hemoragic ante partum

29
BAB II TINJAUAN TEORI PLASENTA PREVIA 1) DEFINISI a. Plasenta yang letaknya pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir ( Kapita Selekta Kedokteran Fakultas Kedokteran UI edisi ke Tiga ) b. Plasenta previa adalah implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum ( Obsetri Patologi Fakultas padjadjaran Bandung) c. Placenta praevia adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal placenta terletak dibagian atas uterus. (Sarwono,2007). Implantasi placenta yang normal ialah pada dinding depan atau belakang rahim di daerah fundus uteri. Kita membagi membagi placenta praevia menjadi tiga tingkat: 1) Placenta Praevia Totalis : Seluruh ostium internum tertutup oleh placenta. 2) Placenta Praevia Lateralis : Hanya sebagian dari ostium tertutup oleh placenta 3) Placenta Praevia Marginalis: Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan placenta S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2

Upload: onyon24

Post on 12-Feb-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hemoragic Ante Partum

BAB II

TINJAUAN TEORI

PLASENTA PREVIA

1) DEFINISI

a. Plasenta yang letaknya pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi

sebagian atau seluruh jalan lahir ( Kapita Selekta Kedokteran Fakultas

Kedokteran UI edisi ke Tiga )

b. Plasenta previa adalah implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau

sebagian ostium internum ( Obsetri Patologi Fakultas padjadjaran Bandung)

c. Placenta praevia adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

lahir. Pada keadaan normal placenta terletak dibagian atas uterus.

(Sarwono,2007). Implantasi placenta yang normal ialah pada dinding depan atau

belakang rahim di daerah fundus uteri. Kita membagi membagi placenta praevia

menjadi tiga tingkat:

1) Placenta Praevia Totalis : Seluruh ostium internum tertutup oleh placenta.

2) Placenta Praevia Lateralis : Hanya sebagian dari ostium tertutup oleh placenta

3) Placenta Praevia Marginalis: Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan

placenta

2) ETIOLOGI

Placenta praevia mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik misalnya

karena atrofi endometrium. Keadaan ini misalnya terdapat pada :

1) Multiparae, terutama kalau jarak antara kehamilan – kehamilan pendek.

2) Pada mioma uteri

3) Curettage yang berulang – ulang

4) Bekas operasi rahim

5) Sering mengalami infeksi rahim (radang panggul)

6) Kelainan bawaan rahim

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 2: Hemoragic Ante Partum

Keadaan endokrin yang kurang baik menyebabkan bahwa placenta harus tumbuh

menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin karena luasnya mendekati atau menutup

ostium internum.Menurut Kloosterman (1973), frekuensi placenta praevia pada

primigravida yang berumur lebih dari 35 th kira – kira 10 kali lebih sering dibandingkan

dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 th, pada grande multiparae yang

berumur > 35 th kira – kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multiparae

yang berumur < 25 th.

3) PATOFISIOLOGI

ETIOLOGI

KEHAMILAN SETELAH BULAN KE-4

ISI RAHIM TUMBUH >CEPAT DARI RAHIM

PEREGANGAN PADA DINDING RAHIM

ISTHMUS TERTARIK MENJADI DINDING OVUM UTERI

PERGESERAN ANTARA PLACENTA DAN DINDING RAHIM

PLACENTA MELEKAT DI DEPAN JLN LAHIR

             APB

(Ante Partum Bleeding adalah perdarahan yang terjadi selama kehamilan 28 minggu)

        TANPA DISADARI

  PERDARAHAN

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 3: Hemoragic Ante Partum

KEHILANGAN DARAH PERDARAHAN TERUS KONTRAKSI UTERUS

Gg. KESEIMBANGAN CAIRAN SUPLAI DARAH KE Gg RASA NYAMAN

NYERI JANIN TERGANGGU

Gg PERFUSI JARINGAN JANIN

        Gg PSIKOLOGIS CEMAS

4) TANDA DAN GEJALA

a. Perdarahan tanpa nyeri.

