hasil pengamatan bpdp-6 (pendingina dan pembekuan)
TRANSCRIPT
Dheya Desita
240210130053
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum yang dilaksanan pada tanggal 24 April 2014 dikenalkan mengenai
pengawetan dengan suhu rendah yakni pendinginan dan pembekuan. Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum pendinginan adalah sayuran, buah-buahan, daging,
telur, tahu dan tempe. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum pembekuan
adalah bunga kol, jagung, nenas, daging dan melon.
Pengawetan dengan menggunakan suhu rendah dibedakan atas pendinginan
(refrigerasi) dan pembekuan, kecepatan pertumbuhan mikroorganisme dan kecepatan
reaksi-reaksi kimia dan biokimia pada suhu rendah lebih lambat sehingga kerusakan
yang ditimbulkannya akan diperlambat.
Penyimpanan suhu rendah dibedakan atas :
1. Penyimpanan Controlled Atmosphere (CA) dan penyimpanan hipobar
(bertekanan rendah). Suhu penyimpanannya berkisar antara –2 dan –16°C.
Pada penyimpanan CA, selain suhu rendah juga komposisi udara dalam
ruangan penyimpanan diatur agar kadar oksigennya rendah dan kadar
karbondioksidanya tinggi. Penyimpanan pada hipobar, selain suhu rendah
juga dilakukan pemompaan keluar udara sehingga diperoleh keadaan
bertekanan rendah.
2. Pembekuan. Penyimpanan makanan beku umumnya dilakukan pada – 18°C,
dengan cara ini makanan dapat tahan beberapa bulan hingga
setahun.Pembekuan biasanya Karena pada pembekuan sebagian air dalam
bahan menjadi es, maka penghambatan pertumbuhan mikroorganisme juga
timbul akibat penurunan aktivitas air.
5.1 Pendinginan
Pendinginan atau refrigerasi adalah penyimpanan pada suhu di atas titik beku
yaitu di antara -20C dan 160C. Suhu lemari es umumnya berkisar antara 40 – 70C
(Tjahjadi, 2011). Tujuan penyimpanan suhu dingin (cold storage) adalah untuk
mencegahh kerusakan tanpa mengakibatkan pematangan abnormal atau perubahan
Dheya Desita
240210130053
yang tak diinginkan sehingga mempertahankan komoditas dalam kondisi yang dapat
diterima oleh konsumen selama mungkin (Tranggono, 1990). Pengaruh pendinginan
terhadap makanan yaitu:
1. Penuruan suhu akan mengakibatkan penurunan proses kimia, mikrobiologi
dan biokimia yang berhubungan dengan kelayuan (snescence), kerusakan
(decay), pembusukan dan lain-lain.
2. Suhu di bawah 00C air akan membeku dan terpisah dari larutan membentuk
es, yang mirip dalam hal air yang diuapkan pada pengeringan atau suatu
penurunan aw (Buckle, 1985)
Daya tahan simpan makanan yang disimpan dengan pendinginan berkisar
antara beberapa hari sampai beberapa minggu tergantung pada jenis makanannya.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam refrigerasi atau pendinginan adalah:
1. Pendinginan pendahuluan.
2. Pembersihan, pembuangan bagian-bagian yang tidak dikehendaki, grading
dan sortasi serta pengemasan.
3. Pemilihan suhu penyimpanan.
4. Suhu ruangan penyimpanan harus dipertahankan konstan (Tjahjadi, 2011)
Praktikum kali ini, bahan-bahan yang digunakan adalah sayuran, buah-buahan,
daging, telur, tahu dan tempe. Jenis sayuran yang digunakan yakni wortel, sawi,
buncis, seledri, kacang merah dan toge. Jenis buah-buahan yang digunakan pada
prakrikum ini yaitu tomat, jeruk dan apel.
Beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan pendinginan pada
sayuran diantaranya menyiapkan kantung plastik dan melubanginya sebanyak 8
lubang. Kantung plastik ini akan digunakan untuk membungkus sayuran dan lubang
pada kantung berfungsi untuk pengaturan RH di dalam plastik agar tidak mencapai
keadaan jenuh, karena dapat mempercepat terjadinya pembusukan oleh bakteri.
Bahan pangan yang akan diawetkan pada suhu rendah atau disimpan dalam lemari es
harus dikemas dengan baik, karena;
Dheya Desita
240210130053
1. Bahan pangan dalam penyimpanan dingin akan kehilangan air karena RH
dalam lemari es rendah. Akibatnya, terjadi pengerutan/layu, pengeringan,
pengerasan, susut bobot dan lain-lain.
