gambas
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di
malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan nama
Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia
Tenggara. Bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran adalah buah muda,
pucuk daun dan bakal bunga. Buah tua tidak dapat dimakan karena sangat pahit
dan keras. Dalam 100 g buah muda terkandung 93 g air, 0.6-1.2 g protein, 0.2 g
lemak , 4-4.9 g karbohidrat, 16-20 mg Ca, 0.4-0.6 mg Fe, 24-32 mg P, 45-410 IU
vitamin A, 0.04-0.05 mg vitamin B1, 0.02-0.06 mg vitamin B2, 0.3-0.4 mg niacin,
7-12mg vitamin C dengan total energi sebesar 85kJ.
Di RRC, gambas tidak hanya dikonsumsi buah mudanya, melainkan juga
pucuk, berikut daun muda dan bakal bunga. Buah yang telah tua, akan
menghasilkan spons dan biji. Spons gambas merupakan bahan pembersih badan
maupun cucian di dapur, yang belakangan ini semakin populer, karena merupakan
bahan organik. Di AS, gambas dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen
sponsnya, guna diekspor ke Jepang. Biji gambah yang volumenya cukup besar,
menghasilkan lemak nabati, yang bisa dijadikan minyak goreng.
Oyong adalah tanaman semusim dengan batang memanjat dan jagur.
Tanaman ini termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae (Rubatzky et
al.,1997). Klasifikasi tanaman oyong antara lain :
Kingdom : Plantae (Tanaman)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Berpembuluh)
Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan Biji)
Divisio : Magnoliophyta (Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae (Labu-labuan)
Genus : Luffa
Spesies : Luffa acutangula L. Robx
Gambar Buah Oyong (Luffa acutangula)
Umur tanaman gambas bisa mencapai satu tahun lebih. Artinya, biji
gambas yang tumbuh pada awal musim penghujan, bisa tetap hidup pada musim
penghujan berikutnya. Beda dengan kacang panjang, buncis, yang umur
tanamannya hanya lima bulan. Hingga dalam budidaya keluarga Cucurbitaceae
petani selalu memanfaatkan lahan-lahan yang tidak akan digunakan untuk
budidaya tanaman lain. Atau mereka hanya akan memanfaatkan pinggiran petakan
lahan, bantaran kolam atau saluran air.
Oyong pada dasarnya mudah hidup di mana saja. Tanaman ini termasuk
tanaman merambat, yang membutuhkan iklim kering, dengan ketersediaan air
yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman
oyong adalah di daerah yang bersuhu 18–240C, dan kelembaban 50-60%. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur,
gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta
mempunyai pH 5,5–6,8. Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah
jenis tanah liat berpasir, misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah
kuning.
Ciri-ciri dari tanaman ini yaitu pada daun memiliki tekstur permukaan
yang kasar yang amat mirip dengan daun mentimun, tetapi lebih besar dan
bersudut lebih banyak dengan cuping yang lebih beragam. Batangnya bersudut
empat atau lima dengan sulur bercabang. Bunga berwarna kuning, berdiameter
sekitar 5 cm. Bunga jantan 5-10 kuntum, berkelompok dalam tandan dan ketiak
daun sedangkan bunga betina tumbuh tunggal dan juga terbentuk padaketiak daun
yang sama. Bunga Luffa acutangula berbunga pada sore hari. Penyerbukan sangat
kurang sehingga, dapat menyebabkan buah terbentuk tidak sempurna. Perlakuan
dengan zat pengatur tumbuh, asam indol asetat (Indole Acetic Acetat – IAA)
dapat mengurangi nisbah bunga jantan terhadap bunga betina dan hari pendek
cenderung meningkatkan pembungaan betina. Pada saat penyerbukan tidak
memadai, banyak terbentuk biji hitam pipih, panjang sekitar 12mm dan lebar 8
mm (Rubatzky et al., 1997).
Tanaman ini menghasilkan banyak buah. Saat berpolinasi, buah akan
berbentuk seperti ketimun. Buah akan tetap lembut hingga kulitnya menipis lalu
serat akan mulai terbentuk. Tanaman akan terus tumbuh dan menghasilkan buah
hingga sponge mulai matang. Proses pemanenan dapat dilakukan kapan saja.
