiaikkan untuk memacu pembentukan ester

kolesterol yang bisa disimpan di dalam sitoplasma sel (Groff ct al. 1995).

D. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia addah suatu k e z k patologis akibat kelainan

metabolisme lemak darah yang ditaadai dengan meningginya kadar kolesterol

Page 11: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

darah (hiperkolesterolemia), trigliserida (hipertrigliseridemia) atau k o m b ' i i

keduanya (Kamaludin 1995). Menurut Marinetti (1990), faktor yang

mempengaruhi kejadian hiperlipidemia adalah nutrisi, faktor gene ts kelainan

metabolisme, urnur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan ketidak seimbangan

hormonal.

Berdasarkan mekanisme terjadinya, kejadian hiperlipidemia dapat terjadi

dengan 3 mekanisme, yaitu kelainan pada enzirn lipoprotein lipase dan ApoC-11,

kelainan dalarn eliminasi LDL, dan kelainan ApoE dan pembuangan sisa

(Marinetti 1990). Menurut Price dan Wilson (2005), berdasarkan penyebabnya

hiperlipidemia dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu hiperlipidemia primer dan

sekunder. Hiperlipidemia primer terjadi akibat kelainan gecetik yang mengkode

enzim, apoprotein, atau reseptor yang terlibat ddam metabolisme lipid.

Hiperlipidemia sekunder te rjadi akibat gangguan sistemik. Penyebab utama

hiperlipidemia sekunder adalah obesitas, asupan alkohol berlebihan, diabetes

melitus, hipotiroidisme dan sindrom nefrofik.

Berdasarkan tipenya, Fredrickson (1978) mengelompokkan hiperlipidemia

menjadi tipe I - V yaitu,

1. Jenis I (Sindrom Buerger-Gruetz atau hiperkilomikroilemia keturunan).

Keadaan ini ditandai dengan kadar kilomikron yang tinggi walau diet

lemak normal. Hal ini disebabkan kurangnya en& lipoprotein lipase

ataupun apoprotein C-II.

2. Jenis IIA (Folygenic hiperkolesterolemia atau hiperkolesterolemia

ketunman). Kondisi ini dicirikan dengan kenaikan kadar LDL, kenaikan

kadar kolesterol dan normalnya level trigliserida dan VLDL. Hal ini

disebabkan karena terhalangnya penurunan/eliminasi LDL akibat

kerusakan reseptor pada kromosom 19.

3. Jenis IlB (Hiperlipidemia kombinasi). Kondisi yang te rjadi sama dengan

jenis IIA akan tetapi pada jenis ini VLDL mengalami peningkatan juga.

Hal ini disebabkan karena kelebihan pembentukan VLDL oleh hati.

4. Jenis III (Disbetalipoprotein). Kondisi penyakit ini ditandai dengan

meningkatnya kepekatan IDL. Keadaan ini ciisebabkan karena

pembentukan IDL yang berlebihan karena k&usakan apoprotein E.

Page 12: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

5. Jenis TV (Hipertrigliseridemia atau endogenous hiperlipemia). Kenaikan

kadar VLDL yang meningkat baik saat level LDL normal ataupun

menurun, level kolesterol normal dan peningkatan trigliserida merupakan

karakteristik jenis ini. Kondisi demikian tejadi disebabkan karena

kelebihan dad atau penurunan penguraian VLDL.

6. Jenis V (Keturunan kombinasi hipertrigliseridemia). Kondisi jenis ini

menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, VLDL dan

kilomikron walaupun kadar LDL normal ataupun menurur. Jenis V

hiperlipidemia ini te rjadi karena peningkatan pembentukan atau penurunan

eliminasi VLDL dan kilomikron.

E. Aterosklerosis

Aterosklerosis, berasal dari bahasa yunani "athero" (yang berarti lekat

atau jenuh) dan "sclerosis" (yang berarti pengeman) khususnya menyangkut

pembahan pada lamina intima arteri. Aterosklerosis adalah suatu penyakit dari

arteri-arteri yang berukuran besar dan sedang dirnana lesi lemak yang disebutplak

ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri ( Guyton & Hall 1996).

Secara morfologi, aterosklerosis terdii atas lesi-lesi fokal pada arteri-arteri otot

dan jaringan elastis berukuran sedang dan besar seperti aorta, a. poplitea,

afemoralis, a karotis dan a renalis (Price dan Wilson 2005).

Menurut Price dan Wilson (2005), faktor resiko aterosklerosis dibagi

menjadi 3, yaitu faktor yang tak dapat diubah, faktor yang dapat diubah dan faktor

resiko negatif. Faktor resiko yang tak dapat diubah adalah usia dan riwayat

penyakit arteri koroner keluarga Adapun faktor resiko yang dapat diubah adalah

hiperlipidemia, rendahnya kadar HDL-C (High Density Lipoprotein-Cholesterol/

kolesterol lipoprotein serum densitas tinggi), hipertensi, merokok sigaret, diabetes

melitus, obesitas, ketidakaktifan fisik dan hiperhomosistein. Sedangkan faktor

resiko negatihya adalah tingginya kadar HDL-C.

Lesio ateroma ataupun aterosklerosis berkembang pada tunika intima dan

tunika media Lipid densitas rendah (LDL) mengoksidasi, membah fungsi barier

endotel, dan merusak membmn basal arteri. Secara normal, tubuh akan

memperbaiki kerusakan, tetapi proses perbaikan menjadi predisposisi pembentuk

plak fibrosa (Kitaev et al. 2004).

Page 13: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

Patogenesa kejadian aterosklerosis secara sistematis dapat diuraikan pada

gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 5 Skema tahapan proses aterosklerosis ( A. Kerusakan dinding endotel, B. Permulaan akumulasi LDL, C. Pembentukan plak ateroma dan D. Infiltrasi jaringan ikat dalam plak)(Surnber : htto://cardio.bayer.com 2008)

Ke.rusakan mekanis ataupun kimia menyebabkan kerusakan dindiig

endotel sel. Perubahan laju normal darah dan adanya tempat melekat dan

akumulasi trombosit, memicu terbentuknya trombus pada dinding pembuluh

(Gambar 58). Perubahan sel endotel menyebabkan sel darah putih (makrofag)

masuk dan migrasi ke lapisan ini, dimana sel darah putih menjadi makrofag aktif.

Lalu makrofag membuat jalan ke lapisan endotel lebih dalam dan memulai

merubah dan mengumpullran LDL kolesterol teroksidasi (Gambar 5B). LDL

kolesterol teroksidasi ini terkumpul membentuk sel busa dalarn makrofag. Lesi

diawal ini disebut endapan lemak (plak), dengan kumpulan sel busa Sel busa

menyebabkan pergantim sel endotel dengan sel otot yang berasal dari lapis

Page 14: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

medium dinding arteri. Sel ini berubah menjadi sel yang menyusun jaringan ikat

penunjang dan mampu menyerap lipid lain di peredaran darah. Pada lesio ini,

akan dimulai siklus peradangan proliferatif, yang memicu pembentukan trombus

pada dindiig arteri (Gambar 5C). Di akhir waktu, akumulasi lapisan lipid

menstimulasi masuknya lipid di sirkulasi secara kontiny deposit kolesterol,

ekspansi sel otot polos dan pembentukan jaringan &at. Seluruh faktor tersebut

menuntun untuk terjadinya plak fibrosa, yang melekat pada sisi arteri dan

bertambah ukuran, sehingga ukuran lumen arteri menyempit (Gambar 5D). Plak

fibrosa tersusun atas bentukan jaringan ikat padat dengan sel otot polos yang

menempel dan biasanya ditutup dengan lapisan lipid dan runtuban sel nekrosa

Seiring wakty plak akan berkalsifikasi yang menyebabkan penutupan sebagian

saluran darah (Staros 2006).

Aterosklerosis menyebabkan iskemia karena obstruksi aliran darab,

disfungsi kontraksi vaskular (Dupasquier 2006), idark miokard atau stroke,

embolisasi dan aneurisme (akibat kerusakan bagian medial dinding arteri)

(Marinetti 1990).

F. Oba: Anti Hiperlipidemia

Pada umumnya hiperkolesterolemia atau hipertrigliseridemia ringan masih

dapat dikendalikan dengan hanya melakukan diet rendah lemak jenuh dan kalori.

Namun pada kasus berat dan atau bersifat herediter yang sexing menyerag pada

usia muda maka diet saja ti& mampu menanggulanginya. Sehingga

digunakanlah obat-obat antihiperlipidemia yang mampu mengendalii kadar

plasma kolesterol, trigliserida atau keduanya dengan baik (Kamaludin 1997).

Terdapat beberapa kelompok obat yang dapat membantu mengurangi

gejala serta resiko penyakit yang lebii parah, diantamnya adalah golongan statin,

Niacin, Fibrate dan Cholestyramine (Oqbru 2008). Sedangkan berdasarkan jenis

lipid yang diturunkan kadar plasmanya, obat antihiperlipidemia dapat

digolongkan menjadi obat antihiperkolesterolemia (Kolestiramin, Niacin, Fibraf

lovastatin, dekstrotiroksin) dan antihipertrigliseridemia (Niacin, Fibrat, Fish Oil,

dan kombiiinya) (Kamaiiidin 1995).

Page 15: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

Statin adalah golongan obat yang berfungsi menurunkan tingkat kolesterol

dalam darah dengan cara mengurangi produksi kolesterol oleh organ hati.

Statin memblokade enzym HMG CoA (hidroxy-methilglutaryl-coenzyme A

reductuse) dalam hati yang bertugas membuat kolesterol (Oqbru 2008).

Dengan terblokadenya enzim HMG CoA maka suMasi LDL (pembawa

kolesterol) akan men- (Hitner clan Nagle 1999).