2. Beberapa jenis bahan pangan mudah sekali melepaskan bau atau menyerap
bau dari dan / ke lingkungannya (Tjahjadi,2011)
Langkah selanjutnya adalah sayuran disortasi. Sortasi ini bertujuan untuk
memisahkan produk berdasarkan kriteria tertentu seperti ukuran, bentuk, warna, berat
jenis, derajat kematangan. Sortasi sayuran selesai, sayuran dicuci agar bersih dan
tidak ada kotoran yang menempel kemudian ditiriskan. Sayuran yang telah ditiriskan
tersebut ditimbang dan dimasukkan kedalam kantong yang telah disiapkan
sebelumnya, diikat dan disimpan dalam lemari es selama 2 minggu. Pengamatan
terhadap sayuran ini dilakukan setiap seminggu sekali.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pendinginan buah diantaranya
penyiapan plastik dan melubanginya sebanyak 8 lubang sama halnya seperti yang
dilakukan pada pendinginan sayuran. Sama hal nya seperti sayuran buah-buahan
disortasi, dicuci, ditiriskan, ditimbang dan dimasukkan ke dalam kantung plastik lalu
disimpan dalam lemari es. Buah tomat tidak dilakukan pencucian, hanya dilap
menggunakan lap basah. Tomat tidak dicuci karena dikhawatirkan pada saat
pencucian air akan masuk ke dalam tomat sehingga dapat menyebabkan peningkatan
Aw tomat yang akhirnya akan menjadi tempat tumbuh bagi mikroba pembusuk
Daging yang akan didinginkan dimasukkan ke dalam styrofoam lalu ditutup
dengan clingwrap dan disimpan pada chiller. Daging dikemas dengan cukup udara di
sekitarnya agar tidak berubah warna dan menghasilkan bau dan rasa yang
menyimpang. Untuk pendinginan telur, dilakukan pembersihan terlebih dahulu
dengan cara dilap, bila telur dicuci maka kulitnya harus diolesi dengan minyak
goreng agar pori-pori tertutup kembali. Pembersihan ini bertujuan agar telur bersih
dan tidak ada kotoran yang menempel. Telur yang sudah bersih kemudian dilakukan
penimbangan, lalu telur dimasukkan ke dalam wadah telur dengan posisi bagian yang
lebar di atas, yaitu bagian tempat kantung udara berada.
Dheya Desita
240210130053
Bahan yang selanjutnya adalah tahu, tahu yang akan didinginkan dicuci terlebih
dahulu dengan air bersih agar bersih dan tidak ada kotoran yang menempel. Tahu
yang sudah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik, dan ditambahkan
air hingga terendam dan tertutup wadahnya. Penambahan air ini bertujuan agar tahu
tidak kering. Tahu yang sudah direndam dan ditutup lalu disimpan pada lemari es.
Untuk bahan yang terkahir yaitu tempe, dibungkus dengan kantung plastic secara
utuh lalu ditimbang dan disimpan pada lemari es. Semua bahan-bahan yang disimpan
dalam lemari es tersebut di amati setiap 1 minggu sekali selama 2 minggu kecuali
untuk daging ayam diamati dua hari sekali selama 1 minggu. Hasil pengamatan dari
pendinginan sayuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pendinginan pada Sayuran
Kel Bahan
Pangan
Waktu Kesegaran Warna Aroma Tekstur Berat gambar
9A Kacang
merah
Sebelum Segar +++ Merahk
ecoklat
an
Khas
kacang
merah
Keras +
++
96,67
gram
Minggu
ke I
Segar ++ Merah
kecokla
tan
Khas
kacang
merah
Keras +
++
100
gram
Minggu
ke II
Segar + Merah
kecokla
tan
Khas
kacang
merah
kurang
segar
Keras +
+
100
gram
Dheya Desita
240210130053
6A Wortel Sebelum Segar +++ Orange
+++
Aroma
wortel
segar
Keras +
++
200
gram
Minggu
ke I
Segar++ Orange
++
Aroma
wortel
++
Keras +
++
210
gram
Minggu
ke II
Tidak
segar
Orange
pucat
Hambar Keras +
+++
210
gram
7A Sawi Sebelum Segar +++ Hijau Khas
sawi
Keras
utuh
60
gram
Minggu
ke I
Lebih
lentur ++
Hijau
tua
Bau
sayur
dari
lemari
es
Keras +
+
59
gram
Minggu
ke II
Segar + Hijau
kekunin
gan
Sawi
tidak
segar
Layu 58
gram
Dheya Desita
240210130053
8A Buncis Sebelum Segar +++
+
Hijau
muda
Segar
buncis
+++
Keras +
+++
50
gram
Minggu
ke I
Segar ++ Hijau
kotor
binti-
bintik
hitam
Bau
sayuran
dari
lemari
es
Keras +
+
50 g
Minggu
ke II
Busuk Hijau
kotor,
hitam
busuk
Bau
busuk
Lembe
k +++
50 g
Seledri Sebelum Segar +++
+
Hijau
tua
Segar
khas
seledri
++++
Keras +
++
70
gram
Minggu
ke I
Segar +++ Hijau
kekunin
gan
Segar +
++
Keras +
+
100
gram
Minggu
ke II
Segar + Hijau
kekunin
gan
Seledri
tidak
segar
Keras +
+
90
gram
Dheya Desita
240210130053
10
A
Toge Sebelum Segar ++ Putih
toge
Khas
toge
Keras +
+
150
gram
Minggu
ke I
Segar ++ Putih
kecokla
tan
Lebih
menyen
gat
Keras + 150
gram
Minggu
ke II
Segar + Putih
kecokla
tan
Sayura
n dari
lemari
es
Keras
berlend
ir
150
gram
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pendinginan sayuran terdiri atas
wortel, kacang merah, seledri, buncis, sawi dan toge. Wortel setelah pendinginan
selama satu minggu warnanya menjadi lebih cerah sedangkan setelah pendinginan
selama dua minggu warnanya tidak jauh berbeda dengan warna pada minggu
pertama. Aroma khas wortel semakin lama didinginkan maka semakin menyengat
aroma khas wortel yang ditimbulkan. Demikian pula dengan kesegaran, semakin
lama pendinginan, maka wortel kesegarannya semakin berkurang. Tekstur wortel
setelah pendinginan selama satu minggu lebih keras dari pada sebelum pendinginan,
namun jika dibandingkan dengan pendinginan minggu ke dua, maka tekstur wortel
pada minggu pertama lebih keras dari pada minggu ke dua dan sebelum pendinginan.
Berat wortel bertambah dari sebelum pendinginan minggu ke minggu. Hal ini terjadi
karena udara di dalam bahan pangan yaitu wortel terlalu kering sehingga air yang ada
dalam ruang pendingin akan menguap dan diserap oleh wortel untuk keseimbangan
sehingga berat wortel bertambah. Berat wortel sebelum pendinginan adalah 200
gram, setelah pendinginan minggu pertama beratnya menjadi 210 gram dan pada
Dheya Desita
240210130053
minggu ke dua beratnya tetap 210 gram. Wortel tidak mengalami susut bobot hingga
minggu pertama karena mengalami pertambahan berat. Worel pada minggu ke satu
hingga minggu kedua juga tidak mengalami susut bobot karena berat wortel tidak
mengalami pertambhan ataupun pengurangan berat.
Sawi yang telah mengalami pendinginan selama satu minggu lebih segar dari
pada sawi sebelum pendinginan tetapi tekturnya lebih lentur dan sawi sebelum
pendinginan lebih segar dari pada sawi setelah pendinginan selama dua minggu. Sawi
sebelum pendinginan, daun sawi berwarna lebih hijau dari pada bagian tangkainya,
setelah pendinginan selama satu minggu sawi berwarna hijau segar dan warna daunya
lebih bewarna hijau tua, sedangkan setelah pendinginan selama dua minggu sawi
menjadiberwarna hijau kekuningan. Hal ini terjadi karena udara di dalam ruang
pendingin terlalu kering (RH-nya rendah) maka air dari bahan yang ada di dalam
ruang pendingin akan menguap untuk mencapai keseimbangan. Hal ini
mengakibatkan sawi yang disimpan menjadi layu dan berwarna kekuningan. Selain
itu, hal ini juga merupakan salah satu akibat dari cacat suhu dingin. Baik sebelum
maupun setelah pendinginan selama satu minggu sawi tetap beraroma khas sawi,
namun setelah pendinginan selama dua minggu aroma sawi tidak tercium dan tidak
segar lagi. Semula sawi bertekstur berserat, setelah pendinginan selama satu minggu
sawi menjadi keras, hal ini terjadi karena sawi menyerap air dari ruang pendingin
sedangkan pada minggu ke dua tekstur sawi menjadi lunak. Selama pendingginan
berat sawi berkurang. Berat sawi sebelum pendinginan adalah 60 gram, setelah
pendinginan selama satu minggu berat sawi menjadi 59 gram dan setelah pendinginan
selama dua minggu berat sawi menjadi 58 gram. Susut bobot pada sawi yang terjadi
dari sebelum pendinginan hingga minggu pertama adalah adalah 60−59
60 x 100% =
1,66 % sedangkan susut bobot dari minggu pertama ke minggu kedua adalah 59−58
59
x 100% = 1,69%.
Warna toge sebelum pendinginan adalah putih dan terdapat endosperm yang
berwarna hijau, setelah pendinginan selama satu minggu toge berwarna putih
Dheya Desita
240210130053
kecoklatan dan terdapat warna hijau pada bagian bekas endospermanya dan setelah
pendinginan selama dua minggu toge menjadi berwarna pucat yaitu putih kecoklatan.
Aroma khas toge sebelum pendinginan lebih segar dibandingkan dengan minggu
pertama dan minggu kedua. Minggu pertamt aroma khas toge yang diamati lebih
menyengat dari sebelum pendinginan, namun setelah pendingan selama dua minggu
aroma khas toge sudah tidak tercium lagi melainkan berarona syuran dalam lemari es.
Tekstur toge sebelum pendinginan adalah padat halus, setelah pendinginan minggu
pertama tekstur toge menjadi keras dan setelah pendinginan minggu kedua tekstur
toge menjadi lunak dan sedikit berlendir. Toge tidak mengalami susut bobot dari
sebelum pendinginan hingga pendinginan minggu pertama dan minggu kedua karena
berat toge tidak mengalami perubahan.
Kacang merah sebelum pendinginan sangat segar beraroma khas kacang
merah, namun setelah pendinginan minggu pertama khas kacang merah kesegarannya
sedikit berkurang tetapi tektur kacang merah tetap sama tidak mengalami perubahan.
Kacang merah setelah dua minggu aromanya sudah kurang segar dan teksturnya pun
tidak terlalu keras lagi seperti sebelum dan setelah satu minggu. Kacang merah tidak
mengalami susut bobot hingga minggu pertama karena mengalami pertambahan
berat. Kacang merah pada minggu ke satu hingga minggu kedua juga tidak
mengalami susut bobot karena berat wortel tidak mengalami pertambhan ataupun
pengurangan berat.
Keempat sayuran di atas mengalami chilling injury yaitu kerusakan karena
suhu rendah. Hal ini dapat terlihat dari perubahan warna pada sayuran antara sebelum
dan setelah pendinginan, baik pada pendinginan minggu pertama maupun pada
pendinginan minggu ke dua. Selain pada sayuran pendinginan pun dilakukan pada
buah-buahan. Hasil pengamatan dari pendinginan pada buah-buahan dapat diliaht
pada Tabel 2.
