gambaran pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita...

205
GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA DI PUSKESMAS KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017 (STUDI KASUS DI PUSKESMAS PAMULANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) FAZA FIDARANI 1113101000013 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Upload: phamminh

Post on 09-Sep-2018

251 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

i

GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA

DI PUSKESMAS KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

(STUDI KASUS DI PUSKESMAS PAMULANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

FAZA FIDARANI

1113101000013

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Gambaran Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita di Puskesmas Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017 (Studi Kasus di Puskesmas Pamulang)

Faza Fidarani, NIM : 1113101000013

xv, 148 halaman, 3 bagan, 5 tabel, 7 lampiran

ABSTRAK

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita merupakan strategi untuk

pengendalian pneumonia balita dengan tujuan menemukan sedini mungkin dan

mengobati sampai sembuh sehingga tidak memperberat penyakit dan

menyebabkan kematian balita. Puskesmas Pamulang memiliki jumlah penemuan

kasus pneumonia balita tertinggi di Kota Tangerang Selatan. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita

berdasarkan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan

di Puskesmas Pamulang Tahun 2017. Desain studi yang digunakan adalah

dekriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik yang dilakukan dalam

pengambilan data, yaitu wawancara mandalam, observasi, dan telaah dokumen

dengan waktu penelitian pada September sampai dengan Oktober tahun 2017.

Informan penelitian berjumlah 7 orang yang terdiri dari pemegang program

pneumonia balita, staf koordinator P2 ISPA, dan kepala Puskesmas Pamulang,

Staf pelaksana pneumonia balita di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, dan

tenaga kesehatan yang diobservasi di Puskesmas Pamulang yakni 2 Dokter dan 1

Bidan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tenaga kesehatan yang mendapatkan

pelatihan pedoman tatalaksana pneumonia balita hanya pemegang program

pneumonia balita dan sasaran pneumonia balita yang belum sepenuhnya dipahami

oleh tenaga kesehatan. Proses tatalaksana menilai anak batuk atau kesukaran

bernapas pelaksanaannya sudah baik, klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai

untuk 2 kelompok umur balita, pengobatan dan rujukan, konseling ibu, tindak

lanjut pneumonia balita, dan penerapan di Puskesmas belum terlaksana dengan

baik. Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang belum

sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan

terdiri dari klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai untuk 2 kelompok umur

balita, pengobatan dan rujukan, konseling ibu, tindak lanjut pneumonia balita, dan

penerapan di Puskesmas.

Kata Kunci : Balita, Pelaksanaan Tatalaksana, Pneumonia

Page 3: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

MAJOR OF PUBLIC HEALTH

DEPARTMENT OF HEALTH CARE MANAGEMENT

Management Implementation of Pneumonia on Toddler at Public Health

Center of South Tangerang City in 2017 (Case Study at Public Health Center

of Pamulang)

xv, 148 pages, 3 charts, 5 tables, 7 attachments

ABSTRACT

Guidelines for the management of toddler pneumonia is a strategy for

controlling pneumonia toddlers with the aim of finding as early as possible and

treating until healed, so it is not to aggravate the disease and cause death. Public

Health Center of Pamulang has the highest number of pneumonia cases in South

Tangerang City. The research aimed to describe the implementation of pneumonia

management guidelines for toddler at Public Health Center of Pamulang in 2017.

Qualitative research with a case study were conducted in this study. The data was

collected by performing in depth interview, observation, and documents review.

There were 7 informants which consist of 1 person in charge of toddler

pneumonia, 1 staff coordinator P2 ISPA, head of Pamulang public health center,

and 1 staff of Toddler Pneumonia of South Tangerang City Health Office;

meanwhile 2 doctors and 1 midwife in Pamulang Public Health Center were

observed. This research showed that only the programmer of toddler pneumonia

had ever been experiencing in training of pneumonia management guidelines for

toddler and pneumonia of toddler’s target had been thoroughly understood by

health personnel. This study revealed that the classification and determining

action for 2 age group of toddler, treatment and referral, counselling of mother,

follow up pneumonia of toddler, and the implementation has not been done well

according to guideline of pneumonia management for toddler. The Conclusion is

the implementation of pneumonia management of toddler at Public Health Center

of Pamulang has not been accordance with the guideline of pneumonia

management for toddler.

Keyword: Management Implementation, Pneumonia, Toddler

Page 4: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA

DI PUSKESMAS KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

(STUDI KASUS DI PUSKESMAS PAMULANG)

DISUSUN OLEH

FAZA FIDARANI

1113101000013

Telah disetujui, diperiksa dan untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 29 Desember 2017

Mengetahui,

Pembimbing

Page 5: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

v

PANITIA SIDANG SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 3 Desember 2017

Penguji III

Page 6: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

vi

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya meyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Desember 2017

Faza Fidarani

Page 7: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

vii

RIWAYAT HIDUP

Name : Faza Fidarani

Gender : Female

Birthday : June 15th

1995

Religion : Islam

Nationality : Indonesia

Phone Number : 085212237383

Email : [email protected]

Page 8: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran

Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017 (Studi Kasus di Puskesmas Pamulang)”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu

(S1) pada jurusan kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusuan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga, penulis mengucapkan terimakasih karena telah

memberikan doa dan kasih sayang serta motivasi dalam setiap kondisi

yang penulis hadapi.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Fajar Ariyanti, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan pembimbing

yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan meluangkan waktu

sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik.

4. Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, dan meluangkan waktu sehingga

proposal skripsi dapat disusun dengan baik.

Page 9: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

ix

5. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Puskesmas Pamulang yang

telah memberikan izin dan membantu dalam proses penelitian.

6. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS dan Dewi Utami Iriani, M.Kes, Ph, D, dan

dr. Salmawati, MKM yang telah bersedia menjadi penguji dan

memberikan masukan dalam penulisan skripsi.

7. Seluruh teman-teman Kesehatan Masyarakat UIN angkatan 2013 dan

peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan 2013 yang telah banyak

memberikan bantuan, semangat dan do’a dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar meskipun

dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki. Penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatian dan

dukungannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 27 Desember 2017

Faza Fidarani

Page 10: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

ABSTRACT ........................................................................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

PANITIA SIDANG SKRIPSI ................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 6

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

1.4.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 6

1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 6

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

1.5.1 Manfaat Bagi Puskesmas di Kota Tangerang Selatan ............................ 7

1.5.2 Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ............................. 7

1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti Lain ..................................................................... 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 8

Page 11: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

xi

BAB II ..................................................................................................................... 9

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 9

2.1 Pneumonia ..................................................................................................... 9

2.1.1 Definisi Pneumonia................................................................................. 9

2.1.2 Hubungan ISPA dan Pneumonia .......................................................... 10

2.1.3 Klasifikasi Pneumonia Balita................................................................ 10

2.1.4 Epidemiologi Pneumonia Balita ........................................................... 11

2.2 Tatalaksana Pneumonia Balita ................................................................... 15

2.3 Puskesmas .................................................................................................. 32

2.3.1 Definisi Puskesmas ............................................................................... 32

2.3.2 Fungsi Puskesmas ................................................................................. 33

2.4 Logic Models ............................................................................................. 34

2.5 Kerangka Teori ......................................................................................... 38

BAB III ................................................................................................................. 40

KERANGKA PIKIR DAN DEFINI ISTILAH .................................................... 40

3.1 Kerang Pikir ............................................................................................. 40

3.2 Definisi Istilah .......................................................................................... 42

BAB IV ................................................................................................................. 45

METODELOGI PENELITIAN ............................................................................ 45

4.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 45

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 45

4.3 Informan Penelitian .................................................................................. 45

4.4 Instrumen Penelitian ................................................................................. 47

4.4 Sumber Data ............................................................................................. 47

4.6 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 48

4.7 Analisa Data ............................................................................................. 50

Page 12: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

xii

4.8 Penyajian Data .......................................................................................... 52

4.9 Validasi Data ............................................................................................ 53

BAB V ................................................................................................................... 55

HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 55

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Pamulang .................................................. 55

5.2 Karakteristik Informan ............................................................................. 56

5.3 Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita ............................................. 57

5.4 Gambaran Input Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita.................. 58

5.4.1 Sumber Daya Manusia .......................................................................... 58

5.4.2 Sarana Prasarana .................................................................................. 62

5.4.3 Anggaran atau Dana............................................................................. 68

5.4.4 Sasaran .................................................................................................. 69

5.5 Gambaran Proses Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita................ 72

5.5.1 Menilai anak batuk atau kesukaran bernapas ...................................... 72

5.5.2 Klasifikasi Tindakan Untuk Anak Umur 2 Bulan Sampai

Dengan 59 Bulan .................................................................................. 73

5.5.3 Klasifikasi Dan Tindakan Untuk Bayi Batuk Atau Kesukaran

Bernapas Umur <2 Bulan .................................................................... 75

5.5.4 Pengobatan dan Rujukan ...................................................................... 76

5.5.5 Konseling Ibu ........................................................................................ 79

5.5.6 Tindak Lanjut Pneumonia Balita .......................................................... 81

5.5.7 Penerapan di Puskesmas Pamulang ...................................................... 83

5.6 Gambaran Output Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita ............... 87

5.7 Penemuan Kasus Pneumonia Balita ......................................................... 95

BAB VI ............................................................................................................... 109

PEMBAHASAN ................................................................................................. 109

Page 13: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

xiii

6.1 Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita .......................................... 109

6.2 Gambaran Input Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita................ 110

6.2.1 Sumber Daya Manusia ........................................................................ 110

6.2.2 Sarana Prasarana ................................................................................. 114

6.2.3 Anggaran ............................................................................................. 116

6.2.4 Sasaran ............................................................................................... 117

6.3 Gambaran Proses Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita.............. 119

6.3.1 Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas ................................. 119

6.3.2 Membuat Klasifikasi Dan Menentukan Tindakan Sesuai

Untuk 2 Kelompok Umur Balita ........................................................ 122

6.3.3 Pengobatan dan Rujukan ................................................................... 124

6.3.4 Konseling Ibu ..................................................................................... 126

6.3.5 Tindak Lanjut Pneumonia Balita ........................................................ 129

6.3.6 Penerapan di Puskesmas Pamulang .................................................... 130

6.4 Gambaran Output Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita ............. 132

BAB VII .............................................................................................................. 137

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 137

7.1 Simpulan .................................................................................................... 137

7.2 Saran .......................................................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 141

LAMPIRAN ........................................................................................................ 148

Page 14: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Istilah.............................................................................................42

Tabel 4.1 Trianggulasi Data........................................................................................54

Tabel 5.1 Karakteristik Informan................................................................................56

Tabel 5.2 Sarana Prasarana Puskesmas Pamulang.....................................................64

Tabel 5.3 Case Study Pneumonia Balita di Puskesmas Pamulang.............................95

Page 15: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Logic Models........................................................................................36

Bagan 2.2 Kerangka Teori.....................................................................................39

Bagan 3.1 Kerangka Pikir......................................................................................41

Page 16: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

xvi

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

ASI : Air Susu Ibu

DKK : Data Dasar Keluarga

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

ISPA : Infeksi saluran pernapasan akut

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

KNI : Kartu Nasehat Ibu

LB 1 : Laporan Bulanan 1

LB 3 : Laporan Bulanan 3

MDGS : Millenium Development Goals (MDGS)

MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit

P2 : Program Pemberantasan Penyakit

PBB : Perserikatan Bangsa – Bangsa

Page 17: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

xvii

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RR : Respiratory rate

SDGS : Suistanable Development Goals

SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SDM : Sumber Daya Manusia

SK : Surat Keputusan

SRS : Survey Sistem Registrasi Sampel

TDDK : Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam

UGD : Unit Gawat Darurat

UNICEF : United Nations Children’s Fund

WHO : World Health Organization

Page 18: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

xviii

Page 19: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang bergabung menjadi anggota

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang telah berkomitmen untuk mencapai

Sustainable Development Goals (SDGs) dengan global goal yang terdiri dari 17

tujuan dan 169 target. Salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)

dalam dunia kesehatan adalah kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan

bagi semua orang di segala usia. Pencapaian tujuan millenium Development Goals

(MDGS) yang belum tuntas pada tahun 2015 di sektor kesehatan yang perlu

diwujudkan yaitu upaya angka kematian bayi dan balita (Bappenas, 2016).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering

terjadi pada anak. ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien

di sarana kesehatan. Terdapat sebanyak 40%-60% kunjungan pasien berobat ke

Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap

rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Kemenkes RI, 2012).

ISPA dan Pneumonia sangat erat hubungannya terutama pada balita. ISPA

yang berlanjut dapat menjadi pneumonia, hal tersebut sering terjadi pada balita

terutama apabila mengalami gizi kurang atau buruk dan dikombinasi dengan

keadaan lingkungan yang tidak higienis (Mardjanis, 2010). Balita menderita ISPA

perlu mendapatkan penanganan segera, agar penyakit tidak berlanjut menjadi

pneumonia. Sejalan dengan hubungan ISPA dengan pneumonia, ruang lingkup

Page 20: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

2

pengendalian ISPA oleh Kementerian Kesehatan pada awalnya fokus pada

pengendalian pneumonia balita (Kemenkes RI, 2012).

Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia, lebih

banyak dibandingkan dengan gabungan penyakit AIDS, malaria, dan campak.

Penyakit ini lebih banyak menyerang pada anak khususnya dibawah usia 5 tahun

dan diperkirakan 1,1 juta kematian setiap tahun disebabkan pneumonia (WHO,

2012). Diperkirakan 2 balita meninggal setiap menit disebabkan oleh pneumonia

(WHO, 2013). Pada tahun 2013 sekitar 940.000 anak meninggal akibat

pneumonia (15% dari semua kematian balita) (UNICEF, 2015).

Di Indonesia, pneumonia masih merupakan masalah besar mengingat angka

kematian akibat penyakit ini masih tinggi. Berdasarkan SDKI (Survei Demografi

Kesehatan Indonesia) pada tahun 2012, angka kematian bayi 32/1.000 kelahiran

hidup, angka kematian balita 40/1.000 kelahiran hidup, lebih dari ¾ kematian

balita tahun pertama kehidupan, terbanyak saat neonatus. Hasil survey Sistem

Registrasi Sampel (SRS) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan tahun 2014 menyebutkan proporsi kematian pneumonia

pada balita di Indonesia sebesar 9,4% (Kemenkes RI, 2015).

Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2015, terjadi peningkatan angka

cakupan penemuan pneumonia balita sebesar 63,45% dari tahun sebelumnya yang

hanya berkisar antara 20%-30%. Angka kematian akibat pneumonia pada balita

tahun 2015 sebesar 0,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 yang

sebesar 0,08%. Pada kelompok bayi angka kematian sedikit lebih tinggi yaitu

sebesar 0,17% dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun yang sebesar 0,15%

(Kemenkes RI, 2015).

Page 21: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

3

Menurut Riskesdas 2013, terjadi peningkatan untuk period prevalence

pneumonia semua umur dari 2,1 persen pada tahun 2007 menjadi 2,7 persen pada

tahun 2013. Period prevalence pneumonia balita di Indonesia adalah 18,5 per

1000 balita. Di provinsi Banten, prevalens pneumonia balita berdasarkan

diagnosis berada di atas rata-rata periode prevalens nasional yaitu sebesar 18,7 per

1000 balita. Sedangkan menurut profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

tahun 2015 diketahui bahwa kematian balita tertinggi adalah pneumonia balita,

dengan penemuan kasus pneumonia pada balita mencapai 5,739 per penderita

(Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2015).

Salah satu upaya penurunan angka kesakitan dan kematian yang akibat

pneumonia pada balita ditentukan oleh keberhasilan penemuan sedini mungkin

dan tatalaksana pneumonia balita di sarana pelayanan kesehatan. Sejak tahun 1990

Kementerian Kesehatan telah mengadaptasi, menggunakan dan menyebarluaskan

pedoman tatalaksana pneumonia balita. Pedoman sebagai panduan dalam

melaksanakan tatalaksana standar program yang bertujuan untuk menemukan

sedini mungkin dan mengobati sampai sembuh sehingga tidak memperberat

penyakitnya dan menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2015).

Pedoman dapat menjadi panduan untuk tenaga kesehatan baik untuk dokter,

bidan, perawat, maupun tenaga kesehatan lain dalam melaksanakan tatalaksana

pneumonia pada balita di pelayanan kesehatan dasar yakni Puskesmas. Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014).

Page 22: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

4

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan, diketahui bahwa Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

mempunyai 25 Puskesmas dengan pencapaian penemuan kasus pneumonia pada

tahun 2014 sebesar 6,205 dan menurun pada tahun 2015 sebesar 5,739 penemuan

pneumonia balita yang lebih rendah dari target yang telah ditentukan.

Penemuan kasus pneumonia balita tertinggi di Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2014 berada di Pamulang, Benda Baru, Jurang mangu, Pondok Betung,

Rawa Buntu, Paku Alam, Pisangan, Ciputat timur, Kampung sawah, dan Pondok

jagung. Pada tahun 2015 penemuan kasus pneumonia balita tertinggi berada di

Puskesmas Pamulang, Pondok aren, Pondok kacang timur, Benda baru, Jombang,

Serpong 1, Jurang manggu, Pondok betung, Rawa buntu, dan Bakti jaya (Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Putriarti (2014) diketahui bahwa kurangnya

komitmen dari pelaksana dalam program P2 ISPA. Hal ini ditunjukkan dengan

tidak adanya pelatihan, tidak ada dana khusus yang dialokasikan untuk program

karena perencanaan tidak dibuat secara detail, sarana KIE tidak dimiliki oleh

Puskesmas, dan panduan yang belum sepenuhnya dimengerti oleh petugas

Puskesmas. Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Choiriyah (2015)

diketahui bahwa jumah tenaga P2 ISPA yang tersedia di Puskesmas belum sesuai

dengan pedoman yang ada, ketersediaan sarana-prasarana (material-machine),

ketersediaan input method dalam pelaksanaan surveilans penemuan penderita

pneumonia balita, sumber dana, ketersediaan market (sasaran informasi) belum

sesuai dengan pedoman yang ada.

Page 23: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

5

Sehubungan dengan uraian berikut, dengan ini penulis memandang perlu

untuk meneliti lebih lanjut dengan pendekatan kualitatif mengenai pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan tahun 2017.

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas karena Puskesmas sebagai sarana kesehatan

yang berhubungan langsung dengan masyarakat yang merupakan ujung tombak

dalam mencapai pembangunan kesehatan yang optimal dan akan mencapai target

nasional apabila petugas kesehatan mampu menjalankan program sesuai dengan

pedoman penatalaksanaan pneumonia balita dengan baik.

Adapun Puskesmas yang akan diteliti adalah Puskesmas yang mempunyai

angka temuan kasus pneumonia tertinggi di Kota Tangerang Selatan pada tahun

2014 dan 2015. Berdasarkan hasil laporan magang oleh Marlinawati (2015),

diketahui bahwa rendahnya penemuan pneumonia balita di Puskesmas Pamulang

karena belum optimal dalam melakukan deteksi kasus, penemuan penderita secara

aktif belum berjalan dengan baik, pencatatan kasus, pelacakan dan pemantauan

dengan kunjungan rumah belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu, Puskesmas

Pamulang dijadikan tempat penelitian dengan tujuan dapat mengetahui bagaimana

gambaran pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Kota

Tangerang Selatan tahun 2017.

Page 24: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian terdapat masalah pada proses

pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita. Oleh sebab itu, untuk menggali

permasalahan tersebut peneliti memilih Puskesmas Pamulang sebagai tempat

penelitian karena angka penemuan kasus pneumonia balita tertinggi pada tahun

2014 sampai dengan tahun 2015 di Kota Tangerang Selatan dan hasil laporan

magang oleh Marlinawati (2015), diketahui bahwa rendahnya penemuan

pneumonia balita di Puskesmas Pamulang karena belum optimal dalam

melakukan deteksi kasus, penemuan penderita aktif, dan pemantauan dengan

kunjungan rumah yang belum berjalan dengan baik.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pelaksanaan tatalaksana Pneumonia Balita di Puskesmas Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017 (Studi Kasus di Puskesmas Pamulang) ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran pelaksanaan tatalaksana pneumonia Balita di

Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 (Studi Kasus di Puskesmas

Pamulang).

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya masukan (input) gambaran pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2017.

b. Diketahuinya proses (process) gambaran pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2017.

Page 25: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

7

c. Diketahuinya keluaran (output) gambaran pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Puskesmas di Kota Tangerang Selatan

Mendapatkan masukan untuk perbaikan dan kelanjutan dalam gambaran

pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita sesuai dengan pedoman

tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan di Puskesmas

Kota Tangerang Selatan.

1.5.2 Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dan

dosen mengenai pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita.

1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan referensi untuk bahan bacaan dan rujukan oleh peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan

pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita.

Page 26: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul “Gambaran Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia

Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 dengan studi kasus di

Puskesmas Pamulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pelaksanaan tatalaksana dan permasalahan pneumonia balita di Puskesmas Kota

Tangerang Selatan tahun 2017. Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswi

peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan

Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan

metode kualitatif. Cara pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi yang telah dilaksanakan

di Puskesmas Pamulang bulan September sampai dengan Oktober tahun 2017.

Page 27: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pneumonia

2.1.1 Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru

(alveoli) yang disebabkan terutama oleh bakteri dan merupakan penyakit saluran

pernapasan akut yang sering menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2010).

Penyebab pneumonia adalah berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur, dan

bakteri (Kemenkes RI, 2015). Pneumonia mengakibatkan peradangan, dimana

terdapat konsolidasi yang menyebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.

Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi

dan darah dialirkan ke sekitar alveoli yang tidak berfungsi (Somantri, 2008).

Anak yang menderita pneumonia, kemampuan paru-paru untuk

mengembang berkurang, sehingga tubuh bereaksi dengan bernapas cepat agar

tidak terjadi hipoksia (kekurangan oksigen). Apabila pneumonia bertambah parah,

paru akan bertambah kaku dan timbul tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam (Ninyoman, 2013). Anak dengan pneumonia dapat meninggal karena

hipoksia atau sepsis (infeksi menyeluruh) akibat kemampuan paru untuk

menyerap oksigen menjadi berkurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tidak

bisa bekerja (WHO, 2006).

Page 28: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

10

2.1.2 Hubungan ISPA dan Pneumonia

ISPA dan Pneumonia sangat erat hubungannya terutama pada balita. ISPA

yang berlanjut dapat menjadi pneumonia, hal tersebut sering terjadi pada balita

terutama apabila mengalami gizi kurang atau buruk dan dikombinasi dengan

keadaan lingkungan yang tidak higienis (Mardjanis, 2010).

Hal ini menandakan bahwa jika balita menderita ISPA perlu mendapatkan

penanganan segera, agar penyakit tidak berlanjut menjadi pneumonia. Sejalan

dengan hubungan ISPA dengan pneumonia, ruang lingkup pengendalian ISPA

oleh Kementerian Kesehatan pada awalnya fokus pada pengendalian pneumonia

balita (Kemenkes RI, 2012).

2.1.3 Klasifikasi Pneumonia Balita

Pneumonia pada balita diklasifikasikan sesuai dengan gejala atau tanda dan

akan diberikan tindakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisi balita

tersebut. Berikut adalah klasifikasi pneumonia balita yang berumur 2 bulan

sampai dengan 59 bulan, antara lain :

a. Pneumonia berat adalah seorang anak yang melakukan pemeriksaan

ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TTDK) atau

saturasi oksigen <90 pada balita.

b. Pneumonia adalah seorang anak yang melakukan pemeriksaan tidak

ditemukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TTDK),

namun ditemukan napas cepat 50x/menit atau lebih pada anak umur 2

bulan sampai dengan,12 bulan, dan 40 x/menit atau lebih pada umur 12

bulan sampai dengan 59 bulan. Sebagian besar anak yang menderita

Page 29: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

11

pneumonia tidak akan menjadi pneumonia berat jika mendapatkan

pengobatan yang cepat dan tepat.

c. Batuk bukan pneumonia adalah seorang anak yang melakukan

pemeriksaan tidak ditemukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah

ke dalam, tidak ada napas cepat, frekuensi napas kurang dari 50 x/menit

pada anak umur 2 bulan sampai dengan 12 bulan, dan kurang dari 40

x/menit umur 12 bulan sampai dengan 59 bulan (Kemenkes RI, 2015).

2.1.4 Epidemiologi Pneumonia Balita

Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia balita

dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan sekitar separuh dari

total kasus kematian pada anak yang menderita pneumonia di dunia disebabkan

oleh bakteri pneumokokus (UNICEF, 2016). Epidemiologi pneumonia dapat

terjadi di semua negara tetapi data untuk perbandingan sangat sedikit, terutama di

negara berkembang. Pneumonia di negara berkembang disebut penyakit yang

terabaikan atau penyakit yang terlupakan karena begitu banyak anak meninggal

karena pneumonia tetapi sangat sedikit perhatian yang diberikan terhadap masalah

pneumona (Said, 2010). World Health Organization (WHO) memperkirakan

terdapat 15 negara dengan prediksi kasus baru dan kejadian pneumonia paling

tinggi anak-balita sebesar 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus diseluruh dunia.

Lebih dari setengah terjadi pada 6 negara, yaitu Indi 43 juta, China 21 juta,

Pakistas 10 juta, Bangladesh, Indonesia, dan Nigeria sebesar 6 juta kasus,

mencakup 44% populasi anak pada balita di dunia pertahun (World Pneumonia

Day, 2012). Adapun etiologi, tanda dan gejala, pencegahan, dan faktor risiko

balita pneumonia, sebagai berikut :

Page 30: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

12

a. Etiologi

Berdasarkan studi mikrobiologik penyebab utama pneumonia anak

balita adalah streptococcus pneumoniae/ pneumococcus (30-50%) dan

hemophilus influenzae type b/ Hib (10-30%), diikuti staphylococcus

aureus dan klebsiela pneumoniae pada kasus berat. Bakteri lain seperti

mycoplasma pneumonia, chlamydia spp, pseudomonas spp, escherichia

coli. Pneumonia pada neonatus banyak disebabkan bakteri gram negatif

seperti klebsiella spp dan bakteri gram positif seperti S. Pneumoniae, S.

Aureus. Penyebab pneumonia karena virus disebabkan respiratory

syncytial virus (RSV), diikuti virus influenza A dan B, parainfluenza,

human metapneumovirus dan adenovirus. Pneumonia dapat juga

disebabkan oleh bahan-bahan lain misal bahan kimia (aspirasi makan/susu

atau keracunan hidrokarbon pada minyak tanah atau bensin) (Said, 2010).

b. Tanda Gejala

Gejala yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia

adalah demam, batuk, kesulitan bernafas, terlihat adanya retraksi

interkostal, nyeri dada, penurunan bunyi nafas, pernafasan cuping hidung,

sianosis, batuk kering kemudian berlanjut ke batuk produktif dengan

adanya ronkhi basah, frekuensi nafas > 50 kali per menit (Marni, 2014).

c. Pencegahan

Pencegahan pneumonia selain menghindarkan atau mengurangi faktor

resiko, dapat juga dengan pendekatan di komunitas dengan meningkatkan

pendidikan kesehatan, perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam

diagnosis dan penatalaksanaan yang benar dan efektif. Upaya pencegahan

Page 31: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

13

merupakan komponen strategis pemberantasan pneumonia pada anak

terdiri dari pencegahan melalui imunisasi dan nonimunisasi. Imunisasi

terhadap patogen yang bertanggung jawab terhadap pneumonia merupakan

strategi pencegahan spesifik (Kartasasmita, 2010).

Dari beberapa studi vaksin (vaccine probe) diperkirakan vaksin

pneumokokus konjungasi dapat mencegah penyakit dan kematian kasus

pneumonia pneumokokus 20-35% dan vaksin Hib mencegah penyakit dan

kematian kasus pneumonia Hib 15-30%. Sekarang ini di negara

berkembang direkomendasikan vaksin Hib untuk diintegrasikan ke dalam

program imunisasi rutin dan vaksin pneumokokus konjugasi

direkomendasikan sebagai vaksin yang dianjurkan (Said, 2010).

Pemberian zink dapat mencegah terjadinya pneumonia pada anak,

meskipun apabila digunakan untuk terapi zink kurang bermanfaat.

Pemberian zink 20 mg/hari pada anak pneumonia efektif terhadap

pemulihan demam, sesak nafas dan laju pernafasan (Marni, 2014).

Pencegahan non imunisasi sebagai upaya pencegahan nonspesifik

merupakan komponen yang masih sangat strategis. Banyak kegiatan yang

dapat dilakukan misalnya pendidikan kesehatan kepada berbagai

komponen masyarakat, terutama pada ibu anak balita tentang besarnya

masalah pneumonia dan pengaruhnya terhadap kematian anak, perilaku

preventif sederhana misalnya kebiasaan mencuci tangan dan hidup bersih,

perbaikan gizi dengan pola maka nan sehat; penurunan faktor risiko lain

seperti mencegah berat badan lahir rendah, menerapkan ASI eksklusif,

Page 32: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

14

mencegah polusi udara dalam ruang yang berasal dari bahan bakar rumah

tangga dan perokok pasif di lingkungan rumah (Said, 2010).

d. Faktor Risiko

Faktor risiko dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor risiko

ekstrinsik (faktor yang berasal dari lingkungan yang memudahkan orang

terjangkit penyakit) dan faktor risiko intrinsik (faktor risiko yang berasal

dari dalam organisme sendiri) (Notoadmodjo, 2010). Faktor risiko dapat

digunakan untuk memprediksi, memperjelas penyebab dan mendiagnosa

kejadian penyakit.

Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit

dan kematian karena pneumonia, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi

buruk memperbesar risiko), pemberian ASI ( ASI eksklusif mengurangi

risiko), suplementasi vitamin A (mengurangi risiko), suplementasi zinc

(mengurangi risiko), bayi berat badan lahir rendah (meningkatkan risiko),

vaksinasi (mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar terutama

asap rokok dan asap bakaran dari dapur (meningkatkan risiko).

Pneumonia di pengaruhi 3 faktor yitu faktor lingkungan meliputi :

pencemaran udara dalam rumah, fentilasi rumah, kepadatan hunian ; faktor

resiko anak meliputi : umur, BBLR, status gizi, pemberian vitamin A,

status imunisasi dan faktor perilaku meliputi : perilaku pencegahan dan

penanggulangan penyakit pneumonia (Maryunani, 2010). Faktor resiko

meningkatnya angka kejadian dan keparahan penyakit antara lain:

prematuritas, malnutrisi, status sosial ekonomi rendah, terkena asap secara

Page 33: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

15

pasif, dititipkan di penitipan anak, tinggal dirumah yang terlalu padat,

mempunyai riwayat pneumonia (Lalani, 2011).

2.2 Tatalaksana Pneumonia Balita

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya organisasi yang

memiliki kuasa untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya yang lain

dalam organisasi (Sinurat, 2008). Pada penelitian ini menggunakan sumber daya

manusia atau tenaga kesehatan, dimana tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Kemenkes RI,

2014). Mereka terdiri atas orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan

seperti dokter, perawat, apoteker, teknisi laboratorium, manajemen dan tenaga

pendukung lainnya (WHO, 2006).

Untuk jenis dan jumlah tenaga kesehatan dihitung berdasarkan analisis

beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,

jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah

kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di

wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja (Kemenkes RI, 2014). Berbagai macam

kondisi dalam memberikan pelayanan kesehatan membuat tenaga kesehatan

memerlukan kemampuan dan keterampilan melalui pelatihan untuk meningkatkan

peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita. Pelatihan kesehatan dilakukan melalui pelatihan teknis program

dan teknis fungsional secara berjenjang di semua tingkat administrasi untuk

Page 34: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

16

menunjang profesionalisme, maka pelatihan berperan penting untuk peningkatan

kualitas (Kemenkes RI, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian Adnan (2013)

diketahui bahwa pelatihan berkontribusi paling dominan terhadap keterampilan

petugas dalam tatalaksana pneumonia.

b. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang harus disiapkan untuk menjalankan suatu

kegiatan. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah

dan/atau masyarakat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Puskesmas harus

memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan,

ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium (Kemenkes RI, 2014).

c. Anggaran

Anggaran merupakan alat bantu bagi manajemen untuk mencapai tujuan

dari organisasi karena anggaran merupakan alat perencanaan dan pengendalian

dalam aktivitasi di dalam organisasi (Sirait, 2006). Anggaran atau pendanaan

untuk Puskesmas bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah

(APBD), anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dan sumber-sumber

lain yang sah dan tidak mengikat. Pengelolaan dana dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2014).

d. Sasaran

Sasaran adalah sebuah target atau penjabaran dari tujuan, yang akan dicapai

oleh organisasi pada jangka waktu tertentu. Sasaran akan suatu pedoman

Page 35: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

17

kesehatan harus spesifik dan juga kriterianya harus jelas sehingga mampu tercapai

secara efektif. Apabila sasaran mampu tercapai dengan baik, maka pelaksanaan

dari program dapat berjalan dengan baik serta tidak menyimpang dari ketentuan

yang telah ditentukan. Sasaran tatalaksana pneumonia balita adalah anak yang

menderita batuk atau kesukaran bernapas pemeriksaan yang dapat dilakukan yakni

menanyakan, melihat, dan mendengar keadaan balita (Kemenkes RI, 2015).

e. Proses Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia

Di Indonesia, pneumonia masih merupakan masalah besar mengingat angka

kematian penyakit pneumonia balita masih tinggi dengan period prevalence

sebesar 1.85% untuk pneumonia balita. Oleh karena itu, pada tahun 2015

Kementerian Kesehatan mengeluarkan pedoman tatalaksana pneumonia balita

yang dapat digunakan untuk tenaga kesehatan (dokter, perawat,bidan, pengelola

program pengendalian ISPA) dalam tatalaksana anak dengan batuk atau kesukaran

bernapas (Kemenkes RI, 2015).

