go as a river - ekacarya - komunitas latihan hidup sadarsebuah surat untuknya. martin luther king,...

66
Go as a River 1

Upload: doanlien

Post on 24-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

1

Page 2: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

2

Go as a River

Page 3: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

3

Nama:

________________________________________

Grup:

_______________________________________

Cipanas, 14-18 Mei 2015

Page 4: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

4

Go as a River

Daftar Isi

Biografi Thich Nhat Hanh........................................................................... 4

Biografi Sister Chan Khong ........................................................................ 7

Plum Village ............................................................................................. 10

Sadar Penuh ............................................................................................ 12

Napas ....................................................................................................... 13

Genta Kesadaran ..................................................................................... 13

Duduk dan Bernapas ............................................................................... 14

Meditasi Jalan .......................................................................................... 15

Makan Bersama ....................................................................................... 18

Berbagi Dharma....................................................................................... 20

Istirahat ................................................................................................... 20

Mendengarkan Secara Seksama dan Simpatik ........................................ 21

Bahasa-Kasih ........................................................................................... 23

Mengatasi Kemarahan ............................................................................. 24

Membangun Komunitas .......................................................................... 26

Lima Latihan Sadar Penuh ....................................................................... 28

Latihan Pertama: Menjunjung Tinggi Kehidupan .................................... 28

Latihan Kedua: Kebahagiaan Sesungguhnya ........................................... 28

Latihan Ketiga: Cinta Sesungguhnya ........................................................ 29

Latihan Keempat: Ucapan Cinta Kasih dan Mendengar Mendalam ........ 29

Latihan Kelima: Nutrisi dan Penyembuhan ............................................. 30

Menyentuh Bumi ..................................................................................... 32

Mengikuti Jejak Buddha .......................................................................... 32

Terjebak Pada Bentuk Luar ...................................................................... 34

Melindungi Bumi ..................................................................................... 35

Page 5: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

5

Bersatu dengan Alam .............................................................................. 36

Sutra ........................................................................................................ 37

Sutra Hati: Kearifan yang Menyeberangkan kita ke Pantai Seberang ...... 37

Sutra Lima Cara Memadamkan Api Kemarahan ...................................... 40

Sutra Mengetahui Cara Baik Untuk Hidup Sendirian ............................... 44

Kebahagiaan ............................................................................................ 47

Sutra Cinta Kasih ...................................................................................... 50

Kumpulan Lagu Praktik Sadar Penuh ....................................................... 51

Tur Plum Village 2015 di Indonesia ......................................................... 63

Page 6: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

6

Go as a River

Biografi Thich Nhat Hanh

Thich Nhat Hanh (Vietnam: Thích Nhất Hạnh) lahir pada tanggal 11 Oktober 1926 di Sentral Vietnam. Beliau yang akrab disapa Thay yang berarti guru; merupakan biksu zen yang berasal dari Vietnam, penulis, penyair, dan aktivis hak azasi manusia. Beliau yang sudah berusia 88 tahun sekarang ini juga merupakan sosok yang sangat dikagumi oleh masyarakat dunia dewasa ini.

Thay bergabung dengan biara Zen pada umur 16 tahun. Beliau mulai belajar ajaran Buddha sejak sramanera, kemudian menerima penahbisan penuh sebagai biksu pada tahun 1949. Nama lengkap Thay adalah Thich Nhat Hanh (Vietnam: Thích Nhất Hạnh). Nama keluarga Thích diberikan kepada semua biksu maupun bhiksuni di Vietnam, yang berarti bagian dari suku Shakya (Buddha Shakyamuni).

Thay mendirikan organisasi sosial School of Youth for Social Service (SYSS) yang terdiri dari lapisan masyarakat akar-rumput di Saigon di awal tahun 1960an, pada masa perang Vietnam, untuk membantu meringankan penderitaan korban perang dan membangun kembali desa-desa yang hancur akibat bom, membangun sekolah dan pusat perawatan kesehatan, mencari cara untuk melakukan penempatan ulang masyarakat yang kehilangan rumahnya.

Thay menempuh perjalanan ke Amerika Serikat dan belajar di Universitas Princeton, dan kemudian menjadi dosen di Universitas Cornell dan Universitas Columbia. Tujuan utama kunjungannya ke Amerika adalah mendesak pemerintah Amerika untuk menarik diri dari kancah perang Vietnam. Thay sungguh tidak ingin melihat saudara membunuh saudara di Vietnam. Dr. Martin Luther King, Jr. tersentuh oleh pembawaan sadar penuh, damai dan tenang Thay ikut mendukung untuk segera mengakhiri perang Vietnam melalui gerakan non-kekerasan. Thay juga berbicara di

Page 7: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

7

hadapan berbagai kelompok perdamaian. Thay juga memimpin delegasi Buddhis berpartisipasi dalam Perbincangan Perdamaian di Paris.

Pada tanggal 25 January 1967 Institut Nobel di Norway melayangkan sebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel.

Seorang guru yang sangat dikagumi oleh dunia barat, Thay termasuk tokoh yang berjasa dalam membawa ajaran Buddha ke dunia Barat melalui latihan hidup sadar penuh. Ternyata berbagai kalangan yang berasal dari latar belakang relijius, spiritual dan pandangan politik berbeda-beda bisa menerimanya dengan begitu alami. Latihan hidup sadar penuh (mindfulness) merupakan adaptasi dari sensibilitas nuansa Barat. Pada tahun 1966 Thay mendirikan Order of Interbeing. Secara alami berbagai pusat latihan monastik dan pusat latihan lainnya juga bermunculan di berbagai belahan dunia.

Thay diasingkan oleh pemerintah Vietnam sejak lama karena menolak berpihak pada salah satu blok (baik komunis maupun anti komunis). Thay terpaksa mengasingkan diri di Eropa sejak perjalanannya ke dunia Barat dan aktivitas menyerukan perdamaian pada pertengahan tahun 1960an. Beliau tidak bisa kembali ke kampung halamannya lagi yaitu Vietnam. Kejadian ini melahirkan pusat retret seni hidup sadar penuh yang bernama Plum Village, bertempat di daerah Dordogne Perancis Selatan. Plum Village telah menjadi rumahnya dan sejak itu beliau berkunjung ke komunitas internasional untuk memberikan ceramah dan retret. Beliau baru diizinkan pulang ke Vietnam pada tahun 2005 dan 2007.

Thay merupakan inisiator istilah Engaged Buddhism (ajaran Buddha yang aktif terjun ke berbagai aspek kehidupan) dalam bukunya yang berbahasa Vietnam dengan judul: Lotus in a Sea of Fire. Beberapa tahun terakhir ini beliau lebih sering menggunakan istilah Applied Buddhism yang memiliki

Page 8: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

8

Go as a River

makna penerapan ajaran Buddha secara praktis dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Thay telah menulis lebih dari 100 judul buku, mencakup lebih dari 40 judul yang berbahasa Inggris. Beberapa buku telah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Karaniya dan penerbit buku lainnya. Beliau juga menerbitkan Ceramah Dharma per kuarter dalam Jurnal Order of Interbeing, The Mindfulness Bell. Thay terus aktif berkarya dalam pergerakan perdamaian, memberi sponsor retret untuk peserta dari Israel dan Palestina, mendukung kedua pihak untuk mendengar secara mendalam dan saling belajar dari sesamanya. Beliau berulang kali memberi pidato untuk mendesak negara-negara yang terlibat dalam pertikaian untuk berhenti berperang dan menjadikan non-kekerasan sebagai solusi bagi berbagai sengketa. Beliau memimpin “perjalanan perdamaian” (peace walk) di Los Angeles pada tahun 2005 dan 2007 yang dihadiri oleh ribuan orang untuk memberi dukungan kepada para biksu yang sedang melakukan demonstrasi di Myanmar. Beliau juga dianugerahkan penghargaan “Courage of Conscience” pada 16 Juni 1991. Selain memberi bimbingan retret, beliau juga melakukan perjalanan keliling ke berbagai negara di Eropa, Amerika, dan Asia untuk berbagi seni hidup berkesadaran bersama 4 lapisan sanggha (monastik dan sahabat awam). (Disarikan dari berbagai sumber oleh Nyanabhadra)

Page 9: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

9

Biografi Sister Chan Khong

Sister Chan Khong yang memiliki nama kecil “Cao Ngoc Phuong” lahir pada tahun 1938 di Ben Tre, Vietnam. Anak ke-8 dari 9 bersaudara, hidup dalam keluarga yang termasuk serba berkecukupan. Ayahandanya mengajarkan semua anak-anaknya tentang betapa pentingnya nilai sebuah usaha dan kerendahan hati. Ia selalu mengutip kata-kata ayahnya: “…jangan pernah tawar-menawar dengan petani miskin karena beberapa dong (mata uang Vietnam) tidak begitu berarti bagimu, namun itu saja sudah cukup menghidupi anak-anak mereka”.

Pada tahun 1958, ia diterima di Universitas Saigon di bidang studi Biologi, kemudian ia juga ikut terjun aktif dalam aksi politik, menjadi pemimpin di Universitas Saigon, menghabiskan banyak waktu untuk membantu rakyat miskin dan mereka yang sakit di area kumuh di pinggir perkotaan.

Biksuni Chan Khong bertemu Mahaguru Zen Thich Nhat Hanh pada tahun 1959 dan menjadikan beliau sebagai guru spiritualnya. Pada tahun 1963 ia berangkat ke Paris untuk menyelesaikan kuliahnya di bidang Biologi dan selesai pada tahun 1964. Pada tahun itu juga ia kembali ke Vietnam dan bergabung dengan Thay Nhat Hanh untuk membangun Universitas Van Hanh dan Sekolah Pemuda Pelayanan Sosial (School for Youth and Social Service, SYSS). Beliau merupakan staf yang paling aktif dalam berbagai kegiatan SYSS, mengelola pengobatan, pendidikan dan fasilitas pertanian di daerah pedalaman Vietnam selama masa perang Vietnam. SYSS pernah melibatkan lebih dari 10000 pekerja sosial muda yang mana mereka membangun kembali desa-desa yang telah hancur akibat perang. Biksuni Chan Khong menjalankan roda kehidupan organisasi ketika Thay Nhat Hanh kembali dari Amerika Serikat,.

Pada tanggal 5 Februari 1966, Biksuni Chan Khong ditahbiskan sebagai enam orang pertama dari anggota Order of Interbeing (OI), mereka disebut

Page 10: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

10

Go as a River

sebagai “Six Cedars”. Pada saat menerima penahbisan itu, beliau diberikan nama Chan Khong yang berarti “Kekosongan Sejati”. Pada kesempatan menjelaskan arti nama itu, beliau berkata: “Dalam ajaran Buddha, istilah ‘kekosongan’ merupakan terjemahan dari istilah Sanskerta yaitu sunyata. Makna sunyata adalah ‘kosong dari aku yang terpisah’. Istilah ini tidak negatif atau membuat kita putus asa, Justru istilah ini menunjukkan betapa pentingnya kesalingtersambungan (interconnectedness), saling berkaitan. Kekosongan berarti tidak ada sesuatu pun yang bisa eksis hanya bergantung pada dirinya sendiri saja, segala sesuatu tidak mungkin terlepas dari kesalingtersambungan dengan sesuatu yang lain. Saya sadar sepenuhnya untuk bekerja keras untuk mengingat bahwa aku kosong dari diri yang terpisah dan penuh dengan berbagai keajaiban alam semesta ini, termasuk kedermawanan kakek dan nenekku begitu juga orang tuaku, sahabat dan guruku yang telah membantu dan mendukung saya dalam sepanjang jalan ini, begitu juga engkau para pembaca, tanpa engkau semua maka buku ini tidak bisa hadir di sini. Kita saling berkaitan, oleh karena itu kita kosong dari identitas yang terpisah dari kesalingtersambungan kita.”

