gambaran status gizi balita di wilayah kerja …
TRANSCRIPT
GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
ATRIANI APTIAS INTAN SARI
1114157
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul ‘Gambaran Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I
Kulon Progo”.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan
bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis menguapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya
kepada:
1. Kuswanto Hardjo,dr.,M.Kes. selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Reni Marta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
3. Endah Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes selaku dosen pembimbing Karya Tulis
Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
4. Dechoni Rahmawati, SST,MPH selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan
memberikan masukan serta saran terhadap Karya Tulis Ilmiah.
5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Sentolo I Kulon Progo yang telah
memberikan izin dan juga membantu dalam terlaksanakannya penelitian
ini.
6. Kedua orang tua, adik dan keluarga yang selalu memberikan dukungan
do’a dan semangat pada penulis selama penyusunan laporan penelitian ini.
7. Teman-teman mahasiswa khususnya kebidanan angkatan 2014 Stikes
Jendera Achmad Yani Yogyakarta dan juga semua sahabat terbaik saya
yang telah banyak memberikan dorongan, bantuan, semangat dan juga
motivasi selama penyusunan laporan penelitian ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita
semuanya, segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan
penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua. Dengan
keterbatasan waktu yang ada penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
masukan yang bisa menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis harapkan.
Yogyakarta, 20 Februari 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
INTI SARI ................................................................................................. x
ABSTACT ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat penelitian ................................................................... 4
E. Keaslian penelitian .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita ...................................................................................... 7
B. Status gizi balita ...................................................................... 7
C. Klasifikasi status gizi .......................................................... … 7
D. Pengukuran status gizi ............................................................. 8
E. Metode pengukuran status gizi ................................................ 13
F. Faktor yang mempengaruhi status gizi .................................... 15
G. Gizi Balita ............................................................................... 19
H. Gizi Seimbang Pada Balita ...................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan penelitian ................................................ 31
B. Lokasi dan waktu penelitian .................................................... 31
C. Populasi dan subyek penelitian ............................................... 31
D. Variable penelitian .................................................................. 32
E. Definisi operasional ................................................................. 33
F. Alat dan metode Pengumpulan Data ....................................... 33
G. Metode pengolahan dan Analisis Data .................................... 34
H. Etika penelitian ........................................................................ 35
I. Pelaksanaan penelitian ............................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ...................................................................... 39
B. Pembahasan ........................................................................... 41
C. Keterbatasan penelitian .......................................................... 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 49
B. Saran ....................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia .......................... 12
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 33
Tabel 3.1 Dumy Tabel Gambaran Status Gizi Balita Status gizi Balita
Berdasarkan pendidikan, pendapatan jenis kelamin di Wilayah
kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo .................................... 36
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi balita
dengan indicator BB/U di Wilayah Kerja
Puskesmas Sentolo I Kulon ......................................................... 41
Tabel 5.1Gambaran status gizi balita berdasarkan pendidikan,
jenis kelamin, pendapatan............................................................ 41
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ..................................................... 27
Gambar 2.2 Konsep Penelitian ................................................................... 28
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2. Penghantar Penelitian
Lampiran 3. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4. Pernyataan Kesediaan Responden (informed Consent)
Lampiran 5. Angket Penelitian
Lampiran 6. Hasil Output SPSS
Lampiran 7. Input Data Gambaran Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo
I Kulon Progo
Lampiran 8. Lembar Konsultasi Bimbingan Karya Tulis Ilmiah
ix
GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO TAHUN 2016
Atriani Aptias Intan Sari1, Endah Puji Astuti2
INTISARI
Latar belakang : Gizi merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai
negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Untuk masalah status
gizi balita dengan kategori gizi baik sebanyak 41 (50,6%), balita yang mengalami
gizi kurang sebanyak 38 (46,9%), balita yang mengalami gizi lebih 2 (2,5%), gizi
kurang terbanyak dengan jumlah semua balita di Desa Sukoreno 510 balita dan
Desa Kaliagung 398, Masalah gizi ini diikuti dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk, sehingga kebutuhan pangan sehari-hari tidak dapat terpenuhi.
Metode : jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif kuantitatif
dengan Teknik pengambilan sample secara probability sampling dengan
pendekatan sample randem sampling yaitu pengambilan secara acak dari desa
Kaliagung, Sukoreno, Sentolo, Banguncipto dengan jumlah 81 responden balita
yang berumur 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.
Aalat ukur yang digunakan berupa angket, timbangan berat badan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan status gizi pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Sentolo I Kulon Progo dengan status gizi baik sebanyak 41 (50,6%),
gizi kurang 38 (46,9%), untuk karakteristik Pendidikan adalah Tamat SMA yaitu
Sebanyak 34 (42,0%) responden, untuk karakteristik jenis kelamin mayoritas
perempuan yaitu Sebanyak 41 (50,6%) responden, dan untuk karakteristik
pendapatan orang tua mayoritas <Rp. 1.375.600 sebanyak 62 (76,5%) responden.
