hasil wawancara pengembangan model supervisi …€¦ · hasil wawancara pengembangan model...
TRANSCRIPT
85
HASIL WAWANCARA
PENGEMBANGAN MODEL SUPERVISI PENGAWAS
TEKNIK WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH.
No Nara Sumber Pertanyaan
1. Kepala UPTD
Kecamatan Getasan
1. Bagaimana pelaksanaan program yang
dilakukan pengawas untuk menilai kinerja kepala sekolah? Kami sudah menyusun program
supervisi maupun kunjungan bagi kepala sekolah maupun guru secara rutin. Akan
tetapi, memang ada kendala-kendala yang dihadapi ketika akan melakukan
supervisi. Misalnya kendala kesiapan dari sekolah yang dikunjungi. Atau pengawas datang, kepala sekolah yang
bersangkutan sedang meninggalkan jam dinas.
2. Kapan biasanya program supervisi dipersiapkan atau dibuat?
Perencanaan program biasanya kami melaksanakan di awal tahun ajaran. Rancangan tersebut kami susun
berdasarkan waktu yang tidak bertepatan dengan kegiatan dinas lain
yang sudah pasti. Namanya merancanag program sudah pasti karena kami punya
tujuan, yaitu membantu kepala sekolah, guru di sekolah
3. Bagaimana cara mengorganisasi kepala
sekolah di kecamatan Getasan? di lingkup kecamatan Getasan kami
sudah membentuk paguyuban atau kelompok kerja bagi kepala sekolah.
perkumpulan tersebut bertujuan supaya memudahkan kami untuk koordinasi jika ada kegiatan, maupun himbauan penting
dari dinas terkait dengan sekolah, guru,
86
maupun kepala sekolah sendiri. Jadi,
sebenarnya dengan adanya kegiatan pertemuan bersama dengan kepala
sekolah di lingkup kecamatan Getasan, sudah mempermuda untuk mengoordinir mereka.
4. Bagaimana mengenai efektivitas pelaksanaan program supervisi oleh
pengawas di kecamatan getasan selama ini?
kalau kegiatan supervisi itu pasti dilakukan dengan cara melihat atau mengobservasi secara langsung orang
yang disupervisi. Pelaksanaan yang dilakukan biasanya pengawas
berkunjung ke setiap sekolah di kecamatan Getasan pada jam dinas atau
jam kegiatan belajar mengajar berlangsung.
5. Apa yang dilakukan dalam kegiatan
evaluasi pelaksanaan program supervisi pengawas?
bentuk evaluasi yang dilakukan pengawas, melakukan penilaian dari
kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah.
2. Pengawas Sekolah Kecamatan
Getasan
1. Bagaimana pelaksanaan program yang dilakukan pengawas untuk menilai
kinerja kepala sekolah? Program supervisi itu sudah kami
siapkan supaya memudahkan kepala sekolah maupun guru untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam melakukan tugasnya. Misalnya, kesulitan mengajar, mengelola kelas, dan lain sebagainya.
Akan tetapi saat di lapangan ditemukan banyak kendala yang tidak terduga.
Contohnya, kalau saya datang, kemudian guru maupun kepala sekolah
belum siap untuk disupervisi ada yang
87
menawar hari supervisinya. Ada pula,
ketika saya mau supervisi ternyata sudah dirancang kegiatan lain di
sekolah, dan lain-lain. Memang tidak mudah untuk melaksanakan program supervisi itu dengan maksimal, apalagi
keterbatasan waktu yang sudah kami tentukan belum tentu sesuai dengan
kegiatan sekolah yang akan kami kunjungi.
2. Kapan biasanya program supervisi dipersiapkan atau dibuat? Selama ini kami menyusun program
seperti yang sudah ada sebelumnya. Susunan program yang kami buat juga
menyesuaikan kebutuhan yang ada. Jadi, kalau susunan program memang
belum ada yang berubah. Sebenarnya ketika menyusun program baru, kami harus melihat evaluasi dari program
yang sudah dibuat dan dilaksanakan sebelumnya. Tapi, seringkali kami harus
membagi waktu dengan kesibukan pekerjaan yang lain, sehingga
kekurangan program sebelumnya tidak kami evaluasi dan tidak kami perbaharui dengan hal yang baru.
3. Bagaimana cara mengorganisasi kepala sekolah di kecamatan Getasan?
untuk memudahkan koordinasi dengan kepala sekolah di lingkungan
kecamatan, memang sudah dari dulu dibentuk perkumpulan atau kelompok kerja bagi kepala sekolah. kalau tidak
ada kelompok kerja itu, pasti kami sebagai pengawas maupun yang ada di
dinas akan kesulitan untuk memberitahukan informasi-informasi
baru yang terkait dengan dinas maupun sekolah. Biasanya kegiatan kepala
88
sekolah tidak bisa dipastikan berapa
pertemuan dalam satu bulan, karena yang berkaitan dengan informasi dinas
terkadang mendadak atau bisa juga lebih lama. Kepala sekolah yang ada di lingkup kecamatan Getasan itu ada
kurang lebih 28 sekolah, kalau tidak ada kelompok kerja kepala sekolah kami
pengawas yang satu kecamatan hanya 2 tidak sanggup untuk menginformasikan
ke tiap-tiap sekolah. Kadang kalau kami datang tiba-tiba untuk menyampaikan informasi, yang terjadi kepala sekolah
sedang ada kegiatan di luar jam dinas, dan lain sebagainya. Untuk kegiatan
yang dilakukan melalui kelompok kerja tersebut seringkali mengenai kegiatan
dinas, laporan dinas yang langsung berkaitan dengan tugas kepala sekolah.
