habib abdullah al·-haddad · 2015-07-27 · al-habib abdullah l-in alawi bin muhammad al-haddad...
TRANSCRIPT
PEM ll(IRAN DAK\V AH
HABIB ABDULLAH AL·-HADDAD
Skripsi Diajukai1 Untuk Mcmenuhi Persyaralan ~ lempcrolch
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos I )
Oleh
iVJoch. llilmi HAS NIM: 104051001837
.JURUSAN KOiVIUNIKASI DAN PENYIAlt·\'.'i ISL\,\1 FAKlJLTAS DAK\VAH DAN KO:\HlNIKASI
li \' IVERSIT AS ISLAi\<1 NEG ERI SYARIF III DAY A TULLAH
.JAKARTA 1429 11./2008 l\1.
\
PEMIKIRAN DAK\VAH HABIB ABDULLAH AL-HADDAD
Skripsi
Diajukan Kcpada Fakultas Dakwah dan Kornunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana llmu Sosial (S.Sos.J)
Oleh:
MOCH. HILMI HAS NIM: 104051001837
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN !SLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKAS!
UN!VERSJTAS ISLAM NEGERI (UIN)
SY ARIF HIDAY ATULLAll
JAKARTA
1429 H/ 2008 M.
PENGE.SAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul l'EM!KIRAN DAKWAH HABEB ABDULLAH ALHADDAD telah diujikan c\alam sic\ang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullrrh Jakarta pada 25 Juni 2008. Skripsi ini telah c\iterima sebagai salah sHtll syarat memperoleh gelar Sar:jana Sosial Islam (S. Sos. I.) pac\a Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota.
Dr. Arie nbhan, M.A. NIP : 150 262 442
Anggota,
Penguji I
~~ Ors. Hclmi Rustandi, M.A.
NIP : 150 235 946
Pem imbing
Jakarta, 25 Juni 2008
Sekretaris Merangkap Anggota,
i~ i Nilamsari, M. Si. IP: 150 293 223
P">~74' ,.....,-
/
Ors. J\.Ji~uthfi, M. Ag. NIP: 1 SO 268 782
LEMBAR PERNYATAAN
De11gan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini mernpakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk mcmcnuhi
persyaratan memperoleh gelar strata I (satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang ;aya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentu: n yang berlaku di UJN Syarif Hiday:itullah Jakarta.
3. Jika dikemud1an ha1 i terbukti bahwa karya ini bukan basil karya asli saya at au
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bcrsedia mcncrima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 25 Juni 2008
Moch. I filmi J J;\S
ABSTRAK
Nama : Moch. Hilmi HAS, NIM : 104051001837, judul skripsi Pemikira11 Dakwah Habib Abdullah al-Haddad.
Dakwah menipakan suatu kcwajiban yang hams dilaksanakan olch scl!ap muslim pada umumn)a dan da'i khususnya. Peran da'i dalam menyampaikan ajaran Islam tidaklah tcrlepas dari ni ai-nilai ajaran dan tuntunan para ulama (da'i) terdahulu yang banyak memberikan kontribusi baik dari segi pemikiran maupun perjuangan dakwah. Sal ah satunya adalah Habib Abdullah al-· Haddad, be! iau tel ah mempengaruhi pcmikin.n dan kchidupan umat Islam dengan pemikirannya yang cemerlang dalam upaya mcncapai puncak dari segala tujuan dakwah, schingga beliau dikenal sebagai pemimpin da'i pada masanya dari kalangan kaum alawiyyin di Hadramaut, Yaman. Dengan demikian, alangkah baiknya jika para da'i dapat menjadikan ulama-ulama terdahulu scbagai a.cuan dalam bcrdakwah agar senantiasa langkah-langkah yang diambil sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang sebenamya.
Maka perumusan masalahnya adalah : I) Bagaimana konsep dakwah Habib Abdullnh al-Haddad?, 2) Metode apa yang digunakan Habib Abdullah alHaddad dalam berdakwah?. Penelitian ini menggunakan metode deskriptifamilitik dengan pendck.1tan kualitatif, yaitu dengan berusaha memaparkan dan menggambarkan pemikiran dakwah Habib Abdullah al-Haddad. Pencliti mengambil sumber data fari hasil penelitian kepustakaan (Librwy Research).
Menurnt Habib Abdullah al-Haddad, dakwah adalah upaya seorang da'i (ulama) untuk mengajak umat kepada jalan Tuhan (Allah) dcngan melakukan amal-amal saleh bai!c itu yang berkaitan langsung kepada Allah (hahlum minallah) maupun sesama manusia (hablum minannas} dan mcninggalkan pcrbuatan yang ticlak diajarkan menurut syara' (agama) clalam rangka mcmbangun kualitas umat dalam memahami ajaran Islam yang sebenarnya, agar senantiasa mendapatkan kebahagi rn di dunia dan di akhirat. Karena menurutnya clakwah bukan saja mcngajak scseorang kcpada nilai-nilai ajarar agama, tctapi juga cla'i harus bisa membina dan membcntuk masyarakat untuk bcruhah kcarah yang lebih baik. Dalam melaksanakan dakwah, seorang da'i tidak bolch mclupakan kesatuan clari unsur-unsur clakwrh. Karena clengan mempcrhatikan unsur-unsur dakwah, da 'i clapat memahami bagaimana situasi clan koncl1si clalam menyampaikan dakwahnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Metocle clakwah yang clilakukan oleh Habib Abdullah al-Haddad adalah mctocle bi! Qalam. Yaitu dcngan mengarang berbagai buku-buku scbagai bahan bacaan bagi da'i ataupun masyarakat awam clisesuaikan dengan tingkatan macl'unya. Konsep pemikiran clan mctocle dakwah y~ng cligunakan Habib Abdullah al-Haddad da:am berclakwah rr :nurut hemat penulis masih cukup efoktif digunakan bagi para da' i pada masa kini. Karena pemikiran clakwah yang clituangkan dalam karya-karyanya meliputi berbagai aspek kehidupan, di antaranya aspek agama, sosial, politik, clan lainnya.
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum W.W.
Segala puji serta syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT., Pcmilik
dan sumber segala ilr1L, yang hidayah-Nya selalu terpancar kepada makhluk-Nya,
sehingga penulis yang berada pada bagian yang amat kecil dari sebuah titik
makhluk-Nya, mamp l menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam, tctap atas
Nabi Muhammad SAW yang telah membcri penjelasan kepada manusia melalui
al-Qur'an dan haditsnya.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak rnendapatkan kcsulitan,
rintangan dan hambatan, tetapi akhirnya hal itu dapat di atasi berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., selaku Rektor yang mcndapat
amanah ilmiah dari Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Mmodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
3. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, sckaligus sclaku pembimbing dalam pcnulisan skripsi ini,
yang telah m<:mberikan bimbingan dan arahan kepada pcnulis schingga
penu'is dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Umi Musyarofah, MA., selaku Sekrctaris Jurusan Komunikas1 dan
Penyiaran lsla1
5. Bapak Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah mcmberikan
arahan pengembangan intelektualitas penulis sclarna belajar di kelas, yang
satu persatunya tidak sempat penulis sebutkan.
6. Pimpinan perpustakaan UJN Syarif Hidayatullah Jakarta serta seluruh staf
dan karyawan yang telah melayani clan membenkan fasihtas literatur,
selama penuli~ belajar sampai bisa rnenyelesaikan st1.•di di UIN Jakarta.
7. Para pegawa1/ staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
memberikan pelayanan yang prima kepada penulis.
8. J\bi tercinta H. Abdullah Syafi'i, S. Ag. clan Umrni tersayang Hj. J\ti
Maryati, yang dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tulw. dan
ikhlas mengasuh, m<mdidik serta senantiasa mendo'akan penulis, schingga
penulis bisa mengenyarn pendidikan formal tingkat perguruan tinggi
hingga selesai.
9. Kakak tercinta ~)uhailah HAS, S.Pd.I, clan adik-adik tcrsayang; Masruroh
HAS, Nur Azizah HAS, Fadhli HAS, dan Ahmad Syauqi HAS yang ikut
andil dalam mernberikan rnotivasi pada pcnulis.
10. Guru-guru tercinta; al-Marhfurlah Syaikh K.H. Moh. llilmi, K.1 L Fndang
Daruquthni, dan Ust. Hancdi al-Batawi. yang kesemuanya telah banyak
mengarahkan penulis dalam membuka cakrawala berpikir.
11. Tcman-teman seperjuangan yang ikut andil dalam mcmbcrikan bantuan
dan dorongan terutama sahabat-sahabat di KP! C angkatan 2004/ 2005.
12. Rekan-rekan Kuliah Kerja Sosial (KKS) mahasiswa Komunikasi clan
Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pcriodc 2007 di Kp.
13. Scluruh rnasyarakat Cilubang Cianjur, yang telah banyak rncmbcrikan
rnotivasi posit1f kcpada pcnulis agar rnenjadi manusia yang bcrrnanfaat
bagi nusa, bangsa dan agarna.
Pcnulis 111cndc 'akan scrnoga bantuan, dukungan, birnbingan dan pcrhatian
yang telah dibcrikan <Jleh scmua pihak akan mendapatkan pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT disertai limpahan rahmat, hidayah scrta bcrkah-Nya. Amin
Ya Rabbal Alamin.
Akhimya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum scpcnuhnya dapat
menenteramkan kegelisahan inteleLtual scrta rnenyirarni dahaga ilmiah, untuk itu
penul1s sangat berlapang dada rnenerima masukan-rnasukan apalagi kritik
konstruktif. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif, rnempcrluas
wawasan keihnuan serta rnenambah khazanah perpustakaan.
Jakarta, }uni 2008 M Jumadil Tsaniyah 1429 JI
Pcnulis
DAFTAR !SI
ABSTRAK ................ .
KATA PENGANTAR ........ .
DAFTAR ISi ............. .
BABI PEND·\HlJLUAN
A. L1tar I3elakang Masalah ................... .
B. Pembatasan clan Perumusan Masai ah .... .
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............ .
D. '. 11t:todologi Pcnclitian ................. .
E. Tinjaun Kcpustakaan ........... .
F. :iistematika Penulisan.
RAB IT PEJ\.'IIKIRAN DAK\VAH
A. Pengertian Pcmikiran ............................... .
I3. Dakwah
I. Pengcrtian Dakwah ..
2. Unsur-unsur Dakwah ...
BABIII BIOGRAFI HABIB ABDULLAH AL HADDAD
A. Latar Belakang Habib Abdullah al-Haddad .. ············
B. Pendidikan Habib Abdullah al-Haddad.
c Perjalanan Hidup Habib Abdullah al-Haddad ..
D Karya-karya Habib Abdullah al-Haddad ..
11
v
5
5
6
8
9
11
15
20
41
44
47
53
BAB IV
BABV
PEMIKIRAN DAK\VAH HABIB AlBDULLAH AL
HADI>AD
A. K1insep Dakwah Habib Abdullah al-Haddad ............ 56
1. Pengertian Dakw~h...... .. . .. .. . .. . . . .. .........
2. Materi Dakwah ................................. ..
3. Kepribadian Da'i .......................................... .
4. Kategorisasi Mad'u ..................................... ..
58
58
59
61
5. Media Dakwah.............................. 63
6. Motivasi Dakwah.................................... .... ..... . 65
B. M.:tode Dakwah Habib Abdullah al-Haddad .. ... .... .... . . 66
PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran ..
DAFTAR PlJSTAKA
LAMPI RAN
69
70
72
A. Latar Bclakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Al-Habib Abdullah l-in Alawi bin Muhammad al-Haddad adalah scorang
ulama yang memiliki kejeniusan luar biasa, yang tumbuh ditcngah-tcngah
peradaban lslam yang subur. Habib Abdullah al-Haddad yang tclah
mempengaruhi pemiLiran dakwah dengan pemikirannva yang ccmcrlang,
dalam upaya mcncapai puncak dari scgala tujuan. l labib Abdullah al-l laddad
dikenal sebagai orang yang tcrkcndali oleh .iiwa agamis dan sufi, yang
kcduanya telah nwmbuat l labib Abdullah al-Haddad mcncari jalan untuk
mcndekatkan diri kcpada Allah dan mcncari kcbahagiaan akhirat.
Dari uraian :ersebut diatas bahwa banyak ide-ide cemcrlang, tcrutama
ide tentang bagaimana cara bcliau menyampaikan keutamaan dan kcindahan
ilmu yang dimilikinya, karena dengan ilmu manusia dapat mcncurahkan
tenaga dan pikiran yang mcngandung kelezatan intclcktual dan spiritual
dalam upaya mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat .1uga 1ncrupakan salah
satu cara yang dikcmukakan Habib Abdullah al-Haddad adalah bahwa
"apabila engkau mengadakan penalaran terhadap ilmu pengctahuan maka
engkau akan meLhat kelezatannya." 1 Sepcrti yang dikemukakan Ummu
Yasmin bahwa tujnan dakwah adalah : "memberi pengctahuan: mcnambah
2
ilmu; menambah fikrah; latihar. bcramal; mcrapatkan barisan koordinasi kerja;
' pengawasan kegiatan; dan dorongan untuk bckcrja.""
Tujuan dakwah tersebut di atas dapat dikembangkan lebih terperinci,
SL bagai bcrikut:
I. Membentuk manusia yang bcriman dan bcrtakwa kcpada Allah SWT,
karena orang yang memiliki keimanan yang tinggi dan kctakwaan akan
senantiasa dekat dcngan Allah. Mcrcka beriman dan bcrtakwa, dcngan
mclakukan pcrintah Allah dan mcnjauhi scgala Jarangan-Nya, dcngan
penuh keikhlasan akan senantiasa dekat dengan-Nya.
2. Mcmiliki ilmu pcngctahuan dan mcngamalkannya bagi kcscjahtcraan umat
manusia. Pcngamalan ilmu yang dimiliki, mcrupakan salah satu tujuan
dakwah, yang ditekankan Habib Abdullah al-Haddad, dalam kitab al-
Nashaih al-Diniyyah wa al-Washaya al-!ma111yyah, ia menyatakan :
manusra selu1 dmya binasa kecuali orang-orang bcrilmu. Orang yang
bcrilmu scluruhnya akan binasa kccuali orang-orang yang ikhlas 1
3. Mcncapai kcle;·,1tan intelcktual
Sebagian dari tujuan dakwah adalah untuk ilmu pengctahuan 1tu scndiri.
Mcngenai ha! ini, ia mcngatakan bahwa bila seorang mengadakan
penelitian dan penalaran terhadap ilmu pcngP-tahuan, maka ia akan
menjumpai kenikmatan dan kelezatan intelektual, sehingga dapat
2Ummu Yasmin. A1ateri Tarbi;·ah Pm1duan 1:uriA11'111n !Ja '1 dan Aiurahh1. (Solo: Media T--~-: n---- ,...,.,..,..,., •- "'"
3
menumbuhkan kecintaan mendalam terhadap ilmu, dan mcndalaminya
dengan pcnuh semangat dan kesungguhan.
4. Membentuk keluruhan akhlak dan budi pekerti, mengarahkan dakwahnya
pada pembentukan akhlak yang qur'ani dan budi pekerti yang luhur. Habib
Abdullah al-Ha.Jdad menyarankan kepada setiap penuntut ilmu dan para
ulama tidak diperkenankan mencari ilmu dengan tujuan memperoleh
jabatan, meraih harta untuk bennegah-megahan dihadapan orang banyak. 4
5. Memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mempcrolch kebahagiaan
masa kini dan masa yang akan datang, merupakan dambaan semua
manus1a.
6. Merchabilitasi akhlak umat yang telah rusak, agar menjadi baik kembali.
Memperbaiki berbagai kerusakan lain di tengah-tengah masyarakat,
mcngarahkan mereka dari kegelapan menuju cahaya dan dari keburukan
menuju kebaikan.5
7. Menanamkan .x:rsaudaraan, kasih sayang scsama umat dan menjaga
kclcstarian alam scmesta. Dalam berbagai kajian Habib Abdullah al-
Haddad menjeiaskan pentingnya mcnanamkan pcrsaudaraan, kasih sayang
tcrhadap makl'luk.
