hirolisis

Upload: isma-uspekharchie

Post on 18-Jul-2015

580 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Free Full Software | Tips and Trik | Science

Home Pasang Iklan

Artikel PopulerDriver Robot!! Kali ini gw mau share software yang berguna untuk mencari driver komputer sobat tanpa harus bersusah payah mendownload satu persatu dan yang pasti akan membuat driver komputer sobat selalu up to date.... Read more Avast Internet Security 7!! Setelah avast mengeluarkan versi terbarunya kali ini mau share antivirus dan internet security terbaru keluaran avast yaitu Avast Internet Security 7. Seperti yang kita tau Avast juga merupakan salah satu... Read more Ternyata Wanita Tak Pandai Menyimpan Rahasia!! Wanita memang terkenal buruk dalam menjaga rahasia. Bahkan, mereka juga dapat mengkhianati kepercayaan temannya dalam hitungan menit.Sebuah studi terbaru menyoroti bagaimana rasanya menyimpan rahasia terbesar... Read more Cara Menghitung Masa Subur Wanita!! Mengetahui masa subur sangat penting bagi wanita yang tengah merencanakan kehamilan. Namun, banyak wanita bingung mencari tahu masa suburnya. Apalagi bagi wanita yang memiliki peride menstruasi yang tidak... Read more PC Tools Internet Security 2012!! Kali ini gw mau share software yang merupakan rekues dari para sobat semua yaitu PC Tools Internet Security 2012. PC Tools Internet Security 2012 adalah software antivirus dan keamanan yang dapat membantu... Read more

1

2 3 4 5

About MeSeseorang yang berusaha berguna bagi orang lain dengan berbagi pengetahuan yang dimiliki - Ad4m San -

Kategorio o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

Android Antivirus Biologi Blog Burning Compressor Computer Converter Design Grafis Download manager Education Fenomena Harun Yahya Internet Komodo Multimedia Networking News Office Optimizer Otomotif Playstation 2 Recovery Science Security SEO System Maintenance System Optimizer Tips and Trik

o o o

Tools USB Wallpaper

Rank

Donasi

LoginUsername: Password: Remember me

o

Lost your password?

Fans Like Stay UpdateFollow Me at Twitter

DonasiMohon dukungan dan bantuan donasi para sobat untuk kemajuan dan keterlangsungan web ini. Terima kasih

Best PostEmulator Playstation 2 (PS2) PCSX2!! Update Offline ESET NOD32 Smart Security 4 Dan 5!! Username Password ESET NOD32 Smart Security Dan Antivirus!! Photo To Cartoon Merubah Foto Menjadi Karikatur!! 2500 Font Keren!! Eset NOD32 Smart Security 5!! 10 Undangan Pernikahan Paling Unik!! Gajah Dan Faktanya!! Tutorial Setting Emulator Playstation 2 (PS-2) PCSX2!! HDD Regenerator Memperbaiki Bad Sector Hardisk!! EBoostr 4 Software Penambah RAM!! Sony Sound Forge Pro 10 Membuat Rekaman Musik Mantap!! Menginstal Windows Dari Flashdisk Dengan WinToFlash!! Subscribe Facebook YMessenger Twitter Sobat ingin saran, kritik dan request software? Klik DISINI!! Home News Protein!!

Protein!!Penulis - Ad4m San | Pada 30-05-2009 Kategori : News Tag : Science

Protein?? hmm apa sih protein? kita kenalan yuk ama zat yang satu ini hehehe~~ berhubung fungsinya juga penting bagi tubuh >.< yooo di simak lagi yach ^_^ A. Definisi Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih mentah, hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi. B.Struktur Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal

dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut: alpha helix (?-helix, puntiran-alfa), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; beta-sheet (?-sheet, lempeng-beta), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (SH); beta-turn, (?-turn, lekukan-beta); dan gamma-turn, (?-turn, lekukan-gamma). Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin. Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa. Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiranalfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah. Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional. C. Sumber Protein Daging,Ikan,Telur,Susu, dan produk sejenis Quark,Tumbuhan berbji,Suku polongpolongan,Kentang

Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama. D. Sintesis Protein digabungkan dari asam amino menggunakan informasi dalam gen. Setiap protein memiliki urutan asam amino unik yang ditetapkan oleh nukleotida. Dengan kode genetika maka kumpulan tiga set nukleotida yang disebut kodon dan setiap kombinasi tiga nukleotida membentuk asam amino, misalnya Aug (adenine urasil guanin) adalah kode untuk methionine. Karena DNA berisi empat nukleotida, total jumlah kemungkinan kodon adalah 64.Oleh karena itu, ada beberapa kelebihan dalam kode genetik, dan beberapa asam amino dapat ditentukan oleh lebih dari satu codon. Kode gen DNA yang pertama di transkripsi menjadi pra messenger RNA (mRNA) oleh enzim seperti RNA polymerase. Sebagian besar organisme maka proses pra-mRNA (juga dikenal sebagai dasar transkrip) menggunakan berbagai bentuk pasca transcriptional modifikasi untuk membentuk mRNA matang, yang kemudian digunakan sebagai template untuk sintesis protein oleh ribosome. Dalam prokariotik mRNA yang dibuat bisa digunakan segera, atau diikat oleh ribosome setelah dipindahkan dari inti sel. Sebaliknya, eukariotik membuat mRNA di inti sel dan kemudian memindahkan ke sitoplasma, dimana sintesis protein yang kemudian terjadi. Laju sintesis protein yang lebih tinggi dapat terjadi di prokaryotes maupun eukariotik yang dapat mencapai hingga 20 asam amino per detik. Proses yang sintesis protein dari mRNA template dikenal sebagai translasi/terjemahan. MRNA yang diambil ke ribosome kemudian membaca tiga nukleotida dan mencocokan kodon dengan pasangan antikodonnya yang terletak pada RNA transfer yang membawa asam amino sesuai dengan kode kodon. Enzim aminoacyl tRNA synthetase menyusun molekul tRNA dengan asam amino yang benar. Polipeptida berkembang yang sering disebut rantai peptida. Protein selalu dibiosintesiskan dari N-terminal ke C-terminal. Ukuran panjang sintesis protein dapat diukur dengan melihat jumlah asam amino yang berisi dengan total massa molekul, yang biasanya dilaporkan dalam unit daltons (identik dengan unit massa atom), atau turunan unit kilodalton (kDa). Yeast protein rata-rata panjangnya adalah 466 asam amino dan 53 kDa di massa. Protein terbesar adalah titins, komponen dari otot sarkomer, dengan massa molekular hampir 3.000 kDa, dan total panjang hampir 27.000 asam amino. E. Manfaat Protein

Sumber energi, Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan, Sebagai sintesis, hormon, enzim, antibodi, dan Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel. F. Akibat Kekurangan Protein Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal: 1. Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin) Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem. 2. hipotonus (lemah otot) 3. gangguan pertumbuhan 4. hati lemak 5. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian. Rating: 10.0/10 (1 vote cast) Protein!!, 10.0 out of 10 based on 1 rating

Artikel berhubungan:

Sicklemia!!

Karbohidrat!!

Lipid (Lemak)!!

Protein dan Air Dapat Menyimpan Gas Hidrogen!!

Mineral!! Komentar Sobat

Ad4m San - Free Full Software | Tips and Trik | Science 2009-2012. All Right Reserved

Theme by : Ipage and Hostmonster

Home About Idealnya Seorang Pemuda (Muhammad Iqbal)

Mivt's BlogI live in small world, carry on with no small brief December 7, 2010

HIDROLISIS PROTEIN DAN IDENTIFIKASI ASAM AMINO by Fazza_KendariBy Faaza BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer-polimer pada prtein. Asam amino dapat mengalami proses hidrilisis yang menghasilkan hidrolisat protein. Hidrolisat protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Fungsi hidrolisat protein dapat sebagai penyedap atau sebagai intermedia tes untuk isolasi dan memperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagai diet untuk penderita pencernaan.

