gambas

18
PENDAHULUAN Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan nama Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia Tenggara. Bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran adalah buah muda, pucuk daun dan bakal bunga. Buah tua tidak dapat dimakan karena sangat pahit dan keras. Dalam 100 g buah muda terkandung 93 g air, 0.6-1.2 g protein, 0.2 g lemak , 4-4.9 g karbohidrat, 16-20 mg Ca, 0.4-0.6 mg Fe, 24-32 mg P, 45-410 IU vitamin A, 0.04-0.05 mg vitamin B1, 0.02-0.06 mg vitamin B2, 0.3-0.4 mg niacin, 7-12mg vitamin C dengan total energi sebesar 85kJ. Di RRC, gambas tidak hanya dikonsumsi buah mudanya, melainkan juga pucuk, berikut daun muda dan bakal bunga. Buah yang telah tua, akan menghasilkan spons dan biji. Spons gambas merupakan bahan pembersih badan maupun cucian di dapur, yang belakangan ini semakin populer, karena merupakan bahan organik. Di AS, gambas dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen sponsnya, guna diekspor ke Jepang. Biji gambah yang volumenya cukup besar, menghasilkan lemak nabati, yang bisa dijadikan minyak goreng.

Upload: nuning-widya-herdimastuti

Post on 30-Dec-2015

162 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: gambas

PENDAHULUAN

Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di

malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan nama

Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia

Tenggara. Bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran adalah buah muda,

pucuk daun dan bakal bunga.  Buah tua tidak dapat dimakan karena sangat pahit

dan keras.  Dalam 100 g buah muda terkandung 93 g air, 0.6-1.2 g protein, 0.2 g

lemak , 4-4.9 g karbohidrat, 16-20 mg Ca, 0.4-0.6 mg Fe, 24-32 mg P, 45-410 IU

vitamin A, 0.04-0.05 mg vitamin B1, 0.02-0.06 mg vitamin B2, 0.3-0.4 mg niacin,

7-12mg vitamin C dengan total energi sebesar 85kJ.

Di RRC, gambas tidak hanya dikonsumsi buah mudanya, melainkan juga

pucuk, berikut daun muda dan bakal bunga. Buah yang telah tua, akan

menghasilkan spons dan biji. Spons gambas merupakan bahan pembersih badan

maupun cucian di dapur, yang belakangan ini semakin populer, karena merupakan

bahan organik. Di AS, gambas dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen

sponsnya, guna diekspor ke Jepang. Biji gambah yang volumenya cukup besar,

menghasilkan lemak nabati, yang bisa dijadikan minyak goreng.

Oyong adalah tanaman semusim dengan batang memanjat dan jagur.

Tanaman ini termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae (Rubatzky et

al.,1997). Klasifikasi tanaman oyong antara lain : 

Kingdom : Plantae (Tanaman) 

Sub Kingdom : Tracheobionta (Berpembuluh) 

Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan Biji) 

Divisio : Magnoliophyta (Berbunga) 

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) 

Sub Kelas : Dilleniidae 

Ordo : Violales 

Familia : Cucurbitaceae (Labu-labuan) 

Genus : Luffa 

Spesies : Luffa acutangula L. Robx 

Page 2: gambas

Gambar Buah Oyong (Luffa acutangula)

Umur tanaman gambas bisa mencapai satu tahun lebih. Artinya, biji

gambas yang tumbuh pada awal musim penghujan, bisa tetap hidup pada musim

penghujan berikutnya. Beda dengan kacang panjang, buncis, yang umur

tanamannya hanya lima bulan. Hingga dalam  budidaya keluarga Cucurbitaceae

petani selalu memanfaatkan lahan-lahan yang tidak akan digunakan untuk

budidaya tanaman lain. Atau mereka hanya akan memanfaatkan pinggiran petakan

lahan, bantaran kolam atau saluran air.

Oyong pada dasarnya mudah hidup di mana saja. Tanaman ini termasuk

tanaman merambat, yang membutuhkan iklim kering, dengan ketersediaan air

yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman

oyong adalah di daerah yang bersuhu 18–240C, dan kelembaban 50-60%. Untuk

mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur,

gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta

mempunyai pH 5,5–6,8. Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah

jenis tanah liat berpasir, misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah

kuning.

