gambaran pelaksanaan konseling pemberian · pdf filepemberian makanan pendamping asi yang...

126
GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DI PUSKESMAS WILAYAH JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : NURUL HUSNA 107104000492 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/ 2012 M

Upload: trinhngoc

Post on 20-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU

(MP-ASI) DI PUSKESMAS WILAYAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

NURUL HUSNA

107104000492

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/ 2012 M

Page 2: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN

MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

DI PUSKESMAS WILAYAH JAKARTA

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 28 Agustus 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB

NIP. 19700501 1996 1 2001 NIP. 19731106 2005 01 2003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/ 2012 M

Page 3: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

iv

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 28 Agustus 2012

Penguji I

Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat

NIP. 19700501 1996 1 2001

Penguji II

Ernawati, S.Kp, M.kep, Sp.KMB

NIP. 19731106 20050 1 2003

Penguji III

Maulina Handayani, S. Kp, M. Sc

NIP. 197902102005012002

Page 4: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 28 Agustus 2012

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM

NIP: 197905202009011012

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr (hc) dr. M.K. Tadjudin, dr Sp.And

Page 5: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

v

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2012

Nurul Husna

Page 6: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

vi

BIODATA

Nama : Nurul Husna

Tempat,tanggal lahir : Bekasi, 29 April 1988

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Letnan Arsad RT 04/01 No. 48 Kecamatan

Kayuringin Jaya Kota Bekasi Selatan 14711

Tlp : 085710478685

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1994-2000 : SDN Perumnas I -Bekasi

2000-2003 : MTS Annida Al-Islami -Bekasi

20004-2007 : MA Annida Al-Islami -Bekasi

2007- sekarang : Program S1 Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pengalaman Organisasi

2008-2009 : anggota departemen Keagamaan BEMJ Ilmu

Keperawatan

2010-2011 : anggota divisi Keislaman BEMJ Ilmu Keperawatan

2011- sekarang : Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ 165

Page 7: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PGOGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Agustus 2012

Nurul Husna, NIM : 107104000492

Gambaran Pelaksanaan Konseling Pemberian Makanan Pendamping

Air Susu Ibu (MP-ASI) di Puskesmas Wilayah Jakarta Tahun 2012

xix + 86 halam, 15 tabel, 2 bagan, 10 lampiran

ABSTRAK

Masalah kurang gizi pada anak dapat disebabkan oleh kebiasaan

pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu

tentang cara pemberian makanan pendamping ASI yang benar. Untuk itu

diperlukan konseling, konseling adalah suatu komunikasi dua arah antara konselor

dan klien yang bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa yang akan

dilakukan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh klien. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan konseling pemberian

makanan pendamping ASI (persiapan konseling, perencanaan konseling,

implementasi konseling dan evaluasi konseling) di Puskesmas wilayah Jakarta.

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

deskriptif eksploratif. Sampel sebanyak 15 petugas, pengembilan sempel

dilakukan dengan cara sampling jenuh. Pengumpulan data untuk pelaksanaan

konseling pemeberian makanan pendamping ASI menggunakan wawancara pada

petugas, observasi dengan lembar check list, dan evaluasi pelaksanaan konseling

pemberian MP-ASI kepada orang tua dengan kuesioner dengan lembar check list.

Analisa data yang digunakan adalah univariat.

Hasil penelitian ini menggambarkan kategori cukup dalam pelaksanaan

konseling pemberian makanan pendamping ASI sebanyak 13 petugas dan kategori

baik dalam pelaksanaan konseling pemberian makanan pendamping ASI sebanyak

2 petugas, dan evaluasi pelaksanaan konseling makanan pendamping ASI

terhadap orang tua balita menunjukkan kategori baik dalam evaluasi pelaksanaan

konseling pemberian makanan pendamping ASI sebanyak 6 petugas, kategori

cukup dalam evaluasi pelaksanaan konseling pemberian makanan pendamping

ASI sebanyak 7 petugas dan kategori kurang dalam evaluasi pelaksanaan

konseling pemberian makanan pendamping ASI sebanyak 2 petugas. Penelitian

ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk

mengetahui pelaksanaan konseling dalam Menajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS).

Kata Kunci : Konseling, ASI Eksklusif, Makanan Pendamping ASI

Daftar Bacaan : 42 (1988-2011)

Page 8: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

viii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCE

STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduated thesis, August 2012

Nurul Husna, NIM : 107104000492

Description Implementation of Complement Feeding Counselling in Public

Health Center area Jakarta 2012

xix + 86 pages, 15 tables, 2 charts, 10 attachment

ABSTRACT

Problem of malnutrition in children can be caused by the inappropriate habit of

giving complementary feeding and lack of mother’s knowledge about how to give

complementary feeding. It required counseling, which is a two-ways

communication between counselor and client aimed in helping clients to decide

what they have to do to overcome their problems. The purpose from this study

was to determine the implementation of the complementary feeding counseling

(preparation, planning, implementation and evaluation of counseling) at the health

center area in Jakarta.

This type of study is a quantitative study with descriptive explorative design.

Total sample were 15 officers with sampling saturation technique. Data’s

collection with interview, observation check list sheet, and evaluation of

complementary feeding providing counseling to parents with questionnaires with

a check list sheet. Analysis of the data using univariate.

Results from this study show there were 13 officers in moderate category

providing counseling in the implementation of complementary feeding and there

were 2 officers in good category counseling provision in the implementation of

complementary feeding, and evaluation of complementary feeding counseling to

toddler’s parent show there are 6 officers in good category in evaluation of

implementation from provision of counseling complementary feeding, moderate

category in the evaluation of complementary feeding counseling provision were 7

officers and bad category in the evaluation of the implementation of the provision

of counseling complementary feeding there are 2 officers. This study could be a

consideration for further research to determine the implementation of the

Integrated Management Of Childhood Illness (IMCI) counseling.

Keyword : counselling, exclusive breastfeeding, complementary feeding

Reading list : 42 (1988-2011)

Page 9: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Bismillahirahmanirahim, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan limpahan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Pelaksanaan Konseling

Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu di Puskesmas Wilayah Jakarta”.

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad

SAW serta para sahabatnya yang telah menerangi jalan manusia dari zaman

kebodohan menuju zaman yang terang benderang.

Terselesaikannya skripsi ini tidak akan lepas dari bantuan dan kerjasama

dari berbagai pihak yang telah membantu penulis tanpa letih. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih dan merasa tidak akan mampu sepenuhnya

membalas jasa dari pihak yang telah membantu serta semoga bantuan yang

berharga tersebut akan dibalas oleh Allah SWT. Rasa syukur dan ucapan terima

kasih ini saya sampaikan kepada :

1. Prof. Dr (hc) M.K Taddjudin, dr. Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Tien Gartinah, MN selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan,

terima kasih atas motivasinya

3. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Keperawatan dan pembimbing I yang selalu memberi memotivasi,

nasehat dan membimbing penulis tanpa letih.

Page 10: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

x

4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp. KMB selaku pembimbing II yang selalu

memberikan motivasi, nasehat, dan membimbing penulis tanpa letih.

5. Ibu Maulina Handayani, S. Kp, M. Sc. Dan Bapak Ns. Waras Budi Utomo,

S.Kep, MKM selaku penguji. Terima kasih untuk masukan dan nasehatnya.

6. Direktur dan seluruh staff pegawai Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dan

Jakarta Timur yang telah membantu penulis selama penelitian.

7. Kepala Puskesmas dan seluruh petugas Puskesmas Pasar Minggu,

Kebayoran Lama, Cilandak, Jatinegara, Pulo Gadung yang telah membantu

penulis selama penelitian.

8. Ibu Ns. Mardiyanti, S.Kep., M.Kep.,Sp.An. selaku pembimbing akademik

yang telah memberikan motivasi, doa dan ilmunya pada penulis

9. Segenap Dosen Ilmu Keperawatan yang telah memberikan dorongan,

motivasi dan ilmunya pada penulis.

10. Almarhum Ayahanda dan Almarhuma Ibunda yang telah memberikan kasih

sayang dan cinta kasih kepada penulis.

11. Segenap staff bidang Akademik FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan

12. Seluruh responden baik petugas Puskesmas di Poli MTBS/anak dan orang

tua balita yang telah membantu penulis selama penelitian

13. Abang-abang dan kakak-kakak penulis (Zulhanuddin, Agus Salim, Farhan,

Bilal, Ali Sadikin, Sarah dan Erlina Hannum) yang tak pernah lelah selalu

memberikan doa, motivasi, nasehat, kasih sayang, kesabaran dan dukungan

moril serta materil dan spritual yang selalu tercurah kepada penulis.

14. Keponakan – keponakan yang telah menjadi sumber keceriaan dan semangat

bagi penulis untuk lebih maju.

Page 11: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xi

15. Sahabat-sahabat terbaikku di Keperawatan (Santi, Cha-cha, Astrid, Winda)

yang selalu memberikan motivasi dan doanya.

16. Keluarga besar PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya teman-

teman angkatan 2007, Terima kasih atas dukungan, semangat, kenangan dan

kebersamaan yang indah selama ini. dan kakak-kakak, adik-adik PSIK dan

adik-adik kosan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya.

Terima kasih atas semangat, dukungan dan doa kalian.

17. Sahabat terbaikku (Fika, Nita, May, Dy) yang memberikan motivasi,

semangat, bantuan dan doanya.

18. Seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena kesempurnaan hanyalah

milik Allah SWT. Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap

semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Agustus 2012

Nurul Husna

Page 12: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

C. Pertanyaan Peneliti .............................................................................. 7

D. Tujuan Peneliti .................................................................................... 7

1. Tujuan Umum ............................................................................... 7

2. Tujuan khusus ............................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

1. Untuk Tenaga Kesehatan .............................................................. 7

2. Untuk Pendidikan Keperawatan .................................................... 8

3. Untuk Puskesmas .......................................................................... 8

4. Untuk Peneliti Selanjutnya ............................................................ 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

A. ASI Ekslusif ........................................................................................ 9

B. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) .................................. 10

1. Pengertian ...................................................................................... 10

2. Anjuran WHO tentang MP-ASI .................................................... 12

3. Syarat-syarat Makanan Pendamping ASI ..................................... 13

4. Prinsip Pemberian MP-ASI ........................................................... 16

5. Tahap Pemberian MP-ASI ............................................................ 16

6. Jenis MP-ASI ................................................................................ 18

7. Manfaat Pemberian MP-ASI ......................................................... 20

8. Manfaat Pemberian MP-ASI sesuai Tahap Umur ......................... 20

9. Kerugian Memberikan MP-ASI Terlalu Dini ............................... 20

10. Kerugian Bila Terlambat Memberikan MP-ASI ........................... 21

11. Permasalahan dalam Pemberian MP-ASI ..................................... 21

12. Beberapa Permasalahan dalam Pemberian Makan Bayi atau Anak

Umur 0-24 bulan ........................................................................... 22

C. Konseling ............................................................................................ 24

Page 13: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xiii

1. Pengertian ...................................................................................... 24

2. Tujuan Konseling .......................................................................... 27

3. Karakteristik Konseling ................................................................ 28

4. Media Konseling ........................................................................... 30

D. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) ......................................... 31

E. Konseling dalam MTBS ...................................................................... 31

F. Proses Konseling ................................................................................. 33

1. Pembinaan & Pemantapan Hubungan Baik (rapport) ................... 33

2. Pengumpulan & Pemberian Informasi .......................................... 34

3. Perencanaan, Pengambilan Keputusan & Pemecahan Masalah .... 34

4. Langkah-langkah Konseling ......................................................... 35

a. Menurut (Hidayat, 2009) ......................................................... 35

b. Menurut (Novelasari, 2010) .................................................... 37

G. Puskesmas ........................................................................................... 39

H. Kerangka Teori .................................................................................... 41

BAB III KRANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL ................. 42

A. Krangka Konsep .................................................................................. 42

B. Definisi operasional ............................................................................ 43

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 51

A. Desain Penelitian ................................................................................. 51

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 51

1. Tempat Penelitian .......................................................................... 51

2. Waktu Penelitian ........................................................................... 51

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 52

1. Populasi Penelitian ....................................................................... 52

2. Sample Penelitian .......................................................................... 52

D. Instrument Penelitian .......................................................................... 53

1. Wawancara .................................................................................... 53

2. Lembar Observasi ......................................................................... 53

3. Evaluasi Orang tua Balita .............................................................. 54

E. Pengumpulan Data .............................................................................. 55

1. Sumber Data .................................................................................. 52

2. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 56

F. Teknik Analisa Data ............................................................................ 57

1. Langkah Analisa Data ................................................................... 57

a. Editing ..................................................................................... 57

b. Coding ..................................................................................... 57

c. Entry Data ............................................................................... 57

d. Prosessing data ....................................................................... 58

e. Cleaning Data .......................................................................... 58

2. Analisa Data .................................................................................. 58

a. Analisa Univariat .................................................................... 58

G. Etika Penelitian ................................................................................... 58

1. Informed Consent .......................................................................... 59

2. Anonimity ...................................................................................... 59

Page 14: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xiv

3. Confidentiality ............................................................................... 59

BAB V HASIL ............................................................................................... 60

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 60

1. Puskesmas Pasar Minggu ............................................................... 60

2. Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama ...................................... 61

3. Puskesmas Jatinegara .................................................................... 61

4. Puskesmas Pulo Gadung ............................................................... 62

B. Karakteristik Responden ..................................................................... 62

1. Berdasarkan Usia .......................................................................... 62

2. Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................... 63

3. Berdasarkan Pendidikan ................................................................ 63

4. Berdasarkan Pelatihan MTBS ....................................................... 64

5. Berdasarkan Lama Bekerja ........................................................... 64

C. Karakteristik Evaluasi Pelaksanaan Konseling MP-ASI menurut

Orang tua Balita .................................................................................. 65

6. Pendidikan Orang tua .................................................................... 65

D. Gambaran Pelaksanaan Konseling berdasarkan Wawancara

pada Petugas ........................................................................................ 66

E. Gambaran Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di Tiap

Puskesmas ........................................................................................... 68

F. Gambaran Tahapan Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Puskesmas wilayah Jakarta ............................................................ 68

G. Gambaran Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di Puskesmas

Wilayah Jakarta ................................................................................... 69

H. Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di

Tiap Puskesmas ................................................................................... 70

I. Gambaran Tahapan Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian

MP-ASI di Puskesmas Wilayah Jakarta .............................................. 70

J. Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Puskesmas Wilayah Jakarta ........................................................... 71

BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 72

A. Distribusi Demografi Responden ........................................................ 72

1. Jenis Kelamin ................................................................................ 72

2. Usia ............................................................................................... 73

3. Tingkat Pendidikan ....................................................................... 73

4. Lama Bekerja ................................................................................ 75

5. Pelatihan MTBS ............................................................................ 76

B. Gambaran Langkah-langkah Pelaksanaan Konseling Pemberian

MP-ASI ............................................................................................... 78

1. Persiapan ....................................................................................... 78

2. Perencanaan ................................................................................... 78

3. Implementasi ................................................................................. 79

4. Evaluasi ......................................................................................... 79

Page 15: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xv

C. Gambaran Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di

Puskesmas Wilayah Jakarta ................................................................ 80

D. Gambaran Evaluasi Tahapan Pelaksanaan Konseling Pemberian

MP-ASI Menurut Orang tua Balita ..................................................... 81

E. Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Puskesmas Wilayah Jakarta ............................................................ 82

F. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 82

G. Implikasi Hasil Penelitian ................................................................... 83

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 84

A. Kesimpulan ......................................................................................... 84

B. Saran .................................................................................................... 85

1. Untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas ....................................... 85

2. Untuk Peneliti Selanjutnya ............................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xvi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Pola Makanan Bayi dan Baduta Berdasarkan Jenis Makanan ... 19

Tabel 3.1 Defenisi Operasional .................................................................. 43

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012 ..................................................... 62

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012 ..................................................... 63

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012 ..................................................... 63

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pelatihan MTBS Responden

di Puskesmas Wilayah Jakarta Tahun 2012 .............................. 64

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012 ..................................................... 64

Table 5.6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang tua Balita di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012 ....................................................... 65

Tabel 5.7 Distribusi Hasil Wawancara pada Petugas ................................. 66

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Hasil Pelaksanaan Konseling Pemberian

MP-ASI di Setiap Puskesmas Wilayah Jakarta ......................... 68

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tahapan Pelaksanaan Konseling Pemberian

MP-ASI di Puskesmas Wilayah Jakarta .................................... 68

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Hasil Pelaksanaan Konseling Pemberian

MP-ASI di Puskesmas Wilayah Jakarta .................................... 69

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi Pelaksanaan Konseling

Pemberian MP-ASI di Setiap Puskesmas Wilayah Jakarta ....... 70

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi TahapanEvaluasi Pelaksanaan Konseling

Pemberian MP-ASI Wilayah Jakarta ......................................... 70

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi Pelaksanaan Konseling

Pemberian MP-ASI di Puskesmas Wilayah Jakarta .................. 71

Page 17: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xvii

DAFTAR BAGAN

No. Bagan Halaman

2.1 Bagan Kerangka Teori Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

modifikasi Sheeran dan Abraham (1995), Novelasari (2010) . 41

3.1 Bagan Kerangka Konsep ...................................................................... 42

Page 18: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Informan Peneliti

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Observasi Penelitian

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Bagan KNI

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 8 Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Dinas Kesehatan Jakarta

Selatan

Lampiran 9 Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Dinas Kesehatan Jakarta

Timur

Lampiran 10 Hasil Penelitian

Page 19: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

xix

DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

ASCA : American School Conselor Association

DepKes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

IMCI : Integrated Management of Childhood Illness

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KK : Kepala Keluarga

KNI : Kartu Nasehat Ibu

MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu

MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SWOT : Strengh Weakness Oppurtunity Theart

UNICEF : United Nations International Children’s Emergency Fund

UPTD : Unit Pelaksana Teknis Dinas

WHO : World Health Organization

Page 20: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa balita merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan fisik

maupun perkembangan struktur dan fungsi tubuh, emosi, intelektual, serta

tingkah laku. Pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keturunan,

makanan, kesehatan, dan lingkungan yang baik. Pemberian makanan yang

baik merupakan faktor yang sangat penting, karena jika kekurangan energi

atau zat-zat gizi yang esensial dapat mengganggu pertumbuhan yang optimal

dan menimbulkan penyakit gangguan gizi (Khodiyah, 2006).

