hiperkes pt. sugih instrumendo gabungan

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam system ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 2005-2007, menunjukkan bahwa setiap tahun rata-rata terjadi 85.000 kasus kecelakaan kerja, yang mengakibatkan rata-rata 1.700 pekerja meninggal dunia, sementara yang mengalami cacat tetap rata-rata sekitar 7.000 pekerja, sedangkan kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2008 pada triwulan I sebanyak 37.904, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 281 dan cacat sebanyak 5842 orang. Kecelakaan kerja merupakan suatu fenomena karena mengingat keselamatan kerja berkaitan erat dengan kelangsungan hidup dari pekerja. Dan karena begitu pentingnya faktor keselamatan kerja sampai-sampai pemerintah Indonesia telah mengatur keselamatan kerja dengan undang-undang Ketenagakerjaan No.13/tahun 2003, pasal 86 dan 87 pada bab Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan. Pasal 87 ayat (1) berbunyi “Setiap perusahaan wajib 1

Upload: fuad-widianto

Post on 21-Jan-2016

106 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan  kerja (K3) merupakan  hal yang  tidak

terpisahkan dalam system ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.

Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun

2005-2007, menunjukkan bahwa setiap tahun rata-rata terjadi 85.000 kasus

kecelakaan kerja, yang mengakibatkan rata-rata 1.700 pekerja meninggal dunia,

sementara yang mengalami cacat tetap rata-rata sekitar 7.000 pekerja, sedangkan

kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2008 pada triwulan I

sebanyak 37.904, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 281 dan cacat

sebanyak 5842 orang. Kecelakaan kerja merupakan suatu fenomena karena

mengingat keselamatan kerja berkaitan erat dengan kelangsungan hidup dari

pekerja. Dan karena begitu pentingnya faktor keselamatan kerja sampai-sampai

pemerintah Indonesia telah mengatur keselamatan kerja dengan undang-undang

Ketenagakerjaan No.13/tahun 2003, pasal 86 dan 87 pada bab Perlindungan,

Pengupahan dan Kesejahteraan. Pasal 87 ayat (1) berbunyi “Setiap perusahaan

wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang

terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”.

Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam

meningkatkan jaminan social dan kesejahteraan para pekerjanya, tapi juga

berdampak positif  atas keberlanjutan produktivitas  kerjanya. Di dalam

lingkungan kerja terdapat faktor-faktor yang menyebabkan beban tambahan dan

dapat  menimbulkan gangguan bagi tenaga kerja. Faktor  tersebut antara lain

faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, faktor fisiologis, faktor mental

psikologis. Tekanan panas merupakan salah satu faktor fisik yang dalam keadaan

tertentu dapat menimbulkan  gangguan, oleh  karena itu iklim kerja atau cuaca

1

Page 2: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

kerja harus dibuat senyaman mungkin dengan mengatur dan mengendalikan suhu

suhu udara, udara dan kecepatan udara untuk meningkatkan produktivitas dan

mengurangi tekanan panas.

Menurut Suma’mur PK (1996) iklim kerja adalah kombinasi dari suhu

udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi

keempat faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat

disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas disuatu lingkungan kerja

adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara,

dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang.

Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem

pengatur suhu. Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara panas yang

dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas

diantara tubuh dengan lingkungan sekitar. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil

bahwa produktivias kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada

temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27 derajat Celsius (Sritomo

Wigjosoebrata, 2003).

Negara Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dengan ciri

utamanyaadalah suhu dan kelembaban yang tinggi. Di industri atau perusahaan di

indonesia sekarang ini banyak yang belum sadar tentang iklim kerja. Kondisi

seperti ini seharusnya sudah menjadi perhatian, karena iklim kerja yang baik akan

mempengaruhi kenyamanan dan produktivitas, misalnya iklim kerja yang panas

dapat mempengaruhi kondisi pekerja, karena dengan panas yang didukung dengan

kondisi lingkungan yang tidak mendukung maka pekerja akan cepat kehilangan

energy (daya tahan tubuh) dan akan  berimbas pada semangat bekerja. Panas

merupakan sumber penting dalam proses produksi maka tidak menutup

kemungkinan pekerja dapat terpapar langsung. Jika pekerja terpapar dalam jangka

waktu yang lama maka pekerja yang terpapar panas dapat mengalami penyakit

akibat kerja yaitu menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh terhadap

timbulnya gangguan kesehatans ehingga berpengaruh terhadap produktivtas dan

2

Page 3: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

efisiensi kerja dan juga harus memperhatikan Nilai Ambang Batas (NAB) yang

mempengaruhi ketahanan tubuh.

