hand out presentasi manajemen reportase & wawancara edit
TRANSCRIPT
Manajeman, Reportase, Wawancara: Pers
Septiawan Santana K.FIKOM – UNISBA(Universitas Islam Bandung)
BliVlBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KEiVlAIVIPUAN PENULISAN BERITA KAMPUS BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI LlNGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH IV TAHLIN 2016, Jan 2016
Manajemen Pers
Manajemen Pers Kerja kewartawanan dan pemberitaan memerlukan keteraturan
yang terorganisir: Ada organisasi yang mengatur kerja pengorganisasian berita. Ada nilai, norma, pengaruh, yang mengendalikan pemberitaan. Ada posisi dan kewenangan dan pengaturan kerja yang diatur ke dalam
struktur dan sistim dari organisasi pemberitaan. Kerja kewartawanan:
diatur oleh mekanisme, dikendalikan oleh struktur, dikaitkan dengan sistimatika keorganisasian media. Selain itu, ialah teknologi.
Manajemen Pers Perbedaan manajemen antarmedia didasari:
oleh teknologi, orientasi politik, dan rutinitas pengumpulan berita.
Pada 1990-an, organisasi media telah menjadi sebuah organisasi: “sosial, formal, umumnya ialah entitas ekonomis”
○ Tekanan ekonomi memengaruhi keputusan-keputusan jurnalistik. Berbagai faktor lain terkait:
dengan besaran organisasi media, keanggotaan jaringan atau kelompok media, dan kepemilikkan.
Organisasi: Berita & Media Organisasi berita menunjukkan bagian-bagian
keredaksian yang digawangi para wartawan. melaksanakan orientasi rutinitas kerja pemberitaan. Organisasi besar memiliki karakteristik birokratis,
○ pembagian & pemilahan divisi pekerjaan ○ diatur melalui kewenangan fungsional dan geografis
Organisasi media lebih luas lagi pengertiannya meliputi unit-unit komunikasinya, seperti majalah dan berbagai
perusahaan penerbitan lain. Organisasi media berorientasi komersial
Manajemen Keredaksian Pembagian kerja kewartawanan :
perbedaan kerja sebagai reporter (para peliput/pencari berita), dan editor (pengedit laporan liputan berita dari reporter).
Warna kerja reporter: reporter liputan umum, dan reporter bertopik yang khusus
Struktur Organisasi media pemberitaan berawal dari organisasi
keredaksian surat kabar. Jabatan Pemimpin Redaksi (Chief Editor), Redaktur Pelaksana (Managing Editor), Redaktur (Editor), sampai wartawan (reporter).
Pengorganisasian kerja media mencakup : memproduksi kerja berupa berita administrasi perusahaan, teknis pencetakkan atau produksi siaran dan atau elektronis, serta penjualan atau pemasaran dan pencarian pemasukan uang dari
iklan.
Struktur Manajemen pers umumnya terbagi berdasar:
editorial (yang bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan berita-berita “keras” dan hiburan, serta opini atau pandangan atau komentar),
periklanan (yang mempersiapkan sajian pesan-pesan komersial), percetakan atau produksi siaran atau tampilan layar situs (yang
mengubah segala materi informasi ke dalam bentuk lembaran “cetakan” atau siaran audio-visual atau halaman-halaman elektronis di layar monitor),
sirkulasi (yang mendistribusikan informasi tersebut kepada khalayak “pasar” berita),
dan manajemen perusahaan (yang mengatur keseluruhan kegiatan).
Struktur Contoh gambaran organisasi pemberitaan suratkabar:
Pemimpin Redaksi. Ia menjadi kepala di bagian editorial, atau ruang pemberitaan (news rooms).
Redaktur Pelaksana (Managing Editor). Penanggung jawab utama seluruh pelaksanaan pencarian berita (news gathering) adalah Redaktur Pelaksana.
Redaktur Opini. Ia adalah orang yang membidangi halaman opini. Redaktur Berita (news editor). Ia adalah penyelia yang mengontrol
copy desk, Bagian Naskah (sebelum dicetak), dimana editing akhir berita dikerjakan serta halaman didesain dan headlines ditulis.
Redaktur Kota (city editor). Ia mewadahi pemberitaan yang bersifat lokal (local news).
