gambaran tingkat depresi pada lansia …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ade...

52
i GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Ade Kurniawan 2213068 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

Upload: duongnhu

Post on 25-Apr-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

i

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN

HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN

SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Ade Kurniawan

2213068

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2017

Page 2: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

ii

Page 3: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

iii

Page 4: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia Dengan Hipertensi di Dusun Banyuurip

Seyegan Sleman Yogyakarta”.

Skripsi ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan

berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya

kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku ketua prodi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

3. Anastasia Suci Sukmawati S.Kep.,Ns. MNg selaku dosen penguji skripsi

yang telah banyak memberikan masukan pada penyusunan ini.

4. Fajriyati Nur Azizah M.Kep.,Sp.Kep.J selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahun.

6. Kepala Dukuh dan Posyandu Bayuurip yang telah memberikan

kesempatan dan menerima dengan baik selama melakukan penelitian.

7. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada semuany

8. Ayah, Ibu, Adik, Nenek dan seluruh keluarga yang telah memberikan

dukungan semangat, doa dan cinta sehingga penulis selalu merasa

termotivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Kepada seluruh sahabat tercinta di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang selalu member dukungan,

bantuan dan motivasi hingga terselesaikanya skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan inayahnya

kepada semua pihak yang terlibat, atas segala amal kebaikan dan bantuannya.

Akhirnya besar harapan penulis semoga karya skripsi ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, 24 Agustus 2017

Penulis

(Ade Kurniawan)

Page 5: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

v

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

HALAMAN PERYATAAN ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix

INTISARI ............................................................................................................ x

ABSTRACT .......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

E. Keaslian Penelitian ............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lansia ................................................................................................. 10

B. Depresi ................................................................................................ 16

C. Hipertensi ........................................................................................... 25

D. Kerangka Teori ................................................................................... 29

E. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 31

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 31

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 33

E. Definisi Operasional ........................................................................... 33

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................................. 34

G. Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 36

H. Metode Pengolahan Data .................................................................... 37

I. Analisa Data ....................................................................................... 38

J. Etika Penelitian ................................................................................... 39

K. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 44

B. Pembahasan ........................................................................................ 52

C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 60

Page 6: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 61

B. Saran ................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Penggolongan Depresi Menurut ICD-10 23

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 26

Tabel 3.1 Definisi Operasional 34

Tabel 3.2 Kisi-kisi pertanyaan kuesioner tingkat depresi 35

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Status Perkawinan,

Pendidikan, Pekerjaan dan Penghasilan 45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hipertensi 46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Tingkat Depresi 47

Tabel 4.4 Uji Tabulasi Silang Jenis Kelamin Dengan Interpretasi

GDS 47

Tabel 4.5 Uji Tabulasi Silang Kategori Lansia Dengan Interpretasi

GDS 48

Tabel 4.6 Uji Tabulasi Silang Status Perkawinan Dengan Interpretasi

GDS 48

Tabel 4.7 Uji Tabulasi Silang Hasil Tingkat Pendidikan Dengan

Interpretasi GDS 49

Tabel 4.8 Uji Tabulasi Silang Status Pekerjaan Dengan Interpretasi

GDS 49

Tabel 4.9 Uji Tabulasi Silang Tingkat Penghasilan Dengan

Interpretasi GDS 50

Tabel 4.10 Uji Tabulasi Silang Stage Hipertensi Dengan Interpretasi

GDS 51

Tabel 4.11 Uji Tabulasi Silang Lama Menderita Hipertensi

Dengan Interpretasi GDS 51

Page 8: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka teori 29

Page 9: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi

Lampiran 2. Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 3. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian Geriatric Depression Scale (GDS)

Lampiran 7. Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 8. Etical Clearance

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik

Page 10: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

x

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN

HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

YOGYAKARTA

INTISARI

Ade Kurniawan1 , Fajriyati Nur Azizah2

Latar Belakang : Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,

baik yang secara fisik masih mampu maupun tidak, karena sesuatu hal sehingga

tidak mampu lagi berperan aktif dalam pembangunan. Lansia bayak menglalami

perubahan salah satu perubahan itu ialah perubahan sistem organ. Perubahan

sistem organ mengakibatkan penurunan fungsi tubuh dan dapat mengganggu

kehidupan lansia. Dan ini mengakibatkan lansia mempunyai resiko untuk

mengalami penyakit fisik yang berkaitan dengan fungsi organ tersebut. Penyakit

fisik yang sering dialami lansia adalah hipertensi, penyakit jantung, gagal jantung,

osteoporosis, diabetes militus, katarak dan presbiakusis. Perubahan biologis pada

lansia ini dapat mencetuskan masalah psikososial depresi.

Tujuan Penelitian: Diketahui gambaran tingkat depresi pada lansia dengan

hipertensi di Dusun Banyurip, Seyegan.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

dengan pendekatan cross sectional. Sampel dipilih menggunakan teknik

purposive sampling. Pada penelitian ini sampel berjumlah 55 responden lansia

yang berusia 60 – 80 tahun yang berada di Dusun Banyuurip, Seyegan, Sleman.

Hasil: Lansia hipertensi yang mengalami depresi ringan sebanyak 43,6%, lansia

yang mengalami depresi berat sebanyak 1,8% dan lansia yang tidak mengalami

depresi sebanyak 54,5%..

Kesimpulan: Lansia hipertensi yang mengalami depresi di Dusun Banyuurip,

Seyegan, Sleman, Yogyakarta tergolong rendah terutama pada bagian

karakteristik status perakawinan dan stage hipertensi.

Saran: Diharapkan para lansia dapat lebih aktif lagi dalam keseharianya, ini

bertujuan untuk membuat para lansia terhindar dari resiko terjadinya depresi yang

berkepanjangan.

Kata Kunci: Lansia, Hipertensi, Depresi

______________________

1Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 11: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

xi

DEPRESSION LEVEL OF ELDERLY WITH HYPERTENSION IN

BANYUURIP, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

ABSTRACT

Ade Kurniawan1, Fajriyati Nur Azizah2

Background : Older people is a person at the age of 60 years old or above, can

cause the decreasing of organ system which, distrupt the ability of older people on

daily living. This condition puts the elderly in the risk of physical disease related

to the organ function, namely physical diseases hypertension, cardiac disorder,

cardiac failure, osteoporosis, diabetes mellitus, presbycusis. On biological change

elderly may causes psycho-social depression.

Objective : The Describe Depression Level of The Elderly with Hypertension in

Banyuurip, Seyegan, Sleman, Yogyakarta.

Method : The Research method descriptive and quantitative study with cross

sectional approach. Sample was selected using purposive sampling technique.

Samples this study were 55 respondents of the elderly aged 60-80 yeard old living

in Banyuurip, Seyegan, Sleman, Yogyakarta.

Result : The elderly with hypertension who suffered mild depression were as

many as 43,6%, severe depression were as many as 1,8%, without depression

were as many as 54,5%.

Conclusion : The rate of elderly with hypertension who suffered depression in

Banyuurip, Seyegan, Sleman, Yogyakarta, was categorized as low rate especially

in the characteristic of marital status and hypertension stage.

Suggestion : The elderly are supposed to be more active in their daily activities in

order to avoid the risk of persistent depression.

Keywords : Elderly, Hypertension, Depression.

______________________

1Student of S1 Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health

Science of Yogyakarta 2Lecturer of S1 Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of

Health Science of Yogyakarta

Page 12: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penduduk usia tua atau lanjut usia menurut UU RI Nomor 13 tahun 1998

tentang kesejahteraan lanjut usia adalah mereka yang berumur 60 tahun atau lebih.

Meningkatnya usia harapan hidup mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk

usia lanjut. Penuaan adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

manusia. Proses menua terjadi sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Penuaan merupakan

suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahapan

kehidupan,yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2015).

World Health Organization (2008) dalam Trisnawati (2010) mengatakan

bahwa di benua Asia, khususnya yang berada dikawasan Asia Tenggara, lansia

yang berumur 60 tahun keatas berjumlah ±124 juta orang dan diperkirakan akan

terus meningkat menjadi tiga kali lipat pada tahun 2050 (Trisnawati, 2010).

Jumlah lansia di Indonesia telah memasuki era penduduk struktur lansia, pada

tahun 2009 jumlah penduduk berusia diatas 60 tahun sekitar 8,3% atau 19,3 juta

jiwa (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010). Wilayah dengan jumlah penduduk

lanjut usia paling banyak adalah Pulau Jawa dan Bali, sekitar 7% (Irawan, 2013).

Berdasarkan Provinsi, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki lansia

tertinggi yaitu 14,02% dibanding dengan Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan

Jawa Timur (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010).

Jumlah penduduk lansia pada tahun 2013 sebanyak 18.861.763 jiwa

dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Populasi lansia di Indonesia diprediksi

meningkat sekitar 28,8 juta jiwa atau 11,34% pada tahun 2020 ( Kemenkes RI,

2014). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

menunjukkan bahwa Jumlah lansia di Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2015

sebanyak 218.060 lansia perempuan dan 247.568 lansia laki-laki. Total

keselurahan lansia di Yogyakarta yang tersebar di 5 Kabupaten dan Kota

sebanyak 465.628 jiwa. Kabupaten yang memiliki jumlah lansia terbanyak yaitu

Kabupaten Sleman dibanding dengan 4 Kabupaten lain yang ada di Yogyakarta

Page 13: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

2

dengan jumlah lansia sebanyak 156.068 jiwa dan tersebar di 17 Kecamatan

(Ditjen Kependudukan, 2016).

Peningkatan jumlah lansia membutuhkan upaya pemeliharaan serta

meningkatan kesehatan seperti yang disebutkan dalam UU No. 36 tahun 2009 ayat

1 yang menyebutkan bahwa “upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia

harus ditunjukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial

maupun ekonomi sesuai dengan martabat kemanusiaan” yang mana di Indonesia

baru dalam taraf perintisan. Pada ayat 2 menetapkan bahwa pemerintah wajib

menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok

lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri serta produktif secara sosial dan

ekonomis (Maryam, dkk, 2008).