Empat hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan

yang optimal (WHO/UNICEF) yaitu: pertama memberikan air susu ibu

kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua

memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara

eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan

makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan

sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak

berusia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan, secara sosial

budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah

diperoleh di daerah setempat (indigenous food) (Departemen Kesehatan RI,

2006).

Page 21: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

2

Di masa bayi, Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik dan utama

karena mempunyai kandungan zat kekebalan yang sangat diperlukan untuk

melindungi bayi dari berbagai penyakit terutama penyakit infeksi. Seiring

dengan pertumbuhan bayi, maka bertambah pula kebutuhan gizinya. Sejak

usia 6 bulan, bayi mulai diberi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

(Santoso, 2005).

Makanan Pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi

yang telah berusia enam bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi

kebutuhan gizi bayi. Pemberian MP-ASI ini diberikan pada anak yang berusia

6 sampai 24 bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan

kemampuan mengunyah anak dan menelan serta menerima macam-macam

makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian MP-ASI harus

bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental,

sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan akhirnya

makanan padat (Sulistijani, 2001).

Tubuh anak membutuhkan zat gizi yang sesuai untuk tumbuh dan

berkembang dengan baik. Asupan zat gizi yang baik dapat diupayakan

dengan memberikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan (Mutiara &

Ruslianti, 2007). Setelah itu, periode pemberian makanan pendamping Air

Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang

diberikan pada bayi sampai usia 24 bulan, sehingga MP-ASI diberikan tepat

waktu pada usia 6-12 bulan, karena pada usia tersebut merupakan waktu yang

sangat rawan terjadi malnutrisi (Suhardjo, 1999).

Page 22: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

3

Dalam pemberian makanan yang diberikan pada bayi dan anak balita harus

memenuhi syarat-syarat berikut yaitu memenuhi kecukupan energi dan semua

zat gizi sesuai umur, susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu

seimbang, bahan makanan yang tersedia di daerah setempat, kebiasaan

makan, dan selera makan, bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan

daya terima, toleransi, dan keadaan faali anak, serta memperhatikan

kebersihan perorangan dan lingkungan (As’ad, 2002).

Muchtadi, (2004) mengatakan MP-ASI untuk bayi sebaiknya memenuhi

persyaratan antara lain nilai energi dan kandungan proteinnya cukup tinggi,

dapat diterima dengan baik, harganya relatif murah, dan dapat diproduksi dari

bahan-bahan yang tersedia secara lokal. MP-ASI bagi bayi hendaknya

bersifat padat gizi dan tidak mengandung serat kasar serta bahan lain yang

sukar dicerna sedikit mungkin karena serat kasar yang terlalu banyak

jumlahnya akan mengganggu pencernaan.

Anak balita merupakan kelompok masyarakat rawan gizi dimana

prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompok tersebut (Arisman, 2004).

Kurang gizi pada anak balita bukan semata-mata disebabkan oleh kekurangan

pangan. Beberapa faktor lain yang menjadi penyebab yaitu pemberian MP-

ASI yang tidak adekuat dan penyapihan yang terlalu cepat. Memburuknya

keadaan gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai

tatacara memberikan MP-ASI yang tepat pada anaknya dan kurangnya

pengetahuan ibu tentang cara memelihara gizi dan mengatur makanan

anaknya (Arisman, 2004).

Page 23: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

4

Masalah kurang gizi pada anak dapat disebabkan oleh kebiasaan

pemberian MP-ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang cara

pemberian MP-ASI yang benar (Departemen Kesehatan RI, 2006).

Berdasarkan survei pendahuluan (15 November 2011) yang dilakukan oleh

peneliti, diketahui bahwa terdapat 5 anak balita menderita gizi buruk dan 17

anak menderita gizi kurang di wilayah Puskesmas Pulo Gadung.

Pemberian MP-ASI pada periode usia 6-24 bulan sering tidak tepat dan

tidak cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. Masalah pemberian MP-ASI

yang tidak tepat juga terjadi wilayah Puskesmas Pulo Gadung. Dari hasil

wawancara terdapat ibu yang memberikan MP-ASI pada anak 6-24 bulan

hanya dengan makanan seadanya saja tanpa memperhitungkan variasi MP-

ASI yang diberikan. Selain itu, dalam sehari frekuensi pemberian MP-ASI

masih kurang sehingga dapat berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

Namun, ada juga ibu yang memberikan MP-ASI terlalu banyak, tetapi MP-

ASI yang diberikan tersebut tidak memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Di

samping itu, ada anak berusia 9 bulan sudah diberikan makanan orang dewasa

oleh ibunya.

Dalam periode pemberian MP-ASI, bayi tergantung sepenuhnya pada

perawatan dan pemberian makanan oleh ibunya. Oleh karena itu, pengetahuan

dan sikap ibu sangat berperan, sebab pengetahuan tentang MP-ASI dan sikap

yang baik terhadap pemberian MP-ASI akan menyebabkan seorang ibu

mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi oleh bayinya. Semakin

baik pengetahuan gizi ibu maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan

jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi oleh bayinya. Oleh

Page 24: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

5

katrena itu, konseling yang dilakukan di poli Menajemen Terpadu Balita

Sakit (MTBS) dan Gizi sangat berperan dalam membantu orangtua bayi dan

balita dalam memahami pemberian MP-ASI, untuk meningkatkan

pengetahuan ibu dan sikap ibu dalam memahami pemberian MP-ASI yang

tepat sesuai usia.

Konseling adalah suatu komunikasi dua arah antara konselor dan klien

yang bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa yang akan dilakukan

dalam mengatasi masalah yang dialami oleh klien. Dalam komunikasi

tersebut konselor bukan memberi nasihat tetapi memberikan informasi dan

alternatif pemecahan masalah, selanjutnya klien memilih dan memutuskan

sendiri alternatif yang terbaik untuk dirinya (Depkes RI, 2007).

Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,

dilakukan secara sistematik dengan paduan ketrampilan komunikasi

interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan

untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang

sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi

masalah tersebut (Saifudin, Abdul Bari dkk, 2001).

Penelitian yang dilakukan Aminah, dkk (2008) menyebutkan bahwa

program intervensi (stimulasi dan konseling) berperan penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan balita. Selain itu, penelitian yang dilakukan

oleh Puspitasari (2009), menyebutkan bahwa metode konseling dengan media

KMS efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pertumbuhan

balita. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Laksono (2009),

menyebutkan bahwa pemberian konseling kepada ibu dan keluarga yang

Page 25: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

6

dilakukan secara berkala, 2 kali sebulan selama 3 bulan, dapat meningkatkan

status gizi anak balita. Begitu juga penelitian yang dilakukan Nurhayati

(2007), menyebutkan bahwa Ibu yang diberi konseling gizi akan mempunyai

pengetahuan, sikap dan praktek yang mendukung pemberian ASI eksklusif

lebih baik dari pada yang tidak diberikan konseling.

Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang pelaksanaan konseling

makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) di Puskesmas Wilayah Jakarta

tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, diketahui

bahwa terdapat 5 anak balita menderita gizi buruk dan 17 anak menderita gizi

kurang di wilayah Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung.

Masalah kurang gizi pada anak dapat disebabkan oleh kebiasaan

pemberian MP-ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang cara

pemberian MP ASI yang benar (Departemen Kesehatan RI, 2006).

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah dalam

penelitian ini karena tingginya orang tua anak yang memberikan Makanan

Pendamping ASI tidak sesuai dengan usia anak, maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang gambaran pelaksanaan konseling MP-ASI di Puskesmas

wilayah Jakarta.

Page 26: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

7

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran pelaksanaan konseling MP-ASI yang diberikan pada

orang tua/ibu anak di Puskesmas Wilayah Jakarta?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum:

Untuk mengetahui pelaksanaan konseling makanan pendamping ASI (MP-

ASI) di Puskesmas Wilayah Jakarta.

2. Tujuan khusus:

a) Untuk mengetahui persiapan konseling di Puskesmas Wilayah Jakarta.

b) Untuk mengetahui perencanaan konseling di Puskesmas Wilayah

Jakarta.

c) Untuk mengetahui Implementasi konseling di puskesmas Wilayah

Jakarta.

d) Untuk mengetahui evaluasi konseling di Puskesmas Wilayah Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Untuk Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu pertimbangan

yang dapat digunakan tenaga kesehatan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas yang khususnya diberikan pada

anak dan keluarganya yang difokuskan untuk meningkatkan kinerja yang

baik dalam melaksanakan MTBS.

Page 27: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

8

2. Untuk Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan ilmu

pengetahuan bagi pendidikan keperawatan terutama terkait gambaran

pelaksanaan konseling dalam melaksanakan MTBS.

3. Untuk Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam rangka

meningkatkan upaya promosi kesehatan khususnya tentang nutrisi pada

bayi. Sebagai bahan gambaran pelaksanaan konseling MP-ASI.

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun

perencanaan dan kegiatan Program Kesehatan Keluarga Khususnya

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Gizi.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau

gambaran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan

konseling Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di Puskesmas wilayah

Jakarta yaitu Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung, Puskesmas Kecamatan

Jatinegara, Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, Puskesmas Kecamatan

Kebayoran Lama dan Puskesmas Kecamatan Cilandak pada tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripif eksploratif. Populasi

dalam penelitian ini adalah petugas yang memberikan konseling MP-ASI di

poli anak/ poli MTBS di wilayah Jakarta.

Page 28: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Ekslusif

ASI Eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan pada bayi,

karena didalamnya terkandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi yang

tidak terdapat pada susu sapi, dan ASI diberikan selama enam bulan pertama

kehidupan (Depkes RI, 2006). ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberikan ASI

tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan

mineral dan ASI yang diperas. ASI ekslusif adalah pemberian ASI sepenuhnya

tanpa disertai tambahan atau selingan apapun sejak bayi lahir sampai bayi

berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain

dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun (Budiasih, 2008).

ASI eksklusif menurut WHO (2003) yaitu bayi hanya diberi ASI saja

sebagai sumber makanan tanpa cairan atau makanan lainnya kecuali obat-

obatan, suplemen vitamin dan mineral yang diberikan karena alasan medis.

Bayi yang menerima ASI sebagai sumber makanan tetapi juga menerima air,

sari buah, vitamin dan mineral serta obat-obatan disebut predominan

(predominant breastfeeding).

ASI Eksklusif atau lebih tepat disebut pemberian ASI secara eksklusif

adalah hanya diberi air susu ibu saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, dan dan tanpa makanan padat seperti pisang,

pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim sampai bayi berumur 6 bulan

(Roesli, 2005).

Page 29: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

10

Jadi dapat disimpulkan bahwa ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan

kepada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan, bayi hanya dibarikan ASI saja

tanpa tambahan cairan lain, kecuali obat-obatan, suplemen vitamin dan mineral

yang dibarikan karena alasan medis.

B. Makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

1. Pengertian MP-ASI

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

yang mengandung gizi diberikan pada bayi atau anak yang berumur 6-24

bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Depkes, 2006). Semakin

meningkat umur bayi atau anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah

karena proses tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang

memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI

ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan

secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan

pencernaan bayi atau anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam kualitas

dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan

kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini (Depkes, 2000).

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan

kepada bayi yang telah berusia enam bulan atau lebih karena ASI tidak lagi

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian MP-ASI ini diberikan pada anak

yang berusia 6 sampai 24 bulan secara berangsur-angsur untuk

mengembangkan kemampuan anak mengunyah dan menelan serta

menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.

Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur

Page 30: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

11

cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan

lembik dan akhirnya makanan padat (Sulistijani, 2001).

Sesudah bayi berumur 6 bulan, secara berangsur angsur perlu makanan

pendamping berupa sari buah, atau buah- buahan, nasi tim, makanan lunak,

dan akhirnya makanan lembek. Adapun tujuan pemberian makanan

pendamping adalah :

a. Melengkapi zat gizi ASI yang kurang

b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-macam

makanan dengan berbagai rasa dan bentuk

c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan

(Depkes RI, 2004).

MP-ASI sebaiknya diberikan pada bayi yang telah berusia enam bulan

karena jika diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi

dapat mengalami gangguan pencernaan atau dapat terjadi diare. Risiko

pemberian MP-ASI sebelum usia enam bulan adalah kenaikan berat badan

yang terlalu cepat (risiko obesitas), alergi terhadap salah satu zat gizi yang

terdapat dalam makanan tersebut, mendapat zat-zat tambahan seperti garam

dan nitrat yang dapat merugikan, mungkin saja dalam makanan padat yang

dipasarkan terdapat zat pewarna maupun zat pengawet, dan kemungkinan

terjadinya pencemaran dalam penyediaan dan penyimpanannya. Sebaliknya,

penundaan pemberian MP-ASI akan menghambat pertumbuhan bayi karena

energi dan zat-zat gizi yang dihasilkan ASI tidak mencukupi kebutuhan lagi

sehingga akan mengakibatkan kurang gizi (Pudjiadi, 2005).

Page 31: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

12

2. Anjuran WHO tentang MP-ASI

Dalam deklarasi Innocenti yang dilakukan antara perwakilan WHO dan

UNICEF pada tahun 1991, mendefinisikan bahwa pemberian makan bayi

yang optimal adalah pemberian ASI eksklusif mulai dari saat lahir hingga

usia 4-6 bulan dan terus berlanjut hingga tahun kedua kehidupan. Makanan

tambahan yang sesuai baru diberikan ketika bayi berusia sekitar 6 bulan.

Selanjutnya WHO menyelenggarakan konvensi Expert Panel Meeting yang

meninjau dari 3000 makalah riset dan menyimpulkan bahwa periode 6 bulan

merupakan usia bayi yang optimal untuk pemberian ASI esksklusif (Gibney,

MJ et all, 2009).

Pemberian makanan setelah bayi berusia 6 bulan memberikan

perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan imunitas bayi

kurang dari 6 bulan sudah lebih sempurna dibandingkan umur bayi lebih

dari 6 bulan. Pemberian MP-ASI sebelum berumur 6 bulan lebih banyak

terserang diare, sembelit, batuk pilek, dan panas dibandingkan bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif (Williams, L & Wilkins, 2006).

Saat bayi berusia 6 bulan atau lebih, sistem pencernaannya sudah relatif

sempurna dan siap menerima MP-ASI. Beberapa enzim pemecah protein

seperti asam lambung, pepsin, lipase, amylase baru akan diproduksi

sempurna. Saat bayi berusia kurang dari 6 bulan, sel-sel di sekitar usus

belum siap menerima kandungan dalam makanan, sehingga makanan yang

masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi. Menunda

pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di

kemudian hari. Bahkan pada kasus ekstrim pemberian MP-ASI dini dapat

Page 32: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

13

meyebabkan penyumbatan saluran cerna dan harus dilakukan pembedahan

(Gibney, NJ et all. 2009).

3. Syarat-syarat Makanan Pendamping ASI

Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik,

yaitu rupa dan aroma yang layak. Selain itu, dilihat dari segi kepraktisan,

makanan bayi sebaiknya mudah disiapkan dengan waktu pengolahan yang

singkat. Makanan Pendamping ASI harus memenuhi persyaratan khusus

tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi seperti protein, energi,

lemak, vitamin, mineral dan zat-zat tambahan lainnya (Nadesul, 2007).