Di berbagai media besar, kedudukan Redaktur Kota paralel dengan para redaktur yang membidangi pemberitaan tertentu: Redaktur Nasional, Redaktur Internasional, Redaktur Ekonomi, Redaktur Features, Redaktur Olah Raga, Redaktur Bisnis dan Redaktur Minggu
Kegiatan Organisasi Pemberitaan Gambaran organisasi pemberitaan terpola pada mekanisme
pemrosesan naskah berita. Majalah, yang memiliki waktu dan ruang terbitnya lebih panjang,
mempunyai mekanisme tidak selinear surat kabar. Media elektronik, dalam gambaran proses penyiarannya, memiliki
karakter auditif (radio), dan audio-visual (televisi). Pada internet, yang mencakup teks tercetak dan tampilan teknologi
audio ataupun visual, mengkarakteristikan proses penyuntingan naskah yang lebih rumit.
Kegiatan Organisasi Pemberitaan Kesemuanya itu, mendampak pada proses pembuatan
pemberitaan yang berbeda. Ada perkerjaan teknis elektronis. Ada ruang studio. Ada pembuatan teks di layer yang bergerak. Ada penyisipan suara atau gambar. Ada perekaman suara atau gambar. Ada kebutuhan penampilan penyiar, di ruang studio, yang dipimpin
seorang produser. Ada penanggung jawab.
Reportase (News Gathering)
Reportase (News Gathering) Wartawan itu, pada dasarnya adalah seorang
tukang cerita. Wartawan ialah keturunan tak langsung dari
dunia para pendongeng. Bagi medianya, wartawan menjadi alat
penggali informasi. Wartawan menjadi sepersis tukang gali tanah
yang hendak mencari adanya “bom” atau “harta karun”.
Reportase (News Gathering) Tiga cara menggali berita (Mencher,1997): Pertama, cara mencari secara surface facts.
○ Menelusuri “permukaan” fakta dari berbagai informasi, ○ dicari dari mana datangnya, ○ ditemukan keorisinalitasan sumbernya.
yang terdapat di dalam informasi seperti, rilis berita, catatan-catatan, dan berbagai omongan (speeches) informal, yang ditemukan wartawan.
Wartawan mesti mencari &menemukan “sumber”. menggali apa siapa bagaimana, & mengapamencatat segala gerak-gerik kejadian. bertanya kepada “sumber” informasi. Orang-orang.
Reportase (News Gathering) Yang kedua, kerja reportorial enterprise.
meverifikasi, menyelidiki, meliput kejadian-kejadian mendadak, atau mengamati latar belakang. ○ Ia verifikasi sahih-tidaknya segala informasi & orang○ Ia selidiki segala hal dan orang melalui (formal / informal)○ Ia waspadai segala kejadian kecil / remeh / biasa.
Berbagai informasi / peristiwa / orang biasanya:○ punya latar belakang. ○ Referensi tertentu. ○ Dan kandungan pesan tertentu.
Reportase (News Gathering) Ketiga, ialah interpretation and analysis.
memahami dan memaknai data dan fakta ○ yang terkumpul, ○ terkerangka, ○ dan terasumsi.
Sekaligus menganalisis. ○ mengukur data / bukti / fakta dari berbagai dimensi.
Kalau semua sudah dilakukan, barulah: pelaporan kisah berita.
Reportase Mendalam (Depth Reporting) ialah laporan seluruh aspek yang terjadi, termasuk latar
belakang & atmospirnya. kisah-berita dengan ketelitian detil dan latar belakang, tidak
hanya mengenai apa tp juga mengapa terjadi. inti kisah sesungguhnya, secara mendalam (lengkap),
seimbang dan terorganisir menjelaskan keterkaitan dan perkembangan yang terjadi. pengembangan dan penjelasannya melalui foto-foto yang
mengilustrasikan pengisahannya. perencanaan liputan antisipatif the news is fresh. produk dari kerjasama tim. fakta-fakta, bukan opini. Menggali & mengangkat fakta-fakta jadi segera tampak.
Reportase Mendalam (Depth Reporting) Ringkasnya:
mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan yang terjadi
Namun, bukan berarti berpanjang-panjang. Memfokus background information yang
begitu detilTeknik penulisan feature acrticle menjadi
alatnya. Situation reporting & event reporting jadi alat
depth.