Kesimpulan : Penelitian ini menunjukan bahwa status gizi balita mayoritas pada
kategoti gizi baik 41 responden (50,6%).
kata kunci : Status gizi, balita, pendapatan ,jenis kelamin, pendidikan
1.Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Kebidanan Stikes Jendral Achamd
Yani Yogyakarta 2. Dosen Pembimbing Prodi Kebidanan (D -3) Kebidanan Stikes Jendral Achmad
Yani Yogyakarta
x
DESCRIPTION OF NUTRITION STATUS IN WORK PUSKESMAS
SENTOLO I KULON PROGO IN 2016
Atriani Aptias Intan Sari1, Endah Puji Astuti2
ABSTRACT
Background: Nutrition is one of the health problems in many countries, both in
developed and developing countries. For nutritional status of under five children
with good nutrition category was 41 (50,6%), the children under five who got
malnutrition was 38 (46,9%), the over nutrition was 2 (2,5%). The most
malnutrition villages were sukoreno (510 children) and kaliagung (398 children).
This issue was followed by increasing population, so that the daily food need
cannot be fulfilled.
Research Method: The type of research used in this study is descriptive
quantitative. The sampling technique used probability sampling with randem
sampling approach. The respondents were 81 under five children in working place
of Puskesmas Sentolo I Kulon Progo. Measuring tool used questionnaire and
weight scales.
Result: The result showed that the nutritional status of under-five children in
Puskesmas Sentolo I Kulon Progo had good nutrition status of 41 (50,6%),
malnutritioas was 38 (46,9%), characteristic of High School Education was 34
respondents (42,0%), the of dominant sex was female of 41 respondents (50,6%),
and for parents income <Rp.1.375.600 was 62 respondents (76,5%).
Conclusion: This research showed that malnutritional status of children was in
good nutrition of 41 respondents (50,6%).
Keywords : Nutritional Status, Under Five Children, Income, Sex, Education
1 Student of Diploma (3) Midwifey Program of Health Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecture of Diploma (3) Midwifey Program of Health Achmad Yani Yogyakarta
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara, baik di
negara maju maupun di negara berkembang. Masalah gizi ini diikuti dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk, sehingga kebutuhan pangan sehari-hari
tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada
kesehatan saja, akan tetapi berdampak pula pada pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas dimasa yang akan datang (Sari, 2011).
Upaya meningkatkan perbaikan gizi masyarakat di Indonesia dapat
dilakukan melalui beberapa hal, pertama perubahan intervensi perilaku seperti
pemberian ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) secara
tepat, memantau berat badan teratur, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Kedua
suplementasi gizi mikro, mencakup asupan vitamin A, dan tablet Fe. Ketiga,
tatalaksana gizi kurang atau buruk pada ibu dan anak, meliputi pemulihan gizi
anak kurang, dan pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil. Upaya-
upaya tersebut betujuan dalam meningkatkan perbaikan status gizi serta upaya
perbaikan sumber daya manusia dan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat
ditentukan oleh kualitas gizi pada anak (Sari, 2011).
Di Indonesia, saat ini tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu balita
di Indonesia mengalami gizi kurang atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari
80% kematian anak ( Kemenkes, 2012). Pravelensi gizi kurang menjadi 17,9%
dan gizi buruk menjadi 4,9%. Artinya kemungkin besar sasaran pada tahun 2014
sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai
(Depkes RI, 2010).
Prevalensi balita gizi buruk, gizi kurang dan kekurangan energi protein
(KEP) pada tahun 2014 Kulon progo 11,33, Bantul 8,19, Gunung Kidul 7,24,
Sleman 6,75, Kota Yogyakarta7,93, Daerah istimewa Yogyakarta 7,9. Pada tahun
2015 Kulon Progo 10,96, Bantul 8,26, Gunung Kidul 6,68, Sleman 7,53, Kota
Yogyakarta 7,93, Daerah istimewa Yogyakarta 8,04. Prevalensi balita Kurang
Energi Protein (Gizi Buruk dan Kurang) di DIY tahun 2015 sebesar 8,04.
2
Prevalensi KEP ini menurun dibandingkan dengan tahun 2013 tetapi sedikit lebih
tinggi dari tahun 2014. Angka pravelansi selama tiga tahun terakhir masih
berkisar pada angka yang menunjukan bahwa upaya yang dilakukan dalam rangka
penurunan prevalensi KEP Balita di DIY belum tercapai secara maksimal. Kondisi
paling tinggi prevalensi balita KEP adalah Kabupaten Kulon Progo dan Bantul
(Dinkes DIY, 2016).
Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan
anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita
seperti gizi, penyakit infeksi, dan kecelakaan. Angka kematian balita dari tahun
2011 sampai dengan 2015 cenderung fluktuatif dimana sempat mengalami
kenaikan pada tahun 2013 kemudian turun lagi, dan pada tahun 2015 sebesar
11,85 per 1000 kelahiran hidup, sesuai dengan hasil pelaporan adalah 62 balita.
Dari hasil penimbangan di posyandu pada tahun 2015 diperoleh hasil
balita yang dilaporkan sebanyak 25.532 balita, dilakukan penimbangan sebanyak
21.245 balita (83,21%) dan jumlah anak balita bawah garis merah (BGM)
sebanyak 185 balita (0,87%). Sebaran Kasus Gizi Buruk Perwilayah Puskesmas
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Samigaluh I jumlah 0, Samigaluh II jumlah
1, kalibawang jumlah 0, Samigaluh II jumlah 1, Girimulyo I jumlah 0, Girimulyo
II, Nanggulan berjumlah 0, Kokap I jumlah 0, Kokap II jumlah 0, Pengasih I
Jumlah 5,Pengasih II jumlah 3, Sentolo I jumlah 3, Sentolo II jumlah 4, Temon I
jumlah 3, Temon II jumlah 0, Wates jumlah 0, Panjatan I jumlah 2, Panjatan II
jumlah 2, Ledah I jumlah 0, Ledah II jumlah 0, Galur I jumlah 0 (Dinkes
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016)
Pada dasarnya pendidikan merupakan masalah utama yang berhubungan
dengan status gizi (Supariasa, 2013). Dengan pendidikan yang baik, maka orang
tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tetang cara pengasuhan
anak yang baik, asupan gizi yang yang sesuai, sehingga orang tua dapat menjaga
kesehatan anaknya, pendidikan dan sebagainya ( Cahyaningsih, 2011).
Tingkat pendapatan keluarga dengan status ekonomi menengah kebawah,
memungkinkan konsumsi pangan dan gizi terutama pada balita rendah dan hal ini
mempengaruhi status gizi pada anak balita (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012).
3
Akibat dari masalah gizi tersebut dapat menyebabkan beberapa efek serius
pada balita seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya
perkembangan dan kecerdasan, bahkan dapat menimbulkan kematian pada balita.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan gizi pada balita. Sehingga pengetahuan orang tua tentang gizi kunci
keberhasilan baik untuk buruknya status pada balita (Notoatmodjo, 2007).
Status gizi pada balita harus sangat dijaga dan diperhatikan secara serius
dari orang tua, kerena terjadi malnutrisi pada masa ini akan bisa menyebabkan
kerusakan yang irreversibel. Sangat mungkin ukuran tubuh pendek adalah salah
satu indikator atau petunjuk kekurangan gizi yang berkepanjangan pada balita.
Kekurangan gizi yang lebih fatal akan berdampak pada perkembangan otak (Agria
dkk, 2012).
Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo mencakup 4 Desa.
Berdasarkan studi pendahuluan pada Tanggal 29 Desember 2016, Desa Sentolo
504 balita, Desa Kaliagung 398 balita, Desa Sukoreno 510 balita, dan Desa
Banguncipto 222 balita. Dari keempat Desa tersebut kasus gizi kurang terbanyak
dengan jumlah semua balita di Desa Sukoreno 510 balita dan Desa Kaliagung 398
orang. Tingginya masalah gizi buruk di Wilayah kerja puskesmes.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana gambaran status gizi
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo tahun 2016? ”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi
balita di Wilayah kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran status gizi balita berdasarkan tingkat
pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo
4
b. Diketahuinya gambaran status gizi balita berdasarkan jenis kelamin di
wilayah kerja puskesmas Sentolo I Kulon Progo
c. Diketahuinya gambaran status gizi balita berdasarkan pendapatan
keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui status gizi
balita di Wilayah kerja Puskesmas sentolo I Kulon Progo. Hasil
penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan ilmu kebidanan
terutama hal yang berkaitan dengan status gizi dan dapat dijadikan
referensi bagi peneliti selanjutnya di bidang status gizi balita.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bidan Puskesmas
Dengan dilaksanakan penelitian ini, sebagai bahan masukan untuk
lebih aktif dalam memantau perkembangan status gizi balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo Kulon Progo
b. Bagi ibu balita
Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan ibu dan lebih memperhatikan gizi pada
anaknya di Wilayah kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.
c. Bagi Peneliti selanjutnya
Untuk menambah wawasan, referensi serta saran yang membangun
bagi peneliti selanjutnya.
e. Bagi institusi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bacaan untuk mahasiswa
sebagai bahan bacaan dan acuan untuk peneliti sejenis dengan
variabel penelitian yang lebih komplek sehingga dapat lebih
menambah pengetahuan mahasiswa.