Dengan menggunakan teknik kromatografi, berbagai macam asam amino dalam hidrolisat protein dapat diidentifikasi. Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya.Selain teknik ini, ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi protein.Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum dan uji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadap tirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus CO dan NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asam amino yang mengandung inti benzena. Oleh karena itu dalam praktikum ini akan dilakukan hidrolisis protein dan identifikasi asam amino dari telur bubuk. B. Permasalahan Dari pemaparan di atas, timbul permasalahan yang selanjutnya akan dikaji dalam praktikum ini, yaitu 1. Bagaimana menghidrolisis protein dari telur ? 2. Bagaimana mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis? C. Tujuan Dari permasalahan yang diajukan, maka tujuan praktikum ini yaitu antara lain : 1. Untuk mengetahui cara menghidrolisis protein dari telur 2. Untuk mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini, antara lain : 1. Dapat mengetahui identifikasi asam amino yang mengandung sulfur dan inti benzen. 2. Dapat mengetahui komponen asam amino dari protein yang terdapat dalam telur dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Protein Komposisi telur dapat dikatakan sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, antara lain bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan, temperatur dan umur sapi, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah sebagai berikut: kadar air 87,1%, lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8%, kadar abu 0,72% dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak telur, yaitu vitamin A, D, E dan K (Abu bakar dkk, 2005). Protein merupakanpolimerheterogenmolekul-molekulasam amino.Dalam protein globuler, rantai-rantaisampinghidrofildan polar berada di bagianluardanrantaisampinghidrofobdan nonpolar berada di bagiandalam (Purwokodkk, 2007).Protein adalahsumberasam amino yang mengandungunsur C, H, O dan N yang tidakdimilikiolehlemakdankarbohidrat (Abu bakar dkk, 2005). Protein memiliki makromolekul (BM > 40.000) dantermasukjugakelompokmakronutriendenganPolipeptidarantaipanjangdengansalahsatuuj ungnyaberupaasamkarboksilatdanujunglainnyagugusamina. Protein dapatdiklasifikasikanberdasarkanfungsibiologinya, yaitusebagaienzim, protein transport, protein nutrient danpenyimpan, protein kontraktilataumotil, protein structural, protein pertahanan, dan protein pengatur.Protein dapatjugadibagimenjadiduagolonganutamaberdasarkanbentukdansifat-sifatfisiknya, yaitu protein globular dan protein serabut (Lehninger, 1982).Berdasarkankomposisikimianya, protein dibagiatas: 1. Simple Protein: Merupakan protein yang hanyamengandung 1-alfa-asam amino atauderivatnya.Beberapacontoh Simple Protein antara lain: albumin, globulin, glutein, protamin, albuminoid, danhiston. 2. Conjugated Protein: Merupakan protein yang bergabungdenganzat yang bukan protein.Zat yang bukan protein inidisebutgugusprostetik.Beberapacontoh Conjugated Protein antara lain: nukleoprotein, glikoprotein, fosfoprotein, lipoprotein, danmetalloprotein. Sifat-sifatstruktural protein dianggapberadadalam 4 buahtelurnanyaitu : a. Strukturprimer :rangkaianasam amino danlokasisetiapikatandisulfidadikodedalam gen b. Struktursekunder :pelipatanrantaipolipeptidamenjadimultiplikasi motif terikathidrogensepertistruktur -heliksdan -pleated sheet. Kombinasi motif-motif inidapatmembentuk motif supersekunder.

c. Strukturtersier :hubungan anta-domain strukturalsekunderdanantar-residu yang letaknyaterpisahjauhdalampengertianstruktur primer. d. Strukturkwartener :hanyaterdapatdalam protein oligomerik ( protein denganduaatautigarantaipolipeptida), menjelaskantitiktitikkontakdanhubunganlainnyaantarapolipeptidaatau subunit inti (Panil, 2004). Sembilan puluhpersendari protein seladalahenzim-enzim yang kepadanyalahtergantungstrukturdasar yang menentukanfungsi sel. Fungsi protein dalamtubuhadalahmembangundanmenjagaataumemelihara protein jaringandan organ tubuh, menyediakanasam-asam amino makanan, menyediakanenegidalamtubuh, menyediakansumberlemakbadan, menyediakansumberguladarah, sumberglikogendarah, sumber enzyme tubuh, sumberbeberapahormondalamtubuh, menyediakanbangunandasaruntuksetidak-tidaknyasatu vitamin B komplek, menyediakankomponentertentu dari DNA, RNA dan ATP (Triyono, 2007). B. Hidrolisis Protein Ikatan peptida yang membangun rantai polipeptida dalam protein dapat diputus (dihidrolisis) menggunakan asam, basa atau enzim pemecahan ikatan peptida dalam kondisi asam atau basa kuat merupakan proses hidrolisis kimia dan pemecahan ikatan peptida menggunakan enzim merupakan proses hidrolisis biokimia reaksi hidrolisis peptida akan menghasilkan produk reaksi yang berupa satu molekul dengan gugus karboksil dan molekul lainnya memiliki gugus amina (Juniarso dki, 2007). Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antar asam amino tersebut. Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetri, kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi, dan elektroforesis. Salah satu metode yang banyak memperoleh pengembangan adalah metode kromatografi. Macam-macam kromatografi adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi penukar ion (Poejadi, 1994). C. Identifikasi Asam Amino Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida (Astuti, 1999). Asam amino merupakan komponen penyusun utama protein dan dibagi dalam dua komponen yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam bentuk makanan, sedangkan asam amino non esensial dapat diproduksi dalam tubuh. Asam amino umumnya berbentuk

serbuk dan mudah larut dalam air, namun tidak larut dalam pelarut organik non polar (Sitompul, 2004). Asam amino dan protein secaraumummempunyaisifat-sifatfisik yang sama. Dari keseluruhanasam amino yang terdapat di alamhanya 20 asam amino yang yangbiasadijumpaipada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi (Girindra, 1993).

D. Plat KLT Plat KLT digunakanuntukmendeteksikeberadaansuatusenyawadalamsampeldenganmemdandingkanni laiRf yang diperolehpadasampeldannilaiRfsenyawastandar. Plat KLT seringdikombinasikandengankromatografikolomuntukmengidentifikasifraksi-fraksi yang dipisahkandarisuatusampel. Prinsip yang digunakanKromatografi Lapis Tipis iniadalahperambataneluen yang membawasenyawatertentupada media fasediam, yakni plat KLT.Eluenataufasagerak yang digunakanharuslahmerupakancampurandaribeberapalarutan yang memilikikepolaran yang berbeda, tujuannya agar senyawa-senyawa yang memilikikepolaran yang berbeda-bedadapatdipisahkandenganeluentersebut (Rahmat, 2010).

BAB III METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin 11 Oktober 2010 bertempat di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara. B. Alat dan Bahan 1. Alat Praktikum

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Erlenmeyer 250 mL 2 buah, labu takar 50 mL 2 buah, batang pengaduk, gelas kimia 100 mL, neraca analitik, autoclave, hot plate, botol semprot, pipet ukur 10 mL, chamber, pipet tetes, corong, gegep, filler, dan masker. 2. Bahan Praktikum Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu telur bebek, HCl pekat 10 mL, Ba(OH)2 10 mL, akuades, NaOH 40% 1 mL, HNO3 pekat 1 mL, Pb-asetat, larutan ninhidrin, dan kertas saring.

C. Prosedur Kerja 1). Hidrolisis protein secara kimia

- Dimasukkan dalam labu erlenmeyer 50 mL - Ditambahkan 10 mL HCl8 N Larutandalamerlenmeyer - Disumbat labu menggunakan kapas - Dibungkus dengan kertas - Dimasukkan dalam autoklaf 1 atm

Hidrolisat

- Diamati warnanya

- Diukur pHnya - Ditambahkan Ba(OH)2.8H2O sampai pHnya netral - Ditambahkan air mendidih Endapan Filtrat

Disaring

- Disimpan untuk percobaan Dibuang selanjutnya

2). Uji Ninhidrin

Larutanberwarnabiru

3). Uji Sulfur

Larutanmenjadiberwarnacokelat

4). Uji Intibenzena

Warna kuning menjadi berwarnakuning 5). Kromatografi lapis tipis asam amino (hasil hidrolisis protein)

Asam amino standar

Sampel(protein hasilhidrolisis)

- Diteteskan masing-masing pada kertas kromatografi dengan pipet kapiler secara berdampingan dengan jarak 2-3 cm Eluatpada platkromatografi

- Dijenuhkan dengan uap eluen pada chamber - Dibiarkan eluen meresap pada plat kromatografi hingga jarak 4,5 cm - Dikeluarkan dari chamber - Dikeringkan pada suhu 105-110C

- Disemprot dengan larutan ninhidrin - Dikeringkan lagi pada suhu 105-110C selama 5 menit

- Dihitung jarak noda-noda asam amino pada kertas kromatografi - Dihitung nilai Rf tiap noda dan dicatat nodanya Nilai Rf dari masing-masing noda = BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan No. 1. Perlakuan Hidrolisis Protein - Telur cair + 10 mL HCl Pekat diautoklaf hingga 15 Psi - Hidrolisat disaring, filtratnya dibagi menjadi dua larutan - Larutan 1 + putih telur - Larutan 2 + kuning telur Uji Kualitatif 2. a) Asam Amino mengandung S Pengamatan Terbentuk hidrolisat

- Lar. 1 + 1 mL NaOH 40% dipanaskan + Pb Asetat 3 tetes - larutan berubah menjadi warna - Lar. 2 + 1 mL NaOH 40% dipanaskan kuning + Pb Asetat 3 tetes - larutan menjadi cokelat kehitaman Uji Positif b) Asam Amino mengandung inti

benzene - Lar. 1 + 1 mL HNO3 pekat dipanaskan, didinginkan, dibagi 2. Larutan pertama + NH4OH - Lar. 2 + 1 mL HNO3 pekat dipanaskan, didinginkan, dibagi 2. Larutan pertama + NH4OH

- larutan kurang mengandung inti benzen - larutan banyak mengandung inti benzen

c)

Uji Ninhidrin

- Lar. 1 + 0.5 mL ninhidrin dipanaskan. - Lar. 2 + 0.5 mL ninhidrin dipanaskan. Larutanberwarnabiru, ujipositifNinhidrin.