Standar pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu

basah dan bola mencakup prinsip pengukuran, peralatan, prosedur kerja,

penentuan titik pengukuran dan perhitungan. Teknisi yang menggunakan metoda

ini harus seorang yang berkompetensi dalam melakukan pengukuran iklim kerja

(panas). Standar pengukuran ini merupakan cara pemantauan tempat kerja yang

mempunyai potensi bahaya bagi tenaga kerja yang bersumber dari iklim kerja

(panas). Dalam penerapannya di lapangan, pengukuran indeks suhu basah dan

bola dilaksanakan bersamaan dengan perhitungan beban kerja yang di

dibandingkan pada pembatasan waktu kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 13/MEN/2011.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran iklim ruangan pekerja di PT.

Sugih Instrumendo Abadi, untuk mengetahuai berapa nilai iklim di dalam ruangan

pekerja dan fungsi dari ventilasi-ventilasi ruangan pekerja tersebut bermanfaat

atau tidak. Serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan pekerja yang

dipengaruhi oleh iklim kerja.

1.3 Metodologi (deskriptif)

Studi deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan data dan karakteristik

populasi atau fenomena yang dipelajari. Dalam analisanya menggunakan data

primer yang telah dikumpulkan dan diolah.

1.4 Waktu dan Tempat

Tempat pengukuran iklim ruangan pekerja dilakukan di PT. Sugih

Instrumendo Abadi yang beralamat di Jln. Tembokan RT 01/01 Padalarang, Kab.

Bandung Barat pada tanggal 13 Mei 2013, pukul 13.00 – 16.30 WIB.

3

Page 4: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian iklim Kerja

Iklim kerja adalah keadaan lingkungan kerja yang merupakan perpaduan

antara suhu udara (suhu basah dan suhu kering), kelembaban udara, kecepatan

aliran udara dan suhu radiasi. Bilamana perpaduan parameter tersebut

dihubungkan dengan panas metaboliesme tubuh manusia maka disebut tekanan

panas atau heat stress. Heat stress adalah beban yang diterima oleh manusia,

sedangkan heat strain adalah efek dari beban tersebut pada manusia.

Iklim kerja berdasarkan Subaris (2007) adalah suatu kombinasi dari suhu

kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu

tempat kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang

ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi

dan produktivitas kerja. Suhu udara dianggap nikmat bagi orang Indonesia ialah

berkisar 24 °C sampai 26 °C dan selisih suhu di dalam dan di luar tidak boleh

lebih dari 5 ºC. Batas kecepatan angin secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5 m/dtk.

Didalam lingkungan kerja terdapat tiga sumber panas yaitu:

1. Iklim kerja setempat: panas matahari

2. Proses produksi: mengeluarkan panas

3. Kerja otot: menimbulkan panas

Penyebaran panas berlangsung melalui proses konveksi, konduksi, radiasi dan

evaporasi. Efek panas terhadap kesehatan dipengaruhi oleh usia, jenis

kelamin,berat badan keseimbangan cairan dan elektrolit serta kebugaran.

4

Page 5: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

Klasifikasi lingkungan kerja:

1. Lingkungan dingin kering: temperatur bola kering -50 derajat celcius

tidak mengandung cairan, contohnya dikamar pendingin.

2. Lingkungan dingin basah, temperatur bola kering 0derajat celsius dan

terdapatcairan dari hujan atau pancaran uap air pada kulit atau

pakaian, contohnya di pertanian dan perikanan laut.

3. Lingkungan nyaman memungkinkan pekerjaan dapat dikerjakan

sebaik-baiknya.

4. Lingkungan panas lembab dapat ditandai dengan temperatur bola

kering yang tinggi disertai tekanan uap air yang tinggi

5. Lingkungan panas kering: temeperatur bola kering mencapai 40

derajat celcius disertai beban panas radiasi yang tinggi.