Dalam pedoman terdapat proses manajemen kasus yang disajikan dalam

suatu bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah cara pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita antara lain, sebagai berikut :

1. Menilai anak batuk atau kesukaran bernapas

Menilai berarti memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan

melakukan anamnesi melalui wawancara (mengajukan pertanyaan kepada

ibu) dan pemeriksaan fisik balita dengan cara melihat dan mendengarkan

pernapasan. Cara pemeriksaan fisik yang digunakan adalah dengan

mencari beberapa tanda klinik tertentu yang mudah dimengerti dan

diajarkan tanpa penggunaan alat-alat kedokteraan. Tanda klinik adalah

Page 36: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

18

napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) dan

suara napas tambahan (wheezing dan stridor). Adapun tatalaksana yang

dapat dilakukan dalam proses menilai anak batuk dan kesukaran bernapas

untuk balita pneumonia, sebagai berikut :

a. Tanyakan :

Berapa umur anak ?

Apakah anak menderita batuk atau kesukaran bernapas ?

Sudah berapa lama ?

Apakah anak bisa minum atau menetek ? (Jika anak berusia

2 bulan-s.d 59 bulan ?

Apakah anak kurang bisa minum atau menetek ? (Jika anak

berusia <2 bulan )

Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

Apakah anak kejang ?

b. Lihat :

Apakah napas cepat ?

Apakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah kedalah

(TDDK) ?

Apakah terlihat kesadaran menurun ?

c. Dengar :

Apakah terdengar stridor ?

Apakah terdengar wheezing ?

Mengetahui keadaan balita melalui tindakan tatalaksana menayakan,

melihat, dan mendengar dengan penilaian yang teliti dapat menemukan

Page 37: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

19

kasus sedini mungkin dan melakukan tatalaksana sesuai standar sehingga

dapat mencegah perburukan penyakit dan kematia pada balita.

2. Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai untuk 2 kelompok

balita

Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan

yang akan diambil oleh tenaga kesehatan dan bukan sebagai diagnosis

spesifik penyakit. Klasifikasi dapat memungkinkan seseorang dengan

cepat menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah suatu penyakit

serius atau bukan, apakah perlu dirujuk segera atau tidak. Dalam membuat

klasifikasi harus dibedakan menjadi 2 kelompok yakni umur <2 bulan dan

kelompok umur 2 bulan sampai dengan 59 bulan. Menentukan tindakan

berarti mengambil tindakan pengobatan terhadap infeksi bakteri secara

garis besar dibedakan menjadi 3 yaitu rujuk segera ke RS, beri antibiotik

dirumah, dan beri pengawasan dirumah. ). Adapun tatalaksana yang dapat

dilakukan dalam membuat klasifikasi dan menentukan tindakan untuk 2

kelompok umur balita pneumonia, sebagai berikut :

a. Klasifikasi Dan Tindakan Untuk Anak Umur 2 Bulan S.D 59

Bulan

1. Menentukan penyakit sangat berat pada anak berumur 2 bulan-

<60 bulan dengan tanda bahaya, seperti tidak bisa minum,

kejang, kesadaran menurun, stridor pada waktu anak tenang, gizi

buruk, tampak biru (sianosis), ujung tangan dan kaki pucat dan

dingin.

Rujuk segera ke Rumah Sakit

Page 38: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

20

Beri 1 dosis antibiotik

Obati demam (Jika ada)

Bila sedang kejang beri diazepam

Bila ada stidor, sianosis, dan ujung tangan dan kaki pucat

dan dingin berikan oksigen

Cegah agar gula darah tidak menurun

Jaga anak tetap hangat

2. Pneumonia berat pada anak umur 2 bulan s.d 59 bulan dengan

tanda/gejala, seperti tarikan dinding dada ke dalam (TDDK) atau

sturasi oksigen <90.

Rujuk ke Rumah Sakit

Sebelum meninggalkan Puskesmas, beri pengobatan pra

rujukan seperti pemberian antibiotik, atasi demam,

wheezing, kejang, dan sebagainya).

Beri oksigen maksimal 2-3 liter permenit

Berikan satu kali dosis antibiotik yang sesuai, sebelum

dirujuk ke RS

3. Pneumonia pada anak berumur 2 bulan s.d 59 bulan dengan

tanda/gejala yakni adanya napas cepat (50 x/menit atau lebih).

Berikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali perhari untuk 3

hari

Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman

Apabila batuk > 14 hari rujuk

Apabila wheezing berulang rujuk

Page 39: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

21

Nasehati ibu untuk memberikan obat sesuai anjuran

petugas kesehatan dan bawa kembali jika keadaan anak

bertambah buruk serta jelaskan cara pemberian antibiotik

Kunjungan ulang dalam 3 hari

Obati wheezing bila ada

4. Batuk bukan pneumonia balita pada anak berumur 2 bulan s.d

59 bulan dengan tanda/ gejala, seperti tidak ada tarikan dinding

dada ke dalam dan tidak ada napas cepat.

Tidak memberikan antobiotik dan pasien dirawat dirumah

Anjurkan ibu untuk memberikan tindakan

penunjang/perawatan dirumah dan mengamati

kemungkinan adanya tanda-tanda pneumonia sesuai

konseling dari petugas kesehatan.

Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman

Apabila batuk >14 rujuk

Apabila wheezing berulang rujuk

Nasehati kapan segera kembali

Kunjungan ulang dalam 5 hari bila tidak ada perbaikan

Obati wheezing bila ada

b. Klasifikasi Dan Tindakan Untuk Bayi Batuk Atau Kesukaran

Bernapas Umur <2 Bulan

1. Jika ditemukan bayo diklasifikasi pneumonia berat dengan

tanda, seperti TDDK kuat atau adanya napas cepat 60x/menit

atau lebih. Tindakan yang dilakukan, sebagai berikut:

Page 40: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

22

Rujuk segera ke RS

Sebelum meninggalakan Puskesmas, beri pengobatan pra

rujukan seperti pemberian antibiotik, atasi demam,

wheezing, kejang, dan sebagainya). Tulis surat rujukan ke

RS dan anurka ibu agar membawa anak ke RS sesegera

mungkin.

Berikan 1 kali dosis antibiotik sebelum anak di rujuk

Anjurkan ibunya untuk tetap memberikan ASI.

Jaga bayi tetap hangat.

Jika tidak dapat dirujuk, lakukan pengobatan di

Puskesmas.

Sebelum menentukan klasifikasi lakukan penilaian tanda bahaya

untuk menentukan tindakan rujukan. Bila tidak ditemukan tanda bahaya,

tentukan klasifikasi apakah termasuk pneumonia sangat berat, pneumonia

berat, pneumonia, dan batuk bukan pneumonia.

3. Menentukan pengobatan dan rujukan

Menentukan petunjuk pengobatan yang tepat berarti memiliki

keterampilan untuk pemberian antibiotik, menjelaskan petunjuk perawatan

di rumah bagi ibu atau pengasuh, pengobatan demam dan wheezing.

Adapun tatalaksana yang dapat dilakukan dalam proses menentukan

pengobatan dan rujukan balita pneumonia, sebagai berikut :

a. Pengobatan

1. Pemberian Antibiotik Oral

a. Pneumonia 2- 12 bulan (4- <10 Kg)

Page 41: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

23

Amoksilin Tablet (250mg) = 2 x 1 tablet/hr

Amoksilin Sirup 125mg dalam 5ml = 2 x 10 ml

EritromisinSirup 125mg dalam 5ml = 3 x 5 ml

b. Pneumonia 12 bulan- 5 tahun (10-19 Kg)

Amoksilin Tablet (250mg) = 2 x 2 tablet/hr

Amoksilin Sirup 125mg dalam 5ml = 2 x 20 ml

EritromisinSirup 125mg dalam 5ml = 3 x 10 ml

c. Tindakan Pra Rujukan

Anak usia 2 – < 60 bulan dengan pneumonia berat harus

ditangani dengan ampisilin parenteral (penisilin) dan

gentasimin sebagai pengobatan lini petama.

Ampisilin : 50 mg/kg BB IM diberikan hanya 1 kali

suntikan

Gentamisin : 7,5 mg/kg BB IM diberikan hanya 1 kali

suntikan

Bayi berumur <2 bulan pemberian antibitik oral merupakan

tindakan pra rujukan dan diberikan jika bayi masih bisa

minum atau diberikan dengan cara injeksi intramuskular.

2. Pengobatan Demam Tinggi

a. Demam tidak tinggi ( <38,5 ˚C)

Masihati ibunya untuk memberikan cairan lebih banyak.

Tidak diperlukan pemberian parasetamol.

b. Demam Tinggi ( > 38,5 ˚C)

Page 42: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

24

Berikan parasetamol setiap 6 jam dengan sesuai sampai

demam mereda. Berikan parasetamol kepada ibu untuk 3

hari.

2 bulan - <6 bulan (4-7 Kg) : Tablet 500 mg (1), Tablet

100 (1/2), dan sirup 120 mg/5 ml (2,5 ml ½ sendok takar).

6 bulan - <3 tahun (7-<14 Kg) : Tablet 500 mg (1/4),

Tablet 100 (1), dan sirup 120 mg/5 ml (5ml 1 sendok)

3 tahun- 5 tahun (14-19 Kg) : Tablet 500 mg (1/2), Tablet

100 (2), dan sirup 120 mg/5 ml (7,5ml 1 1/2 sendok)

Bayi < 2 bulan kalau ada demam harus dirujuk, tidak

diberikan parasetamol untuk demamnya.

3. Pengobatan Mengi/ Wheezing

Inhalasi bronkodilator kerja cepat (Salbutamol nebulisasi,

salbutamol dengan MDI, atau suntikan epinefrin secara subkutan),

bila belum membaik dapat diberikan sampai 3 kali dalam 1 jam

Wheezing Tidak menghilang -> Bukan Asma -> Tatalaksana

Pneumonia

Wheezing dan sesak mereda/menghilang -> Asma ->

Tatalaksana Asma sesuai buku pedoman Asma

b. Rujukan

1. Pengobatan pra rujukan (antibiotk dosis pertama)

Bayi muda (<2 bulan) dengan penyakit sangat berat harus

ditangani dengan obat suntikan:

Ampisilin : 50 mg/kg BB IM diberikan hanya 1 kali suntikan

Page 43: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

25

Gentamisin : 7,5 mg/kg BB IM diberikan hanya 1 kali

suntikan

Mencegah agar gula darah bayi tidak turun pada bayi < 2

bulan dengan cara memberikan ASI

Rujuk Segera

2. Merujuk Anak

Menjelaskan perlunya rujukan

Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu mengatasi setiap

masalah

Usahakan agar ibu mau membawa anaknya ke rumah sakit

dan bantulan semampu tenaga kesehatan untuk memecahkan

masalahnya

Beri ibu intruksi dan peralatan yang diperlukan untuk

merawat anak selama perjalanan ke rumah sakit.

3. Menulis surat rujukan

Isi data yang ada dalam surat rujukan yang akan dibawa ibu

ke RS

Beritahu ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan

di RS

4. Jika rujukan tidak memungkinkan

Pemberian antibiotik untuk rawat inap

Usia anak 2 s.d 59 bulan dengan batuk atau kesukaran

bernapa pertama

Page 44: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

26

Batuk & pilek bukan pneumonia -> Nasehat perawatan di

rumah

Naps cepat dan TTDK -> Amoxicilin oral dan nasehat

perawatan di rumah

Tanda bahaya umum -> antibiotik dosis pertama

Pneumonia berat -> rujuk kefasyankes untuk injeksi

antibiotic atau terapi penunjang.

Pemberian oksigen

Umur < 2 bulan, jumlah aliran oksigen 0,5/menit

Umur > 2 bulan, jumlah aliran oksigen 1/menit

4. Memberikan konseling bagi ibu

Memberikan konseling bagi ibu harus dilakukan pada balita dengan

klasifikasi pneumonia dengan tindakan rawat jalan dan diberi antibiotik.

Hal ini harus dilakukan mengingat ibu dibekali pengetahuan tentang dosis

maupun frekuensi pemberian antibiotiknya. Disamping itu dilakukan pula

penilaian cara pemberian makanan termasuk pemberian ASI, memberikan

anjuran pemberian makan yang baik serta kapan harus membawa anak

kembali ke sarana dan prasarana. Adapun tatalaksana yang dapat

dilakukan dalam proses konseling ibu untuk balita pneumonia, sebagai

berikut :

a. Mengajari ibu cara memberikan obat oral di rumah

1. Pemberian dosis pertama pada anak

Gunakan bagan pengobatan untuk menentukan obat dan dosis yang

sesuai

Page 45: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

27

Beritahu ibu alasan pemberian obat kepada anak, termasuk

mengapa diberi obat oral dan masalah apa yang di dapati

Peragakan cara mengukur satu dosis

Memberi tablet : Tunjukkan kepada ibu jumlah obat dalam 1

dosis, peragakan cara membagi/membelah tablet dan bila

digerus tambahkan tetes air pada obat diamkan 1-2 menit

selanjutnya gerus obat.

Memberi Sirup : peragakan cara mengukur dosis dalam mililiter

(ml) secara benar dan menggunkan sendok takar atau sendok

makan dan minta ibu untuk melakukannya.

Setelah pemberian dosis pertama, ibu diminta mengawasi anak

selama 30 menit. Bila dalam 30 menit anak muntah, beri 1 dosis

lagi. Bila anak muntah lagi sampai timbul tanda dehidrasi maka

atasi dehidrasi, sebelum memberikan obat dosis berikutnya.

2. Menjelaskan cara pemberian antibiotik

Berikan antibiotik cukup untuk 3 hari dihabiskan

Cantumkan nama dan umur penderita

Cantumkan dosis yang tepat untuk penderita (jumlah tablet/sirup,

berapa sendok takar)

3. Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan Puskesmas

Ajukan pertanyaan sebagai berikut :

Setiap berapa kali mengobati anak, ada berapa macam obat ?

Kapan ibu memberikan obat ini ? untuk berapa lama ?

Berapa tablet setiap kali pemberian ?

Page 46: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

28

Obat mana yang diberikan 2 kali setiap hari ?

Ajari petugas obat di Puskesmas untuk memberikan cara

pengobatan sesuai tatalaksana pneumonia balita

4. Nasehati ibu kapan harus kembali

Sesegera mungkin jika kondisi anak memburuk (sesak napas,

TDDK)

Setelah 48 jam minum antibiotik untuk kontrol ulang

b. Menggunakan buku KIA untuk petunjuk pemberian makanan,

cairan/ASI, serta tanda-tanda untuk kembali segera

1. Nasihat pemberian makanan

Pemberian makanan pada bayi yang tidak bisa menghisap dengan

baik

Pemberian makanan pada anak yang muntah

Pemberin makanan selama anak sakit

Pemberian makanan setelah anak sembuh

2. Nasihat Pemberian Cairan

Berilah minuman lebih banyak pada anak

Pemberian ASI

3. Kembali Segera

Mintalah ibu untuk mengamati kemungkinan timbul tanda-tanda

pneumonia, sebagai berikut :

a. Pernapasan menjadi sulit

b. Pernapasan menjadi cepat

c. Anak tidak mau minum

Page 47: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

29

d. Sakit anak tampak lebih berat

Jika muncul tanda-tanda tsb, maka mintalah ibuuntuk kembali

membawa anaknya ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan

c. Mengajari Ibu Menggunakan Bahan Yang Aman Untuk Meredakan

Batuk Dirumah

1. Bahan yang dianjurkan

ASI eksklusif bayi sampai umur 6 bulan

Banyak minum air hangat

2. Obat yang tidak dianjurkan

Semua jenis obat batuk

Obat yang mengandung codein

Obat-obat dekongestan oral dan nasal

d. Memberitahu IBU tentang Pencegahan Pneumonia Balita

Jauhkan balita dari penderita batuk

Lakukan imunisasi lengkap di Posyandu atau Puskesmas

Berikan ASI eksklusif pada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan

Pemberian makanan cukup gizi dan seimbang

Jauhkan balita dari asap (rokok, asap dapur, asap kendaraan), debu,

serta bahan-bahan lain yang mengganggu pernapasan.

Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan

Rumah dengan ventilasi cukup

Rajin mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik

Page 48: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

30

5. Memberi pelayanan tindak lanjut

Memberi pelayanan pemantauan pengobatan berarti menentukan

tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh petugas kesehatan adalah

menanyakan apakah anak bernapas lebih lambat, apakah ada TDDK,

apakah nafsu makan membaik, melakukan pemeriksaan tanda bahaya

umum, dan melakukan penilaian lagi untuk balita batuk atau kesukaran

bernapas. Adapun tatalaksana yang dapat dilakukan dalam proses tindak

lanjut balita pneumonia, sebagai berikut :

a. Kunjungan Ulang Untuk Pneumonia Balita

1. Memburuk

Anak menjadi sulit bernapas, tak mampu minum, timbul TDDK

atau tanda bahaya yang lain. Anak harus dirujuk untuk rawat inap,

sebelum merujuk berikut :

Satu dosis antibiotik

Injeksi intramuskular ampisilin dan gentamisin

2. Tetap sama

Jika keadaan anak tetap sama seperti pemeriksaan sebelumnya,

tanyakan pemberian antibiotiknya.

Apakah antibiotik diminum sesuai anjuran, cobalah terus

dengan antibiotik yang sama. Minta agar ibu membawa anak

kembali dalam 2 hari untuk kunjungan ulang kedua.

Page 49: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

31

Apabila antibiotik telah dimunum sesuai anjuran, berarti

antibiotik harus diganti dengan yang lain dan berikan untuk 3

hari. Misalnya amoksisilan diganti eritromisin.

3. Membaik

Beritahu ibu untuk meneruskan pemberian antibiotik sampai 3 hari.

b. Kunjungan Rumah Untuk Pneumonia Balita

1. Balita pneumonia yang tidak datang kembali untuk kunjungan

ulang, akan dilakukan kunjungan rumah.

2. Balita yang berulang kali menderita pneumonia

6. Penerapan di Puskesmas

Menjelaskan tentang persiapan yang harus dilakukan, proses

pelaksanaan, dan pencatatan pelaporan Puskesmas. Hal ini di dukung

dengan adanya persiapan SDM, persiapan faktor pelayanan

(formulir/register, logistik, biaya operasional, ruangan), dan penyesuaian

alur pelayanan. Adapun tatalaksana yang dapat dilakukan dalam proses

penerapan di Puskesmas, sebagai berikut :

a. Persiapan pnerapan di Puskesmas

1. Diseminasi informasi kepada seluruh petugas Puskesmas

Ringasan tatalaksana standar pneumonia balita

Peran dan tanggung jawab petugas dalam penerapan

tatalaksana standar ISPA

Balita di Puskesmas

2. Penyiapan Logistik

Sediaan oral

Page 50: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

32

Sediaan injeksi

Alat

b. Penerapan di Puskesmas

1. Penghitungan perkiraan kejadian pneumonia balita pertahun

2. Pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan

c. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dapat dilakukan setiap bulan atau triwulan.

Evaluasi dilakukan setiap tahun atau semesteran.

Pedoman tatalaksana pneumonia balita didukung dengan pemantauan yang

dilakukan dengan alat (tool) pemantauan sederhana yang disebut Pemantauan

Wilayah Setempat (PWS) berupa tabel pemantauan cakupan perbulan yang

digunakan di semua tingkat terutama Puskesmas.

2.3 Puskesmas

2.3.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya

(Kemenkes RI, 2014).

Puskesmas hanya bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan

kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai

dengan kemampuannya. Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah

satu kecamatan. Tetapi apabila disatu kecamatan terdapat lebih dari satu

Page 51: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

33

Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah keja dibagi antar Puskesmas dengan

memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa, kelurahan, RW), dan masing-

masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung

kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (Sulastomo, 2007).

2.3.2 Fungsi Puskesmas

Tiga fungsi pokok utama yang diemban puskesmas dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target dan sasaran masyarakat di

wilayah kerjanya yakni, sebagai berikut :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah

kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan

kesehatan.

Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan untuk masyarakat

dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah

kerjanya.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat berupaya agar perorangan, terutama

pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat memiliki perilaku berikut:

Sadar, mau dan mampu melayani diri sendiri serta masyarakat untuk

hidup sehat.

Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan

termasuk pembiayaan.

Ikut menetapkan menyelenggarakan, memantau, dan mengevaluasi

pelaksanaan program kesehatan.

Page 52: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

34

Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

Merangsang masyarakat, termasuk swasta, untuk melaksanakan

kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri dengan memberikan

petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu menyelenggarakan

pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan mencakup pelayanan kesehatan

perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Mubarak, 2011).

2.4 Logic Models

Logic models adalah cara sistematis dan visual untuk menyajikan dan

menjelaskan pemahaman dari hubungan antara sumber daya yang dimiliki untuk

mengoperasikan program yang direncanakan, dan perubahan atau hasil yang ingin

dicapai (Kellog, 2004).

Menurut Helena Clark (2004) logic models adalah suatu grafis yang

menggambarkan seluruh komponen program, dan sehingga membantu pemangku

kebijakan mengidentifikasi hasil, masukan dan kegiatan/aktivitas.

Logic models ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu program

atau kegiatan sehingga disebut juga program logic models. Tujuan dari program

logic models ini adalah untuk menggambarkan urutan peristiwa dengan

menghubungakan kebutuhan yang program rencanakan dengan program hasil

yang diinginkan. Pemetaan program ini dibagi menjadi input, proses, output,

Page 53: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

35

outcome, serta effect. Sehingga pendekatan ini bisa diterapkan digunakan dalam

melihat proses pelaksanaan tatalaksana pneumona balita.

Logic models merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk

menggambarkan bagaimana organisasi itu menjalankan tujuannya berdasarkan

program yang dijalani dengan melihat aktivitas/proses dan teori atas

asumsi/prinsip dari suatu program. Logic models ini sering disebut dengan

pendekatan sistem yang sering digunakan dalam pemecahan masalah dengan

melihat gambaran dari input, proses, output, outcome, serta impact dari suatu

program atau kegiatan.

Pedoman tatalaksana pneumonia balita merupakan suatu pedoman atau

kebijakan pemerintah yang diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan terutama di

Puskesmas, untuk melihat bagaimana gambaran dari proses tersebut bisa

digunakan logic models dengan melihat dari sistem itu sendiri. Logic models

melihat suatu sistem itu terdiri dari input, proses, output, outcome, dan effect.

Page 54: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

36

Bagan 2.1 Logic Models

Sumberdaya

yang

diperlukan

untuk

menjalanka

n program

Menggunaka

n sumberdaya

untuk

menjalankan

rencana

Hasil

keluaran

langsung dari

rencana

kegiatan.

Manfaat yang

akan datang

dari kegiatan

yang telah

direncanakan

Jika manfaat

telah tercapai

makan akan

membuat

perubahan

bagi

organisasi

atau

masyarakat

dan instansi

Resources/i

nputs

Activities Outputs Outcomes Impact

1 2 3 4 5

Yang direncanakan Hasil yang dituju

(terjemahan dari Kellog Fondation, 2004)

Berdasarkan gambar di atas logic models mengilustrasikan komponen-

komponen saling berhubungan diantara apa yang direncanakan dan apa yang

dipunya untuk menjalankan rencana tersebut. Menjalankan suatu rencana program

diperlukan sumber daya yang akan diolah/proses menjadi keluaran sehingga

tercapainya tujuan rencana tersebut, sehingga diperlukan perhatian lebih terhadap

bagian tersebut. Berikut sistem yang dapat digunakan pada logic models terdiri

dari :

Page 55: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

37

Resources termasuk manusia, anggaran, organisasi, dan kumpulan

sumberdaya suatu program yang bisa dugunakan untuk menjalankan

rencana. Dalam pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita

resources/inputnya adalah sumber daya manusia, sarana prasarana,

anggaran, dan sasaran.

Aktivitas program/proses adalah menjalankan sumberdaya/input.

Aktivitas juga berarti proses, alat, kejadian, teknologi, dan aksi dari

bagian program yang akan diimpelmentasikan. Dalam pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita aktivitas/prosesnya adalah proses

pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang.

Output merupakan keluaran dari rencana atau program, pedoman

tatalaksana pneumonia balita ditujukan untuk petugas kesehatan yang

melaksanakan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas sesuai

dengan pedoman sehingga memenuhi penemuan sedini mungkin

penderita pneumonia balita di Puskesmas.

o Menurut Sosaline (2015), output dari monitoring dan evaluasi pedoman

tatalaksana pneumonia balita adalah realisasi pedoman tatalaksana,

yang hasilnya adalah gambaran pelaksanaan tatalaksana pneumonia

balita di Puskesmas.

Outcome merupakan hasil atau perubahan dari program yang biasanya

tercapai 1-sampai 3 tahun untuk tujuan jangka pendek dan 4 sampai 6

tahun untuk jangka panjang.

Impact adalah dampak yang terjadi dalam waktu sekitar 7 sampai 10

tahun. Perubahan yang dituju atau yang tidak diinginkan mendasar yang

Page 56: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

38

terjadi dalam organisasi, masyarakat atau sistem sebagai akibat dari

kegiatan program dalam waktu 7 sampai 10 tahun. Dampak dari

tatalaksana pneumonia balita berdasarkan pedoman sendiri adalah

untuk menurunkan atau menghilangkan angka kemantian balita akibat

penyakit pneumonia balita agar tercapai kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya.

2.5 Kerangka Teori

Berdasarkan pada tinjauan pustaka, penelitian ini akan menggunakan teori

logic models untuk menjawab tujuan dari penelitian. Penelitian yang diharapkan

menghasilkan gambaran pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas

Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan teori logic models oleh W.K.

Kellogg (2004). Berikut adalah teori logic models yang digunakan dalam

penelitian :

Page 57: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

39

Bagan 2.2 Kerangka Teori (Kellogg, 2004)

Input

1. Sumber Daya

Kesehatan

2. Sarana Prasarana

3. Anggaran

4. Sasaran

Process :

Tatalaksana Pneumonia

Balita di Puskesmas Pamulang

Output :

Kesesuaian Pelaksanaan Tatalaksana

Pneumonia Balita Dengan Pedoman

Tatalaksana Pneumonia Balita di

Puskesmas Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017

Outcome :

Menurunnya angka

kesakitan dan kematian balita akibat penyakit

pneumonia

Impact :

Balita terbebas dari penyakit pneumonia

Page 58: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

40

BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINI ISTILAH

3.1 Kerang Pikir

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui gambaran pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan, maka

disusunlah sebuah kerangka pikir. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori

logic models dengan pendekatan sistem oleh W.K. Kellogg (2004) yang sudah

diadaptasi oleh penelitian terdahulu. Peneliti hanya menggunakan 3 variabel untuk

menggambarkan pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita yaitu (1) Input; (2)

Proses; dan (3) Output.

Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti sampai tahapan output,

dikarenakan untuk hasil dari outcome bisa terlihat 1-3 tahun dari yang

direncanakan dan impact atau dampak dari suatu rencana akan terlihat 7-10 tahun

(Kellogg, 2004). Sehingga dikarenakan waktu peneliti membatasi penelitian yang

tidak sampai ke tahapan outcome dan tahapan impact karena waktu yang

diperlukan cukup lama.

Untuk memudahkan pemahaman dalam teori pendekatan sistem menurut

Kellogg (2014) pada komponen masukan (input), peneliti melihat unsur sumber

daya manusia (SDM) kesehatan, sarana prasarana, anggaran/dana, dan sasaran.

Pada komponen proses, peneliti melihat pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita

di Puskesmas Pamulang. Sedangkan pada komponen luaran (output), peneliti

melihat dari hasil kesesuaian tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas dengan

Page 59: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

41

pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan. Maka

kerangka pikir yang digunakan dalam penelitan ini antara lain, sebagai berikut :

Bagan 3.1 Kerangka Pikir

Input:

1. Sumber Daya Manusia

2. Sarana dan Prasarana

3. Dana

4. Sasaran

Process:

Tatalaksana Pneumonia Balita di

Puskesmas Pamulang

Output:

Kesesuaian Pelaksanaan Tatalaksana

Pneumonia Balita Dengan Pedoman

Tatalaksana Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017

Page 60: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

42

3.2 Definisi Istilah

Definisi istilah dari domain yang digunakan untuk memberikan gambaran

pelaksanaana tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan

adalah, sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Istilah

No Istilah Definisi

1. Input (Masukan) Segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita agar dapat berjalan

dengan baik, yang terdiri dari sumber daya

manusia, sarana prasarana, anggaran/dana, dan

sasaran.

Sumber Daya

Manusia

Adalah tenaga kesehatan yang terlibat dan

mendukung dalam pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita.

Data diperoleh dari wawancara, telaah dokumen,

dan observasi dengan hasil berupa gambaran

tenaga kesehatan yang terlibat dalam melakukan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas.

Sarana dan

Prasarana

adalah fasilitas yang tersedia untuk proses

tatalaksana pneumonia balita.

Data diperoleh melalui wawancara dan observasi

dengan hasil berupa gambaran fasilitas yang

digunakan dalam pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita seperti obat-obatan, ARI Sound

Timer, oksigen konsentrator dan selang hidung,

alat nebulisasi, stempel, buku register, formulir

pelaporan P2 ISPA, dan buku KIA.

2. Anggaran/Dana adalah adanya materi dalam bentuk uang yang

digunakan untuk pelaksanaan tatalaksana

Page 61: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

43

pneumonia balita.

Data yang diperoleh dari wawancara mendalam

dengan hasil gambaran jumlah dan sumber dana

untuk tatalaksana pneumonia balita yang

digunakan di Puskesmas.

Sasaran Adalah balita dan ibu balita yang mempunyai

gejala ataupun tanda menderita pneumonia balita.

Data diperoleh dari wawancara mendalam, telaah

dokumen dan observasi dengan hasil gambaran

penemuan balita pnemonia di Puskesmas.

2 Process (Proses)

tatalaksana

pneumonia

Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas

Pamulang dalam tatalaksana yang terdiri dari

menilai anak batuk atau kesukaran bernapas,

klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai untuk 2

kelompok umur balita, menentukan pengobatan

dan rujukan, memberikan konseling bagi ibu balita

pneumonia, memberikan pelayanan pemantauan

obat, dan penerapan di Puskesmas Pamulang.

Data diperoleh dari wawancara mendalam,

observasi, dan telaah dokumen dengan hasil

gambaran tatalaksana pneumonia balita.

3. Pelaksanaan

Tatalaksana

Pneumonia Balita

di Puskesmas

Seluruh tahapan menilai anak batuk atau kesukaran

bernapas, klasifikasi dan menentukan tindakan

sesuai untuk 2 kelompok umur balita, menentukan

pengobatan dan rujukan, memberikan konseling

bagi ibu balita pneumonia, memberikan pelayanan

pemantauan obat, dan penerapan di Puskesmas

untuk tatalaksana pneumonia balita dapat

dilaksanakan sesuai dengan pedoman tatalaksana

pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan RI

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

Page 62: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

44

Data diperoleh dari telaah dokumen dengan hasil

gambaran pelaksanaan tatalaksana pneumonia

balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

Page 63: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

45

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi dekriptif kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa teks, naratif, kata-kata baik secara tertulis maupun lisan dari

informan serta perilaku yang diamati (Sugiyono, 2011). Pendekatan ini dengan

menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan telaah

dokumen.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan

dengan pendekatan studi kasus di Puskesmas Pamulang dengan menggunakan

teori Logic Models.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan

Kota Tangerang Selatan, dengan spesifikasi Puskesmas yang memiliki temuan

kasus pneumonia balita tertinggi di tahun 2014 dan 2015 yakni Puskesmas

Pamulang. Selanjutnya penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai

dengan September tahun 2017.

4.3 Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling, dimana pemilihan informan harus memenuhi kriteria yang

Page 64: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

46

telah ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini Informan yang dipilih adalah

subjek yang peneliti anggap mengetahui informasi dengan baik tentang

pengendalian pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

Pemanfaatan informan bagi penelitian ialah agar dalam waktu yang relatif singkat

banyak mendapatkan informasi yang benar-benar terjangkau (Basrowi, 2008).

Maka informan pada penelitian ini antara lain, sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas Pamulang

b. Pemegang program pneumonia balita di Puskesmas Pamulang

c. Staf Koordinator P2 di Puskesmas Pamulang

d. Staf Pelaksana Pneumonia Balita di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan

e. Tenaga kesehatan yang diobservasi di Puskesmas Pamulang (2

Dokter dan 1 Bidan)

Informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu informan kunci

merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok

yang diperlukan dalam penelitian, informan utama merupakan mereka yang

terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, dan informan pendukung

merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung

terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti (Suyanto, 2005). Jika informasi yang

dibutuhkan belum cukup atau kurang maka peneliti menggunakan teknik

snowball. Snowball adalah teknik penentuan jumlah sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar. Maka peneliti mencari informan-informan

lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan orang

sebelumnya (Sugiyono, 2011).

Page 65: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

47

4.4 Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif, peneliti memiliki kedudukan khusus yaitu

perencana, pelaksana pengumpul data, analisi, penafsir data, serta hasil

penelitiannya (Moeleong, 2010). Kedudukan peneliti tersebut menjadikan peneliti

sebagai key instrument atau intrumen kunci yang mengumpulkan data berdasarkan

kriteria-kriteia yang dipahami (Sugioyono, 2009).

Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan pedoman

wawancara mendalam untuk mewawancarai informan terkait dengan pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita. Instrumen lain dalam penelitian ini adalah

pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan telaah dokumen.

Serta peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera, dan perekam

suara agar dapat memperkuat akurasi data mengenai pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

4.4 Sumber Data

Pada penelitian ini menggunakan sumber data berasal dari data primer dan

data sekunder antara lain, sebagai berikut :

1. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang

diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh

subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan

yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh

dari responden secara langsung (Arikunto, 2010). Data primer

didapatkan melalui hasil wawancara mendalam dan observasi kepada

informan, dengan proses wawancara dilakukan kepada staf pelaksana

pneumonia balita di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan,

Page 66: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

48

pemegang program pneumonia balita, staf koordinator P2 dan kepala

Puskesmas di Puskesmas Pamulang. Kegiatan observasi tatalaksana

pneumonia balita telah dilakukan untuk memastikan bahwa hasil

wawancara informan sesuai dengan kondisi di lapangan.

2. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan,

yaitu berupa dokumen-dokumen pendukung penelitian dan sumber

lainnya seperti undang-undang, peraturan pendukung kebijakan, serta

dokumen yang diperoleh sepanjang penelitian dari berbagai sumber

guna untuk mendukung data penelitian.

