glycol dehydration

19
i MAKALAH GLYCOL DEHYDRATION Disusun Oleh : Alfi Septian 6513010006 LNG Academy 3 Tahun Ajaran 2014/2015

Upload: alfi-latreis-tis-mousikis

Post on 18-Jul-2016

104 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

This file explain about Glycol, it's properties and usage, especially in dehydration system.

TRANSCRIPT

Page 1: Glycol Dehydration

i

MAKALAH

GLYCOL

DEHYDRATION

Disusun Oleh :

Alfi Septian

6513010006

LNG Academy 3

Tahun Ajaran 2014/2015

Page 2: Glycol Dehydration

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Glycol Dehydration” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang glikol, jenis-jenisnya, sifat-sifatnya, penanganannya,

serta penggunaannya sebagai dessicant pada dehydration unit. Selain itu, makalah ini akan

menjelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan dehydration unit dengan menggunakan

glycol.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat berupa informasi yang dapat

menambah pengetahuan kiran semua khususnya mengenai Glycol Dehydration Unit.

Penulis menyadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga selesai. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bontang, 30 September 2014

Penulis

Page 3: Glycol Dehydration

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN……………………………………………………………………...…..i

KATA PENGANTAR………………………………………………………..……….............ii

DAFTAR ISI.....…………..…………………………………………………………..……...iii

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang…………………………………………………………..…….1

I.II Rumusan Masalah………………………………………………………..........2

I.III Tujuan……………………………………………………………..…………..2

BAB II PEMBAHASAN

II.I Dasar Teori Dehidrasi……………………………………………………..…..3

II.II Glikol……………..…………………………………………………………...4

II.III Proses Dehidrasi Glikol……………………….………………………..……..5

II.IV Peralatan-Peralatan Dalam Sistem Dehidrasi Glikol……………………..…...8

II.V Masalah-Masalah Yang Mungkin Muncul…………………………………..12

BAB III PENUTUP

III.I Kesimpulan………………………………………………………………..…14

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Glycol Dehydration
Page 5: Glycol Dehydration

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Dalam beberapa dekade terakhir ini, perkembangan eksplorasi dan pengolahan gas alam

berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti semakin

berkurangnya cadangan minyak bumi karena telah di eksplorasi besar-besaran dalam jangka

waktu yang panjang. Selain itu, semakin meningkatnya kesadaran manusia terhadap keadaan

lingkungan sehingga diperlukan alternative bahan bakar yang lebih ramah lingkungan atau

tidak menyebabkan polusi yang signifikan terhadap lingkungan.

Gas alam adalah bahan bakar yang sangat ramah lingkungan karena unsur penyusunnya

merupakan hidrokarbon-hidrokarbon ringan yang tentunya memiliki rantai karbon yang lebih

sedikit sehingga hasil pembakaran akan memproduksi emisi yang lebih kecil pula. Gas alam

ini kebanyakan diolah menjadi LNG (Liqufied Natural Gas) yang sebagian besar terdiri dari

Methane (>90%). Gas alam atau Natural Gas didapat dari hasil pengeboran sumur-sumur gas

dan kemudian dijadikan feed gas dalam pengolahan LNG oleh pabrik-pabrik LNG seperti

Badak LNG, Tangguh LNG, Qatar LNG, Snohvit LNG, dan lain-lain.

Pengolahan LNG dilakukan melalui beberapa tahap yaitu purifikasi/pemurnian,

fraksinasi/distilasi, dan liquefaction/pencairan. Pada makalah ini, fokus pembahasan kami

adalah proses purifikasi. Proses ini bertujuan unuk menghilangkan zat-zat pengotor feed gas

yang tidak diinginkan salah satunya adalah H2O atau air baik dalam bentuk liquid maupun

vapor. Air perlu dihilangkan agar tidak mengganggu proses pencairan yang berada pada

kondisi suhu cryogenic atau suhu dingin yang ekstrim yaitu mencapai -160 derajat Celsius

sehingga menyebabkan air membeku dan menyumbat pipa-pipa proses. Proses penghilangan

air ini biasanya disebut dengan dehidrasi.

