gambaran konsumsi makanan dan status gizi pada anak penderita
TRANSCRIPT
GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK PENDERITA KARIES GIGI DI SDN 091285 PANEI TONGAH
KECAMATAN PANEI TAHUN 2009
SKRIPSI
Oleh:
NOVERINI E.DAMANIK
051000026
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK PENDERITA KARIES GIGI DI SDN 091285 PANEI TONGAH
KECAMATAN PANEI TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
NOVERINI E.DAMANIK
051000026
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK PENDERITA KARIES GIGI DI SDN 091285 PANEI TONGAH
KECAMATAN PANEI TAHUN 2009
Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh:
Noverini E.Damanik 051000026
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 24 November 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Ernawati Nasution, SKM, MKes Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, Msi NIP. 197002121995012001 NIP. 132049788
Penguji II Penguji III
Prof. dr. David H. Simanjuntak Dr. Ir. Zulhaida Lubis, MKes NIP. 130231537 NIP. 196205291989032001
Medan, 12 Desember 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
dr. Ria Masniari Lubis, Msi NIP. 195310181982032001
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
ABSTRAK
Karies gigi pada manusia merupakan salah satu penyakit yang sangat luas penyebarannya, diperkirakan 90% dialami anak-anak. Akibat dari karies gigi adalah terganggunya fungsi pengunyahan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap asupan makanan. Diduga adanya gangguan pengunyahan tersebut dapat berpengaruh terhadap satus gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan dan status gizi pada anak penderita karies gigi.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi adalah semua anak penderita karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009. Pemilihan sampel dengan total sampling. Data karakteristik responden dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara, data pola konsumsi diperoleh dengan menggunakan metode food frequency untuk melihat jenis dan frekuensi makan, dan metode food recall 2 x 24 jam untuk melihat kuantitas makanan, yaitu tingkat konsumsi energi dan protein, status gizi menggunakan indeks BB/TB, TB/U, BB/U memakai baku rujukan WHO 2005.
Dari hasil penelitian ini di dapat bahwa secara umum status gizi anak penderita karies gigi berdasarkan BB/U, TB/U, BB/TB berada pada kategori normal. Untuk pola konsumsi dari jenis dan frekuensi makanan sudah baik, akan tetapi frekuensi makanan pokok seperti nasi dari segi jumlah masih kurang akibat fungsi pengunyahan yang kurang baik, sehingga kecukupan energi pada anak penderita karies gigi secara umum berada pada kategori defisit, sedangkan untuk kecukupan protein anak penderita karies gigi paling banyak berada pada kategori baik.
Untuk itu disarankan agar penderita karies melakukan pengobatan secara intensif ke dokter gigi, dan lebih meningkatkan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk menjaga kesehatan giginya, misalnya dengan berkumur dengan air bersih sehabis makan dan menyikat gigi dengan teratur menggunakan pasta gigi, dan kepada guru-guru di sekolah agar mendukung program UKGS untuk memotivasi anak-anak di sekolah, serta peningkatan penyuluhan oleh petugas kesehatan tentang pemeliharaan kesehatan gigi melalui program UKGS.
Kata kunci: Pola Konsumsi, Status Gizi, Anak Sekolah, Karies Gigi.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
ABSTRACT
Dental caries in humans is one of the most extensive disease spread, estimated
that 90% by the children. As a result of dental caries is a disturbance of function of mastication. This can affect food intake. The expected mastication interference can affect nutritional satus. The purpose of this research is to find a picture of food consumption and nutritional status of children with dental caries.
This study is descriptive with cross-sectional research design. Population is all persons with dental caries in SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei in 2009. The selection of samples with a total sampling. Respondent characteristics data were collected using a questionnaire with interview techniques, consumption patterns of data obtained using food frequency method to see the type and food frequency, and food recall method 2 x 24 hours to see the quantity of food, the level of energy and protein consumption, nutritional status using an index BB/TB, TB/U, BB/U using WHO 2005 standard reference.
From the results of this research in general the nutritional status of children with dental caries based on BB/U, TB/U, BB/TB are in the normal category. For the consumption patterns of the type and food frequency was good, but the frequency of staple foods like rise in terms of number is less due to the lack of mastication function well, so the adequancy of energy in children with dental caries are generally included in the deficit category, whereas for protein sufficiency children with the most dental caries are the best category.
It is recommended that people with dental caries intensive treatment at the dentis, and improve dental health care actions and mouth to keep their healthy teeth, for example by rinsing with clean water after every meal and brush the teeth with regular use of toothpaste, and the teachers at the school to support the program UKGS to motivate children in school, as well as increased outreach by health workers about dental health care through the program UKGS. Keywords: Consumption Pattern, Nutritional Status, Student, Dental caries
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Noverini E.Damanik
Tempat/Tanggal Lahir : Sindar Raya/18 November 1986
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang
Alamat Rumah : Jln. Silau Raya no.22 Pematangsiantar
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998 tamat : SD Swasta No.2 GKPS Pematangsiantar
Tahun 1998-2001 : SLTP Negeri 1 Pematangsiantar
Tahun 2001-2004 : SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar
Tahun 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
KATA PENGANTAR
Terima kasih Tuhan Yesus buat cinta kasih dan anugerah yang Kau berikan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini mungkin masih
terdapat kekurangan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun dan memperkaya materi skripsi ini.
Selama penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan baik
moril maupun materi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada Ibu Ernawati Nasution, SKM,
MKes dan Ibu Dr.Ir.Evawany Y.Aritonang, MSi selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran serta sumbangan
pikiran yang sangat berharga bagi penulis.
Selanjutnya penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebeser-
besarnya kepada:
1. dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. dr. David H.Simanjuntak selaku dosen penguji II dan Dr. Ir. Zulhaida
Lubis, MKes selaku dosen penguji III
3. Drs.Alam Bakti Keloko, MKes selaku Dosen Pembimbing Akademik semasa
perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
4. Dra. Jumirah Apt, MKes selaku Kepala Bagian Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Kepala Sekolah SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei beserta para
Guru yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan
pengumpulan data.
6. My super dad (J. Damanik) and wonderful mom (N. br Saragih) yang
senantiasa mendukung dan mendoakan penulis serta membantu dalam segala
hal, baik moril dan materi dalam menyelesaikan studi ini. My best brother
Adi and my sister Rani, thank you for your love and supports. I’m so grateful
to have you all. I love you.
7. Teman-teman (de Genres…Noni, Evan, Siska, Franky, Irma, Evalina, my best
girls Elisabet & Macx), & Fourgelina makasi ya buat kebersamaannya selama
ini & sudah banyak membantuku, Thesman….thx buat dukungan & doanya,
semua anak-anak peminatan gizi yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, God Bless you all.
Semoga Tuhan Yesus senantiasa melimpahkan KasihNya kepada kita semua
dan semoga skripsi ini memberi manfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2009
Penulis,
Noverini E.Damanik
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Pengesahan Abstrak......................................................................................................... i Abstract........................................................................................................ ii Riwayat Hidup Penulis ............................................................................... iii Kata Pengantar ........................................................................................... iv Daftar Isi ...................................................................................................... vi Daftar Tabel................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................... 4 1.3.2. Tujuan Khusus .......................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 6
2.1. Defenisi Karies Gigi.............................................................. 6 2.1.1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi ......... 6 2.1.2. Penilaian Risiko Klinis................................................ 9
2.1.3. Pencegahan Karies Gigi .............................................. 9 2.1.4. Karies Gigi dengan Asupan Zat Gizi .......................... 10 2.2. Pola Konsumsi Makan Anak Sekolah................................... 10 2.3. Angka Kecukupan Gizi ......................................................... 12
2.3.1. Energi .......................................................................... 12 2.3.2. Protein ......................................................................... 13
2.4. Status Gizi ............................................................................. 13 2.4.1. Cara Penilaian Konsumsi Pangan ............................... 14 2.4.2. Cara Antropometri ...................................................... 14 2.5. Kerangka Konsep.................................................................. 15
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 16
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 16 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 16
3.2.1. Lokasi Penelitian......................................................... 16 3.2.2. Waktu Penelitian ......................................................... 16
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................... 16 3.3.1. Populasi ...................................................................... 16 3.3.2. Sampel........................................................................ 17 3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.......................................... 17 3.4.1. Jenis Data. ................................................................... 17
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
3.4.2. Prosedur Pengumpulan Data. ...................................... 18 3.5. Instrumen Penelitian ............................................................... 18 3.6. Defenisi Operasional............................................................... 18 3.7. Aspek Pengukuran .................................................................. 19 3.8. Pengolahan dan Analisis Data................................................. 22 3.8.1. Pengolahan Data........................................................... 22 3.8.2. Analisa Data ................................................................. 22 BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 23 4.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar............................................ 23 4.2. Karakteristik Responden ......................................................... 24 4.3. Hasil Pemeriksaan Karies Gigi .............................................. 25 4.4. Pola Konsumsi Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Bahan Makanan....................................................... 28 4.5. Pola Konsumsi Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein pada Anak Penderita Karies Gigi......................... 34 4.6. Status Gizi Berdasarkan Tingkat Karies Gigi ......................... 36 4.7. Tindakan Responden dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi.... 37 BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 40 5.1. Pola Konsumsi Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Bahan Makanan....................................................... 40 5.2. Pola Konsumsi Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein pada Anak Penderita Karies Gigi......................... 43 5.2.1. Konsumsi Energi........................................................... 43 5.2.2. Konsumsi Protein .......................................................... 44 5.3. Status Gizi pada Anak Penderita Karies Gigi ......................... 45 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 47 6.1. Kesimpulan ............................................................................. 47 6.2. Saran........................................................................................ 47 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1. Data Karakteristik Anak Penderita Karies Gigi Lampiran 2. Data Status Gizi Anak Penderita Karies Gigi Lampiran 3. Data Rata-rata Asupan Energi dan Protein Anak Penderita Karies Gigi Lampiran 4. formulir food frequency Lampiran 5. formulir food recall Lampiran 6. Kuesioner Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Lampiran 8. Surat Keterangan selesai Penelitian dari SDN 091285 Panei Tongah
Kecamatan Panei
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (energi dan protein) rata-rata yang dianjurkan pada kelompok umur (7-15 tahun). .................. 12 Tabel 3.1. Jumlah murid kelas IV, V, VI SDN 091285 berdasarkan penderita karies dan tidak ....................................... 17 Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Murid SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009..................................................... 24 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 ... 24 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 ... 25 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku Perhari di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 ... 25 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 ... 26 Tabel 4.6 Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Tingkat Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 ... 26 Tabel 4.7. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 ... 27 Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Responden di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009..................................................... 27 Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Pauk Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 ... 28 Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Sayuran Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 29 Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Buah Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 29
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Minuman Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 30 Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Jajanan Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 30 Tabel 4.14. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Permen di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 31 Tabel 4.15. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Coklat di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 31 Tabel 4.16. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Donat di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 32 Tabel 4.17. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Es Krim di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 32 Tabel 4.18. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Permen Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 32 Tabel 4.19. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Coklat Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 33 Tabel 4.20. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Donat Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 33 Tabel 4.21. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Es Krim Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 34 Tabel 4.22. Distribusi Tingkat Konsumsi Energi Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 35
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.23. Distribusi Tingkat Konsumsi Protein Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 35 Tabel 4.24. Distribusi Status Gizi Menurut BB/U Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 36 Tabel 4.25. Distribusi Status Gizi Menurut TB/U Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 36 Tabel 4.26. Distribusi Status Gizi Menurut BB/TB Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 37 Tabel 4.27. Distribusi Tindakan Menyikat Gigi Setiap Hari Berdasarkan
Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009 .. 37 Tabel 4.28. Distribusi Tindakan Menyikat Gigi Setiap Sesudah Makan
Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 37
Tabel 4.29. Distribusi Tindakan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam
Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 38
Tabel 4.30. Distribusi Tindakan Menggunakan Pasta Gigi Pada Saat
Menyikat Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 38 Tabel 4.31. Distribusi Tindakan dalam Berkumur-kumur setelah
Makan Makanan Yang Manis Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 39 Tabel 4.32. Distribusi Tindakan Pernah Memeriksakan Gigi ke Dokter Gigi
Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.................................................... 39
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karies gigi pada manusia merupakan salah satu penyakit yang sangat luas
penyebarannya, diperkirakan 90% lebih banyak melanda anak-anak daripada usia
dewasa dan usia lanjut. Secara umum diterima alasan bahwa terjadinya karies gigi
akibat dari kebiasaan makan yang salah, terutama karena seringnya mencerna
makanan yang mengandung sukrosa (Koswara, 2007).