4.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini anatar lain

sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang

kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman

pribadi (Sulistyo, 2006). Informan yang akan menjadi subjek antara

lain staf pelaksana pneumonia balita di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan, kepala Puskesmas, staf koordinator P2 dan

pemegang program pneumonia balita di Puskesmas Pamulang.

Selanjutnya wawancara mendalam yang telah dilakukan dengan

memberikan pertanyaan kepada informan penelitian mengenai input

(sumber daya manusia, sarana prasarana, anggaran, dan sasaran) dan

Page 67: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

49

proses tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas yang dapat

menghasilkan data primer.

b. Observasi

Observasi merupakan prosedur yang berencana meliputi melihat,

mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau

situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah penelitian

(Notoadmodjo, 2010). Observasi yang dimaksud dalam metode

pengumpulan data ini ialah melihat kesesuaian proses tatalaksana

pneumonia balita yang terdiri dari proses menilai anak batuk atau

kesukaran bernapas, klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai untuk

2 kelompok umur balita, menentukan pengobatan dan rujukan,

memberikan konseling bagi ibu balita pneumonia, memberikan

pelayanan pemantauan obat, dan penerapan di Puskesmas Pamulang

dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian

Kesehatan.

c. Telaah Dokumen

Telaah dokumen adalah pengumpulan data melalui pencatatan

terhadap dokumen. Melakukan pemeriksaan terkait pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita melalui dokumen-dokumen yang

tersedia. Hasil observasi dan wawancara informasi dapat peneliti

bandingkan kesesuaiannya menggunakan dokumen-dokumen tersebut

agar dapat mengetahui pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas Pamulang.

Page 68: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

50

4.7 Analisa Data

Analisis data bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterprestasikan

data yang telah diolah. Pendekatan ini mengidentifikasi persamaan dan perbedaan

data kualitatif, sebelum berfokus pada hubungan antara bagian-bagian yang

berbeda dari data, sehingga berusahan untuk menggambarkan peristiwa dan atau

menjelaskan kesimpulan dari berbagai arah. Proses dan prosedur analisis data

dimulai dari transkripsi, pengenalan dengan wawancara, pengkodean,

mengembangkan kerangka analisis kerja, menerapkan kerangka analisis,

memetakan data ke dalam matriks kerangka kerja, dan menafsirkan data (Gale,

2013), sebagai berikut :

1. Transkripsi

Rekaman audio dan video menjadi sangat penting dalam membantu

mengumpulkan data. Rekaman ini digunakan pada saat wawancara

mendalam bersama infroman sehingga semua informasi ketika wawancara

bisa didapatkan. Setelah dilakukan wawancara terhadap informan yang

berhubungan dengan pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita maka hasil

wawacara tersebut akan di transkrip secara manual sehingga data yang

didapat bisa dipindahkan dalam bentuk tulisan.

2. Pengenalan dengan wawancara

Setelah dilakukan transkrip dari hasil pengumpulan data oleh peneliti,

perlu juga dilakukan pengenalan data yaitu dengan cara mengulang

kembali data yang telah ditranskrip. Tujuan dilakukan pengenalan adalah

untuk mengetahui lebih dalam data yang ditranskrip sehingga bisa

mengetahui dan memahami setiap data yang ditranskrip.

Page 69: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

51

Hasil dari wawancara terhadap informan tentang pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita di Puskesmas Pamulang dalam bentuk transkrip dengan

dilakukan pengulangan atau pencocokan dari data yang telah ditranskrip

tadi dengan data mentah yang berupa catatan atau rekaman sehingga data

yang di dapatkan bisa lebih akurat dalam mengurangi kesalahan dalam

menerjemahkan data.

3. Pengkodean

Setelah dilakukan pengenalan untuk memudahkan peneliti dalam

mengelola data, maka selanjutnya dilakukan pengkodean, yaitu dengan cara

mengkategorikan data yang didapat. Kategori atau coding di dalam

penelitian ini dibagi dalam pendomain yaitu SDM, sarana dan prasarana,

dana, sasaran dan proses pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

4. Mengembangkan Kerangka Analisis Kerja

Setelah dilakukan coding terhadap data yang dianalisis, maka setiap

substansi akan dibagi lagi menjadi kode yang lebih besar seperti SDM,

sarana dan prasarana, dana, dan sasaran akan masuk kedalam kode input,

kemudian proses tatalaksana pneumonia balita akan masuk kedalam kode

proses, serta pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita akan masuk kedalam

output.

5. Menafsirkan Data Menerapkan Kerangka Analisis

Setelah dilakukan pengkodean, maka selanjutnya data yang telah

ditranskrip sebelumnya dimasukkan kedalam setiap kode masing-masing

Page 70: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

52

data yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga pada setiap kode akan

berisikan semua data yang telah ditranskrip.

6. Memetakan Data Ke Dalam Matriks Kerangka Kerja

Kemudian setelah semua data sudah dikodekan menggunakan kerangka

analisis, maka akan dilanjutkan dengan meringkas semua data dalam

matriks untuk setiap tema dari berbagai metode pengumpulan data.

Bentuk matriks tersebut berisikan semua data dari berbagai sumber data

dari informan. Kemudian dimasukkan data dari metode pengumpulannya

yaitu wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.

7. Menafsirkan Data

Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah interprestasi data atau

penarikan kesimpulan dengan cara data yang telah dikelompokkan

sebelumnya akan dilakukan analisis terhadap data tersebut atau di

interprestasikan hasilnya baik dari komponen input proses distribusi,

komponen proses distribusi, dan output dari distribusi itu sendiri.

Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam

bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada dilapangan,

pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian

diambil intisarinya saja. Sehingga bisa mendapatkan gambaran pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

4.8 Penyajian Data

Penelitian ini menyajikan data dalam bentuk narasi dan dilegkapi dengan

matriks hasil wawancara. Penyajian data akan didukung dengan hasil observasi

Page 71: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

53

lapangan dan telaah dokumen untuk memperkuat hasil gambaran pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

4.9 Validasi Data

Untuk menjaga keabsahan dan keakuratan data yang diperoleh, peneliti

melakukan validasi data. Pada penelitian ini validasi data yang dilakukan anatara

lain, sebagai berikut :

a. Triangulasi sumber, yaitu triangulasi ini dilakukan dengan cara cross

check data dengan fakta dari sumber lainnya yang terkait untuk menggali

topik yang sama. Dilakuka dengan cara wawancara mendalam kepada

kepala Puskesmas Pamulang, pemegang program pneumonia balita, staff

koordinator P2 Puskesmas Pamulang, dan staf pelaksana pneumonia balita

di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

b. Triangulasi metode, yaitu triangulasi yang dilakukan dengan

menggunakan metode pengumpulan data berbeda-beda untuk

mendapatkan data, diantaranya wawancara mendalam dan telaah data

sekunder.

Pada praktiknya peneliti hanya bisa melakukan triangulasi dengan check dan

recheck (cek silang) antar informan, hal ini dikarenakan peneliti tidak memiliki

informan lain yang sesuai dengan kebutuhan data yang diinginkan. Namun,

dengan dilakukan triangulasi data pada penelitian ini, diharapkan peneliti dapat

melakukan validasi secara tepat, akurat dan terpecaya. Sehingga didapatkan hasil

data yang tepat, akurat, dan terpercaya dalam analisis pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan tahun 2017. Adapun

tabel triangulasi dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Page 72: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

54

Tabel 4.1 Triangulasi Data

Domain

Penelitian

Triangulasi Data

Triangulasi Metode Triangulasi Sumber

Wawawcara

Mendalam Observasi

Telaah

Dokumen

Inf

Kunci

Inf

Utama

Inf

Pendukung

Sumber Daya

Manusia √ √ - √

√ √

Sarana dan

Prasarana √ √ √ √

√ √

Dana √ - - √ √ √

Sasaran √ √ - √ √ √

Tatalaksana

Pneumonia

Balita di

Puskesmas

Pamulang

√ √ √ √

√ √

Page 73: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

55

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Pamulang

Puskesmas Pamulang adalah Puskesmas yang membina 2 kelurahan antara

lain Pamulang Barat dan Pamulang Timur. Puskesmas merupakan sarana

pelayanan primer yang komprehensif (preventif, promotif, kuratif, dan

rehabilitatif) yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dan menciptakan perilaku sehat yang mandiri dan berkesinambungan. Letak

Puskesmas Pamulang yang strategis mengambarkan banyaknya jumlah kunjungan

rawat jalan di Puskesmas Kota Tangerang Selatan dengan luas wilayah 514 Ha.

A. Visi Puskesmas Pamulang

Untuk visi yang diupayakan Puskesmas Pamulang yaitu “Terwujudnya

Puskesmas Pamulang Dengan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu,

Menyeluruh, Dan Terpadu Tahun 2018”.

B. Misi Puskesmas Pamulang

1. Memberikan pelayanan prima di semua sektor

2. Menjadi pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar

3. Menjadi pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga

4. Meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor

C. Tujuan Umum Puskesmas Pamulang

Tujuan umum Puskesmas Pamulang yaitu mengetahui gambaran umum

pelaksanaan kegiatan program pelayanan dengan menilai sejauh mana program

dan kegiatan yang dilaksanakan berjalan dan kesesuaian antara efisiensi dan

Page 74: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

56

efektifitas dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Serta sebagai acuan

pelaporan tahunan dan perencanaan tahun berikutnya.

5.2 Karakteristik Informan

Informan pada penelitian ini berjumlah 4 (empat) orang yang terdiri dari 1

kepala Puskesmas Pamulang, 1 pemegang program pneumonia balita di

Puskesmas Pamulang, 1 staf koordinator pneumonia balita di Puskesmas

Pamulang, dan 1 staf pelaksana pneumonia balita di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan. Informan tersebut menjadi informan kunci, informan utama,

dan informan pendukung. Berikut informan pada penelitian ini :

Tabel 5.1 Karakteristik Informan

No. Informan

Pendidikan

Terakhir

Usia Jenis

Kode

Informan

1. Kepala

Puskesmas

Pamulang

Dokter 33 tahun Informan

Kunci

Inf 01

2. Staf

Pelaksana

Pneumonia

Balita Dinas

Kesehatan

Kota Tangesel

Bidan 28 tahun Informan

Kunci

Inf 02

3. Pemegang

program

Bidan 25 tahun Informan

Utama

Inf 03

Page 75: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

57

Pneumonia

Balita

Puskesmas

Pamulang

4. Staf

Koordinator

P2 Puskesmas

Pamulang

Dokter 37 tahun Informan

Pendukung

Inf 04

5.3 Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

Tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang

Selatan telah menggunakan pedoman tatalaksana pneumonia balita. Pedoman

telah digunakan sebagai acuan untuk melakukan tatalaksana pneumonia balita dari

tahun 2015 sampai dengan sekarang. Pedoman tatalaksana pneumonia balita ini

bertujuan untuk menemukan sedini mungkin dan mengobati sampai sembuh

sehingga tidak memperberat penyakit dan menyebabkan kematian. Terdapat

beberapa proses dalam pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita dengan

didukung oleh input dalam pelaksanaannya. Hasil penelitian di dapat dari hasil

wawancara mendalam dengan informan penelitian, observasi pada 6 balita

pneumonia di Puskesmas Pamulang, dan telaah dokumen. Berikut input, proses,

dan output pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang :

Page 76: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

58

5.4 Gambaran Input Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

Input merupakan masukan dari suatu sistem, masukan dari sistem

pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita terdiri dari sumber daya manusia,

sarana prasarana, anggaran, dan sasaran.

5.4.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu input dari pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita. Pada sumber daya manusia ini akan dipaparkan

mengenai siapa saja SDM yang melakukan tatalaksana baik SDM yang terlibat

dan mendukung, serta peran Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dalam

pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita yang akan dijelaskan dari hasil

wawancara mendalam dan observasi.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai siapa saja SDM yang melakukan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang, informan mengemukakan

pernyataan yang dikutip sebagai berikut :

“Semuanya ya, mau bidan, perawat, ataupun dokter. Memang yang bagus itu ada

1 dokter untuk mendiagnosa tapi tenaga medis kurang banget jadi kadang yang

ada hanya perawat saja di Poli Anak”. (Inf 03)

“Iyaa dokter, bidan, dan perawat yang bertugas di Poli Anak”. (Inf 04)

Berdasarkan kutipan hasil wawancara yang diperoleh dari informan di

Puskesmas Pamulang, dapat disimpulkan bahwa SDM yang melakukan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas adalah dokter, bidan, dan perawat

yang sedang bertugas di Poli Anak. Hal ini sama halnya dengan hasil wawancara

kepada informan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Berikut kutipan

wawancaranya :

Page 77: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

59

“Yang melakukan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas ya semua petugas

yang ada di Puskesmas, ada pemegang program, perawat, bidan, dan dokter yang

ada di BP Anak”. (Inf 02)

Diketahui dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan

kunci yang menyatakan bahwa permasalahan yang ada di Puskesmas Pamulang

adalah kurangnya SDM yang ada di Puskesmas terutama dokter. Berikut kutipan

wawancaraya :

“Kita di Puskesmas dokter cuma 2 orang jadi jika ada tanda dan gejala anak

yang pneumonia langsung dipindahkan ke Poli umum untuk di beri pelayanan

kesehatan sesuai dengan tingkat klasifikasi keparahan pneumonia pada balita,

karena yang jaga poli anak kadang bidan atau perawat aja.” (Inf 01)

Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas Pamulang diketahui bahwa poli

anak hanya pernah melakukan pelayanan kesehatan 1 kali selama observasi dan

tindakan pelayanan kesehatan untuk anak digabung dengan Poli umum. Hal ini

dikarena kurangnya SDM yang bertugas di Poli anak untuk memberikan

pelayanan dan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas.

Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan keterlibatan SDM Puskesmas

Pamulang dalam implementasi program tatalaksana pneumonia balita. Sebagian

besar informan menyatakan bahwa untuk tatalaksana pneumonia balita dimulai

dari melakukan diagnosa, pengobatan dan rujukan. Berikut hasil kutipan

wawancara :

“Seluruh staf ikut terlibat dalam memberikan tatalaksana pneumonia, SDM

khusus seperti bidan Yuni yang memegang program pneumonia balita

Page 78: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

60

memberikan tatalaksana dengan mendiagnosis balita dan memberikan

pengobatan.” (Inf 01)

“Mulai dari mendiagnosa, tatalaksana, pencatatan dan pelaporannya.” (Inf 04)

“Menghitung nafas balita baik itu bidan maupun perawat, jika ada tanda dan

gejala anak yang pneumonia langsung dipindahkan ke Poli umum untuk di beri

pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat klasifikasi keparahan pneumonia

pada balita. Kadang di kasih rujukan ke fisioterapi untuk dikasih uap. Jika parah

langsung dirujuk ke RSUD tangsel” (Inf 03)

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan di Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan, mengenai keterlibatan SDM dalam

pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita diketahui bahwa semua SDM terlibat di

Puskesmas adalah dokter, bidan, dan perawat. Berikut kutipan wawancara yang

dilakukan :

“Semua terlibat ya, seperti dokter, bidan dan perawat. Sekarang ada program

MTBS dan belum semua Puskesmas menjalan MTBS”. (Inf 03)

Berdasarkan penjelasan dari seluruh informan, kesimpulan yang didapat

untuk keterlibatan SDM di Puskesmas Pamulang menyatakan bahwa seluruh

SDM yang bertugas di Poli anak terlibat untuk melakukan tatalaksana pneumonia

balita baik itu dokter, bidan ataupun perawat.

Di Puskesmas SDM yang mendukung tatalaksana pneumonia balita adalah

seluruh SDM kesehatan di Puskesmas. Hal tersebut diketahui dari hasil

wawancara dengan informan, sebagai berikut :

“Selain saya sebagai pemegang program pneumonia balita, yang mendukung

seperti perawat dan bidan yang ada di Poli Anak. Jarang banget ada dokter di

Page 79: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

61

Poli Anak karena harus berbagi dengan poli umum dan poli BPJS. Saya

dibuatkan SK, namun belum menerimanya dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan”. (Inf 03)

“Semua tenaga kesehatan di Puskesmas mendukung dalam melakukan

tatalaksana. Ya, paling ada SDM khusus ya pemegang program aja seperti bidan

Yuni yang memegang pneumonia dan diberik SK dari Dinas Kesehatan.” (Inf 04)

Hal ini sesuai dengan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan

informan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Berikut hasil wawancara :

“Selain tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan, Dinas Kesehatan provinsi dan

Kementerian Kesehatan ikut turun ke Puskesmas untuk melakukan monitoring

dan evaluasi tatalaksana pneumonia balita. Untuk SDM khusus di Dinas

Kesehatan saya yang memegang pneumonia balita.” (Inf 03)

Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan peran Dinas Kesehatan dalam

implementasi program tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang.

Berikut pernyataan informan yang didapat dari hasil wawancara:

“Ada acara dimana gitu dari Dinas Kesehatan dengan narasumbernya. Monev

tentang pelaporan dan pencatatan. Pernah waktu saya mengikuti rapat, jika di

dalam lokbul ada yang tidak masuk pedoman tatalaksana diletakkan diatas meja

dan tenaga kesehatan yang belum mengetahui tatalaksana terbaru saya sarankan

untuk membaca pedoman di Poli Anak. Rapatnya 2-3 kali untuk pelatihan

tatalaksana pneumonia balita di tahun 2016. Udah sering disosialisasikan

pedoman tatalaksana.” (Inf 03)

“Iya ada pelatihan yang diselenggarakan Dinas Kesehatan setiap tahunya karena

setiap tahun pemegang program ganti.” (Inf 04)

Page 80: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

62

Peran Dinas Kesehatan dalam implementasi tatalaksana pneumonia balita

yang di dapat dari hasil wawancara dengan informan di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa :

“Pelatihan pasti ya, karena mengingat kondisi dilapangan 1 tahun bisa ganti

beberapa kali jadi selalu update ilmu yang baru dan update juga petugas

Puskesmasnya dengan ilmu yang baru. Tahun ini kita melakukan rapat kordinasi

mengenai pelaporan 2x, workshop tatalaksana pneumonia balita 2x dalam 1

tahun yang dilakukan pada awal dan akhir tahun 2017 dari Dinas Kesehatan.”

(Inf 03)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Dinas Kesehatan Kota

Tangerang selatan telah memberikan pelatihan kepada SDM di Puskesmas untuk

meningkatkan ilmu dan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan tidak semua SDM yang bertugas di Poli Anak

mendapatkan pelatihan pedoman tatalaksana pneumonia balita, hanya pemegang

program pneumonia balita di Puskesmas yang mendapatkan pelatihan. Selanjutya

pemegang program mensosialisasikan informasi yang didapat dari pelatihan

kepada tenaga kesehatan lain yang telah dilakukan selama 2x pada loka karya

bulanan dan staf meeting ditahun 2016 di Puskesmas Pamulang.

5.4.2 Sarana Prasarana

Saran prasarana adalah suatu fasilitas yang tersedia dan mendukung dalam

melaksanakan tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan di Puskesmas

Pamulang. Data mengenai sarana prasarana diperoleh dari wawancara mendalam,

observasi, dan telaah dokumen.

Page 81: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

63

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan di

Puskesmas Pamulang mengenai apa saja sarana prasarana yang ada di Puskesmas

untuk melakukan tatalaksana pneumonia balita. Berikut pernyataan yang

diungkapkan oleh informan terkait :

“Sudah ada sarana prasarana ya seperti untuk menghitung respiratory rate,

nebulaiser, lab dan alat lainnya untuk tatalaksana pneumonia balitanya.” (Inf 01)

“Sarana prasarananya ya ada seperti stopwatch, 1 rasi digital yakni alat yg dapat

menghitung napas cepat atau lambat dapat dari Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan, oksigen (beli sendiri anggaran Puskesmas) dan alat

tatalaksana disini semua lengkap.” (Inf 03)

“Sudah lengkap ya, seperti ada tetoskop, tensi, termometer, dan sebagainya.

Untuk pneumonia alat ukur pernapasan saya lupa itu apa nama alatnya dan

diberikan sepiro metri portable yang diletakkan di poli Anak.” (Inf 04)

Berdasarkan penjelasan yang diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa

seluruh informan mengatakan bahwa sarana prasarana di Puskesmas sudah

lengkap. Akan tetapi, berdasarkan hasil observasi masih terdapat beberapa sarana

prasarana yang tidak ada di Puskesmas. Berikut tabel hasil observasi sarana dan

prasarana tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang :

Page 82: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

64

Tabel 5.2 Sarana Prasarana Puskesmas Pamulang

No Sarana Prasarana Ada Tidak

Jumlah/

Ketersedian

Obat (Sedian Oral)

1. Tablet/sirup amoksisilin √ Cukup untuk tatalaksana

pneumonia balita

2. Tablet/sirup parasetamol √ Cukup untuk tatalaksana

pneumonia balita

3. Tablet salbutamol √ Cukup untuk tatalaksana

pneumonia balita

Obat (Sediaan Injeksi)

1. Suntikan ampisilin √ -

2. Suntikan gentamisin √ -

3. Aqua bides untuk pelarut, √ Cukup untuk tatalaksana

pneumonia balita

4. Dispossable spuit √ Cukup untuk tatalaksana

pneumonia balita

5. Alkohol 70%. √ Cukup untuk tatalaksana

pneumonia balita

Alat

1. ARI sound timer √ 4 buah yang diterima

Puskesmas, 1 yang

digunakan untuk tatalaksana

pnemonia balita

Page 83: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

65

2. Oksigen konsentrator dan

selang hidung/nasalprong

√ 3 buah terdiri dari 2 gital dan

1 tidak digital, yang

digunakan 1 oksigen

konsentrator digital

3. Alat nebulisasi √ 1 Buah dan digunakan untuk

pelayanan kesehatan

4. Stempel, buku register dan

formulir pelaporan

program P2 ISPA

√ 1 buah stempel, buku register

anak dan formulir pelaporan

program P2 ISPA.

Diperbanyak sesuai

kebutuhan Puskesmas.

5. Buku KIA √ 100 Buku KIA disesuaikan

dengan jumlah kunjungan

pasien di Poli KIA

6. Formulir rekapitulasi

careseeking program P2

ISPA Tingkat Puskesmas

√ -

7. Formulir kunjungan rumah

penderita pneumonia balita

dalam rangka careseeking

program P2 ISPA

√ -

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap sarana prasarana di

Puskesmas Pamulang diketahui bahwa untuk obat yang terdiri dari sediaan oral

Page 84: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

66

sudah lengkap, sedangkan untuk sediaan injeksi masih belum lengkap yakni

suntikan ampisilin dan gentamisin. Serta untuk alat pada sarana prasarana masih

belum lengkap yakni formulir rekapitulasi careseeking program P2 ISPA Tingkat

Puskesmas dan formulir kunjungan rumah penderita pneumonia balita dalam

rangka careseeking program P2 ISPA.

Hasil wawancara kepada informan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan terkait dengan sarana prasarana diketahui bahwa sarana prasarana yang

diberikan kepada Puskesmas masih belum lengkap. Berikut kutipan

wawancaranya :

“Sarana prasarananya selama ini baru punya sountimer, buku pedoman

tatalaksana untuk semua Puskesmas sudah diberikan, pencatatan dan pelaporan

sudah punya semua. Namun, untuk CD tentang pneumonia, pool oksimetri dan

oksigen konsetrator baru beberapa Puskesmas. Saya hanya memberikan kepada

Puskesmas yang melakukan perawatan dan memiliki jumlah balita pneumonia

yang tinggi di 5 Puskesmas salah salah satunya Puskesmas Pamulang.” (Inf 02)

Berdasarkan hasil telaah dokumen di Dinas Kesehatan diketahui bahwa,

hanya 5 Puskesmas yang mendapatkan pool oksimetri dan salah satunya

Puskesmas Pamulang. Dapat diambil kesimpulan bahwa mengenai sarana

prasarana belum semuanya dipenuhi oleh Dinas Kesehatan seperti sediaan injeksi

untuk suntikan gentamisin dan formulir rekapitulasi careseeking program P2

ISPA Tingkat Puskesmas dan formulir kunjungan rumah penderita pneumonia

balita dalam rangka careseeking program P2 ISPA dikarena tidak diberikan dari

alat farmasi Dinas Kesehatan dan formulir yang tidak diberikan karena dapat

diperbanyak sendiri oleh Puskesmas yang melakukan kunjungan rumah. Hal ini

Page 85: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

67

sudah disosialisasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan kepada

Puskesmas Pamulang. Belum lengkapnya sarana prasarana tersebut tidak

mengganggu proses pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas.

Untuk mengetahui ketersediaan sarana prasarana, maka dilakukan

wawancara dengan informan di Puskesmas Pamulang. Berikut pernyataan yang

diungkapkan informan terkait :

“Semua sarana prasarana awalnya sudah tersedia dan disimpan di Poli Anak.

Namun, poli lain suka mengambil sarana prasarana tersebut sehingga tidak

berada di satu tempat atau ruangan. Untuk sekarang ya, sarana dan prasarana

tersebut ada di UGD Puskesmas.” (Inf 03)

“Puskesmas sudah menyediakan ya, waktu adanya poli MTBS tahun 2009.

Sarana prasarana gedung dan alat seperti senter, respiratory rate dari Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Cuma yang dari Dinas Kesehatan sudah ada

yang rusak ya jadi kita pegadaan sendiri dengan dana JKN.” (Inf 01)

Dari hasil wawancara dengan informasi di Puskesmas Pamulang dapat

diketahui bahwa Puskesmas sudah menyediakan sarana prasarana tersebut sejak

tahun 2009 dengan adanya poli MTBS. Akan tetapi, poli MTBS tidak aktif

dijalankan di Puskesmas karena kurangnya tenaga kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan di

Puskesmas Pamulang mengenai peran Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

dalam memenuhi sarana prasarana di Puskesmas. Berikut wawancara bersama

informan yang telah dilakukan :

“Memberikan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan yang telah

diajukan oleh Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.” (Inf 03)

Page 86: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

68

“Iya Dinas Kesehatan membantu dengan memberikan sarana dan prasarana

untuk Puskesmas.” (Inf 04)

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan dari Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan terkait perannya dalam memberikan sarana

prasana di Puskesmas Pamulang. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa :

“Memberikan sarana dan prasarana, update sarana dan prasarana yang di dapat

dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi diberikan ke

Puskesmas.” (Inf 02)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Dinas Kesehatan Kota

Tangerang selatan membantu menyediakan sarana dan prasana dengan

memberikan sarana prasarana sesuai dengan kebutuhan dan mengupdate sarana

prasana tersebut yang di dapat dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan

Provinsi Banten.

5.4.3 Anggaran atau Dana

Dana adalah materi dalam bentuk uang yang digunakan untuk mendukung

terlaksananya tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas, pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita akan berjalan sesuai dengan keinginan apabila

didukung dalam segi pembiayaan.

Adanya anggaran atau dana yang dimiliki oleh Puskesmas Pamulang untuk

melakukan tatalaksana pneumonia balita akan dipaparkan dalam pernyataan dari

informan terkait. Berikut kutipan wawancaranya :

“Dana untuk tatalaksana dari Puskesmas. Kalo untuk kunjungan rumah dari

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan ya untuk pneumonia balita.” (Inf 03)

Page 87: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

69

“Peran Dinas Kesehatan kasih alat untuk menghitung respiratory rate, ada juga

oksigen konsentrator rusak baru-baru ini mau diperbaiki binggung nyari

teknisinya. Dinas Kesehatan memberikan dana untuk pelatihan tatalaksana

pneumonia balita. Untuk obat diberikan dari Dinas Kesehatan juga, dana JKN

digunakan sebagai backup jika dana dari Dinas Kesehatan lagi kosong.” (Inf 01)

“Saya kurang tau ya soal dana itu. Kayaknya dana operasional tidak khusus

untuk tatalaksana pneumonia balita.” (Inf 04)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan di Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan, diketahui bahwa dana berasal dari APBD dan

dana operasional Puskesmas. Berikut pernyataan yang diungkapkan oleh informan

terkait :

“Dana yang digunakan biasanya dana operasional Puskesmas dan kunjungan

rumah ada anggaran dari APBD. Terus untuk penyediaan sarana prasana tahun

2015-2016, workshop dan rakor tenaga kesehatan itu biasanya dari kita Dinas

Kesehatan ya.” (Inf 02)

Dari keseluruhan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar informan mengatakan bahwa dana untuk melakukan tatalaksana pneumonia

balita berasal dari operasional Puskesmas, APBD dan Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan, tetapi ada dana pendukung yakni dana JKN yang digunakan

jika dana dari Dinas Kesehatan belum tersedia.

5.4.4 Sasaran

Sasaran adalah balita dan ibu balita yang mempunyai tanda dan gejala

menderita pneumonia. Pada sasaran ini akan dipaparkan mengenai cara tenaga

kesehatan menetapkan sasaran pneumonia balita dan kesesuaian sasaran

Page 88: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

70

pneumonia balita dengan pedoman tatalaksana yang akan dijelaskan dari

wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai cara tenaga kesehatan menetapkan

sasaran balita pneumonia di Puskesmas Pamulang, informan mengemukakan

pernyataan yang dikutip sebagai berikut :

“Biasanya hitung napas terlebih dahulu, lalu diklasifikasikan berdasarkan usia

dengan jumlah hitung 1 rasinya. Jika mengarah ke pneumonia dirujuk ke dokter

umum, lalu ditulis diagnosanya berdasarkan klasifikasi usia.” (Inf 03)

“Sudah sesuai, sampai saat ini sasaran pneumonia balita belum memenuhi target.

Namun penemuan pneumonia balita tetap tinggi dibandingkan Puskesmas lain.

Target nasional spm terbaru 100% dan Puskesmas Pamulang ditahun 2016 sudah

mencapai target.” (Inf 01)

“Yang saya tau teman-teman sudah bisa menetapkan sasaran pneumonia karena

sudah biasa ikut pelatihan pedoman tatalaksana pneumonian balita ya, tapi tetap

yang mendiagnosa dokter ya.” (Inf 04)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara yang diperoleh dari informan di

Puskesmas Pamulang, dapat disimpulkan bahwa seluruh informan menyatakan

bahwa tenaga kesehatan dalam menetapkan sasaran berdasarkan hasil diagnosa

dan klasifikasi usia balita tersebut untuk menentukan pengobatan. Hal ini juga

didukung dengan didapatnya pelatihan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan untuk pemegang program pneumonia

balita.

Page 89: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

71

Hal ini sama dengan hasil wawancara pada informan di Dinas Kesehatan

Kota Tangerang Selatan terkait cara penetapan sasaran pneumonia balita di

Puskesmas, berikut kutipan wawancara yang didapat :

“Sasaran balita pneumonia mengikuti sasaran yang telah ditentukan Kementerian

Kesehatan dalam pedoman tatalaksana pneumonia balita. Setiap Puskesmas

menentukan target berbeda karena disesuaikan dengan jumlah balita di daerah

Puskesmas.” (Inf 02)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan kunci,

diketahui bahwa permasalahan yang ada di Puskesmas Pamulang adalah SDM

yang memiliki penilaian sendiri dalam menetapkan balita pneumonia atau tidak,

karena dari hasil observasi didapatkan bahwa SDM yang sudah mendapatkan

tanda dan gejala anak yang mendekati pneumonia jarang dihitung napasnya.

Berdasarkan pedoman tatalaksana jika anak sudah memiliki tanda dan gejala

pneumonia dengan napas yang cepat dan harus dihitung napas untuk menentukan

klasifikasi balita pneumonia berat, pneumonia, dan batuk bukan pneumonia.

Informan menyatakan kesesuaian sasaran balita pneumonia di Puskesmas

Pamulang berdasarkan pedoman tatalaksana pneumonia balita. Hasil wawancara

yang dikutip dikutip, sebagai berikut :

“Sudah sesuai dengan pedoman ya. Untuk target kita Puskesmas sama dengan

Dinas Kesehatan.” (Inf 03)

“Sudah sesuai dengan pedoman, namun angka penemuan kasus selama ini yang

saya lihat dari tahun ketahun tidak menurun ya.” (Inf 04)

Berdasarkan hasil wawancara diatas yang diperoleh dari informan di

Puskesmasn Pamulang, dapat disimpulkan bahwa seluruh tenaga kesehatan belum

Page 90: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

72

baik dalam menentukan sasaran balita pneumonia untuk melakukan tatalaksana

pneumonia balita berdasarkan pedoman tatalaksana di Puskesmas Pamulang.

5.5 Gambaran Proses Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

Terdapat beberapa proses dalam pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita,

proses tersebut terdiri dari menilai anak batuk atau kesukaran bernapas, klasifikasi

tindakan untuk anak umur 2 bulan s.d 59 bulan, klasifikasi dan tindakan untuk

bayi atau kesukaran bernapas <2 bulan, pengobatan dan rujukan, konseling ibu,

tindak lanjut pneumonia balita, dan penerapan di Puskesmas.

5.5.1 Menilai anak batuk atau kesukaran bernapas

Proses menilai anak batuk atau Kesukaran bernapas yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang sedang bertugas di Poli anak terkait dengan pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan berdasarkan pedoman tatalaksana

pneumonia balita. Data menilai anak batuk atau kesukaran bernapas didapat

melalui wawancara mendalam dan observasi di Puskesmas Pamulang.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa informan di Puskesmas

Pamulang melakukan 3 tahapan dalam menilai anak batuk atau kesukaran

bernapas yang terdiri dari menanyakan, melihat, dan mendengarkan keadaan

balita di Poli umum. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan, sebagai berikut :

“Menilai anak batuk sesuai dengan pedoman ya aku mulai dengan tanyain umur

anak, keluhan apa aja, dan sudah berapa lama sakitnya. Terus aku lihat keadaan

balitanya ada napas cepat atau tarikan dinding dada bagian bawah atau tidak,

dan terakhir aku dengar pernapasan balitanya apakah ada stridor ataupun

wheezing dengan stetoskop pada balita. Jadi aku tinggal ngikutin aja tindakan

Page 91: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

73

yang ada dipedoman, terus sebelumnya juga udah pernah dapat pelatihan

pedoman tatalaksana pneumonia balita” (Inf 03)

Hasil observasi pada 6 balita pneumonia di Puskesmas Pamulang, diketahui

bahwa dalam proses menilai anak batuk atau kesukaran bernapas dilakukan di

Poli umum karena kurangnya tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan

kesehatan di Poli anak. Tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan tenaga

kesehatan pada tahapan menilai anak batuk atu kesukaran bernapas yakni dengan

memberikan pertanyaan dan mendengarkan keluhan balita kepada ibu balita,

selanjutnya tenaga kesehatan melihat keadaan balita untuk memastikan keluhan

balita tersebut, dan terakhir tenaga kesehatan mendengar dengan stetoskop untuk

menilai apakah balita memiliki stridor ataupun wheezing pada pernapasannya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa dalam proses menilai anak batuk atau kesukaran

bernapas dilakukan dengan baik oleh tenaga kesehatan yakni dengan menanyakan

keadaan balita, melihat napas cepat dan tarikan didnding dada bagian bawah

balita, dan mendengar ada tidaknya stridor dan wheezing pada balita untuk

menentukan tindak lanjut dalam tatalaksana pneumonia balita.

