gangguan somatoform

32
BAB I PENDAHULUAN Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya nyeri, mual, dan pusing) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan pasien untuk berfungsi didalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura- pura yang disadari atau gangguan buatan. 1,2 Gambaran yang penting dari gangguan somatoform adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik, dimana tidak ada kelainan organik atau mekanisme fisiologik. Dan untuk hal tersebut terdapat bukti ppsitif atau perkiraan yang kuat bahwa gejala tersebut terkait dengan adanya faktor fisiologis atau konflik. Karena gejala tak spesifik dari beberapa sistem organ dapat terjadi pada penderita anxietas maupun penderita somatoform disorder, diagnosis anxietas sering disalah diagnosiskan menjadi somatoform disorder, begitu pula 1

Upload: citoy-bastian

Post on 08-Jul-2016

134 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

gangguan somatoformfakultas kedokteran ilmu jiwagangguan somatoform

TRANSCRIPT

Page 1: Gangguan Somatoform

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki

gejala fisik (sebagai contohnya nyeri, mual, dan pusing) dimana tidak dapat

ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah

cukup serius untuk menyebabkan penderitaan pasien untuk berfungsi didalam

peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform

mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu

penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan

somatoform tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguan

buatan.1,2

Gambaran yang penting dari gangguan somatoform adalah adanya

keluhan-keluhan gejala fisik, dimana tidak ada kelainan organik atau mekanisme

fisiologik. Dan untuk hal tersebut terdapat bukti ppsitif atau perkiraan yang kuat

bahwa gejala tersebut terkait dengan adanya faktor fisiologis atau konflik. Karena

gejala tak spesifik dari beberapa sistem organ dapat terjadi pada penderita anxietas

maupun penderita somatoform disorder, diagnosis anxietas sering disalah

diagnosiskan menjadi somatoform disorder, begitu pula sebaliknya. Adanya

somatoform disorder, tidakmenyebabkan diagnosis anxietas menjadi hilang.1

Diagnostik and statistical manual of mental disorders DSM-IV-TR

memasukkan lima gangguan somatoform spesifik ; (1) gangguan somatisasi; (2)

gangguan konversi; (3) hipokondriasis; (4)gangguan dismorfik tubuh; (5)

gangguan nyeri.3

Gangguan somatisasi sendiri telah di kenal sejak zaman mesir kuno. Nama

awal gangguan somatisasi adalah histeria, suatu keadaan yang salah di anggap

hanya mengenai perempuan. (kata histeria berasal dari kata yunani untuk terus,

hysteria.). pada abad ke-17, Thomas Sydenham mengenali bahwa faktor

psikologis, yang ia sebut antecendent sorrrows (duka cita turunan). Terlibat dalam

patogenesis gejalapada tahun 1859, Paul Briquet, seorang dokter dari Perancis,

mengamati keragaman gejala dan sistem organ yang terkena serta menguraikan

1

Page 2: Gangguan Somatoform

perjalanan gangguan yang biasanya kronis. Karena pengamatan klinis yang tajam,

gangguan ini di sebut sindrom briquet selama beberapa waktu, walaupun

gangguan somatisasi menjadi standar di Amerika Serikat. 3

2

Page 3: Gangguan Somatoform

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

GANGGUAN SOMATOFORM

Istilah somatoform berasal dari bahasa yunani soma artinya tubuh;

dan gangguan somatoform adalah kelompok penyakit yang luas dan

memiliki tanda serta gejala yang berkaitan dengan tubuh sebagai

komponen utama. Gangguan ini mencakup interaksi pikiran-tubuh; di

dalam interaksi ini, dengan cara yuang masih memengaruhu kesadaran

pasien dan menunjukkan adanya masalah serius di dalam tubuh. Di

samping itu, perubahan ringan neurokimia, neurofisiologi, dan

neuroimunologi dapat terjadi akibat mekanisme otak atau jiwa yang tidak

diketahui yang menyebabkan penyakit.3

Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala

fisik yang berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik,

meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah

dijelaskan oleh dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang mendasari