Dheya Desita
240210130053
Tabel 2. Pendinginan pada Buah-buahan
Kel Sampel Waktu Kesegaran Warna Aroma Tekstur Berat Gambar
6A Jeruk Sebelum Segar +++ Orange
+++
Aroma
jeruk
segar
Keras
++
288,35
gram
Minggu I Segar +++ Orange
+++
Aroma
jeruk +
+
Keras
++
300
gram
Minggu II Segar + Orange
+
Aroma
jeruk +
Lunak,
busuk
150
gram
10
A
Apel Sebelum Segar ++ Merah
ati
Khas
apel
Keras 200
gram
Minggu I Segar ++ Merah
ati ++
Khas
apel ++
Keras
+
200
gram
Minggu II Segar ++ Merah
ati ++
Khas
apel +
Keras
++
200
gram
Dheya Desita
240210130053
8A Tomat Sebelum Segar +++ Merah
kekunin
gan
Segar
khas
tomat +
+
Keras
+++
240
gram
Minggu I Segar ++ Merah
kekunin
gan ++
Khas
tomat +
+
Keras
+
200
gram
Minggu II Sebagian
busuk
Kekuni
ngan
tidak
segar
Bau
busuk
Sedikit
lembek
200
gram
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa aroma pada tomat setelah
pendinginan selama 2 minggu tercium berbau busuk yang lebih menyengat dari pada
pendinginan selama satu minggu. Hal ini terjadi mungkin karena pertukaran bau dan
aroma dari bahan pangan yang lain, karena pada saat pendinginan di dalam
refigerator atau lemari es tidak hanya terdapat tomat tapi juga terdapat buah-buahan
yang lain bahkan bahan pangan yang lainnya. Tomat setelah pendinginan hingga
minggu ke dua memiliki tekstur sedikit lebih lembek dari pada tomat yang
mengalami pendinginan hingga minggu pertama dan sebelum pendinginan.
Kekerasan dari tomat berkurang/menjadi lebih lunak disebabkan karena jaringan-
jaringan pada tomat yang mengalami penuaan. Tomat dari sebelum pendinginan
hingga pendinginan minggu pertama tomat mengalami susut bobot yaitu 240−200
240 x
100%= 16,7 %. Dari pendinginan minggu pertama hingga pendinginan minggu kedua
tomat tidak mengalami susut bobot karena tidak mengalami perubahan berat pada
tomat.
Dheya Desita
240210130053
Jeruk mengalami perubahan signifikan pada aroma, sebelum pendingina
aroma jeruk tercium lebih segar, namun setelah pendinginan pada minggu pertama
hingga minggu ke dua aroma jeruk semakin berkurang kesegarannya. Jeruk tidak
mengalami susut bobot dari sebelum pendinginan sampai minggu pertama hal ini
dikarenakan berat pada jeruk minggu pertama lebih berat dibandingkan sebelum
pendinginan. Jeruk mengalami susut bobot ketika pendinginan yang disimpan pada
minggu ke pertama hingga minggu ke dua. Susut bobot pada jeruk minggu ke ini
adalah 300−150
300 x 100% = 50 %. Berkurangnya berat jeruk merupakan gejala-gejala
terjadinya chilling injury. Chilling injury ini dapat terjadi pada karena proses
pendinginan ini apabila suhu yang diberikan tidak sesuai dengan suhu penyimpanan
optimumnya. Biasanya hal ini terjadi pada bahan yang disimpan pada suhu yang
terlalu rendah. Pengurangan berat yang terjadi pada jeruk adalah karena kehilangan
air pada saat penyimpanan pada refrigerator.
Buah selanjutnya yang digunakan dalam pendinginan ini adalah apel. Warna
dan aroma pada apel tidak mengalami perubahan yang signifikan. Apel yang
mengalami pendinginan hingga minggu ke dua memiliki kesegaran yang lebih tinggi
dibandingkan dengan apel yang mengalami pendinginan hingga minggu pertama dan
sebelum pendinginan. Semula apel bertekstur keras, setelah pendinginan minggu
pertama tekstur apel menjadi semakin keras, hal ini dapat dilihat dari pertambahan
berat. Apel tidak mengalami susut bobot karena berat dari sebelum pendinginan
hingga minggu pertama dan minggu kedua karena berat pada apel tidak berubah yaitu
tetap 200 gram.
Ketiga buah tersebut, yaitu buah tomat, jeruk dan apel mengalami kerusakan
fisiologis, sebagian besar kerusakan mempengaruhi area diskri dari jaringan.
Beberapa kerusakan dapat mempengaruhi kulit bahan segar namun daging buah di
bawahnya tetap utuh, beberapa yang lain hanya mempengaruhi area tertentu pada
daging buah atau bagian tengahnya (Tranggono, 1990).
Selain pada buah, pendinginan pun dilakukan terhadap daging. Hasil
pengamatan dari pendinginan terhadap daging dapat dilihat pada Tabel 3.
Dheya Desita
240210130053
Tabel 3. Pendinginan pada Daging
Kel Bahan
Pangan
Waktu Kesegaran Warna Aroma Tekstur Berat gambar
7A Ikan Sebelum Segar +++ Hitam
keabu-
abuan
Aroma
ikan
segar
Licin 190
gram
Minggu
ke ISegar ++
Hitam
++Amis + Licin + 198 g
Minggu
ke IISegar +
Hitam
+
Amis +
+
Licin +
+199 g
6A Ayam Sebelum Segar + Putih
pucat
Amis +
++
Lunak
++
250
gram
Hari ke 4 Segar + Putih
pucat +
+
Bau
busuk
Lunak
+
Dheya Desita
240210130053
Hari ke 6 Tidak
segar lagi
Pucat Amis +
++
Lunak
+
260
gram
10
A
Daging
sapi
Sebelum Segar ++ Merah
kecokla
tan
Daging
segar +
+
Kenyal
+++
250
gram
Minggu I Segar + Merah
kecokla
tan,
pucat
Daging
tidak
terlalu
segar
Kenyal
+++
253
gram
Minggu
II
Tidak
segar
Coklat
pucat
Amis +
++
Keras 260
gram
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa daging ayam diamati selama
sekitar dua hari sekali. Warna daging sebelum dan setelah pendinginan selama 2 hari
tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, daging tetap berwarna putih pucat
sedangkan setelah empat hari bahkan setelah enam dari pendinginan daging berubah
warna menjadi sangat pucat. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa daging
mengalami chiilling injury yakni kerusakan akibat pendinginan. Kerusakan dingin ini
dapat menurunkan mutu produk dan memperpendek masa simpan. Perubahan warna
pada daging terjadi karena pigmen pada daging yaitu mioglobin mengalami oksidasi.
