hematoma septum nasi

14
HEMATOMA SEPTUM NASI I. Definisi Hematoma septum nasi adalah terkumpulnya darah diantara tulang rawan septum nasi (kondrium) dan perikondrium septum nasi. 1-6 Hematoma septum nasi dapat terjadi unilateral ataupun bilateral yang biasanya diakibatkan oleh trauma pada daerah hidung. 1,4,5,7 Hematoma septum lebih sering terkena pada anak-anak dan dapat terjadi bahkan pada trauma yang ringan. Hidung pada anak-anak sebagian besar merupakan tulang rawan dan memiliki tulang hidung kecil yang lunak dan lebih lentur, dan daya serap terhadap suatu gaya kecil, sehingga anak-anak lebih rentan terjadinya fraktur hidung. Pada orang dewasa, hematoma septum umumnya timbul pada trauma wajah yang signifikan dan pada fraktur nasal. Hematoma septum bisa saja muncul tanpa tanda-tanda trauma eksternal. 2,4,6 Hidung memiliki suplai darah yang banyak dari internal maupun eksternal arteri karotis. Plexus Kisselbach menyuplai darah untuk daerah anteroinferior dari septum nasi, yang merupakan lokasi terjadinya epistaksis paling sering. 1,5,6,8 1

Upload: gumballwatterson

Post on 27-Dec-2015

381 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

gad

TRANSCRIPT

Page 1: Hematoma Septum Nasi

HEMATOMA SEPTUM NASI

I. Definisi

Hematoma septum nasi adalah terkumpulnya darah diantara tulang

rawan septum nasi (kondrium) dan perikondrium septum nasi.1-6

Hematoma septum nasi dapat terjadi unilateral ataupun bilateral yang

biasanya diakibatkan oleh trauma pada daerah hidung.1,4,5,7

Hematoma septum lebih sering terkena pada anak-anak dan dapat

terjadi bahkan pada trauma yang ringan. Hidung pada anak-anak sebagian

besar merupakan tulang rawan dan memiliki tulang hidung kecil yang

lunak dan lebih lentur, dan daya serap terhadap suatu gaya kecil, sehingga

anak-anak lebih rentan terjadinya fraktur hidung. Pada orang dewasa,

hematoma septum umumnya timbul pada trauma wajah yang signifikan

dan pada fraktur nasal. Hematoma septum bisa saja muncul tanpa tanda-

tanda trauma eksternal.2,4,6

Hidung memiliki suplai darah yang banyak dari internal maupun

eksternal arteri karotis. Plexus Kisselbach menyuplai darah untuk daerah

anteroinferior dari septum nasi, yang merupakan lokasi terjadinya

epistaksis paling sering.1,5,6,8 Ketika hidung terkena trauma, pembuluh-

pembuluh darah mungkin ada yang robek, sehingga darah akan terkumpul

di rongga antara kartilago dan perikondrium. Jika darah ini terus menerus

tertimbun maka suplai darah ke kartilago hidung akan tersumbat. Hal ini

menimbulkan nekrosis avaskular kartilago hidung akibat tekanan.1,5,8

II. Anatomi hidung

Hidung luar dibentuk oleh tulang dan tulang rawan yang dilapisi

oleh kulit, jaringan ikat, dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk

melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri

dari tulang hidung (os nasal), prosesus frontalis os maksila, dan prosesus

nasalis os frontal. Kerangka tulang rawan terdiri dari sepasang kartilago

1

Page 2: Hematoma Septum Nasi

nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang

disebut juga kartilago alar mayor, beberapa pasang kartilago alar minor

dan tepi anterior kartilago septum

Gambar 1. Anatomi hidung bagian luar tampak anterolateral dan inferior9

Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari

os.internum di sebelah anterior hingga koana di posterior, yang

memisahkan rongga hidung dari nasofaring. Kavum nasi dibagi oleh

septum, dinding lateral terdapat konka superior, konka media, dan konka

inferior. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan

meatus inferior, berikutnya celah antara konka media dan inferior disebut

meatus media dan sebelah atas konka media disebut meatus superior.8

III. Anatomi septum nasi

Septum nasi merupakan dinding medial rongga hidung. Septum

dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang adalah lamina

perpendikularis os etmoid, vomer, krista nasalis os maksila dan krista

nasalis os palatine. Sedangkan bagian tulang rawan adalah kartilago

2

Page 3: Hematoma Septum Nasi

septum (lamina kuadrangularis) dan kolumela. Septum dilapisi oleh

perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum pada bagian

tulang, sedangkan di luarnya dilapisi oleh mukosa hidung.

Gambar 2. Dinding lateral hidung9

Septum nasi adalah bagian paling menonjol pada wajah, paling

mudah dan sering terkena trauma. Septum nasi diperdarahi oleh

a.etmodalis anterior dan posterior, a.sfenopalatina, a.palatina mayor dan

a.labialis superior. A.sfenopalatina mendarahi bagian posterior septum

nasi dan dinding lateral hidung bagian posterior. A.ethmoidalis anterior

dan posterior adalah cabang dari a.oftalmika yang berasal dari a.karotis

interna. A. ethmoidalis anterior adalah pembuluh darah terbesar kedua

yang mendarahi hidung bagian dalam, yang mendarahi kedua bagian

antero-superior dari septum dan dinding lateral hidung. Vena-vena hidung

mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arteri.8,10

3

Page 4: Hematoma Septum Nasi

Gambar 3. Anatomi Septum Nasi9

Pada bagian kaudal septum nasi terdapat pleksus Kiesselbach yang

terletak tepat di belakang vestibulum. Pleksus ini merupakan anastomosis

dari arteri sfenopalatina, arteri etmoidalis anterior, arteri palatine mayor.

Area ini sering menjadi sumber perdarahan atau epitaksis.8

Gambar 4. Vaskularisasi Hidung9

4

Page 5: Hematoma Septum Nasi

Bagian anterosuperior hidung mbagian dalam dipersarafi oleh

n.etmoidalis anterior dan posterior, sedangkan cabang dari n.maksilaris

dan ganglion pterigopalatina mempersarafi bagian posterior dan sensasi

pada bagian anteroinferior septum nasi dan dinding lateral. Rongga hidung

lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila

melalui ganglion sfenopalatinum. Ganglion sfenopalatinum, selain

memberikan persarafan sensoris, juga memberikan persarafan vasomotor

atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut

sensoris dari n.maksila (n. V-2), serabut parasimpatis dari n.petrosus

profundus. Disamping mensarafi hidung, ganglion sfenopalatina

mempersarafi kelenjar lakrimasi dan palatum.8

Gambar 5. Persarafan Hidung9

IV. Etiologi dan patofisiologi

Penyebab utama terjadinya hematoma septum nasi adalah karena

trauma pada daerah hidung. Penyebab lainnya seperti karena adanya

gangguan perdarahan, violent sneezing (bersin yang kuat sekali) dan

dikarenakan obat seperti aspirin dan warfarin.4,10

Penyakit-penyakit kolagen vaskular juga diperkirakan dapat

menjadi penyebab hematoma septum. Penyakit ini menyebabkan

5

Page 6: Hematoma Septum Nasi

gangguan dimana dinding arteri menjadi lemah sehingga lebih mudah

terjadi perdarahan. Mengorek hidung secara kasar, meniup melalui hidung

secara keras, riwayat penggunaan obat-obatan dimana obat tersebut harus

dihirup melalui tumor pada hidung juga dapat menjadi faktor penyebab

hematoma septum.10

Hematoma septum nasi terjadi akibat trauma pada septum nasi

yang merobek pembuluh darah yang berbatasan dengan tulang rawan

septum nasi. Darah akan terkumpul pada ruang di antara tulang rawan dan

mukoperikondrium. Hematoma ini akan memisahkan tulang rawan dari

mukoperikondrium, sehingga aliran darah sebagai nutrisi bagi jaringan

tulang rawan terputus, maka terjadilah nekrosis.4,10,11

Tulang rawan septum nasi yang tidak mendapatkan aliran darah

masih dapat bertahan hidup selama 3 hari, setelah itu kondrosit akan mati

dan resorpsi tulang rawan akan terjadi.2,3,10 Bila tidak segera ditanggulangi,

maka tulang septum nasi dan triangular kartilago dapat ikut terlibat dan

perforasi septum nasi dapat terjadi. Pada akhirnya sedikit atau banyak akan

terjadi parut dan hilangnya penyangga pada 2/3 kaudal septum, ini akan

menghasilkan hidung pelana, retraksi kolumella, dan pelebaran dasar

hidung.2,4,10

Jika ada fraktur tulang rawan, maka darah akan mengalir ke sisi

kontralateral dan terjadilah hematom septum bilateral. Hematom yang

terjadi dapat besar sehingga dapat menyumbat kedua nares. Akibat

keadaan yang relatif kurang steril di bagian anterior hidung, hematoma

septum nasi dapat terinfeksi dan akan cepat berubah menjadi abses septum

nasi yang mempercepat resorpsi tulang rawan yang nekrotik.

Staphylococcus aureus merupakan organism yang paling sering

ditemukan pada hasil kultur abses septum nasi. Begitu pula Streptococcus

pneumoniae, streptococcus milleri, Streptococcus viridians,

Staphylococcus epidermis, Haemophillus influenza dan kuman anaerob

juga ditemukan pada abses septum nasi.2,7,10 Komplikasi intracranial dapat

terjadi dikarenakan penyebaran infeksi secara langsung melalui vena

menuju ke sinus cavernous.4,7 Tidak semua hematom septum nasi

6

Page 7: Hematoma Septum Nasi

berkembang menjadi abses, bila sembuh dengan terapi antibiotik akan

terbentuk jaringan ikat, sehingga akan terjadi penebalan jaringan septum

nasi yang dapat menyebabkan obstruksi saluran nafas dan retraksi yang

menimbulkan kontraktur septum nasi. Bila keadaan ini terjadi pada masa

anak-anak, akan mempengaruhi pertumbuhan 2/3 bagian wajah.10

V. Gejala klinis

Hematoma septum memiliki gejala yang khas, seperti adanya nyeri

hebat yang terlokalisasi, palpasi pada ujung hidung akan terasa lebih

lunak, dan pembengkakan seperti buah ceri pada mukosa hidung di daerah

septum yang menyumbat seluruh lubang hidung.4,7,10

Gambar 6. Hematoma Septum Nasi Bilateral10

Gejala khas pada hematoma septum ialah hidung tersumbat (95%),

nyeri (50%), rhinorrhea (25%), dan demam (25%). Gejala-gejala ini dapat

muncul segera atau umumnya dalam 24-72 jam setelah trauma. Pada anak-

anak, gejala yang umum terjadi ialah hidung tersumbat, nyeri dan

rhinorrhea. Hiposmia dan demam dengan temperatur yang bervariasi juga

dapat muncul.

Pada pemeriksaan ditemukan pembengkakan unilateral atau

bilateral pada septum bagian depan, berbentuk bulat, licin, dan berwarna

merah, perubahan letak dari dorsum hidung, nyeri tekan pada ujung

hidung, dan akan terlihat gambaran septum nasal yang asimetris dan

7

Page 8: Hematoma Septum Nasi

berwarna kebiruan atau kemerahan pada mukosa hidung. Pembengkakan

dapat meluas sampai ke dinding lateral hidung sehingga menyebabkan

obstruksi total. Selanjutnya, fluktuasi yang sangat besar pada bagian yang

membengkak harus dicurigai telah terjadi nekrosis dari kartilago septal.

Ukuran bengkak tidak berubah dengan pemberian vasokonstriksi

topical.4,5,10,12

VI. Diagnosis

Diagnosis umumnya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

temuan-temuan klinis. Otoskop dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

melakukan pemeriksaan rinoskopi anterior. Ketika melakukan evaluasi

terhadap pasien yang mengalami trauma pada hidung, harus selalu

diperhatikan apakah adanya tanda. tanda hematoma septum walaupun

tidak didapati adanya pembengkakan saat dilakukan pemeriksaan

rinoskopi anterior.

Terkadang dilakukan pemeriksaan radiografi untuk melihat tulang-

tulang hidung dan struktur wajah memastikan tidak adanya fraktur. CT

scan kranial dan MRI kranial dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya

trauma yang lebih serius.10

VII. Penatalaksanaan

Drainase yang segera dilakukan dapat mencegah terjadinya

nekrosis tulang rawan. Dilakukan pungsi dan kemudian dilanjutkan

dengan insisi pada bagian hematoma yang paling menonjol. Bila tulang

rawan masih utuh dilakukan insisi bilateral. Setelah insisi, dipasang

tampon untuk menekan perikondrium kearah tulang rawan dibawahnya.2,4,5

Pada anak-anak drainase dilakukan dibawah anestesi umum dengan

menggunakan intubasi orotrakheal. Pasien dalam posisi supine dengan

kepala sedikti elevasi untuk memudahkan pengeluaran darah dari hidung.

Aspirasi dilakukan dengan menggunakan suntik dengan jarum ukuran 18-

20.4

8

Page 9: Hematoma Septum Nasi

VIII. Komplikasi

Komplikasi hematoma septum nasi yang mungkin terjadi adalah

abses septum dan deformitas hidung luar seperti hidung pelana (saddle

nose). Penatalaksanaan yang terlambat dan tidak tepat terhadap hematoma

septum dapat mengakibatkan masalah serius, seperti komplikasi

intracranial.4,7

\

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA. Buku ajar ilmu kesehatan: telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Balai penerbit FKUI. Jakarta. 2007; Hal 127.

2. Perkins SW, Dayan SH. Management of nasal trauma. Aesthetic plastic surgery.2002.www.drdayan.com/ pdf /.../ Management-of-Nasal - Trauma . pdf . (diakses pada tanggal 10 Maret 2013).

3. Ibrahim SH. Haematoma and abscess of nasal septum, clinical features and surgical treatment outcomes. Department of surgery. www.iasj.net/iasj?func=fulltext&aId=30916. (diakses pada tanggal 10 Maret 2013).

4. Umana AN, Offiong ME, Francis P, Akpan U, Edethekhe T. Nasal septal hematoma: Using tubular nasal packs to achieve immediate nasal breathing after drainage. International journal of medicine and medical sciences. 2011; Vol. 3(7), pp. 233-235.

9

Page 10: Hematoma Septum Nasi

5. Savage RR, Valvich C. Haematoma of the nasal septum. American Academy of Pediatrics. 2006; 27; 478.

6. Kucik CJ, Clenney T, Phelan J. Management of acute nasal fractures. American Family Physician. 2004; Volume 70; Number 7.

7. Ginsburg CM. Nasal septal hematoma. American Academy of Pediatrics. 1998;19;142

8. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6. EGC. 2006: 2: Hal 803-805.

9. Netter, Frank H. Athlas of human anatomy. 4th Ed. USA : Elsevier,s health sciene department. 2006: 37-49.

10. Bidam BJ, Prijadi J. Diagnosis dan penatalaksanaan abses septum nasi. Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas KedokteranUniversitasAndalas.http://repository.unand.ac.id/18170/2/DIAGNOSIS%20DAN%20PENATALAKSANAAN%20ABSES%20SEPTUM%20NASI.pdf. (diakses pada tanggal 10 Maret 2013).

11. Menger DJ, Tabink IC, Trenite GJN. Nasal septal abscess in children. American Medical Association. Arch otolaryngol head neck surg. 2008; vol 134.

12. Lopez MA, Liu JH, Hartley BEJ, Myer CM. Septal hematoma and abscess after nasal trauma. 2000;39:609-61.

10