gastritis

Upload: fitri-ohp

Post on 16-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Gastritis

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Gastritis

    1/34

    LAPORAN KELOMPOK 4

    PROJECT BASED LEARNING

    GASTRITIS

    DISUSUN OLEH :

    ASMAWATI FITRIANA J 115070201111005DIKA ARINI P 115070201111007

    RAHMI NURROSYID P 112070201111017

    AFFRIDA NURLILY CHINTYA WIDARI 115070201111009

    NI WAYAN ASMA NIRA YUSTIKA 115070201111011

    ATIKA DYAH SETYONINGATI 115070201111013

    FITRI OKTAVIA HADI PUTRI 115070201111015

    ETRI NURHAYATI 115070201111019

    SHINTA ARDIANA P 115070201111021

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 5/26/2018 Gastritis

    2/34

    TRIGGER

    Seorang perempuan 22 tahun datang ke Puskesmas dengan nyeri di hulu

    hati disertai rasa perih, nafsu makan menurun, mual dan perut kembung

    disertai muntah 4 kali. Keluhan ini dirasakan dari kemarin dan sudah

    minum antasida namun keluhan yang dirasakan tidak berkurang. Klien

    becerita bahwa ia bekerja terus-menerus sampai lupa makan dan

    perasaan gugup akan menghadapi sidang akhir 2 hari lagi. Hasil

    pemeriksaan fisik klien tampak lelah, TD: 100/70 mmHg, N: 90x/menit,

    RR: 20x/menit, T: 37,8oC dan terdapat distensi abdomen. Perawat

    menyarankan klien masuk rumah sakit.

    SLO:

    1. Definisi gastritis

    2. Etiologi gastritis

    3. Patofisiologi gastritis

    4. Manifestasi gastritis

    5. Pemeriksaan diagnostic gastritis

    6. Penatalaksanaan medis gastritis

    7. Komplikasi gastritis

    8. Asuhan keperawatan gastritis

  • 5/26/2018 Gastritis

    3/34

    1. DEFINISI GASTRITIS

    Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh

    diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau

    mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunner &

    Suddarth, 2001)

    Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa

    lambung, secara histopatologik dapat dibuktikan dengan adanya

    infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. (Suyono, Slamet.

    200)

    1. Klasifikasi histologi yang sering digunakan adalah :

    a. Gastritis kronik superfisialis apabila sebukan sel radang kronis

    terbatas pada lamina propria mukosa superfisialis dan edema

    yang memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa, sedangkan sel-sel

    kelenjar tetap utuh.

    b. Gastritis kronik atrofik apabila sel-sel radang kronik menyebar

    lebih dalam disertai distorsi dan destruksi sel-sel kelenjar

    mukosa yang lebih nyata.

    c. Metaplasia intestinalis dimana terjadi perubahan-perubahan

    histopatologik kelenjar mukosa lambung menjadi kelenjar

    mukosa usus halus yang mengandung sel goblet. Perubahan

    tersebut dapat terjadi hampir pada seluruh segmen lambung,

    tetapi dapat pula hanya merupakan bercak-bercak pada

    beberapa bagian lambung.

    d. Atrofi lambung dianggap merupakan stadium akhir gastritiskronik. Pada saat itu struktur kelenjar-kelenjar menghilang dan

    terpisah satu sama lain secara nyata dengan jaringan ikat,

    sedangkan sebukan sel-sel radang juga menurun. Mukosa

    menjadi sangat tipis, sehingga dapat menerangkan mengapa

    pembuluh darah menjadi terlihat pada saat pemeriksaan

    endoskopi

  • 5/26/2018 Gastritis

    4/34

    2. Secara etiologi terdapat 2 hal penting, yaitu:

    a. Imunologik : terutama pada gastritis kronik korpus yang

    berkorelasi kuat dengan autoantibodi sel parietal. Ciri-ciri

    khusus adalah bahwa secara histopatologik berbentuk gastritis

    kronik atrofik dengan predominan korpus yang dapat menyebar

    ke antrum dan hipergastrinemia. Keadaan ini dapat berlanjut

    menjadi anemia pernisiosa.

    b. Bakteriologik : pada mulanya kuman ini disebut sebagai

    Campylobacter pylori. Terdapat di seluruh dunia dan berkorelasi

    dengan tingkat sosio-ekonomi masyarakat. Prevalensi

    meningkat dengan meningkatnya umur. Di negara berkembang

    yang tingkat ekonominya lebih rendah, terjadi infeksi pada 80 %

    penduduk setelah usia 30 tahun. Atrofi mukosa terjadi setelah

    bertahun-tahun terkena infeksi kuman ini. Atrofi mukosa pada

    usia lanjut mungkin terjadi sebagai akibat kombinasi antara

    proses menua dan infeksi karena kuman ini.

    3. Aspek lain : di samping kedua faktor di atas, faktor refluks entero-

    gaster, cairan pankreato-bilier, asam empedu dan lisolesitin masuk

    ke lumen lambung merupakan penyebab terjadinya gastritis kronik.

    4. Menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi

    menjadi:

    a. Maag kronis korpus type A : perubahan histopatologik terjadi

    pada korpus dan kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkandengan proses autoimun dan dapat berlanjut menjadi anemia

    pernisiosa

    b. Maag kronis antrium type B : tipe yang paling sering dijumpai,

    yang sering dihubungkan dengan infeksi kuman Helicobacter

    pylori.

  • 5/26/2018 Gastritis

    5/34

    c. Maag multifocal atau type AB : distribusinya menyebar ke

    seluruh gaster. Seiring dengan orang yang lanjut usia,

    penyebaran kea rah korpus pun meningkat

    2. ETIOLOGI GASTRITIS

    Menurut mansjoer, 2001 peyebab gastritis yaitu:

    1. Gastritis akut

    a. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan NSAID, sebab

    dapat menyebabkan erosi mukosa lambung

    b. Alcohol, sebab dapat mengiritasi dan mengikis mukosa

    lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan pada

    asam lambung walaupun pada kondisi normal

    c. Stress

    Fisik : pembedahan, trauma, luka bakar,infeksi,

    perdarahan yang menyebabkan gangguan mikrosirkulasi

    pada mukosa lambung

    Psikis : cemas, gugup, karena dapat memicu peningkatan

    produksi HCL

    2. Gastritis kronik

    a. Penyebab tidak jelas

    b. Helicobacter pylori

    Selain penyebab berdasarkan keparahan penyakit, factor penyebab

    gastritis juga bisa diakibatkan oleh kebiasaan dan pola hidup yaitu:

    a. Frekuensi MakanFrekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari

    baik kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah

    dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai

    usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan

    jenis makanan. Jika rata-rata, umumnya lambung kosong antara

    3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan

    kosongnya lambung (Okviani, 2011).

  • 5/26/2018 Gastritis

    6/34

    Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah

    terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi

    dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung

    akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa

    nyeri (Ester, 2001).

    Secara alami lambung akan terus memproduksi asam

    lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam

    sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah

    banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan

    lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila

    seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung

    yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat

    mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di

    seitar epigastrium (Baliwati, 2004).

    Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung

    sulit untuk beradaptasi. Jika hal itu berlangsung lama, produksi

    asam lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi

    dinding mukosa pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak

    peptik. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa perih dan mual.

    Gejala tersebut bisa naik ke kerongkongan yang menimbulkan

    rasa panas terbakar . Produksi asam lambung diantaranya

    dipengaruhi oleh pengaturan sefalik, yaitu pengaturan oleh otak.

    Adanya makanan dalam mulut secara refleks akan merangsang

    sekresi asam lambung. Pada manusia, melihat dan memikirkan

    makanan dapat merangsang sekresi asam lambung (Ganong2001).

    b. Jenis Makanan

    Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau

    dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit

    susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi

    makanan bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat

  • 5/26/2018 Gastritis

    7/34

    menyebabkan gangguan pencernaan, seperti halnya makanan

    pedas (Okviani, 2011).

    Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan

    merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus

    untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan

    nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala

    tersebut membuat penderita makin berkurang nafsu makannya.

    Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali

    dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus

    dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut dengan

    gastritis (Okviani, 2011).

    Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang

    tidak cocok. Makanan tertentu yang dapat menyebabkan penyakit

    gastritis, seperti buah yang masih mentah, daging mentah, kari,

    dan makanan yang banyak mengandung krim atau mentega.

    Bukan berarti makanan ini tidak dapat dicerna, melainkan karena

    lambung membutuhkan waktu yang labih lama untuk mencerna

    makanan tadi dan lambat meneruskannya kebagian usus selebih-

    nya. Akibatnya, isi lambung dan asam lambung tinggal di dalam

    lambung untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke dalam

    duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas

    di ulu hati dan dapat mengiritasi (Iskandar, 2009).

    c. Porsi Makan

    Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupuntakaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap

    orang harus makan makanan dalam jumlah benar sebagai bahan

    bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan

    berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan

    menyebabkan obesitas (kegemukan). Selain itu, Makanan dalam

    porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada

    akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi

  • 5/26/2018 Gastritis

    8/34

    seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka pada

    lambung (Baliwati, 2004).

    d. Kopi

    Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis

    bahan dan senyawa kimia; termasuk lemak, karbohidrat, asam

    amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan

    mineral.

    Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi

    asam lambung sehingga menciptakan lingkungan yang lebih

    asam dan dapat mengiritasi lambung. Ada dua unsur yang bisa

    mempengaruhi kesehatan perut dan lapisan lambung, yaitu kafein

    dan asam chlorogenic.

    Studi yang diterbitkan dalam Gastroenterology

    menemukan bahwa berbagai faktor seperti keasaman, kafein atau

    kandungan mineral lain dalam kopi bisa memicu tingginya asam

    lambung. Sehingga tidak ada komponen tunggal yang harus

    bertanggung jawab (Anonim, 2011).

    Kafein dapat menimbulkan perangsangan terhadap

    susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta sistem

    pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab itu tidak heran setiap

    minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa

    segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau

    mengantuk. Kafein dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf

    pusat sehingga dapat meningkatkan aktivitas lambung dansekresi hormon gastrin pada lambung dan pepsin. Hormon gastrin

    yang dikeluarkan oleh lambung mempunyai efek sekresi getah

    lambung yang sangat asam dari bagian fundus lambung. Sekresi

    asam yang meningkat dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi

    pada mukosa lambung (Okviani, 2011).

    Jadi, gangguan pencernaan yang rentan dimiliki oleh orang

    yang sering minum kopi adalah gastritis (peradangan pada

  • 5/26/2018 Gastritis

    9/34

    lapisan lambung). Beberapa orang yang memilliki gangguan

    pencernaan dan ketidaknyamanan di perut atau lambung

    biasanya disaranakan untuk menghindari atau membatasi minum

    kopi agar kondisinya tidak bertambah parah.

    e. Teh

    Hasil penelitian Hiromi Shinya, MD., dalam buku The

    Miracle of Enzyme menemukan bahwa orang-orang Jepang yang

    meminum teh kaya antioksidan lebih dari dua gelas secara

    teratur, sering menderita penyakit yang disebut gastritis. Sebagai

    contoh Teh Hijau, yang mengandung banyak antioksidan dapat

    membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan berjenis

    polifenol yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas

    yang merusak. Namun, jika beberapa antioksidan bersatu akan

    membentuk suatu zat yang disebut tannin. Tannin inilah yang

    menyebabkan beberapa buah dan tumbuh-tumbuhan memiliki

    rasa sepat dan mudah teroksidasi (Shinya, 2008).