5.5.2 Klasifikasi Tindakan Untuk Anak Umur 2 Bulan Sampai

Dengan 59 Bulan

Proses klasifikasi tindakan untuk anak umur 2 bulan sampai dengan 59

bulan di Puskesmas Pamulang terbagi menjadi tiga yakni pneumonia berat,

pneumonia, dan batuk bukan pneumonia dalam melakukan tatalaksana

berdasarkan pedoman tatalaksana pneumonia balita.

Page 92: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

74

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tenaga kesehatan

menentukan balita pneumonia pada anak umur 2 bulan sampai dengan 59 bulan

dengan menghitung napas cepat yang lebih 50x/menit untuk menentukan

klasifikasi dan tindakan tatalaksana. Tatalaksana yang dilakukan adalah

memberikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali perhari untuk 3 hari, diberi pelega

tenggorokan dan pereda batuk yang aman, apabila batuk > 14 hari rujuk, apabila

wheezing berulang rujuk, nasehati ibu untuk memberikan obat sesuai anjuran

petugas kesehatan dan bawa kembali jika keadaan anak bertambah buruk serta

jelaskan cara pemberian antibiotik, kunjungan ulang dalam 3 hari, dan obati

wheezing bila ada. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan, sebagai

berikut :

“Biasanya aku cek dulu RR balitanya pake alat namanya respiratory rate timer,

kalo ada napas cepat lebih dari 50x/menit untuk usia anak 2 bulan sampe 59

bulan baru di klasifikasi bahwa balitanya menderita pneumonia. Terus aku kasih

amoksisilin untuk 3 hari dan aku jelasin cara kasih antibiotiknya, kasih pelega

tenggorokan dan pereda batuknya, kalo ada batuk > 14 hari rujuk, nasehatin

ibunya untuk kasih obat sesuai anjuran aku dan bawa balik ke Puskesmas kalo

keadaan anaknya bertambah buruk, dan kunjungan ulang dalam 3 hari

berikutnya.” (Inf 03)

Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan tatalaksana

pneumonia untuk klasifikasi dan tindakan pada anak berumur 2 bulan sampai

dengan 59 bulan dengan 6 balita pneumonia yang ditemukan saat observasi yakni

2 balita pneumonia diketahui terdapat proses tatalaksana yang pelaksanaannya

Page 93: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

75

tidak sesuai dengan pedoman tatalaksana yakni tidak memberikan amoksisilin

oral dosis tinggi 2 kali perhari untuk 3 hari pada balita.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam proses klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2

bulan s.d 59 bulan pelaksanaannya belum dilakukan dengan baik, hal ini

dikarenakan terdapat proses tatalaksana yang tidak dilakukan oleh tenaga

kesehatan yakni tidak memberikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali perhari

untuk 3 hari pada balita tersebut. Adanya proses klasifikasi dapat memberikan

informasi yang untuk menentukan tindakan pengobatan dalam memberikan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas.

5.5.3 Klasifikasi Dan Tindakan Untuk Bayi Batuk Atau Kesukaran Bernapas

Umur <2 Bulan

Proses klasifikasi dan tindakan untuk bayi batuk atau kesukaran bernapas

umur <2 bulan di Puskesmas seharusnya dilakukan berdasarkan pedoman

tatalaksana pneumonia balita guna untuk menemukan sedini mungkin balita

pneumonia dan mengobati untuk mengurangi keparahan serta kematian balita

akibat pneumonia.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tenaga kesehatan

menentukan klasifikasi dan tindakan untuk bayi batuk atau kesukaran bernapas

umur <2 bulan dengan menghitung napas cepat yang lebih 60 x/menit dan ada

tarikan dinding dada kedalam. Klasifikasi dan tindakan yang dilakukan adalah

rujuk segera balita ke RS, sebelum meninggalkan Puskesmas beri pengobatan pra

rujukan seperti pemberian antibiotik, atasi demam, wheezing, kejang, dan

sebagainya), tulis surat rujukan ke RS dan anjurkan ibu agar membawa anak ke

Page 94: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

76

RS sesegera mungkin, anjurkan ibunya untuk tetap memberikan ASI dan jaga bayi

tetap hangat, dan jika tidak dapat dirujuk lakukan pengobatan di Puskesmas. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan informan di Puskesmas, sebagai berikut :

“Untuk bayi <2 bulan, aku tetap menghitung napas cepat bayi menggunakan

respiratory rate timer. Untuk usia bayi napas cepat 60x/ menit atau lebih dan ada

tarikan dinding dada kedalamnya baru tau klasifikasi bahwa bayi menderita

pneumonia berat. Bayi seperti ini langsung aku rujuk, tapi biasanya kita kasih

obat dulu kalo ada demam, wheezing, ataupun kejang dulu sebelum ke RS. Sambil

ngurus surat rujukan ke RS, kita suruh ibunya untuk tetap kasih ASI dan jaga

kondisi bayinya agar tetap hangat. Kalo bayinya tidak bisa di rujuk, barulah kita

kasih rawat jalan di Puskesmas aja” (Inf 03)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

memberikan klasifikasi dan tindakan pada bayi berumur <2 bulan dilakukan

dengan baik dan tenaga kesehatan melakukan koordinasi dengan RS untuk

memberikan pelayanan rujukan untuk bayi menderita pneumonia berat. Hasil

wawancara tidak didukung dengan hasil observasi dan telaah dokumen karena

selama melakukan observasi dan telaah dokumen tidak menemukan bayi batuk

atau kesukaran bernapas berumur <2 bulan yang menderita pneumonia berat di

Puskesmas Pamulang.

5.5.4 Pengobatan dan Rujukan

Setelah dilakukan proses menilai anak batuk atau kesukaran bernapas,

klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2 bulan s.d 59 bulan, klasifikasi dan

tindakan untuk bayi batuk atau kesukaran bernapas umur <2 bulan, dan

Page 95: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

77

selanjutnya proses pengobatan dan rujukan di Puskesmas Pamulang yang akan

dilakukan berdasarkan pedoman tatalaksana pneumonia balita.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan di

Puskesmas Pamulang mengenai pengobatan dan rujukan dalam melakukan

tatalaksana pneumonia balita. Berikut pernyataan yang diungkapkan oleh

informan terkait :

“Jika pneumonia berat kita rujuk ke RSUD, kalo masih ringan kita beri obat dan

jika 3 hari tidak ada perbaikan kita rawat inap di Puskesmas.” (Inf 01)

“Tergantung klasifikasi pneumonianya ya, jika pneumonia aja kita kasih

antibiotik, dan kalo pneumonia berat kita ada retraksi iga atau ada kejang gizi

buruk dan gejala lainnya kita rujuk ke RSUD. Alur rujukannya mengikut pedoman

tatalaksana pneumonianya.” (Inf 04)

“Pengobatan dengan memberikan antibiotik, pengobatan demam, dan

pengobatan wheezing terlebih dahulu. Jika diobati ternyata memperparah atau

sudah parah terlebih dahulu langsung diberikan rujukan. Namun, jika masih bisa

ditangani dengan menggunakan alat nebulizer dan obat kita atasi dulu sebelum

melakukan rujukan.” (Inf 03)

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan di Puskesmas

Pamulang, dapat disimpulkan bahwa seluruh informan menyatakan bahwa tenaga

kesehatan dalam memberikan pengobatan dan rujukan pneumonia balita

berdasarkan klasifikasi dan tindakan sesuai umur balita dan selanjutnya diberikan

pengobatan yang terdiri dari pemberian antibiotik, pegobatan demam, dan

pengobatan wheezing jika ada. Serta rujukan dilakukan saat balita sudah

Page 96: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

78

menunjukkan tanda dan gejala pneumonia berat dan sebelum rujukan tenaga

kesehatan tetap memberikan pengobatan pra rujukan di Puskesmas Pamulang.

Berbeda dengan peran Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan terhadap

pengobatan dan rujukan balita pneumonia dengan melakukan monitoring secara

berkala ke Puskesmas. Berikut kutipan wawancara dengan informan di Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan :

“Yaa saya sebagai staf pelaksana pneumonia balita dari Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan melakukan monitoring saja untuk pengobatan dan rujukan,

terus Puskesmas yang memberikan pengobatan dan rujukan yang sudah ada

alurnya sendiri kemana untuk mendapat tindak lanjut pelayanan kesehatan

pneumonia balita.” (Inf 02)

Hasil observasi pada 6 balita pneumonia yang ditemukan saat proses

pengobatan dan rujukan terdapat proses tatalaksana yang tidak dilakukan oleh

tenaga kesehatan yakni tidak memberikan pengobatan antibiotik oral yang sama

dengan pedoman tatalaksana pneumonia pada balita. Tenaga kesehatan

memberikan antibiotik oral selain amoksisilin dan eritromisin pada 2 balita

pneumonia di Puskesmas Pamulang. Selama observasi dilakukan tidak ditemukan

adanya balita pneumonia yang dirujuk ke rumah sakit, hal ini karena balita

pneumonia yang ditemukan masih bisa melakukan rawat jalan dengan pengobatan

yang diberikan oleh tenaga kesehatan dengan komitmen melakukan kunjungan

ulang setelah tiga hari mendapatkan pengobatan dari Puskesmas.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam proses pengobatan dan rujukan balita pneumonia di

Puskesmas Pamulang untuk proses tatalaksana yang dilakukan belum baik yakni

Page 97: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

79

dengan ditemukan tenaga kesehatan yang tidak memberikan antibiotik oral

amoksisilin atau eritromisin pada balita pneumonia.

5.5.5 Konseling Ibu

Pada proses selanjutnya yang sangat penting dalam menentukan

kesembuhan bagi balita adalah pengetahuan ibu dalam memberikan pengobatan

rawat jalan dirumah pada balita yang di dapat melalui konseling ibu balita yang

diberikan oleh tenaga kesehatan yang sedang bertugas di Poli Anak dengan

memberikan pelayanan kesehatan pada balita pneumonia.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan di

Puskesmas Pamulang mengenai proses konseling ibu dalam melakukan

tatalaksana pneumonia balita. Berikut pernyataan yang diungkapkan oleh

informan terkait :

“Setiap abis kita kasih terapi kita konseling dulu, seperti cara penggunaan obat,

cara penanganan balita saat sesak, dan pola makan anak pada bagian gizi.

Belum ada sosialisasi untuk ibu dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

Konseling individu dengan ibu pada kunjungan rumah untuk penderita

pneumonia, ya saya yang datang berkunjung.” (Inf 03)

“Jika saya yang jaga di Poli anak saya berikan konseling pada ibu, saya

melakukan konseling liat jika dia ada napasnya belum normal segera kembali

atau misalkan jika 2 sampai 3 hari tidak ada perbaikan napas makin sesak dan

tanda bahaya pada ada saya kasih konseling ibunya agar segera dirujuk ke

RSUD.” (Inf 04)

“Iya pasti konseling diberikan saat berobat ke Puskesmas, tatalaksana pneumonia

dan apa yang harus dilakukan saat balita di rawat dirumah seperti apa. Yang

Page 98: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

80

memberikan konseling ke ibu balitanya ya petugas yang memberikan pelayanan

di Poli anak, seperti bidan atau dokter.” (Inf 02)

Diketahui dari hasil wawancara diatas bahwa dalam proses memberikan

konseling balita yang dilakukan tenaga kesehatan yang terdiri dari mengajari ibu

cara pemberian obat oral dirumah, menggunkana buku KIA untuk petunjuk

pemberian makanan, cairan/ASI seperti tanda-tanda untuk kembali, mengajari ibu

menggunkana bahan yang aman untuk meredakan batuk dirumah, dan memberi

tahu ibu tentang pencegahan pneumonia balita.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan terkait konseling ibu balita pneumonia di Puskesmas. Berikut

hasil kutipan wawancara :

“Kita dari Dinas Kesehatan ya memberikan sosialisasi ke Puskesmas dan

pelatihan konseling untuk petugas kesehatan yang melakukan tatalaksana

pneumonia balita.” (Inf 02)

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi pada 6 balita di Puskesmas

Pamulang, diketahui bahwa pada proses konseling ibu terdapat proses tatalaksana

yang tidak dilakukan seperti mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah yang

tidak dilakukan dengan menggunakan bagan pengobatan untuk menentukan obat

dan dosis yang sesuai pada ibu balita, tidak menggunkan buku KIA untuk

petunjuk pemberian makanan, cairan/ASI seperti tanda-tanda untuk kembali, tidak

mengajari ibu menggunakan bahan yang aman untuk meredakan batuk dirumah

seperti memberitahu ibu obat yang tidak dianjurkan, dan tidak memberi tahu ibu

tentang pencegahan pneumonia balita seperti menjaga kebersihan rumah dan

Page 99: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

81

lingkungan, rumah dengan ventilasi cukup, dan rajin mencuci tangan dengan

sabun atau antiseptik.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa dalam proses konseling ibu oleh tenaga kesehatan

pelaksanaan tatalaksana belum dilakukan dengan baik. Hal ini terjadi pada proses

yang tidak menggunakan bagan pengobatan untuk menentukan obat dan dosis

yang sesuai pada ibu balita, tidak memberikan petunjuk pemberian makanan,

tidak menggunakan buku KIA sebagai petunjuk, dan tidak memberi tahu

pencegahan pneumonia. Adanya kekurangan pada proses ini tidak menjadi

kendala dalam proses konseling ibu balita pneumonia, tenaga kesehatan

menggunakan ilmunya yang didapat dari diseminasi ilmu untuk pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita dari tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan

sosialisasi dan pelatihan pedoman tatalaksana pneumonia balita.

5.5.6 Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Puskesmas dalam proses tindak lanjut pneumonia balita tidak dilakukan di

semua kasus pneumonia balita, hal ini disesuaikan dengan keadaan balita setelah

mendapatkan pengobatan rawat jalan di Puskesmas Pamulang. Tindak lanjut

pneumonia balita terdiri dari 2 proses yakni kunjungan ulang dan kunjungan

rumah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan di

Puskesmas Pamulang mengenai proses tindak lanjut pneumonia balita dalam

melakukan tatalaksana pneumonia balita. Berikut pernyataan yang diungkapkan

oleh informan terkait :

Page 100: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

82

“Kalo misalnya dia kita obatin dengan diagnosis pneumonia obat habis 3 hari

wajib kontrol ke Puskesmas, jika tidak kontrol Puskesmas melakukan pelacakan

kasus (kunjungan rumah) yang melakukan biasanya saya dan dr. R. Kunjungan

ulang pengobatan dia ga sembuh suruh datang lagi, ga bisa dilepas aja tunggu

sembuh baru dilepas pemantauannya.” (Inf 03)

“Tindak lanjut untuk pneumonia balita tidak ada kunjungan rumah, paling

kunjungan ulang 2-3 hari balita melakukan kontrol lagi ke Puskesmas.” (INF 04)

“Pneumonia ringan tidak ada kunjungan ulang, tapi kalo pneumonia berat kita

ada kunjungan rumah. Yang melakukannya kunjungan rumah bidan atau perawat

yang sesuai dengan wilayah penderita pneumonia balita tersebut.” (Inf 01)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada informan di

Puskesmas Pamulang, maka dapat diketahui bahwa dalam proses tindak lanjut

pneumonia balita tidak semua kasus dilakukan kunjungan ulang dan kunjungan

rumah. Kunjungan ulang dilakukan jika ditemukan balita pneumonia untuk

memantau keadaan balita membaik, tetap sama, atau memburuk. Lain halnya

untuk kunjungan rumah dilakukan saat balita pneumonia yang tidak melakukan

kunjungan ulang di Puskesmas Pamulang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan informan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Berikut kutipan

wawancaranya :

“Berdasarkan alur rujukan, melakukan kunjungan rumah balita penderita

pneumonia dari Petugas Puskesmas setempat.” (Inf 02)

Hasil observasi peneliti yang telah dilakukan di Puskesmas Pamulang,

diketahui bahwa dari 6 balita pneumonia yang ditemukan pada proses tindak

lanjut pneumonia balita sebagian balita tidak melakukan kunjungan ulang, hanya

Page 101: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

83

1 balita yang melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas dengan keadaan

membaik untuk meneruskan pemberian antibiotik sampai 3 hari berikutnya.

Tenaga kesehatan tidak melakukan kunjungan rumah pada 6 balita pneumonia,

hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan informan di Puskesmas sebagai

berikut :

“....kendalanya SDM untuk melakukan kunjungan rumah ga ada selain saya dan

dr.risna jadi kadang kurang terlaksana kunjungan rumah karena kesibukan di

Puskesmas.” (Inf 03)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa dalam proses tindak lanjut pneumonia balita pelaksanaan

belum dilakukan dengan baik yakni untuk kunjungan ulang dan kunjungan rumah

belum dilaksanakan pada semua balita pneumonia di Puskesmas Pamulang.

5.5.7 Penerapan di Puskesmas Pamulang

Proses terakhir yang dilakukan dalam pelaksanaan tatalaksana pneumonia

balita adalah penerapan di Puskesmas. Penerapan di Puskesmas terdiri dari

persiapan penerapan, penerapan, dan pemantauan dan evaluasi di Puskesmas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang ada di Puskesmas

Pamulang terkait penerapan di Puskesmas dalam melakukan tatalaksana

pneumonia balita. Berikut pernyataan yang diungkapkan oleh informan terkait :

“Saya yang merekap dari lembaran (register anak) penderita pneumonia balita,

selanjutnya saya setiap bulan memberikan laporan LB3 ke Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan sebelum tanggal 5 setiap bulannya. Tidak ada sanksi, cuma

pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan akan terus meminta laporan

tersebut.” (Inf 03)

Page 102: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

84

“Sebulan sekali saya memberikan pencatatan dan pelaporan ke Dinas Kesehatan

Kota Tangerang Selatan sebelum tanggal 5 dalam bentuk LB3 yaa.” (Inf 04)

“Laporan diberikan setiap bulannya, ada register pneumonia balitanya sendiri

kita lapor via LB1 dan LB3. Fungsi pencatatan dan pelaporan tersebut itu lebih

informasi untuk kita aja sih.” (Inf 01)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses

penerapan di Puskesmas untuk pencatatan dan pelaporan, Puskesmas memberikan

laporan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan setiap bulannya sebelum

tanggal 5 dalam bentuk laporan yakni LB1 dan LB3 berdasarkan data dari register

anak dan laporan dari pelayanan kesehatan di sekitar wilayah kerja Puskesmas

Pamulang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan

informan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan terkait penerapan di

Puskesmas. Berikut kutipan wawancaranya :

“Pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan pneumonia balita banyak Puskesmas

yang memberikan laporan tidak sesuai format karena format diganti dari tahun

2015 pertengahan. Tidak semua Puskesmas mengerti memakai komputer

sehingga berdampak saat saya input datanya di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan tidak valid, jadi sama saja mereka tidak melaporkan atau

tidak tepat. Pencatatan dan pelaporan diberikan setiap tanggal 5 tiap bulannya

dan tidak ada sanksi untuk Puskesmas yang terlambat dalam memberikan hasil

pencatatan dan pelaporan. Setiap rapat koordinasi selalu followup pencatatan

dan pelaporannya bagaimana, kenapa tidak bisa mengisi sesuai format padahal

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah memberikan sosialisasi datang

ke Puskesmas untuk pengisian format. Namun, Puskesmas masih ada yang belum

Page 103: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

85

paham menggunakan komputer besok-besok nanya lagi, sehinnga memberikan

pelaporan dengan format lama.” (Inf 02)

Hasil observasi dan telaah dokumen yang telah dilakukan di Puskesmas

Pamulang, diketahui bahwa penemuan balita pneumonia di Puskesmas Pamulang

dalam 1 bulan hanya ditemukan 6 balita pneumonia karena tenaga kesehatan tidak

menghitung respiratory rate balita. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah pasien

dan tidak adanya alat respiratory rate di Poli umum, sehingga tidak dihitung

napas cepat pada balita yang mengakibatkan tenaga kesehatan hanya memberikan

pelayanan kesehatan dengan diagnosa penyakit ISPA. Dampak dari hal tersebut

adalah sedikitnya penemuan kasus pneumonia balita, sehingga laporan yang

diberikan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan setiap bulan hasilnya tidak

sesuai dengan buku register anak penemuan kasus pneumonia balita.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam proses pencatatan dan pelaporan Puskesmas Pamulang

belum dilakukan dengan baik, yakni masih adanya tindakan tenaga kesehatan

yang memberikan laporan ke Dinas Kesehatan Tangerang Selatan yang tidak

sesuai dengan hasil data yang ada di register anak untuk penemuan balita

pneumonia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang ada di Puskesmas

Pamulang terkait penerapan di Puskesmas dalam melakukan tatalaksana

pneumonia balita pada bagian pemantauan dan evaluasi. Berikut pernyataan yang

diungkapkan oleh informan terkait :

“Minimal harus kunjungan rumah, kalo ga biasanya distatus ada nomor telepon

bisa dikonseling lewat telpon dan mengetahui keadaan balita sembuh atau sampai

Page 104: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

86

dirujuk ke RS. Di pantau lewat Binwil (bina wilayah) ada penanggung jawab RT

masing-masing dan posyandu dengan bidan dan kader setiap desa. Pelaporannya

ke TU, Kapus, dan baru ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.” (Inf 03)

“Saya sebagai koordinator melakukan pemantauan dan evaluasi aja dari setiap

program P2. Kadang-kadang suka lupa di periksa RR nya untuk mengingatkan,

kendalanya form MTBS tidak di isi. Hasil pemantauan dan evaluasi diberikan ke

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.” (Inf 04)

“Ada pertemuan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan karena

penemuan pneumonia balita masih rendah biasanya mengevaluasi kenapa masih

rendah terus. Yang terlibat pemegang program pneumonia balita yakni bidan

Yuni.” (Inf 01)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses

penerapan di Puskesmas bagian pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan dengan cara menelpon orang tua balita pneumonia untuk

mengetahui kondisi setelah mendapatkan pengobatan di Puskesmas dan dibantu

oleh Binwil (bina wilayah) yang ada penanggung jawab RT masing-masing dan

posyandu dengan bidan dan kader setiap desa. Hasil dari pemantauan dan evaluasi

diberikan secara berjenjang mulai dari kepala tata usaha, kepala Puskesmas, dan

Dinas Kesehatan Kota Tangeranag Selatan. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara dengan informan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Berikut

kutipan wawancaranya :

“Pemantauan dilihat di laporan ada kenaikan atau penurunan, melihat faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi setiap Puskesmas adanya pneumonia balita.

Pemantauan dan evaluasi di lakukan oleh staf pelaksana pemegang program,

Page 105: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

87

kepala seksi, dan kepala bidang di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.”

(Inf 02)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di Puskesmas dan Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan terkait penerapan di Puskesmas dalam

melakukan proses pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan baik yakni

Puskesmas melakukan pemantauan dan evaluasi dengan melihat angka penemuan

kasus pneumonia balita setiap bulannya dan mengevaluasi hasil cakupan

pelayanan kesehatan setiap tahunnya untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan penemuan balita pneumonia yang

ada di Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

5.6 Gambaran Output Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

Output dari pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita bisa dilihat dari

terlaksananya tatalaksana pneumonia balita melalui wawancara mendalam dan

observasi terkait kesesuaian tatalaksana di Puskesmas dengan pedoman

tatalaksana pneumonia balita.

Berdasarkan hasil hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen dapat

diketahui kesesuaian tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang

dengan pelaksanaan tatalaksana yang melakukan enam langkah tatalaksana

pneumonia balita, sebagai berikut :

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program pneumonia

balita di Puskesmas Pamulang sudah sesuai dengan pedoman. Berikut

hasil wawancara dengan informan :

Page 106: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

88

“...Menilai anak batuk sesuai dengan pedoman ya aku mulai dengan

tanyakan umur anak, keluhan apa aja, dan sudah berapa lama sakitnya.

Terus aku lihat keadaan balitanya ada napas cepat atau tarikan dinding

dada bagian bawah atau tidak, dan terakhir aku dengar pernapasan

balitanya apakah ada stridor ataupun wheezing dengan stetoskop pada

balita.” (Inf 03)

Hasil wawancara didukung dengan hasil observasi yang diketahui

bahwa 6 balita pneumonia yang mendapatkan tatalaksana pneumonia

balita di Puskesmas dalam proses menilai anak batuk atau kesukaran

bernapas yang dilakukan tenaga kesehatan yakni dengan memberikan

pertanyaan dan mendengarkan keluhan balita kepada ibu balita,

selanjutnya tenaga kesehatan melihat keadaan balita untuk memastikan

keluhan balita tersebut, dan terakhir tenaga kesehatan mendengar dengan

stetoskop unntuk menilai apakah balita memiliki stridor ataupun wheezing

pada pernapasannya.

Berdasarakan telaah dokumen menilai batuk anak atau kesukaran

bernapas dilakukan dengan menilai berarti memperoleh informasi tentang

penyakit anak dengan melakukan anamnesi melalui wawancara

(mengajukan pertanyaan kepada ibu) dan pemeriksaan fisik balita dengan

cara melihat dan mendengarkan pernapasan. Cara pemeriksaan fisik yang

digunakan adalah dengan mencari beberapa tanda klinik tertentu yang

mudah dimengerti dan diajarkan tanpa penggunaan alat-alat kedokteraan.

Tanda klinik adalah napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam (TDDK) dan suara napas tambahan (wheezing dan stridor).

Page 107: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

89

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen dapat

disimpulkan bahwa tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan di

Puskesmas Pamulang sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia

balita dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

2. Klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai untuk 2 kelompok umur balita

yakni umur <2 bulan dan umur 2 bulan sampai dengan 59 bulan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di Puskesmas

Pamulang tenaga kesehatan dalam menentukan klasifikasi tindakan untuk

anak umur 2 bulan s.d 59 bulan melakukan beberapa tindakan pelayanan

kesehatan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan :

“Biasanya aku cek dulu RR balitanya pake alat namanya respiratory rate

timer, kalo ada napas cepat lebih dari 50x/menit untuk usia anak 2 bulan

sampe 59 bulan baru di klasifikasi bahwa balitanya menderita pneumonia.

Terus aku kasih amoksisilin untuk 3 hari dan aku jelasin cara kasih

antibiotiknya, kasih pelega tenggorokan dan pereda batuknya, kalo ada

batuk > 14 hari rujuk, nasehatin ibunya untuk kasih obat sesuai anjuran

aku dan bawa balik ke Puskesmas kalo keadaan anaknya bertambah

buruk, dan kunjungan ulang dalam 3 hari berikutnya.” (Inf 03)

Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan

tatalaksana pneumonia untuk klasifikasi dan tindakan untuk anak berumur

2 bulan s.d 59 bulan pada 6 balita pneumonia yang ditemukan saat

observasi yakni pada 2 balita menderita pneumonia balita diketahui

terdapat proses tatalaksana yang tidak dilaksanakan yakni tidak

Page 108: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

90

memberikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali perhari untuk 3 hari pada

balita pneumonia.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan di Puskesmas

Pamulang pada 2 balita pneumonia belum sesuai dengan pedoman

tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat

Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

3. Pengobatan Dan Rujukan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pemegang

program di Puskesmas Pamulang mengenai pengobatan dan rujukan dalam

melakukan tatalaksana pneumonia balita. Berikut pernyataan yang

diungkapkan oleh informan terkait :

“Pengobatan dengan memberikan antibiotik, pengobatan demam, dan

pengobatan wheezing terlebih dahulu. Jika diobati ternyata memperparah

atau sudah parah terlebih dahulu langsung diberikan rujukan. Namun,

jika masih bisa ditangani dengan menggunakan alat nebulizer dan obat

kita atasi dulu sebelum melakukan rujukan.” (Inf 03)

Hasil observasi 2 dari 6 balita pneumonia yang ditemukan di

Puskesmas Pamulang diketahui bahwa pada saat melakukan tatalaksana

pneumonia balita pada proses pengobatan dan rujukan petugas kesehatan

tidak memberikan pengobatan antibiotik oral yang sama dengan pedoman

tatalaksana pneumonia balita.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan di Puskesmas

Page 109: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

91

Pamulang pada 2 balita pneumonia belum sesuai dengan pedoman

tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat

Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

4. Konseling Ibu

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan di

Puskesmas Pamulang mengenai proses konseling ibu dalam melakukan

tatalaksana pneumonia balita. Berikut pernyataan yang diungkapkan oleh

informan terkait :

“Setiap abis kita kasih terarapi kita konseling dulu, seperti cara

penggunaan obat, cara penanganan balita saat sesak, dan pola makan

anak pada bagian gizi. Belum ada sosialisasi untuk ibu dari Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Konseling individu dengan ibu pada

kunjungan rumah untuk penderita pneumonia, ya saya yang datang

berkunjung.” (Inf 03)

Berdasarkan hasil observasi pada 8 balita di Puskesmas Pamulang,

diketahui bahwa pada proses konseling ibu terdapat proses tatalaksana

yang tidak dilakukan seperti mengajari ibu cara pemberian obat oral

dirumah yang tidak dilakukan tatalaksana dengan menggunakan bagan

pengobatan untuk menentukan obat dan dosis yang sesuai pada ibu balita,

tidak menggunakan buku KIA untuk petunjuk pemberian makanan,

cairan/ASI seperti tanda-tanda untuk kembali, tidak mengajari ibu

menggunakan bahan yang aman untuk meredakan batuk dirumah seperti

memberitahu ibu obat yang tidak dianjurkan, dan tidak memberi tahu ibu

tentang pencegahan pneumonia balita seperti menjaga kebersihan rumah

Page 110: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

92

dan lingkungan, rumah dengan ventilasi cukup, dan rajin mencuci tangan

dengan sabun atau antiseptik.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan di Puskesmas

Pamulang belum sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita

dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

5. Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan di

Puskesmas Pamulang mengenai proses tindak lanjut pneumonia balita

dalam melakukan tatalaksana pneumonia balita. Berikut pernyataan yang

diungkapkan oleh informan terkait :

“Kalo misalnya dia kita obatin dengan diagnosis pneumonia obat habis 3

hari wajib kontrol ke Puskesmas, jika tidak kontrol Puskesmas melakukan

pelacakan kasus (kunjungan rumah) yang melakukan biasanya saya dan

dr. Risna. Kunjungan ulang pengobatan dia ga sembuh suruh datang lagi,

ga bisa dilepas aja tunggu sembuh baru dilepas pemantauannya.” (Inf 03)

Hasil observasi dari 6 balita pneumonia yang ditemukan pada

proses tindak lanjut pneumonia balita sebagian besar balita tidak

melakukan kunjungan ulang, hanya 1 balita yang melakukan kunjungan

ulang ke Puskesmas dengan keadaan membaik untuk meneruskan

pemberian antibiotik sampai 3 hari berikutnya. Tenaga kesehatan tidak

melakukan kunjungan rumah pada 5 balita pneumonia.

Page 111: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

93

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan di Puskesmas

Pamulang belum sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita

dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

6. Penerapan Di Puskesmas

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang ada di

Puskesmas Pamulang terkait penerapan di Puskesmas dalam melakukan

tatalaksana pneumonia balita. Berikut pernyataan yang diungkapkan oleh

informan terkait :

“Saya yang merekap dari lembaran (register anak) penderita pneumonia

balita, selanjutnya saya setiap bulan memberikan laporan LB3 ke Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan sebelum tangga l5 setiap bulannya.

Tidak ada sanksi cuma pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

akan terus meminta laporan tersebut.” (Inf 03)

Hasil observasi dan telaah dokumen yang telah dilakukan di

Puskesmas Pamulang, diketahui bahwa penemuan balita pneumonia di

Puskesmas Pamulang dalam 1 bulan hanya ditemukan 6 balita pneumonia

dikarenakan tenaga kesehatan yang berada di Poli umum tidak menghitung

respiratory rate balita. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah pasien dan

tidak adanya alat respiratory rate mengakibatkan tenaga kesehatan hanya

memberikan pelayanan kesehatan dengan diagnosa penyakit ISPA.

Dampak dari hal tersebut adalah sedikitnya penemuan kasus pneumonia

balita, sehingga laporan yang diberikan ke Dinas Kesehatan Kota

Page 112: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

94

Tangerang Selatan setiap bulan hasilnya tidak sesuai dengan buku register

anak penemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas Pamulang.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen

dapat disimpulkan bahwa tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan di

Puskesmas Pamulang belum sesuai dengan pedoman tatalaksana

pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

Page 113: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

95

5.7 Penemuan Kasus Pneumonia Balita

Terdapat 6 balita pneumonia yang ditemukan di Puskesmas Pamulang. Berikut proses tatalaksana pneumonia balita yang

ditemukan saat observasi penelitian :

Tabel 5.3 Case Study Pneumonia Balita di Puskesmas Pamulang

No Nama

Balita

Umur

Balita Alamat

Tanda dan

Gejala

Tenaga

Kesehatan Tatalaksana Pneumonia Balita

1. Alin

Casiafari

1,5

Tahun

Alam

Segar RT

1/8

Pamulang

Barat

BB : 8,3 Kg

Suhu 40 ˚C

Respiraroty

Rate

52x/Menit

Napas

Cepat

Panas 1

Hari

Batuk

Kejang

sebulan

yang lalu

Terlihat

dinding

dada bagian

bawah

dr. E 28 September 2017

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Sebelum dokter mendiagnosa balita menderita pneumonia,

dokter terlebih dahulu menilai keadaan batuk atau

kesukaran bernapas dengan cara menanyakan beberapa

pertanyaan, sebagai berikut :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran

bernapas?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

e. Apakah anak kejang ?

