hasil revisi ugi

Upload: rifky-a-ayub

Post on 09-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Lampiran 30212

PENGGUNAAN PROGRAM ISIS PROTEUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 4 SEMARANG

SKRIPSIDisajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

OlehTugiran5301410058

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :Hari: KamisTanggal: 26 Juni 2014

Panitia Ujian Skripsi

KetuaSekretaris

Drs. Suryono, M.TDrs. Agus Suryanto, M.TNIP. 195503161985031001NIP. 196708181992031004 Penguji IPenguji II

Drs. Said Sunardiyo, M.T Drs. Subiyanto, M.TNIP. 196505121991031003NIP. 195003121978031002

Penguji III/Pembimbing

Drs. Sugeng Purbawanto, M.T NIP. 195703281984031001

Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik

Drs. M. Harlanu, M.PdNIP. 196602151991021001PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Mei 2014Penulis,

TugiranNIM. 5301410058

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Arradu: 11) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al Baqoroh : 286)

PERSEMBAHANSkripsi ini saya persembahkan untuk :1. Kedua orangtuaku tercinta ( Bapak Parman dan Ibu Suminem) yang selalu mendoakan2. Kedua kakakku ( Mas Slamet dan Mas Dodo) yang selalu memberikan semangat3. Teman-teman fungsionaris Himpro Teknik Elektro 11 & 124. Teman-teman pengurus UKM RIPTEK, khususnya divisi Robotika 12, 13 & 145. Teman-teman Kost Pak Nasikun terima kasih atas kebersamaanya6. Temen-temen seperjuangan PTE 107. Almamaterku.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Esa yang telah memberikan limpahan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penggunaan Program ISIS Proteus Sebagai Media Pembelajaran Mata Pelajaran Teknik Listrik pada Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 4 Semarang.Terwujudnya skripsi ini tentu saja berkat bimbingan, arahan, kepercayaan serta dorongan dari berbagai pihak. Dengan tulus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :1.Drs. Sugeng Purbawanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik UNNES.3. Drs. Suryono, M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro UNNES.4.Drs. Felik Yuniarto, M. M., Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Semarang.5.Rizky Rosiana Hardiati, S.T., selaku guru mata pelajaran Teknik Listrik sekaligus Ketua Program Keahlian Teknik Audio Video SMK N 4 Semarang.6.Ibu, Bapak, kakak, dan sahabat yang selalu menyayangiku, memberi nasihat, dan mengiringi langkahku dengan doa.Semoga pahala dan amal sholeh Bapak/Ibu mendapatkan balasan yang sesuai. Penulis berharap skripsi ini mempunyai arti dan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.Semarang, Mei 2014Penulis,

Tugiran

ABSTRAK

Tugiran. 2014: Penggunaan Program ISIS Proteus Sebagai Media Pembelajaran Mata Pelajaran Teknik Listrik Pada Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 4 Semarang. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Sugeng Purbawanto, M.T. Perkembangan teknologi berpengaruh pada berbagai bidang, salah satunya yaitu bidang pendidikan. Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013, salah satu isinya menekankan bahwa seorang guru dituntut untuk memanfaatkan sarana dan prasarana atau media untuk proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti selama observasi pada proses pembelajaran mata pelajaran Teknik Listrik kelas X Program Kehlian Teknik Audio Video di SMK N 4 Semarang bahwa proses pembelajaran masih mengggunakan metode klasikal, yaitu penyampaian materi didominasi dengan metode ceramah. Permasalahan yang ada ialah masih terdapat banyak nilai siswa yang dibawah KKM, yaitu 52 siswa atau sekitar 75,36 % dari jumlah total sebanyak 69 siswa. Oleh sebab itu, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kemenarikan, adakah peningkatan hasil belajar, dan apakah efektif penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus terhadap siswa. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu program ISIS Proteus dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen berbentuk kuasi dan model yang digunakan yaitu desain kelompok kontrol prates-pasca tes acak. Populasi dari penelitian ini yaitu siswa kelas X program keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 4 Semarang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 64 siswa. Variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat kemenarikan media pembelajaran sebagai variabel bebas dan hasil belajar siswa sebagai varibel terikat. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket dan tes. Analisis data menggunakan analisis komparatif dengan uji-t karena untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Hasil penelitian berdasarkan perhitungan skor angket siswa menunjukkan ketercapaian sebesar 79,69%. Analisis perhitungan uji t nilai hasil belajar antara pretest kelas kontrol dan eksperimen tidak ada perbedaan yaitu dengan t hitung 0,26 atau lebih kecil dari pada t tabel 2,04. Uji t nilai hasil belajar antara pretest dengan posttest pada kelas eksperimen terdapat perbedaan yaitu dengan t hitung 33,49 atau lebih besar dari pada t tabel 2,04. Uji t nilai hasil belajar antara posttest kelas kontrol dan eksperimen terdapat perbedaan yaitu dengan t hitung 7,36 atau lebih besar dari pada t tabel 2,04. Perhitungan uji efektifitas dengan nilai sebesar 34,47 %.Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa media pembelajaran berbasis ISIS Proteus dapat dinyatakan menarik bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar, dan dapat dikatakan efektif bagi siswa. Diharapkan program ISIS Proteus dapat digunakan, dikembangkan, dan diterapkan sebagai media pembelajaran untuk mata pelajaran lain yang berhubungan dengan simulasi rangkaian kelistrikan maupun elektronika.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Efektif, Software ISIS Proteus.

DAFTAR ISI HalamanHALAMAN JUDULiHALAMAN PENGESAHANiiPERNYATAANiiiMOTTO DAN PERSEMBAHANivKATA PENGANTARvABSTRAK viDAFTAR ISIviiDAFTAR TABELixDAFTAR GAMBAR xDAFTAR LAMPIRAN xiiBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah4C. Pembatasan Masalah4D. Penegasan Istilah5E. Tujuan Penelitian6F. Manfaat Penelitian7G. Sistematika Penulisan 7BAB II LANDASAN TEORIA. Media Pembelajaran9B. Isis Proteus15C. Materi Mata Pelajaran Teknik Listrik44D. Evaluasi Pembelajaran50E. Efektifitas Pembelajaran58F. Kerangka Berfikir58G. Hipotesis60

BAB III METODE PENELITIANA. Metode Penelitian 61B. Tempat dan Waktu Penelitian62C. Populasi Penelitian62D. Variabel Penelitian63E. Metode Pengumpulan Data63F. Metode Pengukuran64G. Desain/Rancangan Penelitian68H. Instrumen Penelitian70I. Uji Coba Instrumen74J. Teknik Analisis Data77BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian82 B. Pembahasan93 BAB V PENUTUPA. Kesimpulan98B. Saran98DAFTAR PUSTAKA 100LAMPIRAN 102

DAFTAR TABEL

Tabel : halaman :3.1 Indek Kesukaran Item 663.2 Indek Diskriminasi Item 683.3 Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Tes 693.4 Skala Likert 703.5 Tabel Skor Jenjang Kualitatif724.1 Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen84 4.2 Uji Chi Kuadrat Pretest Kelas Kontrol .854.3 Uji Chi Kuadrat Posttest Kelas Kontrol 864.4 Uji Chi Kuadrat Pretest Kelas Eksperimen 864.5 Uji Chi Kuadrat Posttest Kelas Eksperimen 874.6 Uji F Kelas Eksperimen 884.7 Uji F Kelas Kontrol 884.8 Uji t Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen904.9 Uji t Pretest Posttest Kelas Kontrol 914.10 Uji t Pretest Posttest Kelas Eksperimen924.11 Uji t Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen93

DAFTAR GAMBAR

Gambar : halaman :2.1Tampilan Awal Isis Proteus 152.2 Screen Layout Isis Proteus 162.3 Shortcut Isis Proteus222.4 Layout Isis Proteus 232.5 Kotak Dialog Create New Design 242.6 Title Block 242.7 Edit Design Propertis 252.8Dialog Edit Design Propertis 262.9Macam-Macam Zoom 272.10Ikon Grid 272.11Ikon Origin ........................................................................282.12Tombol P pada Object Selector ............................292.13Langkah Pencarian Komponen ....................................................292.14Pick Device 302.15Kotak Dialog Pick Device 1 302.16Kotak Dialog Pick Device 2 312.17Ikon Component 322.18Tampilan Komponen pada Window Overview 332.19Tampilan Komponen pada Lembar kerja 332.20Ordinat Komponen 342.21Objek yang Terseleksi 342.22Kotak Dialog Edit Design Default 352.23Penyambungan Komponen 362.24Penyambungan Dua Komponen 362.25Penyambungan Tiga Komponen 372.26Anchor pada Rangkaian 382.27Penghapusan Jalur Komponen 382.28Hasil Jadi Skema Rangkaian 392.29 Langkah Pengecekan Rangkaian 392.30Dialog Electrical Rule Check 402.31Tombol Simulasi 412.32Kotak Dialog Animated Circuit Configuration 422.33Tampilan Hasil Simulasi 432.34Rangkaian Resistor Seri 442.35Rangkaian Resistor Parallel 462.36Rangkaian Resistor Campuran 482.37Hasil Penyederhanaan Rangkaian Resistor Campuran 49