Kekhawatiran akan terus mcnurunkan nilai-nila1 qur"arn dalarn proses
lahirn;·a generasi baru dalam masyarakat modern di masa mcndatang condong
untuk dirasakan. Budaya dan 1x:radaban barat 111ak1n mcndcsak untuk
mcmasuki kcscmpatan yang bclum d1tangan1, khususrna dalam bidang
"al-Haddad, A 1-Da'wah Al-fommah h
4
dakwah lslamiyah yang merupakan kecemerlangan dan idealisasi generas1
masa depan. Kepentingan-kepentingan yang tidak berimbang akan selalu
muncul dipermukaan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi.
Menonjolnya kepentingan duniawi akan selalu muncul dari segala aspek
kehidupan tidak terkecuali di bidang dakwah. Budaya meniru dan mcngadopsi
sistem barat terns berkembang di kalangan masyarakat modern tanpa
pertimbangan sesuai atau tidaknya sistem tersebut. Dari seg1 yang
dipcrtimbangkan adalah aspek mate:ri, seperti Habib Chirzin, mengatakan
bahwa:
··Pcniruan ini tidak akan membawa kita mencapai tujuan di segala
bidang. malah ia telah menimbulkan dcislamisasi tcrhadap lapisan atas
masyarakat musi 111 dan de111oralisasi terhadap lapisan lainnya. Pandangan
Islam menjadi kabm karcna pandangan-pandangan lain yang kita tcrima dari
makhluk-makhluk kolonial.'"1'
Berdasarkrn penjelasan tersebut di atas. penulis mclakukan penelitian
terhadap pcmikiran dakwah Habib Abdullah al-Haddad yang mcmiliki nilai
nilai dakwah yang banyak 111enckankan pada pembcntukan manusia yang
qur'ani mcnurut Habib Abdullah al-Haddad.
Atas c!asar inilah, penul1s ingin mengctahui clan mcmahami lebih c!alam
mengcnai sosok ulama yang tclah sukscs pac!a masanya dalam mcngemban
amanat c!akwah yang dituangkan ke c!alam Skripsi, dcngan judul "Pcmikiran
Dakwah Habib Abdullah al-Haddad".
/; -- . .. -· .
5
B. Pembatasan dan l'erumusan Masalah
Penulis membatasi tulisan ilmiah ini pada pcmikiran Habib Abdullah al
Haddad yang dalam pcrjalanan dakwahnya banyak mcnghasilkan bcntuk
pcrubahan dalam i'chidupan masyarakat. Dari batasan tcrscbut pcnulis dapat
merumuskan masalahnya scbagai b1~rikut:
l. Bagaimana konscp dakwah Habib Abdullah al-Haddad')
2. Metodc apa yang digunakan Habib Abdullah al-l laddad dalarn
berdakwah?
3.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penclitian:
I) Untuk mengetahui konsep dakwah Habib Abdullah al-l laddad.
2) Untuk mengetahui mctode yang digunakan Habib Abdullah al-Haddad
dalam berdakwah.
Adapun manfaat pcnclitian yaitu:
I. Segi Akademis
Dapat membi:rikan kontribusi dan pcngctahuan tcntang dakwah !slamiyah
khususnya bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada Jurusan
Komunikasi u,n Penyiaran !slam.
2. Segi Praktis
Untuk dapat 111enambah wawasan sekaligus menjadi masukan bagi para
pcngkaji sebagai pijakan para pengcmban dakwah yang siap memhcrikan
6
D. Metode Penelitian
Seperti Jazimnya pada sebuah penelitian, peneliti pasti menggunakan
metode untuk menganalisis, membuat langkah-Jangkah atau landasan berpijak
dalam mdakukan pembahasan dengan teori-tcori yang sudah ada dan sudah
berjalan pada pengayaan kontcks Islam, lalu pada tahapan berikutnya dapat
dijelaskan secara s: stematis yang mudah untuk dicema dan dipahami karena
itu metode yang digunakan dari hasil penelitian nanti menggunakan metodc
metode deskri ptif anal itik. 7
Metode deskriptif dan analitik adalah dengan mencoba memaparkan atau
menggambarkan pemikiran dakwah Habib Abdullah al-Haddad. Peneliti
mengambil sumbcr da1a dari hasil penelitian kepustakaan (Library Research).
Penclitian kepustakaan (Ubrary Research) adalah cara pengumpulan
data dengan berusaha mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan,
dipakai, digunakan, dan diperhitungkan dalam penelitian dengan earn
mcmbaca dan m :nganalisis baha1 -bahan kcpustakaan yang acla kaitannya
dengan pembahasan ini.
I. Subjek clan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah karya Habib Abdullah al-Haddad. Scdangkan
objek penelitiannya adalah pemikiran dakwah H1bib Abdullah al-Haddad.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dengan cara rnengumpulkan karya-karya yang mengelengahkan pcmikiran
dakwah. Habib Abdullah al-Haddad. Sumber yang digunakan adalah al-
7
Qur'an dan al-Hadis, Kitab al-Nashaih al-Diniyah, al-Dakwalz al
Tammah, Risa/ah al-Afu'awanah yang ketiga kitab tcrscbut merupakan
karya Habib '\bdullah al-Haddad, serta buku-buku yang mcmbahas
tentang Habi'' Abdullah al-Haddad diantaranya, Thariqah Alawiyah
karangan Umar Ibrahim, Risa/a/:. Pemantap Hat1 karangan Syaikh Ahmad
bin Abdul Karim al-1-lasawi asy-Syajjar, dan juga dari berbagai macam
artikel, majalah dan lain-lain yang berhubungan dengan pembahasan ini.
3. Teknik Pengolahan Data
Tahap selanjutnya setelah data terkumpul, m2ka data diklasifikasikan
berdasarkan topik bahasan. Setelah itu penulis akan menguji kcotentikan
informasi yang terdapat di dalamnya dengan kritil- intren dan ekstern se11a
memilah dan memilih data yang sesuai dengan objek pcnelitian.
4. Teknik Analisis Data
Dari data yang dikumpulkan dengan penelusuran melalui litcra1:ur
kcpustakaan, kcmudian pcnulis mcnganalisisnya, mcncrangkan, dan
mcmbanding~ an sclanj utnya menginterprctasikan data yang tcrkumpul
secara general schingga mcnghasilkan kesimpulan yang valid,x
5. Teknik Penulisa.1
Adapun tckmk penulisannya, penulis berpedoman pada buku "Pcdoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tcsic, dan Discrtasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta" tahun 2007 yang diterbitkan oleh Cc()SA (Center
for QualityDcvclopmcnt ard Assurance).
8
E. Tinjauan Kepusta ~{aan
Penelitian tcrdahulu ada vang membahas tentang pcmikiran seorang
tokoh. Misalnya, Zulham, l'e1111kiran Dakwah Prof Kl!. A/1 Yafie, (Skripsi:
UIN Jakarta, 2006). Pembatasan masalahnya yaitu pada mengctahui amaliah
sosial keagamaan: lng bcrhubungan dcngan pcmikiran dakwah Prof. Kl!. Ali
Yafie. Sedangkan pcrumusan masalahnya itu tentang metode dakwah yang
efektif menurut l'rof. KH. Ali Yafic saat ini. Dia rncnyimpulkan bahwa
dakwah merupakc,n ajaran yang bersumbcr dan al-Qur'an dan al-Hadis
sebagai inti kepere<1yaan tauhid dan pcngakuan atas kcrasulan scbagai akidah
yang mcmiliki dua dimensi: so:;ial dan ritual.
Kemudian telah banyak pula yang menulis tentang pcmikiran dakwah.
Aspck yang mcrcka teliti pun demikian beragam, mcliputi dakwah, sosial,
pJlitik dan lain-lain. Misalnya saja Leni Kurniawati, /'e1111km111 l>akwah
Syaikh J'aqiyudd111 An Nah/wni tlan lmplementas111yu du/um /'o/111k, (Skripsi:
U!N Jakarta 2006). Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa implcmcntasi
dakwah Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dalam politik adalah untuk
melanjutkan kembali kehidupan Islam yang tidak bisa oleh individu saja,
melainkan harus ada sebuahjamaah/ partai yang bergerak dalam politik. Partai
itu scndiri bcrfungsi; ( 1) Mengontrol pemikiran dan perasaan masyarakat
untuk digerakkan dalam sebuah gerakan yang terus meningkat baik dari segi
kuantitas maupL'n kualitas; (2) Partai berusaha menghalangi kcmerosotan
10
belakang dari sesuatu yang akan diteliti serta alasan-alasan mcngena1
penelitian yang akan dilakukan harus dibatasi dan dirumuskan pennasalahan
yang akan diangkat. Tujuan penelitian yang merupakan hal penting yang harus
diketahui, karena merupakan nilai yang menjadi inti skripsi ini yang akan
dikaitkan dengan I •1r,gkai teoritis dan metode penulisan yang akan digunakan.
Agar diketahui bahwa :Jenelitian yang akan dilakukan memang layak untuk
diangkat, dan agar penelitian yang dilakukan sistematis, maka dibuatlah
sistem penulisan. Pal-hat yang disebutkan di atas, dipaparkan di bab I.
Pada bab ll, membahas mengenai landasan teori tentang pemikiran
dakwah, meliputi pengertian pemikiran, hakikat dakwah dan unsur-unsur
dakwah.
Pada bab III, dibahas tentang biografi Habib Abdullah al-Haddad,
meliputi latar bel.ikang keluarga, pendidikan, perjalanan hidup dan karya
karya Habib Abdullah al-Haddad. Pembahasan ini bertujuan agar kita dapat
mengetahui lebih dalam sosok Habib Abdullah al··Haddad.
Pada bah IV. membahas pemikiran dakwah Habib Abdullah aJ-,-Jaddad,
meliputi konsep dakwah Habib Abdullah al-Haddad dan metode dakwah
Habib Abdullah .ii-Haddad.
Ketika seb-1ah pcnelitian diawali dengan pendahuluan, maka harus pula
diakhin dengan penutup yang berisikan kesimpulan-kesimpulan dari hasil
pen itian yang dilakukan, dan saran-saran yang diberikan olch pcneliti guna
lebih memperh .. as dan memperkuat Dakwah l~;lamiyah. Kesimpulan
A. Pengertian Pemikiran
BAB II
PEMIKIRAN DAK\VAH
Berpikir me1 upakan aktifitas yang tidak bisa di pi~ Jhkan dari kehidupan
manusia. Selama kesadaran terjadi, selama itu pula aktifitas berpikir
berlangsung. Objek pemikiran pun sangat luas, seluas wilayah jagad raya ini.
Untuk itu, otak yang dipandu nilai, ibarat pengembara di pa<lang luas berjalan
tanpa arah, tcntu saja lcbih mungkin tersesat <laripa<la selamat.
l\tas <lasar itu, aka! manusia perlu metode dan arah d<ilam berpikir.
Ketika Islam mcnyinggung aspek pemikiran, bukan bcrarti ia mcmasung
potensi akal pikiran, namun mengarahkan <lan membimbingnya menuju hi<lup
yang maslahat. Bag<iimana bcrpikir Islami, a<lalah upaya mcnjclaskan hakikat,
rambu-rambu dan arah berpikir agar sesuai dengan kaidah ilrniah obyektif <lan
itu bcrarti scsuai <lcngan nilai-nilai Islam.
Dalam KamJs Umum Bahasa Jn<lonesia, 1 kata "pikir" mempunyai arti;
(I) akal bu<li, ingatan, anga 1-angan <lan (2) kata dalam hati, pen<lapat
(pcrtimbangan). ~.edangkan kata "berpikir" diartikan mcnggunakan aka! budi
untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang
dalam ingatan. "Memikirkan·· artinya mencan Jaya upaya untuk
12
menyelesaikan ses1.1atu dengan menggunakan akal budi. "Pemikiran .. adalah
cara atau hasil piki1
Kata fikr terdir dari huruf fa', kaf dan ra ', dari bentuk /ii/: Jakara
yafkiru, artinya mcnggunakan akal untuk sesuatu yang diketahui agar dapat
mengungkap perkara yang tidak diketahui. Dari kata/1kr lahir pula kata taf!({r,
dari bentukfakkaro yufakkiru, yang berarti memfungs1kan aka! dalam suatu
masalah untuk mendapatkan pernecahannya. 2.
12
Toha Jabir A Jwani ( 1989) mengatakan bahwa dalarn al-Qur'an kata jikr
tidak disebut dalam bentuk isim (kata benda), tetapi dalarn bentuk fi'il (kata
kerja); yakni fl'il madhi (telah terjadi) dan fl'i/ mudhon' (sedang atau akan
terjadi), serta dalam sighah mukharab (bentuk orang keclua) dan ghwh (orang
ketiga). Misalnya Jakkara, ratafi1kkaruun, dan yatafakkaruun. Dalarn bahasa
Arab, fi'il senantiasa menunjukkan atau mengandung aclanya dua hakikat,
yakni perhuatan itu sendiri dan ada .flkr (perbuatan pikir) clan ada mufakk11·
(orang yang berpil;ir). Di samping itu, kegiatan berpikir tennasuk yang
memerlukan objek yang clipikirkan (objek berpikir). 3
Ada beberapa pendapat atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
dalam mendefinisikan kata pikir.
Secara terminn/ogi, acla beberapa pendapat atau pengertian yang
dikemukakan ole 1 para ahli pikir tentang pemikirrm, tetapi ada perbcclaan
yang endasar di antara rnereka:
2 Ibrahim Azas, dkk., a/-Mu'jam Al-Wasl/h (Kairo: Majma' Al-Lughah Al-Arabiyah, J 976), h.
13
l) Menurut Ibnu Khaldun, bcrpikir atau fikr ialah pcnjamahan bayang-
bayang yang telah di indra - ini di balik pcrasaan - dan aplikasi akal di
dalamnya untuk membuat analisis dan sintesis. 4
2) Samsul Nizar berpcndapat bahwa pemikiran adalah upaya cerclas
(ijl ihady) dari proses kerja aka! dan kalbu untuk melihat fenomena dan
berusaha mecari penyelesaiannya secara bijaksana.'
3) Thoha Jabir /.lwani, mengatakan bahwa pemikiran atau bcrpikir aclalah
kata bencla dari aktivitas aka! yangacla di clalam cliri manusia, baik
kekauatan aka! berupa kalbu, ruh, atau clengan pengamatan atau
pendalaman untuk menemukan makna yang tcrsembunyi clari pcrsoalan
yang clapat cl1ketahui, maupun untuk sampai pada hukum atau hubungan
an tar sesuatu 6
4) Menurut lmuah, mengatakan bahwa "pemikiran" secara tem1enologi
aclalah pendayagunaan pemikiran terhaclap sesuatu clan sejumlah
aktivitas otak. berupa berpikir, berkehenclak, clan perasaan, yang bcntuk
paling tingginya aclalah kegiatan menganalisis, menyusun, clan
mengkorclinasikan.7
Dari beberapa makna clan pengertian berpikir tersebut, kita clapat
mengetahui bahwa clalam berpikir terclapat beberapi bal, yaitu: ( l) aclanya
kegiatan atau aktivitas aka! bucli yang berupr. pengamatan, perenungan,
analisis, dan sintesis; (2) aclanya "sarana" berupa incra, aka!, clan hati (roh);
4 lbnu Khaldun, Muqaddima/1 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), h. 43. ' Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta Gaya \1edia
14
(3) adanya sesuatu yang tel ah diketahui; dan ( 4) ad:rnya scsuatu yang akan
diketahui atau dihasilkan berdasarkan hal-hal yang tel ah diketahui.