Karies gigi masih merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut di
dunia, bahkan di negara-negara industri. Di negara-negara yang sedang berkembang
ada kecenderungan peningkatan prevalensi karies gigi sebagai akibat meningkatnya
konsumsi gula dan kurangnya pemanfaatan fluor. Keterbatasan akses pelayanan
kesehatan gigi di negara yang sedang berkembang menyebabkan gigi yang karies
tersebut dibiarkan tanpa perawatan atau dicabut sekedar menghilangkan rasa sakit.
Karies gigi menjadi penting dalam dunia kedokteran gigi karena karies gigi
dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jika dibiarkan berlanjut akan
merupakan sumber infeksi dalam mulut sehingga menyebabkan keluhan rasa sakit.
Kondisi ini tentu saja akan mengurangi frekuensi kehadiran anak ke sekolah atau
meningkatkan hari absensi anak-anak serta mengganggu konsentrasi belajar,
mempengaruhi nafsu makan dan intake gizi sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan yang pada gilirannya akan mempengaruhi status gizi anak yang
berimplikasi pada kualitas sumber daya. Khususnya pada anak-anak terutama pada
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
usia sekolah dasar, struktur giginya termasuk jenis gigi bercampur yaitu antara gigi
sulung dan gigi permanen yang rentan terjadinya karies gigi (Saleh, 2006).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang dikutip
oleh Pintauli (2008), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05% dan ini
tergolong lebih tinggi dibanding dengan negara berkembang lainnya. Karies menjadi
salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia.
Menurut penelitian Nizel (1981) pada anak umur 6 tahun di Inggris yang
dikutip oleh Kosasih (2007) menguraikan bahwa makanan manis yang berbentuk
lunak dan lengket dapat berpengaruh langsung terhadap terjadinya penyakit karies
gigi. Beliau juga menguraikan tentang adanya hubungan antara zat gizi seperti
vitamin dan mineral, protein hewani dan nabati, serta karbohidrat yang terkandung
dalam makanan sehari-hari dapat mempengaruhi terjadinya penyakit karies gigi. Hal
ini perlu mendapat perhatian tidak hanya nutrisi saja, tetapi cara mengonsumsi jenis
makanan dan waktu pemberian, karena semua ini akan mempengaruhi kesehatan gigi
dan mulut. Hasil penelitian Wulansari (2008) juga menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara jenis dan frekuensi makanan dan minuman bergula dengan status
kesehatan gigi. Sedangkan hasil penelitian Sari (2009) dengan menggunakan uji Chi
Square menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tindakan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi.
Berdasarkan penelitian Junaidi (2004), pengaruh karies gigi pada anak dapat
menimbulkan gangguan dalam proses pencernaan dan kesulitan makan yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hasil
penelitiannya dikatakan bahwa ada hubungan karies gigi dengan status gizi anak
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
sekolah dasar, dan ada hubungan karies gigi dengan tingkat konsumsi energi dan
protein pada anak sekolah dasar.
Hasil penelitian Sasiwi (2004) juga dikatakan bahwa akibat dari karies gigi
adalah terganggunya fungsi pengunyahan (mastikasi). Akibat gangguan pengunyahan
dapat berpengaruh terhadap asupan makanan. Dengan demikian diduga adanya
gangguan pengunyahan tersebut dapat berpengaruh terhadap satus gizi. Dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat keparahan karies dengan
status gizi. Dengan demikian gigi yang sakit akan mempengaruhi status gizi melalui
mekanisme terganggunya fungsi pengunyahan.
Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa makanan jajanan yang paling banyak
dijual di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei ini adalah makanan bergula
seperti permen, es krim, roti, donat dan coklat. Semua makanan jajanan ini sangat
memicu terjadinya karies gigi apalagi tidak disertai dengan kebersihan gigi yang baik.
Data yang di dapat dari Puskesmas Kecamatan Panei bahwa pada tahun 2008
terdapat sekitar 68% anak yang menderita karies gigi (kelas IV, V, VI) di SDN
091285 Panei Tongah Kecamatan Panei. Pada saat survei pendahuluan yang telah di
lakukan, terdapat sekitar 72 % anak yang menderita karies gigi dari murid kelas IV, V
dan VI yang diperiksa oleh dikoter gigi. Hal ini menunjukkan bahwa masih tingginya
prevalensi yang menderita karies gigi di sekolah tersebut, dan berdasarkan uraian di
atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang gambaran konsumsi
makanan dan status gizi pada anak penderita karies gigi di SDN 091285 Panei
Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran konsumsi
makanan dan status gizi pada anak penderita karies gigi di SDN 091285 Panei
Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan dan status gizi pada anak
penderita karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi anak
penderita karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun
2009.
2. Untuk mengetahui jumlah energi dan protein yang dikonsumsi anak penderita
karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
3. Untuk mengetahui status gizi anak penderita karies gigi di SDN 091285 Panei
Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai informasi bagi SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei
mengenai konsumsi makanan untuk kesehatan gigi dan peningkatan status gizi
anak.
2. Sebagai masukan dan informasi kepada Puskesmas di dalam meningkatkan
program UKGS.
3. Sebagai masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun
dalam peningkatan program kesehatan gigi.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Karies Gigi
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu
permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi,
misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa (Tarigan, 1995).
Karies gigi adalah penyakit dimulai dengan keropos pada bagian gigi, dan
diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai
dengan terjadinya pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh
asam organik hasil fermentasi karbohidrat makanan (terutama gula pasir dan pati-
patian) yang tertinggal melekat pada bagian-bagian yang melekat pada sela-sela gigi
oleh bakteri-bakteri asam laktat (Koswara, 2007).
Gigi yang terserang karies mempunyai tanda-tanda (Boedihardjo, 1985):
a. gigi sensitif terhadap panas, dingin, atau manis.
b. timbul rasa sakit pada saat dipakai untuk mengunyah.
c. bintik-bintik coklat pada gigi.
2.1.1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi pada manusia
(Tarigan, 1995).
1. Umur
Sepanjang hidup dikenal 3 phase umur dilihat dari sudut gigi geligi:
1. Periode gigi campuran, disini gigi geraham paling sering terkena karies
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
2. Periode puberitas (remaja) umur antara 14 s/d 20 tahun. Pada masa pubertas
terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi,
sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga.
3. Umur antara 40 s/d 50 tahun.
Pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunnya gusi ssehingga sisa-sisa
makanan sering lebih sukar dibersihkan.
2. Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat
dibagi menjadi 2:
1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi.
Misalnya: karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral-mineral. Unsur-
unsur tersebut berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi dari gigi
geligi.
2. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan
Makanan-makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok
gigi alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat
membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya.
Sebaliknya makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat
merusak gigi seperti: permen, coklat, biskuit dan lain sebagainya.
3. Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama pada periode
pembentukan gigi.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
4. Unsur Kimia
Unsur-unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi
masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling mempengaruhi persentasi karies
gigi adalah fluor.
5. Air Ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Secara mekanis air ludah ini berfungsi untuk
membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah ini
ikut di dalam sistem pengunyahan untuk memecahkan unsur-unsur makanan.
Di dalam air ludah dijumpai enzim-enzim yang bersifat bakteriostatis yang
dapat membuat beberapa bakteri mulut menjadi tidak berbahaya.
6. Plak
Plak adalah lapisan tipis, lunak, lekat, tidak berwarna dan mengandung
bakteri. Plak ini selalu terbentuk pada permukaan gigi, meskipun gigi selalu
dibersihkan. Plak merupakan penyebab utama terjadinya karies (gigi lubang) dan
periodontal (Boedihardjo, 1985).
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
2.1.2. Penilaian Risiko Klinis
Indikator risiko klinis pada karies gigi, yaitu:
a. Rendah: tidak ada gigi karies dalam 24 bulan terakhir, tidak ada
demineralisasi email, tidak terlihat plak serta gingivitisi.
b. Sedang: gigi karies dalam 24 bulan terakhir, satu area demineralisasi email,
gingivitisi.
c. Tinggi: gigi karies dalam 12 bulan terakhir, lebih satu area demineralisasi
email, plak terlihat pada gigi anterior, karies email terlihat secara radiografis
(Sasmita, 2008).
2.1.3. Pencegahan Karies Gigi
Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan
memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut.
Menurut penelitian Hugh Roadman dan E Guerney Clark dari Universitas
Havard dan Colombia yang dikutip oleh Pintauli (2008) membuat klasifikasi
pelayanan pencegahan tersebut atas 3 yaitu:
a. Pencegahan primer atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini
ditandai dengan upaya meningkatkann kesehatan (health promotion) dan
memberikan perlindungan khusus (spesific protection). Upaya promosi kesehatan
meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak yang efisien atau cara
menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya perlindungan
khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan
penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
b. Pencegahan sekunder untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak
berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan
pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies
yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.
c. Pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi
pemberian pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan (cacat) atau rehabilitasi.
2.1.4. Karies Gigi dengan Asupan Zat Gizi
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa pengaruh karies
gigi pada anak dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencernaan dan kesulitan
makan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Terdapat
juga hubungan antara karies gigi dengan tingkat konsumsi energi dan protein serta
status gizi pada anak sekolah dasar (Junaidi, 2004).
Menurut Sasiwi (2004) di dalam hasil penelitiannya juga dikatakan bahwa
akibat dari karies gigi adalah terganggunya fungsi pengunyahan (mastikasi) sehingga
dapat berpengaruh pada asupan makan. Dengan demikian diduga adanya gangguan
pengunyahan tersebut dapat berpengaruh terhadap status gizi.
