glikolisis

Upload: teukuilhami

Post on 10-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

GLIKOLISIS SEL DARAH MERAH

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob. Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Proses ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim tertentu, misalnya seperti enzim heksokinase, fosfoheksoisomerase, fosfofruktokinase, enolase, laktat dehidrogenase, piruvat kinase, fosfogliseril kinase, dan lain-lain. Enzim yang mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai sitoplasma sel. Disinilah glikolisis berlangsung. Glikolisis dimulai dengan fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6 fosfat.Dalam praktikum kali ini kita akan mengetahui proses atau tahap-tahap reaksi yang terjadi glikolisis dalam sel ragi (ragi yang dipanaskan dan ragi yang tidak dipanaskan). Dan tahap-tahap reaksi yang terjadi pada proses glikolisis dalam sel darah merah dengan beberapa larutan penghambat (larutan arsenat, larutan Hg (CH3COO), dan mengetahui kadar glukosa pada ragi dan sel darah merah

2.TujuanAdapun tujuan percobaan glikolisis sel darah merah adalah :Mengetahui tahap-tahap reaksi yang terjadi pada proses glikolisis dalam sel darah merah.

TINJAUAN PUSTAKA

Glikolisis merupakan jalur, dimana pemecahan D-glukosa yang dioksidasi menjadi piruvat yang kemudian dapat direduksi menjadi laktat. Jalur ini terkait dengan metabolisme glikogen lewat D-glukosa 6-fosfat. Glikolisis bersangkutan dengan hal-hal berikut :

1. Pembentukan ATP dalam rangkaian ini molekul glukosa dioksidasi sebagian.2. Produksi piruvat3. Pembentukan senyawa antara bagi proses-proses biokimiawi lain misalnya, gliserol 3-fosfat. Untuk biosintesis trigliserid dan fosfolipid, 2, 3bisfosfogliserat dalam eritrosit, piruvat untuk biosintesis Lalanin, dan sebagainya.

Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup untuk mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan anaerob (hipoksik), bila kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem sitokrom mitokondrial dan bergantung pada usaha temporer perubahan piruvat menjadi laktat (gambar 7.16). Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan temporer pada piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan oksigen. Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang oksigen.Pemeliharaan kadar oksigen dan karbondioksida tertentu dalam sel essensial untuk fungsi normalnya. Tetapi situasi abnormal dapat terjadi, bila tubuh menderita stres. Stres demikian mungkin berupa keperluan energi tinggi misalnya, labihan ekstrim atau hiperventilasi esenfalitis, apabila laju pengangkutan oksigen kedalam sel tidak sama kecepatannya dengan reaksi katabolik oksidatif penghasil ATP. Karena reaksi-reaksi oksidatif ini dikaitkan dengan oksigen lewat NAD+ / NADH dan sistem sitokrom, dan karena hal-hal tersebut tidak dapat berlangsung kecuali NADH + H + diubah menjadi NAD+, diperlukan langkah darurat yang melibatkan piruvat. Hal ini mengakibatkan konversi piruvat menjadi laktat. Bila kadar laktat dalam darah meningkat, pH menurun, dan timbul tanda-tanda yang diperkirakan, yakni pernafasan cepat dan kehabisan energi. Variasi kadar laktat darah yang mengikuti perubahan-perubahan dalam aktivitas jasmani. Laktat yang diproduksi dan dilepaskan kedalam darah diubah kembali menjadi piruvat dalam hati apabila diperoleh cukup oksigen.

Regenerasi NAD+ oleh piruvat.Enzim yang mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai dalam sitoplasma sel. Disinilah glikolisis berlangsung. Glikolisis dimulai dengan fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6fosfat.