Aroma bau amis pada daging bertambah setelah pendinginan selama dua hari, namun
Dheya Desita
240210130053
aroma bau amis tersebut menjadi semakin menyengat ketika pendinginan setelah
empat hari dan setelah enam hari. Bau amis pada daging disebabkan oleh bakteri
yang terkandung pada daging. Semakin lama daging disimpan di dalam pendingin
maka kesegarannya semakin berkurang. Tekstur daging sebelum pendinginan adalah
kenyal, setelah pendinginan dua hari menjadi lebih kenyal, namun setelah
pendinginan empat hari kekenyalannya berkurang dan setelah enam hari tekstur
daging menjadi kenyal dan berair. Setelah pendinginan selama empat hingga enam
hari daging tidak mengalami susut bobot karena berat pada daging ayam bertambah
yaitu menjadi 260 gram.
Sampel selanjutnya yaitu daging, daging dari minggu ke minggu
kesegarannya semakin menurun dan warnanya semakin pucat. Perubahan warna ini
menunjukkan bahwa daging mengalami chiilling injury yakni kerusakan akibat
pendinginan. Aroma daging ini pun setiap minggu nya mengalami perubahan,
minggu kedua daging ini menjadi berbau sangat amis. Daging tidak mengalami susut
bobot hal ini dikarenakan karena berat daging yang bertambah dari sebelum
pendinginan hingga minggu pertama dan minggu kedua.
Bahan yang selanjutnya digunakan dalam pendinginan ini adalah telur. Hasil
pengamatan terhadap telur dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Pendinginan pada Telur
Kel Bahan
pangan
Sifat
kenampakan
Sebelum Minggu ke I Minggu ke II
7A Telur Warna
cangkang
- - -
Kecerahan
cangkang
- - -
Berat 62,433 gram 61,3 gram 61,3 gram
Dheya Desita
240210130053
Gambar
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel di atas tidak ada pengamatan yang diamati pada telur,
hanya saja berat sebelum pendinginan dan setelah pendinginan pada minggu pertama
dan minggu kedua. Telur sebelum pendinginan hingga minggu pertama telur
mengalami susut bobot karena setelah minggu pertama telur mengalami penurunan
berat. Susut bobot pada telor ini adalah 62,433−61,3
62,433 x 100% = 1,81%. Telur pada
minggu pertama hinggu minggu kedua tidak mengalami susut bobot karena berat
telur tidak mengalami perubahan yaitu 61,3 gram. Selain pendinginan pada telur,
pengamatan juga dilakukan pada tahu dan tempe. Hasil pengamatan pada tahu dan
tempe dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pendinginan pada Tahu dan Tempe
Kel Bahan
Pangan
Waktu Kesegaran Warna Aroma Tekstur Berat gambar
9A Tahu Sebelum segar +++ Kuning
+++
khas
tahu
Kenyal
+++
250
gram
Minggu
ke I
Segar +++
+
Kuning
+++
Khas
tahu
Agak
keras +
+
250
gram
Dheya Desita
240210130053
Minggu
ke II
Segar +++ Kuning
++
Khas
tahu
Keras +
++
250
gram
Tempe Sebelum Segar +++ Putih
gading
+++
Khas
tempe
Keras +
+
200
gram
Minggu
ke I
Segar ++ Putih
gading
++
Khas
tempe
Keras + 200
gram
Minggu
ke II
Kurang
segar
Putih
gading
+
Khas
tempe
kurang
segar
Agak
lembek
200
gram
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada tahu, teksturnya menjadi keras
setelah pendinginan minggu pertama dan menjadi keras berongga setelah pendinginan
minggu ke dua, warnanya menjadi pudar dan baunyatetap khas tahu, warnanya
mengalami pemudaran karena pigmen yang dikandungnya terpengaruh oleh suhu
dalam lemari es. Tahu tidak mengalami susut bobot karena berat pada tahu dari
sebelum pendinginan hingga minggu pertama dan minggu ke dua beratnya tetap yaitu
250 gram.
Sampel yang diamati selanjutnya yaitu tempe, tempe kesegarannya hilang,
teksturnya semakin lunak, warnanya semakin pudar, dan bau yang kurang segar,
kesegaran hilang karena pengaruh suhu dalam lemari es, teksturnya semakin lunak
dan berair, hal tersebut dikarenakan uap air yang dihasilkan dalam lemari es terserap
oleh tempe, warnanya semakin pudar karena pigmen yang dimiliki sedikit demi
Dheya Desita
240210130053
sedikit memudar karena pengaruh suhu dalam lemari es. Selain itu pada tempe
terdapat bintik berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh kelembaban udara yang
rendah disekitar tempe yang didinginkan. Akibatnya terjadi pengeringan bahan, sel-
sel bahan rusak dan jaringan bahan akan kelihatan cekung dan transparan. Bau tempe
yang kurang segar disebabkan oleh mikroorganisme yang terkandung pada tempe
salah satunya adalah kapang jenis Rhizopus dan juga karena masih aktifnya enzim
yang terkandung pada tempe. Sama seperti tahu, tempe juga tidak mengalami susut
bobot karena berat nya tidak mengalami perubahan baik sebelum pendinginan hingga
minggu pertama dan minggu kedua.