Lingkungan kerja panas dan kering dibedakan atas:

1. Temperatur bola kering tinggi dengan sedikit panas radiasi

2. Temperatur bola kering rendah dengan komponen panas radiasi tinggi

dari berbagai arah

3. Temperatur bola kering rendah dengan komponen radiasi tinggi dari

satu arah.

4. Kedua-duanya temperatur bola kering tinggi dan panas radiasi dari

berbagai arah

5. Kedua-duanya temperatur bola kering tinggi dan panas radiasi dari

satu arah.

2.2 Nilai Ambang Batas (NAB)

Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standar faktor bahaya di tempat kerja

sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya

tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-

hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Beberapa

istilah dalam nilai ambang batas diantaranya :

5

Page 6: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

1. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam

maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Tempat kerja

Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka,

bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki

tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber-sumber

bahaya.

3. Iklim kerja (panas)

Iklim kerja (panas) adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban kecepatan

gerakan udara dan panas radiasi.

4. Suhu kering (dry bulb temperature)

Suhu kering (dry bulb temperature) adalah suhu udara di tempat kerja yang

ditunjukkan oleh termometer suhu kering.

5. Suhu basah alami (natural wet bulb temperature)

Suhu basah alami (natural wet bulb temperature) adalah suhu penguapan air yang

pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap air di udara.

Catatan: Suhu ini diukur dengan termometer basah alami dan suhu tersebut lebih

rendah dari suhu kering.

6. Suhu bola (globe temperature)

Suhu bola (globe temperature) adalah suhu yang diukur dengan menggunakan

termometer suhu bola yang sensornya dimasukkan dalam bola tembaga yang dicat

hitam, sebagai indikator tingkat radiasi.

7. Indeks suhu basah dan bola (wet bulb globe temperature index)

Indeks suhu basah dan bola (wet bulb globe temperature index) adalah parameter

untuk menilai tingkat iklim kerja panas yang merupakan hasil perhitungan antara

suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola.

6

Page 7: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

8. Kebisingan

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-

alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat

menimbulkan gangguan pendengaran.

9. Getaran

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-

balik dari kedudukan

Keseimbangannya.

10. Radiasi sinar ultra ungu (ultra violet)

Radiasi sinar ultra ungu (ultra violet) adalah radiasi elektromagnetik dengan

panjang gelombang 180 nanometer sampai 400 nanometer (nm).

11. Terpapar

Terpapar adalah peristiwa atau keadaan seseorang terkena atau kontak dengan

faktor bahaya di tempat kerja.

2.2.1 Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas)

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu Basah dan

Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi:

1. Untuk beban kerja ringan : 30,0 oC

2. Untuk beban kerja sedang : 26,7 oC

3. Untuk beban kerja berat : 25,0 oC

Catatan :

Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 Kkal/jam

Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200-350 Kkal/jam

Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350-500 Kkal/jam

(Sumber : SNI – 7063, 2004)

7

Page 8: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

Tabel 2.1 kategori beban kerja dengan kategori tingkat metabolisme

Kategori Jenis Aktivitas

Resting Duduk dengan tenang

Duduk dengan sedikit gerakan lengan

Light Duduk dengan sedikit gerakan tangan dan kaki

Berdiri dengan pekerjaan yang ringan pada mesin atau

meja serta banyak gerakan lengan

Menggunakan gergaji meja (table saw)

Berdiri dengan pekerjaan yang ringan/sedang pada mesin

atau meja serta sedikit berjalan

Moderate Menggosok/menyikat dengan posisi berdiri

Berjalan dengan mengangkat atau menekan dengan beban

sedang

Berjalan pada 6 km/jam dengan membawa beban 3 kg

Heavy Menggergaji dengan tangan

Menyekop pasir kering

Pekerjaan perakitan yang berat pada basis yang tidak

terus-menerus

Sebentar-sebentar mengangkat dengan mendorong atau

menekan beban yang berat

Very Heavy Menyekop pasir basah

Sumber : ACGIH, 2005)

Tabel 2.2 Lampiran PER.13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisik dan Kimia ditempat

kerja dimana  ISBB yang diperkenankan

Pengaturan waktu

kerja setiap jam

ISBB (0C)