Selanjutnya dokter melihat dan menghitung napas balita,

serta melihat ada tidaknya tarikan dinding dada bagian

bawah ke dalam. Untuk memastikan tanda dan gejala yang

dialami balita dokter mendengar apakah ada stridor

ataupun wheezing, namun hasil yang di dapatkan tidak ada.

Page 114: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

96

kedalam

(TDDK)

2. Klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2 bulan s.d 59

bulan

Setelah dihitung jumlah respiratory rate balita berjumlah

52x/menit balita diketahui menderita pneumonia. Maka

selanjutnya dokter memberikan tatalaksana berupa

tindakan nebulaizer untuk melegakan tenggorokan balita

dan memberikan obat rhinos dan imunos sirup.

3. Pengobatan dan Rujukan

Setelah diberikan tindakan pelayanan kesehatan di ruangan

UGD Puskesmas, balita diberikan obat oleh dokter.

Namun, dokter tidak memberikan antibiotik dari

Puskesmas karena dokter menyarankan balita tersebut

menghabiskan antibiotik dari klinik swasta yang

dikunjungi balita semalam sebelum ke Puskesmas. Balita

hanya mendapatkan pengobatan rawat jalan, tidak sampai

dirujuk ke RSUD setempat.

4. Konseling Ibu

Setelah mendapatkan pengobatan ibu balita diberikan

konseling berupa cara memberikan obat sirup, antibiotik

harus dihabiskan selama 3 hari, menasehati ibu untuk

kembali ke Puskesmas jika keadaan balita memburuk dan

tetap melakukan kunjungan ulang setelah 3 hari mendapat

pengobatan dari Puskesmas, menasehati ibu dengan

memberikan minum lebih banyak pada balita, pemberian

makanan pada anak saat muntah, memberitahu ibu untuk

pencegahan pneumonia balita dengan menjauhkan balita

dari asap rokok, dan pemberian makanan cukup gizi

seimbang. Terakhir dokter memastikan kembali bahwa ibu

sudah paham akan konseling yang diberikan.

5. Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Page 115: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

97

Setelah 3 hari mendapatkan pengobatan rawat jalan, balita

tidak melakukan kunjungan ulang. Tenaga kesehatan tidak

melakukan pemantauan untuk balita yang tidak melakukan

kunjungan ulang ke Puskesmas.

2. Rizeki

Alfatar

11

Bulan

Pamulang

Barat RT

01/07

BB : 8,8 Kg

Suhu 38,5

˚C

Respiraroty

Rate

60x/Menit

Napas

Cepat

Panas 3

Hari

dr. E 3 Oktober 2017

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Tatalaksana yang dilakukan dokter terlebih dahulu adalah

menilai keadaan batuk atau kesukaran bernapas dengan

cara menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu, sebagai

berikut :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran

bernapas?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak bisa minum atau menetek ? (Jika anak

berusia 2 bulan-s.d 59 bulan ?

e. Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

f. Apakah anak kejang ?

Selanjutnya dokter melihat dan menghitung napas balita,

ditemukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam. Untuk memastikan tanda dan gejala yang dialami

balita dokter mendengar apakah ada stridor ataupun

wheezing, hasil yang di dapatkan tidak ada.

2. Klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2 bulan s.d 59

bulan

Setelah dihitung jumlah respiratory rate balita ditemukan

sebanyak 60x/menit, balita termasuk penderita

peneumonia. Maka selanjutnya dokter memberikan

tatalaksana berupa cek laborarium sebelum memberikan

pengobatan.

Page 116: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

98

3. Pengobatan dan Rujukan

Setelah diketahui hasil laboratorium, balita diberikan

pengobatan berupa antibiotik oral yakni amoksisilin dan

pengobatan demam yakni parasetamol. Balita hanya

mendapatkan pengobatan rawat jalan, tidak sampai dirujuk

ke RSUD setempat.

4. Konseling Ibu

Setelah mendapatkan pengobatan ibu balita diberikan

konseling berupa cara memberikan obat puyer, antibiotik

harus dihabiskan selama 3 hari, menasehati ibu untuk

kembali ke Puskesmas jika keadaan balita memburuk dan

tetap melakukan kunjungan ulang setelah 3 hari mendapat

pengobatan dari Puskesmas, menasehati ibu dengan

memberikan minum lebih banyak pada balita, pemberian

makanan selama anak sakit, memberitahu ibu untuk

pencegahan pneumonia balita dengan menjauhkan balita

dari asap rokok dan penderita batuk, pemberian makanan

cukup gizi seimbang, dan dokter memastikan kembali

bahwa ibu sudah paham akan konseling yang diberikan.

5. Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Setelah 3 hari mendapatkan pengobatan rawat jalan, balita

kembali untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 5

Oktober 2017 dengan keadaan balita membaik.

Selanjutnya dokter meneruskan pengobatan dengan

memberikan tambahan antibiotik sampai 3 hari ke depan.

3. Kotaro 4

Tahun

Pamulang

Barat RT

01/02

BB : 18 Kg

Suhu 38,5

˚C

Respiraroty

Rate

dr. R 6 Oktober 2017

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Sebelum dokter memberikan tindakan pelayanan

kesehatan, dokter terlebih dahulu menilai keadaan batuk

atau kesukaran bernapas dengan cara menanyakan

Page 117: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

99

42x/Menit

Napas

Cepat

Demam 4

hari

Batuk

beberapa pertanyaan kepada ibu, sebagai berikut :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran

bernapas?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak bisa minum atau menetek ? (Jika anak

berusia 2 bulan-s.d 59 bulan ?

e. Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

f. Apakah anak kejang ?

Selanjutnya dokter melihat dan menghitung napas balita,

ditemukan adanya napas cepat dan kesadaran menurun.

Untuk memastikan tanda dan gejala yang dialami balita

dokter mendengar apakah ada stridor ataupun wheezing,

hasil yang di dapatkan tidak ada.

2. Klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2 bulan s.d 59

bulan

Setelah diketahui jumlah respiratory rate balita yakni

42x/menit, maka balita dinyatakan menderita pneumonia.

Untuk memastikana keadaan balita dokter memberikan

tatalaksana berupa cek laborarium sebelum memberikan

pengobatan dan rujukan di Puskesmas.

3. Pengobatan dan Rujukan

Berdasarkan hasil laboratorium, balita diberikan

pengobatan berupa antibiotik oral yakni kotri yang berbeda

merek dengan antibiotik yang ada di pedoman tatalaksana

pneumonia balita dan pengobatan demam yakni

parasetamol. Balita hanya mendapatkan pengobatan rawat

jalan, tidak sampai dirujuk ke RSUD setempat.

4. Konseling Ibu

Sebelum mendapatkan obat, ibu balita diberikan konseling

Page 118: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

100

oleh dokter berupa cara memberikan obat tablet dan sirup,

antibiotik harus dihabiskan selama 3 hari, menasehati ibu

untuk kembali ke Puskesmas jika keadaan balita

memburuk dan tetap melakukan kunjungan ulang setelah 3

hari mendapat pengobatan dari Puskesmas, menasehati ibu

dengan memberikan minum lebih banyak pada balita,

pemberian makanan selama anak sakit, dan memberitahu

ibu untuk pencegahan pneumonia balita dengan

menjauhkan balita dari penderita batuk dan asap rokok,

dan pemberian makanan cukup gizi dan seimbang.

Terakhir dokter memastikan kembali bahwa ibu sudah

paham akan konseling yang diberikan.

5. Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Setelah 3 hari mendapatkan pengobatan rawat jalan, balita

tidak kembali untuk melakukan kunjungan ulang sehingga

tidak mendapatkan antibiotik tambahan dari Puskesmas.

4. Dafa 9

Bulan

Pisangan

RT 2/5

BB : 6,7 Kg

Suhu 39,3

˚C

Respiraroty

Rate

55x/Menit

Napas

Cepat

Demam 2

hari

Batuk

Pilek

dr. R 11 Oktober 2017

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Dokter menilai keadaan batuk atau kesukaran bernapas

dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu,

sebagai berikut :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran

bernapas?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak bisa minum atau menetek ? (Jika anak

berusia 2 bulan s.d 59 bulan ?

e. Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

f. Apakah anak kejang ?

Selanjutnya dokter melihat dan menghitung napas balita,

Page 119: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

101

ditemukan adanya napas cepat dan kesadaran menurun

pada balita. Untuk memastikan tanda dan gejala yang

dialami balita dokter mendengar apakah ada stridor

ataupun wheezing, hasil yang ditemukan tidak ada stridor

ataupun wheezing pada balita.

2. Klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2 bulan s.d 59

bulan

Diketahui jumlah respiratory rate balita sebanyak

55x/menit, maka balita menderita pneumonia. Tatalaksana

yang dilakukan berdasarkan klasifikasi umur pada balita

adalah diberikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali

perhari untuk 3 hari, pelega tenggorokan dan pereda batuk

yang aman, menasehati ibu untuk memberikan obat sesuai

anjuran dan bawa kembali jika keadaan anak bertambah

buruk, dan kunjungan ulang dalam 3 hari.

3. Pengobatan dan Rujukan

Dokter memberikan pengobatan berupa antibiotik oral

yakni amoksisilin dan pengobatan demam yakni

parasetamol. Balita hanya mendapatkan pengobatan rawat

jalan, tidak sampai dirujuk ke RSUD setempat.

4. Konseling Ibu

Melihat umur balita yang masih 9 bulan, dokter

memberikan konseling pada ibu balita berupa cara

memberikan obat sirup, antibiotik harus dihabiskan selama

3 hari, menasehati ibu untuk kembali ke Puskesmas jika

keadaan balita memburuk dan tetap melakukan kunjungan

ulang setelah 3 hari mendapat pengobatan dari Puskesmas,

menasehati ibu dengan memberikan ASI pada balita dan

pemberian makanan selama anak sakit, memberitahu ibu

untuk pencegahan pneumonia balita dengan menjauhkan

Page 120: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

102

balita dari penderita batuk, asap rokok, dan pemberian

makanan cukup gizi seimbang.

5. Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Setelah 3 hari mendapatkan pengobatan rawat jalan dari

Puskesmas, balita tidak kembali untuk melakukan

kunjungan ulang. Tenaga kesehatan tidak melakukan

follow up untuk balita yang tidak melakukan kunjungan

ulang ke Puskesmas.

5. Ibrahim 2

Tahun

Pamulang

Barat RT

2/4

BB : 9,9 Kg

Suhu 38,9

˚C

Respiraroty

Rate

57x/Menit

Napas

Cepat

Demam 1

hari

Batuk

Pilek

Bidan Y 6 Oktober 2017

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Terlebih dahulu dokter menilai keadaan batuk atau

kesukaran bernapas dengan cara menanyakan beberapa

pertanyaan kepada ibu, sebagai berikut :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran

bernapas?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak bisa minum atau menetek ? (Jika anak

berusia 2 bulan-s.d 59 bulan ?

e. Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

f. Apakah anak kejang ?

Tatalaksana dilakukan dengan melihat keadaan balita dan

menghitung napas balita, ditemukan adanya napas cepat.

Untuk memastikan tanda dan gejala yang dialami balita

dokter mendengar apakah ada stridor ataupun wheezing,

hasilnya tidak ada.

2. Klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2 bulan s.d 59

bulan

Berdasarkan jumlah respiratory rate balita sebanyak

57x/menit, maka balita termasuk penderita pneumonia.

Page 121: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

103

Tatalaksana yang dilakukan berdasarkan klasifikasi umur

pada balita adalah diberikan amoksisilin oral dosis tinggi 2

kali perhari untuk 3 hari, pelega tenggorokan dan pereda

batuk yang aman, menasehati ibu untuk memberikan obat

sesuai anjuran dan bawa kembali jika keadaan anak

bertambah buruk, dan kunjungan ulang dalam 3 hari.

3. Pengobatan dan Rujukan

Dokter memberikan pengobatan berupa antibiotik oral

yakni amoksisilin dan pengobatan demam yakni

parasetamol. Balita hanya mendapatkan pengobatan rawat

jalan, tidak sampai dirujuk ke RSUD setempat.

4. Konseling Ibu

Melihat umur balita yang masih 2 tahun, dokter

memberikan konseling pada ibu balita berupa cara

memberikan obat sirup, antibiotik harus dihabiskan selama

3 hari, menasehati ibu untuk kembali ke Puskesmas jika

keadaan balita memburuk dan tetap melakukan kunjungan

ulang setelah 3 hari mendapat pengobatan dari Puskesmas,

menasehati ibu dengan memberikan banyak minum air

hangat, pemberian makanan selama anak sakit,

memberitahu ibu untuk pencegahan pneumonia balita

dengan menjauhkan balita dari penderita batuk, asap

rokok, dan pemberian makanan cukup gizi seimbang pada

balita.

5. Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Setelah 3 hari mendapatkan pengobatan rawat jalan dari

Puskesmas, balita tidak kembali untuk melakukan

kunjungan ulang.

6. Arka 11

Bulan

Jl. Alam

Segar RT

BB : 9 Kg

Suhu 36 ˚C

Bidan Y 6 Oktober 2017

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Page 122: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

104

01/08

Pamulang

Barat

Respiraroty

Rate

51x/Menit

Napas

Cepat

Demam 2

hari

Muntah

Sebelum dokter memberikan diagnosa balita menderita

pneumonia, dokter terlebih dahulu menilai keadaan batuk

atau kesukaran bernapas dengan cara menanyakan

beberapa pertanyaan sebagai berikut :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran

bernapas?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

e. Apakah anak kejang ?

Selanjutnya dokter melihat dan menghitung napas balita,

ditemukannya ada napas cepat dan kesadaran menurun.

Untuk memastikan tanda dan gejala yang dialami balita

dokter mendengar apakah ada stridor ataupun wheezing,

hasil yang di dapatkan tidak ada.

2. Klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2 bulan s.d 59

bulan

Untuk menentukan tindakan tatalaksana dilakukan

perhitungan pernapasan balita dan diketahui jumlah

respiratory rate balita yakni 52x/menit, maka balita

menderita peneumonia. Selanjutnya dokter memberikan

tatalaksana berupa amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali

perhari untuk 3 hari, pelega tenggorokan dan pereda batuk

yang aman, menasehati ibu untuk memberikan obat sesuai

anjuran dan bawa kembali jika keadaan anak bertambah

buruk, dan kunjungan ulang dalam 3 hari.

3. Pengobatan dan Rujukan

Dokter memberikan pengobatan berupa antibiotik oral

yakni amoksisilin dan pengobatan demam yakni

parasetamol. Balita hanya mendapatkan pengobatan rawat

Page 123: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

105

jalan, tidak sampai dirujuk ke RSUD setempat.

4. Konseling Ibu

Setelah mendapatkan pengobatan ibu balita diberikan

konseling berupa cara memberikan obat sirup, antibiotik

harus dihabiskan selama 3 hari, menasehati ibu untuk

kembali ke Puskesmas jika keadaan balita memburuk dan

tetap melakukan kunjungan ulang setelah 3 hari mendapat

pengobatan dari Puskesmas, menasehati ibu dengan

memberikan ASI pada balita, pemberian makanan pada

anak saat muntah, memberitahu ibu untuk pencegahan

pneumonia balita dengan menjauhkan balita dari asap

rokok, penderita batuk, dan pemberian makanan cukup gizi

seimbang. Terakhir dokter memastikan kembali bahwa ibu

sudah paham akan konseling yang diberikan.

5. Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Kunjungan ulang dalam tahapan tatalaksana pneumonia

balita pada tindak lanjut pneumonia tidak dilakukan balita

setelah 3 hari mendapatkan pengobatan rawat jalan dari

Puskesmas Pamulang.

Page 124: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

106

Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 6 penemuan kasus balita

pneumonia di Puskesmas Pamulang dengan penemuan kasus secara aktif yang

dilakukan melalui observasi dengan mencari kasus di Puskesmas. Adapun

gambaran penemuaan kasus yang telah dilakukan dengan mengikuti proses

tatalaksana pneumonia baita, sebagai berikut :

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Pada 6 balita pneumonia tenaga kesehatan terlebih dahulu menilai

keadaan batuk atau kesukaran bernapas sebelum memberikan pengobatan

dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu, sebagai

berikut :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran bernapas ?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak bisa minum atau menetek ? (Jika anak berusia 2

bulan-s.d 59 bulan ?

e. Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

f. Apakah anak kejang ?

Penemuan kasus dilakukan dengan melakukan proses tatalaksana melihat

keadaan balita dan menghitung napas balita, ditemukan dari 6 balita yakni 1

balita dengan tanda dan gejala tarikan dinding bagian bawah ke dalam, 4

napas cepat dan 2 balita yang terlihat kesadarannya menurun. Untuk

memastikan tanda dan gejala yang dialami balita tenaga kesehatan mendengar

apakah ada stridor ataupun wheezing, hasilnya tidak ada.

Page 125: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

107

2. Klasifikasi dan tindakan untuk 2 kelompok umur balita pneumonia

Setelah diketahui tanda dan gejala balita dari menilai anak batuk atau

kesukaran bernapas, tenaga kesehatan melakukan perhitungan frekuensi

napas cepat balita dengan alat respiratory rate timer. Dari hasil perhitungan

frekuensi napas alita dapat diklasifikasikan 6 balita menderita pneumonia

dan selanjutnya mendapatkan tindakan tatalaksana sesuai dengan umur

balita pneumoia. Tindakan tatalaksana yang dilakukan tenaga kesehatan

dengan memberikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali perhari untuk 3 hari,

pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman, menasehati ibu untuk

memberikan obat sesuai anjuran dan bawa kembali jika keadaan anak

bertambah buruk, dan kunjungan ulang dalam 3 hari.

3. Pengobatan dan rujukan

Tenaga kesehata memberikan pengobatan pada 6 balita pneumonia

berupa antibiotik oral yakni amoksisilin dan pengobatan demam yakni

parasetamol. Selama penemuan kasus yang dilakukan di Puskesmas

Pamulang tidak ada dari 6 balita pneumonia yang mendapatkan rujukan ke

Rumah Sakit setempat karena balita diberikan pengobatan rawat jalan sesuai

dengan tanda dan gejala yang dialami balita dari tenaga kesehatan di

Puskesmas.

4. Konseling ibu

Pada 6 balita pneumonia, sebagian besar penemuan kasus balita

pneumonia di Puskesmas Pamulang masih dibawah umur 2 tahun sehingga

tenaga kesehatan memberikan konseling pada ibu balita berupa cara

memberikan obat sirup, antibiotik harus dihabiskan selama 3 hari,

Page 126: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

108

menasehati ibu untuk kembali ke Puskesmas jika keadaan balita memburuk

dan tetap melakukan kunjungan ulang setelah 3 hari mendapat pengobatan

dari Puskesmas, menasehati ibu dengan memberikan banyak minum air

hangat, pemberian makanan selama anak sakit, memberitahu ibu untuk

pencegahan pneumonia balita dengan menjauhkan balita dari penderita

batuk, asap rokok, dan pemberian makanan cukup gizi seimbang pada

balita.

5. Tindak Lanjut Pneumonia

Setelah 3 hari mendapatkan pengobatan rawat jalan dari Puskesmas 6

balita pneumonia, terdapat 1 balita yang melakukan kunjungan ulang dan

mendapatkan pengobatan lanjutan berupa ditambahnya amoksisislin untuk 3

hari berikutya. Sedangkan 5 balita lainnya yang didapat dari penemuan

kasus tidak kembali untuk melakukan kunjungan ulang di Puskesmas.

Tenaga kesehatan yang bertugas memberikan tatalaksana juga tidak

melakukan follow up untuk balita yang tidak melakukan kunjungan ulang

dan kunjungan rumah pada balita pneumonia.

Gambaran penemuan kasus pada 6 balita di Puskesmas Pamulang

merupakan salah satu dari gambaran strategi yang telah dilakukan oleh pelayanan

kesehatan dalam pengendalian pneumonia. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat

menjadi ujung tombak dari pencapaian target dari pemerintah khususnya

Kementerian Kesehatan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian balita

akibat penyakit pneumonia di Indonesia.

Page 127: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

109

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

Dalam pelaksanaan suatu kebijakan terdapat dua alternatif, yaitu

implementasi dalam bentuk program atau membuat kebijakan turunan (Hann,

2006). Pelaksanaan tatalaksana di Puskesmas merupakan salah satu cara yang

diterapkan pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas

yang sesuai dengan standar tatalaksana dalam proses mengurangi angka kematian

dan kesakitan balita akibat penyakit pneumonia balita.

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita telah dijalankan pihak Puskesmas

Kota Tangerang Selatan semenjak peraturan dikeluarkan yaitu pada tahun 2015

sampai dengan sekarang. Untuk melihat bagaimana pelaksanaan di Puskesmas

Kota Tangerang Selatan dilakukan studi kasus di Puskesmas Pamulang

mengunakan teori Logic Models dengan melihat dari input sampai dengan output

dari pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita.

Input dari pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita adalah sumber daya

manusia, sarana prasarana, anggaran, dan sasaran. Proses tatalaksana pneumonia

balita di Puskesmas Pamulang. Output dari pelaksanaan tatalaksana pneumonia

balita adalah kesesuaian terlaksananya tatalaksana pneumonia balita dengan

pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan.

Page 128: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

110

6.2 Gambaran Input Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

Pada umumnya untuk meningkatkan suatu pelayanan ada dua cara yaitu

dengan meningkatkan mutu dan kuantitas sumber daya, tenaga, biaya, peralatan,

perlengkapan, dan material yang diperlukan dengan menggunakan teknologi atau

dengan kata lain meningkatkan input atau struktur serta memperbaiki metode atau

penerapan yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan, hal ini memperbaiki

proses pelayanan organisasi kesehatan (Wijono, 2008).

Input merupakan masukan yang perlu disediakan atau harus tersedia untuk

melaksanakan suatu kegiatan atau proses. Input memegang peranan yang penting

dalam suatu sistem. Jika input tidak tersedia dengan baik, maka dapat

menghambat kegiatan yang terjadi dalam proses pada suatu sistem, bahkan dapat

menghambat suatu sistem dalam mencapai sebuah tujuan (Febriawati, 2013).

Dalam penelitian ini untuk pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas harus dapat menyediakan input yang menunjang proses dari kegiatan

tersebut. Input dari tatalaksana pneumonia balita dalah sumber daya manusia,

sarana prasarana, anggaran, dan sasaran.

6.2.1 Sumber Daya Manusia

Input sumber daya manusia terkait pelaksanaan tatalaksana pneumonia

balita terdiri dari dokter, bidan, dan perawat yang bertugas di Poli Anak. Semua

sumber daya manusia ini merupakan salah satu faktor input yang berhubungan

langsung dengan balita saat memberikan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas. Sumber daya manusia ini bisa dilihat dari segi kuantitas dan kualitas

dalam memberikan tatalaksana pada balita pneumonia. Dalam kegiatan penemuan

penderita pneumonia balita di Puskesmas komponen input merupakan sumber

Page 129: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

111

daya utama yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap proses maupun capaian

dari sistem surveilans sehingga lebih diprioritaskan untuk dievaluasi guna

mengetahui output (Notoatmodjo, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kuantitas SDM di Puskesmas

Pamulang sudah sepenuhnya memenuhi standar ketenagaan Puskesmas Rawat

Inap berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 yaitu 6 (enam) dokter, 12

(dua belas) bidan, dan 7 (tujuh) perawat yang bertugas memberikan tatalaksana

pneumonia balita, namun berdasarkan fakta pelaksanaan atau fungsional tidak

terpenuhi karena penempatan personal tenaga kesehatan yang tidak sesuai dengan

standar yang sudah ditetapkan.

Puskesmas Pamulang selama dilakukan observasi tatalaksana pneumonia

balita Poli Anak digabung dengan Poli Umum, hal ini dikarenakan SDM memiliki

beban tugas lain untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar Puskesmas

sehingga kurangnya SDM yang tersedia untuk membuka Poli Anak. Kesibukan

dan beban kerja yang dimiliki tenaga kesehatan berdampak pada pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita yang membutuhkan waktu yang lama bila

menggunakan protap atau pedoman (Sabuna, 2011).

Ketidakcukupan SDM dalam pelaksanaan ini tentu akan menghambat dan

berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan, hal ini sejaran dengan Global

Health Workforce Alliance (2011) yang menyebutkan bahwa terpenuhinya jumlah

tenaga kerja ini juga sangat penting karena tenaga kesehatan merupakan kunci

utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Tenaga

kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan

Page 130: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

112

kesehatan. Selain itu terpenuhinya jumlah SDM sesuai kebutuhan juga menjadi

penting untuk keberhasilan suatu pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Puskesmas Pamulang jika dilihat dari segi kualitas SDM masih kurang atau

belum sesuai dengan pedoman dalam memberikan tatalaksana pneumonia balita,

hal ini disebabkan karena masih ada beberapa aspek kualitas SDM yang belum

memadai dan terpenuhi. Salah satu aspek kualitas ini adalah frekuensi pelatihan

yang diikuti SDM, baik itu dokter, bidan, ataupun perawat di Puskesmas masih

belum terpenuhi.

Kategori SDM yang pernah mengikuti pelatihan tatalaksana pneumonia

balita adalah bidan yang memegang program pneumonia balita, hal ini dirasa

masih kurang karena belum semua SDM yang mendapat pelatihan. Bidan yang

mendapat pelatihan memberikan sosialisasi pedoman tatalaksana pneumonia

balita kepada SDM lainnya di Puskesmas pada saat ada lokbul dan staf meeting

pada tahun 2016. Ketaatan adalah salah satu sikap dan perilaku yang berniat untuk

mematuhi segala peraturan organisasi. Upaya dalam mentaati peraturan tidak

didasarkan perasaan takut atau terpaksa. Perilaku manusia adalah suatu keadaan

yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong dengan kekuatan-kekuatan

penahan. Perilaku bisa berubah jika terjadi ketidak seimbangan antara dua faktor

tersebut (Notoatmodjo, 1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

sosialisasi pedoman tatalaksana pneumonia yang dilakukan oleh bidan pemegang

program diketahui belum dimengerti karena sosialisasi dilakukan tahun 2016 dan

ada yang sudah mengerti tapi belum mau mengubah sikap sesuai dengan pedoman

dalam memberikan tatalaksana pada balita pneumonia.

Page 131: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

113

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sabuna (2011) menyatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan tatalaksana

pneumonia dan ada hubungan yang bermakna antara motivasi perawat dengan

tatalaksana pneumonia balita. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mardiyoko (2008) diketahui bahwa tingkat pendidikan formal

maupun non formal sangat berpengaruhi terhadap kemampuan seseorang dalam

melaksanakan tugasnya yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan kompetensi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Salmah (2012) terdapat hubungan yang kuat

dan positif antara pelatihan dan pengembangan SDM terhadap kompetensi SDM.

Serta dengan adanya pelatihan yang diberikan kepada SDM di Puskesmas

diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM dalam segi kemampuan,

keterampilan, kapabilitas, dan kompetensi sehingga dapat mencapai tujuan dan

harapan organisasi terhadap SDM tersebut.

Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi permasalahan pada SDM di

Puskesmas yang dapat menghambat dalam pelaksanaan tatalaksana pneumonia

balita yakni minimnya SDM yang bertugas di Poli Anak yang mengakibatkan

proses tatalaksana tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya

bantuan tenaga kesehatan dari Poli Umum dan pelatihan terkait pedoman

tatalaksana pneumonia balita untuk dokter, bidan, ataupun perawat yang bertugas

memberikan tatalaksana pneumonia balita sehingga dapat berdampak baik dan

lebih efektif dalam pencapaian penemuan balita pneumonia di Puskesmas

Pamulang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati

(2011) ada hubungan antara pelatihan yang diikuti petugas dengan implementasi

program di Puskesmas.

Page 132: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

114

6.2.2 Sarana Prasarana

Fasilitas kesehatan adalah suatu alat atau tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun

rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, ataupun

masyarakat (Kemenkes RI, 2015). Sedangkan menurut Erniati (2012) bahwa

fasilitas adalah penyedia perlengkapan-perlengakan fisik untuk memberikan

kemudahan kepada penggunanya, sehingga kebutuhan-kebutuhan dari pengguna

fasilitas tersebut dapat terpenuhi. Kelengkapan fasilitas merupakan suatu faktor

yang harus dipenuhi oleh setiap wadah pemberian pelayanan kesehatan, dengan

terlengkapinya fasilitas yang digunakan dalam memberikan suatu pelayanan,

maka pelayanan akan dapat diberikan dengan maksimal.

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pamulang diketahui bahwa

sarana prasarana untuk pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita belum lengkap

tersedia. Fasilitas-fasilitas tersebut digunakan untuk mendorong terwujudnya

penemuan sedini mungkin dan pengobatan sampai sembuh untuk balita

pneumonia yang sesuai dengan standar pedoman tatalaksana pneumonia balita.

Sarana prasana yang belum tersedia di Puskesmas Pamulang untuk obat

sediaan injeksi masih belum lengkap yakni suntikan ampisilin dan gentasimisin

dikarenakan tidak diberikan dari alat farmasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan. Sedangkan untuk alat masih belum lengkap yakni formulir rekapitulasi

careseeking program P2 ISPA tingkat Puskesmas dan formulir kunjungan rumah

penderita pneumonia balita dalam rangka careseeking program P2 ISPA,

dikarenakan formulir yang tidak diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan dan sudah diberi tahukan kepada Puskesmas untuk diperbanyak sendiri,

Page 133: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

115

namun Puskesmas Pamulang tidak memperbanyak dan menggunakan formulir

tersebut karena jarang melakukan kunjungan rumah pada balita pneumonia.

Belum lengkapnya sarana prasarana di Puskesmas Pamulnag tidak menghambat

dalam proses tatalaksana, hal ini karena tenaga kesehatan menggunakan sarana

prasarana pendukung lainnya untu proses tatalaksana pneumonia balita.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Pudjiastuti (2002) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan sumber daya atau

sarana dengan kepatuhan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan. Sarana

(alat) merupakan suatu unsur dari organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Sarana

termasuk dalam salah satu unsur dalam pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

untuk mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Kecukupan dan ketersediaan sarana dan prasarana pun menjadi penting

dalam pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas yang sesuai

dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita, hal ini dejalan dengan Permenkes

No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas pada pasal 9 yakni pendirian Puskesmas

harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan,

ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rahmah (2008) yang menyatakan bahwa derajat kesehatan

masyarakat perlu ditingkatkan melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas salah

satunya melalui upaya penyediaan alata kesehatan atau sarana prasarana yang

baik, aman, cukup jumlah dan layak di pakai.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana untuk

tatalaksana pneumonia belum lengkap tersedia di Puskesmas Pamulang, namun

proses tatalaksana pneumonia dapat berjalan dengan baik karena sarana prasarana

Page 134: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

116

yang belum tersedia masih bisa diganti dengan sarana prasarana pendukung

lainnya. Kegiatan akan terlaksana dengan baik jika segala sarana prasarana atau

fasilitas dilihat cukup baik dan lengkap untuk memberikan tatalaksana pneumonia

balita di Puskesmas.

6.2.3 Anggaran

Anggaran merupakan input dari pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita.

Anggaran berfungsi sebagai alat bantu bagi manajemen untuk mencapai tujuan

dari organisasi, karena anggaran merupakan alat perencanaan dan pengendalian

dalam aktivitasi di dalam organisasi (Sirait, 2006). Anggaran yang ada di

Puskesmas ditujukan untuk biaya operasional dalam kegiatan yang ada di

Puskesmas yang berasal dari berbagai sumber.

Hasil penelitian diketahui bahwa anggaran atau dana untuk pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang berasal dari operasional

Puskesmas, APBD dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Terdapat

anggaran atau dana pendukung yang membantu proses tatalaksana pneumonia

balita yakni dana JKN yang digunakan jika dana dari Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan belum tersedia. Hal ini sesuai Permenkes No 75 Tentang

Puskesmas pada pasal 42 menyatakan bahwa anggaran atau pendaan di

Puskesmas bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),

anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dan sumber-sumber lain yang

sah dan tidak mengikat. Pengelolaan anggaran atau dana dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Puspadewi (2013) yang menyatakan bahwa

keterbatasan dana dan sarana prasarana memberikan kendala dalam menjalankan

Page 135: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

117

program kesehatan. Selain itu anggaran dana juga dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi dan pembanding serta kontrol antara rencana kegiatan dan pelaksaana

kegiatan yang berhubungan dengan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas

Pamulang. Hal tersebut sesuai dengan manfaat adanya pembuatan anggaran dalam

proses manajemen organisasi menurut Haruman dan Rahayu (2007), sebagai

berikut :

1. Di bidang Perencanaan

a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah

yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilakukan.

b. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada dierusahaan

dalam menentukan arah tau aktivitas yang palng menguntungkan.

c. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan

d. Mambantu manajemen memilih tujuan

e. Membantu menstabilkana kesempatan kerja yang tersedia

f. Membantu pemakai alat-alat fisik secara efektif fan efisien.

2. Di bidang pengendalian

a. Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran

b. Membantu mencegah pemborosan

c. Membantu menentapkan standar mutu.

6.2.4 Sasaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di Puskesmas Pamulang

diketahui bahwa seluruh SDM yang bertugas memberikan tatalaksana pneumonia

balita dalam menetapkan sasaran berdasarkan hasil diagnosa berupa tanda dan

gejala yang dimiliki balita, apakah termasuk pneumonia balita atau tidak dengan

Page 136: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

118

menghitung respiratory rate terlebih dahulu. Hal ini juga didukung dengan

didapatnya pelatihan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Dinas Kesehatan

Kota Tangerang Selatan untuk pemegang program pneumonia balita, sehingga

SDM sudah mengetahui sasaran yang tepat dalam menentukan balita pneumonia

yang sesuai dengan pedoman.