5
E. Keaslian penelitian
1. Indah jayani, 2015, Hubungan kesadaran gizi keluarga dengan status
gizi pada balita di Desa Sidoarjo Kecamatan Jambon Kabupaten
Ponorogo. Survey, Rancangan penelitian Cross sectional dengan
pengumpulan data primer, populasi dalam penelitian ini semua balita di
Desa Sidoarjo sebanyak 226, sample yang digunakan sebagian balita
dan mengunakan teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik
Probability sampling yaitu teknik simple random sampling dangan
jumlah sample 50 orang. Hasil uji non parametric yaitu menggunakan
sperman Rank, Didapatkan bahwa p value= 0,01 atau P value < α(0,05),
maka H1 diterima dan H0 ditolak berarti terdapat hubungan antara
kesadaran gizi keluarga dengan status gizi di Desa sidoarjo kecamatan
jambon tahun 2014. Dengan nilai r = 0,525 yang berarti memiliki
kekuatan hubungan “ sedang” dan arah hubungan positif, artinya
semakin tinggi kesadaran gizi keluarga, maka status gizi akan semakin
naik pada balita di Desa sidoarjo Kecamatan Jambon Kabupaten
Ponorogo. Persamaan: menilai status gizi, metode penelitian sama
perbedaan: pada, alat uji penelitian, populasi dan sample penelitian.
2. Butsainatul Baroo’ah, sugihartiningsih, 2014. Hubungan antara
pengetahuan asupan makanan dengan status gizi pada batita di ngipang
RT 08 RW 28 kadipiro banjarsari. Cross sectional, melakukan obsevasi
dan pengukuran variable tertentu, teknik pengumpulan data
mengunakan metode kuesioner dan KMS. Menggunakan teknik Chi
square, dengan populasi 12 orang ibu dan mengunakan teknik total
sampling yaitu semua anggota populasi di gunakan semua. Perhitungan
ujifisher exoct menghasilkan nilai probabilitas (p) sebesar 0,081.
Dengan dasar p>0,05 maka diputuskan h0 diterima atau bahwa tidak ada
hubungan yang sinigfikan antara pengetahuan asupan makanan dengan
status gizi batita di Ngipang RT 08 RW 28 Kadipiro Banjarsari.
Persamaan: meneliti tetang status gizi balita, perbedaan Pada metode
penelitian, alat uji data, populasi dan sample penelitian.
6
3. Rulfia Desi Maria, Suci Rahmadeni, 2014. Hubungan pengetahuan ibu
tentang variasi makanan dengan status gizi balita di wilayah Kerj
Puskesmas Mandiangin Kota Bukit Tinggi. Desain Cross sectional
dengan variable independen dan variable dependen dikumpulkan secara
bersamaan, subjek penelitian ibu-ibu yang memiliki balita usia 0-60
bulan berjumlah 37 orang balita. Teknik pengambilan sampling yaitu
total sampling mengunakan populasi dijadikan sample sebanyak 37
orang. Nilai OR= 13,6 artinya ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi
mempunyai kecenderungan (berpeluang) akan mempunyai balita dengan
status gizi yang baik sebanyak 13, 86 kali dibandingkan dengan ibu
yang berpengetahuan rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Mendiangin
Bukit Tinggi tahun 2014. tidak ada hubungan bermakna antara tingkat
pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita (P=0,013). Persamaan:
meneliti tetang status gizi balita, perbedaan pada metode penelitian, alat
uji data, populasi dan sample penelitian.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari empat kabupaten
yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang beribukota Wates dan
terletak 30 km sebelah barat kota Yogyakarta dengan luas 586,28 km2. Secara
umum kondisi Kabupaten Kulon Progo wilayahnya adalah daerah datar,
meskipun dikelilingi pegunungan yang sebagian besar terletakpada wilayah
utara.
Secara garis besar wilayahnya di bagi tiga bagian yaitu :
Bagian Utara : Merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan
ketinggian antara 500 – 1000 m diatas permukaan laut.
Meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Samigaluh dan
Kalibawang
Bagian Tengah : Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 500 m
diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Nanggulan,
Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah
Bagian Selatan : Merupakan dataran rendah dengan ketinggian sampai
dengan 100 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan
Temon, wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah.
Dengan topografi seperti tersebut diatas menempatkan beberapa wilayah
Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah rawan bencana baik bencana banjir,
tanah longsor, kekeringan maupun gempa bumi. Akibat dari bencana itupun
akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan baik kualitas manusia
maupun lingkungannya.
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I yang
memiliki 4 Desa binaan yaitu Desa Sentolo, Desa Kaliagung, Desa Sukoreno,
Desa Baguncipto. Dari Kempat Desa tersebut dibagi lagi menjadi 43 Dusun
yaitu Desa Sentolo terdapat 12 Dusun, Desa Kaliagung terdapat 12 dusun,
Desa Sukoreno terdapat 13 dusun, Desa Banguncipto terdapat 6 dusun.