Pemeliharaan kesehatan bagi lansia perlu perhatian penting, karena pada

proses penuaan terjadi perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Lansia mulai

kehilangan pekerjaan, kehilangan tujuan hidup, kehilangan teman, resiko terkena

penyakit, terisolasi dari lingkungan, dan kesepian. Hal tersebut dapat memicu

terjadinya gangguan mental (Papilla, 2009). Salah satu gangguan mental yang

sering ditemukan pada pasien lanjut usia yaitu depresi (Taqui, et al 2007).

Depresi dapat terjadi pada lansia baik yang tinggal dirumah atau institusi

formal lainya. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi merupakan salah satu

karakteristik lansia di Indonesia, yaitu terbagi atas lansia yang tinggal di panti

wredha dan lansia yang tinggal di komunitas. Berdasarkan studi komparasi oleh

Wulandari (2011) terhadap lansia di Semarang, menemukan bahwa proporsi

depresi pada lansia di komunitas 60% lebih besar daripada proporsi depresi pada

lansia di panti wredha yaitu sebesar 38,5%. Lebih lanjut dijelaskan, besarnya

angka depresi lansia di komunitas dikarenakan dukungan sosial yang kurang

maupun isolasi sosial yang merupakan faktor risiko depresi.

Gangguan depresi pada lansia merupakan suatu masalah klinis dan

masalah kesehatan umum yang masih jauh dari sentuhan medis, sosial dan

ekonomi (Saputri dan Indrawati, 2011). Resiko depresi meningkat pada lansia

wanita, terutama yang memiliki riwayat depresi, baru saja kehilangan pasangan

hidup, hidup sendiri, lemahnya dukungan sosial, tinggal dirumah perawatan dalam

Page 14: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

3

jangka panjang, penurunan kesehatan, dan keterbatasan fungsional (Dowel, 2006).

Irawan (2013) menyebut prevalensi depresi pada lansia diperkirakan sekitar 1-2%,

untuk wanita 1,4% dan untuk laki-laki sebanyak 0,4%. Penelitian Wardiyah

(2007) menunjukkan bahwa 66,67% lansia mengalami kesepian tingkat sedang

dan 81,67% lansia tergolong dalam depresi tingkat rendah (Irawan, 2013).

Depresi mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu

dalam kehidupan. Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, dan

iritabilitas. Orang yang mengalami distrorsi kognitif seperti mengkritik diri

sendiri, timbul rasa bersalah, perasaan tidak berharga, kepercayaan diri turun,

pesimis dan putus asa.Mengalami gangguan tidur, nafsu makan berkurang, begitu

pula dengan gairah seksual (Amir, 2005).

Tingginya angka depresi pada lansia wanita lebih berhubungan dengan

transisi fungsi reproduksi dan hormonal atau menopause (Azizah, 2011).

Terjadinya depresi pada lansia merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor,

biologi, psikologik, dan sosial (Kushariyadi, 2010). Secara umum depresi ditandai

dengan suasana perasaan yang murung, hilang minat terhadap kegiatan, hilang

semangat, lemah, lesu dan rasa tidak berdaya (Varcarolis, 2009). Masalah depresi

pada lansia dapat menyebabkan gangguan kemampuan individu untuk

beraktivitas sehari-hari. Pada kasus yang parah depresi dapat menyebabkan bunuh

diri (Astuti, 2010). Selain penyakit mental tersebut lansia juga rentan mengalami

berbagai penyakit lainya. Menurut WHO (2010), masalah pada lansia yang paling

utama adalah penyakit jantung dan serangan jantung, dimana salah satu

penyebabnya adalah hipertensi. Hipertensi merupakan faktor risiko utama

terjadinya penyakit kardiovaskuler (Stanley, 2007).

Beberapa faktor diduga memegang peranan dalam genesis hipertensi yaitu:

faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid,

katekolamin, angiotensin, sodium dan air. Hipertensi tidak disebabkan oleh satu

faktor, tetapi sejumlah faktor turut memegang peranan dan saling berkaitan dalam

genesis hipertensi (Syamsudin, 2011). Tekanan darah tinggi sering disebut silent

killer, karena seorang yang mengidap hipertensi selama bertahun-tahun tanpa

menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat yang bahkan

Page 15: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

4

dapat membawa kematian. Sebanyak 70% penderita hipertensi tidak merasakan

gejala apa-apa sehingga tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi sampai

memeriksa tekanan darahnya ke dokter. Sebagaian lagi mengeluh pusing, kencang

di tengkuk, dan sering berdebar-debar (Adib, 2009).

Masalah hipertensi di Indonesia cenderung meningkat. Hasil Riset

Kesehatan Dasar (2013), menyebutkan prevalansi hipertensi di Indonesia berada

pada angka kejadian sebesar 31,7%. Prevalansi hipertensi di Daerah Istimewa

Yogyakarta menurut Riskesdas (2013) adalah sebesar 35,8% atau lebih tinggi jika

dibandingkan dengan angka nasional (31, 7%). Prevalansi ini menempatkan DIY

pada urutan ke -5 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi tertinggi. Berdasarkan

data dari Dinas kesehatan DIY tahun 2015 didapatkan jumlah kasus hipertensi

pada penduduk DIY yang berusia ≥ 18 tahun di Kabupaten Sleman sebanyak

33,22%.

Mulyono, dkk (2006) menjelaskan pada usia setengah baya dan muda,

hipertensi ini banyak menyerang pria dibanding wanita, namun pada golongan

umur 55-64 tahun, jumlah penderita hipertensi pada pria dan wanita sama banyak.

Sedangkan pada usia >65 tahun, penderita hipertensi wanita lebih banyak

dibandingkan pria. Menurut penelitian Muhlisin (2012) tentang faktor stress

terhadap kekambuhan hipertensi, didapatkan hasil bahwa stress berpengaruh pada

kekambuhan hipertensi.

Depresi berhubungan dengan prognosis (mobiditas dan mortalitas)

penyakit kardiovaskuler, dimana dalam satu studi didapatkan gejala depresi pada

orang tua sebagai faktor risiko yang tidak tergantung terhadap penyakit arteri

koroner dan gagal jantung pada pasien tua dengan hipertensi. Kejadian depresi

pada umur <60 tahun telah banyak diteliti terutama tentang faktor-faktor yang

terlibat pada diagnosis depresi seperti gambaran klinis, etiologi yang paling

mungkin dari hubungan penyakit kardiovaskuler ( Sumardika & Diniari, 2012).

Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Seyegan yang memiliki

Prevalansi lansia tertinggi dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman.

Jumlah lansia yang ada di kecamatan Sayegan yaitu sebanyak 10.543 jiwa yang

terdiri dari 4.911 lansia laki-laki dan 5.632 lansia perempuan. Dari total 10.543

Page 16: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

5

lansia yang berada di kecamatan Seyegan, sebanyak 71,12% lansia Mendapat

pelayanan kesehatan. Kecamatan Seyegan memiliki 1 Puskesmas yaitu Puskemas

Seyegan. Puskesmas Seyegan menaungi 5 Desa yang menjadi wilayah kerjanya.

Dari kelima Desa yang dinaungi Puskesmas Seyegan tersebut 1 Desa yaitu Desa

Margoagung memiliki jumlah lansia paling banyak, dibanding dengan desa lainya

yang ada di Kecamatan Seyegan.

Desa Margoangung sendiri memiliki 13 dusun yang masing-masing

memiliki Posyandu lansia. Penelitian ini dilakukan di Dusun Banyuurip yaitu

salah satu Dusun yang memiliki jumlah lansia yaitu sebanyak 122 lansia dengan

rentang usia 60 – ≤70 tahun. Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 14 mei

2017 di Posyandu Banyuurip didapatkan sebanyak 50 lansia di Dusun Banyuurip

mengalami Hipertensi. Untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia di posyandu

Banyuurip, dilakukan wawancara terhadap 5 lansia dengan menggunakan

pertanyaan yang diambil dari kuesioner Geriatri Depression Scale.

Wawancara dilakukan pada lansia Perempuan 4 orang dan lansia laki-laki

1 orang, hasil menunjukkan 3 (60%) dari 5 lansia di Dusun Banyuurip mengalami

depresi ringan. GDS ini memiliki sensitivitas 84% dan specificity 95% terdiri dari

30 pertanyaan, semuanya valid dan reliable. Penjelasan terkait kategori dalam

instrument tersebut normal apabila skor 0-9, dikatakan depresi ringan apabila skor

10-19, dan dikatakan depresi berat apabila skor 20-30 (Azizah, 2011). Lansia di

Dusun Banyuurip memiliki aktivitas yang berbeda-beda kebanyakan lansia

perempuan berprofesi sebagai pedagang di pasar dan lansia laki-laki bekerja di

sawah.

Berdasarkan uraian diatas serta dari berbagai permasalahan yang dihadapi

lansia khususnya masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap kesehatan jiwa

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Gambaran

Tingkat Depresi Pada Lansia dengan Hipertensi di Dusun Banyuurip Seyegan

Yogyakarta”.

