hamaa

6
DOMINASI HAMA PENYAKIT UTAMA PADA USAHATANI PADI DI JAWA TIMUR Moh. Cholil Mahfud, Sarwono dan G. Kustiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Banyaknya hama-penyakit pada tanaman padi, sering menyulitkan prioritas hama-penyakit sasaran yang perlu dikendalikan. Ketepatan menentukan hama- penyakit sasaran merupakan langkah penting karena akan menentukan cara pengendaliannya secara tepat sehingga mengurangi pemborosan. Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mengetahui perkembangan hama dan penyakit utama pada usahatani padi di Jawa Timur; (b) mengetahui dominasi hama dan penyakit utama pada usahatani padi Jawa Timur; dan (c) mengetahui dominasi hama dan penyakit utama di masing-masing Kabupaten di Jawa Timur. Kajian di laksanakan mulai bulan Mei s/d Oktober 2011. Kajian menggunakan data sekunder berupa laporan UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Diperta Provinsi Jawa Timur, selama lima tahun 2005 s/d 2009. Survei lapang juga dilaksanakan di kabupaten Pasuruan, Jombang, Mojokerto, Gresik, Jember, Lumajang, Banyuwangi dan Probolinggo untuk mengetahui keragaan serangan hama-penyakit di lapang. Data sekunder yang terkumpul dianalisis secara distruktif untuk menjawab tujuan kajian. Dominasi hama penyakit dapat ditetapkan berdasarkan data luas serangan, dan serangan paling luas memperlihatkan dominannya hama dan penyakit utama. Hasil kajian menujukkan: (a) hama dan penyakit utama (hama tikus, wereng batang coklat dan penggerek batang, serta penyakit hawar daun bakteri, tungro dan blas) selalu dijumpai pada usahatani padi di Jawa Timur; (b) selama lima tahun (2005 s/d 2009) luas serangan hama tikus dan penggerek batang terus meningkat, luas serangan wereng batang coklat dan hawar daun bakteri berfluktuasi, luas serangan tungro terlihat konstan, sedangkan luas serangan penyakit blas terlihat turun; dan (c) rata-rata selama lima tahun (2005 s/d 2009), penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri X. oryzae pv. Oryzae memperlihatkan serangan paling luas (16,769 ha) di antara hama dan penyakit utama lainnya (<10 ha). Penyakit hawar daun bakteri dominan di 27 kabupaten (93% dari jumlah Kabupaten lokasi usahatani padi di Jawa Timur). Kata kunci: Padi, hama, penyakit, dominasi, Jawa Timur PENDAHULUAN Hama dan penyakit menjadi salah satu masalah dalam usahatani padi sejak di persemaian sampai tanaman padi menjelang panen. Dalam usahatani padi, hama-penyakit menyebabkan tanaman padi tidak berproduksi sesuai potensinya berakibat pada instabilitas hasil panen. Kerugian ekonomi usahatani padi oleh hama dan penyakit cukup tinggi yaitu 27%. Sebagai contoh wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.) pada tahun 1976/1977 menyebabkan 450.000 ha pertanaman padi di Indonesia puso dengan kerugian mencapai US$ 100 juta atau setara dengan Rp. 1,1 trilyun (Oka dan Bahagiawati, 1983). 185