Order of Interbeing terdiri dari biksu, biksuni, pria dan wanita awam. Enam orang yang ditahbiskan pertama kali diberikan kebebasan untuk memilih kehidupan sesuai kehendaknya masing-masing dan berlatih sebagai monastik atau umat awam. Tiga orang wanita memilih untuk hidup selibat layaknya biksuni walaupun mereka tidak mencukur habis rambutnya, sementara tiga orang pria memilih untuk menikah dan berlatih sebagai umat awam. Salah satu di antara tiga orang wanita itu adalah Nhat Chi Mai yang setahun kemudian mengorbankan diri dengan cara membakar dirinya untuk menyadarkan orang tentang perdamaian.

Dari tahun 1969 hingga 1972 Biksuni Chan Khong bekerja untuk Thay Nhat Hanh di Paris, membangun Delegasi Perdamaian Buddhis yang menyerukan perdamaian untuk Vietnam. Sejak itu ia bekerja bersama Thay Nhat Hanh membangun komunitas “Sweet Potato” pertama kali

Page 11: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

11

di sekitar Paris. Komunitas ini kemudian berubah menjadi Sangha Plum Village pada tahun 1982. Beliau menemani dan membantu Thay Nhat Hanh ketika sedang berkunjung ke berbagai tempat. Meskipun demikian beliau tetap meneruskan kegiatan menolong dan meringankan beban mereka yang membutuhkannya di Vietnam, mengelola parsel makanan untuk membantu para anak-anak miskin dan obat-obatan bagi mereka yang sakit, dan pada saat bersamaan terus membantu mengelola kegiatan di Plum Village.

Thay Nhat Hanh berbicara di hadapan ribuan orang dari berbagai negara, para birokrat, politisi, intelektual, penjaja jalanan, supir taksi, artis selama 3 bulan perjalanan kembali ke Vietnam (bulan Januari hingga awal April 2005),. Biksuni Chan Khong juga mengajar dan mengadakan berbagai latihan hidup sadar penuh sebagai tambahan bagi ceramah dharma dari Thay Nhat Hanh. Beliau memimpin nyanyian lagu-lagu di Plum Village, chanting, memandu sesi “relaksasi total”. Di sisi lain, Biksuni Chan Khong juga hidup bersahaja, menerapkan warisan budaya Vietnam ke dalam cara hidup modern sehingga sesuai dengan banyak orang yang bertemu dengannya. Selama Tet (perayaan tahun baru Vietnam) pada bulan Februari, beliau juga membantu dalam “oracle reading” bagi ratusan pengikut buddhis.

Page 12: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

12

Go as a River

Plum Village

Plum Village (Làng Mai) merupakan pusat meditasi buddhis yang berada di Dordogne, daerah selatan Perancis. Didirikan oleh Biksu Zen Thich Nhat Hanh bersama Biksuni Chan Khong pada tahun 1982.

Thich Nhat Hanh dicabut haknya untuk kembali ke Vietnam, setelah itu beliau membentuk komunitas kecil yang bernama “Sweet Potato” berlatih hidup berkesadaran sekitar 100 mil Barat Daya Paris, ubi jalar merupakan makanan bagi rakyat miskin di Vietnam. Sekarang beliau bermukim di Perancis dan memulai retret hidup berkesadaran.

Pada tahun 1981, Komunitas “Sweet Potato” mengadakan retret musim panas untuk pertama kali. Ternyata retret ini mengundang sangat banyak orang sehingga tidak ada tempat untuk mengakomodasi sekian banyak orang. Thay Nhat Hanh keliling menyusuri daerah selatan Perancis bersama Biksuni Chan Khong untuk mencari daerah yang lebih luas, mereka menemukan tanah di daerah Thenac yang tampaknya cukup ideal buat mereka. Pemilik tanah yang bernama Dezon tidak ingin menjual tanah itu, oleh karena itu mereka mencari lokasi lain.

Beberapa hari kemudian pada tanggal 28 september 1982, Thay Nhat Hanh menandatangani perjanjian pembelian tanah seluas 6 KM2, sekarang ini dikenal sebagai Lower Hamlet (Xóm Ha). Pada tahun yang sama, hujan es menghancurkan kebun anggur milik Dezon dan akhirnya dia memutuskan untuk melelang tanahnya. Thay Nhat Hanh membeli tanah itu dan memberikan nama Upper Hamlet (Xóm Thượng). Pada awalnya dua tempat ini diberi nama Persimmon Village, namun tampaknya cukup jelas bahwa pohon-pohon plam tumbuh lebih bagus di tanah berbatuan, kemudian namanya berubah menjadi Plum Village (Pedesaan Plam) atau (Làng Mai).

Page 13: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

13

Setiap tahun komunitas ini menjadi tuan rumah retret musim panas selama 4 minggu, setiap tahun berkembang pesat kepopulerannya. Para peserta retret pada tahun 1983 hanya 232 orang dan sekarang sudah melebihi 4000 orang pada tahun 2014.

Sekarang ini, Plum Village (Làng Mai) terdiri dari empat kawasan tempat tinggal (hamlet). Kawasan Upper Hamlet (Xom Thượng) yang bisa menampung sekitar 65 orang biksu dan umat awam pria, demikian juga ini merupakan tempat tinggal Thay Nhat Hanh. Kawasan Lower Hamlet (Xóm Ha) merupakan tempat tinggal para biksuni dan umat awam wanita. Kawasan Sonha merupakan tempat yang bisa menampung sekitar 20 biksu, dan kawasan New Hamlet (Xóm Moi) yang bisa menampung sekitar 40 biksuni dan umat awam wanita.

Plum Village juga memiliki beberapa cabang seperti Wihara Blue Cliff di Pine Bush – New York, Wihara Deer Park di Escondido – California dan Wihara Magnolia Grove –Missisipi di Amerika Serikat, Wihara Mahakaruna atau European Institute of Applied Buddhism (EIAB) di Jerman, Wihara Lotus Pond di Hong Kong, Wihara Plum Village Thailand, Wihara Entering the Stream di Australia.

Page 14: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

14

Go as a River

Sadar Penuh

Sadar penuh adalah kekuatan dari keadaan sadar dan terjaga akan saat kini. Ini adalah latihan berkelanjutan dari menyentuh kehidupan secara mendalam setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Berlatih sadar penuh berarti menjadi hidup sesungguhnya, hadir sepenuhnya di hadapan seseorang juga mereka yang berada di sekitar kita, begitu juga sadar sepenuhnya terhadap apa pun yang sedang kita lakukan. Kita menyelaraskan tubuh dan pikiran kita saat kita mencuci piring, mengendarai mobil, mandi pagi dan sebagainya. Demikianlah yang kami lakukan di Plum Village, kami berjalan, bekerja, makan dengan sadar penuh. Kami melatih perhatian penuh setiap saat sepanjang hari dan tidak hanya di aula meditasi saja, tetapi juga di dapur, toilet, di dalam kamar dan ketika kami berjalan dari tempat ke tempat lain.

Dalam latihan bersama sebagai sebuah komunitas, latihan kesadaran kita menjadi lebih menyenangkan, santai dan mulus. Kita adalah genta kesadaran bagi satu sama lain, saling mendukung dan mengingatkan di sepanjang waktu latihan. Dengan dukungan dari komunitas, kita dapat berlatih untuk menghadirkan kedamaian dan sukacita di dalam dan di sekitar kita, sebagai hadiah bagi mereka semua yang kita cintai. Kita dapat memupuk rasa damai dan bebas—kokoh dalam aspirasi kita yang paling tinggi dan bebas dari ketakutan, kesalahpahaman, dan penderitaan.

Teman-teman yang baik, mari kita berusaha kreatif dan terampil dalam latihan, melakukan setiap aspek pelatihan dengan keingintahuan. Mari kita berlatih dengan pengertian dan bukan hanya untuk bentuk luar saja. Nikmati latihan di sini dengan santai dan lembut, pandangan terbuka dan hati yang siap menerima.

Page 15: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

15

NAPASApabila pernapasan kita stabil maka napas bisa menjadi tempat kita berlindung. Bagaimana pun suasana di dalam—pikiran-pikiran, emosi-emosi dan persepsi-persepsi kita—pernapasan kita selalu bersama kita seperti seorang teman setia. Kapan pun kita merasa terhanyut, atau tenggelam ke dalam rencana, atau pikiran acak tersebar berantakan dalam kekhawatiran dan gelisah, kita dengan lembut menarik kembali perhatian kepada pernapasan untuk menenangkan dan melabuhkan pikiran kita.

Kita merasakan aliran udara yang masuk dan keluar melalui hidung. Kita merasa betapa ringan dan alami, napas demikian memberi ketenangan dan kedamaian. Kapan pun, saat kita mengetik, kita bisa kembali kepada sumber kehidupan yang damai ini.Barangkali Anda ingin mengucapkan dalam hati:

“Napas masuk saya tahu ini napas masukNapas keluar saya tahu ini napas keluar.”

Kita tidak perlu mengontrol pernapasan kita. Rasakan pernapasan sebagaimana adanya. Bisa jadi panjang atau pendek, dalam atau dangkal. Dengan bernapas lewat cara demikian maka akan menjadi lebih perlahan dan mendalam secara alami.Pernapasan yang sadar adalah kunci untuk menyatukan tubuh dan pikiran serta membawa energi sadar penuh ke dalam setiap saat dari kehidupan kita.

Page 16: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

16

Go as a River

Genta KesadaranPada saat retret Anda akan mendengar suara genta, maka latihan kita adalah berhenti diam, berhenti berbicara, dan berhenti bergerak untuk kembali mempraktikkan napas kesadaran. Namun tidak hanya suara genta saja, bisa saja bunyi telepon atau jam dinding. Ini adalah genta-genta kesadaran kita.

Bilamana kita mendengar bunyi genta kita merelakskan tubuh kita dan menjadi sadar akan pernapasan. Kita lakukan itu dengan kegembiraan yang alami, dan tanpa keseriusan atau sikap yang kaku. Bilamana kita mendengar salah satu dari bunyi genta kewaspadaan ini, kita hentikan semua percakapan dan apa pun yang sedang kita lakukan serta membawa kesadaran kita pada pernapasan. Bunyi genta telah memanggil kita:

Dengar, dengar,Suara menakjubkan ini membawaku kembalike rumah sejatiku.

Dengan berhenti sejenak untuk bernapas dan mengembalikan ketenangan dan kedamaian, kita menjadi bebas, pekerjaan kita menjadi lebih menyenangkan dan teman di depan kita menjadi lebih nyata. Di rumah, kita dapat menggunakan bunyi telepon, lonceng gereja setempat, tangisan seorang bayi, atau bahkan suara sirine pemadam kebakaran dan ambulan sebagai genta-genta kewaspadaan. Hanya dengan tiga pernapasan yang sadar kita dapat melepaskan ketegangan-ketegangan di dalam tubuh dan pikiran, kita kembali pada keadaan yang sejuk dan jernih.

Duduk dan BernapasJika Anda punya altar di rumah, Anda dapat duduk di dekatnya. Jika tidak punya, duduklah di tempat yang nyaman, seperti di depan jendela yang menghadap ke luar. Duduklah di atas bantal dengan kedua kaki disilangkan dengan santai dan lutut menyentuh lantai. Posisi ini membuat Anda duduk

Page 17: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

17

dengan amat stabil dengan tiga titik penyangga (satu dudukan Anda di atas bantal dan kedua lutut). Duduk dengan tegak dan santai, dengan demikian Anda bisa duduk lebih lama tanpa membuat kaki kesemutan. Anda boleh mencoba-coba beberapa ketinggian dan kelebaran bantal pengganjal sampai menemukan yang paling pas untuk tubuh Anda.

Jika Anda suka, bakarlah dupa untuk menghidupkan suasana sakral. Peganglah dupa di tangan Anda dengan tenang, dan berkonsentrasilah pada diri Anda yang sedang menyalakan dupa itu dan taruh dupa di dalam wadahnya. Nyalakan dupa itu dengan keadaan sadar penuh dan konsentrasi. Segenap diri Anda ada di sana, hadir sepenuhnya, pada saat Anda menyalakan dupa itu.

Sewaktu duduk, luruskan punggung dan leher, tetapi jangan sampai kaku atau tegang. Fokuskan perhatian pada napas masuk dan kemudian napas keluar lewat perut dan dada.

Napas masuk, terasa napas masuk ke dalam perut dan dadaku.Napas keluar, terasa napasku keluar dari perut dan dadaku.Napas masuk, aku menyadari seluruh tubuhkuNapas keluar, aku tersenyum kepada seluruh tubuhkuNapas masuk, aku sadar akan rasa nyeri atau tegang di tubuhkuNapas keluar, kulepaskan semua nyeri dan ketegangan di tubuhkuNapas masuk, aku merasa sehat walafiat.Napas keluar, aku merasa nyaman.Anda dapat berlatih dengan ucapan-ucapan itu seharian, di tempat kerja atau kapanpun, untuk mengembalikan perasaan lapang, relaks, dan segar.

Meditasi JalanMeditasi sambil berjalan ini adalah praktik yang ampuh untuk hadir sepenuhnya pada saat ini setiap saat. Setiap langkah yang diambil dalam

Page 18: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

18

Go as a River

keadaan sadar penuh membantu kita menyentuh keajaiban hidup yang memang ada di sana, dan dapat kita raih sekarang juga. Anda dapat menyelaraskan langkah sesuai dengan napas sewaktu berjalan seperti biasa di pinggir jalan, di stasiun kereta, atau di pinggir sungai—di manapun Anda berada. Sambil menarik napas, langkahkan satu kaki dan renungkan, “Aku telah tiba; aku sudah di rumah.”

“Aku telah tiba” itu berarti aku sudah ada di tempat yang semestinya kutuju—bertemu dengan kehidupan—dan aku tak harus bergegas ke manapun, tak perlu lagi mencari apa pun. “Aku sudah di rumah” artinya aku sudah pulang ke rumahku yang sejati, yang tak lain adalah hidup pada saat ini. Hanya momen saat inilah yang nyata; masa lalu dan masa depan hanyalah hantu-hantu yang dapat menyeret kita ke penyesalan, penderitaan, kekhawatiran, dan ketakutan. Bila setiap langkah membawa Anda kembali ke saat ini, maka hantu-hantu itu tidak lagi dapat menguasai diri Anda.

Sambil mengembuskan napas, Anda dapat mengayunkan tiga langkah dan berkata pada diri sendiri, “Aku sudah tiba; Aku sudah di rumah.”

Anda sudah tiba di rumah yang sejati dan menyentuh berbagai keajaiban hidup yang memang sudah tersedia; Anda tak perlu mencari-cari lagi. Anda berhenti berlari. Dalam konteks Zen, ini dinamakan meditasi samatha, yang berarti “berhenti.” Bila Anda dapat berhenti, maka kedua orang tua, kakek-nenek, dan segenap leluhur Anda juga dapat berhenti. Bila Anda dapat melangkah sebagai orang yang bebas, maka segenap leluhur Anda yang hadir di setiap sel di tubuh Anda juga dapat berjalan dengan bebas. Bila Anda berhenti berlari dan dapat melangkah dengan bebas seperti itu, Anda sedang mengungkapkan cinta kasih secara nyata dan riil, kesetiaan, danserta rasa bakti kepada kedua orang tua dan kepada para leluhur.

Page 19: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

19

Aku telah tiba, aku sudah di rumahDi sini, pada saat ini.Aku solid, aku bebas. Dalam dimensi tertinggi aku bersemayam.

Syair meditasi ini membantu Anda sehingga bisa hadir seutuhnya pada saat ini. Resapi kata-kata ini, dan kehadiran Anda tidak akan tergoyahkan pada saat ini, sama seperti bila Anda berpegangan kuat pada susuran tangga, Anda tidak akan jatuh.

“Di sini, pada saat ini” adalah alamat kehidupan. Itulah tempat kita pulang—rumah kita yang sejati—tempat kita merasa benar-benar damai, aman, dan bahagia, tempat kita dapat bersentuhan dengan para leluhur, teman-teman, dan keturunan-keturunan kita.

Manfaat praktik meditasi adalah selalu membawa kita pulang ke tempat itu. Setiap langkah membawa kita kembali menyentuh kehidupan di saat ini.

Silakan mencoba mempraktikan meditasi berjalan perlahan dan buktikan sendiri. Sambil menarik napas, melangkahlah dan katakan, “Aku telah tiba.” Kita mesti mencurahkan 100 persen raga dan pikiran kita ke dalam pernapasan dan langkah kita, agar dapat mengatakan bahwa kita sudah tiba dan sudah berada di rumah. Bila keadaan sadar penuh dan konsentrasi mantap, Anda dapat tiba 100 persen dan benar-benar sampai di rumah di manapun Anda berada.

Bila Anda belum pulang 100 persen ke sini dan saat ini, jangan dulu melanjutkan langkah berikutnya! Diam saja dulu di sana dan bernapaslah sampai Anda dapat menghentikan pikiran yang melantur, sampai Anda benar-benar 100 persen tiba di saat ini. Kemudian Anda dapat

Page 20: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

20

Go as a River

menyunggingkan senyum kemenangan, lalu melangkah lagi dengan ucapan, “Aku sudah di rumah.”

Langkah-langkah yang mantap seperti itu sama seperti cap stempel kerajaan pada dekret raja. Kaki-kaki Anda mencetak, “Aku sudah tiba; Aku sudah di rumah” di Bumi ini. Berjalan dengan cara seperti ini menghasilkan energi soliditas dan kebebasan.

Semua itu akan memberi kesempatan kepada Anda untuk menyentuh berbagai keajaiban hidup. Anda medapat santapan rohani secukupnya; terpulihkan. Saya tahu ada diantara mereka yang sudah berhasil menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan melatih meditasi berjalan sepenuh hati.

“Aku solid; Aku bebas” artinya Anda tidak sedang ditarik oleh hantu-hantu dari masa lalu dan tidak diseret ke masa depan; Anda adalah tuan rumah bagi diri sendiri. Mengucapkan kalimat-kalimat itu tidak sama dengan pemikiran yang memberi sugesti pada diri sendiri atau harapan kosong semata. Bila Anda mampu bersemayam pada saat ini, Anda sungguh-sungguh memiliki keutuhan dan kebebasan. Anda bebas dari masa lalu dan masa depan, tidak gelagapan ke sana kemari seperti seorang yang sedang kesurupan. Keutuhan dan kebebasan adalah dasar kebahagiaan sejati.

Page 21: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

21

Makan BersamaMakan makanan bersama-sama adalah sebuah latihan yang meditatif. Seharusnya kita berusaha untuk mempersembahkan kehadiran kita di setiap saat makan. Selagi kita menyajikan makanan kita sudah bisa memulai latihan. Melayani diri kita, kita menyadari bahwa banyak elemen, seperti hujan, sinar mentari, bumi, udara, dan kasih, semuanya telah menyatu untuk membentuk makanan yang hebat ini. Kenyataannya, melalui makanan ini kita melihat bahwa seluruh alam semesta tengah menyokong keberadaan kita.

Kita sadar akan keseluruhan Sangha seperti kita melayani diri kita dan seharusnya kita mengambil sejumlah makanan yang baik bagi kita. Sebelum makan genta akan dibunyikan sebanyak tiga kali dan kita bisa menikmati pernafasan masuk dan keluar sementara mempraktikkan kelima perenungan.

1. Makanan ini adalah anugerah dari alam semesta: Bumi, Langit, berbagai makhluk hidup, dan hasil kerja keras.

2. Semoga kita makan dengan sadar penuh dan syukur sehingga kita layak menyantap makanan ini.

3. Semoga kita mengenali dan mengubah bentuk-bentuk mental yang tidak sehat, terutama keserakahan, dan belajar makan secukupnya.

4. Semoga kita bisa terus menjaga welas asih agar tetap hidup dengan makan sedemikian rupa sehingga dapat meringankan penderitaan semua makhluk, melestarikan planet kita, dan mengurangi efek penyebab terjadinya perubahan iklim.

5. Kita menerima makanan ini supaya dapat merawat tali persaudaraan, membangun komunitas, dan memupuk semangat ideal untuk melayani semua makhluk.

Kita seharusnya tidak makan dengan tergesa-gesa, dengan mengunyah masing-masing suap sedikitnya 30 kali, sampai makanan menjadi cair. Ini

Page 22: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

22

Go as a River

membantu proses pencernaan. Mari kita nikmati setiap potong makanan kita dan kehadiran para saudara-saudari se-Dharma di sekeliling kita. Mari tetapkan diri kita di saat sekarang, makan dengan cara seperti ini sehingga kekokohan, kegembiraan, dan kedamaian menjadi mungkin selama waktu makan. Makan dengan diam, makanan menjadi nyata dengan perhatian penuh kita dan kita benar-benar sadar akan makanannya. Untuk memperdalam latihan makan kita yang sadar dan untuk menyokong suasana yang damai, kita tetap duduk selama masa diam ini. Dua puluh menit setelah makan dengan diam, bunyi genta dua kali akan terdengar. Lalu kita boleh memulai percakapan penuh perhatian dengan teman kita atau mulai berdiri dari meja.

Saat tengah menghabiskan makanan, kita gunakan beberapa menit untuk memperhatikan bahwa kita sudah selesai, mangkok kita sekarang kosong dan kelaparan kita sudah terpuaskan. Rasa bersyukur menyelimuti kita karena kita menyadari betapa beruntungnya kita sudah makan makanan yang bergizi, menyokong kita di jalan kasih dan pengertian.

Berbagi DharmaBerbagi Dharma (Dharma Sharing) merupakan kesempatan untuk saling mendapatkan wawasan dan pengalaman tentang latihan. Ini adalah waktu yang istimewa bagi kita untuk berbagi pengalaman, sukacita, kesulitan atau kendala dan pertanyaan-pertanyaan kita yang berkaitan langsung dengan latihan hidup sadar.

Dengan mempraktikkan mendengarkan sungguh-sungguh sementara orang lain sedang berbicara, kita membantu menciptakan suasana tenang dan penerimaan. Dengan belajar berbicara secara leluasa tentang kebahagiaan dan kesulitan maupun kendala dalam latihan, kita memberi sumbangsih aspek-aspek lain dari pandangan dan pengertian tentang latihan.

Page 23: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

23

Mohon acara berbagi ini didasarkan pada pengalaman kita sendiri tentang latihan, kita menghindari gagasan-gagasan abstrak dan topik-topik teoretis. Dengan demikian kita bisa menyadari bahwa banyak di antara kita yang punya kesulitan yang cukup mirip kemudian ada juga aspirasi yang serupa. Duduk, mendengarkan dan berbagi bersama-sama, kita mempererat hubungan tali persaudaraan kita antara satu dengan yang lain.

Mohon ingat bahwa apa pun yang sampaikan dalam sesi ini adalah rahasia. Jika seorang teman berbagi tentang kesulitan pribadi yang tengah dia hadapi, hormatilah bahwa mungkin dia tidak ingin membicarakannya lagi di luar sesi berbagi pengalaman latihan.

IstirahatMengetahui kapan perlu istirahat itu penting. Kadang-kadang, kita memaksakan diri dalam latihan atau menerima tanggung jawab terlalu banyak tanpa pertimbangan matang; sehingga kita menjadi sangat lelah dengan mudah marah. Latihan hidup sadar seharusnya tidak melelahkan tetapi semestinya lebih menghasilkan tenaga baru. Namun bilamana kita mengetahui kita sudah lelah, sebaiknya kita segera beristirahat. Minta bantuan teman-teman.

Berlatih dengan kondisi tubuh dan pikiran yang lelah tidaklah bermanfaat; justru bisa memunculkan masalah lebih banyak lagi. Menjaga diri sendiri berarti menjaga komunitas. Istirahat bisa berarti menghentikan apa yang sedang kita kerjakan dan gunakan waktu lima menit untuk berjalan di luar, atau menjalankan puasa selama satu atau dua hari, atau berlatih hening bening (noble silence) selama sekian waktu. Ada banyak cara untuk kita beristirahat, jadi mohon perhatikan irama tubuh dan batin demi kebaikan semua. Relaksasi total adalah sebuah praktik istirahat.

