glaukoma punya nurul

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai denga ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandangan yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang tidak normal. Di indonesia glaukoma kurang dikenal oleh masyarakat, padahal cukup banyak yang menjadi buta karenanya. Pada glaukoma kronik dengan sudut mata bilik depan terbuka misalnya, kerusakan pada saraf optik terjadi perlahan – lahan hampir tanpa keluhan subyektif. Hal ini menyebabkan penderita datang terlambat pada dokter. Biasanya kalau sudah memberikan keluhan, keadaan glaukoma sudah lanjut. Dalam masyarakat yang kesadaran akan kesehatan atau pendidikannya masih kurang, dokter perlu secara aktif dapat menemukan kasus glaukoma kronik, yaitu dengan mengadakan pengukura tekanan bola mata secara rutin. Glaukoma akut sangat mengancam terjadinya kebutaan karena datangya tiba – tiba, atau mungkin didahului beberaa tanda prodromal. Tonometri rutin dalam hal glaukoma akut tidak banyak manfaatnya, tetapi kewaspadaan dokter akan tanda – tanda prodromal atau tanda – tanda ketika serang serangan terjadi sangat diperlukan. Sering penderita dengan glaukoma akut datang terlambat kkarena salah diagnosis, dikiranya sakit kepala karena hipertensi atau flu atau muntah karena lainnya. Kebutaan akibat glaukoma dapat dicegah apabila diagnosis sudah di buat sejak dini, glaukoma kronikdengan dusut bilik mata depan terbuka sebaiknya dikelola oleh seorang dokter spesialis matta. Dokter umum dapat membantu dengan mengukur tekanan bola mata secara rutin; kemudian kalau perlu penderita di rujuk ke dokter spesialis mata. Glaukoma akut sudah harus diobati ketika masih di tangani dokter umum,

Upload: liviatanesi114

Post on 04-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

glaukoma

TRANSCRIPT

Page 1: Glaukoma Punya Nurul

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGlaukoma adalah penyakit mata yang ditandai denga ekskavasi glaukomatosa,

neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandangan yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang tidak normal.

Di indonesia glaukoma kurang dikenal oleh masyarakat, padahal cukup banyak yang menjadi buta karenanya. Pada glaukoma kronik dengan sudut mata bilik depan terbuka misalnya, kerusakan pada saraf optik terjadi perlahan – lahan hampir tanpa keluhan subyektif. Hal ini menyebabkan penderita datang terlambat pada dokter. Biasanya kalau sudah memberikan keluhan, keadaan glaukoma sudah lanjut. Dalam masyarakat yang kesadaran akan kesehatan atau pendidikannya masih kurang, dokter perlu secara aktif dapat menemukan kasus glaukoma kronik, yaitu dengan mengadakan pengukura tekanan bola mata secara rutin.

Glaukoma akut sangat mengancam terjadinya kebutaan karena datangya tiba – tiba, atau mungkin didahului beberaa tanda prodromal. Tonometri rutin dalam hal glaukoma akut tidak banyak manfaatnya, tetapi kewaspadaan dokter akan tanda – tanda prodromal atau tanda – tanda ketika serang serangan terjadi sangat diperlukan. Sering penderita dengan glaukoma akut datang terlambat kkarena salah diagnosis, dikiranya sakit kepala karena hipertensi atau flu atau muntah karena lainnya.

Kebutaan akibat glaukoma dapat dicegah apabila diagnosis sudah di buat sejak dini, glaukoma kronikdengan dusut bilik mata depan terbuka sebaiknya dikelola oleh seorang dokter spesialis matta. Dokter umum dapat membantu dengan mengukur tekanan bola mata secara rutin; kemudian kalau perlu penderita di rujuk ke dokter spesialis mata. Glaukoma akut sudah harus diobati ketika masih di tangani dokter umum, pertolongan pertama pada glaukoma akut sering kali menentukan apakah mata yang bersangkutan akan muta atau tidak.

1.2 Rumusan masalah1.3 Tujuan

Page 2: Glaukoma Punya Nurul

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

2.2 Klasifikasi Glaukoma

a. Glaukoma PrimerPada glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk:

Glaukoma sudut tertutup, (closed angle glaucoma, acute congestive glaucoma) Glaukoma sudut terbuka, (open angle glaukoma, chronic simple glaucoma)

b. Glaukoma SekunderGlaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan:

Kelainan lensa- Luksasi- Pembengkakan (intumesen)- Fakoltik

Kelainan uvea- Uveitis- Tumor

Trauma- Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema)- Perforasi kornea dan prolaps iris, yang menyebabkan leukoma adheren

Pembedahan-bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan katarak.