Page 17: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dari penelitan diatas maka peneliti

tertarik untuk meneliti, Bagaimana gambaran tingkat depresi pada lansia dengan

hipertensi di Dusun Banyurip, Seyegan, Sleman, Yogyakarta.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahui gambaran tingkat depresi pada lansia dengan hipertensi di

Dusun Banyurip, Seyegan.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran karakteristik tingkat depresi pada lansia di Dusun

Banyuurip ,Seyegan.

b. Diketahui gambaran hipertensi dan depresi pada lansia di Dusun

Banyuurip, Seyegan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Membantu dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya ilmu

pengetahuan di bidang keperawatan jiwa terutama pada lansia hipertensi yang

mengarah kepada kondisi depresi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai masukan dan pertimbangan dalam perencanaan untuk

memberikan pelayanan kesehatan terutama kesehatan jiwa melalui

program kesehatan masyarakat khususnya dalam memberikan edukasi

mengenai kesehatan mental lansia terutama lansia hipertensi agar kualitas

hidup lansia bisa lebih baik lagi.

b. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan terutama tentang

gambaran tingkat depresi pada lansia dengan Hipertensi, dengan adanya

Page 18: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

7

penlitian ini peneliti bisa memahami lebih jauh lagi bahwa satu masalah

kesehatan yang dihadapi lansia, cenderung akan menimbulkan masalah

kesehatan lainya dan hal tersebut cenderung saling berhubungan,

meskipun pada kasus depresi dan hipertensi banyak faktor lain yang

mungkin turut mempengaruhi.

c. Bagi Lansia

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan tambahan pengetahuan

kepada lansia khusunya lansia yang berada di Dusun Banyuurip Seyegan,

Sleman, Yogyakarta, tentang gambaran tingkat depresi terutama pada

lansia hipertensi sehingga lansia diharapkan berusaha untuk dapat

menyesuaikan terhadap perubahan yang ada pada diri dan menjaga

kondisi psikologis sehingga kemungkinan untuk terdampak depresi

berkurang.

E. Keaslian Penelitian

1. Marzuki, P. (2016). Dengan Judul “Hubungan Antara Tingkat Stres dengan

Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia di Dusun Kanirogo, Rt 01 dan 02

Mancasan, Ambarketawang, Gamping Sleman, Yogyakarta” penelitian ini

menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik sampling yang

digunakan yaitu Total Sampling, dengan sampel penelitian sebanyak 83

responden pada lansia hipertensi. Pengumpulan data dengan menggunakan

kuesioner untuk tingkat stress dan pengukuran tekanan darah dengan tensi

meter digital untuk tekanan darah. Teknik analsis data yang digunakan

korelasi Kendall’s. Hasil penelitian ada hubungan tingkat stress dengan

tekanan darah dengan nilai kendall’s tau sebesar 0,684 dan p=0,000 (p <

0,05). Persamaan dengan penelitian ini sama-sama menggunakan metode

deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Perbedaan dengan

penelitian sebelumnya adalah peneliti hanya ingin mengetahui gambaran

Page 19: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

8

depresi pada lansia dengan hipertensi sedangkan penelitian sebelumnya

ingin mengetahui Hubungan antara dua variabel.

2. Prabhaswari, L & Ariastuti Putu, L. N (2015), dengan judul Gambaran

Kejadian Depresi Pada Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Petang I

Kabupaten Badung Bali. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dan

melibatkan responden sebanyak 90 orang lansia yang bertempat tinggal di

wilayah kerja puskesmas Petang I, Sampel diambil dengan menggunakan

multistage random sampling. Pada penelitian ini, didapatkan 24,4% sampel

mengalami depresi. Angka depresi pada lansia perempuan ditemukan lebih

tinggi, terdapat kecenderungan peningkatan angka depresi seiring

bertambahnya usia dan rendahnya tingkat pendidikan. Persamaan dengan

penlitian ini adalah sama-sama menggunakan metode deskriptif cross-

sectional, selain itu penelitian ini juga ingin melihat gambaran tingkat

depresi pada lansia . Sedangkan perbedaanya penelitian ini hanya ingin

mengetahui gambaran tingkat depresi saja sedangkan pada peneliti ingin

mengetahui gambaran tingkat depresi khususnya pada lansia dengan

hipertensi, selain itu tempat dan lokasi penelitian juga berbeda.

3. Aminingsih. A, Yuliati. S. T & Rahmawan. B. T. (2014), dengan judul

“Hubungan Tingkat Depresi dengan Kulitas Tidur pada Lansia di Dusun

Semenharjo Suruhkalang Jatan”. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi data

penelitian ini adalah lansia di Dusun Semenharjo, yaitu sejumlah 53 orang.

Sampel penelitian yaitu 47 orang. Dari hasil uji Chi-Square program SPSS

versi 18.0 dengan α = 5% (0.05) diperoleh p sebesar 0,000 sehingga nilai p

< 0.05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada hubungan

tingkat depresi dengan kualitas tidur pada lansia di Dusun Semenharjo

Suruhkalang Jaten. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama- sama

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui gambaran

tingkat depresi pada lansia sedangkan penelitian ini ingin mengetahui

hubungan antar variabel, selain itu pada penelitian ini ingin melihat adakah

Page 20: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

9

hubungan antara tingkat depresi lansia dengan kulitas tidur, sedangkan

peneliti ingin mengetahui gambaran tingakat depresi pada lansia dengan

hipertensi.

4. Aryawangsa Ngurah, A. A & Ariastuti Putu, L. N (2015) dengan judul “

“Prevalensi dan Distribusi Faktor Risiko Depresi pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar Bali”. Penelitian

merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Data diperoleh dari

responden dengan wanwancara menggunkanan kuesioner terstruktur.

Sampel dalam penelitian adalah lansia berusia 60 tahun keatas dengan

jumlah sampel sebanyak 90 orang yang dipilih secara acak pada desa di

wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar dengan

menggunakan teknik multistage random sampling. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada lansia sebesar 23,3%. Kejadian

depresi cenderung dialami oleh laki-laki (30,6%), kelompok usia ≥ 70 tahun

(30,6%), tingkat pendidikan rendah (24,4%), tidak bekerja (25,4%), tingkat

penghasilan perbulan rendah (41,2%), tidak menikah (50%), memiliki

penyakit kronis >2 (28,6%), dan tidak memiliki riwayat keluarga depresi

(23,9%). Prevalensi lansia dengan depresi cenderung lebih tinggi pada

lansia laki-laki, kelompok usia 70 tahun ke atas, berpendidikan rendah, tidak

bekerja, berpenghasilan perbulan rendah, tidak menikah, memiliki penyakit

kronis >2, dan tidak memiliki riwayat keluarga depresi. Persamaan dengan

penelitian ini sama-sama menggunakan metode deskriptif cross-sectional,

perbedaanya pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui prevalansi dan

distribusi faktor resiko depresi pada lansia, sehingga nantinya penelitian ini

dapat dijadikan acuan dalam peningkatan program promotif dan preventif

khususnya pada lansia sehingga resiko depresi dapat dihindari, sedangkan

pada peneliti hanya ingin mengetahui gambaran tingkat depresi khususnya

pada lansia dengan hipertensi

Page 21: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dusun Banyuurip merupakan salah satu dusun yang berada di

Kecamatan Seyegan, tepatnya di Kelurahan Margoagung, Kecamatan

Seyegan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun

Banyuurip merupakan salah satu dusun yang memiliki jumlah penduduk yang

terbilang cukup banyak di Kelurahan Margoagung. Kelurahan Margoagung

memiliki 13 Dusun, yaitu Dusun Watukarung, Dusun Dukuh, Dusun

Banyuurip, Dusun Ngetal, Dusun Somorai, Dusun Tegalgetan, Dusun

Nganggrung, Dusun Gondang, Dusun Krapyak, Dusun Barepan, Dusun

Klawisan, Dusun Ngino XII, dan Dusun Pasar Ngino. Dusun Banyuurip

memiliki sembilan Rukun Tetangga (RT) dan empat Rukun Warga (RW).

Dusun Banyuurip memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah

Barat berbatasan dengan Desa Banyurejo, Kecamatan Tempel, sebelah Utara

berbatasan dengan Dusun Gatak, sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun

Ngino XII, dan sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Gondang. Penduduk

dusun Banyuurip tercatat berjumlah 907 jiwa, yang terdiri dari 475 orang

perempuan dan 432 orang laki-laki.

Sedangkan untuk penduduk lansia yang tercatat di Puskesmas

Seyegan yaitu usia 45 tahun atau lebih berjumlah sebanyak 310 Orang. Untuk

karakteristik lansia sebagian besar lansia di Dusun Banyuurip merupakan

lansia aktif dan masih bekerja untuk memenuhi kebutuhanya sehari-hari.

Karena wilayah Dusun Banyuurip merupakan wilayah pedesaan maka

membuat sebagaian besar masyarakat Dusun Banyuurip khususnya lansia

bekerja sebagai petani, buruh, dan pedagang. Hal inipula yang menyebabkan

rata-rata penduduk Banyuurip khususnya lansia memiliki tingkat penghasilan

berada dibawah UMR Kabupaten Sleman. Kebanyakan lansia di Dusun

Banyuurip memiliki masalah kesehatan berupa tekanan darah tinggi. Dusun

Banyuurip memiliki satu Posyandu Lansia yaitu Posyandu Lansia Banyuurip

Page 22: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

45

yang berada dibawah naungan Puskesmas Seyegan. Pelaksanaan Posyandu

lansia rutin dilaksanakan setiap bulan sekali yang di rumah kepala Dusun

tepatnya setiap tanggal 14. Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh kader

Posyandu yang memiliki agenda rutin yaitu: pemeriksaan tekanan darah,

penimbangan berat badan, serta pemberian gizi berupa makanan. Posyandu

Dusun Banyuurip juga rutin melaporkan setiap kegiatan yang dilaksanakan di

Posyandu pada Puskesmas Seyegan, tepatnya saat pertemuan rutin yang

diadakan setiap bulan di Puskesmas Seyegan dengan seluruh kader Posyandu

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Seyegan.

