hidrasi air
DESCRIPTION
Laporan LengkapTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan senyawa serbaguna yang berpartisipasi dalam berbagai
reaksi kimia di bumi. Air hidrasi adalah air yang terkandung dalam kristal,
yaitu terikat pada ion atau molekul yang berbentuk kristal. Sejumlah besar
senyawa membutuhkan media air kristal. Fakta bahwa kristalisasi tidak
terjadi tanpa air meskipun air tidak menciptakan ikatan ion dengan ion kristal
inti yang mengejutkan.
Air hidrasi mempengaruhi struktur warna kristal dan bentuk. Sifat air
entah bagaimana membantu pembentukan kristal. Setelah menyelesaikan
kristalisasi, sebagian kecil dari kadar air yang masih menjadi bagian dari
struktur kristal dan dikenal sebagai kristalisasi air atau air hidrasi.
Pemahaman tentang hidrasi air sangat banyak kegunaannya dalam setiap
aspek kehidupan. Dalam bidang farmasi prinsip hidrasi air digunakan dalam
pembuatan alkohol melalui hidrasi langsung alkena dan seperti yang
diketahui bahwa alkohol merupakan bahan dasar dalam industri dan dunia
farmasi. Manfaat lainnya adalah pada silika gel. Silika gel ini bersifat hidrat.
Oleh karena itu, jika terdapat molekul air di sekitarnya, maka silika gel ini
akan menyerap molekul air tersebut ditandai dengan berubahnya warna pada
silika gel tersebut, di mana warna silika gel sebelum menyerap air ini
berwarna biru dan setelah menyerap air, warnanya berubah menjadi bening.
Silika gel biasa disertakan dalam produk-produk seperti sepatu, sendal, obat,
dan lainnya. Manfaatnya ialah menyerap air yang ada di sekitar produk
tersebut agar produk tersebut tidak basah.
Pada praktikum ini dilakukan dua percobaan yaitu pengamatan
perubahan karasteristik senyawa hidrat yakni perubahan fisik dari senyawa-
senyawa hidrat dengan membandingkan keadaan awal sebelum dipanaskan
dan keadaan akhir setelah dipanaskan. Setelah percobaan ini praktikan
diharapkan praktikan akan lebih memahami tentang hidrasi air dan mampu
diaplikasikan dalam berbagai bidang terutama bidang farmasi untuk proses
pembuatan sediaan berdasarkan sifat higroskopiknya.
B. Maksud dan tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami sifat senyawa hidrat dan senyawa
anhidrat dari proses hidrasi air.
2. Tujuan Percobaan
a. Mempelajari sifat dan karakteristik senyawa hidrat.
b. Menentukan persen (%) air dalam magnesium sulfat hidrat.
c. Menentukan rasio mol dari air terhadap garam dalam magnesium
sulfat hidrat.
C. Prinsip Percobaan
Penentuan karakteristik senyawa FeCl3.5H2O dan C7H6O6S.2H2O setelah
dibiarkan di udara serta penentuan bilangan hidrat dari senyawa MgSO4.7H2O
menggunakan metode pemanasan berdasarkan perbandingan mol senyawa
anhidrat dan hidrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Senyawa atau zat padat yang tidak mengandung air disebut anhidrat.
Misalnya CaO yang merupakan anhidrat basa dari Ca(OH)2. Sedangkan
senyawa yang mengandung atau mengikat molekul air secara kimia sebagai
bagian dari kisi kristalnya disebut senyawa hidrat. Misalnya BaCl2.2H2O.
Molekul air yang terikat dalam hidrat tersebut disebut dengan air hidrat.
Senyawa hidrat disebut juga senyawa kristal karena mengandung molekul air
yang mempunyai ikatan hidrogen. Dengan adanya molekul air pada kisi
kristal,maka akan menyebabkan kristal itu stabil hingga dalam kisi yang
terhidrat akan membentuk ikatan hidrogen. Molekul air terikat secara kimia
dalam senyawa sehingga molekul air bagian dari kisi kristal. Senyawa hidrat
bisa mengikat satu sampai dua puluh molekul air. Oleh karena itu, senyawa
hidrat membentuk kristal dekahedlon yang berbentuk bujur sangkar dan
senyawa ini disebut klatrat, yaitu senyawa yang besar antara molekul H2O
yang berikatan hidrogen mengurung molekul netral yang lainnya tanpa ikatan
berbentuk bujur sangkar.
