general mektan-1 utk mahasiswa ubt
TRANSCRIPT
SOIL MECHANICS - 1
FUAD HARWADI Jl. Skip I No. 46
Tanjung Selor - 77211
Kab. Bulungan - KALTIM
Hp : 081252900070
Phone /Fax : 0552-2024090
e-mail : [email protected]
An Introduction to Soil
Oleh :
Fuad Harwadi
Material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat (agregat) yang tidak tersementasi satu sama lain, dan atau dari bahan organik yang melapuk, dimana diantara butiran terdapat ruang-ruang kosong yang terisi oleh zat cair dan udara.
1. Pengertian tanah
2. Asal usul tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan (Gambar 1.1).
Dikelompokkan dalam 2 group besar,yaitu:
a. Tanah yang terjadi oleh penumpukan produk pelapukan batuan
ditempat asalnya : tanah residu = residual soils (Gambar 1.2)
b. Tanah yang terjadi oleh produk pelapukan yang kemudian terbawa ke tempat lain : tanah sedimen = transported soils (Gambar 1.3 s/d 1.5)
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.1a. Siklus batuan dan proses terjadinya tanah
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.1b. Siklus batuan dan proses terjadinya tanah
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
A. TANAH RESIDU
(RESIDUAL SOIL):
Tanah yang terbentuk oleh penumpukan produk pelapukan batuan ditempat
asalnya. (Gambar 1.2)
3. JENIS TANAH
SOIL MECHANIC-1
B. TANAH SEDIMEN/TRANSPORTED SOIL
a. Tanah glacial (Gambar 1.3)
Terbentuk karena produk pelapukan terangkut dan terdeposisi oleh es atau oleh gletser (sungai es).
SOIL MECHANIC-1
b. Tanah aeolian (Gambar 1.4)
Terbentuk karena produk pelapukan terangkut dan terdeposisi oleh angin
SOIL MECHANIC-1
c. Tanah aluvial (Gambar 1.5)
Terbentuk karena produk pelapukan terangkut oleh air dan terdeposisi sepanjang sungai
SOIL MECHANIC-1
a. TANAH DAPAT DISEBUT SEBAGAI :
• Kerikil ( gravel) G
• Pasir ( sand) S
• Lanau (silt) M
• Lempung ( clay) C
Tergantung pada ukuran partikel yang dominan
(Tabel 1.1)
b. PENGELOMPOKAN TANAH (Gambar 1.6 & 1.7)
• Tanah berbutir Kasar : Kerikil dan Pasir
• Tanah berbutir Halus : Lanau dan Lempung
4. PARTIKEL TANAH
SOIL MECHANIC-1
Tabel 1.1 Rentang Batas Ukuran Butiran Tanah
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.6 Bentuk Tipikal Butiran Kasar
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.7 Bentuk Tipikal Butiran Kasar
SOIL MECHANIC-1
• Merupakan koloid dengan ukuran sangat kecil (kurang dari 1 mikron)
• Masing-masing koloid terlihat seperti lempengan-
lempengan kecil yang terdiri dari lembaran-lembaran kristal yang memiliki struktur atom yang berulang.
• Lembaran-lembaran kristal tersebut : > Tetrahedron / Silica sheet, dan > Octahedron / Alumina sheet. • Tetrahedron / Silica sheet, merupakan gabungan
dari Silica Tetrahedron (Gambar 1.8) • Octahedron / Alumina sheet. merupakan
gabungan dari Alumina Octahedron (Gambar 1.9).
5. MINERAL LEMPUNG
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.8 : a.Tetrahedron ; b. Silica Sheet
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.9 : c. Octahedron; d. Alumina Sheet
SOIL MECHANIC-1
a. Jenis mineral lempung :
• Kaolinite • Illite • Monmorillonite / Bentonite • Dan lain-lain.
Gambar 1.10.:
Diagram of the structure of
(a) kaolinite;
Gambar 1.11. Electron
photomicrograph of well-crystallized kaolinite
from St Austell, Cornwall, England.
Picture width is 17m ( Tovey,1971).
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.12.
Diagram of the structure
of (b) illite
Gambar 1.13.
Scanning electron photomicrograph of illite-smectite
clay in a tight gas reservoir pore space. Clays in the
tight rocks complicate interpretation of reservoir
quality and can impede gas recovery. Bar is 10
micrometers long.
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.14.
Diagram of the structure of (c)
monmorillonite
Gambar 1.15.
Scanning Electron photomicrograph of
monmorillonite (bentonite)
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.16.