Beban kerja

Ringan Sedang Berat

75% - 100 % 30,0 28,0 -

50 % - 75% 30,6 28.0 27,5

25 % - 50% 32,0 29,0 29,0

0 % - 25 % 32,2 31.1 30,5

                 (Sumber : PER.13/MEN/X/2011)

8

Page 9: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

Ada dua jenis perhitungan ISBB, yaitu :

1. Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi matahari

(tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung)

ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK

2. Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar

matahari

ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SB

2.2.2 Efek Tekanan Panas pada Faal Tubuh

1. Banyak keringat yang dihasilkan, pada orang yang telah mengalami

aklimatisasi keringat yang dihasilkan kurang lebih 1-2 liter/ jam atau 10-

12 liter/ 8 jam kerja.

2. Banyaknya keringat yang menguap, ditentukan oleh perbedaan antara

tekanan uap air pada kulit dan tekanan parsial uap air yang terdapat dalam

udara atmosfir.

3. Denyut jantung, dapat dipengaruhi oleh beban fisik dan beban tambahan.

2.2.3 Masalah kesehatan yang berhubungan dengan iklim panas

1. Heat Rashes (prickly heat)

Heat rashes atau ruam panas merupakan kelainan kulit berupa

kemerahan pada kulit yang terpapar panas. Kondisi ini menghasilkan ruam

yang dalam beberapa kasus menyebabkan rasa sakit yang hebat. Terjadi di

lingkungan panas lembab dimana keringat tidak dapat dengan mudah

menguap dari kulit. Gejala dari heat rashes, berupa kulit menjadi

kemerahan dan mungkin berasa gatal, perih, dan rasa sakit.

Prosedur untuk mencegah atau memperkecil kondisi ini adalah

praktekkan higene perorangan, jaga kulit tetap bersih agar permukaan kulit

9

Page 10: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

tidak tertutup, biarkan kulit terbuka dan mengering, gunakan pakaian yang

longgar.

2. Heat Cramps

Heat cramps atau kram karena panas merupakan kejang otot yang

menyakitkan dihasilkan dari kehilangan garam dan cairan elektrolit karena

keluarnya keringat yang berlebihan. Gejala dari heat cramps berupa kejang

otot aktif (tangan dan kaki) atau otot perut atau keduanya. Akibatnya

kejang-kejang, muntah, dan pingsan

Prosedur untuk mencegah atau memperkecil kondisi ini adalah ganti

cairan tubuh dengan cairan yang mengandung elektrolit. Minum cairan

yang mengandung elektrolit seperti kalsium, sodium dan potasium.

Istirahat ditempat yang dingin.

3. Heat Exhaustion

Heat exhaustion atau kelelahan panas merupakan kondisi kelelahan

akibat suhu panas. Inividu dengan kelelahan panas masih terus berkeringat

dan mereka akan mengalami kelemahan yang berlebihan, bahkan mungkin

sampai pingsan. Gejala dari heat exhaustion berupa mual, pusing, sakit

kepala, pandangan kabur, keringat berlebih, kulit dingin dan pucat, tidak

sadar, koma, dan meninggal.

Cara yang terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan

memindahkan pasien ke tempat dingin, memberikan kompres dingin,

posisikan dalam posisi tidur, kaki dimiringkan ke atas, diberi banyak

minum, dan jika tidak sadarkan diri cari bantuan medis.

4. Heat Stroke

Heat stroke merupakan sistem pengendalian suhu tubuh gagal berfungsi

sehingga suhu tubuh meningkat mencapai titik kritis. Heat stroke

dihasilkan ketika suhu tubuh bagian dalam menjadi sangat tinggi dan tidak

mampu lagi melakukan pendinginan sendiri (keadaan gawat darurat yang

dapat menyebabkan kematian). Gejala dari heat stroke berupa demam,

wajah dan kulit merah, disorientasi, kulit kering dan panas, tidak sadar,

dan meninggal.

10

Page 11: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

Cara yang terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah segera lakukan

pendinginan dengan cepat, misalnya memberi selimut basah,

menenggelamkan dalam air dingin atau dibasuhi alkohol.