UjiKuantitatifdenganKromatografiKertas: RfSampel s Rf P1 = RfAsam Amino s Rf Alanin =

s Rf P2 = s Rf P3 = s Rf P4 = s Rf P5 = s Rf P6 = s Rf K1 = s Rf K2 = s Rf K3 = s Rf K4 = s Rf K5 = s Rf K6 =

s Rf Arginine

=

s Rf Asparagine = s Rf Tryptophane = s RfCystine s Rf As. Glutamat s Rf Glysine = = =

s Rf L-Tyrosine = s Rf Metionin =

s Rf Phenilalamin = s Rf Serine s Rf Valine = =

B. Pembahasan Hidrolisis yang dilakukan pada percobaan ini dengan sampel telurayamrasyaitu menggunakan asam sulfat pekat. Hidrolisis ini dilakukan selama 1 jam didalam autoklaf dengan tujuan untuk mensterilkan bahan dengan uap air panas bertekanan. Hidrolisat yang dihasilkan ternyata memiliki warna coklat tua karena protein dari telur tersebut telah mengalami kerusakan akibat teroksidasi.Hidrolisat yang diperoleh harusdinetralkanterlebuhdahulu agar proses selanjutnyaberjalanstabil (pada pH normal). Penetralandilakukandengan menambahkanNH4OH sampai suasana netral yang diidentifikasi dengan menggunakan kertas pH. Identifikasi asam amino dilakukan dengan dua uji, yaitu uji asam amino mengandung sulfur dan uji asam amino mengandung inti benzena. Pada uji asam amino mengandung

sulfur dilakukan dengan penambahan NaOH 40% pada hidrolisat dan dipanaskan untuk mendenaturasi asam amino sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS, sehingga diperoleh perubahan warna larutan dari kuning pekat menjadi cokelatkehitaman.DenganterbentuknyaendapanPbSmenunjukkanujipositifterhadapasam amino yang mengandung atom S. asam amino yang mengandung atom S adalahSisteindanMetionin, adapunstrukturdarikeduaasam amino tersebutdapatdilihatsebagaiberikut:

Akan tetapiberdasarkan data Rf yang diperolehdarihasilelusikandungantelur, tidakdidapatkanRf yang sesuaidenganRfstandarkeduaasam amino ini, namuntetapsajaendapanPbSterbentuk. NampaknyaterjadikesalahandalampengukuranRfsampel yang manamengakibatkantidakcocoknyaRf standard danRfsampeluntuksenyawaasam amino yang mengandung atom S.BerdasarkanhasilRf yang paling dekatdenganRfstandaradalahRf P5 yang bernilai 0,2 danRfsistein yang bernilai 0, sedangkanRfmetioninadalah 0,51 dan yang mendekatinyaRf P1 yang bernilai 0,43. Sehinggadapatdipastikanasam amino yang terdapatpadasampelteluradalahasam amino sistein. Ujiselanjutnyaadalahidentifikasiasam amino mengandung inti benzen, asam amino yang mengandunginti benzene adatigayaitufenilialanin, tirosindantriptofan.Fenilalaninbanyakdigunakan di industimakanandanminumansebagaipenambahkandungan protein sintetik.Strukturdariketigasenyawainiadalah:

Ujiasam amino denganinti benzene dilakukan dengan penambahan HNO3 pada hidrolisat.Setelahitucampurandipanaskan sehingga diperoleh perubahan warna larutan dari kuning pekat menjadi kuning muda. Inti benzen dapat ternitrasi oleh HNO3 pekat menghasilkan turunan nitrobenzen. Dari nilaiRf yang diperolehpadahasilelusieluendansampelmenunjukkanadanyaRfasam amino sampel yang identikdenganRfasam amino standar, yaitu yang ditunjukkanolehRf K5 yang bernilaisamadenganRfasam amino triptofanyakni 0,23. SelanjutnyaRf yang hampirsamadenganasam amino tirosinditunjukkanpadaRf P5 yang bernilai 0,2. Dan tidakadaRf yang mendekatidenganRffenilalanin. Sehinggadapatdipastikanasam amino tirosindantriptofanterkandungdalamsampeltelur yang digunakan. SemuaRf yang ditampilkan di atasdiperolehdenganmengelusisampeldenganeluenpada plat Kertas, eluen yang digunakanberupacampuran n-butanol, asamasetatdan air denganperbandingan 8:2:8. Eluen yang digunakanharusmerupakancampurandarilarutanlarutantertentudengankepolaran yang berbeda-beda, fungsinyaadalah agar eluendapatmembawajenis-jenissenyawa yang terkandung di dalamsampel yang sejenisdengankepolaraneluen.Ketikasampeldielusidenganeluen komponen-komponen dari

campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan dankecepatanyang berbeda. Hasilderielusiinibelumdapatdilihatdenganjelassehinggaperludioleskanlarutan ninhidrin pada plat kertasyang kemudian dikeringkan di dalam oven. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna khas ungu-biru sampai kecoklatansepertireaksiberikut: NampaknyadarihasilpembacaanRfpadasampeldidapatkantidakhanyaRfasam amino yang diujikan, melainkanterdapat pula asam amino lain sepertiArginin yang identikdenganRf P5 yakni 0,2; valine yang identikdenganRf P1 yakni 0,43 danasam glutamate yang identikdenganRf K5 yakni 0,23. Ketigasenyawatersebutmemilikistruktursebagaiberikut:

DAFTAR PUSTAKA Abubakar dan M. Ilyas, 2005. Mutu Telur Karamel Asal Telur Pecah Selama Penyimpanan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005.

Astuti, Yeti, 2009, Analisi Protein, Gramedia, Jakarta.

Girindra, Aisjah, 1993, Biokimia 1, GramediaPustakaUtama, Jakarta.

Juniarso, E., T., Safari, A., danPamungkas, R., A., 2007, PemanfaatanLimbahIkanMenjadiEkstrakKasar Protease Dari Isi PerutIkanLemuru (Sardinella Sp.) Untuk Proses DeproteinisasiLimbahUdangSecaraEnzimatikMenjadiKitosan, UniversitasJember.

Lehninger, Albert l. 1982.Dasar DasarBiokimiaJilid I. Erlangga. Jakarta.

Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Poedjadi, Anna, 1994, Dasar-DasarBiokimia, Universitas Indonesia. Jakarta.

Purwoko, T., Handajani, N., S., 2007, Kandungan Protein KecapManisTanpaFermentasiMoromiHasilFermentasiRhizopusoryzaedanR. oligosporus, BIODIVERSITAS, Vol 8, Nomor 2, Hal, 223-227.

Rahmat, MiftaNur, 2010, UlasanSekilasMengenai KLT, Kendari: Zam-zam Office.

Sitompul, S., 2004, Analisis Asam Amino dalam Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai, Buletin Tekhnik Pertanian, Vol. 9, Nomor 1.

Triyono, 2007, Pengaruh Tingkat Protein RansumPadaAkhirMasaKebuntinganPertamaTerhadapPerforman Dan BeratLahirPedetSapiPerahPeranakan Friesian Holstein (Pfh), UniversitassebelasMaret, Surakarta.

Like this:Like Be the first to like this post.

About Faaza

an Ordinary person with extraordinary dreams View all posts by Faaza This entry was posted on Tuesday, December 7th, 2010 at 12:08 am and posted in Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. KARAKTERISASI LIPID by Fazza_kendari Hidrolisis Protein by Fazza_Kendari

Leave a ReplyEnter your comment here...

Fill in your details below or click an icon to log in:

Email (required) (Address never made public) Name (required) Website

You are commenting using your WordPress.com account. ( Log Out / Change )

You are commenting using your Twitter account. ( Log Out / Change )

You are commenting using your Facebook account. ( Log Out / Change ) Cancel Connecting to %s Notify me of follow-up comments via email.

Cari aja apa yang bisa di cari, jangan nyerahhh Abu Silmi (Mifta Nur Rahmat)

Anak soleh, yang beranjak dewasa...

My bestsPosts | Pages | CommentsAll | Today | This Week | This Month o

There are no rated items for this period.

Islamic Calendar My Facebook

Mifta Nur Rahmat

Create Your Badge Subscribe RSS Blog at WordPress.com. Theme: Elegant Grunge by Michael Tyson. Follow

Follow Mivt's BlogGet every new post delivered to your Inbox.

Powered by WordPress.com

Gas air mata adalah istilah yang digunakan untuk menyebut gas kimia yang digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata dan/atau sistem pernapasan. Gas air mata bisa disimpan dalam bentuk semprotan maupun granat. Alat ini sangat lazim digunakan oleh kepolisian dalam melawan kerusuhan dan dalam penangkapan.

Bahan kimia yang sering dipakai pada gas air mata antara lain gas CS, CN, CR, dan semprotan merica gas OC. Kadang-kadang kita mendengar kata "gas air mata". Itu lho yang biasa digunakan untuk membubarkan para demonstran yang sedang berdemo menyuarakan aspirasi rakyat . Hmm . . Sebenarnya gas air mata itu apa sih? :question: Gas air mata adalah setiap senyawa kimia yang merangsang pengeluaran air dari kelenjar mata (menyebabkan iritasi pada selaput lendir mata). Senyawa yang biasanya umum digunakan adalah senyawa sintetik halogen. Sebenarnya senyawa itu bukan gas murni lho, melainkan cairan atau zat padat yang menyebar cepat dalam udara. Contoh senyawa lainnya antara lain khloroasetofenon, bensil bromida, bromoaseton, etil bromoasetat, alfa bromobensil sianida.

KnowledgeSEMUA ADA ILMUNYA

Home Home About Uncategorized KIMIA Uncategorized KIMIA KESEHATAN KIMIA LINGKUNGAN Uncategorized KIMIA KESEHATAN KIMIA LINGKUNGAN

ArsipArchive for the KIMIA Category

AdditivesMaret 30, 2012 azharadi Tinggalkan komentar

Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Jenisjenis zat aditif antara lain pewarna, penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet, pengemulsi dan pemutih. Zat aditif pada makanan ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan (sintetik). Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping. Lain halnya dengan zat aditif sintetik. CONTOH ZAT ADITIF : Monosodium Glutamat Monosodium glutamat atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan flafour atau cita rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam masakan, banyak menimbulkan kontroversi baik bagi para produsen maupun konsumen pangan karena beberapa bagian masyarakat percaya bahwa bila mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi. Di Cina gejala alergi ini dikenal dengan nama Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Beberapa laporan menyatakan bahwa orang-orang yang makan di restoran Cina, setelah pulang timbul gejala-gejala alergi sebagai berikut: mula-mula terasa kesemutan pada punggung dan leher, bagian rahang bawah, lengan serta punggung lengan menjadi panas, juga gejala-gejala lain seperti wajah berkeringat, sesak dada dan pusing kepala akibat mengkonsumsi MSG berlebihan. Gejala-gejala ini mula-mula ditemukan oleh seorang dokter Cina yang bernama Ho Man Kwok pada tahun 1968 yaitu timbulnya gejala-gejala tertentu setelah kira-kira 20 sampai 30 menit konsumen menyantap makanan di restoran China. Komisi penasehat FDA (FDAs Advisory Committee) bidang Hypersensitivity to Food Constituents dari hasil penelitiannya melaporkan 2 hal mengenai gejala CRS tersebut yaitu: MSG dicurigai sebagai penyebab CRS dan pada saat itu ditemukan bahwa ternyata hidangan sup itulah yang dianggap sebagai penyebab utama timbulnya gejala CRS tersebut. Kesimpulan Komisi Penasihat FDA terhadap penelitian tersebut yaitu MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum tetapi reaksi hipersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil masyarakat. Ambang batas MSG untuk manusia adalah 2 sampai 3 g, dan dengan dosis lebih dari 5 g maka gejala alergi (CRS) akan muncul dengan kemungkinan 30 persen. Penggunan vetsin (MSG) dalam beberapa jenis makanan bayi yang dipasarkan dalam bentuk bubur halus, yang dikenal sebagai baby Foods sesungguhnya dilakukan hanya untuk memikat konsumen (ibu-ibu) oleh rasa lezat. Sedangkan pengaruhnya terhadap makanan, vetsin tidak akan menambah gizi maupun selera makan bagi bayi karena bayi tidak begitu peduli oleh rasa. Dari hasil penelitian Dr. John Alney dari fakultas Kedokteran Universitas Washington, St. Louis pada tahun 1969 menunjukkan bahwa penggunaan vetsin dalam dosis yang tinggi (0,5 mg/kg berat badan setiap

hari atau lebih) diberikan sebagai makanan kepada bayi-bayi tikus putih menimbulkan kerusakan beberapa sel syaraf di dalam bagian otak yang disebut Hypothalamus. Bagian otak inilah yang bertanggung jawab menjadi pusat pengendalian selera makan, suhu dan fungsi lainnya yang penting. Bagi ibu-ibu yang sedang mengandung dan mengkonsumsi MSG dalam jumlah besar, di dalam plasentanya ternyata ditemukan MSG dua kali lebih banyak dibanding dalam serum darah ibunya. Hal ini berarti jabang bayi mendapat masukan MSG dua kali lebih besar. Percobaan terhadap vetsin dari segi gizi dan rasa bagi bayi tidak ada gunanya, maka penghindaran pemakaian dan konsumsi MSG bagi bayi dan ibu mengandung perlu diperhatikan, dikurangi atau bila perlu dicegah. Sakarin dan Siklamat Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari beberapa penelitian ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Dari hasil uji coba menunjukkan bahwa meningkatnya tumor kandung kemih pada tikus melibatkan pemberian dosis kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1: 9. Siklamat yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan enak rasanya tanpa rasa pahit walaupun tidak berbahaya dan digunakan secara luas dalam makanan dan minuman selama bertahun-tahun, keamanannya mulai diragukan karena dilaporkan dari hasil penelitian pada tahun 1969 bahwa siklamat dapat menyebabkan timbulnya kankaer kandung kemih pada tikus yang diberi ransum siklamat. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat karsinogenik. Tingkat peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan yaitu LD50 (50% hewan percobaan mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian lain menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom. Pada penelitian lainnya menunjukkan bahwa siklamat terbukti tidak bersifat karsinogen dan uji mutagenisitas jangka pendek tidak membuahkan hasil yang konsisten. Hal ini menyebabkan siklamat di beberapa negara diizinkan kembali penggunaannya, kecuali negara Amerika Serikat tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai zat tambahan makanan. Di Indonesia menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam makanan berkalori rendah dan untuk penderita diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan makanan/minuman. Menurut WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan. Sedangkan pemakaian sakarin menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 208/Menkes/Per/1V/85 tentang pemanis buatan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 tentang bahan tambahan pangan, menyatakan bahwa pada makanan atau minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes melitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg. Tartrazin Tartrazin adalah salah satu zat pewarna buatan yang berwarna kuning dan dipergunakan

secara luas dalam berbagai makanan olahan. Zat pewarna ini telah diketahui dapat menginduksi reaksi alergi, terutama bagi orang yang alergi terhadap aspirin. Asam Benzoat Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm atau 1 gram per kg bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan. Konsumsi yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan semakin banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi dengan konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat. Asam benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat badan (hanssen, 1989 dalam Warta Konsumen, 1997). Asam benzoat berdasarkan bukti-bukti penelitian menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah terhadap manusia dan hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg berat badan melalui injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10 mg/hari selama beberapa hari tidak mempunyai efek negatif terhadap kesehatan. Kalium Sorbat Kalium sorbat merupakan salah satu dari garam-garaman sorbat yang lainnya yaitu K, Na, dan Ca sorbat. Zat pengawet K-sorbat mempunyai fungsi dan batasan maksimum penggunaan yang sama dengan asam benzoat. Oleh karena itu penggunaan K-sorbat sebagai pengawet dalam bahan makanan juga tidak boleh berlebihan agar tidak terjadi keracunan. ADI K-sorbat adalah 25 mg/kg berat badan. Penggunaan maksimum K-sorbat dalam makanan berkisar antara 0,05 0,3 % untuk yang diaplikasikan langsung dan antara 10 20 % untuk yang disemprotkan atau diaplikasikan pada permukaan makanan. Garam sorbat itu lebih sering digunakan karena mempunyai kelarutan yang lebih baik dalam air dan bekerja dalam keadaan tak terdisosiasi, dengan keaktifan 10 600 kali bentuk asamnya. Natrium nitrit atau sodium nitrit Natrium nitrit merupakan zat tambahan pangan yang digunakan sebagai pengawet pada pengolahan daging. Natrium nitrit sangat penting dalam mencegah pembusukan terutama untuk keperluan penyimpanan, transportasi dan ditribusi produk-produk daging. Natrium nitrit juga berfungsi sebagai bahan pembentuk faktor-faktor sensori yaitu warna, aroma, dan cita rasa. Oleh karena itu dalam industri makanan kaleng penggunaan zat pengawet ini sangat penting karena dapat menyebabkan warna daging olahannya menjadi merah atau pink dan nampak segar sehingga produk olahan daging tersebut disukai oleh konsumen. Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan menyatakan bahwa kadar nitrit yang diijinkan pada produk akhir daging proses adalah 200

ppm. Sedangkan USDA (United States Departement Of Agriculture) membatasi penggunaan maksimum nitrit sebagai garam sodium atau potasium yaitu 239,7 g/100 L larutan garam, 62,8 g/100 kg daging untuk daging curing kering atau 15,7 g/100 kg daging cacahan untuk sosis. Bagi anak-anak dan orang dewasa pemakaian makanan yang mengandung nitrit ternyata membawa pengaruh yang kurang baik. Nitrit bersifat toksin bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Nitrit dalam tubuh dapat mengurangi masuknya oksigen ke dalam sel-sel atau otak. Name(wajib) Email(wajib) Comment(wajib)