4. Bagaimana mengenai efektivitas
pelaksanaan program supervisi oleh pengawas di kecamatan getasan selama
ini? memang yang biasa kami lakukan
adalah mengunjungi sekolah-sekolah di kecamatan Getasan, terutama kami ingin memantau kegiatan belajar mengajar
dan perkembangan yang dihasilkan oleh sekolah. Biasanya kami sudah
menjadwalkan dan menyampaikan terlebih dahulu kepada kepala sekolah
jika kami akan visitasi ke sekolah. Tujuannya supaya kepala sekolah siap di tempat, sehingga kalau kami sebagai
pengawas ingin melihat laporan-laporan yang berkaitan dengan sekolah, atau
kami ingin mengetahui program kegiatan sekolah, kami bisa wawancara dan
bertukar pikiran. Di Kecamatan Getasan ini ada kurang lebih 28 sekolah yang
89
kami bina, sedangkan pengawas hanya
ada 2. Jika dibandingkan dengan jumlah pengawas dan jumlah sekolah yang ada,
tentu itu menjadi kesulitan bagi kami untuk mengefektifkan program supervisi. Padahal sebenarnya ketika membuat
program itu kami ingin melaksanakan dengan maksimal, tetapi tugas kami
yang lain juga banyak, apalagi kalau ada keperluan dinas, undangan rapat,
pelatihan, seminar, dan lain-lain yang menyita cukup banyak waktu bagi kami pengawas.
5. Apa yang dilakukan dalam kegiatan evaluasi pelaksanaan program supervisi
pengawas? untuk evaluasi supervisi yang kami
lakukan memberikan penilaian kepada kepala sekolah mengenai pelaksanaan program supervisi yang dilakukan
kepala sekolah. Pada form penilaian kegiatan suda memberikan kritik, saran,
atau masukan bagi kepala sekolah terkait kegiatan supervisi. Harapannya
supaya dengan masukan-masukan dari saya, kepala sekolah dapat mengintrospeksi diri dan semakin
meningkatkan kemampuan supervisi kepala sekolah. Hasil evaluasi ini juga
harus saya laporkan dengan mengetahui kepala UPTD, sebagai bukti pelaksanaan
program yang sudah disusun.
3. Kepala Sekolah 1 1. Bagaimana penyusunan program supervisi di sekolah ini? Program supervisi pasti ada dan sudah
disusun dari awal semester. Bahkan pelaksanaannya juga minimal satu
semester. Biasanya untuk melaksanakan program supervisi kepada
guru-guru perlu penjadwalan yang tepat
90
disesuaikan dengan jadwal guru
tersebut saat mengajar. 2. Bagaimana mengenai pelaksanaan
kegiatan supervisi yang dilakukan pengawas selama ini? pengawas dalam melakukan kegiatan
supervisi kepada kepala sekolah biasanya datang ke sekolah untuk
mensurvei kegiatan belajar mengajar, memantau program maupun kegiatan
sekolah, dan lain-lain. Kalau untuk kepala sekolah di Kecamatan Getasan, kami biasanya ada pertemuan bersama
untuk kepala sekolah, tapi dalam pertemuan tersebut tidak selalu
membahas mengenai supervisi dari pengawas. Biasanya di kegiatan kepala
sekolah banyak membahas mengenai perubahan kurikulum, peraturan dinas, berkas-berkas, dan hal-hal lain yang
terkait dengan dinas pendidikan. Tetapi kalau tidak ada paguyuban seperti itu,
kepala sekolah seperti saya yang sudah sepuh pasti kesulitan untuk
mendapatkan informasi-informasi baru seperti untuk guru, untuk siswa, untuk kepala sekolah, dan juga untuk
kemajuan sekolah. 3. Bagaimana cara pengawas memberikan
evaluasi terhadap hasil supervisi? biasanya pengawas hanya menilai
pelaksanaan supervisi yang saya lakukan kepada guru. Penilaian itu didasarkan pada bukti fisik laporan
penilaian supervisi yang sudah saya lakukan. Tetapi hanya pada hal itu saja.
Belum ada diskusi bersama untuk membahas masalah, kendala yang
dihadapi atau memberikan masukan secara lisan.
91
4. Kepala Sekolah 2 1. Bagaimana penyusunan program
supervisi di sekolah ini? Di awal semester program-program di
sekolah sudah harus di buat, salah satunya program supervisi guru. Program itu disusun berdasarkan kebutuhan
sekolah, seperti saya menyesuikan dengan sumber daya yang ada di
sekolah. 2. Bagaimana mengenai pelaksanaan
kegiatan supervisi yang dilakukan pengawas selama ini? kalau untuk kegiatan supervisi
pengawas, biasanya pengawas memberitahu terlebih dahulu dan
menjadwalkan datang ke sekolah untuk kegiatan supervisi. Tetapi biasanya
pengawas hanya datang untuk mewawancarai saja terkait kegiatan yang dilakukan sekolah. Kalau untuk
visitasi di kelas, tidak selalu dilaksanakan karena jam datang
pengawas tidak menentu. Terkadang pengawas datang pada saat jam
kegiatan belajar mengajar sudah selesai, sehingga tidak dapat visitasi kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Bagaimana cara pengawas memberikan evaluasi terhadap hasil supervisi?
evaluasi yang diberikan pengawas berupa penilaian, juga kritik dan saran
yang ditujukan bagi kepala sekolah. Tetapi, kepala sekolah tida diberi instrumen hasil penilaian, sehingga tidak
banyak tahu bagaimana perbaikan yang harus dilakukan.
5. Guru 1. Bagaimana pelaksanaan supervisi yang
dilakukan kepala sekolah selama ini? kegiatan supervisi dari kepala sekolah
tidak pasti untuk waktunya, kadang
92
hanya satu kali dalam dua semester.
Kalau kepala sekolah mensupervisi biasanya juga tidak selesai sampai akhir
kegiatan karena kepala sekolah seringkali sudah ada agenda lain terkait kegiatan dinas
6. Guru 1. Bagaimana pelaksanaan supervisi yang
dilakukan kepala sekolah selama ini? tidak tentu untuk kegiatan supervisi
kepala sekolah, karena kepala sekolah lebih banyak kegiatan lain yang berkaitan dengan administrasi, laporan,
rapat, tugas dinas, kegiatan dinas, dan lain-lain yang tidak terduga. Sehingga,
untuk pelaksanaan supervisi biasanya tergantung kapan kepala sekolah akan
mengadakannya.
93
HASIL UJI VALIDASI PAKAR
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
SUPERVISI PENGAWAS
MELALUI TEKNIK
WORKSHOP
127
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sekolah merupakan lembaga formal yang
dijadikan wadah dalam mewujudkan penyelenggaraan
sistem pendidikan yang dapat menghasilkan output
dalam bidang pendidikan. Output yang baik erat
kaitannya dengan kualitas sekolah yang baik pula.
Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang
memiliki standar pelayanan yang berkualitas. Kualitas
sekolah dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya
kompetensi guru, sarana prasarana, kualitas kegiatan
pembelajaran dan kompetensi kepala sekolah.
Ketercapaian aspek-aspek tersebut tidak dapat
terlepas dari peran seorang Kepala Sekolah sebagai
pemimpin.
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang
terjadi di sekolah. sehingga, kepala sekolah memiliki
tanggung jawab dan wewenang penuh terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang ada di sekolah.
Mulyasa (2012:87) mengungkapkan bahwa salah satu
indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
yaitu dapat menjawab pertanyaan mengenai cara yang
harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan
produtivitas sekolah. Indikator tersebut menunjukkan
128
bahwa kepala sekolah memiliki peran penting dalam
mewujudkan manajemen sekolah yang baik.
Kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar sebagai
kepala sekolah, kompetensi yang harus dimiliki yaitu
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi dan sosial. Salah satu kompentensi yang
berpengaruh dalam keberhasilan sistem pendidikan
adalah kompetensi supervisi dalam bidang akademik.
Menurut Daryanto (2010:91-92) supervisi
merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui
situasi lingkungan sekolah dalam segala kegiatan.
Kegiatan ini dimaksudkan agar kepala sekolah dapat
mengetahui secara keseluruhan dari setiap aktivitas,
baik besar maupun kecil yang terjadi di lingkungan
sekolah. Supervisi dilakukan dalam arti membina,
mengarahkan, melatih, dan mendorong seluruh
personal sekolah dan para guru agar memiliki
wawasan baru untuk sebuah pengembangan, salah
satunya kegiatan supervisi akademik.
Selain itu Mulyasa (2012: 92) menyatakan bahwa
supervisi merupakan bantuan profesional kepada guru
melalui kegiatan perencanaan yang sistematis,
pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang
objektif dan segera.
129
Dalam kegiatan pembelajaran, seringkali guru
mengalami kesulitan-kesulitan, baik kesulitan dalam
menghadapi siswa maupun kesulitan dalam
menyampaikan materi yang harus dipahami oleh
siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka
perlu menjadi perhatian bagi guru untuk membuat
perencanaan proses pembelajaran atau yang biasa
disebut dengan RPP. Nehtry (2016) dalam
penelitiannya menyampaikan bahwa guru belum
menunjukkan kinerja yang memadai dalam tugas
keprofesionalannya. Hal tersebut dilihat dari
kemampuan siswa kurang maksimal dalam
memahami pelajaran, masih lemahnya karakter siswa
dalam sikap, dan rendahnya kemampuan membaca,
menulis dan berhitung dari siswa.
Kemampuan siswa yang rendah tentu akan
dikaitkan dengan kemampuan guru dalam kinerjanya.
Sehingga, kinerja guru yang rendah juga akan
berdampak pula pada mutu pendidikan yang rendah
pula. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas
profesinya, diperlukan pembinaan bagi guru secara
terstruktur. Pembinaan tersebut dapat dilakukan oleh
kepala sekolah yang bertindak sebagai supervisor.
Sebagai supervisor, kepala sekolah dapat membantu
guru meningkatkan kualitas dalam pembelajaran
dengan melakukan supervisi pembelajaran. Kegiatan
ini dimaksudkan agar kepala sekolah dapat
130
membimbing, memberikan masukan, membantu
memecahkan masalah yang dihadapi guru terkait
dengan kegiatan pembelajaran.
Rasyidah (2012) dalam penelitiannya
menerangkan bahwa kepala sekolah memiliki peran
penting dalam meningkatkan kompetensi guru dalam
kaitannya dengan implementasi KTSP khususnya
dalam pelaksanaan supervisi akademik.
Supervisi pembelajaran merupakan kegiatan
pembinaan dengan memberikan bantuan secara teknis
kepada guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui
peningkatan profesional guru, diharapkan guru
semakin siap dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan melakukan persiapan mengajar dan
juga proses belajar mengajar yang lebih baik.
Berdasarkan dari beberapa kajian tersebut,
kegiatan supervisi pembelajaran tentunya menjadi
bagian penting dalam meningkatkan kualitas sekolah.
Dalam pelaksanaan program supervisi kepala sekolah
perlu memiliki pemahaman yang mendalam sebagai
supervisor. Akan tetapi, sebagaimana tugas kepala
sekolah sebagai supervisor yang terjadi di lapangan
belum sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
131
Kepala sekolah belum serta merta melaksanakan
program supervisi secara terstruktur.
Program supervisi tentunya sudah disusun oleh
kepala sekolah dengan menyesuaikan kebutuhan
sekolah. Namun, dalam kenyataannya program
tersebut belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan
rancangan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
di lapangan, diketahui adanya beberapa alasan kurang
berhasilnya program supervisi pembelajaran,
diantaranya yaitu terbenturnya jadwal supervisi
dengan kegiatan sekolah atau dinas, kegiatan kepala
sekolah yang harus sering ke luar, sehingga
menyebabkan kedisiplinan guru yang rendah, bahkan
alasan kurangnya controling dari pengawas sekolah.
Kendala-kendala tersebut sejatinya dapat diatasi
salah satunya, apabila kepala sekolah mendapatkan
bimbingan dan pengawasan secara terprogram dari
pengawas sekolah. Pengawas memiliki peran dalam
keberhasilan pelaksanaan program supervisi dari
kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya.
Harahap Diniyah Putri (2004) dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa penerapan supervisi dengan
teknik workshop dapat meningkatkan pembelajaran
yang efektif. Penelitian senada juga dilakukan oleh
Heri Sukamto yang bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam membuat PTK melalui
supervisi akademik teknik workshop. Untuk
132
meningkatkan kualitas program yang sudah dirancang
diperlukan juga kegiatan pengawasan yang tepat.
Melihat minimnya pelaksanaan program supervisi oleh
kepala sekolah tersebut, diperlukan model supervisi
dari pengawas kepada kepala sekolah melalui teknik
workshop untuk meningkatkan kualitas supervisi
kepala sekolah.
1.2. TUJUAN
Tujuan dari pengembangan model supervisi
pengawas melalui teknik workshop untuk
meningkatkan kompetensi supervisi kepala sekolah
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan acuan bagi pengawas, kepala sekolah,
dan pihak-pihak terkait dalam melaksanakan
program supervisi secara efektif sehingga dapat
mengoptimalkan kompetensi guru dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Terselenggaranya supervisi oleh pengawas melalui
teknik workshop untuk meningkatkan kompetensi
atau kemampuan kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi pembelajaran.
1.3. SASARAN
Sasaran utama dari penerapan model ini adalah
pengawas, kepala sekolah, dan guru sebagai pelaku
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
133
1.4. LANDASAN HUKUM
1. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28
Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah/Madrasah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru.
134
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Konsep Manajemen
Manajemen merupakan proses yang dilaksanakan
oleh seorang manajer agar suatu organisasi dapat
berjalan untuk mencapai tujuan, yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian dalam. Dalam dunia pendidikan
kegiatan manajerial pun dilakukan untun mencapai
tujuan pendidikan. Arikunto dan Yuliana (2012:4)
menyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah
suatu kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha
oleh sekelompok manusia dalam suatu organisasi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Orientasi utama suatu kegiatan manajemen adalah
untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Daryanto
(2011: 91) menyatakan bahwa manajemen pendidikan
merupakan seni dan ilmu untuk mengelola sumber
daya pendidikan demi terwujudnya proses
pembelajaran yang lebih baik. Proses pembelajaran
tersebut didesain agar peserta didik mengalami
suasana belajar yang aktif untuk mengembangkan
potensi dirinya.
135
Syarafuddin dan Nasuton (2005:71) menjelaskan
fungsi manajemen ke dalam empat hal, yaitu:
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Kepemimpinan (Leadership), dan Pengawasan
(Controlling). Sejalah dengan pendapat tersebut,
Usman (2006:10) menyatakan bahwa fungsi
manajemen mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian.
Berdasarkan pendapat kedua tokoh tersebut,
manajemen memiliki empat fungsi utaman yang
berorientasi pada tujuan.
2.2. Konsep Supervisi Pembelajaran
Supervisi secara etimologis berasalah dari kata
“super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan
meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas
yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas,
kreativitas, dan kinerja bawahan (Mulyasa; 2012: 90).
Supervisi dalam pendidikan ada karena
kebutuhan guru memperoleh bantuan mengatasi
kesulitan dalam landasan pengajaran dengan cara
membimbing gurumemilih metode mengajar, dan
mempersiapkan guru untuk mampu melaksanakan
tugasnya dengan kreativitas tinggi sebagai pengajar.
Kegiatan supervisi ini tentunya bertujuan agar peserta
didik semakin mengalami pertumbuhan secara
136
berkesinambungan dengan pola pengajaran yang
bervariasi.
Sagala (2010) menyatakan supervisi merupakan
suatu bantuan dalam pengembangan dan peningkatan
situasi pembelajaran (belajar mengajar) yang lebih
baik. Hal tersebut berarti baik buruknya suatu situasi
dalam kegiatan belajar mengajar dapat diketahui
melalui kegiatan pengawasan.
Sejalan dengan pendapat tersebut Daryanto
(2011: 91-92) mengemukaan bahwa supervisi
merupakan prosedur memberi arah serta mengadakan
penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
Penilaian ini bertujuan untuk memperlajari dan
memperbaik secara bersama-sama faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Kegiatan supervisi menaruh perhatian utama
pada bantuan yang dapat meningkatkan kemampuan
profesionalitas guru. Kemampuan profesional ini dapat
tercermin pada kemampuan guru dalam memberikan
bantuan belajar kepada peserta didik sehingga dapat
terjadi perubahan tingkah laku sebagaimana tujuan
dari kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, untuk
melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran
diperlukan penyusunan program supervisi yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
137
Menurut Sagala (2010) tujuan supervisi adalah
untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya
agar menjadi guru yang berkualitas dan profesional
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran tersebut
dapat diliperhatikan dari situasi, sarana, bahan ajar,
maupun proses belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Herabudin
(2009: ) menegaskan bahwa supervisi bertujuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih
baik melalui pembinaan dan peningkatan proses
mengajar oleh guru. Artinya bahwa supervisi
dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana kinerja
guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
melalui kegiatan di kelas. Namun demikian untuk
mengetahui tingkat ketercapaian kegiatan
pembelajaran tersebut, guru perlu dikendalikan oleh
supervisor sebagai pengawas di sekolah, misalnya
kepala sekolah.
Mulyasa (2012: 112) juga memiliki pemahaman
yang sama dengan pendapat sebelumnya bahwa
tujuan supervisi adalah mengembangkan iklim yang
kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar
mengajar melalui pembinaan dan peningkatan profesi
mengajar. Dengan kata lain tujuan dari pelaksanaan
supervisi pengajaran adalah membantu dan
138
memberikan kemudahan kepada para guru untuk
belajar mengenai bagaimana meningkatkan
kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar
peserta didik.
Pelaksanaan supervisi memberikan dampak bagi
tercapainya tujuan pendidikan nasional. Bukan
hanya menilai namun, melalui kegiatan supervisi
dapat dilakukan pemberian bantuan berupa
dukungan kepada guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah
dapat mengetahui sejauhmana kinerja guru
melakukan tanggung jawabnya masing-masing secara
lebih baik.
2.3. Konsep Teknik Workshop
Workshop dalam kegiatan supervisi pendidikan
dapat diartikan sebagai kegiatan belajar kelompok
yang terjadi dari sejumlah guru atau pendidik yang
mempunyai masalah yang relatif sama dan ingin
dipecahkan bersama melalui percakapan dan
bekerjasama secara kelompok maupun bersifat
perseorangan. Ciri-ciri kegiatan workshop antara lain
(1) masalah yang dibahas bersifat “life centred” dan
muncul dari peserta sendiri; (2) selalu menggunakan
secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam
kegiatannya, sehingga tercapai taraf pertumbuhan
profesi yang lebih tinggi dari semula, terjadi
139
perubahan yang berarti pada diri mereka setelah
mengikuti kegiatan workshop; (3) metode yang
digunakan dalam bekerja adalah pemecahan masalah,
musyawarah, praktik, dan penyelidikan; (4) diadakan
berdasarkan kebutuhan bersama untuk memecahkan
masalah pengajaran; (5) menggunakan narasumber
yang dapat memberikan bantuan besar dalam
mencapai hasil; (6) senantiasa memlihara kehidupan
seimbang disamping mengembangkan pengetahuan,
kecakapan, dan perubahan tingkah laku (Sagala,
2010).
Supervisor sebagai fasilitator dalam workshop
tentu lebih dahulu mempersiapkan perencanaan,
menyiapkan bahan yang diperlukan, dan menyusun
teknik-teknik fasilitas selama workshop berlangsung.
Kegiatan workshop dapat berjalan dengan beberapa
prosedur pelaksanaan yang tepat antara lain (1)
merumuskan tujuan workshop (hasil yang ingin
dicapai) secara jelas dan spesifik; (2) merumuskan
pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara
terperinci; (3) menentukan prosedur pemecahan
masalah dengan cara merumuskan masalah yang
akan dibahas, menentukan tujuan pembahasan,
menggunakan metode pembahasan yang menarik dan
menyenangkan, membaca buku yang berkaitan
dengan materi yang akan dibahas, para peserta
mendengar pengarahan dari narasumber, dan
140
merumuskan kesimpulan materi yang dibahas; (4)
menentukan alat dan bahan perlengkapan yang
dipakai; (5) merumuskan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi kemudia merumuskan alternatif
permasalahannya; dan (6) merumuskan kesimpulan
dan saran-saran serta rencana tindak lanjut sebagai
follow up kegiatan (Sahertian, 2000: 112).
141
BAB III
GAMBAR DAN DESKRIPSI MODEL
3.1. Model Supervisi Pengawas melalui Teknik
Workshop
Pengembangan model supervisi pengawas melalui
teknik workshop dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut: (1) perencanaan workshop; (2)
Pengorganisasian dan pelaksanaan workshop; (3)
evaluasi workshop.
Perencanaan workshop meliputi identifikasi
kebutuhan workshop, perumusan tujuan workshop,
penyusunan kegiatan workshop. Pengorganisasian dan
pelaksanaan workshop meliputi koordinasi dengan
Kepala UPTD, pengawas, dan kepala sekolah;
pengorganisasian pengurus dan peserta workshop.
Pelaksanaan workshop meliputi kegiatan pra-workshop:
sosialisasi; supervisi kepala sekolah dengan teknik
workshop; dan kegiatan akhir workshop yaitu evaluasi
dan tindak lanjut peserta supervisi. Evaluasi workshop
yaitu mengevaluasi program supervisi dengan teknik
workshop. Berikut ini adalah gambar desain model
supervisi dengan teknik workshop.
142
Gambar 3.1. Desain Model Supervisi Pengawas Melalui Teknik Workshop
143
3.2. Deskripsi Pelaksanaan Supervisi melalui
Teknik Workshop
Pelaksanaan supervisi pengawas dengan teknik
workshop untuk meningkatkan kompetensi supervisi
kepala sekolah dapat dijabakan sebagi berikut:
1. Tahap Perencanaan Supervisi melalui Teknik
Workshop
Pada tahap ini, pengawas melakukan beberapa
tahapan dalam perencanaan yaitu: (1) identifikasi
kebutuhan penyusunan program workshop, langkah
identifikasi kebutuhan penyusunan program workshop
berdasarkan evaluasi pelaksanaan program supervisi
sebelumnya. Identifikasi kebutuhan dilakukan agar
kegiatan yang direncanakan sesuai dengan temuan-
temuan kendala yang dialami pengawas dan kepala
sekolah; (2) merumuskan tujuan, pada langkah ini
pengawas merumuskan tujuan pelaksanaan supervisi
untuk meningkatkan kompetensi supervisi
pembelajaran oleh kepala sekolah; (3) menyusun
kegiatan supervisi dengan teknik workshop.
penyusunakan kegiatan supervisi dengan teknik
workshop dilakukan dengan membuat susunan acara,
kegiatan, dan menentukan materi atau topik yang akan
disampaikan; (4) materi, materi yang disampaikan
dalam workshop adalah supervisi pembelajaran. Materi
tersebut dipilih karena peserta dalam kegiatan
workshop adalah kepala sekolah yang bertujua untuk
144
meningkatkan kompetensi supervisi dari kepala
sekolah. Penekanan materi dapat ditentukan sesuai
dengan pokok bahasan atau masalah yang diangkat; (5)
media dan alat , media yang digunakan dalam kegiatan
workshop diperlukan untuk melancarkan kegiatan dan
ketercapaian tujuan workshop. Media dan alat yang
diperlukan antara lain laptop, proyektor dan screen,
alat tulis bagi peserta, sound dan microfon.
2. Tahap Pengorganisasian Supervisi melalui Teknik
Workshop
Pada tahap pengorganisasian dilakukan beberapa
kegiatan, yaitu: (1) Pengawas melakukan koordinasi
dengan Kepala UPTD, bertujuan untuk melaksanakan
supervisi. koordinasi dengan kepala UPTD dilakukan
untuk mendapatkan persetujuan secara dinas,
sehingga memperoleh kesepakatan pelaksanaan.
Koordinasi dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
sudah disiapkan. (2) Membentuk panitia kecil untuk
membantu persiapan pelaksanaan workshop yang
terdiri dari penanggung jawab, ketua panitia,
sekretaris, sie publikasi dan dokumentasi, serta sie
acara. Panitia yang dibentuk akan melaksanakan tugas
sesuai dengan bagian masing-masing. (3) Menentukan
narasumber, narasumber dalam pelaksanaan workshop
supervisi pengawas adalah pengawas. (4) Menentukan
jadwal pelaksanaan workshop. Jadwal pelaksanaan
145
workshop ditentukan dengan menyesuaikan
kesepakatan kegiatan program dinas. (5) Menentukan
tempat workshop, tempat pelaksanaan kegiatan
workshop dipilih berdasarkan kebutuhan kegiatan. (6)
Biaya workshop, biaya workshop ditentukan oleh
panitia berdasarkan durasi kegiatan yang dilakukan
dan jumlah peserta workshop. (7) Evaluasi, kegiatan
evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan
pelaksanaan workshop.
3. Tahap Pelaksanaan Supervisi melalui Teknik
Workshop
Pada pelaksanaan dilakukan beberapan langkah
yang dilaksanakan, yaitu: (1) kegiatan pra workshop,
yang berisi kegiatan sosialisasi kepada para kepala
sekolah. kegiatan sosialisasi ini dilakukan melalui
pemberian surat undangan kepada kepala sekolan yang
bertujuan agar kepala sekolah dapat memperioritaskan
kegiatan wokrshop; (2) kegiatan evaluasi dan tindak
lanjut, kegiatan ini bertujuan agar setelah pelaksanaan
kegiatan workshop ada hal yang diperoleh peserta,
sehingga ada feedback terhadap pelaksanaan kegiatan
workshop. Selain itu, rencana tindak lanjut kegiatan
dapat memberikan bantuan bagi peserta untuk
memaknai materi, pemaparan terhadap kegiatan
workshop.
146
4. Tahap Evaluasi Supervisi melalui Teknik Workshop
Pada tahap ini dilakukan evaluasi kegiatan
supervisi dengan teknik workshop. Evaluasi ini
bertujuan untuk menentukan apakah kegiatan tersebut
menjawab kebutuhan supervisi dan efektif untuk
dilaksanakan pada waktu yang akan datang. Evaluasi
dilakukan melalui penilaian yang dilakukan pengawas
terkait dengan kegiatan supervisi pembelajaran yang
dilakukan. Tahapan manajemen tersebut terlihat
seperti gambar berikut:
145
BAB IV
KUNCI KEBERHASILAN MODEL
Kunci keberhasilan supervisi dengan teknik workshop
adalah pada tahap pelaksanaan dibuktikan dengan adanya
perubahan yang berarti dari diri peserta. Perubahan tersebut
dibuktikan dengan pelaksanaan supervisi pembelajaran yang
dilakukan oleh kepala sekolah tanpa adanya kendala. Sesuai
dengan salah satu ciri pelatihan workshop yaitu
mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan perilaku
(Sagala, 2010). Mampu memberikan perubahan iklim yang
kondusif dan lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan
profesi, juga menjadi kunci keberhasilan supervisi dengan
teknik workshop (Mulyasa, 2012).
Melalui pelaksanaan supervisi dengan teknik workshop
baik peserta workshop maupun narasumber dapat saling
menyampaikan pendapat secara terbuka mengenai kendala-
kendala yang dialami dalam meningkatkan kompetensi
supervisi pembelajaran. Kesulitan yang dihadapi pengawas
dalam melaksanakan supervisi untuk meningkatkan
kompetensi supervisi kepala sekolah dapat diatasi dengan
melakukan perencanaan program yang disesuikan dengan
kondisi masing-masing.
Perencanaan supervisi yang tepat dapat dilakukan
melalui tahapan manajemen, sehingga dapat sesuai dengan
tujuan supervisi. Seorang supervisor dituntut untuk dapat
menangani atau mengatasi permasalah yang dihadapi
146
sehingga mampu memberikan bantuan kepada bawahan atau
anggota. Oleh karena itu, untuk melakukan sebuah
perencanaan yang tepat, supervisor perlu memahami kondisi
dan situsi yang terjadi, agar dapat disesuaikan dengan
kebutuhan yang ada.
147
BAB V
PENUTUP
Supervisi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
untuk memberikan bantuan terhadap bawahan dalam
mengatasi masalah serta kendala-kendala yang ada. Kegiatan
supervisi supervisi pengawas terhadap kepala sekolah
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan
bantuan kepada kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensinya secara akademik. Pemberian bantuan
tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
supervisi. Kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan
supervisi pembelajaran dapat membantu guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Pengawas
memiliki peran untuk membantuk kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi pembelajaran. Selain itu, pengawas
juga berfungsi sebagai pembina bagi kepala sekolah, sehingga
dapat memberikan masukan dalam melaksanakan supervisi
akademik. Berdasarkan kendala-kendala yang sering dialami,
diharapakan melalui supervisi pengawas dengan teknik
workshop dapat memberikan masukan bagi pengawas untuk
mengefektifkan kegiatan supervisi.