2.2. Pola Konsumsi Makan Anak Sekolah
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang di
konsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Dalam hal konsumsi
pangan, permasalahan yang dihadapai tidak hanya mencakup ketidakseimbangan
komposisi pangan yang dikonsumsi, tetapi juga masalah belum terpenuhinya
kecukupan gizi (Baliwati, 2004). Pola konsumsi juga dikatakan sebagai suatu cara
yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis,
budaya, dan sosial (Suhardjo, 1989).
Penganekaragaman konsumsi pangan selama ini sering diartikan terlalu
sederhana, berupa penganekaragaman konsumsi pangan pokok, terutama pangan non
beras. Penganekaragaman konsumsi pangan seharusnya mengonsumsi aneka ragam
pangan dari berbagai kelompok pangan baik pangan pokok, lauk pauk, sayuran
maupun buah dalam jumlah yang cukup. Tujuan utama penganekaragaman konsumsi
pangan adalah untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi dan mengurangi
ketergantungan konsumsi pangan pada salah satu jenis atau kelompok pangan
(Baliwati, 2004).
Pada permulaan masuk sekolah anak mulai masuk kedalam dunia baru,
dimana dia mulai banyak berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya dan
berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam hidupnya. Hal ini dapat
mempengaruhi kebiasaan makan mereka (Moehji, 1977).
Untuk melihat makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari
banyak aspek, seperti ekonomi, sosial, budaya, agama, disamping aspek medik dari
anak itu sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi, selaras dan seimbang.
Serasi artinya sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak, selaras adalah sesuai
dengan kondisi ekonomi, sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan
seimbang artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan
jenis bahan makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak (Judarwanto, 2009).
Pada jaman modern ini, banyak kita jumpai jenis-jenis makanan yang bersifat
manis, lunak dan mudah melekat misalnya permen, coklat, bolu, biskuit dan lain-lain.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Dimana biasanya makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena
sifatnya yang lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat pada
gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi proses kimia bersama dengan
bakteri dan air ludah yang dapat merusak email gigi (Moestopo, 1993).
2.3. Angka Kecukupan Gizi
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) adalah taraf konsumsi zat-zat
gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi
kebutuhan hampir semua orang sehat. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan
berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Angka
Kecukupann Gizi (energi dan protein) rata-rata yang diajurkan untuk anak pada
kelompok umur 7-15 tahun tampak pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (energi dan protein) rata-rata yang dianjurkan pada kelompok umur (7-15 tahun)
Kelompok Umur Energi (Kkal) Protein (g)
Pria 7-9 thn 10-12 thn 13-15 thn
190020002400
374566
Wanita 7-9 thn 10-12 thn 13-15 thn
190019002100
375462
Sunber: Almatsier 2004, Prisip Dasar Ilmu Gizi.
2.3.1. Energi
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup guna menunjang
proses pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Energi ini dalam tubuh
diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Energi yang
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
masuk melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhan energi seseorang.
Konsumsi energi yang tidak seimbang akan menyebabkan keseimbangan positif atau
negatif. Kelebihan energi dari energi yang dikeluarkan akan di ubah menjadi lemak
tubuh sehingga berat badan berlebih atau kegemukan. Sebaliknya, bila asupan energi
kurang akibatnya berat badan lebih rendah dari normal atau ideal (FKM UI, 2007).
2.3.2. Protein
Protein dibutuhkan untuk membangun dan memelihara otot, darah, kulit,
tulang dan jaringan serta organ-organ tubuh lain. Protein juga dapat digunakan untuk
menyediakan energi. Fungsi utama protein pada anak adalah untuk pertumbuhan.
Kecukupan protein juga penting untuk membangun antibodi sebagai pelindung dari
penyakit infeksi (Suryani, 2002).
2.4. Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik buruknya
penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk
mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi
anak.
Satus gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya
berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif. Cara lain yang sering digunakan untuk
mengetahui status gizi yaitu dengan cara biokimia, antropometri, ataupun secara
klinis.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
2.4.1. Cara Penilaian Konsumsi Pangan
Penilaian konsumsi pangan merupakan cara menilai keadaan status gizi
masyarakat secara tidak langsung. Informasi tentang konsumsi pangan dapat
dilakukan dengan cara survei dan akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif. Secara kuantitatif akan diketahui jumlah dan jenis pangan yang
dikonsumsi. Metode pengumpulan data yang dapat digunakan adalah metode recall
24 jam, food records, dan weighing method. Berdasarkan kandungan gizi yang
terdapat dalam DKBM maka dapat diketahui jumlah konsumsi zat gizi dari berbagai
jenis dan kelompok pangan. Secara kualitatif akan diketahui frekuensi makan maupun
cara memperoleh pangan. Metode pengumpulan data yang dapat digunakan adalah
food frequency questionnare dan dietary history.
2.4.2. Cara Antropometri
Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dann
tingkat gizi. Penilaian secara antropometri dilakukan dengan cara mengukur tinggi
badan, lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh. Pengukuran antropometri bertujuan
mengetahui status gizi berdasarkan satu ukuran menurut ukuran lainnya, misalnya
berat badan dan tinggi badan menurut umur (BB&TB/U), berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U), lingkar lengan atas
menurut tinggi badan (LLA/TB).
Secara umum, pengukuran antropometri mempunyai beberapa kelebihan,
yaitu penggunaannya sederhana, peralatannya tidak mahal, dapat dilakukan olah
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
petugas yang relatif tidak ahli, dapat diperoleh informasi tentang riwayat gizi masa
lampau, dapat digunakan untuk melakukan pemantauan status gizi dari waktu ke
waktu, dan dapat digunakan untuk melakukan screening test dalam rangka
mengidentifikasi individu yang beresiko terhadap malnutrisi.
2.5. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Kerangka konsep ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah
gambaran konsumsi makanan dan status gizi pada anak penderita karies gigi.
Konsumsi makanan menggambarkan jenis dan frekuensi makanan, jumlah energi dan
protein. Dari konsumsi makanan dapat menggambarkan status gizi anak penderita
karies gigi dengan indikator indeks antropometri.
Status Gizi
Konsumsi makanan anak penderita karies gigi: -jenis dan frekuensi -jumlah energi dan protein
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu melihat gambaran konsumsi makanan
anak penderita karies gigi, dengan desain penelitian cross sectional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei.
Lokasi penelitian ditentukan dengan alasan dari hasil survei pendahuluan disekolah
tersebut banyak yang menderita karies gigi yaitu 72% dari 60 anak sekolah (kelas IV,
V, VI) yang diperiksa oleh dokter gigi dan masih lebih mudah untuk mengadakan
wawancara dibandingkan dengan kelas dibawahnya yaitu kelas I, II, III. Sedangkan
untuk penderita karies di kelas I, II, III terdapat sekitar 82% dari 79 murid yang
diperiksa oleh dokter gigi.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2009-November 2009.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid penderita karies gigi SDN
091285 Panei Tongah Kecamatan Panei. Berdasarkan survei pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti diperoleh 72% dari 60 murid SD kelas IV, V, VI. Hal ini di
dapat dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter gigi bulan Mei 2009.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 3.1. Jumlah murid kelas IV, V, VI SDN 091285 berdasarkan penderita karies dan tidak.
Tidak Karies Karies Kelas L P L P Total
IV 2 3 12 7 24 V 5 1 8 4 18 VI 4 2 5 7 18
Total 11 6 25 18 60
Dari tabel di atas diperoleh populasi penderita karies gigi dari kelas IV, V, VI
sebanyak 43 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan total sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 43 orang. Sampel yang diteliti adalah semua murid
SD kelas IV, V, VI yang menderita karies gigi.
3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
1. Data primer meliputi jenis dan frekuensi makan, kecukupan energi dan
protein, dan status gizi. Untuk mengetahui jumlah energi dan protein
dilakukan wawancara langsung dengan menggunakan formulir food recall
2x24 jam dan frekuensi makan dengan menggunakan formulir food frequency.
Untuk mengetahui status gizi, terlebih dahulu diperoleh berat badan dengan
menggunakan alat timbangan injak, sedangkan untuk pengukuran tinggi badan
digunakan alat pengukuran tinggi badan (mikrotois). Kemudian status gizi di
ukur secara antropometri dengan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB yang
nantinya akan dikonversikan terhadap standar WHO 2005.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
2. Data sekunder adalah data gambaran umum SDN 091285 Panei Tongah
Kecamatan Panei meliputi data jumlah murid yang diperoleh dari Kepala
Sekolah.
3.4.2. Prosedur Pengumpulan Data
1. Data karakteristik responden dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
dengan teknik wawancara.
2. Data pola konsumsi diperoleh dengan menggunakan metode food frequency
untuk melihat jenis dan frekuensi makan, dan metode food recall 2 x 24 jam
untuk melihat kuantitas makanan, yaitu tingkat konsumsi energi dan protein.
3. Status gizi di ukur secara antropometri dengan indeks BB/TB, TB/U, BB/U.
3.5. Instrumen Penelitian
1. Formulir Food Recall
2. Formulir Food Frequency
3. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
4. Daftar Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan
5. Timbangan injak dengan tingkat ketelitian 0,1kg
6. Mikrotois dengan ketelitian 0,1cm
3.6. Defenisi Operasional
1. Penderita karies gigi adalah anak sekolah dasar yang dinyatakan menderita karies
gigi setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter gigi.
2. Konsumsi makanan adalah informasi yang memberi gambaran mengenai jumlah
dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh anak sekolah dasar dengan
frekuensi makan selama 2 hari berturut-turut.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
3. Jenis pangan adalah keanekaragaman dari bahan makanan yang dikonsumsi oleh
anak sekolah dasar selama 2x24 jam dengan menggunakan formulir food recall.
4. Frekuensi makan adalah berapa kali setiap jenis bahan makanan yang dikonsumsi
anak sekolah dasar, yaitu 1-3x sehari, 4-5x seminggu, 1-3x seminggu, jarang,
tidak pernah.
5. Tingkat kecukupan gizi adalah banyaknya zat gizi berupa energi dan protein yang
dikonsumsi anak sekolah dasar dalam sehari dibandingkan dengan AKG.
6. Status gizi adalah keadaan yang dapat memberikan petunjuk tentang keadaan gizi
anak penderita karies gigi di sekolah dasar yang di ukur secara antropometri
dengan indeks BB/TB, TB/U, BB/U.
3.7. Aspek Pengukuran
1. Karies Gigi
d. Karies superficialis (ringan) dimana karies baru mengenai enamel saja,
sedangkan dentin belum terkena. Biasanya penderita belum terasa sakit ngilu.
e. Karies media (sedang) dimana karies sudah mengenai dentin tetapi belum
melebihi setengah dentin. Biasanya perasaan ngilu baru ada pada waktu
makan makanan asam, manis dan dingin.
f. Karies propunda (berat) dimana sudah mengenai lebih dari setengah dentin
dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.
