halaman judul unjuk kerja kincir angin poros …1].pdfputar kincir. ..... 64 4.3.3 tabel hasil...
TRANSCRIPT
i
HALAMAN JUDUL
UNJUK KERJA KINCIR ANGIN POROS VERTIKAL
MODEL WePOWER
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
Disusun oleh
YOSEF CAFASSO AMARA SEKAR PRABHADHANU
NIM : 095214004
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
TITTLE PAGE
WORK METHOD OF VERTIKAL AXIS WIND
TURBINE TYPE OF WePOWER
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requerment
to obtain Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
Written By
YOSEF CAFASSO AMARA SEKAR PRABHADHANU
Student Number : 095214004
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
UNJUK KERJA KINCIR ANGIN POROS VERTIKAL
MODEL WePOWER
Disusun oleh
YOSEF CAFASSO AMARA SEKAR PRABHADHANU
NIM: 095214004
Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing Skripsi
Doddy Purwadianto, S.T., M.T.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PENGESAHAN
UNJUK KERJA KINCIR ANGIN POROS VERTIKAL
MODEL WePOWER
Dipersiapkan dan disusun oleh:
NAMA : YOSEF CAFASSO AMARA SEKAR PRABHADHANU
NIM : 095214004
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Skripsi
Pada tanggal 27 Januari 2016
Susunan Dewan Penguji
Posisi Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Ir. P. K. Purwadi, M.T. ……………………….
Sekretaris Budi Setyahandana, S.T., M.T. ……………………….
Anggota Doddy Purwadianto, S.T., M.T. ………………….........
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Yogyakarta, 27 Januari 2016
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si, M.Sc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga, tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Yogyakarta, 10 November 2015
Penulis,
Yosef Cafasso Amara Sekar Prabhadhanu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta :
Nama : Yosef Cafasso Amara Sekar Prabhadhanu
NIM : 095214004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya bersedia memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah yang
berjudul :
Unjuk Kerja Kincir Angin Model WePOWER
Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya berikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan,
dan mengelolanya di internet atau mengalihkan dalam bentuk media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 10 November 2015
Yang menyatakan,
Yosef Cafasso Amara Sekar Prabhadhanu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Pada penelitian ini kincir angin yang digunakan adalah kincir angin
dengan menggunakan poros vertikal, dengan mengadopsi model kincir
angin WePOWER dengan jumlah bilahnya 4 buah, berbahan pipa PVC 8
inch. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui unjuk kerja dan
karakterisiknya. Seperti : Pa (daya angin/P-in), Pe (daya elektrik/P-out),
Koefisien Daya (Cp), serta Tsr (tip-speed ratio) dari kincir angin.
Penelitian ini memiliki variasi, dengan sudut kemiringan pada bilah
kincir. Setiap set kincir, masing masing menggunakan kemiringan bilah 25º,
30º, dan 35º. Dan pada setiap set kincir angin ini juga menggunakan variasi
potongan bilah kincir yang berbeda. Yaitu dengan sudut lengkung : 100º,
135º, dan 165º. Pada saat pengujian di dalam Wind Tunnel digunakan setting
kecepatan angin 7 m/s, 6,5 m/s, dan 6 m/s setiap delapan kali pengambilan
datanya. Sebagai peralatan pendukung, digunakan 7 lampu dengan
rangkaian paralel, setiap lampu berkapasitas 5 watt.
Telah berhasil dibuat kincir angin dari bahan PVC ukuran 8 inchi
dengan tiga variasi pemotongan bilah dengan sudut 100°, 130°, dan 165°
dengan variasi letak posisi sudunya 25°, 30°, dan 35° dalam model kincir
yang sama. Kincir angin dengan sudut potong 100° menghasilkan daya
elektrik maksimal 1,33 watt pada kecepatan angin 7 m/s dan koefisien daya
(CP) 0,298 pada (tsr) 0,291. Kincir dengan sudut potong 130° menghasilkan
daya elektrik 1,60 watt pada kecepatan angin 7 m/s dan koefisien daya (CP)
0,359 pada (tsr) 0,321. Kincir dengan sudut potong 165° menghasilkan
daya kincir 1,39 watt pada kecepatan angin 7 m/s dan koefisien daya (CP)
0,313 pada (tsr) 0,346.
Kata Kunci : Kincir angin poros vertikal, WePOWER, VAWT,
karakteristik kincir angin, tip-speed ratio, Coefisien
Power.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua
kemurahan hati yang dilimpahkan-Nya sehingga saya mampu menyusun
Skripsi, dan studi dengan hasil yang cukup. Dengan Judul Skripsi “Unjuk Kerja
Kincir Angin Poros Vertikal Model WePOWER."
Penyusunan Skripsi ini tentuberat, namun dengan jerih payah serta
bantuan, bimbingan, dan saran yang membangun dari berbagai pihak, saya
mampu menyelesaikanya. Dengan kerendahan hati, saya menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Universitas Sanata Dharma.
3. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.
4. Hadrianus Edy Suharyo dan Paulina Maria Srimaryati, selaku orang tua
saya, kedua saudara saya Prabhadamar dan Prabhadatu yang selalu
memberikan doa dan dukungan sehingga terselesaikan skripsi ini.
5. Tan Dina Septiana sebagai kekasih dan sahabat istimewa saya yang bersedia
mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan saran-saran yang
membangun bagi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
6. Rekan saya Andreas Paulus yang turut serta membantu dalam proses
pengerjaan alat dan pengambilan data.
7. Seluruh dosen beserta Staff Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Teknik
Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas bantuan dan bimbingan
yang diberikan.
8. Teman-teman Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, dan
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga dengan naskah Skripsi yang telah disusun ini dapat memberikan
manfaat bagi penerapan teknologi tepat guna bagi masa depan yang lebih baik
serta menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa maupunn pembaca lainya dalam
menciptakan inovasi dibidang teknologi terbarukan. Ketidaksempurnaan naskah
ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus belajar. Saya mohon maaf apabila
terdapat informasi yang tidak lengkap dalam naskah ini.
Yogyakarta, 10 November 2015
Penulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
TITTLE PAGE ........................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .........................................iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................... v
INTISARI ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1.4 Batasan Penelitian ............................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II ........................................................................................................................ 9
DASAR TEORI ......................................................................................................... 9
2.1 Konsep Terbentuknya Angin ............................................................... 9
2.2.1 Faktor Pendukung Proses Terjadinya Angin ....................................... 9
Faktor – faktor yang menjadi pendukung proses terjadinya angin meliputi: .... 9
2.2 Kincir Angin ...................................................................................... 17
2.2.1 Turbin Angin Sumbu Vertikal ........................................................... 18
2.2.2 Turbin Angin Sumbu Horizontal ....................................................... 25
2.3 Rumus Perhitungan ........................................................................... 30
2.3.1 Energi Angin ...................................................................................... 30
2.3.2 Perhitungan Torsi ............................................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2.3.3 Daya Kincir Angin ............................................................................. 32
2.3.4 Daya Listrik yang Dihasilkan ............................................................ 33
2.3.5 Tip Speed Ratio .................................................................................. 34
2.3.6 Koefisien Daya Kincir Angin ............................................................ 35
BAB III .................................................................................................................... 38
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 38
3.1 Persiapan Perakitan Alat.................................................................... 38
3.2 Daftar Bahan dan Peralatan pada Penelitian ..................................... 38
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................ 44
3.4 Variabel yang Diukur ........................................................................ 44
3.5 Parameter yang Dihitung ................................................................... 44
3.6 Langkah Penelitian ............................................................................ 45
BAB IV .................................................................................................................... 48
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ............................................................... 48
4.1 Hasil Pengambilan Data .................................................................... 48
4.1.1 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 165˚ Terhadap Arah
Putar Kincir. ...................................................................................... 48
4.1.2 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 130˚ Terhadap Arah
Putar Kincir. ...................................................................................... 52
4.1.3 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 100˚ Terhadap Arah
Putar Kincir. ...................................................................................... 55
4.2 Proses Pengolahan Data .................................................................... 58
4.2.1 Perhitungan daya yang tersedia dalam angin ..................................... 58
4.2.2 Perhitungan Daya Listrik yang Dihasilkan ........................................ 58
4.2.3 Perhitungan Tip Speed Ratio (TSR) ................................................... 59
4.2.4 Perhitungan Koefisien Daya (Cp) ...................................................... 60
4.3 Hasil dan Pembahasan ....................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
4.3.1 Tabel Hasil Perhitungan Pada Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 165˚ Terhadap Arah
Putar Kincir. ...................................................................................... 61
4.3.2 Tabel Hasil Perhitungan Pada Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 130˚ Terhadap Arah
Putar Kincir. ...................................................................................... 64
4.3.3 Tabel Hasil Perhitungan Pada Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 100˚ Terhadap Arah
Putar Kincir. ...................................................................................... 67
4.4 Grafik Hasil Perhitungan ................................................................... 71
4.4.1 Grafik Untuk Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚, 30˚, dan 35˚
DenganPotongan Bilah Kincir 165˚ Terhadap Arah Putar Kincir..... 71
4.4.2 Grafik Untuk Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚, 30˚, dan 35˚
DenganPotongan Bilah Kincir 130˚ Terhadap Arah Putar Kincir..... 75
4.4.3 Grafik Untuk Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚, 30˚, dan 35˚
DenganPotongan Bilah Kincir 100˚ Terhadap Arah Putar Kincir..... 78
BAB V ..................................................................................................................... 82
PENUTUP ................................................................................................................ 82
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 82
5.2 Saran .................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 84
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami,
seperti cahaya matahari, angin, hujan, arus pasang surut, dan panas bumi, yang
terbarui atau secara alami dapat muncul kembali setelah dipergunakan. Ketika
dibandingkan dengan proses produksi energinya, terdapat perbedaan mendasar
antara energi terbarukan dengan bahan bakar fosil. Proses produksi bahan bakar
fosil sulit dan membutuhkan proses dengan peralatan, proses fisik dan kimia yang
rumit. Di lain hal, energi alternatif dapat diproduksi dengan peralatan dasar dan
proses alam yang sangat mendasar.
Telah dicetuskan pada 13 Desember 1957 oleh Perdana Mentri
Indonesia Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, deklarasi mengenai perbatasan laut
Indonesia dan laut sekitar, diantara dan didalam kepulauan Indonesia menjadi satu
kesatuan wilayah NKRI. Indonesia sendiri manganut prinsip-prinsip negara
kapulauan sehingga laut-laut antar pulau pun merupakan wilayah milik NKRI.
Selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang wilayah Perairan
Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang terdiri
dari 17.508 pulau. Indonesia terletak pada koordinat 6 LU - 11 08 LS dan dari
95 BB - 141 45 BT. Wilayah Indonesia terbentang 3.977 mill diantara Samudra
Hindia -dan Samudra Pasifik. Luas Daratan Indonesia Mencapai 1.922.570 km2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sedangkan luas perairannya mencapai 3.257.483 km2. Secara keseluruhan Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang didunia yakni 81.000 km yang merupakan 14%
dari garis pantai dunia.
Dengan garis pantai 81.000 km Indonesia memiliki kecepatan angin
rata-rata 3 hingga 5 m/s. Mengacu pada data Kementrian ESDM, total potensi
energi angin di Indonesia diperkirakan mencapai 9GW. Hal ini merupakan potensi
besar jika dimanfaatkan untuk memanen energi guna ketahanan energi nasional.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan General Electric (GE) pada
Juni tahun 2013 lalu menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya
akan sumber daya energi, sekaligus sebagai konsumen energi terbesar di kawasan
ASEAN. Selama 10 tahun ke depan, permintaan akan energi di Indonesia
diproyeksikan akan meningkat 7% per tahunnya. Berdasarkan catatan, Indonesia
menggunakan bahan bakar fosil sebesar hampir 70% dari total energi primer, dan
84% dari total bahan bakar pembangkit listrik. (Sumber: www.ge.com )
Gambar 1 : Peta potensi angin di Indonesia
(Sumber: A Compendium of Wind Energi Maps, Asia-Pasific)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tabel 1. Data angin yang telah dihimpun oleh Pusat Meteorologi dan
Geofisika tentang daerah yamg mempunyai kecepatan angin rata-rata 3.5
m/s atau lebih.
