hal depan.docx
TRANSCRIPT
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA
TIKUS PUTIH BETINA GALUR WISTAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Oleh:
SULFIA ARIFAH
11613081
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
JUNI 2015
i
SKRIPSI
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA
TIKUS PUTIH BETINA GALUR WISTAR
Yang diajukan oleh:
SULFIA ARIFAH
11613081
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping
Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt Rochmy Istikharah, M.Sc.,Apt
ii
SKRIPSI
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA
TIKUS PUTIH BETINA GALUR WISTAR
Oleh:
SULFIA ARIFAH
11613081
Telah lolos uji etik penelitian
Dan dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia
Tanggal : ............................
Ketua Penguji : Dr. Farida Hayati, M.Si.,Apt (.................................)
Anggota Penguji : 1. Rochmy Istikharah, M.Sc.,Apt (.................................)
2. drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D. (.................................)
3. (.................................)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia
Drs. Allwar, M.Sc.,Ph.D
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak tedapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Mei 2015
Penulis,
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin...
Skripsi ini saya persembahkan kepada..
Allah SWT yang telah memberikan segala kasih sayang, nikmat,karunia dan cintanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan caraMU.
Rasullah SAW berserta para sahabat yang telah memberikan kesempatan kami menikmati jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini, semoga syafaat beliau
dapat kita peroleh di yaumul akhir kelak
Kedua orang tua saya, Mama (Uswatun Khasanah, S.Pd) serta Papa (Sumaryo, S.Sos) yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi secara moral maupun
materil dan spritual yang mengalir tiada henti disetiap tarikan nafas sehingga saya dapat menyelesaikan karya skripsi ini
Kakak saya Rudi Uswarman, M.Eng yang selalu memberikan semangat perjuangan dan doa yang tulus sehingga saya dapat menyelesaikan karya skripsi
ini
Keluarga Besar yang telah memberikan semangat dan doa yang tulus kepada saya
Sahabat-sahabat tersayang Yeni Muflihah, Devika Nurhasanah, Fitri Wulandari, Arlina Yevilayanti dan Lailiana Garna yang telah meberikan motivasi, dukungan, semangat dan nasehat yang membangun sehingga karya ini dapat terselesaikan.
Terimakasih telah memberi warna dalam kehidupan ini
Partner saya, Devika yang telah berbagi cerita, memberikan motivasi, persaudaraan, dan warna dalam perjalanan skripsi ini
Maulana Hidayatullah, kakak, sahabat dan partner yang selalu menyemangati, menghibur, memberi motivasi dan memberi bantuan terima kasih.
Teman-teman Pharmacy A dan Covalent yang telah mendukung, membantu, berbagi pengalaman dan motivasi. Terima kasih atas semuanya.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Toksisitas Akut Ekstrak
Etanol Daun Kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) Secara Oral Pada Tikus
Putih Betina Galur Wistar” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Keberhasilan penelitian dan penyususnan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya teriring do’a Jazzakumullah ahsana jazaa kepada:
1. Bapak Drs. Allwar, M.Sc., Apt., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Pinus Jumaryatno, M.Phil., Ph.D., Apt., selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam
Indonesia.
3. Ibu Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt., selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta masukan yang sangat berarti selama
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Rochmy Istikharah, M.Sc., Apt., selaku pembimbing pendamping dan
dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan nasehat dan
dukungannya selama menempuh studi di Fakultas MIPA.
5. Ibu drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D. selaku dosen penguji yang telah
memberi masukan.
6. Bapak-ibu dosen dan seluruh civitas akademik Fakultas MIPA yang telah
memberikan ilmu dan kemudahan selama penulis berada di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.
7. Laboran FMIPA khususnya Pak Riyanto, Pak Yon dan Pak Marno yang
selalu membantu dalam menangani kendala yang terjadi saat penelitian di
laboratorium.
vi
8. Teman-teman seperjuangan baik yang sama-sama sedang berjuang maupun
yang akan berjuang serta adik-adik tingkat.
9. Seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, kelemahan,
dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan ke depan.
