gbs
DESCRIPTION
GUILANBARRE SINDROMTRANSCRIPT
Gangguan Panik 2012
GANGGUAN PANIK
PENDAHULUAN
Diantara beberapa gangguan cemas yang dikenal, gangguan panic merupakan
gangguan yang lebih sering dijumpai akhir – akhir ini. Dari penelitian diketahui bahwa
dinegara – Negara barat, Gangguan Panik dialami oleh lebih kurang 1,7% dari populasi
orang dewasa. Angka kejadian sepanjang hidup gangguan panic dilaporkan 1.5% sampai
5%, sedangkan serangan panic sebanyak 3% sampai 5.6%. Di Indonesia belum dilakukan
studi epidemiologi yang dapat menggambarkan berapa jumlah individu yang mengalami
gangguan panic, namun para professional merasakan adanya peningkatan jumlah kasus
yang datang minta pertolongan.(5)
DEFINISI
Gangguan panic adalah ditandai dengan terjadinya serangan panic yang spontan
dan tidak diperkirakan. Serangan panic adalah adalah periode kecemasan atau ketakutan
yang kuat dan relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala
somatic tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Karena pasien dengan serangan panic
sering kali datang ke klinik medis, gejala mungkin keliru didiagnosis sebagai suatu
kondisi medis yang serius (sebagai contoh, infar miokardium). Frekuensi pasien dengan
ganggauan panic mengalami serangan panic adalah bervariasi dari serangan multiple
dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama setahun. (1)
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi sepanjang hidup gangguan panic dilaporkan 1.5% sampai 5%,
sedangkan serangan panic sebanyak 3% sampai 5.6%. suatu penelitian di Texas terhadap
lebih dari 1600 sampel yang diseleksi secara acak, didapatkan prevalesi sepanjang hidup
3.8% untuk gangguan panic, 5.6% untuk serangan panic, serta 2.2% mengalami serangan
RSU PIRNGADI MEDAN1
Gangguan Panik 2012
panic dengan gejala yang terbatas dan tidak memenuhi criteria diagnostic. Gangguan
panic perempuan 2/3 dari laki-laki. Pada umumnya terjadi pada usia dewasa muda,
sekitar 25 tahun, tetapi bias terjadi pada usia berapapun, termasuk anak-anak dan remaja.(5)
Sembilanpuluh satu persen pasien dengan gangguan panic dan 84% yang dengan
agoraphobia mengalami setidaknya satu gangguan psikiatri lainnya. Sepuluh hinggan
15% pasien dengan gangguan panic juga menagalami gangguan depresi berat. Sepertiga
diantaranya mengalami gangguan depresi sebelum awitan gangguan panic, serta sisanya
mengalami serangan panic selama atau sesudah awitan gangguan depresi berat.(2)
Ansietas juga sering terdapat pada gangguan panic dengan agoraphobia. Lima
belas sampai 30% mengalami fobia social. 2-20% terdapat fobia spesifik dan 15-30%
mengalami gangguan kecemasan hingga 30% mengalami gangguan obsesif-kompulsif.(5)
ETIOLOGI
Factor biologis
Penelitian tentang dasar biologis untuk gangguan panic telah menghasilkan
berbagai temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gangguan panic dapat disebabkan
oleh berbagai kelainan biologis di dalam struktur otak dan fungsi otak. Sangat banyak
penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan stimulant untuk menginduksi
serangan panic pada pasien dengan gangguan panic. Penelitian tersebut dan penelitian
lainnya telah menghasilkan hipotesis yang melibatkan disregulasi system saraf perifer
dan pusat didalam patofisiologi gangguan panic. System saraf otonomik pada beberapa
pasien gangguan panic telah dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatetik,
beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang, dan berespons secara
berlebihan terhadap stimuli yang sedang. Penelitian status neuroendokrin pasien dengan
gangguan panic telah melaporkan adanya beberapa kelainan, walaupun penelitian adalah
tidak konsisten didalam temuannya.(1)
RSU PIRNGADI MEDAN2
Gangguan Panik 2012
System neurotransmitter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan
gamma-amino-butyric acid (GABA). Keseluruhan data biologis telah menyebabkan suatu
perhatian kepada batang otak (khususnya neuron noradrenergic di lokus sereleus dan
neuron serotonergik di nucleus raphemedialis), sistim limbic (kemungkinan bertanggung
jawab untuk terjadinya kecemasan yang terjadi terlebih dahulu (anticipatory anxiety), dan
korteks prafrontalis (kemungkinan bertanggung jawab untuk terjadinya penghindaran
fobik).