    Tannin merupakan suatu senyawa kimia yang memiliki

    afinitas tinggi terhadap protein pada mukosa dan sel epitel

    mukosa (selaput lendir yang melapisi lambung). Akibatnya terjadi

    proses dimana membran mukosa akan mengikat lebih kuat dan

    menjadi kurang permeabel. Proses tersebut menyebabkan

    peningkatan proteksi mukosa terhadap mikroorganisme dan zat

    kimia iritan. Dosis tinggi tannin menyebabkan efek tersebut

    berlebih sehingga dapat mengakibatkan iritasi pada membranmukosa usus (Shinya, 2008).

    Selain itu apabila Tannin terkena air panas atau udara

    dapat dengan mudah berubah menjadi asam tanat. Asam tanat

    ini juga berfungsi membekukan protein mukosa lambung. Asam

    tanat akan mengiritasi mukosa lambung perlahan-lahan sehingga

    sel-sel mukosa lambung menjadi atrofi. Hal inilah yang

    menyebabkan orang tersebut menderita berbagai masalah

  • 5/26/2018 Gastritis

    10/34

    lambung, seperti gastritis atrofi, ulcus peptic, hingga mengarah

    pada keganasan lambung (Shinya, 2008).

    3. PATOFISIOLOGI GASTRITIS

  • 5/26/2018 Gastritis

    11/34

    4. MANIFESTASI GASTRITIS

    1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang

    dapat menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan. Rasa perih

    terjadi ketika asam klorida lambung mencapai saraf dimukosa

    saluran cerna lalu saraf tersebut mengirim sinyal rasa sakit ke

    system saraf pusat. Hal ini terjadi pada bagian saraf yang terkena

    asam.

    2. Mual

    3. Muntah

    4. Kembung

    5. Kehilangan selera makan

    6. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

    7. Kehilangan berat badan

    8. Nyeri ulu hati, mual dan muntah disebut juga sebagai dyspepsia

    Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala

    mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronik yang

    berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit

    yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan

    selera. Gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi

    hal ini jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga

    terjadi borok/luka pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat

    menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan

    memerlukan perawatan segera.Sebagian besar penderita gastritis kronik tidak memiliki keluhan.

    Sebagian kecil saja yang mempunyai keluhan biasanya berupa : nyeri

    ulu hati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptik dan keluhan-

    keluhan anemia. Pada pemeriksaan fisis sering tidak dapat dijumpai

    kelainan. Kadang-kadang dapat dijumpai nyeri tekan midepigastrium

    yang ringan saja. Pemeriksaan laboratorium juga tidak banyak

    membantu. Kadang-kadang dapat dijumpai anemia makrositik. Uji

    Merupakan salah satu keluhan yang sering

    muncul.Hal ini karena adanya regenerasi mukosa

    lambung sehingga terjadi peningkatan asam lambungyang mengakibatkan mual dan muntah.

  • 5/26/2018 Gastritis

    12/34

    coba ciling tidak normal. Analisis cairan lambung kadang-kadang

    terganggu. Dapat terjadi aklorhidria. Kadar gastrin serum meninggi

    pada penderita gastritis kronik fundus yang berat. Antibodi terhadap

    sel parietal dapat dijumpai pada sebagian penderita gastritis kronik

    fundus.

    5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC GASTRITIS

    a. EGD (Esofagogastriduodenoskopi): tes diagnostic kunci untuk

    perdarahan GI atas, untuk melihat sisi perdarahan/derajat ulkus

    jaringan/cedera

    b. Foto rontegn (minum barium): dilakukan untuk membedakan

    diagnose penyebab atau sisi lesi

    c. Analisis gaster: dilakukan untuk menentukan adanya darah,

    mengkaji aktivitas skretori mukosa gaster

    d. Angiografi: untuk melihat vaskularisai GI. Vaskularisasi dapat dilihat

    bila endoskopi tidak dapat menyimpulkan atau tidak dapat

    dilakukan. Menunjukkan sirkulasi koleteral dan kemungkinan isi

    perdarahan

    e. Tes amylase serum: meningkat pada ulkus duodenum, bila rendah

    diduga gastritis

    f. Endoskopi: dapat melihat kelainan di lambung biasanya terdapat

    disekitar angulus, antrum, dan prepilorus

    g. Gastroskopi: untuk melihat mukosa lambung (warna, kelicinan,

    tidak adanya kelainan dan tempat kelainan)

    h. Pemeriksaan laboraturium Darah lengkap: bila ditemukan leukosit menandakan infeksi

    Analisis gaster: untuk mengetahui tingkat sekresi HCl, terjadi

    penurunan sekresi HCl pada klien gastritis kronik

    Kadar serum vit. B12, nilai normal 200-1000 Pg/ml, apabila

    kadar vit. B 12 rendah maka akan terjadi anemia

    megalostatik

  • 5/26/2018 Gastritis

    13/34

    Gastroscopy: untuk mengetahui permukaan mukosa,

    mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan

    untuk biopsy.

    i. Pada pemeriksaan darah selain untuk memeriksa ada tidaknya

    anemia dapat juga untuk memeriksa ada tidaknya H. pylori. H.

    pylori inijuga dapat diperiksa melalui biopsy mukosa, feses dan

    pernafasan.

    6. PENATALAKSANAAN MEDIS GASTRITIS

    a) Tujuan dari diet penderita gastritis adalah :

    a. Memberikan makanan yang adekuat dan tidak mengiritasi

    lambung

    b. Menghilangkan gejala penyakit

    c. Menetralisir asam lambung dan mengurangi produksi asam

    lambung

    d. Mempertahankan keseimbangan cairan

    e. Mengurangi gerakan peristaltik lambung

    f. Memperbaiki kebiasaan makan pasien

    Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau

    dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit

    susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi

    makanan bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat

    menyebabkan gangguan pencernaan, seperti halnya makanan

    pedas.

    Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akanmerangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus

    untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan

    nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala

    tersebut membuat penderita makin berkurang nafsu makannya.

    Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali

    dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus

  • 5/26/2018 Gastritis

    14/34

    dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut dengan

    gastritis.