Akhirukalam penulis mohon maaf dengan ketulusan hati seandainya dalam
penulisan skripsi ini terdapat kekhilafan, dan penulis berharap semoga skripsi ini
dapat membawa manfaat bagi masyarakat pada umumnya serta perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan pada khususnya. Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, Mei 2015
Penulis,
Sulfia Arifah
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii
INTISARI........................................................................................................... xxiv
ABSTRACT.......................................................................................................... xxv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................... 3
BAB II. STUDI PUSTAKA.......................................................................... 4
2.1. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 4
2.1.1 Aspek Toksikologi........................................................................ 4
2.1.1.1 Tokskologi...................................................................... 4
2.1.1.2 Uji Toksikologi............................................................... 6
2.1.1.3 Faktor-faktor yang berpengaruh pada hasil uji
toksikologi..................................................................... 8
2.1.1.4 Mekanisme efek toksik.................................................... 10
2.1.1.5 Wujud efek toksik........................................................... 11
2.1.1.6 Sifat efek toksik.............................................................. 12
2.1.1.7 Uji Ketoksikan Akut ...................................................... 12
2.1.2 Toksikologi Organ Sasaran........................................................... 15
viii
2.1.2.1 Hati.................................................................................. 15
2.1.2.2 Ginjal............................................................................... 16
2.1.2.3 Jantung............................................................................ 17
2.1.2.4 Paru-paru......................................................................... 18
2.1.2.5 Limpa.............................................................................. 19
2.1.2.6 Lambung......................................................................... 19
2.1.3 Histopatologi Organ...................................................................... 20
2.1.4 Kangkung...................................................................................... 21
2.1.4.1 Klasifikasi....................................................................... 21
2.1.4.2 Kandungan Kangkung.................................................... 22
2.1.4.3 Khasiat Kangkung........................................................... 22
2.1.4.4 Obat Tradisional.............................................................. 23
2.2. Keterangan Empirik................................................................................. 24
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 25
3.1. Bahan Dan Alat........................................................................................ 25
3.1.1 Bahan............................................................................................. 25
3.1.2 Alat................................................................................................ 25
3.2. Cara Penelitian......................................................................................... 25
3.2.1 Pengajuan Ethical Clearence........................................................ 25
3.2.2 Determinasi tumbuhan kangkung................................................. 26
3.2.3. Pembuatan Ekstrak daun kangkung ............................................. 26
3.2.4 Optimasi dosis penelitian.............................................................. 27
3.2.5 Penetapan ekstrak daun kangkung ............................................... 27
3.2.6 Pembuatan larutan stok ekstrak etanol daun kangkung................ 27
3.2.7 Aklimatisasi.................................................................................. 28
3.2.8 Pengelompokan hewan uji............................................................ 28
3.2.9 Cara Pemejanan............................................................................ 29
3.2.10 Pemeliharaan hewan uji................................................................ 29
3.2.11 Pengamatan gejala toksik............................................................. 29
3.2.12 Pengambilan Organ...................................................................... 31
3.2.13 Pengamatan spektrum efek toksik................................................ 31
3.2.14 Pengamatan potensi ketoksikan akut (LD50)................................. 31
ix
3.3. Analisis Hasil........................................................................................... 31
3.4. Skema Penelitian...................................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 35
4.1. Preparasi Ekstrak Daun Kangkung ........................................................ 35
4.1.1 Determinasi Tanaman Kangkung.................................................. 35
4.1.2 Pengumpulan Bahan, Pengeringan dan penyerbukan.................... 36
4.1.3 Pembuatan Ekstrak Daun Kangkung............................................. 37
4.2. Penetapan Dosis Dan Pembuatan Larutan Stok....................................... 42
4.3. Potensi Ketoksikan Akut (LD50).............................................................. 43
4.4. Pengamatan Gejala Toksik....................................................................... 44
4.5. Kondisi Umum......................................................................................... 46
4.6. Makroskopis Dan Mikroskopis Organ..................................................... 52
BAB V. PENUTUP..........................................................................................71
5.1. Kesimpulan...............................................................................................71
5.2. Saran..........................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................72
LAMPIRAN.....................................................................................................75
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) yang
diperoleh dari daerah Sidorejo, Murung, Gantiwarno,
Klaten, Yogyakarta............................................................. 21
Gambar 3.2. Skema penelitian uji toksisitas akut ekstrak etanol daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral pada
tikus putih betina galur
Wistar.............................................