Buah akan berubah menjadi coklat kekuningan dan bobotnya semakin ringan
akibat pengeringan.
Bunga Tanaman Oyong
Jumlah buah berkaitan dengan jumlah buah yang dipanen dan lamanya
periode pertumbuhan. Seringnya pengambilan buah akan meningkatkan bunga
betina. Sebagai sayuran, buah biasanya dipanen sekitar 2 bulan setelah tanam
ketika masih muda dan hijau jauh sebelum mencapai ukuran maksimum.
Diperlukan sekitar 4 atau 5 bulan setelah tanam untuk menghasilkan biji matang
(Rubatzky et al., 1997).
Buah oyong yang masih muda dapat dimakan dan biasanya dijadikan
sebagai sayur sedangkan tanaman oyong yang sudah tua sudah tidak enak dan
tidak dapat dimakan. Semakin tua, oyong akan berubah semakin kering dan akan
terbentuk serat yang dapat dijadikan sebagai sabut pencuci, bahan penyaring
kasar, peredam, bantalan dan pengemas.
Biji gambas bisa tahan disimpan sampai lebih setahun, asalkan masih
berada dalam buah keringnya. Buah kering itu juga harus disimpan di tempat yang
kering. Masyarakat pedesaan biasa menyimpan benih labu, pare, gambas, kecipir
dan lain-lain di para-para di atas tungku dapur.
Biji gambas akan segera berkecambah apabila tersiram air. Namun
tanaman muda sangat rentan terhadap gangguan hama, penyakit serta cuaca.
Buah Tanaman Oyong
Oyong atau gambas (Luffa acutangula L. Roxb) sering di kelirukan
dengan tanaman yang serupa dengan oyong, yaitu blustru (Luffa cilindrica L.
Rohm). Kedua jenis sayuran itu saat masih muda berwarna hijau dan tidak banyak
mengandung air. Buah berbiji banyak. Setelah tua buahnya menjadi warna kuning
keputih-putihan atau abu-abu dan kering. Akan tetapi, kedua jenis sayuran
tersebut mudah di bedakan dengan melihat bentuk buahnya. Buah oyong
berbentuk bulat panjang dan berusuk-rusuk(lingir). Jumlah rusuk yang jelas
sebanyak 10 buah. Jika buah dipotong melintang, terlihat seperti roda-roda
bergerigi. Sedangkan bentuk buah blustru (emes) bulat panjang dan tidak
mempunyai rusuk. Jika di potong melintang, buahnya menyerupai roda tidak
bergerigi. Oyong dipercaya bisa menurunkan kadar gula darah, yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat sebelum naik haji. Manfaat ini didapat
dari kandungan cucurbitasin di dalam bijinya. Tak hanya berkasiat bagi diabetes,
oyong dapat menyembuhkan penyakit semisal, Radang usus, asma hingga
meningkatkan air susu ibu (ASI). Oyong juga dikonsumsi untuk mencegah pilek,
meredakan radang sendi, nyeri otot, serta menormalkan siklus menstruasi. Daging
buahnya bisa digosokkan ke kulit untuk membuang sel mati. Namun manfaat ini
belum diteliti terlalu jauh. Untuk setiap 100 gram, oyong mengandung 1.09 g
protein, 17 mg calcium,1.6 mg iron, 5.6 lU vitamin A, 7 mg vitamin C.
BUDIDAYA DAN PRODUKSI BENIH GAMBAS
Kultur Teknis Tanam
Persyaratan Tumbuh Oyong :
Beberapa persyaratan yang harus di lakukan supaya pertumbuhan Oyong
Hibrida dapat berjalan dengan baik.
Tipe Tanah : tanah lempung hingga lempung berliat yang mengandung
bahan organik.
pH tanah optimum : 5,5 - 6,5
Ketinggian tempat : 100 - 700 dpl
Syarat lain : lokasi terbuka oleh sinar matahari dan drainase air lancar.
Persemaian Oyong :Kebutuhan benih per hektare sekitar 2.000 - 2.200 gram. Media semai
yang di gunakan berupa tanah steril dua bagian dan pupuk kandang satu bagian.
Penyemaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
Campur tanah dan pupuk kandang, lalu aduk rata ayak menggunakan
ayakan pasir.