Pengertian berpikir juga dikemukakan olch Imam Ghawli dengan
pemikirannya yang lebih praktis dan operasional. Beliau mcngatakan,
ketahuilah, berpikir itu menghadirkan dua makrifat (premis, pernyataan,
tinjauan, aspek) yang mendahuluinya. Jika permasalahannya lebih luas, maka
semakin banyak premis atau makri(at yang dikcmukakan, kcsimpulannya akan
scmakin kuat.8
Dari definisi Imam Ghawli tcrsebut, maka dapat dipahami bahwa
menyimpulkan scsuatu dengan satu premis (,nakrii'ah/ mukadimah), besar
kemungkinannya tdak akan bisa sampai pada hakikatn; a: a tau deng~.n kata
Jain tidak akan memperoleh konklusi yang bcnar dan valid. Jika pun benar,
hanyalah sebuah kebetulan dan kadang juga bersifat parsial. Karena itu, ia
belum atau tak darat m ·mpcrtanggung1awabkan sccara ilmiah.
Dapatlah sedikit mencerna dan memahami bahwa pcmikiran adaiah
sebuab pendayagunaan otak mcnggunakan aka I bu di untuk
mempertimbangkan clan memutuskan sesuatu: rncnimbang-nimbang dalam
rngatan. "Memikirkan" artinya mcncari daya upaya untuk mcnyclcsaikan
'esuatu clengan menggunakan akal budi. '·Pcmikiran'' adalah cara atau hasil
pikir
Manusia terla'1ir di dunia telah dilengkar 1 dengan berbaga1 unsur yang
sckaligus mcrupakan rotcnsi Y"ng sangat pcnting bagi d;r1 Jan kchiclupannya
15
(3) adanya sesuatu yang telah diketahui; dan (4) adany1 scsuatu yang akan
diketahui atau di ha> ilk an berdasarkan hal-hal yang tel ah diketahui.
Pengertian b·~rpikir juga dikemukakan oleh Imam Ghazali dengan
pemikirannya yang lcbih praktis clan operasionaL Bcliau mengatakan,
ketahuilah, bcrpikir itu menghadirkan dua mukr{fia (premis, pernyataan,
tinjauan, aspek) yang mendahuluinya. Jika permasalahannya lebih luas, maka
semakin banyak premis atau maknfi11 yang dikemukakan, kesimpulannya akan
semakin kuat. 8
Dari definisi Imam Ghazali tcrsebut, maka dapat dipahami bahwa
menyimpulkan scsuatu dcngan satu prcmis (makrifah/ mukadimah), bcsar
kemungkinannya tidak akan bisa sampai pada hakikatnya; atau dcngan kata
lain tidak akan mLmpcrolch konklusi yang bcnar dan valid. Jika pun bcnar,
hanyalah sebuah l(ebetulan dar kadang juga bersifat parsial. Karena itu, ia
belum atau tak dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dapatlah sedikit mencerna dan memahami bahwa pcmikiran adalah
sebuah pendaya5unaan otak menggunakan aka! budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu: menimbang-nimbang dalam
ingatan. "Memikirkan" artinya mencari daya upaya untuk menyelesaikan
sesuatu dengan menggunakan akal budi. "Pemikiran" adalah cara atau hasil
pikir.
Manusia terlahir di dunia telah dilcngkapi dengan berbagai unsur yang
sekaligus merupakan potensi yang sangat penting bagi diri dan kchidupannya.
16
Secara garis besar, manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Manusia telah
dibekali dengan berbagai potensi, berupa indra, aka! pikiran, dan nati. Potensi
yang lain adalah kejahatan dan takwa yang Allah ilhamka.n kepadanya.
Oleh karena itu, berpikir sesungguhnya merupakan suatu kebutuhan
insani yar.g tak terdakkan untuk tumbuh dan berkembar»5, sekaligus menjadi
suatu kebutuhan akan aktualisasi fitrahnya. Tegasnya, manusia tidak dapat
lepas dari berpikir, seberapa pun intensitas dan kuantitasnya.
B. Dakwah
I. Pengertian Dakwah
Ditinjau dan scgi bahasa "dakwah" bcrarti: panggilan, scruan, atau
ajakan. Bcntuk pcrkataan tcrscbut dalam bahm.a Aral, discbut mashdar.
)edang bentuk kata kerja atau /i 'i/nya adalah yang berarti memanggil,
menyeru, atau ·ncngajak, o _JC..l - ,JC.:.; J .. c..l,'1 Scdangkan orang yang
berdakwah biasa d 1sebut da'i ( LS""'.i..l ), dan orang yang mencrima dakwah
disebut mad'u (.,.v-...i..o ). 10
Dakwah dc1 gan arti scr crti itu dapat dijumpai dalam ayat-ayat al-
Qur'an, misalnya:
17
"Siapakah yang leh1h haik perkataannya danpada orung yang menyeru kepada Allah, 111e111;.:rjakan amal yang saleh dan herkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang herserah diri" (QS. F1J.1!11l111: 33;
Tujuannya adalah membangkitkan kesadaran manusia untuk kembali kc
jalan Allah SWT. Upaya mcmanggil atau mcngajak kcmbali kc jalan Allah
tersebut bcrsifat ekspansif yaitu mcmperbanyak jumlah manusia yang bcrada
di jalan-Nya, sedangkan yang menjadi objek panggilan ialah (I) manusia yang
bcrada di luar jalrn Allah atau (2) yang meninggalkan jalan-Nya, atau (3)
mereka yang sudah berada di jalan Allah namun baru satu kaki yaitu mcreka
yang masuk dalam kategori abangan atau belum menjalankan agama dcngan
benar, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. 11
Secara definitif, dakwah dirumuskan para ahli dalam Kks dan konteks
yang bcrvariasi. Hal ini tcrlihat dalarn oricntasi dan penekanan bcntuk
kegiatan. Berikut ini di kemukakan berbagai macam rumusan definisi dakwah:
I. Prof Toha Yahya Omar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai
upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai dengan perintah Tuhan untuk kema<;lahatan di dunia clan akhirat. 12
2. Syekh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin mcrnberikan
definisi dakwah sebagai berikut.
. - ' , •11 , w' '.:.·.11.i • , <yr ._,_ 11· ·.-, 11 1:. \.lll ~ ~.JC- ~ .Y • _J_)''-""' • ..>" .J c.S ""!!-' .J ~>:P-J ~ U-"
J?. ';Jr..9 J?.~ll ~~t.~ . .o.f 13):_,a;~ p1
11 Ki Moesa A. h1achfoeld, lllsafat [)aforah. flnru lJak11 1ah i:lan Pt•1u>rnnn11111Jn flllt·llrtll
18
"A1endorong manusia agar memperbuar kehakan dan 111e1111r111 petunjuk, menyeru mereka berbuat kebqjikan Jan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebaliagiaan di dunia d kl ' .. 11 an a · 11rat.
3. Hamzah Ya'qub mengatakan "Dakwah adalah :mengajak umat manusia
dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan
Rasul-Nya". 14
4. Menurut Prof Dr. Hamka dakwah adalah seruan dan panggilan untuk
menganut suatu pendirian yang pada dasamya berkonotasi positif
dengan substansinya terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar
ma'rufnahi nunkar. 15
5. Syaikh Al)('ullah Ba'alawi mengatakan dakwah adalah mcngajak,
membimbing. dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat
jalanya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada
Allah, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka berbuat
jclek agar rnercka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. 16
6. Menurnt Muhammad Natsir dakwah mcngandung arti kewajiban yang
menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar ma 'ruf nahi
munkar. 17
13 Ali Malifudz, Hidm'tli11I M11rsyidi11, Tcrj. Chadijah Nasution, (\ ogyakarta: Tiga •\. 1970). h 17
14 Hamzah Ya'qub, /'11blisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV Diponcgoro, 1981), h. 13.
"Hamka, Pe/ajaran Agwna Islam, (Jakarta. Bulan Binlang, 1956). h. 233. 16 Moh. Ardani, Merwhanu Permasalahan Fikih l)akwah, (Jakarta PT. Mitra Cahaya Utama,
'.:006), h. 10.
19
7. Syaikh Mu~·amma1 Abduh mengatakan dakwah adalah menyeru kepada
kebaikan dan mencegah dari yang munkar adalah fardhu yang
diwajibkan kepada setiap muslim. 1"
Dari definisi··definisi tersebut. meskipun terdapat perbedaan dalam
perumusan, tetapi apabila diperbandingkan satu sama Jain, dapatlah diambil
kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
a. Perilaku muslim dalam menjalankan Islam sebagai agama dakwah, yang
dalam prosesnya mclibatkan unsur da'i, pesan dakwah, metode, media,
dan mad'u da1am mencapai tujuan dakwah yang mclekat dengan tujuan
Islam sepanjrng zaman dan disetiap tempat.
b. Proses internalisasi, transfonnasi, transmisi, dan difusi ajaran Islam.
Makna "dakwah" juga berdekatan dengan konsep ta'/im, ta::kir, dan
taswir. Walaupun setiap konscp tcrsebut mcmpunyai makna, tujuan. sifat, dan
objek yang berbcda, namun substansinya sama yaitu rnenyampaikan ajaran
Islam kcpada manusia, baik yang berkaitan dengan :ijaran Islam ataupun
. I 19 SeJara rnya.
la'/1111 bcrarti mcngajar, tu.1uannya mcnambah pcn,~ctahuan orang yang
diajar, keg1atann .'a bersifat promotif yaitu meningkatkan pcngetahuan,
sedangkan objekn:·a adalah orang yang masih kurang pengetahuannya. fo::kir
bcrarti mengingatkm dcngan tujuan mempernaiki dan mengingatkan pada
orang yang lupa terhadap tugasnya scbagai seorang muslim. Karena itu
18 Sayyid rvt Nuh, L)1kv.·ah /-!1rdi_vyah dalan1 Alanha1 Aina/ !slani. <Solo: (~itr;i I"lnnli Prr>c:c:
20
kegiatan ini bersi 0at reparatif atau memperbaiki si~ap, dan perilaku yang
msak akibat pengaruh lingkungan keluarga dan sosial-budaya yang kurang
baik, objeknya jelas mcreka yang scdang lupa aka tugas dan perannya sebagai
muslim. Taswir berarti melu~ iskan sesuatu pada alam pikiran seseorang,
tujuannya membangkitkan pcmahaman akan s.esuatu mclalui pcnggambaran
atau penjelasan. Kegiatan ini bcrsifat propagatif, yaitu menanamkan ajaran
agama kepada m musia, sehingga mcreka terpengaruh untu.k mengikutinya.
Objeknya massa at lU kelompok masyarakat yang henclak dibcri pengertian,
dan perhatian melalui penggambaran tersebut.
Ismail R. c :-Faruqi dan istrinya Lois Lam ya membagi hakikat dakwah
pada tiga term: K:bebasan, rasionalitas dan universailsme. Ketiganya saling
berkaitan dan melcngkapi. 2"
Kebcbasan sangat dijar.1in dalam agama Islam tcrmasuk kcbcbasan
meyakini aga1rnt. Objek da \Wah harus mcrasa bebas sama sckali dari
mcaman, harus bcnar-benar yakin bahwa kcbcnaran ini hasil pcnilainnya
sendiri. Hal ini tem1aktub dalam al-Qur'an:
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); .... (Q.S. alBaqarah: 256).
Dari ayat d1 atas, nampak jelas bahwa "dakwah" tidak bersifat memaksa.
Dakwah adalah ajakan yang tujuannya dapat tercapai hanya dengan
persetujuan tanpa paksaan dari objek dakwah.
21
Dakwah juga merupakan suatu ajakan untuk berpikir, bcrdebat dan
beragumen, dan untuk menilai .uatu kasus yang muncul. Dakwah tidak dapat
disikapi dengan k,;acuhan kecuali olch orang bodoh atau berhati dcngki. llak
berpikir merupakan sifat dan milik semua rnanusia. Tak ada orang yang dapat
. k . 21 mengtng ·annya.
2. Unsur-unsur Dakwah
Agama Islam dapat bertahan sarnpai saat ini berkat adanya kcgiatan
dakwah. Dakwah merupakan suatu usaha untuk rnengajarkan dan rnewariskan
nilai-nilai kelslaman. Berdakwah merupakan suatu kewajiban bagi sctiap
pemeluk agarna tidak hanya rnenjadi kewajiban seorang dai . Hal ini didasari
pada tugas dasar r.ianusia hidup di muka bumi, yaitu:
a. Sebagai hamba Allah
b. Sebagai khalifah di rnuka burni
c. Berdak wah di jalan Allah
Dari tuga; rnanLsia di atas jelaslah bahwa berdakwah rnerupakan sebuah
kewajiban. Dakrn kegiatan dakwah dibutuhkan adanya saling mcndukung
antara unsur-uns11r dakwah. Unsur- Unsur dakwah ini antara lain:
I. Da 'i (Subjek Dakwah)
Da 'i secara etirnologis berasal dari bahasa A1ab, bentuk 1s1111 fi1i! (kala
rnenunjukkan pelaku) dari asal kata da'wah (Da'awa) artinya orang yang
melakukan dakwah. Secara tcrrninologis da'i yaitu setiap musiim yang berakal
22
mukal!af (aqil baLgh) dengan kewajiban dakwah 22 Jadi da'i merupakan
orang yang melakukan dakwah.23 atau dapat diartikan sebagai orang yang
menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain (mad'u).
Setiap muslim adalah da'i dalam arti Juas, karena s.etiap muslim memiliki
kewajiban meny:.mpaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia (QS. An
Nahl 16: 125) Narr.un demikian al-Qur'an juga mengisyaratkan bahwa
dakwah bisa dilakukan oleh muslim yang memiliki kemampuan di bidang
dakwah (profesio~al di bidang dakwah) seperti dalam firman Allah surat at-
Taubah 9: 122,
"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-liap golongan di anlara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka lenlang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnyu upabila mereka teluh kembali kepadan; a, supaya mereka ilu dapal menjaga dirinya ". (QS. 9: 122)
Setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah, khususnya da'i
seyogyanya memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang keberhasilan
dakwah, baik kerriba,'ian yang bersifat rohaniah (ps1kologis) atau kepribadian
yang bersifat jasrnaniah ( fisik).
Sosok da'i yang memiliki kepribadian sangat tinggi dan tak pernah
kering untuk d1gali dan diteladani adalah kepribadian Rasulullah saw.
22 r-.-1. Idris A Shon111.d /)1k·t111 llni11 flrol·,,,,-.J, 11 ;p,.· '-'··~-:cr 1 :-1 - -· '' ' ~·' '
23
Ketinggian kepribadian Rasulullah saw. dapat dilihat dari pemyataan al-
Qur'an, pengakuan Rasulullah saw. sendiri, dan kesaksian kelw•rga dan para
sahabat yang mendampingi beliau. Kesaksian al-Qur'an tentang kepribadian
Rasulullah saw. dapat kita lihat dalam firman Allah Surat al-Ahzab 33:21,
"Sesungguh 1ya , c!ah ada pada (dm) Rasulullah 11u suri 1elada11 yang baik bagimu ryailu) hagi 1 rang yang mengharap (rahmal) Allah dan (kedau.mgan) hari kiamal sena hanyak mengmgal Allah Sw1. "(r]S. 33:21)
2. Mad'u (Obj·~k Dakwah)
Secara etim.>logi kata mad'u berasal dari bahasa Arab, diambil dari
bentuk isim maf'ul (kata yang menunjukkan objek atau sasaran). Menurut
terminologi mad'u adalah orang atau kelompok yang lazim discbut dengan
jama'ah yang secang menuntut ajaran agama dari seorang da'i, baik mad'u itu
orang dckat atBu jauh, muslim atau non muslim, laki-laki ataupun
perempuan.24 Seorang da'i akan menjadikan mad'u scbagai objek bagi
transformasi kcil·nuan yang dirnilikinya.
Sasaran dakwah (objek dakwah) meliputi masyarakat dilihat dari
berbagai seni:
24
I. Sasaran yang mcnyangkut kclompok masyarakat dilihat dari scg1
sosiologis berupa masyarakat tcrasing, pedcsaan, kota besar clan
kecil serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.