Lain halnya dengan hasil observasi yang telah dilakukan di Puskesmas

Pamulang, ditemukannya salah satu SDM yang belum sesuai dengan dalam

menentukan sasaran balita pneumonia. Dimana SDM memiliki penilaian sendiri

dalam menetapkan balita tersebut pneumonia atau tidak, seperti SDM yang tidak

menghitung respiratory rate balita terlebih dahulu dan tidak menyakatan balita

tersebut menderita pneumonia dikarena balita tidak memiliki salah satu tanda dan

gejala pneumonia balita yakni batuk. Berdasarkan pedoman tatalaksana

pneumonia balita tahun 2015 menyatakan bahwa jika balita sudah memiliki tanda

dan gejala pneumonia dengan napas yang cepat dan jumlah respiratory rate sesuai

dengan klasifikasinya, maka balita tersebut dapat dinyatakan menderita

pneumonia balita. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Choiriyah dan Anggraini (2015) yang menyatakan bahwa sasaran pneumonia

yang didapat dari hasil pelaksanaan surveilans penemuan penderita pneumonia

balita sudah sesuai dengan pedoman hanya saja belum maksimal.

Puskesmas Pamulang menggunakan pedoman tatalaksana dalam

menentukan sasaran balita pneumonia dari Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia sebagai acuan SDM dalam memberikan tatalaksana pada balita

pneumonia yang sesuai standar. Namun, dalam pelaksanaannya masih ada SDM

yang belum menetapkan sasaran yang sesuai dengan pedoman tatalaksana

Page 137: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

119

pneumoni balita. Hal ini sangat mempengaruhi penemuan sedini mungkin balita

pneumonia untuk mendapat pengobatan sampai sembuh di wilayah kerja

Puskesmas Pamulang.

6.3 Gambaran Proses Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

Berdasarkan pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita diketahui bahwa

terdapat beberapa proses dalam melakukan tatalaksana yaitu menilai anak batuk

atau kesukaran bernapas, klasifikasi dan tindakan anak umur 2 bulan s.d 59 bulan,

kalasifikasi dan tindakan untuk bayi batuk atau kesukaran bernapas umur <2

bulan, pengobatan dan rujukan, konseling ibu, tindak lanjut pneumonia balita, dan

penerapan di Puskesmas.

6.3.1 Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Karakteristik terukur yang akan menunjukkan mutu layanan kesehatan

(penemuan dan penanganan Pneumonia balita) bergantung pada sifat dari proses

itu sendiri (Pohan, 2006). Menilai berarti memperoleh informasi tentang penyakit

anak dengan melakukan anamnesi melalui wawancara (mengajukan pertanyaan

kepada ibu) dan pemeriksaan fisik balita dengan cara melihat dan mendengarkan

pernapasan. Cara pemeriksaan fisik yang digunakan adalah dengan mencari

beberapa tanda klinik tertentu yang mudah dimengerti dan diajarkan tanpa

penggunaan alat-alat kedokteraan. Tanda klinik adalah napas cepat, tarikan

dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) dan suara napas tambahan seperti

wheezing dan stridor (Kemenkes RI, 2015).

Pada proses menilai anak batuk atau kesukaran bernapas yang dilakukan

tenaga kesehatan diketahui bahwa tenaga kesehatan menanyakan, melihat, dan

Page 138: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

120

mendengar dengan baik keluhan balita pneumonia. Dalam proses tatalaksana

pneumonia balita tenaga kesehatan tidak didukung dengan ruangan khusus,

sehingga tenaga kesehatan dan balita kurang nyaman untuk melakukan proses

menilai anak batuk atau kesukaran bernapas.

Tahap menanyakan dalam proses tatalaksana menilai anak batuk atau

kesukaran bernapas oleh tenaga kesehatan dengan menanyakan beberapa

pertanyaan kepada ibu balita, melihat, dan mendengar tanda dan gejala balita

pneumonia (Kemenkes RI, 2015). Hal tersebut dilakukan dengan baik oleh tenaga

kesehatan yang melakukan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang.

Saat tenaga kesehatan menanyakan keluhan balita kepada ibu balita, tenaga

kesehatan juga melihat keadaan balita tersebut seperti melihat ada napas cepat,

ada tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK), dan kesadaran balita

menurun. Kemudian untuk memastikan keluhan yang ditanyakan dan dilihat,

tenaga kesehatan mendengar ada tidaknya stridor atau wheezing pada balita untuk

memastikan tanda dan gejala yang di alami oleh balita.

Pada proses menilai anak batuk atau kesukaran bernapas tenaga kesehatan

terlebih dahulu menanyakan keadaan balita dengan ibu balita terkait keluhan yang

dirasakan balita. Adapun pertanyaan yang ditanyakan kepada ibu balita, sebagai

berikut :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran bernapas ?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak bisa minum atau menetek ? (Jika anak berusia 2 bulan-s.d 59

bulan) ?

Page 139: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

121

e. Apakah anak kurang bisa minum atau menetek ? (Jika anak berusia <2

bulan) ?

f. Apakah anak demam ? Sudah berapa lama ?

g. Apakah anak kejang ? (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian, pada proses menilai anak batuk atau kesukaran

bernapas pada 6 balita di Puskesmas Pamulang diketahui bahwa tenaga kesehatan

yang bertugas di Poli Umum memberikan beberapa pertanyaan pada ibu balita,

namun ada pertanyaan yang tidak ditanyakan pada ibu balita dikarenakan

pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan umur balita. Selanjutnya tenaga kesehatan

melihat dan menghitung napas balita pada balita. Hasilnya terlihat bahwa 6 balita

memiliki napas cepat, 1 balita dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam dan 6 balita dengan penurunan kesadaran. Untuk memastikan tanda dan

gejala yang di alami balita tenaga kesehatan mendengar ada tidaknya stridor dan

wheezing pada balita, dari hasil mendengarkan tidak ditemukan adanya stridor

ataupun wheezing pada 6 balita pneumonia.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar dan

Dharmayanti (2014) menyatakan bahwa, kejadian pneumonia pada anak balita

adalah berdasarkan diagnosis oleh petugas kesehatan maupun gejala yang

dirasakan dan diamati sebesar 4% sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan.

Maka dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya proses menilai anak

batuk atau kesukaran bernapas sudah berjalan dengan baik di Puskesmas

Pamulang, hal ini dapat memberikan informasi untuk pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita sehingga memudahkan untuk menentukan klasifikasi dan

tindakan tatalaksana yang sesuai dengan umur balita pneumonia.

Page 140: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

122

6.3.2 Membuat Klasifikasi Dan Menentukan Tindakan Sesuai Untuk 2

Kelompok Umur Balita

Klasifikasi adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan atas dasar

tertentu untuk diletakkannya secara bersama-sama di suatu tmpat (Bafadal, 2009).

Sedangkan tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari

persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan tindakan (Notoatmodjo, 2007).

Pada proses klasifikasi dapat memungkinkan seseorang dengan cepat

menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah suatu penyakit serius atau bukan,

apakah perlu dirujuk segera atau tidak. Dalam membuat klasifikasi harus

dibedakan menjadi 2 kelompok yakni umur <2 bulan dan kelompok umur 2 bulan

sampai dengan 59 bulan. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan dalam

penanganan kasus yang terjadi. Menentukan tindakan berarti mengambil tindakan

pengobatan terhadap infeksi bakteri secara garis besar dibedakan menjadi 3 yaitu

rujuk segera ke RS, beri antibiotik dirumah, dan beri pengawasan dirumah

(Kemenkes RI, 2015 ).

Berbagai macam organisme dapat menyebabkan pneumonia sehingga perlu

adanya penerapan beberapa jenis sistem klasifikasi, setidaknya sampai ditentukan

etiologi kasus tertentu (Walker, 2012). Dalam pelaksanaannya tenaga kesehatan

melakukan proses klasifikasi agar dapat menentukan tindakan pelayanan

kesehatan dalam satu persamaan persepsi dengan melihat respiratory rate dan

umur balita. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Azzahra (2015)

menunjukkan bahwa dengan melakukan klasifikasi akan membantu mengurangi

kekecewaan pelanggan serta dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Page 141: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

123

Adapun proses tatalaksana klasifikasi dan tindakan untuk anak 2 bulan

sampai dengan 59 bulan yang dilakukan untuk pelaksanaan tatalaksana

pneumonia balita, sebagai berikut :

1. Berikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali perhari untuk 3 hari

2. Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman

3. Apabila batuk > 14 hari rujuk

4. Apabila wheezing berulang rujuk

5. Nasehati ibu untuk memberikan obat sesuai anjuran petugas kesehatan

dan bawa kembali jika keadaan anak bertambah buruk serta jelaskan cara

pemberian antibiotik

6. Kunjungan ulang dalam 3 hari

7. Obati wheezing bila ada (Kemenkes RI, 2015).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 6 balita pneumonia yang

ditemukan di Puskesmas Pamulang, proses tatalaksana dilakukan pada balita yang

berumur 2 bulan sampai dengan 59 bulan. Tidak ditemukan balita pneumonia

yang berumur dibawah 2 bulan di Puskesmas Pamulang. Sebelum menentukan

klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2 bulan sampai dengan 59 bulan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah melakukan penilaian tanda dan gejala

pada balita. Jika balita memiliki napas cepat 50x/menit atau lebih pada anak umur

2 bulan s.d <12 bulan dan 40x/menit atau lebih pada umur anak 12 bulan s.d 59

bulan dapat menentukan klasifikasi dan tindakan tatalaksana pneumonia.

Pada proses klasifikasi dan tindakan balita pneumonia terdapat proses

tatalaksana yang tidak dilaksanakan dengan baik pada 2 balita yakni tidak

memberikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali perhari untuk 3 hari pada balita

Page 142: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

124

pneumonia. Hal ini karena amoksisilin sirup sedang kosong, maka tenaga

kesehatan mengantikan dengan kotrimoksazol sirup untuk mempermudah proses

meminum obat pada balita.

Anak dengan kelompok usia kurang dari 5 tahun rentan mengalami

pneumonia dengan gejala batuk dan sukar bernapas. Sistem kekebalan tubuh anak

pada usia tersebut juga sangat rentan sehingga mudah terinfeksi oleh penyakit

yang ditularkan melalui udara (Misnadiarly, 2008). Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Farida dkk (2017) yang menyatakan bahwa bahwa

sebagian besar penderita pneumonia adalah pasien usia 0-5 tahun sebesar

(27,71%) berjenis kelamin perempuan dengan lama perawatan rata-rata 11 hari.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Turner (2013) yang menyatakan bahwa usia

yang banyak ditemukan menderita pneumonia balita di pelayanan kesehatan yaitu

pada balita di bawah usia 2 tahun.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses klasifikasi

dan tindakan tatalaksana pneumonia balita dalam pelaksanaannya belum

dilakukan dengan baik, hal ini dikarenakan tenaga kesehatan memberikan

antibiotik yang berbeda dengan antibiotik yang ada di pedoman tatalaksana

pneumonia balita. Oleh karena itu, dapat disarankan agar tenaga kesehatan

memberikan tatalaksana pada proses klasifikasi dan tindakan untuk anak umur 2

bulan s.d 59 bulan dengan memberikan amoksisilin oral dosisi tinggi 2 kali sehari

sebagai antibiotik yang sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita.

6.3.3 Pengobatan dan Rujukan

Menentukan petunjuk pengobatan yang tepat berarti memiliki keterampilan

untuk pemberian antibiotik, menjelaskan petunjuk perawatan di rumah bagi ibu

Page 143: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

125

atau pengasuh, pengobatan demam dan wheezing (Kemenkes RI, 2015). Menurut

Permenkes RI Nomor 001 Tahun 2012 menyatakan bahwa rujukan adalah suatu

sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan

tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah

kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada

unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang

setingkat kemampuannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan proses

tatalaksana pengobatan dan rujukan pada 6 balita pneumonia di Puskesmas

Pamulang, tenaga kesehatan memberikan pengobatan berupa pemberian antibiotik

oral, pengobata demam, dan pengobatan wheezing. Untuk pengobatan antibiotik

oral pelaksanaannya sudah dilakukan dengan baik karena tenaga kesehatan

memberikan antibiotik kotrimoksazol sirup saat amoksisilin sirup sedang kosong.

Hal ini sejalan dengan penelitian Wiratno (2014) yang menyatakan bahwa terapi

antibiotik yang diberikan pada pasien ISPA ada dua macam, yaitu amoksisilin

dengan persentase 79% dan kotrimoksazol dengan persentasi 21%.

Pemilihan antibiotik pada pneumonia ialah eritromisin, ampisilin,

amoksisilin dan ciprofloksasin (Dahlan, 2014). Hal ini sejalan dengan Penelitian

yang dilakukan oleh Menon dkk (2013) mendapatkan bahwa amoxicillin memiliki

sensitivitas terhadap pathogen penyebab communtity acquired pneumonia

terutama terhadap S. Pneumoniae yang merupakan bakteri penyebab tersering

ditemukan pada anak.

Balita pneumonia yang ada di Puskesmas Pamulang diberikan antibiotik

untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini sejalan dengan kajian WHO

Page 144: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

126

menunjukkan bahwa balita penumonia di daerah perkotaan (urban) lebih banyak

menerima pengobatan dengan antibiotik (24%) dibanding balita pneumonia di

daeran pedesaan/rural (17%) (Nurjazuli, 2016).

Untuk pengobatan demam pelaksanaan proses pengobatannya sudah

berjalan baik, dimana diketahui dari hasil observasi balita yang mengalami

demam diberikan parasetamol. Untuk pengobatan wheezing pada 6 balita

pneumonia tidak diberikan karena pada balita pneumonia yang ditemukan di

Puskesmas Pamulang tidak memiliki tanda ataupun gejala balita adanya wheezing.

Serta dari semua balita pneumonia tidak mendapatkan pelayanan rujukan karena

balita masih bisa diberikan pengobatan rawat jalan sesuai dengan tanda dan gejala

pneumonia balita di Puskesmas.

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa Puskesmas Pamulang telah

melakukan proses pengobatan dan rujukan untuk balita pneumonia. Pada

prosesnya terdapat pelaksanaan belum berjalan dengan baik yakni tenaga

kesehatan memberikan pengobatan antibiotik oral kotrimoksazol sirup pada 2

balita sebagai penganti amoksisiilin sirup yang sedang kosong di Puskesmas. Oleh

karena itu, dapat disarankan kepada Puskesmas untuk menambah jumlah

distribusi amoksisilin sirup balita pneumonia. Hal ini sejalan dengan Ikatan

Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyatakan bahwa pilihan pertama untuk

antibiotik usia dibawah lima tahun adalah amoxicillin dan untuk usia 5 tahun ke

atas adalah macrolide jika tidak ada tanda pneumonia berat (Pudjiadi, 2009).

6.3.4 Konseling Ibu

Konseling petugas kesehatan difokuskan pada pemberian nasehat yang tepat

untuk setiap ibu, penggunaan keterampilan berkomunikasi dan penggunaan Kartu

Page 145: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

127

Nasehat Ibu (KNI) sebagai alat komunikasi (Depkes RI, 2008). Memberikan

konseling bagi ibu harus dilakukan pada balita dengan klasifikasi pneumonia

dengan tindakan rawat jalan dan diberi antibiotik. Hal ini harus dilakukan

mengingat ibu dibekali pengetahuan tentang dosis maupun frekuensi pemberian

antibiotiknya. Disamping itu dilakukan pula penilaian cara pemberian makanan

termasuk pemberian ASI, memberikan anjuran pemberian makan yang baik serta

kapan harus membawa anak kembali ke Puskesmas (Kemenkes RI, 2015).

Hasil penelitian diketahui sebagaian besar tenaga kesehatan belum

mendapatkan pelatihan konseling sehingga pada proses konseling terdapat proses

yang tidak dilakukan seperti mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah

dengan tidak menggunakan bagan pengobatan untuk menentukan obat dan dosis

yang sesuai pada ibu balita, tidak menggunakan buku KIA untuk petunjuk

pemberian makanan, cairan/ASI seperti tanda-tanda untuk kembali, tidak

mengajari ibu menggunakan bahan yang aman untuk meredakan batuk dirumah

seperti memberitahu ibu obat yang tidak dianjurkan, dan tidak memberi tahu ibu

tentang pencegahan pneumonia balita seperti menjaga kebersihan rumah dan

lingkungan, rumah dengan ventilasi cukup, dan rajin mencuci tangan dengan

sabun atau antiseptik. Tenaga kesehatan yang mendapatkan konseling hanya

pemegang program dan memberikan sosialisasi tentang pedoman tatalaksana

pneumonia balita di tahun 2016 sebanyak 2 kali.

Pentingnya konseling untuk ibu balita agar menambah pengetahuan ibu

akan pencegahan dan pengobatan sedini mungkin jika balita sudah memiliki tanda

dan gejala pneumonia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutangi (2014)

menyatakan bahwa terdapat hubungan cukup kuat antara pengetahuan ibu dengan

Page 146: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

128

kejadian pneumonia balita dan terdapat hubungan cukup kuat antara sikap ibu

dengan kejadian pneumonia balita. Pada dasarnya kejadian pneumonia pada balita

dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh anak. Sistem kekebalan tubuh dapat

dipengaruhi karena beberapa faktor, yaitu pemberian ASI eksklusif, status gizi,

status imunisasi, polusi dari lingkungan, dan tempat tinggal yang terlalu padat

(Anwar, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurnajiah dkk (2016)

menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antara status gizi dengan balita

penderita pneumonia.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses

konseling ibu dalam tatalaksana pelaksanaannya belum dilakukan dengan baik,

hal ini karena tenaga kesehatan tidak menggunakan bagan pengobatan untuk

menentukan obat dan dosis, tidak menggunakan buku KIA untuk petunjuk, tidak

mengajari ibu menggunakan bahan yang aman untuk meredakan batuk dirumah

dan tidak memberi tahu ibu tentang pencegahan pneumonia balita seperti menjaga

kebersihan rumah dan lingkungan, rumah dengan ventilasi cukup, dan rajin

mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik.

Oleh karena itu, disarankan kepada SDM untuk menggunakan sarana

prasarana saat proses tatalaksana konseling dan memberikan informasi terkait

kebersihan rumah dan lingkungan, rumah dengan ventilasi cukup, dan rajin

mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik. Hal ini sejalan dengan dipengaruhi

oleh faktor lingkungan yaitu sebagian besar perokok adalah laki–laki. Paparan

asap rokok yang dialami terus menerus pada orang dewasa yang sehat dapat

menambah resiko terkena penyakit paru-paru serta menjadi penyebab penyakit

bronkitis, dan pneumonia (Elfidasari, 2014).

Page 147: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

129

6.3.5 Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Setiap anak dengan pneumonia yang mendapatkan antibiotik di pelayanan

kesehatan harus dibawa kembali ke pelayanan kesehatan tersebut setelah 3 hari

mendapatkan pengobatan. Memberi pelayanan pemantauan pengobatan berarti

menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan

ulang. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan adalah menanyakan

apakah anak bernapas lebih lambat, apakah ada TDDK, apakah nafsu makan

membaik, melakukan pemeriksaan tanda bahaya umum, dan melakukan penilaian

lagi untuk balita batuk atau kesukaran bernapas (Kemenkes RI, 2015).

Hasil penelitian pada 6 balita pneumonia yang ditemukan saat observasi di

Puskesmas Pamulang proses pelaksanaan tindak lanjut pneumonia balita sebagian

besar balita tidak melakukan kunjungan ulang. Hanya 1 balita pneumonia yang

melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas dengan keadaan membaik untuk

meneruskan pemberian antibiotik sampai 3 hari berikutnya. Pasien yang telah

membaik disarankan untuk mengganti antibiotik intravena menjadi per oral.

Antibiotik oral sudah dapat diberikan setelah 3 hari penggunaan antibiotik

intravena. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Watkins dan

Lemonovich (2011) penggantian antibiotik oral lebih awal terbukti efektif dan

dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien yang menyatakan bahwa durasi efektif

terapi antibiotik adalah 10-14 hari.

Untuk kunjungan rumah tenaga kesehatan di Puskesmas Pamulang tidak

melakukannya pada 6 balita pneumonia, hal ini dikerenakan kurangnya tenaga

kesehatan untuk melakukan kunjungan rumah untuk balita pneumonia. Penelitian

yang dilakukan oleh Triasih (2007) menyatakan bahwa kunjungan rumah oleh

Page 148: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

130

tenaga kesehatan yang disertai penyuluhan sesuai dengan program P2 ISPA yang

mempunyai hubungan yang kuat terhadap kepatuhan minum obat balita

pneumonia.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses

tatalaksana tindak lanjut pneumonia balita di Puskesmas Pamulang

pelaksanaannya belum berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan sebagian besar

balita tidak melakukan kunjungan ulang dan kurangnya tenaga kesehatan untuk

melakukan kunjungan rumah balita pneumonia. Oleh karena itu, disarankan untuk

tenaga kesehatan melakukan tindak lanjut pada balita pneumonia yang tidak

melakukan kunjungan ulang dan melakukan kunjungan rumah untuk tercapainya

upaya pengobatan yang baik di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

6.3.6 Penerapan di Puskesmas Pamulang

Menjelaskan tentang persiapan yang harus dilakukan, proses pelaksanaan,

dan pencatatan pelaporan Puskesmas. Hal ini di dukung dengan adanya persiapan

SDM, persiapan faktor pelayanan (formulir/register, logistik, biaya operasional,

ruangan), dan penyesuaian alur pelayanan (Kemenkes RI, 2015).

Hasil penelitian dalam proses penerapan di Puskesmas diketahui bahwa

penemuan balita pneumonia di Puskesmas Pamulang dalam 1 bulan hanya

ditemukan 6 balita pneumonia. Sebagian besar tenaga kesehatan tidak menghitung

respiratory rate balita, hal ini dikarenakan banyaknya jumlah pasien dan tidak

adanya alat respiratory rate di Poli umum sehingga tidak dihitung napas cepat

balita. Dampak dari hal tersebut adalah sedikitnya penemuan kasus pneumonia

balita, sehingga laporan yang diberikan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan setiap bulan hasilnya tidak sesuai dengan buku register anak penemuan

Page 149: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

131

kasus pneumonia balita. Hal ini dikarenakan beban kerja petugas dan pemahaman

bahwa kegiatan penemuan kasus hanya sebagai kegiatan pencatatan dan pelaporan

dalam pengumpulan data sehingga dapat menghambat untuk melakukan

penemuan kasus (Handayaani, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012) menyatakan bahwa tidak

melakukan analisa dari hasil pengolahan data kasus pneumonia dengan persentase

100%. Hal ini dikarenakan petugas merangkap pekerjaan lain dan adanya

pemahaman bahwa kegiatan penemuan kasus hanya sebagai kegiatan pencatatan

dan pelaporan. Pelaporan dilakukan agar data yang didapatkan bisa dimanfaatkan

sebagaimana mestinya. Data hasil pelaporan selanjutnya digunakan untk

perencanaan penanggulangan khusus dan program pelaksanaannya, kegiatan

tindak lanjut, melakukan koreksi, perbaikan-perbaikan program, pelaksanaan

program, dan untuk kepentingan evaluasi atau hasil kegiatan.

Pada proses pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

diketahui bahwa terdapat kendala yakni pelaporan yang belum sesuai dengan

format yang telah diberikan Dinas Kesehatan. Pelaporan program harus

memenuhi beberapa syarat, diantaranya harus disusun secara lengkap dengan

format yang sudah ditentukan, kemudian harus bersifat fakta dan dilaporkan tepat

pada waktunya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriarti

dkk (2015) menyatakan bahwa sebenarnya pelaporan program Puskesmas

seharusnya sudah bisa dilakukan melalui online dengan software yang sudah

disediakan oleh Dinas Kesehatan Kota, namun sistem pelaporan tersebut belum

bisa berjalan karena kebanyakan petugas Puskesmas belum dapat mengoperasikan

software tersebut.

Page 150: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

132

Pentingnya pengawasan adalah untuk menilai hasil kegiatan program yang

telah dicapai serta mengadakan tindakan–tindakan perbaikan sedemikian rupa

apabila diperlukan, sehingga hasil dari kegiatan program tersebut sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya (Nursyamiah, 2009). Pemantuan

program P2 ISPA terutama pneumonia balita dapat dilakukan di semua tingkat

mulai dari tingkat Puskesmas sampai dengan Pusat. Pemantauan ini dapat

dilakukan setiap bulan atau triwulan. Dari hasil analisis dapat segera dilakukan

tindakan atau intervensi untuk memperbaikinya. Pada prinsipnya pemantauan

hampir sama dengan evaluasi, hanya evaluasi dilakukan kurun waktu yang lebih

lama yaitu tahunan atau semesteran (Depkes RI, 2010).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses

penerapan di Puskesmas Pamulang belum dilakukan dengan baik, yakni masih

adanya tenaga kesehatan yang memberikan laporan ke Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan yang belum sesuai dengan format pelaporan dan hasil data

yang ada di register anak penemuan balita pneumonia di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isroyati (2015)

yang menyatakan bahwa fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan

dan fungsi penggerakkan berhubungan dengan angka cakupan pneumonia balita.

6.4 Gambaran Output Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

Output dari pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas

Pamulang adalah kesesuaian antara pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita. Kesesuaian ini salah

satu aspek yang sangat penting pada suatu pelayanan kesehatan pada tatalaksana

balita pneumonia karena tatalaksana yang tepat dan sesuai dengan pedoman

Page 151: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

133

tatalaksana pneumonia memilki tujuan untuk menemukan sedini mungkin balita

pneumonia dan mengobati sampai sembuh agar menurunkan angka kesakitan dan

kematian balita akibat pneumonia di Kota Tangerang Selatan. Penemuan kasus

pneumonia merupakan salah satu strategi dalam pengendalian pneumonia

(Suparwati, 2015).

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Pamulang

dilakukan dengan enam langkah, sebagai berikut :

1. Menilai Anak Batuk atau Kesukaran Bernapas

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tatalaksana menilai anak

batuk atau kesukaran bernapas pada pneumonia balita yang dilakukan di

Puskesmas Pamulang sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia

balita dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

2. Klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai untuk 2 kelompok umur balita

yakni umur <2 bulan dan umur 2 bulan sampai dengan 59 bulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tatalaksana

klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai untuk 2 kelompok umur balita

yakni umur <2 bulan dan umur 2 bulan sampai dengan 59 bulan pada

pneumonia balita yang dilakukan di Puskesmas Pamulang belum sesuai

dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian

Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan Tahun 2015.

Page 152: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

134

3. Pengobatan Dan Rujukan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tatalaksana

pengobatan dan rujukan pneumonia balita yang dilakukan di Puskesmas

Pamulang belum sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita

dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

4. Konseling Ibu

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tatalaksana konseling

pada ibu balita pneumonia yang dilakukan di Puskesmas Pamulang belum

sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian

Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan Tahun 2015.

5. Tindak Lanjut Pneumonia Balita

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tatalaksana tindak

lanjut balita pneumonia yang dilakukan di Puskesmas Pamulang belum

sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian

Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan Tahun 2015.

6. Penerapan Di Puskesmas

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tatalaksana

penerapan di Puskesmas untuk penyakit pneumonia balita yang dilakukan

di Puskesmas Pamulang belum sesuai dengan pedoman tatalaksana

pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

Page 153: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

135

Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa tatalaksana pneumonia balita

yang dilakukan di Puskesmas Pamulang belum sesuai dengan pedoman

tatalaksana pneumonia balita, hal ini dikarena dari 6 langkah tatalaksana hanya

ada 1 langkah yang sesuai dengan pedoman tatalaksana pneumonia dari

Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan Tahun 2015.

Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2013) menyatakan bahwa,

terdapat hubungan antara input dan proses, serta proses dan output. Hal ini

menunjukkan bahwa input program akan mempengaruhi proses program, proses

program akan mempengaruhi output program. Salah satu cara untuk mencapai

target capaian maka Puskesmas harus memiliki input dan melaksanakan proses

sesuai petunjuk teknis. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Wahyono (2011)

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian pneumonia adalah

tatalaksana pelayanan Puskesmas dan sarana pendukung.

Rendahnya cakupan penemuan penderita pneumonia balita salah satunya

disebabkan oleh kepatuhan petugas dalam melaksanakan prosedur pengobatan

yang belum maksimal sehingga banyak kasus pneumonia balita tidak terdeteksi

atau tidak tertangani (Ortiz, 2011). Selain itu, belum maksimalnya sosialisasi

kepada masyarakat tentang tanda-tanda pneumonia balita serta bahayanya jika

tidak segera ditangani juga berperan dalam rendahnya cakupan pneumonia balita

ditangani.

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita yang sesuai dengan pedoman

tatalaksana pneumonia balita akan berpengaruh pada jumlah penemuan dan angka

kesakitan balita pneumonia. Oleh karena itu, Puskesmas sudah seharusnya

Page 154: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

136

memberikan tatalaksana pneumonia balita dengan acuan yang sesuai berdasarkan

pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan, dimana

pelaksanaan tatalaksana merupakan strategi untuk mengurangi resiko yang lebih

besar akan jumlah balita pneumonia di Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

Page 155: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

137

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Input

a. Sumber daya manusia di Puskesmas Pamulang jumlah mencukupi, namun

distribusi SDM kurang untuk membuka poli anak karena SDM memiliki

beban tugas lain di luar Puskesmas. Untuk kuliatas SDM belum memadai

karena kurangnya diseminasi pedoman tatalaksana pneumonia balita dan

pengawasan oleh pemegang program di Puskesmas.

b. Sarana prasarana yang tersedia di Puskesmas Pamulang cukup untuk

proses pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita.

c. Anggaran atau dana cukup untuk proses tatalaksana pneumonia balita

yang bersumber dari dana operasional Puskesmas, APBD, dan Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

d. Sasaran pneumonia balita di Puskesmas Pamulang belum sepenuhnya di

pahami oleh tenaga kesehatan sehingga mempengaruhi jumlah penemuan

balita pneumonia.

2. Proses

a. Proses menilai anak batuk atau kesukaran bernapas pada balita pneumonia

pelaksanaannya dilakukan dengan baik oleh tenaga kesehatan antara lain,

menanyakan, melihat, dan mendengar untuk pemeriksaan yang sesuai

dengan kotak penilaian pneumonia balita.

Page 156: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

138

b. Proses klasifikasi dan tindakan untuk 2 kelompok umur balita

pelaksanaannya belum dilakukan dengan baik oleh tenaga kesehatan

antara lain, antibiotik oral yang diberikan kepada balita pneumonia

berbeda dengan antibiotik yang dianjurkan di pedoman tatalaksana

pneumonia balita dan tidak memantau kunjungan ulang balita.

c. Proses pengobatan dan rujukan pneumonia balita pelaksanaannya belum

dilakukan dengan baik oleh tenaga kesehatan antara lain, pengobatan

antibiotik oral amoksisilin dan eritromisin diganti dengan antibiotik oral

lainnya.

d. Proses konseling ibu pneumonia balita pelaksanaannya belum dilakukan

dengan baik oleh tenaga kesehatan antara lain, tidak menggunakan bagan

pengobatan, tidak menggunakan buku KIA sebagai petunjuk, dan tidak

memberi tahu ibu semua informasi tentang pencegahan pneumonia balita

yang ada dipedoman.

e. Proses tindak lanjut pneumonia balita pelaksanaannya belum dilakukan

dengan baik oleh tenaga kesehatan antara lain, tidak memantau kunjungan

ulang balita dan tidak melakukan kunjungan rumah pada balita

pneumonia.

f. Proses penerapan di Puskesmas Pamulang pelaksanaannya belum

dilakukan dengan baik oleh tenaga kesehatan antara lain, memberikan

laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang tidak

sesuai dengan format dan hasil data di buku register anak di Puskesmas

Pamulang.

Page 157: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

139

3. Output

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita yang dilakukan di Puskesmas

Pamulang belum sesuai dengan 6 langkah tatalaksana antara lain klasifikasi dan

menentukan tindakan sesuai untuk 2 kelompok umur balita, pengobatan dan

rujukan, konseling ibu, tindak lanjut pneumonia balita, dan penerapan di

Puskesmas dengan pedoman tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian

Kesehatan.

7.2 Saran

1. Untuk Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Sebaiknya Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan memberikan

pelatihan dan sosialisai tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas untuk

meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan tatalaksana

dan pelaporan pneumonia balita.

2. Untuk Puskesmas Pamulang

a. Puskesmas Pamulang sebaiknya membuat jadwal tugas yang sesuai

dengan kondisi beban kerja tenaga kesehatan sehingga dapat

membuka Poli Anak untuk memberikan pelayanan kesehatan

terutama tatalaksana pneumonia balita.

b. Puskesmas Pamulang sebaiknya memberikan sosialisasi tentang

tatalaksana pneumonia balita yang sesuai dengan pedoman

tatalaksana pneumonia balita dari Kementerian Kesehatan pada

seluruh tenaga kesehatan agar mengerti, mau, dan mampu mengubah

sikap dalam memberikan tatalaksana pneumonia di Puskesmas.

Page 158: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

140

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain sebaiknya dalam melakukan penelitian selanjutnya dapat

mengikut sertakan tenaga medis atau pemegang program dalam proses

penemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas mengenai pelaksanaan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

Page 159: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

141

DAFTAR PUSTAKA

Agustino Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Anwar, A. Dharmayanti, I. 2014. Pneumonia pada anak balita di Indonesia.

Kesmas: National Public Health Journal, 8(8), 359-365.

Anwar, R.Y. 2014. Hubungan Antara Higiene Perorangan Dengan Infeksi

Cacing Usus (Soil Transmitted Helminths) Pada Siswa SDN 25 Dan SDN

28 Kelurahan Purus Kota Padang Sumatera Barat. Universitas Andalas.

Padang.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi

Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Azzahra, F. 2015. Manajemen Komplain. Universitas Respati Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.

Bappenas. 2016.Sustainable Development Goals (SDGs). Kementerian PPN.

Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Choiriyah, S. Anggraini, D. N. 2015. Evaluasi Input Sistem Surveilans Penemuan

Penderita Pneumonia Balita Di Puskesmas. Unnes Journal of Public

Health, 4(4).

Choiriyah, Safaatul. 2015. Evaluasi Input Sistem Surveilans Penemuan Penderita

Pneumonia Balita Di Puskesmas. Unnes Journal of Public Health.

Clark, Helena. 2004. Theories of change and Logic Models: Telling Them Apart.

Research Associate, Aspen Institute Roundatable on Community Change.

Creswell, J. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, dan Mixed.

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dahlan,MS.2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,

dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS.Epidemiologi

Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI.2008. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas

2007. Jakarta.

Departemen Kesehatan, RI. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di

Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Page 160: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

142

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2015. Profil Kesehatan Kota

Tangerang Selatan Tahun 2015. Tangerang Selatan.

Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Elfidasari, D, dkk. 2014. Deteksi Bakteri Klebsiella Pneumonia Pada Beberapa

Jenis Rokok Konsumsi Masyarakat. Seri Sains Dan Teknologi.

Erniati, C., Sembiring, T. 2012. Pengaruh Fasilitas Dan Pengembangan Sumbar

Daya Manusia Terhadap Produktivitas kerja Karyawan Studi Kasus

PTPN II Kebun Sampali Medan. Universitas Darma Agung. Medan.

Farida, H, dkk. 2008. Penggunaan Antibiotik Secara Bijak untuk Mengurangi

Resistensi Antibiotik, Studi Intervensi di Bagian Kesehatan Anak RS Dr.

Kariadi. Fakultas Kedokteran Undip, Semarang.

Febriawati, Henni. 2013. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta:

Gosyen.

Gale, Nicola K, dkk. 2013. Using The Framework Method For The Anaysis Of

Qualitative Data In Multidusciplinary Health Research. Jurnal BMC

Medical Research Methodology.

Global Health Workforce Alliance. (2011). Rencana Pengembangan Tenaga

Kesehatan Tahun 2011 – 2015. Diakses dari:

http://www.who.int/workforcealliance/countries.inidonesia_hrhplan_2011

_2012.pdf pada 25 Mein 2017

Handayani, R. P. 2012. Gambaran Kegiatan Penemuan Kasus Pneumonia Pada

Balita Di Puskesmas Se-Kota Semarang (Doctoral Dissertation,

Diponegoro University).

Haruman, T. Rahayu, S. 2007. Penyusunan Anggaran Perusaan. Edisi Kedua.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ibrahim Bafadal. 2009. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Bumi

Aksara. Jakarta

Ida Bagus Gede Manuaba, Prof. dr. 2013. Millenium Development Goals (MDGs)

Perserikatan Bangsa-Bangsa. Jakarta : CV. Trans Info Medika

Isroyati Sri, dkk. 2015. Hubungan Fungsi Manajemen Program P2 ISPA dengan

Ketercapaian Target Angka Cakupan Pneumonia Balita di Puskesmas Kota

Semarang. Jurnal. Manajemen Kesehatan Indonesia.

Isroyati, S., Suwitri, S., & Jati, S. P. 2015. Hubungan Fungsi Manajemen

Program P2 ISPA dengan Ketercapaian Target Angka Cakupan

Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Semarang. (Doctoral dissertation,

Universitas Diponegoro Semarang).

Page 161: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

143

Kartasasmita B. 2010. Pneumonia pada Balita .Jakarta.

Kartasasmita, C. 2010. Pneumonia Pembunuh Balita. Kemenkes RI RI: Buletin

Jendela Epidemiologi Volume 3, September 2010. ISSN 2087-1546

Pneumonia Balita

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pengendalian ISPA. Jakarta. Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 tentang Puskesmas. Jakarta

Kemenkes RI. 2014. Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Jakarta

Kemenkes RI. 2015. Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta. Kemenkes RI

Kemenkes RI.2010. Pneumonia Balita Jendela Epidemiologi Volume 3. Jakarta:

Kemenkes RI.

Lalani, Amina., & Schneeweiss, Suzan. 2011. Kegawatdaruratan Pediatri.

Jakarta: EGC

Mardiyoko, I. 2008. Hubungan Kualifikasi Petugas Penerimaan Pasien Baru

Rawat Jalan Dalam Kualitas Pelayanan Di Rs Bethesda Yogyakarta.

(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Mardjanis. 2010. Pengendalian Pneumonia Anak Balita Dalam Rangkka

Pencapaian MDG4. Buletin Jendela Epidemiologi Volume 3. Jakarta:

Kemenkes RI

Mazmanian, Daniel H., dan Paul A. Sabatier. 1983. Implementation and Public

Policy, New York: HarperC

Menon R, George A, Menon U. 2013. Etiology and Anti-microbial Sensitivity of

Organisms Causing Community Acquired Pneumonia: A Single Hospital

Study. Journal of Family Medicine and Primary Care. 2013. 3:244-49

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Orang

Dewas, Usia Lanjut. Edisi 1 Jakarta, Pustaka Obor Populer.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Remaja

Rosdakarya,Bandung

Mubarak W I. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Penerbit

Salemba Medika

Page 162: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

144

Ni Nyoman Kristina, dkk. 2013. Mengenal Penyakit Pneumonia (ISPA). Diakses

pada 1 Mei 2017 dari http://www.diskes.baliprov.go.id/id/MENGENAL-

PENYAKIT-PNEUMONIA--ISPA-

Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,

Andi Offset, Yogyakarta, 1997

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S.2011, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, Rineka Cipta,

Jakarta.

Nurhayati, Agita Maris. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Di Puskesmas Di Kota Semarang

Tahun 2010. Universitas Negeri Semarang

Nurhayati, Agita Maris. 2011. Faktor Yang Berhubungan Dengan Implementasi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Di Puskesmas Di Kota

Semarang Tahun 2010. Universitas Negeri Semarang.

Nurjazuli, W. R. 2006. Faktor Risiko Dominan Kejadian Pnumonia Pada Balita

(Dominant risk factors on the occurrence of pneumonia on children under

five years). J Respirologi, 1-21.

Nurnajiah, M., Rusdi, R., & Desmawati, D. 2016. Hubungan Status Gizi dengan

Derajat Pneumonia pada Balita di RS. Dr. M. Djamil Padang. Jurnal

Kesehatan Andalas, 5(1).

Nursyamiah, N. 2009. Implementation Analysis of Exclusive Breastfeeding

Program at Puskesmas in Semarang City, 2009. MIKM UNDIP.

Nursyamiah. 2009. Analisis Implementasi Program Pemberian Asi Eksklusif Di

Puskesmas Wilayah Kota Semarang Tahun 2009. Thesis. Universitas

Diponegoro.2009

Ortiz, R. Rodriguez L., Cervantes E. 2011. Malnutrition and Gastrointestinal and

Respiratory Infections in Children: A Public Health Problem. Mexico

International Journal of Environmental Research and Public Health.

Pohan. 2006. Jaminan Mutu Layanan kesehatan: dasar-dasar pengertian dan

penerapan .Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Pudjiadi A, dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Jakarta: IDAI.

Page 163: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

145

Pudjiadi, A. H., Hegar, B., Handryastuti, S., Idris, N. S., Gandaputra, E. P., &

Harmoniati, E. D. 2009. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak

Indonesia. Jakarta: IDAI, 47-50.

Pudjiastuti, W. 2002. Analisis Kepatuhan Petugas Puskesmas Terhadap

Manajemen Tatlaksana MTBS. Tesis. Jakarta: Program Pasca Sarjana

Universitas Indonesia

Puspadewi, Y. A., Mawarni, A., & Dharminto, D. 2013. Analisis Kinerja Bidan

Puskesmas dalam Pelayanan MTBS di Wilayah Puskesmas Kota Malang

(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS DIPONEGORO).

Putriarti, R. T, dkk. 2015. Analisis Sistem Manajemen Program P2 Ispa Di

Puskesmas Pegandan Kota. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)

Putriarti, Rizki Tri. 2014. Analisis Program P2 Ispa Di Puskesmas Pegandan

Kota Semarang. Diponegoro University.

Radina, D. F. Damayanti, N. A. 2013. Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal Pada Program Penemuan Penderita Pneumonia Balita.

Rahmah, Siti. 2008. Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan

DI Rumah Sakit Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

Medan.

Rudan I, Boschi-Pinto C, Biloglav Z, Mulholiand K, Campbell H. 2008.

Epidemiology And Etiology Of Childhood Pneumonia. Bull World Health

Organ. 2008; 86(5):408-16.

Sabuna, A. T. E. 2011. Hubungan antara Pengetahuan dan Motivasi Perawat

dengan Tatalaksana Pneumonia Balita di Puskesmas Kabupaten Timor

Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur (Doctoral dissertation, Diponegoro

University).

Said, Mardjanis. 2010. Pengendalian Pneumonia Balita Anak-Balita dalam

Rangka Pencapaian MDG 4. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Salmah, N. N. A. 2012. Pengaruh Program Pelatihan Dan Pengembangan

Karyawan Terhadap Kompetensi Karyawan Pada PT. Muba Electric

Power Sekayu. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (JENIUS), 2(3),

278-290.

Sirait, Justine. 2006. Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia

dalam Organisasi. Jakarta: PT. Grasindo

Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan Ganggua Sistem pernapasan / Irman Somantri. Jakarta :

Salemba Medika

Page 164: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

146

Sosialine, Engko M. 2015. Tata kelola dan perbekalan kesehatan terpadu. Rapat

koordinasi Nasional Ditjen Bina Kefarmasian & Alat Kesehatan.

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Afabeta

Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. Gramedia Pustaka, Jakarta

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Suparwati, A. Rahma, A., Arso, S. P. 2015. Implementasi Fungsi Pokok

Pelayanan Primer Puskesmas sebagai Gatekeeper dalam Program JKN

(Studi di Puskesmas Juwana Kabupaten Pati). Jurnal Kesehatan

Masyarakat (e-Journal), 3(3), 1-11.

Sutangi H. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian

Pneumonia Balita di Desa Telukagung Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Plumbon Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramyu Tahun 2014. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. 2014: 1-8

Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada.

Tahjan, H. 2008. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: RTH

The United Nations Children’s Fund (UNICEF). 2015. Pneumonia: Despite

Steady Progress, Pneumonia Remains One Single Largest Killer Of Young

Children Worldwid. UNICEF

Triasih, F., Istiawan, R., & Riyadi, S. 2007. Pengaruh Kunjungan Rumah oleh

Perawat terhadap Tingkat Kepatuhan Pengobatan Penderita Pneumonia

pada Balita di Wilayah Kerja Puskesma 2 Baturraden. Jurnal

Keperawatan Soedirman, 2(1), 30-40.

Turner C, Turner P, Carrara V, Burgoine K. 2013. High risks of pneumonia in

children two years of age in South East Asean refugee population. United

Kingdom: University College London..

W.K.Kellogg. 2004. Using Logic Models To Bring Together Planning,

Evaluation and Action. Michiga

Wahyono, B. 2011. Pelayanan Puskesmas Berbasis Manajemen Terpadu Balita

Sakit dengan Kejadian Pneumonia Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Page 165: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

147

Walker, Roger. Cate, Whittlesea Ed. 2012. Clinical Pharmacy And Therapeutics

Fifth London: Elsevier.

Warsihayati, Rita. 2002. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan

Penemuan Kasus Pneumonia Pada Puskesmas di Kabupaten Bekasi.

Tesis, Pasca FKM UI.

Watkins RR, Lemonovich TL. 2011. Diagnosis and Management of Community-

Acquired Pneumonia in Adults. American Family Physician (83)

WHO. 2006. Pneumonia : The Forgetten Killer of Children. New York.

WHO. 2008. The Global Burned Of Disease: This Figure Includes Pneumonia

Deaths That Occur In The Neonatal Period, But Not Those That Are

Associated With Measles, Pertussis And HIV. Geneva. Switzerland

Wijono. 2008. Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien Prinsip dan

Praktik. Surabaya: CV Duta Prima Airlangga.

Winarno, B., 2016. Kebijakan Publik Era Globalisasi. CAPS, Yogyakarta

World Health Organization. 2012. Integrated Management of Childhood Illness.

WHO Press.

World Health Organizations. 2013. Epidemiology and Etiology of Childhood

Pneumonia. Who Press.

Page 166: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

148

LAMPIRAN

LAMPIRAN

Page 167: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

FORM INFORM CONCERN

Gambaran Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita di Puskesmas Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017

Bapak/Ibu/Sdr yang saya hormati,

Saya Faza Fidarani, mahasiswa Peminatan Manajemen Pelayanan

Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini, saya

sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir dengan judul “Gambaran

Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017”.

Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk

menjadi informan dan memberikan keterangan secara luas, bebas, mendalam,

benar, dan jujur. Hasil informasi dan keterangan yang diberikan nanti akan

digunakan sebagai masukan untuk pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita.

Peneliti memohon izin untuk merekam pembicaraan selama proses wawancara

Page 168: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

berlangsung dan peneliti menjamin kerahasiaan isi informasi yang diberikan dan

hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian atas segala perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan

terima kasih karena telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

Hormat Saya

Faza Fidarani

Page 169: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Staf Pelaksana Pneumonia Balita

di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

a. Sumber Daya Manusia

1. Siapa saja tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan pedoman

tatalaksana pneumonia balita ?

2. Bagaimana keterlibatan tenaga esehatan tersebut ? (Probing : Semua

tenaga kesehatan yang terlibat disebutkan bagaimana bentuk

keterlibatannya ?)

3. Siapa saja tenaga kesehatan yang mendukung dalam pelaksanaan pedoman

tatalaksana pneumonia balita ? (Probing: Semua tenaga kesehatan yang

mendukung disebutkan bagaimana bentuk dukungannya ? Apakah SDM

khusus ? Jika ada, berapa banyak untuk masing-masing puskesmas,

apakah dia khusus memegang program pengendalian pneumonia balita

atau memegang program lain, ada sk? siapa yang memberikan SK?)

4. Apakah Dinas Kesehatan menyeleggarakan pelatihan untuk SDM dalam

melakukan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas ? (Probing:

Pelatihan apa saja yang diberikan? Apakah termasuk bimbingan dan

pendampingan? Kapan dilakukan pelatihan? Adakah pelatihan rutin

(bulanan atau tahunan)?)

b. Sarana dan Prasarana

5. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mejalankan

tatalaksana pneumonia balita ? (Probing : bagaimana sarana dan

prasarana bisa tersedia di Puskesmas ? Fungsi sarana dan prasarana ?)

6. Bagaimana peran Dinas Kesehatan membantu Puskesmas dalam

memenuhi sarana dan prasarana kesehatan untuk tatalaksana pneumonia

balita ?

c. Dana/Anggaran

7. Bagaimanakah dan untuk pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas ? (Probing: Apa peran Dinas Kesehatan dalam menyediakan

Page 170: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

dana untuk Puskesmas khusus pneumonia ? Sumber dan ? Penggunaan

dana ?)

d. Sasaran

8. Bagaimana Dinas Kesehatan menentukan sasaran penderita pneumonia

balita di Puskesmas ? (Probing : Berdasarkan apa ? pedoman atau

kebijakan lainnya?)

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita

9. Bagaimana pengobatan dan rujukan untuk balita yang memilikii penyakit

pneumonia di Kota Tangerang Selatan ? (Probing : apa peran dinas

kesehatan untuk pengobatan dan rujukan pelayanan kesehatan ?)

10. Bagaimana konseling bagi ibu balita pneumonia yang dilakukan di

Puskesmas ? (Probing : Apakah peran Dinas Kesehatan dalam konseling

ibu ? Memberikan sosialisasi dengan SDM di Puskesmas atau lainnya ?)

11. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan tindak lanjut untuk balita yang sudah

mendapatkan pengobatan di Puskesmas ? (Probing : Apa peran Dinas

Kesehatan pada tindak lanjut balita pneumonia ?)

12. Bagaimana pencatatan dan pelaporan hasil di Dinas Kesehatan untuk

penyakit pneumonia balita ? (Probing : Apakah setiap Puskesmas

memberikan pencatatan dan pelaporan hasil ? Kapan saja diberikan ?

Jika tidak diberikan apakah setiap Puskesmas mendapatkan sanksi ?)

13. Bagaimana Dinas Kesehatan melakukan pemantauan dan Evaluasi

pneumonia balita di Kota Tangerang Selatan ? (Probing : Cara melakukan

pemantauan dan evaluasi ? Siapa saja yang terlibat ? Apakah ada

kendala saat melakukan pemantauan dan evaluasi pneumonia balita di

setiap Puskesmas ?)

Page 171: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Kepada Kepala Puskesmas Pamulang

a. Sumber Daya Manusia

1. Bagaimana keterlibatan SDM di Puskesmas dalam melakukan tatalaksana

pneumonia balita ? (Probing : bentuk keterlibatan seperti apa ? adakah

sdm pendukung dan SDM khusus tatalaksana pneumonia balita ? Berapa

banyak ? ada SK? Siapa yang memberikan SK?)

2. Bagaimana SDM dapat melakukan tatalaksana pneumonia balita

?(Probing: berdasarkan pedoman, SOP, alur pelayanan atau lainnya ?)

b. Sarana dan Prasarana

3. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mejalankan

tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas ? (Probing : bagaimana

sarana dan prasarana tersebut bisa tersedia ?)

4. Sudahkah Puskesmas menyediakan sarana dan prasarana tersebut?

(Probing: sejak kapan sarana dan prasarana tsb ada dan siapa yg

memberikan ?)

c. Dana/Anggaran

5. Bagaimanakah dan untuk pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas ? (Probing: Apa peran Dinas Kesehatan dalam menyediakan

dana untuk Puskesmas khusus pneumonia ? Sumber dan ? Penggunaan

dana ?)

d. Sasaran

6. Bagaimana cara menetapkan sasaran pneumonia balita di Puskesmas ?

(Probing : Berdasarkan apa balita termasuk sasaran pneumonia balita?)

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita

7. Bagaimana pengobatan dan rujukan untuk balita yang memilikii penyakit

pneumonia di Puskesmas Pamulang ? (Probing : Pengobatan dan rujukan

seperti apa yang diberikan di Puskesmas ?)

8. Bagaimana konseling bagi ibu balita pneumonia yang dilakukan di Puskesmas

? (Probing : Konseling seperti apa yang diberikan?)

Page 172: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

9. Bagaimana tindak lanjut untuk balita yang sudah mendapatkan pengobatan di

Puskesmas ? (Probing : Apakah dilakukan Kunjungan ulang dan Kunjungan

Rumah ? Siapa yg melakukannya ?)

10. Bagaimana pencatatan dan pelaporan hasil pneumonia balita di Puskesmas

Pamulang ? (Probing : Apakah Puskesmas memberikan pencatatan dan

pelaporan hasil ke Dinas Kesehatan ? Kapan saja diberikan ?Apa manfaat

dan fungsi pencatatan dan pelaporan tsb ?)

11. Apakah Dinas Kesehatan melakukan pemantauan dan evaluasi pneumonia

balita di Puskesmas Pamulang ? (Probing : Cara melakukan pemantauan dan

evaluasi seperti apa ? Siapa saja yang terlibat ? Apakah ada kendala saat

melakukan pemantauan dan evaluasi pneumonia balita?)

Page 173: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Pemegang Program Pneumonia

Balita di Puskesmas Pamulang

1. Sumber Daya Manusia

1. Siapa saja tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan pedoman

tatalaksana pneumonia balita ?

2. Bagaimana keterlibatan tenaga kesehatan tersebut ? (Probing : Semua

tenaga kesehatan yang terlibat disebutkan bagaimana bentuk

keterlibatannya ? Sejak kapan ?)

3. Siapa saja tenaga kesehatan yang mendukung dalam melakukan tatalaksana

pneumonia balita ? (Probling: Semua tenaga kesehatan yang mendukung

disebutkan bagaimana bentuk dukungannya ? Apakah SDM khusus ? Jika

ada, berapa banyak ? apakah dia khusus memegang program pengendalian

pneumonia balita atau memegang program lain ? Ada SK, siapa yang

memberikan SK?)

4. Apakah Dinas Kesehatan menyeleggarakan pelatihan untuk SDM dalam

melakukan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas ? (Probing:

Pelatihan apa saja yang diberikan? Apakah termasuk bimbingan ? Kapan

dilakukan pelatihan ?)

b. Sarana dan Prasarana

1. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mejalankan

tatalaksana pneumonia balita sesuai dengan pedoman ? (Probing :

bagaimana sarana dan prasarana tsb bisa tersedia ? Apa fungsi dari

sarana dan prasarana tersebut ?)

2. Sudahkah Puskesmas menyediakan sarana dan prasarana tersebut?

(Probing: sejak kapan sarana dan prasarana tsb ada dan siapa yg

memberikan ?)

3. Bagaimana Dinas Kesehatan membantu Puskesmas dalam memenuhi sarana

dan prasarana untuk tatalaksana pneumonia balita ?

c. Dana / Anggaran

1. Bagaimanakah dan untuk pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas ? (Probing: Apa peran Dinas Kesehatan dalam menyediakan

Page 174: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

dana untuk Puskesmas khusus pneumonia ? Sumber dan ? Penggunaan

dana ?)

d. Sasaran

1. Bagaimana cara menetapkan sasaran pneumonia balita di Puskesmas ?

(Probing : Berdasarkan apa balita termasuk sasaran pneumonia balita?)

2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu sasaran penderita pneumonia balita

Puskesmas sudah sesuai dengan pedoman ?

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita

1. Bagaimana Bapak/Ibu menilai anak batuk atau kesukaran bernapas ?

(Probing: Berdasarkan pedoman atau lainnya tindakkan menilai

dilakukan?)

2. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan klasifikasi dan tindakan untuk anak

batuk atau kesukaran bernapas umur 2 bulan sampai dengan 59 bulan ?

(Probing : berdasarkan apa cara penentuan tingkat keparahan penyakit

dan tindakannya pada balita ? Sesuai dengan pedoman tatalaksana atau

tidak ?)

3. Bagaimana Bapak/Ibu melakuan klasifikasi dan tindakan untuk bayi

batuk atau kesukaran bernapas umur <2 bulan ? (Probing : berdasarkan

apa cara penentuan tingkat keparahan penyakit dan tindakannya pada

balita ? Sesuai dengan pedoman tatalaksana atau tidak ?)

4. Bagaimana pengobatan dan rujukan untuk balita pneumonia di

Puskesmas Pamulang ? (Probing : Pengobatan seperti apa dan rujukan

seperti apa yang dilakuakan saat melakukan tatalaksana pneumonia

balita? berdasarkan apa pengobatan dan rujukan dilaksanakan ?)

5. Bagaimana konseling bagi ibu penderita pneumonia balita yang

dilakukan di Puskesmas ? (Probing : Konseling seperti apa yang

dilakukan saat tatalaksana pneumonia balita ? Berdasarkan apa ?

Adakah sosialisasi sebelumya terkait konseling bagi ibu dari Dinas

Kesehatan ? Kapan saja dilakukan konseling untuk ibu?)

6. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan tindak lanjut untuk balita yang sudah

mendapatkan pengobatan di Puskesmas ? (Probing : Apakah dilakukan

Page 175: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

kunjungan ulang dan kunjungan rumah ? Siapa yg melakukannya ? Apa

kendala tindak lanjut penumonia balita dalam melakukan tatalaksana

pneumonia balita ?)

7. Bagaimana pencatatan dan pelaporan hasil di Puskesmas Pamulang untuk

pneumonia balita ? (Probing : Apakah Puskesmas memberikan

pencatatan dan pelaporan hasil ke Dinas Kesehatan ? Kapan saja

diberikan ? Jika tidak diberikan apakah setiap Puskesmas mendapatkan

sanksi ?)

8. Bagaimana pemantauan dan evaluasi penderita pneumonia balita di

Puskesmas Pamulang ? (Probing : Cara melakukan pemantauan dan

evaluasi ? Siapa saja yang terlibat ? Hasil pemantauan dan evaluasi

digunakan untuk apa dan diberikan kepada Dinas Kesehatan kapan

saja?)

Page 176: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Koordinator P2

di Puskesmas Pamulang

a. Sumber Daya Manusia

1. Siapa saja tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan pedoman

tatalaksana pneumonia balita ?

2. Bagaimana keterlibatan tenaga kesehatan tersebut ? (Probing : Semua

tenaga kesehatan yang terlibat disebutkan bagaimana bentuk

keterlibatannya ? Sejak kapan ?)

3. Siapa saja tenaga kesehatan yang mendukung dalam melakukan

tatalaksana pneumonia balita ? (Probing: Semua tenaga kesehatan yang

mendukung disebutkan bagaimana bentuk dukungannya ? Apakah SDM

khusus ? Jika ada, berapa banyak ? apakah dia khusus memegang

program pengendalian pneumonia balita atau memegang program lain ?

Ada SK, siapa yang memberikan SK?)

4. Apakah Dinas Kesehatan menyeleggarakan pelatihan untuk SDM dalam

melakukan tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas ? (Probing:

Pelatihan apa saja yang diberikan? Apakah termasuk bimbingan ? Kapan

dilakukan pelatihan ?)

b. Sarana dan Prasarana

5. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mejalankan

tatalaksana pneumonia balita sesuai dengan pedoman ? (Probing :

bagaimana sarana dan prasarana tsb bisa tersedia ? Apa fungsi dari

sarana dan prasarana tersebut ?)

6. Bagaimana Dinas Kesehatan membantu Puskesmas dalam memenuhi

sarana dan prasarana untuk tatalaksana pneumonia balita ?

c. Dana / Anggaran

7. Bagaimanakah dan untuk pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita di

Puskesmas ? (Probing: Apa peran Dinas Kesehatan dalam menyediakan

dana untuk Puskesmas khusus pneumonia ? Sumber dan ? Penggunaan

dana ?)

Page 177: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

d. Sasaran

8. Bagaimana cara menetapkan sasaran pneumonia balita di Puskesmas ?

(Probing : Berdasarkan apa balita termasuk sasaran pneumonia balita?)

9. Bagaimana menurut Bapak/Ibu sasaran penderita pneumonia balita

Puskesmas sudah sesuai dengan pedoman ?

Pelaksanaan tatalaksana pneumonia balita

10. Bagaimana pengobatan dan rujukan untuk balita pneumonia di Puskesmas

Pamulang ? (Probing : Pengobatan seperti apa dan rujukan seperti apa

yang dilakuakan saat melakukan tatalaksana pneumonia balita?

berdasarkan apa pengobatan dan rujukan dilaksanakan ?)

11. Bagaimana konseling bagi ibu penderita pneumonia balita yang dilakukan di

Puskesmas ? (Probing : Konseling seperti apa yang dilakukan saat

tatalaksana pneumonia balita ? Berdasarkan apa ? Adakah sosialisasi

sebelumya terkait konseling bagi ibu dari Dinas Kesehatan ? Kapan saja

dilakukan konseling untuk ibu?)

12. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan tindak lanjut untuk balita yang sudah

mendapatkan pengobatan di Puskesmas ? (Probing : Apakah dilakukan

kunjungan ulang dan kunjungan rumah ? Siapa yg melakukannya ? Apa

kendala tindak lanjut penumonia balita dalam melakukan tatalaksana

pneumonia balita ?)

13. Bagaimana pencatatan dan pelaporan hasil di Puskesmas Pamulang untuk

pneumonia balita ? (Probing : Apakah Puskesmas memberikan pencatatan

dan pelaporan hasil ke Dinas Kesehatan ? Kapan saja diberikan ? Jika

tidak diberikan apakah setiap Puskesmas mendapatkan sanksi ?)

14. Bagaimana pemantauan dan evaluasi penderita pneumonia balita di

Puskesmas Pamulang ? (Probing : Cara melakukan pemantauan dan

evaluasi ? Siapa saja yang terlibat ? Hasil pemantauan dan evaluasi

digunakan untuk apa dan diberikan kepada Dinas Kesehatan kapan saja ?)

Page 178: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

LEMBAR OBSERVASI

No Item Ada Tidak Keterangan

1. Oksigen Konsentrator dan

selang hidung/nasalprong

√ Terdapat di UGD Puskesmas

2. ARI Sound Timer √ -

3. Alat Nebulisasi √ -

4. Stempel dan Buku KIA √ Terdapat di Poli Anak

5. Logistik Obat Pneumonia

Balita

√ Terdapat di Gudang Farmasi

Puskesmas Pamulang

6. Buku register dan formulir

pelaporan program P2 ISPA

√ Terdapat di Poli Anak

6. Formulir rekapitulasi

careseeking program P2 ISPA

Tingkat Puskesmas

√ Tidak di perbanyak oleh

Puskesmas

7. Formulir kunjungan rumah

penderita pneumonia balita

dalam rangka careseeking

program P2 ISPA

√ Tidak di perbanyak oleh

Puskesmas

Sumber : Pedoman tatalaksana pneumonia balita (Kemenkes RI, 2015)

Page 179: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Lembar Observasi Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita

(Study Kasus di Puskesmas Pamulang Tahun 2017)

No Tatalaksana Pneumonia Balita Dilakukan Tidak Keterangan

Menilai Anak Batuk Atau Kesukaran Bernapas

1. Tanyakan :

a. Berapa umur anak ?

b. Apakah anak menderita batuk atau kesukaran bernapas ?

c. Sudah berapa lama ?

d. Apakah anak bisa minum atau menetek ? (Jika anak berusia 2 bulan-s.d 59

bulan ?

e. Apakah anak kurang bisa minum atau menetek ? (Jika anak berusia <2 bulan

)

f. Apakah anak demam ? sudah berapa lama ?

g. Apakah anak kejang ?

2. Lihat :

a. Apakah napas cepat ?

b. Apakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah kedalah (TDDK) ?

c. Apakah terlihat kesadaran menurun ?

3. Dengar :

a. Apakah terdengar stridor ?

b. Apakah terdengar wheezing ?

Klasifikasi Dan Tindakan Untuk Anak Umur 2 Bulan S.D 59 Bulan

1. Menentukan penyakit sangat berat pada anak berumur 2 bulan- <60 bulan dengan

tanda bahaya, seperti tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor pada

waktu anak tenang, gizi buruk, tampak biru (sianosis), ujung tangan dan kaki pucat

Page 180: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

dan dingin.

a. Rujuk segera ke Rumah Sakit

b. Beri 1 dosis antibiotik

c. Obati demam (Jika ada)

d. Bila sedang kejang beri diazepam

e. Bila ada stidor, sianosis, dan ujung tangan dan kaki pucat dan dingin berikan

oksigen

f. Cegah agar gula darah tidak menurun

g. Jaga anak tetap hangat

h. Rujuk segera ke RS

2. Pneumonia berat pada anak umur 2 bulan s.d 59 bulan dengan tanda/gejala, seperti

tarikan dinding dada ke dalam (TDDK) atau sturasi oksigen <90.

Rujuk ke Rumah Sakit

Sebelum meninggalkan Puskesmas, beri pengobatan pra rujukan seperti

pemberian antibiotik, atasi demam, wheezing, kejang, dan sebagainya).

Beri oksigen maksimal 2-3 liter permenit

Berikan satu kali dosis antibiotik yang sesuai, sebelum dirujuk ke RS

3 Pneumonia pada anak berumur 2 bulan s.d 59 bulan dengan tanda/gejala yakni

adanya napas cepat (50 x/menit atau lebih).

a. Berikan amoksisilin oral dosis tinggi 2 kali perhari untuk 3 hari

b. Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman

c. Apabila batuk > 14 hari rujuk

d. Apabila wheezing berulang rujuk

e. Nasehati ibu untuk memberikan obat sesuai anjuran petugas kesehatan dan

bawa kembali jika keadaan anak bertambah buruk serta jelaskan cara

pemberian antibiotik

f. Kunjungan ulang dalam 3 hari

g. Obati wheezing bila ada

Page 181: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

4. Batuk bukan pneumonia balita pada anak berumur 2 bulan s.d 59 bulan dengan

tanda/ gejala, seperti tidak ada tarikan dinding dada ke dalam dan tidak ada napas

cepat.

a. Tidak memberikan antobiotik dan pasien dirawat dirumah

b. Anjurkan ibu untuk memberikan tindakan penunjang/perawatan dirumah dan

mengamati kemungkinan adanya tanda-tanda pneumonia sesuai konseling

dari petugas kesehatan.

c. Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman

d. Apabila batuk >14 rujuk

e. Apabila wheezing berulang rujuk

f. Nasehati kapan segera kembali

g. Kunjungan ulang dalam 5 hari bila tidak ada perbaikan

h. Obati wheezing bila ada

Klasifikasi Dan Tindakan Untuk Bayi Batuk Atau Kesukaran Bernapas Umur <2 Bulan

1. Jika ditemukan bayo diklasifikasi pneumonia berat dengan tanda, seperti TDDK kuat atau adanya napas cepat 60x/menit

atau lebih. Tindakan yang dilakukan, sebagai berikut:

a. Rujuk segera ke RS

b. Sebelum meninggalakan Puskesmas, beri pengobatan pra rujukan seperti pemberian antibiotik, atasi demam,

wheezing, kejang, dan sebagainya). Tulis surat rujukan ke RS dan anurka ibu agar membawa anak ke RS sesegera

mungkin.

c. Berikan 1 kali dosis antibiotik sebelum anak di rujuk

d. Anjurkan ibunya untuk tetap memberikan ASI.

e. Jagabayi tetap hangat.

f. Jika tidak dapat dirujuk, lakukan pengobatan di Puskesmas.

Pengobatan Dan Rujukan

1. Pemberian Antibiotik Oral

a. Pneumonia 2- 12 bulan (4- <10 Kg)

Amoksisilin Tablet (250mg) = 2 x 1 tablet/hr

Page 182: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Amoksisilin Sirup 125mg dalam 5ml = 2 x 10 ml

EritromisinSirup 125mg dalam 5ml = 3 x 5 ml

b. Pneumonia 12 bulan- 5 tahun (10-19 Kg)

Amoksisilin Tablet (250mg) = 2 x 2 tablet/hr

Amoksisilin Sirup 125mg dalam 5ml = 2 x 20 ml

EritromisinSirup 125mg dalam 5ml = 3 x 10 ml

c. Tindakan Pra Rujukan

Anak usia 2 – < 60 bulan dengan pneumonia berat harus ditangani dengan

ampisilin parenteral (penisilin) dan gentasimin sebagai pengobatan lini

petama.

Ampisilin : 50 mg/kg BB IM diberikan hanya 1 kali suntikan

Gentamisin : 7,5 mg/kg BB IM diberikan hanya 1 kali suntikan

Bayi berumur <2 bulan pemberian antibitik oral merupakan tindakan pra

rujukan dan diberikan jika bayi masih bisa minum atau diberikan dengan

cara injeksi intramuskular.

2. Pengobatan Demam Tinggi

a. Demam tidak tinggi ( <38,5 ˚C)

Masihati ibunya untuk memberikan cairan lebih banyak. Tidak

diperlukan pemberian parasetamol.

b. Demam Tinggi ( > 38,5 ˚C)

Berikan parasetamol setiap 6 jam dengan sesuai sampai demam

mereda. Berikan parasetamol kepada ibu untuk 3 hari.