No Nama Daerah Kecepatan Rata-rata
angin (m/s)
Masa Bertiup Angin,
4.0 m/s (%)
1 Blang Bintang 3,50 42,6
2 Tanjung Pinang 3,75 62,5
3 Tanjung Pandang 4,35 75,0
4 Pondok Betung 3,70 25,0
5 Margahayu 4,30 90,0
6 Rendole/Pati 5,30 84,8
7 Semarang 3,90 51,3
8 Iswahyudi 5,15 95,5
9 Kalianget 4,15 65,6
10 Denpasar 4,03 59,5
11 Pasir Panjang 4,95 66,7
12 Kupang/Penfui 5,75 78,6
13 Waingapu 3,65 32,7
Sumber : Pusat Meteorologi dan Geofisika, 2000
Jika di Indonesia masih sangat tergantung pada penggunaan energi
fosil maka akan mengalami krisis energi yang mana hal ini juga akan
berdampak bagi perekonomian masyarakat Indonesia. Maka diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
optimalisasi pemanfatan energi alternatif yang terbarukan dengan kemudahan
instalasi, perawatan dan biaya yang relatif kecil. Pertumbuhan ekonomi,
dengan perkembangan jumlah penduduk yang memiliki beragam kebutuhan
akan berdampak pada kebutuhan energi listrik. Meningkatnya kebetuhan akan
energi listrik dikarenakan adanya perkembangan teknologi yang terus
meningkat dan banyaknya konsumen dari peralatan elektronik.
Di Indonesia memiliki potensi angin yang cukup untuk perkembangan
energi alternatif. Dengan menggunakan kincir angin sebagai alat
pengkonversi energi angin menjadi energi listrik ataupun mekanik dapat
menjadi solusi untuk pengganti energi fosil. Untuk instalasi yang mudah dan
memiliki efektivitas kinerja, serta biaya perawatan yang relatif murah tentu
bergantung pada desain kincir tersebut. Maka kincir ngin harus memiliki
desain yang baik dan sudah melalui tahap uji yang memenuhi kriteria
penelitian sebelum proses produksi untuk menekan biaya pembuatanya.
Model kincir angin yang akan diteliti adalah kincir angin poros
vertikal model WePOWER dengan jumlah sudu 4. Berbahan papan triplek dan
sudu dari pipa PVC dengan potongan dan kemiringan yang berfariasi. Dalam
pengujian kincir angin model WePOWER ini menggunakan variasi, 3 macam
potongan bilah kincir dari 100°, 135°, dan 165° dengan tata letak bilah kincir
yang bervariasi 25°, 30°, dan 35°.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan pada penelitian alat ini adalah sebagai berikut.
1. Pemanfaatan energi angin yang relatif murah dan mudah dalam
aplikasinya.
2. Penggunaan kincir angin model WePOWER dapat diaplikasikan dengan
kecepatan angin yang rendah.
3. Guna mendapatkan efisiensi maksimal diperlukan kincir angin proros
vertikal, sebagai alat konversi energi angin menjadi energi mekanis atau
listrik.
4. Guna memenuhi kebutuhan energi alternatif yang memenuhi
persyaratan ramah lingkungan.
5. Perancangan kincir angin yang memiliki torsi besar dan dapat tetap
berfungsi dalam kecepatang angin rendah.
6. Membuat dan menguji kemampuan kincir angin model WePOWER
untuk mengetahui unjuk kerja alat ini, agar dapat mengetahui
kekurangan dalam kinerjanya.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dijelaskan pada poin-poin dibawah ini.
1. Membuat kincir angin model WePOWER dengan diameter 45 cm,
varian besar sudutnya 25° ,30°, dan 35° dengan penempatan posisi sudu
yang berbeda terhadap arah datangnya angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Memperoleh data karakteristik dari kincir angin menurut koefisien daya
kincir (Cp) dengan tip speed ratio (tsr).
3. Mengetahui besarnya daya terbaik yang dihasilkan kincir angin poros
vertikal model WePOWER terbuat dari bahan triplek dengan tebal 6mm
dengan diameter kincir 45 cm. Sudunya menggunakan potongan pipa
PVC 8 inch dipotong dengan variasi 100°, 135°, dan 165°.
4. Mengetahui besarnya daya yang dihasilkan oleh kincir, koefisien daya
dan pengaruh dari pemasangan sudu dengan kemiringan 25°, 30°, dan
35°.
1.4 Batasan Penelitian
Pada skripsi ini akan diteliti kincir angin model WePOWER dengan
jumlah sudu 4 namun menggunakan 3 jenis sudut potong yang berbeda.
Dipilihnya kincir angin model WePOWER ini dikarenakan penulis ingin
mengetahui keluaran daya maksimal dari model ini, melalui posisi sudut yang
berbeda dengan proses pembebanan dengan menggunakan lampu.
Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan lancar tanpa mengalami
kesulitan, diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut:
Sebagai informasi tentang unjuk kerja kincir angin poros vertikal model We-
Power yang berbahan triplek dan pipa PVC.
1. Penelitian ini dibatasi pada perhitungan daya, dan koefisien daya kincir
yang dihasilkan dari variasi ukuran sudu, diameter kincir 45 cm,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kecepatan angin, dan penempatan posisi sudu dengan 3 arah yang
berbeda terhadap arah datangnya angin.
2. Penelitian kincir angin poros vertikal model WePOWER terbuat dari
bahan triplek dengan tebal 6mm dengan diameter kincir 45cm. Sudunya
menggunakan potongan pipa PVC 8 inch dipotong dengan variasi sudut
100°, 135°, dan 165°. Kemudian menggunakan variasi kemiringan 25°,
30°, 35°.
3. Pembebanan menggunakan motor sepeda listrik yang dihubungkan
langsung ke lampu. Jumlah lampu yang digunakan ada 7 buah.
4. Data yang diambil meliputi : kecepatan angin, putaran poros kincir, dan
beban daya lampu.
5. Penelitian dilakukan pada terowongan angin di Lab Konversi Energi
Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diberikan penulis kepada masyarakat adalah sebagai
berikut.
1. Sebagai informasi tentang unjuk kerja kincir angin sumbu vertikal
model WePOWER berdasarkan varian yang telah diuji.
2. Memberikan dukungan pada perkembangan teknologi terbarukan yang
ramah lingkungan.
3. Sebagai sarana menerapkan ilmu pengetahuan dan teori yang didapat
selama di universitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Menjadi referensi pustaka bagi peneliti-peneliti lain yang hendak
meneliti dan mengembangkan pada bidang energi angin menggunakan
alat konversi energi kincir angin poros vertikal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Konsep Terbentuknya Angin
Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan
udara dengan arah aliran angin dari tempat yang bertekanan rendah atau daerah
yang memiliki temperatur rendah ke daerah bertemperatur tinggi.
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena
wilayah yang terpapar sinar matahari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta
tekanan udara yang lebih rendah dibandingkan daerah lain dan disekitarnya.
Sehingga, menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin dapat juga ditimbulkan oleh
pergerakan benda sehingga mendorong udara disekitarnya untuk bergerak ke
tempat lain. Telah dipahami bahwa udara yang bergerak / angin memiliki energi
kinetik. Oleh karena itu, kincir atau turbin angin digunakan sebagai alat konversi
energi angin. Tenaga angin menunjuk kepada pengumpulan energi yang berguna
dari angin.
2.2.1 Faktor Pendukung Proses Terjadinya Angin
Faktor – faktor yang menjadi pendukung proses terjadinya angin meliputi:
a) Gradien Barometris, yaitu bilangan yang memnunjukkan perbedaan tekanan
udara dari dua isobar yang jaraknya 111km. Semakin besar gradien
barometrisnya, maka akan semakin kencang tiupan anginnya.
b) Lokasi kecepatan angin dekat dengan garis katulistiwa lebih kenccang
dibanding dengan yang jauh dari garis katulistiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c) Tinggi lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang
bertiup. Hal ini dipengaruhi oleh gaya gesek yang menghambat laju udara.
Untuk dapat memanfaatkan energi angin tersebut perlu diketahui kriterianya dari
berbagai macam jenis angin sebagai berikut :
a. Angin Pasat
Angin pasat adalah angin yang bergerak dari daerah maksimum (daerah
sedang) menuju daerah minimum (khatulistiwa) secara terus menerus.
Hal ini terjadi karena penyinaran matahari di daerah khatulistiwa yang tinggi
sepanjang tahun sehingga tekanan udaranya minimum. Sebaliknya, di daerah
sedang hingga kutub, penyinaran matahari tidak sepanjang tahun sehingga tekanan
udaranya maksimum.
Gambar : 2.1 Gambaran Pola Aliran Angin Global
( Sumber : http://geoenviron.blogspot.in/2012/10/macam-angin.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar : 2.2 Skema angin pasat.
(Sumber:http://www.google.co.id/search?q=sirkulasi+angin&ie=UTF-
8tbm=isch&prmd )
b. Angin Muson
Angin muson atau angin musim adalah angin yang bergerak
terusmenerus selama setengah tahun ke arah yang sama dan setengah tahun
berikutnya berganti arah, yaitu bergerak dari arah yang berlawanan dengan arah
sebelumnya. Angin musim terjadi sebagai akibat dari gerakan semu tahunan
matahari yang memengaruhi tekanan udara.
Pada bulan Oktober-Maret, matahari berada di sebelah selatan belahan
bumi (Australia) dan pada April-September matahari berada di sebelah utara
belahan bumi (Asia). Bila matahari sedang berada di belahan selatan bumi maka
tekanan udaranya rendah, sedangkan di belahan utara bumi, tekanan udaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tinggi sehingga terjadilah gerakan massa udara dari Asia ke Australia yang disebut
angin musim barat.
Gambar 2.3 (a) Angin Muson Barat, (b) Angin Muson Timur.
Jika matahari di belahan Australia (selatan bumi) maka jenis anginnya
disebut angin musim barat dan bila matahari di belahan Asia (utara bumi) maka
jenis anginnya disebut angin musim timur. Kedua angin musim ini sangat
memengaruhi pola angin di Indonesia.
c. Angin Lokal
Angin lokal adalah gerakan udara atau angin yang terjadi / bertiup
secara lokal di muka bumi, seperti angin fohn, angin siklon, angin darat dan angin
laut, serta angin lembah dan angin gunung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Angin Fohn
Angin fohn atau angin terjun adalah angin yang pada awalnya banyak
membawa hujan pada lereng pegunungan ketika angin itu mendaki atau naik
mengikuti lereng pegunungan. Setelah mencapai puncak pegunungan, angin
tersebut menuruni lereng di seberangnya. Pada saat itu, angin tidak mengandung
uap air atau kering yang kemudian menyebabkan naiknya suhu udara, setiap turun
100m udara naik 1 C. Dengan demikian angin yang turun bersifat panas dan
dapat merusak.
Gambar 2.4 (Sirkulasi angin fohn).
e. Angin Siklon
Jika di suatu tempat terdapat tekanan minimum dikelilingi oleh tekanan
maksimum, terjadilah angin yang memusat sambil berputar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2.5 Siklus Angin Siklon
Angin ini disebut angin taifun atau angin siklon tropik. Angin taifun
atau siklon tropik banyak terjadi di atas laut pada daerah sekitar lintang 10º LU ke
utara dan 10ºLS ke selatan. Indonesia terletak di daerah lintang kecil sehingga
Indonesia bebas dari pengaruh buruk siklon tropik.
f. Angin Darat dan Angin Laut
Pada malam hari, energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang
hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin). Sementara itu di
lautan energi panas sedang dalam proses pelepasan ke udara. Gerakan konvektif
tersebut menyebapkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang
naik ke lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut. Itulah yang disebut
angin darat (the land breeze).