2. Sasaran yang mcnyangkut golongan masyarnkat dilihat dari seg1
struktur kclcmbagaan berupa ma 'yarakaL pcmcrintahan clan
keluarga.
3. Sasaran yang bcrupc; kclompok dilihat dan segi sosial kultural
berupa t.olongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi ini terutama
terletak dalam masyarakat jawa.
4. Sasaran) ang berhubungan dengan golongan rnasyarakat dilihat dari
segi tingkat usia, berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
5. Sasaran yang berhubungan dcngan golongan masyarakat dilihat dari
segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani,
pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri (administrator).
6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi
tingkat hidup sosial-ekonomi berupa golongan orang kaya,
meneng~h dan miskin.
7. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari jenis
kelamin berupa golongan pria dan wanita.
8. Sasara11 yang berhubungan dengan golongan clilihat dari segi khusus
berupa :5olongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya,
'd cl b . 25 narap1 ana an se aga1nya.
25
Mad'u adalah objck dakwah bagi seorang da'i baik yang bcrsifat
individual, kolektif atau masyarakat um um. Masyarakat sebagai objek dakwah
atau sasaran dakwah merupakan salah satu unsur yang pcnting dalam sistcm
dakwah yang tidak kalah peranannya di bandingkan dengan unsur-unsur
dakwah yang lain. Oleh sebab itu, masalah masya.rakat ini seharusnya
dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah ke aktivitas dakwah
yang sebenarnya. Maka dari itu sebagai bekal dakwah bagi seorang da'i/
muballigh hendaknya memperlengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan
dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah masyarakat.
3. Materi Dakwah ('vfaudhu' al-Da'wah)
Materi dak•v.1h merupakan komponen dakwah sekaligus satu diantara
jari cahaya hikma.h. Da'i dituntut untuk memilah dan memilih materi secara
hikmah agar dakwahnya berhasil dengan baik. Pemilihan materi yang baik
akan menjadikan penyampaian dakwah terasa •!nak didengar, mudah
dimengerti dan dipatuhi oleh objek.26
Materi dakwah tidak lain adalah seluruh ajaran-ajaran Islam yang
bersumbcr dari al-Qur'an dan al-Hadis sebagai sumber utama yang meliputi
aqidah, syariah, clan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang
diperoleh darinya.
27
lain-lain. Syariah t'dak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan
Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia (sesamanya),
seperti tolong menolong, bahu mcmbahu demi terciptanya dinamika hidup
yang penuh denga11 kcharmonisa i, kerukunan dan kedamaian.
Syariah adalah peraturan-pcraturan yang diwahyukan Allah di dalam
kitab suci yang merupakan pegangan bagi umat manusia yang kcbanyakan
bersifat global, n-.enyangkut pokok-pokok ajaran agama agar manusia
berpegang kepadany1 dalam mclakukan hubungan dcngan Tuhan, dcngan
saudara sesama muslim, dengan saudara sesama manusia, alam semesta dan
kehidupan.29
Syariah menurut para ulama pada dasarnya mcrupakan kumpulan
hukum-hukum atau peraturan-pcraturan yang dimaksudkan untuk memclihara
kehidupan masyarakat atau individu. Oleh karena itu, syariah dapat bcrubah-
ubah sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing umat yang mcnjadi
tujuan syariah. Nrnnun tidak menghilangkan asas substansial syariah itu
sendiri, yaitu demi kemaslahatan (mashalih) manusia di dunia dan di akhirat
dengan mengarahkan manusia kepada hal-hal yang bermanfaat dan menjaga
dari segala bahaya.
Sed·mgkan akhlak adalah perbuatan yang dilakuk.an dengan mudah dan
sederhana yang tidak membutuhkan kepada fikiran dan kesadaran.Jo Jadi
"Mahmud Syaltut, A I-Islam 'Aqidah "'" Syari'ah, terjemahan Abdurrahman Zain, (Jakarta: Pustaka Amati Press, J98o). h. 5.
30
Banyak sekali bentuk-bentuknya, seperti televisi, radio, internet,
handphone, dan sebagainya.
5) Akhlak, media ini adalah suatu bentuk pelaksanaan seorang da'i
sebagai manifestas1 dalam memberikan contoh dan tcladan yang
baik kcpada mad'u. 3J
Anwar Mas'an menyebutkan beberapa media dan sarana yang diperlukan
olehjuru dakwah antara lain:
1) Mimb<.r dalam khitobah
2) Qalam dan khitobah
3) Masrah (pcmcntasan) malhamah (drama)
4) Scni suara dan scni bahasa
5) Medan ,Jakwah
6) Alat bant J perlengkapan.34
Sedangkan menurut Zaini Muhtarom, media yang dapat dija<likan
sebagai media dakwah secara umum dibagi kc <lalam beberapa bcntuk
<liantaranya:
I) Media Lisan
Di banc'ing dengan media lain, media lisan merupakan suatu media
yang sering digunakan karena sifatnya yang prkatis dan ckonomio.
Tcnnasuk di dalamn:;a media lisan adalah diskusi, khutbah. rarnah
tamah <lan sebagainya.
2) Media Cetak
31
Di kenal juga sebutan media tulisan, idc-ide pcmikiran dan ajaran
Islam y3·1g dituangkan dalam bcntuk tulisan scperti surat kabar,
buletin, sprnduk, majalah dan sebagainya.
3) Media E ektronik
Media Jcktronik mcrupakan suatu media yang lahir karena
pemikiran manusia dalam bidang teknologi modern yang lahir
karena pemikiran manusia dalam bidang teknologi modern. Pada
media i ni cmosi dan kctcgangan pcnonton a tau pcndcngar dapat
terpanci11g melalui tingkah laku, kata-kata ataupun suara yang
dihasilkan tcrmasuk dalam media jenis ini mcliputi radio, telcvisi,
tape, film dan scbagainya.
4) Media Organisasi
Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah, agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara eketif dan efisien
maka Je1vat organisasi sosial maupun keagamaan, dakwah dapat
tcrus dilaksanakan dalam sctiap kcgiatan intern ataupun ckstcrn.
5) Media Seni dan Budaya
Media 'ni merupakan suatu media yang sangat diminati dan akan
terus diwariskan pada gcnerasi selanjutnya. Dakwah lewat seni dan
budaya sudah dilakukan oleh masyayikh (para guru) atau da'i-da'i
terdahulu dan sekarang. Seperti wayang, gamelan, seni sastra dan
sebagai nya. Selain media seni dan budaya, dakwah dapat dllakukan
32
melalui seni bahasa dan scni suara, seperti syair-syair agama,
ataupun musabaqoh tilawatil qur'an.'''
5. Metode Dakwah (!7wnqah a/-Da'wah)
Dari segi etimologi (bahasa) "metode" bernsal dari dua kata yaitu "meta"
(melalui) dan "hodos" (jalan, cara). 36 Dengan demikian kita dapat artikan
bahwa metode adalah earn atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode bernsal dari bahasa
Jerman methodica, artinya ajaran ten tang metode. Dal am bahasa Yunani
"metode" berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab
disebut thariqn \ l~tode berarti earn yang tel ah diatur dan melalui proses
pemikiran untuk tT,cncapai suatu maksud.
Scdangkan ~.ecara terminulogi (istilah) "metode" adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh
untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Efektif artinya
antara biaya, tenaga, dan waktu dapat seimbang. Sedangkan efisien atau
sesuatu yang berkenaan dengan pencapaian suatu hasil. Jadi "metode dakwah"
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk
mencapai suatu tu,iuan dakwah yang efektif dan efisien. 3"
Mengenai metode dakwah ini, Amir lhsan Isiahi menegaskan tentang
metode yang digunakan oleh para Rasul bahwa:
35 Zaini Muhtarom. !Jasar-dasar Manujen1en /Jaku·ah !slan1. (Yogyakarta_ 1\l-1\n1in Press, 1996}, h. I 15.
1f. - -
33
"Metode-m< tode para rasul adalah mctode yang paling modern dan maju
pada zamannya, dan senantiasa mcngalami pcrubahan sejalan dengan
perubahan situasi, kondisi serta kemajuan budaya. Ini merupakan bukti bahwa
memaksakan suatu metode tertentu saja tidaklah dibenarkan. Sebaliknya para
da'i haruslah menggunakan metodc-metodc yang sedang menjadi mode
dijaman mereka sendiri agar upaya dan kemampuan mereka bisa lcbih
manfaat dan membuahkan hasil.39
Kcterangan di atas menunjukkan bahwa metode dakwah t1dak baku dan
tidak statis. Dakwah Islam memiliki metode yang fleksibel dan tidak sedikit
jumlahnya. Bagi seorang da'i mengetahui dakwah yang baik itu sangat
dipcrlukan karer,a dengan mengetahui metode-ml;tode seorang dapat
mencntukan strategi dakwah yang akan digunakan dalam mcnyampaikan
dakwah kepada masyarakat dengan kondisi tertentu sehingga materi yang
disampaikan dapat diphami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Secara global metode dab, ah ada tiga yaitu; H1kmah, 1'v!oudwh !Jwonah
dan U1yada/ah hi//011 iuya ah.1w1. Kctiga mctodc terscbut banyak digunakan
oleh para nabi dan rasul, sahabat clan tabi'in serta para ulama-ulama terclahulu
clan sekarang, karena mctodc tcrscbut bersumbcr clari al-Qur'an surat al-Nahl:
125:
34
Artinya: "Serufah (manmia) kepada jalan Tl'hanmu dengan hikmah dan pelajaran yang haik dan hantahfah mereka denga,1 cara yang hcuk. Sesunggulmya Tuhrmmu Dia/ah yang /ebih mengetahw tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia/ah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapal pe!Unjuk". (QS: al-Nahl: I 25)
!'ertama, hikmah secara etimologi dapat berarti keadilan, ilmu, murah
ha ti, kenabian, al-Qur'an, al-Hadis serta ii/at (sebab ), seperti ungkapan "ma
hikmah al-tasyn"' yang bcrarti sebab diturunkan syariah."0 Bcrdasarkan
makna-makna tersebut, para ulama berbeda dalam mendefinisikannya.
Al-Raghib al-Isfahani dalam Muji-adat al-Qur'an mengatakan, al-lukmuh
;1dalah mencapai kebenaran dcngan ilmu dan aka!. Mcnurut beliau kata
hikmah jika disandarkan kcpada Allah maka bcrarti mcngctahui dan pcncipta
segala sesuatu den,;an sempurna, namun jika disandarkan kepada manusia
maka akan berarti mcngctah~i scgala yang ada dan melakukan scgala
kebaikan:11
Abu Hayyan dalam a/-B,i/1r a/-Muhith mengatakan, a/-Hikmah adalah
mcncmpatkan sesuatu pada tcmpatnya atau kcbenaran dalam pcrkataan dan
pcrbuatan42
Ibn Katsir mengatakan dalam tafisrnya, kata af-!I1k111ah bcrarti segala
sesuatu yang benar dalam perkataan dan perbuatan sehingga dapat meletakkan
sesuatu pada tempatnya. 43
40 lbn Manshur, Usan ul-'Arab, jilid 12, h 140-143. "'. Al-Raghib al-lsfahani, Mujradat a/-Qur 'an (Beirut: Dar al-Mishrivvat. Uh.). h. 127.
35
Sedangkan Syckh Zamakhsyari dalam kitabnya "al-Kasyaf', al-Hikmah
adalah perkataan yang pasti dan benar. la adalah dal ii yang menjelaskan
kebenaran dan menghilangkan kcraguan atau kesamaran.·' 4
Sebagai met«de dakwah, al-Hikmah diartikan bijaksana, aka! budi yang
mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, dan menarik pcrhatian orang
kepada agama dan "'uhan (Allah Swt). 45
Kedua, mau'izhah hasanah secara etimologi terdiri dari dua kata, yaitu
mau 'dwh dan hasanah. Kata mau 'dwh berasal dari kata \>a'adz~1-ya'idzu-
wa'dzan-idzatan yang berarti; nasihat, bimbingan, pendidikan dan
peringatan.46 Sementara kata hasanah merupakan kebalikan dari sayy1 'ah
yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.
Adapun pcngertian secara terminologi, ada bebcrapa pendapat antara
lain:
I) Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh H.
Hasanuddin adalah sebagai berikut:
"Al-ma 1 '1=fwh al-hasanah" adalah (perkataan-perkataan) yang
lidak l~l'l'eml•zmyi hag1 mereka, hahwa engkcm memherikm.' nas1hat
dan me11ghe11daki 111a11fi1at kepada mereka a/a11 de11ga11 a/.·Qur 'an.·' 7
2) Menuru1 Abd. Hamid al-Bilali "mau'izhah hasanah" mcrupakan
salah satu manhaj ( rnetode) dalam dakwah untuk rnengajak kc jalan
44 Munzier Suparta dan Harjani Hefni, ed, Metode Dakwah, h. 10. "!hid. h 10
36
Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah
lembut agar mereka mau berbuat baik.'"
Mau 'izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang
mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita
gembira, peringatan, pesan-pesan positif(wasiat yang bisa dijadikan pedoman
dalam kehidupan n15ar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat).
Ketiga, al-tvlujadalah bi-al-lati hiya ahsan. Seeara etimologi lafazh
mujadalah diambil dari dari kata "jadala" yang bennakna memintal, melilit.
Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan Faa'ala,
".Jaa dala" dapat bennakna berdebat, dan "mujadalah" bcnnakna
perdebatan.49
Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab, dalam kitab h!f.~ir al .. Afishah,
mengartikan bahwa kata ''jadala" dapat bermakna menarik tali dan
mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdeoat bagaikan
menarik dengan ucapan untuk menyakinkan lawannya dengan menguatkan
pcndapatnya melalui argumentasi yang disampaikan. 50
Menurut Ali al-Jarisyah, dalam kitabnya Ad,,b al-Hiwar wa al-
Munadzarah, mengartikan bahwa "al-.Jidal" secara bahasa dapat bcnnakna
pula "Datang untuk memilih kebenaran" dan apabila berbentuk isim "al-
.Jwllu" maka be,·arti 1:>ertentangan atau persetujuan yang tajam". 51
48 Abdul Hamid al-Bilali, .1··1qh ul-/Jakwah fi mgkar al-M1111gkar (Kuwait Dar al-Dakwah. 1989), h. 260.
"Ahmad Warson l.1una\\~vir, al-M1111aww1r (Jakarta Pustaka Progresif. 1997). h 175 '" Ouraish Shihab. Tof>1r a/-Aflshah I Jakarta. Lentera Hati 2000\ 1; "'
37
Dari segi terminologi (istilah) terdapat bebcrapa pengcrtian al-Mujaclalah
(al-Hiwar). Al-Mujadalah berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh
pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharnskan lahirnya
pennusuhan di antara kecluanya. 52
Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah suatu upaya
yang bertujuan untuk mengalahkan penclapat lawan dengan cara menyajikan
argumentasi dan uukti yang kuat. 5)
Menurut tafsir an-Nasafi, kata ini mengandung arti:
Berbantahan dengan baik yaitu dengan ja/an yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan pcrkataan yang hmak, lemah lembut, tidak
de11gan ucapa11 ·' a11g kasar a tau de11gan mempergunakan sesuatu (perkataan) yang bisa menyadarka11 hat1. memba11gunka11 }iwa clan menerangi aka/ pikiran. ini merupaka11 pe110/aka11 hagi orang yang enggan mclakuka11 perd,:batan dalam agama. 54
Dcngan berhugai pcngcrtian clan penclapat yang dikcmukakan oleh para
pakar, clapatlah cliambil suatu kesimpulan bahwa '"Mujadalah" merupakan
tukar penclapat yang dilakukan oleh dua pihak sccara sincrgis, tanpa
melahirkan penrusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pcndapat yang
diajukan dengan 1nemberikan argumentasi dan bukti-bukti yang kuat. Antara
satu clcngan lainnya saling mcnghargai clan menghonnati pendapat kccluanya
berpegang kcp&da kebcnarar, mengakui kebenaran pihak lain clan ikhlas
menerima huku1 ian kebenara 1 tersebut.
" World Assembly of Muslim Yo 1th (WAMY), Ni I Mui! al-Hnmr (Maktabah Wahbah Cairo, Mcs.ir) di1crje1nahl an olch Ahd11\ Salarn T\1 ()an !\..1uhil f)hafir dcng_an judul 1crjc1nahnn "Etika Diskusi", (Era lnicr Media, 2001), h. 21.
'-' Sayyid Muhammad Thantawi, Adah al-Khiwar fl/ Islam, Dar al-Nahdhah, Mesir, rlitf>riPm~hk-~n nlPh 711h~Pri \,,f;c,-.,, .. ,; rJ,,n 7..,....,,.,.,."; v ........ ,,1 fT,,1-~_.; .. "---- ""'"'~ ---'- '
38
6. Tujuan Dakwah (Muqashul a/-/)u'wuh)
Tujuan dakv·1h merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam
rangka mencapai suatu tujuan. Jadi tuJuan dak\,ah adalah mengajak umat
manusia kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT, agar hidup
bahagia dan sejaht~ra di dunia dan akhirat. 55
Sedangkan m•:nurut Ors. K. H. Didin HafiJhuddin, M.Sc. dalam bukunya
Dakwah aktual mcncrangkan tujuan dakwah secara umum adalah mcngubah
perilaku sasara11 dakwah agar mau mencmna a1aran !slam dan
mengamalkannya dalam datan.n kenyataan kehidupan sehari-hari baik yang
b·~rsangkutan dengan masa'ah pribadi, keluarga, maupun sosial
kemasyarakatannya agar tcrdapat kchidupan yang pcnuh dcngan kebcrkahan
samawi dan keberkahan ard/11 (Al-A 'raf: 96) mendapa.t kcbaikan dunia dan
akhirat serta terbebas dari azab neraka (al-Baqarah: 202-202). 5''
Ki Moesa A. Machfoeld juga pemah mengatakan di dalam bukunya
bahwa tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan
agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan rnau
mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik. Menjadikan orang
baik itu berarti menyelamatkan orang itu dari kesesatan, kebodohan,
kemiskinan clan keterbelakangan. 57
Syekh Ali tv .ahfudz juga mengatakan, bahwa tujuan dakwah tcrdiri dari
lima perkara, yaitJ:
39
1. Menyiarkan tuntunan Islam, 111embetulkan aqidah, dan meluruskan amal
perbuatan manusia, terutama budi pckcrti.
2. Memindahkan ha ti dari keadaan yang jelek kepada keadaan yang baik.
3. Membentuk pcrsaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara kaum
muslimin.
4. Menolak faham atheisme, dengan mengimbangi cara-cara mereka
bekerja.
5. Menolak syubhat-syubhat, bid'ah, dan khurafal atau kepercayaan yang
tidak bersumber dari agama dengan mendalami ilmu ushuluddin.58
Namun Prof. Dr. H. Moh. Ardani menyatakan bahwa tujuan dakwah
terdiri dari tuju.m umum (mayor objektive) dan tujuan khusus (minor
ob1ek1ive).
a. Tujuan Um um
Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat rnanusia (rneliputi orang
rnukrnin, kafir atau rnusyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah agar
dapat hidup bahagia sejahtera di dunia dan akhirat.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dakwah merupakan perurnusan tujuan sebagai perincian
dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dirnaksudkan agar dalam pelaksanaan
seluruh aktivitas dakwah dapat diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis
kegiatan apa yanr hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara
yang bagaimana dan sebagainya secara terperinc;i. Di bawah ini akan
BABIII
SIOGRA Fl HABIB ABDULLAH AL-IIADU.\.D
A. Latar Bclakang Krluarga Habib Abdullah al-Haddad
I labib Abdullah a1-Haddad dilahirkan pada han Rabu malam Kamis
tanggal 5 Bulan Sha far I 044 11 di Desa Sabir di Kota Tarim. wilayah
I-ladramaut, Negeri Yaman. 1
Asy-Syaikh I 1asanain Muhammad Makhluf (mantan mulli Mcsir,
anggota jamaah ulama besar Al-Azhar serta ketua Lembaga Fatwa Al-Azhar
Mesir) mengatakar. al-'Allamah Al-Haddad as-Sayyid Abdulah bin Alwi bin
Muhammad al-Ha·'dad liol1111111h11/lah adalah seorang ulama ahli dakwah,
suti, mursyid, iman1 pada zamannva yang schtlu bcrjuang membcla agama
Islam yang suci, baik dengai 1 lisan maupun buah karyanya yang scla!u
menjadi tumpuan dan rujukan masyarakat banyak dalam mcnuntut ilmu
' pcngetahuan agama:
Syaikhul Islam Al-Haddad al-'Allamah al-Da'i llallah, ia juga biasa
disebut Habib, Sa;3·1d otu11 Syaikh. Tepatnya Habib Abdullah bin Alawi al-
Haddad bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alawi
bin Ahmad bin Abu Bakar al-Thowil bin Ahmad bin Muhammad bin
Abdullah bin Ahmad al-Faqih bin Abdurrahman bin Alawi bin Muhammad
Shohib Mirbath bin Ali Kholi' Qosam bin Alawi bin Muhammad Shohib
Shouma'ah bin Alawi bin Ubaidillah bin al-Mubajir llalloh Ahmad bin Isa bm
1 Umar Ibrahim, 111anqah Aiall'tyah, (Bandung: Mizan, 200 I), h. 67. ... ·~ ' ., .. - - _• ~ --· ~ L
42
Muhammad /\n-Naqib bin J\li al-Uraidhi bin Imam Ja'far as-Shodiq bin
Muhammad al-Baq'r bin J\lt Zainal J\bidin bin Imam as-Sibth Al-Husein bin
Al-Haddad J\mirul Mukminin Ali bin Abi Tholib suarni az-Zahro Fatimah al
Batul binti Rasulullah Muhammad SA W. 1
Sayyid Alawi bin Muhammad al-Haddad, ayah dari Habib Abdullah Al
Haddad dikenal sebagai seorang yang saleh, lahir dan tumbuh di kota Tarim.
Sayyid J\lawi, sejak kccil berada di bawah asuhan 1bunya Syarifah Salwa,
yang dikenal sebagai wanita ahli ma'rifah dan wilayah. Bahkan Habib
Abdullah bin Alawi al-Haddad scndiri banyak rncriwayatkan kekcrarnatannya.
Kakck al-Haddad dari sisi ibunya ialah Syaikh Umar bin Ahmad al-Manfar Ba
'Alawy yang tenna:.uk ularna yang mencapai derajat ma'1ifah scmpurna.
Setclah berumur empat tahun, al-Haddad terkena penyakit cacar hingga
rnenyebabkannya !Juta. Habib Abdullah al-Haddad tumbuh sebagai anak kecil
yang cacat fisik. Khalil Efendi al-Muradi, mcngatakan bahwa scbagian para
ahli telah mencatat kelahiran Syaikh al-Haddad scbagai Imam Mulia, yang
telah lahir di Ko11 Tarim pada 1044 H4
Suatu hari SayyiJ Alawi bin Muhammad Al-Haddad mendatangi rumah
Al-Arif Billah Syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Habsy, pada waktu itu ia
belum berkeluarga, lalu ia rneminta Syaikh Ahmad Al-Habsy mendoakannya,
lalu Syaikh Ahmad berkata kepadanya, "Anakmu adalah anakku, di antara
mereka ada keberkahan ". Kcmudhn ia menikah dengan cucu Syaikh Ahmad
Al-Habsy, Salma binti Idrus bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy. Habib
43
Idrus adalah saudara dari Habib Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy.
Yang mana Habib Husein ini adalah kakek dari Al-Arifbillah Habib Ali bin
Muhammad bin Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy (Mu'alif
Simtud Durror). Ma:rn lahirlah dari pernikahan itu Habib Abdullah al-Haddad.
Ketika Syaikh al-Haddad lahir, ayahnya berujar; "Ahr sehelwnnya tulak
mengerli makna te•·srrat yang ducapkan Syaikh Ahmad Al-Hahsy terdahulu,
setelah lahrrnya Ahdullah, aku haru mengertr, aku melrhat pada dirmya
tanda-tun,/a .wwr al-IVrlayuh (kcwalian)". 5
Pada tahun 1072 H, ma lam sen in, awal bulan Raj ab 11/-Muhurrum, ayah
al-Haddad wafat c':rn kctika itu al-Haddad bcrumur 28 tahun. Al-Haddad
berada di bawah birnbingan ibunya. Akan tctapi, kemudian ibunya sakit
selama lima hari, niakin lama makin parah, dan akhirnya wafat. !bu al-Haddad
wafat tcpat tanggal 24, hari Rabu, pada bulan Rajab tahun 1072 H. Setclah
kedua orang tuanya wafat, al-Haddad diambil oleh salah seorang gurunya,
Sayyid 'Umar bin 'Abd al-Ral1man al-1\ththas. Pada waktu itu, al-Haddad
rncnulis surat kcpada saudaranya al-Hamid yang bcrada di India, untuk
memberitahukan pcrihal yang mcnimpa kcdua orang tua mcreka, serta
m~nghiburnya agar bersabar '<.ata-kata yang beliau tulis rnenggambarkan
ketinggian imannya, scrta terlihat adanya tafl1'rdh (pasrnh kepada Allah) di
dalam dirinya. Pada tahun yang sama, wafat pula seorang ulama besar, Sayyid
'Umar bin 'Abd al-Rahman al-'Aththas dan seorang 1\4uhaqqiq, Ahmad al
Qusyasyi di Madinah.
44
B. Pendidikan Habib Abdullah al-Haddad
Dari semenjak kecil begitu banyak perhatian yang beliau dapatkan dari
Allah. Allah menjrga pandangan beliau dari segala apa yang diharamkan.
Penglihatan lahiriah beliau diamhil oleh Allah dan diganti dengan penglihatan
batin yang jauh I ebih kuat dan berharga. Hal itu merupakan salah satu
pendorong bagi beliau untuk lebih giat dan tekun dalam rnencari cahaya Allah
dengan menuntut ilmu agama. Sungguh sangat mengherankan seakan-akan
anak kecil ini tahu bahwa ia tidak dilahirkan untuk yang lain, tctapi untuk
mengabdi kcpada Allah SWT.6
Dalam diwan-nya dan syarahnya,7 Syaikh al-Haddad menyebutkan
beberapa ~yaikhnya sebagai berikut:
Pada bait-bait sya1r di atas, Syaikh al-Huddad memulai den gun
menyebutkan beberapa syaikh yang beliau mcndapa.tkan ilmu thariqah
darinya. Sikapnya sebagai murid terhadap syaikhnya digambarkan dalam kata-
45
kata "perhatikan dan dengarkan" (t"""'I-' U...Ul.l), sebagai sikap ta'addub (sopan
santun) terhadap syaikhnya.
Setelah itu, dia menyebutkan tiga nama syaikh thariqah-nya, yaitu
pertama, Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abu Bal;ar bin Ahmad bin Abd
al-Rahman al-Saqqaf ( 1002-1071 H). Dia lahir di daerah Syihr, kota
pelabuhan, atau yang biasa disebut dengan Bandar al-Syihr. Dia belajar dan
mendapatkan ija::ah dari Sayyid Umar Ba Umar. Kemudian pergi ke Tarim
dan belajar dengar Syaikh Ali bin Abdullah al-Aidarus, Syaikh Ahmad bin
Husain bin Abdullah bin Syaikh al-Aidarus, af-Ar&r billah Syaikh Abdullah
bin Ahmad al-Aidarus, al-Arif bill ah Syaikh Zain bin Al-Haddad Husain Ba
Fadhl, dan Sayyid Aqil bin Abd al-Rahman bin Aqil al··Saqqaf. Syaikh yang
terakhir ini kemudian memerintahkannya untuk ber-kha/wah ( menyendiri
beribadah) di zawiyah (tempat khusus untuk untuk khalwah) di Masjid Syaikh
bin Abi bakar selama 40 hari. Kemudian dia meneruskan perjalanannya ke
daerah 'lnat, dan menimba ilmu dari Sayyid al-Husain bin Abi Bakar bin
Salim dan para saudaranya, serta dari al-Arif bi//ah Syaikh Husain bin Ahmad
Ba Syu'aib. Setelah itu, al-Haddad pergi ke India dan menimba ilmu dari dua
imam, Sayyid Abd al-Qadir bin Syaikh al-Aidarns dan Sayyid Muhammad bin
Abdullah bin Sy<.ikh al-Aidarns, dan darinya dia berhak menjadi .1yaikh
tahkim. 8
Kedua, Syaikh Abu Bakar bin Imam Abu Bakr bin Imam Abd al
Rahman bin Ali bin Abu Bakar bin Syaikh Abd al-Rahman al-Saqqaf Al-
46
Haddad mengambul pelajaran ilmu fiqih, hadis, ushul, tafsir dan tasawuf
darinya. Ketiga, Sajyid Aqil bin Abd al-Rahman bin Muhammad bin Ali hin
Aqil bin Syaikh Ahmad bin Abu Bakar bin Syaikh bin Abd al-Rahman al
Saqqaf. Al-Haddad mendaptkan khin, '.Jh shuflyyah darinya. Keempat, Sayyid
Umar bin Abd al-Rahman al-Aththas bin Aqil bin Salim bm Abdullah bin Abd
al-Rahman al-Saqqaf (w. I 072 H). Keli ma, Abd al-Rahman bin S) ·1ikh Maula
Aidid Ba Alawi dan putranya Syaikh bin Abd al-Rahman. Keenam, Sayyid
Syaikhan bin Imam al-Husain bin Syaikh Abu Flakar oin Salim, Shuhih '!nat.
Ketujuh, Syihabudc in Ahmad bin Syaikh Nashir bin (:iayyid Ahmad bin
Syaikh Sayyid Imam Abu Bakar bin Salim, Shahib 'Ina/. Kedelapan, Sayyid
Jamal al-Din Muhanmad bin Abd al-Rahman bin Muhammad bin Syaikh a/
Arif hillah Ahmad bin ~yaikh al-Husain bin Syaikh al-Quthh a!-Rahhw11 Abu
Bakar bin Abdullah al-Aidarus ( 1035-·I I 12 11). Kese111bila11, Sayyid 11!-Faq1h
a!-Shu/i Abdullah bin Ahmad Ba Alawi, yang dikenal dcngan al-Asqa'.
Kesepuluh, Syaikh al-Qusyasyi di Madinah (w. 1072 H).';
Para guru (svuyukh) Syaikh al-HaddaJ scbenarnya sangat banyak, tetapi
menurut .1yarah bait-bait Diwan Syaikh al-Haddad, sebagaimana yang
termaktub dalam kitab S\'lm1h al-Ai111y\'(/f, adalah sebagaimana tertera di atas.
lnilah syaikh-syaikh al-Haddad yang mempunyai pengaruh besar dalam
tumbuhnya al-HadJad scbagai seorang da'i dan tokoh sufi pada masanya.
