gejala-gejala gangguan jiwa

14
GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA Oleh: KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang 2009 06/08/22 1

Upload: galeno

Post on 16-Jan-2016

298 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA. Oleh : KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang 2009. A. GANGGUAN KESADARAN. PENURUNAN KESADARAN a. apati : masa bodoh thd rangsang yg datang b. somnolensi : mengantuk dan hanya merespon rangsang yang kuat - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

GEJALA-GEJALAGANGGUAN JIWAGEJALA-GEJALAGANGGUAN JIWA

Oleh:KUNTJOJO

D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang

2009

Oleh:KUNTJOJO

D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang

200904/21/2304/21/23 11

Page 2: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

A. GANGGUAN KESADARANA. GANGGUAN KESADARAN

1. PENURUNAN KESADARAN

a. apati: masa bodoh thd rangsang yg datang

b. somnolensi: mengantuk dan hanya merespon rangsang yang kuat

c. sopor: hanya merespon rangsang yg sangat kuat

d. subkoma dan koma: tak respon thd rangsang yang kuat sekalipun

2. KESADARAN MENINGGI: responsif thd rangsang-rangsang yg lemah sekalipun.

1. PENURUNAN KESADARAN

a. apati: masa bodoh thd rangsang yg datang

b. somnolensi: mengantuk dan hanya merespon rangsang yang kuat

c. sopor: hanya merespon rangsang yg sangat kuat

d. subkoma dan koma: tak respon thd rangsang yang kuat sekalipun

2. KESADARAN MENINGGI: responsif thd rangsang-rangsang yg lemah sekalipun.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 22

Page 3: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

3. GANGGUAN TIDUR

a. insomnia: sulit atau tak bisa tidur

b. hipersomnia: terlalu banyak tidur

c. berjalan waktu tidur

d. mimpi buruk (nightmare)

e. kelumpuhan tidur (sleep paralysis)

f. Narkolespsi: episode-episode tidur yg pendek

4. HIPNOSIS: jiwanya mudah dikendalikan oleh pihak lain.

3. GANGGUAN TIDUR

a. insomnia: sulit atau tak bisa tidur

b. hipersomnia: terlalu banyak tidur

c. berjalan waktu tidur

d. mimpi buruk (nightmare)

e. kelumpuhan tidur (sleep paralysis)

f. Narkolespsi: episode-episode tidur yg pendek

4. HIPNOSIS: jiwanya mudah dikendalikan oleh pihak lain.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 33

Page 4: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

5. DISASOSIASI

a. trans (trance): kesurupan

b. fugue: mengelana secara tidak sadar.

c. kepribadian ganda: terdapat dua pribadi pada diri penderita.

d. somnabulisme: melakukan sesuatu dalam keadaan tidur.

5. DISASOSIASI

a. trans (trance): kesurupan

b. fugue: mengelana secara tidak sadar.

c. kepribadian ganda: terdapat dua pribadi pada diri penderita.

d. somnabulisme: melakukan sesuatu dalam keadaan tidur.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 44

Page 5: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

B. GANGGUAN INGATANB. GANGGUAN INGATAN

1. GANGGUAN INGATAN UMUM

2. AMNESIA

a. retrograd (lupa materi sebelum kejadian)

b. anterograd (lupa materi sesudah kejadian)

3. PARAMNESIA (ingatan yg keliru karena ada

distorsi dalam pemanggilan kembali materi)

a. déjà vu: merasa sudah kenal padahal belum

b. jamais vu: merasa belum kenal padahal sudah.

1. GANGGUAN INGATAN UMUM

2. AMNESIA

a. retrograd (lupa materi sebelum kejadian)

b. anterograd (lupa materi sesudah kejadian)

3. PARAMNESIA (ingatan yg keliru karena ada

distorsi dalam pemanggilan kembali materi)

a. déjà vu: merasa sudah kenal padahal belum

b. jamais vu: merasa belum kenal padahal sudah.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 55

Page 6: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

C. GANGGUAN ORIENTASIC. GANGGUAN ORIENTASI

1. GANGGUAN ORIENTASI WAKTU/ DISORIENTASI WAKTU: penderita tidak lagi mengenal waktu (sekarang pukul berapa, hari apa, atau tanggal berapa)

2. GANGGUAN ORIENTASI TEMPAT/ DISORINETASI TEMPAT: penderita tak mengenal / menyadari dirinya ber ada di mana

3. GANGGUAN ORIENTASI ORANG / DISORIENTASI ORANG: penderita tidak mengenali atau mampu menjalin hubungan dengan orang-orang yg sudah dikenalnya.

1. GANGGUAN ORIENTASI WAKTU/ DISORIENTASI WAKTU: penderita tidak lagi mengenal waktu (sekarang pukul berapa, hari apa, atau tanggal berapa)

2. GANGGUAN ORIENTASI TEMPAT/ DISORINETASI TEMPAT: penderita tak mengenal / menyadari dirinya ber ada di mana

3. GANGGUAN ORIENTASI ORANG / DISORIENTASI ORANG: penderita tidak mengenali atau mampu menjalin hubungan dengan orang-orang yg sudah dikenalnya.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 66

Page 7: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

D. GANGGUAN AFEKSID. GANGGUAN AFEKSI1. KECEMASAN (ANXIETY): ketakutan tanpa penyebab yang

jelas.

2. DEPRESI: sedih berkepanjangan, putus asa, dan merasa dirinya tak berguna.

3. EUPHORIA: kegembiraan secara berlebihan

4. ANHEDONIA: ketidak mampuan merasakan senang.

5. AMBIVALENSI: perasaan bertentangan thd hal yg sama pada saat yang sama pula.

6. EMOSI TUMPUL: perasaan tidak berfungsi.

7. EMOSI LABIL: lemah atau tak mampu mengendalikan emosi.

2.

1. KECEMASAN (ANXIETY): ketakutan tanpa penyebab yang jelas.

2. DEPRESI: sedih berkepanjangan, putus asa, dan merasa dirinya tak berguna.

3. EUPHORIA: kegembiraan secara berlebihan

4. ANHEDONIA: ketidak mampuan merasakan senang.

5. AMBIVALENSI: perasaan bertentangan thd hal yg sama pada saat yang sama pula.

6. EMOSI TUMPUL: perasaan tidak berfungsi.

7. EMOSI LABIL: lemah atau tak mampu mengendalikan emosi.

2.04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 77

Page 8: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

E. GANGGUAN PSIKOMOTORIKE. GANGGUAN PSIKOMOTORIK

1. GERAKAN MOTORIK LAMBAT

a. hipoaktivitas: aktivitas berkurang banyak

b. stupor katatotnik: reaksi thd lingkungan sangat minim, gerakan motorik lamban, dst.

c. katalepsi: mempertahankan posisi badan secara kaku;

d. fleksibilitas serea: mempertahankan posisi badan secara kaku sebagaimana yang dibuat oleh orang lain.

1. GERAKAN MOTORIK LAMBAT

a. hipoaktivitas: aktivitas berkurang banyak

b. stupor katatotnik: reaksi thd lingkungan sangat minim, gerakan motorik lamban, dst.

c. katalepsi: mempertahankan posisi badan secara kaku;

d. fleksibilitas serea: mempertahankan posisi badan secara kaku sebagaimana yang dibuat oleh orang lain.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 88

Page 9: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

2. GERAKAN MOTORIK MENINGKAT

a. hiperaktivitas

b. gaduh gelisah katatonik

3. TIC: gerakan fasial/sekitar wajah secara berulang.

4. STEREOTIPI: gerakan salah satu anggota tubuh secara berulang-ulang dan tak bertujuan.

5. EKHOLALIA: langsung meniru ucapan

6. EKHOPRAXIA: langsung meniru gerakan

7. KOMPULSI : dorongan yg kuat untuk melakuan sesuatu yg tak ada gunanya secara berulang.

2. GERAKAN MOTORIK MENINGKAT

a. hiperaktivitas

b. gaduh gelisah katatonik

3. TIC: gerakan fasial/sekitar wajah secara berulang.

4. STEREOTIPI: gerakan salah satu anggota tubuh secara berulang-ulang dan tak bertujuan.

5. EKHOLALIA: langsung meniru ucapan

6. EKHOPRAXIA: langsung meniru gerakan

7. KOMPULSI : dorongan yg kuat untuk melakuan sesuatu yg tak ada gunanya secara berulang.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 99

Page 10: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

F. GANGGUAN PIKIRANF. GANGGUAN PIKIRAN

1. GANGGUAN BENTUK PIKIRAN: penyimpangan thd pemikiran rasional

2. GANGGUAN ARUS PIKIRAN: terlalu lambat atau terlalu cepat, bloking, dst.

3. GANGGUAN ISI PIKIRAN: ekstasi, fantasi, fobia, obsesi, delusi/waham

1. GANGGUAN BENTUK PIKIRAN: penyimpangan thd pemikiran rasional

2. GANGGUAN ARUS PIKIRAN: terlalu lambat atau terlalu cepat, bloking, dst.

3. GANGGUAN ISI PIKIRAN: ekstasi, fantasi, fobia, obsesi, delusi/waham

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 1010

Page 11: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

G. GANGGUAN PERSEPSIG. GANGGUAN PERSEPSI

1. HALUSINASI: seolah-olah melihat atau mendengar sesuatu

2. ILUSI: penafsiran yg keliru thd apa yg diamati

3. DEREALISASI: merasa asing/aneh dgn lingkungannya.

4. DEPERSONALISASI:

merasa aneh dgn dirinya.

1. HALUSINASI: seolah-olah melihat atau mendengar sesuatu

2. ILUSI: penafsiran yg keliru thd apa yg diamati

3. DEREALISASI: merasa asing/aneh dgn lingkungannya.

4. DEPERSONALISASI:

merasa aneh dgn dirinya.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 1111

Page 12: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

H. GANGGUAN INTELIGENSI: retardasi mental

1. slow learner

2. debil

3. embisil

4. idiot

H. GANGGUAN INTELIGENSI: retardasi mental

1. slow learner

2. debil

3. embisil

4. idiot

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 1212

Page 13: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

I. GANGGUAN KEPRIBADIAN

1. Kepribadian paranoid: curiga berlebihan

2. Kepribadian skizoid: menarik diri dari pergaulan, autistik.

3. Kepribadian eksplosif: mudah marah secara meledak-ledak, dan agresif.

4. Kepribadian anankastik: perfeksionis, kaku, pengawasan yang tinggi thd diri sendiri.

5. Kepribadian histerik: emosi labil, sombong.

6. Kepribadian astenik: lemah lesu, tak bergairah.

7. Kepribadian anti sosial: egois, agresif, tak mau mentaati norma sosial dan norma susila.

I. GANGGUAN KEPRIBADIAN

1. Kepribadian paranoid: curiga berlebihan

2. Kepribadian skizoid: menarik diri dari pergaulan, autistik.

3. Kepribadian eksplosif: mudah marah secara meledak-ledak, dan agresif.

4. Kepribadian anankastik: perfeksionis, kaku, pengawasan yang tinggi thd diri sendiri.

5. Kepribadian histerik: emosi labil, sombong.

6. Kepribadian astenik: lemah lesu, tak bergairah.

7. Kepribadian anti sosial: egois, agresif, tak mau mentaati norma sosial dan norma susila.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 1313

Page 14: GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

ReferensiReferensiBaihaqi, MIF (dkk.) (2005) Psikiatri: Konsep Dasar

dan Gangguan-gangguan. Bandung: Refika Aditama.

Daradjat, Zakiah (1993) Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.

Maramis, W.F. (2000) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Wiramihardja, Sutardjo A. (2005) Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama.

Baihaqi, MIF (dkk.) (2005) Psikiatri: Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: Refika Aditama.

Daradjat, Zakiah (1993) Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.

Maramis, W.F. (2000) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Wiramihardja, Sutardjo A. (2005) Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama.

04/21/2304/21/23 Designed by KuntjojoDesigned by Kuntjojo 1414