Upload: agung-setiobudi

Post on 17-Nov-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asasas

TRANSCRIPT

  • DOMINASI HAMA PENYAKIT UTAMA PADA USAHATANI PADI DI JAWA TIMUR

    Moh. Cholil Mahfud, Sarwono dan G. Kustiono

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

    ABSTRAK

    Banyaknya hama-penyakit pada tanaman padi, sering menyulitkan prioritas hama-penyakit sasaran yang perlu dikendalikan. Ketepatan menentukan hama-penyakit sasaran merupakan langkah penting karena akan menentukan cara pengendaliannya secara tepat sehingga mengurangi pemborosan. Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mengetahui perkembangan hama dan penyakit utama pada usahatani padi di Jawa Timur; (b) mengetahui dominasi hama dan penyakit utama pada usahatani padi Jawa Timur; dan (c) mengetahui dominasi hama dan penyakit utama di masing-masing Kabupaten di Jawa Timur. Kajian di laksanakan mulai bulan Mei s/d Oktober 2011. Kajian menggunakan data sekunder berupa laporan UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Diperta Provinsi Jawa Timur, selama lima tahun 2005 s/d 2009. Survei lapang juga dilaksanakan di kabupaten Pasuruan, Jombang, Mojokerto, Gresik, Jember, Lumajang, Banyuwangi dan Probolinggo untuk mengetahui keragaan serangan hama-penyakit di lapang. Data sekunder yang terkumpul dianalisis secara distruktif untuk menjawab tujuan kajian. Dominasi hama penyakit dapat ditetapkan berdasarkan data luas serangan, dan serangan paling luas memperlihatkan dominannya hama dan penyakit utama. Hasil kajian menujukkan: (a) hama dan penyakit utama (hama tikus, wereng batang coklat dan penggerek batang, serta penyakit hawar daun bakteri, tungro dan blas) selalu dijumpai pada usahatani padi di Jawa Timur; (b) selama lima tahun (2005 s/d 2009) luas serangan hama tikus dan penggerek batang terus meningkat, luas serangan wereng batang coklat dan hawar daun bakteri berfluktuasi, luas serangan tungro terlihat konstan, sedangkan luas serangan penyakit blas terlihat turun; dan (c) rata-rata selama lima tahun (2005 s/d 2009), penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri X. oryzae pv. Oryzae memperlihatkan serangan paling luas (16,769 ha) di antara hama dan penyakit utama lainnya (

  • Pada tanaman padi tidak kurang terdapat 19 jenis hama, dan 10 jenis penyakit (Anonim, 2003). Dari jumlah ini, hama tikus, wereng coklat, penggerek batang, serta penyakit hawar daun bakteri, blas dan tungro pontensial menimbulkan kerusakan pada usahatani padi (Tabel 1), dan pada tahun 2011 secara kumulatif di Jawa Timur terjadi serangan paling luas yaitu 192.858 ha di antara Provinsi penghasil padi (Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, 2011).

    Tabel 1. Rata-rata luas serangan hama dan penyakit utama padi di Indonesia tahun 2005-2009

    No. Jenis hama-penyakit Luas serangan (ha per tahun) Terserang Puso Jumlah

    Hama1. Tikus 126.138 1.781 127.919 2. Penggerek batang 136.421 334 136.755 3. Wereng batang coklat 40.436 1.196 41.632

    Penyakit1. Hawar daun bakteri 69.671 30 69.701 2. Blas 14.889 44 14.933 2. Tungro 8.704 189 8.893

    Di Jawa Timur dilaporkan terdapat beberapa hama dan penyakit pada

    tanaman padi (Dinas Pertanian Provinsi Jatim, 2010). Bahkan pada areal pertanaman padi umumnya dijumpai lebih dari satu jenis hama-penyakit. Banyaknya hama-penyakit pada tanaman padi, sering menyulitkan prioritas hama-penyakit sasaran yang perlu dikendalikan. Keberhasilan menurunkan kerusakan tanaman akibat gangguan hama penyakit antara lain ditentukan oleh ketepatan menentukan hama-penyakit sasaran. Ketepatan menentukan hama-penyakit sasaran merupakan langkah penting karena akan menentukan cara pengendaliannya secara tepat sehingga mengurangi pemborosan (Untung, 1979). Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mengetahui perkembangan hama dan penyakit utama pada usahatani padi di Jawa Timur; (b) mengetahui dominasi hama dan penyakit utama pada usahatani padi Jawa Timur; dan (c) mengetahui dominasi hama dan penyakit utama di masing-masing Kabupaten di Jawa Timur.

    BAHAN DAN METODE

    Kajian di laksanakan mulai bulan Mei s/d Oktober 2011. Kajian menggunakan data sekunder berupa laporan UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Diperta Provinsi Jawa Timur, selama lima tahun 2005 s/d 2009. Survei lapang juga dilaksanakan di kabupaten Pasuruan, Jombang, Mojokerto, Gresik, Jember, Lumajang, Banyuwangi dan Probolinggo untuk mengetahui keragaan serangan hama-penyakit di lapang. Data sekunder yang terkumpul dianalisis secara distruktif untuk menjawab tujuan kajian. Dominasi hama penyakit dapat ditetapkan berdasarkan data luas serangan, dan serangan paling luas memperlihatkan dominannya hama dan penyakit utama (Gilbert, 1984; Samways, 1987).

    186

  • HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Perkembangan Hama dan Penyakit Utama pada Usahatani Padi di Jawa Timur

    Hama dan penyakit utama (hama tikus, wereng batang coklat dan penggerek batang, serta penyakit hawar daun bakteri, tungro dan blas) selalu dijumpai pada usahatani padi di Jawa Timur. Selama lima tahun (2005 s/d 2009) luas serangan hama tikus dan penggerek batang terus meningkat, luas serangan wereng batang coklat dan hawar daun bakteri berfluktuasi, luas serangan tungro terlihat konstan, sedangkan luas serangan penyakit blas terlihat turun (Gambar 1). Perkembangan hama dan penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain iklim (terutama temperatur dan kelembaban), kualitas budidaya, varietas padi, stadium pertumbuhan padi, air, tanah, topografi, musuh alam, dan faktor genetis hama dan penyebab penyakit. Sebagai contoh wereng batang coklat, perkembangannya antara lain dipengaruhi oleh lima faktor produksi yaitu iklim, jarak tanam, varietas, pemupukan dan pola tanam (Mahfud, 2011). Apabila faktor-faktor tersebut sesuai bagi kehidupan hama dan penyebab penyakit, maka hama dan penyakit akan berkembang, atau sebaliknya. Khusus untuk penyakit tungro, karena penularannya juga dilakukan oleh wereng hijau (Nephotettix virescens, N. nigropictus, N. cincticeps, N. malayanus) (Anonim, 2003), maka kepadatan populasi wereng hijau menentukan luas serangan tungro.

    Gambar 1. Rata-rata perkembangan hama dan penyakit utama padi di Jawa Timur

    2. Dominasi Hama dan Penyakit Utama pada Usahatani Padi di JawaTimur Rata-rata selama lima tahun (2005 s/d 2009), penyakit hawar daun yang

    disebabkan oleh bakteri Xanthomnas oryzae pv. Oryzae memperlihatkan serangan paling luas (16,769 ha) di antara hama dan penyakit utama lainnya (

  • Gambar 2. Rata-rata luas serangan hama dan penyakit utama pada usahatani padi di Jawa Timur selama lima tahun (2005 s/d 2009)

    3. Dominasi Hama dan Penyakit Utama padi di Masing-masing Kabupaten Dari data tahun 2009 terlihat adanya perbedaan luas serangan hama dan penyakit utama pada usahatani padi di masing-masing Kabupaten (Tabel 2). Berdasarkan luas serangan ini, hama dan penyakit utama yang dominan pada tanaman padi adalah hama tikus (17 Kabupaten) dan penyakit hawar daun bakteri (27 Kabupaten). Dengan demikian hawar daun bakteri mendominasi pada usahatani padi di Jawa Timur (Gambar 3). Bahkan secara keseluruhan hawar daun memiliki serangan terluas pada usahatani padi di Jawa Timur (Gambar 4). Hal yang sama juga ditunjukkan oleh rata-tata luas serangan hama dan penyakit utama selama lima tahun (2005-2009) (Gambar 2). Tabel 2. Luas serangan hama dan penyakit utama pada usahatani padi di