Categories: KIMIA

AIR DAN SIKLUS AIRNovember 13, 2011 azharadi Tinggalkan komentar Pengertian Air secara Teori Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi,tetapi tidak di planet lain.

Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi.

Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Dan merupakan satusatunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengertian Air secara Kimia Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air terdapat di mana-mana, sekitar 97 % air di bumi kita ini terdapat di laut/lautan yang sudah tercampur dengan bermacam-macam garam sebagai pencemar, 1,3 % berupa air tawar/segar (antara lain es yang berada di kutub), air permukaan tanah (air sungai, air danau, air selokan, air payau), air tanah (air sumur, air artetis, kantung-kantung air dalam

tanah), air di atmosfer (kabut, awan). Air tersebut kondisinya belum tentu bersih, melainkan sudah tercampur dengan bermacam-macam kotoran bergantung pada daerah tempat sumber air itu berada dan pada daerah yang dilaluinya. Sifat-sifat kimia dan fisika Air bersifat :

tidak berwarna tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar [P= 100 kPa (1 bar); T=273,15 K (0 C)] merupakan suatu pelarut yang penting Memiliki massa molar sebesar 18.0153 g/mol Memiliki titik lebur 0 oC (273.15 K) (32 oF); titik didih 100 oC (373.15 K) (212 o F); Memiliki kalor jenis sebesar 4184 J/(kgK) (cairan pada 20 C)

Penggolongan Air Air Tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah Air tanah dibagi menjadi dua, yakni: 1. Air Tanah Preatis : merupakan air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable. Air Tanah Artesis : merupakan Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air. Air Permukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1.Perairan Darat : merupakan air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.

2.Perairan Laut : merupakan air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut. Terdapat perbedaan yang cukup besar antara air tanah dengan air permukaan.Hal ini disebabkan oleh kandungan berbagai zat, baik yang terlarut maupun yang tersuspensi dalam perjalanan menuju ke laut. Air permukaan yang terkumpul dalam danau atau waduk megandung nutrisi penting untuk pertumbuhan ganggang. Air permukaan yang mengandung bahan organik mudah terurai dalam konsentrasi tinngi secara normal akan mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas air permukaan Siklus Air Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut Ternyata presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda: 1. Evaporasi / transpirasi 2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah 3. Air Permukaan Evaporasi / transpirasi air yang di laut, daratan, sungai, tanaman, dsb menguap (ke angkasa) menjadi awan awan jenuh akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan

Air Permukaan Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.Tempat terbesar tejadi di laut.

Categories: KIMIA

Beragam Pengertian Analisis Gravimetri Dan TitrimetriMaret 30, 2011 azharadi 2 komentar Beragam Pengertian Analisis Gravimetri Dan Titrimetri

ANALISIS GRAVIMETRI DAN TITRIMETRI

Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif dengan penimbangan. Tahap awal analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui dari komponen-komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan pengendapan. Pengukuran dalam metode gravimetri adalah dengan penimbangan, banyaknya komponen yang dianalisis ditentukan dari hubungan antara berat sampel yang hendak dianalisis, massa atom relatif, massa molekul relatif dan berat endapan hasil reaksi.

Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan elektrolisis. 1. Metode Pengendapan Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang. Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan. Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130 derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu 800 derajat celcius tergantung suhu dekomposisi dari analit. Pengendapan kation misalnya, pengendapan sebagai garam sulfida, pengendapan nikel dengan DMG, pengendapan perak dengan klorida atau logam hidroksida dengan mengetur pH larutan. Penambahan reagen dilakukan secara berlebihan untuk memperkecil kelarutan produk yang diinginkan. aA +rR -> AaRr(s) Penambahan reagen R secara berlebihan akan memaksimalkan produk AaRr yang terbentuk. 2. Metode Penguapan Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponenkomponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah menguap. Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air kristal yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 110-130 derajat celcius, garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal. 3. Metode Elektrolisis

Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0. Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah. Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel relatif besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam sampel hanya berupa unsurpelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat hasil yang teliti. Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa sampel padat maupun sampel cair.1

1

http://forum.um.ac.id/index.php?topic=23812.0

Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktorfaktor koreksi dapat digunakan. Penggunaan gravimetri, dapat digunakan dalam analisis kadar air. Kadar air bahan bisa ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung. Bila yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas dihitung berdasarkan padatan tersebut maka disebut gravimetri evolusi tidak langsung. Untuk penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa dimaksud pada suhu 110o130oC. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya.22

http://id.wikipedia.org/wiki/Gravimetri_%28kimia%29

Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).

Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetric adalah sebagai berikut : 1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat. 2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang kuantitatif/stokiometrik. 3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun secara fisika. 4. Harus ada indicator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan. Alat-alat yang digunakan pada analisa titrimetri ini adalah sebagai berikut : 1. Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu tentukur, dan pipet volume yang telah di kalibrasi. 2. Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku primer dan sekunder dengan kemurnian tinggi. 3. Indikator atau alat lain yang dapat menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar misalnya arsen trioksida pada pembakuan larutan iodium. Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer, dan kemudian digunakan untuk membakukan larutan standar, misalnya larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium. Penggolongan analisis titrimetri ini, berdasarkan ;

1. Reaksi Kimia :

Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi) Reaksi oksidasi-reduksi (redoks) Reaksi Pengendapan (presipitasi) Reaksi pembentukan kompleks

2. Berdasarkan cara titrasi

Titrasi langsung Titrasi kembali (titrasi balik/residual titration)

3. Berdasarkan jumlah sampel

Titrasi makro

Jumlah sampel : 100 1000 mg Volume titran : 10 20 mL Ketelitian buret : 0,02 mL.

Titrasi semi mikro

Jumlah sampel : 10 100 mg Volume titran : 1 10 mL Ketelitian buret : 0,001 mL

Titrasi mikro

Jumlah sampel : 1 10 mg Volume titran : 0,1 1 mL Ketelitian buret : 0,001 mL3

3

http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/22/titrimetri/

B. Materi : Analisis secara gravimetri dan titrimetri. Prinsip utama kegiatan analisis secara gravimetri dan titrimetri adalah kemampuan

