hikayat

10
Hikayat Hikayat Kalilah dan Dimnah Kalilah dan Dimnah Kelompok Bahasa Indonesia Kelompok Bahasa Indonesia

Upload: adhella-menur-naysilla

Post on 15-Feb-2016

61 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Hikayat Kalilah dan Dimnah

TRANSCRIPT

Page 1: hikayat

Hikayat Hikayat Kalilah dan DimnahKalilah dan Dimnah

Kelompok Bahasa IndonesiaKelompok Bahasa Indonesia

Page 2: hikayat

Hikayat Kalilah dan DimnahHikayat Kalilah dan Dimnah

Tiffany Dhesiant P.

Cerita Percabangan : Dimnah Hendak Menghadap Raja Singa Cerita Sisipan : Kera dan Tukang Kayu Tokoh dan Penokohan

Kalilah : bijaksana, hati-hati, suka ikut campur, baik hati Dimnah : bijaksana, pemberani, ambisius, keras kepala, iri hati

Falsafah Orang yang suka mencampuri urusan orang lain diibaratkan seekor kera yang

mencampuri urusan seorang tukang kayu. Kera itu mengambil baji yang dipasang tukang kayu pada salah satu sisi batang pohon. Gara-gara itu ekornya terjepit dan membuatnya mati.

Orang yang melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sama saja seperti orang bodoh.

Nilai-nilai Nilai persahabatan; Kalilah memberikan perhatiannya kepada Dimnah, terutama

ketika Dimnah akan menghadap Raja Singa. Nilai sosial; Kalilah berkata bahwa hendaknya kita jaga kedudukan kita yang

telah ada; Dimnah ingin supaya ia bisa mendapat kedudukan yang tinggi dengan mencoba bersahabat dengan Raja.

Nilai agama; Kalilah mendoakan Dimnah yang bertekad menghadap Raja.

Amanat Sebagai rakyat yang baik, kita patut menghormati pimpinan kita. Sebelum orang lain bertindak ceroboh, sebaiknya kita menasihatinya agar

berhati-hati. Sebaiknya kita mendengarkan nasihat yang dikatakan orang lain. Setiap tindakan hendaknya disertai niat baik. Meskipun telah berencana, segala sesuatunya tetap harus diserahkan pada

Tuhan.

Page 3: hikayat

Anugrah Suci P.

Cerita Percabangan : Dimnah di Hadapan Raja Singa Tokoh dan Penokohan

Dimnah : bijaksana, pemberani, ambisius, keras kepala, iri hati Raja Singa : penakut, suka berprasangka buruk, baik hati

Falsafah Ranting yang kering yang tercampak di jalan raya pun terkadang-kadang ada

gunanya. Betapa pula orang, yang banyak sedikit pun mempunyai akal. Ibarat api bagaimanapun diusahakan memadaminya, namun nyalanya

bertambah tinggi juga Sekalipun seseorang berteman banyak tetapi tiada berilmu, tiada guna

baginya. Bahkan kerap kali mendatangkan bahaya. Tidak ada satu pekerjaan pun yang perlu pekerja banyak, tetapi tiap-tiap

pekerjaan perlu pekerja yang pandai. Orang yang berharap pada banyak penolong, kerap kali sama halnya dengan

seorang yang memikul batu besar, ia payah, tapi tiada faedahnya. Kalau yang diperlukan pohon, ranting sebanyak apa pun tiada gunanya. Bukankah kerap kali terjadi yang hina itu terpandang mulia akhirnya. Manusia ada yang lekas panas seperti ular yang berbisa. Jika kebetulan

terpijak dan tiada ia menggigit, janganlah diulang memijaknya sekali lagi. Ketika itu ia pasti akan menggigit.

Manusia ada yang dingin tabiatnya. Tetapi seperti ranting yang kering, bila digosok lama tentu keluar juga apinya.

Nilai-nilai Nilai sosial; Di depan Raja Singa, Dimnah mengatakan hal-hal yang membuat

Raja Singa kagum dan tersanjung.

Amanat Jangan menilai orang dari luarnya saja. Jangan menghina atau memuliakan seseorang karena keluarganya atau latar

belakangnya, namun lihatlah dari orang itu sendiri.

Christyaningtyas Ari P.P.

Page 4: hikayat

Cerita Percabangan : Dimnah Mengajak Syatrabah Menghadap Raja Singa Cerita Sisipan : Serigala dan Tabib Tokoh dan Penokohan

Dimnah : bijaksana, pemberani, ambisius, keras kepala, iri hati Raja Singa : penakut, suka berprasangka buruk, baik hati Syatrabah : mudah percaya pada orang asing, menyenangkan

Falsafah

Nilai-nilai Nilai persahabatan; Raja Singa bersahabat dengan Syatrabah dan menjadikannya

orang kepercayaan. Nilai sosial;

Amanat Kalau kita baik dan menyenangkan maka kita akan mudah mendapatkan teman

baru bahkan sahabat.

Adhella Menur N.