Sediakan plastik polibag berukuran 6 X 10 cm yang sudah di lubangi di
kedua pojok dasarnya.
Siapkan tempat persemaian. Pilih lokasi yang terbuka dan jauh dari
gangguan binatang.
Masukkan media semai ke dalam polibag dengan agak memadatkan
setengah bagian bawahnya. Susun dengan rapi dan rapat di tempat
persemaian.
Sehari sebelum tanam siram media semai dengan How Harvet 1 ml/l air
hingga seluruh bagian media basah.
Rendam benih selama enam jam. setelah itu tiriskan dan bungkus
menggunakan kain katun yang lembab.
Peram bungkusan benih tersebut di tempat yang hangat selama 18 jam.
Paling ideal jika benih di peram di dalam kotak yang di beri lampu pijar
berdaya 15 – 25 watt agar temperatur di dalamnya terkondisikan pada 30 -
32o C.
Tancapkan benih oyong satu per satu di permukaan media semai dengan
kemiringan 45oC . Ujung benih yang lancip atau bakal kutikula keluar
harus mengarah kebawah. Setelah itu, timbun dengan sisa media semai
setebal 1 cm.
Siram persemaian dengan hati-hati. Setelah itu, tutup permukaannya
dengan karung, daun pisang, atau plastik selama 3 - 4 hari atau sampai
benih mulai berkecambah.
Benih gambas dapat juga ditanam langsung di lapangan dengan
menggunakan para-para maupun tralis sebagai tempat merambatnya sulur.
Apabila rambatan belum siap dan biji sangat terbatas, biji dapat disemaikan
terlebih dahulu. Biji dibiarkan berkecambah sampai tinggi kurang lebih 10 cm,
kemudian dipindahkan ke lapangan.
Penanaman Oyong
Persiapan lahan :
a. Bajak (ploughing)
Dilakukan pada min 20 hari sebelum tanam. Tujuan : memperbaiki aerasi
dan struktur tanah.
b. Rancah (swampy)
Dilakukan setelah lahan dibajak dan digaru tahap pertama. Tujuan :
Mengurangi gulma dan penyakit (land sterilization).
c. Klantang (land drying)
Dilakukan selama 1 minggu. Tujuan : pengatusan lahan agar mudah dibuat
bedengan.
d. Pembuatan Bedengan (bedding), got
Bedengan dibuat berhadapan untuk penempatan para-para.
Pemupukan Dasar (base fertilizing)
Fertilizer : NPK (35-45 g/m2) atau campuran N,P,K 2:1:1
Dolomit : 1 kg/5m2
Manure : 1 kg/m2
Tanam (transplanting)
Dilakukan pada umur bibit 7-8 hari (keluar 2 daun) setelah benih disemai.
Dilakukan sortase bibit, dipilih bibit dengan vigor yang kokoh. Pemberian
fungisida dan bakterisida, dilarutkan dan dikocorkan pada bibit yang akan
ditanam. Pengairan lahan pertanaman, dilakukan sebelum pindah tanam.
Pengairan dilakukan sampai kapasitas lapang. Tugal lubang tanam dan aplikasi
nematisida/insektisida. Penanaman harus dilakukan dengan benar, posisi bibit
jangan sampai menyentuh mulsa plastic
Pemeliharaan Tanaman Oyong :
Training Tanaman
Ikat dan merambatkan sulur, dilakukan ketika tanaman mulai berumur ± 7
HST. Sulur harus dirambatkan agar pertumbuhannya sesuai dengan arah lanjaran
(± 15 HST). Wiwil, dilakukan dengan cara memangkas cabang-cabang yang
tumbuh pada ruas 1-5. Wiwil dilakukan agar pertumbuhan vertikal tanaman lebih
cepat.
Penyiangan (cleaning)
Dilakukan pada daerah di sekitar lubang tanam, got dan area antar bedeng
Pengairan (irrigation)
Pada musim kemarau/kondisi kering, pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Pada musim hujan, pengairan dilakukan dengan melihat kondisi tanah.