Electron photomicrograph of well-crystallized kaolinite from St Austell,
Cornwall, England. Picture width is 17m (Tovey,1971)
Gambar 1.17.
Electron photomicrograph of halloysite from Bedford,Indiana. Picture width is 2m (Tovey,1971)
SOIL MECHANIC-1
Gambar 1.18.
Electron photomicrograph of ilite from Morris, llinois. (Tovey,1971)
SOIL MECHANIC-1
Permukaan butiran lempung bermuatan negatif.
Pada tanah lempung kering muatan negatif tersebut
diimbangi cation bermuatan positif :
Ca++, Mg++, Na+, K+ dengan gaya tarik elektrostatik.
Apabila air ditambahkan :
cation dengan sedikit anion mengapung sekeliling
butiran lempung Lapisan cation tersebut dinamakan
“diffuse double layer”
Partikel air yang melekat pada permukaan partikel
lempung disebut “double layer water”
Bagian yang paling dekat dengan permukaan partikel
lempung disebut “adsorbed water”
Lihat Gambar 1.19
b. Perilaku partikel tanah lempung
SOIL MECHANIC-1
Cla
y s
urf
ace
Cation
Anion
Distance from the clay particle
Conce
ntr
ation o
f io
ns
Gambar 1.19. Diffuse double layer
SOIL MECHANIC-1
A. Komposisi tanah
Tanah (Gambar 2.1) terdiri dari :
• Butiran tanah yang padat (solid)
• Air (water)
• Udara (air)
Vv = Volume Pori
MENGHITUNG VOLUME TANAH
BILA VOLUME TANAH = V
Vs = Volume Solid
Vw = Volume Water
Va = Volume Air
V = Vs + Vw + Va
Vv = Vw + Va
SOIL MECHANIC-1
Gambar 2.1a Soil element in
natural state.
(a)
Total weight
(= W)
Total volume (= V)
solid
Water
Air
W
Ww
Ws
VV
V
Vw
VA
Vs
Gambar 2.1c
Sketsa butiran tanah (solid) dan
rongga (pori) dalam tanah
SOIL MECHANIC-1
%100V
Vn v
s
v
V
Ve
%100v
wR
V
VS
• Angka pori ( void ratio) = e
• Porositas ( porosity) = n
• Derajat kejenuhan
(degree of saturation) = SR
• Hubungan e dan n
n
ne
1 e
en
1
B. PARAMETER FISIK TANAH
1. Hubungan volume yang umum dipakai
SOIL MECHANIC-1
2. Hubungan berat dan volume
Bila : ds
V
W d = DRY UNIT WEIGHT
Maka :
a. Kadar air (water content) = wc %100s
wc
W
Ww
b. Berat volume (unit weight)= V
W
V
wW
V
W
WW
V
WW
V
W css
ws
ws
1
1
c
d c d w
w
1
1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
Bila :
)2(....................scw
wscw GwV
WGwW
1 dan 2 Vw = wcGs
BILA : Vs = 1 e = VV
V = Vs + Vv V = 1+e
Wscscw
s
wc
Wss
w
ss
GwWwWW
Ww
GWW
G
Jadi :
SOIL MECHANIC-1
b. BERAT VOLUME =
e
wG
e
GGw
V
WW
V
W
cws
wswsc
sw
1
1
1
c. BERAT V KERING = d
e
G
V
W wssd
1
d. DERAJAT KEJENUHAN = SR
scRsc
v
wR GweS
e
Gw
V
VS
SOIL MECHANIC-1
e. BERAT VOLUME TANAH JENUH = SAT
ATAU
juga dapat ditulis sebagai berikut :
SR = 1 e = Wc Gs
w
swswSAT
e
Ge
e
Ge
11
.
11
1
1
cdSAT
cwswswscSAT
w
e
wG
e
GGw
V
W
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
b. Hubungan antara DR dengan
kondisi tanah di lapangan
D R (%) Keadaan Tanah Di Lapangan
0 - 15 Sangat Lepas ( Very Loose)
15 - 50 Lepas ( Loose)
50 - 70 Tengah ( Medium)
70 - 85 Padat (dense)
85 - 100 Sangat padat ( very dense)
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
b. BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT = LL)
LL = kadar air tanah dimana apabila dibuat goresan pada
tanah tersebut dengan spatula standard akan menutup pada 25
kali pukulan.