Melalui proses pemanasan, senyawa hidrat atau garam hidrat bisa terurai
menjadi senyawa anhidrat atau garam anhidrat dan uap air. Artinya molekul
air (air hidrat) terlepas dari ikatan di mana kehilangan air dari hidrat ini
terjadi dalam beberapa tahap membentuk suatu rangkaian juga dengan
struktur kristal yang teratur dan mengandung air lebih sedikit. Air hidrat
sering terlepas dari ikatannya karena pemanasan. Jika Cu(SO4)2.5H2O
dipanaskan semua maka airnya akan hilang. Kristal Cu(SO4)2 disebut dengan
tembaga(II) sulfat hidrat. Jika kristal anhidrat tersebut dibiarkan terbuka, ia
akan menyerap air dari udara secara terus menerus. Sampai pada pentahidrat
terbentuk. Kehilangan air dari hidrat terjadi beberapa tahap membentuk suatu
rangkaian hidrat dengan struktur kristal teratur yang mengandung air lebih
sedikit. Untuk mengetahui bahwa semua air sudah hilang adalah sebagai
berikut :
a. memberikan pemanasan pada senyawa hidrat hingga terjadi perubahan
wujud yaitu menjadi bubuk,
b. terjadi perubahan warna, dan
c. gelas tempat pemanasan akan kering dari molekul air.
(Willanioncotton, 1989 : 205-206).
Molekul air kristal dapat dilepaskan senyawa hidrat jika dilakukan
pemanasan terhadap molekul tersebut. Kemudian pemanasan dilakukan
sampai air menguap sempurna. Molekul air yang terperngkap tersebut dapat
bereaksi dengan senyawa induk. Seperti di dalam molekul heksametilen
tetramin dan terjadi ikatan hidrogen denagn H2O. berapa senyawa yang
dikristalkan dari larutan rumus molekulnya mengandung air. Ada beberapa
kasus molekul air merupakan ligan yang terikat langsung pada ion logam. Air
penghidrat dapat dihilangkan dengan cara pemanasan. Pengilangan air
tersebut biasa disertai dengan perubahan struktur hablur. Sebagian bahan
seperti protein dan silika disebut zcolit akan kehilangan air, apabila
dipanaskan tanpa perubahan besar dari strukturnya. Hidrat biasanya terjadi
pada saat padat ionik seperti NaCl dan CuSO4. Hal ini disebabkan karena
pada strukturnya tidak stabil dan untuk menstabilkannya diperlukan air
(H2O). Melalui proses pemanasan, senyawa hidrat akan menjadi senyawa
anhidrat dan uap air. Artinya molekul air terlepas dari ikatannya melalui
beberapa tahap dan membentuk suatu rangkaian yang juga berstruktur kristal
yang teratur dan mengandung sedikit air. Dengan pemanasan terus menerus
semua molekul air hidrat akan terlepas. Namun jika ini dibiarkan di udara
terbuka maka menyerap molekul air dari udara secara terus menerus sampai
molekul air di udara terlihat kembali secara sempurna dan membentuk
senyawa hidrat. (R.A.Day dan A.T.underwood, 1989 : 221-223)
Pada analisis gravimetri praktis terhadap metode-metode penguapan atau
pembebasan gas. Metode pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya
bergantung pada penghilangan bahan penyusun yang mudah menguap (atsiri).