Penyebab glaukoma sekunder lainnya- Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral)- Penggunaan kortikosteroid topikal berlebihan

c. Glaukoma KongenitalGlaukoma konginetal primer atau glaoukoma infantil (buftalmos, hidroftalmos)Glaukoma yang bertalian dengan kelainan konginetal lain

d. Glaukoma AbsolutKeadaan terahir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri

Tekanan intraokular ditentukan oleh keceatan terbentuknya cairan mata (akuos humor) bola mata oleh badansiliar dan hambatan yang terjadi pada jaringan trabecular meshwork. Akuos humor yang dihasilkan badan siliar masuk ke bilik mata belakang, kemudian melalui pupil menuju kebilik mata depan dan terus ke sudut bilik mata depan,

Page 3: Glaukoma Punya Nurul

tepatnya ke jaringan trabekulum, mencapai kenal schlemm dan melalui saluran ini keluar dari bola mata.

Pada glaukoma kronik sudut terbuka, hambatanya terletak pada jaringan trabekulum. Pada glaukoma akut hambatan terjadi karena iris perifer menutup sudut mata bilik depan, hingga jaringan trabekulum tidak dapat dicapai oleh akuos.

Tekanan bola mata yang normal berkisar antara 15 dan 20 mm Hg (dengan schiotz). Umumnya tekanan 24,4 mm Hg masih dianggap sebagai batas tertinggi. Tekanan 22 mmHg dianggap high normal dan kita sudah harus wapada.

2.2 Pemeriksaan Khusus untuk Glaukoma

a) Pemeriksaan tajam penglihatanPemeriksaan tajam penglihatan bukan merupakan pemeriksaan khusus untuk

glaukoma. 1. Tonometri

Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal empat cara tonometri, untuk mengetahui tekanan intra ocular yaitu:

- Palpasi atau digital dengan jari telunjuk- Indentasi dengan tonometer schiotz- Aplanasi dengan tonometer aplanasi goldmann- Nonkontak pneumotonometri

2. Tonometri palpasi atau digitalCara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga paling tidak cermat,

sebab cara mengurnya dengan menggunakan jari telunjuk. Dapat digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya adalah kedua jari telunjuk diletakkan diatas bola mata sambil penderita disuruh lihat kebawah. Mata tidak boleh ditutp, sebab menutup mata menyebabkan tarsus kelopak mata, hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan perasaan keras. Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan secara bergantian.

Tinggi rendah tekanan dicatat sebagai berikut: N : normalN + 1 : agak tinggiN + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggiN – 1 : lebih rendah dari normalN – 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya

3. Tonometri dengan tonometer schiotzAlat ini populer sekali, harganya terjangkau oleh setiap rumah sakit,

praktis, karena bisa dibawa kemana – mana dan dapat dimasukkan kedalam saku. Kelemahanya adalah bahwa apabila hasil pembacaan menjadi terlalu rendah, misalnya pada miopia tinggi. Walaupun

Page 4: Glaukoma Punya Nurul

ketelitiannya dalam beberapa hal kurang dapat diandalkan, karena faktor – faktor yang kurang menguntungkan seperti tersebut diatas, alat ini masih berguna sekali dan masih dapat diterima penggunaannya.

4. Genoskopi Genoskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan

dengan menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata depan.

Genoskopi dapat membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup. Begitu pula dapat diperiksa apakah ada perlekatan iris dibagian perifer dan kelainan lainnya. Gonioskopi tentu sangat berguna untuk dapat meramalkan apakah suatu sudut mata akan mudah tertutup dikemudian hari.

Dengan cara yang sederhana sekali, seorang dokter dapat mengira – ngira tentang lebar sempitnya suatu sudut bilik mata depan, yaitu dengan menyinari bilik mata depan dari samping dengan sentolop. Iris yang datar akan disinari secara merata, ini berarti sudut bilik mata depan terbuka.

Apabila iris tersinari hanya sebagaian, yaitu terang dibagian lampu senter tetapi membentuk bayangan di daerah lain, kemungkinan adalah bahwa sudut bilik mata depan sempit atau tertutup.