keluhannya. Penderita juga menolak atau menyangkal untuk membahas

kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem atau konflik

dalam kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala-

gejala anxietas dan depresi.4

Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari

perhatian (histrionik), terutama pada pasien yang kesal karena tidak

berhasil membujuk dokternya untuk menerima bahwa keluhannya

memang penyakit fisik dan bahwa perlu adanya pemeriksaan fisik yang

lebih lanjut.4

Revisi teks edisi keempat the Diagnostik and statistical manual of

mental disorders DSM-IV-TR memasukkan lima gangguan somatoform

spesifik ; (1) gangguan somatisasi; di tandai dengan banyak keluhan fisik

3

Page 4: Gangguan Somatoform

yang mengenai banyak sistem organ. (2) gangguan konversi; ditandai

dengan satu atau dua keluhan neurologis. (3) hipokondriasis; di tandai

dengan lebih sedikit fokus gejala daripada keyakinan pasien bahwa merek

amemiliki suatu penyakit spesifik. (4)gangguan dismorfik tubuh; di tandai

dengan keyakinan yang salah atau persepsi yang berlebihan bahwa suatu

bagian tubuhnya cacat. (5) gangguan nyeri; di tandai dengan gejala yang

hanya di sebabkan atau secara signifikan di perberat oleh faktor

psikologis. DSM-IV-TR juga memiliki dua kategori diagnostik sisa untuk

ganguan somatoform; (1) gangguan somatoform tak terinci; (2) gangguan

somatoform yang tidak tergolongkan.3

1. Gangguan Somatisasi

Definisi

Gangguan somatisasi (somatization disorder) dicirikan dengan

keluhan somatik yang tidak dapat dijelaskan dengana adekuat

berdasaarkan pemeriksan fisik dan laboratorium. Gangguan ini biasanya

timbul sebelum usia 30 tahun namun biasanya dapat berlanjut hingga

tahunan dan dikenali DSM-IV-TR sebagai kombinasi gejala nyeri,

gastrointestinal, seksual, serta pseudoneurologis.3

Gangguan somatisasi berbeda dengan gangguan somatoform

lainnya karena banyaknya sistem organ yang terlibat. Gangguan ini

bersifat kronis dan disertai penderitaan psikologis yang signifikan,

hendaya fungsi sosial dan pekerjaan serta perilaku mencari bantuan medis

yang berlebihan. Orang dengan gangguan somatisasi adalah orang yang

sangat sering memanfaatkan pelayanan medis. Keluhan-keluhannya tidak

dapat dijelaskan oleh penyebab fisik atau melebihi apa yang dapat

diharapkan dari suatu masalah fisik yang diketahui. Keluhan tersebut juga

tampak meragukan atau dibesar-besarkan, dan orang itu sering kali

menerima perawatan medis dari sejumlah dokter, terkadang pada saat yang

sama.3

4

Page 5: Gangguan Somatoform

Epidemiologi

Prevalensi seumur hidup gangguan somatisasi dalam populasi umum

diperkirakan 0,1 sampai 0,2 persen walaupun beberapa kelompok riset

yakin bahwa angka sebenarnya dapat lebih mendekati 0,5 persen.

Perempuan dengan gangguan somatisasi jumlahnya melebihi laki-laki 5

hingga 20 kali, dengan rasio perempuan banding laki laki 5 banding 1, dan

di mulai sebelum usia 30 tahun, dan paling sering di temukan pada masa

remaja seseorang.3

Etiologi

Faktor psikososial. Formulasi psikososial melibatkan interpretasi gejala

sebagai komunikasi sosial, akibatnya adalah menghindari kewajiban

(contohnya harus pergi ketempat kerja yang tidak disukai),

mengekspresikan emosi (contohnya marah kepada pasangan), atau

menyimbolkan suatu perasaaan atau keyakinan (contohnya nyeri di usus).3

Faktor biologi dan genetik. Pasein memiliki kemampaun hendaya

kognitif yang menghasilkan persepsi dan penilaian input somatosensorik

yang salah. Hendaya ini mencakup perhatian mudah teralihkan,

ketidakmampuan menghabituasi stimulus berulang, pengelompokan

kontruksi kognitif dengan dasar impresionistik, hubungan parsial dan

sirkumtansial, serta kurangnya selektivitas.3

Data genetik menunjukkan bahwa gangguan somatisasi dapat

memiliki komponen genetik, cenderung menurun di dalam keluarga dan

terjadi pada 10 hingga 20 persen kerabat perempuan derajat pertama

pasien dengan gangguan somatisasi, sedangka laki-laki rentan terhadap

penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadiaan antisosial.3

Sitokin ialah molekul pembawa pesan yang digunakan sistem imun untuk

berkomunikasi di dalam dirinya dan dengans istem saraf, termasuk otak,

pada ilmu neurologi dasar,. Dalam beberapa percobaan pendahuluan

5

Page 6: Gangguan Somatoform

sitokin dapat berperan dalam menyebabkan sejumlah gejala nonspesifik

penyakit, terutama infeksi, seperti hipersomnia, anoreksia, lelah, dan

depresi.3

Pedoman diagnostik

a. Adanya banyak keluhan-keluhan fisik bermacam-macam yang

tidak dapat dijelaskan atas dasar adnya kelainan fisik yang

berlangsung setidaknya 2 tahun.

b. Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberpa dokter

bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-

keluhannya.

c. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga

yangberkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari

perilakunya.2

Kriteria diagnostik untuk Gangguan Somatisasi

A. Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun, terjadi selama periode

beberapa tahun

B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan,

4 gejala (G) nyeri: sekurangnya empat tempat atau fungsi yang

berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggot a gerak,

dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau

selama miksi)

2 G gastrointestinal: sekurangnya dua gejala selain nyeri (misalny a

mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau

intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)

1 G seksual: sekurangnya satu gejala selain dari nyeri (misalnya

indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi

tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang

kehamilan).

1 G pseudoneurologis: sekurangnya satu gejala atau deficit yang

mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada

6

Page 7: Gangguan Somatoform

nyeri (gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis, sulit

menelan, retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri,

pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif

seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan).

C. Salah satu (1)atau (2):

Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B

tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis

umum yang dikenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya

efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol) .

Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan s

osial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang

diperkirakan dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan

laboratorium.

D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti

gangguan buatan atau pura-pura).4

Gambaran klinis

a. Mual dan muntah (selain selama kehamilan)

b. Kesulitan menelan

c. Nyeri dilengan dan tungkai

d. Nafas pendek dan tidak berkaitan dengan olahraga

e. Amnesia

f. Dan komplikasi kehamilan serta mensturasi adalah gejala yang paling

lazim ditemui.

g. Pasien meyakini bahwa mereka telah sakit selama sebagian besar

hidup mereka.4

Gejala pseudoneurologis mengesankan tetapi tidak patogmonik untuk

adanya gangguan neurologis, penderitaan psikologis dan masalah

7

Page 8: Gangguan Somatoform

interpersonal menonjol pada gangguan ini; ansietas dan depresi adalah

yang paling sering.4

Diagnosis banding

Sejumlah gangguan medis sering Menunjukkan kelainan yang

sementara dan nonspesifik pada kelompok usia yang sama, gangguan

medis ini mencakup sklerosis multipel, miastenia gravis, systemic lupus

erythematosus (SLE), acquired immune deficiency syndrome (AIDS),

hiperparatiroidisme, hipertiroidisme dan infeksi sistemik kronik.4

Banyak gannguan jiwa yang dipertimbangkan, diantaranya depresif

berat, gangguan ansietas menyeluruh dan skizofrenia. Dan diantara semua

gangguan somatoform, hipokondriasis, gangguan konversi dan gangguan

somatisasi nyeri.4

Prognosis

Dubia et malam. Pasien sering berakhir dengan tak berdaya karen

gangguan ini bersifat kronis.4,5

Terapi

Pasien harus memiliki satu dokter utama agar dokter selalu mampu

melihat pasien selama kunjungan dan terjadwal teratur, biasnya dengan

interval satu bulan.prosedur lain dan laboratorium sebaiknya dihindari

ketika diagnosis gangguan somatisasi telah di tegakkan. Dokter harus

mendengarkan keluhan sebagai ekspresi emosi, bukan sebagai keluhan

medis, meskipun demikian pasien juga dapat memiliki penyakit fisik yang

sesungguhnya.Arahakan kesadaran pasien agar pasien mau berkonsultasi

lanjut dengan klinis jiwa.4

8

Page 9: Gangguan Somatoform

Psikoterapi, baik individu maupun kelompok, menurunkan biaya

pengeluaran untuk perawatan kesehatan pribadi pasien, pada lingkungan

pasien dibantu beradaptasi dengan gejalanya.4

Memberikan obat psikoterapi ketika gannguan somatisasi timbul

bersamaan dengan gejala gangguan mood, dianjurkan pula terapi

psikofarmakologik dan psikoteraupetik pada gangguan yang timbul

bersamaan, obat harus elalu di awasi, katen pasien ini sering tidak teratur

dan tidak dapat di percaya.4

I.2 Gangguan Konversi

Definisi Gangguan fungsi tubuh yang tidak sesuai dengan konsep

terkini mengenai anatomi dan fisiologi sistem saraf pusat ataupun

perifer. Gangguan ini secara khas terdapat saat stress dan

menimbulkan disfungsi yang cukup bermaksa. Menurut DSM-IV-TR,

simptom konversi menyerupai kondisi satu gejala neurologis atau

lebih (contohnya paralisis, buta dan parastesia), yang tidak dapat

dijelaskan gejala medis atau neuroligisnya.4

Epidemiologi

Terjadi pada 11-500 per 100.000 penduduk. Rasio perempuan

dan laki laki dewasa 2 banding 1 dan paling tinggi Biasanya terjadi

pada usia anak-anak (akhir)10 banding 1 hingga dewasa (awal). Lazim

terjadi di pedesaan, orang dengans edikit edukasi, orang dengan IQ

rendah, orang dengan sosioekonomik rendah dan anggota militer yang

terpajan situasi perang.4

Etiologi

Faktor psikoanalisik; disebabkan intrapsikis yang tidak di sadari

dan konversi ansietas menjadi gejala fisik, konflik tersebut antara

impuls b erdasarkan insting dan larangan pengungkapan ekspresi.

9

Page 10: Gangguan Somatoform

Teori pembelajaran; bagian dari perilaku yang dipelajari secara

klasik, gejala penyakit, yang dipelajari saat masa kanak-kanak,

dikedepankan sebagai cara beradaptasi dengans ituasi yang tidak

mungkin.

Faktor biologis; banyak data yang mengaitkan faktor biologis

dengan gangguan konversi. Hipometabolisme hemisfer dominan

dan Hipermetabolisme hemisfer nondominan dan mengaitkan

hubungan hemisfernyang terganggu sebagai penyebab konversi,

gejalanya dapat di sebabkan oleh bangkitan korteks serebri

dengan formasio retikularis batang otak, selanjutnya peningkatan

kortikofugal menghambat kesadaran pasien akan sensasi yang

berkaitan dengan tubuh.4

Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi

Ciri-ciri diagnostik dari gangguan konversi adalah sebagai berikut:

a. Paling tidak terdapat satu simtom atau defisit yang melibatkan

fungsi motorik volunternya atau fungsi sensoris yang menunjukkan

adanya gangguan fisik.

b. Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut

karena onset atau kambuhnya simtom fisik terkait dengan

munculnya stresor psikososial atau situasi konflik.

c. Orang tersebut tidak dengan sengaja menciptakan simtom fisik

tersebut atau berpura-pura memilikinya dengan tujuan tertentu.

d. Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual bud aya atau

pola respon, juga tidak dapat dijtelaskan dengan gangguan fisik apa

pun melalui landasan pengujian yang tepat.

e. )Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya

dalam satu atau lebih area fungsi, seperti fungsi sosial atau

pekerjaan, atau cukup untuk menjamin perhatian medis.

f. Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah pada fungsi

seksual, juga tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain.

10

Page 11: Gangguan Somatoform

Akan tetapi, beberapa orang dengan gangguan konversi

menunjukkan ketidakpeduli an yang mengejutkan terhadap simtom-

simtom yang muncul, suatu fenomena yang diistilahkan sebagai la

belle indifference ( “ketidakpedulian yang indah”). 4

Gambaran klinis

Paralisis, buta dan mutisme adalah gejala yang paling lazim.

Berikut ini gejala2 berdasarkan pembagiannya.4

Gejala sensorik; anastesia dan parastesia terutama pada

ekstremitas, tuli, buta, serta penglihatan terowongan, gejala ini

dapat unilateral dan bilateral.

Gejala motorik; gerakan abnormal, gangguan berjalan, kelemahan

dan paralisis, tremor ritmis yang kasar, gerakan koreiform, “tic”,

dan sentakan dapat ada, gerakan memburuk ketika orang

memperhatikan pasien.