Menurut Muchtadi (2004) hal- hal penting yang harus diperhatikan dalam

pemberian makanan tambahan pada bayi adalah sebagai berikut :

a. Makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi yang

diperlukan bayi.

b. Makanan tambahan harus kepada bayi yang telah berumur 6 bulan

sebanyak 4-6 kali/hari.

c. Sebelum berumur 2 tahun bayi belum dapat mengkonsumsi makanan

orang dewasa.

d. Makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makanan pokok,

lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik ditinjau dari

nilai gizinya maupun sifat fisik makanan tersebut.

e. Makanan harus diolah dari bahan makanan yang bersih dan aman. Harus

di jaga keamanan terhadap kontaminasi dari mikrobiolagi berbahaya

seperti kuman, virus, parasit dan zat kimia, racun yang berbahaya, mulai

Page 33: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

14

dari persiapan bahan makanan, pengolahan, penyimpanan, distribusi

sampai dengan penyajian.

f. Bahan lainnya dapat ditambahkan untuk mempertahankan konsistensi

dan rasa makanan asal tidak mengandung zat berbahaya, misalnya gula,

garam, dan lainnya.

g. Fortifikasi makanan adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan

makanan atau makanan sehingga mencapai kadar yang dapat

meningkatkan status gizi. Pada MP-ASI yang penting adalah

penambahan zat gizi mikro seperti zat besi, yodium ke dalam biskuit,

cookies, roti, garam dan makanan suplemen. Kendala penambahan zat

gizi mikro ke dalam makanan adalah perubahan cita rasa dan warna,

perubahan tekstur dan lain-lain, sehingga memerlukan suatu aplikasi

teknologi yang memadai agar dapat mencapai tujuannya. MP-ASI yang

dibuat di rumah tangga (MP-ASI tradisional) pada umumnya kurang

memenuhi kebutuhan zat gizi terutama micronutrien seperti Fe, Zn,

apalagi pada keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah yang

gambarannya dapat dilihat sebagai berikut ini: untuk memenuhi

kebutuhan zat besi bayi 6 – 12 bulan ( 6,8 mg ) dibutuhkan 108 gr hati

ayam ( 4 pasang ) atau 550 gr telur atau 500 gr ikan atau 450 gr daging

sapi atau 350 gr kacang kacangan sehingga sulit untuk dapat diberikan

dari dapur ibu ( Sunawang, 2000). Pendapat lain, pembuatan MP-ASI di

tingkat rumah tangga masih cukup untuk memnuhi kebutuhan gizi

apabila dilakukan pengaturan pada sumber makanan bergizi yang sesuai

dengan bahan makanan, lokasi yang tersedia baik variasi dan jumlah

Page 34: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

15

yang dibutuhkan masing-masing anak. Hal ini dapat terlihat dengan

mengatur komposisi jumlah dan jenis makanan untuk makan pagi, makan

siang dan makan sore di samping pemberian ASI yang terus dilanjutkan

sampai minimal anak berusia 2 tahun seperti berikut ini: makan pagi

dengan semangkuk kecil bubur havermout, makan siang dengan sepiring

sedang ( 3 sendok makan ) nasi, 1 sendok kacang merah, dan setengah

butir jeruk, dan makan malam dengan sepiring sedang (3 sendok makan)

nasi, 1 sendok makan hati dan 1 sendok makan sayuran hijau. Dengan

demikian kebutuhan energi hampir terpenuhi, demikian pula dengan

kebutuhan protein, vitamin A maupun zat besi.

Berdasarkan uraian diatas, makanan tambahan bayi sebaiknya

memiliki beberapa kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi.

2. Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan

mineral yang cocok.

3. Dapat diterima oleh alat pencernaan yang baik.

4. Harganya relatif murah.

5. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal.

6. Bersifat padat gizi.

7. Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah

sedikit, jarena kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan

mengganggu pencernaan bayi (Murianingsih dan Sulastri, 2003).

Page 35: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

16

4. Prinsip Pemberian MP-ASI

Memasuki usia enam bulan bayi telah siap menerima makanan bukan

cair, karena gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan

setengah padat. Di samping itu, lambung juga telah lebih baik mencerna zat

tepung. Menjelang usia sembilan bulan bayi telah pandai menggunakan

tangan untuk memasukkan benda ke dalam mulut. Karena itu jelaslah bahwa

pada saat tersebut bayi siap mengkonsumsi makanan (setengah padat)

(Arisman, 2004). Selain itu, saat bayi berusia enam bulan ke atas, sistem

pencernaannya juga sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI.

MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit dalam

bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental (Arisman,

2004).

5. Tahap Pemberian MP-ASI

Menurut Depkes 2007 dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak,

pemberian makanan pada bayi dan anak umur 0-24 bulan yang baik dan

benar sebagai berikut:

1) Umur 0-6 bulan

a. Berikan ASI setiap bayi menginginkan, sedikitnya 8 kali sehari,

pagi, siang, sore, maupun malam

b. Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI

eksklusif)

c. Susui dengan payudara kiri atau kanan secara bergantian

Page 36: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

17

2) Umur 6-12 bulan

a. Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk

lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lunak, 2 kali sehari.

Setiap kali makan diberikan sesuai umur:

I. 6 bulan : 6 sendok makan

II. 7 bulan : 7 sendok makan

III. 8 bulan : 8 sendok makan

b. Untuk umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI dimulai dari

bubur nasi sampai nasi tim sebanyak 3 kali sehari. Setiap makan

berikan sesuai umur :

I. 9 bulan : 9 sendok makan

II. 10 bulan : 10 sendok makan

III. 11 bulan : 11 sendok makan

c. Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI

d. Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tahu/

tempe/ daging sapi/ wortel/ kacang hijau/ santan/ minyak pada bubur

nasi.

e. Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara

menyiapkannya, batas umur, dan tanggal kadaluarsa.

f. Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti

bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari, dan sebagainya.

g. Beri buah-buahan atau sari buah, seperti jeruk manis dan air tomat

saring.

Page 37: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

18

h. Bayi mulai diajarkan makan dan minum sendiri menggunakan gelas

dan sendok

3) Umur 12-24 bulan

a. Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun

b. Berikan nasi lembek 3 kali sehari

c. Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/

kacang hijau/ santan/ minyak pada nasi lembek.

d. Beri makan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti

kacang hijau, biscuit, pisang, nagasari, dan sebagainya.

e. Beri buah-buahan atau sari buah.

f. Bantu anak untuk makan sendiri.

6. Jenis-jenis MP-ASI

a) MP-ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar, seperti:

tempe, kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan

buah-buahan. Jenis-jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah:

Makanan Lumat adalah makanan yang dihancurkan atau disaring

tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat

halus, contoh: bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/dikerok,

pepaya saring, tomat saring, nasi tim saring, dll.

b) Makanan Lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan

tampak berair, contoh: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri

dll.

Page 38: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

19

c) Makanan Padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan

biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang

rebus, biskuit, dll

Tabel 2.1 Pola Makanan Bayi dan Baduta berdasarkan jenis

makanan

Umur

(bulan)

ASI Makanan

Lumat

Makanan

Lunak

Makanan

Padat

0 – 6 √

6 – 9 √ √

9 – 12 √ √

12 – 24 √ √

Sumber : Depkes RI (2007)

Agar makanan pendamping dapat diberikan dengan efisien,

sebaiknya diperhatikan cara-cara pemberian sebagai berikut :

a. Diberikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit, dari bentuk encer

secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental.

b. Makanan baru diperkenalkan satu persatu dengan memperhatikan

bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik.

c. Makanan yang menimbulkan alergi yaitu sumber protein hewani

diberikan terakhir. Urutan pemberian makanan tambahan biasanya

adalah: buah-buahan, tepung-tepungan, sayuran, dan daging .

d. Cara memberikan makanan bayi dipengaruhi perkembangan

emosionalnya. Makanan jangan dipaksakan, sebaiknya diberikan pada

waktu lapar.

(Notoatmodjo, 2007).

Page 39: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

20

7. Manfaat pemberian MP-ASI

Tujuan dan pentingnya pemberian MP-ASI menurut Persatuan Ahli

Gizi Indonesia (Persagi, 1992) antara lain:

a. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI.

b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam

makanan dengan berbagai rasa dan tekstur.

c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.

d. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi

yang tinggi.

8. Manfaat Pemberian MP-ASI sesuai tahapan umur

Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan

gizi bayi. Sehingga bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI

(MP-ASI). Pemberian makanan padat pertama ini harus memperhatikan

kesiapan bayi, antara lain keterampilan motorik, keterampilan mengecap

dan menguyah serta penerimaan tarhadap rasa dan bau. Untuk itu,

pemberian makanan pada pertama perlu dilakukan secara bertahap.

Misalnya, untuk melatih indera pengecapnya, berikan bubur susu satu rasa

dahulu, baru kemudian dicoba dengan multirasa (depkes, 200), (Bowman,

BA, et all, 2001 dalam Albertus Setiawan, 2009).

9. Kerugian Memberikan MP-ASI Terlalu Dini

Risiko pemberian MP-ASI pada bayi terlalu dini yaitu infeksi saluran

pencernaan (muntah, diare), infeksi saluran pernapasan, meningkatkan

resiko alergi, meningkatkan resiko serangan asma, menurunkan

Page 40: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

21

perkembangan kecerdasan kognitif, meningkatkan resiko kegemukan

(obesitas), meningkatkan resiko kencing manis (diabetes), meningkatkan

risiko infeksi telinga tengah, meningkatkan kurang gizi, meningkatkan

resiko kematian (Roesli, 2008).

10. Kerugian Bila Terlambat Memberikan MP-ASI

Resiko pemberian MP-ASI pada bayi bila terlambat yaitu:

a. Berat badan bayi tidak bertambah, malah menjadi kurang gizi.

b. Akan lebih sulit membujuk bayi mulai makan makanan padat pada usia

lebih tua.

c. Bayi yang tidak dilatih makan pada umur 6 bulan biasanya tidak mahu

makanan lain selain ASI, susu formula, atau minuman cair sesudah

berumur 1 tahun. Keadaan ini akan menyebabkan bayi kekurangan gizi.

(Husein Albar, 2004).

11. Permasalahan dalam Pemberian MP-ASI

Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi

pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang

tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan

penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai

dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu

kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-

ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan

pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.

Page 41: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

22

12. Beberapa kesalahan/ketidak tepatan dalam pemberian makanan bayi

atau anak umur 0-24 bulan (Husein Albar, 2004):

a. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)

Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air

tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir

sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan

mengganggu keberhASIlan menyusui.

b. Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental

dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak

memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat

kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat

gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.

c. MP-ASI yang diberikan tidak cukup

Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak

tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya

kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak

menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat

menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein

serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

d. Pemberian MP-ASI sebelum ASI

Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI

dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat

yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan

Page 42: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

23

MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi

ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat

berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu

baru MP-ASI.

e. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang

Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat

kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

f. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja

Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya

frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang

bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen LAKTASI

pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi

kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.

g. Kebersihan kurang

Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat

menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu

yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa

tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan

dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit

infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.

h. Prioritas gizi yang salah pada keluarga

Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota

keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan

untuk anak baduta.

Page 43: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

24

C. Konseling

1. Pengertian

Konseling (counsel) berasal dari bahasa Latin consilium yang

berarti “bersama-sama” atau “bercakap bersama”. Kata konseling menurut

WHO (1993) terkadang diterjemahkan berbeda. Beberapa bahasa

menerjemahkan konseling sebagai pemberian nasihat (advising).

Konseling dari sekedar member nasehat sederhana, maka dia akan

mengatakan apa yang dipikirkan dan apa yang harus dikerjakan. Hal ini

berbeda apabila seseorang melakukan konseling, maka dia tidak akan

mengatakan apa yang harus dilakukan, tetapi akan membantu memutuskan

apa yang terbaik bagi dirinya.

Konseling adalah suatu komunikasi dua arah antara konselor dan klien

yang bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa yang akan

dilakukan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh klien. Dalam

komunikasi tersebut konselor bukan memberi nasihat tetapi memberikan

informasi dan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya klien memilih

dan memutuskan sendiri alternatif yang terbaik untuk dirinya (Depkes RI,

2007).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia konseling adalah pemberian

bantuan dari konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga

pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam

memecahkan masalah, (pusat bahasa Bepdiknas, 2002).

Definisi konseling sekarang ini lebih menekankan pada kualitas

hubungan antara konselor dan klien. Definisi konseling menurut Jones

Page 44: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

25

(dalam Surya) sebagai suatu hubungan yang biasanya bersifat individual

atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua

orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas

pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat membuat

pilihan yang bermakna bagi dirinya. Surya (2003) berpendapat bahwa

konseling merupakan sesuatu hubungan yang bersifat membantu, yaitu

interaksi antara konselor dan klien merupakan suatu kondisi yang

membuat klien terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik.

Pengertian konseling menurut American School Conselor Association

(ASCA) (dalam Ali M. 2007) adalah hubungan tatap muka yang bersifat

rahasia, penuh dengan rahasia penerimaan dan pemberian kesempatan dari

konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan

keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-

masalahnya.

Adanya perbedaan definisi konseling menurut (Ali M, 2007)

ditimbulkan karena perkembangan ilmu konseling itu sendiri, juga

disebabkan oleh perbedaan pandangan ahli yang merumuskan tentang

konseling dan aliran dan teori yang dianutnya. Dalam bidang konseling

terdapat berbagai aliran dan teori, yang kemudian dikelompokkan ke

dalam beberapa model kategori pula. Ada ahli yang mengklasifikasikan

konseling berdasarkan fungsinya menjadi tiga kelompok, yaitu: suportif,

reedukatif, dan rekonstuktif. Konseling juga dibedakan berdasarkan

metodenya, yaitu metode direktif dan non-direktif. Pengelompokkan

konseling ada pula yang mengatakan penekanan masalah yang dipecahkan,

Page 45: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

26

yaitu: penyesuaian pribadi, pendidikan dan karir. Pengelompokkan

konseling berdasarkan pada kawasan atau ranah perilaku yang merupakan

kepeduliannya, yaitu konseling yang berorientasi pada ranah kognitif dan

ranah afektif.

Konseling yang berhubungan dengan perilaku akan lebih efektif

apabila menggunakan teknik konseling individual. Konseling individual

adalah kunci semua kegiatan yang bermakna pertemuan konselor dengan

klien secara individual dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk

mengembangkan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah-

masalah yang dihadapinya (Sofyan 2004).

Konseling individual merupakan kunci intervensi dan dapat dilakukan

oleh kelompok, pekerja kesehatan, tenaga sukarela, atau diluar anggota

keluarga. Seorang konselor perlu mempunyai pengetahuan dan

keterampilan, kemampuan mengungkapkan sesuatu sehingga menjadi

suatu yang mudah diterima, dan bisa memberikan inspirasi kepada ibu

dengan kemampuan konselor tersebut. Kunjungan rumah (home visit),

kelompok pertemuan, sesi monitoring pertumbuhan dan sesi memasak

merupakan peluang yang baik untuk berbagi informasi dan untuk

konseling individu (WHO, 2003).

Konseling gizi menurut Gustafron (http://www.eaitright.org)

merupakan proses yang berkelanjutan yang dilakukan oleh tenaga ahli,

biasanya seorang ahli diet, bekerja secara individual untuk menilai asupan

makan dan mengidentifikasi area perubahan yang diperlukan. Konselor

gizi memberikan informasi, materi pendidikan, dukungan dan ikut

Page 46: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

27

membantu individu membuat dan memelihara perubahan diet yang

dibutuhkan.

Tujuan dari konseling gizi adalah menolong seseorang membuat dan

memelihara perubahan pengetahuan makan. Seseorang yang mempunyai

masalah gizi, memerlukan perubahan untuk makan yang lebih sehat.

Seorang konselor menurut Sofyan (2004) akan mendengarkan apa yanga

dikatakan kliennya, dan konselor mencoba memahami apa yang klien

rasakan. Konselor membantu klien untuk meningkatkan kepercayaan,

sehingga klien dapat mengontrol situasi yang diinginkan.

Hubungan konseling bersifat interpersonal. Hubungan konseling

terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor dengan

klien. Hubungan itu tidak hanya dari kedua belah pihak yang meliputi:

pikiran, perasaaan, pengalaman, nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan lain-

lain.

Keefaktifan konseling sebagia besar ditentukan oleh kualitas

hubungan antara konselor dengan kliennya. Dilihat dari segi konselor,

kualitas hubungan itu tergantung kemampuannya dalam menerapkan

teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya.

2. Tujuan Konseling

Membantu orang tua klien (bayi atau anak) dalam melihat

permasalahannya supaya lebih jelas sehingga klien dapat memilih sendiri

jalan keluarnya.