47
C. Perjalanan Hidup ~la bib Abdullah al-Haddad
Berkat kctckunan rlan akhlakul karimah yang beliau miliki pada saat usia
yang sangat dini, beliau dinobatkan olch Allah dan guru--guru beliau scbagai
da'i, yang mcnjadikan nama bcliau harum di seluruh penjuru wilayah
Hadramaut dan mengundang datangnya para rnurid yang berminat besar dalam
mencari ilmu. Mcrcka ini tidak datang hanya dari Hadramaut tctapi juga
datang dari luar Hadramaut. Mcreka datang dengan tujuan mcnimba ilmu,
rnendengar nasihat dan wejangan serta tabarukan (rnencari bcrkah), mernohon
do'a dari Habib Abdullah al-Haddad. Di anta1 a murid-murid senior Habib
Abdullah al-Haddau adalah putranya scndiri yaitu Habib Hasan bin Abdullah
bin Alawi al-Haddad, Habib Ahmad bin Zain bin Alawi bin Ahmad bin
Muhammad al-H11bsy, Habib Ahmad bin Abdullah Ba-Faqih, Habib
Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, dan lain-lain. 1"
Selain mengkader pakar-pakar ilmu agama, beliau juga mcncetak
gencrasi unggulan yang diharapkan mampu melanjutkan perjuangan kakek
beliau Rasullullah SAW. Dalam kehidupannya beliau juga aktif merangkum
dan mcnyusun buku-buku nasihat dan wejangan baik dalam bentuk kitab,
korespond~n (surat-mcnyurat) atau dalam bentuk syair schingga banyak buku
buku beliau yang terbit dan dicetak, dipelajari dan diajarkan, dibaca dan dialih
bahasakan, sel1ingg<, ilmu beliau benar-benar ilmu yang bermanfaat. Tidak
lupa beliau juga m1;nyusun wirid-wirid yang dipergunakan untuk mendckatkan
10 Hawi Al-Khairaat, "Ringkasan Riwayat Hidup Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-l-far!rlerl "
48
diri kepada Allah dan bcrmanlaat untuk agama, dunia dan akhirat. Salah
satunya yang agung dan tcrken1l adalah Ratih al-Haddad, ratib ini disusun
oleh beliau dimalam Lailatul Qodar tahun 1071 H.
al-Haddad (rahimahullah) memiliki perwatakan badan yang tinggi,
berdada bidang, tidak terlalu gempal, berkulit putih, sangat berhaibah dan
tidak pula di wajahnya kesan maupun parut cacar.
Wajahnya sentiasa manis dan menggcmbirakan orang lain ketika berada
di dalam majlisnya. Ketawanya sekadar senyuman manis; apabila bcliau
gembira dan girang, wajahnya bercahaya bagaikan bulan. Majlis kendalian
beliau sentiasa tenang dan penuh kehonnatan sehingga tidak terdapat hadirin
berbicara maupun bergerak keterlaluan bagaikan terletak seekor burung di atas
kepala mereka.
Mereka yang menghadiri majlis Habib Abdullah al-Haddad bagaikan
telah terlupakan ol ~h kehidupan dunia bahkan terkadang scorang yang sedang
lapar akan lupa dengan kelaparannya; Si-sakit hilang sakitnya; Si-demam
sembuh dari demamnya. Hal ini membuktikan bahwa beliau adalah seorang
da'i yang memiliki banyak kelebihan sehingga majlisnya tcrasa nyaman bagi
penuntut ilmu.
Beliau selalu berbicara dengan orang lain menurut kadar aka! mereka
dan sentiasa membcri hak yang sesuai dengan taraf kedudukan masing
masing. Sehingga apabila dikunjungi pembesar, bcliau memberi haknya
sebagai pembesar; jika didatangi orang yang lemah, diilayani dengan penuh
mulia dan diiaga ha'.inva Annleni l:Pn"fi" <;:;_,,.,;. t-in
50
keadilan dan menghindari puJian dari orang lain; bahkan beliau sentiasa
memperccpat scgal<.. tugasnya tanpa membuang-buang waktu. Beliau bersifat
mulia dan pemurah, lebih-lebih lagi di bulan Ramndhan. Ciri inilah yang
menyebabkan banyak orang dari pelosok kampung sering berbuka puasa
bersama beliau di rnmahnya dengan hidangan yang tidak pcrnah putus semata
mata mencari keberkahan darinya.
al-Haddad rnenyatakan "Sesuap makanan yang dihadiahkan a/au
disedekahkan mawpu menolak k, ·seng1araan ". Bel iau juga bcrkata; "K iranva
ditanga11 kita ada kemamp11an, 111scaya segala keper/11a11 fakir 1111sk111 akan
terpenuh. Sesungg•.ilmya agama in1 (Islam) /fdak akan juya )lka /ldak ada
kekuatan (ukhuwa/11 d1 antara sesama /l.fuslim ". 12
Beliau adalah :.eorang yang memiliki hati yang amat suc1, scnantiasa
sabar tcrhadap sih.ap buruk dari yang selainnya :;erta tidak pcrnah merasa
marah. Kalaupun ia marah, bukan karcna pribadi scs·~orang tetapi scbab
amalan mungkarn~·a yang telah mcmbuat bcliau benar-bcnar marah. lnilah
yang ditcgaskan olchnya; "Adup1m sega/11 kesa/ahan yang herkwtan de11g1111
!wk aku, aku te/Jh maafkan; te1ap1 hak Allah ses1mgguhnya t1dak akan
dimaafkan ".
al-Haddad mdarang sese·Jrang berdo'a agar keburukan dilanda orang
yang menzalimi mereka. Sehingga bersama beliau terdapat seorang pcmbantu
yang seringkali melakukan kesalahan yang dapat menyebal.>kan kemarahan
beliau. Namun beliau mcnahan marahnya; bahkan kepada si-Pernbantu
51
tersebut, beliau m.~mberian hadiah untuk mercdakan rasa marah beliau
sehinggakan pembar tunya bcrkata: "a/angkah hmlcn_ia pka Al-Haddad
sentwsa 111emarahi1(11 ".
Kehidupan l!abib Abdullah al-Haddad memang dijalaninya scsuar
dengan tuntunan Qur'an dan Sunnah; kehidupannya p<;nuh dengan keilmuan
di tam bah pula dcngan sifat wara'. A pabila beliau memberikan upah dan sewa
kepada orang Jain, beliau sclalu memberikan jumlah yang lebih tanpa diminta.
Kesenangannya adalah mcmbina dan mcnta'mirkan masjid. Di Nuwaidarah
dibinanya masjid hernama al-Awwabin, begitu juga Masjid Ba-Alawi di
Seiwun, Masjid al-Abrar di as-Sabir, Masjid al-Falah di al-Hawi, Masjid al
Abdal di Shibam, Masjid al-Asrar di Madudah dan banyak Jagr.
Al-Haddad adalah sosok da'i (ulama) yang selalu shalat wajib pada awal
waktu, dan tidak pernah terlihat shalat sendirian. Selain itu, juga tidak pernah
tergesa-gesa dalam shalatnya. Dia sangat tidak suka berbicara antara azan dan
iqamah, bahkan dia sangat tidak suka diajak berbicara oleh rekan-rekannya
hingga usai shalat
Diceritakan oahwa al-Haddad memulai kehidupannya sejak dini hari ke
dini hari sarat dengan bcrbagai macam ibadah. Dia membagi malam menjadi
enam bagian. Cc ra ibadah seperti ini menurut penulis kitab Thariqah Al
Sahlah, disebut al-qi;.wn Al-lJawudi, yakni bangun malam pada seperenam
malam yang ke-4 untuk melakukan ibadah malam, al-Haddad biasanya tidur
dan bangun sebel um subuh untuk mclakukan shalat witir dan shaiat sunah
52
tidurnya Nabi SAW, sesaat dan kemudian bangun melakukan kcgiatan ibadah
kembali hingga azan subuh, atau yang biasa disebut al-qailulah, dan ini
merupakan tradisi yang masih terlihat di Masjid al-Fath al-Hawi yang
dilakukan oleh Munsib al-Haddad.
Selain itu, al-Haddad mempunyai kebiasaan seliap sore hari Jum'at
setelah shalat asar di Masjid Hujairah berziarah ke Makam Zanbal, yaitu
makam para salaf Ba' Alawi. Menurut Muhammad bin Zain bin Sumaith,
muridnya, dipilihnya waktu sore pada hari .Jum'at kan:na itu termasuk saat
saat terkabulnya do'~, dan juga merupakan tradisi (ma::hah) para salaf, yakni
Ma:::hah Sayyidah / i:ithimah, putri Rasulullah SA W. 13
Di antara sifat al-Haddad adalah sifat tawaadu' (rendah diri). Jni dapat
dilihat dari nasihat-nasihatnya, syair-syaimya dan tulisannya. Al-Haddad
pernah mengutusi Habib Ali bin Abdullah al-Jdrus. "Dow/ah untuk
saudaramu ini yang lemah semoga diampuni Allah".
Beliau wafat pada hari Senin malam Sclasa tanggal 7 Dhul-Qo'dah 1132
H, dalam usia 98 tahun. Beliau disemayamkan di pcrnakaman Zambal, di Kota
Tarim, Hadramaut Yaman. 14 Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada
beliaujuga kita yang ditinggalkannya.
53
D. Karya-karya HahiL Abdullah al-Haddad
Habib Abdullah al-Haddad mengalami sakit buta sejak kecil, tctapi
kcadaan tcrscbut tidak mcnjadi penghalang baginya untuk tetap produktif
dalam membuahkan karya-karyanya. 15 Di antara karyanya 1.alah:
1. Kilab Risa/ah al-Mu'awanah w ... al-Mu::haharah wa al-Mu'azarah ft al-
Raghibina min al-!vfu'amininafi Suluki Thariq al-Akhirah
2. Kitab a/-Nashaih al-Diniyah wa a/-Vv'ashaya a/-lmaniyah
3. Kitab a/-Da'wah a/-7{1111111ah (:i,_'..Ull ~J'o.:i.ll ~).
4. Kitab al-Ma/'11111' rkumpulan beb'"rapa catatan) (t_y~I Y~).
5. Kuah a/-Fush11/ al-!lmt))'1111 wa .:i/-1 !s/111/ al-!ftkamtyi·ah.
6. Kttah Hisa/111, al-Afud::akarah 111111 1d-:\.f11hthh111 111111 ah/ a/-J..'lwtr wa al-
7. Kitab lttihafa/-Sm/ h1 .Jawah a/-Ma.1at!
8. Kuah Sabi/ a1-Ad::kur bmw l"amurm ht u/-lh.1w1 wa Yanqad/11 la/111 mm
9. Kitab al-Nafi1ris al-'Uluwzvyahfi al-1\cfasayll al-Shefiyyah
(ur ~1 1·i.:.:.i1 · u -' :. 11 ·i.LJ1 L-i~) - •. .J u; ~ - _,,,...,.... I.)"-! • • .
10. Kitab Risa/ah Adah Suluk al-1Hund (,id_;JI ;cl:.,.t.:. ,.,_,\~l :UC.,,.J Y~).
11. Al-Fatawa (t.>)LLl_ll).
12. Ai-Durru al-Man::hum Ii lJ::ml'i al-'Uqul wa al-Fuhum
13. Kitab al-H1kam (; <; _, 11 y~).
14. Kitab Tatsbit al-Fuad(~lj:.JI: ;_u Y~). duajilid.
54
Selain kitab-1--itab tersebut di atas, al-Haddad juga mcnghimpun scbuah
wirid yang beliau susun dcngan nama al-His/mu af-Has/1111 yang berarti
benteng yang kokch. Namun nama tersebut tidak begitu dikenal banyak orang,
khususnya dikalangan orang awam. Akan tetapi, nama Ra/lb al-Haddad-lah
yang lebih banyak diketahui orang.
Kata "ratib" bisa diartikan j uga sesuatu yang tcratur atau bacaan yang
tersusun rapi. Kronologis penyusunan wirid inL sebagaimana diceritakan di
dalam kitab !3ughyah Ahli al-lhadah wa al-Aurad karya al-Habib Alwi bin
Ahmad al-Haddad, terkait dengan menghadapnya Amir As-Sa'ady dari Bani
Sa'ad kepada al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad. Hal itu tcrjadi setelah
terdengar kabar hahwa sekelompok orang yang keluar dari a_laran
Ahlussunnah Wal Jama'ah, golongan Zaidiyah mulai memasuki ncgen
Hadramaut. Masvarakat resah. kemudian m<erc-ke m.enPmni l-lohih A hclnlloh ,,1_
55
Haddad dan meminta petunjuk bagaimana cara membendung f'aham itu.
Akhirnya al-Haddad menyusun bcberapa kalimat zikir yang mengandung
pemantapan akidah dan keimanan scbagai benteng diri yang kokoh.
Mulai dari sanalah al-Hade.ad menyusun bacaan mulia yang sarat dengan
makna serta memiliki keutarnaan yang amat luar biasa itu lantaran
kesemuanya bersumbcr dari al-Qur'an dan hadis. Beliau mcnyusun ratib ini
ketika berumur 27 tahun, tepatnya pada malam 27 Ramadhw1 I 071 H. Para
ulama dan auliya zaman itu, menyatakan bahwa malam terscbut bcrtcpatan
dengan Luilatul Qadar.
Demikian seli1tas secara kronologis sejarah al-Haddad sebagai seorang
penulis, selain kegiatan-kegiatannya sebagai pengajar di beberapa desa di
sekitar Tarim dan j11ga sebagai pcnyuluh pertanian di tcngah masyarakatnya.
BAB IV
PEMIKIRAN DAKWAll llABIB ABDULLAH AL-HADDAD
A. Konsep Dakwah Habib Abdullah al-Haddad
Al-Habib Ah:ullah al-Haddad adalah seorang Syaikhul Islam yang
sangat alim. Dak1vahnyr yang begitu luas membuatnya scorang da'i yang di
kenal banyak orang khususnya masyarakat di Hadramaut, Yaman, dan Asia
terutama keturunan beliau yang ada di Indonesia pada umumnya. Selain
berdakwah untuk masyarakat luas, beliau juga berperan aktif dalam mencetak
generasi unggulan yang diharapkan mampu melanjut'.can perjuangan kakek
bcliau, Rasullullah SAW. Sebagai seorang da'i beliau juga aktif merangkum
dan menyusun buku-buku nasihat dan wejangan baik dalam bentuk kitab,
koresponden (surat· menyurat) atau dalam bentuk syair sehingga ban yak buku-
buku beliau yang terbit dan dicetak, dipclajari, diajarkan, dibaca dan dialih
bahasakan, schingga ilmu bcliau bcnar-benar bcrmanfaat.
Habib Abdullah al-Haddad juga merupakan seorang ulama yang
memiliki pemikiran cemerlang, banyak sekali pcmikiran dakwahnya yang
sampai sekarang .Jijadikan rcfcrensi bagi para da'i, baik murid-murid beliau,
para ulama dan knususnya kaum alawiyyin yang sangat memuliakan leluhur
mcrcka Jalam mcnsyiarkan agama Islam. Hal i1.u semua dapat kita lihat dari
berbagai pemikiran dakwahnya yang beliau curahkan melalui kitab-kitabnya,
yang tercantum d •. lam kitab al-Nushu1h ul-fJ1111xvuh, /?Jsuluh ul-lvfu'uwa11uh
J ____ f 1'\ __ /_ _ / __ 1 'I' I I
57
Al-Haddad menjelaskan, bahwa dakwah merupakan sebuah pcrintah
yang begitu besar bagi umat Islam pada umumnya dan para ahli dakwah
khususnya. Seorang da'i adalah orang yang memang benar-benar menjunjung
tinggi perintah Allah serta tidak bosan-bosannya untuk selalu mensyiarkan
agama-Nya. 1
Habib Abdu .!ah al-Haddad mengutip scbuah a:;,J,t al-Qur'an scbagai
dalil perintah dakwah:
"Dan hendaklah ada d1 antara ka11111 sego/ongan 11ma1 yang menyeru kepada kehajilan, 111eny11r11h kepada yang 111a'rufdan 111encegah dari yang 1111111kar; 111cre,'··1 adaloh orang-orang yang heruntung." fQ.S. A/1 'lnmm: I Ii./).