Wawancara
Wawancara Dalam jurnalisme, untuk mendapatkan:
keterangan-keterangan, fakta-fakta, data-data, dan segala jenis informasi lain.
Kenapa orang mau diwawancara?: mereka suka dengan perhatian, mereka suka berbicara, mereka merasa kasihan pada pewawancara, mereka tak bisa berkata ‘tidak’, tak enak hati jika menolak, mereka menganggapnya sebagai sebuah tugas, mereka ingin menjelaskan pandangannya, dan, bisa jadi, mereka tidak tahu akibat dari hasil wawancara.
Dari wawancara banyak ditemukan hal-hal ganjil. Pewawancara harus menghadapi kemungkinan buruk.
Wawancara Tidak tiap wawancara menghasilkan berita
Adakalanya hanya untuk mencari latar belakang peristiwa. Atau memastikan kebenaran, mengklarifikasi, me-rechek, meluruskan informasi Ada pula wawancara deep throat investigasi yg rahasia & berbahaya.
Dua Tahap Persiapan wawancara : Tahapan Biografis: Mengumpulkan keterangan (gelar, nama, tempat
tinggal, dll lewat sekretaris, buku biografi, koran, majalah, atau bio data). Tahapan Non Biografis: Mengumpulkan keterangan seputar subyek
(kegemaran, sikap politik, hobi, rutinitas, hal-hal yang tak tercantum dalam biodata).
Wawancara Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam
wawancara:
tersenyum dengan sopanmemperkenalkan dirimenunjukkan minat terhadap orang dan/atau subyekmembuat nara sumber merasa nyamanmempersiapkan diri untuk mencatat tanpa mengganggu
wawancara mengajukan pertanyaan:”apakah anak yang bermain di
jalanan itu anak Anda?”
Wawancara Langsung (Tatap Muka) wawancara antara wartawan dengan orang yang diwawancarai secara langsung, berhadapan-hadapan, tanpa menggunakan medium (telepon, atau lainnya). Tiap pertanyaan langsung diajukan, dan dijawab langsung. Identitas keduanya diketahui, dikenali. Masing-masing mengetahuinya, dan dapat mengeceknya. Wawancara Tidak Langsung (Tertulis & Telepon) Bila keadaan tidak memungkinkan, wawancara lewat telepon, atau email,
atau, kiriman surat via pos pun sah-sah saja dilakukan. Ketiga jenis wawancara ini menyempitkan materi menjadi sebatas
pertanyaan yang spesifik. Wawancara telepon merupakan salah satu jenis dari wawancara tidak
langsung. Sifat auditif telepon menjadikan pewawancara hanya dapat mendengar
pernyataan-pernyataan penting, dan emosi-emosi human interest melalui tinggi-rendah nada suara.
Pewawancara harus memperhatikan kemungkinan adanya materi yang
bersifat off the record, atau attribution only, atau background information.
Wawancara Tak LangsungTertulis / Telepon wawancara lewat telepon, atau email, atau, kiriman surat Wawancara ini menyempitkan materi
menjadi sebatas pertanyaan yang spesifik. Wawancara telepon (auditif)
pewawancara hanya mendengar pernyataan-pernyataan penting, dan emosi-emosi human interest melalui tinggi-rendah nada suara.
Pewawancara harus memperhatikan materi: off the record, attribution only, background information.
Hasil Wawancara mendapatkan ilustrasi tentang sumber yang diwawancarai. Memperhatikan subyek (sama penting dg mencatat dan
mendengarkan) Apa yang dikenakannya, Tempat tinggal, kehidupannya, sifat-sifat yg terpancar Berbagai detil lain yg membantu bentukan gambaran secara utuh.
Gerakan-gerakannya saat berbicara bisa membantu pewawancara memutuskan mana yang penting, mana yang tidak penting.
Pewawancara akan mendengar pula: inkonsistensi dari apa yang dikatakannya diskrepansi antara perkataannya dan perkataan orang lain untuk masalah serupa.
Manakala jawaban terasa meragukan / keliru: klarifikasikan segera. Perbaiki / koreksilah dg sopan.
Sekian
Terima kasih