Zat penyebab panic (panic-inducing substance)
Yaitu zat yang menyebabkan serangan panic pada sebagian besar pasien dengan
gangguan panic pada bagian lebih kecil orang tanpa gangguan panic atau riwayat
serangan panic.
zat penyebab panic respirasi (respiratory panic – inducing substance)
menyebabkan stimulasi respirasi dan pergeseran keseimbangan asam basa. Zat
tersebut adalah karbon dioksida (campuran 5 sampai 35 persen), natrium laktat,
dan bikarbonat. Zat penyebab panic neurokimiawi yang bekerja melalui system
neurotransmitter spesifik, adalah yohimbin (yocon), suatu antagonis reseptor
adrenergic-alfa2; fenfluramine (pondimin), suatu obat pelepas serotonin; m-
chlorophenylpiperazine (mCPP), suatu obat dengan efek serotonergik multiple;
obat beta carboline; agonis pembalik reseptor GABAb; flumazenil, suatu
anatgonis reseptor GABAB, kolesistokinin; dan kafein. Zat penyebab panic
respirasi mungkn pada awalnya bekerja di baroreseptor kardiovaskuler perifer dan
menyambungkan sinyalnya melalui aferen vagal ke nucleus traktus solitarii dan
selanjutnya ke nucleus paragigantoselularis dimedula. Zat penyebab panic
neurokimiawi diperkirakan memiliki efek primernya secara lamgsung pada
reseptor noradrenergic, serotonergik, dan GABA pada system saraf pusat.
Pencitraan otak
Penelitian pencitraan otak structural (sebagai contoh, pencitraan resonansi
magnetic) pada pasien gangguan panik telah menunjukkan patologi di lobus
temporalis, khususnya hipokampus. Sebagai contoh, satu penelitian MRI
RSU PIRNGADI MEDAN3
Gangguan Panik 2012
melaporkan kelainan, khususnya atrofi kortikal, dilobus temporalis kanan pasien
dengan gangguan panik.
Prolapsus katup mitralis
Yaitu suatu sindrom heterogen yang terdiri dari prolapsus satu daun katup
mitralis, yang menyebabkan klik midsistolik pada auskultasi jantung. Penelitian
riset telah menemukan bahwa prevalensi gangguan panic pada pasien dengan
prlapsus katup mitralis adalah tidak berbeda dari prevalensi gangguan panic pada
pasien tanpa prolapsus katup mitralis.(1)
Factor genetika
Pada keturunan pertama penderita gangguan panic dengan agoraphobia
mempunyai risiko 4 sampai 8 kali mendapatkan serangan yang sama. Penelitian terhadap
anak kembar yang telah dilakukan sampai sekarang biasanya melaporkan bahwa kembar
monozigot adalah lebih berkemungkinan sesuai untuk gangguan panic dibandingkan
dengan kembar dizigotik.(1)
Factor psikososial
Bila kita meninjau dari teori psiko-dinamik, antaralain: analisis penelitian
mendapatkan bahwa terdapat pola ansietas akan sosialisasi saat masa kanak, hubungan
dengan orangtua yang tidak mendukung serta perasaan terperangkap atau terjebak. Pada
kebanyakan pasien, rasa marah dan agresivitas sulit dikendalikan. Pada pasien-pasien
dengan gangguan panic, terdapat kesulitan dalam mengendalikan rasa marah dan fantasi-
fantasi nisadar yang terkait. Misalnya pasien mempunyai harapan dapat melakukan balas
dendam terhadap orangtua tertentu. Harapan ini merupakan suatu anacaman terhadap
figure yang melekat.(2,5)
Menurut teori perlekatan, pasien pasien dengan gangguan panic memiliki gaya
kelekatan yang bermasalah, antara lain dalam bentuk preokupasi terhadap kelekatannya
RSU PIRNGADI MEDAN4
Gangguan Panik 2012
itu. Mereka sering berpandangan bahwa perpisahan dan kelekatan sebagai sesuatuyang
mutually exclusive; hal ini karena sensitivitas yang tinggi baik akan kehilangan
kebebasan maupun kehilangan akan rasa aman dan perlidungan. Kesulitan ini tampak
dalam keseharian pasien yang cenderung menghindari perpisahan dan pada saat yang
sama secara simultan juga menghindari kelekatan yang terlalu intens; sering hal ini
tampak dalam gaya interaksi pasien yang terlalu mengontrol orang lain.(2)
GAMBARAN KLINIS
Gangguan panik terutama ditandai dengan serangan panik yang berulang.