40
2. Gambaran status gizi responden
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi balita dengan
indicator BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo
Status gizi balita Frekuensi Persentase (%)
Baik 41 50,6%
Kurang 38 46,9%
Lebih 2 2,5 %
Total 81 100,0%
( Sumber : Data Primer, 2017)
Tabel di atas menunjukan bahwa Wilayah Kerja Puskesmas
Sentolo I Kulon Progo mayoritas adalah gizi baik sebanyak 41 balita
(50,6%).
3. Gambaran status gizi balita berdasarkan pendidikan, jenis kelamin, pendapatan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan status gizi balita
dengan indicator BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I
Kulon Progo Tahun 2017.
Gizi
Balita
Baik Kurang Lebih Total
f (%) f (%) f (%) (%)
Pendidikan
SD 1 1,2 1 1,2 0 0,0 2 2,5
SMP 15 18,5 15 18,5 0 0,0 30 37,0
SMA 13 16,0 20 24,7 1 1,2 34 42,0
D1-D3 8 9,9 0 0,0 0 0,0 8 9,9
S1-Keatas 4 4,9 2 2,5 1 1,2 7 8,6
Total 41 50,6 38 46,9 2 2,5 81 100,0
Jenis
Kelamin
Laki –laki 19 23,5 19 23,5 2 2,5 40 49,4
Perempuan 22 27,2 19 23,5 0 0,0 41 50,6
Total 41 50,6 38 46,9 2 2,5 81 100,0
Pendapatan
keluarga
>Rp.1.375.600 14 17,3 4 4,9 1 1,2 19 23,5
<Rp.1.375.600 27 33,3 34 42,0 1 1,2 62 76,5
Total 41 50,6 38 46,9 2 2,5 81 100,0
(Sumber : Data Primer, 2017)
Tabel di atas menunjukan bahwa di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I
Kulon Progo mayoritas pendidikan berpendidikan SMA yaitu Sebanyak 34
41
orang (42,0%) responden, untuk karakteristik jenis kelamin mayoritas
perempuan yaitu Sebanyak 41 balita (50,6%) responden, dan untuk
pendapatan keluarga mayoritas <Rp. 1.375.600 sebanyak 62 orang (76,5%)
responden.
B. Pembahasan
1. Gambaran status gizi balita
Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I
Kulon Progo menunjukan bahwa terdapat balita di wilayah Kerja Puskesmas
Sentolo I mengalami gizi kurang sebanyak 38 balita (46,9%) dan gizi lebih 2
balita (2,5%), dan mayoritas mengalami gizi baik sebanyak 41 balita (50,6%).
Hal ini merupakan masalah yang serius mengingat dampak yang diakibatkan
oleh gizi kurang dan gizi lebih tersebut. Semakin banyak anak balita yng
menderita gizi kurang, maka daerah tersebut akan menghadapi sebaagian
masalah sumber daya.
Banyaknya jumlah anak yang menderita gizi kurang dan gizi lebih harus
mendapat perhatian yang serius agar keadaan tidak menjadi hal yang buruk.
Sebab jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan menurunkan derajat
kesehatan anak dan menghambat pertumbuhan fisik dan mental anak.
Hal ini sesuai dengan Teori (Supariasa, 2012). Status gizi adalah ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan
dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dipengaruhi 2 faktor
yaitu faktor internal terdiri dari usia, kondisi fisik, infeksi, sedangkan faktor
eksternal terdiri dari pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan budaya. Gizi
sangat erat kaitanya dengan kesehatan seseorang. Agar fungsi tersebut dapat
bekerja dengan baik, jumlah zat gizi yang dikonsumsi seseorang harus sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Apabila tubuh mengkonsumsi zat gizi kurang
darikebutuhanya maka akan terjadi kasus gizi kurang, sebaliknya apabila
jumlah zat gizi yang akan dikonsumsi berlebihan akan mengakibatkan tubuh
kelebihan zat gizi.
42
Efek dari status gizi balita yang kurang atau buruk akan terjadi gangguan
perkembangan otaknya kurang dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya di
usia sekolah dan prasekolah. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk
dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan
menurun prestasibelajarnya daya pikir anak juga akan kurang, karena
pertumbuhan otaknya tidak (Supariasa, dkk, 2012).
Penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Oktavianis pada tahun 2016 di Puskesmas Lubuk Kilangan, Metode penelitian
yang digunakan adalah teknik Analitik dengan rancangan Cross Sectional.
Hasilnya adalah berdasarkan pengukuran antropometri dengan indicator BB/U
didapatkan balita yang mengalami gizi status gizi kurang sebanyak 45 balita
(51,1%) dan yang memiliki status gizi baik sebanyak 43 balita (48,9%) di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang.
