hemiparese skenario 1

31
PSIKOTIK SKENARIO 1 Seorang laki-laki 54 tahun dibawa ke dokter praktek swasta karena tiba-tiba mengalami hemiparese kiri dengan mulut mencong ke kanan 2 (dua) hari yang lalu. Ia juga menderita nyeri kepala dan muntah-muntah. Beberapa saat setelah mengalami lemah separuh badan, penderita sulit diajak komunikasi dan kelihatan mengantuk. KLARIFIKASI KATA SULIT Hemiparese = Lemah separuh badan Mencong = Mulut tertarik ke sisi yang sehat, atau sudut mulut pada sisi yang lumpuh lebih rendah KATA KUNCI - Laki-laki, 54 tahun - Hemiparese kiri tiba-tiba - Nyeri kepala - Mulut mencong ke kanan 2 hari yang lalu - Muntah-muntah - Sulit diajak komunikasi - Kelihatan mengantuk 1

Upload: dian-utami

Post on 31-Dec-2014

457 views

Category:

Documents


85 download

DESCRIPTION

laporan PBL neuro

TRANSCRIPT

PSIKOTIK

SKENARIO 1

Seorang laki-laki 54 tahun dibawa ke dokter praktek swasta karena tiba-tiba mengalami

hemiparese kiri dengan mulut mencong ke kanan 2 (dua) hari yang lalu. Ia juga

menderita nyeri kepala dan muntah-muntah. Beberapa saat setelah mengalami lemah

separuh badan, penderita sulit diajak komunikasi dan kelihatan mengantuk.

KLARIFIKASI KATA SULIT

Hemiparese = Lemah separuh badan

Mencong = Mulut tertarik ke sisi yang sehat, atau sudut mulut pada sisi yang

lumpuh lebih rendah

KATA KUNCI

- Laki-laki, 54 tahun

- Hemiparese kiri tiba-tiba

- Nyeri kepala

- Mulut mencong ke kanan 2 hari yang lalu

- Muntah-muntah

- Sulit diajak komunikasi

- Kelihatan mengantuk

PERTANYAAN

1. Jelaskan anatomi dan fisiologi organ motorik yang berkaitan!

2. Jelaskan patomekanisme dan hubungan antara hemiparese dengan gejala lainnya

dalam skenario!

3. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis?

4. Sebutkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gejala!

1

JAWABAN PERTANYAAN

1. Anatomi dan Fisiologi Organ yang bersangkutan

UPPER MOTOR NEURON (UMN)

Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN (Lower Motor Neuron)

tergolong dalam kelompok UMN. Berdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik

kelompok UMN dibagi dalam susunal piramidal dan ekstrapiramidal.

Susunan Piramidal

Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik secara langsung ke LMN atau

melalui interneuronnya, tergolong dalam kelompok UMN. Neuron-neuron tersebut

merupakan penghuni girus precentralis. Oleh karena itu, maka girus tersebut

dinamakan korteks motorik. Melalui aksonnya neuron korteks motorik

menghubungkan motor neuron yang membentuk inti motorik saraf cranial dan motor

neuron di kornu anterius medulla spinalis.

Akson-akson tersebut menyusun jaras kortikobulbar-kortikospinalis. Sebagai

berkas saraf yang kompak mereka turun dari korteks motorik dan di tingkat thalamus

dan ganglia basalis mereka terdapat di antara kedua bangunan tersebut. Itulah yang

dikenal sebagai kapsula-interna, yang dapat dibagi dalam krus anterius dan krus

posterius.

2

Di tingkat mesensefalon serabut-serabut itu berkumpul di 3/5 bagian tengah

pedunkulus serebri dan diapit oleh daerah serabut-serabut frontopontin dari sisi

medial dan serabut-serabut parietotemporopontin dari sisi lateral. Di pons serabut-

serabut tersebut di atas menduduki pes pontis, dimana terdapat inti-inti tempat

serabut-serabut frontopontin dan parietotemporopontin berakhir. Maka dari itu,

bangunan yang merupakan lanjutan dari pes pontis mengandung hanya serabut-

serabut kortikobulbar dan kortikospinal saja. Bangunan ini dikenal sebagai piramis

dan merupakan bagian ventral medulla oblongata.

Sepanjang batang otak, serabut-serabut kortikobulbar meninggalkan kawasan

mereka untuk menyilang garis tengah dan berakhir secara langsung di motorneuron

saraf cranial motorik atau interneutonnya di sisi kontralateral. Di perbatasan antara

medulla oblongata dan medulla spinalis, serabut-serabut kortikospinal sebagian besar

menyilang dan membentuk jaras kortikospinal lateral (traktus piramidalis lateralis),

yang berjalan di funikulus posterolateralis kontralateralis.

3

Susunan Ekstrapiramidal

Yang dimaksud dengan sistem ekstrapiramidal ialah struktur-struktur dalam otak

besar, otak kecil, batang otak, selain korteks motorik yang turut berfungsi di bidang

gerakan. Tiap gerakan disertai dengan tonus otot, keseimbangan, koordinasi otot yang

sesuai. Fungsi ini dilakukan oleh sistem ekstrapiramidal. Termasuk sistem

ekstrapiramidal ialah nukleus kaudatus, putamen yang bersama-sama disebut korpus

striatum, klaustrium, globus pallidus, nukleus subtalamikus Luysi, substansia nigra,

nukleus ruber, nukleus ventralis anterior, nukleus ventralis lateralis talami, serebelum,

sebagian formasio retikularis.

Sel-sel saraf motorik dalam kornu venralis medulla spinalis tampaknya aktif terus

meningkatkan tonus otot. Kalau sel ini rusak, tonus oto akan menurun. Substansia

nigra, globus palidus, nukleus subtalamicus, dan hubungan-hubungannya

mengandung pusat-pusat yang menghambat sel motorik kornu ventralis. Bila pusat-

pusat ini rusak tonus otot meningkat.

Putamen nukleus kaudatus, yang termasuk neoserebrum menghambat kompleks

substansia nigra, globus palidus, nukleus subtalamikus. Kalau bagian yang

menghambat ini rusak, timbul gerakan-gerakan khorea-atetosis, balismus. Bagian

korpus striatum lainnya melakukan fungsi motorik yang membantu korteks motorik

dalam mengatur unsur-unsur gerakan dasar. Korteks serebri yang mengurus motorik

mengatur gerakan trampil, luhur dan mengendalikan gerakan dasar.

4

LOWER MOTOR NEURON (LMN)

Merupakan neuron susunan neuro musculus yang langsung berhubungan dengan

otot. LMN dapat dijumpai pada batang otak sebagai sel-sel motor dari inti saraf-saraf

otak dan pada medulla spinalis sebagai sel-sel di cornu anterior. Sel motor ini disebut

pula sebagai motorneuron.Semua impuls motoris pada saraf terakhir akan dicurahkan

kepada motorneuron.

2. Patomekanisme dan hubungan antara hemiparese dengan gejala lainnya dalam

skenario

Hemiparese :

Hemiparesis adalah kelemahan yang mempengaruhi satu sisi dari tubuh, yang

lebih ringan daripada hemiplegia. Ditandai dengan pengaruh terhadap ekstensi

otot-otot lengan melebihi daripada fleksinya, dan otot-otot fleksi pada tungkai

melebihi daripada ekstensinya (distribusi kelemahan oleh pyramidal),

menghasilkan postur hemiparesis/hemiplegia klasik dengan lengan yang fleksi

dan tungkai yang ekstensi, berdiri yang abnormal dan cara jalan yang melingkar.

Hemiparesis dihasilkan dari kerusakan (biasanya vascular) pada tractus

kortikospinalis dimanapun dari korteks motorik ke tulang cervical. Akumulasi

gejala dapat memberi petunjuk tentang lokasi, penyebab utama terjadinya

hemisper, batang otak, atau cervical cord. Lesi hemisper dapat pula menyebabkan

gangguan hemisensory, hemianopia, apasia, agnosia, atau apraxia; nyeri kepala,

unilateral ptosis, dan lain-lain. Kekurangan spasial, dengan atau tanpa

anosognosia, dapat pula muncul, biasanya dengan lesi pada sisi kanan yang

menghasilkan hemiparesis kiri. Hemiparesis motorik yang utuh dapat terlihat jika

5

lesi yang terjadi pada kapsula interna, korona radiate, dan basal pons, dimana

pada kasus wajah dan tangan lebih dipengaruhi daripada tungkai; seperti

predominansi fasio-brachial yang dapat terlihat dengan lesi kortiko-subkortikal

lateral pada hemisper kontralateral. Predominansi crural merangsang lesi

parasentral kortikal kontralateral atau salah satu dari syndrome lakunar.

Lesi batang otak dapat mengakibatkan diplopia, ophthalmoplegia, nistagmus,

ataksia, dan kehilangan sensory wajah secara menyilang atau kelemahan sebagai

tambahan pada hemiparesis. Lesi tulang belakang lebih terlihat sebagai tanda

traktus bilateral yang panjang dan gabungan antara nyeri tulang belakang dan

nyeri yang menjalar, disturbansi sphincter, dan suatu level sensory atau motorik.

Nyeri kepala :

Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron

trigeminal sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneus

allodynia didapat pada penderita yang mendapat serangan migren dan nyeri

kepala kronik lain yang disangkakan sebagai refleksi pemberatan respons dari

neuron trigeminalsentral.

Pada skenario, nyeri kepala bisa disebabkan oleh terganggunya peredaran darah

karena trombus atau emboli, peninggian tekanan intrakranial dan edema otak

Sulit diajak berbicara: tuli sesisi dan penurunan kesadaran

Mengantuk : disebabkan penurunan kesadaran pada pasien.

Kesadaran menurun ;

Fungsi normal system aktifasi retikuler dapat terganggu oleh adanya lesi

structural fokal di otak atau oleh proses yang lebih difus. Secara structural pada

infratentorial (secara langsung melibatkan batang otak) (misalnya trauma, infark,

perdarahan, tumor, demielinasi), supratentorial (menekan batang otak), penyebab

patologis serupa terutama yang mengenai hemisper cerebri kanan. Secara difus

penurunan ketersediaan substansi yang dibutuhkan untuk metabolism otak

(hipoksia, hipoglikemia), penyakit metabolic lainnya (misalnya gagal ginjal, gagal

6

hati, hipotermia, defisiensi vitamin), epilepsy (mempengaruhi aktifitas listrik

normal batang otak), inflamasi otak atau selaput otak (ensefalitis, meningitis),

serta obat-obatan dan toksin (opiate, antidepresan, hipnotik, alcohol).

Mulut mencong : disebabkan lesi pada N.VII, atau disebabkan oleh adanya

peniggian tekanan intrakranial dapat menyebabakn paresi N.fasialis UMN (karena

lesi di korteks atau kapsula interna) otot wajah bagian bawah. sehingga mulut

penderita akan terlihat mencong

Muntah : penekanan tekanan intrakranial yang menyebabkan hipotalamus (pusat

muntah tertekan) sehingga merangsang terjadinya muntah, selain itu, muntah ini

bisa disebabkan oleh penyakit yang menekan fungsi dari serebrum dimana

penekanannya tepat mengenai area yang mengatur rasa muntah.

3. Pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa

CT Scan

EKG

EEG

Foto thorax

Pungsi lumbal

Lab kimia darah

4. Penyakit yang berhubungan dengan gejala (Differential Diagnosis)

Tumor otak

Stroke Hemoragik (Perdarahan Intraserebral)

TIA (Trancien Ischemic Attack)

Tabel Differential Diagnosis

7

DD/Gejala Laki2, 54 th Hemiparese Mulut

Mencong

Nyeri

kepala

Onset

tiba-tiba

Muntah Sulit diajak

komunikasi

Kesadaran

Menurun

Tumor

Otak

+ + + + - + + +

SH + + + + + + + +

TIA + + - + + + + +

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui penyakit-penyakit dengan gejala lemah separuh badan.

2. Menjelaskan diagnosa banding dari penyakit lemah separuh badan.

3. Mengetahui penatalaksanaan pasien dengan penyakit stroke.

ANALISIS DAN SINTESA MASALAH

TUMOR OTAK

Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas. tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

Beberapa jenis tumor otak jinak bisa tumbuh di dalam otak dan diberi nama sesuai dengan sel atau jaringan asalnya:

schwannoma berasal dari sel schwann yang membungkus persarafan

ependimoma berasal dari sel yang membatasi bagian dalam otak

meningioma berasal dari meningen (jaringan yang melapisi bagian luar otak)

adenoma berasal dari sel-sel kelenjar

osteoma berasal dari struktur tulang pada tengkorak

hemangioblastoma berasal dari pembuluh darah.

8

Tumor otak jinak yang bisa merupakan kelainan bawaan adalah:

kraniofaringioma

kordoma

germinoma

teratoma

kista dermoid

angioma.

Meningioma biasanya jinak, tetapi bisa kambuh setelah diangkat. tumor ini lebih sering ditemukan pada wanita dan biasanya muncul pada usia 40-60 tahun, tetapi tidak tertutup kemungkinan muncul pada masa kanak-kanak atau pada usia yang lebih lanjut. Gejala dan kemungkinan diturunkannya tumor ini tergantung kepada ukuran, kecepatan pertumbuhan dan lokasinya di otak. jika tumbuh sangat besar, bisa menyebabkan kemunduran mental seperti demensia (pikun). Tumor ganas otak yang paling sering terjadi merupakan penyebaran dari kanker yang berasal dari bagian tubuh yang lain. kanker payudara dan kanker paru-paru, melanoma maligna dan kanker sel darah (misalnya leukemia dan limfoma) bisa menyebar ke otak. penyebaran ini bisa terjadi pada satu area atau beberapa bagian otak yang berbeda.

Tumor otak primer berasal dari dalam otak, yang terdiri dari:

glioma berasal dari jaringan yang mengelilingi dan menyokong sel-sel saraf, beberapa diantaranya bersifat ganas

glioblastoma multiformis merupakan jenis yang paling sering ditemukan

astrositoma anaplastik, pertumbuhannya sangat cepat

astrositoma, pertumbuhannya lambat

oligodendroglioma

meduloblastoma, jarang terjadi, biasanya menyerang anak-anak sebelum mencapai pubertas

sarkoma dan adenosarkoma merupakan kanker yang jarang terjadi, yang tumbuh dari struktur selain sel saraf.

Tumor otak yang berasal dari sistem saraf

9

jenis tumor asalstatus keganasan

persentase dari semua tumor otak

yang sering terkena

kordomasel saraf dari kolumna spinalis

jinak tetapi invasif

kurang dari 1%

dewasa

tumor sel germ sel-sel embrionikganas atau jinak

1%anak-anak

glioma (glioblastoma multiformis, astrositoma, oligodendtrositoma)

sel-sel penyokong otak, termasuk astrosit & oligodendrosit

ganas atau relatif jinak

65%anak-anak & dewasa

hemangioblastoma pembuluh darah jinak 1-2%anak-anak & dewasa

meduloblastoma sel-sel embrionik ganasanak-anak

meningioma

sel-sel dari selaput yg membungkus otak

jinak 20% dewasa

osteoma tulang tengkorak jinak 2&anak-anak & dewasa

osteosarkoma tulang tengkorak ganaskurang dari 1%

anak-anak & dewasa

pinealomasel-sel di kelenjar pinealis

jinak 1%anak-anak

adenoma hipofisasel-sel epitel hipofisa

jinak 2%anak-anak & dewasa

schwannomasel schwann yg membungkus persarafan

jinak 3% dewasa

10

TRANCIEN ISCHEMIC ATTACK (TIA)

ETIOLOGI

Paling seringadalah akibat tromboemboli dari ateroma pembuluh darah leher. Penyebab

lainnya adalah liponialinosis pembuluh darah kecil intrakranial dan emboli kardiogenik.

Etiologi yang lebih jarang adalah vaskulitis atau kelainan hematologis.

GAMBARAN KLINIS

Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secaramendadak; gejala seperti

sinkop, bingung dan pusing tidak cukup untuk menegakkan diagnosis; TIA umunya

berlangsung selama beberapa menit saja, jarang berjam-jam. Daerah arteri yang terkena

akan menetukan gejala yang terjadi.

GEJALA

Gejala timbul dalam waktu kurang dari 24 jam, tergantung pembuluh darah yang terlibat:

Insufisiensi Carotis

- Hemiparesis yang menggangu motorik

- Hemianestesia yang menganggu sensorik

- Gangguan bicara/ bahasa, afasia (hemisfer dominan)

- Amaurosis fugaks (buta tiba-tiba), terjadi karena emboli pembuluh darah

ekstrakranial

- Disartri, gangguan artikulasi dan gangguan pada N. XII bagian motorik

Sistem Vertebrobasilar

- Diplopia/ paresis otot ekstraokular

- Vertigo

- Disartri, Disfagia

- Hemiparesis/ tetraparesis

- Hemihipestesi/ anestesi/ tetra- (unilateral/ bilateral)

11

Jika terkena pada pons, maka Nervus VII juga akan terkena.

PEMERIKSAAN

Anamnesis

Pemfis umum dan neurologik

Pemeriksaan khusus:

- Oftalmodinamometri untuk mengetahui bagaimana keadaan sirkulasi oftalmica

cabang arteri carotis interna

- Pemeriksaan Doppier ultrasonik: N. Carotis, N. Temporalis, dll

- EKG

- Punksi likuor (jika DD Meningitis)

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

- PIS (perdarahan intracerebral) yang kecil

- PSA (perdarahan subarachnoid)

- Epilepsi fokal oleh karena tumor otak atau hematoma subdural

HEMORAGIC STROKE

Stroke hemoragik terjadi apabila suatu pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul

iskemia (pengurangan aliran) atau hipoksia di sebelah hilir. Penyebab strok hemoragik

antara lain hipertensi, pecahnya aneurisma, atau malformasi arterio-venosa (hubungan

yang abnormal)

KLASIFIKASI

1. Perdarahan Intraserebral (PIS)

2. Perdarahan Subarachnoid (PSA)

12

PERDARAHAN INTRASEREBRAL (PSI)

Klinis :

Akut memburuk/ krisis dalam 24 jam

Subakut memnburuk 3-7 hari

Subkronik krisis selama lebih dari 7 hari

Epidemiologi

Dekade ke 5-8 (rata-rata 50 tahun)

Laki-laki dan perempuan sama

Patologi dan Patofisiologi

70% PIS di kapsula interna (arteri cerbri media arteri lenticulostriata)

20% di serebellum dan batang otak (fossa posterior)

10% di hemisphere di luar kapsula interna

Patologi ekstravasasi darah hematoma disertai dengan edema perilesional

diskontinuitas jaringan kompresi jaringan sekitar iskemi jaringan yang

bersangkutan. Gejala iskemik dapat terjadi akibat adanya edema baik vaskuler

maupun edema silogenik

Gambaran PIS

Gambaran klinis timbul dan tergantung pada:

- jaringan yang destruksi

- daerah iskemi

- jaringan otak lain yang terkompresi

Tak ada/ tak jelas gejala prodormal, kecuali

- nyeri kepala hebat, mual muntah (sindrom TIK meninggi)

- Onset/ serangan seringkali pada siang hari, waktu berkegiatan, dan emosi

Hemiparesis/ hemiplegi langsung terjadi (dari awal/onset)

Kesadaran biasanya menurun koma

Gejala fokal lain tergantung pembuluh darah otak yang robek, yang iskemi, yang

tertekan.

13

Gejala akibat edema otak: koma bradipneu/ gangguan respirasi, bradikardi, dll

Diagnosis PIS

Klinis : anamnesis dan atau penderita

Laboratorium : Likuor berdarah

CT-Scan

Prognosis, dipengaruhi oleh:

Derajat kesadaran koma 100% meninggal, sadar 16% meninggal

Usia meningkat meningkatkan angka kematian

Laki-laki lebih sering terkena dibanding dengan perempuan

Tekanan darah tidak teratur prognosis buruk

Terapi yang lambat prognosis buruk

Terapi PIS

Terapi umum

Terapi khusus medikamentosa

Operasi

PERDARAHAN SUBARACHNOID (PSA)

Definisi: darah terdapat / masuk kedalam ruang subarachnoid

Pembagian PSA

PSA primer (spontan) : Pembuluh darah subarachnoid robek, darah bukan dari

perenkim otak dan bukan oleh karena trauma

PSA sekunder : asal darah dari luar subarachnoid, misal dari parenkim otak (PIS)

maupun tumor otak

Etiologi

Aneurisma pecah (50%)

AVM pecah (5%)/ angioma

14

Sekunder (20%)

Idiopatik (25%)

Gambaran Klinis:

Gejala prodromal: nyeri kepala hebat dan mendadak

Kesadaran terganggu

Tanda rangsangan meningeal (+) (kaku kuduk dan kernigs sign)

Gejala neurol fokal ringan

Terapi

Terapi fase akut

Terapi pasca akut angiografi, dan untuk bedah saraf diperlukan klipping ligasi

pembuluh darah yang bersangkutan

Terapi nimodipin (pasca akut) untuk cegah spasme

Rehabilitasi

INFORMASI BARU

Stroke Mengancam Usia Produktif

Masih ingat dengan Meutia Kasim? Meutia Kasim adalah selebritis yang pernah menjadi juri di ajang Indonesian Idol 1 dan 2. Namun, Meutia tidak bisa menuntaskan perannya sebagai juri di Indonesian Idol 2 karena sakit. Meutia terkena serangan stroke perdarahan (hemorrhagic stroke subarachnoid) pada usianya yang ke-36 tahun 2005 lalu. Memang saat itu, Meuthia sangat sibuk dengan pekerjaannya sampai kurang memperhatikan kesehatan.

Dulu penyakit stroke hanya menyerang kaum lanjut usia (lansia). Seiring dengan berjalannya waktu, kini ada kecenderungan bahwa stroke mengancam usia produktif bahkan di bawah usia 45 tahun. Penyakit stroke pun ternyata bisa menyerang siapa saja tanpa memandang jabatan ataupun tingkatan sosial ekonomi.

Berikut ini beberapa fakta dan ulasan yang perlu Anda ketahui agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman stroke pada usia produktif:

1. Stroke, Pembunuh No.3 di Indonesia

15

2. Mengenali Jenis - Jenis Stroke3. Ketahui Faktor Risiko Stroke4. Membaca Gejala Stroke5. Mendiagnosis Stroke6. Penanganan Stroke7. Masih Ada Harapan Sembuh8. Lifestyle, si pencetus stroke9. Expert Review tentang stroke

Stroke, Pembunuh No.3 di Indonesia

Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.

Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.

Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

Mengenali Jenis-jenis Stroke

16

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.

Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.

Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.

Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.

Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).

Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.

Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

17

Ketahui Faktor Risiko Stroke

Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut dengan Faktor Risiko Stroke. Penyakit tersebut di atas antara lain Hipertensi, Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah). Keadaan yang dapat menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa (negro/spanyol), jenis kelamin (pria), kurang olah raga.

Membaca Gejala Stroke

Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).

Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.

Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut:

Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran. Penglihatan ganda. Pusing. Bicara tidak jelas (rero). Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh. Pergerakan yang tidak biasa. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih. Ketidakseimbangan dan terjatuh. Pingsan.

Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.

Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas.

Mendiagnosis Stroke

18

Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil

pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.

Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.

Penanganan Stroke

Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.

Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.

Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.

Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan

19

pembedahan.

Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.

Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).

Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.

Masih Ada Harapan Untuk Sembuh

Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan.

Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke.

Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.

Life style, Pencetus Stroke Usia Produktif

Usia merupakan faktor risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena strokenya pun semakin tinggi. Namun, sekarang kaum usia produktif perlu waspada terhadap ancaman stroke. Pada usia produktif, stroke dapat menyerang terutama pada mereka yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak dan narkoba (walau belum memiliki angka yang pasti).

20

Life style alias gaya hidup selalu menjadi kambing hitam berbagai penyakit yang menyerang usia produktif. Generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat.

Generasi muda yang perjalanan hidupnya masih panjang untuk mampu berkiprah dan bersaing dengan sumber daya manusia lain dari luar negeri. Kecacatan yang mereka sandang akibat serangan stroke, bukan hanya menjadi beban keluarga, tapi juga beban masyarakat secara umum.

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Selagi stroke masih bisa dicegah, kenapa tidak mencoba?

Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Ketiga, melakukan medical check up secara rutin dan berkala dan si pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke.

Untuk mencegah "the silent killer" ini maka seseorang dianjurkan untuk mengurangi rokok, melakukan olah raga teratur, membatasi minuman beralkohol, dan menghindari stres berlebihan.

21

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2002. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit EGC : Jakarta

Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture Notes : Neurologi. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Larner, J.A. 2006. A Dictionary of Neurological Signs. UK : Springer Science and

Bussiness Media, Inc.

Mardjono, Mahar. 2004. Neurologi Klinik Dasar. Dian Rakyat : Jakarta

Markam, Soemarmo. 2003. Pengantar Neuro-Psikologi. Penerbit FKUI : Jakarta

Price, Sylvia A and Lorraine M.W. 2006. Patofisiologi Volume 2. Penerbit ECG : Jakarta

Stacey, L, et all. 2005. The Gale Encyclopedia of Neurological Disorders. Thomson

Gale.

http://www.medicastore.com/stroke/

22