2. Data frekuensi makan diolah menjadi 5 jenis yaitu: : 1-3x sehari, 4-5x seminggu,
1-3x seminggu, jarang, tidak pernah, dengan menggunakan formulir food
frequency.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
3. Recall 24 jam selama dua hari berturut-turut dikonversikan menjadi zat gizi
(energi dan protein) dan dihitung zat gizi yang dikonsumsi, hasilnya dibandingkan
dengan DKGA (Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan) , dengan menggunakan
rumus:
Dimana:
TK = Tingkat kecukupan
K = Konsumsi
KC = Konsumsi yang dianjurkan
Hasil analisa bahan makanan selama dua hari akan di hitung rata-rata
konsumsi energi dan proteinnya, kemudian dibandingkan dengan angka
kecukupan energi dan protein dapat digolongkan atas (Supariasa, 2002) :
a. ≥ 100 % AKG : Baik
b. >80-99 % AKG : Sedang
c. 70-80 % AKG : Kurang
d. < 70 % AKG : Defisit
4. Status gizi anak sekolah dasar diperoleh melalui pengukuran antropometri tinggi
badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut umur (BB/U) dan berat badan
menurut tinggi badan( BB/TB) dengan menggunakan standar WHO 2005 dalam
skor simpangan baku ( standart deviation score = Z- score) dengan rumus
(Depkes RI, 2008):
%100xKCKTK =
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Kategori berdasarkan BB/U yaitu :
a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD
b. Kurang : ≥ -3 SD s/d < -2 SD
c. Sangat kurang : < -3 SD
d. Lebih : > 2 SD s/d ≤ 3 SD (periksa BB/TB nya)
e. Lebih : > 3 SD (periksa BB/TB nya)
Kategori berdasarkan TB/U yaitu :
a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD
b. Pendek : ≥ -3 SD s/d < -2 SD
c. Sangat pendek : < -3 SD
d. Tinggi : > 2 SD s/d ≤ 3 SD
e. Sangat Tinggi : > 3 SD
Kategori berdasarkan BB/TB yaitu :
a. Sangat Kurus : < -3 SD
b. Kurus : ≥ -3 SD s/d < -2 SD
c. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD
d. Gemuk : > 2 SD s/d ≤ 3 SD
e. Sangat gemuk : > 3 SD
RujukanBakuSimpanganNilaiRujukanBakuMedianNilaiSubyekIndividuNilaiScoreZ −
=−
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
3.8. Pengolahan dan Analisa Data
3.8.1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Editing, memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan.
2. Tabulating, menghitung dan menjumlahkan data yang telah dikumpulkan.
3.8.2. Analisa Data
Data dianalisa secara deskriptif dan akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar
Sekolah Dasar Negeri 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei didirikan pada
tahun 1952 yang terletak di jalan Saribudolok Panei Tongah Kecamatan Panei.
Sarana yang dimiliki oleh SD 091285 adalah sebagai berikut yaitu ruang belajar ada 6
buah dan kantor ada 1 buah.
Sekolah dasar ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh 12
orang guru, yang mana 2 guru diantaranya masih dinyatakan guru honor. Jumlah
murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV, V, dan VI sebanyak 139 orang yang terdiri
dari 31 orang kelas I, 17 orang kelas II, 31 orang kelas III, 24 orang kelas IV, 18
orang kelas V, dan 18 orang kelas VI.
Dari 139 orang murid tersebut, 80 orang laki-laki dan 59 orang perempuan.
Untuk lebih jelasnya distribusi jumlah murid SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan
Panei dapat dilihat pada tabel 4.1.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Murid SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Jenis Kelamin Kelas Laki-laki % Perempuan % Jumlah
I 15 10,79 16 11,51 31 II 8 5,75 9 6,47 17 III 21 15,11 10 7,19 31 IV 14 10,07 10 7,19 24 V 13 9,35 5 3,60 18 VI 9 6,47 9 6,47 18
Jumlah 80 57,55 59 42,45 139
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 139 orang murid di SDN
091285 terdapat 80 orang murid (57,55%) berjenis kelamin laki-laki dan 59 orang
murid (42,44%) berjenis kelamin perempuan.
4.2. Karakteristik Responden Distribusi kelompok responden dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur,
uang saku perhari dan pekerjaan orang tua responden.
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Kelas Jenis Kelamin IV % V % VI % Jumlah
Laki-laki 12 63,16 8 66,67 5 41,67 25 Perempuan 7 36,84 4 33,33 7 58,33 18 Jumlah 19 100,00 12 100,00 12 100,00 43
Dari tabel 4.2. di atas diketahui bahwa dari 43 responden di SDN 091285
terdapat 25 responden (58,14%) berjenis kelamin laki-laki dan 18 responden
(41,86%) berjenis kelamin perempuan.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Jumlah No Umur n % 1 8-10 30 69,77 2 11-12 13 30,23
Jumlah 43 100,00 Pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden di SDN 091285
terdapat 30 responden (69,77%) berumur 8-10 tahun, 13 responden (30,23%)
berumur 11-12 tahun.
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku Perhari di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Jumlah No Uang Saku Responden Perhari n % 1 Rp1.000 – Rp2.000 38 88,37 2 Rp3.000 – Rp4.000 5 11,63
Jumlah 43 100,00 Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat diketahui bahwa dari 43 responden di
SDN 091285 terdapat 38 responden (88,37%) memiliki uang saku perhari sekitar
Rp1.000 – Rp2.000, dan 5 responden (11,63%) memiliki uang saku perhari sekitar
Rp3.000 – Rp4.000.
4.3. Hasil Pemeriksaan Karies Gigi
Setelah pemeriksaan gigi anak sekolah dilakukan oleh dokter gigi, maka dapat
diketahui jumlah penderita karies gigi berdasarkan tingkat karies gigi adalah sebagai
berikut:
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Jumlah No Tingkat Karies Gigi n % 1 Berat 9 20,93 2 Sedang 20 46,51 3 Ringan 14 32,56
Jumlah 43 100,00 Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 43 responden di SDN 091285
terdapat 9 responden (20,93%) yang menderita karies berat, 20 responden (46,51%)
yang menderita karies sedang, dan 14 responden (32,56%) yang menderita karies
ringan.
Tabel 4.6. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Tingkat Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Uang Saku/hari
n % n % n % n % Rp1.000 – Rp2.000 8 21,05 18 47,37 12 31,58 38 100,00 Rp3.000 – Rp4.000 1 20,00 2 40,00 2 40,00 5 100,00
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
yang memiliki uang saku Rp1.000-Rp2.000 paling banyak berada pada tingkat karies
gigi sedang yaitu 47,37%, paling sedikit berada pada tingkat karies gigi berat yaitu
21,05%, sedangkan yang memiliki uang saku Rp3.000-Rp4.000 paling banyak berada
pada tingkat karies gigi sedang dan ringan yaitu masing-masing 40%, dan yang paling
sedikit berada pada tingkat karies gigi berat yaitu 20%.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.7. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Tingkat Karies
Gigi n % n % n % Berat 9 100,00 0 0 9 100,00 Sedang 13 65,00 7 35,00 20 100,00 Ringan 3 21,43 11 78,57 14 100,00
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat karies dengan kategori
berat seluruhnya berjenis kelamin laki-laki (100%), untuk tingkat karies dengan
kategori sedang, 65% berjenis kelamin laki-laki, 35% berjenis kelamin perempuan,
sedangkan untuk tingkat karies dengan kategori ringan, 21,43% berjenis kelamin
laki-laki dan 78,57% berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Responden di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Jumlah No Pekerjaan Orang Tua Responden n %
1 Wiraswasta 15 34,88 2 PNS 3 6,98 3 Pedagang 9 20,93 4 Supir 5 11,63 5 Wartawan 1 2,32 6 Petani 7 16,28 7 Dokter 1 2,32 8 Buruh 1 2,32 9 Konsultan 1 2,32
Jumlah 43 100,00 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 43 responden di SDN 091285
sebagian besar orang tua responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu 15
responden (34,88%), sedangkan yang paling sedikit adalah orang tua responden yang
bekerja sebagai wartawan, dokter, buruh dan konsultan yaitu 1 responden (2,32%).
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
4.4. Pola Konsumsi Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Bahan Makanan
Dari hasil wawancara dengan 43 anak yang menderita karies gigi, dengan
mempergunakan daftar frekuensi makan menurut jenis bahan makanan yang
dikonsumsi anak penderita karies gigi, maka diperoleh gambaran pola konsumsi pada
anak penderita karies gigi berdasarkan pengelompokan jenis bahan makanan pada
tabel.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa frekuensi makan dan
jenis bahan makanan pada makanan pokok yaitu nasi dikonsumsi 43 orang responden
(100%) dengan frekuensi 1-3x sehari.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Pauk Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Jenis Bahan Makanan 1-3x
sehari 4-5x
seminggu 1-3x
seminggu Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Lauk Pauk n % n % n % n % n % n % Ikan basah/segar 0 0 0 0 25 58,1 18 41,9 0 0 43 100,0 Ikan teri 18 4,2 25 58,1 0 0 0 0 0 0 43 100,0 Ikan asin 0 0 27 62,8 16 37,21 0 0 0 0 43 100,0 Daging ayam 0 0 0 0 16 37,21 27 62,8 0 0 43 100,0 Daging babi 0 0 0 0 1 2,3 13 30,2 29 67,4 43 100,0 Tahu 27 62,8 16 58,1 0 0 0 0 0 0 43 100,0 Tempe 25 58,1 18 41,9 0 0 0 0 0 0 43 100,0 Telur 0 0 25 58,1 18 41,9 0 0 0 0 43 100,0 Daging lembu 0 0 0 0 0 0 30 69,8 13 30,2 43 100,0
Berdasarkan tabel 4.9. dapat diketahui bahwa jenis lauk pauk yaitu ikan asin,
tahu, tempe, umumnya konsumsi 1-3x sehari, ikan asin dan tellur umumnya
dikonsumsi 4-5x seminggu, sedangkan ikan basah/segar, ikan teri umumnya
dikonsumsi pada frekuensi 1-3x seminggu, sedangkan daging ayam, daging babi, dan
daging lembu jarang dikonsumsi.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Sayuran Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Jenis Bahan Makanan 1-3x sehari 4-5x
seminggu 1-3x
seminggu Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Sayuran n % n % n % n % n % n % Bayam 18 41,9 22 51,1 3 7,0 0 0 0 0 43 100,0 Kangkung 23 53,5 20 46,5 0 0 0 0 0 0 43 100,0 Daun ubi 43 100,0 0 0 0 0 0 0 0 0 43 100,0 Kol 0 0 0 0 39 90,7 4 9,3 0 0 43 100,0 Sawi 0 0 0 0 25 58,1 18 41,9 0 0 43 100,0 Terong 0 0 0 0 17 39,5 26 60,5 0 0 43 100,0 Kacangpanjang 0 0 0 0 5 11,6 7 16,3 31 72,1 43 100,0 Toge 0 0 0 0 8 18,6 2 4,6 33 76,7 43 100,0 Sawi pahit 0 0 0 0 0 0 7 16,3 36 83,7 43 100,0 Buncis 0 0 0 0 0 0 24 55,8 19 44,2 43 100,0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis makanan sayur-sayuran yaitu
daun ubi dan kangkung umumnya dikonsumsi 1-3x sehari, bayam umumnya
dikonsumsi 4-5x seminggu, kol dan sawi umumnya dikonsumsi 1-3 seminggu,
sedangkan kacang panjang, toge, sawi pahit masih banyak responden yang tidak
pernah mengonsumsinya.