Ini dapat dicapai dengan berbagai cara :
a. dengan pemisahan sederhana dalam udara atau dalam suatu aliran gas
yang tak acuh (tak bereaksi),
b. dengan pengolahan beberapa reagensia kimia pada bahan penyusun yang
dikehendaki dijadikan mudah menguap, dan
c. dengan pengolahan beberapa reagensia kimia pada bahan penyusun yang
silika murni yang terdapat asalkan zat-zat pengkontaminasi itu berada
dalam bentuk yang sama sebelum dan sesudah pengolahan dengan asam
florida dan tak menguap pada pekerjaan ini. Meskipun silika bukan satu-
satunya unsur yang sama sebelum dan sesudah pengolahan dengan asam
klorida. (Hadyana Padjatmaka, dkk)
Gravimetri dengan cara penguapan lazim dipakai untuk penentuan kadar
air dan karbon dioksida. Air dihilangkan secara terhitung dari cuplikan
senyawa anorganik dengan cara penyerapan. Pada saat pengeringan pada
massa air yang hilang itu ditetapkan dari pertambahan bobot zat pengeringan
tersebut. Penentuan kadar air secara tidak langsung tidak selalu memberikan
hasil yang memuaskan. Di sini dianggap bahwa satu-satunya zat yang telah
diuapkan dari cuplikan. Anggapan ini seringkali tidak benar, karena
penguapan cuplikan kadang-kadang menyebabkan terjadinya penguraian,
sehingga pertambahan bobot zat penyerapan tidak semata-mata disebabkan
oleh penyerapan air. Selain untuk penyerapan kadar air gravimetri dengan
cara penguapan dapat pula dipakai penentuan kadar karbon dioksida.
Biasanya senyawa-senyawa karbonat diuraikan dengan asam sehingga
dihasilkan gas karbon dioksida yang mudah dilepas dari larutan bila
dipanaskan. (Horrizol Rival, 2006 : 316-317)
Selain dengan cara pengendapan, pemisahan analitik murni dapat
dilakukan dengan cara pengeringan. Dasar ini adalah penghilang penyusun
(komponen/kontituen) yang mudah menguap, ini dilakukan menurut beberapa
cara yaitu:
a. pemisahan secara sederhana dalam udara atau dalam aliran gas yang
tidak ikut bereaksi (indifferen) dan
b. dengan memakai pereaksi kimia yang dapat mengubah penyusun yang
dikehendaki menjadi lebih mudah menguap. (Chang, 2001 : 203)
Air berubah ke dalam tiga bentuk sifat menurut waktu dan tempat, yakni
air sebagai bahan padat, air sebagai cairan, dan air sebagai uap seperti gas.
Keadaan-keadan ini kelihatannya adalah keadaan alamiah biasa karena selalu
kelihatan demikian. Tetapi sebenarnya keadaan-keadaan/sifat-sifat ini adalah
keadaan aneh di antara seluruh benda-benda. Tidak ada suatu benda yang
berubah ke dalam tiga sifat dengan suhu dan tekanan yang terjadi dalam
hidup kita sehari-hari.
Air mempunyai kapasitas penahan panas yang sangat besar. Sifat-sifat ini
yang mengurangi variasi suhu. Demikian pula air, dapat dengan mudah
melarutkan banyak bahan. (Iyori, Kiyotaka, 1976 : 4)
Air berikut dapat segera melarutkan ion, karena tiap jenis ion akan segera
tertarik dan masing-masing muatan fraksi molekul air, sehingga kation dan
anion dapat berdekatan tanpa terus membentuk garam. Ion lebih mudah
terindustri oleh air yang reaktif, padat dengan ikatan lemah, dan tidak padat
dengan daya ikat kuat.
B. Prosedur kerja
1. Sifat CaCl2 anhidrat
a. Ambil CaCl2 anhidrat dengan spatula, masukkan pada gelas arloji.
b. Diamkan gelas arloji dan lanjutkan percobaan. Amati apa yang
terjadi pada CaCl2 dari waktu ke waktu.
c. Catat data yang anda peroleh.
2. Komposisi hidrat
a. Ambil sebuah kurs porselin dan penutupnya, bersihkan dengan sabun
dan keringkan.
b. Tempatkan kurs porselin dan tutupnya pada segitiga lalu atur.
Panaskan dengan nyala bunsen hingga memijar selama 5 menit.
Setelah itu dinginkan hingga suhu kamar.
c. Timbang kurs dan tutupnya.
d. Ulangi prosedur ini (panaskan, dinginkan, dan timbang) hingga
penimbangan 2 kali, berat kurs tidak berbeda 0,005 kg
e. Tambahkan sekitar 3-4 g tembaga sulfat hidrat ke dalam kurs
porselin. Timbang dan hitung berat hidrat yang sebenarnya.
f. Ulangi langkah 2-4. Tentukan berat tembaga sulfat anhidrat dan
berat kehilangan airnya. Catat data pada lembar laporan anda.
