geometrik jalan nonreg2

Upload: febri-yanti

Post on 19-Jul-2015

151 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan, sering disebut dengan penampang memanjang jalan. Alinjemen vertikal sangat berkaitan dengan banyaknya pekerjaan galian dan timbunan. Alinjemen vertikal yang mengikuti muka tanah asli akan mengurangi pekerjaan tanah, tetapi mungkin mengakibatkan terlalu banyak tikungan. Muka jalan sebaiknya diletakkan sedikit diatas muka tanah asli, sehingga memudahkan pembentukan drainase jalan terutama didaerah datar. Perencanaan alinjemen vertikal sangat dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan, antara lain : kondisi tanah dasar keadaan medan fungsi jalan muka air banjir muka air tanah kelandaian yang masih memungkinkan2

Kelandaian pada Alinjemen Vertikal: Dalam merencanakan alinj.vertikal perlu diperhatikan, antara lain : Landai minimum: : Kelandaian sangat dibutuhkan untuk kepentingan drainase, shg. tidak mungkin menggunakan landai ideal 0% walaupun pd. jalan lurus. Kelandaian sebesar 0,15% dianjurkan untuk jalan di atas tanah timbunan dg. medan datar dan menggunakan kerb, untuk membantu mengalirkan air hujan ke saluran pembuangan, dan landai minimum 0,3 0,5% dianjurkan untuk jalan di daerah galian atau jalan memakai kerb, dimana kelandaian ini juga dibutuhkan untuk membuat kemiringan saluran. - Landai maksimum : Kelandaian 3% mulai memberikan pengaruh gerak kendaraan, lebih-lebih lagi kendaraan truk. Pengaruhnya ini terlihat dari berkurangnya kecepatan kendaraan atau mulai digunakan gigi rendah, dan diharapkan tidak melebihi dari setengah kecepatan kendaraan. Untuk itu ditetapkan kelandaian maksimum spt. tabel berikut ini :3

- Panjang kritis suatu kelandaian :Kecepatan rencana km/jam Jalan Arteri luar kota (AASHTO 1990) Jalan antar kota (Bina Marga) Kelandaian Kelandaian Maksimum Maksimum Standar (%) Mutlak (%)

Datar

Perbukitan

Pegunungan

40 50 60 64 80 96 113

7 6 5

11 10 9 8

5 4 3 3

6 5 4 4

8 7 6 5

4

Sumber : Traffic Engineering Handbook, 1992 dan PGJLK, Bina Marga, 1990.

Batas kritis umumnya diambil jika kecepatan truk berkurang mencapai 30 75% kecepatan rencana. Panjang kritis yang disarankan merupakan kira-kira panjang 1 menit perjalanan dan truk dengan beban penuh, kecepatan truk mencapai panjang kritis adalah sebesar 15 20 km/jam.4

- Lajur pendakian : Adalah lajur yang disediakan khusus untuk truk bermuatan berat atau kendaraan lain yang berjalan dengan kecepatan lebih rendah sehingga kendaraan lain dapat mendahului kendaraan yang lebih lambat tanpa menggunakan lajur lawan.Tabel panjang kritis untuk kelandaian yg. melebihi kelandaian maks.standar :

KECEPATAN RENCANA ( KM/JAM ) 80 5% 6% 7% 8% 500 500 500 420 6% 7% 8% 9% 60 500 500 420 340 50 7% 8% 9% 10% 500 420 340 250 40 8% 9% 10% 11% 420 340 250 250 30 9% 10% 11% 12% 340 250 250 250 20 10% 11% 12% 13% 250 250 250 250

LajurLajur Lajur pendakian tipikal5

Lengkung Vertikal:Lengkung vertikal digunakan akibat pergantian dari kelandaian ke kelandaian yang lain, yang direncanakan agar memenuhi keamanan, kenyamanan dan drainase. Lengkung vertikal umumnya berbentuk parabola sederhana, jenis lengkung vertikal selain ditentukan oleh letak perpotongan antara kedua tangen (titik PPV) atau letak Ev dengan permukaan jalan, juga dari perbedaan aljabar kelandaian.