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Buah Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Jenis Bahan
Makanan 1-3x sehari
4-5x seming
gu
1-3x seminggu Jarang Tidak
Pernah Jumlah
Buah n % n % n % n % n % n % Pepaya 0 0 0 0 13 30,2 30 69,8 0 0 43 100,0 Jeruk 0 0 0 0 42 97,7 1 2,3 0 0 43 100,0 Pisang 0 0 0 0 38 88,4 5 11,6 0 0 43 100,0 Jambu 0 0 0 0 32 74,4 11 25,6 0 0 43 100,0 Semangka 0 0 0 0 0 0 31 72,1 12 27,9 43 100,0 Belimbing 0 0 0 0 0 0 33 76,7 10 23,2 43 100,0 Mangga 0 0 0 0 0 0 43 100,0 0 0 43 100,0 Salak 0 0 0 0 0 0 43 100,0 0 0 43 100,0 Sawo 0 0 0 0 0 0 19 44,2 24 55,8 43 100,0 Nanas 0 0 0 0 0 0 39 90,7 4 9,3 43 100,0
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa jenis makanan buah yaitu jeruk,
pisang, jambu umumnya dikonsumsi 1-3x seminggu, sedangkan buah pepaya,
semangka, belimbing, mangga, salak, sawo, dan nanas jarang di konsumsi.
Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Minuman Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Jenis Bahan Makanan 1-3x
sehari 4-5x
seminggu 1-3x
seminggu Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Minuman n % n % n % n % n % n % Susu 6 13,9 11 25,6 16 37,2 10 23,2 0 0 43 100,00 Teh manis 7 16,3 13 30,2 19 44,2 4 9,3 0 0 43 100,00 Kopi 0 0 0 0 0 0 33 76,7 10 23,2 43 100,00 Sirup 0 0 0 0 0 0 43 95,3 0 0 43 100,00 Fanta 0 0 0 0 0 0 43 100,0 0 0 43 100,00 Sprite 0 0 0 0 0 0 43 100,0 0 0 43 100,00 Sosro 0 0 0 0 0 0 43 100,0 0 0 43 100,00 Limun 0 0 0 0 0 0 43 100,0 0 0 43 100,00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis minuman yaitu susu dan teh
manis umunya dikonsumsi 1-3x seminggu, sedangkan minuman kopi, sirup, fanta,
sprite, sosro, limun jarang mengonsumsinya.
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Jajanan Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Jenis Bahan Makanan 1-3x sehari 4-5x
seminggu 1-3x
seminggu Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Jajanan n % n % n % n % n % n % Permen 14 32,6 10 23,3 16 37,2 3 7,0 0 0 43 100,0 Coklat 4 9,3 19 44,2 17 39,5 3 7,0 0 0 43 100,0 Donat 1 2,3 20 46,5 19 44,2 3 7,0 0 0 43 100,0 Gorengan 3 7,0 20 46,5 18 41,9 2 4,6 0 0 43 100,0 Es krim 0 0 15 34,9 23 53,5 5 11,6 0 0 43 100,0 Mie 10 23,3 15 34,9 18 41,9 0 0 0 0 43 100,0 Bakso 0 0 18 41,9 25 58,1 0 0 0 0 43 100,0 Keripik/kerupuk 0 0 8 18,6 35 81,4 0 0 0 0 43 100,0 Wafer 0 0 3 7,0 37 86,0 3 7,0 0 0 43 100,0 Roti/kue 0 0 0 0 40 93,0 3 7,0 0 0 43 100,0
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jenis makanan jajanan yaitu
coklat, donat dan gorengan umunya dikonsumsi 4-5x seminggu, sedangkan permen,
es krim, mie, bakso, keripik/kerupuk, wafer, roti/kue umumnya di konsumsi 1-3x
seminggu.
Tabel 4.14. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Permen di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Mengonsumsi Permen
1-3x sehari 4-5x seminggu
1-3x seminggu Jarang Tidak
Pernah Jumlah Uang Saku/hari
n % n % n % n % n % n % Rp1.000-Rp2.000 11 29,0 8 21,0 16 42,1 3 7,9 0 0 38 100,0 Rp3.000-Rp4.000 3 60,0 2 40,0 0 0 0 0 0 0 5 100,0
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
responden yang memiliki uang saku Rp1.000-Rp2.000 paling banyak mengonsumsi
permen 1-3x seminggu yaitu 42,10%, sedangkan responden yang memiliki uang saku
Rp3.000-Rp4.000 paling banyak mengonsumsi permen 1-3x sehari yaitu 60%.
Tabel 4.15. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Coklat di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Mengonsumsi Coklat 1-3x
sehari 4-5x
seminggu 1-3x
seminggu Jarang Tidak Pernah
Jumlah Uang Saku/hari
n % n % n % n % n % n % Rp1.000-Rp2.000 0 0 17 44,7 18 47,4 3 7,9 0 0 38 100,0 Rp3.000-Rp4.000 4 80,0 1 20,0 0 0 0 0 0 0 5 100,0
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki uang saku
Rp1.000-Rp2.000 paling banyak mengonsumsi coklat 1-3x seminggu yaitu 47,37%,
sedangkan responden yang memiliki uang saku Rp3.000-Rp4.000 paling banyak
mengonsumsi coklat 1-3x sehari yaitu 80%.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.16. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Donat di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Mengonsumsi Donat 1-3x
sehari 4-5x
seminggu 1-3x
seminggu Jarang Tidak Pernah
Jumlah Uang Saku/hari
n % n % n % n % n % n % Rp1.000-Rp2.000 0 0 16 42,1 19 50,0 3 7,9 0 0 38 100,0 Rp3.000-Rp4.000 1 20,0 4 80,0 0 0 0 0 0 0 5 100,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memiliki uang
saku Rp1.000-Rp2.000 paling banyak mengonsumsi donat 1-3x seminggu yaitu
50,10%, sedangkan responden yang memiliki uang saku Rp3.000-Rp4.000 paling
banyak mengonsumsi donat 4-5x seminggu yaitu 80%.
Tabel 4.17. Distribusi Uang Saku Perhari Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Es Krim di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Mengonsumsi Es Krim 1-3x
sehari 4-5x
seminggu 1-3x
seminggu Jarang Tidak Pernah
Jumlah Uang Saku/hari
n % n % n % n % n % n % Rp1.000-Rp2.000 0 0 11 28,9 22 57,9 5 13,2 0 0 38 100,0 Rp3.000-Rp4.000 0 0 4 80 1 20 0 0 0 0 5 100,0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki uang saku
Rp1.000-Rp2.000 paling banyak mengonsumsi es krim 4-5x seminggu yaitu 28,95%,
sedangkan responden yang memiliki uang saku Rp3.000-Rp4.000 paling banyak
mengonsumsi es krim 4-5x seminggu yaitu 80%.
Tabel 4.18. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Permen Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Mengonsumsi Permen
1-3x sehari 4-5x seminggu
1-3x seminggu Jarang Tidak
Pernah Jumlah Tingkat Karies
Gigi n % n % n % n % n % n %
Berat 5 55,5 4 44,4 0 0 0 0 0 0 9 100,0 Sedang 6 30,0 3 15,0 11 55,0 0 0 0 0 20 100,0 Ringan 3 21,4 3 21,4 5 35,7 3 21,4 0 0 14 100,0
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dengan karies gigi
berat paling banyak mengonsumsi permen 1-3x sehari yaitu 55,55%, responden
dengan karies gigi sedang paling banyak mengonsumsi permen 1-3x seminggu yaitu
55%, responden dengan karies gigi ringan paling banyak mengonsumsi permen 1-3x
seminggu yaitu 35,71%.
Tabel 4.19. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Coklat Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Mengonsumsi Coklat
1-3x sehari 4-5x seminggu
1-3x seminggu Jarang Tidak
Pernah Jumlah Tingkat Karies
Gigi n % n % n % n % n % n %
Berat 3 33,3 6 66,7 0 0 0 0 0 0 9 100,0 Sedang 1 5,0 6 30,0 12 60,0 1 5,0 0 0 20 100,0 Ringan 0 0 6 42,9 6 42,9 2 14,3 0 0 14 100,0
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan karies gigi berat
paling banyak mengonsumsi coklat 4-5x seminggu yaitu 66,67%, responden dengan
karies gigi sedang paling banyak mengonsumsi coklat 1-3x seminggu yaitu 60%,
responden dengan karies gigi ringan paling banyak mengonsumsi coklat 4-5x
seminggu dan 1-3x seminggu yaitu 42,86%.
Tabel 4.20. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Donat Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Mengonsumsi Donat
1-3x sehari 4-5x seminggu
1-3x seminggu Jarang Tidak
Pernah Jumlah Tingkat Karies
Gigi n % n % n % n % n % n %
Berat 1 11,1 8 88,9 0 0 0 0 0 0 9 100,0 Sedang 0 0 7 35,0 12 60,0 1 5,0 0 0 20 100,0 Ringan 0 0 5 35,8 7 50,0 2 14,3 0 0 14 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan karies gigi
berat paling banyak mengonsumsi donat 4-5x seminggu yaitu 88,89%, responden
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
dengan karies gigi sedang paling banyak mengonsumsi donat 1-3x seminggu yaitu
60%, responden dengan karies gigi ringan paling banyak mengonsumsi donat 1-3x
seminggu yaitu 50%.
Tabel 4.21. Distribusi Tingkat Karies Gigi Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Es Krim Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Frekuensi Mengonsumsi Es Krim 1-3x
sehari 4-5x
seminggu 1-3x
seminggu Jarang Tidak Pernah
Jumlah Tingkat Karies Gigi
n % n % n % n % n % n % Berat 0 0 5 55,5 3 33,3 1 11,1 0 0 9 100,0 Sedang 0 0 5 25,0 13 65,0 2 10,0 0 0 20 100,0 Ringan 0 0 5 35,7 7 50,0 2 14,3 0 0 14 100,0
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan karies gigi berat paling
banyak mengonsumsi es krim 4-5x seminggu yaitu 55,55%, responden dengan karies
gigi sedang paling banyak mengonsumsi es krim 1-3x seminggu yaitu 65%,
responden dengan karies gigi ringan paling banyak mengonsumsi es krim 1-3x
seminggu yaitu 50%.
4.5. Pola Konsumsi Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Pada Anak Penderita Karies Gigi
Pola konsumsi makan berdasarkan tingkat konsumsi energi dan protein pada
anak penderita karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun
2009 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.22. Distribusi Tingkat Konsumsi Energi Berdasarkan tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Tingkat
Konsumsi Energi n % n % n % n %
Baik 5 41,7 4 33,3 3 25,0 12 100,0 Sedang 3 30,0 4 40,0 3 30,0 10 100,0 Kurang 0 0 4 80,0 1 20,0 5 100,0 Defisit 2 12,5 8 50,0 6 37,5 16 100,0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi energi responden
yang terbanyak dengan kategori defisit, yang mengalami karies gigi berat 12,5%,
karies gigi sedang 50%, dan karies gigi ringan 37,5%, sedangkan yang terkecil berada
pada kategori kurang, yang mengalami karies gigi sedang 80%, dan yang mengalami
karies gigi ringan 20%.