5. OftalmoskopiPemeriksaan fundus mata, khususnya untuk memperhatikan papil saraf optik, sangat penting dalam pengeolaan glaukoma yang kronik. Papil saraf otik yang dinilai adalah warna papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi. Apakah pengobatan berhasil atau tidak, dapat dilihat dari hasil ekskavasi yang luasnya tetap atau semakin membesar.

b) Pemerisaan Lapang PandangAkibat yang ditimbulkan oleh glaukoma dapat dinilai dari kerusakan lapang

pandang, oleh karena itu pemeriksaan lapang pandang penting dilakukan, pemerisaan lapang pandangan umumnya diikenal :

- Pemeriksaan lapang pandang perifer : Galaukoma sudah lebih lanjut, karena dalam tahap lanjut kerusakan

lapang pandangan akan ditemukan di daerah tepi kemudian meluas ke tengah. Umumnya pemeriksaan lapang pandang membutuhkan peralatan dan latihan khusus.

- Pemeriksaan lapang pandang sentral:Menggunakan tabir Bjerrum, yang meliputidaerah luas 30 derajat.

Justru skotoma – skotoma para sentral dalam tahap ini ditemukan dalam cara ini. Kerusakan – kerusakan dini lapang pandang ditemukan para sentral yang dinamakan skotoma bjerrum.

Skotoma ini setengah melingkari titik fiksasi. Biasanya penderita tidak sadar akan kerusakan ini, karena tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan sentral. Apabila glaukoma kronik, kerusakan – kerusakan dini lapang pandang terjadi di perifer terutama di bagian masal atas dulu.

Page 5: Glaukoma Punya Nurul

Kerusakan ini kemudian meluas ke tengah kemudian bergabung dengan skotoma para sntral. Dalam tahap ini penglihatan masih dalam keadaan normal. Kemudian kerusakan lapang pandang akan meluas ke seluruh jurusan dan di sekitar titik fiksasi yang tadinya masih terhindar, kerusakan akan meluas ketengah. Sehingga pada akhirnya seluruh lapang pandang akan habis, hingga yag tersisa kurang lebih 5 derajat yang tersisa di sekitar titik fiksasi. Namun meskipun dalam keadaan lanjut seperti ini pun, tajam penglihatan masih normal , yang dinamakan Tunnel Vision (penglihatan trowong), hal ini akan bertahan , sebelum mata itu menjadi buta.

e. Galaukoma sudut tertutupGalaukoma sudut tertutup atau gonioskopi merupakan keadaan nyeri yang

mendada atau akut,mata merah sekali dan palpebra membengkak (kongestif) tekanan bola mata meningkat (glaukoma)

Page 6: Glaukoma Punya Nurul

BAB IIITINJAUAN KASUS

Sample Case

Ny. L 39 th seorang karyawan pabrik rokok. Ny. L mempunyai riwayat hipertensi di dalam anggota keluarga juga ada yang mengalami hipertensi. Suatu hari Ny. L ngalami pengelihatan yang kabur dan merasa pusing. Setelah dibawa ke pelayanan kesehatan di dapatkan TIO 23 mmHg dan lapang pandang sempit.

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian 1) Data Pasien

Nama : Tempat, Tanggal Lahir :Umur :Jenis Kelamin :Agama :Suku :Pekerjaan : Status Perkawinan :Status Pendidikan :Diagnosa Medis :

2) Riwayat penyakit :1. Keluhan Utama :

Klien datang kerumah sakit hari senin, 12 oktober 2015 dengan keluhan penglihatan kabur dan merasa pusing.klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Klien mengatakan bingung dengan keadaannya.

2. Riwayat Penyakit SekarangKeadaan umum klien lemah, hasil pemeriksaan TTV; TD : 150/100

mmHg, Nadi : 80x/mnt, Suhu : 37C, Pernapasan : 20x/mnt.TIO : 23 mmHg3. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Klien untuk mengatasi sakitnya hanya mengkonsumsi obat warung yaitu oskadon.

4. Riwayat Kesehatan KeluargaKeluarga klien mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan klien

yaitu hipertensi.3) Pemeriksaan Fisik

1. Aktivitas (istirahat)Gejala : perubahan aktifitas biasanya atau hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan

Page 7: Glaukoma Punya Nurul

2. Makanan / cairan Gejala : mual, muntah (glaukoma akut)

3. NeurosensoriGejala :

Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar tenar menyebabkan silau dengan kehilangan bertahan penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa diruang gelap (katarak).