g. Sebelum mengakhiri percobaan anda, teteskan beberapa tetes air
pada garam anidrat, amati apa yang terjadi. (Tim Dosen Kimia
Dasar, 2011 : 16-17)
C. Uraian bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : air suling, air baterig, aqua depurata, aqua
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02 gr/mol
Rumus bangun : H-O-H
Pemerian : tidak berbau, tidak berasa, cairan jernih, tidak
berwarna
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : pembentuk senyawa hidrat
2. FeCl3.6H2O (Dirjen POM, 1979 : 659)
Nama resmi : FERROSI CHLORIDUM
Nama lain : fero klorida/besi(III) klorida
Rumus molekul : FeCl3
Berat molekul : 270,3 gr/mol
Rumus bangun : FeCl3 + 6H2O
Pemerian : serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna
jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh
oleh kelembapan
Kelarutan : bila dilarutkan dalam air, terhidrolisis
menghasilkan larutan yang coklat, asam, dan
korosif
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai sampel senyawa hidrat
3. MgSO4.7H2O (Dirjen POM, 1979 : 354-355)
Nama resmi : MAGNESII SULFAS
Nama lain : magnesium sulfat, garam Inggris, salamarum,
garam Epsom
Rumus molekul : MgSO4.7H2O
Berat molekul : 246,47 gr/mol
Rumus bangun : MgSO4 + 7H2O
Pemerian : hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin,
asin, dan pahit. Dalam udara kering dan panas
merapuh.
Kegunaan : sebagai sampel senyawa hidrat
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam
etanol (95%)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
4. C7H6O6S.2H2O (EC Direktivi, 2006 : 1-2)
Nama resmi : SULFUR SALYCYLICUM
Nama lain : sulfo salicyl acidihidrat, asam s-sulfosalisilat
Rumus molekul : C7H6O6S.2H2O
Berat molekul : 254,22 gr/mol
Rumus bangun : C7H6O6S + 2H2O
Pemerian : hablur ringan, tak berwarna, putih, hampir
berbau.
Kelarutan : larut dalam 50 bagian air, dalam 4 bagian etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai sampel senyawa hidrat
5. C2H5OH (Dirjen POM, 1979 : 672)
Nama resmi : AETHANOLIUM
Nama lain : etanol, etil alkohol, alkohol
Rumus molekul : C2H5OH
Berat molekul : 47,07gr/mol
Rumus bangun : CH3-CH2-OH
Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,
mudah bergerak, bau khas, rasa panas
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan kloroform
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terhalang dari cahaya,
di tempat sejuk
Kegunaan : sampel kelarutan
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cawan porselin 1 buah,
gelas arloji 1 buah, kaki tiga 1 buah, kawat kasa 1 buah, neraca Ohaus 1 buah,
pembakar spiritus 1 buah, pipet tetes 1 buah, dan spatula logam 1 buah.
2. Bahan
Bahan yang dugunakan dalam percobaan ini adalah asam s-sulfosalisilat,
aquadest, besi(III) klorida, etanol, dan magnesium sulfat.
B. Cara Kerja
1. Sifat anhidrat
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
b. Dituangkan sampel (FeCl3.5H2O dan C7H6O6S.2H2O) secara terpisah
pada 2 gelas arloji;
c. Diamati sampel setiap menit 5, 10, 15, dan 20;
d. Diamati perubahan pada sampel lalu dicatat hasilnya.
