hijaukan dengan amdal

2
Hijaukan dengan AMDAL Ketika alam menunjukkan kemarahanya bencana datang,banjir,tanah longsor mengambil banyak nyawa,dan kitapun mulai sadar bahwa lingkungan yang kita tinggali telah kehilangan fungsi hutan,pohon pohon tidak lagi seindah dulu,tidak lagi serindang dulu,bahkan mulai tampak gersang oleh pencemaran-pencemaran proses industri,dan pembalakan hutan semena-mena.siapa yang harus bertangung jawab? Apa pemerintah,pembalak liar atau industry terkait yang kurang bertanggung jawab,ayo jawab? Jangan hanya diam saja,bukankah kita semua harus bertanggung jawab,iya kan? Semuanya harus terlibat masyarakat ,pemerintah dan perusahaan industry.Pendidikan masyarakat terutama pada penduduk lokal mereka tidak mengerti apa itu hutan hujan,dengan program dari pemerintah mereka dapat belajar dan dapat berwawasan lingkungan terlebih lagi apabila wilayah hutan mereka menjadi tempat endemik tanaman atau satwa liar,masyarakat pasti akan lebih perhatian dan bertanggung jawab .Disamping itu ,penegakan hukum selalu menjadi titik yang lemah ,regulasinya sudah jelas namun pelaksanaanya dinilai kurang serius.pengawasan yang kurang ketat terhadap amdal,seringkali menjadi kunci hilangnya fungsi hutan,bahkan dibeberapa wilayah diIndonesia amdal hanya menjadi formalitas untuk memenuhi kewajiban hukum, kita ambil contoh salah satu kabupaten di Yogyakarta. Pemda setempat memang melakukan pemantauan, tetapi pemantauannya benar-benar tidak efektif karena mereka hanya mengirim formulir isian atau blangko kepada industri tertentu untuk melaporkan Amdalnya tersebut.Petugas hanya duduk manis di kantornya. Inilah salah satu kelemahan pemantauan proses Amdal. Kemudian, kemampuan SDM pemantau terhadap sebuah proses aktifitas industri kurang menguasai sehingga yang mestinya melebihi ambang batas dianggap wajar saja.Di dalam blangko Amdal tersebut, biasanya ditanyakan beberapa parameter pertanyaan. Misalnya, untuk sebuah industri plastic.Berapa jumlah karyawan (jumlah wanita berapa, laki-laki berapa), sumber listrik yang di pakai berapa KW, dan apakah mempunyai energi cadangan genset atau tidak., apakah ada limbah kotoran kimia, asap, debu, pencemaran air, kebisingan suara, dan penerangan terpasang untuk setiap meter persegi. Model pembuangan sampah, model jam kerja, dan sebagainya.Jika petugas hanya melihat yang tertera di atas kertas

Upload: epoiiinside

Post on 29-Dec-2014

15 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: hijaukan dengaN AMDAL

Hijaukan dengan AMDAL

Ketika alam menunjukkan kemarahanya bencana datang,banjir,tanah longsor mengambil banyak nyawa,dan kitapun mulai sadar bahwa lingkungan yang kita tinggali telah kehilangan fungsi hutan,pohon pohon tidak lagi seindah dulu,tidak lagi serindang dulu,bahkan mulai tampak gersang oleh pencemaran-pencemaran proses industri,dan pembalakan hutan semena-mena.siapa yang harus bertangung jawab? Apa pemerintah,pembalak liar atau industry terkait yang kurang bertanggung jawab,ayo jawab? Jangan hanya diam saja,bukankah kita semua harus bertanggung jawab,iya kan? Semuanya harus terlibat masyarakat ,pemerintah dan perusahaan industry.Pendidikan masyarakat terutama pada penduduk lokal mereka tidak mengerti apa itu hutan hujan,dengan program dari pemerintah mereka dapat belajar dan dapat berwawasan lingkungan terlebih lagi apabila wilayah hutan mereka menjadi tempat endemik tanaman atau satwa liar,masyarakat pasti akan lebih perhatian dan bertanggung jawab .Disamping itu ,penegakan hukum selalu menjadi titik yang lemah ,regulasinya sudah jelas namun pelaksanaanya dinilai kurang serius.pengawasan yang kurang ketat terhadap amdal,seringkali menjadi kunci hilangnya fungsi hutan,bahkan dibeberapa wilayah diIndonesia amdal hanya menjadi formalitas untuk memenuhi kewajiban hukum, kita ambil contoh salah satu kabupaten di Yogyakarta. Pemda setempat memang melakukan pemantauan, tetapi pemantauannya benar-benar tidak efektif karena mereka hanya mengirim formulir isian atau blangko kepada industri tertentu untuk melaporkan Amdalnya tersebut.Petugas hanya duduk manis di kantornya. Inilah salah satu kelemahan pemantauan proses Amdal. Kemudian, kemampuan SDM pemantau terhadap sebuah proses aktifitas industri kurang menguasai sehingga yang mestinya melebihi ambang batas dianggap wajar saja.Di dalam blangko Amdal tersebut, biasanya ditanyakan beberapa parameter pertanyaan. Misalnya, untuk sebuah industri plastic.Berapa jumlah karyawan (jumlah wanita berapa, laki-laki berapa), sumber listrik yang di pakai berapa KW, dan apakah mempunyai energi cadangan genset atau tidak., apakah ada limbah kotoran kimia, asap, debu, pencemaran air, kebisingan suara, dan penerangan terpasang untuk setiap meter persegi. Model pembuangan sampah, model jam kerja, dan sebagainya.Jika petugas hanya melihat yang tertera di atas kertas tanpa melihat, menilai, mengawasi, dan menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dilapangan ,yang terjadi adalah laporan Amdal yang abal-abal dan penuh rekayasa,Amdal harusnya dijadikan sebagai kerangka acuan guna mewujudkan pembangunan yang berbasis perkembangan yang berkelanjutan (sustainable development),pembangunan yang berkelanjutan yaitu pembangunan yang dilakukan tapi tetap memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga keberlanjutan sumber daya untuk generasi masa depan tetap ada.Hal tersebut telah teraplikasi dengan baik pada beberapa perusaahan indutri besar dibidang pertambangan seperti PT.BA,FREEPORT dan ANTAM proses amdalnya berjalan dengan baik bahkan kegiatan amdal sudah direncanakan selagi proses penambangan berlangsung,jadi ketika suatu proses penambangan disuatu spot selesai ,spot yang gundul dirubah menjadi bukit yang hijau, mineral sulfida yang berpotensi air asam tambang dikubur jauh didalam tanah dan ditimbun tanah liat dan bagian bawah tebing diapasangi terasering sehingga pencemaran air dan tanah longsor dapat dihindarkan.Hal ini harusnya dapat dicontoh perusahaan industri yang lain.Besar harapan saya Indonesia nantinya akan menjadi Negara yang berwawasan lingkungan,kita mempunyai begitu banyak sumberdaya daya yang dapat kita gali tapi kita juga hanya menjadi perusak,kita juga harus bertanggung jawab terhadap hutan yang berfungsi sebagai paru-paru dunia,apalah jadinya generasi setelah kita apabila Negeri kita tidak hijau,apa kita tega melihat anak-anak kita menghirup karbondioksida bukan oksigen, janganlah kita hanya bisa menyalahkan ,namun

Page 2: hijaukan dengaN AMDAL

marilah bersama-sama kita awasi lingkungan kita,awasi kegiatan industri disekitar kita dan laporkan bila melihat pelanggaran,untuk Indonesia kita yang hijau.