Gejala bangkitan; kejang semu, menggigit lidah, inkontenensia

urin, dan cedera setelah jatuh dapat terjadi kejang semu.4

Diagnosis banding

25 hingga 50 persen pasien digolongkan memiliki gangguan

konversi akhirnya didiagnosis gangguan medis nonpsikiatri atau

neurologis yang dapat menyebabkan gejala2 sebelumnya. Gangguan

neurologis seperti demensia, tumor otak, dan penyakit ganglia basalis.4

Prognosis

11

Page 12: Gangguan Somatoform

hingga 100 persen jika, onset awal, ada faktor presipitasi yang

jelas, intelegensia masih baik, segera dilakukan treatment. Prognosis

buruk jika terjadi hal sebaliknya.4

Terapi

Perbaikan gejala bisanya terjadi secara spontan, terapi perilaku

atau terapi suportif memberikan hasil yang baik. Pendekatan

psikoterapeutik mencakup psikoanalisis dan psikoterapi berorientasi

tilikan, semakin lama durasi penyakit pasien dan semakin banyak

mereka mengalami regresi, semakin sulit terapinya.4

I.3 Hipokondriasis

Definisi

Hipokondriasis adalah keterpakuan preokupasi pada ketakutan

menderita, atau keyakinan bahwa seseorang memiliki penyakit medis

yang serius, meski tidak ada dasar medis untuk keluhan yang dapat

ditemukan.istilah hipokodriasis berasal dari istilah medis kuno

hipokondrium dan mencerminkan keluhan abdomen yang lazim.4

Epidemiologi

Biasanya terjadi pada usia dewasa, rasio antara wanita dan pria sama.4

Etiologi

Gejala mencerminkan adanya kesalahan interpretasi gejala

tubuhnya

Permintaan untuk masuk ke peran sakit yang diciptakan untuk

menghadapi masalah yang cukup besar dan mungki ntidak

dapat di seleseikan.

12

Page 13: Gangguan Somatoform

Bentuk varian gangguan jiwa, seperti depresif dan gangguan

ansietas.

Keinginan agresif dan permusuhan terhadap orang lain di rubah

menjadi keluhan fisik. Seperti kekecewaan.4

Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis

a. Perokupasi (keterpakuan) dengan ketakutan menderita, ide bahwa

ia menderita suatu penyakit serius didasarkan pada interpretasi

keliru orang tersebut terhadap gejala-gejala tubuh.

b. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis

yang tepat

c. Tidak disertai dengan waham dan tidak terbatas pada kekhawatiran

tentang penampilan (seperti pada gangguan dismorfik tubuh).

d. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau

gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.

e. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan

kecemasan umum, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik,

gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau ga ngguan

somatoform lain.4

Diagnosis banding

Gangguan somatoform lainnya.4

Prognosis

1/3 hingga 1/5 pasien bisa sembuh, sebagian besar membaik

pada masa remaja akhir atau maa dewasa awal.4

Terapi

resisten terhadap psikiatri, psikoterapi kelompok sangat baik,

pememeriksaaan fisik yan gterjadwal rutin sering berguna untuk

13

Page 14: Gangguan Somatoform

meyakinkan psien bahwa dokter tidak mengabaikannya. Farmakoterapi

meringakan gejala hipokondriak hanya jik apsien memiliki keadaan

yang berespon terhadap obat yang mendasarinya.4

1.4 Gangguan Dismorfik Tubuh

Definisi

Gangguan dismorfik tubuh (body dismorphic disorder) terpaku

pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal

penampilan mereka. Mereka dapat menghabiskan wak tu berjam-jam

untuk memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang

ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang dipersepsikan.4

Epidemiologi

Pasien cenderung pergi ke dermatologis. Awitan usia yang paling

lazim ditemukan antara 15 dan 30 tahun dan perempuan lebih sering

terkena daripada laki-laki.4

Etiologi

Penyebab pasti sampai saat ini belum di ketahui.4

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh

a. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan

sedikit anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut menjadi

berlebihan.

b. Preokupasi menyebabkan Penderitaan yang bermakna secara klinis

atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting

lainnya.

c. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental

lain (misalnya, ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada

anorexia nervosa).4

14

Page 15: Gangguan Somatoform

Gambaran klinis

Kekhawatiran yang paling lazim mencakup ketidaksempurnaan

wajah, terutama meliputi anggota tubuh tertentu, kekhawatiran bersifat

samar dan sulit di mengerti, gejala lain misalnya mencakup gagasan

waham rujukan, baik mengaca berlebihan maupun menghindari

permukaan yang dapat memantul, serta menyembunyikan deformitas yang

di anggap. 1/3 pasien mengendap dirumah karen akhawatir di ejek dan 1/5

pasien mencoba bunuh diri.4

diagnosis banding

distorsi citra tubuh pada anoreksia nervosa, gangguan identitas

gender, dan beberapa jenis kerusakan otak tertentu.pertimbangan

diagnostik lain adalah gangguan kepribadian narsistik, gangguan

depresif,gangguang obsesif kompulsif, dan skizofenia.4

Prognosis

Tingkat kekhawatiran dapat membaik dan memburuk seiring

waktu, walaupun gangguan ini bisa menjadi kronis bila tidak di tangani.4

Terapi

Obat trisiklik dilaporkan berguna untuk aksus tertentu, obat yang

lebih spesifik – clomipramine dan fluoxetine efektif dalam mengurangi

gejala pada sedikitnya 50 persen pasien.4

1.5 Gangguan Nyeri

Definisi

DSM-IV-TR mendefenisikan gangguan nyeri sebagai adanya nyeri

yang merupakan “fokus dominan perhatian klinis”. Faktor

psikologis memerankan peranan yang penting di dalam gangguan tersebut.

15

Page 16: Gangguan Somatoform

Gejalanya adalah nyeri atau lebih pada satu tempat yang tidak ssutuhnya

disebabkan oleh keadaan medis atau neuropsikiatri, disertai dengan

emosional dan hendaya fungsional.4

Epidemiologi

Terjadi pada semua tingkatan usia, di USA 10-15% (7 juta) pasien

datang dengan keluhan nyeri punggung.4,5

Etiologi

Faktor psikodinamik; pasien dengan keluhan tanpa adanya penyebab

fisik dapat diidentifikasi dan adekuat mungkin secara simbolis

mengeskpresikan suatu konflik intrapsikis melalui tubuhnya. Dengan

memindahkan masalah ke tubuh, merek adpat merasakan bahwa merek

amemiliki tuntutan sah terhadap pemenuhan kebutuhan merek auntuk

bergantung. Nyeri dapat berfungsi suatu metode untuk memperoleh cinta,

hukuman untuk kesalahan, dan cara untuk memperbaiki rasa bersalah dan

rasa keburukan alami.4

Faktor perilaku; perilaku nyeri di dorong saar dihargai dan diabaikan

atau dihukum.

Faktor interpersonal; nyeri yang sulit di kendalikan telah di

konseptualisasikan untuk memanipulasi dalam hubungan interpesonal.

Faktor biologis; korteks serebri menghambat cetusan serat nyeri aferen,

serotonin mungkin neurotransmitter utama dalam jaras inhibisi desenden,

dan endorfin juga memainkan peran penting dalam modulasi nyeri sitem

saraf pusat.4

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri

a. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis

16

Page 17: Gangguan Somatoform

b. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau

gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

c. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset,

kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnya nyeri.

d. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat

(seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).

e. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood,

kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria

dispareunia.4

Gambaran klinis

Pasien tidak menyusun suatu kelompok yang sama, tetapi

kumpulan orang yang heterogen dengan nyeri punggung bawah sakit

kepala, nyeri fisial atipical, nyeri pelvis kronis, dan jenis nyeri lain. Pasien

sering memiliki riwayat rawatan medis dan pembedahan yang panjang,

mereka mendatangi dan meminta banyak obat dengan dokter.4

Diagnosis banding

Diagnosis banding dapat dipersulit dilakukan karena pasien dengan

gangguan nyeri sering menerima kompensasi ketidakmampuan atau

keuntungan proses hukum.4

Prognosis

jika gejala terjadi < 6 bulan, cenderung baik, dan jika gejala terjadi

> 6 bulan, cenderung buruk (cenderung menjadi kronik).

Terapi

Farmakoterapi; obat nalgesik umumnya tidak membantu.

Antidepresan seperti trisiklik dan selective serotonin reuptake inhibitors

(SSRI), berguna.

17

Page 18: Gangguan Somatoform

Psikoterapi; psikoterapi psikodinamik membantu pasien dengan g

angguan nyeri, langkah utama ialah membangun hubungan terapeutik

yang solid melalui empati terhadap penderitaan pasien. Karena nyeri yang

dirasakn bagi apsien adalah nyata dan klinisi harus memahami tersebut.

Terapi lain; biofeedback dapat membantu dalam terapi, terutama

dengan migrain, nyeri miofisial, dan ketegangan otot.