Gugus fosforil pada glukosa 6 fosfat berasal dari ATP. Nampaknya agak mengherankan karena glikolisis merupakan lintasan katabolisme, kita mengharapkan memperoleh ATP, bukan menggunakannya. Glukosa 6fosfat diubah menjadi fruktosa 6fosfat :

Fruktosa 6fosfat mengalami fosfosilasi menjadi fruktosa 1, 6difosfat dengan menggunakan satu molekul ATP lagi yang diinvestasikan.Setelah sel telah mengintenvestasikan dua molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang dirombak. Perubahan fruktosa 6fosfat menjadi fruktosa 1, 6difosfat telah terbentuk, senyawa ini harus terus mengalami lintasan glikolisis. Jadi, kita dikatakan bahwa fosforilasi fruktosa 6fosfat menjadi 1,6difosfat adalah tahap wajib dari glikolisis.Fruktosa 1,6difosfat sekarang terpecah menjadi, memberikan sepasang senyawa berkorban 3, yaitu dihidroksiaseton fosfat dan gliserol dehida 3fosfat. Hanya gliseraldehid 3fosfat yang akan digunakan dalam tahap lanjutan glikolisis. Tetapi, dihidroksiaseton bukanlah limbah. Alam bersifat hemat dan sel mempunyai enzim yang mengubah dihidroksiaseton fosfat menjadi gliseraldehida 3fosfat. Karena satu molekul glukosa telah menyediakan dua molekul gliseraldehida 3fosfat, kita harus mengingatnya untuk membuat perhitungan keseluruhan.Enzim kemudian mengubah gliseraldehida 3fosfat menjadi 1,3difosfogliserat dalam reaksi oksidasi penghasil energi yang pertama dalam katabolisme glukosa. Enzim menggunakan NAD+ sebagai koenzim. NAD+ direduksi menjadi NADH dengan menerima dua elektron dan satu proton dari substrat aldehida selama reaksi berlangsung. Gugus fosfosil yang baru pada produk organik berasal dari ion. Fosfat anorganik yang ada dalam sitoplasma, sehingga tak ada ATP yang dipakai disini. Kenyataannya, 1,3difosfogliserat sendiri adalah senyawa kaya energi, yaitu anhidrida campuran dari asam karboksilat dan asam fosfat yang dapat mengalihkan gugus fosforilnya kepada ADP. Pengalihan ini berlangsung pada tahap sesudah glikolisis.

Karena sel menginvestasikan dua molekul ATP dan sekarang mendapatkan dua, ini baru mencapai titik impas. Dari titik ini, setiap ATP yang dihasilkan merupakan keuntungan. Tahap berikutnya dalam glikoliis adalah pengalihan gugus fosforil pada 3Fosfogliserat :

Produk reaksi ini, yaitu 2Fosfogliserat melepaskan molekul air untuk menghasilkan fosfoenolpiruvat.Fosfoenolpiruvat adalah molekul fosfat yang kaya energi, yang mampu memberikan gugus fosforilnya kepada ADP.Karena perombakan satu molekul glukosa akhirnya menghasilkan dua molekul fosfoenolpiruvat, maka dua molekul ADP dapat difosforilasi menjadi ATP jika fosfoenolpiruvat dari satu molekul glukosa diubah menjadi piruvat. Kedua molekul ATP ini adalah keuntungan yang diperoleh dalam glikolisis.Pembentukan piruvat mengakhiri proses glikolisis aerob. Berikut ini adalah pokok yang terjadi dalam oksidasi satu molekul glukosa :1. Terbentuk dua molekul piruvat.2. Dua molekul NAD+ telah direduksi menjadi NADH3. Jumlah bersih sebesar dua molekul ADP telah difosforilasi menjadi ATP (empat molekul ATP yang diperoleh dikurangi dua yang dinvestasikan).

Mengikhtisarkan reaksi glikolisis :

1. Glukosa Glukosa 6-fosfat

2. Glukosa 6Fosfat Fruktosa 6fosfat

3. Fruktosa 6Fosfat Fruktosa 1,6difosfat

4. Fruktosa 1,6difosfat

Dihidroksiaseton fosfat Gliseraldehida 3-fosfat

5. Gliseraldehida 3Fosfat 1,3difosfogliserat

6. 1,3difosfogliserat 3Fosfogliserat

7. 3Fosfogliserat 2-Fosfogliserat

8. 2Fosfogliserat Fosfoenolpiruvat

9. Fosfoenolpiruvat piruvat

Konsentrasi Glukosa Darah Diatur Dalam Batas-batas yang sempitDalam keadaan setelah penyerapan makanan, kadar glukosa darah pada manusia dan banyak mamalia akan berkisar antara 1,5 5,5 mmol/L. Setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, kadar tersebut dapat naik hingga 6,5 7,2 mmol/L. Selama puasa (nuchter), kadar glukosa akan turun di sekitar 3,3 3,9 mmol/L.