Serangan panic terjadi secara spontan dan tidak terduga, disertai gejala otonomik yang
kuat, terutama system kardiovaskular dan system pernafasan. Serangan sering dimulai
selama 10 menit, gejala meningkat secara cepat. Kondisi cemas pada gangguan panic
biasanya terjadi secara tiba –tiba, dapat meningkat hingga sangat tinggi disertai gejala-
gejala yang mirip gangguan jantung, yaitu rasa nyeri didada, berdebar – debar, keringat
dingin, hingga merasa seperti tercekik. Hal ini dialami tidak terbatas pada situasi atau
rangkaian kejadian tertentu dan biasanya tidak terduga sebelumnya. (1,3)
Kondisi ini dapat berulang hingga membuat individu yang mengalaminya menjadi
sangat khawatir bahwa ia akan mengalami lagi keadaan tersebut (disebut anticipatory
anxiety). Hal itu membuatnya berulangkali berusaha mencari pertolongan dengan pergi
ke rumah – rumah sakit terdekat.sistem pernafasan merupakan topic yang penting dalam
investigasi pasien dengan gangguan panic, karena pernafasan yang cepat dan pendek
merupakan gejala yang sangat jelas dirasakan pasien. Disamping itu, menurut Donald
D.Klein, gejala tersebut merupakan suffocation false alarm. Berbeda dengan abnormalitas
kardiovaskuler, pernafasan yang tidak stabil adalah spesefik pada gangguan panic,
termasuk sindrom hiperventilasi dan peningkatan variasi pernafasan. Penting diketahui
bahwa peningkatan denyut nadi dan pernafasan yang tidak stabil bisa timbul tanpa terjadi
serangan panic. Sebaliknya, serangan panic tidak selalu disertai pengukuran obyektif dari
hiperventilasi atau disfungsi kardiovaskuler.(1)
RSU PIRNGADI MEDAN5
Gangguan Panik 2012
Gejala mental yang dirasakan adalah rasa takut yang hebat dan ancaman kematian
atau bencana. Pasien bisa merasa bingung dan sulit berkonsentrasi. Tanda fisik yang
menyertai adalah takikardia, palpitasi, dispne,dan berkeringat. Penderita akan segera
berusaha ‘keluar’ dari situasi tersebut dan mencari pertolongan. Serangan dapat
berlangsung selama 20-30 menit, jarang sampai lebih dari satu jam.(2)
Pada pemeriksaan status mental saat serangan dijumpai ruminasi, kesulitan bicara
seperti gagap dan gangguan memori. Depresi, derealisasi dan depersonalisasi bisa dialami
saat serangan panic. Focus perhatian somatic pasien adalah perasaan takut mati karena
masalah jantung atau pernafasan. Sering pasien merasa seperti akan menjadi gila.(1)
Agoraphobia yang dialami oleh pasien dengan gangguan panic menyebabkan
penderita menolak untuk meninggalkan rumah ketempat yang sulit mendapatkan
pertolongan. Gejala penyerta lainnya adalah depresi, obsesif kompulsif, dan pemeriksa
harus waspada terhadap tendensi bunuh diri.(1)
Problem dalam rumah tangga, kehilangan pekerjaan, kesulitan financial bisa
merupakan konsekuensi dari gangguan panic, demikian juga penggunaan alcohol dan zat
lainnya.(1)
DIAGNOSIS
Serangan panic
Criteria diagnostic untuk serangan panic dalam DSM-IV
Catatan : serangan panic bukan merupakan gangguan yang dapat dituliskan. Tuliskan
diagnosis spesifik dimana serangan panic terjadi (misalnya, gangguan panic dengan
agoraphobia)
Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman, dimana empat (atau lebih)
gejala berikut ini terjadi secara tiba- tiba dan mencapai puncaknya dalam 10 menit:
1. Palpitasi, jantung berdebar kuat, atau kecepatan jantung bertambah kuat.
RSU PIRNGADI MEDAN6
Gangguan Panik 2012
2. Berkeringat
3. Gemetar atau bergoncang
4. Rasa napas sesak atau tertahan
5. Perasaan tercekik
6. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
7. Mual atau gangguan perut
8. Perasaan pusing, bergoyang, melayang, atau pingsan
9. Derealisasi (perasaan tidak realitas) atau depersonalisasi (bukan merasa diri
sendiri)
10. Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila
11. Rasa takut mati
12. Parestesia (mati rasa atau sensasi geli)
13. Menggigil atau perasaan panas
Gangguan panic
DSM-IV memiliki dua criteria diagnostic untuk gangguan panic, yaitu gangguna panic
dengan agoraphobia dan gangguan panic dengan agoraphobia. Tetapi keduanya
mengharuskan adanya serangan panic.
