hipotesis

14

Click here to load reader

Upload: ristinikov

Post on 23-Jun-2015

2.164 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL

“HIPOTESIS”

Kelompok :

Arif Hariadi 084674004

Annisya Noer.W 084647012

Suci Ramadani 084674026

Benny Hasmoro 084674027

Ika Akyuni 084674044

Andry Ristiawan 084674049

Antoni Wijaya 074674212

S-1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2010

Page 2: hipotesis

4

Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata Hypo + Thesis (Latin). Hypo : Sebelum, Thesis : Dalil, Teorema. Hipotesis ialah pernyataan yang kebenarannya harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima menjadi teorema atau dalil. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian.

Definisi lain, Hipotesis adalah proposisi yg dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep yg menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Proses pengujian hipotesis menjadi tulang belakang pembuatan alat ukur, pengumpulan data dan proses pengolahan, analisis dan interpretasi data dalam penelitian Eksperimental.

Menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian.

Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur:

1. Membaca dan menelaah ulang (review) teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif.

2. Membaca dan mereview temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif.

Fungsi Hipotesis Dalam Penelitian Kuantitatif

1. Hipotesis menjelaskan masalah penelitian & pemecahannya secara rasional.

2. Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris.

3. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode pengujian data.

4. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

Page 3: hipotesis

4

Manfaat Hipotesis

Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.

2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.

4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:

1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.

2. Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.

3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.

4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

Ciri Hipotesis Yang Baik

Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :

1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.

2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.

3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.

4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.

5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.

Beberapa contoh hipotesis penelitian yang memenuhi kriteria yang tersebut di atas:

1. Olahraga teratur dengan dosis rendah selama 2 bulan dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada pasien IDDM.

2. Pemberian tambahan susu sebanyak 3 gelas per hari pada bayi umur 3 bulan meningkatkan berat badan secara signifikan.

Page 4: hipotesis

4

Menggali Hipotesis

Didasarkan pada paparan di atas, maka tentu saja merumuskan hipotesis bukan pekerjaan mudah bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:

1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.

3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.

Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari:

1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena.

2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.

3. Materi bacaan dan literatur yang valid.

4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.

5. Data empiris yang tersedia.

6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar pada fenomena.

Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena hal-hal:

1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.

2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.

3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.

Format Hipotesis

a. Pernyataan “ jika- maka” atau proposisi, yg menyatakan hubungan antar variabel & perbedaan antara dua kelompok atau lebih dalam kaitannya dengan variabel tertentu yg dapat diuji.

Page 5: hipotesis

4

b. Hipotesis nol, merupakan hipotesis yg menyatakan suatu hubungan antar variabel yang definitif atau eksak sama dengan nol, atau secara umum dinyatakan tidak ada hubungan atau perbedaan antar variabel yang diteliti.

c. Hipotesis alternatif, merupakan lawan pernyataan dari format hipotesis nol yang menunjukkan ada hubungan atau perbedaan antar variabel yang diteliti.

Jenis Hubungan Dalam Hipotesis

1) Jelas (directional), positip atau negatif.Contoh :

Semakin tinggi semangat belajar mahasiswa, semakin bagus IP mereka = positip .

Semakin rendah semangat belajar mahasiswa, semakin lama masa studi mereka = negatif.

2) Tidak jelas (non-directional).Contoh :

Ada hubungan antara semangat belajar mahasiswa dengan IP.

Ada hubungan antara semangat belajar dengan masa kuliah.

Jenis-Jenis Hipotesis Penetapan hipotesis tentu didasarkan pada luas dan dalamnya serta

mempertimbangkan sifat dari masalah penelitian. Oleh karena itu, hipotesispun bermacam-macam, ada yang didekati dengan cara pandang: sifat, analisis, dan tingkat kesenjangan yang mungkin muncul pada saat penetapan hipotesis.

1) Hipotesis dua-arah dan hipotesis satu-arahHipotesis penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pula berupa

hipotesis satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataan mengenai adanya perbedaan atau adanya hubungan.

Contoh hipotesis dua arah:

1. Ada perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.

2. Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa.

Hipotesis dua-arah memang kurang spesifik, oleh karena itu perlu diformulasikan dalam hipotesis satu-arah. Contoh:

1. Terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang signifikan antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.

2. Ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar siswa.

Page 6: hipotesis

4

2) Hipotesis Statistik

Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan menggunakan metode statistik, perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yang digunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter. Parameter adalah besaran-besaran yang apa pada populasi.

Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaan usia menarche yang berarti antara siswi SMU I dan SMU II. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat perbedaan rata-rata usia menarche antara siswi dari kedua sekolah tersebut. Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang mempunyai simbol M, sedangkan parameter mean bagi populasi adalah . Oleh karena itu, simbolisasi hipotesis tersebut adalah :

Ha; 1≠ 2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)

Ha: 1 > 2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)

Atau

Ha; 1- 2 ≠ 0 (Hipotesis dua-arah)

Ha: 1 - 2 > 0 (Hipotesis satu-arah) IDM

Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan hipotesis

penelitian secara operasional. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja. Jadi, statistik

sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesis alternatif, akan tetapi digunakan

untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Penerimaan atau penolakan hipotesis

alternatif merupakan konsekuensi dari penolakan atau penerimaan hipotesis nihil.

Hipotesis nihil atau null hypothesis atau Ho adalah hipotesis yang meniadakan

perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel.

Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar variabel.

Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah :

Ho; 1- 2 = 0 (Hipotesis dua-arah)

Ho: 1= 2= 0 (Hipotesis satu-arah)

Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepada penerimaan hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihil akan meniadakan hipotesis alternatif.

Jenis Pengujian Hipotesis Statistika menjadi alat pengujian Hipotesis

Page 7: hipotesis

4

Dalam Statistika, pengujian hipotesis dibedakan menjadi:

a. Uji Beda (Rata-Rata)

b. Uji Hubungan antar Variabel

1. Uji Hubungan Simetris (Korelasi)

2. Uji Hubungan Berarah/Direksional (Pengaruh)

Pengujian Hipotesis secara statistiska memerlukan pembentukan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1) & Hipotesis Nol (H0):

Pernyataan yang menjadi dasar pembandingan. Secara matematik, Hipotesis Nol (H0) ditulis dalam bentuk persamaan (“=”) H0 harus menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan Hipotesis Alternatif (H1):

Pernyataan yang menjadi altenatif H0. Secara matematik, Hipotesis Alternatif (H1) : ditulis dalam bentuk pertidak-samaan (“≠. <, >”)

H1 menyatakan ada perbedaan atau ada hubungan. Pada prinsipnya pengujian hipotesis adalah:

• penerimaan H0 atau

• penolakan H0 yang menyebabkan penerimaan H1

Kebenaran Hipotesis bersifat tidak mutlak, sangat tergantung dari kebenaran teori pendukung dan kesempurnaan pengambilan sampel yang mewakili seluruh populasi. Jadi penerimaan atau penolakan Hipotesis bukanlah persoalan kebenaran, tapi lebih pada persoalan cukup bukti yang mendukung atau tidak.

Suatu hipotesis DITERIMA karena dari sampel yang digunakan tidak terdapat cukup bukti untuk menolak hipotesis itu dan BUKAN karena hipotesis itu BENAR Suatu hipotesis DITOLAK karena dari sampel yang digunakan tidak terdapat cukup bukti untuk menerima hipotesis itu dan BUKAN karena hipotesis itu SALAH Kalau memang diinginkan memperoleh kebenaran mutlak, maka penelitian harus mencakup keseluruhan pengamatan (populasi), sesuatu yang sangat mahal dan membutuhkan ketelitian dan waktu yang panjang

Pembentukan Hipotesis

Pembentukan Hipotesis tergantung dari jenis uji hipotesis yang digunakan Hipotesis pada Uji Beda (Rata-Rata).

a. H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata semua (rata-rata) bernilai sama (“=”). H1: Ada perbedaan rata-rata Ada suatu (rata-rata) yang nilainya tidak sama (“≠”).

b. H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata semua (rata-rata) bernilai sama (“=”). H1: Ada perbedaan rata-rata Ada suatu (rata-rata) yang nilainya lebih kecil (“<”) dari yang lain.

Page 8: hipotesis

4

c. H0 :Tidak ada perbedaan rata-rata semua (rata-rata) bernilai sama (“=”). H1:Ada perbedaan rata-rata Ada suatu (rata-rata) yang nilainya lebih besar (“>”) dari yang lain Hipotesis pada Uji Hubungan antar Variabel.

Dalam statistika, keeratan hubungan antar variabel dinyatakan dalam Koefisien Korelasi Linier (Pearson’s product moment) = R.

Hubungan Linier = hubungan langsung

Nilai R berada di antara − 1 sampai + 1 atau −1 ≤ R ≤ +1

Nilai R = + 1 atau R = − 1 menandai suatu hubungan sempurna, kondisi ideal ini hampir- hampir tidak mungkin ditemukan dalam kenyataan sehari-hari.

Nilai R = 0 menandai suatu hubungan yang sama sekali tidak ada, nilai inilah yang menjadi nilai pada Hipotesis Nol (H0 ).

Nilai R mendekati −1 atau R mendekati +1 menandai hubungan yang kuat Tanda (+) dan (−) bermakna hanya pada Uji Hubungan Direksional (berarah) atau uji

Pengaruh, tidak bermakna pada uji Hubungan SimetrisHipotesis pada Uji Hubungan Simetris (Korelasi).