Pemangkasan CabangApabila tumbuh banyak cabang di ketiak daun, Lakukan pemangkasan cabang. Pilih dua cabang yang paling besar dan sehat. Sisa cabang lainnya yang tumbuh di batanghingga ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah harus di pangkas. Pemangkasan di lakukan ketika cabang masih pendek, sekitar 3 - 5 cm. Sebaliknya, cabang yang tumbuhdi atas batas 1,5 m dibiarkan tumbuh.Pembuatan Para-para1. Buat para-para setinggi 2 m dan lebar 2 m sebagai tempat merambat tanaman.2. Para-Para dibuat dari bambu.3. Buat anyaman bilah-bilah bambu ( galar ) dan tali nilon di bagian atas para-para sebagai tempat merambat tanaman ketika masa produksi.Pemberian Ajir rambatan1. Untuk membantu tanaman tumbuh ke atas hingga merambat ke para-para, perlu di pasang ajir rambatan untuk setiap tanaman.2. Ajir di buat dari bilah bambu dan tidak perlu terlalu kuat karena sudah ada para-para. Panjang ajir sekitar 210 cm dan tebal 2 - 3 cm.Pengikatan Tanaman1. Tanaman oyong sebenarnya sudah memiliki sulur sebagai sarana mengikatkan diri pada rambatan. Namun, sebelum mencapai para-para, tanaman perlu di bantumerambat ke atas secara teratur sehingga tidak saling tindih.2. Lakukan pengikatan tanaman pada ajir menggunakan tali ravia setiap 30 - 35 cm sepanjang ajir.3. Jika setelah merambat di para-para, arah pertumbuhan tanaman tidak teratur dan saling tindih perlu di arahkan dan diikatkan ke galar para-para.Sanitasi lingkungan1. Lakukan penyiangan rumput dan gulma secara rutin, termasuk hamparan di bawah para-para. Penyiangan perlu di lakukan, terutama pada musim hujan. Pasalnya,sanitasi yang kurang baik akan meningkatkan serangan penyakit pada tanaman.Pengairan1. Pada musim kemarau, lakukan penyiraman secara berkala untuk menjaga kelembapan tanah.2. Pada musim hujan, perhatikan saluran drainase agar air bisa mengalir lancar, sehingga air tidak menggenangdi selokan.
Aturan Pemupukan pada sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Jika sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak, kebutuhan pupuk dan cara aplikasinya sebagai berikut.Dosis penggunaan pupuk kimia per hektare untuk pupuk kandang 3 ton, Urea 200 kg, ZA 50 kg, SP-36 200 kg, KCL 150 kg.Sebar pupuk kandang disisi kanan dan kiri bedengan, masing-masing selebar 40 cm dari tepi bedengan. Aduk - aduk ke dalam tanah.Campurkan semua pupuk kimia hingga rata. Sebarkan di sisi kanan dan kiri bedengan seperti halnya pengaplikasian pupuk kandang. Aduk - aduk ke dalam tanah.Semprotkan bedengan dengan cara mencangkul selokan dan menimbunkannya di sisi kanan dan kiri bedengan sehingga membentuk dua guludan di sisi bedengandengan ukuran lebar selokan 50 - 60 cm, dan tinggi guludan 30 - 35 cm dari dasar selokan.Ratakan permukaan bedengan. Belah mulsa plastik hitam perak hingga lebarnya menjadi 60 cm. Pasang mulsa plastik hitam sebagai penutup guludan.Buat lubang tanam dengan jarak 50 - 60 cm menggunakan sistem single row yaitu hanya satu baris tanaman dalam satu guludan.Jumlah populasi per hektare sekitar 10.000 - 11.000 tanam.