Jenis vertikal cembung apabila lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen (PPV) berada diatas permukaan jalan atau perbedaan kelandaian aljabar kelandaiannya berharga positif, dengan panjang minimum lengkungnya ditentukan oleh jarak pandang henti, jarak pandang mendahului (menyiap), drainase, kenyamanan mengemudi dan keluwesan bentuk,PPVg1 EV

PPV

g2

Perumusan: A = g 1 g2 = + dimana: A = perbendaan aljabar kelandaian g1 dan g2 = kelandaian dalam %6

Jenis vertikal cekung adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen (PPV) berada dibawah permukaan jln. atau perbedaan aljabar kelandaiannya berharga negatif, dengan panjang minimum lengkungnya ditentukan berdasarkan syarat keamanan terdiri dari jarak penyinaran lampu depan kendaraan, jarak pandangan bebas dibawah bangunan, drainase, kenyamanan mengemudi dan keluwesan bentuk,PPV PPV Perumusan: A = g 1 g2 = dimana: A = perbendaan aljabar kelandaian g1 dan g2 = kelandaian dalam %

EV

Gambar rencana suatu profil memanjang jalan dibaca dari kiri ke kanan, sehingga landai jalan diberi tanda positif (+) untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan landai negatif (-) untuk penurunan dari kiri ke kanan.

7

Persamaan Lengkung Vertikal: Bentuk lengkung vertikal yang umum digunakan adalah berbentuk lengkung parabola sederhanay

PPVEv Y

B

A

X L

L

Titik A adalah titik peralihan dari bagian tangen ke bagian lengkung vertikal. Umumnya diberi notasi PLV (Peralihan Lengkung Vertikal). Titik B adalah titik peralihan dari bagian lengkung vertikal ke bagian tangen. Umumnya diberi notasi PTV (Peralihan Tangen Vertikal). Titik perpotongan kedua bagian tangen diberi notasi PPV (Pusat Perpotongan Vertikal). Letak titik-titik pada lengkung vertikal dinyatakan dengan ordinat Y dan X terhadap sumbu koordinat melalui titik A

8

Dari penurunan rumus diperoleh rumus umum lengkung vertikal: A y= x2 dan Ev = A Lv

200 Lv

800

dimana : A = g1 - g2 ( g1 dan g2 adalah kelandaian dalam % ) Ev = pergeseran vertikal dari titik PPV ke bagian puncak lengkung Lv = panjang lengkung Untuk x = Lv maka harga y = Ev

Persamaan ini berlaku baik untuk lengkung vertikal cembung maupun lengkung vertikal cekung. Hanya bedanya, apabila harga Ev yang diperoleh positif, berarti lengkug vertikal cembung, dan sebaliknya apabila harga Ev yang diperoleh negatif, berarti lengkug vertikal cekung.

9

Lengkung Vertikal Cembung Pembatasan pada lengkung vertikal cembung didasarkan pd. keamanan thd. Jarak Pandangan Henti (Jh) dan Jarak Pandangan Menyiap/Mendahului (Jd) dibedakan atas 2 keadaan yaitu:

1. Jarak pandangan berada seluruhnya dlm. daerah lengkung (S>L) 2. Jarak pandangan berada di luar dan di dalam drh. lengkung (S L, maka: Lv = 2 Jh 399 A

b. Berdasarkan Jd. A.Jd2 - Jd < L, maka: Lv = 840- Jd > L, maka: Lv = 2 Jd 840 A10

Berdasarkan syarat kenyamanan / keluwesan bentuk A.V2 Lv = 380

Berdasarkan kebutuhan akan drainase Lv = 50 ABerdasarkan kenyamanan perjalanan Disyaratkan panjang lengkung tidak kurang dari 3 detik perjalanan Lengkung Vertikal Cekung Panjang lengkung pada lengkung vertikal cekung ditentukan dengan memperhatikan: 1. Berdasarkan syarat keamanan: a. Jarak penyinaran lampu depan kendaraan b. Jarak pandangan bebas di bawah bangunan 2. Berdasarkan syarat kenyamanan / keluwesan bentuk 3. Berdasarkan kebutuhan akan drainase 4. Berdasarkan kenyamanan perjalanan11