Ciri-ciri dari tanaman ini yaitu pada daun memiliki tekstur permukaan

yang kasar yang amat mirip dengan daun mentimun, tetapi lebih besar dan

bersudut lebih banyak dengan cuping yang lebih beragam. Batangnya bersudut

empat atau lima dengan sulur bercabang. Bunga berwarna kuning, berdiameter

sekitar 5 cm. Bunga jantan 5-10 kuntum, berkelompok dalam tandan dan ketiak

daun sedangkan bunga betina tumbuh tunggal dan juga terbentuk padaketiak daun

yang sama. Bunga Luffa acutangula berbunga pada sore hari. Penyerbukan sangat

kurang sehingga, dapat menyebabkan buah terbentuk tidak sempurna. Perlakuan

dengan zat pengatur tumbuh, asam indol asetat (Indole Acetic Acetat – IAA)

dapat mengurangi nisbah bunga jantan terhadap bunga betina dan hari pendek

cenderung meningkatkan pembungaan betina. Pada saat penyerbukan tidak

memadai, banyak terbentuk biji hitam pipih, panjang sekitar 12mm dan lebar 8

mm (Rubatzky et al., 1997). 

Page 3: gambas

Tanaman ini menghasilkan banyak buah. Saat berpolinasi, buah akan

berbentuk seperti ketimun. Buah akan tetap lembut hingga kulitnya menipis lalu

serat akan mulai terbentuk. Tanaman akan terus tumbuh dan menghasilkan buah

hingga sponge mulai matang. Proses pemanenan dapat dilakukan kapan saja.

Buah akan berubah menjadi coklat kekuningan dan bobotnya semakin ringan

akibat pengeringan. 

Bunga Tanaman Oyong

Jumlah buah berkaitan dengan jumlah buah yang dipanen dan lamanya

periode pertumbuhan. Seringnya pengambilan buah akan meningkatkan bunga

betina. Sebagai sayuran, buah biasanya dipanen sekitar 2 bulan setelah tanam

ketika masih muda dan hijau jauh sebelum mencapai ukuran maksimum.

Diperlukan sekitar 4 atau 5 bulan setelah tanam untuk menghasilkan biji matang

(Rubatzky et al., 1997). 

Buah oyong yang masih muda dapat dimakan dan biasanya dijadikan

sebagai sayur sedangkan tanaman oyong yang sudah tua sudah tidak enak dan

tidak dapat dimakan. Semakin tua, oyong akan berubah semakin kering dan akan

terbentuk serat yang dapat dijadikan sebagai sabut pencuci, bahan penyaring

kasar, peredam, bantalan dan pengemas. 

Biji gambas bisa tahan disimpan sampai lebih setahun, asalkan masih

berada dalam buah keringnya. Buah kering itu juga harus disimpan di tempat yang

kering. Masyarakat pedesaan biasa menyimpan benih labu, pare, gambas, kecipir

dan lain-lain di para-para di atas tungku dapur.

Page 4: gambas

Biji gambas akan segera berkecambah apabila tersiram air. Namun

tanaman muda sangat rentan terhadap gangguan hama, penyakit serta cuaca.

Buah Tanaman Oyong

Oyong atau gambas (Luffa acutangula L. Roxb) sering di kelirukan

dengan tanaman yang serupa dengan oyong, yaitu blustru (Luffa cilindrica L.

Rohm). Kedua jenis sayuran itu saat masih muda berwarna hijau dan tidak banyak

mengandung air. Buah berbiji banyak. Setelah tua buahnya menjadi warna kuning

keputih-putihan atau abu-abu dan kering. Akan tetapi, kedua jenis sayuran

tersebut mudah di bedakan dengan melihat bentuk buahnya. Buah oyong

berbentuk bulat panjang dan berusuk-rusuk(lingir). Jumlah rusuk yang jelas

sebanyak 10 buah. Jika buah dipotong melintang, terlihat seperti roda-roda

bergerigi. Sedangkan bentuk buah blustru (emes) bulat panjang dan tidak

mempunyai rusuk. Jika di potong melintang, buahnya menyerupai roda tidak

bergerigi. Oyong dipercaya bisa menurunkan kadar gula darah, yang biasa

dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat sebelum naik haji. Manfaat ini didapat

dari kandungan cucurbitasin di dalam bijinya. Tak hanya berkasiat bagi diabetes,

oyong dapat menyembuhkan penyakit semisal, Radang usus, asma hingga

meningkatkan air susu ibu (ASI). Oyong juga dikonsumsi untuk mencegah pilek,

meredakan radang sendi, nyeri otot, serta menormalkan siklus menstruasi. Daging

buahnya bisa digosokkan ke kulit untuk membuang sel mati. Namun manfaat ini

belum diteliti terlalu jauh. Untuk setiap 100 gram, oyong mengandung 1.09 g

protein, 17 mg calcium,1.6 mg iron, 5.6 lU vitamin A, 7 mg vitamin C.