2.2.4 Masalah kesehatan yang berhubungan dengan iklim dingin

1. Chilblains

Yaitu bagian tubuh yang terkena membengkak, merah, panas, dansakit

diselingi gatal. Penyakit inididerita akibat bekerja ditempat dingin dengan

waktu yang lama dan akibat defisiensi gizi

2. Trench foot

Yaitu kerusakan anggota badan terutama kaki akibat kelembaban yang

tinggi atau suhu di atas titik beku. Stadium ini diikuti tingkat hyperthermis

yaitu kaki membengkak, merah, dan sakit. Penyakit ini berakibat cacat

sementara.

3. Frosbite

Akibat suhu rendah di bawah titik beku. Kondisi yang sama seperti

trenchfoot namun stadium akhir. Penyakit frosbite adalah gangrene dan

bisa berakibat cacat tetap

2.3 Upaya Pengendalian Iklim Kerja Tinggi (Tekanan Panas)

Pengendalian heat stress dan heat strain dipusatkan disekitar penyebab dari

heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini memerlukan :

1. Pengendalian secara umum

a. Training (pendidikan / latihan)

Yang dimaksud disini adalah pendidikan atau pelatihan bagi calon

tenaga kerja sebelum ditempatkan yang dilaksanakan secara berkala

(periodik). Menyediakan instruksi yang jelas secara verbal dan tertulis

serta informasi lain tentang heat stress

11

Page 12: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

b. Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.

Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh

perorangan untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh

panas. Termasuk pengendalian tekanan panas melalui penerapan

hygiene adalah :

1. Pengendalian cairan

Menyarankan minum air putih dingin walaupun sedikit (sekitar 150

ml) setiap 20 menit

2. Aklimatisasi

3. Self determination

Diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana

tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah

merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan.

4. Diet

Makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat

berlebihan tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui

ginjal atau keringat.

5. Gaya hidup dan status kesehatan

6. Pakaian kerja

Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya dari

bahan yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang terbuat

dari katun, sehingga penguapan mudah terjadi.

2. Pengendalian secara khusus

Pengedalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :

A. Pengendalian secara teknis

Cara ini mencakup :

1. Mengurangi beban kerja

2. Menurunkan suhu udara

Bila suhu udara diatas 104oF (40oC), tenaga kerja mendapat

tambahan panas secara nyata dari udara. Bila suhu udara dibawah

12

Page 13: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

90oF (32oC), maka ada pelepasan panas dari tubuh secara nyata.

Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan

cara pengenceran dan pendinginan secara aktif.

3. Menurunkan kelembaban udara

Dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan

tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan

kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan

kecepatan penguapan dengan pendinginan.

4. Menurunkan panas radiasi

Bila suhu globe lebih dari 109oF (43oC) panas radiasi merupakan

sumber tekanan panas secara nyata. Sesungguhnya lembaran logam

atau permukaan benda yang dapat digunakkan sebagai perisai

sangat banyak, dibawah ini adalah daftar logam atau permukaan

benda yang padat digunakkan sebagai perisai.

B. Pengendalian secara administratif

Adalah perubahan cara kerja yang dilakukan dalam upaya untuk

membatasi resiko pemajanan. melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala, poliklinik dibuka selama 7 hari/minggu, dokter perusahaan

hadir paruh waktu (3 hari/minggu), paramedic hadir penuh waktu,

tenaga kerja ikut menjadi peserta jamsostek, jam kerja selama 8

jam/hari atau 40 jam/minggu dengan jam istirahat selama 1 jam/hari,

dan adanya organisasi keselamatan kerja.

C. Perlindungan Perorangan

Adalah suatu cara pengendalian yang dilaksanakan perorangan

(setiap pekerja). Untuk tekanan panas, perlindungan perorangan

terutama berupa suatu pakaian pendingin, namun juga dapat termasuk

pakaian yang dapat memantulkan panas radiasi yang tinggi dalam

lingkungan tempat kerja panas.

13

Page 14: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

BAB III

HASIL PENGUKURAN DAN PENGAMATAN

3.1 Company Profile

PT. Sugih Instrumendo Abadi adalah sebuah perusahaan yang bergerak

dalam pembuatan bagus seri produk kualitas Sphygmomanometer, Stetoskop dan

Penggantian Suku Cadang aneroid (Manset, kandung kemih, Bulb, dll) sejak

tahun 1990.