DAFTAR LAMPIRANLampiran : halaman :1Hasil Penggunaan Media Berbasis ISIS Proteus 1022Data Awal Nilai Siswa 1073Kisi-kisi Intsrumen Uji Coba 1114Instrumen Uji Coba 1165Daftar Siswa Kelas Uji Coba 1216Uji Validitas Instrumen 1227Uji Reliabilitas Instrumen 1278Uji Kesukaran Item Soal Tes 1339Uji Daya Pembeda Item Soal Tes 13410Kurikulum 13711Silabus 14012Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 14213Kisi-kisi Instrumen Penelitian 18014Instrumen Penelitian 18515Daftar Siswa Kelas Eksperimen 19016Daftar Siswa Kelas Kontrol 19117Analisis Tanggapan Angket 19218Hasil Pretest Kelas Kontrol 19619Hasil Posttest Kelas Kontrol 19720Hasil Pretest Kelas Eksperimen19821Hasil Posttest Kelas Eksperimen 19922Analisis Uji Normalitas Data 20023Analisis Uji Efektifitas 20224Dokumentasi Kegiatan Penelitian 20525Surat Keputusan Dosen Pembimbing 20726Surat Izin Penelitian Fakultas 20827Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan 20928Surat Keterangan Penelitian SMK N 4 Semarang 21029Surat Uji Kelayakan Media PPMP 21130Surat Pernyataan Judgement Media 212

viii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPada saat ini perkembangan teknologi begitu pesat, salah satunya yaitu teknologi komputer. Komputer pada dasarnya memiliki dua bagian yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Pada perangkat lunak lebih terlihat jelas perkembangannya, hal tersebut dapat terlihat dari berbagai macam program aplikasi yang digunakan oleh pengguna. Program aplikasi yang banyak digunakan diantaranya ialah pengolah kata, gambar, video, audio, game, simulasi dan lain sebagainya. Program simulasi merupakan suatu kumpulan perintah yang dimengerti oleh komputer untuk menguji coba suatu rancang bangun sebuah desain. Fungsi utama dari program simulasi ialah memberikan perkiraan atau gambaran mengenai hasil dari suatu rancang bangun sebuah desain sebelum dibuat secara nyata. Program simulasi yang dipilih harus disesuaikan dengan jenis desain rancang bangun yang akan dibuat.

Perkembangan teknologi berpengaruh pada berbagai bidang, salah satunya yaitu bidang pendidikan. Pada permulaan tahun ajaran 2013/2014 pendidikan di Indonesia mengalami perubahan kurikulum, yaitu mulai diterapkannya kurikulum 2013. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/1

Madrasah Aliyah Kejuruan, bahwa kurikulum 2013 dikembangkan dengan beberapa penyempurnaan pola pikir. Salah satu dari beberapa penyempurnaan pola pikir pada kurikulum 2013 yaitu disebutkan bahwa pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya). Pada kurikulum 2013 juga ditekankan pada beberapa penguatan tata kelola yang salah satunya ialah penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. Berdasarkan kedua hal tersebut dapat terlihat bahwa pada kurikulum 2013 menekankan bahwa seorang guru dituntut untuk memanfaatkan sarana dan prasarana atau media untuk proses pembelajaran.Berdasarkan pengamatan peneliti selama observasi pada proses pembelajaran mata pelajaran Teknik Listrik kelas X Program Kehlian Teknik Audio Video di SMK N 4 Semarang bahwa proses pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode klasikal, yaitu penyampaian materi didominasi dengan metode ceramah. Apabila metode klasikal tersebut masih terus diterapkan pada proses pembelajaran maka siswa akan merasa jenuh dan tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran, sehingga mengakibatkan materi yang disampaikan oleh guru sulit untuk dipahami oleh siswa. Berdasarkan informasi yang didapat dari guru mata pelajaran Teknik Listrik terdapat masalah bahwa siswa masih sulit memahamai pada bab sifat dan aturan rangkaian kelistrikan seri dan atau parallel resistor pada tegangan DC. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai mata pelajaran Teknik Listrik dari siswa masih banyak yang dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Siswa yang nilainya dibawah KKM yaitu 52 siswa atau sekitar 75,36 % dari jumlah total sebanyak 69 siswa.Penggunaan sarana dan prasarana atau media pembelajaran diharapkan dapat diterapkan pada proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Salah satunya dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis program aplikasi simulasi. Program simulasi yang tepat digunakan untuk mata pelajaran teknik listrik yaitu ISIS Proteus. Kharis Anhar (2013:581) dalam penelitiannya menyarankan supaya program ISIS Proteus digunakan sebagai media pembelajaran pada kompetensi dasar mata pelajaran dasar-dasar kelistrikan.ISIS merupakan singkatan dari Intelligent Schematic Input System dan merupakan salah satu program simulasi terintegrasi dengan proteus dan menjadi program utamanya. ISIS dirancang sebagai media untuk menggambar skematik rangkaian elektronik yang sesuai dengan standart internasional. Dalam ISIS juga dimasukkan sebuah program ProSPICE yang berguna untuk menyimulasikan skematik rangkaian, sehingga ISIS dapat menjadi program simulator rangkaian elektronika yang interaktif. Berdasarkan uraian di atas penelitian yang diajukan ialah berjudulPENGGUNAAN PROGRAM ISIS PROTEUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 4 SEMARANG.B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :1. Apakah media pembelajaran berbasis ISIS Proteus yang digunakan pada mata pelajaran Teknik Listrik menarik bagi siswa?2. Adakah peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus pada mata pelajaran Teknik Listrik?3. Apakah media pembelajaran berbasis ISIS Proteus efektif diterapkan terhadap siswa pada mata pelajaran Teknik L;istrik? C. Pembatasan MasalahUntuk menghindari meluasnya masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka masalah dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut :1. Penelitian ini menerapkan media pembelajaran berbasis program ISIS Proteus 7.2. Penelitian ini menggunakan dua kelas X Audio Video (AV) sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen pada mata pelajaran Teknik Listrik di SMK Negeri 4 Semarang tahun pelajaran 2013/2014.3. Materi pada penelitian ini dibatasi pada sub bab sifat dan aturan rangkaian kelistrikan seri dan atau paralel resistor pada tegangan DC. Karena pada materi ini tingkat kesulitannya cukup sulit bagi siswa kelas X AV di SMK Negeri 4 Semarang, kompleksitas materi yang harus dikuasai yaitu perpaduan dari penerapan gambar rangkaian, Hukum Ohm, Hukum Kirchoff, dan perhitungan nilai resistansi.D. Penegasan Istilah1. PenggunaanPenggunaan merupakan proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu. Penggunaan yang dimaksud disini adalah penggunaan program ISIS Proteus sebagai media pembelajaran.2. ProgramProgram adalah urutan perintah yang diberikan pada komputer untuk membuat fungsi atau tugas tertentu. Program yang dimaksud disini adalah program ISIS Proteus.3. ISIS ProteusISIS Proteus adalah singkatan dari Intelligent Scematic Input System, merupakan program yang dirancang sebagai media untuk menggambar skematik rangkaian elektronik sesuai dengan standart internasional. 4. Media PembelajaranMedia pembelajaran ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sehingga terjadi proses belajar terjadi. Media pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah program ISIS Proteus.5. Mata Pelajaran Teknik ListrikMata pelajaran Teknik Listrik merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai elektron yang bergerak atau listrik.

6. Program Keahliah Teknik Audio VideoProgaram keahlian Teknik Audio Video merupakan salah satu cabang kompetensi kejuruan dari rumpun teknik elektronika yang mempelajari mengenai teknik mengolah gambar dan suara.7. SMK Negeri 4 SemarangSMK Negeri 4 Semarang merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang yang menyelengarakan pendidikan teknik yang ada di kota Semarang.Berdasarkan bebarapa hal yang telah dipaparkan diatas maka maksud dari judul ini adalah untuk mengetahui tingkat kemenarikan dari penggunaan program ISIS Proteus sebagai media pembelajaran atau penyampai materi pelajaran mengenai Teknik Listrik terhadap siswa program keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 4 Semarang.E. Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :1. Untuk mengetahui tingkat kemenarikan penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus pada mata pelajaran Teknik Listrik terhadap siswa.2. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar dalam penggunaan media pembelajaran ISIS Proteus pada mata pelajaran Teknik Listrik.3. Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran ISIS Proteus pada mata pelajaran Teknik Listrik efektif.F. Manfaat PenelitianDari tujuan penelitian diatas, dapat dirumuskan beberapa manfaat penelitian, yang penulis susun sebagai berikut:1. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan media pembelajaran.2. Bagi guru, media pembelajaran berbasis ISIS Proteus ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas proses dan kemampuan memahami materi pada mata pelajaran Teknik Listrik.3. Bagi siswa, penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus ini diharapakan akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran Teknik Listrik .4. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan memperluas wacana dalam bidang pemanfaatan media pembelajaran.G. Sistematika PenulisanSistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Bagian awal skripsi terdiri dari: halaman judul, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.2. Bagian isi terdiri dari lima bab yaitu:BAB IPendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.BAB IILandasan teori dan hipotesis, berisi landasan teori, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.BAB IIIMetode Penelitian, membahas tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode pengukuran, desain/rancangan penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen, dan teknik analisis data.BAB IVHasil Penelitian dan Pembahasan, menjelaskan tentang uraian Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian.BAB VPenutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

2

BAB IILANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran1. Pengertian, Manfaat dan FungsiMedia pembelajaran tersusun dari dua kata yaitu media dan pembelajaran. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Pada saat ini kata tersebut digunakan untuk bentuk jamak maupun tunggal. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar terjadi (Sadiman dkk 2008:8).Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan, melalui saluran atau perantara tertentu ke penerima pesan. Di dalam proses belajar mengajar pesan tersebut berupa materi ajar yang disampaikan oleh pengajar, sedang saluran atau perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan/materi ajar adalah media pembelajaran atau disbut juga sebagai media instruksional. Jauhar dkk (2011:98) berpendapat bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah :

9

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai kompetensi yang diharapkan dengan lebih baik.c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, malakukan, mendemostrasiskan dan lain-lain.Media mempunyai fungsi yang jelas untuk menghindari atau memperkecil gangguan komunikasi penyampaian pesan pembelajaran. Secara garis besar, fungsi media dapat dikemukakan sebagai berikut:a. Menghindari terjadinya verbalisme,b. Membangkitkan minat atau motivasi,c. Menarik perhatian siswa,d. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran,e. Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar, sertaf. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dan fungsi dari media pembelajaran adalah untuk membantu peserta didik maupun pengajar dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga pengajar dapat dengan mudah menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik, begitu pula dengan siswa mereka akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan oleh pengajar. Media juga dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat belajar mandiri tanpa adanya kehadiran pengajar.2. Pemilihan Media PembelajaranBerkaitan dengan media pembelajaran, ada beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memilih dan menentukan media pembelajaran menurut Jauhar dkk (2011:104).a. Sesuai dengan Tujuan dan FungsionalMedia dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari beberapa ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang benar-benar fungsional dalam arti cocok dengan tujuan pembelajaran dan benar-benar berfungsi untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan bukan sekedar sebagai pelangkap proses pembelajaran, tetapi benar-benar merangsang siswa untuk berlatih.b. TersediaPertimbangan lain dalam pemilihan dan penentuan media pembelajaran adalah ketersediaan media itu. Artinya, pada saat diperlukan dalam pembelajaran, media tersebut mudah didapatkan.c. MurahMedia pembelajaran yang digunakan untuk melatih siswa tidak harus yang mahal. Pada dasarnya, segala sesuatu yang ada dilingkungan siswa, dilingkungan sekolah, dan dilingkungan sekitar dapat digunakan sebagai media pembelajaran.d. MenarikPertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya dalam pemilihan dan penentuan media pembelajaran adalah tingkat kemenarikan. Tingkat kemenarikan yaitu bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah media yang menarik siswa sehingga siswa termotivasi untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan media pembelajaran yang menarik yaitu:1) Kesesuaian media dengan kebutuhan siswa,2) Kesesuaian media pembelajaran dengan dunia siswa,3) Baru,

4) Menantang, dan5) Variatif.e. Guru Terampil MenggunakannyaApapun media pembelajaran yang digunakan, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Peralatan di laboratorium, peralatan multimedia tidak akan berarti jika guru belum mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.3. Media Berbasis KomputerPeran komputer sebagai media pembelajaran pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau keduanya. Hal ini sering disebut dengan Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi bukan sebagai penyampai materi pelajaran utama. Salah satu bentuk penyajian pesandan informasi dalam CAI adalah simulasi.Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar dinamis, interaktif, dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata (Arsyad 2007:98). Simulasi yang menyangkut hubungan besaran-besaran listrik pada bidang elektro sangat bermanfaat untuk memperoleh pengalaman nyata. Keberhasilan simulasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu skenario, model dasar, dan lapisan pengajaran. Skenario harus mencerminkan kehidupan nyata. Skenario menentukan apa yang terjadi dan bagaimana hal itu terjadi, siapa karakternya, objek apa yang ikut terlibat, apa peran siswa, dan bagaimana siswa berhadapan dengan simulasi itu. Untuk mensimulasikan suatu situasi, komputer harus menanggapi tindakan siswa seperti halnya yang terjadi dalam situasi kehidupan sesungguhnya. Model dasar merupakan formula matematis atau aturan yang menceriminkan hubungan sebab dan akibat dalam pengalaman hidup nyata. Lapisan pembelajaran adalah taktik dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan motivasi.Arsyad (2007:100) media pembelajaran berbasis komputer paling erat kaitannya dengan konsep interaktif. Untuk meningkatkan kemampuan interaksi media berbasis komputer, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya ialah.a. Menggunakan rancangan yang berpusat pada masalah, studi kasus, atau simulasi yang melibatkan siswa.b. Membuat penyajian instruksional yang singkat dan siswa dituntut untuk mengolah atau memikirkan informasi yang disajikan.c. Mempertimbangkan desain yang menuntut siswa untuk mencoba menemukan informasi melalui eksplorasi aktif.

B. ISIS Proteus1. Definisi

Gambar 2.1 Tampilan Awal ISIS Proteus 7Rangkuti (2011:3) menyatakan sebagai berikut.Program ISIS Proteus merupakan gabungan dari program ISIS dan ARES. Dengan pengabungan kedua program ini maka skematik rangkaian elektronika dapat dirancang serta disimulasikan dan dibuat menjadi layout PCB. ISIS merupakan singkatan dari Intelligent Scematic Input System dan merupakan salah satu program simulasi yang terintegrasi dengan proteus dan menjadi program utamanya. ISIS dirancang sebagai media untuk menggambar skematik rangkaian elektronik yang sesuai dengan standart internasional. Berdasarkan hal diatas maka program ISIS Proteus dapat diartikan sebagai program aplikasi komputer yang berguna untuk menggambar, merancang dan sekaligus menyimulasikan skema rangkaian elektronika. Tampilan awal program ISIS Proteus seperti terlihat pada Gambar 2.1.ISIS juga diaplikasikan dengan sebuah program ProSPICE yang berguna untuk menyimulasikan skematik rangkaian, sehingga ISIS dapat menjadi program simulator rangkaian elektronika yang interaktif. ProSPICE dirancang berdasarkan standar bahasa pemrograman SPICE3F5, sehingga mampu menyimulasikan rangkaian gabungan dari komponen analog dan digital secara interaktif yang dikenal dengan istilah Interactive Mixed Mode Circuit Simulator. ARES merupakan singkatan dari Advanced Routing and Editing Software. Program ARES berguna untuk membuat layout PCB. Paket-paket komponen elektronika yang akan digunakan untuk membuat layout PCB dapat berasal dari skematik rangkaian yang dibuat melalui ISIS.2. Screen Layout pada ISIS