Dehydration dilakukan dengan menggunakan desiccant, yaitu bahan yang mampu

menyerap air seperti molecular sieve (digunakan di Badak LNG) dan glikol. Molecular sieve

merupakan desiccant berwujud padatan maka disebut adsorbent. Sedangkan glikol

merupakan desiccant berwujud liquid maka disebut absorbent. Selanjutnya, kami akan

memaparkan mengenai unit dehidrasi menggunakan glikol pada bab pembahasan.

Page 6: Glycol Dehydration

2

I.II RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa dan bagaimanakah proses dehidrasi itu ?

2. Apa itu glikol ?

3. Bagaimana proses dehidrasi dengan menggunakan glikol ?

4. Apa saja peralatan-peralatan yang diperlukan dalam proses dehidrasi glikol beserta

fungsinya ?

5. Apa saja masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam sistem dehidrasi glikol ?

I.III TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Mengetahui apa itu proses dehidrasi dan bagaimana proses dehidrasi dilakukan.

2. Mengetahui apa itu glikol, jenis-jenisnya, sifat-sifatnya, dan penanganannya.

3. Mengetahui proses dehidrasi dengan menggunakan glikol.

4. Mengetahui apa saja peralatan-peralatan yang diperlukan untuk proses dehidrasi

glikol beserta fungsinya.

5. Mengetahui masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses dehidrasi glikol.

Page 7: Glycol Dehydration

3

BAB II

PEMBAHASAN

II.I DASAR TEORI DEHIDRASI

Dehidrasi adalah proses penghilangan kandungan air yang terdapat di dalam gas alam.

Dehidrasi dilakukan dengan menggunakan desikan, yaitu zat yang memiliki kemampuan

menyerap air, baik dalam bentuk padatan maupun cairan. Ada 3 aplikasi dehidrasi yang biasa

digunakan dalam industri pengolahan gas alam, berikut adalah uraiannya.

1. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penghilangan kandungan air menggunakan desikan

cair. Metode ini menggunakan sifat higroskopis dari desikan cair tersebut yaitu

dengan cara mengontakkan desikan cair dengan gas yang akan dihilangkan

kandungan airnya. Akibat kontak fase ini, maka desikan cair akan menyerap

kandungan air yang terdapat di dalam gas. Desikan cair yang paling banyak

digunakan adalah glikol, khususnya Triethylene Glycol.

2. Adsorpsi

Adsorption adalah proses penghilangan kandungan air menggunakan desikan

padat. Metode ini menggunakan proses penjeratan yang dilakukan oleh desikan padat.

Desikan padat ini memiliki pori-pori berukuran kecil yang dapat menangkap molekul-

molekul air yang melewati desikan tersebut, sehingga kandungan air gas terjerat di

desikan padat dan gas yang lewat sudah memiliki kandungan air yang relatif kecil.

3. Direct Cooling

Prinsip metode ini adalah menggunakan konsep water content gas pada suhu

dan tekanan tertentu. Semakin rendah suhu gas pada tekanan tertentu maka

kemampuannya untuk mengandung uap air akan semakin kecil. Sehingga kandungan

air dapat dihilangkan dari gas dengan menurunkan temperaturnya.

Setiap jenis proses dehidrasi di atas tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Namun biasanya pemilihan proses dehidrasi tersebut disesuaikan dengan jumlah

kandungan air yang terdapat dalam feed gas. Berikut adalah diagram penggunaan ketiga jenis

proses dehidrasi tersebut.

Page 8: Glycol Dehydration

4

II.II GLIKOL

Glikol adalah bahan kimia yang masih merupakan “keluarga” dari alkohol. Dalam

proses industri khususnya pengolahan gas, glikol digunakan sebagai desiccant untuk

menyerap kandungan air yang terdapat dalam feed gas. Ada 4 jenis glikol yang umum

digunakan dalam proses industri yaitu Triethylene Glycol (TEG), Diethylene Glycol (DEG),

Ethylene Glycol (MEG), dan Tetraethylene Glycol (TREG). Berikut adalah tabel properties

dari masing-masing glikol tersebut.