2. Analisa Univariat

a. Gambaran Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil

mengenai gambaran karakteristik responden, yang terdapat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik usia, jenis

kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman Juli 2017 (n=55) No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)

1 Jenis kelamin

a. Perempuan

b. Laki-laki

40

15

72,7

27,3

2 Usia

a. Elderly (60-74 tahun)

b. Old (75-90 tahun)

44

11

80,0

20,0

3 Status Perkawinan

a. Kawin

b. Janda

c. Duda

42

11

2

76,6

20,0

3,6

4 Pendidikan

a. Tidak Sekolah

b. SD

c. SLTP

d. SLTA

e. S1

4

35

6

8

2

7,3

63,6

10,9

14,5

3,6

5 Pekerjaan

a. Tidak Bekerja

b. IRT

c. Petani

d. Buruh

e. Swasta

f. Guru

g. Pensiunan

2

16

19

8

4

1

5

3,6

29,1

34,5

14,5

7,3

1,8

9,1

Page 23: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

46

No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)

6 Penghasilan

a. >Rp. 1.448.385

b. <Rp. 1.448.385

12

43

21,8

78,2

Sumber Data : Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.1, responden menunjukkan bahwa sebagian

besar adalah berjenis perempuan sebanyak 40 orang (72,7%), untuk

kelompok usia sebagian besar responden merupakan lansia elderly yaitu

sebanyak 44 orang (80,0%). Untuk status perkawinan sebagian besar

responden masih mempunyai pasangan yaitu sebanyak 42 orang (76,6%),

sedangkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SD yaitu

sebanyak 35 orang (63,6%). Pada bagian pekerjaan, sebagian besar atau

mayoritas responden bekerja sebagai petani sebanyak 19 orang (34,5%),

untuk penghasilan sebagian besar responden, sebanyak 43 orang

berpenghasilan <Rp. 1.448.385 (78,2%).

b. Gambaran Hipertensi Pada Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil

mengenai gambaran hipertensi pada responden, yang terdapat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2.

Distribusi frekuensi Gambaran Responden Berdasarkan Hipertensi di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman pada Bulan Juli 2017 No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)

1 Stage Hipertensi

a. Pre-Hipertensi

b. Stage 1

c. Stage 2

8

28

19

14,5

50,9

34,5

2 Lama menderita

a. 1-5 tahun

b. 6-10 tahun

c. 11-15 tahun

40

11

4

72,7

20,0

7,3

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.2, terlihat sebanyak 28 orang (50,9%)

mengalami hipertesnsi stage 1. Dan 40 orang (72,7%) responden telah

menderita hipertensi rata-rata selama 1-5 tahun.

Page 24: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

47

c. Gambaran Tingkat Depresi Pada Responden

Berdasarkan hasil kuesioner dengan menggunakan Geriatric

Depression Scale (GDS) diperoleh hasil tingkat depresi pada responden

dibawah ini :

Tabel 4.3.

Distribusi frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Depresi di Dusun Banyuurip Seyegan Sleman pada Bulan Juli 2017 Tingkat Depresi Frekuensi Persentase %

Normal

Depresi Ringan

Depresi Berat

30

24

1

54,5

43,6

1,8

Sumber Data : Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.2, responden sebagian besar responden

menujukkan 30 orang (54,5%) mempunyai skor GDS normal, sedangkan

sebagaian responden yaitu sebanyak 24 orang (43,6%) rmengalami depresi

tingkat ringan, 1 orang (1,8%) mengalami depresi tingkat berat

3. Analisa Bivariat

a. Uji Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Interpretasi GDS di Dusun

Banyuurip Seyegan Sleman

Hasil tabulasi silang antara jenis kelamin dengan interpretasi GDS

di Dusun Banyuurip, Seyegan, Sleman, disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut :

Tabel 4.4

Uji Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Interpretasi GDS di Dusun

Banyuurip Seyegan Sleman Karakteristik Depresi

Total Normal Ringan Berat

Jenis kelamin F % F % F % f %

Laki-laki 5 9,1 10 18,2 0 0 15 27,3

Perempuan 25 45,5 14 28,5 1 1,8 40 72,7

Total 30 54,5 24 43,6 1 1,8 55 100,0

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.4 lansia perempuan lebih banyak mengalami

depresi tingkat ringan yaitu berjumlah 14 orang (28,5%) . Dan 1 orang

(1,8%) orang mengalami depresi tingkat berat. Dibanding lansia laki-laki

yaitu sebanyak 10 orang (18,2%) mengalami depresi tingkat ringan.

Page 25: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

48

b. Uji Tabulasi Silang Kategori Lansia dengan Interpretasi GDS di Dusun

Banyuurip Seyegan Sleman

Hasil tabulasi silang antara kategori lansia dengan interpretasi

GDS di Dusun Banyuurip Seyegan, Sleman, disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Uji Tabulasi Silang Kategori Lansia dengan Interpretasi GDS di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman Karakteristik Depresi

Total Normal Ringan Berat

Kategori lansia F % F % F % f %

Elderly 25 45,5 19 34,5 0 0 44 80,0

Old 5 9,1 5 9,1 1 1,8 11 20,0

Total 30 54,5 24 43,6 1 1,8 55 100,0

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.5, lansia elderly lebih banyak mengalami

depresi tingkat ringan yaitu sebanyak 19 orang (34,5%). Sedangkan lansia

old 1 orang (1,8%) mengalami depresi tingkat berat

c. Uji Tabulasi Silang Status Perkawinan dengan Interpretasi GDS di Dusun

Banyuurip Seyegan Sleman

Hasil tabulasi silang antara kategori lansia dengan interpretasi

GDS di Dusun Banyuurip, Seyegan, Sleman, disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Uji Tabulasi Silang Status Perkawinan Dengan Interpretasi GDS di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman Karakteristik Depresi

Total Normal Ringan Berat

Kategori lansia F % f % F % f %

Duda 0 0 2 3,6 0 0 2 3.6

Janda 7 12,7 4 7,3 0 0 11 20.0

Kawin 23 41,8 18 32,7 1 1,8 42 76.6

Total 30 54,5 24 43,6 1 1,8 55 100.0

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.6, sebanyak 18 orang (32,2%) yang berstatus

kawin mengalami depresi tingkat ringan dan 1 orang (1,8) mengalami

depresi tingkat berat. Sedangkan 4 orang (7,3%) yang bersatatus janda

mengalami depresi tingkat ringan dan 2 orang (3,6%) mengalami depresi

ringan.

Page 26: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

49

d. Uji Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dengan Interpretasi GDS di Dusun

Banyuurip Seyegan Sleman

Hasil tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan interpretasi

GDS di Dusun Banyuurip Seyegan, Sleman, disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.7

Uji Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Dengan Interpretasi GDS di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman Karakteristik Depresi

Total Normal Ringan Berat

Tingkat

pendidikan

f

%

F

%

F

%

F

%

TS 3 3,6 1 1,8 0 0 4 10,9

SD 15 27,3 19 34,5 1 1,8 35 63,6

SLTP 4 7,3 2 3,6 0 0 6 10,9

SLTA 6 10,9 2 3,6 0 0 6 14,5

S1 2 3,6 0 0 0 0 2 3,6

Total 30 54,5 24 43,6 1 1,8 55 100,0

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.7, untuk tingkat pendidikan kebanyakan

pendidikan SD mengalami depresi tingkat ringan yaitu sebanyak 19 orang

(34,5%), sementara 1 orang (1,8) mengalami depresi tingkat berat.

e. Uji Tabulasi Silang Status Pekerjaan dengan Interpretasi GDS di Dusun

Banyuurip Seyegan Sleman

Hasil tabulasi silang antara status pekerjaan dengan interpretasi

GDS di Dusun Banyuurip Seyegan Sleman, disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut

Tabel 4.8

Uji Tabulasi Silang Status Pekerjaan Dengan Interpretasi GDS di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman karakteristik Depresi

Total Normal Ringan Berat

Status Pekerjaan

f

%

F

%

F

%

f

%

Tidak bekerja 0 0 1 1,8 1 1,8 2 3,6

IRT 10 18,2 6 10,9 0 0 16 29,1

Petani 9 16,4 10 18,2 0 0 19 34,4

Buruh 4 7,3 4 7,3 0 0 8 14,5

Swasta 2 3,6 2 3,6 0 0 4 7,3

Guru 1 1,8 0 0 0 0 1 1,8

Pensiunan 4 7,3 1 1,8 0 0 2 5

Total 30 54,5 24 43,6 1 1,8 55 100,0

Page 27: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

50

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.8, untuk status pekerjaan sebanyak 10 orang

(18,2%) yang bekerja sebagai petani mengalami depresi tingkat ringan.

Untuk pekerjaan ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 6 orang (10,9%)

mengalami depresi tingkat ringan. Sementara itu 4 orang (7,3%) yang

bekerja sebagai buruh mengalami depresi tingkat ringan, untuk yang tidak

bekerja terdapat 1 orang (1,8%) mengalami depresi tingkat berat.

f. Uji Tabulasi Silang Tingkat Penghasilan dengan Interpretasi GDS di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman

Hasil tabulasi silang antara tingkat penghasilan dengan

interpretasi GDS di Dusun Banyuurip Seyegan Sleman, disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9

Uji Tabulasi Silang Tingkat Penghasilan Dengan Interpretasi GDS di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman Karakteristik Depresi

Total Normal Ringan Berat

Tingkat

penghasilan

f

%

F

%

F

%

f

%

>Rp. 1.448.385 9 38,2 3 5,5 0 0 12 21,9

<Rp. 1.448.385 21 38,2 21 38,2 1 1,8 43 78,2

Total 30 54,5 24 43,6 1 1,8 55 100,0

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.9, sebanyak 21 orang (38,2%), yang

berpenghasilan <Rp. 1.448.385 mengalami depresi tingkat ringan dan 1

orang (1,8) mengalami depresi tingkat berat.

g. Uji Tabulasi Silang Tingkat (Stage) Hipertensi dengan Interpretasi GDS di

Dusun Banyuurip Seyegan Sleman

Hasil tabulasi silang antara tingkat (stage) dengan interpretasi

GDS di Dusun Banyuurip Seyegan, Sleman, disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Page 28: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

51

Tabel 4.10

Uji Tabulasi Silang Tingkat Stage Hipertensi Denga Interpretasi GDS

di Dusun Banyuurip Seyegan Sleman Karakteristik Depresi

Total Normal Ringan Berat

Stage hipertensi F % F % F % f %

Pre-hipertensi 6 10,9 2 3,6 0 0 8 14,5

Stage 1 15 27,3 12 21,8 1 1,8 28 50,9

Stage 2 9 16,4 10 18,2 0 0 19 34,5

Total 30 54,5 24 43,6 1 1,8 55 100,0

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.10, untuk karakteristik stage hipertensi

sebanyak 12 orang (21,8%) mengalami depresi tingkat ringan, dan 1 orang

(1,8%) mengalami depresi tingkat berat. Untuk hipertesi stage 2 sebanyak

10 orang (18,2) mengalami depresi tingkat ringan. Sedangkan pada lansia

yang masuk dalam kategori pre-hipertensi terdapat 2 orang (3,6%)

mengalami depresi tingkat ringan. Sebagaian besar lansia atau sekitar 15

orang (27,3%) yang menderita hipertensi stage 1 tidak mengalami depresi.