2. Komposisi hidrat
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
b. Dipijarkan cawan porselin dan gelas arloji selama 5 menit
menggunakan pembakar spiritus;
c. Didinginkan lalu ditimbang pada neraca Ohaus;
d. Dipijarkan kembali selama 5 menit lalu ditimbang kembali;
e. Dimasukkan MgSO4.7H2O ke dalam cawan porselin lalu dipijarkan
selama 5 menit;
f. Ditimbang massanya menggunakan neraca Ohaus;
g. Dipijarkan kembali selama 5 menit lalu ditimbang kembali;
h. Dikeluarkan sampel lalu ditetesi 3 tetes aquadest lalu dicatat hasil.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Sifat anhidrat
Sampul WaktuPerubahan
Warna Bentuk Bau
FeCl3.5H2O
5
10
15
20
tetap
tetap
tetap
tetap
agak mencair
terus mencair
terus mencair
terus mencair
tidak
tidak
tidak
tidak
C7H6O6S.2H2O
5
10
15
20
tetap
tetap
tetap
tetap
agak mencair
terus mencair
terus mencair
terus mencair
tidak
tidak
tidak
tidak
2. Komposisi hidrat
Keadaan Massa (Kg) Kosistensi
Sebelum pemanasan
Setelah pemanasan :
- Pemanasan I
- Pemanasan II
3
2,56
2,34
kristal, warna putih
kristal, lebih cerah
kristal, memadat, lebih cerah
B. Perhitungan
1. Bobot kehilangan air
Bobot sampel hidrat : 3 gram
Bobot garam anhidrat : 2,45 gram
Bobot kehilangan air: 0,55 gram
2. % air
Bobot kehilangan airBobot sampel hidrat
× 100 %=0,553
×100 %
= 18,33 %
3. ∑ mol kehilangan air
Bobot kehilangan airBM air
= 0,5518,02
= 0,031 mol
4. ∑ mol MgSO4 anhidrat
Bobot MgSO 4 anhidratBM MgSO 4
= 2,45120,4
= 0,02 mol
5. Rasio mol H2O terhadap MgSO4
nH 2 On MgSO 4
=0,0310,02
= 1,55
C. Reaksi
1. Komposisi hidrat
MgSO4.7H2O MgSO4 + 7H2O
2. Komposisi anhidrat
FeCl3.5H2O FeCl3 + 5H2O
C7H6O6S.2H2O C7H6O6S + 2H2O
BAB V
PEMBAHASAN
Hidrasi air merupakan proses berkurangnya dan terikat ion dari molekul zat
terlarut dengan molekul-molekul air. Hidrasi sangat berhubungan dengan
pembentukan senyawa hidrat. Salah satu contohnya yaitu sampel dalam percobaan
ini MgSO4.7H2O yang mengikat 7 molekul hidrat.
Anhidrat adalah peristiwa suatu senyawa yang kehilangan molekul airnya
yang dalam penulisan reaksinya terjadi penguraian molekul H2O. sedangkan
anhidrida adalah peristiwa suatu senyawa yang memutuskan rangkai ikatannya
dalam hal ini OH- lalu berikatan dengan unsur atau senyawa lainnya yang
melepaskan unsur H+ sehingga OH- dan H+ bergabung menjadi H2O lalu terurai.
Molekul air pada hidrat dapat terlepas misalnya melalui proses pemanasan
yang mana senyawa hidrat akan berubah menjadi senyawa anhidrat. Artinya,
molekul air terlepas dari ikatannya mulai beberapa tahap dan membentuk suatu
rangkaian yang berstruktur kristal yang teratur dan mengandung sedikit air. Dan
semakin lama proses pemanasan dilakukan maka senyawa hidrat tersebut akan
terus kehilangan molekul airnya, hal inilah yang disebut senyawa anhidrat.
Pada percobaan ini ada dua hal yang diamati. Pertama, tentang sifat dan
karakteristik FeCl3.6H2O dan C7H6O6S.2H2O dan kedua adalah tentang komposisi
hidrat dari MgSO4.7H2O.
Untuk percobaan pertama, sampel anhidrat yang digunakan yaitu FeCl3.6H2O
dan C7H6O6S.2H2O. Kedua sampel tersebut dimasukkan ke dalam gelas arloji
yang berbeda dengan menggunakan spatula kemudian didiamkan. Lalu amati
perubahan yang terjadi tiap menit 5’, 10’, 15’, dan 20’. Dan catat data yang
diperoleh dari kedua sampel tersebut.
Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan sifat anhidrat yaitu pertama
untuk sampel FeCl3.5H2O tidak terjadi perubahan warna dan bau tetapi hanya
terjadi perubahan wujud dari waktu ke waktu yang diamati secara periodik dari
menit 5’, 10’, 15’, dan 20’. Pada 5 menit pertama, sampel masih ada yang
berbentuk padatan atau kristal tapi sudah ada yang mulai mencair. Setelah
10 menit, sampel tetap masih ada yang berbentuk padatan atau kristal tapi sudah
berbeda pada 5 menit pertama karena sedikit dari sampel sudah mencair. Setelah
15 menit, sampel sudah mencair sebagian dan padatan berkurang. Dan setelah
20 menit, padatan atau kristal yang tersisa hanya sedikit dan lelehan yang
terbentuk sangat banyak karena sampel mengalami pelelehan. Dalam hal ini,
senyawa FeCl3.6H2O yang awalnya berupa padatan atau kristal berubah wujud
menjadi cair. Sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa anhidrat yang
dibiarkan di udara terbuka dapat menyerap air dari lingkungannya sehingga
terbentuk lelehan.