Pemupukan Susulan Oyong :Pada umur 4 - 5 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Silver dengan takaran 10 ml/ 14 liter air. Aplikasikan Di tanaman Oyong Hibrida.Pada umur 10 HST, lakukan pemupukan menggunakan larutan NPK dengan dosis 5 g/l air. Aplikasikan di lubang tanam sekitar pokok tanaman . setiap tanamanUntuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per14 liter air.Pada umur 25 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Plus dengan takaran 15 ml/ 14 liter air. Aplikasikan pada tanaman dengan menggunakan Hand sprayer.Pada umur 40 - 45 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Gold dengan Dosis 15 ml/14 liter air.Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per14 liter air.Jika pada saat produksi di jumpai banyak buah yang bengkok dan bentuknya abnormal, lakukan pemupukan kimia susulan menggunakan urea 100 kg/ha. Aplikasikandi samping tanaman dengan jarak 15 - 20 cm dari pokok tanaman
I. Pendahuluan
Daerah asal gambas adalah India, namun tanaman ini telah beradaptasi lama di
daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yang dapat dimanfaatkan
sebagai sayuran adalah buah muda, pucuk daun dan bakal bunga. Buah tua
tidak dapat dimakan karena sangat pahit dan keras. Dalam 100 g buah muda
terkandung 93 g air, 0.6-1.2 g protein, 0.2 g lemak, 4-4.9 g karbohidrat, 16-20
mg Ca, 0.4-0.6 mg Fe, 24-32 mg P, 45-410 IU vitamin A, 0.04-0.05 mg vitamin
B1, 0.02-0.06 mg vitamin B2, 0.3-0.4 mg niacin, 7-12 mg vitamin C dengan
total energi sebesar 85 kJ.
II. Kultur Teknis Tanam
Gambas diperbanyak dengan biji. Benih gambas dapat ditanam langsung di
lapangan dengan menggunakan para-para maupun tralis sebagai tempat
merambatnya sulur. Apabila rambatan belum siap dan biji sangat terbatas, biji
dapat disemaikan terlebih dahulu dengan menggunakan polybag diameter 5 cm.
Untuk setiap polybag diisi 2 butir benih dengan media campuran pupuk
kandang dan tanah. Biji dibiarkan berkecambah sampai tinggi kurang lebih 10
cm, kemudian dipindahkan ke lapangan. Pemupukan dan pemeliharaan
tanaman
Pemeliharaan tanaman gambas yang biasa dilakukan adalah pemangkasan
daun, apabila daun terlalu rimbun. Pupuk kandang yang diperlukan untuk satu
lubang tanam sekitar 2 kg ditambah 10g NPK 15:15:15. Panen Tanaman
gambas dapat dipanen beberapa kali, dan panen pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur 2 bulan.
III. PRODUKSI BENIH
Budidaya produksi benih Budidaya untuk produksi benih gambas hampir
sama seperti budidaya konsumsi, kecuali ada perlakuan yang bertujuan untuk
menjaga kemurnian genetik benih yang dihasilkan, yaitu isolasi jarak dan
seleksi (roguing). Gambas termasuk tanaman yang menyerbuk silang (cross
pollinated) melalui serangga, sehingga diperlukan isolasi jarak sekitar 400-1000
m. Seleksi (roguing) tanaman dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif, fase
berbunga, dan fase berbuah, meliputi : keseragaman pertumbuhan, bentuk daun,
warna bunga, bentuk buah, dan lain-lain.
Waktu pemanenan benih Waktu pemanenan benih gambas sekitar 110 hari
setelah semai (dataran tinggi), ditandai dengan buah yang telah berwarna coklat-
kering dan biji berwarna hitam. Buah gambas dipanen dengan cara dipotong
tangkainya dengan pisau. Prosesing dan pengeringan benih Buah gambas
yang telah kering dipotong melintang kemudian biji dikeluarkan, dan dibungkus
kertas. Selanjutnya biji dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kadar air
mencapai 8.0 %. Rata-rata dalam satu buah gambas dihasilkan sekitar 50-80biji.
Pengemasan benih Benih atau biji gambas yang telah kering dapat dikemas
dalam kemasan kertas, namun akan lebih baik lagi jika menggunakan kemasan
alumunium foil, karena sifatnya yang kedap udara. Jika memungkinkan udara
yang ada dalam kemasan alumunium foil juga dihisap keluar dengan
menggunakan alat penghisap (vacuum), sehingga kadar air benih awal dapat
dipertahankan.
Penyimpanan benih Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus
disimpan dalam stoples kaca yang telah diberi bahan desikan, seperti : silica gel;
arang; abu gosok, sehingga udara di dalam stoples diharapkan tetap kering dan
dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang dikemas dalam
kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang
tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika
memungkinkan dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan
kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH = 30 %).
Kusmana, Redy Gaswanto, Rinda Kirana, dan Iteu M. Hidayat