Page 47: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

28

3. Karakteristik konseling

Carl Rogers (1971), menyebutkan tiga karakterisitik konselor yang efektif

adalah:

a. Congruence (Genuineness, Authenticity)

Kongruensi itu sangat penting sebagai dasar sikap yang harus

dipunyai oleh seorang konselor. Ia harus paham tentang dirinya sendiri,

berarti pikiran, perasaan dan pengalamannya haruslah serasi. Kalau

seseorang mempunyai pengalaman marah, maka perasaan dan

pikirannya harus marah, yang tercermin pula dalam tindakannya. Ia

harus memahami bias-bias yang ada dalam dirinya, prasangka-

prasangka yang mewarnai pikirannya. Ia harus tau kelemahan dan aset-

aset yang dipunyainya. Kalau ia menyadari hal ini, ia dapat membuat

pembedaan antara dirinya dan orang lain. Ia tahu bahwa orang lain

bukanlah dirinya.

b. Unconditional positive regard (Acceptance)

Penerimaan tanpa syarat atau respek kepada klien harus mampu

ditunjukan oleh seorang konselor kepada kliennya. Ia harus dapat

menerima bahwa orang-orang yang dihadapinya mempunyai nilai-nilai

sendiri, kebutuhan-kebutuhan sendiri yang lain dari pada yang dimiliki

olehnya.

Asumsi dasar yang melandasi Acceptande adalah :

1) Individu mempunyai infinite worth and dignity. Individu

mempunyai harkat dan martabat yang tak terbatas.

Page 48: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

29

2) Adalah hak manusia untuk membuat keputusannya sendiri dan

untuk menjalani hidupnya sendiri.

3) Orang mempunyai kamampuan atau potensi untuk memilih secara

bijaksana, dan menjalani hidup yang teraktualisasi dan bermakna

secara sosial.

4) Setiap orang bertanggung jawab untuk hidupnya sendiri.

c. Empati

Empati adalah konsep yang sepertinya mudah dipahami sulit untuk

dicerna. Empati itu sangat sederhana, yaitu dengan memahami orang

lain dari sudut kerangka berpikir orang lain tersebut, empati yang

dirasakan harus juga diekspresikan, dan orang yang melakukan empati

harus yang “kuat”, ia harus dapat menyingkirkan nilai-nilainya sendiri,

tetapi ia tidak pula boleh terlarut di dalam nilai-nilai orang lain.

Baruth dan Robinson III (1987), menyebutkan beberapa karakteristik

konselor yang efektif sebagai berikut :

1) Terampil “menjangkau” (reaching out) kliennya.

2) Mampu menumbuhkan perasaan percaya, kredibilitas dan yakin

dalam diri orang yang akan dibantunya.

3) Mampu “menjangkau” kedalam dan keluar.

4) Berkeinginan mengkomunikasikan caring dan respek untuk orang

yang sedang dibantunya.

5) Menghormati diri sendiri dan tidak menggunakan orang yang

sedang dibantunnya sebagai sarana untuk memuaskan

kebutuhannya sendiri.

Page 49: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

30

6) Mempunyai sesuatu pengetahuan dalam bidang tertentu yang akan

mempunyai makna khusus bagi orang yang dibantunya.

7) Mampu memahami tingkah laku orang yang akan dibantunya tanpa

menerapkan value judgments.

8) Mampu melakukan penalaran secara sistematis dan berpikir dalam

kerangka system.

9) Tidak ketinggalan zaman dan memiliki pandangan luas tentang hal-

hal yang terjadi di dunia.

10) Mampu mengidentifikasi pola-pola tingakh laku yang self-

defeating, yang merugikan dan membantu orang lain mengubah

pola tingkah laku yang merugikan dan membantu orang lain

mengubah pola tingkah laku yang merugikan diri sendiri ini

menjadi pola tingkah laku yang lebih memuaskan.

4. Media Konseling

Media merupakan saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan

(FOA 1994). Hal ini diperlukan utuk membedakan antara dua saluran

komunikasi yaitu tatap muka (face to face) dan media masa (mass media).

Konseling menggunakan saluran komunikasi tatap muka. Komunikasi

yang dilakukan dalam tatap muka adalah secara lisan, sehingga suara

merupakan organ komunikasi. Untuk mendukung dalam proses

komunikasi tatap muka, maka sangat dianjurkan menggunakan bantuan

media pendukung dalam bentuk hasil cetakan, gambar dan audio-visual.

Media pendukung ini akan menjadi mengayaan bagi konselor dan bagi

klien.

Page 50: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

31

D. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dalam bahasa Inggris

Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu manajemen

melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang

datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit,

status gizi, status imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan

konseling yang diberikan (surjono et al, wijaya, 2009, Depkes RI, 2008).

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan

keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat kefasilitas

rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap

penyakit pneumonia, diare, campak, malaria DHF, infeksi telinga, malnutrisi,

pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk

menurunkan Angka Kematian Bayi dan Anak Balita serta menekan morbilitas

untuk penyekit tersebut (Depkes RI, 2005).

E. Konseling Dalam MTBS

Konseling merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari konselor

kepada klien, bantuan di sini dalam pengertian sebagai upaya membantu

orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu

memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis

yang dialami dalam kehidupannya (Yusuf & Juntika, 2005).

Pengertian konseling tidak dapat dipisahkan dengan bimbingan karena

keduanya merupakan sebuah keterkaitan. (Muhamad Surya, 1988)

mengungkapkan bahwa konseling merupakan bagian inti dari kegiatan

bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu

Page 51: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

32

secara pribadi. Konseling dalam alur MTBS, pemberian konseling menjadi

unggulan sekaligus pembeda dari alur pelayanan sebelum MTBS. Materi

meliputi kepatuhan minum obat, cara minum obat, menasehati cara

pemberian makanan sesuai umur, memberi nasehat kapan melakukan

kunjungan ulang atau kapan harus kembali segera. Dengan pemberian

konseling diharapkan pengantar atau ibu pasien mengerti penyakit yang

diderita, cara penanganan anak di rumah, Magester Kebijakan dan

Manajemen Pelayanan Kesehatan memperhatikan perkembangan penyakit

anaknya sehingga mengenali kapan harus segera membawa anaknya ke

petugas kesehatan serta diharapkan memperhatikan tumbuh kembang anak

dengan cara memberikan makanan sesuai umurnya. Semua pesan tersebut

tercermin dalam Kartu Nasehat Ibu (KNI) yang diberikan setelah ibu atau

pengantar balita sakit mendapatkan konseling. Ini untuk pengingat pesan-

pesan yang disampaikan serta menjadi pengingat cara perawatan dirumah.

Menurut Enjang AS (2009) Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai

konselor adalah:

1) Kesiapan Konseling

Faktor yang mempengaruhi kesiapan konseling adalah motivasi

memperoleh bantuan, pengetahuan klien tentang konseling, kecakapan

intelektual, tingkat tilikan terhadap masalah, dan harapan terhadap peran

konselor.

Hambatan dalam persiapan konseling:

a. penolakan,

b. situasi fisik,

Page 52: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

33

c. pengalaman konseling yang tidak menyenangkan,

d. pemahaman konseling kurang,

e. pendekatan kurang,

f. iklim penerimaan pada konseling kurang.

Penyiapan klien:

a. Orientasi pra konseling,

b. teknik survey terhadap masalah klien,

c. memberikan informasi pada klien,

d. pembicaraan dengan berbagai topik,

e. menghubungi sumber-sumber referal.

2) Memperoleh Riwayat Kasus

Riwayat kasus merupakan kumpulan informasi sistematis tentang

kehidupan sekarang dan masa lalu. Riwayat kasus, biasanya tercatat

dalam rekam medis.

3) Psikodiagnostik

Psikodiagnostik meliputi pernyataan masalah klien, perkiraan sebab-

sebab kesulitan, kemungkinan teknik konseling, perkiraan hasil

konseling.

F. Proses Konseling

Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling. Proses

konseling meliputi :

1. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport)

“En rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenal

tujuan bersama. Tujuannya adalah menjembatani hubungan antara

Page 53: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

34

konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam

terhadap klien dan masalahnya.

a. memberikan salam, memperkenalkan diri,

b. topik pembicaraan yang sesuai,

c. menciptakan suasanan yang aman dan nyaman,

d. sikap hangat,

e. realisasi tujuan bersama,

f. menjamin kerahasiaan,

g. kesadaran terhadap hakekat klien.

2. Pengumpulan dan pemberian informasi

Pengumpulan dan pemberian informasi merupakan tugas dari konselor.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

a. mendengar keluhan klien,

b. mengamati komunikasi non verbal klien,

c. bertanya riwayat kesehatan,

d. latar belakang keluarga, dan masalah,

e. memberikan penjelasan masalah yang dihadapinya.

3. Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

Apabila data telah lengkap, maka konselor membantu klien untuk

memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam pemecahan

masalahnya.

Tahapan dalam memecahkan masalah adalah:

a. menjajagi masalah (menetapkan masalah yang dihadapi klien),

b. memahami masalah (mempertegas masalah yang sesungguhnya),

Page 54: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

35

c. membatasi masalah (menetapkan batas-batas masalah),

d. menjabarkan alternatif pemecahan masalah,

e. mengevaluasi alternatif (menilai setiap alternatif dg analisis SWOT),

f. memilih alternatif terbaik,

g. menerapkan alternatif dan menindaklanjuti pertemuan.

4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Konseling

a. Menurut (Hidayat, 2009) Konseling Pemberian Makan pada Anak

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Lakukan evaluasi tentang cara memberikan makanan pada anak

dengan menanyakan cara menyusui anak berapa kali sehari,

apakah pada malam hari juga menyusui, kemudian apakah anak

mendapatkan makanan atau minuman lain. Apabila berat badan

berdasarkan usia sangat rendah, dapat ditanyakan berapa banyak

makanan atau minuman yang diberikan pada anak, apakah anak

mendapat makan tersendiri dan bagaimana caranya, apakah

selama sakit makanan diubah, dan lain-lain.

2. Menganjurkan cara pemberian makanan pada ibu antara lain

sebagai berikut:

a) Usia sampai 6 bulan caranya adalah berikan ASI sesuai

keinginan anak, paling sedikit 8 kali, jangan diberikan

makanan selain ASI.

b) Usia 6 bulan caranya adalah berikan ASI sesuai dengan

keinginan anak paling sedikit 8 kali, berikan makanan

pendamping ASI 2 kali sehari sebanyak 2 sendok.

Page 55: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

36

pemberiannya setelah pemberian ASI, makanan

pendamping dapat berupa bubur tim ditambah ditambah

kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/ daging sapi/ wortel/

bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak.

c) Usia 6-12 bulan caranya adalah berikan ASI sesuai dengan

keinginan anak, berikan bubur nasi ditambah

telur/ayam/ikan/tempe/tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/

kacang hijau/ santan/ minyak, diberikan 3 kali dengan

ketentuan pada usia 6 bulan diberikan 6 sendok makan, usia

7 bulan diberikan 7 sendok makan, usia 8 bulan diberikan 8

sendok makan, usia 9 bulan diberikan 9 sendok makan, usia

10 bulan diberikan 10 sendok makan, usia 11 bulan

diberikan 11 sendok makan serta diberikan makanan

selingan 2 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, pisang,

biscuit, nagasari, dan lain-lain.

d) Usia 12-24 bulan caranya adalah berikan ASI sesuai dengan

keinginan anak, berikan nasi lembek ditambah

telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/ wortel/ bayam/

kacang hijau/ santan/ minyak,berikan makanan tersebut 3

kali sehari dan juga berikan makanan selingan 2 kali sehari

seperti kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dan lain-lain.

e) Usia 2 tahun lebih caranya adalah berikan makanan yang

dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri atas nasi,

lauk pauk, sayur, dan buah. Berikan makanan yang bergizi

Page 56: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

37

sebagai selingan 2 kali sehari seperti kacang hijau, biscuit,

nagasari, dan berikan makanan selingan diantara waktu

makanan pokok.

3. Apabila bayi usia kurang 4 bulan dan mendapatkan makanan

selain ASI, maka berikan motivasi terhadap kepercayaan bahwa

ibu mampu memproduksi ASIsesuai kebutuhan anak dan

anjurkan untuk sering memberikan ASI.

4. Apabila ibu menggunakan botol dalam pemberian susu, maka

anjurkan untuk menggantikan botol dengan gelas atau cangkir.

5. Apabila anak tidak diberikan makan secara aktif, maka nasehati

ibu agar duduk disamping anak dan membujuk supaya mau

makan serta mengamati apa yang disukai anak dengan

mempertimbangkan tentang makanan yang diperbolehkan.

6. Apabila anak tidak diberi makan dengan baik selama sakit, maka

nasehati ibu untuk memberikan ASI lebih sering dan lebih lama

serta memberikan makan secara variasi dan berikan dalam porsi

sedikit tapi sering.

b. Menurut (Novelasari, 2010) langkah-langkah konseling yaitu :

1. Persiapan konseling

a) Pengumpulan data

b) Pengkajian dan identifikasi data

c) Kesimpulan hasil identifikasi masalah klien

2. Perencanaan konseling

a) Pengkajian kebutuhan gizi klien

Page 57: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

38

b) Menetapkan tujuan : tujuan harus jelas, rasional,

menyesuaikan kebutuhan klien, dibuat berdasarkan

perubahan perilaku dan sesuai dengan target waktu.

c) Sasaran : klien dan keluarganya.

d) Materi : disesuaikan dengan permasalahan klien, diawali

dengan penjelasan tentang hal-hal yang mudah sampai ke

yang rumit.

e) Metode : metode yang digunakan adalah menggabungkan

berbagai metode seperti: diskusi dan tanya jawab,

demonsterasi dan lain-lain.

f) Media : sebaiknya menggunakan lebih dari satu media

seperti: leaflet, food model, dan lain-lain

3. Pelaksanaan konseling (Implementasi konseling)

a) Klien datang

b) Klien diterima oleh petugas untuk dilakukan pengukukan

antropometri.

c) Petugas mencatat data klien

d) Tahap penjelaasan: food recall 24 jam untuk memperoleh

gambaran pola makanan kebiasaan makan, jumlah yang

dimakan dengan daftar konsumsi makanan 24 jam,

frekuensi makan tiap hari dengan menggunakan daftar food

frequency, cek kembali kebenaran masukan makanan 24

jam dengan anamnesa kualitatif.

e) Tahap pemecahan masalah

Page 58: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

39

f) Rencana pemberian diet yag sesuai untuk anak

g) Penjelasan diet yang tepat untuk anak

h) Kesimpulan: penjelasan kembali bagian yang penting untuk

diingat klien dalam menjalankan diet yang diberikan,

memberikan motivasi untuk merubah kebiasaan makan

yang dapat dilakukan secara bertahap, tidak menekankan

kepada kegagalan tetapi kepada kesuksesan, memberikan

harapan yang realistis, membuat rencana kunjungan ulang

bersama klien, menentukan waktu kunjungan berikutnya,

lakukan pencatatan pada dokumen medik dan dokumen gizi

klien tentang anjuran diet, hasil anmanesa, kebiasaan

makan, rencana tindak lanjut

4. Evaluasi konseling: evaluasi pemahaman dan pengetahuan

orang tua anak dalam pemberian makan pada anak.

G. Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten

atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten atau kota (UPTD). Puskesmas berperan

menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan

kabupaten atau kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta

ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia (Sulastomo, 2007).

Puskesmas adalah pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi

mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta

Page 59: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

40

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan

masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di

wilayah kerjanya (Wiyono D, 1997).

Puskesmas diartikan sebagai suatu kesehatan fungsional yang

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Budiono, 1997).

Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan

memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di suatu wilayah tertentu yang meliputi aspek-aspek promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitative. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai

wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat

dalam wilayah kerjanya (Depkes RI, 1998).

Page 60: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

41

H. Kerangka Teori

Bagan 2.1. Kerangka Teori modifikasi Sheeran dan Abraham (1995),

Novelasari (2010).

Variabel demografi:

- Usia

- Jenis

kelamin

Karakteristik

psikologis

- Kepribadian

- Kelas sosial

Kesehatan

motivasi

Persepsi

kerentanan

Manfaat yang

dirasakan

Persepsi

hambatan Isyarat tindakan

- Pengetahuan

- Media

- Saran

keluarga

Persepsi tingkat

keparahan

Aksi / Tindakan

Pelaksanaan

Konseling MP-ASI

Pengetahuan Konseling

Langkah-langkah

Pelaksanaan

konseling MP-ASI

- Persiapan

- Perencanaan

- Implementasi

- Evaluasi

- Ringan

- Sedang

- Berat

Page 61: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

42

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori, maka yang akan diteliti adalah langkah-

langkah pelaksanaan konseling seperti: persiapan konseling, perencanaan

konseling, Implemtasi konseling, dan evaluasi konseling.