Kriteria untuk agoraphobia
a. Kecemasan berada didalam suatu tempat atau situasi dari kemungkinan sulit
meloloskan diri (atau merasa malu) atau dimana mungkin tidak terdapat
pertolongan jika mendapatkan serangan panic atau gejala mirip panic yang tidak
diharapkan atau disebabkan oleh situasi. Rasa takut agorafobik biasanya
mengenai kumpulan situasi karakteristik seperti diluar rumah sendirian; berada
ditempat ramai atau berdiri disebuah barisan; berada diatas jembatan; atau
bepergian dengan bis, kereta atau mobil.
RSU PIRNGADI MEDAN7
Gangguan Panik 2012
Catatan: pertimbangkan diagnosis fobia spesifik jika penghindaran adalah terbatas
pada satu atau hanya beberpa situasi spesifik, atau fobia social jika penghindaran
terbatas pada situasi social.
b. Situasi dihindari (misalnya, jarang bepergian) atau jika dilakukan adalah
dilakukan dengan penderitaan yang jelas atau dengan kecemasan akan
mendapatkan serangan panic atau gejala mirip panic, atau perlu didampingi
teman.
c. Kecemasan atau penghindaran fobik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain, seperti fobia social (misalnya, penghindaran terbatas pada situasi
social karena rasa takut terhadap situasi tertentuseperti di elevator), gangguan
obsesif kompulsif (misalnya, penghindaran kotoran pada seseorang dengan obsesi
tentang kontaminasi), gangguan stress pasca traumatic (misalnya, menghindari
stimuli yang berhubungan dengan stressor yang berat), atau gangguan cemas
perpisahan (misalnya, menghindari meninggalkan rumah atau sanak saudara)
Criteria diagnostic untuk gangguan panic tanpa agoraphobia
A. Baik (1) dan (2)
1. Serangan panic rekuren yang tidak diharapkan
2. Sekurangnya satu serangan telah diikuti oleh sekurangnya 1 bulan (atau lebih)
berikut ini:
a. Kekhawatiran yang menetap akan mengalami serangan tambahan
b. Ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya (misalnya, kehilangan
kendali, menderita serangan jantung, menjadi gila)
c. Perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan serangan
B. Tidak terdapat agoraphobia
C. Serangan panic bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya, obat
yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum (misalnya,
hipertiroidime)
D. Serangan panic tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lan, seperti
fobia social (misalnya, terjadi saat mengalami situasi social yang ditakuti), fobia
RSU PIRNGADI MEDAN8
Gangguan Panik 2012
spesifik (misalnya, mengalami situasi fobik tertentu), gangguan obsesif kompulsif
(msalnya terpapar kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi),
gangguan stress pascatraumatik (misalnya, sebagai respons terhadap stimuli yang
berhubungan dengan stressor parah, atau gangguan cemas perpisahan (misalnya,
sebagai respons jauh dari rumah atau sanak saudara dekat)
Criteria diagnostic untuk gangguan panic dengan agoraphobia
A. Baik (1) dan (2)
1. Serangan panic rekuren yang tidak diharapkan
2. Sekurangnya satu serangan telah diikuti oleh sekurangnya 1 bulan (atau lebih)
berikut ini:
a. Kekhawatiran yang menetap akan mengalami serangan tambahan
b. Ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya (misalnya, kehilangan
kendali, menderita serangan jantung, menjadi gila)
c. Perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan serangan
B. Terdapat agoraphobia
C. Serangan panic bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya, obat
yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum (misalnya,
hipertiroidime)
D. Serangan panic tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lan, seperti
fobia social (misalnya, terjadi saat mengalami situasi social yang ditakuti), fobia
spesifik (misalnya, mengalami situasi fobik tertentu), gangguan obsesif kompulsif
(msalnya terpapar kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi),
gangguan stress pascatraumatik (misalnya, sebagai respons terhadap stimuli yang
berhubungan dengan stressor parah, atau gangguan cemas perpisahan (misalnya,
sebagai respons jauh dari rumah atau sanak saudara dekat)
DSM –IV tidak menentukan jumlah serangan panic minimal atau suatu kerangka waktu
tetapi mengharuskan adanya sekurangnya satu serangan yang diikuti oleh periode
keprihatinan selama sekurangnya satu bulan tentang mengalami serangan panic lain atau
tentang akibat serangan atau suatu perubahan bermakna dalam perilaku. (1)
RSU PIRNGADI MEDAN9
Gangguan Panik 2012
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk seorang pasien dengan gangguan panic adalah sejumlah besar
gangguan medis dan gangguan mental. Gangguan medis seperti infark miokard dan
hiperventilasi. Gangguan mental seperti gangguan fobik, serangan panic sekunder dari
gangguan depresi, dan gangguan somatoform. (5)
PENATALAKSANAAN
Tata laksana gangguan panic terdiri atas pemberian farmakoterapi psikoterapi. Dari
penelitian didapatkan bahwa bila hanya farmakoterapi saja atau psikoterapi saja, maka
angka kekambuhan lebih tinggi dibandingkan dengan bila mendapat gabungan antara
farmakoterapi dan psikoterapi.