h. Uji Tabulasi Silang Lama Menderita Hipertensi dengan Interpretasi GDS

di Dusun Banyuurip Seyegan Sleman

Hasil tabulasi silang antara lama menderita hipertensi dengan

interpretasi GDS di Dusun Banyuurip Seyegan, Sleman, disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.11

Uji Tabulasi Silang Lama Menderita Hipertensi Dengan Interpretasi

GDS di Dusun Banyuurip Seyegan Sleman Karakteristik Depresi

Total Normal Ringan Berat

Lama hipertensi

f

%

F

%

F

%

f

%

1-5 tahun 24 43,6 16 29,1 0 0 40 72,7

6-10 tahun 6 10,9 5 9,1 0 10 11 20,0

11-15 tahun 0 0 3 5,5 1 1,8 4 7,3

Total 30 54,5 24 43,6 1 1,8 55 100,0

Sumber Data: Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.9. Sebanyak 16 orang (29,1%) yang

menderita hipertensi selama 1-5 tahun mengalami depresi tingkat ringan.

Untuk lansia yang telah menderita hipertensi selama 6-10 tahun

ditemukan 5 orang (9,1%) mengalami depresi tingkat ringan, dan pada

lansia yang telah menderita hipertensi selama 11-15 tahun sebanyak 3

Page 29: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

52

orang (5,5%) mengalami depresi tingkat ringan dan 1 orang (1,8%)

mengalami depresi tingkat berat. Sementara itu sebagaian besar lansia

yang menderita hipertensi selama 1-5 tahun tidak mengalami depresi yaitu

sebanyak 24 orang (43,6%).

B. Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas gambaran tingkat

depresi pada lansia dengan hipertensi di Dusun Banyuurip, Seyegan, Sleman

dengan membagi kedalam dua kategori pembahasan yang berkaitan langsung

dengan responden penelitian. Untuk dua kategori tersebut yaitu bahasan mengenai

karakteristik responden dengan tingkat depresi dan bahasan mengenai tingkat

hipertensi serta lama menderita hipertensi dengan tingkat depresi pada responden

penelitian. Peneliti membagi dua kategori ini karena melihat meskipun dua

kategori tersebut saling berhubungan, tetapi antara karakteristik responden dan

hipertensi masing-masing menunjukan hasil yang berbeda untuk tingkat

depresinya pada setiap responden. Sehingga untuk memudahkan dan agar lebih

jelas dalam pembahasanya, peneliti melakukan pembagian kategori. Adapun

gambaran karakteristik responden dengan tingkat depresi pemaparanya adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Hasil penelitian terhadap jenis kelamin responden menunjukkan

penderita hipertensi di Dusun Banyuurip, Kecamatan Seyegan, Kabupaten

Sleman, paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 40

lansia, dan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 15 lansia. Amir (2010)

menyebutkan Perempuan lebih sering mengalami depresi, karena perempuan

lebih sering terpajan dengan stressor lingkungan dan memilki tingkat ambang

stressor lebih rendah daripada laki-laki. Selain itu adanya depresi karena

berkaitan dengan kesimbangan hormon. Pada penelitian lain yang dilakukan

oleh Colangelo et al (2013) menyebutkan hormon estrogen dan androgen yang

berperan menekan depresi pada wanita akan berkurang saat post menopause,

Page 30: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

53

selain itu pada wanita post menopause sistem ovariumnya tidak mampu lagi

merespon sinyal hormonal yang dikirim dari otak, ini menyebabkan hormone

estrogen menjadi berkurang sehingga membuat wanita terutama saat memasuki

masa post menopause lebih rentan terhadap depresi.

Pada penelitian ini sebanyak 24 lansia perempuan mengalami depresi

ringan dan 1 orang mengalami depresi tingkat berat. Sedangkan pada lansia

laki-laki 10 mengalami depresi ringan. Sementara itu, sebagian besar

responden perempuan lainya yaitu sebanyak 25 orang tidak mengalami depresi.

Hal ini sesuai dengan penelitian Prabashwari & Ariastuti (2015) yang

menyebutkan sebanyak 1 orang lansia perempuan di Wlilayah Kerja

Puskesmas Petang 1, mengalami depresi ringan.

2. Usia

Usia responden pada penelitian ini menunjukkan sebagain besar lansia

yang berusia 60-74 tahun (elderly) yang berjumlah 44 orang lansia. Sedangkan

untuk usia 75-75 tahun atau lansia (old) berjumlah 11 orang. Untuk tingkat

depresi sebagian besar lansia yang mengalami depresi adalah lansia yang

berada di usia elderly yaitu sebanyak 19 orang lansia dengan tingkat depresi

ringan. Sementara itu pada kategori lansia old sebanyak 5 orang mengalami

depresi tingkat ringan dan 1 orang mengalami depresi berat. Ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Silvia (2010, dalam Muna 2013) yang

menyatakan bahwa depresi memiliki korelasi dengan peningkatan usia.

Menurut Kapplan & Saddock (2010), pada proses penuaan akan terjadi

berbagai perubahan dimana perubahan itu akan dimulai dari perubahan fungsi

fisik, kognitif sampai kepada perubahan psikososial yang akan mempermudah

terjadinya depresi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

Aryawangsa (2015) yang menyatakan proporsi depresi pada kelompok usia 70

tahun ke atas di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring 1 Kabupaten Gianyar

lebih tinggi dibandingkan dengan dua kelompok usia lainnya serta terdapat

kecenderungan peningkatan angka depresi seiring bertambahnya usia.

Page 31: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

54

3. Status perkawinan

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar lansia di Dusun

Banyuurip masih berstatus menikah yaitu berjumlah 42 orang lansia, dan 10

orang berstatus janda sedangkan 2 orang berstatus duda. Hasil Penelitian ini

juga menunjukkan sebanyak 32,7 % lansia yang berstatus kawin atau menikah

mengalami depresi tingkat ringan dan 1,8 % lansia mengalami depresi berat

dan sebanyak 41,8% tidak mengalami depresi. sementara lansia yang berstatus

janda sebanyak 7,3% lansia mengalami depresi ringan sedangkan 3,6% lansia

yang bersatatus duda mengalami depresi tingkat ringan. Sebagian besar

responden pada penelitian ini adalah para lansia yang masih berstatus menikah

sebanyak 42 orang lansia atau sebanyak 76,6% dari jumlah responden. Ini

menyebabkan tidak berimbangnya antara kelompok responden yang menikah

dengan kelompok responden yang berstatus tidak menikah (janda atau duda).

Jika dilihat secara presentase, memang kelompok responden janda atau duda,

tidak sebanyak kelompok responden yang berstatus menikah, tetapi rata-rata

mereka yang berstatus janda atau duda mengalami depresi. Hal ini terlihat

terutama pada responden yang berstatus duda, dari dua orang responden yang

berstatus duda, keduanya mengalami depresi tingkat ringan, sedangkan dari

responden yang berstatus janda dari sebelas orang responden sebanyak empat

orang mengalami depresi tingkat ringan.

Ini sesuai dengan teori Kapplan & Saddock (2010) yang

menyebutkan perceraian atau perpisahan dapat membuat seseorang depresi.

Orang yang tinggal sendiri memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi

dibandingkan orang yang hidup bersama orang lain. Dan hal ini juga sejalan

dengan penelitian Campos (2014) yang menunjukan angka depresi lebih

banyak dialami oleh seseorang yang tidak menikah. Ini disebabkan oleh

karena seseorang yang berstatus tidak menikah atau duda atau janda beresiko

hidup sendiri, dimana hidup sendiri juga merupakan faktor risiko terjadinya

depresi pada lansia.

4. Pendidikan

Page 32: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

55

Penelitian ini menemukan sebagian besar pendidikan lansia di Dusun

Banyuurip adalah SD yaitu sebanyak 35 orang. Lievre, Alley & Crimmins

(2010) menyatakan bahwa pendidikan yang rendah berkaitan dengan depresi,

terutama pada lansia usia lanjut, hal ini karena orang-orang dengan pendidikan

rendah akan mencapai usia tua dengan penurunan kognitif dan kesehatan fisik

yang buruk. Hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak 19 orang lansia yang

berpendidikan SD mengalami depresi tingkat ringan. Ini sesuai dengan

penelitian Prabhaswari & Ariastuti (2016) yang mengatakan sebanyak 76,6%

lansia di Puskesmas Petang 1 Kabupataen Bandung Bali dengan pendidikan

rendah mengalami depresi. Dan penelitian ini juga di dukung oleh penelitian

Suardana (2011) yang menunjukkan bahwa proporsi depresi lansia

berpendidikan rendah, lebih besar dibanding proporsi depresi pada lansia yang

berpendidikan sedang/menengah dan tinggi.

5. Pekerjaan

Mayoritas lansia di Dusun Banyuurip bekerja sebagai petani yaitu

sebanyak 34,5 % lansia dan IRT sebanyak 29,1% lansia. Beberapa faktor

mempengaruhi lansia dalam bekerja. Perubahan fisik dan mental yang terjadi

pada seorang lansia sangat mempengaruhi produktivitas lansia dalam bekerja.

Gangguan ini cenderung menyebabkan lansia tidak bekerja sehingga

menyebabkan kurangnya perilaku hidup aktif yang berkaitan dengan tingginya

waktu kosong termasuk dalam berinteraksi sosial yang mendorong rasa bosan

dan jenuh sehingga dapat mengarahkan kearah depresi. Dari segi status

pekerjaan angka depresi paling banyak di alami oleh petani sebanyak 18,2%

orang lansia kemudian IRT sebanyak 10,9% orang mengalami depresi tingkat

ringan dan 1,8% orang lansia yang berada di kelompok tidak bekerja

mengalami depresi tingkat berat. Banyaknya petani di Dusun Banyuurip

mengalami depresi disebabkan karena kurang sejahteranya kehidupan mereka,

hal ini terlihat selama pengambilan data penelitian. Rata-rata responden yang

bekerja sebagai petani mengatakan bahwa mereka merasa kurang puas dengan

kehidupanya, terutama dalam hal perekonomian. Dari hasil kuesioner tingkat

depresi juga diketahui sebagian besar reponden yang bekerja sebagai petani

Page 33: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

56

menjawab bahwa keadaan orang lain lebih baik keadaanya daripada mereka,

hal inilah yang kemungkinan menyebabkan timbulnya depresi pada mereka

yang bekerja sebagai petani, sehingga meskipun mereka memilki pekerjaan

tetapi mereka merasa kurang puas dengan hasil yang didapatkan.

Setelah pekerjaan sebagai petani, angka depresi tertinggi diikuti oleh

IRT hal ini sudah sesuai dengan teori Kapplan & Saddock (2010) yang

menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut

kegiatan sosial. Perilaku hidup aktif merupakan salah satu cara menghindari

depresi, kebanyakan IRT di Dusun Banyuurip adalah mereka yang tidak

mempunyai pekerjaan dan keseharianya hanya mengurus rumah tangga

sehingga mereka tidak banyak aktif dalam kegiatan sosial yang diadakan.

Sehingga, 6 dari 10 orang yang bekerja sebagai IRT di Dusun Banyuurip

mengalami depresi tingkat ringan. Hal ini sesuai dengan penelitiian

Aryawangsa (2015) yang menyebutkan sebanyak 16 lansia (25,4%) yang tidak

bekerja mengalami depresi lebih tinggi dibanding lansia yang masih bekerja.

6. Tingkat penghasilan

Hasi penelitian menunjukkan tingkat penghasilan responden lansia di

Dusun Banyuurip rata-rata berada di bawah atau <Rp. 1.448.385 yaitu

sebanyak 43 orang lansia. Penentuan besaran penghasilan yang di lampirkan

dalam karakteristik lansia penelitian ini berdasarkan UMR Kabupaten Sleman

tahun 2017. Penghasilan perbulan dibawah garis upah minimum

regional/kabupaten dapat menjadi salah satu faktor risiko timbulnya depresi.

Hal ini dikaitkan dengan sulitnya memperoleh kebutuhan primer dengan

kualitas baik seperti pola makan teratur, sanitasi yang baik, dan perawatan

kesehatan, apabila penghasilan responden berada dibawah garis standar

penghasilan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, sebanyak 38,2% lansia

yang berpenghasilan dibawah UMR mengalami kejadian depresi tingkat

ringan dan 1,8% lansia mengalami depresi tingkat berat. Hal ini sesuai

penelitian yang dilakukan oleh Aryawangsa (2015) yang memperoleh hasil

sebanyak 41,2% dari lansia yang berpenghasilan keuarga dibawah UMK

Page 34: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

57

mengalami kejadian depresi. Dengan kata lain, pendapatan yang rendah

merupakan faktor resiko terjadinya depresi. Dan sejalan dengan Djernes

(2009) yang menyebutkan depresi cenderung lebih sering ditemukan pada

lansia dengan penghasilan yang rendah, karena lansia tersebut akan

mengalami permasalahan khususnya dalam hal ekonomi yang dapat

menambah beban pikirannya

Sedangkan untuk gambaran tingkat depresi dengan hipertensi pemaparan

dan pembahasanya adalah sebagai berikut:

1. Stage hipertensi

Kebanyakan lansia pada penelitian ini mengalami hipertensi yaitu

sebanyak 50,9% orang lansia dan rata-rata berada pada hipertensi stage 1

dengan tekanan darah sistol 140-159 atau diastol 90-99 mmHg. Responden

pada penelitian ini memang sengaja dipilih para lansia yang mengalami

depresi, karena menyesuikan dengan judul yang diambil oleh peneliti.

Sebenarnya kategori hipertensi pada penelitian ini dibagi kedalam tiga kategori

stage hipertensi, dimulai dari pre-hipertensi, hipertensi stage 1 dan hipertensi

stage 2. Tetapi setelah dilakukan pengambilan data, kebanyakan lansia yang

diambil sebagai responden adalah lansia yang menderita hipertensi stage 1.

Hipertensi merupakan salah satu faktor pemicu munculnya depresi terkait

penyakit fisik yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler (Parsudi,

2009). Penelitian Djaali (2012) juga menyebutkan terdapatnya penyakit

degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, kardiovaskular, stroke, kanker,

dapat menjadi faktor resiko terjadinya depresi. Penyakit seperti hipertensi dan

diabetes juga merupakan risiko terjadinya depresi pada lanjut usia

Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 21,8% responden yang

menderita hipertensi stage 1 mengalami depresi tingkat ringan dan 1,8% orang

responden mengalami depresi berat. Sebanyak 18,2 % responden yang

menderita hipertensi stage 2 mengalami depresi tingkat ringan. Jika dilihat

angka presentasenya secara umum antara tingkat depresi dan hipertensi, maka

terlihat lansia di Dusun Banyuurip lebih banyak yang tidak mangalami depresi

yaitu sebanyak 54,5% responden, daripada yang mengalami depresi yang

Page 35: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

58

hanya sebanyak 45,4% lansia. Hal ini bisa disebabkan beragamnya

karakteristik responden, sehingga menyebabkan angka yang tidak mengalami

depresi menjadi lebih tinggi dari yang mengalami depresi. Dari hasil

pengamatan selama peneliti melakukan pengambilan data, kebanyakan

responden menjawab mereka tidak terlalu memikirkan hipertensi yang mereka

derita, karena mereka juga tidak merasakan sakit dengan hipertensi tersebut,

tetapi memang ada beberapa responden yang tidak mengetahui jika dirinya

menderita hipertensi, karena memang jarang atau tidak pernah memeriksakan

diri untuk sekedar mengukur tekanan darah. Selain itu kebanyakan responden

juga mempunyai dukungan keluarga yang baik. Penelitian Djaali (2012)

menyebutkan bahwa dukungan sosial telah diidentifikasi sebagai sumber daya

pribadi yang efektif untuk mengurangi gangguan jiwa, dan berguna untuk

mencapai hasil kesehatan mental yang lebih baik.

2. Lama menderita hipertensi

Karena semua responden pada penelitian ini adalah para lansia yang

menderita hipertensi, maka peneliti juga memasukan karakteristik berdasarkan

lama para lansia tersebut menderita hipertensi. Hal ini dilakukan untuk melihat

distribusi depresi lansia di Dusun Banyuurip. Dari penelitian ini ditemukan

sebanyak 72,7% responden menderita hipertensi dengan rentang 1-5 tahun,

dan ini merupakan rentang lama menderita hipertensi terbanyak, diantara 2

kategori rentang lainnya. Peneliti mengelompokkan responden yang menderita

hipertensi tersebut kedalam 3 kategori rentang yaitu rentang 1-5 tahun, rentang

6-10 tahun, dan rentang 11-15 tahun, hal ini dilakukan agar memudahkan

peneliti mengklasifikasikan rata-rata lama menderita hipertensi dari masing-

masing responden selain itu hal ini juga memudahkan pada saat peneliti

mengolah dan memasukkan data responden kedalam perangkat lunak

komputer.

Dari hasil penelitian ditemukan sebanyak sebanyak 18,2% lansia

menderita hipertensi dengan rentang 1-5 tahun mengalami depresi tingkat

ringan. Ini merupakan angka depresi tertinggi dibandingkan dengan dua

kategori rentang yang lainya. Sedangkan sebanyak 43,6% lansia dalam

Page 36: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

59

rentang lama menderita hipertensi 1-5 tahun tidak mengalami depresi. Jika

dilihat angka depresi dengan rentag 1-5 tahun memiliki presentase tertinggi

mengalami depresi dibanding 2 kategori rentang yang lain, padahal jika dilihat

rentang 1-5 tahun itu merupakan rentang yang masih bisa dikatakan awal

untuk seseorang yang mengalami hipertensi. Tingginya angka depresi pada

rentang 1-5 tahun ini, bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menjadi

karakteristik responden itu sendiri. Dari hasil observasi selama penelitian

memang kebanyakan ditemukan para responden memilki berbagai macam

masalah kehidupan yang kemungkinan ini bisa mencetuskan timbulnya

depresi. Hal tersebut terutama pada masalah finansial dan ekonomi, banyak

dari mereka mengatakan belum puas dengan keadaanya saat ini, karena masih

banyak hal yang belum tercapai yang menjadi keinginan mereka. Jadi

meskipun mereka menderita hipertensi yang bisa dikatakan masih di tahap

awal tetapi itu tidak mempengaruhi kejadian depresi yang mereka alami. Hal

ini pun di dukung dengan mayoritas responden dari penelitian ini adalah

mereka yang berada di rentang lama menderita hipertensi selama 1-5 tahun.

