hasil p3

3
1. HASIL No Jenis Perlakuan Pengamatan Kontraksi Jantung Frekuensi /10 detik Amplitu do (cm) Keterangan 1 Normal 14 0,5 2 Suhu 37 o C K 15 0,5 F : naik ; A: turun P 19 0,2 5 o C K 17 0,3 F : turun ; A: naik P 16 0,5 3 Obat Adrenalin K 11 0,5 F : naik ; A: naik P 14 0,6 Acetylcho lin K 20 0,5 F : turun ; A: turun P 10 0,2 4 Blok Parsial K 12 0,2 F : naik ; A: naik P 18 0,3 Total K 12 0,4 F : turun ; A: turun P 0 0 5 Otomas i + - Atrium masih berkontraksi ;

Upload: ulfi-putriadi

Post on 11-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AsdfghjkL

TRANSCRIPT

1. HASIL

NoJenis PerlakuanPengamatan Kontraksi Jantung

Frekuensi/10 detikAmplitudo (cm)Keterangan

1Normal140,5

2Suhu37oC

K150,5 F : naik ; A: turun

P190,2

5oC

K170,3F : turun ; A: naik

P160,5

3ObatAdrenalin

K110,5F : naik ; A: naik

P140,6

Acetylcholin

K200,5F : turun ; A: turun

P100,2

4BlokParsial

K120,2F : naik ; A: naik

P180,3

Total

K120,4F : turun ; A: turun

P00

5Otomasi+-Atrium masih berkontraksi ;Ventrikel sudah tidak berkontraksi

1. Pengaruh obat-obatan terhadap kontraksi jantunga. AdrenalinBerdasakan hasil pengamatan, didapatkan bahwa adrenalin dapat meningkatkan frekuensi dan amplitudo otot jantung. Hal ini dikarenakan adrenalin mempunyai sifat yang sama dengan perangsang simpatis. Ketika adrenalin dilepaskan, maka terjadi permeabilitas pada natrium dan kalsium. Di dalam nodus SA peningkatan permeabilitas terhadap natrium penyimpangan potensial membrane istirahat, sehingga terjadi percepatan dalam penghantaran rangsang. Pada nodus AV, kenaikan permeabilitas terhadap natrium memudahkan rangsangan antar satu serabut terhadap serabut lainnya. Sedangkan kenaikan permeabilitas terhadap kalsium akan meningkatkan kontraksi otot. Akibatnya, jumlah darah yang mengalir akan meningkat (Hukum Frank Starling), sehingga frekuensi otot jantung meningkat. b. AcetylcholineBerdasarkan hasil pengamatan, didapatkan bahwa acetylcholine dapat menurunkan frekuensi dan amplitudo otot jantung. Hal ini dikarenakan acetylcholine mempunyai sifat yang sama dengan perangsang parasimpatis. Ketika acetylcholine dilepas, maka akan terjadi 2 hal. Pertama, terjadi penurunan frekuensi nodus SA. Kedua akan terjadi penurunan eksitabilitas serabut penghubung dengan serabut penghubung AV dan terjadi penurunan permeabilitas membrane serabut terhadap kalium. Sehingga ion kalium mudah terjadi kebocoran, sehingga terjadilah hiperpolarisasi. Di dalam nodus - SA, hiperpolarisasi mengakibatkan penurunkan potensial membran istirahat ke arah negatif, sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai potensial ambang rangsang. Akibatnya frekuensi irama serabut nodus SA akan lambat. Sementara di dalam nodus AV, hiperpolarisasi menyebabkan serabut-serabut penghubung sukar merangsang serabut nodus, sehingga akan memperlambat konduksi impuls.