34
Gambar 4.3. Pengolahan tumbuhan kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) yang diperoleh dari daerah Sidorejo, Gantiwarno,
Klaten, Yogyakarta............................................................. 37
Gambar 4.4. Pembuatan Ekstrak Kental Daun Kangkung (Ipomoea
aquatica, Forsk) yang diperoleh dari daerah Sidorejo,
Gantiwarno, Klaten, Yogyakarta......................................... 39
Gambar 4.5. Hasil kromatogram standar etanol dengan menggunakan
instrumen GC-MS............................................................... 41
Gambar 4.6. Hasil kromatogram uji sisa pelarut etanol ekstrak daun
kangkung (Ipomoea aqutica, Forsk) yang diperoleh dari
daerah Gantiwarno, Klaten dengan menggunakan
instrumen GC...................................................................... 42
Gambar 4.7. Larutan stok ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) yang diperoleh dari daerah Sidorejo, Gantiwarno,
Klaten,
Yogyakarta..............................................................
42
Gambar 4.8. Grafik rata-rata kenaikan berat badan tikus betina yang
dipejankan ekstrak kental daun kangkung (Ipomoea
aquatica, Forsk) yang masih hidup sampai hari ke-
15........
48
Gambar 4.9. Pencuciaan organ hewan uji yang dipejankan ektrak daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk)................................. 49
xi
Gambar 4.10. Penimbangan organ hewan uji yang dipejankan ektrak
daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk).........................
49
Gambar 4.11. Diagram rasio organ hewan uji yang dibedah 24 jam
setelah pemberian ekstrak daun kangkung (Ipomoea
aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal...........................
49
Gambar 4.12. Diagram rasio organ hewan uji yang dibedah 15 hari
setelah pemberian ekstrak daun kangkung (Ipomoea
aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal...........................
50
Gambar 4.13. Organ hewan uji yang diberikan ekstrak daun kangkung
(Ipomoea aquatica, Forsk) yang diawetkan dalam
formalin 10%....................................................................... 55
Gambar 4.14. Irisan melintang jaringan jantung tikus betina normal
yang diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea
aquatica, Forsk) kelompok kontrol, perbesaran 400
x........................
58
Gambar 4.15. Irisan melintang jaringan lambung tikus betina normal
yang diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea
aquatica, Forsk) kelompok kontrol , perbesaran 100
x.......................
58
Gambar 4.16. Irisan melintang jaringan limpa tikus betina normal yang
diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) kelompok kontrol, perbesaran 100 x....................... 59
Gambar 4.17. Irisan melintang jaringan paru tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada
kelompok kontrol, mengalami pneumonia interstitialis,
perbesaran 400
x..................................................................
59
Gambar 4.18. Irisan melintang jaringan paru tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada
kelompok perlakuan II yang mengalami bronkiolitis,
xii
perbesaran 400
x.................................................................. 60
Gambar 4.19. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina normal yang
diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) pada kelompok kontrol, perbesaran 400 x............. 60
Gambar 4.20. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina yang
diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) pada kelompok perlakuan III, mengalami
degenerasi hidropik epitel tubulus, perbesaran 400
x..........................................
61
Gambar 4.21. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina yang
diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) pada kelompok perlakuan II, mengalami nekrosis,
perbesaran 400
x....................................................................................
61
Gambar 4.22. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina yang
diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) pada kelompok perlakuan IV, mengalami nefritis
interstitialis , perbesaran 400
x..................................................................
62
Gambar 4.23. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina yang
diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) pada kelompok perlakuan II, mengalami radang
pelvis renis, perbesaran 400
x..................................................................
62
Gambar 4.24. Irisan melintang jaringan hati tikus betina normal yang
diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk) pada kelompok kontrol, perbesaran 400
x................
63
Gambar 4.25. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada
kelompok kontrol , mengalami multifokal radang (MFR),
xiii
perbesaran 400
x..................................................................
63
Gambar 4.26. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada
kelompok perlakuan I, mengalami degenerasi melemak,
perbesaran 400
x..................................................................
64
Gambar 4.27. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada
kelompok perlakuan II, terdapat foki radang mid zonal
(FRMZ), perbesaran 400
x...................................................
64
Gambar 4.28. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada
kelompok perlakuan III, terdapat kista, perbesaran 400
x....
65
Gambar 4.29. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk)pada
kelompok perlakuan III, terdapat foki nekrotik mid zonal
(FNMZ), perbesaran 400 x.................................................. 65
Gambar 4.30. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada
kelompok perlakuan III, mengalami atrofi sebagian
hepatosit (ASH), perbesaran 400
x......................................
66
Gambar 4.31. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada
kelompok perlakuan IV, mengalami multifokal radang di
area mid zonal (MFRMZ), perbesaran 400
x.......................