Rumusan untuk menghitung panjang lengkung vertikal (Lv):Berdasarkan syarat keamanan a. Berdasarkan Jarak Penyinaran Lampu Depan Kendaraan (S). A.S2 - S < L, maka: Lv = 120 + 3,5 S 120 + 3,5 S - S > L, maka: Lv = 2 S A b. Berdasarkan Pandang (S) Di Bawah Bangunan. A.S2 - S < L, maka: Lv = 3480 3480 A Berdasarkan syarat kenyamanan / keluwesan bentuk A.V2 Lv = 380 Berdasarkan kebutuhan akan drainase Lv = 50 A - S > L, maka: Lv = 2 S 12

Berdasarkan kenyamanan perjalananDisyaratkan panjang lengkung tidak kurang dari 3 detik perjalananCatatan : Paling ideal mengambil Lv yang terpanjang, memenuhi keamanan dan kenyamanan dan drainase

Dalam perancangan alinjemen vertikal perlu diperhatikan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Pada alinj.vertikal yang relatif datar dan lurus, sebaiknya dihindari adanya hidden clip yaitu lengkung-lengkung vertikal cekung yang pendek dan tidak terlihat mata dari jarak jauh, 2. Pada landai menurun yang panjang dan tajam, sebaiknya diikuti oleh pendakian, shg. kecepatan kendaraan yang telah bertambah besar dapat segera dikurangi, 3. Jika direncanakan serangkaian kelandaian, maka sebaiknya kelandaian yang paling curam diletakkan di bagian awal, yang diikuti oleh kelandaian yang lebih kecil, 4. Sedapat mungkin dihindari perencanaan lengkung vertikal yang sejenis (cembung atau cekung) dengan hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.13

Alinjemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dg. bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan, seringkali disebut juga sebagai penampang memanjang jalan. Tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Menghitung kelandaian 2. Menghitung perbedaan aljabar kelandaian 3. Menentukan bentuk lengkung vertikal dari hasil analisis: - penentuan pendakian dan penurunan - perbedaan aljabar kelandaian 4. Menghitung panjang lengkung vertikal (Lv), yang umumnya digunakan yang paling ideal yang sesuai dari perhitungan: -- Lengkung vertikal cembung, harus memperhatikan :- Sisi keamanan menurut jarak pandang henti&jarak pandang mendahului - Sisi kenyamanan mengemudi - Persyaratan drainase - Keluwesan bentuk

-- Lengkung vertikal cekung, harus memperhatikan : Dari sisi keamanan menurut jarak pandangan akibat penyinaran lampudepan kendaraan dan jarak pandangan bebas dibawah bangunan Dari sisi kenyamanan mengemudi Persyaratan drainase Keluwesan bentuk

5. Perumusan umum alinjemen vertikal 6. Perhitungan elevasi titik-titik tertentu 7. SelesaiDari uraian diatas perlu diperhatikan hal-hal sbb. : Lengkung vertikal umumnya berbentuk parabola sederhana, Panjang minimum lengkung vertikal (Lv) cembung ditentukan berdasarkan syarat jarak pandangan henti/mendahului dan drainase, sedangkan untuk lengkung vertikal cekung ditentukan oleh jarak penyinaran lampu depan dan juga drainase, Gambar rencana suatu profil memanjang jalan dibaca dari kiri ke kanan, sehingga landai jalan diberi tanda positif ( + ) untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan landai jalan diberi tanda negatif ( - ) untuk penurunan dari kiri ke kanan,

Perhitungan panjang lengkung vertikal (Lv) seperti tabel berikut :Syarat Keamanan Vertikal cembung Vertikal cekung Jarak pandangan henti (Jh) : Jarak penyinaran lampu Untuk Jh < L : depan (S) : A . Jh2 Untuk S < L : L= A . S2 399 L= Untuk Jh > L : 150 + 3,50 S 399 Untuk S > L : L = 2 . Jh 150 + 3,50 S A L = 2. S Jarak pandangan mendaA hului (Jd) : Jarak pandang dibawah Untuk Jd < L : bangunan (S) : A . Jd2 Untuk S < L : L= A . S2 840 L= Untuk Jd > L : 3480 840 Untuk S > L : L = 2 . Jd 3480 A L = 2.S A AV2 AV2 L= L= 380 380 L = 50 A L = 50 A L = 3 detik perjalanan L = 3 detik perjalanan