Sedangkan angin laut (the sea breeze) terjadi ketika pada menjelang sore
hari, daratan menyerap energi panas lebih cepat dari lautan daripada di laut.
Mengakibatkan udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari
lautan. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 2.6 (Sirkulasi angin darat terjadi pada malam hari.)
Gambar 2.7 Sirkulasi angin laut terjadi pada siang hari.
( Sumber : http://www.cuacajateng.com/angindaratdananginlaut.htm )
g. Angin Lembah dan Angin Gunung
Tidak jauh berbeda dengan angin darat dan angin laut, pada siang hari
berembus angin lembah, yaitu angin yang berembus dari lembah ke puncak
pegunungan. Sebaliknya, pada malam hari berembus angin gunung, yaitu angin
yang berembus dari puncak ke lembah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2.8 valley and mountain breeze.
(Sumber : http://www.cuacajateng.com/angingunungdananginlembah.htm
dan http://www.britanica.com/EBchecked/topic/394868/mountain-breeze)
Pada malam hari, daratan tinggi puncak gunung / diatas lereng gunung
menjadi dingin secara cepat akibat dari kehilangan radiasi matahari. Maka, di
puncak gunung bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan di lembah. Udara
yang lebih dingin memiliki densitas (kerapatan udara) yang lebih besar kemudian
akan mengalirkan udara ke lembah. Disebut juga arus Katabatik (catabatik flows).
Sedangkan Angin Lembah terjadi pada siang hari, lereng gunug
mendapatkan panas secara cepat akibat radiasi yang diterima lebih besar. Di
dataran rendah udara menjadi lebih dingin dibandingkan udara diatas lereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
gunung. Karena itu udara lereng guunung menjadi labil dan cenderung naik ke
lereng gunung. Hal ini disebut juga arus Anabatik (anabatic flows).
2.2 Kincir Angin
Kincir angin / turbin angin merupakan sebuah alat pengkonversi dari
energi gerak (kinetik) kedalam energi listrik. Putaran pada poros ini kemudian
dapat digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat. Pada awalnya kincir angin
dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani melakukan penggilingan padi,
gandum, juga keperluan irigasi, dll. Kincir angin terdahulu dibangun di Denmark,
Belanda, dan negara-negara Eropa juga Amerika yang lebih dikenal dengan nama
Windmill.
Melalui perkembangan ilmu dan teknologi, kini angin menjadi energi
terbarukan dan kincir angin lebih banyak dipakai untuk mengakomodasi kebutuhan
listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dengan
menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dan banyak negara
termasuk di Indonesia sendiri melakukan pengembangan dalam teknologi angin.
Walaupun hingga saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi
pembangkit listrik konvensional seperti : PLTD, PLTU, PLTN, dan lain-lain.
Perhitungan daya yang mampu dihasilkan untuk sebuah turbin angin
dengan diameter sudu adalah :
dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan adalah
kecepatan angin tertentu. Pada umumnya daya efektif yang dapat dipanen dari
sebuah turbin angin sebesar 20% hingga 30%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Prinsip dasar kerja turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari
pergerakan rotor yang memutar motor / generator yang akhirnya akan
menghasilkan listrik. Namun, diperlukan berbagai macam sub-sistem yang dapat
meningkatkan keamanan dan efisiensi dari turbin angin tersebut.
Desain turbin angin yang ada saat ini terbagi menjadi dua macam
berdasarkan posisi sumbunya, dibedakan menjadi turbin angin sumbu horizontal
(TASH) dan turbin angin sumbu vertikal (TASV). Dalam penelitian ini akan
mengamati karakteristik dan mengembangkan turbin angin sumbu vertikal.
2.2.1 Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin jenis ini mampu menerima angin dari segala arah, selain
itu mampu bekerja pada angin berkecepatan rendah. Turbin ini memiliki efisiensi
yang kecil dibandingkan turbin angin sumbu horizontal. Ada berbagai jenis TASV
yang sering digunakan diantaranya adalah Tipe Savonius, Darrieus, dan tipe H-
Rotor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Turbin Angin Savonius
Tipe Savonius diciptakan oleh seorang insinyur Finlandia yaitu,
Sigurd Johanes Savonius pada tahun 1929. Kincir angin ini merupakan
model yang paling sederhana dan menjadi versi besar dari anemometer.
Kincir angin Savonius dapat berputar karena adanya gaya dorong angin,
sehingga putaran rotorpun tidak akan melebihi kecepatan angin. Meskipun
daya koefisien untuk turbin angin bervariasi antara 30% sampai 45%,
menurut banyak peneliti untuk model Savonius biasanya tidak lebih dari
25%. Jenis turbin ini cocok untuk aplikasi daya yang rendah dan biasanya
digunakan pada kecepatan angin yang berbeda.
(Sumber : http://www.getsttpln.com/2014/03/jenis-jenis-turbin-angin.html )
Dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan 2.10 adalah kutipan skema laju
aliran fluida / angin pada inci angin model Savonius yang digambar oleh SJ
Savonius pada tahun 1929.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.9 Aliran fluida / angin pada Savonius (by Savonius)
Gambar 2.10 Aliran fluida / angin pada Savonius (by Savonius)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 2.11 Profile of shapes Alt Rich Savonius was experimenting (by
savonius)
Gambar 2.12 Varian of rotor with wich Savonius was experimenting (by
savonius)
b. Turbin Angin Darrieus
Tipe Darrieus diciptakan oleh seorang insinyur Perancis yaitu,
George Jeans Maria Darrieus yang dipatenkan pada tahun 1931. Beliau
memiliki 2 bentuk turbin yang digunakan diantaranya adalah “Eggbeater /
Curved Bladed” dan “Straightbladed” TASV. Sketsa dari kedua variasi
konsep Darrieus ditunjukan pada gambar dibawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 2.13 Darrieus Eggbeater / Curved Bladed.
Gambar 2.14 Straightbladed / H-rotor concept.
Kincir angin Darreius TASV memiliki bilah sudu yang dirancang
dengan posisi yang sejajar / simetris yang diatur relatif terhadap poros.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dalam posisi ini cukup efektif pada saat menangkap angin dari berbagai
arah. Berbeda dengan model milik Savonius, kincir Darrieus Eggbeater /
Curved Bladed bergerak dengan memanfaatkan gaya angkat / drag lift yang
terjadi saat angin bertiup. Bilah sudu turbin bergerak berputar mengelilingi
sumbu.
c. Turbin Angin H-rotor
Tipe H-rotor ditunjukan pada gambar 2.14 di atas, dikembangkan di
Inggris melalui penelitian yang dilakukan pada tahun 1970 hingga 1980an.
Diuraikan bahwa mekanisme yang digunakan pada bentuk bilah lurus
(straight-bladed) Darrieus TASV tidak diperlukan, ternyata ditemukan efek
hambatan yang dihasilkan dari sebuah pisau bilah akan membatasi
kecepatan aliran angin. Olehkarena itu, H-rotor akan mengatur semua
kecepatan angin untuk dapat mencapti kecepatan putaran optimalnya.
Gambar 2.15 Darrieus Cruve Bladed in Magdalena Island, Columbia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Turbin Angin WePOWER / WePOWER Eco
Turbin angin jenis ini merupakan salah satu dari 7 turbin angin terbaik
dunia. Turbin angin ini merupakan perkembangan dari teknologi paling baru di
abad ini. Turbin jenis ini menggunakan sistem yang minim polusi,
penyeimbang energy yang sangat baik, tidak menimbulkan suara bising, ramah
lingkungan, pemaasangan yang mudah, tidak membutuhkan perawatan khusus,
dapat terlihat oleh burung, sehingga tidak menggangu dari kinerja turbin ini,
dan mampu bekerja dengan baik pada kecepatan angin yang rendah.
Pembuatnya mengklaim bahwa WePOWER akan sangat efektif bila diletakan
dilahan pertanian, perumahan, dan atap gedung. Turbin ini telah dipublikasikan
oleh WePOWER Eco Corp. sejak tahun 2011.
Gambar 2.16 Vertical Axis Wind Turbine – WePOWER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.2.2 Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin angin dengan sumbu horizontal terbagi menjadi beberapa macam.
Yaitu:
a. Turbin Angin Propeller
Turbin angin jenis ini memiliki poros rotaor utama dan generator listrik
di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling
angin yang sederhana, sedangkan turbin angin yang berukuran besar pada
umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digabungkan dengan sebuah
servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang mengubah putaran
kincir yang pelan dapat berputar menjadi lebih cepat.
Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi dibelakangnya, turbin
biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Setiap bilahnya dibuat
kaku agar tidak melengkung atau terdorong kearah menara oleh angin
berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan bilah-bilah itu diberi jarak ruang
tertentu dengan menara dan sedikit dimiringkan.
Karena turbulensi mengakibatkan kerusakan pada struktur menara, dan
realibilitas begitu penting, maka sebagian besar TASH merupakan mesin
upwind (melawan arah angin). Meski memiliki masalah turbulensi, mesin
downwind (mengikuti arah angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme
tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin dan disaat angin berhembus
kencang, bilah-bilahnya dapat ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan
angin dan dengan begitu dapat mengurangi resistensi angin dari bilah-bilah
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.17 Turbin angin propeller. Enercon E66 (kiri) dan Aerostar
Wind Turbine (kanan).
b. Dutch Windmill
Dutch Windmill atau windmolen berasal dari negara Netherland, salah-
satunya berada di desa Kinderdijk, Rotterdam. Kincir angin ini dibangun pada
tahun 1740. Kincir angin Kinderdijk ini memiliki fungsi yang sama dengan (c)
Cretan Sail Windmill, German. Yaitu berfungsi sebagai mekanisme
penggilingan bijih gandum guna memproduksi tepung gandum. Namun, kincir
angin kinderdijk memiliki fungsi utama sebagai mekanisme manajemen air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 2.18 Dutch windmolen, Kinderdijk 1740
(Sumber: https://ourdistantsojourns.wordpress.com/tag/dutch-
windmills/)
(Sumber: www.deutsches-museum.de/en/exhibitions/energi/power-
engines/wind-power/)
c. Cretan Sail
Cretan Sail Windmill dibangun antara tahun 1850. Model ini merupakan
model yang unik dan indah. Hampir seluruh komponennya berbahan kayu.
Nama lain kincir ini adalah Jib Windmill karena memiliki layar segitiga yang
terbuat dari kain kanvas. Awal ditemukannya pada abad ke 7 di daerah
Mediterania merupakan kincir tradisional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.19 Cretan Sail Windmil, German
(Sumber: www.deutsches-museum.de/en/exhibitions/energi/power-
engines/wind-power/ )
d. American Windmill
American windmill awalnya merupakan kincir angin yang dirancang
untuk memompa air tanah. Kincir angin model ini dibangun oleh Daniel
Halladay di tahun 1854. Untuk model yang lebih besar, mekanisme kincir ini
digunakan untuk membantu kebutuhan kerja seperti : Menggiling dan memecah
benih padi/ gandum, juga menggergaji balok-balok kayu. Namun, penggunaan
kincir ini lebih banyak sebagai pompa air kemudian air disimpan kedalam
bejana besar (tankhouse) yang terletakn disisi kincir tersebut. Pada abad ke 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
bahan dasar besi mulai digunakan untuk menggantikan konstruksi sebelumnya
yang berbahan kayu untuk bilah pisaunya (sudu).
Gambar 2.20 American Windmill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.3 Rumus Perhitungan
2.3.1 Energi Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke
tempat yang bertekanan rendah. Udara ini memiliki massa (m) dan kecepatan
(v). Hal ini menunjukkan bahwa angin merupakan energi kinetik ( ).