H0 : Tidak ada hubungan antar variabel R=0H1 : Ada hubungan antar variabel R≠0

Hipotesis pada Uji Hubungan Berarah (Pengaruh) Pada pengujian hubungan direksional (pengaruh) Tanda (+) dan (−) pada R menjadi sangat berarti.

Dalam Uji Ini Variabel Dibedakan Menjadi :

a. Variabel yang mempengaruhi = Variabel Penyebab = Variabel Bebas = Independent. Variable Dinotasikan sebagai X

b. Variabel yang dipengaruhi = Variabel Akibat = Variabel Tidak Bebas = Dependent. Variable Dinotasikan sebagai Y

Hipotesis pada Uji Hubungan Berarah (Pengaruh)

a. H0 : Variabel Bebas (X) tidak berpengaruh terhadap Variabel Tidak Bebas (Y) R=0. H1 : Variabel Bebas (X) berpengaruh terhadap Variabel Tidak Bebas (Y) R≠0

b. H0 : Variabel Bebas (X) tidak berpengaruh terhadap Variabel Tidak Bebas (Y) R=0. H1 : Variabel Bebas (X) berpengaruh positif terhadap Variabel Tidak Bebas (Y) R>0.

c. H0 : Variabel Bebas (X) tidak berpengaruh terhadap Variabel Tidak Bebas (Y) R=0. H1 : Variabel Bebas (X) berpengaruh negatif terhadap Variabel Tidak Bebas (Y) R< 0.

Nilai R positif (R > 0) menunjukkan hubungan (atau pengaruh) positif, artinya jika nilai X naik, maka nilai Y juga naik.

Page 9: hipotesis

4

Nilai R negatif (R < 0) menunjukkan hubungan (atau pengaruh) negatif, artinya jika nilai X naik, maka nilai Y turun.

Ukuran Pengaruh adalah Koefisien Determinasi (R2) di mana R2 = R X R. Koefisien Determinasi (R2) adalah ukuran keragaman total nilai variabel tidak bebas

(Y) yang dapat dijelaskan secara langsung (linier) oleh variabel bebas (X).

Contoh:Misalkan pada hubungan antara kepuasan pelanggan (Y) dengan kualitas pelayanan (X) operator telepon seluler diketahui R = +0.822 ,R2 = (0.822)2 = 0.675684 = 67.57%.

Artinya 67.57% nilai variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan secara langsung oleh variabel kualitas pelayanan, sisanya 32.43% dijelaskan oleh hal-hal (variabel-variabel) lain.

Kesalahan Dalam Perumusan Hipotesis Dan Pengujian Hipotesis

Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi kesalahan. Macam kesalahan dalam perumusan hipotesis ada dua macam yaitu:

a. Menolak hipotesis nihil yang seharusnya diterima, maka disebut kesalahan alpha dan diberi simbol α atau dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran.

b. Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebut kesalahan beta dan diberi simbol β.

Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan digunakan taraf signifikansi 0.05 atau 0.01, sedangkan untuk penelitian kedokteran dan farmasi yang resikonya berkaitan dengan nyawa manusia, diambil taraf signifikansi 0.005 atau 0.001 bahkan mungkin 0.0001. Misalnya saja ditentukan taraf signifikansi 5% maka apabila kesimpulan yang diperoleh diterapkan pada populasi 100 orang, maka akan tepat untuk 95 orang dan 5 orang lainnya terjadi penyimpangan.

Cara pengujian hipotesis didekati dengan penggunaan kurva normal. Penentuan harga untuk uji hipotesis dapat berasal dari Z-score ataupun T-score. Apabila harga Z-score atau T-score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan tidak diterima dan sebaliknya.

Pertanyaan terkait dengan Hipotesis >>>

Page 10: hipotesis

4

1. bagaimana jika dalam penulisan makalah penelitian hipotesis yang diperoleh tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan? Apakah penelitian tersebut bisa dikatakan gagal? Dan bagaimana cara untuk memperoleh hipotesis yang valid?

2. bagaimana jika dalam penelitian tidak ada hipotesis?

3. mengapa hipotesis begitu penting dalam penelitian? Apakah tidak ada cara lain untuk merumuskan suatu penelitian selain dengan Hipotesis?

4. faktor-faktor apa yang akan mungkin terjadi dalam proses penyusunan hipotesis?

5. dalam penelitian hal-hal apa yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum merumuskan suatu hipotesis?

6. penelitian yang bersifat ilmiah tentunya menggunakan uji Hipotesis yang valid,, sedangkan dalam masyarakat banyak yang tidak tahu akan hipotesis tersebut,, jika masyarakat tidak tahu apakah yang anda lakukan supaya masyarakat itu tahu?