Kenyamanan

Drainase Kenyamanan perjalanan

Catatan : Paling ideal mengambil Lv yang terpanjang, serta memenuhi persyaratan

Rumus umum lengkung vertikal adalah : A y= 200 Lv x2 dan Ev = 800 A . Lv

dimana : A = g1 g2 (g1 dan g2 adalah kelandaian dalam %) Ev = pergeseran vertikal dari titik PPV ke bagian tertinggi lengkung Lv = panjang lengkung vertikalContoh Alinjemen Vertikal :Sta. . + Sta. . + elv.PPV / B Ev elv.PLV gAB Lv/2 Sta. . +

elv.PPVLv/2

elv.PTV gBC C

A

KOORDINASI ALINYEMENPENDAHULUAN

Desain geometrik jalan merupakan desain bentuk fisik jalan berupa 3 dimensi. Untuk mempermudah dalam menggambarkan bagian-bagian perencanaan, bentuk fisik jalan tersebut digambarkan dalam bentuk alinyemen horizontal atau trase jalan, alinyemen vertikal atau penampang memanjang jalan, dan potongan melintang jalan3.2

Penampilan bentuk fisik jalan yang baik dan menjamin keamanan dan kenyamanan pemakai jalan merupakan hasil penggabungan bentuk alinjemen vertikal dan alinjemen horizontal yang baik pula. Letak tikungan haruslah pada lokasi yang serasi dengan adanya tanjakan ataupun penurunan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan alinyemen adalah sebagai berikut: dalam perencanaan

1. Alinyemen horizontal dan vertikal terletak pada satu fase, shg. tikungan tampak alami dan pengemudi dapat memperkirakan bentuk alinyemen berikutnya

2. Bila tikungan horizontal dan vertikal tidak terletak pada satu fase, maka pengemudi akan sukar memperkirakan bentuk jalan selanjutnya, dan bentuk jalan terkesan patah di suatu tempat

3. Tikungan yang tajam sebaiknya tdk.dibangun dibagian atas lengkungan vertikal cembung atau dibawah lengkung vertikal cekung. Alinj.vertikal akan menghalangi pengemudi saat mulai memasuki awal tikungan. Kombinasi seperti ini akan memberikan kesan terputusnya jalan, yang sangat membahayakan pengemudi

4. Pada jalan yang lurus dan panjang, sebaiknya tidak dibuatkan lengkung vertikal cekung atau kombinasi dari lengkung vertikal cekung.

5. Kelandaian yang landai dan pendek, sebaiknya tidak diletakkan di antara dua kelandaian yang curam, shg.mengurangi jarak pandang pengemudi

6. Jangan menempatkan bagian lurus pendek pada puncak lengkung cembung, yang akan memberi efek loncatan pada pengemudi

7. Hindarkan menempatkan awal dari tikungan mendekati puncak dari lengkungan cembung.

8. Hindarkan menempatkan posisi jembatan, di bagian lengkung atau diawal puncak bagian lengkung cembung. Apalagi jika jembatan pada alinjemen horizontal berada pada suatu tikungan. Hal ini sangat menyulitkan pengen dara menguasai kendaraan akibat loncatan kendaraan keatas, ataupun dalam kasus terakhir akan mengalami gaya sentrifugal yang akan terjadi pada kendaraan yang cukup besar (karena sangat sulit memberikan pencapaian superelevasi pada jembatan).

8.1. Akan terjadi efek loncatan

8.2. Akan terjadi gaya sentrifugal dan ruang bebas

8.3. Jembatan pada awal puncak lengkungan sangat tidak menguntungkan, disamping jarak pandang, juga efek loncatan

26