hasil keluaran konferensi mahasiswa (edited)
TRANSCRIPT
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA
‘Momentum Kolaborasi Menuju Masyarakat Indonesia Mandiri’
5 – 7 FEBRUARI 2010
5 – 7 FEBRUARI 2010
PANITIA ITB FAIR 2010
KABINET KELUARGA MAHASISWA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2010
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA
‘Momentum Kolaborasi Menuju Masyarakat Indonesia Mandiri’
5 – 7 FEBRUARI 2010
5 – 7 FEBRUARI 2010
PANITIA ITB FAIR 2010
KABINET KELUARGA MAHASISWA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2010
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 1
EXECUTIVE SUMMARY
Konferensi Mahasiswa Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 5 – 7 Februari
2010 bertempat di ITB Fair 2010 Kampus ITB Bandung telah menghasilkan
Deklarasi Bandung. Deklarasi ini merupakan buah kesatuan rasa dan asa dengan
daya kritis pemikiran mahasiswa dalam mencoba menemukan bentuk baru gerakan
kemahasiswaan bersama dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Lebih dari itu
deklarasi ini juga diawali oleh suatu pembelajaran bersama mengenai
pengembangan masyarakat sebagai bentuk gerakan kemahasiswaan serta
dilengkapi dengan pembentukan wadah bersama sehingga deklarasi bukan hanya
deklarasi, melainkan deklarasi adalah momentum awal yang akan ditindaklanjuti
bersama.
Sesuai dengan tema konferensi yaitu “Momentum Kolaborasi Menuju Masyarakat
Indonesia Mandiri”, KMI diharapkan menjadi awal dari penyusunan landasan dan
konsepsi bersama mahasiswa Indonesia dalam menjalankan keilmuannya dan
pengimplementasiannya di kehidupan masyarakat demi kemajuan bangsa
Indonesia secara mikro dan menyeluruh. Konferensi ini juga merupakan awal dari
cita-cita besar penyatuan pandangan, penyamaan persepsi dan visi ke depan serta
langkah konkrit mahasiswa Indonesia dalam pengembangan pergerakan community
development. Sedangkan, tujuan khusus dari konferensi ini adalah:
- Akselerator
Mengakselerasi kampus-kampus yang sudah memulai program Community
Development.
- Motivator
Memotivasi kampus-kampus yang baru memulai program Community Development.
- Visioner
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 2
Menghasilkan komitmen dan keputusan bersama tentang pengembangan keilmuan
dan keprofesian mahasiswa serta membentuk suatu visi bersama dalam pencapaian
target Community Development.
- Fasilitator
Membentuk suatu wadah (portal komunitas) Community Development yang berfungsi
sebagai pengikat, pengontrol, dan sebagai alat untuk mensinergiskan pergerakan
Community Deveopment di kampus Indonesia.
Negara kita tercinta, Republik Indonesia, pada saat ini menghadapi berbagai
persoalan dalam setiap isu dan dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Permasalahan energi, pangan, kemiskinan, lingkungan, kesehatan, kriminalitas, dan
sebagainya tentu setiap hari kita dengar; pertanyaan berikutnya ialah apa yang akan
kita lakukan kemudian sebagai mahasiswa? Bergerak dengan pola gerakan
kemahasiswaan yang dikenal publik secara umum bukanlah suatu kesalahan. Turun
ke jalan, aksi, demonstrasi, dan berbagai tindakan lainnya untuk menunjukkan
posisi kita sebagai pressure group tentu masih perlu diperlukan karena memang pada
ada persoalan–persoalan dalam permasalahan bangsa yang perlu kita sikapi dengan
cara tersebut.
Namun demikian, pada konferensi ini titik tekannya ialah pada tindakan langsung
kita untuk mengembangankan masyarakat sebagai bagian dari pemecahan
persoalan bangsa dengan menggunakan keilmuan kita masing – masing.
Analoginya ialah seperti mahasiswa bisa dan memang harus melakukan aksi untuk
melakukan tekanan terhadap kebijakan energi di Negara ini jika tidak pro terhadap
kesejahteraan rakyat, tapi di saat yang sama ketika kita dengan kompetensi kita
mampu memberikan akses energi, katakanlah dengan pembangkit listrik berskala
kecil, maka tentu kita pun memiliki tanggung jawab untuk melakukannya. Seperti
jika terdapat persoalan dalam swasembada pangan, kita boleh dan harus turun ke
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 3
jalan untuk mendemo kebijakan yang tidak pro kesejahteraan rakyat, tapi di saat
yang sama ketika calon sarjana pertanian, perencanaan, ekonomi, sipil, dan lainnya
bisa turun langsung ke desa – desa dan membantu berbuat nyata untuk
menyelesaikan salah satu saja persoalan yang ada, tentu kita punya tanggung jawab
lebih untuk melakukannya dalam rangka implementasi keilmuan dan
pengembangan keilmuan itu sendiri.
Konferensi Mahasiswa Indonesia telah menghasilkan Deklarasi Bandung sebagai
simbol dan cita – cita atas komitmen ini. Di sisi lain, seluruh peserta yang mewakili
kampusnya masing – masing pun telah dapat saling belajar mengenai bagaimana
sebenarnya bentuk kegiatan pengembangan masyarakat dapat dilakukan oleh
mahasiswa. Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia pun dapat
disepakati sebagai bentuk forum komunikasi untuk saling belajar, serta semakin
menggelorakan dan menasionalkan gerakan ini; tentu dalam kapasitasnya untuk
terus berkembang sebagai wadah bersama. Pergerakan yang dilakukan kemudian
pasca Konferensi Mahasiswa Indonesia ini ialah dengan langsung mencoba
melakukan gerakan pengembangan kepada masyarakat oleh setiap kampus dengan
tetap saling berkomunikasi dan semakin memantapkan wadah yang ada untuk
kemudian dapat menghasilkan formulasi gerakan ini yang lebih solid, konkrit, dan
bermanfaat di kemudian hari.
Bandung, 12 Februari 2010
Penyusun
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 4
A. Latar Belakang Konferensi Mahasiswa Indonesia
Konferensi ini merupakan sebuah awal dari penyusunan landasan dan
konsepsi bersama mahasiswa Indonesia dalam menjalankan keilmuannya dan
pengimplementasiannya di kehidupan masyarakat demi kemajuan bangsa
Indonesia secara mikro dan menyeluruh.
Konferensi ini merupakan awal dari cita-cita besar penyatuan pandangan,
penyamaan persepsi dan visi ke depan serta langkah konkrit mahasiswa
Indonesia dalam pengembangan keilmuan dan penerapannya dalam
pengabdian masyarakat.
Konferensi ini merupakan momentum untuk mengingat kembali pentingnya
pergerakan Community Development serta pembentukan wadah bersama untuk
memfasilitasi kegiatan tersebut.
B. Tujuan Konferensi Mahasiswa Indonesia
Perlu dipahami bahwa Konferensi Mahasiswa Indonesia ini memiliki beberapa
tujuan sebagai berikut :
Akselerator
"Mengakselerasi kampus-kampus yang sudah memulai program Community
Development.”
Motivator
“Memotivasi kampus-kampus yang baru memulai program Community
Development.”
Visioner
“Menghasilkan komitmen dan keputusan bersama tentang pengembangan
keilmuan dan keprofesian mahasiswa serta membentuk suatu visi bersama
dalam pencapaian target Community Development.”
Fasilitator
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 5
“Membentuk suatu wadah (portal komunitas) Community Development yang
berfungsi sebagai pengikat, pengontrol, dan sebagai alat untuk mensinergiskan
pergerakan Community Development di kampus Indonesia.”
C. Target Keluaran Konferensi Mahasiswa Indonesia
Di dalam persiapan awal Kepanitiaan ITB Fair 2010 sebagai bagian dari Kabinet KM
ITB terdapat beberapa ekspektasi terhadap keluaran Konferensi sebagai berikut :
a) Visi Bersama / Cita – cita bersama untuk mewujudkan Indonesia di Tahun 2045
melalui gerakan pengembangan masyarakat oleh mahasiswa Indonesia.
b) Definisi bersama mengenai pengembangan masyarakat, meliputi pembelajaran
dan pemahaman atas konsep dan implementasi pengembangan masyarakat.
c) Wadah bersama mahasiswa Indonesia dalam melaksanakan gerakan
pengembangan masyarakat
d) Langkah – langkah jangka pendek dalam mewujudkan gerakan
pengembangan masyarakat oleh mahasiswa Indonesia
e) Langkah – langkah strategis per 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2045
untuk mengawal pencapaian mahasiswa dalam gerakan pengembangan
masyarakat
Perlu diketahui bahwa Konferensi Mahasiswa Indonesia dalam ITB Fair 2010 pada
tanggal 5 – 7 Februari 2010 baru dapat menyepakati untuk sementara point keluaran
“a” sampai dengan “d”. Terminologi sementara ini perlu dipahami sebagai bentuk
pencapaian bersama yang harus ditindaklanjuti bersama di dalam Gerakan
Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia (yang risalahnya akan diketengahkan
dalam dokumen ini). Adapun point “e” memang urung dihasilkan bersama, namun
demikian pada bagian lampiran terdapat essat dari beberapa kampus yang telah
mengetengahkan rekomndasi langkah strategis yang mungkin ditempuh.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 6
Berikut ialah keluaran Konferensi Mahasiswa Indonesia yang berhasil disepakati :
a) Visi Bersama / Cita – cita bersama untuk mewujudkan Indonesia di Tahun 2045
melalui gerakan pengembangan masyarakat oleh mahasiswa Indonesia.
Diwujudkan dalam bentuk Deklarasi Bandung.
b) Definisi bersama mengenai pengembangan masyarakat, meliputi pembelajaran
dan pemahaman atas konsep dan implementasi pengembangan masyarakat.
Dihasilkan sebagai bentuk lesson learned yang diharapkan dapat menjadi
rujukan kampus – kampus dalam melakukan kegiatan pengembangan
masyarakat.
c) Wadah bersama mahasiswa Indonesia dalam melaksanakan gerakan
pengembangan masyarakat Diwujudkan dalam Gerakan Mahasiswa
Pengabdi Masyarakat Indonesia yang format organisasi sementaranya telah
dihasilkan dan akan dilanjutkan pembahasan format yang lebih baiknya di
dalam pertemuan nasional berikutnya dalam kurun 4 (empat) bulan
mendatang.
d) Langkah – langkah jangka pendek dalam mewujudkan gerakan
pengembangan masyarakat oleh mahasiswa Indonesia. Diwujudkan dalam
bentuk baby steps yang akan ditempuh dalam 4 (empat) bulan mendatang.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 7
D. Deklarasi Bandung
DEKLARASI BANDUNG*)
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan didorong oleh keinginan luhur
Kami, Mahasiswa Indonesia
Berjanji akan mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui suatu gerakan
pengembangan masyarakat
Kami, Mahasiswa Indonesia
Bereperan aktif melaksanakan gerakan pengembangan masyarakat sebagai
partisipasi dalam pembangunan nasional menuju 100 tahun Republik Indonesia
Kami, Mahasiswa Indonesia
Bersatu padu dalam Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia menuju
kemandirian Bangsa
Bandung, 7 Februari 2010
Atas Nama Mahasiswa Indonesia
VISI INDONESIA 2045
MELALUI GERAKAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT OLEH
MAHASISWA**)
“Terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan yang merata dalam masyarakat
Indonesia melalui pengembangan komunitas yang sinergis dengan para
pemangku kepentingan”
*) Deklarasi Bandung ini merupakan hasil kesepakatan bersama sebagai simbol cita-cita dan semangat bersama
melalui gerakan pengembangan masyarakat
**) Visi Indonesia 2045 ini bersifat tentatif karena hanya merupakan benang merah hasil diskusi mengenai
pengembangan masyarakat dan kemungkinan visi penerapannya dari setiap grup – grup diskusi, sehingga
untuk benar – benar menjadi visi bersama yang mengikat dapat ditinjau kembali
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 8
E. Definisi Pengembangan Masyarakat dan Keluaran Lesson Learned
Pengembangan Masyarakat
Dalam Konferensi Mahasiswa Indonesia, didapatkan benang merah kesepahaman
terhadap terminologi pengembangan masyarakat sebagai :
“Upaya pembangunan masyarakat yang berorientasi pada penyelesaian
persoalan, keberlanjutan, serta kemandirian melalui proses partisipatif dan
berbasis potensi lokal masyarakat”
(Konferensi Mahasiswa Indonesia, 7 Februari 2010)
Suatu pemahaman yang perlu disadari oleh penggerak gerakan ini ialah bahwa
community development / pengembangan masyarakat ialah suatu bentuk
“pembangunan dari bawah” (development from below – bottom up) yang merupakan
counterpart dari konsep “pembangunan dari atas” (development from above – top down).
Jika di dalam “pembangunan dari atas” elemen pemerintahan (apapun bentuk
pemerintahannya) merupakan aktor penting dalam menentukan persoalan bangsa
dari berbagai tingkatan dan juga sebagai aktor penting dalam pengambilan
keputusan tindakan yang harus diambilnya, maka dalam “pembangunan dari
bawah” masyarakat didorong untuk memiliki akses yang lebih luas baik dalam
menentukan persoalan sampai dengan merumuskan inisiatif tindakan penyelesaian.
Dengan kata lain, mahasiswa sebagai penggerak pengembangan masyarakat
merupakan katalis agar masyarakat dapat lebih berdaya. Beberapa definisi
pengembangan masyarakat dari berbagai referensi sebagai berikut :
Pembangunan masyarakat/ Pengembangan Komunitas adalah proses
pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses
kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri
(Christenson and Robinson)
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 9
Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikannya: “as the process by which the
efforts of the people themselves are united with those of governmental authorities
to improve the economic, social and cultural conditions of communities, to
integrade these communities into the life of nations, and to enable them to
contribute fully to national progress”.(Luz.A.Einsiedel)
US International Cooperation Administration mendeskripsikan
Pengembangan Komunitas itu sebagai : “a process of social action in which
the people of a community organized themselves for planning action; define their
common and individual plans with a maximum of relience upon community
resources; and supplement the resources when necessary with service and material
from government and non-government agencies outside the community”. (the
Community Development guidelines of the international cooperation
administration, Pengembangan Komunitas review, december,1996,p.3)
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 10
Guideline Pelaksanaan Community Development
Model 1
Model diatas merupakan model yang bisa dianggap umum dalam
pelaksanaan program pengembangan komunitas. Secara umum, langkah program
pengembangan komunitas dapat di bagi pertahap menjadi persiapan awal
(preliminary preparation), social mapping, perencanaan program, tahap eksekusi, dan
exit plan (tahap penyelesaian).
Tahap persiapan awal atau preliminary preparation bertujuan untuk
mempersiapkan langkah awal program comdev seperti pengkaderan agen – agen
pelaku comdev, pembentukan karakter yang diperlukan untuk membangun suatu
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 11
masyarakat dan penanaman nilai – nilai pengembangan masyarakat. Langkah ini
diperlukan agar para pelaku kegiatan siap untuk melakukan program.
Langkah selanjutnya yaitu social mapping, yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi masyrakat yang akan dijadikan partnet untuk dikembangkan. Dengan social
mapping, kita dapat mengetahui kebutuhan dan permasalahan masyarakat yang
terjadi di masyarakat.
Setelah kita mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang sedang dirasakan
oleh masyarakat, kita dapat menyusun dan merencanakan program yang akan kita
lakukan. Tahap ini termasuk kedalam tahap perencanaan program dan persiapan.
Setelah mendapatkan inputan berupa masalah dan kebutuhan masyarakat,
diharapkan kita dapat menyusun program yang bersifat solutif bagi permasalahan
tersebut. Solutif disini berarti dapat mnyelesaikan masalah dan dapat
mengembangkan pola pikir masyarakat untuk mencapai kemandirian dalam rangka
mempercepat pembangunan nasional.
Langkah selanjutnya yaitu eksekusi dari program – program yang telah
disusun dan direncanakan. Dalam pelaksanaannya, perlu diperhatikan koordinasi
dan pembagian kerja serta jenis – jenis program yang bersifat memandirikan.
Tahap akhir dari keseluruhan aliran kerja ini yaitu berupa evaluasi akhir
yang mnyeluruh yang mengarahkan kepada exit plan. Tahap penyelesaian (exit
plan) dilakukan jika sekiranya program atau kegiatan yang telah diakukan
memberikan manfaat sesuai dengan tujuan program itu disusun, yaitu untuk
mengembangkan masyarakat agar menjadi mandiri.
Namun, tidak berarti evaluasi hanya dilakukan diakhir keberjalanan
program. Proses evaluasi sebaiknya dilakukan pada tiap tahapan krja, agar hasil
dari tiap – tiap tahapan tidak melenceng dari koridor / tujuan utama program
kegiatan pengembangan komunitas
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 12
Model 2
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 13
Model 3
Pada dasarnya, model 2 dan 3 tidak jauh berbeda dari model 1. Namun, pada
model ketiga ditambahkan bebrapa butir penjelasan dari tiap – tiap tahapan, butir –
butir tidak bersifat kaku, namun merupakan tambahan yang bersifat optional. Karena
pada kenyataan dilapangan, kita harus menyesuaikan tahapan kerja dengan kondisi
daerah pada saat itu.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 14
Model 4
Model 4 juga tidak berbeda jauh dari model – model sebelumnya. Namun,
kita dapat melihat beberapa poin penting, diantarany JOC.
JOC ( Join Operational Control) adalah sebuah alat yang dapat digunakan
untuk mengawasi setiap tahapan yang dilakukan, JOC dapat terdiri dari para pelaku
kegitan itu sendiri dan para masyarakat. Melalui JOC, diharapkan daerah – daerah
yang dikembangkan dapat saling berkomunikasi sebagai salah satu fungsi control
terhadap kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan.
Selain itu, dalam tahapan eksekusi juga dapat ditambahkan langkah
manajemen program, agar kegiatan yang dilakukan lebih terarah, sistematis, dan
terkoordinasi sehingga tujuan program dapat tercapai dengan baik.
Manjemen
program
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 15
Hambatan
HAMBATAN SOLUSI
Kebiasaan “lama” masyarakat *Adanya pendahuluan/pendekatan u/
memahami masyarakat (social mapping).
*Menyampaikan perubahan kebiasaan
melalui tokoh2 masyarakat/yang diyakini.
*Keterbukaan/transparansi terhadap
maksud,tujuan, bentuk CD.
* Memastikan adanya impian/visi
bersama.
Perbedaan persepsi (antara apa yang
masyarakat “inginkan” dengan apa
yang masyarakat “butuhkan”)
*Keterbukaan/transparansi terhadap
maksud,tujuan, bentuk CD.
*Adanya proses pembelajaran terhadap
rencana CD -> penekanan pada aspek
manfaat
*Pendekatan emosional-> via interaksi yg
intensif + kesan pertama yg baik
Akses ke sumberdaya kegiatan (uang,
barang, dll)
* Audiensi ke Lembaga terkait
(pemerintah)
* Pendekatan pada dana ataupun sumber
daya CSR perusahaan2 (sesuai dengan
bidang CD) + orientasi pada program
jangka panjang
* Orientasi pada donator/pribadi
* Perkuat jaringan dengan alumni /
bentuk lain yang bisa menghimpun dana
abadi
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 16
*Pembuatan program pendamping u/
mendukung kebutuhan finansial -> modal
Birokrasi *Endorsment dari Institusi kampus, yg
berkepentingan (pemerintah, dll)
*Penyesuaian/menjadikan program
pemerintah sebagai konsideran
* Lobbying yang konsisten dan intens
Hambatan teknis -> medan * Pelibatan penduduk sekitar (karena
mereka yang lebih paham medan)
* Pencarian alternatif (alat, jejaring, dll)
* Persiapan fisik dan mental
SDM mahasiswa (jumlah, kualitas
penghayatan, regenerasi) ->
*Perubahan pola/susbtansi kaderisasi ->
karakter u/ siap mengabdi pada
masyarakat
*Sosialisasi yang terus kontinu, mengajak
seluruh stakeholder
*Adanya pengemasan jenis kegiatan CD
yang menarik untuk mahasiswa terlibat:
award, endorse kaitan program CD (via
bem/apapun) ke kegiatan akademis,
endorse transkrip kemahasiswaan.
1. Koordinasi antar mahasiswa di
berbagai perguruan tinggi atau
1. Pembentukan lembaga khusus yang
mengelola gerakan Comdev
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 17
dalam satu perguruan tinggi.
2. Kerjasama dengan pihak
pendukung dan stakeholder
terkait (publik, privat, maupun
NGO)
3. Transfer nilai dan pendidikan
tentang pentingnya gerakan
Comdev
2. - Networking yang baik, dengan
investor dan stakeholder terkait
- Menjalin koordinasi dengan institusi
- Pemetaan potensi stakeholder
- Diskusi dan sharing dengan stakeholder
secara berkala membahas progress yang
terjadi
- Pembuatan MoU antara pemerintah dan
mahasiswa.
Keterlibatan masyarakat dalam inisiasi
gerakan dan pendefinisian kebutuhan
masyarakat.
3. - Regenerasi: pendidikan tentang visi
comdev sejak awal kepada mahasiswa
- Publikasi salah satu atau beberapa
contoh comdev yang telah berhasil
dilakukan sebagai inspirator dan role
model
4. Permasalahan yang kompleks
dalam pelaksanaan program
Comdev dalam sebuah
komunitas
5. Kesulitan dalam langkah awal
pelaksanaan program Comdev
4. - Kolaborasi antar lembaga keilmuan
- Pemetaan potensi agen comdev
5. Pembuatan guideline yang detail dan
sistematis dari awal sampai selesai, yang
mencakup kebutuhan masyarakat dan
aplikasi keilmuan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 18
Langkah Palapa Satoe Indonesia Rumah Belajar
Preliminary Preparation
Internalisasi kepanitiaan
Internalisasi kepanitiaan
Internalisasi kepanitiaan
Social Mapping Musyawarah dan pendekatam dengan contoh masyarakat
Sosialisasi mengenai pentingnya listrik
Social Mapping Data
Community Potential Data
Research Potential Business
Survey latar belakang sosial dan pendidikan
Survey tingkat ekonomi
Planning Desain teknologi yang sesuai
Desain konsep ekonomi yang sesuai
Merencanakan sistem manajerial yang sesuai
Desain kurikulum pendidikan yang sesuai
Desain kurikulum pelatihan keprofesian yag sesuai
Desain sistem pembelajaran
Execute
Technical Membentuk kepanitiaan warga
Membentuk koperasi warga
Pelatihan manajemen keuangan
Pelatihan teknis Pembangkit listrik
Tata cara perawatan generator, turbin dan seterusnya
Pembuatan perancangan bentuk badan usaha pengelola dan pembangkit listrik dan peternakan ayam
Mekanisme pemasangan
Rumah pintar (art and culture centre, environment center, religious study centre) -> Start
Rumah Pintar -> disempurnakan (tools, kurikulum, penambahan kelas, computer activities)
Sekolah sepakbola
Mobil Pintar
8 local business
Membentuk tim rumah belajar.
menyusun kurikulum pelajaran.
Mencari dan mendidik tenaga pengajar.
Membuat kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Mengevaluasi berbagai pengajaran
koordinasi dengan himpunan dan unit untuk mengisi pos pengajaran.
Melakukan berbagai tes untuk melihat potensi kecerdasan peserta didik.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 19
Langkah Universitas Gajah Mada IPB
UNS
Preliminary Preparation
Kampung ceria. Desentralisasi Bekerja sama dengan
bem.
Social Mapping Identifikasi
Planning Membentuk desa
binaan di desa tempat
berkumpul para
pemulung.
Membuat desa yang
mandiri dari berbagai
aspek
Membangun desa
binaan untuk
pemanfaatan jam
belajar. Serta
memberikan
pendidikan mengenai
bahaya korupsi ke
semua golongan.
Execute Technical
Pemberdayaan desa
dengan koordinasi
dengan masing2
fakultas yang ada di
ugm
Tahun ke 3
melakukan
pengembangan usaha
petani.
Berupaya
melakukan proses
perbaikan yang lebih
bersifat prefentif.
Pencegahan dan
pendidikan korupsi
dengan pemerintah
solo untuk
menyebarluaskan
pendidikan tersebut.
Coordination Fakultas-fakultas
yang ada di ugm
Pemerintah, LSM,
Swasta
Rencananya dengan
pemerintah kota serta
dengan KPK dalam
upaya pendidikan
bahaya korupsi.
Fund Raising Pemerintah, LSM,
Swasta
Masih dalam
perencanaan ntuk
berkerja sama
dengan pemerintah
kota dalam pencarian
dana dalam usaha
pelaksanaan comdev.
Resources Access
Masih dalam tahap
perencanaan untuk
bekerja sama dengan
pemerintah kota.
Community Activities
Pekan kesehatan
dengan bantuan unit
kesehatan mahasiswa.
Comdev yang
berkelanjutan yang
berupa desa mitra, dan
comdev yang
merupakan incidental
semisal pendidikan
politik oleh FH.
Pekan kesehatan
Dukungan jaringan
infrasrtruktur untuk
para petani.
Membentuk lembaga
perbankan /
keuangan yang
berbasis kemandirian
masyarakat
Gerakan menanam
pohon nanional
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 20
dengan bantuan unit
kesehatan mahasiswa.
Beasiswa untuk adik
mahasiswa
Evaluation Belum bisa menggait
semua unsur
masyarakat. Semua
fakultas bisa bekerja
sama dengan bem
universitas sehingga
bisa bekerja
membangun dengan
beramai-ramai.
Fakultas membangun
desa binaan masing2,
tidak saling
berkoordinasi.
Dana
Kurangnya
koordinasi dengan
aparat pemerintah
setempat
Kenyataan yang
terjadi di lapangan
tidak sesuai dengan
idealisme
Pemerintah kota
juga harus ikut andil,
sehingga bisa kerja
sama. Mahasiswa
jadi pengawas dan
pengingat kalau-
kalau pada saat
pelaksanaannya
pemerintah menjadi
lupa dan salah.
Exit Mechanism
Dalam
pelaksanaannya
diperlukan
kekonsistenan.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 21
F. Keluaran Wadah bagi Mahasiswa Indonesia dalam Pengembangan
Masyarakat
“Gerakan Mahasiwa Pengabdi Masyarakat Indonesia”
Dalam tataran wadah bagi mahasiswa maupun perguruan tinggi, Konferensi
Mahasiswa Indonesia berhasil menyepakati untuk berhimpun di dalam Gerakan
Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia. Untuk sementara wadah tersebut lebih
kepada forum komunikasi dan koordinasi antar perguruan tinggi yang sama – sama
bergerak dalam ranah pengembangan masyarakt sebagai mainstream gerakannya.
Sifat keikutsertaannya pun terbuka untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia
sampai dengan Pertemuan Lanjutan 4 bulan yang ada datang untuk ditentukan
lebih lanjut.
Dalam masa pelaksanaan langkah – langkah jangka pendek, Gerakan Mahasiswa
Pengabdi Masyarakat Indonesia hanya terdiri atas Koordinator Pusat, Koordinator
Wilayah, dan kampus – kampus sebagai simpul gerakan. Berikut ialah daftar
koordinator Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia :
Koordinator Pusat : Institut Teknologi Bandung
Koor. Wilayah Sumatera : Universitas Sriwijaya
Koor. Wilayah DKI – Banten : Untirta Banten
Koor. Wilayah Jabar : Institut Pertanian Bogor
Koor. Wilayah Jateng – DIY : Unika Soegiayapranata
Koor. Wilayah Jatim – Bali – NTT – NTB : Univ. Petra Surabaya
Koor. Wilayah Kalimantan : akan ditentukan kemudian
Koor. Wilayah Indonesia Timur : Univ. Sam Ratulangi Manado
Peran Koordinator Pusat dalam rentang pelaksanaan langkah – langkah jangka
pendek ialah selaku pusat koordinasi dan penentu kebijakan akhir untuk
memastikan agenda – agenda dala jangka pendek terelisasi.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 22
Adapun peran Koordinator Wilayah meliputi pembangunan jejaring di wilayah
masing–masing, pusat koordinasi gerakan pengembangan masyarakat di wilayah
masing–masing, serta penentu kebijakan di tingkat wilayah untuk memastikan
agenda–agenda jangka pendek wilayah.
Bagan Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia
G. Keluaran Baby Steps Gerakan Mahasiwa Pengabdi Masyarakat Indonesia
Baby steps didefinisikan sebagai langkah – langkah jangka pendek Gerakan
Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia (GMPMI) yang berorientasi pada
konsolidasi internal dan persiapan sistem jangka panjang untuk mewujudkan visi
besar Indonesia 2045 melalui gerakan pengembangan masyarakat oleh mahasiswa.
Jangka waktu pelaksanaan baby steps ini direncanakan selama 4 (empat) bulan sejak
saat deklarasi dilakukan. Bentuk – bentuk baby steps yang dilakukan terbagi untuk
dilakukan oleh Koordinator Pusat GMPMI, setiap Koordinator Wilayah GMPMI,
serta setiap kampus yang terlibat di dalam Konferensi Mahasiswa Indonesia.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 23
Berikut ialah hasil keluaran Baby Steps dalam Konferensi:
No Bentuk Baby Steps PJ
1 Pembuatan jejaring komunikasi GMPMI di dunia maya Korpus
2 Studi feasibilitas bentuk wadah “GMPMI” Korpus
3 Pertemuan Lanjutan secara Terpusat (Munas/Muker/Rakernas/dll) Korpus
4 Konsolidasi dan publikasi gerakan dengan kampus – kampus di Pulau
Kalimantan
Korpus
5 Pelatihan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Masyarakat (Community
Development)
Korpus
6 Publikasi hasil Konferensi Mahasiswa Indonesia Korpus
7 Pertemuan Wilayah + konsolidasi wilayah + perluasan jaringan ataupun
kampus yang berpartisipasi dalam GMPMI
Korwil
8 Evaluasi Keberjalanan Baby Steps H-1 bulan sebelum Pertemuan Lanjutan Korwil
9 Upaya pembuatan/pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat di
setiap kampus
Setiap
Kampus
10 Pemetaan sosial terhadap keadaan di daerah masing – masing dan potensi
di dalam kampus. Kedua keluaran dimaksudkan untuk memunculkan
alternatif kegiatan pengembangan masyarakat yang dapat dilakukan.
Setiap
Kampus
11 Kajian untuk menyusun kaderisasi materi pengembangan masyarakat
ataupun memasukkan materi pengembangan masyarakat di dalam
kaderisasi kemahasiswaan kampus masing – masing
Setiap
Kampus
12 Publikasi Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Indonesia Setiap
Kampus
13 Internalisasi gerakan pengembangan masyarakat di kampus masing-
masing (seminar,diskusi,talkshow)
Setiap
Kampus
14 Audiensi dengan stakeholder Pemerintahan terkait. Dapat kementrian
terkait (untuk pusat), pemda / badan legislatif di masing – masing daerah,
dan sebagainya sesuai kapasitas masing – masing).
Setiap
Kampus
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 24
LAMPIRAN
1. Database peserta konferensi
2. Essay – essay Peserta Konferensi
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 25
Database Peserta Konferensi
NO NAMA PESERTA UNIVERSITAS EMAIL NO HANDPHONE
1. Eka Sahputra
Ronny Dewanyara
Putra
Universitas
Muhammadiyah
Bengkulu
08992240699
085267724441
2. Eka Puspitasari
Izan
Gina Ginanjarsari
IPB
085692507838
085692770175
085720260049
3. Dedi Tri Ari Rahmat
Ngurah Wahyu Resta UDAYANA
085737573877
081999570239
4. Ahmad Barkah
Andhika S.U
Via Virginia
POLBAN
085723515612
085649564102
085624596779
5. Majelin Ello
Maria Olivia
Cherisma Massay
UK. Petra
085231777070
081803120208
081355903031
6. Fiqi Ahmad
Triyanto P. Nugroho
M. Asnan F.M
UNY
081804396378
085292584020
7. Jack Liow
Samuel Butar Butar UNSRAT
085256717912
08152382514
8. David Laksamana .C
Latifatul Khoriyah .N
Dwi Prastawaningsih
UNNES
085727448958
085640874205
085727153634
9. Hendri
Lakita Aknesia
UNAND [email protected] 081374708555
10. Nuruddin Ahmad P.
Wahyu Dani Woro
Ritzka Sufhan
Universitas
Brawijaya
085646728063
085755153170
085286862679
11. Andik Mariono
Achmad Ridlo UNESA
08563414797
085645002344
12. Ilyas Wiradirga
Taufik Indarmawan
Iklil Shoumy
UNAIR
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 26
13. Muhammad Isa Abdil
A.Y
Yogie Aditia Nugraha
Henri Sinurat
UNIKOM
081584266375
085721821330
087821353621
14. Anna Sofiani
Priyatiningsih UNDIP
085740800066
08985630887
15. Niko Rinaldo
Dudi Nurahmat P.
Efik Hidayat
Universitas
Subang
08979527262
16. Lambang Wicaksono
Andryan
Wikrawardana
UGM
17. M. Ali Fathurozi
Agus M. Herlambang
Mubarok
UNIPDU
[email protected] 085856261005
19. Sandy Yana
Cholik Mawardi S.A
Asep Hery
Universitas
Nurtanio
085221934743
081809705797
08569325164
20. Iqbal Yogiswara
Linda Haryono
Ahmad Nurhadi
UNPAD
085659171914
08561218095
085624688498
21. Nyanyang Solehadin
Dede Priatna
Fany Nurdamaiyanti
STKIP Kusuma
Negara
08138408331
08569846187
085714841683
22. Mizan Bustanul
Auzan Abirama
Bram Audiansha
Ramadhani Wahono
Gini Arimbi
Defri Rizaldy
ITB
08170202491
08562250575
085710023355
085659029339
08121394267
085697899500
23. Haikal Aulia Rahman
Hamando Widodo
Edwin Fadillah
Polman Bandung
085624209613
08562226556
081322138612
24. Arida Sahputra
Muttakin
UNSYIAH
081360336066
085260286605
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 27
Yusuf Simatupang [email protected] 081362032476
25. Thomas Devisa
Bustanul Imam UMS Solo
08562839964
081392403269
26. Dodid Nurianto
Kamaluddin Husen
Stisi Farah H.
USM
085727920909
085740552229
08995908170
27. Agung Listyono
Zainal Arifin Universitas
Muria Kudus
085642942999
0856225107170
28. Frist Vicky Depari
Ivonne Hadisubroto
Gorby Gonzalles
UNIKA
Soegijapranata
085222666291
08176623541
088802556835
29. M. Jatnika Sidili
Riyan Aqbar
Dian Nuraiman
UIN
085220825713
085294432167
30. Panji Tri Pratomo
Agung Wiseso
Lukman
Aditya Prasetyo
Guntur
Nugroho Budhi S.
Muh. Djamaluddin F.
Esa F.
Universitas
Mercu Buana
08561251097
085692404870
02199829146
085697098856
02194498770
02191355760
02199192451
08388533329
31. Sulton Amma
Hendra Wijaya S.
Beni Saputra
UNSRI
08994916877
087897126346
085669493042
32. Muhammad Faidin
Kharisma Kurniawan
Satria Panji P.
ISTN Jakarta
02191363000
085691851299
08568844115
33. Wahyu Prihantoro
Tito Anugrah Perdana
M. Catur Saefuddin
ITT
085722609801
02276539739
085258434484
34. Chandra Kasmawijaya
Arief Nasrullah Politeknik
Praktisi
085659515253
08562079614
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 28
35. Adi Maulana Z.
Shodik UNDAR Jombang
081935005672
36. Lazaro Legina UPI Bandung [email protected] 085624560936
37. William
Darwin Universitas
Tarumanagara
08567622253
085667665280
38. Fahmi Sahab
Marjuki Adha
Tambunan
Pelemon Tariban
Tri Siswandi
UNIMED
081396073252
081396171795
085275151357
39. Deasyana Theresia
Angela
Sukma Febriana
Nosa Daniswara
UPI YAI
02192975432
02194888237
02194629212
40. Riandi Tarigan
M. Teguh Syuhada
Roni Darmawan
Ridho Tri Septyand
UMSU
081370883990
081370136613
085262691717
085275715706
41. Yuli Dwi Rahayu
Endang Fitri UNIB
085664912580
085273530009
42 Gunawan Siskamto
Munawar Shidiq POLINES
085727242840
085728161069
43. Achmad Farid Wadjdi
Reza Hidayatullah
Dandy Hariz .F
ITS
081554041507
085732841303
085746631123
44. Habib Hidayat
Razaq Heru Santoso
Sugiarto
Akhad Trimulyo
Kukuh Gita Prayogi
Okky Azhar Hasri
UNISSULA
085640453536
08562784027
45. Wachid Noor Hidayat UNS
085643805972
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 29
46. Imaduddin A.
Dzufian S.
Iklasul Amal
UI
085692999375
085697449109
08998734339
47. Ihyauddin Rosyadi El B.
Try Adi Dharma Putra
Dekky Saputra
Viktor M.P. Manulu
Heri Perdana Tarigan
UNTIRTA Banten
085711211573
081911054145
48. Reza Muflichin
M. Hadi Kusumah UNJ
085718762082
08568477442
49. Imaduddin A.
Dzufian S.
Iklasul Amal
UI
50. Rahmania Luhri
Margala Juang Belaurio UII
51.
Ghufron Islahudin
Lahore UNS
08575605623
52. Asep Saepuloh
Islamic Banking
School
02292456771
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 30
Rangkuman Essay Universitas
Institut Pertanian Bogor
“comdev merupakan suatu proses yang memberdayakan suatu komunitas melalui proses partisifatif
dalam upaya untuk menciptakan kemandirian komunitas tersebut”
Selain pengembangan masyarakat BEM KM IPB mengacu pada People Centered Development yang
meliputi konsep desentralisasi, partisipasi, pemberdayaan, pelestarian, jejaring sosial, territorial,
keswadayaan lokal, dan prinsip sustainability. Desa modern ialah desa yang mandiri dalam berbagai
aspek sehingga dapat menjadi desa yang unggul secara keseluruhan
Langkah-langkah :
Mahasiswa sebagai kaum intelektual ialah sebagai promotor dan pendamping dalam mengaktifkan
peran serta masyarakat desa dalam upaya pengembangan desa modern. Peran sebagai promotor
dapat dilakukan dengan upaya pendekatan kepada masyarakat desa dengan tujuan mengubah
paradigma pemikiran masyarakat terkait dengan pengembangan suatu desa. Kemudian peran
sebagai fasilitator terhadap pihak luar manapun perlu terus digalakkan. Peran sebagai pendamping
ialah bersama-sama dan membantu masyarakat desa dalam mengembangkan seluruh aspek yang
ada. Adanya pendampingan dalam birokrasi sangat diperlukan masyarakat desa dalam menunjang
masuknya program pemerintah dan perusahaan untuk desa. Seharusnya masyarakat mempunyai
keinginan kuat dan konsep pemikiran yang baik pengembangan desa berkelanjutan dalam
membangun dan memajukan desa. Untuk itu perlu adanya suatu kesinergisan gerak serta langkah
konkrit bersama dalam mewujudkan pengembangan desa modern.
Di sektor pertaninan
1. Mencari persoalan yang mendasar dalam sekor pertanian di suatu daerah. Seperti kerusakan
lingkungan yang semakin bertambah dan perubahan iklim global, ketersediaan infrastruktur
rendah, bertambahnya status dan luas kepemilikan lahan kurang dari 0.5 hektar, lemahnya
sistem perbenihan dan pembibitan nasional, keterbataan akses petani terhadap permodalan
dan suku bunga usaha tani, lemahnya kapasitas kelembagaan petani, masih rawannya
ketahanan pangan dan ketahanan energi, diversifikasi pangan yang belum optimal,
rendahnya nilai tukar petani, tidak adanya kesinambungan dengan sektor selain pertanian
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 31
dalam pembangunan pertanian, dan kurang optimal kinerja dan pelayanan birokrasi
pertanian.
2. Melakukan perubahan paradigma dalam pembangunan desa yaitu dari orientasi produksi ke
orientasi agribisnis, dari sentralistis ke desentralistis, dari peran pemerintah ke partisipasi
masyarakat
3. Pemberdayaan masyarakat,
4. pengembangan ekonomi perdesaan berbasis agribisnis,
5. Dukungan jaringan innfrastuktur (perlu adanya kerja sama dan sinergi antara pelaku utama
dan pelaku usaha)
6. Adanya tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Dalam mewujudkan hal ini
perlu segera melakukan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
publik. Reformasi birokrasi lebih diarahkan kepada penghapusan praktik KKN, peningkatan
kualitas pelayanan kepada publik, peningkatan efisiensi dan efektifitas birokrasi
pemerintahan di setiap tingkatan.
Langkah-langkah di sektor perbankan :
Untuk mewujudkan pengembangan desa modern, ada tiga tahapan yang dilalui yaitu;
1. Pembagian masyarakat menjadi tiga; masyarakat yang belum visible dan belum bankable,
masyarakat yang belum visible dan sudah bankable, dan masyarakat yang sudah visible dan
sudah bankable.
2. Membentk lembaga keuangan yang dapat menyalurkan dana guna mengembangkan daerah
pedesaan tersebut. Lembaga Keuangan Mikro yang ada saat ini adalah koperasi. Koperasi
dapat berperan dalam pengmbangan usaha di pedesaan dalam segi permodalan
3. Diadakannya kerjasama antara perbankan formal dengan Lembaga Keuangan Mikro. Seperti
membentuk swamitra dalam pembiayaan sektor usaha mikro
Langkah-langkah di sektor energi:
Di sektor energi mewujudkan pengembangan desa modern ialah dengan mengembangkan desa
mandiri energi berbasis komunitas
1. Membangun kesamaan opini dan perumusan langkah aksi. sebagai langkah awal dengan
pendekatan kepada masyarakat desa dalam membangun kesamaan opini. Hal ini sangat
penting karena sebagian besar desa sangat kental dengan budaya masyarakat yang
kekeluargaan dan berlandaskan gotong royong. Perlu adanya pemahaman terlebih dahulu
kepada masyarakat. Bersama dengan masyarakat melakukan analisis sumberdaya dan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 32
potensi daerah yang dapat dimanfaatkan agar dapat memilih teknologi yang tepat. Adanya
preferensi dan pandangan masyarakat perlu dilakuakan secara berkesinambungan sehingga
terbentuklah kerjasama yang baik dan transparan.
2. Pengorganisasian. Membentuk manjemen organisasi yang rapi dalam lingkup pemerintahan
desa. Pembentukan unit kelompok dengan tujuan sebagai tenaga ahli dari masyarakat
setempat yang dilatih dan diberi wawasan terkait teknologi yang akan diterapkan, selain itu
juga sebagai penangggung jawab secara keseluruhan. Pembentukan unit kelompok ini perlu
adanya kerjasama dari akademisi seperti perguruan tinggi atau LSM, dan perusahaan.
3. Langkah aksi. langkah aksi ini berupa pembangunan pembangkit terbarukan berdasarkan
potensi lokal alam yang ada. Tahapan ini perlu adanya sinergisasi dari seluruh pihak yang
terlibat.
Kendala:
Terbatasnya modal para pelaku usaha
Kurangnya penoptimalan Lembaga Keuangan Mikro yang dikarenakan kelembagaan yang
tumpah tindih, keterbatasan SDM serta kecukupan modal
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 33
Universitas Dipenogoro
“Community development merupakan suatu upaya yang dilakukan akademisi khususnya adalah
mahasiswa, untuk membangun masyarakat sebagai upaya nyata pengaplikasian ilmu yang diterima
dibangku kuliah oleh mahasiswa untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada di
masyarakat dengan upaya pembangunan yang berkesinambungan melalui peran serta masyarakat
itu sendiri”’
LANGKAH-LANGKAH :
5 tahun pertama (2010-2015)
Membuat analisa tentang apa saja kebutuhan, potensi dan kendala yang ada di
masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan. Pembentukkan suatu komunitas peduli
kesehatan masyarakat (perancangan program bersama untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat)
Melakukan penyuluhan kesehatan bersama kader kesehatan setempat
Pembuatan solusi alternatif (contohnya dengan membuat alat yang berfungsi untuk
membersihkan dan menjernihkan air sungai)
Bagi daerah yang masih menggunakan sungai maupun kebun untuk buang air besar
karena keterbatasan yang dipunyai dapat dilakukan pembuatan beberapa toliet umum.
Pembuatan toilet ini di lakukan oleh mashasiswa yang terkait dan masyarakat setempat
dengan memperhatikan standar sanitasi yang benar.
Menjadikan salah satu rumah warga setempat sebagai acuan dalam pembentukan rumah
sehat (meliputi pengaturan ventilasi, suhu, kelembaban, kepadatan hunian, penerangan
alami, konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran
manusia dan penyediaan air bersih). Sehingga dapat diaplikasikan oleh beberapa rumah.
Menjalin kerjasama dengan LSM yang terkait dan pemerintah untuk terus
mengembangkan program Community Development yang sedang dilakukan.
10 tahun selanjutnya ( 2015-2025)
Sekitar 75% masyarakat sudah memenuhi standar rumah sehat.
Peningkatan efektifitas dan efisiensi dari alat yang digunakan untuk membersihkan sungai
Menjalin kerjasama dengan daerah-daerah yang ada di sekitarnya untuk
mensosialisasikan comdev yang sudah ada
Mengadakan kegiatan bersama antara daerah Community Development dengan daerah
sekitarnya.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 34
Mengadakan pelatihan tentang bagaimana mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi pemasalahan penyakit akibat lingkungan.
Melakukan kerjasama dengan pemerintah dan stakeholder yang terkait untuk
mendukung program Community Development yang bertujuan untuk meningkakan
derajat kesehatan masyarakat.
10 tahun selanjutnya ( 2025-2035)
Meningkatkan kerjasama dengan pihak pemerintah dan Stakeholder yang terkait dalam
bentuk pengembangan fasilitas kesehatan yang lain
Mengadakan kegiatan-kegiatan bersama antara masyarakat, pemerintah maupun LSM
yang terkait (seminar ataupun diskusi bersama).
Masyarakat bekerjasama dengan pihak birokrasi pendidikan kesehatan dalam
pengoptimalan peran dan fungsi puskesmas dan posyandu dengan terus melatih para
kader kesehatan secara berkelanjutan
Terbentuknya tim Monev (Monitoring dan evaluasi) untuk memantau perkembangan
comdev tersebut yang terdiri dari perwakilan masyarakat, pemerintah dan LSM terkait
serta birokrasi pendidikan.
10 tahun selanjutnya ( 2035-2045)
Pengoptimalan kerja tim-tim Monev dalam menjaga program-program pemberdayaan
tersebut berjalan sesuai dengan rencana sehingga dapat terkontrol dan terorganisir dan
bisa membuat program-program baru untuk mendukung peningkatan program
kesehatan di masyarakat tersebut.
Meningkatkan kapasitas dan keefektifan alat pembersih sungai tersebut sehingga sungai
dapat dibersihkan hingga mencapai 1 minggu sekali dengan teknologi yang mudah dan
efisien (kerjasama dengan mahasiswa yang bergerak dalam bidang pembuatan alat
pembersih lingkungan yang modern dan canggih namun tidak rumit)
Membuat tim-tim relawan tanggap bencana atau wabah sehingga bisa dilakukan
penanganan terhadap masalah kesehatan
Masyarakat sudah bisa mandiri dalam menjaga, menanggulangi dan mengendalikan
permaslahan kesehatan di daerahnya. Seperti masyarakat yang sudah mempunyai
keterampilan dalam tanggap bencana ( Wabah penyakit ), bisa menggunakan potensi
daerahnya untuk mendukung kesehatan di daerahnya.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 35
KENDALA :
Belum banyak digunakannya konsep-konsep dan model-model tindakan dari sebuah disiplin
keahlian yang disebut Community Development.
Keterbatasan dana, pembelian peralatan yang mahal dan kurang adanya respon baik dari
masyarakat.
Masyarakat mengalami kesulitan dalam merealisasikan usaha peningkatan derajat
kesehatan karena belum bisa mengembangkan potensi yang ada di daerah tersebut yang
sebenarnya dapat diberdayakan untuk menjadi hal yang berguna di masyarakat
Kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan masih
kurang.
SOLUSI :
Melakuan pendekatan personal dengan tokoh masyarakat
Memberikan sejumlah alternative penyelesaian (solusi) dengan kerjasama dengan
masayarakat
Menggerakan masyarakat untuk bisa mengoptimalkan potensi yang ada di daerahya menjadi
sesuatu yang berguna untuk meningkatkan deajat kesehatan masyarakat. Salah satunya
yaitu dengan promosi kesehatan.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 36
Universitas Bengkulu
“Community Development adalah sebagai sebuah model pengembangan masyarakat yang
menekankan pada partisipasi penuh seluruh warga masyarakat dan pihak terkait yang dimotori dan
diperantarai oleh mahasiswa”
Konsep Community Development yang BEM KBM UNIB tawarkan berbasis nilai-nilai pemberdayaan,
partisipasi, dan kemandirian (self reliance) dalam masyarakat yang tentunya tidak terlepas dari
kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat Kota Bengkulu.
LANGKAH COMDEV YANG PERNAH DILAKUKAN:
1. Mendata anak jalanan (berupa jumlah anak jalanan, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan
terakhir yang ditempuh, data keluarga anak jalanan, alasan menjadi anak jalanan, serta
harapan mereka dalam pemberian keterampilan dan konsep pendidikan sesuai minat.
2. Mendesak Dinas Sosial untuk lebih membantu anak jalanan dan memprioritaskan
pendidikan mereka demi menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas.
3. Mendesak pemerintah kota (pemkot) agar tidak menjadikan anak jalanan sebagai obyek
kegiatan mereka apalagi menganggap mereka sebagai subyek yang meresahkan masyarakat
dan pelaku kejahatan melainkan menjadi mitra pemerintah kota dalam menciptakan kondisi
yang aman, adil, dan sejahtera.
4. Menguatkan jaringan gerakan melalui kerjasama dengan LSM-LSM yang peduli kepada anak
jalanan demi tercapainya indikator-indikator keberhasilan gerakan community development.
5. Penyadaran masyarakat kota Bengkulu untuk membantu gerakan community development
melalui pemberian bantuan kebutuhan pokok.
KENDALA :
1. Beberapa anak jalanan tidak mau mengikuti kegiatan yang dilakukan alasan mereka lebih
mementingkan mencari uang dari pada kegiatan tersebut.
2. Ketidakjelasan data–data keluarga anak jalanan yang ditemui sehingga mempersulit upaya
gerakan.
3. Sulitnya melakukan koordinasi dan komunikasi dikarenakan letak dan keberadaan mereka
selalu berpindah–pindah dari satu tempat ketempat yang lain.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 37
4. Adanya keterlibatan pihak lain yang tak bertanggung jawab terhadap aktivitas anak jalanan
sehingga kesulitan dalam memasukkan suatu gerakan community development dalam jiwa
anak jalanan.
5. Kebanyakan anak jalanan yang terdata berasal dari luar kota atau sebagai pendatang.
6. Beberapa program yang dijalankan mengalami kekurangan peserta atau hilangnya
keikutsertaan mereka dengan berbagai alasan.
7. Permasalahan sosial yang menuntut mereka berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
memaksa mereka menjauhi berbagai kegiatan atau program yang dijalankan.
8. Keterbatasan fasilitas yang tersedia mengakibatkan terhampatnya suatu gerakan yang
dijalankan.
Gagasan Masa Depan Gerakan Community Development Hingga 2045
1. Mengajak bekerjasama pihak instasi pemerintah yang terkait dan Lembaga Swadaya
Masyarakat untuk membangun sebuah yayasan pendidikan khusus anak jalanan yang.
2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dari anak jalanan bahwa anak-anak sesuai hukum
dilindungi untuk mendapatkan hak sekolah dan bermain tanpa boleh dieksploitasi untuk
mencari uang demi dengan alasan apapun
3. Untuk membantu ekonomi keluarga maka setiap keluarga dari anak jalanan dibuatkan usaha
sesuai kemampuan berwirausaha mereka dan bagi keluarga yang belum mempunyai
keterampilan maka akan diberikan pelatihan selama 3 bulan hingga terampil berwirausaha.
4. Memberikan pendidikan kepada para keluarga anak jalanan mengenai hak-hak daripada
anak-anak yang wajib dilaksanakan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
5. Dalam rangka menyambut Pilkada yang akan dilangsungkan di Bengkulu maka akan
diadakan pendidikan politik kepada pihak-pihak yang terkait dengan anak-anak jalanan
bahwa anak-anak dilarang ikut berkampanye sebagai bagian kerjasama BEM KBM UNIB
dengan LSM dan Dinas Sosial.
6. Membina anak jalanan agar kembali ke hakikatnya menjadi anak-anak “normal” lainnya
sesuai amanat Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, dan
Hukum Konvensi Anak.
7. Membangkitkan gairah masyarakat kota Bengkulu untuk dapat membantu setiap anak
jalanan yang ditemui dalam bentuk uang,benda,maupun buku-buku penunjang kegiatan
pendidikan khusus anak jalanan.
8. Dibentuknya sekolah khusus bagi anak-anak dari golongan ekonomi bawah.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 38
9. Membentuk lembaga kemahasiswaan mandiri yang mampu mengangkat harkat dan
martabat anak jalanan sebagai bagian generasi masa depan serta mengangkat
perekonomian bangsa Indonesia
10. Membentuk lembaga permanen antara Dinas Sosial, LSM, dan Mahasiswa yang khusus
menangani permasalahan sosial yang terjadi di kota Bengkulu terutama masalah anak
jalanan dengan target “Bebas Anak Jalanan pada 2015”.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 39
Universitas Negri Semarang
“Community development adalah pengembangan kemasyarakatan yang mengarah pada banyak hal
pada masyarakat terutama pada bidang konservasi. pada beberapa prinsip pokok antara lain
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestarai terhadap sumber daya alam, cagar
budaya serta berwawasan lingkungan”
Comdev yang telah dijalani
1. Peresmian Taman Keanekaragaman Hayati oleh Menteri Lingkungan Hidup dan
Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 27 Nov 2008, 07.00-09.30 WIB. Tempat di Gunung
Ledek UNNES.
2. Stadium General oleh Menteri Lingkungan Hidup dengan tema “Dampak Perubahan
Iklim Terhadap Keanekaragaman Hayati” pada tanggal 27 Nov 2008, 09.30-11.00 WIB.
Tempat di Auditorium UNNES.
3. Pentas Budaya Tari Bedoyo Gunungsari, drama tari Ambangun Deso, dan Lelagon
Dolanan Anak pada tanggal 27 Nov 2008, 19.30-22.30 WIB. Tempat di Auditorium
UNNES.
4. Launching Materi Ajar pada tangal 27 Nov 2008, 19.30-22.30 WIB. Tempat di
Auditorium UNNES.
5. Gerakan Menanam Nasional oleh Sekretaris Jendral Departemen Kehutanan dan
Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasional pada tanggal 28 Nov 2008, 07.00-
09.30 WIB. Tempat di Gunung Ledek UNNES.
Kendala :
Sejauh ini memang baru sebagian program atau kegiatan yang dilaksanakan, dan partisipasi
baik itu dari segenap civitas akademika dan masyarakat sekitar kampus belum begitu apresiatif .
program jangka panjang unnes karena perubahan lingkungan tidak dapat terjadi dalam waktu
singkat, namun butuh proses dan waktu yang cukup lama.
Langkah untuk pengembangan 2025
1. Pengelolaan Limbah
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 40
Program pertama dalam priorotas program yang direncanakan oleh unnes dalam
upayanya menjadi kampus konservasi adalah pengelolaan limbah. Kegiatan ini sudah
mulai dilalukan dengan penempatan beberapa tempat sampah telah terspesifikasi
masing-masing yaitu untuk sampah organic dengan warna kuning dan sampah
anorgnaik dengan warna biru di hampir seluruh tempat di kampus. Namun, dalam
praktinya masih banyak pelanggaran dan penyalahgunaan baik itu dilakukan oleh
dosen, karyawan ataupun mahasiswa. Memang semuanya itu buth proses yang
panjang, apalagi berkaitan dengan sikap dan kebiasaan seseorang. Mungkin
pemanfaatan tempat sampah ini akan berjalan dengan baik lima sampai sepuluh tahun
mendatang. Kegiatan lain yang juga sudah mulai digalakan adalah pengolahan sampah-
samaph organic menjadi kompos yang dipelopori oleh Mapala sebuah Unit Kegiatan
Mahasiswa pecinta alam di Unnes.
2. Paperless Policy
Paperless policy atau kebijakan tentang pengurangan penggunaan kertas juga sudah
mulai diterapkan. Beberapa dosen telah mengurangi penggunaan kertas dalam
pengumpulan tugas-tugas kuliahnya. Mereka lebih memilih memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pengumpulan tugas mata kuliahnya. Bentuk
nyata lain dari paperless policy yaitu sudah jarangnya para pimpinan dan petinggi
kampus ketika mengadakan rapat menggunakan snack dengan bungkus kertas atau
bahan anorganik seperti plastic atau lainnya. Apabila memang menggunakan snack
dengan bungkus tertentu, maka sampah yang dihasilkan menjadi tanggung jawab
masing-masing orang yang mengkonsumsi snack tersebut.
3. Green Energy
Untuk program atau kegiatan pokok yang ketiga yaitu green energy juga sudah mulai
dilakukan walaupun baru sampai tataran pejabat-pejabat kampus saja, belum sampai
menyentuh keranah kemahasiswaan. Kebijakan tersebut yakni dengan penggunaan
sepeda ketika para pejabat atau dosen akan melaksanakan rapat dibeberapa tempat di
lingkungan kampus. Sepeda-sepeda tersebut telah ditempatkan di tiap fakultas, namun
memang pemanfaatanya hanya untuk para pejabat dan dosen saja.
Langkah untuk 2045:
1. Pengelolaan Limbah
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 41
Untuk program pengelolaan limbah, hingga akhir tahun 2009 ini Unnes belum mulai
melakukan kegiatan baru selain menempatkan tong sampah di setiap sisi kampus.
Kegaitan yang akan dilakukan hingga tahun 2045 antara lain:
- Rencana tahun 2010-2015
Pembuatan tempat pengelolaan sampah terpadu dengan menerapkan system 4R
(reuse, recycle, reduce dan recovery).
- Rencana tahun 2015-2020
Membuat dan memanfaatkan alat-alat untuk mengelola limbah cair dari kampus,
sehingga akan dihasilkan output air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman
dan taman-taman yang ada dilingkungan kampus. Hal ini akan berlangsung tersu
hingga tahun 2045 dan seterusnya.
- Rencana tahun 2015-2045
Mulai mengaktifkan tempat pengelolaan sampah terpadu tersebut, dan mulai
memproduksi hasilnya kemasyarakat. Serta membuat inovasi-inovasi baru.
Mengenalkan program ini kepada masyarakat sekitar lingkungan kampus sehingga
Unnes benar-benar menjadi kampus konservasi yang tidak hanya memberikan
manfaat untuk diri sendiri namun juga lingkungan sesuai dengan tri dharma
perguruan tinggi.
2. Paperless Policy
- Rencana tahun 2010-2015
Membuat atau merancang peraturan rector atau kebijakan lain yang berlaku untuk
semua civitas akademika kampus tentang regulasi dalam penggunaan kertas.
Mengadakan seminar-seminar yang berkaitan dengan paperless polidy ini.
- Rencana tahun 2015-2045
Menetapkan peraturan dan mulai menawarkan peraturan yang ada ke lingkungan
yang lebih luas
3. Greeen Energy
Program jangka panjangnya adalah menciptakan Unnes tanpa asap kendaraan
bermotor. Untuk mencapai tujuan ini perlu beberapa tahapan, antaralain:
- Rencana tahun 2010-2015
Melengkapi infrasturutur seperti trotoar dan daerah-daerah untuk para pejalan
kaki.
Membuat dan merancang peraturan menganai green energy ini.
Membuat tempat parkir untuk kendaraan bermotor yang jauh dari kampus
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 42
- Rencana tahun 2015-2020
Menyiapkan sepeda kampus sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan baik itu
oleh mahasiswa ataupun dosen untuk mengaskses antar fakultas bisa lebih mudah.
Sepeda-sepeda ini diharapkan ada ditiap-tiap fakultas diseluruh Universitas Negeri
Semarang.
- Rencana tahun 2020-2045
Memberlakukan peraturan mengenai larangan mengendarai kendaraan bermotor
untuk semua civitas akademika (dosen, karyawan dan mahasiswa) Unnes.
Dan peraturan ini akan berlangsung bukan hanya terpatok pada tahun 2045.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 43
Politeknik Manufaktur Bandung
Community development diartikan sebagai “kegiatan pengembangan masayarakat untuk
menuju kondisi yang lebih baik dalam segala bidang, terutama social-ekonomi dan budaya”
Community development untuk mahasiswa kami artikan sebagai bentuk implementasi dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi poin ke-tiga yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Dimana kita sebagai
mahasiswa bertugas mendedikasikan apa yang telah kita dapat kepada masyarakat luas untuk
memberikan manfaat secara efektiv kepada masyarakat. Dalam community development, kita
dapat berdasar pada tiga, yaitu berbasis masyarakat ( community based), berbasis sumber daya
setempat (local resource based) dan berkelanjutan (sustainable). Gerakan-gerakan community
development yang telah kami ikuti banyak bergerak dibidang lingkungan, salah satu program yang
kami laksanakan adalah program bina desa. Namun program tersebut tidak kami laksanakan atas
nama institusi pribadi namun kami hanya dapat melaksanakan program tersebut bersama dengan
beberapa politeknik lain.
Program bina desa ini menyangkut beberapa bidang diantaranya bidang, kesehatan,
ekonomi, pendidikan, social dan budaya, serta lingkungan.tujuan kami bekerja sama dengan
beberapa politknik lain diantaranya adalah untuk mengefektifkan kekuaatan masing masing
politeknik sehingga dapat menjadi sebuah kekuatan yang cukup untuk membangun community
development. Namun dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala dalam melaksanakan program
tersebut.diantaranya, kurangnya waktu yang membuat acara yang kami laksanakan menjadi sedikit
terhambat. Program yang dapat terlaksana dengan cukup baik hanya dibidang kesehatan, selain
karena ada salah satu.
Politeknik yang memang bergerak khusus di bidang kesehatan, peran serta warga
setempat pun hanya peduli terhadap bidang tersebut. Dan yang menjadi kesulitan adalah ketika
politeknik lain bergerak di bidang lain hingga politeknik yang tidak memiliki bidang keahlian yang
berhubungan dengan kondisi masyarakat tidak dapat berkonstribusi terhadap masarakat secara
langsung. Warga setempat pun tidak memiliki kepedulian yang kurang tinggi terhadap program-
program yang menjadi tujuan kita. Jadi yang menjadi inti permasalahan umum bukan hanya dari
pihak kami sebagai pelaksana namun mncul dari masarakat yang menjadi objek program kami
tersebut.selain itu keterbatasan yang dimilki para mahasiswa pun menjadi masalah yang sangat
kompleks. Karena kami cukup sulit dalam mahami apa yang masarakat global inginkan hingga
dibatasinya pergerakan kami oleh kemampuan serta pamahaman terhadap bidang tersebut. Selain
bidang-bidang tersebut kami jga bergerak dibidang, sesuai tdengan bidang yang kami tekuni dalam
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 44
melakukan pendidikan. Namum secara konsep pelaksanaan.sedikit berbeda dengan bina desa. Kami
berusaha mengembangkan teknologi pemanfaatan energy alternative. Mesikipun program ini belum
dilaksanakan secara baik. Namun konsepnya kami rasa sudah cukup baik.
Konsep dari program ini adalah melalui program kreatifitas mahasiswa kampus untuk membuat
pemanfaatan teknologi alternative, dimana hasil program tersebut adalah sebuat alat atau metoda
untuk membantu masarakat tertinggal dalam melakukan aktifitas sehari hari. Misalnya membuat
alat untuk menaikan air hingga 10 x ketinggian mula-mula tanpa menggunakan energi listrik atau
yang lainnya dan hanya memanfaatkan tekanan yang ada pada air dan udara di sekelilingnya
tersebut. Atau pembangkit listri tenaga angin, pengolahan limbah, dll. Sehingga dengan begitu
mahasiswa memiliki kontribusi secara langsung terhadap masarakat. Dan dengan demikian pula
pertahanan Negara di bidang ekonomi akan semakin kuat.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 45
Universitas UDAYANA
Definisi Gerakan Community Development
Didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk
memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih
baik. Jadi dapat dikatakan bahwa “gerakan community development” adalah kegiatan
pengembangan masyarakat dari segi sumber daya alam dan sumber daya manusia secra
berkerlanjutan.
Pengantar
Mengapa masalah atau isu budaya ini mendapat posisi yang cukup penting ? Adalah untuk
dapat menciptakan suatu keadaan masyarakat yang mandiri serta terwujudnya kesejahteraan yang
lebih baik. Selain itu, program community cultural development ini juga sebagai bagian dari
perbaikan budaya dalam masyarakat.
Pembahasan.
Yang menjadi permasalahan utama tentang terjadinya ketidakpedulian terhadap budaya
sendiri adalah, generasi muda sekarang lebih banyak “dicekoki” dengan landasan teoritis yang
berjubel, dengan mengesampingkan pelajaran yang sifatnya memperkenalkan budaya bangsanya
sendiri.
Kami sudah melakukan sosialisasi tentang “Hak Cipta” ke salah satu pusat seni yang ada di
Bali, dan tanggapan dari masyarakat setempatpun sangat beragam, ada yang menyambut positif
bahkan ada yang tidak peduli sama sekali. Maka dari dasar itulah kami memandang sangat perlu kita
melakukan suatu program Community Cultural Development untuk menjadikannya sebagai suatu
wadah bagi masyarakat yang membutuhkan pengarahan mengenai pembangunan budaya secra
terpadu serta “meluruskan” lagi persepsi masyarakat yang kurang perduli terhadap asset budaya
yang sebenarnya dapat mendatangkan keuntungan dari segi ekonomi.
Gagasan Pengembangan Gerakan Community Development
Program yang kami rencanakan dalam community development kami namakan program
“Sekolah Budaya Balai Banjar Udayana”. Sasaran utama kami adalah anak-anak usia sekolah dasar
dan menengah terutama bagi anak-anak yang putus sekolah sehingga tidak bias mengecap bangku
sekolah. Kami akan menerapkan system kurrikulum berbasis budaya, dengan presentasi 70%praktek
dan 30% teori. Sekolah ini akan diadakan dua kali seminggu, dan anak-anak itu akan diperkenalkan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 46
bukan saja budaya bali namun juga budaya asli Indonesia lainnya.Yang akan kami utamakan adalah
bagi anak-anak yang putus sekolah, yaitu belajar membaca dan menulis tentu saja, dan melatih
keterampilan mereka dalam seni budaya seperti seni tari bali, seni ukir bali, dengan tujuan member
keterampilan khusus bagi mereka.
Kurikulum yang pertama untuk umur 6-10 tahun dan atau yang sama sekali belum mengenal
dasar apapun, kami kategorikan program dasar. Dalam program dasar, disamping akan dijarkan
keterampilan, akan pula diajarkan membaca dan menulis. Keterampilan yang kami maksud antara
lain, akan kami perkenalkan dengan tarian-tarian dasar bali, seni lukis, seni musik tradisional
semuanya dalam tingkat dasar dalam artian untuk pemula.
Yang kedua untuk 11-20 tahun dan atau lanjutan dari program dasar yaitu program
pendalaman yaitu lanjutan dari program dasar, disini tujuan kami tidak hanya memperkenalkan
namun menjadikan mereka menjadi seorang yang professional di bidang seninya masing-masing.
Sehingga pada akhirnya mereka akan diproyeksikan ke pementasan-pementasan seni professional
seperti pementasan tari, lomba “bleganjur” dll. Namun tidak hanya mendalami seni asli bali, kami
juga akan memperkenalkan mereka dengan budaya-budaya luar dan keaneka ragaman budaya yang
kita miliki sehingga pengetahuan mereka tidak hanya ada di lingkunagn daerah saja namun juga
berada di lingkup nasioanal. Tujuannya agar timbulnya rasa memiliki dari budaya tersebut sehingga
di masa yang akan datang pengetahuan tentang budaya mereka berkembang menjdai lingkup yang
luas.
Yang ketiga adalah program tingkat akhir. Program ini akan kami khususkan untuk anak-anak
yang sudah mengikuti program tingakt dasar dan pendalaman, dan berumur minimal 17 tahun.
Karena dalam tahap ini, sudah tidak akan dijarkan lagi tentang ketrampilan dan diharapkan pada
jenjang ini peserta akan dididik untuk membuat dan mengelola sanggar sendiri, dengan pengaturan
manajemn yang baik. Pada tingkat ini peserta tidak hanya akan memiliki keterampilan seni bali saja
namun mereka juga dapat mementskan seni daerah luar bali.
Program ini gratis dan terbuka untuk siapa saja, sedangkan tenaga pengajar, akan kami
upayakan berasal dari mahasiswa terpilih yang ahli dalam bidang seni tradisional dan mempunyai
keterampilan, serta melibatkan seluruh fungsionaris bem secara bergantian setiap minggunya.
Untuk program dasar kami akan bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian
tradisional di universitas kami untuk menjadi mentor dalam praktek dasar seni tradisional bali
sedangkan untuk pelajaran teori akan dilibatkan fungsionaris Bem untuk menjadi mentor. Sehingga
untuk persiapan tahap awal tidak memerlukan banyak dana dan persiapan yang lama.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 47
Untuk program pendalaman kami akan bekerja sama dengan mahasiswa dan dosen dari
Institut Seni Indonesia untuk mengajarkan mereka mendalami seni, sehingga mereka akan di
arahkan menjadi seorang yang professional di bidang seni budaya. Lalu kami akan memproyeksikan
mereka dengan pentas-pentas seni untuk melatih mereka tampil dimuka umum, atau kami akan
membuat event dengan pengisi acara adalah para peserta didik sekolah budaya “balai
banjar”udayana.
Untuk program tingkat akhir, karena tujuan dari program tingkat akhir ini adalah mendidik
para peserta untuk membuat sanggar-sanggar mandiri sehingga ilmu yang sudah kami sajikan
nantinya akan berguna bagi kehidupan masing-masing, maka yang akan kami lakukan hanya terbatas
sebagai mitra kerja, kami akan membantu mereka dalam mebangun sanggar, lalu mereka akan
mengembangkan sanggar tersebut sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
Program jangka pendek yaitu 2010 sampai 2013 kami akan fokuskan pada program dasar,
karena tidak mudah untuk melakukan pemahaman tentang budaya, dan untuk melatih keterampilan
seni juga tidak bisa dalam waktu singkat, sehingga akan dilakukan pelatihan secara teratur dan rutin.
Kami akan berusaha untuk menyeimbangkan pengetahuan mereka antara praktik dan teorinya,
sehingga tidak hanya keterampilan yang mereka dapatkan, pengetahuan tentang seni budayapun
akan mereka kuasai dengan baik sehingga mereka mengenal tidak hanya budayanya sendiri namun
juga budaya dari daerah-daerah lain Indonesia.
Dalam program dasar ini tidak ada batas waktu untuk perserta tersebut belajar, karena
mereka dapat naik ke jenjang berikutnya setelah kami anggap mereka mampu barulah mereka akan
naik ke jenjang selanjutnya. Evaluasi untuk tahap ini akan kami lakukan setiap tanggal 17 Agustus
sambil memperingati hari kemerdekaan Indonesia dan kami sebisa mungkin akan menyelenggarakan
even pagelaran tari di desa setempat dan yang mengisi acara adalah anak-anak binaan. Dari sanalah
kami akan menilai anak-anak yang mampu untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya atau masih
harus belajar kembali, sehingga kami juga dapat belajar metode yang cocok yang harus diterapkan
dalam mendidik anak-anak tersebut.
Program tingkat menengah kami tahun 2012 sampai 2020, adalah kami akan
mengembangkan program dasar menjadi program pendalaman, karena sudah pasti akan
bermunculan bibit-bibit berbakat yang dapat menjadi seniman-seniman unggul di bidangnya. Pada
program pendalaman ini yang akan kami bentuk adalah karakter mereka dalam berseni.
Pada program jangka panjang yang akan kami rencanakan sampai tahun 2045, yaitu kami
akan melanjutkan ke jenjang tingkta akhir, disini peserta sudah tidak lagi dibimbing secara penuh,
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 48
namun mereka sendirilah yang belajar dan memahami seni budaya sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Mereka juga difokuskan selain menjadi pengisi acara di even-even mereka
diperbantukan untuk mengajar para peserta baru yang mengikuti program tingkat dasar.
Dalam program tingkat akhir, tujuan kami adalah bagaimana caranya mendidik para peserta
untuk mengmbangkan usaha sanggar seni budaya sendiri. Sebisa mungkin kami akan membantu
mereka untuk mendapatkan modal usaha dan ijin usaha sanggar, untuk mempermudah mereka
membuka sanggar tersebut. Sehingga pada akhirnya mereka dapat mandiri untuk mengembangkan
usaha mereka sekaligus dengan berdirinya sanggar mereka juga tak henti-hentinya belajar untuk
mengembangkan kemampuan mereka.
Tujuan akhir kami dalam program tingkat akhir adalah, bagaimana upaya kami untuk menciptakan
lapangan pekerjaan dengan membuka sanggar-sanggar seni yang pemiliknya itu sendiri adalah
peserta didik dari sekola budaya”balai banjar”udayana itu sendiri. Yang kedua secara tidak langsung
budaya itupun secara otomatis sudah dilestarikan karena semakin banyak peserta yang membuka
sanggar maka semakin banyak pula siswa dari sanggar tersebut dan tidak heran pada akhirnya kita
tidak perlu resah lagi karena budaya kita secara otomatis akan dikenal dari generasi ke generasi
sehingga tidak mematikan budaya itu sendiri.
Disini bukan hanya satu kesenian saja yang akan kami fokuskan namun tiga kesenian, yaitu seni tari
tradisional,seni lukis dan ukir, seni musik dan suara. Dengan jalan tersebut ada beberapa
keuntungan yang akan kami dapatkan yang pertama kami anak-anak desa yang kurang beruntung
tersebut mendapat keterampilan dan dapat mencari penghasilan sendiri dari keterampilan yang
sudah didapatkannya. Yang kedua menciptakan lapangan pekerjaan dengan membukan sanggar
seni, setidaknya dari sanggar tersebut mereka akan memperoleh penghasilan. Yang ketiga
melestarikan budaya, jadi karena yang mereka peroleh adalah keterampilan di bidang seni budaya
dan mereka sendiripun akan mengajarkan orang lain dari ilmunya tersebut maka budaya tersebut
sudah langsung terjaga dan meregenerasi sehingga tidak “mandeg” begitu saja dan tentu saja akan
memberika inspirasi bagi kita semua bahwa budaya kita itu sangat luas dan banyak sehingga kita
perlu mengenalnya dan melestarikannya dengan cara apapun.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 49
Universitas Kristen Petra
Menurut UKPetra, diperlukan inovasi dalam reformasi, dengan realita bahwa
mahasiswa kurang tanggap dengan hal tersebut. Inovasi yang dimaksud adalah kegiatan
kemahasiswaan, yang pada Petra dilakukan oleh lembaga kemahasiswaan dengan fokus pada
peningkatan taraf hidup khususnya pendidikan.
Comdev Petra didasari visi UK Petra, Caring and Global University Based on Christian Value.
Dilakukan oleh lemabaga khusus yaitu Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM),
dan partisipasi dari unit terkecil seperti Himpunan Mahasiswa (HIMA) di setiap jurusan maupun
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Dalam BEM-nya di Departemen Pengabdian masyarakat tidak hanya pengabdian masyarakat
jangka panjang, namun, dalam implementasinya hampir semua kegiatan di BEM memasukkan
usaha-usaha pengembangan komunitas jangka pendek. Hal itu sebagai usaha perwujudan dari visi
BEM 2009-2010 yaitu, “Mapan dan Berkualitas dalam Melayani Bagi Negeri”.
Kegiatan UKP:
Aku Untuk Indonesiaku (AUI): Lomba debat dengan bahan realita Indonesia dengan tujuan
kepedulian mahasiswa terhadap realita tersebut dan hasil debatnya diajukan ke pemerintah
sebagai bahan pertimabangan masalah di Indonesia.
BEM Peduli Jawa Barat : Bantuan yang fokus pada pemulihan trauma anak-anak korban
gempa.
BEM untuk Padang: Serupa dengan sebelumnya, dokumentasinya dijadikan inspirasi UNICEF
dan Yayasan Tanggul Bencana Indonesia untuk penanggulangan korban-korban bencana
alam di dunia.
Kasih untuk Wediawu: Kegiatan peningkatan taraf hidup masyarak desa wediawu yang fokus
pada perkembangan pendidikan masyarakat.
Community Outreach Program : pengembangan dalam hal teknologi dan pembangunan
fasilitas desa.
Terdapat dua kendala utama dalam pelaksanaan comdev:
Minat mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa UK Petra berpikir bahwa permasalahan ini
adalah tugas dari pemerintah semata, hal ini kemudian menjadi semakin sulit melihat profil
mahasiswa UK Petra yang rata-rata adalah kalangan menengah ke atas.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 50
Masalah dana.Dana yang tidak sedikit, apalagi dalam usaha tersebut harus dilakukan lebih
dari satu kali, belum lagi usaha follow up-nya. Usaha pencarian sponsor seringkali dilakukan, namun
untuk daerah terpencil dengan jumlah warga yang sedikit, kami mengalami kesulitan.
Visi untuk Indonesia hingga tahun 2045:
-Melanjutkan usaha pengembangan masyarakat yang berfokus pada peningkatan SDM.
-Lebih banyak lagi desa-desa terkecil yang jauh berkembang.
-Membuat desa Wediawu bisa jauh berkembang dan mengikuti perkembangan jaman.
-Target jangka panjang kami, 5 tahun dari sekarang BEM UK Petra khususnya telah berhasil
membangun 7 desa lainnya.
-Untuk jangka pendeknya, kegiatan Kasih untuk Wediawu ini dapat dijadikan sebagai
kegiatan rutin BEM UK Petra setiap tahunnya.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 51
UNIKA Soegrajapranata
Pengertian
sebuah komunitas yang telah memilki keeratan yang tinggi yang memiliki kesamaan tujuan dan
sama-sama ingin mencapai tujuan tersebut, yang berasal dari komunitas kesil yang saling bergabung
menjadi komunitas yang besar.
Kendala
1. kami mengalami penolakan dan juga kurang diterima di masyarakat, hal ini disebabkan
karena basis unveristas kami yang beragama Katolik sehingga ada anggapan program kami
tersebut adalah upaya untuk “mengkristenkan” masyarakat sekitar, namun sejauh ini hal ini
dpaat kami atasi karena setelah biasanya kami memberikan penjelasan bahwa kegiatan ini
murni kegiatan sosial untuk membantu masyarakat
2. komunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Pada umunya masyarkat sekitar
yang berada di desa lebih sering menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan mereka
sehari-hari, sedangkan mahasiswa UNIKA sendiri ada yang kurang mengerti bahasa Jawa
khusunya mahasiswa UNIKA yang berasal dari luar pulau. Namun sejauh ini kedua persoalan
di atas masih dalam taraf yang wajar dan dapat diatasi sehingga tidak mengganggu jalannya
program secara keseluruhan.
3. pendampingan SDM pengajar, pada service learning
Comdev yang telah dilakukan
Comdev yang dilakukan terkait banyak bidang, yaitu pendidikan, lingkungan, kesehatan,dll
1. pendidikan
service learning: untuk memberdayakan masyarakat baik dalam segi sosial, budaya,
pendidikan, maupun ekonomi berupa pendampingan pendidikan bagi instansi TK, SD,
maupun SMP
2. lingkungan
membentuk sebuah wadah organisasi pecinta lingkungan yang dinamai “Wanacaraka”.
menjadi mahasiswa yang mandiri dan mampu menempatkan diri mereka secara tepat di
lingkungan
3. Kesehatan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 52
KSR, Korps Sukarelawan: , yang bekerjasama dengan klinik untuk mengadakan pengobatan
murah dengan membayar dengan harga lima ratus rupiah untuk masyarakat di sekitar UNIKA
4. Ekonomi
LPPM, Lembaga Penelitian dan Pengabdia Masyarakat: upaya memberdayakan
perekonomian mereka guna mendapatkan kualitas masyarakat yang tinggi dengan usaha melakukan
pengembangan produk yang sudah ada untuk mencapai kualitas produk yang lebih bagus sehingga
didapatkan harga jual yang lebih tinggi namun tetap mamppu bersaing di pasaran.
Langkah untuk 2045:
1. menggalang dan mengumpulkan suatu mahasiswa yang tebeban untuk menolong dan
mengorbankan waktunya untuk korban bencana alam. mempersiapkan secara tanggap dan
sigap apabila bencana alam terjadi dan melanda, sehingga situasi yang membutuhkan
kondisi yang tepat tanggap, dapat langsung ditindaki
2. mebuka suatu sekolah-sekolah kecil di desa-desa atau daerah yang kurang akan
pendidikanya dimana segala sesuatunya diurus oleh mahasiswa itu sendiri, baik dari hal
membangun sekolah, mengajar, hingga belajar untuk mengabdi pada masyarakat.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 53
Institut Teknologi Surabaya
Departemen Sosial Masyarakat BEM ITS menggagas suatu program kerja dengan nama
Village Development atau dengan nama lain Community Development. Dalam hal ini SOSMAS BEM
ITS melakukan survey sebagai awal pergerakan comdev di suatu desa yaitu desa sawahan di kota
nganjuk. Pemilihan desa ini sebagai desa percontohan adalah karena potensi pengembangan minyak
atsiri yang dimiliki oleh desa ini cukup besar. Dalam pelaksanaannya SOSMAS bekerja sama dengan
departemen Ristek BEM ITS dengan dua arahan kerja yang berbeda. Yaitu Sosmas bergerak dalam
lingkup kemasyarakatannya sedangkan ristek gerakannya lebih kepada proses pengolahan minyak
atsirinya.
Gerakan Sosmas BEM ITS dalam vildev ini tidak hanya dalam satu aspek saja, tetapi seluruh
aspek yang berhubungan dengan masyarakat. Antara lain adalah pendidikan, keprofesian, ekonomi,
lingkungan, dan lain-lain. Dalam hal ini ditemukan berbagai kendala dalam pelaksanaan vildev itu
sendiri. Sehingga menyebabkan lesunya animo masyarakat dalam membangun desa itu sendiri.
Apalagi pengaruh tengkulak dalam menentukan harga minyak atsiri sebagai penghasil utama
terkesan direndahkan. Bahkan penjualan minyak atsiri tidak sebanding dengan pembelian bibit
penghasil minyak tersebut. Badan penyuluhan PPA sebagai sarana pembimbing dan sosialisasi dari
pemerintah terkesan enggan dan cuek terhadap masyarakat sekitar.
Oleh karena itu Sosmas BEM ITS memiliki suatu gagasan yang akan dijadikan sebagai suatu
pergerakan utama mahasiswa ke depannya dalam membantu masyarakat yang akan terbagi sebagi
rencana jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya adalah sosialisasi yang akan diberikan
oleh Sosmas BEM ITS kepada masyarakat petani atsiri. Sedangkan rencana jangka panjangnya adalah
membangun sarana dan prasarana yang bermanfaat bagi masyarakat tersebut dalam mengelola
pertanian atsirinya.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 54
Universitas Nurtanio Bandung
Pengertian Umum
Community Development adalah kegiatan yang berupaya untuk memberdayakan individu
dan kelompok masyarakat dengan menyediakan kelompok-kelompok ini dengan keterampilan yang
mereka butuhkan untuk membuat perubahan di komunitas mereka sendiri. Komunitas pengembang
harus mengerti baik bagaimana bekerja dengan individu-individu dan bagaimana masyarakat
mempengaruhi posisi dalam konteks yang lebih luas, contohnya dalam lembaga-lembaga sosial.
Tujuan dari Community Development UNB adalah mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam
organisasi dikampus ke masyarakat sekitar, khususnya ilmu penerbangan. Allhamdulillah kampus
Universitas Nurtanio Bandung telah Approve Certificate AMTO yang sangat membanggakan karena
kampus Universitas Nurtanio Bandung merupakan kampus ke dua di Indonesia yang berhak
menyelenggarakan certificate AMTO setelah Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), dan juga
kampus satu-satunya di Indonesia yang mendidik kataloger muda bagi perkembangan kodifikasi di
Tanah Air.
Permasalahan Umum
Permasalahan yang sering dihadapi dalam memberi penjelasan pada masyarakat luar adalah
antara lain :
a. Dari segi biaya karena kegiatan Aeromodelling membutuhkan peralatan-peratan yang
bertahap internasional yang didatangkan langsung dari daerah asal.
b. Dari segi SDM kami ini masih terbilang sangat kurang sekali karena ilmu Aerodinamika
tidak popular di masyarakat.
Pergerakan Community Development untuk jangka waktu sampai 2045
Jangka pendek :
a. Memberikan waktu dan kesempatan bagi masyarakat luar untuk lebih mengenal ilmu
penerbangan.
b. Memudahkan akses masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pengembangan ilmu
penerbangan di Universitas Nurtanio Bandung.
c. Lebih aktif lagi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Universitas lain
guna menambah wawasan dan pengalaman dalam berorganisasi.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 55
d. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan Universitas lain dalam berbagai bidang guna
mempererat tali silaturahmi para Mahasiswa.
e. Melakukan study banding dengan berbagai Universitas di Indonesia.
Gerakan Community Development Yang Sudah Dilaksanakan
Program yang telah dilaksanakan lembaga adalah pengenalan tentang dunia penerbangan ke
masyarakat yang masih belum mengenal tentang dunia penerbangan adapun programnya adalah
antara lain :
a. Kegiatan Aeromodelling
Unnur Aeromodelling Club (UAC) adblah sebuah wadah bagi mahasiswa yang
memiliki bakat, minat, maupun keahlian dalam bidang Aeromodelling. Selain itu, UAC juga
berperan sebagai wadah pembinaan dan pembelajaran mahasiswa dalam bidang
kedirgantaraan.
Dalam kegiatan Club kita akan memperagakan kepada masyarakat tentang :
b. F1 (Free Flight)
c. F2 (Control Line)
d. F3 (Radio Control)
e. F4 (Flying Scale)
f. F5 (Radio Control Electric Powered)
g. F6 (Airsports Promotion Classes)
h. F7 (Aerostats)
i. SM (Space Models)
b. Pecinta Alam
Merupakan kegiatan yang menonjol dari segi lingkungan supaya kita bisa
melestarikan lingkungan disekitar kita dan melatih mahasiswa untuk lebih mengenal dan
peduli tehadap lingkungan. Kegiatan-kegiatan kami banyak dilaksanakan didaerah
pegunungan
c. Team Rescue
Maka dari itu, dibentuklah Tim Rescue yaitu sebagai sebuah wadah bagi mahasiswa
yang memiliki bakat, minat, maupun keahlian dalam bidang kesehatan dan penyelamatan.
Selain itu, Tim Rescue juga berperan sebagai wadah pembinaan dan pembelajaran
mahasiswa dalam bidang kepalang merahan.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 56
Tujuan dari Community Development UNB adalah mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam
organisasi dikampus ke masyarakat sekitar, khususnya ilmu penerbangan.
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM (UNIPDU) JOMBANG
Pengertian Umum
Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan
masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-
ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan
pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan
kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Program Community Development memiliki
tiga karakter utama yaitu berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat
(local resource based) dan berkelanjutan (sustainable).
Secara khusus sebagai mahasiswa pengertian community development sendiri adalah bentuk
gerakan nyata dalam mengembangkan, memberdayakan dan mendidik masyarakat sekitar
berlandaskan atas wujud tanggungjawab mahasiswa sebagai insan akademis serta moral force dan
agent of change dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam 3 (tiga) pokok permasalah
meliputi sosial, budaya dan ekonomi.
Pengembangan sumberdaya masyarakat
Gambaran riil tentang apa yang ada dalam masyarakat sekitar kampus Unipdu peterongan
khususnya serta masyarakat kabupaten Jombang umumnya tentang sosial budaya dan yang
berhubungan dengan kesejahteraanya bisa dikatakan mandiri. Hal ini terbukti dengan pembentukan
program UMKM Kabupaten jombang. Dilingkungan Sekitar Unipdu Jombang sendiri telah dijalani
sumber pokok kerjasama dalam bentuk entreprenurship antara pimpinan Pondok pesantren Darul
‘Ulum dengan masyarakat dalam bentuk Koperasi. Setiap toko atau badan usaha dikawasan pondok
akan diberi kewenangan untuk pemenuhan kebutuhan para santri dengan berupa pinjaman modal
pemberdayaan dalam hal wawasan kewirausahaan.
Rencana jangka pendek
Dalam rencana perkiraan ini akan dibuat perencanaan dan stimulus tentang
berkesinambungannya program-program latihan kewirusahaan. Ini penting karena apa yang harus
dikembangkan dan disinergikan dalam masyarakat adalah berupa ilmu pengetahuan yang sudah
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 57
teruji dan memang itu riil terjadi serta dibutuhkan dalam masyarakat. Sebelum mengembangkan
dan memberdayakan masyarakat, sumber daya mahasiswa yang ada harus memenuhi beberapa
aspek;
Yang pertama adalah kampus harus menyediakan sumber daya mahasiswa yang mampu
menjadi fasilitator dalam pengembangan komunitas (masyarakat) dan memberikan gambaran agar
komunitas itu dapat menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi dan berkembangan baik itu yang
berhubungan dengan sosial budaya masyarakat maupun tentang tantangan menhadapi arus
globalisasi mendatang.
Yang kedua adalah kampus harus dapat menyediakan media pelatihan serta pengkajian secara
berkelanjutan. Hal ini dikarenakan keberadaan universitas yang merupakan rujukan tentang dunia
pendidikan dan lembaga penelitian.
Kedua aspek bisa dibentuk jika disosialisasikan serta diadakan pelatihan-pelatihan dan
diadakan diskusi serta kesinambungan dalam internal mahasiswa itu sendiri. Setelah unsur dari
kedua aspek sudah dimiliki oleh elemen mahasiswa terkait. Maka baru kita akan mensinergikan
dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Rencana jangka menengah
Dalam paradigma jangka menengah sebagai insan akademin harus mampu memberi
perlindungan dan payung hukum setiap pemberdayaan itu sendiri. Artinya ketika masyarakat
condong dan berusaha membentuk koperasi dan usaha mandiri lainnya, kita harus dapat mengawal
dan mendampingi secara aktif. Dengan kata lain kita akan memberikan stimulus yang berhubungan
dengan administrasi maupun pengetahuan tentang penting legalitas atau status hukum dari setiap
badan. Karena ini sangat erat kaitannyya dengan HAKI serta kondisi perundangan-undangan yang
ada.
Rencana jangka panjang
Setelah seluruh komponen terbangun dan terencana dengan matang, hal lain yang harus
diperhatikan adalah pemberdayaan dan kontinutas. Karena permasalahan mendasar yang sering
terjadi dalam setiap perencanaan atau perubahan apa yang terjadi dilapangan. Maka setiap
emitmen yang berkecimpung dalam pengembangan masyarakat dibutuhkan informasi yang akurat
serta aktual. Dengan mengatasi hal mendasar itu kita dapat menyelenggarakan serta menekankan
tentang pentingnya media informasi sebagai bagian dari komponen kemasyarakatan, disamping juga
akses tentang kemajuan teknologi dalam membangun setiap infomarsi agar selalu up to date.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 58
UNIVERSITAS SEMARANG
Community development berbasis nilai-nilai pemberdayaan, partisipasi, dan kemandirian dalam
masyarakat tidak terlepas dari kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Dengan bertumpu pada inisiatif dan partisipasi penuh masyarakat, maka penerapan
community development lebih ditekankan kepada upaya untuk mengembangkan kapasitas warga
masyarakat dalam hal perekonomian daripada pemecahan masalah demi masalah. Nantinya
masyarakat diharapkan mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka. Jadi dalam paradigma ini tujuan community development harus diupayakan dengan
keberlanjutannya yang artinya tidak harus memenuhi kebutuhan saat ini tanpa memperdulikan
kebutuhan masa yang akan datang, akan tetapi mengusahakan agar keberlanjutan pemenuhan
kebutuhan tersebut pada masa selanjutnya pada generasi kemudian..
Dalam proses community development, pemenuhan prasyarat untuk berpartisipasi harus
diupayakan oleh pelaksana perubahan. Masyarakat harus diberi kekuatan dan lingkungan yang
kondusif untuk dapat berpartisipasi. Hal ini dilakukan melalui pengkondisian secara simultan sebagai
rangkaian dari proses community development.
Dari sumber yang ada terdapat beberapa prinsip yang mendasar dalam pengembangan masyarakat :
1. Integrated Development
Kegiatan pengembangan masyarakat harus merupakan sebuah pembangunan yang terintegrasi,
yang dapat mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu sosial, ekonomi, politik, budaya,
lingkungan, dan spiritual. Dengan kata lain, ketika kegiatan pengembangan masyarakat difokuskan
pada satu aspek, maka kegiatan tersebut harus memperhatikan dan memperhitungkan keterkaitan
dengan aspek lainnya.
2. Human Right
Kegiatan pengembangan harus dapat menjamin adanya pemenuhan hak bagi setiap manusia untuk
hidup secara layak dan baik.
3. Sustainability
Kegiatan pengembangan masyarakat harus memperhatikan keberlangsungan lingkungan, sehingga
penggunaan bahan-bahan yang non-renewable harus diminimalisir. Hasil kegiatan pengembangan
masyarakat pun tidak menimbulakn dampak buruk bagi lingkungan hidup manusia. Sustainability ini
mengandung pengertian pula bahwa kegiatan pengembangan tidak hanya untuk kepentingan
sesaat, namun harus memperhatikan sifat keberlanjutan dari kegiatan yang direncanakan.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 59
4. Empowerment
Pemberdayaan merupakan tujuan dari pengembangan masyarakat. Pemberdayaan mengandung arti
menyediakan sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada warga
masyarakat untuk meningkatkan kapasitasnya agar dapat menentukan masa depannya, dan dapat
berpartisipasi dalam kehidpan masyarakat dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Termasuk di
dalamnya menghilangkan berbagai hambatan yang akan menghalangi perkembangan masyarakat.
Hal ini juga berarti bahwa pengembangan masyarakat menjadi proses belajar bagi masyarakat untuk
meningkatkan dirinya, sehingga keghiatan pengembangan masyaakat dapat berkelanjutan.
5. Self-reliance
Kegiatan pengembangan masyarakat sedapat mungkin memanfaatkan berbagai sumber yang dimiliki
oleh masyarakat daripada menggantungkan kepada dukungan dari luar. Adapun sumber yang
berasal dari luar haruslah hanya sebagai pendukung saja.
6. Organic Development
Kegiatan pengembangan merupakan proses yang kompleks dan dinamis. Selain itu, masyarakat
sendiri mempunyai sifat organis. Oleh karena itu, untuk bisa berkembang membutuhkan lingkungan
dan kondisi yang sesuai dengan keadaan masyarakat yang unik. Untuk itu percapatan perkembangan
masyarakat hanya bisa ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, dalam pengertian ditentukan oleh
kondisi dan situasi pada masyarakat.
7. The Integrity of Process
Pengembangan masyarakat tidak hanya mementingkan hasil, namun juga prosesnya itu sendiri.
Proses di dalam pengembangan masyarakat akan melibatkan berbagai pihak, berbagai teknik,
berbagai strategi, yang kesemuanya harus terintegrasi dan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk belajar.
8. Co-operation
Pengembangan masyarakat lebih membutuhkan struktur yang kooperatif, mengingat proses
pengembangan masyarakat dilakukan untuk dalam kondisi yang harmonis dan tanpa kekerasan.
Kerjasama akan dapat lebih menguntungkan, karena dalam prosesnya terjadi saling melengkapi dan
saling belajar.
9. Participation
Pengembangan masyarakat sedapat mungkin memaksimalkan partisipasi masyarakat, dengan tujuan
agar setiap orang dapat terlibat secara aktif dalam aktivitas dan proses masyarakat. Partisipasi ini
juga harus didasarkan kepada kesanggupan masing-masing. Artinya bahwa setiap orang akan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 60
berpartisipasi dengan cara yang berbeda-beda. Dengan demikian perlu diperhatikan adanya upaya-
upaya yang dapat menjamin partisipasi dari berbagai kelompok masyarakat.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 61
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Isu : Lingkungan
Judul : Meneropong Lingkungan Hidup di Kudus
Pengertian
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan, lingkungan
hidup adalah segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk
hidup di bumi.
Permasalahan
Bentuk permasalahan lingkungan adalah mengenai isu pemanasan global yang secara lengsung
ataupun tidak langsung saling berdampak terhadap masalah lingkungan lainnya.
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Kerusakan Alam
a. Letusan gunung berapi
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b. Gempa Bumi
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin Topan
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Manusia
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 62
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan
Solusi
Mengingat perubahan iklim berdampak terhadap banyak sektor, maka penanganannya
membutuhkan konsep yang holistik dan koordinasi yang baik di antara sektor. Strategi nasional
menghadapi perubahan iklim juga perlu diarahkan pada pengembangan rekayasa sosial agar
masyarakat dapat mengalami perubahan sosial secara terencana, sistematis, dan menyeluruh yang
dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan kehidupan sosial dan ekologi.
Adapun solusi yang bisa dilakukan masyarakat secara langsung dalam upaya menangani
maalah lingkungan dan kelestariannya :
a. Pelestarian tanah
b. Pelestarian Udara
-Menggalakan penanaman pohon
-Mengupayakan pengurangan emisi
c. Pelestarian Hutan
Langkah-langkah (penanganan masalah)
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan aspek kunci yang harus menjadi agenda
pembangunan nasional dalam rangka mengembangkan pola pembangunan yang tahan terhadap
dampak perubahan iklim dan gangguan anomali cuaca yang terjadi saat ini dan antisipasi dampaknya
ke depanAgenda adaptasi dalam strategi pembangunan untuk menghadapi anomali iklim atau
variabilitas iklim saat ini, antara lain dengan cara:
1. Program pengurangan risiko bencana terkait iklim melalui program penghutanan kembali,
penghijauan terutama di kawasan hutan/lahan yang kritis, baik di hulu maupun di hilir
(kawasan pesisir) dengan keterlibatan masyarakat;
2. Peningkatan kesadaran dan penyebarluasan informasi perubahan iklim dan informasi adaptasi
pada berbagai tingkat masyarakat terutama untuk masyarakat yang rentan sebagai tindakan
kesiap-siagaan dini dan peningkatan kesadaran tentang bencana iklim yang semakin
meningkat;
3. Peningkatan kapasitas pengkajian ilmiah tentang perubahan iklim dan dampaknya serta upaya
pengendaliannya serta mengembangkan model proyeksi perubahan iklim jangka pendek,
menengah, dan panjang untuk skala lokal atau regional yang diperlukan untuk menilai
kerentanan dan dampak iklim serta menyusun rencana dan strategi kebijakan adaptasi
terhadap perubahan iklim untuk jangka pendek, menengah dan panjang;
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 63
4. Peninjauan kembali kebijakan-kebijakan inti yang secara langsung maupun tidak langsung akan
dipengaruhi oleh perubahan iklim. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mengidentifikasi
penyesuaian apa yang harus dilakukan terhadap program-program yang didesain dengan
mempertimbangkan arah perubahan iklim dan kenaikan muka air laut serta perubahan kondisi
sosial-ekonomi untuk mendapatkan kebijakan dan program yang lebih tahan terhadap
perubahan iklim;
5. Peningkatan kapasitas untuk mengintegrasikan perubahan iklim dengan pengarus-utamaan
adaptasi perubahan iklim ke dalam perencanaan, perancangan infrastruktur, pengelolaan
konflik, dan pembagian kawasan air tanah untuk institusi pengelolaan air;
6. Pengarus-utamaan adaptasi perubahan iklim kedalam kebijakan dan program di berbagai
sektor (dengan fokus pada penanggulangan bencana, pengelolaan sumber daya air, pertanian,
kesehatan dan industri);
7. Pengembangan isu perubahan iklim dalam kurikulum sekolah menengah dan perguruan tinggi.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 64
Universitas Gajah Mada
Pengertian
Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan
masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-
ekonomi-budaya yang lebih baik. Community development merupakan sebuah gerakan nyata serta
aplikasi multidisiplin ilmu sebagai suatu perwujudan menyelesaikan beragam permalahan yang
terjadi di masyarakat. Dan pada akhirnya, community development mampu menciptakan masyarakat
lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Pembangunan merupakan hal yang harus dilaksanakan demi terwujudnya suatu tujuan yang ingin
dicapai. Dan untuk membangun segala aspek yang ada di negara ini bukanlah hal yang mudah.
Bangsa Indonesia perlu melakukan revolusi pola pikir, sebagai satu cara cepat yang dapat digunakan
sebagai proses penyadaran yang menyeluruh bagi seluruh komponen bangsa, agar bangsa ini tidak
terlalu lama berada dalam perjalanan yang tidak pasti, akan ke mana, dan harus bagaimana. Jika
revolusi pola pikir dalam membangun dapat diterima dan dipahami dengan baik, maka inovasi sosial
dapat diselenggarakan.
Gerakan Community Development oleh mahasiswa adalah sevuah revolusi pola pikir yang
harus segara dilaksanakan. Bukan sekedar mengejar eksistensi pribadi, namun perwujudan nilai-nilai
kerakyatan yang menjadi nilai luhur perjuangan bangsa. Komitmen, konsistensi dan implementasi
adalah modal utama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera di masa yang
akan datang.
Pelaku community development
Pemerintah merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam upaya mensejahterakan
masyarakatnya sehingga pemerintah memiliki porsi yang paling besar dalam pengembangan
masyarakat. Secara tidak langsung pemerintah telah melakukan kegiatan pengembangan
masyarakat melalui penyelenggaraan program-program pembangunan pada berbagai
bidang kehidupan.
Organisasi juga turut menyelenggarakan pengembangan masyarakat atau menjadi pelaksana
pengembangan masyarakat. Organisasi ini dapat pula yang menyediakan dana untuk
kegiatan pengembangan masyarakat. Sebagaian besar organisasi pada umumnya
bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam menyelenggarakan pengembangan
masyarakat, terlebih lagi setelah pemerintah memberikan porsi yang lebih besar kepada
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk turut melaksanakan kegiaatn pengembangan
masyarakat.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 65
Agen perubahan ini merupakan sekelompok orang yang mau mengabdikan dirinya untuk
membangun masyarakat tanpa pamrih sepeserpun. Dan mahasiswa merupakan salah satu
agen perubahan yang diharapkan mampu menjadi pelaku community development di
lapangan.
VISI Gerakan Community Development 2045
Universitas Gadjah Mada merumuskan bahwa sasaran utama dalam kegiatan Community
Development adalah desa beserta masyarakatnya. Universitas Gadjah Mada merumuskan visi
Gerakan Community Development adalah , “Mewujudkan Desa Maju Berintegritas pada tahun
2045”. Dengan harapan , pada tahun 2045 desa-desa di Indonesia akan mengalami kemajuan yang
cukup signifikan baik dari kualitas sumberdaya manusianya maupun kehidupan perekonomiannya.
Perumusan Langkah Strategis Gerakan Community Development Mahasiswa.
Program Community Development memiliki tiga karakter utama yang harus menjadi pondasi utama
dalam pelaksanaannya, yaitu
1. Berbasis masyarakat (community based),
2. Berbasis sumber daya setempat (local resource based) dan
3. Berkelanjutan (sustainable).
Dua sasaran yang ingin dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan.
Sasaran pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan
(empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang
dalam proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian,
keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation), kesemuanya
berjalan secara simultan.
Dalam kegiatan Community Development , mahasiswa dalam lembaga kemahasiswaan akan
mengambil peranan penting baik sebagai eksekutor dilapangan maupun perumus konsep kegiatan.
Adapun langkah strategis yang akan dilakukan sebagai berikut :
Langkah Strategis 2010 – 2015
1. Melakukan pemetaan kebutuhan, potensi dan kendala.
2. Pembuatan guideline yang sistematis dan detail.(di dalamnya trmasuk revitalisasi)
3. Membentuk lembaga koordinasi yang mewadahi pergerakan comdev Indonesia.
4. Konsistensi Gerakan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 66
5. Gerakan Community Development sebagai kegiatan akademik formal.
6. Pendekatan kultural kepada masyarakat.
Langkah Strategis 2015 – 2025
1. Penguatan Kapasitas Kelembagaan
2. Evaluasi tahap pertama.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 67
Institut Teknologi Bandung
Community development adalah “Sebuah upaya untuk turut membangun masyarakat sebagai
bentuk pendidikan dan tanggung jawab mahasiswa melalui tindakan nyata dalam bentuk
mendayagunakan dan mengamalkan ilmu serta wawasan mahasiswa untuk memecahkan persoalan
– persoalan di masyarakat yang baik secara langsung atau tidak langsung dapat membangun
masyarakat tanpa menimbulkan dependensi dari masyarakat itu sendiri”
**definisi comdev disini merupakan definisi comdev versi mahasiswa, sebagai bentuk tanggung
jawab dari mahasiswa
Comdev yang dimaksud, merupakan:
-Diversifikasi gerakan mahasiswa
- Lesson-learned
- Gerakan yang massive
Kendala umum pergerakan Comdev yang menyebabkan gerakan Comdev tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya dan gerakan COmdev tidak dapat menjadi gerakan yang massive, dibagi
menjadi 2 cluster:
1. Koordinasi
- Institusi terkait (universitas)
- Pemerintah
- Investor
- Perbedaan persepsi masyarakat
- Perbedaan kultur antar kampus dan masyarakat di setiap daerah
2. Langkah dan teknis
- Kontinuitas dan konsistensi
- Implementasi keilmuan dalam gerakan comdev
- Kurangnya SDM
- Social Mapping yang belum sempurna
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 68
- Kurang pengetahuan tentang langkah, peran dan tanggung jawab apa yang harus dilakukan oleh
mahasiswa, tidak ada guideline yang jelas.
Bayangan Solusi
Koordinasi:
Pembentukan lembaga khusus mengelola gerakan comdev.
Networking yang baik, dengan investor dan pihak terkait.
Regenerasi: pendidikan tentang visi comdev sejak awal kepada mahasiswa.
Koordinasi dengan institusi.
Pemetaan potensi stakeholder.
Diskusi dan sharing dengan stakeholder scara berkala membahas progress yang terjadi.
Publikasi salah satu atau beberapa contoh comdev yang telah berhasil dilakukan sebagai
inspirator dan role model.
Mensinergiskan gerakan comdev pemerintah dan mahasiswa.
Pembuatan MoU antara pemerintah dan mahasiswa.
Keterlibatan masyarakat dalam inisiasi gerakan dan pendefinisian kebutuhan masyarakat.
Langkah dan Teknis
Ada organisasi yang mengontrol kontinuitas.
Pembuatan guideline yang detail dan sistematis dari awal sampai selesai, yang mencakup
kebutuhan masyarakat dan aplikasi keilmuan.
Kolaborasi antar lembaga keilmuan
Pemetaan potensi agen comdev.
Penurunan nilai dan kaderisasi.
Pengelompokkan universitas yang sudah mapan dalam pelaksanaan comdev, dan membuat
kurikulum sebagai petunjuk bagi universitas lain yang akan mulai melaksanakan comdev.
Background keilmuan bukan masalah dalam pelaksanaan. Kelompok ini dapat mengambil peran
di bidang yang lain yang berfokus pada pengembangan dan pencerdasan masyarakat. Atau
penerapan pada level yang lebih umum.
Research for society penelitian utk memecahkan masalah di masyarakat.
Visi pengembangan Community development secara umum di tahun 2045
1) Mandiri
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 69
Kemandirian masyarakat meningkat dalam memberdayakan potensi yang ada dengan
kemampuannya sendiri. Mampu beradaptasi dan bertahan dari perubahan zaman.
2) Pemerataan Kesejahteraan
Setiap daerah dapat mengenali lebih lanjut potensi daerahnya sehingga terjadi pemerataan
pembangunan
3) Sinergis
Kerjasama dengan stakeholder semaki solid dan meningkat dalam menjalankan community
development
4) Agen Comdev
Comdev sebagai identitas pergerakan mahasiswa. Perguruan Tinggi secara keseluruhan sebagai
Komponen utama pergerakan.
5) Influence
Masyarakat yang dapat mempengaruhi kemajuan.
Langkah Strategis Comdev secara Umum
5 tahun pertama (2010-2015):
Persiapan dan Pematangan Langkah Awal
Langkah konkret:
Melakukan pemetaan kebutuhan, potensi dan kendala.
Pembuatan guideline yang sistematis dan detail (di dalamnya trmasuk revitalisasi)
Membentuk lembaga penanggung jawab yang mewadahi pergerakan comdev satu Indonesia
untuk mengawal pergerakan Comdev.
Melakukan comdev awal secara serentak dengan tema yang sama sebagai perwujudan dari
komitmen yang terbentuk. (tema sesuai dengan kondisi, yang ditekankan adalah momentum)
Pembudayaan gerakan comdev.
Koordinasi dengan institusi terkait untuk menekankan bahwa comdev adalah bagian dari proses
pendidikan. Bentuknya tidak harus berupa nilai sks.
Pendekatan kultural kepada masyarakat.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 70
10 tahun selanjutnya (2015-2025) :
Implementasi Gerakan Comdev
Langkah konkret:
Melanjutkan gerakan comdev sederhana yang sustainable di beberapa daerah.
Menyebarkan dan mengembangkan gerakan comdev ke beberapa daerah, dengan karakter
yang berbeda disesuaikan kondisi daerah.
Pertukaran potensi daerah sekitar.
Meningkatkan cakupan comdev. Research ulang untuk lingkup baru.
Keterkaitan comdev antar daerah.
Melakukan kerjasama khusus dengan pemerintah beserta stakeholder yang terkait.
Langkah Strategis 2025-2045
- Belum terbahas, kurang lebih mengandung:
Menciptakan kerja sama yang lebih intensif dengan pemerintah daerah untuk pembangunan
daerah, mahasiswa mitra pemerintah dalam pembangunan
Membuat inovasi dalam pergerakan comdev sesuai kondisi zaman.
Memantapkan dan menjaga kestabilan gerakan Comdev
Konferensi lanjutan akan membahas :
- Pembahsan definisi comdev
- Pembenahan visi statement
- Langkah Strategis yang lebih jelas dengan mempertimbangkan
o Tujuan
o Langkah Pencapaian
o Ouput dari tujuan (parameter)
- Langkah Strategis khusus ITB (diharapkan lebih condong berkaitan dengan isu energi,
sebagaimana amanah yang diberikan oleh BEM-SI) dengan tanpa mengabaikan isu yang lainnya.
- Pemilihan delegasi ITB untuk Konferensi Mahasiswa Indonesia ITB Fair 2010
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 71
Universitas Tarumanegara
Pengertian
Community development atau pembangunan komunitas merupakan sebuah langkah briliant
yang dapat diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kehidupan masyarakat dalam
berbagai aspek, misalnya budaya, ekonomi, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan lainnya. Setiap
pihak baik dari pemerintah, aparatur negara, swadaya masyarakat (LSM),masyarakat umum, dan
generasi muda Indonesia yang termasuk di dalamnya mahasiswa/i dan pelajar dapat memberikan
kontribusinya, misalnya kegiatan pementasan seni yang dilaksanakan oleh mahasiswa/i. Harapan
dari community development ini adalah untuk menjadikan kehidupan bangsa Indonesia yang lebih
baik dari sebelumnya. Dengan pemikiran mendasar mengenai community development tersebut,
maka gerakan community development ini cocok diterapkan di kehidupan bangsa Indonesia yang
memiliki keragaman budaya, sosial, adat istiadat, sumber daya alam, dan kondisi geografis yang
bervariasi.
Global warming menjadi isu internasional yang tidak akan pernah lepas dibicarakan oleh para
aktivis dan ilmuan lingkungan. Selain isu global warming yang sifatnya mendunia, ada juga masalah
kemiskinan yang harus kita perhatikan di ibukota Jakarta ini. Para gelandangan dan pengamen
adalah hasil para pejuang ekonomi yang kalah, mereka menjadi sasaran ketidaktahuan dan
ketidakpedulian terhadap sesama.
Kegiatan
Workshop dan pameran kreatifitas barang bekas dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2009 di
Kampus I Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S.Parman Jakarta Barat.
Dalam workshop ini yang bertemakan “Peduli Lingkungan Bersama Universitas Tarumanagara”,
kami mengajarkan masyarakat sekitar Universitas Tarumanagara perihal lingkungan yang kurang kita
perhatikan dan memberi pelatihan bagaimana melindungi ligkungan dengan potensi memanfaatkan
sebagai ladang usaha, yang diharapkan nantinya dapat mengurangi kemiskinan di ibu kota. Selain itu
workshop ini bertujuan untuk:
1. Mengajak masyarakat umum serta mahasiswa/i Universitas Tarumanagara untuk peduli
lingkungan.
2. Memberikan pendidikan kreatifitas untuk masyarakat sekitar Universutas
Tarumanagara.
3. Melatih masyarakat untuk membuka lapangan kerja mandiri yang baru.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 72
4. Membantu mengurangi dampak global warming
Pameran barang bekas dijadikan ajang pengenalan dan pengetahuan bahwa sampah/barang
non-organik seperti plastik dapat di daur ulang dan dijadikan sesuatu yang benar dan bias
dimanfaatkan dalam hidup sehari-hari kita. Dengan ini diharapkan sampah di ibukota dapat
berkurang dan setidaknya berpartisipasi dalam pencegahan global warming yang lebih parah, karena
ini bukan hanya gerakan satu orang untuk menghentikannya tetapi tugas kita semua untuk
memperbaikinya.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 73
Universitas Mercu Buana
Kendala
Arus globalisasi merupakan krisis terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia saat ini. Arus
informasi dan telekomunikasi menimbulkan sebuah kecenderungan memudarnya nilai-nilai
pelestarian budaya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Boleh dikatakan bahwa budaya yang merupakan sistem simbol dan
norma dalam masyarakat Indonesia yang ada sekarang ini macet. Kemacetan budaya ini karena
masyarakat kurang mengantisipasi dengan baik pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa
sendiri.
Diversitas budaya bangsa Indonesia menjadi sebuah anugerah yang membuat kita terlena. Terlalu
nyaman buat kita memiliki keragaman budaya ini. Hingga setelah lagu kita, baju kita, sampai
masakan kita diambil orang baru kita menyadari bahwa ternyata kita kaya.
Solusi
Solusi yang tepat adalah dengan menyerahkan hak kepemilikan ekspresi budaya tradisional kepada
negara dengan harapan hal ini mampu menumbuhkan rasa kepemilikan bersama sehingga kita dapat
terhindar dari proses disintegrasi bangsa. Sudah saatnya kini bangsa Indonesia membuat suatu
perlindungan hukum semisal Paten Negara atau yang lebih jauh Pengakuan Internasional bagi
Ekspresi Budaya Bangsa Indonesia. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke
Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 74
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Pengertian
“Rangkaian Kegiatan secara kontinue dalam rangka mengubah perilaku (pengetahuan, sikap,
kesadaran dan keterampilan yang ada kaitannya dengan upaya konservasi sumber daya yang
dimiliki) masyarakat secara langsung atau tidak langsung agar optimalnya peran mahasiswa
mendayagunakan dan mengamalkan ilmu serta wawasannya untuk menuju masyarakat yang
sejahtera”
Kendala
1. Koordinasi
- Institusi terkait
Belum banyak nya institusi/sekolah tertarik dengan konsep pembelajaran yang ditawarkan
dilihat masih jarangnya sekolah yang mengadakan pendidikan konsevasi.
- Pemerintah
Pemerintah masih menitik beratkan pendidikan formal belum intens terhadap pendidikan
konservasi dan konsep community development.
- Universitas
Tri darma perguruan tinggi yang pincang terhadap kebijakan pemerintah sebagai tempat
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dan mahasiswa kurang gerak publik untuk
mengimplementasikan kebijakan community development diberbagai aspek.
- Investor
Kurang tertarik nya investor terhadap perubahan iklim secara umum dilihat dari hasil protokol
kyoto yang tidak jelas alur kebijakan dan pelaksanaan masing-masing negara, dan pendidikan
konservasi anak usia dini pada khususnya.
- Perbedaan persepsi masyarakat
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang Community Development (pengembangan
komunitas) dan pendidikan konservasi.
- Perbedaan kultur antar kampus dan masyarakat di setiap daerah
Hambatan dalam mengsinkronisasikan pemahaman dan informasi tentang lingkungan antara
mahasiswa dan masyarakat.
2. Langkah dan teknis
- Kontinuitas dan konsistensi
- Implementasi keilmuan dalam gerakan comdev
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 75
- Kurangnya SDM
- Social Mapping yang belum sempurna
- Kurang pengetahuan mengenai langkah, peran dan tanggung jawab apa yang harus dilakukan
oleh mahasiswa.
- Tidak ada guideline yang jelas.
Langkah
1. Melakukan pemetaan kebutuhan, potensi dan kendala.
2. Pembuatan guideline yang sistematis dan detail.(di dalamnya trmasuk revitalisasi)
3. Membentuk lembaga penanggung jawab yang mewadahi pergerakan comdev satu
Indonesia untuk membangun rasa saling memiliki dan saling bertanggung jawab.
4. Merancangan pergerakan comdev satu Indonesia.
5. Melakukan comdev awal secara serentak dengan tema yang sama sebagai perwujudan dari
komitmen yang terbentuk.
6. Kaderisasi agen2 berkarakter comdev dalam setiap lembaga untuk regenerasi. Atau
pembudayaan gerakan comdev.
7. Gerakan comdev bisa bernilai SKS. Termasuk kegiatan kurikuler?? (Intinya adalah koordinasi
dengan institusi terkait utk menekankan bahwa comdev adalah bagian dari proses
pendidikan. Bentuknya tidak harus berupa nilai sks.)
8. Pendekatan kultural kepada masyarakat.
IMPIAN 2045
Impian 2025-2045
1. Gerakan Comdev sebagai salah satu identitas pergerakan mahasiswa yang stabil dan massive
2. Kerja sama yang lebih intensif dengan pemerintah daerah untuk pembangunan daerah,
mahasiswa mitra pemerintah dalam pembangunan
3. Inovasi dalam pergerakan comdev sesuai dengan kondisi ideal.
SOLUSI
a) Comdev ini masih tahap rancangan kami /gagasan awal dari BEM Unmuh Bengkulu dan perlu
pengkajian yang lebih dalam.
b) Pendidikan konservasi melalui anak usia dini ini diambil karena cukup potensial diterapkan di
Bengkulu karena tingkat kerusakan lingkungan belum terlalu parah, perlu di uji coba sebagai
model yang digunakan dalam proses pembelajaran dan penyelamatan lingkungan.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 76
c) Pendidikan konservasi ini sudah saatnya diterapkan pada semua jenjang pendidikan dan
dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran mengingat tantangan iklim dunia yang semakin
memprihatinkan.
d) Memanfaatkan sebaik mungkin peranan mahasiswa dalam pencapaian Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan tanpa mengindahkan komponen lainnya.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 77
Universitas Padjadjaran
Nama dan Tema Kegiatan
Nama : “Bina Desa PKM (Bisa PKM)”
Tema : ‘Social It’s Our Focus’
Nama : Taman Ilmu(TAMU)
Target
A. Bina Desa selama 3 tahun kedepan
1. Tahun pertama : Meningkatkan perekonomian dan menjalin hubungan antara
masyarakat desa Sindangsari dengan mahasiswa UNPAD
2. Tahun kedua : Pengembangan kemampuan masyarakat dibidang pendidikan dan
kesehatan.
3. Tahun ketiga : Membentuk kemandirian warga dan meningkatkan peran serta aktif
dari masyarakat.
B. Target Taman Ilmu selama 3 tahun kedepan
1. Tahun pertama : Pencitraan Taman Ilmu kepada masyarakat.
2. Tahun kedua : Penguatan Fondasi Taman Ilmu.
3. Tahun ketiga : Perubahan Taman Ilmu menjadi Badan Hukum Mandiri.
Kegiatan
Bina Desa
Bina Desa (Bisa PKM) merupakan suatu kegiatan pengabdian mahasiswa Unpad kepada desa
di sekitar lingkungan Unpad Jatinangor. Fokus kegiatan Bisa adalah upaya peningkatan dan
pengembangan masyarakat pada tiga bidang yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 78
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Keterangan
Bidang Kesehatan
1 Ibu Senang, JaninSehat Meningkatkan
kesehatan ibu
hamil dan janin
Ibu hamil yang
berada di desa
Sindangsari
2 Efisiensi Tanaman Obat
bagi Masyarakat
Memberikan
informasi manfaat
tanaman obat.
Masyarakat Desa
Sindangsari.
3 Penyuluhan tentang
sampah dan simulasi
pembuatan tong
sampah
Meningkatkan
kesadaran untuk
peduli pada
lingkungan
Masyarakat Desa
Sindangsari
4 Kami Ada Untuk Anda Meningkatkan
kesehatan warga
Masyarakat Desa
Sindangsari
Balai
Pengobatan
Gratis
Program kerja Bidang Ekonomi
1. KUMAN ( Koperasi
Usaha Mandiri)
Meningkatkan
pendapatan
warga melalui
koperasi
Pengurus
Koperasi Desa
Sindangsari
2. PELET IKAN ( Pelatihan
Pembuatan Pakan
Alternatif Ikan )
Mengatasi
masalah
mahalnya harga
pakan ikan dan
membantu
meminimalisir
dana dalam
Kelompok Tani
Perikanan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 79
proses ternak ikan
3. PINDANG (
Pengembangan Home
Industri Dodol Pisang )
Meningkatkan
ekonomi warga
desa melalui
bisnis rumah
tangga
Ibu – ibu PKK
4. PAHAT RINGAN
(Pelatihan
Pengendalian Hama
Penyakit Tanaman
Ramah lingkungan)
Mengatasi
masalah hama
penyakit
pertanian tanpa
mengabaikan
kelestarian alam
Kelompok Tani
Pertanian
Program kerja Bidang Pendidikan
1. Bimbel Mata Pelajaran
UN
Membantu
persiapan siswa
dalam
6menghadapi UN
dengan tujuan
akhir siswa lulus
100%.
Siswa kelas VI
SDN I dan II
Manglayang dan
MI.
2. Lebih Dekat dengan
English dan
Matematika
Membantu
memberikan
pengenalan
terhadap bahasa
Inggris dan
memantapkan
pemahaman
tentang
matematika
Siswa kelas V
SDN Manglayang
I, II dan MI
Bimbingan
Belajar
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 80
3. Aku Tahu Karena Aku
Membaca
Menghidupkan
kembali
perpustakaan
sekolah yang
sudah ada
Siswa – siswi
SDN I dan II
Manglayang dan
MI
4. It’s All About Me Membangun
kesadaran akan
pentingnya
pendidikan untuk
masa depan yang
lebih baik
Siswa kelas VI
SDN I dan II
Manglayang dan
MI
5. Be Smart n Cretive
With Mading
Meningkatkan
kreatifitas dan
untuk
mengetahui
minat siswa siswi
Siswa kelas IV
dan V SDN I&II
Manglayang dan
MI
Program kerja Bidang Kepemudaan
1. KAKUS ( Kejuaraan
Antar Kampung Untuk
Sehat )
Membentuk
pemuda yang
sehat, Mengisi
waktu luang
pemuda
sehingga
terhindar dari
kegiatan negatif.
Pemuda desa
Sindang Sari.
2. Yuk..Ngaji..Yuk..
(pendidikan berbasis
keagamaan)
meningkatkan
ketakwaan dan
keimanan
pemuda Desa
Sindangsari
pemuda –
pemudi Desa
Sindangsari
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 81
Bidang Bantuan Sosial
1. KPK (Kegiatan
Penyuluhan Katarak)
Mendeteksi dan
menanggulangi
katarak sejak dini
Anak SD di
wilayah desa
Sindang Sari
2. BI (Bantuan Insidental) Menimbulkan
rasa kepedulian
mahasiswa.
Warga desa di
sekitar Kampus
Unpad
Jatinangor
Memberikan
bantuan kepada
masyarakat
TAMAN ILMU (TAMU)
Taman Ilmu (TAMU) merupakan suatu kegiatan kepedulian Keluarga Mahasiswa Universitas
Padjadjaran dalam bidang pendidikan yang difokuskan pada anak-anank SD di sekitar kampus Unpad
Jatinangor. Kegiatan yang bekerjasama dengan yayasan Insan Bakti merupakan upaya dari
mahasiswa Unpad dalam meningkatkan kemampuan siswa-siswa SD yang ada di sekitar kampus dari
segi akademis, soft skill, mental dan spiritual anak, sehingga diharapkan kelak siswa-siswa binaan
dapat menunjukkan keunggulannya dibanding siswa-siswa lain. Beberapa rangkaian kegiatan TAMU
yang telah berjalan dari pertengahan kepengurusan diantarnya adalah :
No Nama Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan
Rutin
1. Kegiatan Belajar Mengajar Memperdalam ilmu
yang didapat siswa
disekolah
Proses belajar - mengajar
berbasis creative learning
2. Mading Curhatan Kami (MCK) Media mencurahkan
kreativitas anak - anak
Pembuatan mading
3. Rapor dan Konseling Mengetahui
perkembangan si anak
dan memberikan
motivasi untuk terus
semangat dalam
Report dari setiap wali
kelas mengenai keadaan
siswa dan pemberian
konseling kepada anak-
anak yang mengalami
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 82
belajar. keterlambatan dibidang
akademik
4. How To Make Prakarya? Membantu melejitkan
kemampuan otak
kanan anak-anak dan
menambah satu
kemampuan baru
Pemberian pelatihan
keterampilan tentang
prakarya
5. Taman Bacaan Untuk mendekatkan
anak-anak dengan buku
dan menumbuhkan
minat baca semenjak
dini.
Perpustakaan Taman Ilmu
Insidental
1. Upgrading Pengurus dan
Pengajar
Untuk manjaga semangat
pengajar dan pengurus
dalam menjalankan peran
dan fungsinya.
Pelatihan dan training
motivasi
2. Launching Taman Ilmu Memperkenalkan Taman
Ilmu di masyarakat
Sukawening dan
menanamkan rasa
kepedulian akan
pendidikan
Sosialisasi dan
pengesahan Taman Ilmu
di masyarakat disertai
dengan Talk Show
3. It's Time For Fun Part I Memberikan semangat
belajar baru pada anak -
anak
Kunjungan ke kandang
kelinci, domba, sapi yang
ada di UNPAD
4. Up Grading Pengurus dan
Pengajar part II
Menjaga semangat
pengajar dan pengurus
dalam menjalankan peran
dan fungsinya, serta untuk
Training Motivasi,
pelatihan, dan simulasi
disertai games
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 83
menambah softskill para
pengajar dan pengurus
Taman Ilmu
5. Keep Study at School Membantu anak-anak
putus sekolah tapi tetap
memiliki semangat untuk
sekolah.
Advokasi dan membantu
mengurus anak-anak
yang putus sekolah agar
dapat tetap sekolah.
6. Beasiswa, I want it Membantu meringankan
biaya anak-anak
bersekolah.
Memberikan bantuan
berupa beasiswa kepada
anak-anak yang tidak
mampu tapi tetap
semangat dalam
nersekolah
7. Islam is My Religion Memberikan pengetahuan
tentang agama disela-sela
menunggu buka puasa.
Pesantren kilat selama
satu minggu
8. Halal Bihalal Mempererat silahturahim
dengan siswa dan orang
tua.
Halal bihalal di Taman
Ilmu dan diakhiri dengan
kunjungan kerumah
siswa-siswa.
9. It's Time For Fun Part II
Rekreasi Ke Taman Lalu
lintas Bandung
Merefresh semangat
anak-anak dalam belajar,
sekaligus
memperkenalkan tata
tertib berlalu lintas
10. Peresmian Taman Bacaan Menarik minat anak-anak
untuk mau selalu datang
ke taman bacaan.
Peresmian dan
pengenalan taman
bacaan Taman Ilmu
11. It's Time For Fun Part III Mempererat hubungan
diantara sesama siswa dan
Kunjungan ke kebun
binatang.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 84
pengajar sekaligus
memperkenalkan hewan-
hewan kepada mereka
12. Show Up U'r Talent Melatih keberanian siswa
tampil didepan umum
Pentas Seni.
13. Workshop Memperkenalkan
pentingnya dunia
pendidikan kpd
masyarakat
Work Shop Pentingnya
Pendidikan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 85
STKIP Kusuma Negara Jakarta
Isu: Community Development di bidang pendidikan
Community Development adalah cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
sosial. Menurut istilah, ComDev berarti proses pengembangan masyarakat yang sistematis,
terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai akses sosial
kehidupan yang lebih baik.
Tahapan kegiatan ComDev, di antaranya adalah mengidentifikasi masalah oleh kita dan dengan
melibatkan masyarakat. Kemudian membentuk ‘task group’ (Kelompok Kegiatan) yang meliputi
kelompok-kelompok kegiatan yang akan mengidentifikasi lokasi sumber daya yang ada, masalah
yang ada maupun potensi yang dimiliki.
Dapat ditarik kesimpulan tentang definisi Community Development:
1. Community development merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan,
artinya kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisasi dan dilaksanakan tahap demi tahap
dimulai dari tahap permulaan sampai pada tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi
2. Community development bertujuan memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan
masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik
3. Community development memfokuskan kegiatannya melaui pemberdayaan potensi-potensi
yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sehingga prinsip to
help the community to help themselves dapat menjadi kenyataan
4. Community development memberikan penekanan pada prinsip kemandirian. Artinya
partisipasi aktif dalam bentuk aksi bersama –group action- dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki
masyarakat
Pendidikan merupakan salah satu metode yang tepat untuk menjawab isu-isu dan masalah-masalah
sosial pada Indonesia saat ini dan saat yang akan datang. Namun, masih kurangnya pemahaman
terhadap konsep pendidikan itu sendiri merupakan kendala yang sedang dihadapi bersama.
Terdapat hubungan antara pengembangan industri dengan dengan pengembangan masyarakat,
khususnya masyarakat lokal tempat pusat atau kegiatan industry berada. Namun, hubungan seperti
itu belum terwujud seperti yang diharapkan. Banyak factor penyebab, salah satunya belum banyak
digunakannya konsep-konsep dan model-model tindakan dari sebuah disiplin keahlian yang disebut
Community Development Pendidikan.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 86
Program yang telah dilaksanakan di STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA:
1. Sosialisasi pemendiknas No.16 th 2006 tentang kualifikasi dan standar kompetensi guru dan
sosialisasi guru
2. Seminar tentang profesionalisme guru dan lembaga pendidikan
3. Pelatihan guru dalam pengembangan PTK penelitian tindakan kelas
4. Bimbingan teknis kpda ips sma dalam pembelajaran berbasis IT
Langkah atau program STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA 2010-2045:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia dengan konsep modern
2. Memberikan pengabdian kepada masyarakat dengan pendidikan sehingga dijadikan
pedoman dalam pengembangan hidup
3. Memberikan pengajaran dengan pendidikan yang mampu bersaing di era modern sekarang
4. Mempersiapkan tenaga didik yang siap memberikan kontribusi pendidikan sehingga
mencapai sesuai dengan keinginan
5. STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA siap memberikan pengajaran dan penelitian dan
pengabdian untuk seluruh masyarakat Indonesia dalam mencerdaskan anak bangsa sesuai
dengan cita-cita kemerdekaan
6. Pengembangan pendidikan harus dinomorsatukan karena Jepang mampu menjadi negara
termaju di dunia karena pendidikan yang disiapkan dengan maksimal begitu pun Indonesia
harus melebihi Jepang
7. STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA akan menjadi pelpor dalam pengembangan pendidikan di
Indonesia yang paling depan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 87
Universitas Islam Sultan Agung
Pengertian
Community Development adalah gerakan pemberdayaan dari masyarakat yang bersifat lokal dan
mengangkat secara spesifik dan unik kemampuan-kemampuan daerah yang dapat diunggulkan agar
dapat mencapai suatu perkembangan daerah yang berkelanjutan melalui intergrasi dari tiga
komponen utama dalam perkembangan yaitu: masyarakat, ekonomi, dan lingkungan (ASEAN, UNDP
2006).
Permasalahan
Pada tatanan kehidupan masyarakat di pedesaan banyak terdapat berbagai permasalahan
yang sering terabaikan oleh masyarakat itu sendiri antara lain :
1. Masalah Kesehatan
1. Adanya penyakit mewabah di desa setempat yang dengan pantauan khusus terhadap
penyakit tertentu
2. Pemantauan status gizi penduduk setempat.
3. Adanya kawasan desa sehat dengan focus utama pengelolaan sanitasi rumah tangga
dan penanggulangan
penyakit menular.
2. Masalah Pendidikan
1. Prosentase penduduk buta huruf/angka.
2. Prosentase penduduk pada umur pelajar yang sedang mengenyam pendidikan pada
tingkatan SLTA/SMU.
3. Prosentase penduduk yang meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
4. Prosentase penduduk yang mendapatkan pendidikan agama serta kompentensi dalam
menjalankan agama.
5. Prosentase Penduduk yang mengerti dan menguasai akan kemajuan jaman terutama di
bidang Teknologi Informasi.
3. Masalah Kesejahteraan
1. Daya beli masyarakat setempat.
2. Pendapatan per kapita penduduk setempat yang terukur pada saat intervensi akan
dimulai.
3. Peluang kerja yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
4. Jumlah kelompok usaha mikro pada masyarakat desa.
4. Masalah Infrastruktur
1. Tersedianya sistem pengolahan limbah dan sanitasi lingkungan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 88
2. Tersedianya sistem pengairan serta drainase yang memadai
3. Tersedianya jalan akses yang layak
4. Tersedianya bangunan fasilitas umum
5. Tersedianya fasilitas umum yang meliputi:
a. Air bersih
b. Listrik
c. Komunikasi (internet, jaringan telephone dan sebagainya)
Tahap-Tahap Kegiatan
Setelah ditentukan berbagai permasalahan yang ada maka perlu disusun sebuah tahapan
dalam kegiatan ini. Adapun tahapan-tahapan itu terdapat 5 tahap yang akan dijalankan antara lain
sebagai berikut :
Tahap I
Waktu : 1 bulan
Kegiatan : - Survei statistikal untuk mendapatkan wilayah desa yang tertinggal
berdasarkan nilai IPM warga dengan menggunakan data sekunder berasal
dari BPS maupun BAPEDA Jateng.
- Survei lokasi untuk memastikan wilayah sekaligus melakukan verivikasi
lingkungan dengan data dari BPS dan BAPEDA.
- Pengecekan medan operasional dengan penentuan kebutuhan logistika guna
memperlancar pemberangkatan serta pemulangan segala perbekalan serta
peserta program.
Tahap II
Waktu : 1 bulan
Kegiatan : - Menganalisa semua permasalahan sesuai dengan hasil survey yang dilakukan
pada tahap I
- Menentukan Prioritasi permasalahan utama serta sekunder dari masyarakat
serta pemetaan kebutuhan serta kompetensi warga setempat yang
dilaksanakan melalui kajian ilmiah terhadap berbagai variable yang terdapat
pada desa tersebut.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 89
- Perencanaan intervensi Pelaksanaan Program yang akan dijalankan di
wilayah desa disesuaikan dengan hasil survey, kondisi dan keperluan warga
serta kriteria keberhasilan/kegagalanya.
- Pencarian nilai unggulan desa yang dapat dikembangkan menjadi identitas
desa.
Tahap III
Waktu : 1 bulan
Kegiatan : - Mempersiapkan dan memilih personalia yang akan diterjunkan sesuai
dengan kemampuan yang dibutuhkan berdasarkan Perencanaan Intervensi
Pelaksanaan Program yang akan dijalankan
- Pelatihan personalia yang akan diterjunkan sebagai pelaksana intervensi
yang telah direncanakan.
Tahap IV
Waktu : 4 bulan
Kegiatan : - Intervensi di desa binaan yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur
berdasarkan Rencana Program yang akan dijalankan.
- Mencari permasalahan kemudian mencari pemecahan masalah selama
dalam masa intervensi yang tidak ditemukan pada saat survey di tahap I
(Kondisional)
Tahap V
Waktu : 2 bulan
Kegiatan : - Monitoring dari hasil intervensi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
- Pelaporan hasil intervensi pada forum mahasiswa, forum ilmiah, serta
pemerintahan setempat, wilayah, maupun pusat.
Hasil yang di Harapkan
1. Masalah Kesehatan
Diharapkan keadaan kesehatan desa diusahakan sesuai dengan standarisasi kesehatan yang
telah ditentukan oleh Departemen Kesehatan Nasional .
2. Masalah Pendidikan
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 90
Diharapkan tingkat pendidikan masyarakat sesuai dengan panduan dari Departmen
Pendidikan Nasional dengan program wajib belajar 9 tahun dan pemberantasan buta aksara/angka
secara kontinue dan berkesinambungan. Diharapkan pula pengoptimalisasian dari pendidikan agama
agar dapat mempertahankan dan mengembangkan kekuatan moral penduduk setempat. Selain itu
masyarakat tergugah kesadarannya akan artinya pentingnya kemajuan Teknologi Informasi
3. Masalah Kesejahteraan
Terdapat peningkatan secara nyata dari pendapatan per kapita masyarakat setempat secara
signifikan sehingga dapat memperdayakan masyarakat untuk mengembangkan wilayah tersebut
secara mandiri dengan semangat gotong-royong
4. Masalah Infrastruktur
Diharapkan melalui kerja sama lintas sektoral, direalisasikan fasilitas umum yang dapat
mendukung terbentuknya masyarakat yang aman, tertib, maju, dan terpadu.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 91
Universitas Sriwijaya
Pengertian Umum
Pengembangan masyarakat secara garis besar, pekerjaan Sosial melibatkan intervensi atau
penanganan masalah pada dua aras atau tingkatan, yakni tingkat mikro (individu, keluarga,
kelompok) dan makro (organisasi dan masyarakat). Keterkaitan antara kedua tingkatan tersebut
merupakan jantungnya praktek Pekerjaan Sosial. Karenanya, selain dituntut untuk memiliki
pemahaman mengenai penanganan masalah yang dialami individu, keluarga dan kelompok. Pekerja
Sosial juga perlu memiliki pemahaman mengenai metode atau strategi dalam melakukan perubahan
organisasi, masyarakat dan kebijakan.
Kendala
Secara garis besar permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program adalah keterbatasan
dana, keterbatasan pendampingan karena program community development merupakan program
jangka panjang, serta dukungan dari pemerintah tidak berkala, dan sifatnya jangka pendek
Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan
Program pendidikan telah sedikit memberikan kontribusi berupa pendirian PAUD, TK/TPA,
Bimbingan Belajar yang objeknya anak anak usia sekolah dasar. Diharapkan dengan program ini
pemberantasan buta huruf masyarakat desa serta akselerasi pembelajarn untuk anak anak lebih bisa
dimaksimalkan.
Program pertanian berupa pemberian bibit jagung serta penyuluhan pertanian telah memberikan
andil yang besar untuk memberikan pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat desa.
Program kesehatan yang telah dilakukan berupa pengobatan gratis berkala serta sunnatan masal
bekerja sama dengan dinas kesehatan dan LSM serta penyuluahn kesehatan yang menyangkut isu
isu kesehatan terkini yang dilakukan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat
Program pembinaan agama untuk rutin dengan melakukan pendidikan untuk anak anak TK/TPA,
serta peringatan hari hari besar Islam. Untuk program sosila ekonomi berupa pelayanan sembako
murah dan lain lainMendukung program wirausaha, untuk program jangka pendek program
wirausaha yang dilakukan adalah koperasi sembako dan hasil pertanian, sebagian dana disisihkan
oleh warga untuk membangun koperasi yang dana bisa dipakai untuk pendirian koperasi. Tutorial
wirausaha diharapkan kedepannya masyarakat bisa membuat usaha mandiri berupa usaha tenun
songket yang modal usaha bisa didapatkan daridana bergulir yang dikeluarkan oleh LPM, serta
lembaga zakat. Potensi sungai diharapkan juga menjadi potensi tambak yang diusahakan warga
sebagai mata pencarian sampingan dengan pengusahan bantuan bibit dari dinas terkait di daerah.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 92
Harapan besar pada pemerintah kabupaten dan pihak swasta untuk bisa membangun jalan akses
keluar masuk desa untuk mendukung keberlanjutan usah masyarakat desa itu sendiri.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 93
Universitas Airlangga
Pengembangan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan program comdev adalah suatu
program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pada masyarakat. Program ini
sesuai dengan Tridharma perguruan tinggi yang salah satunya ada unsur pengabdian masyarakat.
Universitas Airlangga sebagai salah satu univ yang menjunjung pengabdian masyarakat harus bisa
ikut serta dalam memajukan masyarakat sekitar khususnya masyarakat jawa timur.
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan saat
ini menjadi salah satu indikator kesuksesan dari masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
diterima maka akan semakin tinggi pula peluang untuk meraih kesuksesan. Namun ironisnya, sejalan
dengan majunya perkembangan pendidiakan yang disertai dengan peningkatan dalam segi fasilitas
belajar membuat sebagian masyarakat terlantar pendidikannya akibat kurangnya kemampuan
ekonomi mereka untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Karena itulah dari analisa tadi
terdapat kaitan erat antara pendidikan dengan ekonomi masyarakat. Hal ini akan coba diatasi
dengan planning konsep sinergisitas pendidikan dengan ekonomi.
A. Program Community Develovment I (Bidang Pengembangan Ekonomi masyarakat)
Dasar program :
1. Masyarakat disekitar kampus rata-rata terdiri dari masyarakat menengah ke bawah.
2. Pemberdayaan masyarakat disekitar kampus Unair masih kurang dan perlu adanya
program yang berkesinambungan untuk peningkatan ekonomi dan taraf hidup
masyarakat.
Prinsip kerja :
Adalah pembangunan masyarakat berupaya untuk memberdayakan individu dan kelompok
masyarakat dengan menyediakan kelompok-kelompok ini dengan keterampilan yang mereka
butuhkan untuk membuat perubahan di komunitas mereka sendiri. Pemberdayaan dapat
dimulai dengan pelatihan dalam Urban Farming di perikanan, peternakan, pertanian
maupun hasil produk pangan yang berguna bagi masyarakatnya. Sinergisitas antara ekonomi
dan pendidikan sangat berperan besar pada konsep comdev kali ini.
B. Program Community Development II ( Bidang Pendidikan ) :
1. Program Pengentasan anak – anak putus sekolah di kota Surabaya
2. Adanya Rumah Belajar Anak
3. Adanya Peningkatan kualitas mutu pendidikan dengan adanya bantuan Beasiswa Belajar
bagi anak2 berprestasi.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 94
Dasar program :
Survey Depdiknas ada sekitar 15.000 anak2 putus sekolah, dinas pendidikan surabaya >
1.000 anak-anak putus sekolah karena berbagai faktor :
1. Tidak mampu membeli perlengkapan sekolah seperti : seragam, alat tulis, dll =
80 %
2. Tidak ada motivasi = 10 %
3. Tidak ada Pendampingan = 3 %
4. Lain-lain 2 %
Tujuan jangka panjang :
Diharapkan pada tahun 2020 tidak ada lagi anak – anak indonesia yang putus
sekolah.
Peningkatan Kualitas pendidikan lewat Rumah Belajar Anak dan Beasiswa Belajar
Planning Strategi Pelaksanaan:
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 95
Sistematika Manajemen Anggaran & Fasilitas :
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 96
Institut Teknologi TELKOM
Pengertian
Community Development usaha yang dapat dilakukan pada umumnya bisa berupa
pembentukan komunitas yang perlu, pemantapan internalisasi, peningkatan kualitas perangkat
(kader), serta perluasan jaringan.
Kendala
1. Kendala internal:
a. Belum semua pelaku kegiatan memahami visi besar dan misi dari program-program
tersebut.
b. Kekurangmampuan mengatur waktu dan kegiatan yang harus diprioritaskan menjadi
masalah berikutnya.
c. Tidak jarang ditemui pelaksana yang tidak siap ataupun tidak serius saat menyiapkan
acara, baik materi ataupun sudah masuk tahapan teknis.
d. Kekurangan Dana.
2. Kendala eksternal:
a. Kurangnya komunikasi dan kesepahaman antara BEM dengan institusi.
b. Tidak semua stakeholder masyarakat peduli dengan program yang dicanangkan oleh
mahasiswa.
c. Pemberian materi langsung dari kegiatan kita kepada masyarakat tidak banyak
membantu pengembangan tersebut.
Langkah Strategis
a. Rencana jangka pendek ( 1 s.d 3 tahun – 2010 s.d. 1012)
1. Program Community Development sudah dilaksanakan secara berkelanjutan.
2. Program unggulan Community Development ini dapat meningkat secara keseluruhan
dari jumlah pesertanya, meningkat sampai 10-20% per tahunnya.
3. Timbulnya antusiasme dari para peserta (masyarakat maupun mahasiswa) secara
bertahap.
4. Perluasan daerah kerja dapat ditingkatkan dari mulai sebatas beberapa RT, menjadi
satu atau lebih desa-desa yang ada.
5. Pemahaman masalah korupsi menjadi bagian dari program Community Development
6. Untuk mempersiapkan point nomor empat, kita galang kerja sama dengan beberapa
BEM dan LSM yang ada di kabupaten Bandung.
KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA BANDUNG, 5 – 7 FEBRUARI 2010
Halaman | 97
b. Rencana jangka menengah (3 s.d 10 tahun – 2012 s.d 2020)
1. Kegiatan Community Development ini didukung oleh beberapa pihak yang tertarik
mengadakan pengembangan masyarakat.
2. Communtiy Development sudah memperhatikan isu pemanasan global dan
dampaknya pada masyarakat.
3. Program-program terkait dengan Community Development ini sudah mengambil
energi dari para masyarakat sebagai pelaksana program.
4. Terlaksananya lokakarya antara masyarakat di daerah yang kita bina dengan
masyarakat di daerah lain, pada ujungnya adalah munculnya cita-cita bersama antar
lingkup wilayah tersebut.
5. Community Development ini menjadi wacana besar di kampus yang ada dalam
wilayah propinsi, ujungnya adalah dukungan kuat dari pemerintah propinsi baik
pembenahan infrastruktur ataupun dana pendukung pelaksanaan program bersama.
c. Rencana jangka panjang (10 s.d 35 tahun – 2010-2045)
1. Masyarakat sudah “tidak perlu dibimbing”, artinya masyarakat yang sudah
tergabung dalam program ini sejak lama bisa mengambil kebijakan bersama
terhadap keberlangsungan program.
2. Adanya peran Internasional dalam program Community Development. Semacam
brotherhood city antarkota atau antarpropinsi di dunia.
3. Indonesia dengan masyarakat mandiri bukan sekedar menjadi slogan dan wacana
belaka, namun sudah mampu teraplikasi dalam seluruh segmen masyarakat dalam
setiap aspek kehidupan.