Apparatus and grooving tool
Groove cut in sample prior to the test
Groove closed over 12.5 mm – soil at wL if this requires 25 “blows”
SOIL MECHANIC-1
c. BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL)
PL = Kadar air tanah dimana apabila tanah
tersebut digulung sampai dengan diameter 3.2 mm
mulai terjadi retak-retak.
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
1. STRUKTUR TANAH :
- Susunan geometrik partikel tanah
- Gaya antar partikel
2. TANAH BERBUTIR KASAR ( GRANULAR SOIL)
Gaya antar partikel sangat kecil diabaikan ,
jadi :
struktur tanah = susunan geometrik partikel
3. TANAH BERBUTIR HALUS YANG KOHESIVE (COHESIVE SOIL; MIS. LEMPUNG)
Gaya antar partikel sangat dominan
Jadi : struktur tanah kohesive = susunan geometrik partikel tanah + gaya antar partikel
C. STRUKTUR TANAH
SOIL MECHANIC-1
GRAVEL (KERIKIL)
SAND (PASIR)
SILT (LANAU)
CLAY (LEMPUNG)
Tana
h b
erb
utir
halu
s
(fin
e-g
rain
soils
)
Tana
h b
erb
utir
kasa
r
(coa
rse-g
rain
soils
)
Jenis Tanah Menurut
Ukuran Butir
Bentuk dan ukuran
relatif dari butiran
colo
ids
1 m
Bentuk : pipih
2 m = 2 x 10-6 m
= 0,002 mm
Ayakan # 200 (= 0,075 mm)
Ayakan # 4 (= 0,48 cm)
(= 4,8 mm)
SOIL MECHANIC-1
SPECIFIC SURFACE = LUAS PERMUKAAN BENDA
MASSA BENDA
(a) (b)
SOIL MECHANIC-1
CATATAN: 1 kg ~ 10 N
SOIL MECHANIC-1
Klasifikasi Tanah :
mengelompokkan tanah yang berbeda-beda tapi
mempunyai sifat serupa kedalam group-group dan
sub group.
Tujuannya :
untuk mendapatkan gambaran umum mengenai
perilaku suatu tanah.
Dasar Klasifikasi Tanah :
1. Plastisitas tanah.
2. Ukuran butiran.
SOIL MECHANIC-1
Jenis test untuk mendapatkan ukuran Butiran :
1. Analisa / Test Ayakan (Gambar 3.1).
2. Analisa / Test Hydrometer (Gambar 3.2)
Analisa ayakan :
1. Ayakan yang dipakai : ayakan US-Standard.
2. Dasar : ukuran lubang ayakan.
Analisa hydrometer
1. Menggunakan alat hydrometer
2. Dasar : prinsip sedimentasi dari butiran tanah didalam air
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
Gambar 3.2c
Sketsa alat Hydrometer dan
alat Hydrometer didalam
gelas ukur yang berisi tanah
yang sudah dicampur dengan
cairan standard.
Gambar 3.2d
Percobaan
Hydrometer di
laboratorium
Mekanika Tanah
SOIL MECHANIC-1
3. Kurva distribusi ukuran butiran (grain size distribution)
a. Hasil analisa ayakan dan analisa Hydrometer
digambarkan dalam kertas semi-log (Gambar 3.3);
b. Kurva hasil test diberikan dalam Gambar 3.4
c. Kurva pada Gambar 3.4 dinamakan:
KURVA DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN
(GRAIN SIZE DISTRIBUTION)
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
Gambar 3.6a. Bentuk kurva hasil test Ayakan dan test Hydrometer
SOIL MECHANIC-1
Gambar 3.6b.
Sketsa tekstur tanah yang butirannya well-graded dan gap-graded
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
Soil Compaction
Oleh :
Fuad Harwadi
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
PENGERTIAN DASAR
Pada pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak struktur teknik lainnya, tanah yang lepas (renggang) haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi di atasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng timbunan (embankment). Penggilas besi berpermukaan halus (smooth whell rollers), dan penggilas getar (vibratory rollers) adalah alat-alat yang umum digunakan di lapangan untuk pemadatan tanah. Mesin getar dalam (vibroflot) juga banyak digunakan untuk memadatkan tanah berbutir (granular soils) sampai kedalaman yang cukup besar dari permukaan tanah. Cara pemadatan tanah dengan sistem ini disebut vibroflotation (pemampatan getar apung).