Untuk percobaan yang kedua yaitu komposisi hidrat. Sampel yang digunakan
adalah MgSO4.7H2O. Pertama, menyiapkan cawan porselin dan gelas arloji yang
bersih kemudian cawan porselin dan tutupnya (gelas arloji) disimpan pada kaki
tiga dengan alaskan kawat kasa. Setelah itu, cawan porselin dan gelas arloji
dipanaskan dengan nyala spiritus agar molekul air yang ada bisa hilang. Namun
sebenarnya, cawan porselin tidak usah ditutup dengan gelas arloji. Ditutupnya
cawan porselin dengan gelas arloji hanya untuk membuktikan adanya uap air yang
terkandung dalam MgSO4 tersebut. Tetapi pada kenyataannya, ditutupnya cawan
porselin malah akan membuat uap air itu kembali ke sampel dan hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya, proses pemanasan
dilakukan selama 5 menit hingga memijar sehingga pada saat penimbangan
diperoleh bobot kosong dari wadah. Setelah itu didinginkan sesuai suhu kamar.
Setelah dingin, timbang cawan porselin dan gelas arloji untuk memperoleh massa
kedua dari bobot kosong setelah dipijarkan. Setelah itu, cawan porselin dan gelas
arloji kembali dipanaskan selama 5 menit lalu ditimbang kembali. Langkah
tersebut dilakukan sebanyak tiga kali, gunanya untuk mengurangi kadar airnya
dan memastikan kalau dalam cawan tersebut tidak terdapat molekul air agar tidak
mengganggu proses pengukuran. Sama halnya dengan proses penimbangan yang
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu untuk memperoleh hasil yang lebih teliti dan
bisa dibandingkan untuk percobaan 1, 2, dan 3. Setelah itu, ditambahkan 3 gram
MgSO4.7H2O ke dalam cawan porselin dan ditimbang berat hidrat yang
sebenarnya. Kemudian cawan porselin dan gelas arloji yang berisi sampel
dipijarkan sebanyak tiga kali untuk kembali mengurangi kadar airnya dan
memastikan bahwa dalam cawan porselin tidak terdapat molekul air agar tidak
mempengaruhi proses reaksi. Artinya, proses pemijaran bisa dilakukan beberapa
kali karena tujuannya untuk mengurangi kandungan air pada sampel tersebut dan
proses lamanya pemijaran adalah 5 menit. Kemudian cawan porselin dan gelas
arloji yang berisi sampel ditimbang sebanyak tiga kali pula yang bertujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih teliti pula. Selain itu juga bertujuan untuk
mengetahui berat asli dari sampel dan cawan porselin yang diperoleh dengan
mencari nilai rata-rata dari hasil penimbangan sebanyak tiga kali. Setelah
ditimbang beratnya, ditambahkan 3 tetes aquadest ke dalam cawan porselin yang
berisi sampel dan terakhir catat hasilnya dari perubahan yang terjadi.
Pada percobaan komposisi hidrat, diperoleh hasil yaitu massa MgSO4.7H2O
adalah 3 gram, massa air yang hilang sebesar 0, 44 gram, dan z air = 0, 031 mol,
% kadar airnya sebesar 18,33 %, z mol MgSO4 adalah 0, 021 mol dan rasio mol
H2O terhadap MgSO4 anhidrat sebesar 1, 55.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh nilai hidrat sebesar 1,55.
Jika dibandingkan dengan literatur, bilangan hidratnya adalah 7. Hal ini tentu
tidak sesuai antara hasil yang diperoleh dalam percobaan dengan literatur.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor kesalahan yang menyebabkan
berbedanya hasil yang diperoleh dalam percobaan dengan literatur yaitu
kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang sampel, proses pemijaran yang
singkat sehingga memungkinkan pemijaran tidak sempurna dan masih
mengandung senyawa hidrat, pemijaran yang tidak merata pada semua sisi cawan,
dan karena cawannya ditutup dengan gelas arloji yang juga menjadi penyebab
berbedanya hasil yang diperoleh pada percobaan dengan literatur.