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

Pelaksanaan Konseling Makanan

Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

Langkah-langkah Konseling MP-ASI

a. Persiapan konseling

b. Perencanaan konseling

c. Implementasi konseling

d. Evaluasi konseling

Page 62: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

43

B. DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1 Definisi Operasional untuk petugas

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Pelaksanaan

Konseling

Makanan

Pendamping

ASI

(MP-ASI)

Pelaksanaan konseling MP-

ASI adalah Suatu komunikasi

dua arah antara konselor dan

klien dengan pokok

pembahasan tentang MP-ASI

yang benar sesuai usia anak

usia 6-24 bulan.

Yang terdiri dari:

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor pelaksanaan responden < 26.

2. Cukup :

Apabila skor pelaksanaan responden antara

27-32.

3. Baik :

Apabila skor pelaksanaan responden 33-40.

(Azwar, 2011).

Ordinal

Page 63: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

44

1. Persiapan Konseling

2. Perencanaan Konseling

3. Implementasi

Konseling

4. Evaluasi Konseling

Persiapan

Konseling

Yang dimaksud dengan

persiapan konseling adalah

persiapan sebelum konseling

diberikan yaitu dengan

mengumpulkan data klien

berupa data sosial budaya, data

riwayat hidup, data

antropometri dan data klinis

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor pelaksanaan responden < 6.

2. Cukup :

Apabila skor pelaksanaan responden antara 6-7.

3. Baik :

Apabila skor pelaksanaan responden 8-10

(Azwar, 2011).

Ordinal

Page 64: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

45

Perencanaan

konseling

Yang dimaksud dengan

perencanaan konseling adalah

merencanakan penyelesaian

masalah klien dengan

menetapkan tujuan dan materi

konseling

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor pelaksanaan responden < 5.

2. Cukup :

Apabila skor pelaksanaan responden antara 5-6.

3. Baik :

Apabila skor pelaksanaan responden 7-8 (Azwar,

2011)

Ordinal

Implementasi

Konseling

Implementasi konseling adalah

tindakan nyata dari petugas

kesehatan dalam memberikan

konseling

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor pelaksanaan responden < 11.

2. Cukup :

Apabila skor pelaksanaan responden antara

11-13.

Ordinal

Page 65: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

46

3. Baik :

Apabila skor pelaksanaan responden 14-16.

(Azwar, 2011).

Evaluasi

Konseling

Yang dimaksud dengan

evaluasi konsaling adalah

menilai pemahaman ibu dalam

pemberian makan pada anak

baduta

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor pelaksanaan responden < 4.

Evaluasi (< 3)

2. Cukup :

Apabila skor pelaksanaan responden antara 4.

3. Baik :

Apabila skor pelaksanaan responden 5-6

(Azwar, 2011).

Ordinal

Page 66: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

47

B. DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1 Definisi Operasional untuk Evaluasi Orang Tua

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Pelaksanaan

Konseling

Makanan

Pendamping

ASI

(MP-ASI)

Pelaksanaan konseling MP-

ASI adalah Suatu komunikasi

dua arah antara konselor dan

klien dengan pokok

pembahasan tentang MP-ASI

yang benar sesuai usia anak

usia 6-24 bulan.

Yang terdiri dari:

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor evaluasi responden < 28.

2. Cukup :

Apabila skor evaluasi responden antara 28-34.

3. Baik :

Apabila skor evaluasi responden 35-42.

(Azwar, 2011).

Ordinal

Page 67: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

48

5. Persiapan Konseling

6. Perencanaan Konseling

7. Implementasi

Konseling

8. Evaluasi Konseling

Persiapan

Konseling

Yang dimaksud dengan

persiapan konseling adalah

persiapan sebelum konseling

diberikan yaitu dengan

mengumpulkan data klien

berupa data sosial budaya, data

riwayat hidup, data

antropometri dan data klinis

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor pelaksanaan responden < 6.

2. Cukup :

Apabila skor pelaksanaan responden antara 6-7.

3. Baik :

Apabila skor pelaksanaan responden 8-10

(Azwar, 2011).

Ordinal

Page 68: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

49

Perencanaan

konseling

Yang dimaksud dengan

perencanaan konseling adalah

merencanakan penyelesaian

masalah klien dengan

menetapkan tujuan dan materi

konseling

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor pelaksanaan responden < 5.

2. Cukup :

Apabila skor pelaksanaan responden antara 5-6.

3. Baik :

Apabila skor pelaksanaan responden 6,5-8

(Azwar, 2011)

Ordinal

Implementasi

Konseling

Implementasi konseling adalah

tindakan nyata dari petugas

kesehatan dalam memberikan

konseling

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor evaluasi responden < 13.

2. Cukup :

Apabila skor evaluasi responden antara 13-16.

3. Baik :

Ordinal

Page 69: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

50

Apabila skor evaluasi responden 17-20.

(Azwar, 2011).

Evaluasi

Konseling

Yang dimaksud dengan

evaluasi konsaling adalah

menilai pemahaman ibu dalam

pemberian makan pada anak

baduta

Angket Kuesioner

dan

Observasi

Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Kurang :

Apabila skor evaluasi responden < 3.

2. Cukup :

Apabila skor evaluasi responden 3.

3. Baik :

Apabila skor evaluasi responden 4.

(Azwar, 2011).

Ordinal

Page 70: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

51

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

deskriptif eksploratif, dengan tujuan mendeskripsikan gambaran pelaksanaan

konseling Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) di Puskesmas

Wilayah Jakarta. Penelitian ini akan dinilai pada satu waktu (Setiadi, 2007).

B. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas wilayah Jakarta Timur dan

Jakarta Selatan yaitu Pulo Gadung, Jatinegara, Pasar Minggu, Kebayoran

Lama, dan Cilandak tahun 2012. Daerah tersebut dipilih karena program

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan konseling pemberian

makan telah berjalan di puskesmas tersebut. selain itu, di Puskesmas

tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan

konseling makanan pendamping ASI (MP-ASI).

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 29 Februari sampai 30 Maret tahun 2012.

Page 71: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

52

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh tenaga kesehatan yang bertugas di poli anak/ poli MTBS

yang tercatat di Puskesmas.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling jenuh yaitu

dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat

2007). Sampel yang diambil adalah seluruh tenaga kesehatan yang

bertugas di poli anak/ poli MTBS yaitu sebanyak 15 dari 5 Puskesmas di

wilayah Jakarta yaitu 3 responden Puskesmas Pasar Minggu, 1 responden

Puskesmas Kebayoran Lama, 2 responden Puskesmas Cilandak, 4

responden Puskesmas Jatinegara dan 5 responden Puskesmas Pulo

Gadung.

Kriterian Inklusi :

a. Petugas yang bertugas di poli MTBS/ poli anak

b. Petugas yang memberikan/ yang melaksanakan konseling

c. Petugas yang bersedia menjadi responden penelitian

Page 72: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

53

D. Instrument Penelitian

Instrumen Penelitian ini berupa kuesioner dan lembar observasi.

1. Wawancara

Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan wawancara

responden yang pertanyaannya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan

mengacu pada kerangka konsep dan kerangka teori yang telah dibuat.

Wawancara berisi tentang data demografi dan pertanyaan terbuka tentang

pelaksanaan konseling MP-ASI.

2. Lembar Observasi

Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi adalah

untuk mengetahui perilaku petugas kesehatan dalam melakukan

pelaksanaan konseling yang harus sesuai dengan “buku MTBS/KIA”.

Pada pengisian lembar observasi observer mengisi nama yang akan

diobservasi, jenis kelamin, usia, pendidikan, telah mendapatkan

pelatihan MTBS, dan lama bekerja. Setelah itu melakukan penilaian

terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan

konseling yang harus dilakukan dengan mengacu pada “buku

MTBS/KIA”. Pada lembar observasi terdiri dari 4 aspek yang

didalamnya terdapat 20 kegiatan. Observer dalam melakukan penilaian

memberikan cek list pada kolom yang tersedia yaitu: (YA) apabila hal

tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dalam melakukan

pelaksanaan konseling dan (TIDAK) apabila tenaga kesehatan

Puskesmas tidak melakukan kegiatan yang ada di lembar observasi

tersebut, untuk lembar petunjuk observer tersedia didalam lampiran.

Page 73: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

54

Data yang telah didapatkan dari hasil observasi kemudian

dikumpulkan, kemudian dijumlahkan sesuai dengan skor yang didapat

lalu digolongkan perilaku tenaga kesehatan Puskesmas dalam

melakukan pelaksanaan konseling menjadi tiga kategori: yaitu baik,

cukup, dan buruk (kurang). Hasil ukur variabel pemberian konseling di

kategorikan menjadi 3 yaitu: (2) Pelaksanaan Baik (skor 33-40), (1)

Pelaksanaan Cukup (skor 27-32), dan (0) Pelaksanaan Kurang/Buruk

(skor < 26) (Azwar, 2011).

3. Evaluasi orang tua Balita

Pungumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner adalah

untuk mengetahui pendapat orang tua balita dalam pelaksanaan

konseling pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang

dilakukan petugas.

Pada lembar kuesioner terdiri dari 4 aspek yang didalamnya

terdapat 21 kegiatan. Dalam melakukan penilaian memberikan cek list

pada kolom yang tersedia yaitu: (YA) apabila hal tersebut dilakukan

oleh tenaga kesehatan Puskesmas dalam melakukan pelaksanaan

konseling dan (TIDAK) apabila tenaga kesehatan Puskesmas tidak

melakukan kegiatan yang ada di lembar kuesioner tersebut. Data yang

telah didapatkan dari hasil kuesioner kemudian dikumpulkan, kemudian

dijumlahkan sesuai dengan skor yang didapat lalu digolongkan perilaku

tenaga kesehatan Puskesmas dalam melakukan pelaksanaan konseling

menjadi tiga kategori: yaitu baik, cukup, dan kurang. Hasil ukur

variabel pemberian konseling di kategorikan menjadi 3 yaitu: (2)

Page 74: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

55

Pelaksanaan Baik (skor 35-42), (1) Pelaksanaan Cukup (skor 28-34),

dan (0) Pelaksanaan Buruk/Kurang (skor < 28) (Azwar, 2011).

E. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui data

demografi, dan pengetahuan yang terkait dengan pelaksanaan konseling

MP-ASI, dan perilaku dengan menggunakan lembar observasi pada

petugas kesehatan yang penilaiannya dilakukan oleh petugas

Puskesmas/peneliti dengan mengacu pada buku MTBS.

Kuesioner memuat beberapa pertanyaan yang dirancang oleh peneliti

dengan mengacu pada literatur sebanyak 20 pertanyaan dengan

menggunakan tipe soal pilihan ya dan tidak. Waktu yang dibutuhkan untuk

menjawab pertanyaan kurang lebih 20-30 menit. Untuk menghindari

persoalan teknis yang berkaitan saat dilakukan pengumpulan data

responden dan ketelitian dalam memberikan jawaban, peneliti memberikan

petunjuk dalam pengisian kuesioner serta mengadakan pengawasan dan

penjelasan kembali apabila responden mengalami kesulitan dalam

memahami pertanyaan. Pada penilaian perilaku dilakukan setelah

responden mengisi kuesioner berisi pengetahuan yang tekait dengan

pelaksanaan konseling MP-ASI.

Page 75: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

56

2. Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa tahap

yaitu:

a. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian

dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan surat izin dari kepala Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

b. Melakukan pendataan kepada calon responden dengan menjelaskan

tujuan dan manfaat penelitian.

c. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditanda

tangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek penelitian.

d. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

kuesioner.

e. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada

peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

f. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

g. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada

peneliti untuk diperiksa.

h. Melakukan observasi pada responden yang sedang melaksanakan

konseling MP-ASI.

i. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas

partisipasinya.

Page 76: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

57

F. Teknik Analisa Data

1. Langkah Analisis Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang

diperoleh digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam

pengujian hipotesis (Hidayat, 2007). Dalam proses pengolahan data

terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat

dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan

artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali

melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat

tabel kontingensi.

Page 77: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

58

d. Processing data

Setelah semua isian kuesioner tersisi penuh dan benar, dan juga

data sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data

agar dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara

memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer

pengolahan data statistik.

e. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang

sudah di-entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin

terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

variabel dependen dan independen. Variabel independen diantaranya

jenis kelamin, umur, pendidikan, dan lama kerja sebagai tenaga

kesehatan. Variabel dependen yaitu perilaku tenaga kesehatan dalam

melaksanakan konseling Makanan Pendamping ASI

G. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

(Hidayat, 2008).

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut

:

Page 78: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

59

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian

dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormatinya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tersusun yang akan dilaporkan pada hasil

riset.

Page 79: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

60

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan secara lengkap, hasil penelitian gambaran

pelaksanaan konseling makanan pendamping ASI di Puskesmas wilayah Jakarta.

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu, mulai dari tanggal 29 Februari 2012

sampai dengan 28 Maret 2012. Wawancara dan observasi yang dilakukan

sebanyak 15 set kepada perawat pelaksana (Ruang Poli anak atau MTBS) di

Puskesmas wilayah Jakarta Timur yaitu: Pulo Gadung, Puskesmas Jatinegara dan

Puskesmas wilayah Jakarta Selatan yaitu: Puskesmas Pasar Minggu, Puskesmas

Kebayoran Lama dan Puskesmas Cilandak.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu berdiri pada tahun 1972. Wilayah

Kecamatan pasar minggu terletak dibagian selatan Ibu Kota DKI Jakarta

dan terbagi atas 7 Kelurahan dengan 65 RW, 725 RT, 58.228 KK, dan

246.930 jiwa.

Batas-batas wilayah Kecamatan Pasar Minggu :

a) Sebelah Utara : Jalan empang tiga, jalan H. Samali dan Jalan Pulo

Kecamatan Pancoran

b) Sebelah Barat : Kali Krukut Kecamatan Cilandak

c) Sebelah Timur : Kali Ciliung kecamatan Kramat jati Jakarta Timur.

d) Sebelah Selatan : Kecamatan Jagakarsa

Page 80: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

61

2. Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama

Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama didirikan pada tahun 1974, di di

rehabilitasi berat pada tahun 1992. Luas tanah: 942 m², bangunan: 418 m².

Secara administrasi wilayah Kecamatan Kebayoran Lama terbagi menjadi

6 kelurahan, 77 RW, 857 RT, 7135 KK.

Batas-batas wilayah :

a) Sebelah Utara : Kecamatan kebun Jeruk Jakarta Barat.

b) Sebelah Timur : Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan,

Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan, Kali Grogol.

c) Sebelah Selatan : Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan, Kecamatan

Ciputat II Tangerang.

d) Sebelah Barat : Kecamatan Pesangrahan Jak-Sel, Kecamatan Kebon

Jeruk Jakarta Barat .

3. Puskesmas Jatinegara

Puskesmas Kecamatan Jatinegara mempunyai luas wilayah 1130,76 Km²

yang terdiri dari 8 kelurahan 90 RW, 1141 RT dan 70.434 KK.

Batas-batas wilayah :

a) Utara : sepanjang rel kereta api berbatasan dengan Kecamatan

Matraman dan Pulo Gadung

b) Selatan : sepanjang jembatan Cawang, Kalimalang berbatasan dengan

Kecamatan Makasar dan Kramat Jati.

c) Barat : sepanjang Kali Ciliwung, berbatasan dengan Kecamatan Tebet.

Page 81: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

62

4. Puskesmas Pulo Gadung

Puskesmas Kecamatan Pulo gadung didirikan pada tahun 1977.

Batas-batas wilayah:

a) Utara : Jalan perintis kemerdekaan berbatasan dengan Kecamatan

kelapa gading wilayah kota admistrasi Jakarta Utara

b) Timur : Jalan raya bekasi berbatasan dengan kecamatan Cakung

wilayah administrasi Jakarta Timur.

c) Selatan : rel kereta api berbatasan dengan kecamatan Jatinegara wilayah

administrasi Jakarta Timur.

d) Barat : jalan jendral Ahmad Yani (By Pass) berbatasan dengan wilayah

kecamatan matraman wilayah kota administrasi Jakarta Timur dan

kecamatan cempaka putih wilayah administrasi Jakarta Pusat.

B. Karakteristik Responden

1. Berdasarkan Usia

Tabel 5.1. menunjukkan rata-rata responden berusia 44 tahun dan usia

terbanyak 29 tahun. Batas usia termuda 29 tahun dan batas usia tertua

56 tahun.

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Usia Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012

N Mean Median Modus Std. Deviasi Minimum Maksimum

15 43,87 47,00 29 9,970 29 56

Page 82: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

63

2. Berdasarkan Jenis Kelamin

Data 5.2. menujukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis

kelamin. Hampir sebagian besar respondennya prempuan 14 responden

dan hanya 1 responden yang jenis kelamin laki-laki.

3. Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.3. menunjukkan tingkat pendidikan responden bervariasi

sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan sarjana (S1

Dokter Umum, S1 Keperawatan, dan S1 Kesehatan Masyarakat) dan 5

responden berpendidikan diploma dan masih terdapat 4 responden yang

memiliki latar belakang pendidikan SPK yaitu 1 responden di

Puskesmas Pasar Minggu, 1 responden di Puskesmas Pulo Gadung, 2

responden di Puskesmas Jatinegara.

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012

Jenis kelamin Frekuensi

Laki-laki 1

Perempuan 14

Total 15

Pendidikan Frekuensi

SPK 4

DIII 5

S1 6

Total 15

Page 83: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

64

4. Berdasarkan Pelatihan MTBS

Tabel 5.4. menunjukkan responden yang belum (8 orang) yaitu 1

responden Puskesmas Cilandak, 2 responden Puskesmas Pasar Minggu, 3

responden Puskesmas Pulo Gadung, 2 responden Puskesmas Jatinegara

mendapatkan pelatihan MTBS (1 responden Puskesmas Cilandak, 2

responden Puskesmas Pasar Minggu, 3 responden Puskesmas Pulo

Gadung, 2 responden Puskesmas Jatinegara), lebih banyak dibanding

dengan responden yang sudah mendapatkan pelatihan MTBS (7 orang).

5. Berdasarkan lama bekerja

Tabel 5.5 Menunjukkan, rata-rata responden sudah bekerja selama 60

bulan (5 tahun) di ruang poli MTBS. Terlama responden bekerja adalah

132 bulan (11 tahun) dan paling singkat adalah 1 bulan.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Pelatihan MTBS Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Responden di Puskesmas

Wilayah Jakarta Tahun 2012

Mendapatkan Pelatihan MTBS Frekuensi

Belum 8

Sudah 7

Total 15

N Mean Median Modus Std. Deviasi Minimum Maksimum

15 47,33 60,00 60 Bulan 35,972 1 Bulan 132 Bulan

Page 84: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

65

C. Karakteristik Evaluasi Pelaksanaan Konseling MP-ASI menurut Orang

Tua Balita

6. Pendidikan Orang Tua

Tabel 5.6 menunjukkan, rata-rata tingkat pendidikan orang tua balita yaitu

SMA. Tingkat pendidikan orang tua balita paling tinggi perguruan tinggi

sebanyak 1 responden dan tingkat pendidikan orag tua balita paling rendah

SMP sebanyak 2 responden.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Balita

di Puskesmas Wilayah Jakarta Tahun 2012

Pendidikan Frekuensi

SMP 2

SMA 12

Perguruan Tinggi 1

Total 15

Page 85: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

66

D. Gambaran Pelaksanaan Konseling Berdasarkan Wawancara pada

Petugas

Tabel 5.7 Distribusi Hasil Wawancara pada Petugas.

Aspek Uraian

Persiapan Keseluruh responden (15 petugas) mengatakan dalam tahap

persiapan yang dipersiapakan adalah materi yang sesuai kasus anak,

dan kartu nasehat ibu (KNI) atau bagan MTBS. Responden di

Puskesmas Pasar Minggu menambahkan dalam tahap persiapan

konseling yaitu pasien dan orang tua agar tenang dan bisa

menyimak konseling.

Bagan KNI atau bagan MTBS terlampir

Perencanaan Keseluruh responden (15 petugas) mengatakan melakukan

perencanaan agar anak mendapat makanan sesuai usia anak, agar

orang tua paham dalam memberikan makan sesuai usia anak, agar

orang tua paham dalam memberikan MP-ASI yang sesuai dengan

bagan MTBS

Implementasi Dalam implementasi tidak dilakukan wawancara, dilakukan dengan

observasi. Hasil yang didapat yaitu sebanyak 10 petugas melakukan

implementasi dengan baik dan 5 petugas melakukan implementasi

dengan cukup.

Evaluasi Sebagian besar responden (13 petugas) mengatakan melakukan

evaluasi pelaksanaan konseling pemberian MP-ASI dengan

mengecek pemahaman ibu atau bertanya lagi kepada ibu mengenai

konseling yang diberikan, mengecek buku pasien. Di Puskesmas

Cilandak dalam tahap evaluasi yaitu dengan meminta orang tua agar

kembali lagi dalam waktu 2 minggu agar terlihat perubahan anak

Kekuatan

dalam

pelaksanaan

konseling

Kekuatan dalam pelaksanaan konseling yaitu:

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang

pemberian makan anak, tentang MP-ASI yang sesuai usia anak,

meningkatkan BB anak dan anak sehat.

b. Puskesmas Pasar Minggu, Cilandak dan Pulogadung

Page 86: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

67

menambahkan kekuatan dalam pelaksanaan konseling yaitu ada

media, ada petugas dan ada materi.

Kelemahan

dalam

pelaksanaan

konseling

a. Setiap Puskesmas tidak memiliki ruang khusus untuk

pelaksanaan konseling MTBS sehingga kurang efektif dalam

pemberian konseling.

b. Setiap puskesmas memiliki kelemahan yang sama diantaranya

adalah kurangnya SDM terutama di Puskesmas Kebayoran

Lama, Cilandak. Dan ditunjang dari faktor Pendidikan orang tua

balita yang rendah, anak sakit dan rewel, ekonomi yang rendah,

orang tua yang kurang kooperatif sehingga konseling yang

diberikan kurang efektif.

Peluang

untuk

kedepannya

a. Terus-menerus dilakukan konseling agar menambah

pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak yang benar. di

perbanyak konseling, diperbanyak media, melakukan pelatihan

MTBS.

b. Puskesmas Pulogadung menambahkan terus dilakukan konseling

karena inti dari MTBS adalah konseling, diadakan pelatihan

MTBS, seminar dan praktek untuk menambah pengetahuan

petugas.

c. Puskesmas Kebayoran lama mengatakan bekerjasama dengan

pihak gizi

Yang

menimbulkan

ketidak

berhasilan

konseling

a. Keterbatasan waktu, pasien banyak, pendidikan ibu, ketelatenan

orang tua dan kesadaran orang tua yang kurag.

b. Sarana dan prasarana yang kurang seperti media yang kurang

(bagan KNI) ini terjadi di Puskesmas Kebayoran Lama,

Jatinegara, Pulogadung.

c. Tidak ada ruangan khusus untuk konseling MTBS sehingga

petugas kurang nyaman dalam memberikan konseling.

d. Faktor dari petugas yaitu kurangnya pengetahuan petugas,

karena masih banyak responden yang belum mendapatkan

pelatihan MTBS, kurangnya motivasi petugas dalam

melaksanakan konseling

Page 87: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

68

E. Gambaran Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di Tiap

Puskesmas

Tahapan

Konseling

Kategori Pasar

Minggu

Kebayoran

Lama

Cilandak Jatinegara Pulo

Gadung

Jumlah

Persiapan Baik 3 1 2 4 5 15

Perencanaan

Baik 2 0 0 1 1 15

Cukup 1 1 2 3 4

Implementasi

Baik 2 1 2 2 3 15

Cukup 1 0 0 2 2

Evaluasi

Baik 1 0 0 1 1 15

Cukup 2 1 2 3 4

F. Gambaran Tahapan Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di

Puskesmas wilayah Jakarta

Dari tabel 5.9 menunjukkan dalam tahap Persiapan seluruh petugas

melakukan persiapan dengan baik, dalam tahap Perencanaan 13 petugas

melakukan perencanaan dengan baik dan 2 petugas melakukan perencanaan

dengan cukup baik. Dalam tahap Implementasi 10 petugas melakukan dengan

baik, 5 petugas melakukan Implementasi dengan cukup baik. Dan dalam tahap

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Hasil Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Setiap Puskesmas Wilayah Jakarta

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Tahapan Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

Kategori Persiapan Perencanaan Implementasi Evaluasi

Baik 15 13 10 3

Cukup 0 2 5 12

Kurang 0 0 0 0

Jumlah 15 15 15 15

Page 88: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

69

evaluasi 3 petugas melakukan evaluasi dengan baik dan 12 petugas melakukan

dengan cukup baik.

G. Gambaran Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di Puskesmas

Wilayah Jakarta

Tabel 5.10 menunjukkan kategori cukup dalam pelaksanaan

konseling pemberian MP-ASI sebanyak 13 petugas dan kategori baik

dalam pelaksanaan konseling pemberian MP-ASI sebanyak 2 petugas.

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Hasil Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Puskesmas Wilayah Jakarta

Kategori Pelaksanaan

KonselingMP-ASI

Frekuensi

(N=15)

Baik 2

Cukup 13

Kurang 0

Jumlah 15

Page 89: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

70

H. Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di Tiap

Puskesmas

I. Gambaran Tahapan Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Puskesmas wilayah Jakarta

Dari tabel 5.12 menunjukkan orang tua balita berpendapat dalam tahap

Persiapan seluruh petugas melakukan persiapan dengan baik, dalam tahap

Perencanaan 13 petugas melakukan perencanaan dengan baik dan 2 petugas

melakukan perencanaan dengan cukup. Dalam tahap Implementasi 11 petugas

Tahapan

konseling

Kategori Pasar

Minggu

Kebayoran

Lama

Cilandak Jatinegara Pulo

Gadung

Jumlah

Persiapan Baik 3 1 2 4 5 15

Perencanaan

Baik 2 0 0 1 3 15

Cukup 1 1 2 3 2

Implementasi

Baik 2 1 2 2 4

15 Cukup 1 0 0 0 1

Kurang 0 0 0 2 0

Evaluasi

Baik 1 0 0 0 0

15 Cukup 2 1 1 2 5

Kurang 0 0 1 2 0

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Setiap Puskesmas Wilayah Jakarta

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi Tahapan Evaluasi Pelaksanaan Konseling pemberian MP-ASI

Kategori Persiapan Perencanaan Implementasi Evaluasi

Baik 15 13 11 1

Cukup 0 2 2 11

Kurang 0 0 2 3

Jumlah 15 15 15 15

Page 90: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

71

melakukan dengan baik, 2 petugas melakukan Implementasi dengan cukup

dan 2 petugas kurang dalam melakukan Impelementasi konseling pemberian

MP-ASI. Dan dalam tahap evaluasi 1 petugas melakukan evaluasi dengan

baik, 11 petugas melakukan evaluasi dengan cukup dan 3 petugas melakukan

evaluasi kurang.

J. Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di

Puskesmas Wilayah Jakarta

K. Puskesmas Wilayah Jakarta

Tabel 5.13 menunjukkan kategori baik dalam evaluasi pelaksanaan

konseling pemberian MP-ASI sebanyak 6 petugas, kategori cukup dalam

evaluasi pelaksanaan konseling pemberian MP-ASI sebanyak 7 petugas

dan kategori kurang dalam evaluasi pelaksanaan konseling pemberian MP-

ASI sebanyak 2 petugas.

Tabel 5.13

Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Puskesmas Wilayah Jakarta

Kategori Pelaksanaan

KonselingMP-ASI

Frekuensi

(N=15)

Baik 6

Cukup 7

Kurang 2

Jumlah 15

Page 91: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

72

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan diuraikan makna hasil penelitian yang dilakukan

tentang gambaran pelaksanaan konseling pemberian makanan pendamping air

susu ibu (MP-ASI) di Puskesmas wilayah Jakarta tahun 2012. Pembahasan ini

mencakup perbandingan antara hasil penelitian dengan konsep teoritis dan

penelitian sebelumnya (terkait). Bab ini juga akan menjelaskan tentang

keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan dan implikasinya.

A. Distribusi Demografi Responden

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden adalah perempuan 14 orang dibandingkan laki-laki 1 orang

yang terpilih sebagai sampel karena responden perempuan lebih

banyak ditemukan di lapangan. Ivancevich et al (2007) menyebutkan

terdapat perbedaan terkait kinerja yang diberikan oleh manajer wanita

dan manajer pria, tetapi perbedaan tersebut masih diperdebatkan

keberadaannya. Swchartz (dalam Ivancevich et al, 2007)

menambahkan, kemungkinan perbedaan tersebut muncul karena

adanya tuntutan yang lebih dari wanita, yaitu adanya keluarga dan

kehamilan, yang memungkinkan karier yang dijalani wanita akan

tertunda sementara waktu.

Dari penelitian Farida (2009) mengatakan motivasi kerja petugas

pelaksana MTBS di Puskesmas kota Surabaya kurang baik (54,8%)

Page 92: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

73

lebih besar dari yang baik (45,2%). ini menunjukkan motivasi dari

petugas MTBS masih kurang dalam pelaksanaannya.

2. Usia

Hasil penelitian rata-rata responden berusia 44 tahun dan usia

terbanyak usia 29 tahun. Batas usia termuda 29 tahun dan batas usia

tertua usia 56 tahun. Pada usia tersebut umumnya responden telah

menikah dan mempunyai anak bahkan cucu, sehingga pengalaman

dalam merawat dan memberikan makan yang sesuai dengan usia anak.

Robbins & Judge (2008) mengatakan bahwa produktivitas menurun

seiring dengan bertambahnya usia, ini dikaitkan dengan keterampilan

seorang individu, khususnya kecepatan, kelincahan, kekuatan,

koordinasi berkurang seiring waktu, kebosanan secara berkepanjangan

dan kurangnya stimulasi intelektual terhadap pekerjaan. Mc Donals

(dalam Robbins & Judge, 2008) berpendapat berbeda bahwa pekerja

tua berkeinginan untuk lebih bertangggung jawab, disiplin dan menjadi

model peran yang baik bagi karyawan yang lebih muda, yang

semuanya merupakan bagian dari kinerja.

3. Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendidikan S1 sebanyak 6 orang, DIII sebesar 5

responden dan masih terdapat reponden yang memiliki pendidikan

SPK sebesar 4 responden. Notoatmodjo (2003) menyatakan

pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembengkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga

Page 93: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

74

sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut

pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami

pengetahuan yang meraka peroleh, pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang makan semakin baik pula pengetahuannya.

Suhendro (1991) yang mengemukakan bahwa pendidikan tidak

berhubungan dengan kualitas layanan antenatal, penelitian lain yang

dilakukan oleh Herawati (1994) juga tidak menemukan adanya

hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kualitas laporan

penyakit demam berdarah dengue, selain itu kesimpulan yang sama

diperoleh oleh Santoso (1993) bahwa tidak ada hubungan antara

pendidikan dengan kualitas layanan laboratorium.

Hersey dan Blanchard (dalam Pudjiastuti, 2002) yang

mengungkapkan bahwa pendidikan formal maupun non formal dapat

mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan dan bekerja.

Selain itu Siagian (1992) juga mengungkapkan bahwa pendidikan

memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan perilaku

petugas.

Penelitian yang dilakukan oleh Faizin & Winarsih (2008), terdapat

hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja yang diberikan

oleh perawat. Pendapat lain dari penelitian yang dilakukan Tarigan

(2011) dan Nugroho (2004) bahwa tingkat pendidikan tidak

berhubungan dengan kinerja yang diberikan. Tetapi, peningkatan

jenjang pendidikan tetap menjadi penting karena dapat meningkatkan

produktivitas. Beberapa petugas tetap melakukan peningkatan jenjang

Page 94: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

75

pendidikannya dengan melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih

tinggi.

4. Lama bekerja

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata petugas sudah bekerja

selama 60 bulan (5 tahun) di ruang poli MTBS. Terlama responden

bekerja adalah 132 bulan (11 tahun) dan paling singkat adalah 1 bulan.

Lama kerja petugas kesehatan ternyata berpengaruh juga terhadap

kinerja yang diberikan, pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Tarigan (2011) dan Faizin & Winarsih (2008).

Menurut Andersen 1974 (dalam Alamsyah, 2000), bahwa

pekerjaan akan perpengaruh terhadap perilaku petugas. Seorang

petugas yang sudah lama bekerja mempunyai wawasan yang lebih luas

dan pengalaman yang lebih banyak yang memegang peranan dalam

pembentukan perilaku petugas. Walaupun pengalaman yang telah

dimiliki oleh para petugas sudah banyak, akan tetapi belum tentu

selalu dapat untuk melaksanakan tugas yang memang selalu

dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dan perkembangan yang selalu

terjadi (Siagian, 1994). Sedangkan menurut Suprihanto (1988) bahwa

seorang karyawan yang terlalu lama akan mengakibatkan rasa bosan,

pasif dan kurang inisiatif dalam bekerja. Sehingga akan menimbulkan

kesalahan petugas dalam tatalaksana kasus penyakit pada anak.

Menurut hasil penilitian (Kusmiati, 1987 dalam Alamsyah, 2000)

bahwa pengetahuan dan praktek tidak ditentukan oleh lama bekerja.