Page 5: gambas

BUDIDAYA DAN PRODUKSI BENIH GAMBAS

Kultur Teknis Tanam

Persyaratan Tumbuh Oyong :

Beberapa persyaratan yang harus di lakukan supaya pertumbuhan Oyong

Hibrida dapat berjalan dengan baik.

Tipe Tanah : tanah lempung hingga lempung berliat yang mengandung

bahan organik.

pH tanah optimum : 5,5 - 6,5

Ketinggian tempat : 100 - 700 dpl

Syarat lain : lokasi terbuka oleh sinar matahari dan drainase air lancar.

Persemaian Oyong :Kebutuhan benih per hektare sekitar 2.000 - 2.200 gram. Media semai

yang di gunakan berupa tanah steril dua bagian dan pupuk kandang satu bagian.

Penyemaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

Campur tanah dan pupuk kandang, lalu aduk rata ayak menggunakan

ayakan pasir.

Sediakan plastik polibag berukuran 6 X 10 cm yang sudah di lubangi di

kedua pojok dasarnya.

Siapkan tempat persemaian. Pilih lokasi yang terbuka dan jauh dari

gangguan binatang.

Masukkan media semai ke dalam polibag dengan agak memadatkan

setengah bagian bawahnya. Susun dengan rapi dan rapat di tempat

persemaian.

Sehari sebelum tanam siram media semai dengan How Harvet 1 ml/l air

hingga seluruh bagian media basah.

Rendam benih selama enam jam. setelah itu tiriskan dan bungkus

menggunakan kain katun yang lembab.

Peram bungkusan benih tersebut di tempat yang hangat selama 18 jam.

Paling ideal jika benih di peram di dalam kotak yang di beri lampu pijar

Page 6: gambas

berdaya 15 – 25 watt agar temperatur di dalamnya terkondisikan pada 30 -

32o C.

Tancapkan benih oyong satu per satu di permukaan media semai dengan

kemiringan 45oC . Ujung benih yang lancip atau bakal kutikula keluar

harus mengarah kebawah. Setelah itu, timbun dengan sisa media semai

setebal 1 cm.

Siram persemaian dengan hati-hati. Setelah itu, tutup permukaannya

dengan karung, daun pisang, atau plastik selama 3 - 4 hari atau sampai

benih mulai berkecambah.

Benih gambas dapat juga ditanam langsung di lapangan   dengan

menggunakan para-para maupun tralis sebagai tempat merambatnya  sulur.

Apabila rambatan belum siap  dan biji sangat terbatas, biji dapat disemaikan

terlebih dahulu. Biji dibiarkan berkecambah sampai tinggi kurang lebih 10 cm,

kemudian dipindahkan ke lapangan.

Penanaman Oyong

Persiapan lahan :

a. Bajak (ploughing)

Dilakukan pada min 20 hari sebelum tanam. Tujuan : memperbaiki aerasi

dan struktur tanah.

b. Rancah (swampy)

Dilakukan setelah lahan dibajak dan digaru tahap pertama. Tujuan :

Mengurangi gulma dan penyakit (land sterilization).

c. Klantang (land drying)

Dilakukan selama 1 minggu. Tujuan : pengatusan lahan agar mudah dibuat

bedengan.

d. Pembuatan Bedengan (bedding), got

Bedengan dibuat berhadapan untuk penempatan para-para.

Page 7: gambas

Pemupukan Dasar (base fertilizing)

Fertilizer : NPK (35-45 g/m2) atau campuran N,P,K 2:1:1

Dolomit : 1 kg/5m2

Manure : 1 kg/m2

Tanam (transplanting)

Dilakukan pada umur bibit 7-8 hari (keluar 2 daun) setelah benih disemai.

Dilakukan sortase bibit, dipilih bibit dengan vigor yang kokoh. Pemberian

fungisida dan bakterisida, dilarutkan dan dikocorkan pada bibit yang akan

ditanam. Pengairan lahan pertanaman, dilakukan sebelum pindah tanam.

Pengairan dilakukan sampai kapasitas lapang. Tugal lubang tanam dan aplikasi

nematisida/insektisida. Penanaman harus dilakukan dengan benar, posisi bibit

jangan sampai menyentuh mulsa plastic

Pemeliharaan Tanaman Oyong :

Training Tanaman

Ikat dan merambatkan sulur, dilakukan ketika tanaman mulai berumur ± 7

HST. Sulur harus dirambatkan agar pertumbuhannya sesuai dengan arah lanjaran

(± 15 HST). Wiwil, dilakukan dengan cara memangkas cabang-cabang yang

tumbuh pada ruas 1-5. Wiwil dilakukan agar pertumbuhan vertikal tanaman lebih

cepat.