Al--Haddi!d juga mengutip bcbcrapa hadis Nabi SAW scbagai
landasan pcrintah dakwah:
"Hai Afanusia, l'er1•1tahka11/ah mereka untuk me/akukan kehaikan dan mencegah ke11111nkaran sehe/11111 ka11111 herdo'o, maka tidak akcm diperkenankan do'a111u dw. sehe/11111 kamu 111e111ohon ampun 111aka lldak akan diamp11111 dosa-dosamu". (HR. Huk!wri)
58
I. Pengertian Dakwah
Mcnurut J Jabib Abdullah al-I laddad dakwah adalah upaya scorang
da'i (ulama) untuk mcngajak umat kepada jalan Tuhan (Allah) dengan
melakukan amal-amal salch baik itu yang berkaitan langsung kcpada Allah
(hah/um m111allah) rnaupun sesama rnanusia (/whlwn 111111m11w.1) dan
mcninggalkan p<~rbuatan yang tidak di ajar 'an mcnurut syara' (agama)
dalam rangka mcmbangun kualitas umat dalam memahami ajaran Islam
yang sebcnarn) a, agar scnantiasa mendapatkan kcbahagian di dunia dan di
akhirat.2
Pengertian yang beliau sampaikan tentang dakwah pada saat-saat
sekarang ini rnasih tetap relevan dan mengena pada rnad'u. Karena tidak
sedikit orang yang masih mclontarkan bahwa dakwah adalah suatu
kegiatan yang disarnpaikan mclalui mimbar (podium) oleh da'i clengan
mengedepankan pesan-pesan Islam. Kemungkinan lontaran tersebut
111ema11g clirasakan mereka yang melihat secara langsung bahwa mayoritas
cla'i-cla'i hanya menyarnpaikannya pesan-pesan clakwah melalui mimbar
saja. Karena clak wah bukan saja mengajak, tetapi juga harus bisa membina
clan membentuk masyarakat untuk berubah ke arah yang lebih baik.
2. Materi Dakwah
Materi ) 1ng cligunakan Habib Abdullah al-Haddad clalarn berclakwah
aclalah kesat11an bahan yang terdiri dari berbagai bagian dari ajarnn Islam
yang bersuml::er dari al-Qur'an, as Sunah, ijma' dan qiyas ulama. Dari
59
sumber itulah, al-Haddad menjadikannya sebagai pedoman dalam
menyampaikan berbagai materi agama Islam yang meliputi bcrbagai
macam bidang, baik itu tauhid (akidah), fiqih, akhlak, talSir, hadis, sirah
(sejarah) dan ilmu-ilmu pengetahuan lain yang dapat mcndukung
tcrcapainya tujuan dakwah.
3. Kepribadian Da'i
Untuk mcmbuat suatu proses dakwah sesuai dengan yang
diharapkan, seorang da'i harus memiliki kritcria-kriteria kepribadian yang
dipandang konstruktif dan positif oleh masyarakat. Kriteria kepribadian
yang baik s11gat mcnentukan keberhasilan clakwah, karena pada
hakikatnya be;dakwah tidak hanya dalam tugas rnenyampaikan teori,
tctapi juga l12rus mcmbcrikan ketcladanan bagi urnat yang diserunya.
Keteladanan jauh lebih besar pengaruhnya clari pada kata-kata. Hal ini
sejalan dengan ungkapan orang Arab3 "Usan al-Hal Af.~hahu min Usan
al-Maqal" (kenyatan I ebih jelas dari ucapan).
Menurut Habib Abdullah al-Haddad bahwa klasifikasi kepribadian
seorang da'i mencakup dua aspck 4 Pertama, aspek psiches (bathiniah)
yang mencakup sifat, sikap, dan kemampuan diri. Kedua, aspek fisik
(zhahiriah). Diantara sifat-sifat da'i yang berkaitan dengan aspck
kerohanian (balhiniah) adalah iman clan takwa kepada Allah Swt., tulus
ikhlas dan tidak mementingkan diri sendiri, ramah dan penuh pengertian,
60
tawadhu' (rem:ah hati), sederhana dan jujur, tekun dan bersemangat, sabar
dan tawakkal 1•1emdiki jiwa toleran, demokratis, tidak memiliki penyakit
hati seperti sombong, dengki, iri hati, dan sebagainya. Seorang da'i juga
dituntut agar rnempunyai sikap mulia dan terhorma,t, seperti b-:rakhlak
mulia, disip'.in dan bijaksana, berwibawa, bertanggung jawab,
berpandangan dan berpengetahur n luas.
Aspek kcdua yaitu aspek jasmani (zhahiriah ). Akal yang sch at,
seperti kata pepatah terletak pada badan atau jasmani yang sehat pula.
Bagi seorang da'i profesional yang berdakwah dengan jumlah sasaran
yang banyak dan bcrbeda-beda, maka ke~ehatan jasmani mutlak
diperlukan. Scbab kondisi badan yang tida:, memungkinkan dan sakit
sakitan, sedikit banyak akan dapat mengurangi stabilitas dan rutinitas da'i
dalam melakukan aktivitas dakwah. Di samping itu dengan kesehatan
jasmani seorang da'i akan marnpu memikul beban dan tugas dakwah
dengan lebih maksimaL
Hakikatnya si 'at-sifat atau prilaku yang dikemukakan di atas adalah
sifat-sifat da 1 prilaku yang harus dimiiiki oleh semua umat Islam, tidak
hanya olch gulongan tcrtcntu saja. Namun bila sifat clan prilaku tcrscbut
diletakkan pada scorang da'i maka harus lebih rnantap dan mcnonjol,
schingga dengan demikian da'i sendiri m<;njadi suatu bentuk dakwah
hidup yang bcrgerak dan mcnjadi teladan ·>'ang baik bagi mad'unya.
61
4. Kategorisasi Mad't1
Dakwah merupakan proses mengajak umat manusia menuju jalan
Tuhan demi kebahagiaan mereka di dunia maupun di akhirat. Manusia
yang menjadi objek dari aktivitas dakwah tersebut bukan hanya bersifat
individual (perorangan), tetapi juga bersifat kelompok. Karenanya dalam
mcnentukan strategi dakwah perlu mempcrhatikan keunikan individu
scbagai individu dan keunikan individu sebagai masyarakat.
lndividu l··~rasal dari kata latin yaitu "individium .. artinya yang tidak
terbagi. Jadi individu merupakan scbutan yang dap.lt digunakan untuk
menyatakan su 1tu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu adalah
seorang mam ;ia yang tidak hanya mcmiliki peranan khas dalam
lingkungan sosi1lnya, mclainkan juga mcrniliki kepribadian scrta pola
tingkah laku yang spcsifik. Dalam dirinya terkandung tiga aspek yang
saling mempcngaruhi satu dcngan yang lainnya yaitu aspck organik
jasmaniah, psikis-rohaniah can aspek sosial. 5
Sedangkan masyarakat dapat memiliki arti luas dan sempit. Dalam
arti luas, masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup
bcrsama dan tidak dibatasi olch lingkungan, bangsa, dan scb~gainya.
Dalam arti sempit, masyarakat dapat berarti hubungan sekclompok
manusia yang dibatasi olch aspck-aspek tertentu (teroterial, bangsa,
golongan dan lain-lain).
62
Habib Abdullah al-Haddad tcrmasuk di dalamnya, dalam
melaksanakan akt1vitas dakwah, 'asaran (ohjck) yang dituju al-Haddad
tidak sebatas terhadap suatu individu atau kelompok tertentu saja. Jika kita
melihat kepada karya al-Haddad yang tcnnaktub di dalam kitabnya "al
Dakwah at-Tammah" bahwa al-Haddad memberikan nasihat-nasihat dan
pcringatan kepada berbagai '.aktor dan golongan, baik itu faktor usia,
idiologi, ataupun status sosiaL6
Contohnya saja pada faktor usia, beliau mcmberikan nasihat kcpada
anak-anak dan orang tua, suami-istri, hamba sahaya dan tuannya. Pada
faktor idiologi al-Haddad juga menjadikannya sebagai objek dakwah.
Faktor ini meliruti; alim-ulama, muslim yang taat dan muslim yang
bennaksiat, orang-orang musyrik (atheis) dan orang-orang yang
mengingkari ad'!nya Allah Swt Scdangkan pada faktor status sosial,
beliau juga mcmpcrhatikan bcrbagai golongan, baik itu para pcnguasa
(pejabat pemerintahan), fakir miskin, !mum lemah, orang sakit, pedagang,
pctani, karyaw,111, ataupun kaum pckerja.
Salah satu contoh al-Haddad pernah mengatakan dalam nasihatnya,
bahwa para p·:jabat pcmerintahan itu sangat perlu dan sangat penting
untuk dinasihati dan dikritik dengan kritik konstruktif Karena pemerintah
memiliki kewajiban untuk memberikan kesejahteraan dan perhatian
terhadap rak)'atnya. Jika pemerintah mengabaikan dan bermalas-malasan
63
serta tidak merregang amanah sebagai pemimpin rnaka mereka akan
ditanya tentang kepemimpinannya di akhirat nanti.
Dalam bedakwah kepada para penguasa ini, al-Haddad menjadikan
Khalifah Umar bin Khattab ra. sebagai tauladan dalam memimpin umat
dan rakyatnya. Khalifah Umar bin Khattab ra. termasuk pemimpin yang
memiliki rasa takut yang begitu tinggi kepada Allah, beliau takut
mengabaikan tugas mengurusi kepentingan masyarakat dan takut tidak
dapat berlaku <cdil, olch karena itu beliau tidak dapat tidur kecuali dcngan
rasa berdebar-d~bar hatinya selalu memikirkan umat dan rakyatnya. 7
5. Media Dakwah
Adapun media yang digu11akan oleh Habib Abdullah al-Haddad
dalam berdakwah adalah dcngan menggunakan tarekat. Tarekat adalah
jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah s1~suai dt;ngana ajaran
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dan dikerjakan oleh sahabat-
sahabat Nabi, Tabiin dan Tabiin-Tabiin turun-ternurun sampai pada masa
.. 8 Ill!.
Dalam hal ini al-Haddad menggunakan tarekat alawiyyah sebagai
media dakwah. Sejarah Tarekat Alawiyyah ini tidak bisa dipisahkan dari
nama al-Haddad, Lirena dialah yang banyak memberikan pemikiran baru
tenta.ng pengembangan ajaran tarekat ini di masa-masa mendatang.
7 al-Haddad, Al-Da'wah Al-fommah, h. 28. R c;;nfi NP\.\.'I;. .,. .:1rl"k::it-,\l:nvi\•\1:1h" <>1-til,,.,J r1;.,t.c,,,. .,,,,,1., ' 1 .... : 1nno
64
Peranan al-Haddad dalam mempopulerkan Tarekat Alawiyyah ke
seluruh penjuru dunia memang .idak kecil, sehingga kelak tarekat 1m
dikenal juga dengan nama Tarekat Haddadiyyah. Peran al-Haddad itu
misalnya, ia di antaranya telah membcrikan dasar-dasar penge1 .ian Tarekat
Alawiyyah.
Ia mengatakan, bahwa Tarekat AlawiYyah adalah Thariqah Ashhab
al-Yamin, atau tarekatnya orang-orang yang menghabiskan waktunya
untuk ingat dan >clalu taat pada Allah dan menjaganya dcngan hal-hal baik
yang bersifat ukhrawi. Dalam hal suluk, al-Haddad membaginya ke dalam
d b . 9 ua agian.
!'ertama, kelompok kliashshah (khusus), yaitu bagi mereka yang
sudah sampai pada tingkat mujahadah, mcngosong',;an diri baik lahir
maupun batin dari selain Allah di samping membersihkan diri dari segala
pcrangai tak tcrpuji hingga sckecil-kccilnya dan mcnghiasi diri dcngan
perbuatan-perbuman terpuji. Kedua, kelompok ·amrnah (umurn), yakni
mcreka yang baru memulai pcrjalanannya c!engan mengamalkan
serangkaian perintah-perintah as-Sunnah Dcngan kata lain c!apat
c!isimpulkan bahwa Tarck:tt Alawiyyah aclalah tarekat 'ammah, atau
sebagai jemba·an awal menu.ju tarekat khashah. Karena itu, semua ajaran
salaf Ba Alaw; menekankan adanya hubungan seorang syekh (musryid),
perhatian seksama dengan ajarannya, dan membina batin dengan ibadah.
Amal shaleh cla,am ajaran tarekat ini juga sangat ditekankan, dan untuk itu
65
diperlukan suatu tarekat yan;; ajarannya mudah dipahami oleh masyarakat
awam.
Al-Haddrd juga mengajarkan bahwa hidup itu adalah safar (sebuah
perjalanan mer;uju Tuhan). Safar adalah siyahah ruhaniyyah (perjalanan
rekreatif yang be ·sifat ruhani), perjalanan yang dilakukan untuk mclawan
hawa nafsu dan scbagai media pendidikan moral. Oleh karena itu, di
dalam safar irn, para musafir setidaknya mcmbutuhkan cmpat hal. 10
l'ertama, iimu yang akan rncmbantu untuk membuat stratcgi. Kuluu,
sikap wara' yang dapat mcncegahnya dari perbuatan haram. Ke11ga,
semangat yank menopangnya. Keempat, moralitas yang baik yang dapat
men3aganya.
6. Motivasi Dakwah
Selain itu, al-Haddad menegaskan bahwa dakwah harus dilandasi
dengan niat ibadah kepada Allah Swt. 11 Da'i tidak bolch merusak niatnya
dengan mengharapkan scgala ha! yang bcrsifat kcdurnaan, baik itu pujian,
materi, popularitas dan sebagainnya. Karena dengan niat seperti itu akan
membuat da'i tidak terfokus untuk mengajak umat kepada kebaikan,
sebaliknya da'1 menjadikan dakwahnya sebagai profesi clan mata
pencaharian semata. Oleh karena itu al-Haddad sangat menekankan bagi
seorang da' i, bahwa niat berdakwah karena Allah merupakan pondasi yang
harus dibangun dan dikokohkan sebelum te~jun ke medan dakwah_
66
Dalam h<d ini, al-lmai"'l Yahya hin Syarafuddin an-Nawawi (Imam
Nawawi) memberikan penjelasan tentang masalah niat dan tujuan di dalam
kitabnya "Syar/I al-Arha 'in an-Nawawiyah fl al-Hadits as-Shahihah an-
Nahawiyyah ", 12 bahwa niat terbagi menjadi tiga:
J) Niatnya orang yang melakukan sesuatu karena takut kepada Allah
Swt., dan ini niatnya ahli ibadah.
2) Niatnya orang yang melakukan sesautu karena mengharapkan surga
dan pahala, dan menurut Imam Nawawi bahwa niat scpcrti ini
bagaikan n iatnya pedagang.
3) Niatnya orang yang hanya menunaikan kewajiban sebagai hamba
dan bersyukur dikala mendapatkan kenikmatan. Imam Nawawi
menyebutnya clengan niatnya !hadah al-Akhyar yaitu bagaikan
niatnya orang yang tidak memiliki pendirian dalam melakukan
sesuatu Jan melaksanakan ibaclah kepada Allah karena ia sedang
mendapatkan kenikmatan clan kesenangan.
B. Metode Dakwah Habib Abdullah al-Haddad
Sebagai scorang da' i yang mcmil iki kelebihan dan keistiqomahan
dalam berclakwah, al-Haddad juga memiliki berbagai earn yang dilakukannya
untuk mencapai tujuan dakwah. Metode dakwah yang dilakukan oleh al-
Haddad adalah metodc bi! Qalam.
12 Al--In1an1 '{af> _;a bin Syarafuddin an-Nawa\vi, .SJ•arh al-Ar:1a 'in a11-Nau·a1riyah fl al-
67
Metodc dakwah bil-Qalam adalah dakwah yang dilakukan da'i
melalui mengarang berbagai buku-buku. Matanya yang buta tidak menjadi
penghalang bagi ~I-Haddad untuk tetap aktif berdakwah di tengah-tengah
masyarakat dan juga aktif di berbagai kegiatan ilmiah dan sosial
kemasyarakatan.
Dalam kegiatan keilmuan, sejak masih kanak-kanak al-Haddad sudah
terbiasa mendiskusikan berbagai macam masalah bersama kawan-kawannya.