Properties TEG DEG EG TREG

Temperatur autoignition (˚C) 349 364 427 358

Titik didih pada Patm (˚C) 288 245 197,1 329,7

Tekanan kritis (kPa) 3.313,3 4.605 8.200 2.590 kPa

Temperatur kritis (˚C) 440 406,85 446,85 522

LFL (%) 0,9 2 % 3 % -

UFL (%) 9,2 12,3 22 % -

Flash point (˚C) 191 163 137,8 204

Page 9: Glycol Dehydration

5

Titik beku (˚C) -4,3 -9 -13 -4,1

Berat molekul (g/mol) 150,17 106,12 67,07 194,23

Kelarutan dalam air pada 20

˚C (%)

100 100 100 100

Specific gravity 20 ˚C 1,1255 1,1182 1,1153 1,1247

Tekanan uap pada suhu 20

˚C (kPa)

<0,001 0,0003 0,0075 <0,001

Glikol adalah bahan kimia yang stabil, tidak korosif, dan memiliki flash point yang

tinggi. Pada kondisi normal, glikol dapat disimpan di dalam tangki yang terbuat dari baja

dengan campuran karbon yang rendah atau disebut mild steel. Jika penyimpanan dilakukan

dalam jangka waktu yang panjang disarankan menggunakan tangki yang terbuat dari stainless

steel dan aluminium. Tidak disarankan menggunakan material zink, tembaga, ataupun paduan

tembaga karena dapat menyebabkan perubahan warna pada glikol.

Tidak perlu menginjeksikan gas inert pada ruang kosong di tangki penyimpanan, karena

pada umumnya glikol memiliki titik didih yang tinggi dan vapor di dalam tangki relative

bersifat nonflammable. Jika diperlukan sedikit kandungan air, konsisten dengan waktu

penyimpanan yang lama, penyelimutan dengan gas nitrogen dapat digunakan untuk

mengeluarkan moisture. Ada juga cara alternative yang dapat digunakan yaitu dengan

meletakkan dessicant pada ventilasi tangki untuk mencegah uap air masuk ke dalam tangki.

II.III PROSES DEHIDRASI GLIKOL

Dari keempat jenis glikol yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis glikol yang paling

baik dan paling banyak digunakan sebagai dessicant dalam proses dehidrasi natural gas

adalah TEG. Adapun pemilihan TEG sebagai dessicant ini didasarkan pada beberapa faktor

sebagai berikut :

TEG memiliki sifat afinitas yang baik, sehingga mampu menyerap air lebih banyak

TEG lebih mudah diregenerasi hingga mencapai kemurnian yang tinggi

Titik didihnya lebih tinggi disbanding glikol yang lain sehingga tidak mudah

menguap ketika diregenerasi

Vapor losses lebih rendah

Biaya operasi lebih kecil

Page 10: Glycol Dehydration

6

Dalam proses dehidrasi glikol, TEG biasanya hanya disebut glikol, maka dalam

pembahasan selanjutnya penulis akan menggunakan istilah ini untuk merujuk pada

Triethylene glycol. Berikut adalah skema proses dehidrasi glikol yang umum digunakan.

Feed gas masuk ke inlet separator yang menjadi satu dengan glikol contactor pada

bagian bawahnya namun ada juga beberapa desain yang meletakkan separator sebelum

contactor. Gas umpan atau feed gas dialirkan ke dalam contactor agar terjadi kontak antara

gas dengan glikol. Maka glikol akan menyerap kandungan air yang terdapat dalam feed gas.

Feed gas dialirkan melalui bagian bawah kolom sedangkan glikol dialirkan melalui bagian

atas sehingga gas akan mengalir ke bagian atas kolom dan sebaliknya glikol akan mengalir ke

bagian bawah kolom. Glycol contactor atau absorber dapat berisi tray, random packing,

ataupun structured packing.

Jika kolom tersebut menggunakan tray, maka kolom akan terdiri dari bubble cap tray.

Lean glikol dipompa ke bagian atas kolom, yaitu di atas tray yang paling atas dan di bawah

mist eliminator. Tray-tray tersebut akan tergenangi oleh glikol yang dialirkan dari atas dan

glikol akan terus turun ke tray di bawahnya. Feed gas yang dialirkan dari bawah akan naik ke

atas melalui bubble cap pada tray dan pada saat itulah terjadi kontak antara gas dengan glikol

yang tergenang pada permukaan tray. Glikol bersifat sangat higroskopis sehingga

Page 11: Glycol Dehydration

7

kebanyakan kandungan air yang terdapat di dalam gas akan diserap oleh glikol. Selanjutnya

glikol yang telah menyerap kandungan air tersebut atau disebut rich glycol mengalir dari

contactor melalui liquid level control valve dan menuju ke kolom regenerasi atau regenerator.

Sedangkan gas yang telah diserap kandungan airnya akan keluar di bagian atas contactor

dengan melalui mist eliminator dan biasanya sudah memenuhi spesifikasi dari kandungan air

yang ditentukan.

Rich glycol dialirkan menuju heat exchange coil di bagian atas reboiler yang disebut

Still. Pertukaran panas menghasilkan reflux untuk pemisahan air dari glikol di bagian atas

still dan juga memanaskan rich glycol. Pada beberapa instalasi, rich glycol dari contactor

dialirkan menuju flash tank terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memisahkan hidrokarbon

yang mungkin ikut terserap pada saat berada di contactor. Selanjutnya, glikol menuju ke still

dengan melalui filter dan heat exchanger terlebih dahulu, perpindahan panas dilakukan

dengan glycol yang telah diregenerasi atau lean glycol. Heat exchanger seperti ini biasanya

disebut dengan Cross Exchanger. Kemudian rich glycol tersebut dialirkan melalui packed

section di dalam still menuju reboiler, dimana rich glycol dipanaskan pada temperature tinggi

pada tekanan sekitar tekanan atmosfer. Pada temperature tinggi, glikol kehilangan

kemempuannya untuk menahan air, maka air akan menguap dan keluar melalui bagian atas

still. Glikol yang telah diregenerasi mengalir menuju surge tank dan selanjutnya akan melalui

cross exchanger. Setelah keluar dari cross exchanger, glikol dipompa menuju ke contactor

kembali. Sebelum masuk ke contactor, glikol akan melalui heat exchanger dan bertukar panas

dengan dry gas yang keluar dari contactor.

Banyaknya kandungan air yang dihilangkan dari gas oleh glikol bergantung pada

kondisi sebagai berikut :

Kemurnian glikol

Rate sirkulasi glikol

Jumlah tray atau ketinggian packing

Banyaknya kandungan air dari feed gas, yang bergantung pada tekanan dan

temperatur gas inlet tersebut.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemurnian glikol.

Salah satunya adalah dengan mengalirkan sedikit “stripping gas” ke sistem regenerasi.

Stripping gas adalah sebagian natural gas yang dialirkan ke glikol panas. Flow dari gas ini

biasanya diatur secara manual dengan valve tertentu. Dengan mengontakkan glikol dengan

natural gas, kandungan air yang masih terdapat di dalam glikol akan berpindah ke natural gas

Page 12: Glycol Dehydration

8

sehingga kemurnian glikol akan bertambah tinggi. Stripping gas yang dialirkan ke glikol di

bagian regenerasi di buang ke udara atmosfer bersamaan dengan uap air yang dilepaskan.

II.IV PERALATAN-PERALATAN DALAM SISTEM DEHIDRASI GLIKOL

Berikut ini adalah uraian mengenai peralatan-peralatan yang digunakan dalam sistem

dehidrasi glikol.

1. Inlet Separator

Equipment pertama yang dilewati gas dalam proses glycol dehydration adalah

inlet separator. Separator ini terdapat di bagian bawah contactor. Fungsinya adalah

untuk memisahkan liquid kondensat ataupun padatan-padatan yang mungkin

terkandung di dalam gas. Jika feed gas tidak memiliki kondensat (cairan hidrokarbon

berat), separator yang digunakan adalah separator 2 fasa. Jika feed gas adalah rich

gas, yang mengandung kondensat dan juga air, maka harus dipasang separator 3 fasa.

Separator ini biasanya dilengkapi dengan mist eliminator pada bagian atasnya.

Sehingga pada saat gas bergerak ke atas dan melalui mist eliminator, droplet-droplet

kecil yang mungkin terkandung di dalam gas akan tertahan di mist eliminator dan

terkumpul menjadi droplet besar sehingga akan jatuh ke dalam liquid yang ada di

bagian bawah separator.

2. Contactor atau Absorber

Contactor adalah sebuah vessel yang di dalamnya terjadi perpindahan massa air

dari gas ke glikol. Agar terjadi perpindahan massa yang efektif dan efisien

dibutuhkan luas area yang besar antara gas dan glikol liquid. Hal ini dilakukan dengan

menambahkan konfigurasi equipment internal yang spesifik, seperti instalasi tray,

random packing, ataupun structured packing.

Tray yang paling umum digunakan dalam aplikasi ini adalah jenis bubble cap tray.

Gas mengalir dari bawah masing-masing tray melewati bubble cap dan membentuk

gelembung-gelembung kecil gas di glikol liquid yang mengalir dengan arah yang

berlawanan yaitu dari bagian atas masing-masing tray. Setelah melewati satu tray,

glikol mengalir ke bawah menuju tray selanjutnya melalui celah yang tidak terpenuhi

oleh tray. Gelembung-gelembung gas memberikan luas area yang besar yang

diperlukan pada contactor untuk melakukan dehidrasi hingga spesifikasi yang telah

ditentukan. Dalam prakteknya, diinstal sekitar 6 hingga 10 tray di dalam contactor

dengan jarak antar tray adalah 24 inchi. Namun ada juga desain yang menginstal

Page 13: Glycol Dehydration

9

sekitar 12 sampai 14 tray di dalam contactor dengan tujuan meminimalisasi sirkulasi

glikol.

Structured packing terdiri atas susunan corrugated steel, dimana glikol mengalir

ke bawah dalam bentuk lapisan tipis. Gas mengalir ke atas melewati structured

packing dan berkontak dengan luas area yang besar dari glikol. Hal ini memberikan

efisiensi perpindahan massa yang sangat baik.

Selain structured packing, random packing juga dapat digunakan pada contactor

dengan fungsi yang sama yaitu memberikan luas area yang besar terhadap proses

perpindahan massa.

3. Reboiler

Rich glikol yang keluar dari absorber harus diregenerasi hingga murni kembali

sehingga dapat disirkulasikan lagi ke absorber atau contactor untuk melanjutkan

fungsi dehidrasinya. Regenerasi ini dilakukan di reboiler dan kolom still yang ada di

atas reboiler.

Rich glycol di panaskan terlebih dahulu di cross exchanger dengan glikol yang

telah dirgenerasi dan masuk ke dalam kolom regenerasi dalam kondisi tekanan

atmosfer. Dengan memanaskan glikol di still dan reboiler hingga mendekati titik

didihnya, glikol tersebut akan melepaskan semua kandungan air yang telah diserap

sebelumnya kemudian didinginkan agar dapat digunakan kembali.

4. Pompa Sirkulasi Glikol

Sirkulasi glikol dilakukan dengan menggunakan pompa reciprocating. Pompa

tersebut digerakkan dengan :

Motor listrik

Natural gas bertekanan

Rich glycol bertekanan yang keluar dari contactor

Secara umum, pompa glikol digerakkan menggunakan motor pompa. Namun ada

beberapa instalasi yang menggunakan energy dari natural gas ataupun glikol sebagai

penggerak pompa. Glikol yang keluar dari contactor dengan sedikit kandungan gas

bertekanan memiliki energy yang cukup tinggi untuk menggerakkan pompa. Rate

pompa yang dibutuhkan biasanya tidak terlalu besar. Masalah utama dengan pompa

glikol adalah adanya kebocoran glikol sehingga mengganggu kerja pompa.

Page 14: Glycol Dehydration

10

5. Heat Exchanger

Glikol harus dalam keadaan dingin ketika memasuki contactor dan dipanaskan

hingga mendekati titik didihnya dalam proses regenerasi, glikol ini dipanaskan dan

didinginkan secara berkelanjutan. Untuk meminimalisir penggunaan energi pada

proses regenerasi glikol dengan temperature tinggi, heat exchanger ditambahkan

dalam proses sirkulasi glikol ini. Heat exchanger biasanya diletakkan pada lokasi-

lokasi sebagai berikut :

Heater pada bagian atas still

Cross exchanger antara rich dan lean glycol

Setelah gas keluar dari glikol contactor

Pada beberapa kasus, dibutuhkan heat exchanger tambahan untuk mendinginkan

lean glikol sebelum masuk ke contactor dengan menggunakan udara. Temperatur

glikol harus berada beberapa derajat saja di atas temperature gas untuk meningkatkan

penyerapan air oleh glikol. Jika suhu glikol terlalu tinggi maka akan mengurangi

transfer kandungan air dari gas ke glikol, dan titik embun air tidak akan didapatkan.

Hal ini biasanya adalah masalah utama ketika pengoperasian pada musim panas. Pada

keadaan lingkungan yang panas, suhu glikol secara otomatis juga akan meningkat dari

suhu normalnya. Biasanya, dengan mendinginkan glikol menggunakan dried gas

melalui double pipe exchanger atau melalui coil di bagian atas contactor, suhu dari

glikol akan berada sedikit di atas suhu gas yang keluar dari contactor.

6. Filter

Sangat penting untuk menjaga glikol dalam kondisi semurni mungkin. Karena

itulah, filter harus selalu ada pada sistem sirkulasi glikol. Filter ini biasanya

merupakan filter partikulat dan filter karbon.

Filter partikulat digunakan untuk menjerat padatan dengan ukuran diameter 5

mikrometer. Padatan-padatan ini bisa muncul dari korosi yang terdapat pada sistem

sirkulasi tersebut. Filter karbon didesain untuk menghilangkan pengotor-pengotor

terlarut, seperti oli kompresor dan kondensat dari larutan glikol. Filter partikulat

biasanya dipasang di bagian rich glikol dan dioperasikan sepanjang waktu. Filter

karbon kebanyakan di bypass, jika tidak ada hidrokarbon yang larut dalam glikol.

Pengotor-pengotor yang terdapat pada glikol dapat menyebabkan terjadinya foaming

pada contactor ataupun still.

Page 15: Glycol Dehydration

11

7. Surge Drum

Karena glikol yang disirkulasikan tidak selalu mengalir pada rate yang sama

selama sistem berjalan, maka dibutuhkan sebuah vessel, atau disebut surge drum

untuk mencegah terjadinya surge pada sistem sirkulasi. Reboiler selalu berisi liquid

dengan level di atas fire tube. Level glikol di contactor atau flash tank cenderung akan

selalu tetap, walaupun mungkin terjadi sedikit perubahan. Maka, dibutuhkan sebuah

vessel yang dapat menampung perubahan sementara dari aliran sirkulasi.

Surge drum biasanya terdapat di bawah reboiler. Level glikol pada surge drum

sangat penting karena di dalam surge drum ada coil pemanas yang betujuan

meningkatkan kemurnian glikol. Level glikol pada surge drum harus berada sekitar

2/3 level. Jika level glikol pada surge drum lebih rendah dari level normal, ini

mengindikasikan adanya masalah seperti :

Ada kehilangan atau loss dari glikol dengan treated gas

Loss glikol dengan uap air yang keluar dari still

Kebocoran pada pipa

Tertumpuk pada salah satu vessel

8. Strainer

Strainer harus selalu dipasang pada upstream dari suction pompa. Strainer ini

berfungsi untuk memastikan bahwa tidak ada partikel-partikel solid yang masuk ke

pompa. Jika ada partikel padat yang masuk ke pompa maka akan tertumpuk di suction

atau valve discharge dan mencegah pompa untuk memompa pada efisiensi

maksimum.

9. Flash Tank

Ketika gas dan glikol berkontak di contactor, kemungkinan akan nada natural gas

yang terbawa oleh glikol. Flash tank ini bertujuan untuk memisahkan natural gas dari

glikol tersebut. Ketika glikol sampai di flash tank, glikol sudah dipanaskan di still dan

tekanan di flash tank lebih rendah dari tekanan di contactor. Karena perbahan kondisi

tekanan dan temperature ini, natural gas yang terbawa oleh glikol akan terpisahkan

dari glikol.

Page 16: Glycol Dehydration

12

Glikol flash tank juga dapat didesain sebagai separator tiga fasa untuk membantu

memisahkan kondensat yang mungkin terbawa oleh glikol. Separator ini juga akan

meningkatkan jangka waktu pemakaian filter pada downsiream.

10. Piping

Semua peralatan pada sistem sirkulasi glikol ini dihubungkan dengan pipa yang

terbuat dari baja. Glikol adalah liquid yang mudah bocor jika melalui pipa dengan

sambungan flense. Karena itu lebih baik menggunakan pipa dengan sambungan las

pada sistem ini.

II.V MASALAH-MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL

Berikut ini adalah masalah-masalah yang mungkin muncul pada sistem dehidrasi glikol.

1. Foaming

Foaming adalah masalah yang serius dan paling sering muncul. Alasan terjadinya

foaming biasanya susah untuk ditentukan. Namun, jika glikol tidak di filter secara

berkelanjutan, pengotor-pengotor tertentu dapat menjadi penyebab terjadinya

foaming. Salah satu penyebab umum terjadinya foaming ini adalah adanya kandungan

hidrokarbon liquid atau kondensat di dalam glikol. Maka, inlet separator diharapkan

dapat memisahkan gas dengan kondensat dengan baik sebelum gas masuk ke

contactor.

2. Korosi

Korosi biasanya disebabkan oleh degradasi produk pada glikol, bisa juga

disebabkan karena pengotor-pengotor yang bersifat korosif yang terikut oleh glikol.

Sehingga sekali lagi sangat penting untuk menjaga kemurnian glikol dalam proses

dehidrasi ini.

3. Tidak Menemui Dewpoint Air

Ada beberapa alasan mengapa tidak didapatkan penurunan dewpoint air yang

diinginkan. Langkah pertama adalah dengan mengecek temperature dewpoint air

dengan dewpoint tester. Dewpoint air yang tinggi bisa disebabkan oleh :

Temperatur gas inlet lebih tinggi dari desain

Tekanan gas inlet lebih rendah dari desain

Page 17: Glycol Dehydration

13

Kurangnya sirkulasi glikol disebabkan oleh rendahnya rate pompa atau level

glikol yang rendah pada surge drum, check valve pada suction atau discharge

pompa tidak berfungsi, atau strainer pada suction tersumbat

Kurangnya regenerasi glikol karena temperature reboiler yang terlalu rendah,

kandungan air yang tinggi pada inlet separator membawa air masuk ke contactor,

kebocoran pada cross exchanger, dan kekurangan stripping gas.

Terjadinya foaming di contactor

4. Pengaruh Terhadap Lingkungan

Pada saat glikol menyerap air di contactor, sebenarnya tidak hanya air saja yang

terserap, tetapi juga menyerap hidrokarbon dan gas asam. Kekuatan penyerapan glikol

terhadap hidrokarbon paraffin, seperti metana, etana, dan lainnya tidak terlalu besar.

Namun, hidrokarbon aromatic seperti benzene, toluene, ethylbenzene, dan xylene

(BTEX) dangat mudah terserap. Yang menjadi masalah adalah zat-zat tersebut

bersifat karsinogenik dan menyebabkan polusi pada udara sekitar.

Page 18: Glycol Dehydration

14

BAB III

PENUTUP

III.I KESIMPULAN

Dehidrasi adalah proses penghilangan kandungan air dalam gas alam. Ada 3 aplikasi

proses yang biasa digunakan, yaitu absorpsi, adsorpsi, dan direct cooling. Absorpsi yaitu

dehidrasi dengan menggunakan desikan cair, adsorpsi adalah dehidrasi menggunakan desikan

padat, dan direct cooling adalah dengan menurunkan temperature gas hingga kandungan air

sesuai dengan yang diinginkan.

Glikol adalah bahan kimia yang merupakan jenis dari alkohol. Ada 4 macam glikol

yang biasa digunakan dalam industry yaitu TEG, EG, DEG, dan TREG. Semua jenis glikol

tersebut bisa digunakan sebagai dessicant dalam proses dehidrasi gas alam atau natural gas.

Namun jenis glikol yang paling baik dan paling banyak digunakan sebagai dessicant adalah

TEG karena beberapa faktor seperti yang telah dibahas sebelumnya.

Proses dehidrasi glikol adalah proses pemisahan kandungan air yang terdapat dalam

natural gas menggunakan glikol. Feed gas dikontakkan dengan glikol dalam kolom yang

disebut contactor atau absorber sehingga terjadi perpindahan massa air antara gas dengan

glikol. Treated gas akan keluar menuju proses selanjutnya melalui bagian atas contactor,

sedangkan glikol akan diregenerasi dan disirkulasikan kembali untuk melanjutkan fungsinya

sebagai dessicant.

Peralatan-peralatan yang diperlukan dalam proses glycol dehydration ini antara lain

inlet separator, glycol contactor, heat exchanger, kolom still, reboiler, surge drum, flash tank,

pompa, filter, dan strainer.

Masalah-masalah yang biasanya muncul dalam proses ini adalah adanya korosi,

terbentuknya foaming, sulit mendapatkan temperatur dewpoint, dan mengakibatkan polusi

udara sekitar.

Page 19: Glycol Dehydration

DAFTAR PUSTAKA

The DOW Chemical Company (2007). Triethylene Glycol. From

http://msdssearch.dow.com/PublishedLiteratureDOWCOM/dh_004d/0901b8038004d042.pdf,

29 September 2014.

Huntsman Corporation.Technical Bulletin (2009). Diethylene Glycol. From

http://www.huntsman.com/performance_products/Media%20Library/a_MC348531CFA3EA9

A2E040EBCD2B6B7B06/Products_MC348531D0B9FA9A2E040EBCD2B6B7B06/Glycols_

MC348531D11A3A9A2E040EBCD2B6B7B06/files/deg.pdf, 29 September 2014.

MEGlobal Product Guide (2008). Ethylene Glycol. From

http://www.meglobal.biz/media/product_guides/MEGlobal_MEG.pdf, 29 September 2014.

Megaloid Laboratories Limited (2009). Material Safety Data for: Tetraethylene

Glycol. From http://megaloid.ca/MSDS/Tetraethylene%20Glycol.pdf, 29 September 2014.

Wikipedia (2014). Triethylene Glycol. From

http://en.wikipedia.org/wiki/Triethylene_glycol, 29 September 2014.

Wikipedia (2014). Diethylene Glycol. From

http://en.wikipedia.org/wiki/Diethylene_glycol, 29 September 2014.

Wikipedia (2014). Ethylene Glycol. From

http://en.wikipedia.org/wiki/Ethylene_glycol, 29 September 2014.

SPE International (2013). Dehydration with Glycol. From

http://petrowiki.org/Dehydration_with_glycol, 29 September 2014.