Page 95: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

76

Penelitian Farida (2009) mengatakan motivasi kerja petugas

pelaksana MTBS di Puskesmas kota Surabaya kurang baik (54,8%)

lebih besar dari yang baik (45,2%). Ini menunjukkan motivasi dari

petugas masih kurang dalam pelaksanaan MTBS.

Temuan tersebut kemungkinan disebabkan karena kebiasaan cara

pemberian konseling dengan pendekatan yang lama yang telah

dilakukannya selama ini, dimana responden yang telah bekerja.

5. Pelatihan MTBS

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden belum

mendapatkan pelatihan MTBS yaitu sebesar 8 responden dan yang

telah mendapatkan pelatihan MTBS yaitu sebesar 7 responden.

Notoatmojo (1990) mengatakan bahwa pelatihan adalah salah satu

bentuk proses pendidikan, dengan melalui pelatihan sasaran belajar

akan memperoleh pengalaman yang akhirnya akan menimbulkan

perubahan perilaku petugas. Siagian (1994) mengatakan bahwa

pelatihan dipakai sebagai salah satu cara atau metode pendidikan.

Khususnya untuk meningkatkan atau menambah pengetahuan atau

keterampilan petugas, Moekijat (1991) mengatakan suatu pelatihan

tidak diberikan hanya satu kali saja kemudian berhenti, tetapi harus

merupaka fungsi yang terus menerus yang menunjukkan kepada

petugas bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan.

Pendapat lain dari Irawati (1998) mengatakan bahwa tidak ada

hubungan bermakna antara pelatihan dengan kepatuhan bidan di desa

terhadap standar pelayanan antenatal minimal 5T. Emawati (1998)

Page 96: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

77

tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap

SOP layanan di unit KIA puskesmas Jakarta Pusat, mengatakan bahwa

tidak ada hubungan bermakna antara pelatihan dengan kepatuhan

terhadap SOP layanan antenatal di unit KIA Puskesmas Jakarta Pussat.

Yuliana (2000) tentang factor yang berhubungan dengan kepatuhan

petugas terhadap standar ANC di 6 Puskesmas pelaksana QA di

Kbupaten bekasi Jawa Barat, mengatakan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara pelatihan dengan kepatuhan terhadap standar ANC di

6 Puskesmas pelaksana QA di Kabupaten Bekasi Jawa Barat.

Pelatihan MTBS diakui petugas kesehatan membawa perubahan

terhadap pelayanan balita sakit. Dalam menangani balita sakit sebelum

diberikan pelatiha petugas hanya fokus pada keluhan yang

disampaikan oleh pengantar saja. Namun setelah mendapat bekal ilmu

MTBS ternyata mereka bisa mendeteksi kelainan-kelainan pada balita

sakit seperti diare, demam berdarah, malaria, gizi dan anemia, dan juga

mempermudah pekerjaan petugas dalam menangani kasus balita sakit.

Dan ini sejalan dengan penelitian Pratono (2009) yang mengatakan

pada penemuan kasus pneumonia di ketiga puskesmas yang meningkat

setelah diterapkan MTBS.

Page 97: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

78

B. Gambaran langkah-langkah Pelaksanaan Konseling Pemberian

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-

ASI di Puskesmas Wilayah Jakarta yang telah diuraikan, maka akan dibahas

pelaksanaan konseling yang meliputi: persiapan, perencanaan, implementasi

dan evaluasi.

1. Persiapan

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan evaluasi kepada orang

tua, ternyata persiapan dengan menanyakan data demografi anak,

menimbang berat badan anak dan membandingkannya berat badan dan

tinggi badan dengan standart baku WHO dilakukan seluruh petugas atau

15 petugas dengan baik.

Dapat disimpulkan dalam tahap persiapan pelaksanaan konseling

pemberian MP-ASI di Puskesmas Wilayah Jakarta dilakukan dengan baik.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Pudjiastuti (2002) yang mengatakan

dalam tahap tatalaksana identitas anak dilakukan dengan cukup baik oleh

petugas.

2. Perencanaan

Dari hasil penelitian menunjukkan dalam tahap perencanaan

pelaksanaan konseling pemberian MP-ASI sebanyak 13 petugas melakukan

perencanaan dengan baik dan 2 petugas melakukan perencanaan dengan

cukup baik. Novelestari (2010) mangatakan dalam tahap perencanaan

Page 98: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

79

konseling yaitu mengkaji kebutuhan zat gizi klien, menetapkan tujuan

konseling, metode dan media.

3. Implementasi

Dari hasil penelitian menunjukkan dalam tahap Implementasi

pelaksanaan konseling pemberian MP-ASI sebanyak 10 petugas melakukan

implementasi dengan baik dan 5 petugas melakukan implementasi dengan

cukup baik.

Novelesari 2010, mengatakan dalam tahap implementasi konseling

yaitu melakukan pengukuran antropometri, mencatat data klien, dalam tahap

penjelasan: food recall 24 jam untuk memperoleh gambaran kebiasaan

makan, menanyakan frekuensi makan. Dan dalam tahap pemecahan masalah

memberikan konseling diet sesuai usia anak, memberikan memotivasi untuk

orang tua agar memberikan makan sesuai usia dan tahapannya.

4. Evaluasi

Dari hasil penelitian menunjukkan dalam tahap evaluasi

pelaksanaan konseling pemberian MP-ASI 3 petugas melakukan evaluasi

dengan baik dan 12 petugas melakukan evaluasi dengan cukup baik.

Novelesari 2010, mengatakan dalam tahap evaluasi konseling yaitu

menanyakan pemahaman dan pengetahuan orang tua anak dalam

pemberian makan pada anak. Aziz, 2009 mangatakan dalam tahap evaluasi

yaitu dengan menanyakan cara menyusui, menyusui berapa kali, apalah di

malam hari juga menyusu, dan bagaimana cara memberikan makan,

menanyakan apakah saat anak sakit ada perubahan pemberian makan.

Page 99: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

80

C. Gambaran Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di Puskesmas

Wilayah Jakarta

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 2 petugas melakukan

pelaksanaan konseling dengan baik dan 13 petugas melakukan

pelaksanaan konseling cukup baik. Ini menunjukkan sebagian besar

Puskesmas dalam pelaksanaan konseling pemberian MP-ASI cukup baik

dalam pelaksanaannya.

Penelitian Pudjiastuti (2002) tentang analisis kepatuhan petugas

Puskesmas terhadap tatalaksana manajemen terpadu balita sakit di

Puskesmas DKI Jakarta mengatakan kepatuhan tatalaksana konseling, 17

orang kepatuhannya cukup baik dan 6 orang kepatuhannya kurang.

Penelitian (Graf R, 2009) mengatakan status gizi lebih baik pada

kelompok anak yang ibunya mendapat perlakuan konseling dan anak

diberikan MP-ASI dibanding dengan anak yang hanya diberikan MP-ASI.

Penelitian Laksono (2009), tentang pengaruh pemberian makanan

tambahan dan konseling gizi terhadap status gizi anak balita gizi buruk

kota Kendari dan Kabupaten Konewe, mengatakan pemberian makanan

tambahan dan pemberian konseling gizi pada keluarga dapat

meningkatkan status gizi anak.

Page 100: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

81

D. Gambaran Evaluasi Langkah-langkah Pelaksanaan Konseling

Pemberian MP-ASI Menurut Orang Tua Balita

Hasil penelitian menunjukkan dalam tahap persiapan pelaksanaan

konseling pemberian MP-ASI seluruhnya 15 petugas melakukan persiapan

dengan baik. Dalam tahap perencanaan sebanyak 13 petugas melakukan

perencanaan baik dan 2 petugas melakukan perencanaan cukup baik. Dalam

tahap implementasi sebanyak 11 petugas melakukan dengan baik, sebanyak 2

petugas melakukan implementasi pelaksanaan konseling dengan cukup baik

dan sebanyak 2 petugas melakukan implementasi pelaksanaan konseling

kurang baik. Dan dalam tahap evaluasi sebanyak 1 petugas melakukan dengan

baik, sebanyak 11 petugas melakukan evaluasi dengan cukup baik dan 3

petugas melakukan kurang baik.

Alasan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan konseling pemberian

MP-ASI adalah untuk menilai apa yang sudah dicapai dan mengidentifikasi

keterbatasan yang ada dalam pelaksanaan program. Evaluasi juga bermanfaat

untuk pengembangan staf dengan meningkatkan pemahaman staf atas program

yang akan menghasilkan pembaharuan (Dignan dan Carr dalam Musnitarini,

2005).

Dignan dan Carr dalam Musnitarini (2005), mengatakan suatu program

promosi kesehatan harus melalui tahapan analisis komunitas untuk mengkaji

kebutuhan sasaran dilanjutkan dengan proses pengembangan program

kemudian diimplementasikan, setelah pelaksanaan program diperlukan

evaluasi.

Page 101: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

82

E. Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di

Puskesmas Wilayah Jakarta

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang tua

berpendapat bahwa pelaksanaan konseling MP-ASI cukup baik yaitu

sebesar 7 responden yang mengatakan baik sebanyak 6 responden dan

yang mengatakan pelaksanaan kurang baik yaitu 2 responden. Ini

menunjukkan sebagian besar orang tua berpendapat bahwa pelaksanaan

konseling pemberian MP-ASI cukup baik.

Menurut Prawirohartono (1997) petugas kesehatan belum

memberikan informasi secara baik dan jelas tentang MP-ASI kepada ibu,

sehingga ibu tidak mengerti dengan baik manfaat MP-ASI. Meskipun

tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu

program, akan tetapi kurangnya informasi tentang program tersebut sangat

berpengaruh terhadap tingkat penerimaannya.

F. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini,

keterbatasan penelitian ini antara lain:

1. Belum ada instrument penelitian yang baku dalam penelitian ini,

sehingga instrument penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan literatur yang diseuaikan dengan Pelaksanaan Konseling

Pemberian MP-ASI

2. Responden mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sehingga akan

mempengaruhi perilaku dan jawaban responden.

Page 102: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

83

3. Jumlah respon dalam penelitian ini baik petugas di Poli MTBS dan

orang tua balita yang terbatas. Jumlah petugas di Poli MTBS dan orang

tua balita dengan jumlah yang sama yaitu 15 responden.

4. Keterbatasan waktu dan tenaga dari peneliti.

G. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi Terhadap Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan keperawatan, khususnya pada pelaksanaan konseling

pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dan dijadikan

sebagai rujukan tambahan untuk melakukan pengabdian kepada

masyarakat.

2. Implikasi Terhadap Pemerintah dan Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dan

Puskesmas khususnya petugas di poli MTBS untuk melakukan

konseling MP-ASI melalui pendidikan kesehatan karena masih banyak

orang tua balita yang belum mengetahui makanan pendamping yang

sesuai dengan usia anaknya

3. Terhadap Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian selanjutnya

bagi peneliti dan peneliti lainnya.

Page 103: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

84

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di

simpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik petugas pelaksana konseling MP-ASI di Poli MTBS

Puskesmas Wilayah Jakarta.

a. Rata-rata petugas pelaksana berusia 44 tahun dan usia terbanyak yaitu

29 tahun. Usia termuda 29 tahun dan usia tertua 56 tahun.

b. Jenis kelamin petugas pelaksana didominasi oleh perempuan, perawat

pelaksana yang berjenis kelamin laki-laki hanya 1 petugas.

c. Sebagian besar petugas memiliki latar belakang pendidikan DIII dan

hanya sebagian kecil petugas yang mempunyai latar belakang

pendidikan S1 (S1 dokter umum, S1 keperawatan) dan masih terdapat 4

petugas yang memiliki dengan latar belakang pendidikan SPK.

d. Rata-rata petugas bekerja di ruang poli MTBS selama 5 tahun dan

kebanyakan petugas baru bekerja selama 5 tahun di poli MTBS. Nilai

tertinggi lama bekerja petugas yaitu selama 11 tahun dan paling rendah

selama 1 bulan.

2. Hasil penelitian Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI yaitu 13

petugas melakukan Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI dengan

baik dan 2 petugas melakukan Pelaksanaan Konseling cukup.

Page 104: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

85

3. Hasil penelitian Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

kepada orang tua yaitu 7 responden mengatakan pelaksanaan konseling

MP-ASI cukup, 6 responden mengatakan pelaksanaan konseling MP-ASI

baik dan yang perpendapat pelaksanaan konseling MP-ASI kurang 2

responden.

B. Saran

1. Untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas

a. Koordinator Poli MTBS dan Kepala Puskesmas

1) Membantu memelihara kinerja yang sudah baik dan

meningkatkannya melalui pemberdayaan secara jelas tentang

pengaplikasian pelaksanaan MTBS pada petugas.

2) Membantu meningkatkan kinerja yang masih kurang dengan

diadakannya pelatihan dan seminar atau workshop ataupun

refreshing terkait pelaksanaan MTBS.

3) Mengupayakan kerjasama tim petugas dalam melaksanakan

MTBS dan Konseling.

4) Mengingatkan secara terus-menerus tentang pelaksanaan MTBS

dan Konseling.

5) Menyediakan media dan fasilitas untuk konsing

b. Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas sebaiknya melakukan

pelatihan MTBS dan supervisi pelaksanaan MTBS kepada petugas.

Page 105: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

86

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pelaksanaan konseling

pemberian MP-ASI berupa penelitian kualitatif.

b. Memperbanyak responden dan puskesmas.

Page 106: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

DAFTAR PUSTAKA

Albar Husein. Makanan Pendamping ASI. Jurnal. Semarang: Cermin Dunia

Kedokteran, 2004.

Alamsyah, Cecep. Analisis dan Rancangan Sistem Pemantauan Kualitas

Tatalaksana Balita Sakit Melalui Pendekatan Manajemen Terpadu Balita

Sakit (MTBS) di Puskesmas Kabupaten Cianjur Jawa barat. Tesis. Jakarta:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000.

Aminah, dkk. Pengaruh Intervensi (Konseling dan Stimulasi) Terhadap

Perkembangan dan Status Gizi Balita Di Wilayah Ciami. Jurnal:

Politeknik Kesehatan Bandung, 2008.

Andersen. Equity in Health Services, Empirical Analysis in Social Polycy.

Cambridge Mass Ballinger Publishing Co. 1974.

Budiasih, Kun. Pentingnya ASI Ekslusif untuk Bayi Usia 0-6 Bulan. Jakarta :

Harapan, 2008.

Departemen Kesehatan Republik Indonesi. Manajemen Terpadu Balita Sakit.

Jakarta, 2008.

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Menyusui dan Pelatihan Fasilitator Konseling Menyusui. Jakarta:

Departemen Kesehatan, 2007.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pemberian Makanan Bayi

dan Anak Dalam Situasi Darura. Jakarta: Direktorat Bina Gizi

Masyarakat, 2007.

Depkes RI, Keputusan Mentri Kesehatan No. 128/SK/II/2004 tentang Kebijakan

Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta, 2004.

Departemen Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).

Provinsi Banten Tahun 2007. Jakarta : Depkes RI, 2009.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu

Ibu (MP-ASI) Lokal. Jakarta: Depkes RI, 2006.

Depkes RI. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Modul 1-7, Edisi 2 Dirjen

Kesehatan RI Jakarta, 2005.

Ermawati, Dien. Factor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Bidan Terhadap

SOP Layanan Antenatal di Unit KIA Puskesmas Jakarta Pusat. Tesis.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 1998.

Page 107: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Faridah. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja

Petugas Pelaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di

Puskesmas Kota Surabaya. Tesis. Program Magister Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia, 2009.

Gibney, Michael dkk. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC, 2004.

Graf R. F, Beba. Pengaruh konseling gizi pada ibu terhadap perbaikan status gizi

kurang bayi usia 6-11 bulan dan anak usia 12-24 bulan yang mendapat

MP-ASI. Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gajah

Mada, 2009.

Gustafron. Konseling Gizi. http://www.eaitright.org. di akses pada tanggal 17 Mei

2011.

Herawati, R.T.Y. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Petugas

Kesehatan dengan Kualitas Laporan Penyakit Demam Berdarah Dengue

Di Wilayah Kotip Depok tahun 1993. Tesis, Program Studi IKM Program

Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta. 1994.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba

Medika, 2008.

Hidayat, A. Aziz Alimun. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.

Jakarta: Salemba Medika, 2007.

Irawati, Titin. Analisis Kepatuhan Bidan di Desa Terhadap Standar Minimal

Pelayanan Antenatal 5T di Kabupaten Dt II Cianjur, Tesis, FKM UI.

1998.

Leksono, Purnomo. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan dan Konseling

Gizi Terhadap Status Anak Balita Gizi Buruk Di Kota Kendari dan

Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal, 2009.

Moekijat. Latihan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Cetakan keempat.

Jakarta. 1991.