2. Status gizi berdasarkan pendidikan
Dalam penelitian ini didapatkan status gizi balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Sentolo I Kulon Progo kategori gizi kurang 20 balita 20,7 % yang
respondennya berpendidikan SMA, Tingkat pendidikan responden
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan SMA.
Tingkat pendidikan tersebut merupakan tingkat pendidikan menengah atas,
dimana seseorang telah memiliki ketrampilan untuk melakukan analisis
dalam pemecahan masalah, ini menurut Teori dari Nuh (2013) bahwa
mengolongkan tingkat pendidikan menjadi dua kategori, yaitu pendidikan
tinggi ( tamat SMA dan lulusan PT) dan pendidikan rendah (tamat SD dan
tamat SMP). Tingkat pendidikan ibu sangat memengaruhi status gizi, tingkat
pendidikan yang lebih tinggi seseorang akan semakin mudah menyerap
informasi dan mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-
hari, khususnya dalam hal kesehatan dan perbaikan gizi. Selain itu juga
Semakin baik tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik kemampuan
dalam menyerap informasi dan meningkatkan pengetahuan.
43
Sesuai dengan Teori (Haryani, 2011) Pendidikan adalah salah satu poin
penting dalam kehidupan terutama pendidikan kesehatan Gizi sangat
diperlukan untuk membentuk perilaku positif dalam hal memenuhi kebutuhan
gizi sebagai salah satu unsur penting yang mendukung status kesehatan
seseorang, pendidikan gizi dilakukan untuk menghasilkan perilaku yang
dibutuhkan untuk memelihara, mempertahankan, ataupun meningkatkan
keadaan gizi baik terutama gizi balita. Tingkat pendidikan berhubungan
dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan
akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli
makanan.
Menurut Teori (Mubarak, 2012) Selain Pendidikan bimbingan yang
diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal.
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima
informasi, sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang
rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap
penerimaan informasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah
Jayani tahun 2014, dengan judul hubungan kesadaran gizi keluarga dengan
status gizi pada balita di Desa Sidoarjo Kecamatan Jambon Kabupaten
Ponorogo. Kejadian Gizi kurang yaitu sebanyak 19 responden dengan
persentase 38% terjadi pada ibu yang berpendidikan hampir seluruhnya
Menengah yaitu sebanyak 44 responden dengan persentase 88%.
3. Status gizi berdasarkan jenis kelamin
Dalam penelitian ini didapatkan status gizi balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Sentolo I Kulon Progo berdasarkan jenis kelamin untuk balita
dengan jenis kelamin laki-laki yang berstatus gizi baik ada 19 balita (23,5%),
yang berstatus gizi kurang ada 19 balita (23,5%) dan yang berstatus gizi lebih
ada 2 balita (2,5%) sedangkan balita yang berjenis kelamin perempuan yang
berstatus gizi baik ada 22 balita (27,2%) dan yang berstatus gizi kurang ada
19 balita (23,5%). Jenis kelamin merupakan faktor gizi internal yang
44
menemukan kebutuhan gizi, sehingga pada waktunya ada hubungan antara
jenis kelamin dengan keadaan gizi. Jumlah balita gizi kurang di Wilayah
Kerja pusksmas Sentolo I banyak terjadi pada perempuan. Bahwa anak laki-
laki biasanya mendapatkan prioritas yang lebih tinggi dalam hal makanan
dibandingkan anakperempuan. Status gizi balita perempuan seharusnya lebih
tinggi dari pada laki-laki, sebab pada balita perempuan pada usia dewasa kan
mengalami proses kehamilan. Sehingga ketika pertambahan berat badannya
sesuai dengan bertambahnya usiannya, maka resiko untuk mengalami berat
badan lahir rendah (BBLR) menjadi lebih kecil.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yuni Nuraini, dkk
(2012) Mayoritas Balita yang mengalami status gizi buruk dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak 16 Balita (53,3%). Hal ini disebabkan karena
kebutuhan status gizi yang dikonsumsi kurang, sedangkan jenis kelamin laki
– laki berjumlah 14 balita (46,7%). Dengan adanya status gizi buruk pada
masa balita ditemukan Berat Badan yang buruk sebagian besar balita dengan
jenis kelamin perempuan maka sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak
karena pada usia ini terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya apalagi bagi anak perempuan
dalam rangka menghadapi masa reproduksi nanti bisa mengganggu
kelangsungan hidupnya.
4. Status gizi berdasarkan pendapatan keluarga
Dalam penelitian ini didapatkan status gizi balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Sentolo I Kulon Progo menunjukan mayoritas karakteristik pada
pendapatan kekeluarga mayoritas < Rp.1.375.600 sebanyak 34 orang (42,0%)
untuk status gizi kurang. Hal ini menunjukan bahwa pendapatan keluarga dapat
mempengaruhi status gizi pada balita, jika suatu keluarga memiliki pendapatan
yang besar serta cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anggota keluarga maka
dijamin kebutuhan gizi balita akan terpenuhi.