Fermentasi AlkoholGlikolisis pada ragi dihasilkan 4 molekul ATP (masing-masing satu dari ke-2 DPGA dan masing-masing satu dari ke-2 PEP). Jadi, hasil bersih glikolisis adalah 2 molekul ATP dari setiap molekul glukosa. Jika dalam ATP ini tersimpan 14,6 Kkal (2 x 7,3) maka kira-kira 31 % dari energi yang tersedia (47 Kkal) tersimpan dalam bentuk ATP.Pada ragi asam piruvat didekarboksilasi (sebuah CO2 dikeluarkan) sebelum direduksi oleh NADH. Hasilnya ialah sebuah molekul CO2 dan sebuah molekul etanol (sebenarnya masing-masing dua molekul untuk setiap molekul glukosa yang difermentasi).C6H12O6 ? 2 C2H5OH + 2 CO2Glukosa EtanolProses fermentasi alkohol merupakan suatu pemborosan. Sebagian besar dari energi yang terkadung didalam glukosa masih terdapat didalam etanol (hal inilah sebabnya mengapa etanol sering dipakai sebagai bahan bakar mesin). Proses fermentasi alkohol sangat berbahaya. Ragi meracuni diri sendiri jika konsentrasi etanol mencapai kira-kira 19 %. (hal ini menjelaskan kadar maksimum alkohol minuman hasil fermentasi seperti anggur, untuk membuat minuman dengan kadar alkohol yang lebih tinggi, alkohol tersebut harus dikonsentrasikan dengan distilasi). Fermentasi alkohol telah membuang sebuah karbohidrat (CH3H6O3); mengoksidasi sebuah karbon dengan sempurna (menjadi CO2) dan mereduksi lainnya (CH3CH2OH).