Tabel 4.23. Distribusi Tingkat Konsumsi Protein Berdasarkan Tinkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Tingkat
Konsumsi Protein n % n % n % n %
Baik 6 20,7 13 44,8 10 34,5 29 100,0 Sedang 3 37,5 4 50,0 1 12,5 8 100,0 Kurang 0 0 0 0 2 100,0 2 100,0 Defisit 0 0 3 75,0 1 25,0 4 100,0
Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat konsumsi protein respoden yang
terbanyak dengan kategori baik, yang mengalami karies gigi berat 20,69%, karies gigi
sedang 44,83% dan karies gigi ringan 34,48%, sedangkan tingkat konsumsi protein
para responden yang paling sedikit berada di kategori defisit, yang mengalami karies
gigi sedang 75% dan yang mengalami karies gigi ringan 25%.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
4.6. Status Gizi Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Distribusi status gizi berdasarkan tingkat karies gigi, dapat dilihat dari
beberapa tabel di bawah ini:
Tabel 4.24. Distribusi Status Gizi Menurut BB/U Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Status Gizi
(BB/U) n % n % n % n % Normal 8 22,9 16 45,7 11 31,4 35 100,0 Kurang 1 14,3 4 57,1 2 28,6 7 100,0 Lebih 0 0 0 0 1 100,0 1 100,0
Dari tabel 4.24. dapat diketahui bahwa status gizi menurut BB/U terbanyak
berada pada kategori normal, pada karies gigi berat 22,86%, karies gigi sedang
45,71%, karies gigi ringan 31,43%.
Tabel 4.25. Distribusi Status Gizi Menurut TB/U Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Status Gizi
(TB/U) n % n % n % n % Normal 5 19,2 13 50,0 8 30,8 26 100,0 Pendek 4 26,7 6 40,0 5 33,3 15 100,0 Sangat Pendek 0 0 1 50,0 1 50,0 2 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi (TB/U) terbanyak
berada pada kategori normal, yang mengalami karies gigi berat 19,23%, karies gigi
sedang 50%, karies gigi ringan 30,77%.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.26. Distribusi Status Gizi Menurut BB/TB Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Status Gizi
(BB/TB) n % n % n % n % Sangat Gemuk 0 0 0 0 1 100,0 1 100,0 Gemuk 0 0 1 100,0 0 0 1 100,0 Normal 9 21,9 19 46,3 13 31,7 41 100,0
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi berdasarkan BB/TB
terbanyak berada pada kategori normal, pada karies gigi berat 21,95%, karies gigi
sedang 46,34%, karies gigi ringan 31,71%.
4.7. Tindakan Responden dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Tabel 4.27. Distribusi Tindakan Menyikat Gigi Setiap Hari Berdasarkan
Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Tindakan
Menyikat Gigi Setiap Hari n % n % n % n %
Ya 1 6,7 7 46,7 7 46,7 15 100,0 Kadang-kadang 5 20,8 12 50 7 29,2 24 100,0 Tidak 3 75 1 25 0 0 4 100,0
Pada tabel 4.35. dapat dilihat bahwa tindakan menyikat gigi setiap hari
umumnya menjawab kadang-kadang, pada tingkat karies gigi berat 20,8%, karies gigi
sedang 50%, karies gigi ringan 29,2%.
Tabel 4.28. Distribusi Tindakan Menyikat Gigi Setiap Sesudah Makan Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Tindakan
Menyikat Gigi Setiap sesudah
Makan n % n % n % n %
Ya 0 0 0 0 0 0 0 100,0 Kadang-kadang 0 0 8 57,1 6 42,8 14 100,0 Tidak 9 31 12 41,4 8 27,6 29 100,0
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tindakan menyikat gigi setiap
sesudah makan umumnya menjawab tidak, pada tingkat karies gigi berat 31%, karies
gigi sedang 41,4%, karies gigi ringan 27,6%.
Tabel 4.29. Distribusi Tindakan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Tindakan
Menyikat Gigi Sebelum Tidur
Malam n % n % n % n %
Ya 0 0 0 0 8 100,0 8 100,0 Kadang-kadang 2 10 13 65 5 25 20 100,0 Tidak 7 46,7 7 46,7 1 6,7 15 100,0
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tindakan menyikat gigi sebelum tidur
malam pada umumnya menjawab kadang-kadang, pada tingkat karies gigi berat 10%,
karies gigi sedang 65%, karies gigi ringan 25%.
Tabel 4.30. Distribusi Tindakan Menggunakan Pasta Gigi Pada Saat Menyikat Gigi Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Tindakan
Menggunakan Pasta Gigi Pada Saat Menyikat
Gigi n % n % n % n %
Ya 6 15,4 19 48,7 14 35,9 39 100,0 Kadang-kadang 1 50 1 50 0 0 2 100,0 Tidak 2 100,0 0 0 0 0 2 100,0
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tindakan menggunakan pasta gigi
pada saat menyikat gigi umumnya menjawab ya, pada tingkat karies gigi berat 15,4%,
karies gigi sedang 48,7%, karies gigi ringan 35,9%.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.31. Distribusi Tindakan dalam Berkumur- kumur setelah Makan Makanan yang Manis Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Tindakan dalam
Berkumur-kumur setelah
Makan Makanan yang Manis
n % n % n % n %
Ya 0 0 12 48 13 52 25 100,0 Kadang-kadang 1 14,3 5 71,4 1 14,3 7 100,0 Tidak 8 72,7 3 27,3 0 0 11 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tindakan dalam berkumur-
kumur setelah makan makan yang manis umumnya menjawab ya, pada tingkat karies
gigi sedang 48%, karies gigi ringan 52%.
Tabel 4.32. Distribusi Tindakan Memeriksakan Gigi ke Dokter Gigi Berdasarkan Tingkat Karies Gigi Pada Anak Penderita Karies Gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009
Tingkat Karies Gigi Berat Sedang Ringan Jumlah Tindakan
Memeriksakan Gigi ke Dokter
Gigi n % n % n % n %
Ya 3 15 8 40 9 45 20 100,0 Tidak 6 26,1 12 52,2 5 21,7 23 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tindakan memeriksakan gigi ke
dokter gigi umumnya menjawab tidak, pada tingkat karies gigi berat 26,1%, karies
gigi sedang 52,2%, karies gigi ringan 21,7%.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
BAB V PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak sekolah dasar yang
menderita karies gigi di SD Negeri 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei dengan
melihat pola konsumsi makanan sehari-hari dan status gizinya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
5.1. Pola Konsumsi Berdasarkan Frekuensi Makan dan Jenis Bahan Makanan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa jenis makanan pokok
yang dikonsumsi oleh seluruh anak penderita karies adalah nasi, dengan frekuensi 1-
3x sehari. Diasumsikan bahwa karena di daerah tersebut merupakan salah satu daerah
pertanian penghasil beras, sehingga untuk konsumsi makanan pokok semua
responden masih mengonsumsi nasi.
Jenis makanan lauk pauk yang dikonsumsi anak penderita karies gigi seperti
ikan asin, tahu, tempe, dan telur lebih banyak di konsumsi pada frekuensi 4-5x
seminggu, sedangkan ikan basah/segar, ikan teri lebih banyak dikonsumsi pada
frekuensi 1-3x seminggu, dan daging ayam, daging babi, daging lembu jarang
dikonsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa sumber protein anak sudah bervariasi. Jenis
pangan lauk pauk digolongkan dalam sumber zat pembangun dalam tubuh. Pada
masa pertumbuhan ini, anak usia sekolah sangat membutuhkan makanan sumber zat
pembangun untuk membantu proses metabolisme dan pertumbuhan secara optimal di
dalam tubuh (Moestopo, 1993). Protein juga diketahui dapat menghambat kerusakan
gigi oleh kuman. Makanan yang mengandung protein yang tinggi seperti daging dan
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
kacang-kacangan akan di ubah menjadi zat yang bersifat alkali oleh bakteri dalam
mulut, sehingga dapat menghambat terjadinya karies gigi (Situmorang, 2006).
Jenis sayuran seperti daun ubi dan kangkung umumnya dikonsumsi 1-3x
sehari, bayam umumnya dikonsumsi 4-5x seminggu, kol dan sawi umumnya
dikonsumsi 1-3 seminggu. Masih ada responden yang sama sekali tidak pernah
mengonsumsi sayuran seperti kacang panjang, toge, dan sawi pahit. Hal ini
disebabkan mereka tidak suka mengonsumsinya karena alasan tidak enak. Sayuran
merupakan bahan pangan sumber vitamin dan mineral yang merupakan zat pengatur
di dalam tubuh. Sayur-sayuran hijau atau kuning juga merupakan karbohidrat yang
baik dengan derajat retensi yang rendah sehingga mengurangi pembentukan plak gigi
(Panjaitan,1995).
Jenis buah seperti jeruk, pisang, jambu lebih banyak dikonsumsi responden
pada frekuensi 1-3x seminggu, sedangkan buah pepaya, semangka, belimbing,
mangga, salak, jarang dikonsumsi. Ada juga responden yang tidak pernah
mangonsumsi buah seperti sawo dan nenas. Hal ini disebabkan buah tertentu masih
sulit didapat di daerah tersebut dan harganya mahal apabila dibeli. Buah juga
merupakan sumber vitamin dan mineral yang merupakan zat pengatur di dalam
tubuh. Berbagai jenis buah dengan warna dan rasa yang berbeda-beda, memiliki zat
gizi yang beraneka ragam, hal ini juga membantu menghambat dan mengurangi
tingkat keparahan terjadinya karies gigi, apalagi buah yang mengandung cukup
banyak air seperti jeruk, apel, jambu dan sebagainya (Panjaitan, 1995).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa jenis minuman seperti susu
dan teh manis umumnya dikonsumsi 1-3x seminggu, sedangkan kopi, sirup, fanta,
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
sprite, sosro, limun jarang dikonsumsi responden. Semua jenis minuman ini, beresiko
terhadap terjadinya karies gigi. Sedangkan untuk konsumsi susu yang belum
ditambah gula sebenarnya tidak bersifat kariogenik (merusak gigi), tetapi malahan
bersifat pelindung (Koswara, 2007).
Jenis makanan jajanan seperti coklat, donat dan gorengan lebih banyak
dikonsumsi 4-5x seminggu, sedangkan permen, es krim, mie, bakso, keripik/kerupuk,
wafer, roti/kue lebih banyak dikonsumsi 1-3x seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa
anak-anak menyukai makanan jajanan yang manis dan bersifat lengket seperti coklat,
donat, permen, es krim, wafer, roti/kue yang memicu terjadinya karies gigi dan
memperparah kerusakan gigi (Pintauli, 2008). Selain itu, makanan jajanan juga
menyumbang asupan energi, protein, dan zat besi bagi anak sekolah. Karena itu dapat
dipahami peran penting makanan jajanan pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak
sekolah(Judarwanto, 2009).
