hasil dan pembahasan kimfis panas pelarutan.rtf

Download HASIL DAN PEMBAHASAN kimfis panas pelarutan.rtf

If you can't read please download the document

Upload: arrumjessi

Post on 17-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hd

TRANSCRIPT

HASIL DAN PEMBAHASANHasil PembahasanTable pengamatanWaktu (menit)

Penambahan CuSO4.5H2O (oC)Penambahan CuSO4 anhidrat (oC)

032310,53231132311,53231232312,53231332313,532314PenambahanPenambahan4,531365,03036

Tetapan Kalorimeter = 104,1656 J / C Berat CuSO4.5H2O = 5 gram Berat CuSO4 anhidrat = 5 gram

PerhitunganDiketahui : Ckal= 104,1656 J/oC

Air= 1 g/mLVair= 40 mLCair= 4,81 J/goC Massa CuSO4.5H2O = 5 gram Massa CuSO4 anhidrat = 4 gram Massa Air = Air x Vair = 1 g/mL x 40 mL = 40 gBM CuSO4.5H2O = 249.68 gr/mol BM CuSO4 = 159.5 gr/mol

Ditanyakan:a. Qreaksi CuSO4.5H2O = .... ? b. Qreaksi CuSO4 anhidrat = ....? c. Hreaksi= ....?Penyelesaian: Pada pelarutan CuSO4.5H2O :T1 = 32oCT2 = 30oCT1 = 30oC 32oC = -2oC Pada pelarutan CuSO4 anhidrat :T1 = 31oC T2 = 36oC T2 = 36oC 31oC = 5oC

Panas reaksi CuSO4.5H2O

Qreaksi 1 = - [(mair + m CuSO4.5H2O) x (Cair. T1) + (K x T1)]= - [(40 g + 5 g) x (4,81 J/goC.(-2oC)) + (104,1656 J/oC x (-2oC) ]= - [(45 g) x (-9,62J/g) + (-208,3312 J)]= - [-432,9 J 208,3312 J ]= - (-641,2312 J)= +641,2312 JPanas reaksi CuSO4 anhidrat

Qreaksi2= - [(mair + m CuSO4 anhidrat) x (Cair. T2) + (K x T2)]= - [(40 g + 5 g) x (4,81 J/goC.(5oC)) + (104,1656 J/oC x 5oC) ]= - [(45 g x 24,05 J/g) + (520,828 J)]= - [1082,25 J + 520,828 J ]= - 1603,078 JH= -Q1 + Q2 = - (+641,2312 J) + (- 1603,078 J) nCuSO4.5H2O0,02 mol

= -641,2312 J - 1603,078 J= 2244,3092 J/mol= 2,244 KJ/molPENDAHULUANLatar BelakangAsidimetri dan alkalimetri yaitu 2 macam kelompok dari titrasi netralisasi. Asidimetri dan alkalimetri sering juga disebut dengan titrasi asidimetri dan titrasi alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersiofat basa (basa bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan standart asam. Titrasi alkalimetri adalah titrasi larutan yang bersifat asam (asam bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan larutan standart basa.

Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan pasti dan teliti. Dimana, proses penambahan larutan standart ke dalam larutan analit sampai terjadi reaksi sempurna disebut proses titrasi. Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung sempurna. Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan. Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standart primernya dan larutan standart sekundernya. Larutan standart primer yaitu suatu zat yang sudah diketahui kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah percobaan asidimetri dan alkalimetri untuk menentukan kadar asam asetat dalam sampel.Rumusan MasalahRumusan masalah dalam praktikum dasar-dasar kimia analitik dengan judul percobaan asidimetri dan alkalimetri adalah bagaimana cara menentukan kadar asam asetat dalam sampel ?

TujuanTujuan dilakukannya praktikum dasar-dasar kimia analitik dengan judul percobaan asidimetri dan alkalimetri adalah untuk menentukan kadar asam asetat dalam sampel.

Manfaat Manfaat yang diperoleh dari praktikum dasar-dasar kimia analitik dengan judul percobaan asidimetri dan alkalimetri adalah dapat menentukan kadar asam asetat dalam sampel.

TINJAUAN PUSTAKAKimia analitik dibagi menjadi dua bidang analisis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berhubungan dengan identifikasi zat zat yang ada dalam suatu sampel sehingga kandungannya akan mudah untuk dikenali. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat terkandung di dalam suatu sampel. Beberapa teknik analisis kuantitatif yang umum digunakan di dalam laboratorium antara lain : analisis gravimetri, titrasi, dan kolorimetri (Rusmawan, dkk., 2011).

Titrasi adalah sutau proses atau prosedur dalam analisis volumetri dimana suatu larutan atau larutan standar(yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret ke larutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekivalen atau titik akhir. Artinya, zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebgai titran dan biasanya diletakkan didalam erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut titer dan biasanya diletakkan didalam buret (Ika, 2009).Titrasi asam-basa sering disebut aidimetri-alkalimetri, sedang untuk titrasi atau pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran ometri menggantikan imetri. Kata metri berasal dari bahasa Yunani dan berarti ilmu, proses atau seni mengukur; i dan o dalam hubungan dengan metri berarti sama saja, yaitu dengan atau dari (with atau of) akhiran -i berasal dari bahasa Latin da -o dari bahasa Yunani. Jadi asidimetri diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah asam atau garam). Tentu saja ini membingungkan, namun usaha untuk menetapkan arti mana yang harus dipakai tidak berasil. Maka asidimetri dan alkalimetri sebaliknya diartikan umum saja, yaitu titrasi yang menyangkut asam dan basa (Harjadi, 1990).Titer yang digunakan pada alkalimetri adalah NaOH atau KOH. NaOH mempunyai keunggulan dibanding KOH dalam harga, NaOH maupun KOH mudah bereaksi dengan CO2 membentuk garam karbonat, garam natrium karbonat lebih mudah dipisahkan dari NaOH daripada garam kalium karbonat yang sulit dipisahkan dri KOH, hal ini akan mengganggu reaksi yang terjadi. Indikator pada titrasi asam basa adalah asam atau basa organik lemah yang mampu berada dalam dua macam bentuk warna yang berbeda, warna dalam bentuk ion dan warna dalam bentuk molekul sehingga dapat saling berubah warna dari satu bentuk ke bentuk lain pada konsentrasi H+ atau pH tertentu. Pemilihan indikator sangat tergantung pada titik ekivalen reaksi antara analit dengan titer. Di sini penulis menggunakan indikator fenolftalein dengan trayek pH 8,0 -10,0, dimana warna asam adalah tidak berwarna dan warna basa adalah merah (Andari, 2013).Seperti yang telah diketahui sebelumnya, dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari reaksi netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam dan basa keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan. Dalam titrasi, suatu larutan yang akan dinetralkan, misal asam, ditempatkan di dalam flask bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya (misal basa) yang terdapat didalam buret, ditambahkan ke asam. Pertama-tama ditambahkan cukup banyak, kemudian dengan tetesan hingga titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan warna indikator. Titik pada titrasi dimana indikator warnanya berubah disebut titik akhir (Petrucci, 1997 ).