Penglihatan berawan atau kabur, tampak lingkaran cahaya atau pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut). Perubahan kaca mata atau pengobatan tidak memperbaiki penglihatan. Tanda – tanda yang terlihat tampak keciklatan atau putih susu pada pupil (katarak). Pupil menyempit dan merah atau mata keras dengan kornea berawan, serta peningkatan air mata.

4. Nyeri / kenyamananGejala : ketidak nyamanan ringan atau mata berair. Nyeri tiba – tiba atau berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut)

5. Penyuluhan / pembelajaranGejala : riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskular. Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan vena), ketidak seimbangan endokrin, diabetes. Terpajan pada radiasi , steroid / toksistas fenotiazin.

2. Diagnosa keperawatan1) Nyeri kronik b/d peningkatan TIO2) Gangguan persepsi sensori b/d gangguan status organ3) Resiko tinggi cidera b/d penigkatan TIO, kehilangan vitreous4) Kurpeng tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b/d kurang terpajan / tak

mengenal sumber.3. Rencana keperawatan

Data etiologi MKDS : klien mengeluhkan pusing, penglihatan kabur. Klien juga mengeluhkan nyeri saat terlalu memejamkan mataP : saat memejamkan mataQ :nyeri seoperti tertekanR :nyeri di kelopak mata (palpepra)S :skala 5T :saat memejamkan mata

DO :Tanda – tanda vital :TD : 150/100 mmHgN : 80x/mnt

Hiertensi

Obstruksi jaringan trabekular

Hambatan pengalirah cairan humor aqueous

TIO meningkat

Rusaknya sel jaringan

nyeri

Nyeri kronik

Page 8: Glaukoma Punya Nurul

RR : 20x/mntT : 37CTIO: 23 mmHg

Peningkatan TIO

Tekann pada saraf optik dan retina

Penipisan serat saraf dan inti bagian dalam retina

Atrofi otot

Hilangnya pandan perifer

Gangguan persepsi sensori

Gangguan persepsi sensori

Peningkatan TIO

Serat saraf optik terdesak

Gangguan lapang pandang

Gangguan persepsi sensori (visual)

Interpretasi salah

Resiko cedera

Resiko cedera

Diagnosa prioritas1. Gangguan persepsi sensori b/d gangguan status organ2. Nyeri kronik b/d peningkatan TIO3. Resiko tinggi cidera b/d penigkatan TIO, kehilangan vitreous

4. Rencana keperawatanDiagnosa 1 : Gangguan persepsi sensori b/d gangguan status organTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah keperawatan gangguan persepsi sensori penglihatan teratasi dengan kriteria hasil :

- Klien mengiden tifikasi faktor – faktor fungsi penglihatan - Klien mengidentifikasi dan menunjukkan pola – pola alternatif untuk

meningkatkan penerimaan rangsangan penglihatan

Page 9: Glaukoma Punya Nurul

Intervensi RasionalMandiri :

1. Pastikan derajat / tipe kehilangan penglihatan

2. Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan

3. Pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, dan tidak salah dosis

4. Lakukan tindakan untuk membantu klien menangani keterbatasan penglihatan, ex: kurangi kekacauan atur perabot, ingatkan memutarkan kepala kesubjek yang terlihat, memperbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam

KolaborasiBerikan obat sesuai indikasi :

1. Kronis, sederhana, tipe sudut terbuka :Pilokarpine hidroklorida (isoptokartine, ocuserpilo, pilopine, HS gell)

2. Pimolol maleat (tioptik;betakasalor (betoptik))

1. Mempengaruhi harapan masa depan klien dan pemilihan intervensi

2. Sementara intervensi dini mencegah kebutaan, klien menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman penglihatan sebagian atau total. Meskipun kehilangan penglihatan telah terjadi tidak dapat diperbaiki (meskipun dengan pengobatan), kehilangan lanjut dapat dicegah.

3. Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut

4. Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan

1. Obat miotik topikal ini menyebabkan konstriksi pupil, memudahkan keluarnya aquous humor

2. Menurunkan pembentukan aquashumor tanpa mengubah ukuran pupil, penglihatan atau akomodasi, dengan catatan tomoptikkontra indikasi pada adanya bradikardi atau asma

Diagnosa 2 : Nyeri kronik b/d peningkatan TIO

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah keperawatan nyeri teratasi dengan kriteria :

- Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri - Klien menyebutkan faktor – faktor yang dapat meningkatkan nyeri- Klien mampu melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri

COPAS PUNYA LIVIA