harapan dan tantangan -...
TRANSCRIPT
Sebutan ‘millennial’ itu sendiri disebabkan karenagenerasi ini tak lepas dari perkembanganteknologi, mereka yang merasakan, dipengaruhidan mengikuti perkembangan teknologi.
Jumlah generasi millenials di dunia kerja mencapai50 persen dan diperkirakan tahun 2030, generasiini akan menguasai 75 persen lapangan kerjaglobal. Di Indonesia sendiri, generasi inimencapai 34.45 persen populasi.
Siapakah Generasi Milenial ?
1. Generasi Aku –Aku – Aku
2. Gila Gadget dan Narsis
3. Manja – Minim daya juang
4. Kerja “Cerdas” bukan Kerja Keras.
5. Sangat dipengaruhi Sosial Media : Facebook, Twitter, Snapchat, instagram, Whatsapp, Line
Ulasan terhadap Generasi Millenial
2. Percaya Diri a. Menekankan keunikan diri
b. Motto “Jadilah dirimu sendiri”
c. Tidak Fokus nilai Akademis
3. Kebebasan Berekspresi
a. Mencari pengakuan dan penerimaan dari sosial media.
b. Tidak suka diatur, dibatasi dan di kekang.
3. Kreativitas sangat dihargai
a. Penghormatan terhadap persamaan
b. Pencarian ide dan kreativitas.
c. Mencoba hal dan cara yang baru
7. Berorientasi pada “kelompok”dan “sosial”
a. Fleksibel dan bisa menerima pikiran baru
b. Menikmati kamunitasnya
c. Relasi tanpa batas dalam media sosial.
2. Tantangan Generasi Millenial
1. Sangat bergantung pengakuan dan penerimaan dari media Sosial – Likes teman.2. Berpusat pada diri sendiri - butuh aktualisasi diri sangat besar.3. Cenderung anti sosial.4. Mengejar kebebasan dan kenyamanan.5. Pola hidup instan, tidak menyukai proses
dan tidak utuh.
2. Tantangan Generasi Now
6. Suka hal baru – Cepat Bosan7. Kurang menghargai Otoritas.8. Mudah Menyerah. Malas mengerjakan pekerjaan yang menguras tenaga dan pikiran.
9. Manusia diperlakukan seperti BarangBarang diperlakukan seperti manusia.
3. Tantangan mendidik Generasi dalam Air Bah
Informasi
POP CULTURE:
Kemasan yang Ringan, menghibur, membuang logika dan Nalar.
Memicu imajinasi tanpa batas.
Menyentuh emosi, instinct, sensualitas danIrasional.
Hiburan
Dampaknya bagi anak-anak kita …1. Anak masuk dalam Budaya Ekstrem
Tertawa dan Airmata ;
Permainan Fiksi dan Fakta
2. Memberikan sensasi kepuasan Jasmani cepat .
Mudah menyerah.
Mencari semua yang baru – Cepat Bosan.
3. OVERSTIMULATION
Emosi yang tidak stabil
Mudah Menawan Hati anak-anakkarena: 1. Mudah dimengerti & menghibur.
2. Pendekatan Persuasive bukanOtoritative.
3. Sangat memperhatikan kemasanestetika yang menarik.
4. Menstimulir Imajinasi.
5. Melibatkan anak.
GOAL akhir : Merebut Hati anak,
Rasa Suka Cinta adalah dasar
segala sesuatu.
Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan Firman
Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya ...
(1 Yohanes 2: 14 b-15)
Dimensi Peperangan RohaniSerangan pada penghancuran moral,
karakter dan iman generasi muda.
Anak-anak kita bukan kurang Pandai !
Mereka kurang Bijaksana(Hikmat)
Mendidik Anak Generasi Millenial
1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar
a. Nilai hidup tidak kacau
b. Keberanian menegur dan mendisiplin
Mendidik Anak Generasi Millenial
1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar
2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.
Guru PenerusPengetahuan
Guru Pembimbing Murid
Mengajar bahan pelajarandengan baik
Mengenal kekuatan dan kelemahan murid
mengotak-atik materipembelajaran, mencoba hal-hal baru, mengembangkankombinasi baru berbagai jenismateri hingga mungkinmenghasilkan kemasan-kemasan materi pelajaranbaru dan segar bahkan untuksuatu pelajaran klasik sepertisejarah.
memberi perhatian lebih padamasalah siswa daripada(pembaharuan) materipelajaran. Mereka terutamamemperhatikan cara belajardan siswa sebagai pribadiyang menghadapi berbagaimasalah dalam kehidupanmereka, selain prestasiakademiknya.