66
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Pemeriksaan fisik dalam uji
ketoksikan.................................
30
Tabel 4.2. Hasil pengamatan uji organoleptik ekstrak dan
kangkung.....
40
Tabel 4.3. Jumlah kematian tikus betina galur Wistar pada
pengamatan selama 24 jam setelah pemberian ekstrak
kental daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara
oral dosis
tunggal...................................................................................
43
Tabel 4.4. Jumlah kematian tikus betina galur Wistar pada
pengamatan selama 15 hari setelah pemberian ekstrak
kental daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara
oral dosis
tunggal...................................................................................
44
Tabel 4.5. Hasil pengamatan kualitatif gejala toksik pada hewan uji
selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kental daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal................................................................................... 45
Tabel 4.6. Hasil pengamatan kualitatif gejala toksik pada hewan uji
selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kental daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal................................................................................... 45
Tabel 4.7. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari
selama 15 hari setelah pemberian ekstrak kental daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal...........
47
Tabel 4.8. Persentase perubahan berat badan hewan uji yang
dipejankan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,
Forsk)
perhari.........................................................................
48
xvi
Tabel 4.9. Hasil analisis statistik rasio organ hewan uji yang diberikan
ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) yang
dibedah pada jam ke-24 dan hari ke-
15..................................
51
Tabel 4.10. Data makroskopis organ tikus betina galur Wistar
kelompok normal yang dipejankan ekstrak daun kangkung
(Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal..............................
53
Tabel 4.11. Perubahan makroskopis organ tikus betina galur Wistar
selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kental daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal................................................................................... 54
Tabel 4.12. Perubahan makroskopis organ tikus betina galur Wistar
selama 15 hari setelah pemberian ekstrak kental daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal................................................................................... 55
Tabel 4.13. Hasil pemeriksaan histopatologi tikus betina galur Wistar
selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kental daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal................................................................................... 56
Tabel 4.14. Hasil pemeriksaan histopatologi tikus betina galur Wistar
selama 15 hari setelah pemberian ekstrak kental daun
kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis
tunggal................................................................................... 57
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical clearence dari komisi etik Fakultas Kedokteran
Universitas Islam
Indonesia............................................
75
Lampiran 2. Surat Determinasi tanaman kangkung (Ipomoea
aquatica,
Forsk)...............................................................
76
Lampiran 3. Surat keterangan membeli tikus betina galur
Wistar.......
77
Lampiran 4. Surat keterangan histopatologi organ tikus betina galur
Wistar............................................................................. 78
Lampiran 5.a. Perhitungan dosis dan pembuatan larutan stok sediaan
ekstrak kangkung darat terstandar pada tikus betina
secara oral dosis
tunggal.................................................
80
Lampiran 5.b. Perhitungan volume pemejanan hewan uji pada tiap
kelompok
perlakuan........................................................
81
Lampiran 6. Perhitungan hasil rendemen ekstrak kental kangkung
darat............................................................................... 82
Lampiran 7.a Perhitungan hasil konversi ekstrak daun kangkung
darat dosis tertinggi ke bobot kangkung
kering...............
83
Lampiran 7.b Perhitungan hasil konfersi ekstrak daun kangkung
darat dosis terendah ke bobot kangkung
kering.......................
84
Lampiran 7.c Konversi dosis tertinggi ekstrak daun kangkung ke
berat kangkung basah yang bisa dikonsumsi
manusia.....
85
Lampiran 8.a Penimbangan berat badan tikus betina sebelum dan
sesudah pemberian sediaan ekstrak daun kangkung
secara oral dosis tunggal.................................................
xviii
86
Lampiran 8.b Rata-rata perubahan berat badan tikus betina per hari
selama 15 hari setelah pemberian ekstrak kental daun
kangkung........................................................................ 87
Lampiran 9.a Penimbangan berat, rasio dan rasio rata-rata organ 3
ekor tikus betina yang dibedah setelah 24 jam
pertama........................................................................... 88
Lampiran 9.b Penimbangan berat, rasio dan rasio rata-rata organ 4
ekor tikus betina yang dibedah setelah 15
hari................
90
Lampiran 10.a Uji distribusi normal dari perubahan berat badan tikus
betina hari ke-0 sampai hari ke-15 setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................ 92
Lampiran 10.b Hasil tes homogenity of variances dari perubahan berat
badan tikus betina hari ke-0 sampai hari ke-15 setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 93
Lampiran 10.c Hasil analisis varian satu jalan dari perubahan berat
badan tikus betina hari ke-0 sampai hari ke-15 setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 94
Lampiran 11.a Uji distribusi normal dari rasio organ jantung tikus
betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan
ekstrak kangkung secara oral dosis
tunggal............................................................................ 95
Lampiran 11.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
jantung tikus betina yang dibedah 24 jam setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 95
Lampiran 11.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ jantung
tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
xix
tunggal............................................................................
96
Lampiran 12.a Uji distribusi normal dari rasio organ paru-paru tikus
betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan
ekstrak kangkung secara oral dosis
tunggal....................
97
Lampiran 12.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
paru-paru tikus betina yang dibedah 24 jam setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis
tunggal................................................................... 97
Lampiran 12.c Hasil analisis Kruskal Wallis dari rasio organ paru-
paru
tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................
98
Lampiran 13.a Uji distribusi normal dari rasio organ limpa tikus
betina
yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan
ekstrak
kangkung secara oral dosis
tunggal.................................
99
Lampiran 13.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
limpa tikus betina yang dibedah 24 jam setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 99
Lampiran 13.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ limpa
tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................ 100
Lampiran 14.a Uji distribusi normal dari rasio organ hati tikus betina
yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan
xx
ekstrak
kangkung secara oral dosis
tunggal.................................
101
Lampiran 14.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ hati
tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................ 101
Lampiran 14.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ hati
tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal..............
102
Lampiran 15.a Uji distribusi normal dari rasio organ lambung tikus
betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan
ekstrak kangkung secara oral dosis
tunggal.....................
103
Lampiran 15.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
lambung tikus betina yang dibedah 24 jam setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 103
Lampiran 15.c Hasil analisis Kruskal Wallis dari rasio organ lambung
tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................ 104
Lampiran 16.a Uji distribusi normal dari rasio organ ginjal tikus
betina
yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan
ekstrak
kangkung secara oral dosis
tunggal.................................
105
Lampiran 16.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
ginjal tikus betina yang dibedah 24 jam setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
xxi
dosis tunggal................................................................... 105
Lampiran 16.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ ginjal
tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal........................................................................... 106
Lampiran 17.a Uji distribusi normal dari rasio organ jantung tikus
betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan
ekstrak kangkung secara oral dosis
tunggal.....................
107
Lampiran 17.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
jantung tikus betina yang dibedah 15 hari setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 107
Lampiran 17.c Hasil analisis Kruskal Wallis dari rasio organ jantung
tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................ 108
Lampiran 18.a Uji distribusi normal dari rasio organ paru-paru tikus
betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan
ekstrak kangkung secara oral dosis
tunggal.....................
109
Lampiran 18.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
paru-paru tikus betina yang dibedah 15 hari setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 109
Lampiran 18.c Hasil analisis Kruskal Wallis dari rasio organ paru-
paru
tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................
110
Lampiran 19.a Uji distribusi normal dari rasio organ limpa tikus
betina
yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan
xxii
ekstrak
kangkung secara oral dosis
tunggal.................................
111
Lampiran 19.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
limpa tikus betina yang dibedah 15 hari setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 111
Lampiran 19.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ limpa
tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................ 112
Lampiran 20.a Uji distribusi normal dari rasio organ hati tikus betina
yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan
ekstrak kangkung secara oral dosis
tunggal.................................
113
Lampiran 20.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ hati
tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal
113
Lampiran 20.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ hati
tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal..............
114
Lampiran 21.a Uji distribusi normal dari rasio organ lambung tikus
betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan
ekstrak kangkung secara oral dosis
tunggal....................
115
Lampiran 21.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
lambung tikus betina yang dibedah 15 hari setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 115
Lampiran 21.c Hasil analisis varian satu arah dari rasio organ
lambung
xxiii
tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal........................................................................... 116
Lampiran 22.a Uji distribusi normal dari rasio organ ginjal tikus
betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan
ekstrak
kangkung secara oral dosis
tunggal.................................
117
Lampiran 22.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ
ginjal tikus betina yang dibedah 15 hari setelah
pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral
dosis tunggal................................................................... 117
Lampiran 22.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ ginjal
tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian
sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis
tunggal............................................................................ 118
Lampiran 23.a Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus
betina kelompok kontrol yang diberi larutan aquades
10
ml/kgBB.........................................................................