a. Farmakoterapi
Terdiri atas :
1. SSRI serotonin selective reuptake inhibitors, terdiri atas beberapa macam,
dapat dipilih salah satu dari sertralin, fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram,
dll. Obat diberikan dalam 3-6 bulan atau lebih, tergantung kondisi individu,
agar kadarnya stabil dalam darah sehingga dapat mencegah kekambuhan.
2. Alprazolam; awitan kerjanya cepat, dikonsumsi biasanya antara 4-6 minggu,
setelah itu secara perlahan – lahan diturunkan dosisnya sampai akhirnya
dihentikan.
Jadi setelah itu dan seterusnya, individu hanhya minum golongan SSRI. (5,6)
b. Psikoterapi, berupa:
1. Terapi relaksasi, diberikan pada hampir semua individu yang mengalami
gangguan panic. Terapi ini bermanfaat meredakan secara relative cepat
serangan panic dan menenangkan individu, namun itu dapat dicapai bagi yang
telah berlatih setiap hari. Prinsipnya adalah melatih pernafasan (menarik nafas
dalam dan lambat, lalu mengeluarkannya dengan lambat pula),
mengendurkanseluruh otot tubuh dan mensugesti pikiran ke arah konstruktif
RSU PIRNGADI MEDAN10
Gangguan Panik 2012
atau yang diinginkan akan dicapai. Dalam proses terapi dokter akan
membimbing individu melkukan ini secara perlahan – lahan, biasanya
berlangsung selama 20-30 menit atau lebih lama lagi. Setelah itu, individu
diminta untuk melakukannya sendiri dirumah setiap hari, sehingga bila
serangan panic muncul kembali, tubuh sudah siap untuk relaksasi.
2. Terapi kognitif perilaku
Individu diajak bersama – sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu
membentuk kembali pola perilaku dan pikiran yang irasional dan
menggantinya dengan yang lebih rasional. Terapi biasanya berlangsung 30-45
menit. Individu kemudian diberi pekerjaan rumah yang harus dibuat setiap
hari. Antara lain membuat daftar pengalaman harian dalam menyikapi
pelbagai peristiwa yang dialami, misalnya yang mengecewakan,
menyedihkan, dll. Pekerjaan rumah ini akan dibahas pada kunjungan
konsultasi berikutnya. Biasanya terapi ini memerlukan 10-15 kali pertemuan,
bisa kurang namun dapat pula lebih, tegantung pada kondisi individu yang
mengalaminya.
3. Psikoterapi dinamik
Individu diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya, bukan
sekedar menghilangkan gejalanya semata. Pada psikoterapi ini, biasanya
individu lebih banyak berbicara, sedangkan dokter lebih banyak mendengar,
kecuali pada individu yang benar- benar pendiam, maka dokter yang lebih
aktif. Terapi ini memerlukan waktu panjang, dapat berbulan- bulan bahkan
bertahun. Hal ini tentu memerlukan kerjasama yang baik antara individu
dengan dokter nya, serta kesabaran kedua belah pihak. (5,6)
PROGNOSIS
Walaupun gangguan panic merupakan penyakit kronis, namun penderita dengan
fungsi premorbid yang baik serta durasi serangan yang singkat bertendensi untuk
prognosis yang lebih baik.(5)
RSU PIRNGADI MEDAN11
Gangguan Panik 2012
PREVENSI DAN REHABILITASI
Pencegahan primer (bagi yang belum pernah mengalami gangguan panic), maka
harus waspada bila dalam keluarganya ada yang mengalami. Juga, menurut penelitian,
bila seseorang pernah mengalami cemas perpisahan (separation anxiety) ketika pertam
kali masuk sekolah, maka bisa jadi ketika dewasa mungkin akan mengalami gangguan
panic.(5)
Pencegahan sekunder (bila individu pernah mengalami serangan panic satu kali)
dan telah berobat ke dokter, maka pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi
kekambuhan adalah dengan melakukan latihan relaksasi secara teratur dan terus menerus,
datang konsultasi sampai dinyatakan sembuh oleh dokter. (5)
RSU PIRNGADI MEDAN12