METABOLISME DARAH SELAMA PENYIMPANAN

Pada darah yang disimpan di luar tubuh (dalam botol/kantong plastik), dimana kondisinya sangat berbeda dengan kondisi dalam tubuh, dan keseimbangan alamiah tidak ada, maka tentunya akan terjadi perubahan-perubahan dalam berbagai hal, termasuk perubahan-perubahan dalam metabolisme darah tersebut. Adapun perubahan-perubahan yang terjadi selama penyimpanan invitro tersebut adalah sebagai berikut : 1. Daya hidup sel darah meraha. Daya hidup sel darah merahPada waktu penyadapan dalam botol 1 5 % sel darah merah rusak.Setelah darah disimpan 2 minggu dalam ACD, walaupun hampir semua sel darah mudah hidup normal setelah ditransfusikan, kira-kira 10 % musnah dalam waktu 24 jam. Setelah penyimpanan 4 minggu dalam ACD, daya hidup setelah transfusi menurun dan sebanyak 25% dari sel darah merah hancur dalam bekerja jam pertama setelah transfusi. Makin lama darah disimpan makin banyak sel darah merah yang dihancurkan dan makin kecil jumlah sel darah merah yang dapat bertahan hidup. % sel darah merah yang hidup 24 jam setelah transfusi menjadi patokan perhitungan masa simpan darah dalam bentuk cair, minimal 70 %. Bila sel darah merah yang hidup 24 jam setelah transfusi tidak baik untuk resipien. Hilangnya daya hidup sel darah merah yang disimpan disebabkan minimal oleh 2 faktor :1) Kekakuan membran sel darah merah : yang invitro reversible dengan penambahan ATP sebelum transfusi.2) Hilangnya lipid membran sel darah merah yang tidak dapat dielakkan pada penyimpanan pada 40C.Pengaruh anticoagulant :- Heparin : kerusakan sel darah merah sangat cepat, setelah penyimpanan 6 10 hari daya hidup posttransfusi tidak lebih dari 60% (Moelison & Joung 1942).- Trisodium Sitrat : kerusakan yang cepat terjadi, setelah 1 minggu hanya 50 % sel darah merah yang hidup dan setelah 2 minggu hampir tidak ada yang hidup (Ross et al, 1947).- Penambahan dextrose : dapat memperbaiki daya hidup sel darah merah, karena dextrose menurun. Hidrolis aster phosphor selama penyimpanan (Aylward et al, 1940) dan yang merupakan sumber energi untuk sirtosa senyawa phosphate orang itu diphosphoglycorate dan ATP.b. Daya hidup trombositPada waktu penyadapan yang terjadi kerusakan trombosit (terutama botol). Tergantung pada suhu penyimpanan, lama simpan dan hidup trombosit berbeda-beda :Bila disimpan pada 40 C : - Daya hidup pendek- Tapi daya hemostatik lebih baik.- Dapat disimpan selama 72 jam.Bila disimpan pada 18 200 C : - Daya hidup lebih baik.- Daya hemostatik kurang- Bila disimpan dengan goyangan dan dalam kantong khusus dapat disimpan sekitar 5 hari.c. Daya hidup lekositBila disimpan pada 40 C, setelah 48 jam timbul perubahan bentuk yang besar dan setelah 72 jam kehilangan daya phagosytosis.2. Penurunan Kadar ATPSelama penyimpanan kadar ATP menurun dan ini berhubungan dengan perubahan-perubahan pada sel darah merah (Haradin et al, 1969) yaitu :1) Perubahan bentuk sel dari ceper (discs) menjadi lebih bulat (spheres).2) Hilangnya lemak membran sel ( 25 % setelah penyimpanan 28 hari dalam ACD).3) Menurunnya : critical haemolotyc volume (mungkin berhubungan dengan hilangnya lemak membran).4) Bertambah kakunya sel.Ad.2) Berhubungan dengan pembentukan microvesicles yang disebabkan gangguan hemeostatis Ca2+ (Allan, 1976).Ad.4) Dapat dibuktikan dengan mengukur tebalnya kepadatan sel darah merah yang diputar (centrifuge). Setelah 1 minggu dalam ACD, sel darah merah kaku sama seperti sel darah merah yang dimasukkan formalin (Sirs, 1960).Juga nilai hematokrit (PVC) meningkat pesat, tapi ini bukan disebabkan karena membengkaknya sel darah merah tapi lebih disebabkan karena terperangkapnya plasma yang mungkin disebabkan karena meningkatnya kekakuan sel darah merah.Peranan ATP dalam mempertahankan daya hidup sel darah merah dibuktikan oleh beberapa penyelidik (Rapeport 1947, Nakao 1960, Akarblom 1967). Menurut Akorblom kadar ATP yang 1/3 x normal daya hidupnya hanya 50 %.3. Penurunan 2,3 Diphosphoglcarata (DPG).Kompleks/senyawa Hemoglobin phosphat organik dalam sel darah merah memegang peranan penting