Program pengendalian nyeri; kadang-kadang penting untuk

menyingkirkan pasien dari lingkungan sehari-hari mereka dan

menempatkan untuk program pengendalian nyeri rawat inap kompresif.4

1.6 Gangguan Somatoform yang Tidak Terinci

Defenisi

DSM-IV-TR, gangguan somatoform yang tidak terinci

didefenisikan sebagai efek fisik yang tidak dapat dijelaskan, berlangsung

sedikitnya selama 6 bulandan di bawah anmbang untuk mendiagnosis

gangguan somatisasi.

Epidemiologi,

Bervariasi, di USA 10%-12% terjadi pada usia dewasa, dan 20 %

menyerang wanita.

Etiologi

Secara pasti belum diketahui

18

Page 19: Gangguan Somatoform

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang Tidak

Digolongkan

a. Satu atau lebih keluhan fisik (misalnya kelelahan, hilangnya nafsu

makan, keluhan gastrointestinal atau saluran kemih)

b. Salah satu (1)atau (2)

1. ·Setelah pemeriksaan yang tepat, gejala tidak dapat dijelaskan

sepenuhnya oleh kondisi medis umum yang diketahui atau oleh

efek langsung dari suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat,

atau alkohol)

2. Jika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan, keluhan

fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya

adalah melebihi apa yang diperkirakan menurut riwayat penyakit,

pemeriksaan fisik, atau temuan laboratonium.

c. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau

gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

Durasi gangguan sekurangnya enam bulan.

d. Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental

lain (misalnya gangguan somatoform, disfungsi seksual, gangguan

mood, gangguan kecemasan, gangguan tidur, atau gangguan psikotik).

e. Gejala tidak ditimbulkan dengan sengaja atau dibuat-buat (seperti

pada gangguan buatan atau berpura-pura)

Gejala klinis

Gejala harus menimbulkan distress emosi yang signifikan atau

mengganggu fungsi sosial mapupun pekerjaan mereka.

Prognosis

Bervariasi, sulit diprediksi karena prognosisnya bergantung pada

gejala yang lebih dominan.4

19

Page 20: Gangguan Somatoform

1.7 Gangguan Somatoform yang tidak tergolongkan

Gangguan Somatoform yang tidak tergolongkan adalah kategori

sisa untuk pasien yang tidak memiliki gejala yang tampaknya sesuai

dengan gangguan somatoform, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik

spesifik gangguan somatoform lain. Pasien seperti ini dapat memiliki

gejala yang tidak mencakup dalam gangguan somatoform lain (contohnya

pseudosiesis) atau dapat tidak memenuhi kriteria 6 bulan gangguan

somatoform lain.4

20

Page 21: Gangguan Somatoform

BAB III

KESIMPULAN

Gangguan Somatoform adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik

yang berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik,

meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah

dijelaskan oleh dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang mendasari

keluhannya.

The Diagnostik and statistical manual of mental disorders DSM-

IV-TR memasukkan lima gangguan somatoform spesifik ;

1) gangguan somatisasi; di tandai dengan banyak keluhan fisik yang

mengenaibanyak sistem organ.

2) gangguan konversi; ditandai dengan satu atau dua keluhan

neurologis.

3) hipokondriasis; di tandai dengan lebih sedikit fokus gejala daripada

keyakinan pasien bahwa merek amemiliki suatu penyakit spesifik.

4) gangguan dismorfik tubuh; di tandai dengan keyakinan yang salah

atau persepsi yang berlebihan bahwa suatu bagian tubuhnya cacat.

5) gangguan nyeri; di tandai dengan gejala yang hanya di sebabkan

atau secara signifikan di perberat oleh faktor psikologis.

DSM-IV-TR juga memiliki dua kategori diagnostik sisa untuk

ganguan somatoform; (1) gangguan somatoform tak terinci; (2) gangguan

somatoform yang tidak tergolongkan.

21

Page 22: Gangguan Somatoform

DAFTAR PUSTAKA

1. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I . 2001. Media Aesculapicus : Fakultas

Kedokteran Universitas Tanjungpura.

2. Departemen Kesehatan R.I. 1993.Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia III cetakan pertama. Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI : Jakarta

3. Kaplan, B.J., Sadock, V.A, 2007, Kaplan & Sadock’s Synopsis of

Psychiatry : Behavioral

4. Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa cetakan kesembilan.

Airlangga University Press : Surabaya

22