119
Lampiran 23.b Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus
betina kelompok kontrol yang diberi larutan aquades
600
mg/kgBB..................................................................
120
Lampiran 23.c Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus
betina Kelompok kontrol yang diberi larutan aquades
1500
mg/kgBB................................................................
121
Lampiran 23.d Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus
betina Kelompok kontrol yang diberi larutan aquades
3750
mg/kgBB................................................................
122
xxiv
Lampiran 23.e Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus
betina Kelompok kontrol yang diberi larutan aquades
9375
mg/kgBB................................................................
123
Lampiran 24. Hasil pemeriksaan KLT ekstrak kental daun
kangkung........................................................................ 124
xxv
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA TIKUS PUTIH BETINA
GALUR WISTAR
Sulfia Arifah
Prodi Farmasi
INTISARI
Kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) telah terbukti berkhasiat sebagai anti diabetes baik melalui pengalaman pengobatan secara turun menurun maupun kajian ilmiah menggunakan hewan uji. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak kental kangkung dengan dosis 200mg/kgBB tikus menunjukkan aktivitas antihiperglikemia pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi Streptozotosin. Uji toksisitas akut bertujuan untuk mengetahui tolok ukur kuantitatif berupa LD50 dan tolok ukur kualitatif berupa wujud efek toksik serta pengamatan mikroskopis dan makroskopis organ vital hewan uji. Uji toksikologi menggunakan hewan uji tikus betina galur Wistar sebanyak 35 ekor yang terbagi dalam lima kelompok perlakuan menggunakan empat peringkat dosis dengan rancangan acak pola lengkap searah. Pengamatan dilakukan selama 24 jam, sesering mungkin pada 6 jam pertama dan dilanjutkan sampai hari ke 15 untuk mengetahui kemungkinan munculnya toksisitas tertunda. Apabila dalam 24 jam tidak terdapat hewan uji yang mati, 3 ekor hewan uji dikorbankan dan 4 lainnya tetap dipelihara hingga hari ke 15. Data kuantitatif diperoleh nilai LD50 semu lebih besar dari 9375 mg/kgBB setara dengan 12,207 kg/70kgBB kangkung basah atau sekitar 533,8 kali dosis terapi sebagai antihiperglikemi. Hasil ini termasuk kategori praktis tidak toksik berdasarkan kriteria Loomis. Hasil analisis statistik one-way ANOVA perubahan berat badan tidak menunjukan perubahan yang berbeda jauh antar kelompok (p>0,05) serta rasio organ tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompoknya. Data kualitatif berupa pengamatan makroskopis dan mikroskopis organ tidak menunjukan efek toksisitas akut yang berarti pada organ hewan uji.
Kata kunci : kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk), toksisitas akut, LD50, tikus betina galur Wistar.
xxvi
ACUTE TOXICITY TEST OF ETHANOLIC EXTRACT of Ipomoea
aquatica, Forsk LEAVES ON FEMALE WISTAR RAT ORALLY
Sulfia Arifah
Pharmacy Departement
ABSTRACT
Ipomoea aquatica, Forsk as Diabetes Mellitus therapy has been proven empirically and scientifically. In a previous study of Ipomoea aquatica, Forsk infusa dose 200 mg/kgBB for rat showed anti hyperglicemic activity in male Wistar rat induced Streptozotocin. The purpose of acute toxicity test are to know a quantitative measuring rod LD50, and qualitative rod in the form of toxic effect material and vital organs macroscopic and microscopic observation of tested animal. The tested animal used 35 wistar female rat divided in five treatment groups. This test used four doses rank with complete randomized design. The observation time was done for 24 hours, as often as possible in the first 6 hours time and continued 15 days to determine the possibility of delayed toxicity. If within 24 hours there is no test animals were dead , 3 animals were sacrificed and four other trials maintained until day 15. Quantitative data test a pseudo LD50 were bigger than 9375 mg/kg and equivalent with 12,207 kg/70kg Kangkung or it was about 533,8 times of the therapy dosage as anti hyperglycemic. Based on Loomis criteria and from the result, it could be included into practically non toxic category. Data were analyzed by one-way ANOVA which showed not significantly changed in body weight (p>0,05) and not not significantly difference in organ ratio. The tested of qualitative data showed not significant effect of macroscopically and microscopically organs.
Keywords: Ipomoea aquatica, Forsk, Acute Toxicity, LD50, Wistar female rat.
xxvii