dalam melepaskan O2 (Chanutin & Curnish 1967, Benesch & Benesch 1967).Dalam sel darah merah manusia DPG sel darah merah hampir equimolar dengan Hemoglobin. DPG dalam konsentrasi yang biasa terdapat dalam sel darah merah, menurunkan afinitas (daya ikat) Hemoglobin terhadap oksigen.1 molekul DPG berikatan dengan 1 molekul deoxy Hemoglobin membentuk kompleks yang sangat resisten terhadap oksigenasi, DPG harus dilepaskan, agar O2 dapat diikat.ATP yang mempunyai efek yang sama dengan DPG, tapi konsentrasi ATP 4-5 kali lebih rendah. (Benesch Benesch 1969). Valtis & Kennedy (1954) orang yang pertama yang mendapatkan bahwa kurve disosiasi oksigen bergeser kekiri pada darah yang disimpan dalam sitras, yang berarti darah tersebut setelah ditransfusikan setidaknya untuk sementara tidak sanggup melepaskan oksigen kejaringan sebanyak pelepasan O2 dalam darah normal.Perubahan maksimal terjadi setelah penyimpanan 1 minggu dalam ACD. (Gullbring & Strom 1956).Kesimpulan (Akerblem 1968), perubahan kurve disosiasi O2 dalam darah yang disimpan disebabkan oleh menurunnya DPG dan daya mengikat O2 darah simpan dapat kembali normal dengan mengikubasi sel darah merah dengan inosine.Apakah kadar 2,3 DPG penting dalam klinik ?Darah dengan 2,3 DPG rendah, dimana meningkatnya finites terhadap O2 (sel darah merah yang ditransfusikan) yang disertai dengan penurunan kapasitas melepaskan O2 ke jaringan, jelas tidak menguntungkan.Bila darah yang telah disimpan lama, dimana kadar 2,3 DPG nya rendah ditransfusikan maka penambahan O2 jaringan tidak ada walaupun Hemoglobin sudah naik, terutama dalam 6 jam pertama setelah transfusi. Karena itu bila diperlukan resusitasi/oksigenasi cepat, penderita harus diberi darah yang berumur kurang dari 5 hari.Pemulihan 2,3 DPGIn vivo kadar 2,3 DPG reversible, kadar mulai meningkat mulai jam ke 6 post transfusi dan akan maksimal setelah 36 jam.Efek Pengocokan pada Darah SimpanBila selama disimpan, darah dikocok/goyang, kadar ATP akan lebih baik (Dern, 1970).Pada darah dalam CPD + Adenina, menggoyang/mengocok darah 5 hari dalam seminggu, menyebabkan kadar ATP, DPG dan glukosa lebih baik. Bila dibandingkan bagian atas & bagian bawah darah yang disimpan, maka bagian bawah akan kurang baik keadaannya karena sedikit plasma, sehingga asam laktat mungkin kedalam sel. (Wood & Bentler 1973).Efek pendinginan terhadap kadar 2,3 DPGPendinginan cepat dibawah 150 C dapat mencegah hilangnya DPG dari sel darah merah.Darah yang disadap - suhu 300 C dalam 2 jam dalam kamar pendingin akan mencapai suhu 0 C (Prins & Loos, 1970).Walaupun demikian pendinginan lambat yang tidak terlalu jelek, 6 jam pada suhu 21 240 C kehilangan DPG 13 % (Avey et al, 1978).4. Perubahan-perubahan Laina. Penurunan pH darah (pengasaman)Disebabkan karena :1) Terbentuknya asam laktat karena berkurangnya glikolisis. Penurunan pH akan mempengaruhi kerja enzym seperti hexokinase & phosphofructokinase, yang akan menghambat glikolisis pada suhu 4 20 C, glikolisis 40 kali lebih rendah dibandingkan dengan pada 370 C (0,05 mmol/l sel darah merah/jam pada 40C 2 mmol/L sel darah merah/jam pada 370 C. (Strumia, 1954 dll).2) PH antikoagulan yang rendah (pH ACD = 5,0 5,1)PH CPD = 5,6 5,8PH darah = 7b. Peningkatan Hemoglobin plasmaDisebabkan karena hemolisis sel darah merah.c. Peningkatan K+ plasmaMasuknya Natrium dan air kedalam sel, (pertukaran ion intra ekstra selular), menyebabkan perubahan bentuk sel darah merah. Jangan memberikan darah yang berumur lebih dari 7 hari untuk penderita penyakit ginjal (bila ginjal tidak dapat membuangnya).d. Peningkatan amoniakDarah lama jangan diberikan pada penderita penyakit hati karena hati tidak akan dapat melakukan netralian.e. Peningkatan asam laktat.f. Penurunan kadar faktor pembekuan V & VIIIPada penyimpanan pada 40 C, faktor ini menyusut banyak dalam 6 jam pertama.g. Perubahan-perubahan sel darah merah- Perubahan bentuk menjadi lebih bulat karena masuknya air + Natrium.- Hilangnya lipid membran.- Meningkatnya kekakuan sel.Refersibilitas (Pemulihan) Perubahan-perubahan Pada Darah yang Disimpan