Mendidik Anak Generasi Millenial
1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar
2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.
3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan yang kita bahas.
Mendorong murid memberi pendapat
Kesmepatan murid bertanya dan guru mengarahkan
Berdiskusi
Mengajar itu seperti ….1. Mengisi Ember2. Percetakan atau Pabrik3. Seperti Orang Memahat4. Menanam dan memelihara
Evaluasi ! …Positif dan Negatif
Pola Pikir dalam Mengajar Anak
Mendidik Anak Generasi Millenial
1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.
3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan yang kita bahas.
4. Pembelajaran yang mempunyai relevansi dengan siswa. Konten harus spesifik, ringkas, dan cepat. Aplikasi praktis informasi yang mereka
terima
Mendidik Anak Generasi Millenial
1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari
permasalahan yang kita bahas. 4. Pembelajaran yang mempunyai relevansi dengan siswa.
5. Keberhasilan dalam kelompok mereka.a. Murid berdiskusi dalam kelompokb. Murid membimbing temannya yang
kurang dalam pelajaran.
Mendidik Anak Generasi Millenial
1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar
2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.
3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan yang kita bahas.
4. Pembelajaran yang mempunyai relevansi dengan siswa.
5. Keberhasilan dalam kelompok mereka.
a. Murid berdiskusi dalam kelompok
b. Murid membimbing temannya yang kurang dalam pelajaran.
6. Mendidik “knowing” dan “being”.
Mendidik Anak Generasi Millenial
1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar
2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.
3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan yang kita bahas.
4. Pembelajaran yang mempunyai relevansi dengan siswa.
5. Keberhasilan dalam kelompok mereka.
6. Mendidik “knowing” dan “being”.
7. Tanggung Jawab dan tantangan baru untuk mengembangkan potensi diri anak.
Olah Raga
Menggambar
Menyanyi
Baca BUKU
MendakiGunung
Main musik
Memeliharabinatang
Memeliharatanaman
Memasak
Menulis
Bermain
Fungsi telepon genggam yang bisa mencakupsemua. Saat teknologi masih belum se-maju saatini, orang-orang harus membawa kamera, bukucatatan, alat komunikasi, dan berbagai dokumenlainnya secara terpisah. Di era dimana semua itubisa digabungkan ke dalam satu alat, sepertinyatidak terlalu mengherankan jika kita melihatseseorang terpaku pada satu alat dalammelakukan semua pekerjaan.
• Dampaknya, banyak perusahaan yang membanggakankaryawan mereka demi mempertahankan reputasi danpekerja. Salah satu keyword yang paling dicari dibeberapa tahun belakangan adalah 'employee engagement' -keterlibatan karyawan.
• Ini bukanlah hal buruk. Ketika generasi X danbaby boomers hanya duduk di meja menunggu promosidari bos, generasi millennial mau melakukan usaha agar kerja mereka dihargai. Ini yang dinilai sebagai bentuknarsisme, walau sesungguhnya merupakan bentukusaha pengembangan diri.
• Media sosial bisa jadi berkontribusi pada`kenarsisan`anak millennial. Walau mungkin ini bukanselamanya hal buruk. Melalui media sepertiInstagram, orang-orang memiliki kesempatan menjadi
• Sebuah survei yang dilakukan oleh Bentley University mengkonduksimengenai aspirasi karir millennial. Hanya 13 persen mengaku mimpimereka dalam karir adalah menjadi bos perusahaan tempat merekabekerja. Sedangkan, 67 persen menjawab target mereka adalahuntuk memulai bisnis sendiri.
• "Millennial mencari kericuhan, dan memiliki kewaspadaan terhadapresiko dipecat dan kehidupan monoton terpaku dalam kubikelkantor. Mereka berpikir 'ada jalan keluar'." ungkap Fred Tuffile, direktur program studi wirausaha, dikutip Forbes.
• Hal ini membuat mereka merasa bisnis menjadi pilihan. MenurutBentley, kecenderungan anak-anak milenial yang tidak takut denganresiko dan suka kekacauan buat mereka menganggap, kegagalandalam berbisnis lebih baik dibanding duduk di kubikal kantor selama20 tahun. Memulai perjalanan untuk mengembangkan ide sendiriakan memberi mereka pelajaran hidup.
• Sedangkan menurut CEO Karir.com Dino Martin, mempekerjakananak-anak millennial dengan pemikiran yang mengandalkankreatifitas bisa menjadi pemberdayaan untuk sebuah perusahaanberkembang. Mereka dianggap bisa menawarkan ide-ide segar daninovasi.