    Jenis makanan pada penderita gastritis ada 2 yaitu jenis

    makanan yang disarankan dan dihindari (lambung sehat.com):

    1) Jenis makanan yang disarankan

    Para penderita maag dan radang lambung disarankan untuk

    mempertimbangkan makanan yang dapat mengurangi

    serangan nyeri lambung, seperti kentang, pisang, brokoli, kol,

    dan bubur.

    a. Kentang

    Sumber karbohidrat yang baik dan mampu memberikan

    rasa kenyang yang cukup lama. Bubur kentang atau jus

    kentang yang bersifat basa di pagi hari bermanfaat untuk

    menetralisir asam lambung sebelum Anda menyantap

    makanan lain.

    b. Pisang Masak

    Mengandung kalium, selain melon, pepaya dan tomat.

    Kalium yang dikandung dalam buah-buahan tersebut

    bermanfaat menyeimbangkan pH (derajat keasaman) di

    dalam lambung. Pisang juga mampu memberi rasa

    kenyang sehingga amat baik dikonsumsi di antara waktu

    makan. Selain itu, pisang juga kaya akan potasium yang

    mampu menormalkan peningkatan tekanan darah akibat

    serangan stres.

    c. BrokoliMerupakan sumber kalium dan sulfur yang baik. Sulfur

    mampu berperan sebagai antioksidan pelindung lapisan

    dalam kulit lambung. Brokoli juga kaya akan vitamin C

    yang baik untuk memelihara stamina tubuh. Makanan lain

    yang mengandung sulfur adalah bawang merah dan

    bawang putih.

    d. Bubur Ayam

  • 5/26/2018 Gastritis

    15/34

    Bagi penderita sakit maag akut sangat berguna untuk

    mencegah dan meringankan sakit. Sebaiknya hindari sate

    jeroan yang sulit dicerna, namun sebagai penambah rasa

    boleh ditambahkan telur rebus, kecap dan sedikit kerupuk.

    2) Jenis makanan yang harus dihindari oleh penderita maag:

    a. Makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung

    gas dan serat seperti sawi, kol, nangka, pisang ambon,

    kedondong, durian dan minuman bersoda.

    b. Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung

    seperti kopi, minuman beralkohol, sari buah sitrus dan

    tape.

    c. Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat

    pengosongan lambung. Makanan jenis ini, seperti kue tart,

    keju, makanan berlemak, dan cokelat, dapat

    menyebabkan peningkatan peregangan di lambung dan

    berakibat meningkatnya asam lambung.

    d. Makanan yang mengandung cuka pedas dan merica yang

    dapat merusak dinding lambung.

    e. Makanan yang bersumber karbohidrat seperti beras

    ketan, mie, bihun, bulgur, jagung, singkong, tales, serta

    dodol.

    f. Makanan yang terbuat dari santan.

    b) Terapi FarmakologiTerapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan

    asam lambung seperti:

    1) Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat

    berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum

    dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir

    asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat

    asam lambung dengan cepat.

  • 5/26/2018 Gastritis

    16/34

    Efek samping antasida : umumnya antasida tidak memberikan

    efek samping bila diminum sesuai anjuran. Antasida dengan

    aluminium dapat menyebabkan sulit buang air besar tapi efek

    ini akan hilang bila dikombinasikan dengan Magnesium.

    Aluminium juga dapat menyebabkan hipofosfatemia bila

    digunakan dalam jangka waktu lama. Antasida dengan

    kandungan magnesium dapat menyebabkan diare. Pada

    penderita ginjal dapat terjadi peningkatan kadar magnesium

    dalam darah dengan gejala rasa lemah badan. penggunaan

    antasida tidak boleh lebih dari 2 minggu, jika nyeri berlanjut

    maka hubungi dokter.

    2) Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi

    mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan

    merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin

    atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang

    diproduksi.

    3) Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk

    mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup

    pompa asam dalam sel-sel lambung penghasil asam.

    Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara

    menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat

    golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan

    esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja

    H. pylori.

    4) Cytoprotect ive agents. Obat-obat golongan ini membantuuntuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan

    usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan

    misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur

    (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk

    meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang

    lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat

    aktivitas H. pylori.

  • 5/26/2018 Gastritis

    17/34

    5) Golongan obat yang dapat digunakan untuk gastritis, yaitu :

    Golongan prostaglandin E : mempunyai sifat sitoprotektif

    dan anti sekretorik

    Golongan protektif local : mempunyai sifat sitoprotektif

    dan mampu membentuk rintangan mekanik sehingga

    akan melindungi mukosa dari asam dan pepsin

    Antibiotic dapat digunakan untuk menangani infeksi

    Helicobacter pylorijika pasien mengalami gangguan imun

    Antagonis reseptor histamine-2, misalnya cimetidine

    (Tagamet), ranitidine (Zantac), atau famotidine (Pepsid)

    bisa menghalangi sekresi gastric

    c) Pendidikan kesehatan pada pasien gastritis

    a. Makan dengan porsi sedikit tapi sering.

    b. Jika pasien merasa lapar, jangan langsung minum minuman

    yang mengandung kafein seperti teh, tapi digantikan dengan air

    putih hangat.

    c. Bila maag kambuh karena terlambat makan, jangan langsung

    makan makanan berat misalnya nasi, tapi digantikan dengan

    makanan ringan seperti crackers.

    d. Makan secara benar, hindari makan makanan yang dapat

    mengiritasi terutama makanan yang pedas dan asam

    e. Makan dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan

    dengan santai.

    f. Mengunyah makanan sampai benarbenar lumat.

    g. Minum air putih yang banyak atau dapat digantikan dengan

    minuman ber-ion.

    h. Meminum obat sesuai dengan anjuran dokter.

    i. Menjaga kebersihan lingkungan seperti alat alat makan,

    tempat tidur, dll.