Beberapa perubahan yang terjadi pada sel darah merah yang disimpan bisa pulih kembali, baik in vitro maupun in vivo.1) Pemulihan phosfat organikBila darah dengan DPG rendah ditransfusikan, kadarnya akan pulih menjadi 25 % nilai normal setelah 3 jam dan 50 % dalam 24 jam. (Valeri, Hirsch, 1969).Baik DPG ataupun ATP dalam darah simpan dapat diperbaiki in vitro sebelum transfusi dengan menginkubasinya dengan puring nukleosid.2) Pemulihan Elektrolit- Darah ACD yang berumur 15 16 hari hampir mencapai kembali kadar Natrium normal dalam 24 jam post transfusi.- Sedangkan kadar Kalium belum kembali normal dalam waktu 6 hari. (Valeri & Hirsch 1969, dengan tehnik differensial agglutination).Daya Hidup (Viabilitas) Sel Darah Merah yang Disimpan

Daya hidup sel darah merah yang berasal dari berbagai donor Born et al (1966) membuktikan adanya perbedaan daya hidup yang bermakna diantara sel darah merah yang diambil dari donor yang berbeda. Dari seorang donor, ia mendapatkan daya hidup 24 jam post transfusi (24 hour survival), ialah 91%, 87 % dan 79 %, sedangkan dari seorang donor lain 73 %, 70 % dan 62%. C.A. Finch juga mendapatkan bahwa walaupun hampir semua darah donor normal yang telah disimpan 3 minggu dalam ACD mempunyai daya hidup 24 jam post transfusi 70 85 %, ada juga yang hanya 60 65 %.Perbedaan Antara Sel Darah Muda & Sel Darah Yang Sudah Purna (Matang)

100 % darah yang disimpan dalam periode pendek (kurang dari 2 minggu) akan mengalami penghancuran dalam 24 jam, sisanya mempunyai daya hidup yang normal dengan penghancuran 1 % per hari. Sedangkan sel darah merah yang telah disimpan selama 28 hari, dalam 24 jam 25 % akan rusak dan keluar dari sirkulasi, sedangkan sisanya akan mengalami kerusakan lebih dari 1 % per hari. Ini diduga karena setelah penyimpanan jangka panjang sel darah merah yang muda akan lebih cepat rusak dari pada sel darah merrah yang telah sempurna pembentukannyaHubungan Antara Perubahan Invitro dan Daya Hidup Post Transfusi

Beberapa perubahan invitro sangat berpengaruh terhadap daya hidup sel darah merah post transfusi.Perubahan yang paling penting ialah perubahan bentuk sel darah merah.Contoh : 100 % sel darah merah segar dapat melalui pipet berukuran 2,85m (kira-kira sama dengan diameter pembuluh-pembuluh darah yang kecil-kecil - mikrosirkulasi dilimpa) : sedangkan darah yang telah disimpan 3 minggu dalam ACD hanya 80 % yang dapat melewatinya. Seperti telah diketahui, yang berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah ialah ATP. Dalam minggu-minggu pertama penyimpanan, kadar ATP sel sangat berhubungan erat dengan daya hidup sel dan penambahan/pemulihan ATP akan meningkatkan daya hidup post transfusi. Akan tetapi setelah penyimpanan 7 8 minggu, walaupun sel darah merah diinkubasi dalam larutan adenin sehingga kadar ATP meningkat, namun daya hidup sel tidaklah bertambah. Terbukti bahwa ada faktor lain selain ATP yang juga berperan penting dalam menentukan daya hidup sel darah merah, mungkin yang paling penting ialah hilangnya lipid dari membran sel.Usaha Meningkatkan Kadar enzym 2,3 DPG

1. Meningkatkan pH, yaitu dengan mengganti media ACD yang lebih asam (pH = 5 5,1) dengan CPD (pH = 5,6 5,8).2. Menambah bahan kimia, seperti adenin.3. Menyimpan darah dalam bentuk beku.4. Memberikan cairan yang memudahkan kembali sel darah merah (rejuvenile solution), misalnya :- Lovric Coctail.- Pijpa Solution dll.ISTILAH-ISTILAH :Istilah macam darah berdasarkan lama penyimpanan.Darah segar : darah yang telah disimpan 2 x 24 jam. Darah ini masih mengandung trombosit dan faktor pembekuan V & VIII yang masih cukup untuk terjadinya pembekuan.Darah segar dipakai untuk penderita : - Yang kekurangan sel darah merah disertai dengan gangguan pembekuan (hemostatis) - Yang kekurangan trombosit - Yang masih membutuhkan darah setelah mendapat transfusi 7-8 unit darah, jadi setelah unit 7/8, selanjutnya adalah darah segar.- Yang memerlukan transfusi tukar. Darah baru : darah yang telah disimpan selama 7 hari, darah ini mengandung cukup enzym 2,3 DPG dan baik untuk : - resusitasi- penderita penyakit ginjal- penderita penyakit hatiDarah simpan : darah yang telah disimpan lebih dari 7 hari sampai dengan masa / tanggal kadaluarsa darah tersebut.