PENDAHULUAN
Introduction
SOIL MECHANIC-1
MAKSUD PEMADATAN
MEMPERTINGGI KUAT GESER
(Shear Strength)
MENGURANGI PEMAMPATAN
(Compressibility)
MENGURANGI PERMEABILITAS
(Permeability)
MENGURANGI PERUBAHAN
VOLUME SEBAGAI AKIBAT
PERUBAHAN KADAR AIR, DLL
1
2
3
4
TU
JU
AN
NY
A
UNTUK
MEMPEROLEH
STABILITAS TANAH
DAN MEMPERBAIKI
SIFAT-SIFAT
TEKNISNYA.
SOIL MECHANIC-1
Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah (γd) yang dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada partikel-partikel tanah. Karena adanya air, partikel- partikel tanah tersebut akan lebih mudah bergerak dan bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat/padat. Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air- dalam tanah (pada saat dipadatkan) meningkat.
PRINSIP DASAR PEMADATAN
γd = Ws / V Bila berat butiran ( Ws) dan volume
total (V) TETAP, maka γd juga TETAP.
SOIL MECHANIC-1
PEMADATAN
Peristiwa
bertambahnya berat
volume kering oleh
beban dinamis
Butir-butir tanah
merapat satu sama
lain sebagai akibat
berkurangnya
rongga.
KONSOLIDASI
Pengurangan pelan-
pelan volume pori
yang berakibat
bertambahnya berat
volume kering akibat
beban statis yang
bekerja dalam
periode tertentu.
Pengurangan
volume pori dan
kandungan air dalam
tanahnya yang
berakibat
pengurangan
volume tanahnya.
SOIL MECHANIC-1
Pada saat kadar air w = 0, berat volume basah dari tanah (γ) adalah sama dengan
berat volume keringnya (γd), atau
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang
sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga
meningkat secara bertahap pula. Misalnya, pada w = w1, berat volume basah dari
tanah sama dengan:
Jadi Berat Volume Keringnya (γd) pada kadar air tersebut :
SOIL MECHANIC-1
Butiran Padat
Tanah
Butiran Padat
Tanah
A I R
γ(w > 0)
Berat Volume Basah ( γ )
Kadar Air ( w ) W2 W1
∆ γd
γd(w = 0)
0
PRINSIP-PRINSIP PEMADATAN
Berat Volume Kering
Maksimum ( γdmax )
Kadar Air
Optimum ( Wopt )
SOIL MECHANIC-1
PROCTOR COMPACTION TEST (Uji Pemadatan Proctor, menurut nama pemiliknya, Proctor, 1933).
UJI PEMADATAN
Compression Tests
SOIL MECHANIC-1
Proctor (1933) telah mengamati bahwa ada
hubungan yang besar antara kadar air (W)
dan Berat Volume Kering ( γd ), yang dinyatakan
dalam :
ATAU γd γb
1 + w =
SOIL MECHANIC-1
PROSEDUR PENGUJIAN PROCTOR
Tanah dipadatkan dalam sebuah cetakan silinder bervolume 1/30 ft3 (943,3 cm3)
Note : 1). Diameter cetakan = 4 in. (= 101 6 mm).
2). Selama percobaan lab. Cetakan dikelem pada sebuah pelat dasar dan di
atasnya diberi perpanjangan juga berbentuk silinder.
Tanah dicampur air dengan kadar yang berbeda-beda dan kemudian dipadatkan
menggunakan penumbuk khusus.
Note : 1). Pemadatan tanah tersebut dilakukan dalam 3 (tiga) lapisan (tebal lapisan
± 1,0 in).
2). Jumlah tumbukan adalah 25 x setiap lapisan.
3). Berat penumbuk adalah 5,5 lb (massa = 2,5 kg) dan tinggi jatuh sebesar
12 in. (= 304,8 mm).
SOIL MECHANIC-1
PROSEDUR PENGUJIAN PROCTOR
Untuk setiap percobaan, berat volume basah ( γ ) dari tanah yang dipadatkan
tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
W = berat tanah yang dipadatkan dalam cetakan
V(m) = volume cetakan (1/30 ft3 943, 3 cm3)
Juga pada setiap percobaan besarnya kadar air dalam tanah yang dipadatkan
tersebut ditentukan di laboratorium. Bila kadar air tersebut diketahui, berat
volume kering ( γd ) dari tanah dapat dihitung sebagai berikut :
SOIL MECHANIC-1
PROSEDUR PENGUJIAN PROCTOR
Wc rendah
Tanah cendrung
Kaku & Sulit
dipadatkan A I R
Tanah menjadi
Lunak dan
mudah
dipadatkan
Pada kadar air (wc) tinggi, maka Berat volume kering ( γd) berkurang.
Bila seluruh udara di dalam tanah dapat dipaksa keluar pada waktu pemadatan,
maka tanah akan berada dalam kedudukan jenuh dan nilai berat volume kering
akan menjadi maksimum. (Dilapangan sulit tercapai kondisi ini).
SOIL MECHANIC-1
PROSEDUR PENGUJIAN PROCTOR
Kemungkinan berat volume kering maksimum dinyatakan sebagai berat volume
kering dengan tanpa rongga udara atau berat volume kering dengan tanpa rongga
atau berat volume kering saat tanah menjadi jenuh (γzav ), dapat dihitung sbb :
Karena saat
Jenuh ( Sr = 1)
dan e = w.Gs
γzav = berat volume pada kondisi zero air voids
γw = berat volume air
e = angka pori
Gs = berat spesifik butiran padat tanah
W = kadar air
SOIL MECHANIC-1
PROSEDUR PENGUJIAN PROCTOR
Untuk mendapatkan variasi dari γzav terhadap kadar air, gunakan prosedur berikut :
……. (2.2a)
……. (2.2b)
(1). Tentukan Berat Jenis Tanah (Gs) dari uji Laboratorium
(2). Pilihlah beberapa Kadar air (w) tertentu, misalnya 5%, 10%, 15% dan
seterusnya.
(3). Hitung γzav untuk beberapa nilai Kadar air (w) dengan menggunakan persamaan
(2.2a) atau (2.2b).
SOIL MECHANIC-1
PROSEDUR PENGUJIAN PROCTOR
γd (g/cm3)
Kadar air, w (%)
SOIL MECHANIC-1
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
HASIL PEMADATAN
(1). MACAM / JENIS TANAH (2). USAHA PEMADATAN
Distribusi ukuran butir, bentuk
butiran, berat jenis, berat
volume maksimum & kadar air
optimum (mineral content)
Energi Pemadatan per volume
satuan ( E ) dinyatakan dalam
persamaan :
E = (Nb.Nl.W.H) / V
Nb = Jumlah pukulan per lapisan
Nl = Jumlah Lapisan
W = Berat pemukul
H = Tinggi jatuh pemukul
V = Volume mould
SOIL MECHANIC-1
Lanau berpasir
Lempung berlanau
Lempung plastisitas tinggi
Pasir gradasi buruk
Bera
t v
olu
me
ker
ing
, γ
d
(kN
/M3)
Kadar air, w (%)
SOIL MECHANIC-1
Ber
at
vo
lum
e k
erin
g, γ
d
(kN
/M3)
Kadar air, w (%)
1. = 20 pukulan per lapis
2. = 25 pukulan per lapis
3. = 30 pukulan per lapis
4. = 50 pukulan per lapis
Tanah Lempung berpasir
Garis rongga udara nol
1
2
3
4
SOIL MECHANIC-1
(2). PERMEABILITAS (Permeability)
(3). PEMAMPATAN (Compressibility)
SIFAT2 TANAH LEMPUNG DIPADATKAN
Effect of Compaction on Clay Behavior
(4). KUAT GESER (Shear Strength)
(1). SUSUNAN BUTIR (Structure of Clay particles)
SOIL MECHANIC-1
(1). SUSUNAN BUTIR (Structure of Clay particles)
Pemadatan tanah dengan kadar
air pada basah optimum akan
mempengaruhi susunan, kuat
geser serta sifat pemampatan
tanah.
Dengan penambahan kadar air,
penyesuaian susunan butiran
menjadi bertambah.
Pada kering optimum susunan
tanah menjadi terflokulasi,
sebaliknya pada basah optimum
susunan tanah menjadi terdispersi
beraturan.
Kering optimum lebih kekurangan
air, akibatnya lebih banyak
menyerap air, lebih mengembang
dan mempunyai tekanan air pori
lebih rendah.
Kering Optimum lebih sensitif
untuk berubah
Kep
ad
ata
n
Kadar air, w (%)
SOIL MECHANIC-1
(2). PERMEABILITAS (Permeability)
Permeabilitas tanah akan
berkurang dengan penambahan
kadar airnya pada usaha
pemadatan yang sama, dan
mencapai minimum pada kadar
airnya optimum.
Jika usaha pemadatan ditambah,
koefesien permeabilitas akan
berkurang, karena angka pori
berkurang
Permeabilitas tanah lebih tinggi
apabila dipadatkan pada kering
optimum.
Per
mea
bil
ita
s (
cm
/det
)
Kadar air, w (%)
SOIL MECHANIC-1
(3). PEMAMPATAN (Compressibility)
Pada tingkat tekanan yang relatif
rendah, lempung yang dipadatkan
pada basah optimum akan
mempunyai sifat lebih mudah
memampat, (juga sebaliknya)
Konsolidasi pada kering optimum
lebih cepat
Kering optimum lebih kekurangan
air, akibatnya lebih banyak
menyerap air, dan lebih mudah
mengembang (swell).
SOIL MECHANIC-1
(4). KUAT GESER (Shear Strength)
Tanah yang dipadatkan pada kering
optimum akan mempunyai kekuatan
yang lebih tinggi daripada tanah
yang dipadatkan pada basah
optimum.
Kuat geser tanah lempung pada
basah optimum agak bergantung
pada tipe pemadatan, karena
perbedaan yang terjadi pada susunan
partikel tanahnya.
Pada Uji CBR (gambar disamping),
bahwa usaha pemadatan yang lebih
besar menghasilkan CBR kering
optimum yang lebih besar. Tapi
perhatikan nilai CBR kecil pada basah
optimum untuk usaha pemadatan
yang lebih tinggi.
SOIL MECHANIC-1
(1). SPESIFIKASI HASIL
AKHIR DARI PEMADATAN
(2). SPESIFIKASI UNTUK
CARA PEMADATAN
Kepadatan Relatif adalah nilai
banding dari berat volume
kering di lapangan dengan
berat volume kering maksimum
di laboratorium.
γd
γd (max)
90% γd (max)
w ( % )
Garis Optimum
A
B
C
w1 w2 w3 wopt
Garis Jenuh
air
A = mewakili kurva pemadatan yg
telah ada.
B = mewakili peningkatan usaha
pemadatan dilapangan.
C = Usaha pemadatan utk
mencapai 90 % di lapangan.
SPESIFIKASI PEMADATAN TANAH DI LAPANGAN
Specification of Field Compaction
SOIL MECHANIC-1
SOIL MECHANIC-1
RAMMERS
Bisa dipakai untuk tanah Lempung dan pasir, tetapi
lebih dianjurkan untuk tanah COHESIVE CLAY.
SOIL MECHANIC-1
VIBRATORY PLATES
lebih dianjurkan untuk tanah GRANULAR & ASPHALT,
Bisa juga digunakan untuk tanah lempung, tetapi TIDAK
dianjurkan untuk Cohesive Clay.
SOIL MECHANIC-1
RIVERSIBLE PLATES
lebih dianjurkan untuk tanah SAND & CLAY,
Bisa juga digunakan untuk tanah Granular dan TIDAK
dianjurkan untuk Asphalt.
SOIL MECHANIC-1
VIBRATORY ROLLER
Smooth Drum Roller
Dapat memadatkan tanah 100%
dibawah rodanya, dengan
tekanan kontak pada tanah
sekitar 380 kPa (3,8 kg/cm2)
dan dapat digunakan hampir
untuk semua jenis tanah
lebih dianjurkan untuk tanah SAND & CLAY
dan ASPHALT, Bisa juga digunakan untuk tanah
Cohesive Clay dan TIDAK dianjurkan untuk
Tanah Granular
SOIL MECHANIC-1
Pneumatic Tire Roller
Penggilas roda karet ini dapat menggilas
80 % dari total area yang tertutup oleh
rodanya dan tekanan ban dapat
mencapai 700 kPa (7 kg/cm2). Penggilas
roda karet dapat digunakan pada
Asphalt, tanah granular dan kohesive
pada timbunan jalan raya atau
pembangunan bendungan.
SOIL MECHANIC-1
RAMMAX ROLLER
Sheeps foot Roller,
Tamping Foot Roller, &
Grid Roller
Dapat memadatkan tanah 12-40%
dibawah rodanya, dengan tekanan
kontak pada tanah dari 1400 –
8400 kPa (14 - 84 kg/cm2) dan
jenis ini sangat cocok untuk tanah
COHESIVE, tanah berpasir & kerikil
dan TIDAK direkomendasikan untuk
ASPHALT.
SOIL MECHANIC-1
KONTROL PEMADATAN DILAPANGAN
(1). PEMINDAHAN TANAH (2). CARA LANGSUNG
SOIL MECHANIC-1
Flow Water in Soil
Oleh :
Fuad Harwadi
SOIL MECHANIC-1
ALIRAN AIR DALAM TANAH
Flow Water in Soil