2 bulan - <6 bulan (4-7 Kg) : Tablet 500 mg (1), Tablet 100

(1/2), dan sirup 120 mg/5 ml (2,5 ml ½ sendok takar).

6 bulan - <3 tahun (7-<14 Kg) : Tablet 500 mg (1/4), Tablet

100 (1), dan sirup 120 mg/5 ml (5ml 1 sendok)

3 tahun- 5 tahun (14-19 Kg) : Tablet 500 mg (1/2), Tablet

100 (2), dan sirup 120 mg/5 ml (7,5ml 1 1/2 sendok)

Bayi < 2 bulan kalau ada demam harus dirujuk, tidak diberikan

parasetamol untuk demamnya.

Page 183: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

3. Pengobatan Mengi/ Wheezing

1. Inhalasi bronkodilator kerja cepat (Salbutamol nebulisasi, salbutamol

dengan MDI, atau suntikan epinefrin secara subkutan), bila belum membaik

dapat diberikan sampai 3 kali dalam 1 jam

Wheezing Tidak menghilang -> Bukan Asma -> Tatalaksana

Pneumonia

Wheezing dan sesak mereda/menghilang -> Asma -> Tatalaksana

Asma sesuai buku pedoman Asma.

4. Rujukan

a. Pengobatan pra rujukan (antibiotk dosis pertama)

Bayi muda (<2 bulan) dengan penyakit sangat berat harus ditangani dengan

obat suntikan:

Ampisilin : 50 mg/kg BB IM diberikan hanya 1 kali suntikan

Gentamisin : 7,5 mg/kg BB IM diberikan hanya 1 kali suntikan

Mencegah agar gula darah bayi tidak turun pada bayi < 2 bulan dengan cara

memberikan ASI

Rujuk Segera

b. Merujuk Anak

Menjelaskan perlunya rujukan

Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu mengatasi setiap masalah

Usahakan agar ibu mau membawa anaknya ke rumah sakit dan bantulan

semampu tenaga kesehatan untuk memecahkan masalahnya

Beri ibu intruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anak selama

perjalanan ke rumah sakit.

c. Menulis surat rujukan

Isi data yang ada dalam surat rujukan yang akan dibawa ibu ke RS

Beritahu ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan di RS

d. Jika rujukan tidak memungkinkan

Page 184: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Pemberian antibiotik untuk rawat inap

Usia anak 2 s.d 59 bulan dengan batuk atau kesukaran bernapa

pertama

Batuk & pilek bukan pneumonia -> Nasehat perawatan di rumah

Naps cepat dan TTDK -> Amoxicilin oral dan nasehat perawatan

di rumah

Tanda bahaya umum -> antibiotik dosis pertama

Pneumonia berat -> rujuk kefasyankes untuk injeksi antibiotic atau

terapi penunjang.

Pemberian oksigen

Umur < 2 bulan, jumlah aliran oksigen 0,5/menit

Umur > 2 bulan, jumlah aliran oksigen 1/menit

Konseling Ibu

1. Mengajari ibu cara memberikan obat oral di rumah

a. Pemberian dosis pertama pada anak

Gunakan bagan pengobatan untuk menentukan obat dan dosis yang

sesuai

Beritahu ibu alasan pemberian obat kepada anak, termasuk mengapa

diberi obat oral dan masalah apa yang di dapati

Peragakan cara mengukur satu dosis

Memberi tablet : Tunjukkan kepada ibu jumlah obat dalam 1 dosis,

peragakan cara membagi/membelah tablet dan bila digerus

tambahkan tetes air pada obat diamkan 1-2 menit selanjutnya gerus

obat.

Memberi Sirup : peragakan cara mengukur dosis dalam mililiter

(ml) secara benar dan menggunkan sendok takar atau sendok makan

dan minta ibu untuk melakukannya.

Setelah pemberian dosis pertama, ibu diminta mengawasi anak selama

30 menit. Bila dalam 30 menit anak muntah, beri 1 dosis lagi. Bila anak

Page 185: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

muntah lagi sampai timbul tanda dehidrasi maka atasi dehidrasi,

sebelum memberikan obat dosis berikutnya.

2. Menjelaskan cara pemberian antibiotik

Berikan antibiotik cukup untuk 3 hari dihabiskan

Cantumkan nama dan umur penderita

Cantumkan dosis yang tepat untuk penderita (jumlah tablet/sirup, berapa

sendok takar)

3. Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan Puskesmas

Ajukan pertanyaan sebagai berikut :

Setiap berapa kali mengobati anak, ada berapa macam obat ?

Kapan ibu memberikan obat ini ? untuk berapa lama ?

Berapa tablet setiap kali pemberian ?

Obat mana yang diberikan 2 kali setiap hari ?

Ajari petugas obat di Puskesmas untuk memberikan cara pengobatan sesuai

tatalaksana pneumonia balita

4. Nasehati ibu kapan harus kembali

Sesegera mungkin jika kondisi anak memburuk (sesak napas, TDDK)

Setelah 48 jam minum antibiotik untuk kontrol ulang

5. Menggunakan buku KIA untuk petunjuk pemberian makanan, cairan/ASI, serta

tanda-tanda untuk kembali segera

a. Nasihat pemberian makanan

Pemberian makanan pada bayi yang tidak bisa menghisap dengan baik

Pemberian makanan pada anak yang muntah

Pemberin makanan selama anak sakit

Pemberian makanan setelah anak sembuh

b. Nasihat Pemberian Cairan

Berilah minuman lebih banyak pada anak

Pemberian ASI

c. Kembali Segera

Mintalah ibu untuk mengamati kemungkinan timbul tanda-tanda

Page 186: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

pneumonia, sebagai berikut :

e. Pernapasan menjadi sulit

f. Pernapasan menjadi cepat

g. Anak tidak mau minum

h. Sakit anak tampak lebih berat

Jika muncul tanda-tanda tsb, maka mintalah ibuuntuk kembali membawa

anaknya ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

6. Mengajari Ibu Menggunakan Bahan Yang Aman Untuk Meredakan Batuk Dirumah

a. Bahan yang dianjurkan

ASI eksklusif bayi sampai umur 6 bulan

Banyak minum air hangat

b. Obat yang tidak dianjurkan

Semua jenis obat batuk

Obat yang mengandung codein

Obat-obat dekongestan oral dan nasal

7. Memberitahu IBU tentang Pencegahan Pneumonia Balita

Jauhkan balita dari penderita batuk

Lakukan imunisasi lengkap di Posyandu atau Puskesmas

Berikan ASI eksklusif pada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan

Pemberian makanan cukup gizi dan seimbang

Jauhkan balita dari asap (rokok, asap dapur, asap kendaraan), debu, serta

bahan-bahan lain yang mengganggu pernapasan.

Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan

Rumah dengan ventilasi cukup

Rajin mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik

Tinjak Lanjut Pneumonia Balita

Kunjungan Ulang Untuk Pneumonia Balita

1. Memburuk

Anak menjadi sulit bernapas, tak mampu minum, timbul TDDK atau tanda bahaya yang lain. Anak harus dirujuk untuk

Page 187: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

rawat inap, sebelum merujuk berikut :

Satu dosis antibiotik

Injeksi intramuskular ampisilin dan gentamisin

2. Tetap sama

Jika keadaan anak tetap sama seperti pemeriksaan sebelumnya, tanyakan pemberian antibiotiknya.

Apakah antibiotik diminum sesuai anjuran, cobalah terus dengan antibiotik yang sama. Minta agar ibu

membawa anak kembali dalam 2 hari untuk kunjungan ulang kedua.

Apabila antibiotik telah dimunum sesuai anjuran, berarti antibiotik harus diganti dengan yang lain dan berikan

untuk 3 hari. Misalnya amoksisilan diganti eritromisin.

3. Membaik

Beritahu ibu untuk meneruskan pemberian antibiotik sampai 3 hari.

Kunjungan Rumah Untuk Pneumonia Balita

a. Balita pneumonia yang tidak datang kembali untuk kunjungan ulang, akan dilakukan kunjungan rumah.

b. Balita yang berulang kali menderita pneumonia

Penerapan di Puskesmas

1. Persiapan pnerapan di Puskesmas

a. Diseminasi informasi kepada seluruh petugas Puskesmas

Ringasan tatalaksana standar pneumonia balita

Peran dan tanggung jawab petugas dalam penerapan tatalaksana standar

ISPA

Balita di Puskesmas

b. Penyiapan Logistik

Sediaan oral

Sediaan injeksi

Alat

2. Penerapan di Puskesmas

a. Penghitungan perkiraan kejadian pneumonia balita pertahun

b. Pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan

Page 188: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

3. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dapat dilakukan setiap bulan atau triwulan.

Evaluasi dilakukan setiap tahun atau semesteran.

Page 189: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

LEMBAR TELAAH DOKUMEN

No. Dokumen

Hasil

Keterangan Ada Tidak

1 Profil Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan Tahun 2013-2015

2 Profil Puskesmas Pamulang Tahun

2013-2015

3 Laporan Pencatatan dan Pelaporan

Hasil Pneumonia Balita

4 Laporan Pemantauan dan Evaluasi

Pneumonia Balita

5 Register Anak Pneumonia Balita √

Page 190: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Transkip Wawancara Pelaksanaan Tatalaksana Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan

(Studi Kasus di Puskesmas Pamulang)

No Pertanyaan Jawaban

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

1. Apakah posisi atau

jabatan ibu saat ini

?

Staf pelaksana

P2M (Pneumonia

Balita) di Dinas

Kesehatan Kota

Tangerang Selatan

Staf pelaksana

Pneumonia Balita di

Puskesmas

Pamulang

Kepala Puskesmas

Pamulang

Staf koordinator P2

Puskesmas

Pamulang

Sumber Daya Manusia

1. Siapa saja tenaga

kesehatan yang

terlibat dalam

pelaksanaan

pedoman

tatalaksana

pneumonia balita ?

Yang melakukan

tatalaksana

pneumonia balita di

Puskesmas ya

semua petugas

yang ada di

Puskesmas, ada

pemegang

program, perawat,

bidan, dan dokter

yang ada di BP

Anak.

Semuanya, mau

perawat, bidan,

ataupun dokter.

Memang yg bagus

itu ada dokter 1

untuk mendiagnosa

tapi tenaga medis

kurang banget jadi

kadang yang ada

hanya perawat dan

bidan saja di Poli

Anak.

- Iyaa dokter, bidan,

dan perawat yang

bertugas di Poli

Anak.

2. Bagaimana

keterlibatan SDM

di Puskesmas

dalam melakukan

- - Seluruh staf ikut terlibat

dalam memberikan

tatalaksana pneumonia,

SDM khusus seperti bidan

Mulai dari

mendiagnosa,

tatalaksana,

pencatatan dan

Page 191: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

tatalaksana

pneumonia balita ?

(Probing : bentuk

keterlibatan seperti

apa ? adakah sdm

pendukung dan

SDM khusus

tatalaksana

pneumonia balita ?

Berapa banyak ?

ada SK? Siapa

yang memberikan

SK?)

Yuni yang memegang

program pneumonia balita

memberikan tatalaksana

pneumonia balita dengan

mendiagnosis balita dan

memberikan tatalaksana

berupa pengobatan.

pelaporannya..

3. Bagaimana SDM

dapat melakukan

tatalaksana

pneumonia balita

?(Probing:

berdasarkan

pedoman, SOP,

alur pelayanan atau

lainnya ?)

- - Alur pelayanannya

mengikuti tindakan dan

pengobatan berdasarkan

pedoman tatalaksana dari

Kemenkes RI RI.

-

4. Bagaimana

keterlibatan tenaga

kesehatan tersebut

? (Probing : Semua

tenaga kesehatan

yang terlibat

disebutkan

bagaimana bentuk

Semua terlibat ya,

seperti dokter,

bidan dan perawat.

Sekarang ada

program MTBS

dan belum semua

Puskesmas

menjalan MTBS.

Menghitung nafas

balita baik itu bidan

maupun perawat,

jika ada tanda dan

gejala anak yang

pneumonia langsung

dipindahkan ke Poli

umum untuk di beri

- -

Page 192: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

keterlibatannya ?

Sejak kapan ?)

pelayanan kesehatan

sesuai dengan

tingkat klasifikasi

keparahan

pneumonia pada

balita. Kadang di

kasih rujukan ke

fisioterapi untuk

dikasih uap. Jika

parah langsung

dirujuk ke RSUD

tangsel.

5. Siapa saja tenaga

kesehatan yang

mendukung dalam

melakukan

tatalaksana

pneumonia balita ?

(Probling: Semua

tenaga kesehatan

yang mendukung

disebutkan

bagaimana bentuk

dukungannya ?

Apakah SDM

khusus ? Jika ada,

berapa banyak ?

apakah dia khusus

memegang

program

Selain tenaga

kesehatan di Dinas

Kesehatan, Dinas

Kesehatan provinsi

dan Kemenkes RI

ikut turun ke

Puskesmas untuk

melakukan

monitoring dan

evaluasi

tatalaksana

pneumonia balita.

Untuk SDM khusus

di Dinas Kesehatan

saya yang

memegang

pneumonia balita.

Selain saya sebagai

pemegang program

pneumonia balita,

yang mendukung

seperti perawat dan

bidan yang ada di

Poli Anak. Jarang

banget ada dokter di

Poli Anak karena

harus berbagi

dengan poli umum

dan poli BPJS. Saya

dibuatkan SK,

namun saya belum

menerimanya dari

Dinas Kesehatan

Kota Tangerang

Selatan.

Semua tenaga

kesehatan di

Puskesmas

mendukung dalam

melakukan

tatalaksana. Ya,

paling ada SDM

khusus ya

pemegang program

aja seperti bidan

Yuni yang

memegang

pneumonia dan

diberik SK dari

Dinas Kesehatan.

Page 193: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

pengendalian

pneumonia balita

atau memegang

program lain ? Ada

SK, siapa yang

memberikan SK?)

6. Apakah Dinas

Kesehatan

menyeleggarakan

pelatihan untuk

SDM dalam

melakukan

tatalaksana

pneumonia balita di

Puskesmas ?

(Probling:

Pelatihan apa saja

yang diberikan?

Apakah termasuk

bimbingan ? Kapan

dilakukan pelatihan

?)

Pelatihan pasti ya,

karena mengingat

kondisi dilapangan

1 tahun bisa ganti

beberapa kali jadi

selalu update ilmu

yang baru dan

update juga petugas

Puskesmasnya

dengan ilmu yang

baru. Tahun ini kita

melakukan rapat

kordinasi mengenai

pelaporan 2x,

workshop

tatalaksana

pneumonia balita

2x dalam 1 tahun

yang dilakukan

pada awal dan

akhir tahun 2017

dari Dinas

Kesehatan.

Ada acara dimana

gitu dari Dinas

Kesehatan dengan

narasumbernya.

Monev tentang

pelaporan dan

pencatatan. Pernah

waktu saya

mengikuti rapat, jika

di dalam lokbul ada

yang tidak masuk

pedoman tatalaksana

diletakkan diatas

meja dan tenaga

kesehatan yang

belum mengetahui

tatalaksana terbaru

saya sarankan untuk

membaca pedoman

di Poli Anak.

Rapatnya 2-3 untuk

pelatihan tatalaksana

pneumonia balita

tahun 2016. Udah

Iya ada pelatihan

yang

diselenggarakan

Dinas Kesehatan

setiap tahunya

karena setiap tahun

pemegang program

ganti.

Page 194: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

sering

disosialisasikan

pedoman

tatalaksana.

Sarana dan Prasarana

1. Apa saja sarana dan

prasarana yang

dibutuhkan dalam

mejalankan

tatalaksana

pneumonia balita

sesuai dengan

pedoman ?

(Probing :

bagaimana sarana

dan prasarana tsb

bisa tersedia ? Apa

fungsi dari sarana

dan prasarana

tersebut ?)

Sarana

prasarananya

selama ini baru

punya sountimer,

buku pedoman

tatalaksana untuk

semua Puskesmas

sudah diberikan,

pencatatan dan

pelaporan sudah

punya semua.

Namun, untuk CD

tentang pneumonia,

pool oksimetri dan

oksigen konsetrator

baru beberapa

Puskesmas. Saya

hanya memberikan

kepada Puskesmas

yang melakukan

perawatan dan

memiliki jumlah

balita pneumonia

yang tinggi di 5

Puskesmas ya salah

Stopwatch, 1 rasi

digital yakni alat yg

dapat menghitung

napas cepat atau

lambat dapat dari

Dinas Kesehatan,

oksigen (beli sendiri

anggaran

Puskesmas) dan alat

tatalaksana disini

semua lengkap.

Sudah ada sarana dan

prasarana seperti untuk

menghitung respirator rate,

nebulaisor, lab dan alat

lainnya untuk tatalaksana

pneumonia balitanya.

Sudah lengkap ya,

seperti ada tetoskop,

tensi, termometer,

dan sebagainya.

Untuk pneumonia

alat ukur pernapasan

saya lupa itu apa

nama alatnya dan

diberikan sepiro

metri portable yang

diletakkan di poli

Anak.

Page 195: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

salah satunya

Puskesmas

Pamulang.

2. Bagaimana peran

Dinas Kesehatan

dalam membantu

Puskesmas untuk

memenuhi sarana

dan prasarana

tatalaksana

pneumonia balita ?

Memberikan sarana

dan prasarana,

update sarana dan

prasarana yang di

dapat dari

Kemenkes RI dan

Dinas Kesehatan

Provinsi diberikan

ke Puskesmas.

Memberikan sarana

dan prasarna sesuai

dengan kebutuhan

yang telah diajukan

oleh Puskesmas Ke

Dinas Kesehatan

Kota Tangerang

Selatan.

- Iya Dinas Kesehatan

membantu dengan

meberikan sarana

dan prasarana tsb.

3. Sudahkah

Puskesmas

menyediakan

sarana dan

prasarana tersebut?

(Probing: sejak

kapan sarana dan

prasarana tsb ada

dan siapa yg

memberikan ?)

Semua sarana

prasarana awalnya

sudah tersedia dan

disimpan di Poli

Anak. Namun, poli

lain suka mengambil

sarana prasarana

tersebut sehingga

tidak berada di satu

tempat atau ruangan.

Untuk sekarang ya,

sarana dan prasarana

tersebut ada di UGD

Puskesmas.

Puskesmas sudah

menyediakan ya, waktu

adanya poli MTBS tahun

2009. Sarana prasarana

gedung dan alat seperti

senter, respiratory rate

dari Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan. Cuma

yang dari Dinas Kesehatan

sudah ada yang rusak ya

jadi kita pegadaan sendiri

dengan dana JKN.

Dana atau Anggaran

1. Bagaimanakah

dana untuk

pelaksanaan

Dana yang

digunakan biasanya

dana operasional

Dana untuk

tatalaksana dari

Puskesmas. Kalo

Peran Dinas Kesehatan

kasih alat untuk

menghitung respiratory

Saya kurang tau ya

soal dana itu.

Kayaknya dana

Page 196: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

tatalaksana

pneumonia balita di

Puskesmas ?

(Probing: Apa

peran Dinas

Kesehatan dalam

menyediakan dana

untuk Puskesmas

khusus pneumonia

? Sumber dan ?

Penggunaan dana

?)

Puskesmas dan

Kunjungan rumah

ada anggaran dari

APBD. Terus

untuk penyediaan

sarana prasana

tahun 2015-2016,

workshop dan

rakor tenaga

kesehatan itu

biasanya dari kita

Dinas Kesehatan

ya.”

untuk kunjungan

rumah balita dari

Dinas Kesehatan

Kota Tangerang

Selatan yaa untuk

pneumonia balita.

rate, ada juga oksigen

konsentrator rusak baru-

baru ini mau diperbaiki

binggung nyari teknisinya.

Dinas Kesehatan

memberikan dana untuk

pelatihan tatalaksana

pneumonia dan obat. Dana

JKN digunakan sebagai

backup jika dana dari

Dinas Kesehatan lagi

Kosong.

operasional tidak

khusus untuk

tatalaksana

pneumonia balita.

Sasaran

1. Bagaimana cara

menetapkan

sasaran pneumonia

balita di Puskesmas

? (Probing :

Berdasarkan apa

balita termasuk

sasaran pneumonia

balita?)

Sasaran balita

pneumonia

mengikuti sasaran

yang telah

ditentukan

Kementerian

Kesehatan dalam

pedoman

tatalaksana

pneumonia balita.

Setiap Puskesmas

menentukan target

berbeda karena

disesuaikan dengan

jumlah balita di

daerah tsb.

Biasanya hitung

napas terlebih

dahulu, lalu

diklasifikasikan

berdasarkan usia

dengan jumlah

hitung 1 rasinya.

Jika mengarah ke

pneumonia dirujuk

ke dokter umum,

lalu ditulis

diagnosanya

berdasarkan

klasifikasi usia.

Sudah sesuai, ampai saat

ini sasaran pneumonia

balita belum memenuhi

targe. Namun penemuan

pneumonia balita tetap

tinggi dibandingkan

Puskesmas lain.

Yang saya tau

teman-teman sudah

bisa menetapkan

sasaran pneumonia

karena sudah biasa

ikut pelatihan

pedoman tatalaksana

pneumonian balita

ya, tapi tetap yang

mendiagnosa dokter

ya.

Page 197: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

2. Bagaimana

menurut Bapak/Ibu

sasaran penderita

pneumonia balita

Puskesmas sudah

sesuai dengan

pedoman ?

- Sudah sesuai dengan

pedoman ya. Untuk

target kita

Puskesmas sama

dengan Dinas

Kesehatan.

- Sudah sesuai dengan

pedoman, namun

angka penemuan

kasus selama ini

yang saya lihat dari

tahun ketahun tidak

menurun ya.

Pelaksanaan Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita

1. Bagaimana

Bapak/Ibu menilai

anak batuk atau

kesukaran bernapas

? (Probing:

Berdasarkan

pedoman atau

lainnya tindakkan

menilai dilakukan

?)

- Menilai anak batuk

sesuai dengan

pedoman ya aku

mulai dengan

tanyakan umur anak,

keluhan apa aja, dan

sudah berapa lama

sakitnya. Terus aku

lihat keadaan

balitanya ada napas

cepat atau tarikan

dinding dada bagian

bawah atau tidak,

dan terakhir aku

dengar pernapasan

balitanya apakah ada

stridor ataupun

wheezing dengan

stetoskop pada

balita. Jadi aku

tinggal ngikutin aja

tindakan yang ada

-

Page 198: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

dipedoman, terus

sebelumnya juga

udah pernah dapet

pelatihan pedoman

tatalaksana

pneumonia balita

2. Bagaimana

Bapak/Ibu

melakukan

klasifikasi dan

tindakan untuk

anak batuk atau

kesukaran bernapas

umur 2 bulan

sampai dengan 59

bulan ? (Probing :

berdasarkan apa

cara penentuan

tingkat keparahan

penyakit dan

tindakannya pada

balita ? Sesuai

dengan pedoman

tatalaksana atau

tidak ?)

Biasanya aku cek

dulu RR balitanya

pake alat namanya

respiratory rate

timer, kalo ada napas

cepat lebih dari

50x/menit untuk usia

anak 2 bulan sampe

59 bulan baru di

klasifikasi bahwa

balitanya menderita

pneumonia. Terus

aku kasih

amoksisilin untuk 3

hari dan aku jelasin

cara kasih

antibiotiknya, kasih

pelega tenggorokan

dan pereda batuknya,

kalo ada batuk > 14

hari rujuk, ,

nasehatin ibu untuk

kasih obat sesuai

anjuran aku dan

Page 199: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

bawa balik ke

Puskesmas kalo

keadaan anaknya

bertambah buruk,

dan kunjungan ulang

dalam 3 hari

berikutnya.

3. Bagaimana

Bapak/Ibu

melakuan

klasifikasi dan

tindakan untuk bayi

batuk atau

kesukaran bernapas

umur <2 bulan ?

(Probing :

berdasarkan apa

cara penentuan

tingkat keparahan

penyakit dan

tindakannya pada

balita ? Sesuai

dengan pedoman

tatalaksana atau

tidak ?)

Untuk bayi <2 bulan,

aku tetap

menghitung RR bayi

menggunakan

respiratory rate

timer. Kalo lebih

dari 60x/menit untuk

usia bayi 60x/ menit

atau lebih dan ada

tarikan dinding dada

kedalamnya baru tau

klasifikasi bahwa

bayi menderita

pneumonia berat.

Bayi seperti ini

langsung aku rujuk,

tapi biasanya kita

kasih obat dulu kalo

ada demam,

wheezing, ataupun

kejang dulu sebelum

ke RS. Sambil

ngurus surat rujukan

Page 200: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

ke RS, kita suruh

ibunya untuk tetap

kasih ASI dan jaga

kondisi bayinya agar

tetap hangat. Kalo

bayinya tidak bisa

di rujuk, barulah kita

kasih rawat jalan di

Puskesmas aja

4. Bagaimana

pengobatan dan

rujukan untuk

balita pneumonia di

Puskesmas

Pamulang ?

(Probing :

Pengobatan seperti

apa dan rujukan

seperti apa yang

dilakuakan saat

melakukan

tatalaksana

pneumonia balita?

berdasarkan apa

pengobatan dan

rujukan

dilaksanakan ?)

Yaa saya sebagai

staf pelaksana

pneumonia balita

dari Dinas

Kesehatan Kota

Tangerang Selatan

melakukan

monitoring saja

untuk pengobatan

dan rujukan, trus

Puskesmas yang

memberikan

pengobatan dan

rujukan yang

sudah ada alurnya

sendiri kemana

untuk mendapat

tindak lanjut

pelayanan

kesehatan

Pengobatan dengan

memberikan

antibiotik,

pengobatan demam,

dan pengobatan

wheezing terlebih

dahulu. Jika diobati

ternyata

memperparah atau

sudah parah terlebih

dahulu langsung

diberikan rujukan.

Namun, jika masih

bisa ditangani

dengan

menggunakan alat

nebulizer dan obat

kita atasi dulu

sebelum melakukan

rujukan.

Jika pneumonia berat kita

rujuk ke RSUD, kalo

masih ringan kita beri obat

dan jika 3 hari tidak ada

perbaikan kita rawat inap

di Puskesmas.

Tergantung

klasifikasi

pneumonianya ya,

jika pneumonia aja

kita kasih antibiotik,

dan kalo pneumonia

berat kita ada

retraksi iga atau ada

kejang gizi buruk

dan gejala lainnya

kita rujuk ke RSUD.

Alur rujukannya

mengikut pedoman

tatalaksana

pneumonianya.

Page 201: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

pneumonia balita.

5. Bagaimana

konseling bagi ibu

penderita

pneumonia balita

yang dilakukan di

Puskesmas ?

(Probing :

Konseling seperti

apa yang dilakukan

saat tatalaksana

pneumonia balita ?

Berdasarkan apa ?

Adakah sosialisasi

sebelumya terkait

konseling bagi ibu

dari Dinas

Kesehatan ? Kapan

saja dilakukan

konseling untuk

ibu?)

Kita dari Dinas

Kesehatan ya

memberikan

Sosialisasi ke

Puskesmas dan

pelatihan konseling

untuk petugas

kesehatan yang

melakukan

tatalaksana

pneumonia balita.

Setiap abis kita kasih

terapi kita konseling

dulu, seperti

penggunaan obat ,

cara penanganan

balita saat sesak, dan

pola makan anak

pada bagian gizi.

Belum ada

sosialisasi untuk ibu

dari Dinas

Kesehatan Kota

Tangerang Selatan.

Konseling individu

dengan ibu pada

kunjungan rumah

untuk penderita

pneumonia, ya saya

yang datang

berkunjung.

Iya pasti konseling

diberikan saat berobat ke

Puskesmas, tatalaksana

pneumonia dan apa yang

harus dilakukan saat balita

di rawat dirumah seperti

apa. Yang memberikan

konseling ke ibu balitanya

ya petugas yang

memberikan pelayanan di

Poli anak, seperti bidan

atau dokter.

Jika saya yang jaga

di Poli anak saya

berikan konseling

pada ibu, saya

melakukan konseling

liat jika dia ada

napasnya belum

normal segera

kembali, atau

misalkan jika 2

sampai 3 hari tidak

ada perbaikan napas

makin sesak dan

tanda bahaya pada

ada saya kasih

konseling ibunya

agar segera dirujuk

ke RSUD.

6. Bagaimana

Bapak/Ibu

melakukan tindak

lanjut untuk balita

yang sudah

mendapatkan

pengobatan di

Berdasarkan alur

rujukan, melakukan

kunjungan rumah

balita penderita

pneumonia dari

Petugas Puskesmas

setempat.

Kalo misalnyadia

kita obatin dengan

diagnosis pneumonia

berat obat habis 3

hari wajib kontrol ke

Puskesmas, jika

tidak kontrol

Puskesmas

Pneumonia ringan tidak

ada kunjungan ulang, tapi

kalo pneumonia berat kita

ada kunjungan rumah.

Yang melakukannya

kunjungan rumah bidan

atau perawat yang sesuai

dengan wilayah penderita

Tindak lanjut untuk

pneumonia balita

tidak ada kunjungan

rumah, paling

kunjungan ulang 2-3

hari balita

melakukan kontrol

lagi ke Puskesmas.

Page 202: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

Puskesmas ?

(Probing : Apakah

dilakukan

kunjungan ulang

dan kunjungan

rumah ? Siapa yg

melakukannya ?

Apa kendala tindak

lanjut penumonia

balita dalam

melakukan

tatalaksana

pneumonia balita ?)

melakukan

pelacakan kasus

(Kunjungan rumah).

Yang melakukan

biasanya saya dan

dr. Risna.

Kunjungan ulang

pengobatan dia ga

sembuh suruh datang

lagi, ga bisa dilepas

aja tunggu sembuh

baru dilepas

pemantauannya.

KendalanyaSDM

untuk melakukan

kunjungan rumah ga

ada selain saya dan

dr.risna jadi kadang

kurang terlaksana

karena kesibukan di

Puskesmas.

pneumonia balita tersebut

7. Bagaimana

pencatatan dan

pelaporan hasil di

Puskesmas

Pamulang untuk

pneumonia balita ?

(Probing : Apakah

Puskesmas

Pencatatan dan

pelaporan banyak

Puskesmas yang

memberikan

laporan tidak sesuai

format karena

format diganti dari

tahun 2015

pertengahan.

Saya yang merekap

dari lembaran

penderita pneumonia

balita, selanjutnya

saya setiap bulan

memberikan laporan

LB3 ke Dinas

Kesehatan Kota

Tangerang Selatan

Laporan diberikan setiap

bulannya, ada register

pneumonia balitanya

sendiri kita lapor via LB1

dan LB3. Fungsi

pencatatan dan pelaporan

tsb itu lebih informasi

untuk kita aja sih.

Sebulan sekali saya

memberikan

pencatatan dan

pelaporan ke Dinke

sebelum tanggal 5

dalam bentuk LB3

yaa.

Page 203: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

memberikan

pencatatan dan

pelaporan hasil ke

Dinas Kesehatan ?

Kapan saja

diberikan ? Jika

tidak diberikan

apakah setiap

Puskesmas

mendapatkan

sanksi ?)

Namun, tidak

semua Puskesmas

mengerti memakai

komputer sehingga

berdampat saat

saya input datanya

di Dinas Kesehatan

tidak valid, jadi

sama saja mereka

tidak melaporkan

atau tidak tepat.

Pencatatan dan

pelaporan

diberikan setiap

tanggal 5 tiap

bulannya dantidak

ada sanksi untuk

Puskesmas yang

terlambat dalam

memberikan hasil

pencatatan dan

pelaporan

pneumonia balita

setiap bulannya.

Setiap rapat

koordinasi selalu

followup

pencatatan dan

pelaporannya

bagaimana, kenapa

sebelum tanggal 5

setiap bulannya.

Tidak ada sanksi

cuma pihak Dinas

Kesehatan akan terus

meminta laporan

tersebut..

Page 204: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

tidak bisa mengisi

sesuai format

padahal Dinas

Kesehatan sudah

memberikan

sosialisasi datang

ke Puskesmas

untuk pengisian

format, namun

Puskesmas

adayang belum

paham

menggunakan

komputer besok-

besok nanya lagi,

sehinnga

memberikan

pelaporan dengan

format lama.

8. Bagaimana

pemantauan dan

evaluasi penderita

pneumonia balita di

Puskesmas

Pamulang ?

(Probing : Cara

melakukan

pemantauan dan

evaluasi ? Siapa

Pemantauan dilihat

di laporan ada

kenaikan atau

penurunan ,

melihat faktor-

faktor apa saja

yang

mempengaruhi

setiap Puskesmas

adanya pneumonia

balita. Pemantauan

Minimal harus

kunjungan rumah,

kalo ga biasanya

distatus ada nomor

tlpn bisa dikonseling

lwat telpon dan

mengetahui keadaan

balita sembuh atau

sampai dirujuk ke

RS. Di pantau lewat

Binwil (bina

Ada pertemuan dari Dinas

Kesehatan karena

penemuan pneumonia

balita masih rendah

biasanya mengevaluasi

kenapa masih rendah terus.

Yang terlibat pemegang

program pneumonia balita

yakni bidan Yuni.

Saya sebagai

koordinator

melakukan

pemantauan dan

evaluasi aja dari

setiap program P2.

Kadang-kadang suka

lupa di periksa RR

nya untuk

mengingatkan,

kendalanya form

Page 205: GAMBARAN PELAKSANAAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38287/1/FAZA... · PNEUMONIA BALITA. DI PUSKESMAS KOTA ... DAFTAR BAGAN

saja yang terlibat ?

Hasil pemantauan

dan evaluasi

digunakan untuk

apa dan diberikan

kepada Dinas

Kesehatan kapan

saja ?)

dan evaluasi

dikakukan oleh staf

pelaksana

pemegang

program, kepala

seksi, kepala

bidang di Dinas

Kesehatan.

wilayah) ada

penanggung jawab

RT masing-masing

dan posyandu

dengan bidan dan

kader setiap desa.

Pelaporannya ke TU,

Kapus, dan baru ke

Dinas Kesehatan.

MTBS tidak di isi.

Hasil pemantauan

dan evaluasi

diberikan ke Dinas

Kesehatan.