(1)
yang dalam hal ini:
: energi kinetik (Joule)
m : massa udara (kg)
v : kecepatan angin (m/s)
Sedangkan daya adalah energi per satuan waktu, maka dari persamaan (1) dapat
dituliskan :
(2)
yang dalam hal ini:
: daya angin (watt)
: massa udara yang mengalir dalam waktu tertentu (kg/s)
Dimana :
m = (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang dalam hal ini :
: massa jenis udara (kg/ ), besar massa jenis udara = 1,2 kg/
A : luas penampang melintang arus angin yang ditangkap oleh kincir ( )
Dengan menggunakan persamaan (3), maka daya angin ( ) dapat dirumuskan
menjadi :
, disederhanakan menjadi :
(4)
Bila diasumsikan besarnya massa jenis udara ( ) adalah 1,2 kg/ , maka dari
persamaan (4) dapat disederhanakan menjadi :
(5)
2.3.2 Perhitungan Torsi
Torsi merupakan perkalian vektor antara jarak sumbu putar dengan gaya
yang bekerja pada titik yang berjarak dari sumbu pusat. Yang dapat dirumuskan
sebagai berikut.
T = r.F (6)
yang dalam hal ini :
T : torsi dinamis yang dihasilkan dari putaran poros (Nm)
F : gaya pada poros akibat puntiran (N)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
r : jarak lengan ke poros (m)
2.3.3 Daya Kincir Angin
Daya kincir angin adalah daya yang dihasilkan oleh kincir angin karena
adanya kerja yang dilakukan oleh sudu dengan cara mengkonversi energi kinetik
menjadi energi listrik. Daya kincir angin berbeda dengan daya angin, sebab daya
kincir angin dipengaruhi oleh koevisien daya angin.
Perhitungan daya pada gerak melingkar pada umumnya dapat dituliskan
sebagai berikut.
= (7)
yang dalam hal ini:
: daya yang dihasilkan kincir (watt)
T : torsi dinamis (Nm)
: kecepatan sudut (rad/s)
Jika pada kincir angin besarnya daya kecepatan sudut ( ) dirumuskan sebagai :
(8)
= kecepatan sudut
= n (rpm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
=
rad/s
=
Maka besarnya daya kincir berdasarkan persamaan (7) dapat dinyatakan dengan :
(9)
yang dalam hal ini :
: daya poros kincir angin (Watt)
T : torsi dinamis (Nm)
n : putaran poros setiap menit (rpm)
Dengan asumsi besarnya efisiensi generator ( ) adalah 0,8 sebagaimana telah
disepakati, maka dari persamaan (9) dapat disederhanakan menjadi:
(10)
2.3.4 Daya Listrik yang Dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Diasumsikan ( ) efisiensi generator adalah 0,8 sebagaimana telah
disepakati. Besarnya daya listrik yang dihasilkan generator dapat dinyatakan
dengan:
(11)
yang dalam hal ini:
: daya listrik yang dihasilkan (Watt)
: Arus listrik (Ampere)
V : Tegangan (Volt)
2.3.5 Tip Speed Ratio
Tip speed ratio (tsr) merupakan perbandingan antara kecepatan linear
pada ujung sudu kincir angin dengan kecepatan angin sebelum melewati sudu
kincir. Besarnya tsr dapat dirumuskan sebagi berikut:
(12)
yang dalam hal ini :
: diameter kincir (m)
: putaran poros kincir tiap menit (rpm)
: kecepatan angin (m/s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2.3.6 Koefisien Daya Kincir Angin
Daerah sapuan oleh kincir angin / swept area dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
Gambar 2.20 Perhitungan daerah sapuan angin / swept area.
Maka digunakan rumus :
A : swept area / daerah sapuan angin.
W : width / lebar (cm)
H : height / tinggi (cm)
Koefisien daya (Cp) merupakan perbandingan antara daya yang
dihasilkan oleh kincir ( ) dengan daya yang disediakan oleh angin ( ). Pada
kenyataanya tidak dari 100% energi dapat diubah oleh sudu-sudu kincir menjadi
gerak putar poros. Sehingga, perbandingan tersebut dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(13)
yang dalam hal ini :
: koefisien daya (%)
: daya yang dihasilkan oleh kincir (watt)
: daya yang dihasilkan oleh angin (watt)
Penyelesaian lain untuk kasus ini, digunakan rumus berikut :
(14)
yang dalam hal ini :
: koefisien daya (%)
: daya yang dihasilkan oleh kincir (watt)
: daya yang dihasilkan oleh angin (watt)
: efisiensi generator 0,8
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Albert Betz, koefisien daya
maksimum yang dapat dihasilkan oleh kincir angin sebesar 59,3% (Sumber: Wind
Energi System by Dr. Gary L. Johnson). Angka ini disebut dengan Betz Limit.
Teori ini mengklaim bahwa tidak mungkin desain suatu kincir jenis apapun, untuk
mencapai angka efisiensi yang melebihi pada kisaran angka 59,3%. Karena desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kincir terbaik pun tidak akan mampu menyerap seluruh energi kinetik yang tersedia
pada aliran angin.
Gambar 2.16 Grafik hubungan koefisiensi daya dan tip speed rasio
maksimal dari beberapa jenis kincir.
(Sumber: Wind Energi System, by Dr. Gary L. Johnson)
WePOWER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Persiapan Perakitan Alat
Dalam perakitan kincir angin sumbu vertikal model WePOWER ini,
diperlukan beberapa persiapan. Persiapan yang dibutuhkan antara lain adalah
persiapan bahan-bahan yang akan digunakan, persiapan pendukung perakitan alat,
dan persiapan alat penguji benda kerja itu sendiri.
Persiapan bahan-bahan yang akan digunakan meliputi penentuan
material dasar, membuat gambar rancangan tiap bagiannya, pembelian material
yang dibutuhkan, dan menentukan jadwal perakitan.
3.2 Daftar Bahan dan Peralatan pada Penelitian
Untuk bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kincir model
WePOWER terdiri dari :
1. Pembatas Sudu
Berbahan dasar triplek dengan ukuran diameter 45cm,
memiliki ketebalan 6 mm, dan bebentuk lingkaran. Berjumlah 2
buah, untuk sisi atas dan bawah. Berfungsi sebagai alas dan atap
kincir sekaligus penentu luas kincir angin.
2. Sudu/ Bilah Kincir
Seperti pada umumnya, bilah berfungsi sebagai penangkap
aliran angin yang datang melintasi kincir. Bahan yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
terbuat dari PVC 8 inci dipotong bervariasi dengan sudut 100°,
135°, dan 165°. Panjang bilah 60cm kemudian ke-empat ujungnya
dipasang pegangan dari alumunium sebagai penghubung pada alas
dan atap kincir.
3. Handle Shaft
Merupakan bagian yang berfungsi sebagai poros utama yang
memiliki komponen pengunci yang menghubungkan sisi atas dan
bawah terhadap poros.
4. Shok
Merupakan komponen tambahan sebagai penghubung handle
shaft terhadap bantalan.
5. Berring / bantalan
Berfungsi sebagai bantalan dan dudukan komponen
keseluruhan dari kincir angin dan poros agar mampu berputar
dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sedangkan alat pendukung guna melakukan pengujian benda kerja dalam
pengambilan data, meliputi :
1. Wind Tunnel / Lorong Simulasi Angin
Sarana untuk mensimulasikan kecepatan angin yang akan
mempengaruhi kerja kincir angin.
2. Fan Blower
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Sebagai bagian pendukung dari lorong simulasi yang bekerja
menghisap angin kemudian akan masuk kedalam lorong dan
menggerakan kincir.
3. Anemometer
Berfungsi untuk memonitor laju kecepatan angin yang masuk
kedalam lorong simulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Tachometer
Berfungsi untuk mengetahui laju putaran pada poros sebagai data
yang dibutuhkan.
5. Rangkaian Beban Lampu
Rangkaian lampu sesuai gambar hanya digunakan 7 buah sebagai
variasi pembebanan dalam pengujian kincir. 1 beban lampu = 10
watt.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
6. Motor lisrik
Mekanisme motor listrik sesuai pada gambar sebagai pembangkit
listrik dan dihubungkan pada rangkaian lampu yang nantinya sebagai
penghambat / mekanisme pengereman pada putaran kincir.
7. Multimeter
Berfungsi untuk mengetahui nilai tegangan dan nilai arus listrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.3 Variabel Penelitian
1. Variasi ukuran potong bilah kincir adalah : 100˚, 135˚, dan 165˚.
2. Variasi kemiringan sudut pada bilah kincir adalah : 25˚, 30˚, dan 35˚.
3. Variasi kecepatan angin yang diujikan adalah : 7m/s, 6,5m/s, dan
6m/s.
3.4 Variabel yang Diukur
Variabel diukur mengacu pada tujuan dari penelitian ini, yaitu :
1. Kecepatan angin (v)
2. Putaran kincir / poros (n)
3. Hambatan (A)
4. Tegangan listrik (V)
3.5 Parameter yang Dihitung
Parameter yang dihitung untuk mengetahui karakterisik kincir angin adalah :
1. Daya angin ( )
2. Daya kincir ( )
3. Koefisien daya ( )
4. Tip speed ratio (tsr)
Langkah pertama dalam pengambilan data penelitian adalah memposisikan
kincir angin sesuai pada gambar dibawah. Sambungkan paoros kincir angin pada
bantalan dan generator dengan shok sebagai penghubung tambahan kedalam wind
tunnel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 3.1 Pemasangan kincir kedalam Win Tunnel.
3.6 Langkah Penelitian
Pengambilan data dilakukan secara bersamaan dan untuk melihat
karakteristik kincir angin ini meliputi beberapa tahapan yang perlu
dilakukan, sebagai berikut.
1. Rangkaian lampu paralel disiapkan dan pastikan lampu tidak ada
yang rusak/ mati.
2. Hubungkan kabel dari generator ke dalam rangkaian lampu,
kemudian pasang multimeter sebagai alat untuk mengetahui nilai
arus dan tegangan.
3. Pasang dan posisikan anemometer seperti pada gambar 3.2 untuk
mmastikan kecepatan angin yang masuk kedalam wind tunnel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3.2 Pengaturan dan pemasangan anemometer
4. Saklar pada rangkaian lampu diposisikan pada posisi off semua
terlebihdahulu, pengujian dilakukan hingga seluruh variasi yang
diujikan.
5. Lakukan pengecekan ulang yang meliputi semua instalasi kincir
angin hingga sambungan kabel dan rangkaian lampu.
6. Jika semua sudah benar, blower dinyalakan untuk mulai
mensimulasikan aliran angin yang masuk kedalam wind tunnel.
7. Atur laju kecepatan angin dengan cara memberikan jarak yang
berbeda antara wind tunnel dengan blower untuk memperoleh
variasi angin; 7m/s, 6,5m/s, dan 6m/s.
8. Apabila kecepatan angin sudah sesuai, maka pengukuran kecepatan
putar pada poros dengan memasang tachometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
9. Bersamaan dengan itu, nyalakan lampu satu per satu setelah
pencatatan kecepatan putaran poros, nilai arus dan tegangan. Dari
lampu 1 hingga 7.
10. Ulang langkah ini hingga selesai, untuk setiap variasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengambilan Data
Pengambilan data percobaan Kincir Angin WePOWER ini dilakukan
pengelompokan dengan variasi kemiringan bilah kincir terhadap arah putar kincir
angin. Kemiringan bilah dikondisikan mulai dari 25˚, 30˚, dan 35˚. Masing-masing
kemiringan bilah kincir angin ini diuji coba dengan 3 variasi kecepatan angin yang
berbeda. Mulai dari kecepatan angin 7m/s, 6,5m/s, dan 6m/s. Dari pergesran posisi
blower ini didapat nilai rata-rata penurunan kecepatan angin sebesar 0,5m/s.
Pembebanan pada kincir angin diatur dengan menyalakan satu per satu dari ketujuh
lampu yang digunakan. 1 buah lampu = 10 watt. Namun, dalam perhitungan yang
digunakan untuk mencari adalah hasil perkalian nilai arus dan nilai tegangan.
Data pembebanan diambil setiap perubahan kecepatan angin dan variasi kemiringan
bilah terhadap arah putar kincir angin, serta pergantian variasi potongan bilah kincir
angin.
4.1.1 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 165˚ Terhadap Arah
Putar Kincir.
Tabel 4.1 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin N
Jumlah Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s Rpm
1 0 5,25 7 130,2 0
1 2 0,1 5,21 7 128,6 1
3 0,2 4,66 7 125,4 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.1 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚,
dengan jumlah bilah 4 buah. (Lanjutan).
No. Pembebanan v angin N
Jumlah Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s Rpm
4 0,3 4,55 7 122,2 3
1
5 0,36 3,76 7 120,6 4
6 0,42 3,46 7 115,2 5
7 0,48 3,02 7 107,8 6
8 0,51 2,73 7 102,7 7
9 0 3,85 6,5 10,9 0
2
10 0,09 3,81 6,5 105,9 1
11 0,16 3,2 6,5 103,1 2
12 0,22 2,63 6,5 90,76 3
13 0,28 2,52 6,5 89,85 4
14 0,33 2,31 6,5 81,54 5
15 0,37 2,20 6,5 80,6 6
16 0,41 1,93 6,5 72,56 7
17 0 3,01 6 97,8 0
3
18 0,07 2,97 6 93,32 1
19 0,15 2,88 6 91,98 2
20 0,21 2,42 6 89,74 3
21 0,27 2,36 6 86,18 4
22 0,32 2,11 6 77,45 5
23 0,35 1,84 6 73,12 6
24 0,37 1,69 6 70,15 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.2 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 30˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin n
Jumlah Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s rpm
1 0 4,25 7 141,10 0
1
2 0,09 4,23 7 124,30 1
3 0,18 3,83 7 118,60 2
4 0,25 3,34 7 112,80 3
5 0,32 3,28 7 96,03 4
6 0,36 2,52 7 94,19 5
7 0,43 2,48 7 92,07 6
8 0,47 2,24 7 82,45 7
9 0 3,55 6,5 11,42 0
2
10 0,08 3,52 6,5 10,63 1
11 0,15 2,89 6,5 10,27 2
12 0,22 2,67 6,5 91,05 3
13 0,28 2,46 6,5 89,48 4
14 0,34 2,32 6,5 83,87 5
15 0,39 2,18 6,5 81,96 6
16 0,42 1,68 6,5 75,62 7
17 0 2,12 6 93,08 0
3
18 0,07 2,11 6 82,47 1
19 0,12 1,95 6 76,90 2
20 0,17 1,69 6 72,69 3
21 0,24 1,62 6 70,56 4
22 0,26 1,53 6 69,32 5
23 0,29 1,43 6 66,42 6
24 0,32 1,21 6 63,18 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.3 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 35˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin n
Jumlah Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s rpm
1 0 2,10 7 68,12 0
1
2 0,05 1,68 7 63,24 1
3 0,09 1,36 7 53,18 2
4 0,12 0,97 7 51,19 3
5 0,14 0,86 7 50,31 4
6 0,17 0,77 7 48,42 5
7 0,18 0,54 7 43,27 6
8 0,2 0,44 7 40,29 7
9 0 0,92 6,5 51,32 0
2
10 0,04 0,88 6,5 48,63 1
11 0,05 0,68 6,5 46,31 2
12 0,08 0,54 6,5 44,12 3
13 0,09 0,48 6,5 42,57 4
14 0,11 0,38 6,5 40,91 5
15 0,12 0,34 6,5 37,77 6
16 0,13 0,33 6,5 36,21 7
17 0 0,62 6 44,12 0
3
18 0,02 0,56 6 40,28 1
19 0,03 0,48 6 34,82 2
20 0,04 0,27 6 31,31 3
21 0,05 0,29 6 28,04 4
22 0,06 0,23 6 27,16 5
23 0,07 0,24 6 26,28 6
24 0,08 0,13 6 26,04 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4.1.2 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 130˚ Terhadap Arah
Putar Kincir.
Tabel 4.4 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin n
Jumlah Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s rpm
1 0 5,10 7 138,12 0
1
2 0,1 4,80 7 136,23 1
3 0,2 4,30 7 127,31 2
4 0,28 3,75 7 116,52 3
5 0,37 3,49 7 107,43 4
6 0,49 3,44 7 106,64 5
7 0,49 2,67 7 100,33 6
8 0,52 2,48 7 98,26 7
9 0 4,51 6,5 117.21 0
2
10 0,1 4,22 6,5 115,52 1
11 0,2 3,96 6,5 111,74 2
12 0,28 3,52 6,5 108,62 3
13 0,37 3,21 6,5 101,44 4
14 0,46 2,71 6,5 91,81 5
15 0,49 2,41 6,5 90,91 6
16 0,52 2,34 6,5 89,18 7
17 0 3,41 6 98,12 0
3
18 0,08 3,29 6 96,31 1
19 0,15 2,58 6 85,48 2
20 0,23 2,36 6 84,15 3
21 0,28 2,32 6 82,34 4
22 0,31 1,75 6 75,33 5
23 0,35 1,42 6 70,1 6
24 0,42 1,34 6 64,21 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4.5 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 30˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin n
Jumlah Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s rpm
1 0 4,62 7 145,21 0
1
2 0,1 4,58 7 142,40 1
3 0,2 4,28 7 139,40 2
4 0,28 3,75 7 122,21 3
5 0,35 3,56 7 111,40 4
6 0,42 3,24 7 104,50 5
7 0,48 3,07 7 98,57 6
8 0,56 2,85 7 95,43 7
9 0 4,65 6,5 121,05 0
2
10 0,09 4,39 6,5 118,20 1
11 0,18 4,15 6,5 107,90 2
12 0,25 3,32 6,5 100,70 3
13 0,31 2,78 6,5 92,04 4
14 0,37 2,55 6,5 90,21 5
15 0,45 2,41 6,5 90,15 6
16 0,51 2,39 6,5 84,26 7
17 0 3,04 6 96,83 0
3
18 0,09 3,01 6 93,79 1
19 0,15 2,82 6 91,18 2
20 0,22 2,55 6 86,48 3
21 0,27 2,35 6 82,46 4
22 0,32 2,15 6 79,75 5
23 0,37 1,92 6 74,49 6
24 0,39 0,39 6 64,89 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.6 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 35˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin n
Jumlah
Lampu Pengujian
I (ampere) V (volt) m/s rpm
1 0 4,02 7 126,7 0
1
2 0,1 3,92 7 124,8 1
3 0,19 3,85 7 114,9 2
4 0,26 3,38 7 108,9 3
5 0,33 3,05 7 105,8 4
6 0,38 2,82 7 97,10 5
7 0,45 2,45 7 89,65 6
8 0,55 2,34 7 86,18 7
9 0 3,38 6,5 100,12 0
2
10 0,08 3,24 6,5 96,82 1
11 0,15 2,78 6,5 91,26 2
12 0,23 2,65 6,5 85,14 3
13 0,27 2,23 6,5 78,51 4
14 0,31 1,96 6,5 76,11 5
15 0,36 1,83 6,5 73,20 6
16 0,46 1,68 6,5 71,86 7
17 0 2,62 6 88,21 0
3
18 0,07 2,41 6 83,79 1
19 0,13 2.05 6 75,29 2
20 0,18 1,84 6 73,90 3
21 0,22 1,54 6 64,48 4
22 0,27 1,36 6 62,21 5
23 0,28 1,2 6 57,94 6
24 0,32 0,79 6 55,60 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.1.3 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 100˚ Terhadap Arah
Putar Kincir.
Tabel 4.7 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin n
Beban Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s rpm
1 0 4,62 7 133,2 0
1
2 0,10 4,40 7 124,4 1
3 0,19 3,90 7 116,6 2
4 0,27 3,60 7 112,8 3
5 0,33 3,30 7 104,1 4
6 0,40 2,94 7 99,37 5
7 0,47 2,70 7 97,35 6
8 0,53 2,50 7 86,43 7
9 0 3,93 6,5 115,7 0
2
10 0,09 3,71 6,5 107,1 1
11 0,17 3,25 6,5 100,7 2
12 0,22 2,60 6,5 85,64 3
13 0,29 2,45 6,5 83,15 4
14 0,33 2,34 6,5 80,90 5
15 0,40 1,98 6,5 78,67 6
16 0,45 1,68 6,5 73,46 7
17 0 2,84 6 92,10 0
3
18 0,07 2,61 6 84,17 1
19 0,14 2,25 6 81,20 2
20 0,18 1,93 6 73,65 3
21 0,21 1,70 6 67,31 4
22 0,25 1,30 6 56,16 5
23 0,29 0,28 6 53,27 6
24 0,31 0,31 6 50,68 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.8 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 30˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin n
Beban Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s rpm
1 0 4,42 7 127,4 0
1
2 0,10 4,30 7 122,3 1
3 0,19 3,99 7 115,8 2
4 0,25 3,35 7 110,9 3
5 0,33 3,21 7 110,3 4
6 0,41 3,12 7 99,73 5
7 0,49 2,90 7 95,28 6
8 0,57 2,41 7 94,20 7
9 0 4,30 6,5 123,7 0
2
10 0,09 3,91 6,5 119,1 1
11 0,19 3,70 6,5 106,6 2
12 0,25 3,08 6,5 100,7 3
13 0,30 2,65 6,5 90,81 4
14 0,35 2,40 6,5 86,44 5
15 0,40 2,25 6,5 83,27 6
16 0,49 1,90 6,5 75,71 7
17 0 3,22 6 100,8 0
3
18 0,08 3,15 6 95,63 1
19 0,15 2,84 6 94,09 2
20 0,22 2,65 6 90,13 3
21 0,28 2,50 6 84,31 4
22 0,34 2,18 6 79,60 5
23 0,40 2,10 6 77,53 6
24 0,46 1,70 6 74,38 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.9 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 35˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No. Pembebanan v angin n
Beban Lampu Pengujian I (ampere) V (volt) m/s rpm
1 0 2,42 7 124,5 0
1
2 0,06 2,29 7 118,2 1
3 0,13 2,24 7 115,3 2
4 0,18 2,04 7 113,5 3
5 0,23 1,99 7 104,4 4
6 0,32 1,93 7 103,2 5
7 0,34 1,91 7 99,13 6
8 0,41 1,71 7 98,03 7
9 0 2,92 6,5 99,12 0
2
10 0,07 2,80 6,5 89,84 1
11 0,15 2,74 6,5 87,69 2
12 0,21 2,45 6,5 86,07 3
13 0,27 2,29 6,5 85,67 4
14 0,33 2,19 6,5 76,90 5
15 0,36 1,89 6,5 74,11 6
16 0,38 1,45 6,5 67,08 7
17 0 2,51 6 86,08 0
3
18 0,07 2,38 6 75,26 1
19 0,13 2,02 6 74,47 2
20 0,17 1,66 6 65,99 3
21 0,21 1,54 6 62,46 4
22 0,25 1,31 6 56,74 5
23 0,27 0,93 6 54,53 6
24 0,30 0,69 6 45,86 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.2 Proses Pengolahan Data
Dalam pengolahan data hasil pengujian kincir angin dua sudu ini
menggunakan sampel data pada variasi kemiringan bilah kincir 30˚ terhadap arah
putaran kincir angin dengan potongan bilah kincir 100˚, pada tabel 4.8 pada baris
ke delapan pada saat ke tujuh beban lampu dinyalakan dengan = 7 m/s.
4.2.1 Perhitungan daya yang tersedia dalam angin
Kincir angin yang diuji memiliki lebar 45cm dan tinggi 60cm, sehingga
luasan frontal kincir ini dapat ditentukan sebesar :
Kecepatan angin yang terjadi pada kondisi ini adalah 7m/s, maka dengan
persamaan (5) daya yang tersedia pada angin dapat ditentukan.
watt
4.2.2 Perhitungan Daya Listrik yang Dihasilkan
Perhitungan daya listrik mengacu pada persamaan (11) yang telah dibahas
pada sub bab 2.3.3 , dimana kecepatan angin yang terjadi pada kondisi ini adalah
7m/s. Maka, dengan persamaan (11) daya yang dihasilkan dapat ditentukan.
yang dalam hal ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
: daya listrik yang dihasilkan (Watt)
: Arus listrik (Ampere)
V : Tegangan (Volt)
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai (I) sebesar 0,57 A dengan nilai
tegangan (V) sebesar 2,41. Maka, besar nilai ( ) daya listrik :
0,57 2,41
watt
4.2.3 Perhitungan Tip Speed Ratio (TSR)
Perhitungan (tsr) mengacu pada persamaan (12) yang telah dibahas pada
sub bab 2.3.4 , dimana kecepatan angin yang terjadi pada kondisi ini adalah 7m/s.