Gambar 2.2 Screen Layout pada ISIS Proteusa. Title BarTitle bar berada pada posisi yang paling atas dalam screen layout ISIS Proteus. Title bar berisi informasi mengenai nama file yang sedang aktif dan juga menunjukkan apakah animasi simulasi sedang berjalan atau tidak. Sama seperti program aplikasi berbasis windows yang lainnya, pada title bar juga terdapat tombol minimize untuk mengecilkan tampilan screen layout, tombol Maximaze/Restore Down untuk memaksimalkan dan mengatur ukuran tampilan screen layout, dan tombol Close untuk menutup ISIS.b. Menu BarMenu bar berada tepat dibawah title bar dan merupakan menu utama dari ISIS, karena pada menu bar terdapat perintah dari hampir seluruh fungsi yang ada pada ISIS Proteus. Dalam menu bar terdapat beberapa menu utama yaitu File, View, Edit, Tools Design, Graph, Source, Debug, Library, Template, System, dan Help.Menu File berisi perintah-perintah yang berfungsi untuk mengatur seluruh hal yang bekaitan dengan pengelolaan file desain. Pada menu ini terdapat fasilitas yang diantaranya untuk membuaka dan menyimpan file desain, serta mencetak skematik rangkaian yang terdapat pada lembar kerja. Menu View berisi perintah-perintah yang berfungsi untuk mengatur tampilan yang akan tampak pada window editing. Menu Edit berisi perintah-perintah yang berfungsi untuk mengedit komponen atau objek yang terdapat pada window editing. Pada menu ini juga terdapat perintah untuk membuang seluruh jenis komponen yang tidak digunakan pada window editing secara otomatis. Menu Tools berisi tool-tool tambahan untuk memaksimalkan kinerja program ISIS. Menu Desain berisi instruksi atau perintah untuk mengedit desain yang sedang aktif. Pada menu ini juga terdapat perangkat untuk bekerja dengan sistem multi-sheet design. Menu Graph berisi sejumlah tools yang berguna untuk menganalisa desain rangkaian dengan menggunakan fasilitas graph. Graph berada dalam Gadgets Toolbar. Ada banyak metode analisis yang dapat dilakukan melalui Graph yaitu Analog, Digital, Mixed, Frequency, Transfer, Noise, Distortion, Fourier, Audio, Interactive, Conformance, DC Sweep, dan AC Sweep. Menu Source berisi perintah yang berkaitan dengan bahasa pemrograman untuk mikrokontroler. Menu debug berisi perintah untuk menyimulasikan skematik rangkaian yang telah dibuat dengan tujuan untuk menganalis rangkaian, sehingga diperoleh desain seperti yang diharapkan. Menu library berisi seluruh perintah yang berkaitan dengan penggunaan dan pengelolaan komponen yang terdapat dalam library. ISIS telah menyediakan lebih dari 20.000 jenis komponen, baik komponen analog maupun digital dan ditambah komponen mikroprosesor maupun mikrokontoler. Bila komponen yang dibutuhkan masih belum terdapat pada library maka komponen tersebut dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan. Komponen-komponen yang terdapat dalam library dapat juga diatur atau dikelompokkan sesuai keinginan. Menu Template berfungsi untuk mengatur tampilan kerja maupun pengaturan yang lainnya, salah satu fasilitas yang disediakan adalah Template. Pada Menu System terdapat beberapa fasilitas pengaturan yang berkaitan dengan program ISIS. Menu Help berisi sekumpulan submenu yang akan membantu dalam menggunakan program ISIS.c. ToolbarsSama seperti program aplikasi berbasis sistem operasi Microsoft Windows yang lainnya, program ISIS juga menyediakan fasilitas untuk mengakses dengan cepat perintah tertentu melalui ikon-ikon yang terdapat pada toolbar. Toolbar yang disediakan oleh ISIS ada tiga jenis yaitu Command Toolbar, Mode Selector Toolbar, dan Orientation Toolbar.d. Command ToolbarCommand toolbar berada pada bagian atas screen layout dan merupakan akses alternatif dari menu bar. Pada command toolbar terdapat empat subtoolbar lagi yaitu File, View, Edit dan Design. File Toolbar berisi sekumpulan ikon yang berfungsi untuk mengatur seluruh hal yang berkaitan dengan pengelolaan file desain. Melalui toolbar ini kita dapat membuka dan menyimpan file desain, proses eksport import file desain, dan mencetak skematik rangkaian yang terdapat pada lembar kerja. View Toolbar berisi perintah-perintah yang berfungsi untuk mengatur tampilan yang akan tampak pada window editing. Edit toolbar berisi sekumpulan ikon yang berfungsi untuk mengedit komponen atau objek yang terdapat pada window editing. Desain Toolbar berisi ikon yang berfungsi untuk mengedit desain yang sedang aktif.Jika bekerja pada monitor yang relatif kecil, salah satu atau semua command toolbar dapat disembunyikan melalui toolbars yang terdapat pada menu View, sehingga tampil sebuah kotak dialog Show/Hide Toolbars. Untuk menampilkan toolbar yang diinginkan maka pada kotak checkbox dicentang, kemudian klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Show/Hide Toolbars. Tombol Cancel ditekan untuk membatalkan pilihan yang telah dilakukan pada kotak dialog Show/Hide Toolbars.e. Mode Selector ToolbarMode Selector Toolbar dilokasikan pada sudut kiri bawah dari screen layout. Ada tiga jenis mode selector toolbar yang disediakan oleh ISIS yaitu Main Modes, Gadgets, dan 2D Graphics. Main mode toolbar berisi sekumpulan ikon yang berkaitan dengan peletakan komponen beserta penggunaan jalur dan subrangkaian. Ada beberapa model penggunaan jalur yang disediakan yaitu dengan menggunakan wire, junction dot, net label, dan net bus. Gadgets Toolbars berisi sekumpulan tools yang berguna untuk meningkatkan kinerja dari program simulasi ISIS. 2D Graphics Toolbar berisi sekumpulan ikon yang berguna untuk menggambar objek dalam bentuk grafik, seperti garis, kotak, lingkaran, kurva, teks dan yang lainnya.f. Orientation ToolbarOrientation Toolbar berguna untuk menampilkan dan mengontrol arah rotasi dan refleksi objek yang diletakkan pada lembar kerja. Komponen yang akan diubah arahnya harus diseleksi atau ditandai terlebih dahulu sebelum diubah arahnya. Komponen yang telah dipilih tersebut akan berubah menjadi berwarna merah. Proses penyeleksian komponen dikenal dengan istilah Tag. Pada kotak Edit Rotation kita dapat mengetikkan sudut rotasi secara langsung, tetapi besar sudut rotasi yang dapat dimasukkan adalah kelipatan 900. Rotation toolbar berisi sekumpulan tool dan ikon yang berguna untuk memutar arah atau orientasi satu atau lebih objek maupun komponen dengan sudut rotasi sebesar 900. Arah putaran dapat diatur sesuai dengan keinginan perancang. Reflection toolbar berisi tool yang dapat membalikkan objek pada arah sumbu X maupun sumbu Y.g. Window EditingWindow editing mempunyai daerah atau area yang paling besar pada screen layout ISIS. Window editing akan menampilkan lembar kerja yang menjadi tempat untuk mengambar, mengedit dan menyimulasikan skematik rangkaian. Pada window editing juga terdapat grid yang berupa kotak-kotak ataupun titik-titik dan berguna untuk mengatur jarak peletakan komponen dan pergeseran mouse, sehingga komponen dapat ditata dengan baik.h. Window OverviewWindow Overview berfungsi untuk merepresentasikan objek atau komponen yang terdapat pada window editing. Gambar kotak berwarna biru yang terdapat pada window overview menunjukkan border atau batas tepi dari lembar kerja yang terdapat pada window editing, sedangkan kotak yang berwarna hijau menunjukkan area yang ditampilkan oleh window editing. Warna objek yang akan ditampilkan bergantung dengan jenis template yang digunakan. Fungsi lain dari window overview adalah menampilkan objek yang terseleksi atau komponen yang dipilih melalui object selector sebelum diletakkan pada lembar kerja atau window editing. i. Object SelectorObject Selector digunakan untuk menyimpan berbagai jenis komponen, terminal, generator, graph dan objek yang lainnya sebelum diletakkan pada window editing.j. Kontrol Panel AnimasiKontrol Panel Animasi (animation control panel) berada pada sudut kiri bawah screen layout. Kontrol panel animasi berguna untuk menjalankan dan menghentikan simulasi rangkaian.k. Status BarStatus bar berada pada bagian paling bawah dari screen layout ISIS. Pada Status bar berisi informasi tambahan yang melengkapi program ISIS seperti message (s) dan koordinat kursor. Bila simulasi tidak sedang dijalankan dan kursor mouse berada di atas sebuah komponen atau objek, maka pada status bar akan ditampilkan properti dari komponen atau objek tersebut. Nilai dari properti yang ditampilkan bergantung dari jenis objek yang ditunjuk oleh kursor mouse. Bila simulasi sedang dijalankan maka status bar akan berisi informasi yang menyatakan bahwa simulasi sedang berjalan dan juga menampilkan lamanya waktu simulasi serta jumlah presentase CPU yang digunakan.3. Menggunakan Program ISISa. Memulai Program ISIS

Gambar 2.3 Shortcut ISIS 7 Profesional1) Cara pertama untuk menjalankan program ISIS Proteus adalah melalui Start | Program | Proteus 7 Profesional | ISIS 7 profesional.2) Cara kedua untuk menjalankan program ISIS adalah dengan mengklik dua kali shortcut ISIS 7 Profesional pada dekstop. Seperti terlihat pada Gambar 2.3.3) Cara ketiga menjalankan ISIS adalah dengan mengeklik dua kali tombol kiri mouse pada file ISIS.EXE yang terdapat pada direktori C:\Program Files\Labcenter Electronics\Proteus 7 Professional\BIN.Setelah program dijalankan maka akan tampil screen layout ISIS, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Layout ISIS 7 Profesionalb. Membuat Title BlockUntuk melengkapi lembar kerja maka klik menu File | New Design sehingga akan tampil kotak dialog Create New Design. Seperti terlihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kotak Dialog Create New Design Dalam kotak dialog Create New Design dipilih lembar kerja LandscapeA4 untuk memilih lembar kerja berukuran A4 dengan orientasi landscape, kemudian klik tombol OK. Perhatikanlah pada pojok kanan bawah lembar kerja yang terdapat pada window editing, disana akan muncul sebuah title block dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran lembar kerja yang dipilih.

Gambar 2.6 Title blockPada title block seperti Gambar 2.6 terdapat informasi mengenai nama file desain yang sedang aktif, nama atau judul rangkaian, nomor dokumen, tanggal dan jam pada saat file desain dibuka. Title block umumnya berisi informasi yang berkaitan dengan desain skematik rangkaian yang sedang aktif. Properti yang terdapat pada title block dapat diisi sesuai dengan kebutuhan desain skematik rangkaian yang akan dirancang. Untuk dapat mengedit properti title block, klik menu Design | Edit Design Propertis, sehingga akan tampil sebuh kotak dialog Edit Design Propertis. Seperti terlihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Edit Design Propertis Dalam kotak dialog ini terdapat beberapa kotak isian yang berkaitan dengan properti title block. Kotak isian Filename berisi nama file desain yang sedang aktif, karena file desain belum pernah disimpan, maka nama file standar yang digunakan oleh ISIS adalah UNTITLED.DSN.Pada kotak isian Title ketikkan judul rangkaian sesuai dengan keinginan, misalnya INPUT OUTPUT. Pada kotak Author ketikan nama kita. Kotak isian Doc. No: biasanya diisi dengan nomor dokumen atau desain, hal ini akan membantu bila file desain yang dibuat lebih dari satu. Kotak yang lainnya dapat diisi sesuai dengan kebutuhan. Setelah kotak isian selesai dilakukan maka klik tombol OK untuk menutup kotak dialog ini. Seperti terlihat pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Dialog Edit Design Propertis Perhatikan perubahan yang terjadi pada title block. Bila title block tidak berubah maka klik menu View | Redraw atau klik ikon Redraw yang terdapat pada toolbar agar perubahan yan telah dilakukan pada title block dapat diaplikasikan. Perintah Redraw dapat juga dilakukan dengan menekan tombol R yang terdapat pada keyboard komputer. Untuk menampilklan nama file dan lokasi tempat penyimpanan file, maka lembar kerja ISIS harus disimpan terlebih dahulu. Setelah file disimpan maka title block akan mencatat nama file desain dan lokasi beserta tanggal dan waktu penyimpanan file desain dilakukan.c. Panduan Awal Menggunakan ISIS ProteusSetelah program ISIS tampil maka akan muncul sebuah area yang paling besar, area tersebut disebut window editing yang berfungsi sebagai media untuk menggambar skematik rangkaian elektronika. Pada window inilah komponen diletakkan dan dihubungkan satu dengan yang lainnya. Pengaturan tampilan pada window editing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengaturan berdasarkan skala gambar (zoom) dan pengaturan berdasarkan area gambar yang akan ditampilkan (pan). Berbagai macam zoom dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Macam-Macam ZoomZoom adalah skala tampilan lembar kerja yang dapat dilihat pada window editing maupun window overview. Ada dua jenis zoom yang disediakan oleh ISIS yaitu zoom in dan zoom out yang akan berpengaruh secara langsung pada tampilan lembar kerja yang terdapat pada window editing. Pan adalah proses menggeser lembar kerja yang ada pada window editing. Ada sejumlah pilihan untuk melakukan pan yang akan berpengaruh langsung pada window editing.

Gambar 2.10 Ikon GridTitik-titik (dots) atau garis-garis yang berada pada window editing disebut dengan istilah grid. Ikon Grid seperti terlihat pada Gambar 2.10. Perintah untuk menapilkan dan menyembunyikan grid dapat dilakukan melalai menu View | Grid atau melalui ikon Grid yang terdapat pada toolbar maupun dengan menggunakan shotcut G. Grid berguna untuk membantu pengaturan tata letak komoponen.Jika Kita sulit melihat grid, kita dapat mengubah warnanya dengan menggunakan menu Template | Set Design Defaults. Pada Edit kotak dialog Edit Design Defaults ubahlah warna yang terdapat pada Grid Colour sesuai dengan keinginan kita, kemudian klik tombol OK.

Gambar 2.11 Ikon OriginPada bagian pojok kanan bawah dari screen akan menampilkan koordinat dari kursor mouse saat berada pada window editing. Titik koordinat awal disebut dengan istilah Origin yang menyatakan koordinat 0.0 untuk sumbu X dan koordinat 0.0 untuk sumbu Y. Ikon Origin seperti terlihat pada Gambar 2.11. Umumnya titik origin akan berada di tengah-tengah lembar kerja.ISIS dirancang agar mudah digunakan dan kita melihat apapun yang terjadi selama proses desain dilakukan. Objek-objek akan dikelilingi dengan garis putus-putus berwarna merah pada saat kursor mouse melintasinya dan bersamaan dengan itu maka kursor mouse tersebut akan berubah bentuk dan sekaligus berubah pula fungsinya. Pada dasarnya, objek yang diberi tanda tersebut akan menjelaskan bahwa objek tersebut sedang dilintasi kursor mouse, jenis bentuk kursor mouse yang tampil akan menjelaskan proses yang dapat dilakukan pada objek tersebut.

d. Menggambar Skematik RangkaianHal pertama yang dilakukan sebelum menggambar skematik rangkaian adalah mencari komponen melalui library. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memilih komponen dari library, yaitu:1. Klik tombol P yang berada di pojok kiri atas dari object selector. Seperti terlihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Tombol P pada Object Selector2. Gunakan shortcut P melalui keyboard.3. Klik ikon Pick Device/Symbol yang terdapat pada toolbar.4. Klik perintah menu Library | Pick Device/Symbol.5. Klik tombol kanan mouse pada area yang kosong dalam lembar kerja dan pilih Place | Component | From Libraries dari menu context. Seperti terlihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Langkah Pencarian KomponenDengan menggunakan salah satu cara di atas maka akan ditampilkan kotak dialog Pick Device yang disebut juga dengan istilah Library Browse. Langkah selanjutnya adalah mencari komponen yang diinginkan dari library. Komponen yang diinginkan dari library dapat dicari dengan berbagai cara. Cara terbaik untuk memulai pencarian komponen adalah dengan mengetahui nama komponen beserta tipe atau nilainya.

Gambar 2.14 Pick DeviceSebagai contoh, langkah pertama dengan mengetikkan 330 resistor pada kotak keywords. Seperti terlihat pada Gambar 2.14. Setelah itu akan terlihat daftar hasil pencarian pada kotak Result. Nilai yang dimasukkan tersebut dapat digunakan sebagai kata kunci untuk mencari komponen yang bernilai 330 Ohm. Kemudian memilih MINRES330R yang terdapat pada kotak Results, selanjutnya mengeklik dua kali tombol kiri mouse pada baris masing-masing komponen tersebut supaya masuk ke dalam object selector. Proses diatas dapat diulang untuk mencari resistor yang lain, tetapi pada bagian ini akan dibahas beberapa teknik pencarian komponen yang disediakan oleh program ISIS.

Gambar 2.15 Kotak dialog Pick Device 1Langkah pertama yaitu kata kunci diubah menjadi MINRES4 , seperti terlihat pada Gambar 2.15 library akan menyaring hasil pencarian dan akan ditampilkan seluruh resestor dengan angaka 4 diawalnnya seperti 430K, 430R, 43K, 43R, 470K, 470R, 47K, 47R, 4K3, 4K7, 4M7 dan 4R7 pada daftar result. Selanjutnya pada baris MINRES430K diklik dua kali dengan tombol kiri mouse dalam kotak Results tersebut.Cara lain untuk mencari komponen adalah dengan menggunakan nama kelompok komponen yang terdapat pada kotak Category seperti terlihat pada Gambar 2.16. Cara ini berguna untuk mencari komponen yang tidak diketahui dengan pasti namanya ataupun keterangan yang sesuai dengan komponen yang ingin dicari.

Gambar 2.16 Kotak Dialog Pick Device 2Langkah pertama yaitu dengan menghapus seluruh teks yang berada dalam keywords, kemudian memilih Capacitors pada kotak Category agar yang ditampilkan pada kotak Result hanya komponen kapasitor saja, jika komponen yang ditampilkan masih terlalu banyak maka dengan memilih Generic pada kotak Sub-Category. CAP-ELEC yang terdapat pada kotak Result diklik dua kali dengan tombol kiri mouse untuk memilih kapasitor tersebut dan memasukkannya dalam object selector. Cara diatas juga bisa digunakan untuk mencari komponen yang lainnya. Apabila seluruh komponen yang akan digunakan untuk membangun skematik rangkaian telah lengkap, langkah selanjutnya adalah komponen-komponen yang terdapat pada object selector dipindakan pada window editing. Program ISIS harus berada pada Mode Component dengan cara diklik Component Mode yang terdapat pada Main Modes Toolbar seperti yang terlihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Ikon ComponentKomponen yang diinginkan diklik menggunakan tombol kiri mouse yang terdapat dalam object selector. Komponen terpilih akan ditampilkan pada window overview seperti terlihat pada Gambar 2.18. Gambar 2.18 Tampilan Komponen pada Window Overview Ketika kursor mouse dipindahkan pada lembar kerja, maka kursor mouse tersebut akan berubah bentuk menjadi kursor placement atau kursor pen berwarna putih. Komponen yang diinginkan tadi akan muncul dan mengikuti gerakan kursor mouse apabila tombol kiri mouse diklikan sekali, seperti terlihat pada Gambar 2.19. Komponen akan diletakkan saat tombol kiri mouse diklikkan untuk yang kedua kalinya yang sebelumnya sudah ditentukan mengenai posisi koordinat yang sudah ditentukan.

Gambar 2.19 Tampilan Komponen pada Lembar Kerja Koordinat kursor dapat dilihat pada status bar, yang terletak pada pojok kiri bawah dari screen layout ISIS. Seperti terlihat pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20 Ordinat KomponenPada window overview tidak hanya menampilkan komponen yang dipilih pada object selector tapi juga dapat menampilkan perubahan arah komponen, misalnya dapat memutar atau membalikkan arah komponen melalui ikon pada Orientation Toolbar. Perubahan rotasi atau arah komponen akan terus disimpan dan ditampilkan pada window overview sampai komponen tersebut diletakkan pada lembar kerja atau sampai perintah yang lainnya dilakukan.

Gambar 2.21 Objek yang TerseleksiDalam program ISIS, ada dua metode untuk menandai objek atau komponen yang terdapaat pada lembar kerja yaitu Tag dan Tagbox. Fungsi kedua metode tersebut sama tetapi caranya berbeda. Objek atau komponen yang ditandai akan berubah menjadi warna merah, seperti yang terlihat pada Gambar 2.21. Setelah komponen ditandai, banyak perintah yang bisa dilakukan terhadap komponen tersebut, misalnya menghapus, merotasi, memindahkan, dan mengedit properti komponen yang telah ditandai tersebut.Jika baru pertama kali membuka program ISIS, setiap komponen yang telah diletakkan pada lembar kerja akan terdapat kata , dengan warna huruf abu-abu. Text tersebut biasanya digunakan untuk menambah keterangan mengenai komponen yang bersangkutan. Apabila text tersebut tidak diperlukan, untuk menghilangkannya dengan cara diklik menu Template | Set Design Defaults sehingga muncul kotak dialog Edit Design Defaults. Pada kotak dialog Edit Design Defaults, tepatnya pada Hidden Objects, tanda Checklist yang berada pada checkbox dari Show hidden text? dihilangkan dan kemudian diklik pada tombol OK, seperti yang terlihat pada Gambar 2.22.

Gambar 2.22 Kotak Dialog Edit Design DefaultsApabila peletakkan dan pengaturan posisi komponen sudah sesuai dengan skematik rangkaian, maka langkah selanjutnya yaitu perangkaian komponen yang dikenal dengan istilah wiring. Komponen dihubungkan sesuai dengan skematik rangkaian yang telah direncanakan. Kursor mouse diarahkan pada ujung kaki komponen yang akan dihubungkan sehingga kursor mouse berubah menjadi pen berwarna hijau dan ujung kaki komponen akan muncul kotak persegi kecil berwarna merah yang menandakan bahwa jalur dapat diletakkan, seperti terlihat pada Gambar 2.23.

Gambar 2.23 Penyambungan KomponenSaat kursor mouse berubah maka tombol kiri mouse diklik untuk memulai meletakkan jalur. ISIS akan secara otomatis memulai proses pembuatan jalur pada kaki komponen, kemudian kursor mouse digeser keujung bawah kaki komponen yang akan dihubungkan dan dipastikan bahwa pada kaki komponen yang akan dihubungkan telah muncul kotak kecil berwarna merah, selanjutnya tombol kiri mouse diklik untuk membuat jalur yang menghubungkan antara kedua komponen tersebut, seperti terlihat pada Gambar 2.24. Gambar 2.24 Penyambungan Dua KomponenApabila jumlah komponen yang akan dihubungkan adalah lebih dari dua maka dapat disebut dengan istilah junction. Pada kaki komponen tersebut dipastikan muncul kotak kecil berwarna merah dan kursor mouse berwarna hijau. Tombol kiri mouse diklik pada kaki komponen tersebut dan kursor mouse diarahkan pada tengah jalur yang menghubungkan dua buah komponen tersebut, kemudian tombol kiri mouse diklik untuk menghubungkan jalur. Pada jalur tersebut akan muncul sebuah titik yang menandakan bahwa ketiga komponen saling terhubung, titik tersebut dikenal dengan istilah junction, seperti terlihat pada Gambar 2.25.

Gambar 2.25 Penyambungan Tiga KomponenPada saat antara satu komponen dihubungkan dengan komponen yang lain tidak selalu bisa menggunakan jalur lurus, kadang kala kita menggunkan jalur yang dibengkokkan. Hal ini dilakukan dengan diawali proses pembuatan jalur diujung salah satu dari kaki komponen, kemudian tombol kiri mouse diklik tepat sejajar dengan kaki komponen yang lain, sehingga muncul tanda (X) pada titik tersebut kemudian kursor mouse diarahkan pada kaki kanan dari komponen dan dipastikan mucul kotak kecil berwarna merah dan selanjutnya tombol kiri mouse diklik untuk membuat jalur. Tanda silang pada saat jalur dibelokkan disebut dengan istilah anchor. Seperti terlihat pada Gambar 2.26.

Gambar 2.26 Anchor pada RangkaianAdakalanya pada saat proses penghubungan antar komponen terjadi kesalahan. Untuk menghapusnya cukuplah mudah. Pertama tombol mouse diklik kiri pada jalur yang dianggap salah, sehingga jalur tersebut akan berwana merah. Kemudian tombol mouse diklik kanan, setelah itu akan terlihat menu context seperti terlihat pada Gambar 2.27. Pada menu akan muncul perintah Delete Wire yang disampingnya terlihat gambar tanda silang berwarna merah diklik, maka jalur yang salah tadi akan secara otomatis terhapus.

Gambar 2.27 Penghapusan Jalur KomponenISIS dapat memeriksa kesalahan sambungan yang mungkin terjadi pada kaki (pin) setiap komponen yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya dalam desain skematik rangkaian. Pemeriksaan rangkaian yang akan dilakukan melalui perintah Electrical Rule Check (ERC) meliputi jalur sambungan atau netlist, refrensi komponen, terminal dan lainnya.

Gambar 2.28 Hasil Jadi Skema RangkaianApabila skema rangkaian telah selesai digambar sesuai dengan perencanaan sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar 2.28 maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memeriksa rangkaian tersebut. Perintah memeriksa rangkaian dapat juga dilakukan dengan mengeklik ikon Electrical Rule Check yang terdapat pada toolbar. Cara lain untuk memeriksa rangkaian yang telah dibuat sudah benar atau belum dapat dilakukan dengan cara:1. Menu Tools diklik, seperti terlihat pada Gambar 2.29.

Gambar 2.29 Langkah Pengecekan Rangkaian2. Kemudian pada submenu Electrical Rule Check dipilih dan diklik.3. Sebuah kotak dialog Electrical Rules Check akan muncul. Apabila rangkaian yang dibuat telah benar maka akan ada pernyataan Netlist Generate OK dan NO REC error found pada kotak laporan Electrical Rule Check.4. File yang dihasilkan oleh proses ERC dapat disimpan dalam file teks dengan cara tombol Save As diklik pada kotak dialog Electrical Rule Check.5. Apabila terdapat kesalahan pada rangkaian yang dibuat, maka jenis dan jumlah kesalahan yang terjadi akan ditampilkan padakotak dialog Electrical Rule Check, seperti terlihat pada Gambar 2.30.

Gambar 2.30 Dialog Electrical Rule Checke. Simulasi InteraktifISIS Proteus dilengkapi berbagai fasilitas simulasi agar desain rangkaian elektronik yang dibuat lebih interaktif dan lebih handal. Berbagai pengaturan untuk proses simulasi juga dapat dilakukan dengan mudah dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Simulasi interaktif dapat dikendalikan dari kontrol panel animasi. Kontrol panel ini berada pada pojok kanan bawah dari software ISIS Proteus. Ada empat tombol yang dapat digunakan untuk mengontrol rangkaian yaitu: PLAY, STEP, PAUSE, dan STOP, seperti terlihat pada Gambar 2.31.

Gambar 2.31 Tombol Simulasi1) Tombol PLAY digunakan untuk memulai simulasi.2) Tombol STEP berguna untuk mengatur kecepatan dari animasi rangkaian yang akan disimulasikan. Jika tombol ini ditekan dan kemudian dilepaskan maka simulasi akan maju satu langkah, jika tombol ditahan maka simulasi akan berjalan terus sampai tombol dilepaskan. 3) Tombol PAUSE berguna untuk menghentikan sejenak rangkaian yang sedang disimulasikan dan untuk melanjutkan simulasi tekan kembali tombol PAUSE, atau dengan dengan menekan tombol STEP.4) Tombol STOP berguna untuk menghentikan simulasi rangkaian yang dijalankan. Seluruh animasi akan dihentikan dan simulator akan keluar dari memori. Seluruh indikator yang ada dalam rangkaian akan direset dan seluruh simulasi tidak akan aktif, tetapi aktuator seperti saklar dan lainnya akan tetap berada kondisi pengaturan yang terakhir kali dilakukan. Simulasi dapat juga dihentikan dengan menekan tombol SHIFT + BREAK yang berada pada keyboard komputer secara bersama-sama.Apabila gambar skema rangkaian sudah selesai dibuat dan sudah dilakukan pemeriksaan rangkaian melalui perintah Electrical Rule Check (ERC) dan bila rangkaian yang dibuat telah benar maka akan ada pernyataan Netlist Generator OK dan NO REC error found pada kotak laporan Electrical Rule Check. Sebelum melakukan simulasi rangkaian yang telah dibuat disimulasikan melalui Kontrol Panel Animasi, terlebih dahulu melakukan pengaktifan pengaruh animasi dengan menggunakan menu System | Set Animation Options. Perintah Set Animation Options akan menampilkan kotak dialog Animated Circuits Configuration, seperti terlihat pada Gambar 2.32

Gambar 2.32 Kotak Dialog Animated Circuit ConfigurationBesar tegangan pada setiap jalur kabel yang menghubungkan antarkomponen dapat diukur. Pilihan ini akan menyebabkan jika ada jalur pengabelan (wire) yang menggunakan komponen analog atau campuran akan ditampilkan dengan warna yang merepresentasikan tegangan yang dihasilkan. Biasanya cakupan spektrum warna biru adalah -6 Volt dan hijau 0 Volt serta merah bernilai +6 Volt. Jika rangkaian beroperasi pada daerah tegangan yang berbeda maka kita harus mengubah nilai tegangan maksimum dalam kotak dialog Animated Circuit Configuration.Arah arus yang mengalir dapat disimulasikan oleh ISIS Proteus. Pilihan ini akan menyebabkan munculnya anak panah (arrow), seperti terlihat pada Gambar 2.33 yang menggambarkan arah aliran arus, arah aliran anak panah menggambarkan aliran arus dan akan ditampilkan jika besarnya arus melebihi batas ambang yang telah ditentukan. Biasanya batas ambang adalah 1micro Ampere, meskipun demikian nilai tersebut dapat diganti melalui kotak dialog Animated Circuit Configuration.

Gambar 2.33 Tampilan Hasil Simulasi

C. Materi Mata Pelajaran Teknik Listrik Pada Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ISIS Proteus 1. Sifat dan Aturan Rangkaian Resistor Seri pada Tegangan DCMenurut istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Gupta (2001:11). when the resistors are connected end to end, so that they form only one path for the flow of current, then resistors are said to be connected in series and such circuits are known as series circuits. Bishop (2004:34) berpendapat sebagai berikut.Apabila dua buah resistor atau lebih dihubungkan pada ujung-ujungnya sehingga arus mengalir melewati masing-masing resistor secara bergiliran, maka resistor-resistor ini dikatakan terhubung secara seri. Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian resistor seri mempunyai ciri yang pertama yaitu resistor dihubungkan dari ujung ke ujung pada setiap resistor, dan ciri yang kedua yaitu bahwa arus yang mengalir hanya melalui satu jalur secara bergantian.Seperti terlihat pada Gambar 2.34 resistor R1, R2, dan R3 dirangkai secara seri. Beda potensial dari V yang terpasang diantara kedua ujung titik A dan D mengakibatkan arus I mengalir melalui seluruh resistor R1, R2, dan R3.

Gambar 2.34 Rangkaian Resistor SeriBerdasarkan Hukum Ohm untuk Gambar 2.34 maka;Tegangan jatuh pada resistor R1, V1 = I . R1Tegangan jatuh pada resistor R2, V2 = I . R2Tegangan jatuh pada resistor R3, V3 = I . R3Tegangan jatuh untuk rangkaian secara keseluruhan, V = Tegangan jatuh pada resistor R1 + Tegangan jatuh pada resistor R2 + Tegangan jatuh pada resistor R3V= I . R1 + I . R2 + I . R3 = I (R1 + R2 + R3)V /I= R1 + R2 + R3Dan menurut Hukum Ohm bahwa V/I memberikan resistansi total yang disebut R. Resistansi total dari rangkian seri, R = R1 + R2 + R3. Dengan demikian apabila resistor dirangkai secara seri, maka resistansi penganti adalah jumlah dari tiap-tiap resistor yang terpasang.R Total = R1 + R2 + R3 + ...... RnApabila dalam suatu rangkaian sudah diketahui besar arus dan tegangannya maka untuk menentukan besar daya dapat dihitung dengan rumus: P= V . IBerdasarkan hal diatas maka untuk rangkaian seri resistansi dapat disimpulkan bahwa:1. Besarnya arus yang mengalir keseluruh rangkain besarnya sama.2. Tiap resistor memiliki tegangan jatuh yang berbeda, yang besarnya berbanding lurus dengan nilai resistansinya.3. Besarnya tegangan total merupakan jumlah dari tegangan jatuh dari tiap resistor yang terpasang.2. Sifat dan Aturan Rangkaian Resistor Parallel pada Tegangan DCGupta (2001:13) berpendapat bahwa rangkaian resistor parallel adalah sebagai berikut.When a number of resistors are connected in such a way that one end of each of them is joined to a common point and the other ends being joined to another common point, as shown in picture then resistors are said to be connected in parallel and such circuits are known as parallel circuits. Menurut definisi ini maka istilah rangkaian resistor parallel mengandung pengertian bahwa ketika beberapa resistor dirangkai yang pada tiap ujung resistor digabungkan menjadi satu titik dan ujung resistor yang lainnya juga digabung menjadi satu titik, kemudian resistor tersebut dikatakan sebagai hubungan resistor secara parallel dan rangkaiannya disebut rangkaian resistor parallel. Rangkaian resistor parallel seperti yang terlihat pada Gambar 2.35.

Gambar 2.35 Rangkaian Resistor ParallelBerdasarkan Hukum OhmArus pada resistor R1, I1 = V/R1Arus pada resistor R2, I2 = V/R2Arus pada resistor R3, I3 = V/R3I1 + I2 + I3= V/R1 + V/R2 + V/R3 = V (1/R1 + 1/R2 + 1/R3 )I1 + I2 + I3= II = I1 + I2 + I3 = V (1/R1 + 1/R2 + 1/R3 )I/V= (1/R1 + 1/R2 + 1/R3 )I/V= 1/R1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R31/R= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ...... 1/RnApabila dalam suatu rangkaian sudah diketahui besar arus dan tegangannya maka untuk menentukan besar daya dapat dihitung dengan rumus: P= V . IBerdasarkan hal diatas maka untuk rangkaian parallel dapat disimpulkan bahwa:a. Tegangan jatuh pada tiap resistor besarnya sama.b. Tiap resistor dilalui arus yang besarnya berbeda, besarnya arus berbanding terbalik dengan nilai resistansinya.c. Arus total yang mengalir merupakan jumlah total arus yang mengalir tiap cabang pada rangkaian.3. Sifat dan Aturan Rangkaian Resistor Campuran pada Tegangan DCPada praktiknya rangkaian listrik lebih sering terdiri atas rangkaian resistansi campuran/kombinasi antara seri dan parallel. Demikian juga rangkaian listrik dapat diselesaikan dengan aplikasi Hukum Ohm, Kirchoff, dan aturan untuk rangkaian seri dan parallel. Tidak ada batas prosedur untuk menyelesaikan rangkaian yang rumit, untuk menyelesaikannya tergantung dari fakta yang diketahui dari rangkaian tersebut dan besaran apa yang ingin dicari. Sebagai contoh pada saat ada rangkaian resistor campuran, untuk mencari arus total, terlebih dahulu mencari resistansi total, kemudian menyederhanakan rangkaian resistor yang dirangkai parallel, setelah itu diserikan dengan rangkaian resistor yang lain, setelah resistansi total sudah ditemukan maka arus total pun sudah dapat dihitung.

Gambar 2.36 Rangkaian Resistor CampuranGambar 2.36 merupakan salah satu contoh dari rangkaian campuran. Untuk menyelesaikanya, langkah pertama yaitu menyederhanakan atau mencari resistansi penganti pada rangkaian parallel.R Pengganti pada titik AB, RAB= 1/ (1/R1) + (1/R2)= R1.R2 / R1+R2R Pengganti pada titik CD, RCD= 1/(1/R4) + (1/R5) + (1/R6)= R4.R5.R6 / {(R4.R5) + (R5.R6) + (R6.R4)Sekarang, rangkaian lebih sederhana yang terdiri dari tiga buah resistor, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.37 berikut.

Gambar 2.37 Hasil Penyederhanaa Rangkaian Campuran Resistor Resistansi total dari rangkaian, RT = RAB + RBC + RCD, sehingga arus yang mengalir dapat dihitung dengan rumus:I = V / RTSetelah mengetahui arus yang mengalir, tegangan jatuh pada tiap cabang AB, BC, dan CD dapat dihitung dengan rumusTegangan jatuh pada titik AB, VAB= I . RABTegangan jatuh pada titik BC, VBC= I . RBCTegangan jatuh pada titik CD, VCD= I . RCDSetelah diketahui tegangan jatuh tiap rangkaian cabang parallel, arus yang mengalir pada tiap resistor dapat diketahui dengan rumusArus pada R1= I1= VAB/R1Arus pada R2= I2= VBC/R2Arus pada R3= I3= IArus pada R4= I4= VCD/R4Arus pada R5= I5= VCD/R5Arus pada R6= I6= VCD/R6Apabila dalam suatu rangkaian sudah diketahui besar arus dan tegangannya maka untuk menentukan besar daya dapat dihitung dengan rumus: P= V . ID. Evaluasi Pembelajaran1. Pengertian, Tujuan, dan ManfaatMenurut Arifin (2012:12) bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.Sudijono (2008:16) menyebutkan bahwa ada beberapa tujuan dan manfaat dalam kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan. Tujuan dilaksanakannya dari proses evaluasi dalam bidang pendidikan ialah:a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atas taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.b. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Dapat diartikan juga bahwa tujuannya yaitu untuk mengukur dan menilai sampai manakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanak oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.c. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.d. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.Kegunaan yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:a. Terbukanya kemungkian bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.b. Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan dengan tujuan yang hendak dicapai.c. Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang diinginkan akan dapat tercapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.2. Ranah Obyek Evaluasia. Ranah KognitifRanah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom (Sudijono 2008:49), segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah: 1) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.3) Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, rumus, teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. 4) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara faktor yang satu dengan faktor lainnya.5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur yang secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.6) Penilaian (evaluation) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide.Pada penelitian ini hasil yang diukur pada ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis siswa pada sub bab materi sifat dan aturan rangkaian kelistrikan seri dan atau parallel resistor pada tegangan DC menggunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus.b. Ranah AfektifRanah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti: perhatian, kedisiplinan, motivasi, penghargaan dan lain sebagainya terhadap sesuatu. Menurut Krathwohl dan kawan-kawan (1974) dalam Sudijono (2008:50) bahwa ranah afektif ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi kedalam 5 jenjang, yaitu:1) Menerima atau memperhatikan (Receiving/attending) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Receiving atau attending juga sering diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu obyek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentikkan diri dengan nilai itu.2) Menanggapi (Responding) merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.3) Menilai atau menghargai (Valuing) adalah memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar, peserta didik di sini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk.4) Mengatur atau mengorganisasikan (Organization) adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan diri nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (Characterization by a Value or Value Complex) yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama, sehingga membentuk karakteristik pola hidup.Pada penelitian ini hasil yang diukur pada ranah afektif meliputi perhatian, tanggapan, dan penghargaan siswa terhadap sub bab materi sifat dan aturan rangkaian kelistrikan seri dan atau paralel resistor pada tegangan DC menggunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus.c. Ranah PsikomotorRanah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektifnya.Pada penelitian ini tidak ada hasil belajar yang diukur pada ranah psikomotor siswa, karena pada sub bab materi sifat dan aturan rangkaian kelistrikan seri dan atau paralel resistor pada tegangan DC menggunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus yang disampaikan berupa teori dan bukan praktik.3. Tes Hasil Belajara. Tes FormatifTes formatif merupakan salah satu jenis tes sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan belajar peserta didik. Tes formatif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif biasa dilaksanakan di tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan (Sudijono 2008:71).b. Tes UraianTes uraian (essay test), sering disebut juga dengan istilah tes subyektif. Tes uraian adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini (Sudijono 2008:99).1) Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau pemaparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.2) Bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya.3) Jumlah butir soal umumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima sampai dengan sepuluh butir soal.4) Pada umumnya butir soal tes uraian itu diawali dengan kata-kata: Jelaskan..., Terangakan ..., Uraikan ..., atau kata lain yang serupa dengan itu.

E. Efektifitas PembelajaranJauhari (2011:163), Pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila proses belajar tersebut dapat mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut maka suatu tingkat efektifitas pembelajaran dapat diketahui melalui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan atau yang telah tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diketahui melalaui kegiatan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud tidak hanya tes untuk siswa, akan tetapi semacam refleksi, perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta didukung oleh data catatan guru.F. Kerangka BerfikirProses pembelajaran yang terjadi di kelas X AV SMK Negeri 4 Semarang khususnya pada mata pelajaran Teknik Listrik masih klasikal. Guru menjelaskan materi dengan didominasi menggunakan metode ceramah. Sebagian besar siswa merasakan kejenuhan yang berakibat siswa tidak memperhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru. Hal tersebut berdampak pada siswa karena materi tidak dapat dipahami secara maksimal. Nilai mata pelajaran Teknik Listrik dari siswa juga masih banyak yang dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Mengingat mata pelajaran Teknik Listrik merupakan mata pelajaran dasar yang sangat penting, sehingga siswa harus benar-benar paham.Pada saat ini perkembangan teknologi begitu pesat, salah satunya yaitu teknologi komputer. Ada berbagai software aplikasi komputer untuk simulasi rangkaian listrik maupun eletktonika. Salah satunya yaitu software aplikasi ISIS Proteus. ISIS merupakan singkatan dari Intelligent Schematic Input System dan merupakan salah satu program simulasi terintegrasi dengan proteus dan menjadi program utamanya. ISIS dirancang sebagai media untuk menggambar skematik rangkaian elektronik yang sesuai dengan standart internasional. Dalam ISIS juga dimasukkan sebuah program ProSPICE yang berguna untuk menyimulasikan skematik rangkaian, sehingga ISIS dapat menjadi program simulator rangkaian listrik maupun elektronika yang interaktif. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang diaplikasikan dalam dunia pendidikan, salah satunya yaitu memanfaatkan program ISIS Proteus sebagai media pembelajaran. Dengan memanfaatkan program ISIS Proteus sebagai media pembelajaran diharapkan siswa dapat lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran. Apabila siswa tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru maka siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran tersebut. Pada akhirnya nilai yang diperoleh siswa dapat memenuhi batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai atau dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran berjalan secara efektif.