Murniningsih dan Sulastri. Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan

pada Usia Dini dengan Tingkat Kunjungan ke Pelayanan Kesehatan di

Kelurahan Sine Sragen. [serial online]. Berita Ilmu Keperawatan ISSN

1979-2697, Vol. 1 No. 3. 2008. 113-118. Diakses tanggal 29 Mei 2011

Notoatmodjo soekijo. Pengantar Perilaku Kesehatan Masyarakat. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 1990.

Page 108: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Novelasari. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Lanjutan. 2010.

http://www.scribd.com/doc/25131022/10-PERENC-KONSELING-GIZI

diperoleh pada tanggal 26 Juli 2011.

Nugroho, MK. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja

Perawat Pegawai Daerah di Puskesmas Kabupaten Kudus. Tesis, program

pascasarjana universitas diponegoro. 2004.

Nurbaeti dan Budi Utomo. Metodologi Penelitian dalam Bidang Keperawatan.

Jakarta : lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010.

Nurhayati, Ai. Pengaruh Konseling Gizi Pada Ibu Keluarga Miskin Terhadap

Pemberian ASI Eksklusif. Pasca Sarjana. Institut Pertania Bogor, 2007.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Pudjiastuti, Wiwiek. Analisis Kepatuhan petugas Puskesmas Terhadap

Tatalaksana Manajemen Terpadu Balita Sakitdi Puskesmas DKI Jakarta.

Tesis. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,

2002.

Puspitasari RC. Efektivitas Metode Konseling Dengan Media Kartu Menuju Sehat

(KMS) Balita Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengenai

Pertumbuhan Balita Di akecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.

Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro, 2009.

Roesli, Utami. Buku Saku Gizi Bayi. Jakarta: EGC. 2004.

Siagian. Pengembangan Sumber Daya Insani. Gunung Asung: Jakarta, 1994.

Soetjiningsih. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC. 1997.

Suprihanto, J. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengembangan Karyawan,

BPFE. Yogyakarta, 1988.

Suraya, Rani. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Leaflet

Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pola Pemberian Makanan

Pendamping Asi (Mp Asi) Pada Anak 6-24 Bulan Di Desa Pantai Gemi

Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Skripsi. Medan: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara, 2011.

Tarigan, Irawandi. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Motivasi, Usia dan

Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Perawat pada RSU.Dr.Pirngadi

Medan. Tesis. Program Magister Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

2011.

World Health Organization dan UNICEF. Pelatihan Konseling Laktasi. Setral

Laktasi Indonesia, 1993.

Page 109: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Yuliana Nurbaety. Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Petugas

Terhadap Standar Antenatal Care (ANC) di 6 Puskesmas Pelaksana QA di

Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. 2000.

_______. Proses dan Praktik KIP/K dalam Pelayanan Kebidanan. 2009.

http://www.lusa.web.id/ di proleh pada tanggal 24 Desember 2011

Page 110: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Lampiran 1

PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama (Inisial) :

Umur :

Lama bekerja :

Pendidikan :

Menyatakan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan penjelasan penelitian dan

memahami informasi yang diberikan oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan

manfaat penelitian, maka dengan ini saya secara sukarela bersesia menjadi

partisipan dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya dan penuh kesadaran serta

tanpa paksaan dari siapapun.

Jakarta, Maret 2012

Yang Menyatakan,

(................................)

Page 111: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah di puskesmas ini MTBS telah berjalan? Sejak kapan?

2. Dalam MTBS terdapat banyak materi yang diberikan salah satu di

dalamnya konseling pemberian makan yaitu konseling pemberian ASI dan

MP-ASI, Bagaimana konseling pemberian MP-ASI yang diberikan kepada

orangtua? Jelaskan? Berapa lama dalam pemberian konseling MP-ASI?

3. Dalam pelaksanaan konseling, terdapat 4 langkah pelaksanaan konseling

yaitu: a. Persiapan konseling: pengumpulan data, pengkajian dan

identifikasi masalah klien, kesimpulan hasil identifikasi masalah klien. b.

Perencanaan: pengkajian kebutuhan klien, menetapkan tujuan, sasaran,

materi, metode, media. c. Implementasi: pelaksanaan konseling. d.

Evaluasi : evaluasi pemahaman dan pengetahuan orangtua dalam

pemberian makan anak. Dalam tahap persiapan apa saja yang anda

lakukan? Jelaskan?

4. Dalam tahap perencanaan apa saja yang anda lakukan? Jelaskan?

5. Media apa yang digunakan? Alasannya?

6. Materi apa saja yang disiapkan dalam konseling? Jelaskan?

7. Bagaimana proses evaluasi konseling pemberian MP-ASI pada orangtua?

8. Apa kekuatan dalam pelaksanaan konseling ini? Jelaskan?

9. Apa kelemahan dalam pelaksanaan konseling ini? Jelaskan?

10. Kira-kira bagaimana peluang program konseling ini untuk kedepannya?

11. Hal-hal apa saja yang menimbulkan ketidakberhasilan dalam pelaksanaan

konseling pemberian MP-ASI?

Page 112: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Lampiran 3

INFORMED CONSENT

(LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI

RESPONDEN)

Identitas Peneliti :

Nama : Nurul Husna

NIM : 107104000492

Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan

Konseling Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) di Puskesmas Wilayah

Jakarta. Penelitian ini akan dilaksanankan kepada tenaga kesehatan Puskesmas

Jakarta Timur: Puskesmas Pulo Gadung, Jati Negara. Puskesmas Jakarta Selatan :

Puskesmas Pasar Minggu, Kebayoran Lama dan Cilandak.

Untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini, kami mengharapkan

kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner mengenai pelaksanaan

konseling Makanan Pendamping ASI. Semua yang tercantum atau dituliskan dalam

Page 113: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

penelitian ini dijamin kerahasiaannya dan tidak akan berdampak negatif pada

siapapun. Bila selama berpartisipasi dalam penelitian ini respondem merasakan

ketidak nyamanan maka responden mempunyai hak untuk berhenti.

Peneliti akan menghargai dan menjungjung tinggi hak responden dan menjamin

kerahasiaan identitas dan data yang diberikan. Responden dapat mengundurkan diri

sewaktu-waktu apabila menghendakinya.

Saya menyatakan bersedia/tidak bersedia

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dari penjelasan yang telah dilakukan

oleh peneliti dan jawaban seluruh pertanyaan saya tentang penelitian ini, maka saya

dapat memahami tujuan dan manfaat penelitian. Saya juga mengerti bahwa peneliti

akan menghargai dan menjungjung tingggi hak-hak saya sebagai responden.

Saya mengerti bahwa data-data yang diperoleh akan dilindungi dan identitas saya

akan dirahasiakan. Saya juga mempunyai hak untuk menolak atau mengundurkan

diri dari penelitian setiap saat tanpa ada sangsi apapun.

Saya menyatakan, bahwa saya telah membaca pernyataan di atas dan setuju untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini dengan sukarela.

Jakarta, Maret 2012

Peneliti Responden

Nurul Husna (............................................)

Page 114: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

GAMBARAN PELAKSANAN KONSELING PEMBERIAN MAKANAN

PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DI PUSKESMAS

WILAYAH JAKARTA 2012

Tujuan :

Kuisioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “Gambaran Pelaksanaan Konseling

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Di Puskesmas Wilayah Jakarta”

Petunjuk Pengisian :

Isilah titik-titik pada tempat yang tersedia dan memilih salah satu pertanyaan dengan

memberi tanda ceklist (√)

A. Data Demografi/Identitas Tenaga Kesehatan

1. Nama/Inisial Responden :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Pendidikan :

5. Telah Mendapatkan Pelatihan MTBS :

6. Lama Bekerja sebagai Tenaga Kesehatan :

Page 115: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

B. Observasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

No.

Kegiatan

Jawaban (√)

Ya Tidak

1. Tenaga kesehatan telah menerima data demografi anak

2. Tenaga kesehatan menyapa ibu dan anak dengan ramah

3. Tenaga kesehatan mengukur berat badan dan tinggi badan anak

4. Tenaga kesehatan membandingkan berat badan dan tinggi badan anak

dengan usia berdasarkan standart baku buku WHO-NCHS

5. Tenaga kesehatan menanyakan apakah anak masih minum ASI

6. Tenaga kesehatan memberikan pertanyaan terbuka kepada ibu, seperti :

bagaimana ibu memberikan makan pada anak

7. Tenaga kesehatan memberikan pujian pada ibu bila jawabannya benar

8. Tenaga kesehatan memberikan penerangan tentang keuntungan

memberikan ASI dan menyusui, tatalaksana menyusui yang benar

9. Tenaga kesehatan memberi informasi tentang MP-ASI pada ibu balita

denga media seperti: bagan MTBS, buku KIA, leaflet, poster, alat peraga

10. Tenaga kesehatan memberi informasi tentang MP-ASI pada keluarga ibu

balita

11. Tenaga kesehatan memberikan informasi mengenai syarat-syarat

makanan pendamping ASI

12. Tenaga kesehatan memberi infomasi mengenai prinsip pemberian

MP-ASI

13. Tenaga kesehatan memberikan informasi mengenai tahapan pemberian

makanan pendamping ASI sesuai umur anak

Page 116: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

14. Tenaga kesehatan memberikan informasi dan menjelaskan tentang pola

pemberian makanan pendamping ASI sesuai umur

15. Tenaga kesehatan memberikan penerangan tentang manfaat pemberian

makanan pendamping ASI sesuai usia

16. Tenaga kesehatan memberikan penerangan tentang keuntungan

memberikan MP-ASI sesuai usia

17. Tenaga kesehatan memberikan penerangan tentang kerugian memberikan

makanan pendamping ASI terlalu dini

18. Tenaga kesehatan mengevaluasi pemahaman ibu terhadap pemberian MP-

ASI setalah diberikan konseling MP-ASI

19. Tenaga kesehatan meminta ibu untuk menyebutkan kembali makanan

pendamping yang sesuai dengan anaknya

20. Dalam melakukan evaluasi tenaga kesehatan memberikan pertanyaan

terbuka untuk ibu, seperti: berapa banyak makanan yang diberikan kepada

anak dan apa jenis makanannya

Page 117: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PELAKSANAN KONSELINGPEMBERIAN MAKANAN

PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DI PUSKESMAS

WILAYAH JAKARTA 2012

Tujuan :

Kuisioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “Gambaran Pelaksanaan Konseling

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Di Puskesmas Wilayah Jakarta”

Petunjuk Pengisian :

Isilah titik-titik pada tempat yang tersedia dan memilih salah satu pertanyaan dengan

memberi tanda ceklist (√)

C. Data Demografi/Identitas Tenaga Kesehatan

1. Nama/Inisial Responden :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Pendidikan :

5. Nama Balita :

6. Usia Balita :

Page 118: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

A. Evaluasi Pelaksanaan Konseling MP-ASI

No.

Pertayaan

Jawaban (√)

Ya Tidak

1 Apakah tenaga kesehatan menanyakan data demografi anak pada ibu,

seperti: nama, usia anak

2 Apakah tenaga kesehatan melakukan penimbangan Berat Badan dan

mengukur tinggi badan anak

3 Apakah setelah melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan

anak, tenaga kesehatan membandingkan dengan standard baku WHO-

NCHS

4 Apakah tenaga kesehatan memberikan pertanyaan “apakah ibu masih

memberikan ASI”

5 Apakah tenaga kesehatan memberikan kesimpulan dari data yang telah

dikaji kepada orang tua anak

6 Apakah tenaga kesehatan melakukan pengkajian kebutuhan MP-ASI anak

7 Apakah tenaga kesehatan telah membuat tujuan untuk pelaksanaan

konseling

8 Apakah tenaga kesehatan telah mempersiapkan materi-materi konseling

yang telah disesuaikan dengan klien

9 Apakah tenaga kesehatan telah Mempersiapkan metode dan media

konseling yang akan digunakan seperti leaflet, poster, alat peraga

10 Apakah tenaga kesehatan memberikan konseling pada ibu dan keluarga

anak

Page 119: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

11 Apakah tenaga kesehatan menanyakan kepada orang tua anak tentang cara

pemberian makan anak sesuai umur

12 Apakah tenaga kesehatan memberi pujian kepada ibu yang telah dengan

benar memberikan makan pada anak

13 Apakah tenaga kesehatan memberi nasehat kepada ibu tentang pemberian

makanan pendamping ASI

14 Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi mengenai syarat-syarat

makanan pendamping ASI

15 Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi mengenai prinsip

pemberian makanan pendamping ASI

16 Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi mengenai tahapan

pemberian makanan pendamping ASI

17 Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi mengenai jenis-jenis

makanan pendamping ASI

18 Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi mengenai manfaat

makanan pendamping ASI sesuai umur

19 Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi mengenai kerugian

memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini

20 Apakah tenaga kesehatan menanyakan “apakah ibu telah memahami

materi konseling yang telah diberikan”

21 Apakah tenaga kesehatan meminta ibu menyebutkan kembali tentang

materi konseling yang telah diberikan

Page 120: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

ANALISA UNIVARIAT

1. Usia

Statistics

Usia

N Valid 15

Missing 0

Mean 43.87

Median 47.00

Mode 29a

Std. Deviation 9.970

Minimum 29

Maximum 56

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

2. Jenis Kelamin

Statistics

Jenis kelamin

N Valid 15

Missing 0

Jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 1 6.7 6.7 6.7

Prempuan 14 93.3 93.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

Page 121: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

3. Pendidikan

Statistics

Pendidikan

N Valid 15

Missing 0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SPK 4 26.7 26.7 26.7

DIII 5 33.3 33.3 60.0

S1 6 40.0 40.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

4. Pelatihan MTBS

Statistics

Pelatihan MTBS

N Valid 15

Missing 0

Pelatihan MTBS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid belum 7 46.7 46.7 46.7

sudah 8 53.3 53.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

Page 122: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

5. Lama Bekerja

Statistics

Lama Bekerja

N Valid 15

Missing 0

Mean 47.33

Median 60.00

Mode 60

Std. Deviation 35.972

Minimum 1

Maximum 132

6. Gambaran Tahapan Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di

Puskesmas Wilayah Jakarta

a. Persiapan

Statistics

Hasil persiapan

N Valid 15

Missing 0

Hasil persiapan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 8-10 (Baik) 15 100.0 100.0 100.0

b. Perencanaan

Statistics

Hasil perencanaan

N Valid 15

Missing 0

Page 123: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Hasil perencanaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 5,5-6 (Cukup) 11 73.3 73.3 73.3

6,5-8 (Baik) 4 26.7 26.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

c. Implementasi

Statistics

Hasil implementasi

N Valid 15

Missing 0

Hasil implementasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 11-13 (Cukup) 5 33.3 33.3 33.3

14-16 (Baik) 10 66.7 66.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

d. Evaluasi

Statistics

Hasil evaluasi

N Valid 15

Missing 0

Page 124: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Hasil evaluasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 4 (Cukup) 12 80.0 80.0 80.0

5-6 (Baik) 3 20.0 20.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

7. Gambaran Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di Puskesmas

Wilayah Jakarta

Statistics

Hasil pelaksanaan

konsling

N Valid 15

Missing 0

Hasil pelaksanaan konsling

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup (26-32) 13 86.7 86.7 86.7

Baik (33-40) 2 13.3 13.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

8. Gambaran Tahapan Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI

di Puskesmas Wilayah Jakarta

a. Persiapan

Statistics

Hasil evaluasi persiapan

N Valid 15

Missing 0

Page 125: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

Hasil evaluasi persiapan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 8-10 (Baik) 15 100.0 100.0 100.0

b. Perencanaan

Statistics

Hasil evaluasi perencanaan

N Valid 12

Missing 0

Hasil evaluasi perencanaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 5-6 (Cukup) 2 16.7 16.7 16.7

6,5-8 (Baik) 10 83.3 83.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

c. Implementasi

Statistics

Hasil evaluasi

implementasi

N Valid 15

Missing 0

Hasil evaluasi implementasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 13.3 13.3 13.3

2 2 13.3 13.3 26.7

3 11 73.3 73.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

Page 126: GAMBARAN PELAKSANAAN KONSELING PEMBERIAN · PDF filepemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang ... A. ASI Ekslusif ... Langkah-langkah Konseling

d. Evaluasi

Statistics

Hasil evaluasi

N Valid 15

Missing 0

Hasil evaluasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1-2 (Kurang) 3 20.0 20.0 20.0

2,5-3 (Cukup) 11 73.3 73.3 93.3

3,5-4 (Baik) 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

9. Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Konseling Pemberian MP-ASI di

Puskesmas Wilayah Jakarta

Statistics

Evaluasi Orang Tua

N Valid 15

Missing 0

Evaluasi Orag Tua

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang (< 33) 2 13.3 13.3 13.3

cukup (33-39) 7 46.7 46.7 60.0

baik (40-44) 6 40.0 40.0 100.0

Total 15 100.0 100.0