148
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. 2013 Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media bekerjasama
dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyaharta.
Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Daryanto. 2011. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Engkoswara, dkk. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Harahap, Diniyah Putri. 2004. Supervisi Akademik Teknik
Workshop Meningkatkan Kemampuan Guru
Melaksakanakan Pembelajaran Aktif. Medan: Jurnal
Manajemen Pendidikan Indonesia. http:
//digilib.unimed.ac.ide (diakses pada Sabtu, 5 Januari
2018 Pukul 16.19 WIB)
Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia
Mulyasa. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Nehtry, Merukh. 2016. Pengembangan Model Supervisi
Akademik Teknik Mentoring Bagi Pembinaan
Kompetensi Pedagogik Guru Kelas. Salatiga :
149
ejournal.uksw.edu (diakses pada 26 Januari 2017 pukul
12.12 WIB)
Rasyidah. 2012. Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah
dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) di Madrasah Aliyah Kota
Yogyakarta.http://uny.ac.id (diakses pada Sabtu, 20
Agustus 2016 pukul 10.40 WIB)
Sagala. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi
Pendidikan. Medan: Alfabeta
Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Syarafuddin dan Nasution, Irwan. 2005. Manajemen
Pembelajaran. Jakarta: Quantum Teaching.
Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
150
Lampiran 1
Contoh Susunan Kegiatan Workshop
Workshop Supervisi
1. Latar Belakang Kegiatan
Kualitas pendidikan ditentukan oleh pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya, salah satunya peran guru
sebagai pendidik. Guru perlu memiliki kompetensi
yang unggul dalam pembelajaran sehingga dapat
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan
guru dalam pembelajaran dapat dilihat melalui nilai
siswa. Selain itu, penilaian tersebut dapat dilakukan
oleh kepala sekolah atau supervisor melalui kegiatan
supervisi. Supervisi merupakan usaha yang
dilakukan untuk memberikan bantuan kepada guru
dalam mengatasi permasalahan di lingkungan
akademik. Untuk itu, diperlukan pemahaman
mengenai kegiatan supervisi melalui kegiatan
workshop.
2. Tujuan
Peserta mampu memahami konsep penyusunan
program supervisi.
Peserta mampu memahami konsep pelaksanaan
supervisi.
Peserta mampu melaksanakan program supervisi
151
sesuai dengan tahapan atau langkah.
3. Materi
Materi yang disampaikan dalam kegiatan workshop
ini disesuaikan dengan topik atau bahasan utama,
antara lain:
Supervisor
Program Supervisi
Pentingnya Supervisi
Pelaksanaan Supervisi
4. Manfaat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan workshop ini bermanfaat untuk
meningkatkan kompetensi kepala sekolah maupun
guru dalam dunia pendidikan.
5. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan workshop dilaksanakan pada:
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :
6. Narasumber/Pemateri
Adapun pemateri yang mengisi workshop adalah:
Pengawas 1, Pengawas 2.
7. Alat dan Media
Laptop
152
Proyektor dan Screen
Alat tulis
Microfon dan sound
8. Bentuk dan Susunan Kegiatan
Kegiatan Narasumber Keterangan
1. Pembukaan Kepala UPTD
Pengawas
Tempat Aula
Alat: Microfon
dan Sound
2. Sesi 1:
Pemaparan
materi
Pengawas Tempat Aula
Alat: Microfon
dan Sound
Alat tulis
Proyektor
Screen
Laptop
3. Sesi 2:
Pemaparan
materi dan
pembentuk
an
kelompok
Pengawas Tempat Aula
Alat: Microfon
dan Sound
Alat tulis
Proyektor
Screen
Laptop
4. Sesi 3:
diskusi
kelompok
kecil
Pengawas Tempat Aula
Alat: Microfon
dan Sound
Alat tulis
153
Proyektor
Screen
Laptop
5. Penutup:
Kegiatn
evaluasi
Pengawas Tempat Aula
Alat: Microfon
dan Sound
Alat tulis
Proyektor
Screen
Laptop
154
Lampiran 2
Contoh susunan acara kegiatan workshop
Workshop Supervisi
Waktu Kegiatan Keterangan
07.30 – 08.00 Daftar ulang Peserta
wokrshop
08.00 – 08. 15 Pembukaan:
Sambutan
Kepala UPTD
08.15 – 10.15 Sesi 1 :
Supervisor
Program supervisi
Pengawas
10.15 – 10.30 Break Panitia
10.30 – 12.00 Sesi 2:
Pentingnya supervisi
Pelaksanaan
supervisi
Pengawas
12.00 – 13.00 Makan Siang Panitia
13.00 – 15.00 Sesi 3:
Pemantapan materi
melalui diskusi
kelompok
Pengawas
Panitia
peserta
15.00 – 16.30 Presentasi dan tanya
jawab
Pengawas,
panitia, peserta
16.30 Penutup Panitia
155