Penyiangan (cleaning)

Dilakukan pada daerah di sekitar lubang tanam, got dan area antar bedeng

Pengairan (irrigation)

Pada musim kemarau/kondisi kering, pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Pada musim hujan, pengairan dilakukan dengan melihat kondisi tanah.

Page 8: gambas

Pemangkasan CabangApabila tumbuh banyak cabang di ketiak daun, Lakukan pemangkasan cabang. Pilih dua cabang yang paling besar dan sehat. Sisa cabang lainnya yang tumbuh di batanghingga ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah harus di pangkas. Pemangkasan di lakukan ketika cabang masih pendek, sekitar 3 - 5 cm. Sebaliknya, cabang yang tumbuhdi atas batas 1,5 m dibiarkan tumbuh.Pembuatan Para-para1. Buat para-para setinggi 2 m dan lebar 2 m sebagai tempat merambat tanaman.2. Para-Para dibuat dari bambu.3. Buat anyaman bilah-bilah bambu ( galar ) dan tali nilon di bagian atas para-para sebagai tempat merambat tanaman ketika masa produksi.Pemberian Ajir rambatan1. Untuk membantu tanaman tumbuh ke atas hingga merambat ke para-para, perlu di pasang ajir rambatan untuk setiap tanaman.2. Ajir di buat dari bilah bambu dan tidak perlu terlalu kuat karena sudah ada para-para. Panjang ajir sekitar 210 cm dan tebal 2 - 3 cm.Pengikatan Tanaman1. Tanaman oyong sebenarnya sudah memiliki sulur sebagai sarana mengikatkan diri pada rambatan. Namun, sebelum mencapai para-para, tanaman perlu di bantumerambat ke atas secara teratur sehingga tidak saling tindih.2. Lakukan pengikatan tanaman pada ajir menggunakan tali ravia setiap 30 - 35 cm sepanjang ajir.3. Jika setelah merambat di para-para, arah pertumbuhan tanaman tidak teratur dan saling tindih perlu di arahkan dan diikatkan ke galar para-para.Sanitasi lingkungan1. Lakukan penyiangan rumput dan gulma secara rutin, termasuk hamparan di bawah para-para. Penyiangan perlu di lakukan, terutama pada musim hujan. Pasalnya,sanitasi yang kurang baik akan meningkatkan serangan penyakit pada tanaman.Pengairan1. Pada musim kemarau, lakukan penyiraman secara berkala untuk menjaga kelembapan tanah.2. Pada musim hujan, perhatikan saluran drainase agar air bisa mengalir lancar, sehingga air tidak menggenangdi selokan.

Page 9: gambas

Aturan Pemupukan pada sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak.

Jika sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak, kebutuhan pupuk dan cara aplikasinya sebagai berikut.Dosis penggunaan pupuk kimia per hektare untuk pupuk kandang 3 ton, Urea 200 kg, ZA 50 kg, SP-36 200 kg, KCL 150 kg.Sebar pupuk kandang disisi kanan dan kiri bedengan, masing-masing selebar 40 cm dari tepi bedengan. Aduk - aduk ke dalam tanah.Campurkan semua pupuk kimia hingga rata. Sebarkan di sisi kanan dan kiri bedengan seperti halnya pengaplikasian pupuk kandang. Aduk - aduk ke dalam tanah.Semprotkan bedengan dengan cara mencangkul selokan dan menimbunkannya di sisi kanan dan kiri bedengan sehingga membentuk dua guludan di sisi bedengandengan ukuran lebar selokan 50 - 60 cm, dan tinggi guludan 30 - 35 cm dari dasar selokan.Ratakan permukaan bedengan. Belah mulsa plastik hitam perak hingga lebarnya menjadi 60 cm. Pasang mulsa plastik hitam sebagai penutup guludan.Buat lubang tanam dengan jarak 50 - 60 cm menggunakan sistem single row yaitu hanya satu baris tanaman dalam satu guludan.Jumlah populasi per hektare sekitar 10.000 - 11.000 tanam.