Mereka yang menderita hipertensi kebanyakan tidak terlalu memikirkan

hipertensi yang dialaminya, sehingga tidak tepat jika langsung menyimpulkan

bahwa depresi itu secara langsung dipengaruhi dari berapa lama seseorang

mengalami hipertensi. Ini berbeda dengan Penelitian Laksita (2016) yang

menyebutkan bahwa ada hubungan signifikan antara lama menderita

hipertensi dengan kecemasan responden. Artinya, semakin lama seorang

menderita hipertensi maka kecemasan dan depresi yang dialaminya akan

semakin tinggi. Tetapi ada juga dari hasil penelitian ini yang mendukung

peryataan dari Laksita (2016) tersebut, hal ini terutama pada responden yang

telah menderita hipertensi selama 11-15 tahun. Hasil penelitian ini

menemukan sebanyak ada 4 orang (7,3%) dari responden yang menderita

hipertensi selama 11-15 tahun sebanyak 5,5% mengalami depresi tingkat

ringan dan 1,8% menglami depresi tingkat berat. Ini berarti dari 4 orang

responden tersebut, 3 dari 4 orang tersebut mengalami depresi tingkat ringan,

dan 1 orang mengalami depresi tingkat berat. ini sesuai dengan penelitian

Page 37: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

60

Jonas, et al (2009) yang menyatakan bahwa kecemasan dan depresi

merupakan prediksi kejadian terjadinya penyakit hipertensi. Pada kejadian

kecemasan penderita hipertensi, respon fisiologis terjadinya stres terutama

pada sistem kardiovaskular, stimulasi adrenergik mengakibatkan

vasokonstriksi perifer dan peningkatan tekanan darah sistemik. Kembali lagi

hal ini kemungkinan bisa disebabkan karena faktor-faktor lain yang

mempengaruhi, karena sangat sulit untuk menyimpulkan bahwa lama

mendeita hipertensi mempengaruhi tingkat depresi dari seseorang.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mengalami berbagai keterbatasan dan kendala dalam

penelitian antara lain:

1. Banyak dari lansia yang tidak bisa berbahasa Indonesia dan meskipun

kuesioner GDS sudah di terjemahkan ke bahasa jawa secara verbal oleh

peneliti dan asisten penelitian, ada beberapa lansia yang harus terus diulang

beberapa kali saat membacakan soal kuesioner sampai lansia tersebut paham

dengan isi kuesioner GDS. Hal tersebut membuat peneliti dan asisten peneliti

harus lebih lama dalam mengambil data penelitian.

2. Peneliti belum secara lengkap meneliti terkait faktor-faktor yang bisa

menyebabkan depresi pada responden. Meskipun pada penelitian ini sudah di

khususkan hanya untuk lansia hipertensi saja, tetapi belum tentu hipertensi

tersebut satu-satunya penyebab depresi yang dialami oleh responden. Karena

memang ada beberapa karakteristik responden ternyata lebih dominan

menyebabkan kejadian depresi pada lansia.

3. Kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS) pada penelitian ini tidak

dilakukan uji validitas dan realibilitas lagi karena sudah dilakukan uji validitas

dan reliabilitas oleh peneliti sebelumnya. Alangkah lebih baik lagi jika

kuesioner ini dilakukan uji validitas kembali untuk memastikan keakuratan dari

setiap pertanyaan karena mungkin disetiap tempat penelitian tingkat signifikan

Page 38: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

61

dapat berbeda-beda jika dilihat dari karakteristik responden yang bermacam-

macam.

4. Karakteristik responden tidak di bagi secara merata dan ini menyebabkan

tingkat depresi antara karakteristik responden satu dengan yang lainya

mengalami ketidak seimbangan.

Page 39: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran tingkat

depresi pada lansia dengan hipertensi di Dusun Banyuurip, Seyegan Sleman,

Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh lansia hipertensi yang mengalami

depresi ringan sebanyak 43,6%, lansia yang mengalami depresi berat sebanyak

1,8% dan lansia yang tidak mengalami depresi sebanyak 54,5%..

2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik responden yaitu

sebagaian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 72,7% yang

tergolong dalam depresi ringan 25,5%, depresi berat 1,8% dan tidak depresi

45,5%. Sebagian besar responden yang tergolong dalam lansia elderly

sebanyak 80,0% dimana, yang mengalami depresi ringan 34,5% dan yang tidak

mengalami depresi 45,5%. Sebagian besar responden berstatus kawin sebanyak

76,4% yang termasuk dalam depresi ringan 32,7%, depresi berat 1,8% dan

yang tidak depresi 41,8%. Sebagian besar responden berpendidikan SD

sebanyak 63,6% yang tergolong dalam depresi ringan 34,5%, depresi berat

1,8% dan yang tidak depresi 27,3%. Sebagain besar responden bekerja sebagai

petani sebanyak 34,5% yang tergolong dalam depresi ringan 18,2% dan yang

tidak depresi 16,4%. Sebagian besar responden berpenghasilan ≤Rp

1.448.385,00 sebanyak 78,2% yang tergolong dalam depresi ringan 38,2%,

depresi berat 1,8% dan yang tidak depresi 38,2%. Sebanyak 43,6% responden

yang terdiri dari kategori pre-hipertensi, stage 1, stage 2 mengalami depresi

tingkat ringan, 1,8% responden lainya yang berada di kategori hipertensi stage

2 mengalami depresi tingkat berat.

3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran hipertensi pada lansia di

Dusun Banyuurip, Seyegan, Sleman, yang berada berada dalam hipertensi

stage 1 sebanyak 50,9% dan tergolong dalam depresi ringan 21,8%, depresi

Page 40: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

63

berat 1,8% dan yang tidak depresi 27,3%. Responden yang berada dalam

hipertensi stage 2 sebanyak 34,5% dan tergolong dalam depresi ringan 18,2%,

dan yang tidak depresi 16,4%. Responden yang berada dalam pre-hipertensi

sebanyak 14,5% dan tergolong depresi ringan 3,6% dan yang tidak depresi

10,9%. Responden dengan rentang lama menderita hipertensi 1-5 tahun

sebanyak 72,7% yang tergolong depresi ringan 29,1% yang tidak depresi

43,6%. Responden dengan rentang lama menderita hipertensi 6-10 tahun

sebanyak 20,0% yang tergolong depresi ringan 9,1% dan yang tidak depresi

10,9%. Responden dengan rentang lama menderita hipertensi 11-15 tahun

sebanyak 7,3% , yang tergolong depresi ringan 5,5% dan depresi berat 1,8%

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Seyegan

Diharapkan lebih memperhatikan Posyandu Lansia yang ada di

wilayah kerja Puskesmas, khususnya untuk Posyandu Lansia yang bearda di

Dusun Banyuurip. Karena para lansia akan lebih tertarik untuk ikut kegiatan

posyandu apabila ada petugas dari puskesmas atau petugas kesehatan yang ikut

serta dalam kegiatan posyandu. Ini dimaksudkan agar kesehatan lansia dapat

terus terpantau, dengan mengikuti program posyandu. Sehingga masalah

kesehatan yang timbul dapat dengan cepat di lakukan penanganan apabila

ditemukan lansia yang mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun

mental.

2. Bagi Lansia dan Keluarganya di Dusun Banyuurip

Diharapkan para lansia yang berada di Dusun Banyuurip Seyegan,

untuk sering melakukan pemeriksaan kesehatan minimal sering ikut dalam

kegiatan posyandu. Hal ini bertujuan agar bisa mendeteksi sedini mungkin

keluhan-keluhan yang terkait dengan masalah kesehatan lansia. Sebaiknya juga

para lansia lebih aktif lagi dalam keseharianya ini bertujuan untuk membuat

para lansia terhindar dari resiko terjadinya depresi yang berkepanjangan.

Page 41: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

64

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi dan data

tambahan jika peneliti selanjutnya ingin mengambil topik yang sama dengan

penelitian ini. Peneliti selanjutya diharapkan dapat menggali lebih detail

terkait pola aktivitas dan prilaku lansia yang ingin diteliti, karena belum tentu

jika lansia tersebut hipertensi maka dia mengalami depresi. Diharapkan peneliti

selanjutnya bisa meneliti faktor-faktor yang kaitanya tentang hipertensi dengan

tingkat depresi. Karena tidak cukup apabila penelitian selanjutnya hanya ingin

melihat gambaran saja, karena sekali lagi depresi merupakan masalah

kompleks yang bisa disebabkan oleh beragam faktor yang dapat membuat

seseorang mengalaminya

Page 42: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

65

DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. (2009),Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung

dan stroke, Dianloka Pustaka, Jakarta.

Adria, K, M. (2013) Hubungan Antara Perilaku Olahraga, Stress, dan Pola

Makan dengan Tingkat Hipertensi pada Lanjut Usia di Posyandu

Lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya,

Jurnal, Fakultas Kesehatan Masayarakat Univeritas Airlangga

Surabaya.

Amir, N. (2005), Depresi Aspek Neurobilogi Diagnosis dan Tatalaksana., FKUI,

Jakarta.

Aminingsih, S. Yulianti, S, T. and Rahmawan, B, T. (2014), Hubungan Tingkat

Depresi dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Semenharjo

Suruhkalang Jatan.“Kosala” JIK Vol. 2 No. 1 Maret 2014.

Azizah, L. Ma’rifatul. (2011), Keperawatan Lanjut Usia. Edisi Pertama, Graha

Ilmu, Jakarta.

Aryawangsa Ngurah, A. A & Ariastuti Putu, L. N (2015), Prevalensi dan

Distribusi Faktor Risiko Depresi pada Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar Bali, Jurnal Kedokteran

FK Univeritas Udayana, Volume 7 No. 1, Hal 12-23.

Bhayu, A. IGM, Ratep, N, and Westa, W. (2015).Gambaran Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Depresi Pada Lansia Usia Lanjut di Wilayah

Puskesmas Kubu II Januri-Februari 2014. Universitas Udayana.

Campos, Carrera (2014) Prevalence of Depressive Symptoms and Associated

Factors among Institutionalized Elderly.

Colangelo, L.A., Craft, L.L., Ouyang P., Liu, K., Schreiner, P.J., Michos, E.D.,

(2013) Association of Sex Hormones and SHBG with Depressive

Symptoms in Post-menopousal Woman: the Multi Etnic Study of

Atherosclerosis. NIH Public Acces, Author Mansucript,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2010),Pedoman Tata Lakasana Gizi

Usia lanjut untuk Tenaga Kesehatan, Direktorat Gizi Masyarakat

Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.

Dharma, K. K. (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan, CV. Trans Info

Media, Jakarta.

Djernes, J.K.(2009) Prevalence and Predictors of Depression in Population of

Elderly. Acta Psychiatr Scand, 113(5):372-387.

Djali. (2012), Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Askara

Page 43: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

66

Eliopoulus, C. (2010). Gerontological Nursing Seventh Edition, Wolter Kluwer

Health, LWW, Philadelphia.