Pendapatan seseorang indentik dengan mutu sumber daya manusia,
sehingga seseorang yang berpendidikan tinggi umumnya memiliki pendapatan
45
yang relative tinggi pula. Pendapatan keluarga juga tergantung pada jenis
pekerjaan suami dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan keluarga akan
relative lebih besar jika suami dan istri bekerja d luar rumah.
Menurut teori (Syafiq, 2007) hal ini sesuai dengan Salah satu faktor
yang berhubungan dengan status gizi seseorang adalah tingkat pendapatan
keluarga. Karena keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar
akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi dalam. Keterbatasan penghasilan keluarga turut
menentukan mutu makanan yang disajikan, tidak dapat disangkal bahwa
penghasilan keluarga menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga
sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan (Proverawati, 2010).
Selain itu juga Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anak
adalah faktor sosial ekonomi keluarga. status sosial ekonomi berhubungan
dengan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan gizi anak. Anak yang dalam
keluarga berstatus sosial ekonomi tinggi cenderung lebih tercukupi kebutuhan
gizinya dibandingkan status sosial ekonomi rendah. Anak yang dengan status
ekonomi baik memberikan harapan pemenuhan asupan makannya lebih baik
dibandingkan anak dari kelompok sosial ekonomi rendah. Asupan makan
berhubungan selanjutnya berhubungan dengan status gizi balita (Ismawati, C.
2009).
Hasil menelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Oktavianis, 2016), dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan
status gizi balita di Puskesmas Lubuk Kilanggan. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendapatan
dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota
Padang Tahun 2016, dimana nilai p value = 0,000 (p < 0,05). Dari hasil
penelitian diperoleh pula nilai OR = 8,123 yang artinya responden dengan
pendapatan <Rp.1.615.000 berpeluang 8,123 memiliki balita dengan status gizi
yang kurang dibandingkan dengan responden dengan pendapatan
>Rp.1.615.000.
46
C. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan diluar kemampuan peneliti yang
mungkin mengakibatkan belum maksimalnya hasil yang diharapkan Adapun
keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini meliputi :.
1. Metode pengumpulan Data yang harus mencari tempat Posyandu di setiap
Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I.
2. pada saat penimbangan berat badan anak tidak mau diam bahkan ada yang
menangis sehinnga mempengaruhi hasil timbangan.
3. Pada saat mengisi lembar ceklis harus membantu ibu mengendong jika
bayi ataupun balita menangis sehingga ibu mengisi tidak terlalu fokus dan
memperlambat dalam proses pengisian .
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1
Kulon Progo dapat disimpulkan bahwa :
1. Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo tergolong status gizi balita
dengan kategori gizi baik sebanyak 41responden (50,6%), balita yang
mengalami gizi kurang sebanyak 38 responden (46,9%), balita yang
mengalami gizi lebih 2 responden (2,5%), dan balita yang mengalami gizi
buruk 0 responden (0%).
2. Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 berdasarkan tingkat Pendidikan ibu
balita mayoritas lulusan tamat SMA sebanyak 34 responden (42,0%).
3. Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 berdasarkan jenis kelamin balita
mayoritas perempuan yaitu Sebanyak 41 responden (50,6%).
4. Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 berdasarkan pendapatan orang tua
mayoritas <Rp. 1.375.600 sebanyak 62 responden (76,5%) .
B. Saran
Saran yang diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Bidan Puskesmas
Hasil penelitian ini supaya lebih memperhatikan dan memantau keadaan
status gizi balita, serta lebih baik terjun ke wiayah ntuk memantau keadaan
gizi di setiap desa.
2. Bagi ibu balita
Diharapkan tetap selalu memperhatikan pola makan yang seimbang serta
rutin membawa anaknya untuk melakukan posyandu, dan menambah
penegtahuan tentang status gizi balita agar nantinya terpantau apabila
terdapat balita yang mengalami gizi yang tidak seimbang.
50
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan
penelitiandimasa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh hasil yang
bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang
metodologi penelitian terkait tentang status gizi balita.
4. Bagi institusi Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
Diharapkan dapat menambah literature atau bacaan di perpustakaan di
Diploma kebidanan dan juga sebagai bahwa kajian meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang hal-hal yang mempengaruhi tenaga
kesehatan yang terkait terhadap status gizi balita.
DAFTAR PUSTAKA
Agria, I, Sari,R.N, Irchman. 2012. Gizi Reproduki. Yogyakarta : Fitramaya
Adriani, Bambang wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Alfianika, Ninit. 2016. Buku Ajaran Metode Penelitian Pengajaran Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Deepublish
Almatsier .2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan . Jakarta : EGC
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta
Butsainatul Baroo’ah, Sugihartiningsih, Vol 1 No.2 Page 100 Tahun 2014.