  • 5/26/2018 Gastritis

    18/34

    j. Hindari untuk meminum alkohol,karena alkohol dapat

    mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung serta

    dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.

    k. Hindari untuk merokok, karena dapat mengganggu kerja lapisan

    pelindung lambung.

    l. Lakukan olahraga secara teratur, misalnya senam aerobik.

    Senam aerobik dapat meningkatkan kecepatan jantung dan

    pernafasan juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus

    sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus

    secara lebih cepat

    m. Menghindari pemakaian aspirin saat merasa tidak enak badan,

    digantikan dengan istirahat yang cukup.

    n. Hindari pemakaian obat gabungan, untuk mengurangi efek

    negatif obat.

    o. Hindari stress yang berlebihan.

    d) Tindakan keperawatan :

    Untuk mengatasi muntah, beri anti emetic dan cairan IV sesuai

    resep

    Jika nyeri atau mual mengganggu nafsu makan pasien, beri

    analgesic atau antiemetic 1 jam sebelum makan

    Sarankan pasien minum steroid dengan susu, makanan atau

    antacid untuk meringankan iritasi gastric

    Minta pasien minum antasida antara waktu makan dan

    sebelum tidur dan menghindari senyawa yang mengandung

    aspirin

    7. KOMPLIKASI GASTRITIS

    Menurut Mansjuoer, 2001 komplikasi yang terjadi pada gastritis adalah:

    a. Gastritis akut

    Perdarahan saluran cerna yang berupa hematemesis dan

    melena. Kadang-kadang perdarahan cukup banyak

  • 5/26/2018 Gastritis

    19/34

    sehingga dapat menyebabkan syok hemoragik yang bisa

    menyebabkan kematian

    Bisa terjadi ulkus. Pada tukak peptic penyebab utamanya

    adalah H. pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan

    60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan

    dengan pemeriksaan endoskopi

    b. Gastritis kronis

    Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan

    terhadap vitamin

    Anemia pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap

    factor intrinsic dalam serum atau cairan gasternya akibat

    gangguan penyerapan vit. B12

    Gangguan penyerapan zat besi

    8. ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

    1) Pengkajian

    1. Biodata Klien

    Nama : Nn. P

    Umur : 22 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Status : -

    Pendidikan : Mahasiswa

    Pekerjaan : Mahasiswa

    Alamat : -

    Tanggal masuk : 01 Oktober 2011

    Tanggal pengkajian : 03 Oktober 2011

    No. CM : 01329846

    2. Riwayat Kesehatan

    1. Keluhan Utama

    Klien mengeluh nyeri di ulu hati disertai perih.

  • 5/26/2018 Gastritis

    20/34

    2. Riwayat Kesehatan Sekarang

    Klien kadang lupa makan dan gugup karena 2 hari lagi

    sidang TA.

    3. Factor pencetus : klien beberapa hari ini dia bekerja terus

    menerus sampai lupa makan dan perasaan gugup akan

    menghadapi sidang tugas akhir 2 hari lagi

    4. Upaya yang telah dilakukan : minum antasida dan datang

    ke puskesmas

    5. Diagnosis medis : Gastritis

    6. Riwayat Kesehatan dahulu

    7. Riwayat Kesehatan Keluarga

    3. Pemeriksaan Fisik

    a. Keadaan Umum

    Penampilan umum : Klien tampak lelah

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tanda-Tanda Vital : T = 100/70 mmHg

    N = 90 x /menit

    R= 20 x/menit

    S= 37,8 0C

    b. Integumen

    1. Rambut dan kulit kepala

    Warna : Hitam

    Kerontokan : Tidak terjadi kerontokan.Penyebaran : Merata

    Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya

    kotoran

    2. Kulit

    Warna : hitam

    Tekstur : halus

    Oedema : Tidak ada

  • 5/26/2018 Gastritis

    21/34

    Kebersihan : di kulit bagian kaki ada bekas

    darah kering

    3. Kuku

    Warna dasar : transparan

    Bentuk : Cembung

    Tekstur : halus

    Cyanosis : tidak ada

    Sudut : sudut dasar 160

    Kebersihan : tidak tampak ada kotoran

    c. Kepala

    Bentuk : oval

    Keadaan : tidak terdapat benjolan

    Keluhan : Tidak ada keluhan

    Kelainan : tidak ada benjolan

    d. Mata

    Kesimetrisan : mata kanan dan kiri tampak

    simetris

    Sklera : putih kemerahan

    Konjungtiva : pucat

    Pergerakan bola mata : dapat digerakan ke segala arah

    Reaksi pupil : terjadi miosis ketika terkena

    cahaya

    Fungsi penglihatan : baik, terbukti klien dapatmembaca

    Kebersihan : bersih,tidak tampak ada kotoran

    e. Telinga

    Tekstur : halus

    Kebersihan : tidak tampak adanya serumen

    Kesimetrisan : telinga kanan dan kiri simetris

  • 5/26/2018 Gastritis

    22/34

    Fungsi pendengaran : baik,dapat menjawab

    f. Hidung

    Bentuk : kedua lubang hidung tampak

    simetris

    Tekstur : halus

    Kebersihan : bersih, tidak tampak ada

    kotoran

    Fungsi penciuman : baik, klien dapat membedakan

    wangi parfum dan kayu putih

    g. Mulut

    1. Bibir

    Warna : merah muda

    Kelembaban : lembab

    kebersihan : tidak tampak adanya bekas

    makanan

    stomatitis : tidak ada

    2. Gigi

    Jumlah : 32 buah

    Caries : tidak ada

    3. Lidah

    Warna : merah muda (tidak ada

    kelainan)

    Pergerakan : dapat digerakan ke segala arahKebersihan : tidak tampak ada kotoran

    Fungsi pengecapan : dapat membedakan rasa manis

    permen dan pahit obat

  • 5/26/2018 Gastritis

    23/34

    2) Analisis data

    Data Etiologi Permasalahan

    DS :

    - nyeri ulu hati di sertai perih

    - nafsu makan menurun

    DO :