Elvira, S.D., & Hadisukanto, G. (2010), Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit

fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Hidayat, A. A. A. (2007), Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa

Data, Salemba Medika, Jakarta.

Irawan, H. (2013). Gangguan Depresi Pada Lanjut Usia Kalimantan Selatan.

RSUD Datu Sanggul.

Jonas B., Frank P., Ingram D. (2009). Are Symptoms Of Anxiety And Risk Factors

ForHypertension. Longitudinal evidence from national health and

nutrition.

Kapplan & Saddock. (2010),Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis. Jilid 1, Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. (2014), Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013,

Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Komisi Nasional Lanjut Usia, Profil Penduduk Lanjut Usia 2009, Komnas

Nasional Lanjut Usia; 2010, Jakarta

Kozier & Erb’s. (2010), Fundamental of Nursing, Pearson Australia, Australia

Kushariyadi. (2010), Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia, Salemba

Medika, Jakarta.

Laksita D. L (2016), Hubungan Lama Menderita hipertensi dengan

tingkatKecemasan pada lansia di Desa Praon Nusukan Surakarta,

Naskah Publikasi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Lievre A, Alley D., Crimmins.E.M(2010), Educational Differentials in Life

Expectancy With Cognitive Impairment Among the Elderly in the

United States, Journal of Aging and Health

Maryam, R. S. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatan, Salemba Medika,

Jakarta.

Maslim , R, (2012), Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari

PPDGJ-III. PT. Nuh Jaya, Jakarta.

Marzuki, P. (2016), Hubungan Antara Tingkat Stress Dengan Tekanan Darah

Tinggi Pada Lansia di Dusun Kanirogo Rt 01 dan 02 Mancasan

Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta, Skirpsi, Stikes Jend. A.

Yani Yogyakarta

Page 44: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

67

Mc Dowell, Ian. (2006), Measuring Health: A Guide to Rating Scales and

Questionnaires, Third Edition, United States Of America: Oxford

University Press

Meiner, S. E. & Lueckenotte, A. G. (2006), Gerontologic Nursing Third Edition,

Missouri, Elseiver

Mulyono, N., Pratiwi, S., Krisnawati. (2006). Hubungan Antara Faktor

Demografi dan Kegemukan Pada Orang lanjut Usia dengan Penyakit

Hipertensi di Kabupaten Sleman. Jurnal Kedokteran Yarsi.Volume 14

Nomor 3 Hal.217-222.

Muhlisin. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Stres Terhadap Kekambuhan

Hipertensi di Puskesmas Bendosari Sukoharjo.Jurnal.Prosiding

Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN 2338-2694.

Muna Nailil, (2013) Hubungan Antara Karakteristik Dengan Kejadian Depresi

pada Lansia di Panti Werda Pelkris Pengayoman Kota Semarang,

Semarang.

Nursalam. (2011), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian

Keperawatan, Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.

Nugroho, W. (2008), Keperawatan Gerontik. Edisi Kedua, EGC, Jakarta,

___________(2015), Keperawatan Gerontik Dan Geriatrik Edisi 3, EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rhineka Cipta,

Jakarta.

Papilla, S. D., & Feldsman, R. (2009). Human Development Perkembangan

Manusia Edisi 10, Salemba Medika, Jakarta.

Parasari, T.A.G & Lestari, D. L. (2015).Hubungan Dukungan Sosial Keluarga

dengan Tingkat Depresi Pada Lansia di Kelurahan Sading. Volume 2.

No. 2, 68-77.

Parsudi A.I. (2009), Ginjal dan Hipertensi Pada Usia Lanjut Dalam Geriatri Ilmu

Kesehatan Usia Lanjut, Edisi 4. Jakarta: FK-UI

Prabhaswari, L & Ariastuti Putu, L. N (2015), Gambaran Kejadian Depresi Pada

Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Petang I Kabupaten Badung

Bali, Jurnal FK Universitas Udayana. Volume 7 No. 1, Hal 47-52.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013), Riset Kesehatan Dasar Riskesdas

2013, Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan Kementrian,

Jakarta.

Silvia, A. (2010), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Depresi

Page 45: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

68

Pada Lansia Di Posyandu Lansia Rimbo Kaduduk Wilayah Kerja

Puskesmas Sintuk Padang Pariaman.http://repository.unand.ac.

id/17406/. diperoleh 10 Agustuts 2017

Stanley, Mickey, and Patricia, G. B. (2011),Buku Ajar Keperawatan Gerontik.

Edisi 2, EGC, Jakarta.

Sumardika, A, W, I. dan Dintari, S, N, K. (2012), Penanganan Depresi Pada

Lansia Dengan Penyakit Kardiovaskuler, Fakultas Ilmu Kedokteran

Univeritas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar.

Sugiyono.(2014), Statitiska untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Suardana, I. W. (2011). Hubungan Faktor Sosio Demografi, Dukungan Sosial

Dan Status Kesehatan Dengan Tingkat Depresi Pada Agregat Lanjut

Usia. Majalah Kedokteran Indonesia., 57(7):, 233–8.

Syamsudin. (2011), Buku Ajar Farmakologi Kardiovaskuler dan Renal, Salemba

Medika, Jakarta.

Taqui., A. Itrat,.Qidwai., W. & Qadri., (2007). Depression in the Elderly: Does

Family System Play Role A Cross-Sectional Stud. BMC

Psychiatry.7:57.

Trisnawati, D. (2010), Hubungan Aktivitas Religi Dengan Tingkat Depresi Pada

Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werda Unit Budi Luhur

Yogyakarta, (http://respiratory.stikes-aisyiyah.ac.id). Diakses pada 30

maret .

Varcarolis, M. E. (2009), Essential of Psycchiatric Mental Health Nursing,

Elseiver, Missouri.

Wahyunita . V. D. & Fitrah. (2010), Memahami Kesehatan Pada Lansia, Trans

Info Media, Jakarta.

Wardani. (2016), Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia di Balai Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta,

Skripsi, Stikes Jend. A. Yani Yogyakarta.

Widiodo, G.G, & Ummi A. (2013). Hubungan Interkasi Sosial dengan Tingkat

Depresi Pada Usia Lanjut di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang. Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. Diakses

darai: 20 Maret 2017.

Wulandari, A. Y. S. (2011). Kejadian dan Tingkat Depresi pada Lanjut Usia :

Studi Perbandingan di Panti Whreda dan Komunitas. Naskah tidak

dipublikasikan. Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Semarang.

Page 46: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

69

Yahya, F. (2010),Terapi hipertensi: Program 8 Mingguan Menurunkan Tekanan

Darah Tinggi dan Mengurangi Resiko Serangan Jantung dan Stroke

Secara Alami, Quanita, Bandung.

Yosep, I. (2009),Keperawatan Jiwa Edisi Revisi, Refika Aditama, Bandung.

Page 47: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

70

LAMPIRAN

Page 48: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

72

Lampiran 2. Lembar Bimbingan Skripsi

Page 49: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

73

Lampiran 2. Lembar Bimbingan Skripsi

Page 50: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

79

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian Geriatric Depression Scale (GDS)

KUESIONER TINGKAT DEPRESI

GERIATRI DEPRESSION SCALE (GDS)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Status Perkawinan :

Status Pekerjaan :

Penghasilan : ≤ Rp. 1.448.385/bln ≥Rp. 1.448.385/bln

PETUNJUK PENGISIAN

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan yang anda rasakan dengan tanda (✓) pada

kolom dibawah ini

Ya : jika pertanyaan sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan

Tidak : jika pertanyaan tidak sesui dengan keadaan yang anda rasakan

No

Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda merasa puas dengan kehidupan anda?

2 Apakah anda banyak meninggalkan

kesenangan/minat dan aktivitas anda?

3 Apakah anda merasa bahwa kehidupan anda hampa?

4 Apakah anda sering merasa bosan/jenuh?

5 Apakah anda penuh pengharapan di masa depan?

6 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap

waktu?

Page 51: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

80

No

Pertanyaan Ya Tidak

7 Apakah anda diganggu diganggu oleh pikiran-pikiran

yang dapat diungkapkan?

8 Apakah anda merasa bahagia di sebagaian waktu?

9 Apakah anda merasa takut sesuatu akan terjadi pada

anda?

10 Apakah anda merasa seringkali merasa tidak

berdaya?

11 Apakah anda sering merasa gelisah dan gugup?

12 Apakah anda memilih tinggal didalam rumah

daripada pergi melakukan sesuatu yang bermanfaat?

13 Pakah anda sering kelai merasa khawatir akan masa

depan anda?

14

Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah

dengan daya ingat anda dibandingkan dengan

kebanyakan orang ?

15 Apakah anda berfikir bahwa hidup ini sangat

menyenangkan sekarang?

16 Apakah anda seringkali merasa merana?

17 Apakah anda merasa kurang bahagia?

18 Apakah anda mengkhawatirkan masa lalu (kejadian-

kejadian masa lalu) anda?

19 Apakah anda merasakan bahwa hidup ini sangat

menggairahkan?

20 Apakah anda memiliki kesulitan atau merasa berat

untuk memulai hal baru?

21 Apakah anda merasa dalam keadaan penuh

semangat?

22 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada

harapan?

Page 52: GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA …repository.unjaya.ac.id/2180/2/ADE KURNIAWAN_2213068...GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BANYUURIP SEYEGAN SLEMAN

81

No

Pertanyaan Ya Tidak

23 Apakah anda berfikir bahwa orang lain lebih baik

keadaanya daripada anda?

24 Apakah anda seringkali merasa kesal dengan hal-hal

sepele?

25 Apakah anda seringkali merasa ingin menangis?

26 Apakah anda memiliki kesulitan dalam

berkonsentrasi?

27 Apakah anda menikmati tidur?

28 Apakah anda lebih memilih untuk menghindar dari

perkumpulan sosial?

29 Apakah anda mudah mengambil keputusan?

30 Apakah anda mempunyai pikiran yang jernih?

JUMLAH