Tingginya kandungan gula yang terdapat di dalam berbagai jenis minuman
dan makanan jajanan diatas dapat memperparah karies gigi pada anak sekolah. Yang
menjadi masalah adalah bukan jumlah gula yang dimakan setiap hari, tetapi semakin
lama gula tersebut menempel di dalam mulut dan bertambah lama pula menempel
pada permukaan gigi. Namun demikian anak sekolah tidak perlu takut
mengonsumsinya asalkan rajin membersihkan dan merawat gigi dengan baik dan
benar (Koswara, 2007). Sedangkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa
masih ada responden yang tidak menyikat giginya setiap hari, tidak menyikat gigi
sebelum tidur malam, tidak menggunakan pasta gigi, tidak berkumur-kumur setelah
makan makanan yang manis dan tidak pernah memeriksakan gigi ke dokter gigi. Hal
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
ini menunjukkan bahwa sebagian responden masih kurang peduli terhadap kesehatan
giginya dan tidak heran jika penderita karies di sekolah tersebut masih tergolong
tinggi.
5.2. Pola Konsumsi Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Pada Anak Penderita Karies Gigi
5.2.1. Konsumsi Energi
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup guna menunjang
proses pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Fungsi energi bagi tubuh adalah
untuk mempertahankan proses kerja tubuh dan menjalankan aktifitas fisik setiap hari
(Suryani, 2002).
Dari tabel 4.22. dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi energi responden
yang terbanyak dengan kategori defisit, yang mengalami karies gigi berat 12,5%,
karies gigi sedang 50%, dan karies gigi ringan 37,5%, sedangkan yang terkecil berada
pada kategori kurang, yang mengalami karies gigi sedang 80%, dan yang mengalami
karies gigi ringan 20%. Hal ini juga dikarenakan pola konsumsi sumber energi yang
dikonsumsi kurang beraneka ragam sehingga kebutuhan tubuh akan energi kurang
terpenuhi. Konsumsi makanan sumber energi responden cenderung bersifat lembek
dan manis seperti roti manis, donat, permen, dan lain-lain dari pada mengonsumsi
makanan yang sifatnya keras dan butuh pengunyahan yang lama seperti mengonsumsi
nasi yang juga merupakan makanan pokok.
Disamping itu pada umumnya anak tidak sarapan, makan siang diluar rumah,
tidak teratur dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi. Hal ini dapat menyebabkan anak
kekurangan gizi (Wahyuti, 1991).
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
5.2.2. Konsumsi Protein
Protein mempunyai fungsi dalam tubuh seperti, menyediakan bahan-bahan
yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur keseimbangan air, pembentukan antibodi dan memberikan tenaga, jika
kebutuhannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak (Almatsier, 2003).
Protein juga telah diketahui dapat menghambat terjadinya proses karies atau
kerusakan gigi oleh kuman. Adapun makanan yang kaya akan kandungan protein
antara lain: tahu, tempe, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, susu, dan lain
sebagainya (Anonim,2008).
Dari tabel 4.23. menunjukkan bahwa tingkat konsumsi protein respoden yang
terbanyak dengan kategori baik, yang mengalami karies gigi berat 20,69%, karies gigi
sedang 44,83% dan karies gigi ringan 34,48%, sedangkan tingkat konsumsi protein
para responden yang paling sedikit berada di kategori defisit, yang mengalami karies
gigi sedang 75% dan yang mengalami karies gigi ringan 25%.
Selain mengonsumsi makanan sumber protein di dalam rumah seperti ikan,
kemungkinan hal ini disebabkan oleh makanan jajanan yang dikonsumsi anak
panderita karies gigi banyak mengandung protein, seperti bakso, tahu isi goreng,
tempe goreng dan lain sebagainya.
Protein juga diketahui dapat menghambat kerusakan gigi oleh kuman.
Makanan yang mengandung protein yang tinggi seperti daging dan kacang-kacangan
akan di ubah menjadi zat yang bersifat alkali oleh bakteri dalam mulut, sehingga
dapat menghambat terjadinya karies gigi (Situmorang, 2006).
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
5.3. Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik buruknya
penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk
mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi
anak (Supariasa, 2002).
Penilaian status gizi berdasarkan BB/U digunakan untuk menggambarkan
status gizi waktu sekarang (Supariasa, 2000). Dari tabel 4.24. dapat diketahui bahwa
status gizi menurut BB/U terbanyak berada pada kategori normal, pada karies gigi
berat 22,86%, karies gigi sedang 45,71%, karies gigi ringan 31,43%.
Mayoritas anak penderita karies gigi tergolong pada status gizi normal. Hal ini
dapat disebabkan karena setiap murid berada dalam pertumbuhan dan perkembangan
yang berbeda-beda, dan setiap individu juga berbeda daya tahan tubuh dan tingkat
kesensitifannya terhadap perubahan yang mendadak, misalnya penurunan nafsu
makan akibat terganggunya fungsi pengunyahan sehingga berpengaruh terhadap
asupan makanan (Noerwida, 2004).
Pengukuran status gizi berdasarkan TB/U anak penderita karies gigi terbanyak
berada pada kategori normal yaitu 26 responden, pada karies gigi berat ada 5
responden (19,23%), karies gigi sedang 13 responden (50%), karies gigi ringan 8
responden (30,77%), sedangkan status gizi (TB/U) terendah berada pada kategori
sangat pendek yaitu 2 responden pada karies gigi sedang dan karies gigi ringan
masin-masing ada 1 responden (50%). Keadaan ini disebabkan asupan gizi yang tidak
cukup pada masa lampau.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan BB akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan
dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk
menilai status gizi saat ini (sekarang). Indeks BB/TB merupakan indeks yang
independen terhadap umur (Supariasa dkk, 2002).
Berdasarkan tabel 4.26. dapat diketahui bahwa status gizi berdasarkan BB/TB
terbanyak berada pada kategori normal, pada karies gigi berat 21,95%, karies gigi
sedang 46,34%, karies gigi ringan 31,71%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden sudah mengonsumsi makanan dengan baik.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Secara umum status gizi anak penderita karies gigi berdasarkan BB/U, TB/U,
BB/TB berada pada kategori normal. Untuk pola konsumsi dari jenis dan frekuensi
makanan sudah baik, akan tetapi frekuensi makanan pokok seperti nasi dari segi
jumlah masih kurang akibat fungsi pengunyahan yang kurang baik, sehingga untuk
kecukupan energi pada anak penderita karies gigi secara umum berada pada kategori
defisit, sedangkan untuk kecukupan protein anak penderita karies gigi paling banyak
berada pada kategori baik.
6.2. Saran
1. Disarankan agar penderita karies melakukan pengobatan secara intensif ke
dokter gigi dan lebih meningkatkan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut untuk menjaga kesehatan giginya, misalnya dengan berkumur dengan air
bersih sehabis makan dan menyikat gigi dengan teratur menggunakan pasta
gigi.
2. Disarankan kepada guru-guru di sekolah agar mendukung program UKGS
untuk memotivasi anak-anak di sekolah.
3. Perlunya peningkatan penyuluhan oleh petugas kesehatan tentang pemeliharaan
kesehatan gigi melalui program UKGS.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. UI Press, Jakarta.
Anonim, 2008. Karies Dentis. http://arc.ugm.ac.id. Diakses tanggal 12 Juni 2009. Baliwati, YF. Dkk. 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta. Boedihardjo, 1985. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Airlangga University
Press, Surabaya. Dep.Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Depkes RI. 2008. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak, Interpretasi
Indikator Pertumbuhan Anak. Kerjasama Depkes RI, WHO Nopember 2008.
Huda, Nurul. 2009. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dengan
Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamukti Ciamis Jawa Barat. http://skripsistikes.wordpress.com. Diakses tanggal 12 Juni 2009.
Judarwanto, W. 2009. Waspadai Perilaku Makan Anak Sekolah.
http://feedinginchildren.blogspot.com .Diakses tanggal 27 Mei 2009. Junaidi. 2004. Hubungan Keparahan Karies Gigi Dengan Asupan Zat Gizi Anak
SD Kec.Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. http://arc.ugm.ac.id. Diakses tanggal 12 Juni 2009.
Kosasih, I.2006. Perilaku Pencegahan Yang Dilakukan Ibu Terhadap Masalah
Gigi dan Mulut Anaknya di Kelurahan Gang Buntu Medan Timur. FKG.USU.
Koswara, Sutrisno. 2007. Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi.
www.ebookpangan.com. Diakses tanggal 2 Mei 2009. Moehji, Sjahmien. 1977. Ilmu Gizi Jilid 2, Shratara, Jakarta.
Moestopo. 1993. Penuntun Diit Anak. PT Gramedia, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Rineka Cipta, Jakarta.
Panjaitan, Monang. 1995. Ilmu Pencegahan Karies Gigi. Penerbit USU, Medan.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Pintauli, S. Hamada, T. 2008. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. USU Press, Medan.
Pudjiadi, R. 2000. Pengaruh Lingkungan Dalam Tumbuh Kembang Anak. Gramedia, Jakarta.
Saleh, S.dkk. Desember 2006. Majalah Kedokteran Gigi. Volume 13
Sari, D.Barus. 2009. Hubungan Kebiasaan Makan dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak Dengan Karies Gigi. Skripsi FKM USU.
Sasmita, IS. Pertiwi, ASP. Dkk. 2008. Identifikasi, Pencegahan, dan Retorasi
sebagai Penatalaksanaan Karies Gigi pada Anak. www.fkg.unpad.ac.id. Diakses tanggal 28 September 2009.
Sasiwi, NR. 2004. Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi Dengan Status
Gizi Anak. www.fkm.undip.ac.id. Diakses tanggal 12 Juni 2009. Suhardjo, 1989. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Kanisius, Yokyakarta
Suryani, A. 2002. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Depertemen Pendidikan Nasional.
Supariasa, I Dewa Nyoman. Dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Tarigan, R. 1995. Karies Gigi. Penerbit Hipokrates, Jakarta.