Maka, dengan persamaan (12) daya yang dihasilkan dapat ditentukan.
yang dalam hal ini:
: jari-jari kincir (m)
: putaran poros kincir tiap menit (rpm)
: kecepatan angin (m/s)
: 22/7 atau 3,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai (n) sebesar 94,20 rpm pada
kecepatan angin (v) sebesar 7 m/s. Sedangkan nilai (r) jari-jari kincir sebesar 22,5
cm. Maka, besar nilai tip speed ratio yaitu :
4.2.4 Perhitungan Koefisien Daya (Cp)
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai ( )sebesar 7,887 watt dan
)sebesar 555,66 watt dengan efisiensi generator 0,8. Maka besar koefisien daya
yaitu: 444,528
= 0,309 %
4.3 Hasil dan Pembahasan
Keseluruhan data yang diperoleh dalam pengujian kincir angin model
WePOWER dengan jumlah sudu 4 berbahan PVC 8 inch dan dengan variasinya
diolah dalam tabel dengan persamaan menurut perhitungan yang sesuai untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mengetahui daya yang dihasilkan kincir angin, daya listrik dengan asumsi nilai
efisiensi generator 0,8. Kemudian tip speed ratio, dan koefisien daya kincir yang
diperlukan.
4.3.1 Tabel Hasil Perhitungan Pada Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 165˚ Terhadap Arah Putar
Kincir.
a. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.1, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 25˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.10). Hasil perhitungan pada tabel (4.10)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
Tabel 4.10 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
Tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pe
(watt) m/s rpm %
1 0 5,25 555,66 0 7 130,20 0,438 0 0
1
2 0,1 5,21 555,66 0,521 7 128,60 0,433 0,117 1
3 0,2 4,66 555,66 0,932 7 125,40 0,422 0,210 2
4 0,3 4,55 555,66 1,365 7 122,20 0,411 0,307 3
5 0,38 3,76 555,66 1,4288 7 120,60 0,406 0,321 4
6 0,42 3,46 555,66 1,4532 7 115,20 0,388 0,327 5
7 0,48 3,32 555,66 1,5936 7 107,80 0,363 0,358 6
8 0,51 2,73 555,66 1,3923 7 102,70 0,346 0,313 7
9 0 3,85 444,89 0 6,5 109,90 0,398 0 0
2
10 0,09 3,81 444,89 0,3429 6,5 105,90 0,384 0,096 1
11 0,16 3,20 444,89 0,512 6,5 103,10 0,374 0,144 2
12 0,22 2,63 444,89 0,5786 6,5 90,76 0,329 0,163 3
13 0,28 2,52 444,89 0,7056 6,5 89,85 0,326 0,198 4
14 0,33 2,31 444,89 0,7623 6,5 81,54 0,295 0,214 5
15 0,37 2,20 444,89 0,814 6,5 80,60 0,292 0,229 6
16 0,41 1,93 444,89 0,7913 6,5 72,56 0,263 0,222 7
17 0 3,01 349,92 0 6 97,80 0,384 0 0
3
18 0,07 2,97 349,92 0,2079 6 93,32 0,366 0,074 1
19 0,15 2,88 349,92 0,432 6 91,98 0,361 0,154 2
20 0,21 2,42 349,92 0,5082 6 89,74 0,352 0,182 3
21 0,27 2,36 349,92 0,6372 6 86,18 0,338 0,228 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
22 0,32 2,11 349,92 0,6752 6 77,45 0,304 0,241 5
23 0,35 1,84 349,92 0,644 6 73,12 0,287 0,230 6
24 0,37 1,69 349,92 0,6253 6 70,15 0,275 0,223 7
b. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.2, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 30˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.11). Hasil perhitungan pada tabel (4.11)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
Tabel 4.11 Diperoleh data hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 30˚,
dengan jumlah bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
Tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pe
(watt) m/s rpm %
1 0 4,25 555,66 0 7 141,10 0,475 0 0
1
2 0,09 4,23 555,66 0,3807 7 124,30 0,418 0,086 1
3 0,18 3,83 555,66 0,6894 7 118,60 0,399 0,155 2
4 0,25 3,34 555,66 0,835 7 112,80 0,379 0,188 3
5 0,32 3,28 555,66 1,0496 7 96,03 0,323 0,236 4
6 0,36 2,52 555,66 0,9072 7 94,19 0,317 0,204 5
7 0,43 2,48 555,66 1,0664 7 92,07 0,310 0,240 6
8 0,47 2,24 555,66 1,0528 7 82,45 0,277 0,237 7
9 0 3,55 444,89 0 6,5 114,20 0,414 0 0
2
10 0,08 3,52 444,89 0,2816 6,5 106,30 0,385 0,079 1
11 0,15 2,89 444,89 0,4335 6,5 102,70 0,372 0,122 2
12 0,22 2,67 444,89 0,5874 6,5 91,05 0,330 0,165 3
13 0,28 2,46 444,89 0,6888 6,5 89,48 0,324 0,194 4
14 0,34 2,32 444,89 0,7888 6,5 83,87 0,304 0,222 5
15 0,39 2,18 444,89 0,8502 6,5 81,96 0,297 0,239 6
16 0,42 1,68 444,89 0,7056 6,5 75,62 0,274 0,198 7
17 0 2,12 349,92 0 6 93,08 0,365 0 0
3
18 0,07 2,11 349,92 0,1477 6 82,47 0,324 0,053 1
19 0,12 1,95 349,92 0,234 6 76,90 0,302 0,084 2
20 0,17 1,69 349,92 0,2873 6 72,69 0,285 0,103 3
21 0,24 1,62 349,92 0,3888 6 70,56 0,277 0,139 4
22 0,26 1,53 349,92 0,3978 6 69,32 0,272 0,142 5
23 0,29 1,43 349,92 0,4147 6 66,42 0,261 0,148 6
24 0,32 1,21 349,92 0,3872 6 63,18 0,248 0,138 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.3, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 35˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.12). Hasil perhitungan pada tabel (4.12)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
Tabel 4.12 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 35˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pe
(watt) m/s rpm %
1 0 2,10 555,66 0 7 68,12 0,229 0 0
1
2 0,05 1,68 555,66 0,084 7 63,24 0,213 0,019 1
3 0,09 1,36 555,66 0,1224 7 33,18 0,112 0,028 2
4 0,12 0,97 555,66 0,1164 7 51,19 0,172 0,026 3
5 0,14 0,86 555,66 0,1204 7 50,31 0,169 0,027 4
6 0,17 0,77 555,66 0,1309 7 48,42 0,163 0,029 5
7 0,18 0,54 555,66 0,0972 7 43,27 0,146 0,022 6
8 0,2 0,44 555,66 0,088 7 40,29 0,136 0,020 7
9 0 0,92 444,89 0 6,5 51,32 0,186 0 0
2
10 0,04 0,88 444,89 0,0352 6,5 48,63 0,176 0,010 1
11 0,05 0,68 444,89 0,034 6,5 46,31 0,168 0,010 2
12 0,08 0,54 444,89 0,0432 6,5 44,12 0,160 0,012 3
13 0,09 0,48 444,89 0,0432 6,5 42,57 0,154 0,012 4
14 0,11 0,38 444,89 0,0418 6,5 40,91 0,148 0,012 5
15 0,12 0,34 444,89 0,0408 6,5 37,77 0,137 0,011 6
16 0,13 0,33 444,89 0,0429 6,5 36,21 0,131 0,012 7
17 0 0,62 349,92 0 6 44,12 0,173 0 0
3
18 0,02 0,56 349,92 0,0112 6 40,28 0,158 0,004 1
19 0,03 0,48 349,92 0,0144 6 34,82 0,137 0,005 2
20 0,04 0,27 349,92 0,0108 6 31,31 0,123 0,004 3
21 0,05 0,29 349,92 0,0145 6 28,04 0,110 0,005 4
22 0,06 0,23 349,92 0,0138 6 27,16 0,107 0,005 5
23 0,07 0,24 349,92 0,0168 6 26,28 0,103 0,006 6
24 0,08 0,13 349,92 0,0104 6 26,04 0,102 0,004 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.3.2 Tabel Hasil Perhitungan Pada Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 130˚ Terhadap Arah Putar
Kincir.
a. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.4, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 25˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.13). Hasil perhitungan pada tabel (4.13)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
Tabel 4.13 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
Tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pl
(watt) m/s rpm %
1 0 5,1 555,66 0 7 138,12 0,465 0 0
1
2 0,1 4,8 555,66 0,48 7 136,23 0,458 0,108 1
3 0,2 4,3 555,66 0,86 7 127,31 0,428 0,193 2
4 0,28 3,75 555,66 1,05 7 116,52 0,392 0,236 3
5 0,37 3,49 555,66 1,29 7 107,43 0,361 0,290 4
6 0,49 3,44 555,66 1,69 7 106,64 0,359 0,379 5
7 0,49 2,67 555,66 1,31 7 100,33 0,338 0,294 6
8 0,52 2,48 555,66 1,29 7 98,26 0,331 0,290 7
9 0 4,51 444,89 0 6,5 117,21 0,425 0 0
2
10 0,1 4,22 444,89 0,42 6,5 115,52 0,419 0,119 1
11 0,2 3,96 444,89 0,79 6,5 111,74 0,405 0,223 2
12 0,28 3,52 444,89 0,99 6,5 108,62 0,394 0,277 3
13 0,37 3,21 444,89 1,19 6,5 101,44 0,368 0,334 4
14 0,46 2,71 444,89 1,25 6,5 91,81 0,333 0,350 5
15 0,49 2,41 444,89 1,18 6,5 90,91 0,329 0,332 6
16 0,52 2,34 444,89 1,22 6,5 89,18 0,323 0,342 7
17 0 3,41 349,92 0 6 98,12 0,385 0 0
3
18 0,08 3,29 349,92 0,26 6 96,31 0,378 0,094 1
19 0,15 2,58 349,92 0,39 6 85,48 0,336 0,138 2
20 0,23 2,36 349,92 0,54 6 84,15 0,330 0,194 3
21 0,28 2,32 349,92 0,65 6 82,34 0,323 0,232 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.13 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚, dengan jumlah
bilah 4 buah. (Lanjutan).
No.
Pembebanan Daya v
angin n
Tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pl
(watt) m/s rpm %
22 0,31 1,75 349,92 0,54 6 75,33 0,296 0,194 5
3 23 0,35 1,42 349,92 0,50 6 70,10 0,275 0,178 6
24 0,42 1,34 349,92 0,56 6 64,21 0,252 0,201 7
b. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.5, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 30˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.14). Hasil perhitungan pada tabel (4.14)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
Tabel 4.14 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 30˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pl
(watt) m/s rpm %
1 0 4,62 555,66 0 7 145,21 0,489 0 0
1
2 0,1 4,58 555,66 0,46 7 142,40 0,479 0,103 1
3 0,2 4,28 555,66 0,86 7 139,40 0,469 0,1926 2
4 0,28 3,75 555,66 1,05 7 122,21 0,411 0,2362 3
5 0,35 3,56 555,66 1,25 7 111,40 0,375 0,2803 4
6 0,42 3,24 555,66 1,36 7 104,50 0,352 0,3061 5
7 0,48 3,07 555,66 1,47 7 98,57 0,332 0,3315 6
8 0,56 2,85 555,66 1,60 7 95,43 0,321 0,359 7
9 0 4,65 444,89 0 6,5 121,05 0,439 0 0
2
10 0,09 4,39 444,89 0,40 6,5 118,20 0,428 0,111 1
11 0,18 4,15 444,89 0,75 6,5 107,90 0,391 0,2099 2
12 0,25 3,32 444,89 0,83 6,5 100,70 0,365 0,2332 3
13 0,31 2,78 444,89 0,86 6,5 92,04 0,333 0,2421 4
14 0,37 2,55 444,89 0,94 6,5 90,21 0,327 0,2651 5
15 0,45 2,41 444,89 1,08 6,5 90,15 0,327 0,3047 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.14 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 30˚, dengan jumlah
bilah 4 buah. (Lanjutan).