Cerita Percabangan : Hikayat Raja dengan Burung Kakaktua

Page 5: hikayat

Tokoh dan Penokohan Raja : sombong, pemarah, egois, pendendam Burung Kakaktua : setia, pendendam, cerdik/pintar Putera Mahkota : lugu, anak emas, manja, pemarah Anak Burung : lugu

Falsafah Orang khianat kalau daripada hukuman dunia dapat menghindar, maka daripada

hukuman akhirat tidak akan ia terlepas. Orang tua melarang kita untuk tidak mendekati orang yang menaruh dendam

pada kita. Dendam, teguh uratnya dalam hati, dan seperti duri dalam daging. Lidah tidak dapat membenarkan apa yang terasa dalam hati. Dendam itu seperti api yang tidak mungkin padam. Boleh jadi suatu ketika

meredup tapi seperti api dalam sekam, bila menyala akan menyala lebih besar. Percaya pada takdir, bukanlah menyuruh kita berpangku tangan saja. Jangan mau ditipu oelh orang yang tiada dapat dipercayai. Harta yang sejahat-jahatnya adalah harta yang tidak pernah dibelanjakan, istri

jahat adalah istri yang tidak patuh pada suami, anak jahat adalah anak durhaka, sahabat jahat adalah yang lari ketika temannya dalam bahaya, raja jahat adalah yang ditakuti orang baik, negeri jahat adalah negeri yang tidak aman.

Nilai-nilai Nilai sosial; Membalas dendam bagi raja adalah suatu kemegahan Nilai agama; Burung Kakaktua takut pada kematian dan mengingatkan Raja

akan hukum akhirat; Burung Kakaktua dan Raja percaya pada takdir Tuhan; Burung Kakaktua mendoakan Raja untuk terakhir kalinya.

Amanat Persahabatan sekental apa pun akan rusak dan tak berbekas bila ada kesalahan

yang menyebabkan dendam pada kedua belah pihak. Kita harus menjaga persahabatan sebaik-baiknya, harus saling menghargai,

dan tidak egois

Deciana Windyantika

Cerita Percabangan : Hikayat Musafir dengan Tukang Mas

Page 6: hikayat

Tokoh dan Penokohan Musafir: : penolong, jujur, tidak mau mendengarkan nasihat orang

lain, mudah putus asa. Kera : tahu balas budi Singa : tahu balas budi, egois, kejam Ular : penolong, tahu balas budi Baginda Raja : mudah percaya, tergesa-gesa, pendendam, sayang anak Tukang Mas : tidak tahu membalas budi, penyebar fitnah, egois

Falsafah

Barangsiapa yang lekas percaya pada kebaikan orang yang didengarnya dari mulut ke mulut saja, ia menjatuhkan dirinya ke dalam bahaya.

Seperti orang yang membawa burung rajawali di tangannya, lalu apabila burung itu dapat memburu dan menangkap perburuan, maka yang punya pun beruntunglah.

Orang yang berbuat baik tetapi tidak pada tempatnya adalah perumpamaan seperti musafir yang melepaskan tukang mas dari dalam sumur.

Supaya hati-hati meletakkan kebajikan pada tempatnya yang berpatutan dengan dia. Baik terhadap keluarga atau teman sendiri maupun terhadap orang lain. Ketika itulah baru kebajikan yang ditahan itu dapat dipetik hasilnya, dan kesal yang tiada gunanya dapat disingkirkan jauh-jauh.

Nilai-nilai

Nilai moral; menolong, membalas budi.

Amanat Menolong orang lain itu boleh-boleh saja tapi apabila tidak pada situasi, kondisi,

dan waktu yang tepat, malah dapat merugikan diri sendiri.

Taurista Mega Selvia P.

Cerita Percabangan : Hikayat Anak Raja dengan Teman-temannya Cerita Sisipan : Seorang Musafir dengan Dua Burung Kenari

Page 7: hikayat

Tokoh dan Penokohan

Anak Raja : suka memerintah, berkeyakinan kuat, teguh hati, adil, bijaksana

Anak saudagar : cerdik Anak bangsawan : rendah diri Anak pedagang : suka bekerja keras Penjaga pintu : pemarah, tegas

Falsafah Segala keadaan di dunia ini bergantung pada nasib dan takdir semata. Apa yang

ditakdirkan itulah yang akan terjadi atas diri seseorang. Akal itulah pokok bagi segala sesuatu. Bukan akal yang lebih utama. Tak ada yang mengatasi kesungguhan bertenaga. Adapun tenaga, kecantikan, dan akal pikiran, pendeknya apa juga

yang dapat dilakukan seseorang dalam hidupnya di dunia adalah takdir Tuhan semata.

Tiadalah Tuan tahu bahwa takdir mengalahkan segala apa pun selain daripadanya, dan bahwa seorang pun tiada dapat menyingkirkannya?!

Rezekimu itu pergunakanlah dia untuk keperluanmu!

Nilai-nilai Nilai moral; memikirkan teman (emosional) Nilai agama; percaya akan takdir Tuhan Nilai ekonomi; untuk mendapatkan harga yang murah, maka para saudagar

tidak menawar barang tersebut

Amanat Kita hendaknya mengerjakan suatu pekerjaan dengan menggunakan akal dan

pikiran walaupun semuanya akan kembali pada takdir Tuhan.