Pemupukan Susulan Oyong :Pada umur 4 - 5 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Silver dengan takaran 10 ml/ 14 liter air. Aplikasikan Di tanaman Oyong Hibrida.Pada umur 10 HST, lakukan pemupukan menggunakan larutan NPK dengan dosis 5 g/l air. Aplikasikan di lubang tanam sekitar pokok tanaman . setiap tanamanUntuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per14 liter air.Pada umur 25 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Plus dengan takaran 15 ml/ 14 liter air. Aplikasikan pada tanaman dengan menggunakan Hand sprayer.Pada umur 40 - 45 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Gold dengan Dosis 15 ml/14 liter air.Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per14 liter air.Jika pada saat produksi di jumpai banyak buah yang bengkok dan bentuknya abnormal, lakukan pemupukan kimia susulan menggunakan urea 100 kg/ha. Aplikasikandi samping tanaman dengan jarak 15 - 20 cm dari pokok tanaman

Page 10: gambas

I. Pendahuluan

Daerah asal gambas adalah India, namun tanaman ini telah beradaptasi lama di

daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yang dapat dimanfaatkan

sebagai sayuran adalah buah muda, pucuk daun dan bakal bunga.  Buah tua

tidak dapat dimakan karena sangat pahit dan keras.  Dalam 100 g buah muda

terkandung 93 g air, 0.6-1.2 g protein, 0.2 g lemak, 4-4.9 g karbohidrat, 16-20

mg Ca, 0.4-0.6 mg Fe, 24-32 mg P, 45-410 IU vitamin A, 0.04-0.05 mg vitamin

B1, 0.02-0.06 mg vitamin B2, 0.3-0.4 mg niacin, 7-12 mg vitamin C dengan

total energi sebesar 85 kJ.

II. Kultur Teknis Tanam

Gambas diperbanyak dengan biji. Benih gambas dapat ditanam langsung di

lapangan  dengan menggunakan para-para maupun tralis sebagai tempat

merambatnya  sulur. Apabila rambatan belum siap  dan biji sangat terbatas, biji

dapat disemaikan terlebih dahulu dengan menggunakan polybag diameter 5 cm.

Untuk setiap polybag diisi  2 butir benih  dengan media campuran pupuk

kandang dan tanah. Biji dibiarkan berkecambah sampai tinggi kurang lebih 10

cm, kemudian dipindahkan ke lapangan. Pemupukan dan pemeliharaan

tanaman

Pemeliharaan tanaman gambas  yang biasa dilakukan adalah pemangkasan 

daun, apabila daun terlalu rimbun.  Pupuk kandang yang diperlukan untuk satu

lubang tanam sekitar 2 kg ditambah 10g NPK 15:15:15. Panen Tanaman

gambas dapat dipanen beberapa kali, dan panen pertama  dilakukan pada saat

Page 11: gambas

tanaman berumur 2 bulan.

III. PRODUKSI BENIH

Budidaya produksi benih Budidaya untuk produksi benih gambas hampir

sama seperti budidaya konsumsi, kecuali ada perlakuan yang bertujuan untuk

menjaga kemurnian genetik  benih  yang dihasilkan, yaitu isolasi jarak dan

seleksi (roguing). Gambas termasuk tanaman yang menyerbuk silang (cross

pollinated) melalui serangga, sehingga diperlukan isolasi jarak sekitar 400-1000

m. Seleksi (roguing) tanaman dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif, fase

berbunga, dan fase berbuah, meliputi : keseragaman pertumbuhan, bentuk daun,

warna bunga, bentuk buah, dan lain-lain.

Waktu pemanenan benih Waktu pemanenan benih gambas sekitar 110 hari

setelah semai (dataran tinggi), ditandai dengan buah yang telah berwarna coklat-

kering dan biji berwarna hitam. Buah gambas dipanen dengan cara dipotong

tangkainya dengan pisau.  Prosesing dan pengeringan benih   Buah gambas

yang telah kering dipotong melintang kemudian biji dikeluarkan, dan dibungkus

kertas. Selanjutnya biji dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kadar air

mencapai 8.0 %. Rata-rata dalam satu buah gambas dihasilkan sekitar 50-80biji.

Pengemasan benih Benih atau biji gambas yang telah kering dapat dikemas

dalam kemasan kertas, namun akan lebih baik lagi jika menggunakan kemasan

alumunium foil, karena sifatnya yang kedap udara. Jika memungkinkan udara

yang ada dalam kemasan alumunium foil  juga dihisap keluar dengan

menggunakan alat penghisap (vacuum), sehingga kadar air benih awal dapat

dipertahankan.

Penyimpanan benih Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus

disimpan dalam stoples kaca yang telah diberi bahan desikan, seperti : silica gel;

arang; abu gosok, sehingga udara di dalam stoples diharapkan tetap kering dan

Page 12: gambas

dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang dikemas dalam

kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang

tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika

memungkinkan dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan

kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH = 30  %).

Kusmana, Redy Gaswanto, Rinda Kirana, dan Iteu M. Hidayat