No.
Pembebanan Daya v angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere) V (volt)
Pa
(watt)
Pl
(watt) m/s rpm %
16 0,51 2,39 444,89 1,22 6,5 84,26 0,305 0,3425 7 2
17 0 3,04 349,92 0 6 96,83 0,380 0 0
3
18 0,09 3,01 349,92 0,27 6 93,79 0,368 0,0968 1
19 0,15 2,82 349,92 0,42 6 91,18 0,358 0,1511 2
20 0,22 2,55 349,92 0,56 6 86,48 0,339 0,2004 3
21 0,27 2,35 349,92 0,63 6 82,46 0,324 0,2267 4
22 0,32 2,15 349,92 0,69 6 79,75 0,313 0,2458 5
23 0,37 1,92 349,92 0,71 6 74,49 0,292 0,2538 6
24 0,39 0,39 349,92 0,15 6 64,89 0,255 0,0543 7
c. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.6, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 30˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.15). Hasil perhitungan pada tabel (4.15)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
Tabel 4.15 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 35˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pl
(watt) m/s rpm %
1 0 4,02 555,66 0 7 126,70 0,426 0 0
1
2 0,1 3,92 555,66 0,39 7 124,80 0,420 0,088 1
3 0,19 3,85 555,66 0,73 7 114,90 0,387 0,165 2
4 0,26 3,38 555,66 0,88 7 108,90 0,366 0,198 3
5 0,33 3,05 555,66 1,01 7 105,80 0,356 0,226 4
6 0,38 2,82 555,66 1,07 7 97,10 0,327 0,241 5
7 0,45 2,45 555,66 1,10 7 89,65 0,302 0,248 6
8 0,55 2,34 555,66 1,29 7 86,18 0,290 0,290 7
9 0 3,38 444,89 0 6,5 100,12 0,363 0 0
2
10 0,08 3,24 444,89 0,26 6,5 96,82 0,351 0,073 1
11 0,15 2,78 444,89 0,42 6,5 91,26 0,331 0,117 2
12 0,23 2,65 444,89 0,61 6,5 85,14 0,308 0,171 3
13 0,27 2,23 444,89 0,60 6,5 78,51 0,284 0,169 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.15 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 35˚, dengan jumlah
bilah 4 buah. (Lanjutan).
No.
Pembebanan Daya v
angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pl
(watt) m/s rpm %
14 0,31 1,96 444,89 0,61 6,5 76,11 0,276 0,171 5
2 15 0,36 1,83 444,89 0,66 6,5 73,20 0,265 0,185 6
16 0,46 1,68 444,89 0,77 6,5 71,86 0,260 0,217 7
17 0 2,62 349,92 0 6 88,21 0,346 0 0
3
18 0,07 2,41 349,92 0,17 6 83,79 0,329 0,060 1
19 0,13 2,05 349,92 0,27 6 75,29 0,296 0,095 2
20 0,18 1,84 349,92 0,33 6 73,90 0,290 0,118 3
21 0,22 1,54 349,92 0,34 6 64,48 0,253 0,121 4
22 0,27 1,36 349,92 0,37 6 62,21 0,244 0,131 5
23 0,28 1,2 349,92 0,34 6 57,94 0,227 0,120 6
24 0,32 0,79 349,92 0,25 6 55,60 0,218 0,090 7
4.3.3 Tabel Hasil Perhitungan Pada Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚,
30˚, dan 35˚ Dengan Potongan Bilah Kincir 100˚ Terhadap Arah Putar
Kincir.
a. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.7, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 25˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.16). Hasil perhitungan pada tabel (4.16)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
Tabel 4.16 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pe
(watt) m/s rpm %
1 0 4,62 555,66 0 7 133,20 0,44812 0 0
1 2 0,10 4,40 555,66 0,44 7 124,40 0,41852 0,099 1
3 0,19 3,90 555,66 0,74 7 116,60 0,39228 0,167 2
4 0,27 3,60 555,66 0,97 7 112,80 0,37949 0,219 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.16 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 25˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.(Lanjutan)
No.
Pembebanan Daya v
angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pe
(watt) m/s rpm %
5 0,33 3,30 555,66 1,09 7 104,10 0,35022 0,245 4
1 6 0,40 2,94 555,66 1,18 7 99,37 0,33431 0,265 5
7 0,47 2,70 555,66 1,27 7 97,35 0,32751 0,285 6
8 0,53 2,50 555,66 1,33 7 86,43 0,29078 0,298 7
9 0 3,93 444,89 0 6,5 115,70 0,41919 0 0
2
10 0,09 3,71 444,89 0,33 6,5 107,10 0,38803 0,094 1
11 0,17 3,25 444,89 0,55 6,5 100,70 0,36484 0,155 2
12 0,22 2,60 444,89 0,57 6,5 85,64 0,31028 0,161 3
13 0,29 2,45 444,89 0,71 6,5 83,15 0,30126 0,200 4
14 0,33 2,34 444,89 0,77 6,5 80,90 0,29311 0,217 5
15 0,40 1,98 444,89 0,79 6,5 78,67 0,28503 0,223 6
16 0,45 1,68 444,89 0,76 6,5 73,46 0,26615 0,212 7
17 0 2,84 349,92 0 6 92,10 0,36149 0 0
3
18 0,07 2,61 349,92 0,18 6 84,17 0,33037 0,065 1
19 0,14 2,25 349,92 0,32 6 81,20 0,31871 0,113 2
20 0,18 1,93 349,92 0,35 6 73,65 0,28908 0,124 3
21 0,21 1,70 349,92 0,36 6 67,31 0,26419 0,128 4
22 0,25 1,30 349,92 0,33 6 56,16 0,22043 0,116 5
23 0,29 0,28 349,92 0,08 6 53,27 0,20908 0,029 6
24 0,31 0,31 349,92 0,10 6 50,68 0,19892 0,034 7
b. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.8, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 30˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.17). Hasil perhitungan pada tabel (4.17)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.17 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 30˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pe
(watt) m/s rpm %
1 0 4,42 555,66 0 7 127,40 0,429 0 0
1 2 0,10 4,30 555,66 0,43 7 122,30 0,411 0,097 1
3 0,19 3,99 555,66 0,76 7 115,80 0,390 0,171 2
4 0,25 3,35 555,66 0,84 7 110,90 0,373 0,188 3
1
5 0,33 3,21 555,66 1,06 7 110,30 0,371 0,238 4
6 0,41 3,12 555,66 1,28 7 99,73 0,336 0,288 5
7 0,49 2,90 555,66 1,42 7 95,28 0,321 0,320 6
8 0,57 2,41 555,66 1,37 7 94,20 0,317 0,309 7
9 0 4,30 444,89 0 6,5 123,70 0,448 0 0
2
10 0,09 3,91 444,89 0,35 6,5 119,10 0,432 0,099 1
11 0,19 3,70 444,89 0,70 6,5 106,60 0,386 0,198 2
12 0,25 3,08 444,89 0,77 6,5 100,70 0,365 0,216 3
13 0,30 2,65 444,89 0,80 6,5 90,81 0,329 0,223 4
14 0,35 2,40 444,89 0,84 6,5 86,44 0,313 0,236 5
15 0,40 2,25 444,89 0,90 6,5 83,27 0,302 0,253 6
16 0,49 1,90 444,89 0,93 6,5 75,71 0,274 0,262 7
17 0 3,22 349,92 0 6 100,80 0,396 0 0
3
18 0,08 3,15 349,92 0,25 6 95,63 0,375 0,090 1
19 0,15 2,84 349,92 0,43 6 94,09 0,369 0,152 2
20 0,22 2,65 349,92 0,58 6 90,13 0,354 0,208 3
21 0,28 2,50 349,92 0,70 6 84,31 0,331 0,250 4
22 0,34 2,18 349,92 0,74 6 79,60 0,312 0,265 5
23 0,40 2,10 349,92 0,84 6 77,53 0,304 0,300 6
24 0,46 1,70 349,92 0,78 6 74,38 0,292 0,279 7
c. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari Tabel 4.9, hasil
perhitungan dengan variasi kemiringan bilah 35˚ terhadap arah putar angin
dapat dilihat dari tabel (4.18). Hasil perhitungan pada tabel (4.18)
berdasarkan variasi kecepatan angin yang dipengaruhi posisi blower yang
mensimulasi kecepatan angin dalam proses pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4.18 Hasil pengujian kincir pada posisi kemiringan bilah 35˚, dengan jumlah
bilah 4 buah.
No.
Pembebanan Daya v
angin n
tsr
Cp
Lampu Uji I
(ampere)
V
(volt)
Pa
(watt)
Pe
(watt) m/s rpm %
1 0 2,42 555,66 0 7 124,50 0,419 0 0
1
2 0,06 2,29 555,66 0,14 7 118,20 0,398 0,031 1
3 0,13 2,24 555,66 0,29 7 115,30 0,388 0,066 2
4 0,18 2,04 555,66 0,37 7 113,50 0,382 0,083 3
5 0,23 1,99 555,66 0,46 7 104,40 0,351 0,103 4
6 0,32 1,93 555,66 0,62 7 103,20 0,347 0,139 5
7 0,34 1,91 555,66 0,65 7 99,13 0,334 0,146 6
8 0,41 1,71 555,66 0,70 7 98,03 0,330 0,158 7
9 0 2,92 444,89 0 6,5 99,12 0,359 0 0
2
10 0,07 2,80 444,89 0,20 6,5 89,84 0,325 0,055 1
11 0,15 2,74 444,89 0,41 6,5 87,69 0,318 0,115 2
12 0,21 2,45 444,89 0,51 6,5 86,07 0,312 0,145 3
13 0,27 2,29 444,89 0,62 6,5 85,67 0,310 0,174 4
14 0,33 2,19 444,89 0,72 6,5 76,90 0,279 0,203 5
15 0,36 1,89 444,89 0,68 6,5 74,11 0,269 0,191 6
16 0,38 1,45 444,89 0,55 6,5 67,08 0,243 0,155 7
17 0 2,51 349,92 0 6 86,08 0,338 0 0
3
18 0,07 2,38 349,92 0,17 6 75,26 0,295 0,060 1
19 0,13 2,02 349,92 0,26 6 74,47 0,292 0,094 2
20 0,17 1,66 349,92 0,28 6 65,99 0,259 0,101 3
21 0,21 1,54 349,92 0,32 6 62,46 0,245 0,116 4
22 0,25 1,31 349,92 0,33 6 56,74 0,223 0,117 5
23 0,27 0,93 349,92 0,25 6 54,53 0,214 0,090 6
24 0,30 0,69 349,92 0,21 6 45,86 0,180 0,074 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.4 Grafik Hasil Perhitungan
Dari hasil penelitian dan perhitungan, maka dapat dibuat grafik hubungan
antara putaran poros (rpm) dengan daya angin, daya listrik dengan putaran poros
(rpm) serta Cp dengan tip speed ratio.
4.4.1 Grafik Untuk Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚, 30˚, dan 35˚
DenganPotongan Bilah Kincir 165˚ Terhadap Arah Putar Kincir.
a. Data pada grafik hubungan Cp dan tip speed ratio berikut diambil
berdasarkan hasil perhitungan dan data yang tersedia pada Tabel (4.10),
Tabel (4.11), Tabel (4.12) .
Gambar 4.1 Kemiringan Bilah Kincir 25˚ ( Grafik hubungan antara Cp dan
tip speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.10 ).