b. Kepala anak sangat tinggi : karena placenta pada kutup bawah rahim, kepala tidak

dapat mendekati PAP.

c. Ukuran panjang rahim berkurang, maka pada placenta praevia lebih sering

terdapat kelainan letak.

d. Terjadi perdarahan post partum, karena.

e. Kadang – kadang placenta lebih erat melekat pada dinding rahim (placenta

accereta).

f. Daerah perlekatan luas.

g. Daya berkontraksi segmen bawah rahim berkurang

5) KOMPLIKASI

a. Perdarahan dan syok

b. Infeksi

c. Laserasi serviks

d. Plancenta accereta

e. Prematuritas atau lahir mati

f. Prolaps tali pusar

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 4: Hemoragic Ante Partum

g. Prolaps placenta

6) PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan inspekulo

b. Pemeriksaan radio isotop

c. Usg

d. Pemeriksaan dalam

e. Pemeriksaan darah

7) PENATALAKSANAAN

Placenta praevia merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang baik :

1. Pemasangan infus ;pasang infuse cairan NaCl fisiologis. Bila tidak

memungkinkan beri cairan per oral. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi

pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok

akibat perdarahan. Pantau DJJ dan pergerakan janin.

- Memecahkan ketuban ; dapat dilakukan pada placenta letak rendah,

placenta praevia marginalis dan placenta praevia lateralis yang menutup

ostium kurang dari setengah bagian.

- Metode Cunam Willet Gausz ; maksudnya tamponade placenta dengan

kepala. Kulit kepala anak dijepit dengan Cunam Willet dan diberati

dengan timbangan 500 gr.

- Versi Braxton Hicks ; maksudnya tamponade placenta dengan bokong.

Biasanya dilakukan pada janin yang sudah mati karena kalau dilakukan

pada janin yang masih hidup janin akan lahir mati. Bahayanya robekan

pada servik dan pada segmen bawah rahim. Syarat melakukan versi ini

ialah pembukaan harus dapat dilalui oleh dua jari (supaya dapat

menurunkan kaki).

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 5: Hemoragic Ante Partum

SOLUSIO PLASENTA

A. DEFINISI

a. Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersi sebelum waktunya ( Kapita

Selekta Kedokteran Fakultas Kedokteran UI edisi ke Tiga )

b. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian / seluruhnya plasenta yang normal

implantasinya antara 22 mimggu dan lahirnya anak ( Obsetri Patologi Fakultas

padjadjaran Bandung )

B. ETIOLOGI

Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti. Faktor predisposisi yang mungkin

ialah hipertensi kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, defisiensi gizi, merokok,

konsumsi alkohol, penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua.

C. PATOFISIOLOGI

Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis yang

kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium

sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi

dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.

Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta

yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta

makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan

adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh

darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput

ketuban.

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 6: Hemoragic Ante Partum

PATHWAY

Faktor Predisposisi

( Hipertensi Kronik, Trauma Eksternal, Tali Pusat Pendek, Defisiensi Gizi,

Merokok, Konsumsi Alkohol, Penyalahgunaan Kokain, Umur Ibu Yang Tua )

Perdarahan ke dalam desidualbasalis

Terbelah & meninggal lapisan tipis pada miometrium

Terbentuk hematoma desidual

Penghancuran plasenta

Ruptur pembuluh arteri spinalis desidua

Resiko Infeksi

Hematoma retroplasenta

Pelepasan plasenta lebih banyak

Gangguan Rasa Nyaman

Uterus tidak mampu berkontraksi optimal

Darah mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban

Kurang Pengetahuan

Resiko Defisit Volume Cairan

Perdarahan Pervaginam Meningkat

 ↓

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 7: Hemoragic Ante Partum

suplai O2

 ↓

Resti fetal Disstres

Resti gangguan keb. nutrisi

Gg. perfusi jaringan

 

D. KLASIFIKASI

Menurut derajat lepasnya plasenta

1. Solusio Plasenta Partsialis : Bila hanya sebagaian plasenta terlepas dari tepat

pelekatnya.

2. Solusio Plasenta Totalis : Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat

pelekatnya.

3. Prolapsus Plasenta : Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada

pemeriksaan dalam.

Menurut derajat solusio plasenta dibagi menjadi :

1. Solusio Plasenta Ringan

Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak

berdarah banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginan berwarna kehitaman

dan sedikit. Perut terasa agk sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin

masih mudah diraba

2. Solusio Plasenta Sedang

Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul

perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan

pervaginan. Dinding uterus teraba tegang.

3. Solusio Plasenta Berat

Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita shock.

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 8: Hemoragic Ante Partum

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Anamnesis

Perdarahan biasanya pada trimester ketiga, perdarahan pervaginan berwarna

kehitam-hitaman yang sedikit sekali dan tanpa rasa nyeri sampai dengan yang

disertai nyeri perut, uterus tegang perdarahan pervaginan yang banyak, syok dan

kematian janin intra uterin.

2. Pemeriksaan fisik

Tanda vital dapat normal sampai menunjukkan tanda syok.

3. Pemeriksaan Obstetri

Nyeri tekan uterus dan tegang, bagian-bagian janin yang sukar dinilai, denyut

jantung janin sulit dinilai / tidak ada, air ketuban berwarna kemerahan karena

tercampur darah.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium darah : hemoglobin, hemotokrit, trombosit, waktu

protombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin, parsial, kadar fibrinogen, dan

elektrolit plasma.

2. Cardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin.

3. USG untuk menilai letak plasenta, usia gestasi dan keadaan janin.

G. KOMPLIKASI

Langsung (immediate)

1. perdarahan

2. infeksi

3. emboli dan syok abtetric.

Tidak langsung (delayed)

1. Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan

Post partum.

2. Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.

3. Nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuria dan uremia

4. Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 9: Hemoragic Ante Partum

Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung.

Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar fibrinogen kurang

dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria, gagal ginjal, gawat

janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus couvelar). Bila janin dapat

diselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia, berat badan lahir rendah da sindrom

gagal nafas.

H. PENATALAKSANAAN

1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi .

2. Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap

ke kiri , tidak melakukan senggama , menghindari peningkatan tekanan rongga

perut.

3. Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan . berikan cairan

peroral .

4. Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya

hipotensi / syok akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan janin .

5. Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah, bila

tidak teratasi , upayakan penyelamatan optimal . bila teratsi perhatikan keadaan

janin .Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih

hidup atau persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama. Bila

renjatan tidak dapat diatasi , upayakan tindakan penyelamatan optimal

6. Setelah syok teratasi dan janin mati , lihat pembukaan . bila lebih dari 6 cm

pecahkan ketuban lalu infus oksitosin . bila kurang dari 6 cm lakukan seksio

sesarea .

7. Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu / taksiran

berat janin kurang dari 2.500 gr .

Penganganan berdasarkan berat / ringannya penyakit yaitu :

Solusi plasenta ringan .

Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus

tidak ada , janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG

serial , lalu tunggu persalinan spontan .

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 10: Hemoragic Ante Partum

Aktif , bila ada perburukan ( perdarahan berlangsung terus , uterus

berkontraksi , dapat mengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam

dengan amnintomi / infus oksitosin bila memungkinan . jika terus

perdarahan skor pelvik kurang dari 5 / ersalinan masih lama , lakukan seksi

sesarea .

Slusio plasenta sedang / berat .

1. Resusitasi cairan .

2. Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah .

3. Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam

perabdominam bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu /

lebih /taksiran berat janin 2.500 gr / lebih , pikirkan partus

perabdominam bila persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung

lama .

I. PROGNOSIS

a. Terhadap ibu. Mortalitas ibu 5 – 10 % hal ini karena adanya perdarahan sebelum

dan sesudah partus.

b. Terhadap anak. Mortalitas anak tinggi mencapai 70 – 80 % hal ini tergantung

derajat pelepasan dari plasenta.

c. Terhadap kehamilan berikutnya. Biasanya bila telah menderita penyakit vaskuler

dengan solusio plasenta, maka kehamilan berikutnya sering terjadi solusio

plasenta yang lebih hebat.

PERBEDAAN SOLUSIO PLASENTA DAN PREVIA PLASENTA

SOLUSIO PLASENTA PREVIA PLASENTA

1.      Pendarahan dengan nyeri

2.      Warna pendarahan gelap

3.      Kondisi buruk

4.      Kondisi janin meninggal

1.      Pendarahan tanpa nyeri

2.      Warna darah terang

3.      Kondisi baik

4.      Kondisi janin baik

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 11: Hemoragic Ante Partum

5.      Palpasi sukar 5.      Palpasi gampang

J. ASUHAN KEPERAWATAN (KASUS)

KASUS B.

Ny. Ellin, 36 tahun, G5P3A1. Klien sering mengeluh keluar flek-flek darah

sedikit-sedikit sejak usia kehamilan 3 bulan, pada awalnya klien tidak menghiraukan hal

tersebut. Setelah bertambahnya usia kehamilan, darah yang keluar semakin banyak.

Sehingga klien memberitahukan suaminya dan suaminya langsung mengantarkan ellin

untuk control. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan warna darah yang keluar kehitaman

dan klien tidak merasakan nyeri yang sangat saat darah tersebut keluar. Tekanan darah

100/60 mmhg, Hr 80x/mnt, turgor baik, capillary refill .3 detik. Setelah ditanya saat

berhubungan badan biasanya darah lebih banyak keluar. Setelah dilakukan pemeriksaan

USG didapatkan letak plasenta berada dibawah dan menutupi jalan lahir sebagian. Pasien

didiagnosis plasenta previa. Disarankan untuk tirah baring sampai usia kehamilan matur

dan diprediksi akan di SC. Pasien yang satu ruangan dengan Ny. Ellin yaitu Ny. Ibet

mengalami hal yang sama yaitu perdarahan mendadak namun disertai nyeri yang sangat

serta abdomen kram seperti papan dan harus SC cyto. Keluarga ny. Ellin bertanya kepada

Ners Timon : Apakah perbedaan kasus Ellin dengan Ibet?

ANALISA DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Sering mengeluh keluar flek-flek darah

sedikit-sedikit sejak usia kehamilan 3

bulan

2. Setelah bertambahnya usia kehamilan,

klien mengeluh darah yang keluar

semakin banyak.

1. Ny. Ellin, 36 tahun, G5P3A1

2. Darah yang keluar kehitaman

3. Tekanan darah 100/60 mmhg, Hr

80x/mnt, turgor baik, capillary refill .3

detik.

4. Pemeriksaan USG didapatkan letak

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 12: Hemoragic Ante Partum

3. Klien tidak merasakan nyeri yang

sangat saat darah tersebut keluar

4. Saat berhubungan badan biasanya darah

lebih banyak keluar

5. Klien bertanya tentang kondisinya saat

ini

plasenta berada dibawah dan menutupi

jalan lahir sebagian

5. Pasien didiagnosis plasenta previa

6. Disarankan untuk tirah baring sampai

usia kehamilan matur dan diprediksi

akan di SC.

7. Klien tampak cemas dengan keluarnya

darah.

8. Klien tampak bingung tentang

kondisinya

DATA FOKUS

DATA MASALAH ETIOLOGI

DS:

1. Sering mengeluh

keluar flek-flek darah

sedikit-sedikit sejak

usia kehamilan 3 bulan

2. Setelah bertambahnya

usia kehamilan, klien

mengeluh darah yang

keluar semakin

banyak.

DO:

1. Ny. Ellin, 36 tahun,

g5p3a1

2. Darah yang keluar

kehitaman

3. Tekanan darah 100/60

Kekurangan Volume Cairan Hilangnya cairan (perdarahan)

yang berlebihan

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 13: Hemoragic Ante Partum

mmhg, hr 80x/mnt,

turgor baik, capillary

refill .3 detik.

DS:

1. Sering mengeluh

keluar flek-flek darah

sedikit-sedikit sejak

usia kehamilan 3 bulan

2. Setelah bertambahnya

usia kehamilan, klien

mengeluh darah yang

keluar semakin

banyak.

3. Klien tidak merasakan

nyeri yang sangat saat

darah tersebut keluar

4. Saat berhubungan

badan biasanya darah

lebih banyak keluar

DO:

1. Ny. Ellin, 36 tahun,

g5p3a1

2. Darah yang keluar

kehitaman

3. Tekanan darah 100/60

mmhg, hr 80x/mnt,

turgor baik, capillary

refill .3 detik.

4. Pemeriksaan usg di

dapatkan letak plasenta

berada dibawah dan

Gangguan perfusi jaringan

pada janin

Adanya perdarahan

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 14: Hemoragic Ante Partum

menutupi jalan lahir

sebagian

5. Pasien didiagnosis

plasenta previa

6. Disarankan untuk tirah

baring sampai usia

kehamilan matur dan

diprediksi akan di sc.

DS :

1. Klien bertanya tentang

kondisinya saat ini

DO :

1. Klien tampak cemas

dengan keluarnya

darah.

2. Klien tampak bingung

tentang kondisinya

Ansietas Ancaman kematian (dirasakan

atau actual) pada diri sendiri,

janin

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan (perdarahan)

yang berlebihan

2. Perubahan perfusi jaringan pada janin berhubungan dengan adanya perdarahan

3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian (dirasakan atau actual) pada diri

sendiri, janin

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 15: Hemoragic Ante Partum

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO

.

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN DAN

KRITERIA

HASIL

INTERVENSI RASIONAL

1. Kekurangan

volume cairan

berhubungan

dengan hilangnya

cairan (perdarahan)

yang berlebihan

Setelah

dilakukkanya

tindakan

keperawatan 2x24

jam diharapkan

menunjukkan

perbaikan

keseimbangan

cairan dengan

kriteria hasil :

1. Tanda-tanda

vital stabil

2. Pengisian

kapiler cepat

3. Berat jenis

urin adekuat

secara

individual

Mandiri :

1. Evaluasi,

laporkan, dan

catat jumlah serta

jumlah

kehilangan darah,

lakukan

perhitungan

pembalut

2. Lakukan tirah

baring.

Instuksikan klien

untuk

menghindari

Valsalva manover

dan koitus

3. Posisikan klien

dengan tepat,

telentang dengan

panggul

ditinggikan atau

posisi semi–

fowler. Hindari

posisi

1. Perkiraan kehilangan

darah membantu

membedakan diagnosa,

setiap gram

peningkatan berat

pembalut sama dengan

kehilangan kira-kira 1

ml darah

2. Perdarahan dapat

berhenti dengan reduksi

aktivitas. Peningkatan

tekanan abdomen atau

orgasme (yang

meningkatkan aktivitas

uterus) dapat

meransang perdarahan

3. Menjamin keadekuatan

darah yang tersedia

untuk otak; peninggian

panggul menghindari

kompresi vena kava.

Posisi semi- fowler

memungkinkan janin

bertindak sebagai

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 16: Hemoragic Ante Partum

trendelenburg

4. Catat tanda –

tanda vital,

pengisian kapiler

pada dasar kuku,

warna membrane

mukosa/ kulit dan

suhu.

5. Hindari

pemeriksaan

rectal atau vagina

Kolaborasi :

1. Berikan larutan

intravena,

ekspander plasma,

darah lengkap,

atau sel-sel

kemasan, sesuai

indikasi

2. Siapkan untuk

kelahiran sesaria

tanpon

4. Membantu menentukan

beratnya kehilangan

darah, meskipun

sianosis dan perubahan

pada tekanan darah,

nadi adalah tanda-tanda

lanjut dari kehilangan

sirkulasi atau terjadinya

syok

5. Dapat meningkatkan

hemoragi, khususnya

bila plasenta previa

marginal atau total

terjadi

1. Meningkatkan volume

darah sirkulasi dan

mengatasi gejala-gejala

syok.

2. Hemoragi berhenti bila

plasenta diangkat dan

sinus-sinus vena

tertutup

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 17: Hemoragic Ante Partum

2. Perubahan perfusi

jaringan pada janin

berhubungan

dengan adanya

perdarahan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 3x24

jam, diharapkan

menunjukkan

perfusi adekuat,

dengan kriteria

hasil:

1. DJJ dan aktivitas

dalam batas

normal serta tes

nonstres reaktif

(NST)

1. Perhatikan status

fisiologis ibu,

status sirkulasi,

dan volume darah

2. Auskultasi dan

laporkan DJJ,

catat bradikardia

atau takikardia.

Catat perubahan

pada aktivitas

janin

(hipoaktivitas

atau hiperaktivitas

3. Anjurkan tirah

baring pada posisi

miring kiri.

1. Kejadian perdarahan

potensial merusak

hasil kehamilan,

kemungkinan

menyebabkan

hipovolemia atau

hipoksia

uteroplasenta.

2. Mengkaji

berlanjutnya

hipoksia janin . Pada

awalnya ,janin

berespon pada

penurunan kadar

oksigen dengan

takikardia dan

peningkatan

gerakan. Bila tetap

defisit, bradikardia

dan penurunan

aktivitas terjadi.

3. Menghilangkan

tekanan pada vena

kava inferior dan

meningkatkan

sirkulasi

plasenta/janin dan

pertukaran oksigen.

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 18: Hemoragic Ante Partum

4. Berikan suplemen

oksigen pada

klien

5. Ganti kehilangan

darah/cairan ibu

6. Siapkan klien

untuk

intervensi

bedah dengan

tepat.

4. Meningkatkan

ketersediaan oksigen

untuk ambilan janin.

5. Mempertahankan

volume sirkulasi

yang adekuat untuk

transport oksigen.

6. Pembedahan perlu

bila terjadi pelepasan

plasenta yang berat,

atau bila perdarahan

berlebihan, terjadi

penyimpangan

oksigen janin, dan

kelahiran vagina

tidak mungkin.

4. Ansietas

berhubungan

dengan ancaman

kematian

(dirasakan atau

actual) pada diri

sendiri, janin

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3 x 24 diharapkan

ansietas dapat

berkurang dengan

kriteria hasil :

Pasangan dapat

mengungkapkan

harapannya dengan

kata-kata tentang

manajemen yang

1. Diskusikan situasi

dan pemahaman

tentang situasi

dengan klien dan

pasangan.

2. Pantau respon

verbal dan

nonverbal

klien/pasangan.

3. Dengarkan

1. Memberikan

informasi tentang

reaksi individu

terhadap apa yang

terjadi.

2. Menandakan tingkat

rasa takut yang

sedang dialami

klien/pasangan.

3. Meningkatkan rasa

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”

Page 19: Hemoragic Ante Partum

sudah direncanakan,

sehingga dapat

mengurangi

kecemasan

pasangan.

masalah klien dan

dengarkan secara

aktif.

4. Berikan informasi

dalam bentuk

verbal dan tertulis

dan beri

kesempatan klien

untuk

mengajukan

pertanyaan.Jawab

pertanyaan

dengan jujur.

5. Jelaskan prosedur

dan arti gejala-

gejala.

control terhadap

situasi dan

memberikan

kesempatan pada

klien untuk

mengembangkan

solusi sendiri.

4. Pengetahuan akan

membantu klien

mengatasi apa yang

sedang terjadi

dengan lebih efektif.

5. Pengetahuan dapat

membantu

menurunkan rasa

takut dan

meningkatkan rasa

control terhadap

situasi.

S1Keperawatan UPNVJ “Sistem Reproduksi 2”