G. Hipotesis1. Ha (Hipotesis Alternatif)Adanya peningktatan hasil belajar siswa kelas X AV SMK Negeri 4 Semarang setelah menggunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus pada mata pelajaran Teknik Listrik.2. Ho (Hipotesis Nol)Tidak adanya peningktatan hasil belajar siswa kelas X AV SMK Negeri 4 Semarang setelah menggunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus pada mata pelajaran Teknik Listrik.

11

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif data yang dapatkan dalam bentuk angka-angka yang dianalisis mengggunakan statistik. Menurut Sugiyono (2012:12) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau samapel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada metode penelitian kuantitatif umumnya dilakukan secara random. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif menggunakan instrumen penelitian dan analisis datanya bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Sukmadinata (2009:194) menyatakan bahwa ciri utama penelitan eksperimen adalah adanya pengontrolan variabel dan pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Bentuk desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen kuasi (quasi experimental) dengan model desain kelompok kontrol prates-pasca tes acak (Randomized Pretest-Posttest Control Group Design). Desain ini menggunakan dua kelompok yang memiliki karakteristik yang sama atau disamakan. Kelompok demikian disebut 61

dengan random. Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dengan test yang sama. Kemudian kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu dengan pembelajaran menggunakan media ISIS Proteus, sedang kelompok kedua sebagai kelompok kontrol diberikan perlakuan seperti biasanya atau pembelajaran tidak menggunakan media ISIS Proteus. Setelah beberapa saat kedua kelompok tersebut dites dengan tes yang sama sebagai test akhir (post test). Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (diuji perbedaanya), demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir, dan antara tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.B. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan di SMK Negeri 4 Semarang yang berlokasi di Jalan Pandanaran II/7 Semarang dimulai dari tanggal 1 Maret 2014 sampai dengan dengan selesai.C. Populasi PenelitianMenurut Sugiyono (2012:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X program keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 4 Semarang tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah total populasi dalam penelitian ini yaitu 64 siswa yang terdiri dari dua kelas. Kedua kelas tersebut yaitu X AV1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 32 siswa dan kelas X AV2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 32 siswa. Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka seluruh populasi dijadikan sebagai obyek penelitian.D. Variabel Penelitian1. Variabel BebasVariabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel terikat (Sugiyono 2012:61). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu tingkat kemenarikan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus.2. Variabel TerikatVariabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (Sugiyono 2012:61). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu hasil belajar siswa setelah belajar menggunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus.E. Metode Pengumpulan Data1. Metode DokumentasiMetode dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata 2009:221). Metode dokumentasi yang digunakan diantaranya ialah daftar siswa, kurikulum, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, nilai tes formatif mata pelajaran Teknik Listrik pada materi rangkaian seri, paralel dan campuran pada resistor, dan jadwal pelajaran.2. ObservasiSukmadinata (2009:220) berpendapat bahwa metode observasi atau pengamatan merupakan suatu metode atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Pada penelitian ini peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan kelengkapan fasilitas pembelajaran yang ada.3. Metode Kuesioner (Angket)Kuisoner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2012:199). Jenis angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket tertutup. Responden tersebut adalah siswa X AV 1 sebagai kelas eksperimen dan guru mata pelajaran Teknik Listrik. Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kemenarikan penggunaan media pembelajara berbasis ISIS Proteus. F. Metode PengukuranSukmadinata (2009:224) tes hasil belajar atau juga disebut dengan tes prestasi belajar, yaitu suatu tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Tes formatif yaitu tes yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik antarteman sekelas maupun dalam penguasaan target materi. Berdasarkan hal tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen atau kelas yang mendapat perlakuan berupa penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus maka digunakan tes formatif berbentuk uraian. Pembuatan soal tes tidak boleh dilakukan asal-asalan, tetapi harus dilakukan melalui analisis pada setiap butir item soal tes.Penganalisaan terhadap butir-butir item tes hasil belajar dapat dilakukan dari tiga segi, yaitu: segi derajat kesukaran itemnya, segi daya pembeda itemnya dan dari segi fungsi distraktornya (Sudijono 2008:370). Khusus untuk tes uraian penganalisaan butir item tes hanya menggunakan segi derajat kesukaran dan segi daya pembeda itemnya.1. Analisis Derajat Kesukaran ItemTingkat kualitas butir item soal tes hasil belajar dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh setiap butir item tersebut. Butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah atau dapat dikatakan derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesukaran item disebut dengan istilah difficulty indek (angka indek kesukaran item), yang dalam dunia evaluasi hasil belajar dilambangkan dengan huruf P, yaitu singkatan dari kata proportion.Sudijono (2008:321) menyatakan bahwa angka indek kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dubois, yaitu:P = NP/N

Keterangan:P= Proportion = angka indek kesukaran itemNP= Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan.N= Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajarMengenai cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran item, Robert L. Thorndike dan Elizabeth dalam bukunya berjudul Measurement and Evaluation in Phychology and Education mengemukakan sebagai berikut:Tabel 3.1 Indek Kesukaran ItemNoBesarnya PInterpretasi

1Kurang dari 0,30Terlalu Sukar

20,30 0,70Cukup (sedang)

3Lebih dari 0,70Terlalu Mudah

Sudijono (2008:372)2. Analisis Daya Pembeda ItemDaya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi, dengan testee yang berkemampuan rendah. Mengetahui daya pembeda item berguna untuk menyusun butir item tes hasil belajar yang mencerminkan adanya perbedaan kemampuan yang terdapat dikalangan testee tersebut. Daya pembeda item dapat diketahui melalui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Angka indek diskriminasi item adalah sebuah angka atau bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda (discriminatory power) yang dimiliki oleh sebutir item. Indek diskriminasi item umumnya diberi lambang dengan huruf D (singkatan dari discriminatory power).Sudijono (2008:389) menyatakan bahwa untuk mengetahui besar kecilnya angka indek diskriminasi item dapat digunakan rumus berikut ini:D = PH - PL

Keterangan:D= Discriminatory power (angka indek diskriminasi item).PH= Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. ( PH adalah singatan dari Proportion of the Higher Group). PH dapat diperoleh dengan rumus:PH= BA/JABA= Banyaknya testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.JA= Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas.PL= Proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. ( PL adalah singatan dari Proportion of the Lower Group). PL dapat diperoleh dengan rumus:PL= BB/JBBA= Banyaknya testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.JA= Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah.Mengenai cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek diskriminasi item, dapat digunakan tabel berikut ini.Tabel 3.2 Indek Diskriminasi ItemNoBesarnya angka indeks diskriminasi item (D)KlasifikasiInterpretasi

1Kurang dari 0,20PoorButir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali, dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik.

20,20 0,40SatisfactoryButir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup.

30,40 0,70GoodButir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik.

40,70 1,00ExcellentButir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali.

5Bertanda negatifButir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif (jelek sekali).

Sudijono (2008:389)G. Desain/Rancangan PenelitianDesain penelitian eksperimen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Tes Acak (Randomized Pretest-Posttest Control Group Design). Pada penelitian ini sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas X AV sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terdapat satu kelas lagi yaitu kelas yang digunakan untuk uji coba menghitung validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Setelah instrumen penelitian memenuhi syarat maka instrumen penelitian tersebut dapat diterapkan pada obyek penelitian.Pretest digunakan untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen (O1) dan kelas kontrol (O3) dengan tes yang sama. Kemudian kelas eksperimen diberi perlakuan khusus (X) sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan khusus. Setelah beberapa saat kedua kelas (O2 dan O4) tersebut dites dengan tes yang sama sebagai post test. Hasil kedua post test tersebut diuji berbedaannya, demikian juga antara hasil tes awal dan akhir pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti antara kedua post test, dan antara tes awal dan akhir pada kelas eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.Tabel 3.3 Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca TesKeteranganKelompokPratesPerlakuanPasca tes

AcakA (Kel. Eksperimen)O1XO2

AcakB (Kel. Kontrol)O3O4

Sukmadinata (2009:204)Keterangan:A: Kelas eksperimen yang dipilih secara acak.B: Kelas kontrol yang dipilih secara acak.O1: Pretest kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.O3: Pretest kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.O2: Posttest kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran berbasis ISIS Proteus.O4: Posttest kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan berbasis ISIS Proteus.X:Perlakuan kelompok eksperimen, menerapkan proses pembelajaran berbasis ISIS Proteus.H. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto 2010:203). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. 1. AngketAngket yang digunakan pada penelitian ini menggunakan jawaban dengan skala Likert. Sugiyono (2012:134) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Kisi-kisi dan pernyataan angket terlampir pada lampiran.Tabel 3.4 Skala LikertNoKeteranganSkor

1Sangat Setuju4

2Setuju3

3Tidak Setuju2

4Sangat Tidak Setuju1

Jawaban setiap item instrumen yang menggun