5.2 Pembekuan
Pembekuan adalah penurunan suhu di bawah 0°C yang mengakibatkan
sebagian air dalam bahan pangan berubah menjadi es, sehingga tidak lagi tersedia
untuk pertumbuhan mikroorganisme dan reaksi-reaksi kimia. Pembentukan es ini
efeknya sama seperti penurunan aktivitas air akibat pengeringan. Terhambatnya
pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan yang beku disebabkan karena air
tidak tersedia lagi, sedangkan terhambatnya laju reaksi-reaksi kimia disebabkan
karena sistem larutan telah berubah menjadi padat sehingga air tidak lagi dapat
berfungsi sebagai zat pelarut. Pengawetan dengan pembekuan terdiri dari dua proses
yaitu pembekuan pangan pada umumnya -400C, kemudian penyimpanan beku
makanan tersebut pada suhu -180C (Thajadi, 2011). Metode pembekuan yang dipilih
untuk setiap produk tergantung pada:
1. Mutu produk dan tingkat pembekuan yang diinginkan.
2. Tipe dan bentuk produk, pengemasan dan lain-lain.
3. Fleksibilitas yang dibutuhkan dalam operasi pembekuan.
4. Biaya pembekuan untuk teknik alternatif (Buckle, 1985).
Sampel bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bunga kol,
jagung, nenas, daging dan melon. Pembekuan pada bunga kol dan jagung dilakukan
blnasing terlebih dahulu, baik blansing rebus mupun blansing kukus. Blansing ini
Dheya Desita
240210130053
bertujuan untuk menonaktifkan enzim peroksidase, katalase oksidase, fenolase dan
enzim pembuat warna cokelat lainnya, mengurangi kadar oksigen dalam sel,
mengurangi jumlah mikroba dan memperbaiki warna (Buckle, 1985). Blansing rebus
pada bunga kol selama 3 menit dan blansing kukus selama 5 menit. Sedangkan pada
jagung, blansing rebus selama 4 menit dan blansing kukus selama 6 menit. Nenas
dikemas dalam larutan sirup dan melon di taburi gula pasir sebelum pengemasan
bertujuan untuk mencegah pencokelatan pada bahan juga berfungsi untuk
menurunkan titik beku. Pembekuan ini dilakukan selama satu minggu. Hasil
pengamatan dari pembekuan pada bunga kol dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pembekuan pada Bunga Kol
Kel Sampel Sifat
Kenampakan
Sebelum pembekuan Setelah pembekuan
7A Bunga
Kol
Sebelum
rebus
Sebelum
kukus
Sesudah
rebus
Sesudah
kukus
Kesegaran Segar ++
+
Segar +++ Segar + Segar +
Warna Hijau
muda
Hijau
muda
Hijau
muda ++
Hijau muda
++
Aroma Khas
bunga
kol
Khas
bunga kol
Khas
bunga kol
+
Khas bunga
kol +
Tekstur Keras ++
+
Keras +++ Keras + Keras +
Berat163,3 gram
136,951gra
m
145,39 gram
Gambar
Dheya Desita
240210130053
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa bunga kol yang diblansing rebus
memiliki warna yang lebih cerah, khas bunga kol yang lebih menyengat, lebih segar
dan tekstur yang lebih lunak dari pada blansing kukus. Hal ini terjadi karena pada
blansing rebus kontak antara bahan dengan panas yang terdapat dalam air lebih
merata dari pada kontak bahan dengan panas pada blansing kukus. Pembekuan yang
telah dilakukan selama satu minggu warna bunga kol yang diblansing rebus lebih
gelap dari pada sebelum pembekuan, dan warna bunga kol yang diblansing kukus
lebih cerah dari pada bunga kol blansing rebus setelah pembekuan. Aroma khas
bunga kol setelah pembekuan lebih menyengat dari pada sebelum pembekuan.
Pembekuan bunga kol yang diblansing kukus menghasilkan aroma khas yang lebih
menyengat dari pada bunga kol yang diblansing rebus. Tekstur bunga kol yang
diblansing rebus setelah pembekuan lebih lentur dari pada pembekuan bunga kol
yang diblansing kukus. Hal ini terjadi karena pada saat blansing rebus kontak antara
bahan dengan panas merata sehingga terjadi pelenturan jaringan yang optimal
dibandingkan dengan blansing kukus. Bunga kol pembekuan yang diblansing kukus
lebih segar dari pada bunga kol yang diblansing rebus. Bunga kol mengalami susut
bobot pada sebelum pembekuan hinggu minggu pertama yaitu 163,3−136,9
163,3x 100%
= 16,16%. Minggu kedua tidak mengalami susut bobot karena berat bunga kol pada
minggu pertama hingga minggu kedua terjadi kenaikan berat. Selain pada bunga kol,
pembekuan juga dilakukan pada jagung. Hasil pengamatan dari pembekuan pada
jagung dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Pembekuan pada Jagung Sisir
Kel Sampel Sifat
Kenamp
akan
Sebelum pembekuan Sesudah Pembekuan
Blansing
kukus
Blansing
Rebus
Blansing
kukus
Blansing Rebus
6A Jagung Kesegar Segar ++ Segar ++ Segar ++ Segar ++
Dheya Desita
240210130053
sisir an + +
Warna Kuning +
+
Kuning +
+
Kuning + Kuning +
Aroma Segar
khas
jagung
Segar
khas
jagung
Langu jagung
++
Langu jagung +
Tekstur Lunak + Lunak + Lunak +++ Lunak ++
Berat 350 gram 350 gram 350 gram
Gambar
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel di atas telihat bahwa warna jagung setelah pembekuan
menjadi kurang cerah. Hal ini disebabkan oleh adanya enzim yang belum
ternonaktivasi setelah dilakukannya blansing pada saat sebelum pembekuan. Baik
sebelum maupun setelah pembekuan aroma khas jagung tidak berubah. Jagung
sebelum pembekuan lebih segar dari pada jagung setelah pembekuan. Tekstur jagung
setelah pembekuan lebih lunak dari pada sebelum pembekuan. Hal ini terjadi karena
air yang berada pada pada jagung menguap ke lingkungan untuk mencapai keadaan
seimbang.
Pembekuan juga dilakukan pada nenas yang dimasukkan dalam kemasan
laruran gula. Larutan gula yang dipakai untuk pembekuan nenas berbeda-beda, yakni
larutan sirup 30%, 40% dan 50%. Komposisi dari masing-masing larutan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Komposisi Larutan Sirup
Konsentrasi Larutan Air
Dheya Desita
240210130053
30% light 2 cups = 300 gram 4 cups = 1 liter
40% medium 3 cups = 450 gram 4 cups = 1 liter
50% heavy 4 ¾ cups = 715 gram 4 cups = 1 liter
Sumber: (Tjahjadi, 2011)
Pembekuan nenas tidak dilakukan blansing terlebih dahulu seperti halnya
yang dilakukan pada bunga kol dan jagung, tapi nenas dikemas ke dalam larutan sirup
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pencokelatan serta untuk menurunkan titik
beku. Hasil pengamatan dari pembekuan nenas dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Pembekuan pada Nanas
Kel Sampel Sifat
Kenampakan
Sebelum
Pembekuan
Sesudah Pembekuan
10A Nanas Kesegaran Segar +++ Segar +++
Warna Kuning Kuning ++
Aroma Khas nanas +++ Khas nanas ++
Tekstur Keras ++ Keras +++
Berat 150 gram 150 gram
Gambar
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa setelah pembekuan warna
nenas menjadi lebih cerah, menjadi lebih segar dan teksturnya menjadi lebih lunak.
Hal ini disebabkan karena hilangnya cloud dan perusakan gel sehingga ikatannya
terpecah-pecah. Hal juga terjadi karena air yang terdapat pada nenas berpindah secara
Dheya Desita
240210130053
osmosis pada larutan sirup karena konsentrasi larutan sirup lebih pekat dari pada
konsentrasi cairan pada nenas. Nanas tidak terjadi susut bobot karena tidak terjadi
penambahan ataupun pengurangan berat pada sebelum pembekuan maupun setelah
pembekuan. Selain pada nenas, pembekuan juga dilakukan pada melon. Hasil
pengamatan dari pembekuan melon dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Pembekuan pada Melon
Kel Sampel Sifat
Kenampakan
Sebelum pembekuan Setelah pembekuan
Melon
dadu
Melon
Slice
Melon dadu Melon Slice
9A Melon Kesegaran Segar ++
+
Segar ++
+
Segar + Segar +
Warna Hijau
muda
Hijau
muda
Hijau pucat Hijau pucat
Aroma Segar
khas
melon +
++
Segar
khas
melon +
++
Segar ++ Segar ++
Tekstur Keras ++
+
Keras ++
+
Lembek ++
+
Lembek +++
Berat 200 gram 300 gram 145,389
gram
200 gram
Gambar
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Dheya Desita
240210130053
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa sama halnya dengan nenas,
pada melon pun diberi larutan gula. Pemberian larutan gula ini bertujuan untuk
mencegah pencokelatan dan menurunkan titik beku. Warna melon setelah diberi gula
yaitu hijau muda, namun setelah pembekuan melon menjadi berwarna hijau pucat.
Melon yang sudah mengalami pembekuan aroma khas melon menjadi berkurang
kesegarannya dan teksturnya yang semula keras menjadi kenyal dan lunak. Melon
sebelum pembekuan lebih segar dari pada melon setelah pembekuan. Melon ini tidak
terjadi susut bobot, karena melon mengalami kenaikan berat. Sampel terakhir dari
pembekuan ini adalah daging. Hasil pengamatan dari pembekuan pada daging dapat
diliahat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pembekuan pada Daging
Kel Sampel Sifat kenampakan Sebelum pembekuan Sesudah pembekuan
8A Daging
Kesegaran Segar +++ Segar +
Warna Merah ati ++ Merah ati pucat
Aroma Segar ++++ Segar ++
Tekstur Kenyal ++++ Kenyal ++
Berat 300 gram 300 gram
Gambar
(Sumber, Dokumentasi Pribadi 2014)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa warna daging berubah setelah
pembekuan, semula daging berwarna merah ati, setelah pembekuan warna daging
menjadi merah ati pucat. Aroma bau amis pada daging sebelum pembekuan lebih
menyengat dari pada setelah pembekuan. Hal tersebut terjadi karena pengaruh bakteri
dan mikroorganisme yang masih terkandung dalam bahan-bahan tersebut Semula
Dheya Desita
240210130053
daging bertekstur kenyal, setelah pembekuan tekstur daging menjadi keras. Tekstur
pada daging pun berubah semula kenyal menjadi agak keras. Daging sebelum
pembekuan lebih segar dari pada setelah pembekuan. Daging tidak terjadi penyusutan
bobot hal ini dikarena berat daging sebelum pembekuan dan setelah pembekuan tidak
mengalami perubahan berat.
Kerusakan bahan pangan beku biasanya terjadi setelah bahan pangan tersebut
mengalami peristiwa thawing karena pada saat itu miokroorganisme akan cepat
tumbuh kembali Thawing adalah peristiwa pencairan es pada bahan makanan yang
membeku akibat adanya kenaikan suhu dan menyebabkan luka pada bahan tersebut.
Mutu akhir makanan beku dapat mengalami kerusakan yang pada dasarnya
terjadi karena perubahan warna (seperti hilangnya pigmen klorofil dan pembentukan
warna yang menyimpang), perubahan tekstur (hilangnya cloud, perusakan gel,
denaturasi protein ,dan pengerasan), perubahan flavor (hilangnya flavor asal atau
pembentukan flavor yang menyimpang), dan perubahan zat gizi seperti asam askorbat
dalam sayuran dan buah-buahan, lemak tak jenuh, serta asam amino esensial
(Buckel,1985).
Mutu akhir makanan beku dipengaruhi oleh berbagai faktor dasar seperti :
1. Mutu bahan baku yang dibekukan.
2. Perlakuan sebelum pembekuan seperti blansing, penggunaan SO2, atau asam
askorbat.
3. Metode dan kecepatan pembekuan yang dipakai
4. Suhu penyimpanan dan fluktuasi suhu
5. Waktu atau lama penyimpanan
6. Kelembaban lingkungan tempat penyimpanan
7. Sifat-sifat dari bahan pengemas (Buckel,1985).
Terdapat perbedaan hasil antara bahan pangan yang mengalami proses
pendinginan dan proses pembekuan. Bahan pangan yang mengalami pembekuan
memiliki umur simpan yang lebih lama atau lebih awet dibandingkan dengan bahan
pangan yang mengalami pendinginan. Hal ini disebabkan karena suhu pembekuan
yang lebih rendah yang menyebabkan perubahan air menjadi kristal-kristal es di
Dheya Desita
240210130053
dalam bahan pangan tersebut yang selanjutnya akan membentuk struktur jaringan es
yang berdampak pada tidak adanya tempat tumbuh bagi mikroba dan terhambatnya
laju reaksi kimia. Pendinginan memiliki umur simpan yang lebih singkat, karena
masih adanya mikroorganisme yang mampu tumbuh dan berkembang biak pada suhu
pendinginan dan masih memungkinkan terjadinya reaksi kimia akibat aktivitas dari
enzim-enzim.
Dheya Desita
240210130053
VI. KESIMPULAN
1. Pengawetan dengan menggunakan suhu rendah dapat dilakukan dengan cara
pendinginan (refrigerasi) dan pembekuan.
2. Pendinginan adalah penyimpanan pada suhu diatas titik beku yaitu antara -2ºC
dan 16ºC.
3. Tekstur bunga kol yang diblansing rebus setelah pembekuan lebih lentur dari
pada pembekuan bunga kol yang diblansing kukus.
4. Teksturnya tempe semakin lunak dan berair, hal tersebut dikarenakan uap air
yang dihasilkan dalam lemari es terserap oleh tempe.
5. Pembekuan dilakukan dengan cara menyimpan makanan dalam keadaan beku
dan suhu penyimpanan yang baik adalah -18ºC.
6. Pemberian larutan gula dalam pembekuan bertujuan untuk mencegah
pencokelatan dan menurunkan titik beku serta sebagai bahan pengawet.
7. Bahan pangan baik yang didinginkan maupun yang dibekukan umumnya
mengalami susut bobot.
8. Ketiga buah, yaitu buah tomat, jeruk dan apel mengalami kerusakan fisiologis,
sebagian besar kerusakan mempengaruhi area diskri dari jaringan.
9. Terdapat perbedaan hasil antara bahan pangan yang mengalami proses
pendinginan dan proses pembekuan. Bahan pangan yang mengalami
pembekuan memiliki umur simpan yang lebih lama atau lebih awet
dibandingkan dengan bahan pangan yang mengalami pendinginan.
Dheya Desita
240210130053
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., Edwards, G.H. Fleet, dan H. Wooton. 1985. Ilmu Pangan (Terjemahan). Universitas Indonesia : Jakarta
Tjahjadi, C dan Herlina Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas Padjajaran, Bandung.
Tranggono dan Sutardi, 1990. Biokima dan Teknologi Pasca Panen. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Dheya Desita
240210130053
Jawaban Pertanyaan
A. Pendinginan
1. Mengapa tomat yang disimpan di lemari es harus sudah merah dan tidak boleh di
cuci?
Jawab:
Tomat yang akan disimpan dalam lemari es tidak boleh dicuci karena
dikhawatirkan pada saat pencucian air akan masuk ke dalam tomat
sehingga dapat menyebabkan peningkatan Aw pada tomat yang akhirnya
akan menjadi tempat tumbuh bagi mikroba pembusuk.
2. Mengapa kantung plastik untuk pengemasan sayuran dan buah-buahan harus
diberi lubang?
Jawab:
Kantung plastik untuk mengemas sayuran dan buah harus diberi lubang
agar dapat mengatur RH dalam plastik agar tidak jenuh yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan atau pembusukan oleh bakteri.
B. Pembekuan
1. Mengapa sayuran yang dibekukan harus diblansing terlebih dahulu?
Jawab:
Sayuran yang akan dibekukan harus diblansing terlebih dahulu dengan
tujuan untuk menonaktivkan enzim peroksidase, katalase, dan enzim
pembuat warna coklat lainnya, untuk mengurangi kadar oksigen dalam sel,
mengurangi jumlah mikroba, dan memperbaiki warna.
2. Apa yang dimaksud dengan peristiwa thawing?
Jawab:
Dheya Desita
240210130053
Thawing adalah peristiwa pencairan es pada bahan makanan yang
membeku akibat adanya kenaikan suhu dan menyebabkan luka dan
penurunan kadar gizi pada bahan tersebut
3. Apa tujuan dari pemberian gula atau sirup dalam pembekuan buah-buahan?
Jawab:
Untuk mengawetkan buah-buahan karena penambahan larutan gula atau
sirup akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
mengikat air bebas dalam bahan pangan dengan gula sehingga tidak ada
tempat tumbuh bagi mikroorganisme, dan untuk menurunkan titik beku.