Wulansari, Siska. 2008. Hubungan Pola Jajan Bergula Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Mulyorejo Surabaya. http://adln.fkm.unair.ac.id. Diakses tanggal 21 Juli 2009.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
KARAKTERISTIK ANAK PENDERITA KARIES GIGI
No Nama J. K Umur
(thn) BB (kg)
TB (cm)
Nama Orang Tua
Pekerjaan. Orang Tua
Uang saku/hari (Rp)
1 Trendy L 9,4 24 123 T.Sitorus Wiraswasta 2000 2 Friendly L 9,5 20 124 Bicar PNS 4000 3 Rapiton L 10 18 117 Rapiton Pedagang 2000 4 M.Dwiki L 9,3 22 122 Sugianto Pedagang 1000 5 Asni P 8,11 21 122 Lambok Wiraswasta 1500 6 Iin Fiqha P 8,5 18 119 Safingi Wiraswasta 1000 7 Kosmas.A L 11,1 30 138 Hisar Sibarani Konsultan 2000 8 Nurul P 9,9 25 133 Ngatijan Supir 2000 9 Kevin L 8,10 22 123 Luhut Pedagang 2000 10 Adi L 10,3 26 124 Ice Wiraswasta 1500 11 Dhody L 9,9 25 126 Mario Pedagang 1000 12 Cici Silvana P 8,11 18 110 Jumini Pedagang 1000 13 Tika P 9,4 21 120 N.Hutahaian Pedagang 1000 14 Willy L 8,10 25 120 Tg.Hutasoit Wiraswasta 1000 15 Monika P 9,7 28 138 Frida Wiraswasta 2000 16 Sabriyanti P 9,3 28 125 S.Batubara Dokter 3000 17 Oktavianus L 9 22 117 W.Simbolon Wiraswasta 1000 18 Markus L 9 24 120 Jinson Sianipar Supir 2000 19 Pradinata L 8,10 21 115 Sadur Petani 1000 20 Togar L 9,11 26 125 Beni Siregar Supir 4000 21 Dicky.P L 10,10 29 131 Candera Wiraswasta 2000 22 Faisal L 11,4 27 131 Aperson Petani 1500 23 Afriki L 9,5 18 116 A.Siregar Supir 1000 24 R.Andreas L 11 29 133 Jadiman Supir 2000 25 Novan L 10 35 141 Agus Wiraswasta 2000 26 Sri P 11,4 29 140 J.Nainggolan Wartawan 2000 27 Imam Z.F L 9,8 22 122 Tarmuji Buruh 2000 28 Deby Siregar P 9,5 46 135 H.Siregar PNS 2000 29 Hasan L 10,4 26 128 Wasidi Petani 2000 30 Anjani P 10 22 120 Manuatun Petani 2000 31 Pani Shopia P 10,2 27 125 Sudirman Pedagang 1000 32 Riama P 10,7 32 137 Pandapotan Pedagang 4000 33 Ayu P 12,2 32 141 Jekman Wiraswasta 1000 34 Devi P 12,5 25 139 K.Sidauruk Wiraswasta 1000 35 Ahmat L 11,2 29 136 Supardi Wiraswasta 1500 36 Pani P 11 24 127 E.Hutagaol Petani 2000 37 Sanela P 10,5 34 134 Jon Peri Purba Petani 2000 38 Sabrini B P 11 36 133 Jaudut Batubara PNS 2000 39 Chani Hasni P 10,8 31 138 Budiman Sitio Wiraswasta 2000 40 Erik L 11,2 24 129 H.Silalahi Petani 2500 41 Edwin D L 12 36 139 B.Damanik Wiraswasta 1000 42 Daniel L 11,5 27 128 Toni Simamora Wiraswasta 1500 43 Gumilar P L 11,7 33 136 Sugi Pedagang 1000
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
DATA STATUS GIZI PADA ANAK PENDERITA KARIES GIGI
Status Gizi No Nama J. K Umur
(thn) BB (kg)
TB (cm) BB/U TB/U BB/TB
Kategori
Karies 1 Trendy L 9,4 24 123 Normal Normal Normal Sedang 2 Friendly L 9,5 20 124 Kurang Normal Normal Sedang 3 Rapiton L 10 18 117 Kurang Pendek Normal Berat 4 M.Dwiki L 9,3 22 122 Normal Normal Normal Berat 5 Asni P 8,11 21 122 Normal Normal Normal Sedang 6 Iin Fiqha P 8,5 18 119 Kurang Normal Normal Ringan 7 Kosmas.A L 11,1 30 138 Normal Normal Normal Sedang 8 Nurul P 9,9 25 133 Normal Normal Normal Ringan 9 Kevin L 8,10 22 123 Normal Normal Normal Sedang
10 Adi L 10,3 26 124 Normal Pendek Normal Sedang 11 Dhody L 9,9 25 126 Normal Normal Normal Berat 12 Cici Silvana P 8,11 18 110 Kurang Sangat Pendek Normal Ringan 13 Tika P 9,4 21 120 Normal Pendek Normal Ringan 14 Willy L 8,10 25 120 Normal Pendek Normal Berat 15 Monika P 9,7 28 138 Normal Normal Normal Sedang 16 Sabriyanti P 9,3 28 125 Normal Normal Normal Ringan 17 Oktavianus L 9 22 117 Normal Pendek Normal Berat 18 Markus L 9 24 120 Normal Pendek Normal Sedang 19 Pradinata L 8,10 21 115 Normal Pendek Normal Sedang 20 Togar L 9,11 26 125 Normal Normal Normal Berat 21 Dicky.P L 10,10 29 131 Normal Normal Normal Berat 22 Faisal L 11,4 27 131 Normal Pendek Normal Berat 23 Afriki L 9,5 18 116 Kurang Sangat Pendek Normal Sedang 24 R.Andreas L 11 29 133 Normal Normal Normal Sedang 25 Novan L 10 35 141 Normal Normal Normal Sedang 26 Sri P 11,4 29 140 Normal Normal Normal Sedang 27 Imam Z.F L 9,8 22 122 Normal Pendek Normal Ringan 28 Deby Siregar P 9,5 46 135 Lebih Normal Sangat Gemuk Ringan 29 Hasan L 10,4 26 128 Normal Normal Normal Berat 30 Anjani P 10 22 120 Normal Pendek Normal Ringan 31 Pani Shopia P 10,2 27 125 Normal Pendek Normal Sedang 32 Riama P 10,7 32 137 Normal Normal Normal Ringan 33 Ayu P 12,2 32 141 Normal Normal Normal Ringan 34 Devi P 12,5 25 139 Kurang Pendek Normal Sedang 35 Ahmat L 11,2 29 136 Normal Normal Normal Sedang 36 Pani P 11 24 127 Normal Pendek Normal Ringan 37 Sanela P 10,5 34 134 Normal Normal Normal Sedang 38 Sabrini B P 11 36 133 Normal Normal Gemuk Sedang 39 Chani Hasni P 10,8 31 138 Normal Normal Normal Ringan 40 Erik L 11,2 24 129 Kurang Pendek Normal Sedang 41 Edwin D L 12 36 139 Normal Normal Normal Ringan 42 Daniel L 11,5 27 128 Normal Pendek Normal Ringan 43 Gumilar P L 11,7 33 136 Normal Normal Normal Sedang
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Lampiran Rata-rata Konsumsi Energi dan Protein Pada Anak Penderita Karies Gigi
Rata-rata % AKG
No Nama Rata-rata Konsumsi
Energi
Rata-rata Konsumsi
Protein Energi Protein
1 Trendy 2636,95 96,7 138,7/Baik 261,3/Baik 2 Friendly 1151,5 55,75 60,6/Defisit 150/Baik 3 Rapiton 1784,8 59,75 89,24 /Sedang 132,78/Baik 4 M.Dwiki 2084,05 35,75 101,5/Baik 96,62/Sedang 5 Asni 1013,7 50,85 53,35/Defisit 137,43/Baik 6 Iin Fiqha 1818,3 38,4 95,7/Sedang 103,78/ Baik 7 Kosmas.A 1628,8 59,75 81,44/Sedang 132,78/ Baik 8 Nurul 1092,7 46,55 57,51/Defisit 125,81/ Baik 9 Kevin 1919,15 81,9 101,01/Baik 221,35/ Baik 10 Adi 1179,5 50 58,97/Defisit 111,11/ Baik 11 Dhody 2198,6 83,7 115,71/Baik 226,22/ Baik 12 Cici Silvana 1398,15 50,2 73,59/Kurang 135,67/ Baik 13 Tika 2344,5 108,3 123,4/Baik 292,7/ Baik 14 Willy 1549,1 51,6 81,53/Sedang 139,4/ Baik 15 Monika 1860,1 64,5 97,9/Sedang 174,32/ Baik 16 Sabriyanti 1276,05 58,95 67,16/Defisit 159,3/ Baik 17 Oktavianus 931,8 45,65 49,04/Defisit 123,38/ Baik 18 Markus 1166,7 45,3 61,41/Defisit 122,43/ Baik 19 Pradinata 1522,55 73,2 80,13/Sedang 197,83/ Baik 20 Togar 1723,9 67,8 90,69/Sedang 183,24/ Baik 21 Dicky.P 2013,75 50,05 110,69/Baik 111,22/ Baik 22 Faisal 2180,3 42,95 100,01/Baik 95,44/Sedang 23 Afriki 814,25 43,5 42,85/Defisit 117,57/Baik 24 R.Andreas 1455 30,4 72,75/Kurang 67,55/Defisit 25 Novan 852,05 29,95 42,60/Defisit 66,55/Defisit 26 Sri 902,2 33,2 47,48/Defisit 61,48/Defisit 27 Imam Z.F 675,6 27,7 35,55/Defisit 74,86/Kurang 28 Deby Siregar 2809,75 97,25 147,84/Baik 262,8/Baik 29 Hasan 962,75 38,1 48,13/Defisit 84,66/Sedang 30 Anjani 1149,65 40,4 60,51/Defisit 74,81/Kurang 31 Pani Shopia 1470,5 64,6 77,39/Kurang 119,63/Baik 32 Riama 1493,1 67 83,85/Sedang 124,07/Baik 33 Ayu 1274,1 36,3 67,06/Defisit 67,22/Defisit 34 Devi 1707,35 52,6 89,86/Sedang 97,41/Sedang 35 Ahmat 1492,2 42,15 74,61/Kurang 93,67/Sedang 36 Pani 1063,34 44,05 55,97/Defisit 81,57/Sedang 37 Sanela 1492,5 62,65 78,55/Kurang 116,02/Baik 38 Sabrini B 2401,05 44,5 102,42/Baik 82,41/Sedang 39 Chani Hasni 1682,8 59,35 88,57/Sedang 109,91/Baik 40 Erik 2168,1 74,35 108,4/Baik 165,2/Baik 41 Edwin D 2129,95 73,85 106,50/Baik 164,1/Baik 42 Daniel 3744,95 124,55 187,22/Baik 276,78/Baik 43 Gumilar P 1022 36,95 51,1/Defisit 82,11/Sedang
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
FOOD FREQUENCY
NOMOR RESPONDEN : Nama :
Frekuensi Nama Bahan Makanan 1-3x sehari 4-5x seminggu 1-3x seminggu Jarang Tidak
Pernah
Makanan Pokok: a. Nasi b. Mie c. Roti
Lauk Pauk: a. Ikan basah b. Ikan asin c. Ikan teri d. Daging ayam e. Daging babi f. Tahu g. Tempe h. lain-lain.......
Sayuran: a. Bayam b. Kangkung c. Daun ubi d. Kol e. Sawi f. Buncis g. Terong h. lain-lain........
Buah: a. Pepaya b. Jeruk c. Pisang d. Jambu e. lain-lain.......
Minuman: a. Susu b. Teh manis c. sirup manis d. lain-lain.........
Jajanan: a. Permen b. Coklat c. Donat d. Gorengan e. es krim f. lain-lain.........
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
RECALL 24 JAM
GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK PENDERITA KARIES GIGI DI SDN 091285 PANEI TONGAH
KECAMATAN PANEI TAHUN 2009
No Responden : Nama : Tempat/tanggal lahir : Berat Badan : Tinggi Badan : Uang Saku : Nama Orang Tua : Pekerjaan : Hari ke:
Bahan Makanan Banyak Makanan Waktu Makan
Nama Makanan Jenis
URT g Pagi/jam
Siang/jam
Malam/jam
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
KUESIONER
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
B. Tindakan Responden
1. Apakah adik menyikat gigi setiap hari?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
2. Apakah adik menyikat gigi setiap sesudah makan?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
3. Apakah adik menyikat gigi sebelum tidur malam?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
4. Apakah adik menggunakan pasta gigi pada saat menyikat gigi?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
5. Apakah adik berkumur-kumur setelah makan makanan yang manis?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
6. Apakah adik pernah memeriksakan gigi ke dokter gigi?
a. ya
b. tidak
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.