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500
CP
(P
ow
er C
oef
fici
ent)
tip speed ratio
v angin = 7 m/s
v angin = 6,5 m/s
v angin = 6m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.2 Kemiringan Bilah Kincir 30˚ ( Grafik hubungan antara Cp dan
tip speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.11 ).
Gambar 4.3 Kemiringan Bilah Kincir 35˚ ( Grafik hubungan antara Cp dan
tip speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.12 ).
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500
Cp
( P
ow
er
Co
eff
icie
nt
)
tip speed ratio
v = 7 m/s
v = 6,5 m/s
v = 6m/s
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250
Cp
( P
ow
er C
oef
fici
ent
)
tip speed ratio
v = 7 m/s
v = 6,5 m/s
v = 6 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
b. Berikut adalah grafik hubungan kecepatan putar poros (rpm) dengan daya
yang dihasilkan ( ) yang diambil berdasarkan hasil perhitungan dan data
yang tersedia pada Tabel (4.10), Tabel (4.11), Tabel (4.12) .
Gambar 4.4 Kemiringan Bilah Kincir 25˚ ( Grafik hubungan antara rpm dan
daya listrik (Pe). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.10 ).
Gambar 4.5 Kemiringan Bilah Kincir 30˚ ( Grafik hubungan antara rpm dan
daya listrik (Pe). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.11 ).
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Pe
(Day
a El
ektr
ik)
putaran poros (rpm)
Pa = 555,66 watt
Pa = 444,66 watt
Pa = 349,92 watt
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0.00 50.00 100.00 150.00
Day
a el
ektr
ik (
wat
t)
Putaran poros per menit (rpm)
v = 7m/s
v = 6,5m/s
v = 6m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.6 Kemiringan Bilah Kincir 35˚ ( Grafik hubungan antara rpm dan
daya listrik (Pe). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.12 ).
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00
Day
a el
ektr
ik (
wat
t)
Putaran poros per menit (rpm)
v = 7m/s
v = 6,5m/s
v = 6m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.4.2 Grafik Untuk Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚, 30˚, dan 35˚
DenganPotongan Bilah Kincir 130˚ Terhadap Arah Putar Kincir.
a. Data pada grafik hubungan Cp dan tip speed ratio berikut diambil
berdasarkan hasil perhitungan dan data yang tersedia pada Tabel (4.13),
Tabel (4.14), Tabel (4.15).
Gambar 4.7 Kemiringan Bilah Kincir 25˚ ( Grafik hubungan Cp dan tip
speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.13 ).
Gambar 4.8 kemiringan Bilah Kincir 30˚ ( Grafik hubungan Cp dan tip
speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.14 ).
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500
Cp
( P
ow
er C
oef
fici
ent
)
tip speed ratio
v = 7m/s
v = 6,5m/s
v = 6m/s
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600
Cp
(P
ow
er C
oef
fici
ent
tip speed ratio
v = 7m/s
v = 6,5m/s
v = 6,5m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.9 Kemiringan Bilah Kincir 35˚ ( Grafik hubungan Cp dan tip
speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.15 ).
b. Berikut adalah grafik hubungan kecepatan putar poros (rpm) dengan daya
yang dihasilkan ( ) yang diambil berdasarkan hasil perhitungan dan data
yang tersedia pada Tabel (4.13), Tabel (4.14), Tabel (4.15) .
Gambar 4.10 Kemiringan Bilah Kincir 25˚ ( Grafik hubungan rpm dan daya
listrik (Pe). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.13 ).
0
0
0
0
0
0
0
0
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500
Cp
(P
ow
er C
oef
fici
ent
tip speed ratio)
v = 7m/s
v = 6,5m/s
v = 6m/s
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
0.00 50.00 100.00 150.00
Day
a el
ektr
ik (
wat
t)
Putaran poros per menit (rpm)
v = 7m/s
v = 6,5m/s
v = 6m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.11 Kemiringan Bilah Kincir 30˚ ( Grafik hubungan rpm dan daya
listrik (Pe). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.14 ).
Gambar 4.12 Kemiringan Bilah Kincir 35˚ ( Grafik hubungan rpm dan daya
listrik (Pe). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.15 ).
0
0
0
1
1
1
1
1
2
2
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00
Day
a el
ektr
ik (
wat
t)
Putaran Poros per menit (rpm)
v = 7m/s
v = 6,5m/s
v = 6
0
0
0
1
1
1
1
1
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Day
a el
ektr
ik (
wat
t)
Putaran poros per menit (rpm)
v = 7m/s
v = 6,5m/s
v = 6m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.4.3 Grafik Untuk Variasi Kemiringan Bilah Kincir 25˚, 30˚, dan 35˚
DenganPotongan Bilah Kincir 100˚ Terhadap Arah Putar Kincir.
a. Data pada grafik hubungan Cp dan tip speed ratio berikut diambil
berdasarkan hasil perhitungan dan data yang tersedia pada Tabel (4.16),
Tabel (4.17), Tabel (4.18).
Gambar 4.13 Kemiringan Bilah Kincir 25˚ ( Grafik hubungan Cp dan tip
speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.16 ).
-0.05
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Cp
( P
ow
er C
oef
fici
ent
)
tip speed ratio
v angin = 7 m/s
v angin = 6,5 m/s
v angin = 6m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 4.14 Kemiringan Bilah Kincir 30˚ ( Grafik hubungan Cp dan tip
speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.17 ).
Gambar 4.15 Kemiringan Bilah Kincir 35˚ ( Grafik hubungan Cp dan tip
speed ratio. Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.18 ).
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500
Cp
( P
ow
er C
oef
fici
ent
)
tip speed ratio
v angin = 7 m/s
v angin = 6,5 m/s
v angin = 6m/s
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500
Cp
( P
ow
er C
oef
fici
ent
)
tip speed ratio
v angin = 7 m/s
v angin = 6,5 m/s
v angin = 6m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
b. Berikut adalah grafik hubungan kecepatan putar poros (rpm) dengan daya
yang dihasilkan ( ) yang diambil berdasarkan hasil perhitungan dan data
yang tersedia pada Tabel (4.16), Tabel (4.17), Tabel (4.18) .
Gambar 4.16 Kemiringan Bilah Kincir 25˚ ( Grafik hubungan rpm dan daya
listrik (Pl). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.16 ).
Gambar 4.17 Kemiringan Bilah Kincir 30˚ ( Grafik hubungan rpm dan daya
listrik (Pl). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.17 ).
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Day
a lis
trik
(w
att)
Putaran poros per menit (rpm)
Pa = 555,66 watt
Pa = 444,66 watt
Pa = 349,92 watt
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Day
a lis
trik
[w
att]
Putaran poros per menit [rpm]
Pa = 555,66 watt
Pa = 444,66 watt
Pa = 349,92 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.18 Kemiringan Bilah Kincir 35˚ ( Grafik hubungan rpm dan daya
listrik (Pl). Berdasarkan data perhitungan pada tabel 4.18 ).
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Day
a el
ektr
ik (
wat
t)
Putaran poros per menit (rpm)
Pa = 555,66 watt
Pa = 444,66 watt
Pa = 349,92 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengujian kincir angin dari bahan PVC ukuran 8 inchi dengan tiga
variasi sudut posisi bilah kincir dan tiga variasi pemotongan bilah kincir telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah berhasil dibuat kincir angin dari bahan PVC ukuran 8 inchi dengan
tiga variasi pemotongan bilah dengan sudut 100°, 130°, dan 165° dengan
variasi letak posisi sudunya 25°, 30°, dan 35° dalam model kincir yang
sama. Dan dapat melakukan uji karakteristiknya. (Gambar dilampirkan).
2. Kincir angin dengan sudut potong 100° menghasilkan daya elektrik
maksimal 1,33 watt pada kecepatan angin 7 m/s dan koefisien daya (CP)
0,298 pada (tsr) 0,291. Kincir dengan sudut potong 130° menghasilkan daya
elektrik 1,60 watt pada kecepatan angin 7 m/s dan koefisien daya (CP) 0,359
pada (tsr) 0,321. Kincir dengan sudut potong 165° menghasilkan daya kincir
1,39 watt pada kecepatan angin 7 m/s dan koefisien daya (CP) 0,313 pada
(tsr) 0,346.
3. Besar kecilnya sudut potong dan posisi bilah kincir mempengaruhi unjuk
kerja kincir angin. Pada kincir angin dengan sudut potong 130° daya
elektrik (Pe), koefisien daya (CP) dan tip speed ratio (tsr) yang diperoleh
lebih besar dibandingkan kincir angin dengan sudut potong 100° dan 165°.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian ternyata terdapat kelebihan dan kekurangan yang
perlu diperhatikan, untuk itu perlu adanya saran untuk pengembangan lebih
lanjut tentang kincir angin antara lain :
1. Untuk lebih meningkatkan unjuk kerja kincir angin perlu dilakukan
percobaan lebih lanjut dengan menggunakan motor listrik DC yang lebih
baik. Atau dapat menggunakan generator yang mana akan
memaksimalkan hasil dari penelitian.
2. Untuk lebih meningkatkan unjuk kerja kincir angin model WePOWER
diperlukan uji coba dilapangan. Untuk mengetahui kinerja kincir sekaligus
dapat mengetahui besarnya potensi angin daerah untuk dilakukan
pemasangan kincir angin ini.
3. Dibutuhkan ketelitian untuk mencapai kepresisian yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
DAFTAR PUSTAKA
Andika, N.M, Triharyanto, T.Y., Prasetya, O.R. 2008. Kincir Angin Sumbu
Horisontal Bersudu Banyak. Yogyakarta.
Daryanto. Y. 2007. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.
BALAI PPTAGG-UPT-LAGG. Diakses : Tanggal 5 Agustus 2007.
Johnson, G.L. 2006. Wind Energi System. Manhattan. Diakses : Tanggal 12
Agustus 2012.
Johnson, G.L. 1997. The Search for A New Energi Source. Manhattan. Diakses :
Tanggal 12 Agustus 2012.
Mulyani, 2008. Kajian Potensi Angin Indonesia. Central Library Institute
Technology Bandung. Diakses : Tanggal 28 Agustus 2012.
Sastrowijoyo, F. 2008. Permasalahan Yang Sering Terjadi Pada Sistem Wind
Turbine di Indonesia. Alamat website: http://konversi.wordpress.com.
Diakses : Tanggal 28Agustus 2012.
Sutrisna, F. K. 2011. Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Alamat
website: http://indone5ia.wordpress.com. Diakses : Tanggal 28 Agustus
2011.
WEPOWERECO™ Integrator of Clean Energy Solutions. WePOWER Eco Corp.
Website: http://wepowereco.com/ecolutions/renewable-energy/wind/
Diakses: Tanggal 27 Februari 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN I
GAMBAR BAGIAN KINCIR
1.1 Bilah Kincir WePOWER
Gambar 1.1 (3 variasi sudut potong bilah kincir yang digunakan. Bahan PVC 8
inch.)
Gambar 1.2 ( Panjang bilah kincir 60cm, semua sama. Bahan PVC 8 inch.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
1.2 Tutup dan Alas Kincir
Gambar 1.3 (Bagian atas dan bawah kincir. Diameter 45cm.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
1.3 Kincir Angin WePOWER
Gambar 1.4 (Kincir jadi. Sudut potong bilah 130º)
45cm
60cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN II
GAMBAR ALAT UKUR
SUDUT BILAH KINCIR WePOWER
2.1 Busur Derajat
Gambar 2.1 (Busur derajat: 165º)
Gambar 2.2 (Busur derajat: 130º)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 2.3 (Busur derajat : 100º)
Gambar 2.4 (Busur derajat : 360º)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN III
SKEMA PENGUJIAN
Wind Tunnel
Keterangan :
00 : Laju aliran angin.
01 : Poros kincir.
02 : Kincir WePOWER.
03 : Motor listrik.
04 : Blower.
05 : Fan blade.
06 : Rangkaian lampu.
07 : Multimeter.
08 : Anemo meter.
09 : Tacho meter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI