herpes zooster oftalmika
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
1/31
BAB I
PENDAHULUAN
Varicella-zoster virus (VZV) adalah anggota dari keluarga Herpesviridae, dan merupakan
agen etiologi dari varicella (cacar air ) yang merupakan infeksi primernya dan herpes zoster yang
merupakan reaktivasinya.
Herpes zoster optalmikus terjadi ketika virus varicela zoster mengalami reaktivasi pada
caang optalmikus saraf trigeminus. HZ! terjadi pada sekitar "#$ kasus herpes zoster. Hampir
seluruh pasien HZ! menampakkan rash vesikular yang terdistriusi sesuai dermatom yang terliat.
%eagian kecil pasien dapat pula menderita konjungtivitis, keratitis, uveitis, dan parese nervus
kranialis. %ekuele permanen dari infeksi HZ! termasuk inflamasi okular kronik, kehilangan
penglihatan, nyeri yang erat.
&erkenaan dengan infeksi primer, leih dari '$ dari populasi yang terinfeksi adalah remaja,
dan sekitar $ populasi terinfeksi pada umur * tahun. +enurut revie avan-angston, terdapat
juta konsultasi untuk herpes zoster terjadi setiap tahun/ sekitar "#. dari pasien herpes zoster yang
diperiksa terkena herpes zoster ophthalmicus. %euah suset dari #$ pasien ini mengarah
kekomplikasi ophthalmicus herpes zoster.
0i 1merika %erikat, seanyak . raat inap dan sekitar kematian terjadi per tahunseagai akiat komplikasi dari infeksi VZV. 1fek +oriditas dan mortalitas keanyakan
mempengaruhi individu yang mengalami imunosupresi, termasuk orang-orang usia lanjut, individu
yang sistem imunnya tertekan (misalnya, mereka dengan infeksi H2V atau 120%), seseorang yang
yang sedang melakukan terapi imunosupresif, dan orang-orang yang mendapat infeksi primer di
dalam rahim atau pada masa lnfansi.
3ujuan
0alam menyusun referat ini, penulis memiliki tujuan-tujuan yang diharapkan dapat tercapai,
seagai erikut 4
. &agi penulis
+elalui penyusunan referat ini, penulis erharap mampu menerapkan ilmu-ilmu yang dimiliki
dan menamah ekal pengetahuan yang dapat erguna kelak dalam memasuki dunia kerja di masa
depan.
". &agi instansi
enulis erharap referat ini dapat dijadikan ahan pertimangan dan dijadikan ahan masukan
dalam rangka meningkatkan proses pelayanan dalam masyarakat.
1
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&ie=UTF-8&sl=en&tl=id&u=http://emedicine.medscape.com/article/231927-overview&prev=_t&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhshX2eCrVOAuNYojLq2lp8Wr38Fwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&ie=UTF-8&sl=en&tl=id&u=http://emedicine.medscape.com/article/231927-overview&prev=_t&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhshX2eCrVOAuNYojLq2lp8Wr38Fw
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
2/31
5. &agi akademik
enulis erharap referat ini dapat dijadikan tolak ukur agi fakultas dalam mengetahui tingkat
kemajuan mahasisa dalam proses kegiatan elajar mengajar.
+anfaat
+anfaat yang diharapkan penulis melalui penyusunan referat ini adalah penulis leih
memahami proses terjadinya penyakit HZ!, penyea, klasifikasi, dan pengoatan yang tepat dan
rasional. %elain itu dengan adanya referat ini diharapkan dapat memantu teman-teman dalam
mengenal dan memahami penyakit HZ!.
2
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
3/31
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1natomi %araf 3rigeminal
%araf otak kelima atau nervus trigeminus adalah saraf otak motorik dan sensorik. %eraut
motoriknya mempersarafi muskulus masseter, temporalis, pterigoideus internus dan eksternus, tensor
timpani, omohioideus dan agian anterior dari muskulus digastrikus. %eraut-seraut sensoriknya
menghantarkan impuls nyeri, suhu, raa, dan perasaan proprioseptif. 6aasannya ialah ajah, selaput
lendir lidah, rongga mulut, serta gusi dan rongga hidung.
7ika nervus v ditinjau dari caang-caang perifernya maka perjalanan masing-masing caang
adalah seagai erikut4
1. Cabang pertama (cabang oftalmi!
8aang ini menghantarkan impuls protopatik dari ola mata serta ruang orita, kulit dahi
sampai verteks. 2mpuls sekretomotorik dihantarkannya ke glandula lakrimalis. 7ika diagi secara
sistematik, caang pertama diagi menjadi 5 kelompok seraut4
• %eraut-seraut dari dahi menyusun nervus frontalis. 2a masuk ruang orita melalui
foramen supraorita.
• %eraut-seraut dari ola mata (kornea, iris dan corpus siliaris) dan rongga hidung
ergaung menjadi seerkas saraf yang dikenal dengan nervus nasosiliaris.
• &erkas syaraf yang menuju ke glandula lakrimalis dikenal seagai nervus lakrimaris.
%yaraf-syaraf terseut dielakang fisura oritalis superior mendekati satu sama lain menjadi
seerkas syaraf yang dinamakan caang oftalmikus nervi trigemini. 8aang terseut menemus dura
untuk melanjutkan perjalanannya di dalam dinding sinus kavernosus. ada samping prosesus
klinoideus posterior ia keluar dari dinding terseut dan erakhir di ganglion gasseri.
". Cabang e#$a (cabang ma%ilari%!
8aang ini tersusun oleh seraut-seraut somatosensorik yang menghantarkan impuls
protopatik dari ajah agian pipi kelopak mata aah, iir atas, hidung dan seagian rongga hidung,
gigi geligi rahang atas, ruang nasofaring, sinus maksilaris, pala tumole dan atap rongga mulut.
%eraut-seraut yang erasal dari kulit ajah, mukosa, rongga hidung, dan leih jauh ke
elakang seraut-seraut yang menghantarkan impuls dari selaput lendir dan gigi geligi rahang atas
tergaung dalam nervus infraoritalis. %etelah itu, ia dikenal seagai caang maksilar nervus V.
%etelah keluar dari dinding terseut ia erakhir di dalam ganglion gasseri. %elain seraut-seraut
3
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
4/31
terseut di atas, caang 9.V. menerima juga seraut-seraut sensorik yang erasal dari dura fosa
kranii media dan fosa pterigopalatinum.
&. Cabang etiga (cabang man#ib$lar!
8aang ini tersusun oleh seraut somatomotorik, sensorik, dan seraut sekremotorik. %eraut-
seraut somatomotorik setelah muncul pada permukaan lateral ponds menggaungkan diri pada
erkas seraut sensorik yang dinamakan caang mandiular ganglion gasseri.
7ika caang mandiula dilukis menurut komponen eferennya, maka ia keluar dari ruang
intrakranial melalui foramen ovale, dan tia di fosa infra temperalis (disitu nervus meningiamedia
menggaungkan diri pada pangkal caang mandiular, dia mempersarafi meningien) kemudian keluar
dari ruang intrakranial melalui foramen spinosum dan tergaung dalam caang mandiular
ekstrakranial.
0idepan fosa infratemporalis caang mandiular ercaang dua, yaitu4
. 8aang posterior4 merupakan pangkal dari seraut-seraut aferen yang erasal dari kulit
daun telinga (nervus aurikulotemporalis) kulit yang menutupi rahang aah, mukosa iir aah, ":5
agian depan lidah (nervus lingualis), glandula parotis dan gusi rahang aah (nervus dentalis
inferior), dan seraut eferen yang mempersarafi otot-otot omohioideus dan agian anterior muskulus
digastrikus.
". 8aang anterior4 terdiri dari seraut aferen, yang menghantarkan impuls dari kulit dan
mukosa pipi agian aah, dan seraut eferen yang mempersarafi otot-otot temporalis, maseter,
pterigoideus, dan tensor timpani.
+elalui juluran aferen sel-sel ganglion gasseri impuls perasaan raa dan pesan disampaikan
kepada nukleus sensiilis prinsipalis dan impuls perasaan nyeri dan suhu kepada nukleus spinalis
nervus trigemini. %eraut-seraut terseut terakhir esinap sepanjang ilayah inti terseut dan dikenal
seagai traktus spinalis nervi trigemini. 8ara seraut-seraut terseut ersinap ialah menuruti
penataan sigmentasi. ;ang menghantarkan impuls dari kaasan caang mandiular terkumpul di
agian dosal dari kaasan maksilar ditengah-tengah dan dari kaasan oftalmik erkonvergen
diagian ventral nukleus spinalis nervi trigemini. 9ukleus sensiilis prinsipalis dan nukleus spinalis
9.V.seenarnya ukan dua inti yang tersendiri, melainkan satu kontinuitas dari sel-sel yang menerima
impuls dari ganglion gasseri. ain halnya dengan inti mesensefalik 9.V. yang khusus menerima
impuls proprioseptif, ia erdiri sendiri pada tingkat menensefalon.
intasan trigeminal selanjutnya nukleus sinsiilis dan nukleus spinalis nervus V menjulurkan
seraut-seraut ke nukleus ventroposteromedialis talami sisi kontralateral. 7uga seraut-seraut dari
nukleus mesensefalik nervus V yang mengakhiri perjalannya di inti V+, namun tidak hanya secara
kontralateral tetapi seagian ipsilateral. intasan yang menghuungkan inti sensiilitas insifalis serta
4
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
5/31
nukleus spinalis nervus V dengan nukleus + talami dinamakan jaras trigeminotalamik ventral.
7aras yang menghuungkan nukleus mensensefalik 9.V. dengan nukleus + talami kedua sisi
dinamakan jaras trigemino talamik dorsal.
0i samping seraut somatosensorik dan somatomotorik juga seraut sekreto motorik yang
ersifat parasimpatik ikut menyusun nervus trigeminus. +elalui ganglion sfenopalatinum, otikum dan
mandiulare impuls sekretomotorik dihantarkan kepada eragai kelenjar parasimpatetik di kepala.
%ekresi lendir rongga hidung, uvula, palatumole dan sekresi gandula lakrimalis diurus melalui
ganglion sfenopalatinum. 0engan perantara ganglion otikun glandula parotis digalakan dan melalui
ganglion sumandiularis glandula su mandiularis dan lingualis dapat digiatkan.
22. +anifestasi
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
6/31
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
7/31
?pithelial defect and melting secondary to varicella-zoster virus infection.
(2mage courtesy of 8. %tephen =oster, +0, +assachusetts ?ye >esearch and %urgery 2nstitute, Harvard +edical %chool.)
Herpes zoster ophthalmicus. 9ote the ro tape and sutures on the left loer lid. 3his patient has neurotrophic
lids, for hich corneal care is re@uired.
(2mage courtesy of 8. %tephen =oster, +0, +assachusetts ?ye >esearch and %urgery 2nstitute, Harvard +edical %chool.)
Herpes zoster ophthalmicus ith Hutchinson sign.
(2mage courtesy of 8. %tephen =oster, +0, +assachusetts ?ye >esearch and %urgery 2nstitute, Harvard +edical %chool.)
7
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
8/31
Herpes zoster, day A.
(2mage courtesy of +anolette >o@ue, +0, !phthalmic 8onsultants hilippines 8o, ?;? >?B&28 !phthalmology
8linic.)
Herpes zoster, day C.
(2mage courtesy of +anolette >o@ue, +0, !phthalmic 8onsultants hilippines 8o, ?;? >?B&28 !phthalmology
8linic. )
b. Etiologi ) Pen*ebab
Varicella-zoster virus (VZV) merupakan anggota dari famili Herpesviridae (Human
Herpesvirus tipe 5), yang merupakan agen penyea varicella:chickenpoD pada infeksi
primer, dan herpes zoster pada infeksi sekundernya. VZV merupakan virus 091 intranukleus
esar yang mempunyai kecenderungan kuat untuk menimulkan infeksi laten dan rekuren.
=amili herpes viridae terdiri atas 5 genus, yaitu 1lphaviridae (terdiri dari virus herpes simpleD
tipe dan ", serta virus varicella-zoster), &etaherpesvirinae (terdiri dari cytomegalovirus) dan
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
9/31
1sam nukleat herpesvirus merupakan suatu 091 erantai ganda (doule stranded)
dengan erat molekul seesar juta 0alton dan mempunyai kandunga guanindan sitosin
yang tinggi. 9ukleokapsid dari pelagai jenis herpesvirus mempunyai struktur antigen
golongan yang ersamaan dan dapat diuktikan dengan teknik imuno-difusi atau reaksi
pengikatan komplemen.
=aktor risiko reaktivasi herpes zoster erhuungan dengan status imunitas yang diperantarai
sel ( cell mediated immunity ) untuk VZV.
&eragai faktor predisposisi dapat menjelaskan peningkatan insiden herpes zoster4
• VZV-specifik immunitas dan sel-mediasi immunitas, yang umumnya menurun
dengan ertamahnya umur khususnya dekade # keatas
• 2munosupresi (misalnya, infeksi H2V, 120%)
• 3erapi imunosupresif.
• 2nfeksi primer pada saat di rahim atau pada masa infansi, ketika respon imun normal
menurun
C. Epi#emiologi
Bnited %tates 1merika %erikat
&erkenaan dengan infeksi primer, leih dari '$ dari populasi yang terinfeksi adalah
remaja, dan sekitar $ populasi terinfeksi pada umur * tahun. Herpes zoster
mempengaruhi sekitar -"$ dari populasi yang terjadi pada sekitar 5 per . orang
putih setiap tahunnya.
+enurut revie avan-angston, terdapat jutaorang yang er konsultasi untuk
herpes zoster terjadi setiap tahun/ sekitar "#. dari pasien herpes zoster yang diperiksa
terkena herpes zoster ophthalmicus. %euah suset dari #$ pasien ini mengarah
kekomplikasi ophthalmicus herpes zoster.
ada tahun ''#, %chmader dkk melaporkan aha 4
- masa kejadian herpes zoster pada orang kulit putih dua kali lipat dari orang kulih
hitam 1frika dan 1merika.
- 3idak ada predileksi seks ditemukan, angka kejadian pada laki-laki E perempuan.
9
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
10/31
- 2nfeksi primer VZV ( cacar air ) terjadi pada masa kanak-kanak.
- 2nsiden meningkat dengan ertamahnya usia, memuncak pada dekade ketujuh
kehidupan.
D. Patofi%iologi
%etelah infeksi primer, VZV memasuki ganglia akar dorsal (trigeminal E herpes
zoster oftalmicus, geniculate E herpes zoster oticus), dimana ia menetap secara laten untuk
seumur hidup dari individual terseut. 6etika teraktifasi dan keluar dari ganglion trigeminal,
VZV yang teraktifasi terseut erjalan menuju caang pertama dari nervus trigeminal yakni
caang oftalmikus yang kemudian menuju ke nervus nasosiliari. 0i caang ini teragi
seraut-seraut saraf yang menginervasi permukaan dari ola mata dan kulit yang ada di
sekitar hidung sampai ke kelopak mata. roses ini iasanya memutuhkan aktu 5-A hari
agar parikel dari virus mencapai ujung saraf (nerve ending ). &ersamaan dengan proses
perjalanan virus, terjadi inflamasi di dalam dan sekitar saraf yang dilalui sehingga
menyeakan kerusakan pada mata itu sendiri dan:atau struktur disekitarnya.
=rekuensi keterliatan secara dermatologi dari herpes zoster mirip dengan distriusi
sentripetal dari lesi varicella yang pertama. ola ini mungkin menggamarkan aha 4
. atensi timul dari penyearan secara kontagius dari virus ( ketika seseorangmenderita varicella: cacar air ) dari sel kulit yang terinfeksi erlanjut secara asending
ke ujung saraf sensori ganglia.
". 2ni juga dapat memerikan kesan aha ganglia juga dapat terinfeksi secara
hematogen selama fase viremia dari varicella dan frekuensi keterliatan dermatom di
herpes zoster mencerminkan ganglia yang paling sering terekspose oleh stimulus
reaktivasi. ada pasien imunokompeten, antiodi spesifik (imunogloulin
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
11/31
=ase prodromal dari HZ! iasanya erupa gejala flu-like illness dengan
kelemahan, malaise, dan demam ringan yang erlangsung kurang leih minggu
seelum munculnya lesi rash unilateral pada dahi, kelopak mata superior , dan hidung
(dermatomal caang pertama nervus trigeminal : V)
%ekitar *$ pasien mengalami derajat nyeri pada area dermatom yang
mendahului munculnya ruam. >uam aalnya erentuk makula eritematosa yang
kemudian erkemang mementuk kelompok papul dan vesikel (vesikel jernih
dengan dasar eritem, hari 5-#.). 6emudian vesikel erkemang menjadi pustul , lisis,
hingga mementuk krusta (hari #-F). esi terseut dapat semuh seluruhnya dengan
cepat , atau dapat erkemang menjadi episode kronik dan ertahan untuk eerapa
tahun. &ekas luka dan hipopigmentasi atau hiperpigmentasi dapat ertahan untuk
aktu yang lama.
%elain itu terdapat gejala lain erupa nyeri pada mata, konjungtivitis
(iasanya unilateral), nerocos, penurunan penglihatan dan ruam pada kulit dan
kelopak mata.
". +anifestasi klinis
. +anifestasi ekstraokular HZ!
=ase prodromal dari herpes zoster ophtalmicus (HZ!) terdiri dari gejala-gejala seperti
influenza disertai kelelahan, malaise, dan demam ringan yang terjadi minggu seelum rash
muncul pada daerah sekitar dahi. %ekitar *$ pasien memiliki distriusi nyeri dermatomal
pada caang optalmikus nervus trigeminal yang ervariasi. +akula eritematosa muncul
sepanjang dermatom yang terliat, erkemang secara progresif dalam eerapa hari menjadi
papul dan vesikel yang mengandung cairan serosa ening, yang kemudian erkemang
menjadi pustul. esi kemudian ruptur dan menjadi krusta, yang memutuhkan aktu
eerapa minggu untuk semuh.
11
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
12/31
ada pasien imunokompromise, terutama pasien dengan infeksi virus yang
menyeakan terjadinya imunodefisiensi, memiliki resiko yang leih tinggi untuk
erkemangnya HZ! diandingkan populasi normal. asien ini mungkin memiliki rash
vesikular yang generalisata dan erkemang menjadi parah dalam -"minggu setelah onset
penyakit. %elain itu, pada eerapa pasien terdapat sekuele visual yang leih serius.
3ransmisi virus pada pasien dengan herpes zoster dapat terjadi, namun leih jarang
diandingkan penularan pada pasien dengan chicken poD. artikel virus dapat menular
melalui kontak langsung dengan sekret dari vesikel dan sekret yang telah terkontaminasi
virus.
". +anifestasi !kular HZ!
+anifestasi kulit HZ! sangat tepat teratas pada garis tengah dengan keterliatan
dari satu atau leih caang optalmikus nervus trigeminal, yaitu supraorital, lakrimal, dan
nasosiliaris. %ecara klasik, keterliatan dari ujung hidung (HutchinsonGs sign) telah dianggap
seagai prediktor klinis keterliatan okular.alaupun pasien dengan Hutchinson positif
memiliki kemungkinan keterliatan okular leih esar, sepertiga pasien dengan Hutchinson
sign negatif memiliki keterliatan okular. &erikut merupakan manifestasi okular pada pasien
dengan HZ! disajikan pada tael .
12
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
13/31
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
14/31
14
,able 1
c$lar an# Cranial Ner-e in-ol-ement in H'
Structure involved Signs
Time of onset (onset of
rash = Day 0)
E*eli#)con$ncti-a
&lepharoconjunctivitis 8utaneous macular rash respecting midline
and involving eyelids
0ay (preceded y
dermatomal pain)
8onjunctival edema:inflammation 3o to three days
Vesicular lesions:crusting %iD days
%econdary Staphylococcus
aureus infection
;elloish crusting:discharge !ne to to eeks
Epi%clera)%clera
?piscleritis:scleritis 0iffuse or localized redness, pain, and
selling
!ne eek
Cornea
unctate epithelial keratitis %ollen corneal surface epithelial cells !ne to to days
0endritic keratitis I+edusa-likeJ epithelial defect ith
tapered ends
=our to siD days
1nterior stromal keratitis (nummular
keratitis)
+ultiple fine infiltrates immediately
eneath corneal surface
!ne to to eeks
0eep stromal keratitis 0eep stromal inflammation ith lipid
infiltrates and corneal neovascularization
!ne month to years
9eurotrophic keratopathy unctate corneal surface erosions +onths to years
ersistent epithelial defects
8orneal ulcers
Anterior c/amber
Bveitis 2nflammation and iris scarring 3o eeks to years
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
15/31
KL These syndromes may not be associated with acute herpes zoster ophthalmicus infection and/or can precede
or follow at any time
a. +elopa mata #an +on$ngti-a
6elopak mata merupakan agian yang sering terliat dalam HZ!. asien mungkin
dapat menderita lefaritis dan menunjukkan adanya ptosis sekunder akiat edema dan
inflamasi. %eagian esar pasien memiliki lesi vesikular pada kelopak mata yang akan
semuh dengan meninggalkan sedikit jaringan parut.
6onjungtivitis merupakan salah satu komplikasi HZ! yang paling sering terjadi.
3ampak konjungtiva injeksi dan edema, dan sering disertai pula dengan petekie, iasanya
semuh dalam minggu. &agaimanapun, infeksi sekunder yang diseakan oleh
%taphylococcus aureus dapat terjadi dan harus ditangani dengan antiiotik topikal maupun
sistemik spektrum luas.
b. +ornea
3idak seperti kelopak mata dan konjungtiva, keterliatan kornea dapat
mengakiatkan kehilangan penglihatan yang signifikan. +anifestasi klinis pada penyakit
kornea yaitu infeksi virus langsung, reaksi antigen antiodi, reaksi hipersensitivitas tipe
lamat yang diperantai sel, dan kerusakan neurotropik. asien dengan kerusakan kornea
menunjukkan variasi penurunan penglihatan, nyeri, dan kepekaan terhadap cahaya.
6omplikasi pada kornea terjadi pada *#$ pasien HZ!.
6eratitis epitelial. 3emuan klinis yang pertama muncul adalah keratitis epitelial. ada
pemeriksaan dengan slit lamp, tampak lesi yang multipel, fokal, disertai pemengkakan yang
tampak dengan pemeriksaan menggunakan fluoresein. 6emungkinan, lesi ini mengandung
virus hidup dan kemungkinan dapat hilang atau erkemang mementuk angunan dendrit.
6eratitis epitelial pungtata dapat muncul -" hari setelah lesi aal pada kulit, sementara
dendrit iasanya nampak dalam A-* hari, dan dapat pula timul eerapa minggu kemudian.
0endrit herpes zoster virus tampak seagai plak yang menimul dan terdiri dari sel
epitelial yang memengkak. lak ini erentuk seperti caang pohon atau pola seperti medusa
dan ujungnya meruncing, yang ertolak elakang dengan dendrit herpes simpleks virus
dimana ujungnya mementuk MulG. 0endrit dapat tampak dengan pemeriksaan fluoresein
dan dapat pula dilihat menggunakan lampu oodGs atau slit lamp. esi pungtata maupun
dendritik dapat mengaali terentuknya infiltrat pada stroma kornea anterior.
15
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
16/31
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
17/31
6eratitis stromal N 6eratitis stromal profunda. 0erajat lanjut keratitis stromal ini tidak umum
terjadi dan iasanya mulai erkemang 5-A ulan setelah episode akut pertama, namun
perkemangannya dapat ervariasi dari ulan hingga eerapa tahun setelahnya. &iasanya
terjadi di daerah sentral dan diaali oleh keratitis stromal anterior. 6eratitis ini nampak
seagai lesi yang terdiri dari daerah inflamasi yang meliatkan seluruh lapisan stroma, atau
seagai infiltrat perifer yang dikelilingi oleh suatu cincin imun. ?dema kornea dapat menjadi
gamaran khas dari derajat ini, dan iasanya erhuungan dengan adanya inflamasi pada
agian anterior. roses nekrosis juga dapat terjadi. 6ekamuhan iasanya jarang terjadi, dan
terjadi terutama karena tanpa pengoatan yang adekuat.9eovaskularisasi kornea dan infiltrasi
lipid dapat terjadi pada pasien dengan penyakit kornis yang tidak terkontrol. atogenesis dari
penyakit stromal mungkin meliatkan reaksi hipersensitifitas tipe lamat yang diperantai sel.
6eratopati neurotropik. 6eratitis neurotropik merupakan hasil akhir akiar penurunan
sensiilitas kornea akiat destruksi dari infeksi HZ!, termasuk kerentanan terhadap trauma
mekanik,penurunan lakrimasi, dan penyemuhan epitel yang terlamat. enipisan kornea
merupakan komplikasi serius yang dapat mengakiatkan terjadinya perforasi kornea.
&eerapa pasien memiliki resiko tinggi terjadinya infeksi akterial sekunder. enggunaan
pelumas tetes mata dan salep dapat mencegah terjadinya defek epitel.
c. U-eiti%
Bveitis anterior, yang didiagnosa dengan pemeriksaan slitlamp, merupakan inflamasi
pada iris, corpus siliaris dan sering terjadi ersamaan dengan HZ!. eradangan ini diduga
erhuungan dengan keratitis. 2nflamasi yang terjadi iasanya ringan dan ersifat sementara,
namun sering menyeakan kenaikan 32! ringan. Bveitis zoster dapat menyeakan
terjadinya atropi iris dan iris iregular. %eperti pada keratitis stromal, perjalanan penyakit ini
dapat erlangsung lama, terutama tanpa terapi yang adekuat. Bveitis herpes zoster dapat
menyeakan glaukoma dan pementukan katarak. 2nflamasi kronik dapat memicu terjadinya
kerusakan sel endotel dan mengakiatkan terentuknya edema kornea.
#. Epi%leriti% #an %leriti%
3anda-tanda episkleritis meliputi hiperemi yang difus dan terlokalisasi disertai nyeri
dan pemengkakan pada konjungtiva dan sklera. %kleritis merupakan kondisi yang leih
serius yang meliatkan sklera. 6edua kondisi tadi iasanya didampingi oleh keratitis stromal.
17
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
18/31
e. Nero%i% 0etinal A$t #an S*n#rom Nero%i% 0etinal Perifer Progre%if
Herpes Zoster virus merupakan suatu agen yang dipertimangkan menjadi penyea
utama nekrosis retina akut dan syndrom nekrosis retina perifer progresif. 0iandingkan
nekrosis retina akut, %yndrom 9ekrosis >etinal erifer rogresif merupakan retinitis viral
yang leih erat yang iasa ditemukan pada pasien imunokompromise, sering terjadi pada
pasien dengan sindrom imunodefisiensi yang didapat.
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
19/31
hilang dalam eerapa ulan hingga tahun. ada kasus yang erat, dapat menyeakan
depresi pada pasien dan meningkatkan angka unuh diri. 3erapi pada 9H yaitu analgesik,
antidepresan trisiklik dan antikonvulsan.
6elumpuhan saraf kranialis meliatkan nervus 5,A,* dapat terjadi namun jarang.
%eagian kasus terseut akan semuh spontan dalam aktu * ulan. 9euritis optik dilaporkan
terjadi dari A kasus dan dapat mengaali terjadinya kelainan retina atau mengikuti infeksi
HZ!.
esearch and %urgery 2nstitute,
Harvard +edical %chool
19
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
20/31
.
Herpes zoster ophthalmicus ith Hutchinson sign. 2mage courtesy of 8. %tephen =oster, +0, +assachusetts ?ye >esearch
and %urgery 2nstitute, Harvard +edical %chool
Herpes zoster ophthalmicus. 9ote the ro tape and sutures on the left loer lid. 3his patient has neurotrophic lids, for
hich corneal care is re@uired.
.
A. emeriksaan !ftalmologi
6etajaman penglihatan merupakan tanda vital yang patut diperhatikan dalam
pemeriksaan oftalmologi. %ecara sistematis,pemeriksaan diaali dari agian eksternal mata.
emeriksaan dilakukan dengan inspeksi pada kelopak mata, konjungtiva, dan sklera,
diperhatikan ada tidaknya pemengkakan. 6emudian pemeriksaan pada integritas motorik
ekstra okular dan adanya defek lapang pandang.
emeriksaan dilanjutkan dengan funduskopi, kemudian menyingkirkan adanya
fotofoia untuk memastikan ada tidaknya iritis.enurunan sensitifitas kornea dapat tampak
dengan pemeriksaan dengan kapas yang diruncingkan. 0efek epitel maupun ulkus pada epitel
kornea nampak dengan aplikasi fluoresein, seperti tampak pada gamar di aah ini.
20
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
21/31
?pithelial defect and melting secondary to varicella-zoster virus infection.
.
8orneal ulcer stained ith fluorescein.
2mage courtesy of 8. %tephen =oster, +0, +assachusetts ?ye >esearch and %urgery 2nstitute, Harvard +edical %chool.
emeriksaan dengan slitlamp (gamar di aah) dapat digunakan untuk mencari
adanya sel radang pada kamera okuli anterior dan mencari keeradaan infiltrat stromal.
%lit-eam study shos the eDcavation of a corneal ulcer secondary to herpes zoster. 2mage courtesy of 8.
%tephen =oster, +0, +assachusetts ?ye >esearch and %urgery 2nstitute, Harvard +edical %chool.
6emudian dilakukan pengukuran 32! setelah aplikasi anestesi topikal pada mata.3ekanan normal intraokular adalah "-#mmHg.
21
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
22/31
. Pemeri%aan Pen$nang
%ecara laoratorium, pemeriksaan sediaan apus tes
3zanck memantu menegakkan diagnosis dengan menemukan
sel datia erinti anyak. 0emikian pula pemeriksaan cairan
vesikula atau material iopsi dengan mikroskop elektron, serta
tes serologik. ada pemeriksaan histopatologi ditemukan
seukan sel limfosit yang mencolok, nekrosis sel dan seraut saraf,
proliferasi endotel pemuluh darah kecil, hemoragi fokal dan
inflamasi ungkus ganglion. artikel virus dapat dilihat
dengan mikroskop elektron dan antigen virus herpes zoster dapat dilihat secara
imunofluoresensi. 1paila gejala klinis sangat jelas tidaklah sulit untuk menegakkan
diagnosis. 1kan tetapi pada keadaan yang meragukan diperlukan pemeriksaan penunjang
antara lain4
. 2solasi virus dengan kultur jaringan dan identifikasi morfologi dengan
mikroskop elektron
". emeriksaan antigen dengan imunofluoresen
5. 3es serologi dengan mengukur imunogloulin spesifik.
2. Penatala%anaan
a. 3erapi konservatif
3erapi untuk pasien HZ! adalah 1cyclovir oral #DCmg selama F- hari. %tudi melaporkan
adanya peraikan gejala dengan acyclovir oral pada pengoatan dini yaitu 5 hari pertama sejak
munculnya penyakit. 1cyclovir juga memiliki efek menguntungkan pada 9H. enggunaan acyclovir
F" jam setelah onset juga ditemukan mampu mempercepat resolusi lesi kulit, menurunkan replikasi
virus, dan menurunkan angka kejadian keratitis stromal dan dendritik juga uveitis anterior.
Valacyclovir memiliki ioavailaitas yang leih tinggi dan telah terukti sama-sama aman
dan efektif untuk pengoatan herpes zoster dengan dosis 5D mg selama F atau A
hari.enggunaan valacyclovir dengan dosis F hari ditemukan mampu mencegah komplikasi dari HZ!,
termasuk konjungtivitis, keraitis superfisial dan stromal, dan nyeri. =amcyclovir oral 5D#mg selama
F hari juga dapat dierikan. 1cyclovir intravena direkomendasikan pada pasien imunokompromise.
Bntuk nyeri akut digunakan analgesik oral dan peraatan lokal. 1nestesi topikal tidak dianjurkan
22
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
23/31
karena efek toksik pada kornea. &erikut merupakan tael pengoatan dna manajemen untuk eragai
manifestasi dari HZ!.
31&? "
0ecommen#e# ,reatment of 3aricella4'o%ter 3ir$% Infection%
Infection Treatment
%hinglesK 1cyclovir (ZoviraD), C mg orally five times daily forseven to
days
%kin alliative ith cool compresses, mechanical cleansing
&lepharitis:conjunctivitisO alliative, ith cool compresses and topical lurication
3opical road-spectrum antiiotic indicated for secondary
acterial infection (usually Staphylococcus aureus)
?pithelial keratitisO 0eridement or none
%tromal keratitisO 3opical steroids
9eurotrophic keratitisO 3opical lurication
3opical antiiotics for secondary infections
3issue adhesives and protective contact lenses to prevent corneal
perforation
BveitisO 3opical steroids
23
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
24/31
Infection Treatment
!ral steroids
!ral acyclovirP
%cleritis:episcleritisO 3opical nonsteroidal anti-inflammatory agents and:or steroids
1cute retinal necrosis:progressive
outer retinal necrosis
2ntravenous acyclovir (,# mg per m" per day divided into
three doses) for seven to days, folloed y oral acyclovir
(C mg orally five times daily) for A eeks
aser:surgical intervention
KL If fewer than seven days after onset for herpes zoster; most effective if fewer than ! hours after
onset in herpes zoster ophthalmicus.
OL "atients with manifestations of ocular involvement and/or complications of herpes zoster virus
infection should be referred to an ophthalmologist for management .
PL The use of oral acyclovir in cases of zoster uveitis remains controversial. #ral acyclovir may bebeneficial as an ad$unct to topical antivirals and topical steroids in severe cases of zoster
%eratouveitis. ! &'
dapted with permission from rffa *& +rayson ,. +rayson-s iseases of the cornea. th ed. St.
0ouis1 ,osby& 233& and with information from references ! and '.
. 3erapi !peratif
&eerapa pasien memutuhkan pemedahan minor seperti lateral tarsorrhaphy atau
penjahitan traksi kelopak mata. ada pasien yang lain, luka luas pada kornea memerlukan keratoplasti
penetrasi.
>aat inap
>aat inap harus dipertimangkan pada pasien dengan keadaan 4
-
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
25/31
- 6eterliatan leih dari " dermatom
- %uperinfeksi dari akteri
- asien dengan pengoatan antiviral iv
0ressing dengan solusi salin steril atau solusi uro (#$ aluminium asetat yang dilarutkan dalam air)
harus diaplikasikan pada kulit yang sakit selama 5-* menit, A-*D sehari.
otio 8alamine, campuran dari zinc oksida dengan ,#$ esi oksida, dapat digunakan seagai anti
gatal. %elain itu dapat juga digunakan seagai antiseptik ringan untuk mencegah infeksi akiat
garukan pada area lesi.
c. reventif
ada ulan +aret ", =01 mengumumkan aha vaksin ZostavaD efektif untuk
pencegahan herpes zoster pada pasien erusia #-#' tahun. %eelumnya ZostavaD telah
disetujui untuk digunakan pada pasien erusia * tahun ke atas. %etiap tahunnya di
1merika %erikat, sekitar ". penduduk erusia #-#' tahun terinfeksi HZ.
0isetujuinya penggunaan ZostavaD erdasarkan studi MZostavaD ?fficacy and %afety 3rial
(Z?%3)G yang dilakukan di 1merika %erikat danA negara lainnya terhadap "".A5'
penduduk erusia #-#' tahun. ada penelitian ini didapatlan aha ZostavaD mampu
menurunkan resiko erkemangnya zoster seesar F$.
5. +omplia%i
%alah satu komplikasi yang paling terjadi dari infeksi virus Herpes Zoster adalah
neuralgia postherpetic dan sering kali nyeri yang sangat erat dapat ertahan selama
eerapa minggu hingga tahun pada dermatom yang terliat setelah lesi di kulit semuh.
&iasanya 9H terjadi pada pasien erusia di atas # tahun.
2nfeksi virus Herpes Zoster dapat menyear luas dan terjadi viremia yang akan
erakiat terjadinya infeksi viseral (paruparu, hati, otak) ataupun infeksi neurologi
(neuropati motorik pada sistem saraf pusat dan perifer, ensefalitis, meningoensefalitis,
mielitis, syndrome isiko terjadinya penyearan infeksi ini meningkat
pada pasien imunosupresi, termasuk pasien imunosupresi pasca transplnatasi organ dan
pasien imunodefisiensi dengan kanker, leukemis, dan 120%.
25
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
26/31
6omplikasi spesifik dari HZ! terutama pada rusaknya struktur okular dan
ermanifestasi pada eragai macam penyakit mata yang akhirnya dapat mengakiatkan
keutaan.
6omplikasi yang terjadi meliatkan kelopak mata, konjungtiva, episklera, dan sklera,termasuk 4
• ?dema periorita dan konjungtiva (minggu)
• 2nfeksi sekunder %taphylococcus aureus (-"minggu)
• 1tropi skleral fokal (late)
2nfeksi akteri sekunder dapat menyeakan pementukan ekas luka yang dalam
dan mengganggu secara kosmetik. %elain itu, ekas luka juga dapat menyeakan
penutupan mata yang tidak sempurna sehingga menyeakan paparan kornea yang
kontinu dan kekeringan kornea. asien dapat mencegah terentuknya ekas luka dengan
menjaga keersihan dengan menghindari garukan pada daerah lesi yang menyeakan
luka terkelupas seelum aktunya dan menyeakan gangguan peraikan jaringan.
&eerapa komplikasi yang meliatkan kornea 4
•
6eratitis epitelial punctata (pemengkakan epitel, -" hari)
• 6eratitis dendritic ( defek epitel Mtree ranchG, A-* hari)
• 6eratitis stromal ( infiltrat halus di aah permukaan, -" minggu)
• 6eratitis stromal dalam (infiltrat lemak dan neovaskularisasi kornea, ulan hingga eerapa
tahun)
• 6eratopati neurotropik (erosi, defek persisten, ulser kornea, eerapa ulan hingga tahun
%clerokeratouveitis secondary to infection ith the varicella-zoster virus. 2mage courtesy of 8. %tephen
=oster, +0, +assachusetts ?ye >esearch and %urgery 2nstitute, Harvard +edical %chool.
26
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
27/31
0endritic keratitis. 2mage courtesy of 8. %tephen =oster, +0, +assachusetts ?ye >esearch and %urgery
2nstitute, Harvard +edical %chool.
0endritic keratitis. 2mage courtesy of +anolette >o@ue, +0, !phthalmic 8onsultants hilippines 8o,
?;? >?B&28 !phthalmology 8linic.
6omplikasi yang meliatkan ilik anterior ola mata adalah uveitis dengan inflamasi
dan skar pada iris yang dapat menyeakan glaukoma dan katarak. 6omplikasi ini terjadi
leih dari " minggu hingga tahun.
H. Diagno%a Ban#ing
1. Herpes simpleks
Herpes simpleks ditandai dengan erupsi erupa vesikel yang ergeromol, di atas dasar kulit
yang kemerahan. %eelum timul vesikel, iasanya didahului oleh rasa gatal atau seperti terakar
yang terlokalisasi, dan kemerahan pada daerah kulit. Herpes simpleks terdiri atas ", yaitu tipe dan ".
esi yang diseakan herpes simpleks tipe iasanya ditemukan pada iir, rongga mulut,
tenggorokan, dan jari tangan. okalisasi penyakit yang diseakan oleh herpes simpleks tipe "
umumnya adalah di aah pusat, terutama di sekitar alat genitalia eksterna.
27
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
28/31
". Varisela
Q
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
29/31
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
30/31
01=31> B%3161
. +ardjono, +ahar, %idharta, riguna. 4eurologi 5linis asar. 7akarta 4 0ian >akyat. "C.
". Vaughan, 0eaniel. ". #fthalmology 6mum. ?disi A 8etakan ertama. idya +edika4
7akarta.
5. 2lyas, %idarta. "#. Ilmu "enya%it ,ata. ?disi 5. &alai enerit =6B24 7akarta.
A.
-
8/20/2019 Herpes zooster oftalmika
31/31
A. 1nonim. +ambar gangion trigeminal . 0iunduh dari4
http4::en.ikipedia.org:iki:=ile4