Hubungan Antara Penegtahuan Asupan Makanan Dengan Status
Gizi Pada Batita di Ngipang RT 08 RW 28 Kadipiro Bajarsari.
B. Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Batita dan Balita. Jakarta : Demedia
Cahyaningsih, Dwi Sulistyo. 2011. PertumbuhanPerkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Dinkes DIY. 2016. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta : Dinas Kesehatan
Yogyakarta.
Dinkes Kabupaten Kulon Progo, 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo:
Dinas kesehatan Kulon Progo
Depkes RI. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi. Jakarta :
Departemen Kesehatan.
Hoeger,W.W.K.,& Hoeger,S,A. 2010. Principles and for physical fitness ( 7th ed).
USA: Wadworth.
Hidayat, A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta
: Salemba Medika
Husnul Khotimah ,Kadar Kuswandi, Vol.2 No. 1 Tahun 2014. Hubungan
karakteristik ibu dengan status gizi balita di Desa Sumur
Bandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Tahun 2013.
Indah jayani, Vol 3 No 3 Tahun 2015. Hubungan Kesadaran Gizi Keluarga dengan
Status Gizi Pada Balita di Desa Sidoarjo Kecamatan Jambon
Kabupaten Ponorogo.
Ismawati, C. 2009. Posyandu Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo,S. 2007 . Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
____________. 2012. Metogologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta : Salemba Medika
Maryunani. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media
Mubarak, W. I., 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Salemba Medika,
Jakarta.
Oktavianis, Vol 1No.3 Tahun 2016. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan
status gizi pada balita di Puskesmas Lubuk Kilangan.
Yuni Nuraini,Dewi Rosita,Ummu Haniek, Vol 3 No.2 Tahun 2012. Gambran status
gizi buruk berdasarkan umur dan jenis kelamin balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Mayong Kabupaten Jepara.
Proverwati. 2010. Buku Ajaran Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Proverawati, A, Wati. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Rulfia Desi Maria, Suci Rahmadeni, Vol 5 No 2 Juli tahun 2014. Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Variasi Makanan Dengan Status Gizi
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Kota
Bukittinggi.
Siska Iailita Puspita Sari. 2011. Jurnal KTI Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia di Bidan Praktek
Swasta Triani Bandaharjo: Kota Semarang.
Supariasa, I Dewa, Bachyar Bakhri, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
Supariasa. 2013. Pendidikan & Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC
Supariasa, I.D.N., Bakri, B., & Fajar, I. (2012). Penilaian Status gizi. Jakarta: EGC
Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Suardi, Moh. 2012 . Pengantar Pendidikan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks.
Sharkey,B.J., & Gaskill, S.E. 2007. Fitness and Health . Champaign, illinous,USA:
Human Kinetics
Syafiq, dkk. 2007. Anemia dalam Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat
FKMUI. Eds. Gizi dan KesehatanMasyarakat. PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Http://www.gajiumr.com/gaji-umr-jojga-yogyakarta/
Yuni Nuraini,Dewi Rosita,Ummu Haniek, Vol 3 No.2 Tahun 2012. Gambran status
gizi buruk berdasarkan umur dan jenis kelamin balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Mayong Kabupaten Jepara.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampira 3
ANGKET
GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTOLO
I KULON PROGO
Petunjuk pengisian :
1. Isilah identitas anda secara lengkap dan benar.
2. Bacalah dengan teliti pertayaan sebelum anda menjawab.
3. Berilah jawaban yang benar dan selanjutnya menurut pendapat anda agar di data yang
benar, akurat, dan objektif
4. Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban yang anda anggap benar.
1. Karakteristik Responden
1. Nama (inisial) : \
2. Nama Ayah / ibu :
3. Umur Ayah/ Ibu :
4. Pendidikan ibu : a. SD/sederajat
b. SMP/sederajat
c. SMU/sederajat
d D1-D3/sederajat
e. S1-Keatas
5. Pekerjaan ibu : a. Tani d. Tidak bekerja
b. Wiraswasta e. Swasta
c. Pegawai Negeri
6. Alamat :
7. Pendapatan keluarga : a. >Rp. 1.375.000
b. <Rp. 1.375.000
8. Nama anak :
9. Tanggal lahir :
10. Umur anak :
11. Jenis kelamin anak : a. Laki-laki b. Perempuan
12. BB sekarang (berat badan) :
13. Jumlah anak :
14. Jumlah anggota saudara :
15. Penyakit yang saat ini diderita : Diare
Campak
Cacingan
Malaria
Tuberculosis
Infeksi saluran penafasan
16. Status gizi balita
Gizi baik Gizi Kurang Gizi buruk Gizi lebih