    masing-masing kabupaten

    Kabupaten Luas serangan hama (ha) Luas serangan penyakit (ha) Tikus Peng.batang WBC Hawar daun Blas TungroKab. Pacitan 71,8 0 33,4 340,15 0 136,9Kab. Ponorogo 150 127,4 98 613,05 0 104,76Kab. Trenggalek 1214,2 49 1513,9 245,5 0 36,1Kab.Tulungagung 150 127,4 98 539,06 0,1 0Kab. Blitar 161 35,7 26,5 33,38 0 1,99Kab. Kediri 298,8 84,7 40,6 336,77 0,99 13,95Kab. Malang 1414,5 144,5 47 1091,2 1,9 44,85Kab. Lumajang 1241,8 521,4 71,1 610,6 188,91 1,15Kab. Jember 1006,6 252,2 1109,3 1849,15 150,5 54,7Kab. Banyuwangi 922,1 402,4 517,8 871,9 172,72 52,26Kab. Bondowoso 287,4 758,7 83,1 1429,74 117,85 7,5Kab. Situbondo 865,6 129,2 2,2 717,2 77,7 0Kab. Probolinggo 220 263,4 9,4 368,89 91,35 2,85Kab. Pasuruan 107,3 95,8 31,5 102,55 109,02 0Kab. Sidoarjo 695,3 227,1 158,2 272,45 1 1Kab. Mojokerto 178,9 41,4 50,6 155,21 9,05 26,74Kab. Jombang 542,8 46 9,4 270,36 0 3,4Kab. Nganjuk 161,1 5,5 31,1 44,1 0 5,92Kab. Madiun 953,5 261,9 192,6 1838,87 0 55,96Kab. Magetan 370,6 3,4 89,6 676,95 0 40,6Kab. Ngawi 517,7 69,9 150,3 294,86 0 24,6Kab. Bojonegoro 1495,6 4376,9 51,4 1178,7 0 288,55Kab. Tuban 1146,7 1631,2 11,7 574,95 0 12,3Kab. Lamongan 591 927,4 193,3 951,8 0 775,94Kab. Gresik 37,1 59,6 47,4 62,95 0,5 46,5Kab. Bangkalan 8,5 180 0 482,2 0 12Kab. Sampang 0 243,8 0 16 0 191,7Kab. Pamekasan 6,8 0 0 484,6 0 81,6Kab. Sumenep 15,6 1215,8 0 1680,9 0 389,22

    188

  • Gambar 3. Jumlah Kabupaten yang memperlihatkan serangan hama pentakit utama terluas

    Gambar 4. Luas serangan hama dan penyakit utama pada usahatani padi di Jawa Timur

    Bakteri X. oryzae pv. oryzae penyebab penyakit hawar daun memiliki banyak patotipe (strain) dan dapat menyerang tanaman padi pada berbagai stadia tumbuh sehingga sulit untuk dikendalikan (Suparyono et al., 2004). Kebiasaan petani tidak melakukan pergiliran varietas, diikuti dengan hanya memupuk N dosis tinggi, menjadi penyebab berkembangnya penyakit ini dengan cepat. Taktik penggunaan varietas tahan efektif dan sangat membantu petani padi yang kondisi ekonominya lemah. Tetapi penggunaan varietas tahan dihadapkan kepada beragamnya patotipe bakteri Xoo yang menyebabkan ketahanan varietas dibatasi waktu dan tempat (Suparyono et al., 2003). Sudir dan Handoko (2011) melaporkan penyakit hawar daun bakteri berkembang di Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo dan Mojokerto, pada berbagai varietas padi baik varietas unggul baru maupun lokal dengan tingkat keparahan sedang sampai berat. Patotipe X. oryzae pv. oryzae yang ditemukan di daerah sentra produksi padi di Jawa Timur terdiri dari patotipe III, IV dan VIII dengan struktur dan dominasi yang beragam antar lokasi. Patotipe III dominan di Banyuwangi dan Malang, Patotipe IV dominan di Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo. Patotipe VIII tersebar merata di tiap lokasi kecuali di Mojokerto dan sangat dominan terutama di kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso dan Jember.

    189

  • 190

    KESIMPULAN 1. Hama dan penyakit utama (hama tikus, wereng batang coklat dan penggerek

    batang, serta penyakit hawar daun bakteri, tungro dan blas) selalu dijumpai pada usahatani padi di Jawa Timur. Selama lima tahun (2005 s/d 2009) luas serangan hama tikus dan penggerek batang terus meningkat, luas serangan wereng batang coklat dan hawar daun bakteri berfluktuasi, luas serangan tungro terlihat konstan, sedangkan luas serangan penyakit blas terlihat turun.

    2. Rata-rata selama lima tahun (2005 s/d 2009), penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri X. oryzae pv. Oryzae memperlihatkan serangan paling luas (16,769 ha) di antara hama dan penyakit utama lainnya (