Lakukanlah pernapasan sadar sepenuh dalam posisi duduk atau berbaring, inilah praktik istirahat. Mari kita pelajari seni beristirahat dan biarkan tubuh

Page 24: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

24

Go as a River

dan batin kita memulihkan dirinya sendiri. Dengan tidak memikirkan dan tidak melakukan apa pun adalah seni beristirahat dan penyembuhan.

Mendengarkan Secara Seksama dan SimpatikMendengarkan dengan seksama adalah suatu praktik meditasi yang dapat membuahkan banyak keajaiban penyembuhan. Bayangkanlah seorang dengan berbagai kesulitan dan penderitaan di hatinya yang tak punya seorang pun untuk mendengarkannya. Kita bisa menjadi bodhisattwa, orang yang dipenuhi oleh kasih melimpah bagi seluruh makhluk, yang duduk dan mendengarkan secara seksama supaya dapat meringankan penderitaan orang itu. Kita mesti menggunakan keadaan sadar penuh kita untuk mengingatkan diri kita bahwa ketika menawarkan diri untuk mendengarkan seseorang secara seksama, kita melakukannya dengan tujuan sepenuhnya untuk membantu mereka mengosongkan hati dan mengeluarkan apa pun yang membuat mereka menderita. Bila kita bisa tetap fokus pada tujuan itu, kita dapat melanjutkan mendengarkan secara seksama, meski pembicaraan orang itu mungkin memuat banyak persepsi keliru, kegetiran, sarkasme, penghakiman, serta tuduhan.

Page 25: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

25

Mendengarkan dengan seksama dengan sepenuh hati, dengan segenap cinta kasih dan sikap welas-asih, kita tidak akan terganggu oleh apa pun yang disampaikan orang itu. Kita katakan pada diri sendiri: Kasihan dia, dia begitu banyak persepsi keliru; dia sedang terbakar oleh rasa marah dan sakit hati.” Kita terus mendengarkan; dan kemudian, bila ada peluang tepat, kita dapat memberinya informasi yang lebih akurat untuk membantunya melihat kenyataan dengan lebih jelas. Kemarahan dan penderitaan lahir dari persepsi-persepsi keliru; bila kita mendapatkan gambaran realitas yang lebih akurat, awan hitam marah dan penderitaan pun sirna. Dengan mengetahui hal itu, kita dapat duduk dengan tenang dan terus mendengarkan dengan penuh perhatian.

Kita biarkan orang itu menyampaikan apa pun yang ada didalam pikirannya; kita mendorongnya untuk menumpahkan seluruh uneg-unegnya, dan kita tidak menginterupsinya atau mencoba mengoreksinya pada saat itu. Sejam mendengarkan secara seksama begini dapat mengurangi penderitaan orang itu dan membuatnya merasa jauh lebih ringan. Kesabaran adalah salah satu pertanda cinta sejati. Kita harus menunggu dan menemukan waktu yang tepat setelahnya untuk memulai informasi yang akan membantu orang itu mengoreksi persepsi-persepsinya yang keliru. Jangan memberikan informasi itu sekaligus, karena dia mungkin tak mampu mencerna semuanya sekaligus, dan bisa-bisa dia tidak percaya atas informasi kita sama sekali. Kita harus memberikan informasi itu dalam dosis secukupnya, sedikit saja yang dapat diterimanya dan akhirnya ia pun dapat melepaskan cengkeramannya pada persepsi-persepsi yang keliru itu. Mendengarkan dengan tanpa penghakiman juga dapat memberi kita kesempatan untuk menemukan dan mengoreksi persepsi-persepsi keliru kita sendiri dan bila itu dilakukan, kita dapat meminta maaf kepada orang itu secara langsung.

Dalam ajaran Buddha, bodhisattwa Awalokiteshwara (juga dikenal sebagai Dewi Quan Yin di China, Kannon di Jepang, atau Quan The Am di Vietnam)

Page 26: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

26

Go as a River

adalah spesialis dalam mendengarkan dengan cinta kasih dan welas-asih. Inilah bacaan untuk latihan ini, dari Kitab Kidung Harian yang kami gunakan di Plum Village:

Kami menyeru namamu, Awalokiteshwara.Kami berharap dapat belajar caramu mendengarkan untuk membantu meringankan penderitaan di dunia. Engkau tahu cara mendengarkan supaya mengerti. Kami akan duduk dan mendengarkan tanpa prasangka.Kami akan duduk dan mendengarkan tanpa menghakimi atau bereaksi. Kami duduk dan mendengarkan sepenuh perhatian supaya dapat mendengarkan apa yang disampikan dan apa yang tak terkatakan. Kami tahu bahwa hanya dengan mendengarkan secara seksama, engkau sudah dapat meringankan begitu banyak duka dan penderitaan orang lain.

Bahasa-KasihBahasa Kasih juga merupakan suatu praktik meditasi. Kita punya hak dan tanggung jawab untuk menyampaikan kenyataan seutuhnya, seluruh pikiran dan perasaan kita, termasuk kesulitan dan penderitaan kita. Namun, kita tidak menggunakan kata-kata yang menghakimi, yang menyalahkan, yang judes, atau yang menyinggung perasaan; kita gunakan bahasa kasih. Kita hanya membicarakan kesulitan dan penderitaan kita sendiri supaya orang lain dapat memahami dan membantu kita. Kita akui bahwa kita mungkin memiliki persepsi keliru, dan kita minta orang itu untuk membantu kita melihat persepsi-persepsi keliru itu dan memberi kita informasi yang lebih akurat yang tidak kita miliki.

Latihan menggunakan bahasa kasih ini, dipadukan dengan praktik mendengarkan dengan kasih, memiliki kapasitas untuk mengukuhkan komunikasi dan membina hubungan yang mendalam dan sehat. Menulis sepucuk surat dengan kata-kata yang berkesadaran-penuh dan bahasa kasih dapat menghadirkan transformasi besar dan pemulihan, bukan hanya pada diri penerima melainkan juga pada pengirimnya.

Page 27: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

27

Mengatasi KemarahanSewaktu energi marah dan kekesalan muncul, sebagai praktisi meditasi kita harus segera kembali ke bernapas secara sadar dan melakukan meditasi berjalan, untuk menghasilkan energi keadaan sadar penuh supaya kita dapat mengenali dan mengatasi kemarahan itu.

Napas masuk, aku tahu ada marah yang sedang berada di dalam dirikuNapas keluar, kuatasi energi marah dalam diriku ini dengan baik

Lanjutkan praktik dengan cara itu untuk memproduksi energi keadaan sadar penuh, untuk mengenali dan memeluk energi marah itu.

Kita sebaiknya jangan membiarkan energi marah itu membesar sendiri; kita harus mengerahkan energi sadar penuh untuk datang dan menanganinya. Keadaan sadar penuh itu mirip seorang ibu yang datang memeluk deritanya sendiri yakni bayinya yang sedang menangis. Bila sang ibu sudah mengangkat si bayi yang nangis itu dan dengan lembut mengendongnya, si bayi sudah mulai merasa nyaman. Bila marah dipeluk oleh keadaan sadar penuh, dia mulai tenang kembali.

Setiap kali marah muncul, silakan praktikkan cara itu, dan jangan mengatakan atau melakukan apa pun atas situasi yang Anda hadapi. Bayangkanlah Anda sedang berada jauh dari rumah, tengah membereskan suatu urusan di luar, dan Anda baru saja kembali dan menemukan rumah Anda terbakar. Hal pertama yang perlu Anda lakukan bukanlah berlari ke lingkungan sekitar Anda untuk mencari biang keladinya, memarahinya, dan menyeretnya ke pengadilan. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengatasi kebakaran itu sendiri, supaya tidak menghanguskan semuanya. Bila marah sedang mendera Anda, jangan menunduk pada dorongannya untuk mengeluarkan marah dan bertindak. Kembalilah pada pernapasan Anda dan atasi lebih dulu emosi Anda sendiri.

Page 28: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

28

Go as a River

Begitu marah mulai mereda, kita bisa mulai melihat akar masalahnya. Mungkin persepsi keliru yang telah memicunya. Mungkin kita merasa yakin bahwa ada orang yang dengan sengaja telah mengatakan sesuatu yang menyakiti hati kita, padahal sebenarnya dia tidak bermaksud demikian. Setelah merenungkannya, kita mungkin dapat mengenali persepsi kita yang keliru, yang akan meredakan marah kita. Bila setelah dua puluh empat jam setelah mempraktikkan itu, kita masih belum menemukan jalan keluar maka kita perlu menyampaikan kepada orang itu apa yang terjadi. Bila kita tidak mampu melakukannya dengan tenang secara langsung, kita dapat menulis pesan. Ada tiga hal yang perlu kita sampaikan:

1. Aku marah kepadamu, dan aku ingin tahu kamu tahu2. Aku berusaha sebisaku untuk bersabar3. Bantulah aku.

Begitu selesai menuliskan ketiga kalimat itu saja, meski pesan itu belum dikirim, kemarahan kita sudah sedikit mereda.

Bila kita merasa kesal, kita bertanggung jawab untuk memberitahu orang yang membuat kita kesal itu. Orang itu bisa jadi adalah ayah, ibu, kakak atau abang, anak-anak, teman, kolega, atau rekan kerja kita.

Bila orang itu tahu bahwa kita merasa kesal, dia akan menengok ke belakang dan berpikir, “Apa yang telah kulakukan? Apa yang telah kukatakan yang membuatnya kesal?” Maka ketiga kalimat kita tadi juga bisa berfungsi sebagai undangan bagi orang itu untuk berkesempatan belajar pula. Orang itu akan menghargai dan menghormati Anda karena tidak bertindak gegabah karena marah, seperti yang biasa dilakukan oleh orang lain, dan juga menghargai Anda karena tahu apa yang harus dilakukan ketika sedang marah, dan Anda berkesempatan untuk kembali ke pernapasan sadar penuh dan merenungkan situasinya.

Page 29: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

29

Kalimat ketiga adalah kalimat yang paling sulit untuk dikatakan atau dituliskan, karena bila kita sedang marah pada seseorang, kita punya kecenderungan untuk menghukum orang itu dengan mengatakan bahwa kita tidak membutuhkannya sama sekali. Alih-alih melakukan itu, kita harus menemukan keberanian untuk meminta bantuan kepadanya. Kita tahu kenyataan yang sebenarnya—kita memang membutuhkannya—dan kita tidak boleh membiarkan kesombongan menghalangi kita melewati situasi-situasi yang sulit. Maka setiap kali Anda berhasil mengatakan atau menuliskan kalimat ketiga itu, Anda mulai dapat merasakan kekesalan Anda sudah mulai berkurang.

Silakan tulis tiga kalimat itu dalam selembar kertas seukuran kartu kredit dan simpan dalam dompet Anda. Bila Anda sedang marah, dan terutama bila Anda marah pada seorang yang paling Anda cintai, keluarkanlah kertas itu dan bacalah. Kemudian bila Anda masih saja berada dalam cengkeraman marah, Anda akan tahu apa yang ingin Anda lakukan—dan tidak ingin lakukan.

Ribuan orang kini mempraktikan ini dan, dengan menggunakan praktik ini, mereka sudah berhasil mengatasi berbagai kesulitan. Semoga Anda pun berhasil!

Membangun KomunitasMembangun sebuah komunitas (sanggha) seperti menanam bunga matahari. Kita mencari kondisi-kondisi yang bisa menyokong pertumbuhan bunga dan kondisi apa saja yang bisa menghambat pertumbuhannya. Kita membutuhkan bibit-bibit yang sehat, tukang kebun yang terampil, dan banyak sinar matahari serta lahan. Saat kita mulai bekerja dalam pembangunan komunitas, hal yang paling penting untuk diingat adalah bahwa kita sedang melakukannya bersama-sama.

Page 30: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

30

Go as a River

Semakin kita bersatu dalam komunitas, kita juga mulai merasakan bahwa keegoisan semakin mengecil. Kita bisa relaks mulai menaruh kepercayaan pada kebijaksanaan dan wawasan kolektif komunitas. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa mata dan tangan-tangan serta hati komunitas lebih besar daripada individu.

Kita punya kesempatan untuk membantu membangun komunitas setiap saat, dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan komunitas dan menyumbangkan tenaga serta wawasan-wawasan kita. Untuk menopang latihan kita sendiri bilamana kita meninggalkan pusat pelatihan, kita perlu mengetahui bagaimana membangun sebuah komunitas. Mari kita aktif dalam menjalin hubungan persaudaraan dengan mereka yang ada di sekitar kita. Bilamana kita menyadari sifat sejati kita yakni saling kebergantungan (interbeing), secara alami kita menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain dengan berbagi latihan kita dan meminta dukungan serta bimbingan dari sesamanya.

Thay mengajarkan kita agar penuh semangat dalam latihan hidup berkesadaran. Masa lalu telah berakhir dan masa depan tidak pasti, hanya masa sekarang ini yang merupakan keajaiban hidup. Hidup dalam suasana ini, kita sudah menjadi anggota yang berharga dari komunitas. Kita akan terampil bekerja dalam proses yang terus-menerus dalam membangun sebuah tempat berlindung bagi banyak orang.

Thay mendorong kita semua untuk menjadi pendiri komunitas, mengikuti jejak Buddha, beliau seorang pendiri komunitas yang hebat. Bila kita dapat hidup dan berlatih dalam kerukunan di dalam komunitas kecil, maka kita bisa berbagi kerukunan ini dengan komunitas yang lebih besar, keluarga dan teman-teman kita, kerabat kerja dan para sesama praktisi. Bilamana ada sukacita dalam praktik pembangunan komunitas latihan, maka kita tahu cara yang kita lakukan sudah tepat.

Page 31: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

31

Lima Latihan Sadar Penuh

Latihan Pertama: Menjunjung Tinggi KehidupanSadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penghancuran kehidupan, aku bersedia memupuk pengertian mendalam atas keadaan saling bergantungan dan belas kasih serta mencari cara untuk melindungi kehidupan manusia, binatang, tumbuhan, dan bumi ini. Aku bertekad untuk tidak membunuh, tidak membiarkan pihak lain membunuh, dan tidak mendukung segala jenis tindakan pembunuhan di dunia ini, baik melalui pikiran maupun cara hidupku. Aku mengerti bahwa tindakan merusak timbul dari kemarahan, ketakutan, keserakahan, dan intoleransi yang berakar dari pemikiran diskriminatif dan dualistik, aku akan menumbuhkan sifat keterbukaan, non diskriminasi dan non kemelekatan terhadap pandangan demi mentransformasikan kekerasan, fanatisme, dan dogmatisme dalam diriku dan di dunia ini.

Latihan Kedua: Kebahagiaan SesungguhnyaSadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, aku bersedia berlatih hidup dalam kedermawanan dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Aku bertekad untuk tidak mencuri dan tidak memiliki sesuatu yang seharusnya milik pihak lain, aku akan berbagi waktu, energi, dan sumber materi bersama mereka yang membutuhkannya. Aku akan berlatih menatap secara mendalam untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan penderitaan orang lain juga merupakan kebahagiaan dan penderitaan diriku, kebahagiaan sesungguhnya tak akan bisa hadir tanpa pengertian dan belas kasih; aku mengerti bahwa mengejar kekayaan, ketenaran, kekuasaan, dan kenikmatan sensual bisa membawa semakin banyak penderitaan dan keputusasaan. Aku sadar sepenuhnya bahwa kebahagiaan berhubungan erat dengan sikap mental dan kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi eksternal, Aku bisa hidup dengan bahagia pada momen kini hanya dengan mengingat bahwa aku

Page 32: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

32

Go as a River

sudah memiliki kondisi secukupnya untuk berbahagia. Aku bertekad untuk berlatih hidup sesuai dengan mata pencaharian benar sehingga aku bisa ikut membantu mengurangi penderitaan makhluk lain di dunia ini dan memutar balik arus pemanasan global.

Latihan Ketiga: Cinta SesungguhnyaSadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penyimpangan prilaku seksual, aku bersedia untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan mencari cara untuk melindungi keamanan dan integritas individual, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Tahu bahwa nafsu seksual bukanlah cinta, dan aktivitas seksual yang didorong oleh nafsu keinginan selalu melukai diriku kemudian juga melukai pihak lain, Aku bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa dilandasi cinta sesungguhnya, cinta mendalam, komitmen jangka panjang yang diberitahukan kepada keluarga dan para sahabat. Aku akan bertindak sesuai kemampuanku dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan mencegah perceraian pasangan dan keluarga yang diakibatkan oleh perilaku seksual tidak pantas. Mengerti bahwa badan jasmani dan pikiran merupakan satu kesatuan, aku bersedia mencari cara pantas untuk menjaga energi seksual dan menumbuhkan cinta kasih, belas kasih, suka cita, dan sikap inklusif, yang merupakan empat elemen dasar cinta sesungguhnya demi kebahagiaan lebih besar bagi diriku dan pihak lain. Kita tahu bahwa berlatih cinta sesungguhnya, kita akan terus dilanjutkan dengan indah di masa depan.

Latihan Keempat: Ucapan Cinta Kasih dan Mendengar MendalamSadar akan penderitaan yang disebabkan oleh bicara tanpa berkesadaran dan ketidakmampuan untuk mendengarkan pihak lain, Aku bersedia untuk menumbuhkan ucapan cinta kasih dan mendengar mendalam demi mengurangi penderitaan dan upaya menciptakan rekonsiliasi dan

Page 33: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

33

perdamaian dalam diriku dan sesama orang lain, ethnik, sahabat religius, dan antar negara. Mengetahui bahwa kata-kata dapat menghadirkan kebahagiaan maupun menciptakan penderitaan, Aku bersedia berbicara sesuai keadaan yang sesungguhnya dengan menggunakan kata-kata yang dapat memunculkan keyakinan, suka cita, dan harapan. Ketika kemarahan membara dalam diriku, untuk sementara aku bertekad untuk tidak berbicara. Aku akan berlatih napas dan jalan penuh kesadaran untuk mengenali kehadiran kemarahan dan kemudian menatap mendalam untuk mengetahui akar permasalahan, terutama akar persepsi keliru dan pengertian kurang lengkap atas penderitaan dalam diriku maupun pihak lain. Aku akan berbicara dan mendengar dengan sedemikian rupa sehingga membantu meringankan penderitaan pihak lain dan mencari cara untuk keluar dari situasi sulit itu. Aku bertekad untuk tidak menyebarkan berita-berita yang belum aku ketahui dengan pasti dan juga tidak melontarkan kata-kata yang dapat menyebabkan perpecahan dan perselisihan. Aku akan berlatih semangat ketekunan benar untuk menunjang kapasitas dalam hal pengertian, cinta kasih, suka cita, dan inklusif, secara perlahan-lahan mentransformasikan kemarahan, kekerasan, dan ketakutan yang terselubung jauh dalam kesadaranku.

Latihan Kelima: Nutrisi dan PenyembuhanSadar akan penderitaan yang disebabkan oleh konsumsi tidak disertai dengan kesadaran, Aku bersedia menjaga kesehatan dengan baik secara fisik maupun mental bagi diriku sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan cara berlatih makan, minum, dan mengonsumsi dengan penuh kesadaran. Aku akan berlatih menatap mendalam bahan konsumsiku yang terdiri dari empat jenis makanan yaitu makanan lewat mulut, kesan impresi, niat, dan kesadaran. Aku bertekad untuk tidak menggunakan alkohol, obat-obat terlarang, terlibat dalam perjudian atau produk-produk yang mengandung toksin seperti situs internet, permainan elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan. Aku akan berlatih kembali pada momen kekinian untuk menyentuh kesegaran, penyembuhan, dan

Page 34: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

34

Go as a River

elemen nutrisi dalam diriku dan sekitarku, tidak membiarkan penyesalan dan kemurungan menyeretku kembali ke masa lalu, juga tidak membiarkan kecemasan, ketakutan, dan kemelekatan menarik aku keluar dari momen kekinian. Aku bertekad untuk tidak menutupi kesepian, kecemasan, atau penderitaan jenis lainnya dengan cara tenggelam dalam mengkonsumsi. Aku akan merenungkan sifat saling bergantungan dan mengkonsumsi dengan sedemikian rupa sehingga bisa memelihara kedamaian, suka cita, dan kesehatan badan jasmani dan kejernihan kesadaran sendiri maupun kolektif dalam cakupan keluarga, masyarakat, dan dunia ini.

Page 35: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

35

Menyentuh Bumi

Mengikuti Jejak BuddhaOh Buddha, engkau merupakan guruku, engkau telah mengantarkanku ke dunia spiritual. Aku adalah muridmu, aku adalah adikmu, dan aku juga merupakan anakmu. Aku bertekad melanjutkan cita-citamu melayani semua makhluk. Engkau mengajarkan aku untuk berlatih rendah hati, sabar, dan penuh pengertian, dan tidak keras kepala, engkau sendiri berlatih rendah hati agar bisa menjadi panutan bagi kami siswa-siswamu.

Berkat pengertian mendalam, engkau tidak terjebak dalam kobaran api kemarahan, angin topan kekecewaan, dan ombak kekesalan, engkau juga tidak jatuh ke dalam jurang perpsepsi keliru. Caramu berpikir, berucap, dan bertindak penuh kesabaran dan pengertian, memancarkan kasih sayang dan welas asih kepada semua orang di sekitarmu.

Oh, Buddha, dari lubuk hatiku paling dalam, ternyata aku juga punya kehendak menjadi seperti dirimu, mengikuti jejak langkahmu, aku bertekad sepenuh hati untuk berlatih rendah hati, sabar, penuh pengertian dan tidak keras kepala, aku sadar apabila aku menjadi sombong, tergesa-gesa, sikap tidak peduli dan keras kepala, maka aku menciptakan penderitaan besar bagi diriku sendiri dan juga penderitaan bagi orang-orang disekitarku, diriku sendiri dan orang lain menjadi korban akibat sikap ketidakpedulian dan keras kepalaku.Aku sadar bahwa sudah terlalu banyak persepsi keliru menumpuk dalam hatiku, sehingga aku tidak bisa menerima nasihat orang lain, bahkan aku selalu mengabaikan nasihat dari engkau, Oh Buddha.

Mulai hari ini aku bertekad sepenuh hati berlatih menumbuhkan pengertian dan kasih sayang, menghadirkan elemen-elemen kebahagiaan bagi diriku dan orang lain di sekelilingku pada masa ini maupun masa akan datang.

Page 36: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

36

Go as a River

Menyentuh BumiTubuh, ucapan dan pikiran bersatu padu, aku menyentuh bumi tiga kali untuk meresapi dan meneguhkan tekad ini.

Page 37: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

37

Terjebak Pada Bentuk LuarBuddha, saya merasa malu karena saya masih sering latihan hanya terjebak pada bentuk luarnya saja, tanpa mengerti intisari latihan sesungguhnya. Ketika mempersembahkan dupa, menyentuh bumi, latihan meditasi duduk dan meditasi jalan, atau membaca sutra, saya telah membiarkan pikiran saya terhanyut ke masa lalu dan masa depan, dan saya telah mengurung diri saya dalam pemikiran tidak bermanfaat. Banyak kesempatan baik telah lewat begitu saja, saya tidak latihan dengan rajin. Ketika mengayunkan langkah yang penuh kesadaran, atau bernapas dengan penuh kesadaran, saya mempunyai kesempatan untuk menghadirkan energi kesadaran dan konsentrasi. Ketika ada kesadaran dan konsentrasi, energi kewaspadaan dan pengertian juga hadir begitu saja.

Saya sungguh beruntung karena punya kesempatan untuk berlatih hidup sadar. Namun saya seringkali merasa seperti orang tidak tahu apa pun, saya berjalan, berdiri, berbicara, dan tersenyum seperti orang linglung. Oh Buddha, saya bertekad untuk berlatih lebih baik lagi dalam kehidupan sehari-hari, saya bertekad menjaga kesadaran dan menghadirkan konsentrasi. Meningkatkan kesadaran dan konsentrasi tidak hanya membantu saya menyembuhkan luka namun juga mentransformasikan badan jasmani dan pikiran, dengan demikian akan mendukung seluruh komunitas latihan hidup sadar dan meningkatkan kualitas latihan keseluruhan komunitas.

Menyentuh BumiOh Buddha, dengan tubuh, ucapan dan pikiran bersatu padu, saya menyentuh bumi untuk menghormat kepadamu, Engkau dengan keyakinan sepenuhnya telah melintasi pantai sengsara, kini engkau menjadi pelita bagi saya dan banyak orang, Saya menyentuh bumi untuk mengingat tekad besar ini(lonceng).

Page 38: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

38

Go as a River

Melindungi BumiOh Buddha, engkau adalah anak dari bumi ini dan engkau memilih terlahir di bumi ini sebagai tempat mengajar Dharma. Buddha yang mulia, melalui semua proses berlatih dan mengajar, engkau telah memberi semangat kepada para bodhisattwa untuk melindungi bumi ini, bumi yang indah ini. Aku ingat dalam Sadharmapundarika Sutra, engkau mengundang semua bodhisattwa, ribuan dan jutaan bodhisattwa bermunculan dari bumi. Para bodhisattwa bertekad untuk tetap tinggal di bumi ini untuk melindungi dan sekaligus menjadi pelindung Dharma agar cinta kasih dan pengertian bisa terus disebarkan.Oh Buddha, aku juga merupakan anak dari bumi ini, aku juga ingin melindungi bumi yang indah menawan ini. Aku juga ingin mengikuti jejak para bodhisattwa untuk melindungi bumi. Aku bertekad untuk tetap belajar dan berlatih bersama-sama para sahabat Dharma demi membantu membebaskan derita semua makhluk.

Saat ini, saya memohon gunung dan sungai menjadi saksiku, Aku membungkukkan badan dan kepala memohon Buddha untuk menerima serta mendukung tekadku ini. Aku lahir di bumi ini dan nanti akan kembali lagi ke bumi ini, aku akan terlahir kembali berulang-ulang di bumi ini, bahkan berjuta-juta kali tak terhitung sebagai bagian dari komunitas berlatih bersama para sahabat Dharma, terus-menerus melanjutkan tugas mulia dalam merubah sampah kompos menjadi pupuk untuk bunga, melindungi kehidupan, membangun tanah suci di bumi ini. Aku tahu persis bahwa pengertian dan cinta kasih merupakan kondisi dasar untuk membangun tanah suci, oleh karena itu dari detik ini saya bertekad untuk membangkitkan energi sadar penuh, cinta kasih, dan pengertian dalam kehidupan sehari-hari.

Menyentuh BumiBuddha yang mulia, aku menyentuh bumi tiga kali demi mengukuhkan tekadku untuk melindungi bumi.

Page 39: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

39

Bersatu dengan AlamOh Buddha, melihat lebih dalam pada alam ini, saya melihat ada cahaya, kehangatan dari sinar matahari yang memungkinkan semua segala sesuatu di bumi ini bisa tumbuh dan berkembang. Aku juga melihat bahwa sungai jernih yang mengalir di planet ini yang menjadi urat nadi kehidupan bumi ini.Aku juga merasakan kehadiran atmosfer dan semua elemen di angkasa seperti oksigen, karbon dioksida, hidrogen, nitrogen. Tanpa atmosfer maka, air, dedaunan hijau, bambu ungu, bunga kuning, semua ini menghiasi alam ini menjadi indah.

Disetiap sudut alam ini aku melihat empat elemen yaitu tanah, air, api, dan udara, begitu erat elemen-elemen itu berkaitan dengan diriku. Aku hendaknya menyentuh bumi agar bisa tetap memiliki hubungan dekat dengan bumi yang sering dianggap sebagai ibunda alam, sesungguhnya aku dan ibunda alam merupakan satu kesatuan. Aku adalah cahaya matahari, aku adalah sungai, aku adalah danau, aku adalah samudra, aku adalah awan di langit.Empat elemen terkandung dalam badan jasmaniku dan elemen itu juga terkandung di diseluruh alam semesta.

Aku bertekad untuk kembali lagi ke dunia ini, kembali ke Ibunda alam, menjadikan dunia ini tempat berlindung, merasakan dunia yang kokoh dan tegar ini dan juga kekokohan dan ketegaran yang ada dalam diriku.

Menyentuh BumiAku menyentuh bumi dihadapan bodhisattwa Dharanimdhara, bodhisattwa alam semesta. Aku menyentuh bumi dihadapan bodhisattwa Ksitigarbha, bodhisattwa harta karun bumi.

Page 40: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

40

Go as a River

Sutra

Sutra Hati: Kearifan yang Menyeberangkan kita ke

Pantai Seberang

Kala Bodhisattwa Awalokiteshwaramerenungkan mendalam tentangKearifan yang menyeberangkan kita ke Pantai Seberang,menyadari pancaskandha itu kosong adanyaberkat penyadaran ini Ia mengatasi duka

Dengarlah Sariputrawujud adalah kekosongan,dan kekosongan adalah wujudwujud tiada beda dengan kekosongandan kekosongan tiada beda dengan wujuddemikian juga perasaan,persepsi, bentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran(Genta)

Dengarlah Sariputra,Semua fenomena bercirikan kekosonganhakikat sejatinya adalahtidak lahir juga tidak matitidak ada juga tidak tak adatidak kotor juga tidak murniTidak bertambah juga tidak berkurang

Oleh karena itu dalam kekosongan,badan jasmani, perasaan, persepsibentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran;semua itu tidak bisa muncul sendirian

Page 41: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

41

Delapan belas ranah fenomenayang terdiri dari enam organ indraenam objek indra, dan enam kesadaranjuga tidak bisa muncul sendirian

Dua belas mata rantai saling bergantunganserta kemusnahannyajuga tidak bisa muncul sendirian

duka, sebab duka,akhir duka, dan jalan menuju lenyapnya duka,kearifan dan pencapaianjuga tidak bisa muncul sendirian(Genta)

Siapapun yang mampu melihat semua inidia sudah tidak perlu lagi mencapai apa pun

Para bodhisattwa yang mempraktikkankearifan yang menyeberangkan kita ke pantai seberangrintangan pikiran sudah tiada lagikarena sudah tiada lagi rintangan pikiranmereka mengatasi ketakutanmengikis semua persepsi kelirumerealisasi nirwana tertinggi

Semua Buddha di masa lalu, sekarang, dan masa depanberkat latihan kearifan yang menyeberangkan kita ke pantai seberang,mereka mencapai pencerahan otentik dan sempurna(Genta)

Page 42: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

42

Go as a River

Oleh karena itu, Sariputraketahuilah bahwakearifan yang menyeberangkan kita ke pantai seberangmerupakan mantra teragung,mantra sakti mandraguna,mantra tertinggimantra yang tiada taranyakebijaksanaan sejati yang memiliki kekuatanmelenyapkan semua jenis dukaOleh karena itu marilah kita mendaraskanmantra kearifan yang menyeberangkan kita ke pantai seberang

Gate gate paragate paramsagate bodhi swaha (3x)(GENTA 2x)

Page 43: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

43

Sutra Lima Cara Memadamkan Api Kemarahan

Suatu ketika saya mendengar kata-kata ini dari Buddha ketika Beliau sedang menetap di Wihara Anathapindika di Hutan Jeta daerah Shrawasti.

Suatu hari Bhante Sariputra berkata kepada para biksu, “Sahabatku, hari ini saya ingin berbagi dengan Anda semua tentang Lima Cara Memadamkan Api Kemarahan. Mohon dengarkan dengan penuh perhatian dan praktikkan apa yang akan saya sampaikan.”Para biksu menjawab iya dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

Bhante Sariputra kemudian berkata, “Apakah Lima Cara Memadamkan Api Kemarahan itu?”“Cara pertama. Sahabatku, jika ada seseorang yang tindakannya tak baik namun ucapannya baik, jika kamu marah kepadanya, namun apabila engkau cukup bijaksana engkau akan tahu bagaimana cara memeditasikannya agar dapat mengakhiri kemarahanmu.”

“Sahabatku, seandainya ada seorang bhiksu yang mempraktikkan pertapaan yang hanya memakai jubah sederhana yang ditambal sulam. Suatu hari ia bepergian keluar dan melihat ada sebuah wadah penuh sampah berisi tinja, urin, lendir, dan banyak kotoran lain, dan dia melihat di dalamnya ada sehelai kain yang masih utuh. Dengan menggunakan tangan kirinya, dia mengambil sehelai kain tersebut, dan kemudian dengan menggunakan tangan kanan ia memegang dan merentangkannya. Ia mengamati bahwa potongan kain itu tidak robek dan tidak ternoda oleh tinja, urin, lendir, atau kotoran-kotoran lainnya. Jadi ia melipat dan menyimpannya untuk dibawa pulang, dicuci, dan memjahitnya menjadi bagian dari jubah luarnya. Sahabat-sahabatku, jika kita bisa bersikap

Page 44: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

44

Go as a River

bijaksana, ketika seseorang yang tindakannya tak baik tetapi ucapannya baik, kita seharusnya tidak menaruh perhatian pada tindakannya tetapi hanya memperhatikan ucapannya. Hal ini akan membantu memadamkan api kemarahan kita.

“Sahabatku, inilah cara kedua. Jika engkau terpancing marah oleh seseorang yang ucapannya tak baik tetapi tindakannya baik, namun apabila engkau cukup bijaksana engkau akan mengetahui bagaimana memeditasikannya agar dapat mengakhiri kemarahanmu.

“Sahabatku, andaikan saja tidak jauh dari desa ini ada sebuah danau yang dalam dan permukaannya tertutup alga dan rumput. Ada seseorang yang kehausan, menderita kepanasan, datang mendekati danau tersebut. Dia menanggalkan pakaiannya, melompat ke dalam kolam itu dan menggunakan tangannya untuk menyingkirkan alga dan rumput, menikmati mandi sembari meminum air segar. Demikian juga, sahabatku, sama halnya dengan seseorang yang berucap tak baik tetapi bertindak baik. Jangan menaruh perhatian pada ucapannya. Tetapi menaruh perhatian pada tindakannya yang baik akan bisa memadamkan api kemarahanmu. Orang bijak seharusnya mempraktikkan cara ini.

“Ini adalah cara ketiga, Sahabatku. Jika ada seseorang yang tindakan dan ucapannya tidak baik tetapi dia masih memiliki sedikit kebaikan di hatinya seandainya engkau merasa marah terhadapnya, namun apabila engkau cukup bijaksana, engkau akan tahu bagaimana memeditasikannya untuk mengakhiri kemarahanmu.

“Sahabatku, seandainya ada seseorang tiba di persimpangan. Dia lemah, kehausan, miskin, kepanasan, tertekan, dan dipenuhi penderitaan. Ketika dia tiba di persimpangan, dia melihat jejak kaki seekor banteng dengan sedikit genangan air hujan. Dia berpikir, “Ada secuil air di dalam jejak kaki banteng. Jika saya menggunakan tanganku atau daun untuk menciduk air

Page 45: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

45

tersebut, saya bisa saja dengan tidak sengaja mengaduk air tersebut, maka air itu akan keruh dan tidak dapat diminum lagi. Oleh sebab itu, saya harus berlutut dan merebahkan tangan di atas tanah, menyentuhkan bibir ke air itu dan langsung meminumnya. Seketika itu dia melakukannya. Sahabatku, ketika engkau melihat seseorang yang tindakan dan ucapannya tidak baik, tetapi masih ada sedikit kebaikan hati, jangan menaruh perhatian pada tindakan dan ucapannya, tetapi perhatikanlah kebaikan yang sedikit itu sehingga engkau akan bisa memadamkan api kemarahanmu. Orang bijak seharusnya mempraktikkan cara ini.

“Ini adalah cara keempat, Sahabatku. Jika ada seseorang yang tindakan dan ucapannya tidak baik, juga di dalam hatinya tidak ada kebaikan walaupun hanya sedikit, engkau marah terhadapnya, namun apabila engkau bijaksana, engkau akan tahu bagaimana memeditasikannya untuk memadamkan api kemarahanmu.

“Sahabat, andaikan ada seseorang jatuh sakit dalam perjalanan. Dia sendirian, kelelahan, dan tidak ada desa di sekitarnya. Dia akan putus asa, mengetahui dia akan segera mati sebelum dapat menuntaskan perjalanannya. Jika saat itu, ada seseorang datang dari jauh dan melihat keadaan laki-laki tersebut, dia dengan segera memapahnya dan membimbingnya menuju desa terdekat, di mana dia dapat merawat, mengobati, dan meyakinkan bahwa dia mendapatkan segala hal yang dibutuhkan, dari pakaian, obat-obatan, dan makanan. Berkat belas kasih dan welas asih, hidup laki-laki tersebut terselamatkan. Jadi Sahabatku, ketika engkau melihat seseorang yang ucapan dan tindakannya tidak baik, dan di dalam hatinya tidak ada kebaikan walaupun hanya sedikit, munculkan pikiran: ‘Seseorang yang ucapan dan tindakannya tidak baik dan di dalam hatinya tidak ada kebaikan walaupun hanya sedikit, sesungguhnya dia adalah orang yang benar-benar menderita. Kecuali ia bertemu sahabat spiritual yang baik, jika tidak, tak ada kesempatan baginya untuk bertransformasi dan merealisasikan kebahagiaan.’ Membangkitkan

Page 46: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

46

Go as a River

pola pikiran demikian, engkau akan mampu membuka pintu hatimu dengan cinta dan belas kasih terhadap orang tersebut. Engkau akan mampu memadamkan api kemarahanmu dan menolongnya. Orang bijak seharusnya mempraktikkan cara ini.

“Sahabatku, inilah cara kelima. Jika ada seseorang yang tindakan, ucapan, dan pikirannya baik engkau marah dengan orang tersebut, namun apabila engkau cukup bijaksana engkau akan tahu bagaimana cara memeditasikannya untuk memadamkan api kemarahanmu.

“Sahabatku, seandainya tidak jauh dari desa ada sebuah danau yang sangat indah. Air di danau tersebut sangat jernih dan manis, tepinya berair, penuh rumput hijau, dan di sekeliling pohon-pohon segar dan indah menaunginya. Seseorang yang kehausan, menderita karena kepanasan, yang tubuhnya ditutupi peluh, datang ke danau tersebut, menanggalkan pakaiannya, meninggalkannya, melompat ke air, dan menemukan kenyamanan dan menikmati minum dan mandi di air jernih. Panas, haus, dan derita secara tiba-tiba lenyap. Sama halnya, sahabatku, ketika engkau melihat seseorang yang tindakan, ucapan, dan pikirannya baik, berikan perhatianmu terhadap semua kebaikan tubuh, ucapan, dan pikiran, dan jangan biarkan kemarahan dan keirihatian menyelimutimu. Jika engkau tidak tahu bagaimana hidup bahagia dengan seseorang yang segar seperti yang dijelaskan di atas, engkau tidak patut disebut orang bijaksana.

“Sahabatku terkasih, saya telah berbagi dengan kalian lima cara memadamkan api kemarahan.”Ketika para bhiksu mendengar kata-kata Bhiksu Sariputra, mereka berbahagia, menerimanya, dan mempraktikkannya.

Madhyama Agama 25Sesuai dengan Aghata Winaya Sutta[Ceramah Tentang Air Sebagai Contoh], Anguttara Nikaya 5.162

Page 47: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

47

Sutra Mengetahui Cara Baik Untuk Hidup Sendirian

Aku mendengar sabda ini dari Buddha, suatu ketika beliau tinggal di Wihara Hutan Jeta di kota Sawatthi. Beliau mengundang semua biksu datang dan memberikan petunjuk. “Para biksu”Dan kemudian para biksu menjawab, “Ya kami sudah hadir di sini”Buddha menyampaikan, “Saya akan menjelaskan makna dari “mengetahui cara baik untuk hidup sendirian.” Saya akan mulai dengan garis-garis besarnya, dan saya akan memberikan penjelasan mendetail kemudian. Biksu mohon dengarkanlah secara seksama”“Buddha, kami sudah siap”Buddha bersabda:“Jangan mengejar masa laluJangan terhanyut oleh masa depanMasa lalu sudah pergiMasa depan belum juga tibaMenatap secara mendalam atas kehidupan sebagaimana adanyaDi saat ini dan di sini,Praktisi bersemayamDalam stabilitas dan kebebasan.Hari ini kita harus rajin.Jangan menunggu sampai besok, karena terlambat sudahKematian datang secara mendadakBagaimana engkau bisa tawar-menawar dengannya?Para orang suci menyebut mereka yangBersemayam dengan penuh kesadaranSiang dan malam adalahMereka yang tahu cara baik untuk hidup sendirian.’

Page 48: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

48

Go as a River

“Para biksu, apa yang dimaksud dengan ‘Mengejar masa lalu’? Ketika seseorang memikirkan bahwa demikianlah bentuk badan jasmani pada masa lalu, demikianlah perasaan pada masa lalu, demikianlah persepsi pada masa lalu, demikianlah bentuk-bentuk mental pada masa lalu, demikianlah kesadaran pada masa lalu, ketika dia memikirkan hal-hal demikian, pikirannya terbebani dan melekat pada hal-hal yang telah terjadi pada masa lalu, maka orang tersebut sedang mengejar masa lalu”

“Para biksu, apa yang dimaksud dengan ‘tidak mengejar masa lalu’? Ketika seseorang memikirkan bahwa demikianlah bentuk badan jasmani pada masa lalu, demikianlah perasaan pada masa lalu, demikianlah persepsi pada masa lalu, demikianlah bentuk-bentuk mental pada masa lalu, demikianlah kesadaran pada masa lalu, ketika dia memikirkan hal-hal demikian, pikirannya tidak diperbudak oleh kemelekatan dan juga tidak melekat pada hal-hal yang telah terjadi pada masa lalu, maka orang tersebut tidak mengejar masa lalu”

“Para biksu, apa yang dimaksud dengan ‘terhanyut oleh masa depan’? Ketika seseorang memikirkan seperti apa bentuk badan jasmani di masa depan, memikirkan seperti apa perasaan di masa depan, memikirkan seperti apa persepsi di masa depan, memikirkan seperti apa bentuk-bentuk mental di masa depan, memikirkan seperti apa kesadaran di masa depan, ketika dia memikirkan hal-hal demikian, pikirannya terbebani dan melamun akan hal-hal di masa depan, maka orang tersebut terhanyut oleh masa depan”

“Para biksu, apa yang dimaksud dengan ‘tidak terhanyut oleh masa depan’? Ketika seseorang memikirkan seperti apa bentuk badan jasmaninya di masa depan, memikirkan seperti apa perasaannya di masa depan, memikirkan seperti apa persepsinya di masa depan, memikirkan seperti apa bentuk-bentuk mentalnya di masa depan, memikirkan seperti apa kesadarannya di masa depan, ketika dia memikirkan hal-hal demikian, pikirannya tidak terbebani dan tidak melamun akan hal-hal di masa depan, maka orang tersebut tidak terhanyut oleh masa depan”

Page 49: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

49

“Para biksu, apa yang dimaksud ‘terlena jauh oleh masa kini’? ketika seseorang tidak studi atau tidak belajar sesuatu tentang Buddha, atau ajaran tentang cinta kasih dan pengertian, atau komunitas yang hidup dalam keharmonisan dan kesadaran, ketika orang tesebut tidak tahu apa pun tentang guru mulia dan ajaran-ajarannya, dan tidak berlatih ajarannya, kemudian dia merasa bahwa ‘badan jasmani ini adalah diriku; diriku adalah jasmani ini, perasaan ini adalah diriku; diriku adalah perasaan ini. Persepsi ini adalah diriku, diriku adalah persepsi ini. Bentuk-bentuk mental ini adalah diriku, diriku adalah bentuk-bentuk mental ini. Kesadaran ini adalah diriku, diriku adalah kesadaran’ maka orang tersebut sedang terlena jauh oleh masa kini.’

“Para biksu, apa yang dimaksud ‘tidak terlena jauh oleh masa kini’? ketika seseorang studi atau belajar sesuatu tentang dia yang telah tercerahkan, atau ajaran tentang cinta kasih dan pengertian, atau komunitas yang hidup dalam keharmonisan dan kesadaran, ketika orang tesebut tidak tahu apa pun tentang guru mulia dan ajaran-ajarannya, dan tidak berlatih ajarannya, kemudian dia tidak merasa bahwa ‘badan jasmani ini adalah diriku; diriku adalah jasmani ini, perasaan ini adalah diriku; diriku adalah perasaan ini. Persepsi ini adalah diriku, diriku adalah persepsi ini. Bentuk-bentuk mental ini adalah diriku, diriku adalah bentuk-bentuk mental ini. Kesadaran ini adalah diriku, diriku adalah kesadaran’ maka orang tersebut tidak terlena jauh oleh masa kini.

“Para biksu, saya telah menyampaikan garis-garis besar dan penjelasan detail tentang bagaimana cara baik hidup sendirian.”

Demikianlah yang diajarkan oleh Buddha, dan para biksu dengan senang hati menerapkan ajaran.

Bhaddekaratta Sutta, Majjhima Nikaya 131

Page 50: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

50

Go as a River

Kebahagiaan

AKU MENDENGAR SABDA INI dari Buddha suatu ketika di saat Yang Agung sedang berdiam di sekitar Sravasthi di Wihara Ananthapindika di Hutan Jeta. Di larut malam, seorang dewa muncul dengan cahaya dan keindahannya menerangi seluruh Hutan Jeta. Setelah memberi hormat kepada Buddha, sang dewa menanyakan sebuah pertanyaan kepada Beliau dalam bentuk syair:

“Banyak dewa dan manusia ingin sekali mengetahui apakah berkah tertinggi yang membawa kehidupan damai dan bahagia.Mohon, Tathagata, sudikah Engkau mengajarkan kami?”

(Inilah jawaban Buddha):“Tidak bergaul dengan orang dungu,Hidup bersama dengan para bijaksana,Menghormati mereka yang patut dihormati—Inilah kebahagiaan termulia.

“Hidup dalam lingkungan yang baik,Menanam benih-benih yang baikDan menyadari bahwa anda berada di jalan yang tepat—Inilah kebahagiaan termulia.

“Mendapat kesempatan untuk belajar dan berkembang,Terampil dalam profesimu atau keahlianmu,berlatih sila dan berucap penuh cinta kasih—Inilah kebahagiaan termulia.

“Berkesempatan untuk melayani dan menyokong orang tuamu,Menghargai keluargamu sendiri,

Page 51: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

51

Memiliki pekerjaan yang membuatmu riang gembira—Inilah kebahagiaan termulia.

“Hidup jujur, murah hati dalam memberi,Memberikan sokongan kepada sanak keluarga dan teman-teman,Menjalankan kehidupan dengan tingkah-laku yang tidak tercela—Inilah kebahagiaan termulia.

“Menghindari tindakan-tindakan yang tidak bajik,Tidak terjerat dalam minuman memabukkan dan obat-obatan berbahaya,Dan rajin dalam melakukan hal-hal yang baik—Inilah kebahagiaan termulia.

“Rendah hati dan berkelakuan sopan,Bersyukur dan puas dengan kehidupan sederhana,Tidak melewatkan kesempatan untuk belajar Dharma—Inilah kebahagiaan termulia.

“Gigih dan terbuka untuk perubahan,Tetap menjalin hubungan baik dengan para biksu dan biksuni,Dan sungguh-sungguh berpartisipasi dalam diskusi Dharma—Inilah kebahagiaan tertinggi.

“Hidup dengan rajin dan penuh perhatian,Memahami Empat Kebenaran Mulia,Dan merealisasi nirvana—Inilah kebahagiaan tertinggi.

“Hidup di duniaDengan hatimu yang tidak terganggu oleh dunia,Dengan semua kesedihan berakhir, berdiam dalam kedamaian—Inilah kebahagiaan tertinggi.

Page 52: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

52

Go as a River

“Bagi orang yang menyempurnakan ini,Tidak terkalahkan di mana pun dia pergi;Dia selalu aman dan bahagia—Kebahagiaan selalu hadir di dalam dirinya.”

Page 53: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

53

Sutra Cinta Kasih

Dia yang ingin mencapai kedamaian hendaknya mempraktikkan jujur, rendah hati, dan punya kemampuan menggunakan bahasa kasih. Dia tahu bagaimana hidup sederhana dan berbahagia, enam indra tenang, tanpa berbicara ketus atau terbawa emosi kemarahan mayoritas. Dia tidak melakukan sesuatu yang tidak terpuji yang nanti akan dicela oleh para bijaksana.(Inilah yang mereka renungkan:)“Semoga semua orang bahagia dan selamat sentausa, semoga hati semua orang dipenuhi sukacita.”“Semoga semua makhluk hidup dalam keamanan dan damai, apakah itu makhluk yang lemah maupun yang kuat, tinggi atau rendah, besar atau kecil, kelihatan maupun tidak kelihatan, dekat maupun jauh, yang sudah dilahirkan maupun yang belum dilahirkan. Semoga mereka semua berada dalam kedamaian batin.”“Hendaknya jangan saling menyakiti. Janganlah membahayakan kehidupan makhluk lain. Jangalah karena marah dan niat buruk kemudian berharap orang lain celaka.”“Demikian seperti seorang ibu mencintai dan melindungi anak semata wayangnya, bahkan rela mengorbankan diri. Kultivasi cinta kasih tiada batas kepada semua makhluk di seluruh cakrawala ini. Cinta kita tidak akana menemukan rintangan. Hati kita akan terbebas sepenuhnya dari kebencian dan dendam. Waktu berdiri atau berjalan, duduk atau berbaring, selama kita terjaga, kita hendaknya tetap dalam keadaan sadar penuh akan cinta kasih dalam hati kita. Inilah cara paling mulia dalam menjalankan hidup.”“Terbebas dari persepsi keliru, keserakahan, dan nafsu seksual, hidup suci dan merealisasi pengertian mendalam, mereka yang mempraktikkan cinta kasih tanpa batas akan melampaui siklus kelahiran dan kematian.”

Etena sacca vajjena sotthi te hotu sabbada[Berkat kebenaran tekad kuat ini, semoga engkau selalu dalam kondisi tenang]

Page 54: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

54

Go as a River

Kumpulan Lagu Praktik Sadar Penuh

1. Breathing in, breathing outBreathing in, breathing outBreathing in, breathing outI am blooming as a flowerI am fresh as the dewI am solid as a mountainI am firm as the earthI am free

Breathing in, breathing outBreathing in, breathing outI am water reflectingwhat is real what is trueand I feel there is spacedeep inside of meI am free, I am free, I am free

2. Napas Masuk Napas KeluarNapas masuk, napas keluarNapas masuk, napas keluarAku mekar bagai bunga Aku segar bagai embun Aku solid bagai gunung Aku solid bagai gunung Aku kokoh bagai bumi Aku bebas

Napas masuk, napas keluarNapas masuk, napas keluarAku air memantulkan

Page 55: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

55

Yang nyata dan benarAku rasa ada ruang di dalam dirikuBebaslah, bebaslah, bebaslah

3. Happiness is here and nowHappiness is here and now,I have dropped my worries,nowhere to go, nothing to do,no longer in a hurry.

Happiness is here and now,I have dropped my worries,somewhere to go, something to do,but not in aI don’t need to hurry.

4. Bahagia itu kiniBahagia itu kiniKulepas cemaskuTiada pergi, tiada kerjaTak lagi tergesa

Bahagia itu kiniKulepas cemaskuJika pergi, jika kerjaAku tak tergesa

5. I have arrivedI have arrived, I am home in the here and in the now (2x)I am solid, I am free, (2x)In the ultimate I dwell (2x)

Page 56: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

56

Go as a River

6. Ku t’lah tibaKu t’lah tiba, ku di rumah di sini, di sekarang (2x)Aku solid, aku bebas (2x)Di tanah suci, ku berdiam (2x)

7. No Coming No GoingNo coming, no going,No after, no beforeI hold you close to me, I release you to be so freeBecause I am in you and you are in me Because I am in you and you are in me

8. Freedom of The HeartI am a cloud, I am the blue skyI am a bird spreading out its wingsI am a flower, I am the sunshineI am the earth receiving a seed And I am free when my heart is openYes I am free when my mind is clear Oh dear brothers, oh dear sistersLet’s walk together, mindfully (joyfully)

9. When I walkWhen I walk on this lovely pathMy heart is at peace

Page 57: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

57

My feet embrace the earthAnd my eyes embrace the sky

10. MelangkahMelangkahku di jalan iniHatiku damaiLangkahku merengkuh bumiDan mataku medekap langit

11. In GratitudeIn gratitude you have wateredSeed of love in meIn gratitudeIn gratitude I will waterSeed of love in someone tooI know you’re there for meAnd I am so happy

In gratitude you have wateredSeeds of love in meIn gratitudeIn gratitude I will waterSeeds of love in someone tooAnd when you suffer someJust call and I will come

12. Here is the Pure landHere is the pure land, the pure land is here.I smile in mindfulness and dwell in the present moment.the Buddha is seen in an autumn leaf,

Page 58: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

58

Go as a River

the Dharma is the floating cloud,the Sangha body is everywhere,my true home is right here.Breathing in, flowers are blooming.Breathing out, I am aware that bamboos are swaying,my mind is free and I enjoy every moment

13. HappinessWhenever I wake up, I feel happy.Aware of my eyes, I feel happy.Aware of my health, I feel happy.Because I have learnt to look deeply.

Whenever I walk, I feel happy.Whenever I sit, I feel happy.Whenever I rest , I feel happy.Because I have learnt to look deeply

14. Standing like a treeStanding like a treewith the roots dug downmy branches wide and openCome down the raincome down the sunCome down the fruits to our heart that is open to be...

15. Pohon BerjejerPohon berjejer akar menjalarCabang lebar dan kuatSiraman hujansinar mentari

Page 59: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

59

Jatuhkan buah ke hati terbuka menjadi...

16. Dear FriendsDear friends, dear friendsLet me tell you how I feelYou have given me such treasureI love you so (2x)

17. Temanku TerkasihTemanku terkasih....Ingin ku ungkap rasaKau beri hal yang terbaik Ku sayang kau (2x)

18. The Island WithinBreathing inI go back to the island within myselfThere are beautiful trees within the islandthere are clear streams of waterthere are birds, sunshine, and fresh airBreathing out I feel safeI enjoy going back to my island

19. Please call me by my true nameMy joy’s like spring so warm,it makes flowers bloom all over the Earth.My pain’s like a river of tears,so vast it fills the four oceans.

Page 60: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

60

Go as a River

*Please call me by my true names,so I can hear all my cries and laughter at once,so I can hear that my joy and pain are one.Please call me by my true names,so that I can wake upand the door of my heart could be left open(the door of compassion)

20. Go as a RiverI wanna go as a riverNot as a drop of waterLet us flow in harmonySelfishness we surrender

I wanna go as a riverNot as a drop of waterWe learn to live mindfullyTruly there for each other

How fresh the stream of spiritualityHow wonderful to be able to seeThat we are all waterThat we are all water

So, I wanna go as a riverNot as a drop of waterFor sure we will reach the seaOf peace, love and clarity

21. Two promisesI vow to develop understanding,in order to live peacefully with people,animals, plants, and minerals (2x)umm ha, umm ha, umm ha.

Page 61: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

61

22. Walking MeditationThe mind can go in a thousand directionBut on this lovely path,I walk in peaceWith each step, the gentle breeze blowsWith each step, a flower blooms

23. I like the rosesI like the rosesI like the daffodilsI like the mountainsI like the rolling hillsI like the twinkling starsWhen the sun goes downDoo bee doo......

24. Kusuka Mawar Kusuka mawar dan bunga terompet Kusuka gunung dan bukit berlembah Kusuka bintang, surya terbenam Dubi dubbi dubi dubi dubbi dubi dub...

25. May the Day be WellMay the day be well, may the night be wellMay the midday hour brings happiness, tooIn every minute and every secondMay the day and night be well

Page 62: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

62

Go as a River

May the dogs be well, may the cats be wellMay the human beings brings happiness, tooIn every minute and every secondMay the day and night be well

May the sun be well, may the moon be wellMay the planet earth brings happiness, tooIn every minute and every secondMay the day and night be well

May the monks be well, may the nuns be wellMay the our teacher, Thay brings happiness, tooIn every minute and every secondMay the day and night be well

26. Come and SitCome and sit by my side.If you’re lonelyClose your eyesDrink some tea togetherBreathing in, breathing outSmiling and calmYou will feel that our life is so true

Come and sit by my sideWhen you’re tiredClose your eyesPut your hands on your heartBreathing in, breathing out

Page 63: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

63

Smiling and calmYou will feel that our life is so true

Come and sit by my sideIf you cryClose your eyesPut your hands on the EarthBreathing in, breathing outSmiling and calmYou will feel that the life is happy

27. We Are All OneWe are all the leaves of one treeWe are all the leaves of one treeThe time has come for all to live as oneWe are all the leaves of one treeWe are all the waves of one seaWe are all the waves of one seaThe time has come for all to live as oneWe are all the waves of one seaWe are all the stars of one skyWe are all the stars of one skyThe time has come for all to live as oneWe are all the stars of one skyWe are all the leaves of one treeWe are all the waves of one seaThe time has come for all to live as oneWe are all the stars of one sky

28. Kami Semua SatuKami daun dari satu pohonKami daun dari satu pohonWaktu tiba untuk hidup bersatu

Page 64: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

64

Go as a River

Kami daun dari satu pohonKami ombak dari satu lautKami ombak dari satu lautWaktu tiba untuk hidup bersatuKami ombak dari satu lautKami bintang dari satu langitKami bintang dari satu langitWaktu tiba untuk hidup bersatuKami bintang dari satu langitKami daun dari satu pohonKami ombak dari satu lautWaktu tiba untuk hidup bersatuKami bintang dari satu langit

29. Wake up*) We’re planting seeds for new communitiesIt’s time to wake upTo be the change in the world we want to seeIt’s time to open upTo redefine society. No, don’t give upWe’re planting seeds for new communitiesPlease wake upWake up ( open your eyes )Wake up ( please realize )Wake up ( you are skillfull and wise )Wake up (2x)

Page 65: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

Go as a River

65

Tur Plum Village 2015 di Indonesia

14-18 Mei Retret “Go as a River” bersama monastik Plum Village Internasional

21 Mei Pemberkahan Bumi di Kaloran (Jawa Tengah)23 Mei Ceramah Umum “Bahasa Kasih” oleh Sister Chan Khong24 Mei Day of Mindfulness for Educators – Badan Koordinasi

Pendidikan Buddhis24 Mei Day of Mindfulness for Professionals – Siddhi

www.plumvillage.org www.ekacarya.orgwww.youtube.com/plumvillageonlinemindfuledu.orgwww.wkup.org www.facebook.com/thichnhathanh www.facebook.com/wakeupindonesia www.facebook.com/HidupSadar

Page 66: Go as a River - Ekacarya - Komunitas Latihan Hidup Sadarsebuah surat untuknya. Martin Luther King, Jr. menominasi Thay sebagai calon penerima Hadiah Perdamaian Nobel. Seorang guru

66

Go as a River

JALUR TUA AWAN PUTIH menyajikan kehidupan dan ajaran Buddha Gotama. Diambil langsung dari 24 sumber berbahasa Pali, Sansekerta, dan Mandarin, serta diceritakan kembali oleh Y.A. Thich Nhat Hanh dengan gaya indahnya yang tak tertirukan. Buku ini menelusuri kembali 80 tahun perjalanan hidup Buddha secara perlahan dan lembut, sebagai mata Svasti, si anak penggembala kerbau dan sebagian lagi melalui mata Buddha sendiri. Jalur Tua Awan Putih akan menjadi sebuah klasik dalam literatur keagamaan.

TERBARU dari Master Thich Nhat Hanh