    - TD : 100/70 mmHG

    - N: 90x/menit

    - RR: 20x/menit

    Pola makan tidak teratur

    gesekan antara

    dinding lambung

    erosi pada lambung

    produksi HCl meningkat

    asam di lambung

    meningkat

    mengiritasi mukosa

    lambung nyeri

    Nyeri akut

    DS:

    - nyeri di ulu hati dan perih

    - ansietas

    - mual

    DO:

    - distensi abdomen

    factor resiko sekresi

    HCLgastritisiritasi

    lambung inflamasi

    mukosa erosi

    tonus respon

    antiperistaltik refluksi

    isi duodenum ke

    lambung dorongan

    ekspulsi isi lambung ke

    mulutmual

    Mual

    DS :

    - Nafsu makan berkurang

    - Mual

    - Muntah 4 kali

    DO :

    - TD 100/70 mmHg

    - Nadi 90x/ menit

    - RR 20x/ menit

    Faktor ResikoErosi

    mukosa lambung

    Tonur dan peristaltic

    lambung menurun

    Refluks isi duodenum ke

    lambung

    Dorongan ekspulsi isi

    lambung ke mulut

    Muntah

    Risiko

    ketidakseimbangan

    elektrolit

  • 5/26/2018 Gastritis

    24/34

    3) Prioritas diagnose

    8. Nyeri akut b.d iritasi mukosa lambung

    9. Mual b.d iritasi mukosa lambung

    10. Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntah

    4) Asuhan keperawatan

    No. DiagnoseTujuan dan Kriteria

    HasilIntervensi

    1 Nyeri akut b.d

    iritasi mukosa

    lambung

    Tujuan:

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1 x 24 jam

    maka nyeri pasien

    dapat berkurang

    Kriteria Hasil:

    - Pain Level

    - Pain Control

    - Comfort

    Level

    a. Mampu

    mengontrol nyeri

    (4)

    b. Melaporkanbahwa nyeri

    berkurang

    dengan

    menggunakan

    management

    nyeri (4)

    c. Mampu

    1. Management Nyeri

    a. Lakukan pengkajian nyeri secara

    komprehensif, lokasi, karakter,

    durasi, frekuensi, faktor presipitasi

    b. Observasi reaksi non verbal

    ketidaknyamanan

    c. Gunakan teknik komunikasi

    terapeutik untuk mengetahui

    pengalaman nyeri pasien

    d. Kaji kultur yang mempengaruhi

    respon nyeri

    e. Evaluasi pengalaman nyeri masa

    lampau

    f. Evaluasi bersama pasien dan nakes

    yang lain tentang ketidakefektifan

    kontrol nyeri masa lampau

    g. Kontrol lingkungan yang dapatmempengaruhi nyeri pada suhu

    ruangan, pencahayaan,kebisingan

    h. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

    menentukan intervensi

    i. Ajarkan tentang teknik non

    farmakologi ( kompres dingin atau

    hangat dan distraksi serta relaksasi )

  • 5/26/2018 Gastritis

    25/34

    mengenali nyeri

    (4)

    d. Menyatakan

    rasa nyaman

    setelah nyeri

    berkurang

    e. TTV normal

    f. Tidak

    mengalami

    gangguan tidur

    j. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

    k. Kolaborasikan dengan dokter jika

    keluhan dan tindakan nyeri tidak

    berhasil

    2. Analgetik Administration

    a. Tentukan lokasi, karakteristik,

    kualitas dan derajat nyeri sebelum

    pemberian obat

    b. Cek instruksi dokter tentang jenis

    obat, dosis, frekuensi

    c. Cek riwayat alergi

    d. Pilih analgetik yang

    diperlukan/kombinasi dari analgetik

    ketika pemberian lebih dari satu

    e. Tentukan analgetik tergantung tipe

    dan beratnya ( Misal: Cimentidin dan

    Ratinidin )

    f. Tentukan analgetik pilihan, rute

    pemberian, dan dosis optimal

    g. Pilih rute pemberian secara im, iv

    untuk pengobatan nyeri secara

    teratur

    h. Berika obat dengan prinsip 5 benar

    i. Monitor TTV sebelum dan sesudahpemberian analgetik pertama kali

    j. Monitor reaksi obat dan efek

    sampingnya

    k. Beri analgetik tepat waktu terutama

    saat nyeri hebat

    l. Dokumentasikan respon setelah

    pemberian analgetik dan efek

  • 5/26/2018 Gastritis

    26/34

    sampingnya

    3. Tambahan

    a. ajarkan teknik non farmakologi

    (distraksi dan kompres

    hangat/dingin)

    b. Kolaborasi pemberian analgesic

    simetidin 200 mg 2 x sehari atau

    ranitidin 150 mg 2 x sehari

    2 Mual b.d iritasi

    mukosa

    lambung

    Tujuan:

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3x24 jam,

    mual dapat

    berkurang, nafsu

    makan klien dapat

    membaik

    Kriteria Hasil:

    - Nausea and

    Vomitting Control

    a. Klien dapat

    melakukancontrol

    terhadap mual

    - Apetite

    a. Klien ada

    keinginan untuk

    makan

    1. Nausea Management

    a. Identifikasi factor yang

    menyebabkan atau memperburuk

    mual

    b. Evaluasi pengalaman mual

    sebelumnya

    c. Dukung pengalaman dalam monitor

    mual sebelumnya

    d. Control lingkungan yang dapat

    menyebabkan mual

    e. Dorong istirahat dan tidur yang

    adekuat untuk mengurangi mual

    f. Ajarkan penggunaan teknik non

    farmakologis seperti relaksasi,

    distraksi, music, dll untukmanajemen mual

    g. Dorong klien untuk memakan

    makanan dalam jumlah sedikit tapi

    sering

    h. Instruksikan makanan tinggi

    karbohidrat dan rendah lemak

    i. Hindari makanan yangberbau tajam

  • 5/26/2018 Gastritis

    27/34

    b. Klien dapat

    menikmati

    makanan yang

    diberikan

    c. Masukan

    makanan

    seimbang

    atau merangsang mual

    j. Timbang berat badan klien secara

    teratur

    k. Monitor efek manajemen mual

    l. Kolaborasi : pemberian antiemetic

    bila diperlukan

    2. NIC : Nutrition Therapy

    a. Berikan makanan yang dapat

    menarik nafsu makan klien, baik

    dari warna, tekstur, ragam dan tata

    letak makanan

    b. Berikan perawatan oral sebelum

    makan

    c. Bantu klien untuk duduk sebelum

    makan

    3 Risiko

    ketidakseimba

    ngan elektrolit

    b.d muntah

    Tujuan:

