gubernur jawa barat ingin tahun depan 10 kabupaten/kota...
TRANSCRIPT
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
GUBERNUR JAWA BARAT INGIN TAHUN DEPAN 10 KABUPATEN/KOTA
DI JAWA BARAT RAIH OPINI WAJAR TANPA PENGECUALIAN
id.wikipedia.org
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan ingin jumlah Kabupaten/Kota
peraih opinii Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bertambah. Saat ini peraih opini WTP pada
tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jabar hanya Kota Banjar dan Kota Depok saja.
"Mudah-mudahan targetnya 10. Masa di lembur batur bisa tapi di lembur sorangan
tidak," tutur Ahmad Heryawan kepada wartawan seusai menghadiri pembukaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunanii (Musrenbang).
Pria yang akrab disapa Aher ini terus mendorong bupati dan wali kota untuk terus
membenahi pengelolaan keuangan. Bahkan, pemerintah provinsi (pemprov) sendiri
mempunyai program kerja sama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan cara
memberikan pelatihan pengelolaan keuangan. "Nanti ada bimbingan khusus meskipun
belum bergerak terlalu banyak," kata Aher.
Gubernur Jabar tersebut juga mengatakan jika mendapat pengawalan dan perbaikan
di sisi pengelolaan keuangan, daerah yang mendapat opini WTP dari BPK akan semakin
bertambah. Selain opini WTP, Ahmad Heryawan juga berencana menggandeng Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bersama 27 kabupaten/kota untuk bekerja
sama dalam soal menghitung kerugian keuangan daerahiii
.
Menurut Kepala Perwakilan BPK Provinsi Jawa Barat, Kornel Syarif
Prawiradiningrat, daerah yang mendapatkan opini WTP mencerminkan daerah dan
masyarakatnya sudah berbudaya dengan baik. "Yang mendapatkan WTP itu bisa
menjalankan pemerintahan secara jelas dan bertanggung jawab. Saya ingin melihat warga
Jabar itu indah di mata orang lain," jelas Kornel Syarif Prawiradiningrat. Oleh karena itu,
BPK terus mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk mendapatkan opini WTP.
Lebih lanjut Kornel Syarif Prawiradiningrat mengatakan, BPK terus
memperhatikan masing-masing Pendapatan Asli Daerah (PAD) di setiap kabupaten/kota
yang belum optimal. Seharusnya, lanjut Kornel Syarif Prawiradiningrat, pemerintah daerah
bisa memperoleh banyak dari PAD.
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
"Contohnya, PAD dari pajak hiburan ataupun hotel. Selain itu potensi besar adalah
pariwisata. Potensi itu sangat baik sekali jika dikelola dengan baik dan bisa menambah
PAD. Banyak turis yang belanja di Jabar, di sini turis menghabiskan uangnya. Saya
melihat di Jabar kualitas objek wisatanya sangat baik. Saya ingin di Jabar objek-objek
wisata menjadi potensi pemasukan," harap Kornel Syarif Prawiradiningrat.
Kornel Syarif Prawiradiningrat menambahkan, BPK juga terus mengawasi
penyertaan dana hibah dan bansos. Kornel Syarif Prawiradiningrat masih melihat di dalam
prosedur pengucuran dana tersebut masih ada celah-celah yang rawan untuk
diselewengkan.
"Hibah dan bansos ini rawan. Memang ada masyarakat tertentu harus didorong agar
daya saing yang lebih tinggi. Tapi BPK melihat di dalam prosedur masih ada celah-celah
yang rawan. Makanya BPK akan selalu mengawasi dana hibah dan bansos ini," kata
Kornel Syarif Prawiradiningrat.
Menurut Kornel Syarif Prawiradiningrat juga, apabila Tim BPK datang memeriksa
di suatu entitas, maka seyogianya diinformasikan secara rinci dan jelas mengenai kondisi
yang dialami daerah dan tidak ada sesuatu yang disembunyikan, sehingga Tim BPK-pun
nanti akan secara jelas menentukan rekomendasi yang akan diberikan.
Perihal terjadinya beberapa kegiatan pemeriksaan selain BPK yaitu pemeriksaan
oleh inspektorat, Kornel Syarif Prawiradiningrat menjelaskan bahwa manakala yang
diperiksa oleh inspektorat hasilnya baik, tentu apabila BPK masuk dan hasil
pemeriksaannya baik pula maka pihak BPK akan sangat gembira.
Pada akhir paparannya Kornel Syarif Prawiradiningrat mengingatkan, bahwa opini
WTP itu bukan saja dihasilkan dari pemeriksaan pelaporan keuangan dan aset saja, tapi
juga pemerintahannyapun harus good govermment and clean goverment pula.
Sumber berita:
1. inilahkoran.com, Aher Ingin Tahun Depan 10 Kabupaten/Kota Raih WTP, Selasa, 15
April 2014.
2. bandung.bisnis.com, Heryawan Punya Mimpi 10 Kabupaten/Kota Dapat WTP, Selasa,
15 April 2014.
3. mediajabarkita.com, Kepala Perwakilan BPK Jabar Prihatin Baru 3 Daerah
Mendapat Predikat WTP, Selasa, 15 April 2014.
Catatan:
Pemberian Opini oleh BPK didasarkan pada kriteria (i) kesesuaian dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii)
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem
pengendalian intern.
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
Opini yang diberikan oleh BPK RI atas Pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Pemerintah:
o Opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara
wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan , hasil usaha, dan arus kas
entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
o Opini wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa menyajikan secara
wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas
entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan;
o Opini tidak wajar (Adversed Opinion)
Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa tidak menyajikan
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
o Pernyataan menolak memberikan opini (Disclaimer of Opinion)
Menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan apabila
lingkup audit yang dilaksanakan tidak cukup untuk membuat suatu opini.
i Opini adalah pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan (Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara). ii Musrenbang adalah forum antarpelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan
rencana pembangunan Daerah (Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional). iii
Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti
jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai (Pasal 1 angka 22 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara).