hernia inguinalis
TRANSCRIPT
HERNIA INGUINAL LATERALIS DEXTRA RESIDIF INKARSERATA
CASE REPORT SESSION
Oleh :Meiustia Rahayu ■ Rima Putri
Hastri Preseptor :
dr. Syafruddin, Sp.B
BAB ITinjauan Pustaka
Panjang ± 4 cm (dewasa) Letak 2-4 cm arah kaudal ligamentum inguinal Mengandung vas deferens atau ligamentum
uterus Berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar,
dan sefal ke kaudal Funikulus spermatikus : serat otot kremaster,
pleksus pampiriformis, a. testikularis n. ramus genital n. genitofemoralis, duktus deferens, a. kremaster, pembuluh limfe, dan prosesus vaginalis
Anatomi Regio Inguinalis
▌Kanalis Inguinalis ▌
Batas anterior: aponeurosis m. obliq abdominis ekternus dan
internus m. transversus abdominis
Anatomi Regio Inguinalis
▌Kanalis Inguinalis ▌
Batas posterior: fascia transfersalis aponeurosis m.
transversus abdominis Batas inferior:
ligamentum inguinal ligamentum lakunar
Anatomi Regio Inguinalis
▌Trigonum Hasselbach’s ▌ Batas superolateral: pemb. darah epigastrik
inferior Batas medial: membran m. rektus
abdominis Batas inferior: ligamentum inguinal
Dibentuk dua lapisan (superfisial & profunda)
Ligamentum inguinal terletak dari SIAS ke tuberkulum pubikum
Anatomi Regio Inguinalis▌ Aponeurosis Otot Obliq Abdominis
Eksternus ▌
Bagian medial menyatu dengan serat aponeurosis m. transversus abdominis dekat tuberkulum pubikum untuk membentuk conjoined tendon
▌ Aponeurosis Otot Obliq Abdominis Internus ▌
Kelanjutan m. transversalis dan aponeurosisnya
Cooper : memiliki 2 lapisan, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar
Keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari korda spermatik dan berikatan ke linea semilunaris
Anatomi Regio Inguinalis▌ Fascia Transversalis ▌
Terletak pada bagian belakang ramus pubis
Dibentuk oleh ramus pubis dan fascia Titik fiksasi yang penting dalam
metode perbaikan laparoskopi pada teknik McVay
Anatomi Regio Inguinalis▌ Ligamentum Cooper ▌
Terdiri dari jaringan lemak, pembuluh limfe, saraf, dan pembuluh darah.
Saraf-saraf peritoneal:
Anatomi Regio Inguinalis▌ Preperitoneal Space ▌
1. N. cutaneous lateral (serabut L2 dan L3 / cabang n. femoralis) berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaka di bawah fascia iliaka atau melalui perlekatan lateral ligamentum inguinal pada SIAS.
2. Nervus genitofemoral (serabut L2 / L1 dan L2 / L3) turun di depan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital (melalui anulus interna) dan femoral (sebelah lateral dari arteri).
Protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (asal kata)
Penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae, baik bawaan maupun didapat.
Definisi Hernia
75% muncul pada daerah sekitar lipat paha Hernia inguinal (terbanyak)
indirek : direk = 2:1 pria : wanita = 7 : 1 (hernia indirek)
Hernia femoralis paling sedikit (<10%) 40% merupakan kasus emergensi (inkarserata atau
strangulata) pria : wanita = 1 : 4 (insiden) >> pria lansia atau pernah operasi hernia inguinal
75.0000 herniorrhaphy per tahun di Amerika Serikat
Epidemiologi
1. Lemahnya dinding rongga perutbisa sejak lahir atau didapat kemudian
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya3. Kongenital sempurna tidak sempurna2. Akuisial, karena adanya faktor lain yang
dialami manusia selama hidupnya antara lain: tekanan intraabdominal yang tinggi konstitusi tubuh (preperitoneal fat) merokok diabetes mellitus
Etiologi Hernia
Kantong hernia Isi hernia Pintu hernia Leher hernia Locus minoris resistence
(LMR)
Bagian Hernia
Menurut lokasinya: Hernia inguinalis : di lipat paha Hernia umbilikus : di pusat Hernia femoralis : di paha
Menurut isinya: Hernia usus halus Hernia omentum
Menurut penyebabnya: Hernia kongenital Hernia traumatik
Hernia insisional (akibat ada pembedahan sebelumnya.)
Klasifikasi Hernia Menurut sifatnya:
Hernia reponibel : bila isi hernia dapat keluar masuk.
Hernia irreponibel :bila isi hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga.
Menurut terlihat dan tidaknya: Hernia eksterna (hernia inguinalis, hernia scrotalis) Hernia interna (hernia diafragmatika)
Menurut keadaannya: Hernia inkarserata : isi terperangkap (gg. pasase /
vaskular) Hernia strangulata :
Menurut nama penemunya: Hernia Spigelli : linen semisirkularis di atas
penyilangan vasa epigastrika inferior pada m. rektus abdominalis bagian lateral.
Hernia Richter : hanya sebagian dinding usus yang terjepit
Hernia Petit : di daerah lumbosakral.
Klasifikasi Hernia
Bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus vestikulorum melalui kanalis inguinalis
Peritoneum tertarik ke daerah skrotum, terjadi tonjolan peritoneum (prosesus vaginalis peritonea)
Saat bayi lahir, prosesus mengalami obliterasi, isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis ingunalis
Dalam beberapa hal sering belum menutup
Patofisiologi Hernia Inguinalis Kongenital
Testis kiri turun lebih dahulu dari testis kanan, kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka.
Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan
Bila prosesus terbuka sebagian, timbul hidrokel
Bila kanal terbuka terus, timbul hernia inguinalis lateralis kongenital
Patofisiologi Hernia Inguinalis Kongenital
Usia lanjut, otot dinding rongga perut melemah Perlengketan isi hernia dengan dinding kantong
hernia, isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali Penekanan cincin hernia, akibat semakin
banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus
Obtruksi usus menimbulkan edema, menekan pembuluh darah, terjadi nekrosis
Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan, akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi.
Patofisiologi Hernia Inguinalis Akuisita
Faktor penyebab: peninggian tekanan intraabdomen kronik kelemahan dinding otot di trigonum Hesselbach
Jalannya langsung (direk) ke ventral melalui anulus inguinalis subkutaneous.
Tidak berhubungan dengan pembungkus vas deferens
Umumnya terjadi bilateral, khususnya pada laki-laki tua
Jarang, bahkan hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi
Patofisiologi Hernia Inguinalis Akuisita
▌Hernia Inguinalis Direkta (Medialis) ▌
Patofisiologi Hernia Inguinalis Akuisita
▌Hernia Inguinalis Direkta (Medialis) ▌
Lateralis : menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior
Indirek : keluar melalui dua pintu (anulus inguinalis eksterna dan interna) dan saluran (kanalis inguinalis)
Pada pemeriksaan, tonjolan berbentuk lonjong
Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita
Patofisiologi Hernia Inguinalis Akuisita
▌Hernia Inguinalis Indirekta (Lateralis) ▌
Patofisiologi Hernia Inguinalis Akuisita
▌Hernia Inguinalis Indirekta (Lateralis) ▌
Kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi
Kedua kantung hernia dipisahkan oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana.
Ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis.
Patofisiologi Hernia Inguinalis Akuisita
▌Hernia Pantalon ▌
Vital sign : temperatur, pernapasan, nadi, dan tekanan darah meningkat.
Status lokalis :Inspeksi
Hernia reponibel : terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring
Hernia irreponibel : tidak menghilang setelah berbaring
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Pemeriksaan Fisik ▌
Vital sign : temperatur, pernapasan, nadi, dan tekanan darah meningkat.
Status lokalis :Inspeksi
Hernia reponibel : terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring
Hernia irreponibel : tidak menghilang setelah berbaring
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Pemeriksaan Fisik ▌
Inspeksi Lateralis : muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong
Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat
Scrotalis : benjolan sampai scrotum
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Pemeriksaan Fisik ▌
Palpasi Titik tengah antara SIAS dengan
tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Penonjolan di sebelah medial, hernia inguinalis medialis
Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Terlihat benjolan di lateral titik yang ditekan, hernia inguinalis lateralis.
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Pemeriksaan Fisik ▌
Palpasi Titik tengah antara keduanya ditekan lalu
pasien disuruh mengejan, jika terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis, jika di medialnya hernia inguinalis medialis
Kantong hernia kosong kadang, gesekan dua permukaan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium
Hernia inkarserata : nyeri tekan
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Pemeriksaan Fisik ▌
Perkusi Hipertimpani : hernia strangulata
Auskultasi Hiperperistaltis : hernia inkarserata
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Pemeriksaan Fisik ▌
Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5. Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal. Penderita disuruh batuk:
impuls diujung jari : hernia inguinalis lateralis
impuls disamping jari : hernia inguinalis medialis
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Finger Test ▌
Posisi berbaring Bila ada benjolan masukkan dulu Hernia kanan diperiksa tangan
kanan Penderita disuruh batuk, impuls
pada: jari ke 2 : hernia inguinalis
lateralis jari ke 3 : hernia ingunalis medialis jari ke 4 : hernia femoralis
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Ziemen Test ▌
Anulus internus ditekan dengan ibu jari
Penderita disuruh mengejan. Bila keluar benjolan
berarti hernia inguinalis medialis.
Bila tidak keluar benjolan berarti hernia inguinalis lateralis.
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Thumb Test ▌
Pemeriksaan laboratorium Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3 Peningkatan serum elektrolit
Pemeriksaan radiologis USG pada daerah inguinal (posisi
supine dan posisi berdiri + manuver vasalfa) → hernia inkarserata DD/ nodus limfatikus
CT scan: mencari hernia obturator
Diagnosis Hernia Inguinalis
▌Pemeriksaan Penunjang ▌
Diagnosis Banding Hernia Inguinalis
Teknik : Bassini, McVay dan Shouldice Melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliqus
abdominis ekternus dan membebaskan funikulus spermatikus
Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direk dan indirek
Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi
Kelemahan : jahitan permanen, menimbulkan tegangan → nyeri dan nekrosis otot → jahitan lepas, kekambuhan
Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
▌Kelompok 1 : Open Anterior Repair ▌
Teknik Bassini Belah aponeurosis m. obliqus abdominis eksternus di
kanalis ingunalis hingga ke cincin ekternal Pisahkan m. kremaster dengan reseksi untuk mencari
hernia indirek sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direk
Pisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia transversalis)
Ligasi kantung hernia seproksimal mungkin Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit
fascia tranfersalis, m. transversalis abdominis dan m. abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.
Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
Iliopubic tract repair dan teknik Nyhus Belah lapisan dinding abdomen superior
hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space
Diseksi diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis.
Sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya.
Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
▌Kelompok 2 : Open Posterior Repair ▌
Teknik Lichtenstein dan Rutkow Menggunakan pendekatan awal yang
sama degan teknik open anterior Tidak menjahit lapisan fascia untuk
memperbaiki defek , tetapi menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap.
Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.
Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
▌Kelompok 3 : Tension Free Repair With Mesh ▌
Makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga menimbulkan kontroversi.
Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkan potongan mesh yang besar di region inguinal di atas peritoneum.
Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentukan fistel karena paparan usus terhadap mesh.
Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
▌Kelompok 4 : Laparascopic ▌
BAB IILaporan Kasus
Nama : Tn. AJenis kelamin : Laki-lakiUmur : 51 tahunAgama : IslamSuku : MinangkabauPendidikan : S1Pekerjaan : Pegawai negeri sipilAlamat : Jl. Sri Rezeki No. B1 Bulakan Balai
Kandi, Koto Nan 4, PayakumbuhNo. MR : 002096
Identitas Pasien
Seorang pasien laki-laki, 51 tahun, dirawat selama 2 hari sejak tanggal 18 Juli 2012 di Bangsal Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adnaan WD Payakumbuh dengan:
Keluhan Utama : Benjolan disertai nyeri pada sela paha kanan sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang : Benjolan disertai nyeri pada sela paha kanan sejak
4 jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya muncul benjolan pada sela paha kanan lima tahun yang lalu, benjolan sewarna dengan kulit, ukuran sebesar telur puyuh, hilang timbul, muncul pada saat pasien sedang berdiri lama dan mengejan, hilang pada saat pasien duduk atau berbaring. Benjolan makin lama makin sering muncul, terutama saat pasien berdiri lama, mengejan, dan saat mengalami tekanan emosional (stres).
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak setahun ini, ukuran benjolan mencapai
sebesar telur ayam dan masih dapat didorong masuk, kadang disertai nyeri yang hilang timbul. Benjolan muncul kembali 4 jam sebelum masuk rumah sakit pada saat pasien sedang duduk, ukuran sebesar bola kasti, tidak dapat didorong masuk, disertai nyeri yang menetap. Nyeri dirasakan dari sela paha kanan sampai ke pusat, seperti isi perut seakan mau lepas.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien sudah pernah mengalami sakit seperti
ini sebelumnya sejak tujuh belas tahun yang lalu. Sebelumnya, pasien mengangkat beban berat (karung berisi kelapa) bersama tiga orang temannya yang tiba-tiba beratnya beban tertumpu hanya pada pasien. Sepuluh tahun yang lalu, pasien dirawat di RSUD Bukittinggi sepuluh tahun yang lalu, dinyatakan menderita hernia dan penyakit apendiks, serta telah dilakukan operasi secara sekaligus.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang : Mual ada. Muntah sejak 4 jam sebelum masuk rumah
sakit, frekuensi 2 kali, banyak 1 gelas tiap kali muntah, tidak menyemprot, berisi apa yang dimakan.
Mencret-mencret sejak hari rawatan pertama rumah sakit, frekuensi 7 kali, warna coklat, lendir tidak ada, darah tidak ada.
Riwayat demam tidak ada. Riwayat batuk-batuk lama tidak ada. Riwayat asma tidak ada. Riwayat trauma pada perut tidak ada. Buang air kecil biasa.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat hipertensi disangkal Riwayat sakit gula disangkal Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat Alergi :Riwayat alergi makanan atau obat-obat tertentu disangkal.
Anamnesis
Keadaan umum : sedangKesadaran : komposmentis kooperatif
(GCS E4M6V5 = 15)
Tekanan darah : 110/70 mmHgNadi : 86 x / menitNafas : 22 x / menitSuhu : 37,2ºCStatus gizi : TB 172 cm, BB 66 kg, IMT 22,37
kesan : gizi baikStatus emosi : tenangBentuk badan : astenikusMobilitas : terbatas (berbaring)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata :Kulit : tidak ditemukan kelainanKGB : tidak ditemukan pembesaran KGBKepala : normosefal, rambut uban ada, tidak mudah rontok
mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, d = 3 mmtelinga : deformitas (-)hidung : deformitas (-)mulut : sianosis bibir (-), mukosa mulut dan lidah pucat (-), stomatitis (-), lidah kotor (-)
Leher : simetris, pembesaran KGB colli (-), pembesaran KGB supraclavikula (-), pembesaran tyroid (-), distensi vena jugularis (-), JVP 5-2 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata :Toraks :pulmo: inspeksi : simetris kanan dan kiri
palpasi : fremitus normal kanan dan kiriperkusi : sonor kanan = kiriauskultasi : vesikuler (N), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
cor : inspeksi : iktus tidak terlihatpalpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS
RIC Vperkusi : batas kiri 1 jari medial LMCS RIC
V, batas kanan LSD, batas atas RIC IIauskultasi : murni, irama teratur, bising
(-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata :Abdomen: inspeksi :tidak membuncit, darm contour
(-), darm steifung (-), bekas luka jahit (+) horizontal sepanjang 6 cm pada kuadran
inferior dextrapalpasi : nyeri tekan (-), defense muscular (-),
hepar, lien, dan ginjal tidak terabaperkusi : timpaniauskultasi :bising usus (+) meningkat
Punggang : CVA : nyeri tekan (-), nyeri ketok (-) Anus : toucher : tidak dilakukanEkstremitas : akral hangat, perfusi baik, edema (-/-),
paresis (-/-), refleks fisiologis (+/+) normal,
refleks patologis(-/-)
Pemeriksaan Fisik
Status LokalisataInguinal : inspeksi :terdapat benjolan di regio
inguinal dextrapalpasi : bentuk lonjong, ukuran 8 x 6 x 6 cm, hiperemis (-), permukaan rata, konsistensi kenyal, fluktuasi (-), nyeri tekan (+), reposisi (-)
Genitalia penis : orifisium uretra eksterna tidak sempit, deformitas (-)
Scrotum :massa (-), tanda-tanda radang (-)
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis KerjaHernia inguinalis lateralis dextra relaps inkarserata.
Diagnosis Banding Hernia inguinalis medialis dextra
inkarserata relaps. Hernia inguinalis lateralis dextra
strangulata relaps.
Pemeriksaan PenunjangLaboratorium (18 November 2012)Darah : Hemoglobin : 15,2 g/dl
Hematokrit : 47%Leukosit : 16.800 /mm3 leukositosisTrombosit : 283.000 /mm3
Gula darah sewaktu : 172 g/dl pre-op : 116 g/dl
Waktu perdarahan : 3 detikWaktu pembekuan : 4 detikFaal ginjal : ureum : 22 mg/dl
kreatinin : 0,6 mg/dl Foto polos toraks (19 November 2012)
Kesan : cor dan pulmo dalam batas normal
Teknik Operasi Pasien dengan posisi supine di meja operasi dengan spinal analgesia. Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine. Tutup dengan duk steril. Insisi pada daerah inguinal dextra kira-kira 8 mm menembus kutis dan
subkutis. Aponeurosis m. obliqus abdominis eksternus dibuka sesuai arah seratnya
sampai anulus inguinalis eksternus terbelah. Berikutnya funikulus spermatikus dibebaskan, digantungkan dengan kain
kasa. Eksplorasi ke dalam funikulus spermatikus dengan membuka m. cremaster,
ditemukan adanya kantong hernia, kantong hernia dibebaskan. Dilakukan penutupan dengan prolene mesh Dibagian medial dijahit pada conjoint tendon, dibagian lateral dijahit pada
ligamentum inguinale proparti. Kemudian aponeurosis m. obliqus externus dijahit kembali. Subkutis dan kulit dijahit kembali. Operasi selesai.
Diagnosis Post Operasi Hernia inguinalis laeralis dextra residif inkarserata
Prognosis Quo ad vitam : bonamQuo ad sanam : dubia et bonamQuo ad functionam : dubia et bonam
BAB IIIDiskusi
DISKUSI
• Telah dirawat seorang pasien laki-laki, 51 tahun, dengan benjolan disertai nyeri pada sela paha kanan sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Benjolan muncul lima tahun yang lalu, sewarna dengan kulit sebesar telur puyuh, hilang timbul, muncul pada saat pasien sedang berdiri lama dan mengejan, hilang pada saat pasien duduk atau berbaring. Benjolan makin lama makin sering muncul, muncul juga saat mengalami tekanan emosional (stres).
DISKUSI• Sejak setahun ini, ukuran benjolan mencapai
sebesar telur ayam dan masih dapat didorong masuk, kadang disertai nyeri yang hilang timbul. Benjolan muncul kembali 4 jam sebelum masuk rumah sakit pada saat pasien sedang duduk, ukuran sebesar bola kasti, tidak dapat didorong masuk, disertai nyeri yang menetap. Nyeri dirasakan dari sela paha kanan sampai ke pusat, seperti isi perut seakan mau lepas. Gejala gastrointestinal ada (mual, muntah, mencret). Riwayat mengalami sakit seperti ini sebelumnya ada, telah dioperasi. Riwayat angkat beban berat sebelumnya ada.
DISKUSI
• Pemeriksaan fisik status generalisata dalam batas normal. Status lokalisata di dapatkan benjolan di regio inguinal dextra, bentuk lonjong, ukuran 8 x 6 x 6 cm, tidak hiperemis, permukaan rata, konsistensi kenyal, tidak ada fluktuasi, nyeri tekan positif, reposisi negatif. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis (>10.000 – 18.000 / mm3).
DISKUSI
• Klinis pasien ini sesuai dengan hernia inguinalis lateralis dextra residif inkarserata. Pada pasien ini telah dilakukan terapi umum berupa IVFD RL drip Ketorolak 30% 2 tetes / menit, kompres dengan batu es, posisi panggul ditinggikan (posisi Tredelenberg), observasi nyeri, serta terapi khusus berupa injeksi Cefotaxim 1 g / 12 g / iv dan herniorrhapy dengan pemasangan mesh.