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan 2 x 24

    jam

    ketidakseimbangan

    elektrolit pada

    pasien tidak terjadi

    Kriteria Hasil :

    - Electrolyte Acid-

    Base Balance

    a. RR masih dalam

    batas normal

    (16-20 x/ menit)

    b. Mual dan

    1. Electrolyte monitoring

    a. Identifikasi factor yang mungkin

    menyebabkan ketidakseimbangan

    elektrolit

    b. Monitor kehilangan cairan dan

    kehilangan elektolit

    c. Monitor mual dan muntah

    d. Monitor pengobatan dasar untuk

    ketidakseimbangan elektrolite. Berikan tambahan elektrolit pada

    klien melalui IV (intravena), jika

    diperlukan

    f. Anjurkan diet ketidakseimbangn

    elektrolit pada pasien (makan

    makanan kaya kalium dan rendah

    sodium)

  • 5/26/2018 Gastritis

    28/34

    muntah yang

    dialami pasien

    menurun

    g. Ajarkan pada klien untuk

    meminimalkan ketidakseimbangan

    elektrolit

    h. Instruksikan pada klien dan

    keluarga mengenai modifikasi diet,

    jika diperlukan

    i. Konsultasikan dengan psikis jika da

    tanda dan gejala yang buruk/

    mengkhawatirkan tentang

    ketidakseimbangan elektrolit

    j. Makan makanan yang lunak terlebih

    dahulu.

  • 5/26/2018 Gastritis

    29/34

    REFERENSI

    Okviani, Wati. 2011. Pola Makan Gastritis. http://www.library.upnvj.ac.id/-

    pdf/2s1keperawatan/205312047/.pdf Diakses tanggal 20 Februari

    2014.

    Ester, Monica. 2001. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

    Baliwati, Yayak F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar

    Swadaya

    Ganong, William F. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

    Iskandar, H. Yul. 2009. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia

    Anonimous, 2011. Kenapa Setelah Minum Kopi Perut Terasa Sakit.

    http://cupu.web.id/kenapa-setelah-minum-kopi-perut-terasa-sakait/.

    Diakses tanggal 20 Februari 2014.

    Shinya, Hiromi. 2008. The Miracle of Enzyme : Self-Healing Program.

    Bandung: Qanita

    dr. Sadeli Ilyas,http://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=MAAG.pdf

    Lippincott Williams & Wilkins.2011.Nursing Memahami Berbagai Macam

    Penyakit.Jakarta : Indeks

    Nurhayati. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gastritis.

    Diakses pada

    http://nurhayatiakperrsijumj.files.wordpress.com/2013/11/makalah-

    gastritis.pdf tanggal 20 Februari 2014

    Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,

    edisi 8, volume 3. Jakarta : EGC

    Hadi, Soeparman. 1999. Ilmu Penyakit Dalam, jilid kedua. Depok: BalaiPustaka FKUI

    Suyono, Slamet.2001.Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : FKUI

    Almatsier. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

    Utama Anonimous, 2010.

    Baliwati, Yayak F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar

    Swadaya Beyer. 2004

    Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.

    http://www.library.upnvj.ac.id/-pdf/2s1keperawatan/205312047/.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/-pdf/2s1keperawatan/205312047/.pdfhttp://cupu.web.id/http://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=MAAG.pdfhttp://nurhayatiakperrsijumj.files.wordpress.com/2013/11/makalah-gastritis.pdf%20tanggal%2020%20Februari%202014http://nurhayatiakperrsijumj.files.wordpress.com/2013/11/makalah-gastritis.pdf%20tanggal%2020%20Februari%202014http://nurhayatiakperrsijumj.files.wordpress.com/2013/11/makalah-gastritis.pdf%20tanggal%2020%20Februari%202014http://nurhayatiakperrsijumj.files.wordpress.com/2013/11/makalah-gastritis.pdf%20tanggal%2020%20Februari%202014http://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=MAAG.pdfhttp://cupu.web.id/http://www.library.upnvj.ac.id/-pdf/2s1keperawatan/205312047/.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/-pdf/2s1keperawatan/205312047/.pdf
  • 5/26/2018 Gastritis

    30/34

    Budiyanto, Carko. 2010. Merokok Memang Ternyata Nikmat.

    http://nina9yuli.student.umm.ac.id/2010/02/11/Merokok-Memang-

    Ternyata-Nikmat/

    Ester, Monica. 2001. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

    Iskandar, H. Yul. 2009. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia Kelly, Gregory.

    2010

    Nadesul. 2005. Sakit Lambung, Bagaimana Terjadinya.

    http://www.kompas.com/Sakit-Lambung-Bagaimana/Terjadinya

    Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.

    Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai

    Penerbitan FKUI

    Warianto, Chaidar. 2011. Minum Kopi Bisa Berakibat Gangguan

    Pencernaan. http://www.griyawisata.com/pdf. php ? url pdf = 28640

    Yayak F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya

    Beyer. 2004. Medical Nutrition Therapy for Upper Gastrointestinal

    Tract Disorders.

    http://www.kompas.com/Sakit-Lambung-Bagaimana/Terjadinyahttp://www.kompas.com/Sakit-Lambung-Bagaimana/Terjadinya
  • 5/26/2018 Gastritis

    31/34

    TRIGGER

    Seorang perempuan 22 tahun datang ke Puskesmas dengan nyeri di hulu

    hati disertai rasa perih, nafsu makan menurun, mual dan perut kembung

    disertai muntah 4 kali. Keluhan ini dirasakan dari kemarin dan sudah

    minum antasida namun keluhan yang dirasakan tidak berkurang. Klien

    becerita bahwa ia bekerja terus-menerus sampai lupa makan dan

    perasaan gugup akan menghadapi sidang akhir 2 hari lagi. Hasil

    pemeriksaan fisik klien tampak lelah, TD: 100/70 mmHg, N: 90x/menit,

    RR: 20x/menit, T: 37,8oC dan terdapat distensi abdomen. Perawat

    menyarankan klien masuk rumah sakit.

    KATA-KATA SULIT

    Antasida: zat penetral asam lambung

    Distensi abdomen: pembesaran abdomen karena gas dalam

    intestinum atau cairan dalam rongga abdomen

    KEY WORD

    Perempuan 22 tahun

    Nyeri di hulu hati disertai rasa perih

    Nafsu makan menurun, mual dan perut kembung disertai muntah 4

    kali

    Keluhan dirasakan dari kemarin dan sudah minum antasida namun

    keluhan yang dirasakan tidak berkurang

    Klien bekerja terus-menerus sampai lupa makan dan perasaan

    gugup akan menghadapi sidang akhir 2 hari lagi

    Hasil pemeriksaan fisik klien tampak lelah, TD: 100/70 mmHg, N:

    90x/menit, RR: 20x/menit, T: 37,8oC dan terdapat distensi abdomen

    Klien disarankan masuk rumah sakit.

    LAMPIRAN DK 1

  • 5/26/2018 Gastritis

    32/34

    PERTANYAAN

    1. Apakah ada hubungannya keluhan yang dirasakan klien dengan

    usia dan jenis kelamin ?

    2. Apa penyebab terjadinya nyeri di hulu hati dan perih yang

    dirasakan klien ?

    3. Apakah ada hubungannya nafsu makan menurun, mual, dan perut

    kembung dengan nyeri di hulu hati yang dirasakan klien ?

    4. Apa penyebab klien mual, perut kembung dan muntah 4 kali ?

    5. Apa yang dimuntahkan klien dengan dengan kondisi seperti ini ?

    6. Obat apa yang dapat digunakan selain antasida ?

    7. Indikasi dan efek samping antasida ?

    8. Apa yang penyebab antasida tidak berefek pada keluhan klien ?

    9. Apakah hubungan pekerjaan yang terus-menerus sampai lupa

    makan dan gugup dengan keluhan klien ?

    10. Apakah perasaan gugup mempengaruhi kondisi klien ?

    11. Apakah lupa makan dan gugup dapat mempengaruhi kerja obat ?

    12. Apa yang menyebabkan suhu tubuh klien meningkat ?

    13. Mengapa bisa terjadi distensi abdomen ?

    14. Apa penatalaksanaan yang disarankan perawat untuk mengatasi

    masalah klien ?

    15. Apa efek keterlambatan penanganan pada klien ?

    16. Apa alasan perawat menyarankan klien masuk rumah sakit ?

    17. Adakah hubungan TD dengan keluhan klien ?

    HIPOTESA

    1. a. Perempuanemosimempengaruhi kondisi

    Makan terganggu pola aktifitas

    terganggu

    b. Usia produktif kerja perempuan (hormone tinggi)

    kondisi tubuh

  • 5/26/2018 Gastritis

    33/34

    2. Lupa makanasam lambung tetap diproduksi sehingga pola

    makan tidak terjaganyeri di hulu hati

    Stressor dinding abdomen luka

    nyeri

    3. Nafsu makan asam lambung tetap diproduksikembung

    Asam lambung naik

    ke saluran pencernaan

    atas stressor mual

    muntah

    4. (Sudah terjawab)

    5. a. Cairan: tidak ada makanan

    b. Sisa-sisa makanan

    c. Darah: bila lambung luka

    6. Konsultasi ke dokter dan tergantung penyebab (kondisi)

    7. Antasida: asam lambung

    8. a. Dosis tidak sesuai

    b. Waktu minum antasida yang tidak tepat

    9. (Sudah terjawab)

    10. (Sudah terjawab)

    11. a. Tergantung kondisi fisik dan waktu minum obat

    b. Minum obatmakan tetap tidak teraturtidak teratasi

    stressor tidak teratasi

    12. Perut kosongaktivitas tubuh suhu

    asupan energy kurangrespon tubuh (suhu )

    asam lambung respon

    inflamasi dinding lambung

    suhu

    13. -

    14. Edukasipola makan dan waktu minum obat

    Cara pe stressor

  • 5/26/2018 Gastritis

    34/34

    15. a. Kondisi tambah parah

    b. obat yang diminum efeknya

    c. peningkatan dosis obat

    16. a. Antasidaefek tidak mempengaruhipenanganan intesif di RS

    b. kekurangan cairan, TD risiko syok

    17. Kekurangan volume cairanTD dan N

    SLO:

    1. Definisi gastritis

    2. Etiologi gastritis

    3. Patofisiologi gastritis

    4. Manifestasi gastritis

    5. Pemeriksaan diagnostic gastritis

    6. Penatalaksanaan medis gastritis

    7. Komplikasi gastritis

    8. Asuhan keperawatan gastritis

    a. Nyeri akut b.d iritasi lambung

    DS: nyeri ulu hati, perih dan nafsu makan

    DO: TD: 100/70 mmHg, N: 90x/menit dan RR: 20x/menit

    b. Mual b.d iritasi lambung

    DS: nyeri, ansietas, mual, dan perih

    DO: distensi lambung

    c. Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntahDS: nafsu makan berkurang, mual, dan muntah 4 kali

    DO: TD: 100/70 mmHg, N: 90x/menit dan RR: 20x/menit