Produk dijual ke beberapa negara berkembang seperti Amerika Serikat,

Kanada, Australia, Jerman, Perancis, Italia, negara-negara Afrika, kawasan Timur

Tengah dan beberapa negara Asia baik dengan merek kami (ABN) atau label

pribadi, karena itu kami sudah mendapat Kualitas pengakuan internasional seperti

CE Mark, FDA 510 K untuk Amerika Serikat dan ISO 13485. Sebagian besar

merek terkemuka dunia di dunia menggunakan sistem inflasi kita (kandung

kemih, manset dan katup), Jumlah Karyawan: +/- 600 Orang

3.2 Hasil Pengukuran dan Pengamatan di Perusahaan

3.2.1 Data Pengukuran Iklim Kerja

Nama perusahaan : PT. Sugih Instrumendo Abadi

Waktu : 8 Mei 2013

Alamat : Jln.Tembokan RT 01/01 Padalarang, Kab.

Bandung Barat Tanggal

Nama alat : area heat stress monitor

Merk/buatan : QUESTemp 36

14

Page 15: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Iklim Kerja PT. Sugih Instrumendo Abadi

N

o

Lokasi/

kodelokasi

Parameter Wkt

NAB

ISBB

(0C)

Ta (◦C) Tw (◦C ) Tg(◦C) RH (%) ISBB (◦C)

DLH

ADL

H

ADL

H

ADL HA DL HA

1 Ruang

Produksi

Rubber

27,9 25,1 28,

9

83 26,3 14.45 –

14.50

(5’)

28,0

2 Ruang

Produksi

Cuff dan

Bladder

28,2 25,5 29,

2

78 26,6 14.57 –

15.02

(5’)

28,0

3 Assembling

PT. Sugih

25,2 18,5 25,

8

40 20,7 15.25 –

15.30

(5‘)

28,0

4 Ruang

Produksi

Nebulizer

24,6 19,7 25,

2

55 21,3 15.40 –

15.45

(5’)

5 Ruang QC 26,4 24,2 27,

4

78 25,1 16.00 –

16.05

(5’)

Jumlah sample/

lokasi

Catatan:

DL = data lapangan

HA: hasil akhir

3.2.2 Wawancara dan pengamatan

Dari beberapa karyawan yang diwawancarai didapatkan data bahwa

karyawan bekerja satu shift dari jam 08.00 – jam 12.00, istirahat 1 jam, lanjut jam

13.00 – jam 17.00 atau selama 8 jam.

15

Page 16: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

Kondisi lingkungan kerja terasa tidak begitu panas, dan karyawan

mengatakan nyaman-nyaman saja karena adanya fasilitas pendingin seperti kipas

angin dan AC.

Perusahaan telah menyediakan air minum untuk karyawan disetiap

ruangan dengan jumlah yang memadai dan tempat penyimpanan air minum yang

mudah dijangkau. Untuk memenuhi kebutuhan cairan terdapat beberapa karyawan

yang membawa air minum dekat dengan tempat kerjanya.

3.3 Pengendalian Potensi Bahaya

Pengendalian potensi bahaya yang sudah dilakukan oleh Perusahaan diantaranya:

A. Pengendalian Secara Umum

- pendidikan atau pelatihan bagi calon tenaga kerja sebelum ditempatkan- Penyediaan air minum bagi karyawan dengan jumlah yang memadai

dan tempat penyimpanan air minum yang mudah dijangkau-

B. Pengendalian Secara Khusus

1. Pengendalian secara teknis a. Adanya ventilasi yang cukup besar ( jendela yang banyak dan pintu

dibuka lebar)b. Blowerc. Exhouse fand. Kipas Angin e. AC

2. Pengendalian secara administratifa. tenaga kerja ikut menjadi peserta jamsostek, b. jam kerja selama 8 jam/hari atau 40 jam/minggu dengan jam

istirahat selama 1 jam/hari,

3. Perlindungan perorangan

16

Page 17: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

Karyawan diberikan seragam dari bahan yang menyerap keringat dan panas.

Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan berdasarkan ruangan :

RuanganProduksi Rubber General ventilation pada seluruh dinding atas

ruangan berupa jendela dan pintu. Kipas angin yang berada pada setiap ujung tempat

pekerja rubber press. Blower APD : seragam yang menyerap keringat dan hands

gloves Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan

pekerjaProduksi Cuff dan Bladder

General ventilation pada seluruh dinding atas ruangan berupa jendela dan pintu.

Kipas angin yang berada pada setiap ujung tempat pekerja rubber press.

Blower APD : seragam yang menyerap keringat dan hands

gloves Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan

pekerja

Assembling PT. Sugih

General ventilation pada seluruh dinding atas ruangan berupa jendela dan pintu.

Penggunaan AC APD : seragam yang menyerap keringat dan Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan

pekerja

Produksi Nebulizer General ventilation pada seluruh dinding atas ruangan berupa jendela dan pintu.

Penggunaan AC APD : seragam yang menyerap keringat dan Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan

pekerja

Ruang QC General ventilation pada seluruh dinding atas

17

Page 18: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

ruangan berupa jendela dan pintu. Kipas angin yang berada pada setiap ujung tempat

pekerja rubber press. Blower APD : seragam yang menyerap keringat dan hands

gloves

Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan pekerja

BAB IV

PEMBAHASAN

18

Page 19: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

Karena keterbatasan waktu pengukuran dilakukan hanya 5 menit sebanyak

satu kali untuk setiap bagian, dari hasil pengukuran di dapatkan data sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Iklim Kerja dan Beban Kerja PT. Sugih Instrumendo Abadi

BAGIAN

LAMA

PAPARA

N

BEBAN KERJAISB

B

NA

B

KESIMPULA

NRINGAN SEDANG BERAT

Rubber 8 JAM √ 26,3 28,0 AMAN

Cuff &

Bladder8 JAM √ 26,6 28,0 AMAN

Assemblin

g8 JAM √ 20,7 28,0 AMAN

Produksi

Nebulizer8 JAM √ 21,3 28,0 AMAN

Ruangan

Quality

Control

8 JAM √ 20,9 28,0 AMAN

Hasil pengamatan saat ini hanya menunjukkan ISBB pada satu waktu

sehingga tidak dapat menggambarkan hasil keseluruhan. Dari hasil pengukuran

didapatkan pekerja yang berada pada bagian Rubber, Cuff & Bladder,

Assembling, Produksi Nebulizer dan Ruangan Quality Control memiliki beban

kerja sedang, nilai ISBB yang didapatkan selama pengukuran berada pada level

aman atau dibawah nilai ambang batas yaitu 28,0 dengan lama paparan 8 jam/

hari. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara didapatkan data bahwa kadang-

kadang diperlukan lembur untuk mencapai target yang ditentukan terutama bila

ada salah satu karyawan yang tidak masuk kerja. Sehingga keadaan ini bisa

menambah waktu paparan menjadi lebih lama, namun masih dalam NAB yang

aman.

Berdasarkan hasil pengamatan penyediaan air minum sudah memadai dan

letaknya dapat dijangkau oleh pekerja.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

19

Page 20: Hiperkes PT. Sugih Instrumendo Gabungan

5.1 Kesimpulan

Nilai ISBB pada ruangan Rubber, Cuff & Bladder, Assembling, Produksi

Nebulizer dan Ruangan Quality Control masih dalam batas normal NAB,

yakni Rubber 26,3°C, Cuff & Bladder 26,6°C, Assembling 20,7°C,

Produksi Nebulizer 21,3°C dan Ruangan Quality Control 20,9°C dengan

paparan 8 jam/hari. Nilai ISBB tertinggi adalah pada ruang Cuff and

Bladder sebesar 26,6°C walaupun masih dalam nilai normal NAB.

Penempatan dan penyediaan air minum pada seluruh ruangan sudah

cukup memadai.

5.2 Saran

Pengaturan ventilasi dan memaksimalkan ventilasi yang sudah ada

Jumlah air minum yang di konsumsi oleh pekerja selama bekerja +/- 150cc

per 15 atau 20 menit.

Pakaian tenaga kerja terutama dibagian rubber menggunakan kaos yang

mudah menyerap keringat dan longgar.

Pengadaan klinik dan dokter perusahaan untuk menunjang program K3.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama untuk karyawan yang

bekerja di bagian assembling.

20