Statin digunakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia, k o m p l i i i

aterosklerosis pembuluh darah, serangan jantung, stroke, intermittent

k l a u d i i i (kepincangan yang berselang) dan sangat baik dalam menurunkan

LDL @hnaludii 1997; Oqbru 2008). Selain itu, Statin juga memperlihatkan

efek sebagai anti oksidan (Staros 2006).

Contoh obat komersial golongan statin diantaranya adalah Simvastatin,

Lovastatin, Pravastatin, Fluvastatin, Atorvastatin (Lipitor), dan Rosuvastatin.

Statin memiliki efek samping ringan seperti sakit kepala, mud, muntah,

konstipasi, diare dan linglung. Sedmgkan efek samping yang serius adalah

kerusakan hati, dan rhabdomyolysis (kerusakan parah pada sel otot) (Oqbru

2008). S e l m efek samping statin juga memiliki konfraindikasi terhadap

wanita hamil (Hitner dan Nagler 1999).

2. Niacin

Niacin atau asam nikotinat berfimgsi menurunkan kolesterol dan

trigliserida, dengan p e n m a n yang sangat nyata untuk trigliserida. Selain itu

niasin juga menyebabkan kenaikan level HDL. Niasin bekerja menekan

sintesa trigliserida sehingga sekresi VLDL turun. Secara tidak langsung LDL

akan turun dan HDL akan meningkat dan kolesterol men- &amdudin

1997).

Efek samping obat ini adalah rasa gatal, hiperemia pada Mit, ulser usus,

pemt kembung, gangguan fungsi hati, menurunkan toleransi terhadap

glukosa, glukosuria, hiperurisemia clan ikterus. Pada efek yang parah, dapat

mem'cmgkitkan serangan disritmia jantung dengan fibrilasi atrial (Kamaludin

1997). Kontraindikasi obat ini terjadi pada penderita penyakit hati, u l b

Page 16: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

peptikum dan diabetes mellitus. Obat ini mudah diserap di semua bagian

saluran cema dan diekskresi melalui urin (Kamaludin 1997).

3. Fibrate

Fibrate bekeja merangsang enzim Lipoprotein lipase sehingga

menurunkan serum trigliserida menghambat sintesa kolesterol dalam hati dan

meningkatkan HDL sehingga menurunkan kadar kolesterol dan menarik

cadangan kolesterol dalam jaringan. Contoh obat golongan fibrate adalah

klofibrat dan gemfibrozil (Kamaludii 1997).

Efek samping obat ini adalah nyeri lambung, mual, muntab, diare clan

bertambahnya berat badan. Selain itu, fibrat juga dapat meningkatkan

aktivitas koumarin saat dipakai bersarnaan dengan koumarin (Kamaludin

1997)

4. Cholestyramine

Kolestiramin mengikat asam empedu di dalam usus halus, mengkonversi

kolesterol menjadi asam empedu, dan menurunkan kadar LDL. Karena fimgsi

kejanya, obat ini dapat mengganggu penyerapan digitoksin, fenobarbitai,

klorotiazid, warfarin, asam flufenamat, asam mefenamat dan tetrasikli

(Kamaludim 1997).

Efek samping kolestiramin adalah .konstipasi, Flaws (kecacatan),

hipokloremik metabolii asidosis, peningkatan ringan alkali fosfatase dan

transaminase, pembentukan batu empedu, sfeafosis, dan hilangnya

penyerapan vitamin A dan D pada dosis tinggi (Kamaludin 1997).

G. Sediaan Potong Beku

Sediaan potong beku mempakan prosedur yang diynakan untuk

meneguhkan dengan cepat diagnosa histopatologis dari proses patologis

(Alonsozana 1992). Bagian terpenting dalan sediaan potong beku adalah cryosfat,

yaitu alat bempa microtome khusus yang dilengkapi denganfieezer. Microtome

yang digunakan sangatlab akurat dan mampu memotong dengan ketebalan 1

mikron (Gal d m Cagle 2005). Ke~itungan penggunaan prosedur potong beku

Page 17: Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku ... · oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging. Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang

adalah kemudahan diagnosa dan kontras patologis yang jelas, sehingga proses

patologis dapat terlihat (Gal clan Cagle 2005; Alonsozana 1992).

Gambar 6 Cryotome. (Sumber: koleksi pribadi)

Prosedur potong beku telah dikenal sejak 1905 oleh Dr. William Mayo.

Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh Dr. Thomas Cullen di Baltimore. Setelah

cara fiksasi dengan formalii ditemukan, Wilson baru benar-benar sepenuhnya

menemukan prosedur yang tepat (Gal dan Cagle 2005). Prosedur ke rja pembuatan

sediaan potong beku dapat dilihat pada lampiran 10.

Penggunaan sediaan potong beku sangat tepat dalam evaluasi lipid pada

ateroma. Karena pada pembuatan sediaan potong beku ateroma, dehidrasi dengan

menggunakan sukrosa. Dengan menggunakan dehidrasi sukrosa, lipid tak akan

larut bersama dengan allcohol, sehingga lipid akan terWlat jelas pada gambaran

histopatologis.