Pada sifat anhidrat, FeCl3.6H2O dan C7H6O6S.2H2O dibiarkan pada udara
karena komposisi tersebut akan melumer karena keseimbangan molekul air yang
dimiliki belum seimbang, sehingga masih dapat mengikat air. Zat hidrat dapat
melepas air disebabkan karena dilakukannya pemanasan. Karena jika senyawa
hidrat dipanaskan, maka senyawa tersebut akan melepaskan molekul-molekul
airnya sehingga yang tersisa hanya garam anhidratnya, yaitu MgSO4.
Senyawa hidrat berbentuk kristal karena pembentukan senyawa hidrat melalui
proses pengikatan dengan air. Agar kestabilan fisik senyawa higroskopik tetap
terjaga, senyawa ini harus terhindar dari kontak langsung dengan udara bebas.
Pada kelarutan senyawa hidrat dan anhidrat, senyawa hidrat lebih mudah larut
daripada anhidrat dalam pelarut polar. Ini disebabkan senyawa hidrat mengandung
air dan air ini merupakan pelarut polar, sehingga mudah larut daripada anhidrat
karena anhidrat tidak mengandung air.
Dalam bidang farmasi, prinsip hidrasi air digunakan dalam pembuatan
alkohol melalui hidrasi langsung alkena dan seperti yang diketahui bahwa alkohol
merupakan bahan dasar dalam industri dan dunia farmasi. Hidrasi air juga
berfungsi untuk pengkristalan senyawa-senyawa yang dibutuhkan dalam
pembuatan sediaan-sediaan farmasi seperti garam dan gula. Manfaat lain dari
hidrasi air adalah pembuatan silika gel. Silika gel ini bersifat hidrat dan
higroskopik. Oleh karena itu, jika terdapat molekul air di sekitarnya, maka silika
gel ini akan menyerap molekul air tersebut ditandai dengan berubahnya warna
pada silika gel tersebut, di mana warna silika gel sebelum menyerap air ini
berwarna biru dan setelah menyerap air warnanya berubah menjadi bening.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air pada senyawa hidrat mempengaruhi perubahan warna, bentuk, dan
aroma. Senyawa hidrat, pada FeCl3.6H2O terjadi perubahan bentuk dari padat
menjadi cair sebagian dan berbau. Sedangkan pada C7H6O6S.2H2O terjadi
perubahan bentuk atau wujud menjadi mencair.
% air atau kadar air dalam 3 gram adalah 18,33%. Rasio mol antara
molekul air (H2O) dan MgSO4.7H2O adalah 1,55.
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Diharapkan agar alat-alatnya lebih diperbanyak lagi agar percobaan
dapat berjalan baik dan sesuai yang diharapkan.
2. Untuk Asisten
Diharapkan asisten tetap mempertahankan keramahannya serta
kesabarannya dalam menghadapi semua praktikan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga. 2003
Day dan Underwood. Dasar Kimia Organik. Jakarta: UI-press. 2006
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DEPKES RI. 1979
http://id.wikipedia.org. 21 Desember 2011
Wilkinson, Cotton. Dasar Kimia Anorganik. Jakarta: UI-press. 1989
Willkinson, Cotton. Kimia Farmasi. Jakarta: UI-press 1989
Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: UIN
Alauddin Makassar. 2011
Tim Dosen Kimia Unhas. Kimia Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2003
SKEMA KERJA
1. Sifat anhidrat
FeCl3.6H2O C7H6O6S.2H2O
Gelas arloji Gelas arloji
Menit ke5’, 10’, 15’, 20’
Catat hasil
dituangkan
diamati perubahan sampel
2. Komposisi hidrat
Cawan porselin +gelas arloji
Pembakar spiritus
MgSO4.7H2O
Neraca Ohaus
Pembakar spiritus
Neraca Ohaus
Aquadest
Catat hasil
dipijarkan 5 menit
ditimbang massa
dimasukkan pada cawan
dipijarkan 5 menit
ditimbang massa
ditetesi
dilakukan 2 kali
dilakukan 2 kali