Al-Haddad mampu mcnghasilkan sc0uah karya yang menghimpun bebcrapa
ha! yang dia anggap penting untuk disampaikan kepada masyarakatnya. Buku
tersebut dia beri nama Risa/ah Al-Mud=akarah ma 'a Al-!khwan. ;/-Mulubbin
min Ahl Al-Khair wa Al-Din.
Pada umur yang sama, al-Haddad juga nenyelesaikan tulisannya yang
dia beri nama litsalah Al-A1u 'awanah wa Al-A4u:'wharahRisalah Al-
Jvfu 'awanah wa Al-Mu:haharah yang memang dia tulis sebagai konsumsi
masyarakat awam. Alasan al-Haddad menulis buku tersebut adalah:
"Sebuah p~nni,,taan saudaraku dari scorang sa 'dah, yang jujur dalam niatnya untuk rncniti di alas jalan al-sa 'adah (kebahagiaan) telah mendorongku untuk melakukan perbuatan yang agung ini, dan memotivasiku untuk 111cmenuhi janji yang mulia ini, yaitu mcnuliskan baginya scbuah wasia1, yang dia akan berpegang tcguh padanya. Aku kabulkan permintaan itu dengan harapan, sebagaimana tadi aku katakan untuk melakukan kewajiban, mcngharapkan pahala dan pertolongan Allah serta dengan harapan scmoga Allah Swt. memt nuhi kebutuhanku, scsuai dengan yang diberitakan oleh Rasul-Nya dalam salah satu hadisnya, 'f3arang swpa yang selalu memenuhi kehutulwn saudaran\'tJ, 111aka Allah akrm sela/11111e111enulu kehutuhannya, dan Allah akan sela!u 111e111ha/1/11 hamha-Nl't1 bi/11 ha111ha .. J\)'a se!alu 111emhantu saudaranya ..... '"
Pada usianya yang ke-27, al-Haddad makin terlihat sebagai tokoh
68
masyarakatnya. Pada usia ini, al-Haddad diminta oleh seorang tokoh clari kola
Syibam untuk menulis sebuah buku yang menjadi pega11gan para pengikutnya
tarekat-tarekat shzef:yah pada masanya. Buku terscbut merupakan salah satu
bukti ketokohannya clalam dunia tarckat. Empat bulan setelah penulisan buku
tersebut, tepatnya pada hari Jum'at, 15 Muharram 1072 H, terbitlah karyanya
yang lain, yaitu K11ah !11ih11f al-Sail hi .!awah al-lvfasw/ yang memuat
berbagai macam pertanyaan )'<mg berkisar tentang m.akna tauhid dalam
kaitannya dengan sa/ik d.rn wash ii, tentang masalah hudhur,fana ·, hubungan
antara ilmu dengar ha/, dan ha/ dengan maqam.
Pada usia yang kc-45, al-Haddad menulis K11ah A/-Nas!w1h Al
Diniyah wa Al-Wasluya Al-!1111111iyah. Tema-tema yang diangkat dalam buku
ini hampir sama dengan kitab scbclumnya, yaitu masalah- akidah, fiqih, dan
akhlak, scrta pembahasannya mengikuti meto le pcnuli>; kitab !hya' Imam
Ghazali. Banyak sckali karya-karya al-Haddad yang ticlak mungkin
clihadirkan dan dikupas dalam »kripsi ini, karena akan dibutuhkan lembaran
yang panjang. Mctocle bil-Qalam yang dilakukan al-Haclclacl melalui karya
karyanya sampai saat ini masih clapat dirasakan, dibaca, dikaji dan dialih oleh
para cla'i.
A. Kesimpulan
BAB V
PENlJTl'P
Dengan bertitik tolak pad1 pokok pembahasan bab-bab yang terdahulu,
clan mengingat asumsi-asumsi ) ang tclah dikemukakan. Maka sesuai dcngan
penelitian ini, dapat dikemukak< n kesimpulan sebagai benkut:
I. Pengertian yang beliau sampaikan tentang dakwah pada saat-saat sekarang
ini masih tetap relcvan clan mcngena pada mad'u, bahwa da'i bukan hanya
menyampaikannya pesan-pesan clakwah melalui mimbar saja. Karena
clakwah bukan saja mengajak, tetapi juga harus bisa membina dan
membentuk masyarakat untuk berubah kc arah yang lebih baik.
2. Da'i harus memiliki kriteria-kriteria kepribadian yang dipanclang
konstruktif clan positif olch masyarakat. Klasifikasi kepribadian seorang
cla'i mcncakup clua aspck. Pertama, aspck psi<:hcs (bathiniah) yang
mencakup sifat, sikap, clan kemampuan cliri. Kedua, aspek fisik (zhahiriah)
yaitu kesehatan jasmani.
3. Kategorisasi m:•ri'u ticlak hanya tcrbatas pada satu faktor saja, tctapi cla'i
harus memperilatikan faktor-faktor lain, seperti usia, icliologi clan status
sosial.
4. Da'i juga harus rnemanfaatkan media yang seclang berkembang pada
masanya sebagai alat untuk membantu tcrwujudnya tujuan clakwah.
70
5. Metode dakwah yang dilakukan oleh al-Haddad aclalah metode bil Qalam.
Yaitu dengan mengarang berbagai buku-buku sebagai bahan bacaan bagi
da'i ataupun masyarakat awam disesuaikan dengan tingkatan mad'unya.
B. Saran
Bcrdasarkan hasil kajian dan temuan penulis dalam skripsi ini, maka
pcnulis memberikan bcberapa saran berikut:
I. Membuka dan memahami kembali pemikiran tokoh-tokoh ulama salih
yang telah sukses dalam berdakwah dan menyia1 kan agama Islam. Hal ini
beriringan dcngan kondisi zaman yang semakin mod~:rn, sehingga banyak
sekali da'i yang meninggalkan pcmikiran-pemikiran ulama terdahulu yang
memiliki pcranan penting dalam penyebaran agama Islam.
2. "~';/\ ~ :i...:..';llJ ~\ ~\ c,slc :i...\;.!1.:......\1" Melestarikan metode
terdahulu yang baik clan mcngambil metode baru yang lcbih baik". Artinya
hendaklah bagi para da'i untuk lebih kreatif mungkin dalam menjalankan
perintah dah"ah sesuai dengan kondisi zaman, sehingga clakwah yang
disampaikan dapat diterima oleh mad'u.
3. Jadilah Anda panji-panji clakwah yang ikhlas dalam bcramal. Jika
keikhlasan sudah menjadi pondasi bagi Anda dalam segala ha!, maka Anda
termasuk hamba-hamba Allah yang mendapatkan kenidhaan··Nya.
4. Bagi para c.ktivis dakwah, hendaklah Anda berpegang teguh kepada
Akidah Ahlussunnah wal Jamaah dan berhati-hatilah terhadap gerakan-
71
gerakan Islam dan aliran-aliran yang berusaha untuk merubah ajaran
ajaran Islam ) ang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
DAFT AR PUST AKA
al-Abrasyi, Muhammad Athiyah. !l-l'urb1yah al-lslam1yah wa Falasifl1111/w. Cairo: Isa al-Baby, 1975.
al-Bayanuni, Muhammad, Abu al-Fath, Al-Afadkhal Ila //mi al-Da'wah. Beirnt: Muassasah al-F~isalah, 1991.
al-Bilali, Abdul Hamid, Fiqh al-!>akwohfi mgkar al-Mungkar. Kuwait: Dar alDakwah, !989.
Alwani, Thoha, Jabir, Kns1.1· /'emikrran Modern Owgnos1.1· don Resep l'engobatonny ... Jakarta: LKPSI, 1989.
Arifin, M., //mu Pend1rliku11 1.1/wn, Jaka.rta: Bumi Aksara, 1991.
Azas, Ibrahim, dkk., al-Mu'.fam Al-Was11h. Kairo: Majma' Al-Lughah AlArabiyah, l 97r5.
Bahtiar, Wardi. Metodo/ologi l'ene/itian !111111 Dakwah. Jakarta: Logos. 1997.
Chirzin, Habib. !/mu dan Agama do/am pesantren, Dalam Af. Dawam Raharjo, Pesantren dan Pemhalraruan. Jakarta: LP3ES, 1988.
Fattah, Nur, Amien Iv/erode Dakwah Wali Songo. Pekalongan: PT. T. B. Bahagia, 1995.
al-Ghazali, a1-lmam Abi llamid Muhammad bin Muhammad, f/(ya 'U/um al- Din. Beirnt: Dar Ihya' al-Turats al-'Arabi, t.t.
Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komuni, 76 ikarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
Ghalwasy, Ahmad, a/-Da'wah al-Js/amiyyah;Ushuluha wa Wasailuha. Kairo: Dar al-Kutub al-Mushri, 1987.
73
_________ . a/-Nashaih a/-UmiJJ•ah wa a/-Washaya a/-!maniyyah. Indonesia: Dar Jhya al-Kutub a· -Arabiyah, t.'.
. Risa/ah a/-Mu'awanah wa al-Mu::haharah wa a/-Mu'a::arah Ii a/Raghihina min d-A1u'amininaf) Suluki 'fhanq a/-Akl11mh. Indonesia: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, t.t .
. · Kesempurnaan Jan Kemu/ian Dakwah ls/amiah. P0nerjcmah K.H. Abdullah 7.akiy al-Kaaf, Bandung: CV Pustaka Sctia, 200 I.
Hasanuddin, Ors., M.A. A1ana;emen Dakwah. Jakarta: U!N Jakarta Press, 2005.
J·Iasanuddin, Ors. H. Hukum Uakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Hafidhuddin, Ors. K.H. Did in, M. Sc., Dakwah Aktua/, Jakarta: Gema lnsani Press, 1998.
Hamka, Pe/ajaranAgama ls/a111. Jakarta: Bulan Bintang, 1956.
Hawi Al-Khairaat, "Ringkasan Riwayat Hidup Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad," ar:ikcl diakses pada 20 Febrnari 2008 dari http://www.a I hawi. n etfriwayat. htm
Hayyan, Abu, al-Bahr a/-A1uhith. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
Ibrahim, Umar., 7/wriqah A/awiyah. Bandung: Mizan, 2001.
al-Isfahani, al-Raghib, }vfufradat al-Qur ',m. Beirut: Dar al-Mishriyyat, t.t.
Isiahi, Amir lhsan. Serha-serhi Dakwah Ahli Bahasa Lukman Hak1. Bandung: Pustaka, 1989.
al-Jarisyah, Ali, Adah al-Khiwar wa a/-Afudhoruh. Al-Munawaroh: Dar alWifa 19R9
74
Imarah, M, Karakten.\'/1~ Merode !slam. Jakarta: IIIT dan Media Dakwah, 1994.
Khaldun, Ibnu, Muqaddimah. Jakm1a: Pustaka Firdaus, 1986.
Mahfudz, Ali, Hiday1.1ul Mursyid111. Tcrj. Chadijah Nasulion. Yogyaka11a. Tiga A, 1970.
Muhtarom, Zaini, Da.n,.-dasar ivfana;emen Dakwah !sfa111. Yob>yakarta: Al-Amin Press, 1996.
Muhyiddin, Ascp. Metode !,engembangan /Jakwah. Bandung: Pustaka Sctia, 2002.
Munawwir, Ahmad, Warson. Kwnus al-. Junawwir. Surabaya Pustaka Progress if, 1997.
Mas'ari, Anwar, Studi Tentang !/mu Dakwah Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1981.
an-Nawawi, Al-Imam Yahya bin Syarafuddin, Syarh al-Arbo '111 an-Nuwaw1yuh Ji 11!-fflfllits as-Shafuhah 1m-Nahawiyvah. Surabaya: Maklabah Muhammad bin Ahmad Nabhan, t.t.
Nazir. Moh. ;\fermle h·11c/11wn. Jakarta: PT. Gramedia Indonesia, 1998.
Nizar, Samsul, Penguntur /)usar-Dasar !'emik1ra11 Pendidrkan Islam. Jakarta: Gava Media Fratama, 2001.
Nuh, Sayyid. M. Ouk1rnh Fard1.i: ·ah c.lalam ;\fun!uy .1111al !slam. Solo: Citra lsla1111 Press. 1996.
Omar. Toha Yahya, !/11111 /Jakwah. Jakarta Wijaya, 1992.
"Riwayat Singkat Penyusun Ratib al-Haddad." u!K1.1ah, cdi1.i no. 25, Dcscmber, 2007
Salim, Hadiyah. J'eriemah Mukhtarul HaJ1s. Bandung: Al-Ma· arif, 1977.
Shomad, A. Dr. H. M. Idris, M.A., !Jiktal !/mu /Jakwah, UlN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2004.
Sufi News, "Tarekat-Alawiyyah," artikel diakses pada 3 Juni 2008 dari http:l/iwww.sufir,cws.com.
Suparta, Drs. I I. Munzicr, M.A, dan I lefni, H. I larjani Le., M.A., ed. Merode 01Jkwah. Jakarta: Kencana, 2006.
asy-Syajjar, al-Hasawi, Syaikh Ahmad bin Abdul Karim, Rislllah Pe1111Jnlllp Hali, alih bahasa~ H Iv!. H. Al-Hamid al-Husaini. Bandung: Pustaka Hidayah, 2006.
Syaltut, Mahmud, Al-hfam 'A11idah Wll Syari'ah. Terjemahan Abdurrahman Zain. Jakarta: Pustaka Amali Press, 1986.
Syakir, Asmuni. 01Jsar-dasar Strall'.!f.I /)ukwah !sla111. Surabaya: Al-fkhlas, 1983.
Syafaat, l labib., H11k11 l'cdo11w11 /)1Jkwah Jakarta. Wijaya, 1992.
Thantawi, Sayy1d, Muhammad, Ad11h al-Khiwar fil Js/11m, Dar al-Nahdhah, Mesir, diterjemabkan oleh Zuhaeri Misrawi clan Zamroni Kamal. Jakarta: Azan, 2001.
Yasmin, Ummu. Maten !'arhiyah J'anduan Kurikulum /)a '1 dan Murahhi. Solo: Media lnsani Press, 2007.
Yaqub, Ali, Mustafa .. Se;arah dan i\,fetode Dakwah Nani. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997.
Ya'qub, Hamzah, /'11/l!i.11.\"f/k Islam "Fek111k f)akwllh da11 !.rncfers/11p. Bandung: CV. Diponego o, 1981
Zaidan. Abdul Karim. !Jwar-dasar ,'/mu J)uk1rnh. Ja~arin ,\1',di" not·,.···" 100.i
• •
LAMPI RAN
_ .. - 11uttA-N_ u.vu.l;
L,;;,;;;;;;.;.;;.;,.;;,;.;.;.;;,;;;;;,;;.;.;,;,;;m,;;.;,;;;.;.;lililiiilililiiiiii.;.o,.;:'w~~·~ua'A~'•L~
Rumah kelahiran Habib Abdullah bin Alawi al-HaddRd Gambar diakses pada 20 Februari 2008 dari http://www.alhawi.net/riwavatJ1trn
Makam Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad
Tempat Khalwat (lbadah) Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad Gambar diakses pada 20 Februari 2008 dari
http://badsyam77.wordpress.com/2008/01 /20/salsilah-alhaddad/
... Tasbih Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad n~rnh~r r{j~J.'C'PC' t"Vlrl~ '){) }';,,.h,.,.,...,..; ")(l(\Q .-I~ .. :
84
.,'"\t'Jl \l-..,Jt.J, .. 1•t~ ~.I. r I... ':/I C· ~
>_,L1. J.lv~l~I+ '"
~;.,_, ., ~\ ~
,:~ .. >!.tlL' 1..J'tuu1.,, JU _,\.J., m_.., I .P. '91 cl,). .t.J .,l... I) ~ _;JJ ~ w'!-Ji\/i
p\.1..Jt-......-~ .. ~.,
4..J ..., .. ~f ... .,_' ,,; _,,,
.~ '·-· r