menggunakan peralatan pengujian dan teknik pengujian. Konsep melakukan analisis secara gravimetri dan titrimetri didasarkan pada : a. Teori dasar gravimetri Gravimetri merupakan analisis kuantitatif dengan menimbang unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk murninya. Analitnya dipisahkan secara fisis dari komponen lainnya. Sebagian analisis gravimetri menyangkut unsur yang akan ditentukan menjadi senyawa murni yang stabil dan mudah diubah ke dalam bentuk yang dapat ditimbang. Berat analat dapat dihitung dari rumus dan berat atom senyawa yang ditimbang. Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaannya. Hal terpenting dalam pengendapan suatu analit adalah kemurniannya dan kemudahan penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik pengendapan. Gravimetri terbagi menjadi dua : 1. Cara evolusi ; bahan yang direaksikan akan menimbulkan gas. Gas didapatkan dengan cara pemanasan atau mereaksikan dengan pereaksi tertentu. a. Cara tidak langsung. Besar gas diperoleh sebagai selisih berat analat sebelum dan sesudah reaksi. Contohnya adalah penentuan kadar air. Bahan yang akan dianalisis dipanaskan pada suhu tertentu dalam jangka waktu tertentu sehingga air menguap dan beratnya diperoleh sebagai selisih berat bahan sebelum dan sesudah pemanasan. Contoh lain adalah penentuan karbonat, karena pemanasan, karbonat terurai dan mengeluarkan gas CO2. Berat gas juga ditentukan dengan menimbang bahan sebelum dan sesudah pemanasan. b. Cara langsung. Gas yang terjadi ditimbang setelah diserap oleh suatu bahan yang khusus untuk gas tertentu. Pada penentuan kadar air, maka uap air yang terjadi dilewatkan tabung berisi bahan higroskopis yang tidak menyerap gas-gas lain. Berat tabung dengan isi sebelum dan sesudah uap diserap menunjukkan jumlah air. 2. Cara pengendapan ; analat direaksikan sehingga terjadi suatu endapan dan endapan itu ditimbang. a. Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan suatu pereaksi. Endapan biasanya berupa senyawa. Cara ini biasa disebut dengan gravimetri. b. Endapan dibentuk secara elektrokimia. Analat dielektrolisis sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini biasa disebut elektrogravimetri. b. Teori dasar titrimetri Analisis volumetri (titrimetri) adalah suatu proses untuk menentukan jumlah yang tidak diketahui dari suatu zat dengan mengukur volume secara kuantitatif larutan pereaksi yang digunakan untuk bereaksi sempurna dengan zat yang akan ditentukan. Dalam analisis volumetri perhitungan-perhitungan yang digunakan didasarkan pada hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi kimia seperti : aA + tT produk a merupakan molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T. Reagensia T disebut titran, ditambahkan sedikit-demi sedikit, biasanya dari dalam buret dalam bentuk larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan cara standardisasi. Penambahan titran diteruskan sampai jumlah T yang secara kimia setara dengan A, maka dikatakan telah tercapai titik ekivalensi dari titrasi itu. Untuk mengetahui kapan penambahan titran itu harus dihentikan maka digunakan suatu zat yang disebut indikator

yang dapat menunjukkan terjadinya kelebihan titran dengan perubahan warna. Perubahan warna ini bisa tepat atau tidak tepat pada titik ekuivalensi. Titik dalam titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Dalam kondisi idealnya adalah titik akhir sedekat mungkin dengan titik ekivalensi sehingga pemilihan indikator yang tepat merupakan salah satu aspek yang penting dalam analisis titrimetri untuk mengimpitkan kedua titik tersebut. Reaksi kimia yang berperan sebagai dasar dalam analisis titrimetri dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu ; Reaksi asam basa (Titrasi netralisasi) Reaksi didasarkan pada netralisasi proton (asam) oleh ion hidroksil (basa) atau sebaliknya : H3O+ + OH- 2H2O Asam kuat dan basa kuat terdisosiasi lengkap dalam larutan air jadi pH pada berbagai titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari kuantitas stoikiometri asam dan basa yang bereaksi. Perubahan besar pada pH selama titrasi digunakan untuk menentukan kapan titik kesetaraan itu dicapai. Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator. Banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak terdisosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Molekul-molekul semacam itu dapat digunakan untuk menetapkan kapan telah ditambahkan cukup titran dan disebut indikator tampak ( visual indicator) Beberapa jenis indicator : fenolftalein, brom kresol hijau, metil merah, metil oranye. Reaksi oksidasi reduksi (Titrasi redoks) Titrasi oksidasi reduksi adalah titrasi penentuan suatu oksidator oleh reduktor atau sebaliknya. Reaksinya merupakan reaksi serah terima elektron, yaitu elektron diberikan oleh pereduksi (proses oksidasi) dan diterima oleh pengoksidasi (proses reduksi). Indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi redoks adalah : 1. Warna dari pereaksinya sendiri (auto Indikator) Apabila pereaksinya sudah memiliki warna yang kuat, kemudian warna tersebut hilang atau berubah bila direaksikan dengan zat lain maka pereaksi tersebut dapat bertindak sebagai indikator. Contoh : KMnO4 berwarna ungu, bila direduksi berubah menjadi ion Mn2+ yang tidak berwarna atau larutan I2 yang berwarna kuning coklat dan titik akhir titrasi diketahui dari hilangnya warna kuning, perubahan ini dipertajam dengan penambahan larutan amilum. 2. Indikator Redoks Indikator redoks adalah indikator yang dalam bentuk oksidasinya berbeda dengan warna dalam bentuk reduksinya. Contohnya Difenilamin dan Difenilbensidina, indikator ini sukar larut di dalam air,pada penggunaannya dilarutkan dalam asam sulfat pekat. 3. Indikator Eksternal Indikator eksternal dipergunakan apabila indikator internal tidak ada. Contoh, Ferrisianida untuk penentuan ion ferro memberikan warna biru. 4. Indikator Spesifik Indikator spesifik adalah zat yang bereaksi secara khas dengan salah satu pereaksi dalam titrasi menghasilkan warna. Contoh : amilum membentuk warna biru dengan iodium atau tiosianat membentuk warna merah dengan ion ferri. Reaksi pengendapan (Titrasi presipitasi) Titrasi pengendapan adalah titrasi yang melibatkan terbentuknya endapan. Berdasarkan pada cara penentuan titik akhirnya, ada beberapa metode titrasi pengendapan , yaitu : a. Metode Guy Lussac (cara kekeruhan)

b. Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna pada titik akhir) c. Metode Fajans (adsorpsi indikator pada endapan) d. Metode Volhard (terbentuknya kompleks berwarna yang larut pada titik akhir). Reaksi pembentukan kompleks (Titrasi kompleksometri) Titrasi pembentukan kompleks (Kompleksometri) adalah suatu metode analisis berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks (ligan). Ligan yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah Dinatrium Etilen Diamin Tetra Asetat ( Na2EDTA) yang mempunyai rumus bangun sebagai berikut : HOOCCH2 CH2COONa NCH2CH2N NaOOCCH2 CH2COOH Reaksi pembentukan kompleks dengan ion logam adalah : H2Y2- + Mn+ Myn-4 + 2H+ H2Y2- = EDTA Penentuan titik akhir titrasi kompleksometri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Cara Visual Sebagai indikator digunakan jenis indikator logam seperti : Eriochrom Black T (EBT), Murexide, Xylenol Orange, Dithizon, Asam sulfosalisilat. 2. Cara Instrumen Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan instrumen fotometer atau potensiometer. Macam-macam titrasi kompleksometri menggunakan EDTA adalah: 1. Titrasi langsung Dilakukan untuk ion-ion logam yang tidak mengendap pada pH titrasi, reaksi pembentukan kompleks berjalan cepat, dan ada indikator yang cocok. 2. Titrasi kembali Dilakukan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH titrasi, reaksi pembentukan kompleks berjalan lambat dan tidak ada indikator yang cocok. 3. Titrasi substitusi Dilakukan untuk ion-ion logam yang tidak bereaksi (atau tidak bereaksi sempurna) dengan indikator logam atau untuk ion-ion logam yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil daripada kompleks ion-ion logam lain. (seperti ion-ion Ca2+ dan Mg2+) 4. Titrasi tidak langsung Dilakukan dengan berbagai cara yaitu; a. Titrasi kelebihan kation pengendap (misalnya penetapan ion sulfat) b. Titrasi kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks (misalnya penetapan ion sianida). Syarat reaksi yang dapat digunakan dalam analisis titrimetri adalah: Reaksi harus berjalan sesuai dengan suatu persamaan reaksi tertentu. Tidak boleh ada reaksi samping. Reaksi harus berjalan secara lengkap pada titik ekuivalensi (Tetapan kesetimbangan harus sangat besar) Ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam beberapa menit4

4

http://haryvedca.wordpress.com/2010/08/31/modul-analisis-secara-gravimetri-dantitrimetri/

TITRIMETRIBeberapa Pengertian dan Istilah Titrimeti Analisa titrimetri atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik adalah sebagai berikut : Reaksinya harus berlangsung sangat cepat. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang kuantitatif/stokiometrik. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun secara fisika.

Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan. Alat-alat yang digunakan pada analisa titrimetri ini adalah sebagai berikut : Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu tentukur, dan pipet volume yang telah di kalibrasi. Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku primer dan sekunder dengan kemurnian tinggi. Indikator atau alat lain yang dapat menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Penggolongan analisis titrimetri ini, berdasarkan ; 1. Reaksi Kimia : Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi) Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah bersifat asam dan sebaliknya. Berdasarkan sifat larutan bakunya, titrasi dibagi atas : Asidimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku asam. Contoh : HCl, H2SO4 Alkalimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku basa. Contoh : NaOH, KOH Reaksi oksidasi-reduksi (redoks) Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa/ ion yang bersifat sebagai oksidator dengan senyawa/ ion yang bersifat sebagai reduktor dan sebaliknya. Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas : Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator. Yang termasuk titrasi oksidimetri adalah : Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4

Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7 Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2, Ce(NH4)2SO4 Iodimetri, larutan bakunya : I2 Reduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor. Yang termasuk titrasi reduksimetri adalah : Iodometri, larutan bakunya : Na2S2O3 . 5H2O Reaksi Pengendapan (presipitasi) Yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang menghasilkan endapan/ senyawa yang praktis tidak terionisasi. Yang termasuk titrasi pengendapan adalah : Argentometri, larutan bakunya : AgNO3 Merkurimetri, larutan bakunya : Hg(NO3)2/ logam raksa itu sendiri Reaksi pembentukan kompleks Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ ion-ion logam. Larutan bakunya : EDTA 2. Berdasarkan cara titrasi Titrasi langsung Titrasi kembali (titrasi balik/residual titration) 3. Berdasarkan jumlah sampel Titrasi makro Jumlah sampel : 100 1000 mg Volume titran : 10 20 mL Ketelitian buret : 0,02 mL. Titrasi semi mikro

Jumlah sampel : 10 100 mg Volume titran : 1 10 mL Ketelitian buret : 0,001 mL Titrasi mikro Jumlah sampel : 1 10 mg Volume titran : 0,1 1 mL Ketelitian buret : 0,001 mL Larutan Baku Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan teliti. Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa baku. Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu : Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan volume larutan yang dibuat. Contohnya : H2C2O4 . 2H2O, Asam Benzoat (C6H5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, As2O3, KBrO3, KIO3, NaCl, dll. Syarat-syarat baku primer : Diketahui dengan pasti rumus molekulnya Mudah didapat dalam keadaan murni dan mudah dimurnikan Stabil, tidak mudah bereaksi dengan CO2, cahaya dan uap air Mempunyai Mr yang tinggi Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer kareana sifatnya yang tidak stabil, dan kemudian digunakan untuk membakukan larutan standar. Contoh : larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium. Keterangan : pa (pro analisa) No. 1. 2. Larutan Baku NaOH HCl Baku Primer H2C2O4 (as. oksalat), C6H5COOH (as. benzoat), KHP Na2B4O7 (nat. tetraborat), Na2CO3 (nat. karbonat)

3. 4. 5. 6. 7. 8.

KMnO4 Iodium Serium (IV) Sulfat AgNO3 Na2S2O3 EDTA

H2C2O4, As2O3 (arsen trioksida) As2O3, Na2S2O3.5H2O baku (nat. tio sulfat) As2O3, serbuk Fe pa. NaCl, NH4CNS K2Cr2O7, KBrO3, KIO3 CaCO3 pa, Mg pa

Kenormalan Larutan adalah jumlah ekuivalen zat terlarut yang ada dalam setiap liter larutan ekuivalen dan bobot ekuivalen besarnya ditentukan oleh reaksi yang terjadi, meskipun ada hubungannya dengan mol, Mr atau Ar. Teori Dasar Titrasi Asam Basa Teori Asam Basa menurut Arhennius Asam adalah semua senyawa yang dalam bentuk larutan dapat menghasilkan ion H+. Basa adalah semua senyawa yang dalam bentuk larutan dapat menghasilkan ion OH-. Teori Asam Basa menurut Brownsted Lowry Asam adalah pemberi/ donor proton. Basa adalah penerima/ akseptor proton. Teori Asam Basa menurut Lewis Asam adalah pemberi pasangan elektron. Basa adalah penerima pasangan elektron. Indikator dalam Titrasi Asam Basa Indikator yang digunakan dalam titrasi asam basa dinamakan indikator asam basa. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Indikator Metil Kuning Metil Jingga Bromo Fenol Blue Merah Metil Fenol Merah Timol Blue Warna Asam Merah Merah Kuning Merah Kuning Kuning Trayek pH Basa Kuning Jingga Jingga Kuning Ungu Kuning Merah Biru 2,9 4,0 3,1 4,4 3,0 4,6 4,2 6,2 6,4 8,0 8,0 9,6

7.

Phenolphtalein

Tidak Berwarna

Merah Ungu

8,0 9,8

Bobot Ekuivalen BE dalam titrasi asam basa adalah banyaknya mol suatu zat yang setara dengan ion OHatau ion H+. Contoh : HCl H+ + Cl1mol HCl setara dengan 1mol H+ BE HCl = 1 mol H2SO4 2H+ + SO421mol H2SO4 setara dengan 2mol H+ mol H2SO4 setara dengan 1mol H+ BE H2SO4 = mol5

http://chemistryoche.blogspot.com/2010/04/titrimetri.html

Categories: KIMIA

Zat-zat Pencemar dan Pencemaran UdaraJanuari 21, 2011 azharadi Tinggalkan komentar Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan. Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai macam siklus yang telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contoh adalah siklus nitrogen dan siklus karbon.

Gambar 1 Siklus nitrogen Sumber: Environmental Science, third edition, 1984, Jonathan Turk & Amos Turk, hal. 52 Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini konsentrasinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara, terjadi secara alami, sehingga dapat mengganggu sistem kesetimbangan dinamik di udara dan dengan demikian dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan lingkungannya.

Gambar 2 Siklus karbon Sumber: Environmental Science, third edition, 1983, hal. 50

Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Gas karbon monoksida, CO Gas-gas nitrogen oksida, NOx Gas hidrokarbon, CH Gas belerang oksida, SOx Partikulat-partikulat (padat dan cair)

Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida). a. Gas karbon monoksida, CO Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, titik didih -192 C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:

Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa karbon lainnya:

2 C + O 2 ? 2 CO

Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi dalam tanur:

CO2 + C ? 2 CO

Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:

2 CO2 ? 2 CO + O 2

Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.

b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain: (1210 1765)C

2 N + O2 ? 2 NO 2 NO + O2 ? 2 NO c. Hidrokarbon CH Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisan atmosfer: 2 (CH2O)n ? CO2 + CH4 d. Gas-gas belerang oksida SOx Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx. S + O2 ? SO2 2 SO2 + O 2 ? 2 SO3 e. Partikulat Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan tetestetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya. FROM http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaranudara/zat-zat-pencemar-dan-pencemaran-udara/ Categories: KIMIA

AMINAJanuari 21, 2011 azharadi Tinggalkan komentar

Perbandingan struktur amonia dengan amina primerAmonia dan amina primer masing-masing mengandung sebuah gugus -NH2. Pada amonia, gugus ini terikat pada sebuah atom hidrogen sedangkan pada amina primer terikat pada sebuah gugus alkil (disimbolkan dengan R pada gambar berikut) atau pada sebuah cincin benzen.

Perbandingan reaksi asil klorida dan reaksi anhidrida asam dengan amonia dan amina primerKarena asil klorida memiliki rumus struktur yang jauh lebih mudah, maka akan sangat membantu jika kita memulai pembahasan dengan asil klorida.

Reaksi dengan asil kloridaKita akan mengambil contoh etanoil klorida sebagai asil klorida sederhana. Reaksi umum antara klorida etanoil dengan sebuah senyawa XNH2 (dimana X adalah hidrogen, atau sebuah gugus alkil, atau sebuah cincin benzen) melibatkan dua tahapan reaksi: Pertama:

Setiap reaksi pada awalnya akan menghasilkan gas hidrogen klorida hidrogen berasal dari gugus -NH2, dan klorin berasal dari etanoil klorida . Komponen lain yang tersisa semuanya bergabung menjadi satu struktur. Tetapi amonia dan amina adalah asam, dan bereaksi dengan hidrogen klorida menghasilkan sebuah garam. Sehingga tahapan kedua dari reaksi adalah:

Reaksi dengan anhidrida asamKita mengambil contoh anhidrida etanoat sebagai anhidrida asam yang paling umum ditemui dalam pembahasan tingkat dasar. Reaksi juga terjadi dalam dua tahapan. Pada tahap pertama:

Jika anda membandingkan persamaan reaksi di atas dengan persamaan reaksi untuk asil klorida, anda bisa melihat bahwa satu-satunya perbedaan adalah bahwa yang dihasilkan sebagai produk kedua adalah asam etanoat, bukan hidrogen klorida seperti pada reaksi asil klorida. Selanjutnya asam etanoat bereaksi dengan amonia atau amina yang berlebih menghasilkan sebuah garam kali ini adalah etanoat.

Ini kelihatannya lebih sulit dibanding pada asil klorida karena cara penulisan struktur garam yang terbentuk. Pada struktur ini terdapat ion etanoat dan sebuah ion positif:

Ini lebih mudah dipahami pada senyawa yang sesungguhnya seperti yang akan kita lihat berikut. Sebagai rangkuman: Reaksi-reaksi anhidrida asam persis sama seperti reaksi-reaksi asil klorida yang sebanding kecuali:

Pada tahap pertama, asam etanoat terbentuk sebagai produk kedua bukan gas hidrogen klorida. Tahap kedua dari reaksi melibatkan pembentukan etanoat bukan klorida. Reaksi berlangsung lebih lambat. Anhidrida asam tidak terlalu reaktif seperti asil klorida, dan reaksi biasanya memerlukan pemanasan.

Reaksi masing-masing dengan amonia dan amina primerReaksi dengan amoniaPada contoh ini, X dalam persamaan di atas adalah sebuah atom hidrogen. Sehingga pada contoh pertama akan diperoleh asam etanoat dan sebuah senyawa organik yang disebut sebagai amida.

Amida mengandung sebuah gugus -CONH2. Dalam reaksi antara anhidrida etanoat dengan amonia, amida yang terbentuk disebut etanamida.

Persamaan ini lebih sering (dan lebih mudah) dituliskan sebagai berikut:

Asam etanoat yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih menghasilkan amonium etanoat.

dan anda bisa menggabungkan kedua reaksi ini menghasilkan satu reaksi lengkap:

Anda perlu mencermati reaksi ini dengan seksama, karena kedua produk reaksi secara keseluruhan bisa terlihat mirip dan membingungkan untuk dibedakan. Adapun reaksi untuk asil klorida adalah:

Reaksi dengan amina primerReaksi dengan metilaminKita akan mengambil contoh metilamin sebagai amina primer sederhana dimana gugus -NH2 terikat pada sebuah gugus alkil. Persamaan awalnya adalah sebagai berikut:

Pada reaksi ini, produk pertama disebut sebagai amida yang tersubstitusi-N. Jika anda membandingkan strukturnya dengan amida yang dihasilkan pada reaksi dengan amonia, yang membedakan adalah bahwa salah satu hidrogen pada nitrogen telah disubstitusi dengan sebuah gugus metil. Senyawa ini adalah N-metiletanamida. N menunjukkan bahwa substitusi terjadi pada atom nitrogen, dan bukan pada unsur lain dalam molekul tersebut. Persamaannya biasa dituliskan sebagai berikut:

Anda bisa menganggap amina primer sebagai amonia yang termodifikasi. Jika amonia adalah basa dan membentuk sebuah garam dengan asam etanoat, maka metilamin yang berlebih juga akan mengalami hal yang sama. Reaksinya sebagai berikut:

Garam yang terbentuk disebut metilamonium etanoat. Garam ini sama persis seperti amonium etanoat, kecuali bahwa salah satu hidrogen telah digantikan oleh sebuah gugus metil. Kedua persamaan reaksi di atas bisa digabungkan menjadi satu persamaan lengkap, yaitu:

Adapun reaksi untuk asil klorida adalah:

Reaksi dengan fenilamin (anilin)Fenilamin adalah amina primer yang paling sederhana dimana gugus -NH2 terikat secara langsung pada sebuah cincin benzen. Nama lamanya adalah anilin. Pada fenilamin, hanya gugus -NH2 yang terikat pada cncin. Rumus struktur fenilamin bisa dituliskan sebagai C6H5NH2.

Tidak ada perbedaan esensial antara reaksi ini dengan reaksi dengan metilamin, tetapi terbentuknya struktur amida yang tersubstitusi-N perlu dipahami. Persamaan reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut:

Produk yang terbentuk adalah N-feniletanamida dan fenilamonium etanoat. Reaksi ini terkadang terlihat lebih rumit jika fenilamin digambarkan dengan memperlihatkan cincin benzennya, dan khususnya jika reaksi dijelaskan dari sudut pandang fenilamin. Sebagai contoh, molekul produk bisa digambarkan sebagai berikut:

Jika anda mencermatinya, molekul ini persis sama seperti molekul pada persamaan di atas, hanya saja lebih menekankan bagian fenilamin dari molekul tersebut. Amati molekul ini dalam bentuk yang memperlihatkan cincin benzennya, perhatikan bahwa salah satu hidrogen dari gugus -NH2 telah digantikan oleh sebuah gugus asil (sebuah gugus alkil yang terikat pada sebuah ikatan rangkap C=O). Anda bisa mengatakan bahwa fenilamin telah terasilasi atau telah mengalami asilasi. Karena sifat dari gugus alkil yang khusus ini, maka proses ini juga disebut sebagai etanoilasi. Hidrogen digantikan oleh sebuah gugus etanoil, CH3CO-. by http://www.chem-is-try.org Categories: KIMIA

Prosedur percobaan ALKOHOL DAN PENOLJanuari 7, 2011 azharadi Tinggalkan komentar Tujuan :1. Mempelajari reaksi-rekasi alkohol dan penol dengan Reagen tertentu serta mengetahuiperbedaan dari alkohol dan penol

1. BAHAN: 1-Propanol, 2-Propanol, n-Butil Alkohol, ter-Butil Alkohol, sek-Butil Alkohol, SikloHeksanol, Etilen Glikol, Fenol cair, Resosinol, Kolesterol, Fe(III)Klorida, 2-Naftol, Logam Na, Reagen Luccas, Aseton, O-Kresol, NaOH 10 %, Indikator pp, Asam Sulfat pekat, Asam Asetat, Reagen Bardwell-wellman, Tryenil Karbonil. ALAT: Tabung reaksi dan pipet tetes PROSEDUR:

2. 3.

Kelarutan alkohol dan penol: Memasukkan + 0,5 ml atau 0,2 0,5 gr senyawa Etanol, n-Butil Alkohol,ter-Butil Alkohol,Siklo Heksanol, Etilen Glikol, dan Fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Menambahkan + 2 ml air kedalam tiap-tiap tabung tersebut lalu mengocoknya. Mengamati hasil yang terjadi Reaksi Dengan Alkali: Memasukkan + 0,5 ml atau 0,2 0,5 gr senyawa: n-Butil Alkohol, Siklo Heksanol, Fenol dan 2-Naftol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Menambahkan 5 ml NaOH 10 % ke dalam tiap-tiap tabung reaksi lalu mengocoknya. Mengamati hasil yang terjadi Reaksi dengan Natrium: Memasukkan + 0,5 ml atau 0,2 0,5 gr senyawa: Etanol, 1-Propanol, 2propanol, dan O-Kresol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Menambahkan sepotong kecil logam Natrium ke dalam tiap tabung reaksi, catat perubahan yang terjadi. Menambahkan beberapa tetes indicator pp, catat yang terjadi. Sebelum membuang campuran, tambahkan Etanol secukupnya agar Na bereaksi seluruhnya. Pengujian Lukas: Memasukkan terlebih dahulu 2 ml regen Lucas ke dalam empat tabung reaksi. Menambahkan 5 tetes larutan yang akan diuji yaitu: 1-Butanol, 2-Butanol, Siklo Heksanol, dan ter-Butanol. Mencatat apa yang terjadi. ( Cara membuat Reagen Lucas: Melarutkan 340 gr seng khlorida kering di dalam 230 ml asam khlorida pekat yang dingin, campuran ini akan menghasilkan + 350 ml reagen) Oksidasi dengan asam kromat : Memasukkan 1 ml aseton ke dalam 5 tabung reaksi yang berlainan. Menambahkan1 tetes atau beberapa kristal alkohol yang akan diuji dan dikocok-kocok, alcohol yang diuji yaitu: 1-Butanol, 2-Butanol, eter-Butanol, Kolesterol, dan Trifenil Karbinol. Menambahkan 1 tetes reagen Bordwell-wellman. Kocok-kocok dan amati perubahan yang terjadi. (Cara membuat regen Bordwell-wellman: melarutkan 25 gr anhidrida kromat ke dalam 25 ml asam sulfat pekat, kemudian mengencerkannya dengan 75 ml aquades) Reaksi fenol dengan air brom: Melarutkan 0,1 gr Fenol ke dalam 3 ml air. Menambahkan sedikit air brom dan mengguncang-guncangnya sampai warna kuning tidak berubah lagi, catat hasilnya Reaksi Fenol dengan Besi (III)khlorida : Melarutkan 2 kristal atau 2 tetes senyawa Fenol, Resorsinol, dan 2-Propanol kedalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air. Menambahkan 2 tetes larutan Besi(III)Khlorida. Amati perubahan yang terjadi

Categories: KIMIA

PERCOBAAN PROTEINJanuari 7, 2011 azharadi Tinggalkan komentar

PERCOBAAN PROTEIN

BAHAN : H2SO4 pekat, CuSO4 , Larutan protein (putih telur), HgSO4, alkohol absolute, HNO3, amonium sulfat jenuh, formaldehid encer, NaOH 40%, NaNO3 1%, HNO3 pekat, NH3

ALAT : beaker glass, pipet tetes, batang pengaduk, rak tabung, gelas ukur, Bunsen, tabung reaksi, penjepitPROSEDUR PERCOBAAN Reaksi-reaksi pengendapan oleh garam-garam netral alkohol: 5 ml larutan protein ditambahkan amonium sulfat jenuh yang berlebih (akan terjadi endapan protein, jika diencerkan akan larut kembali). Menambahkan 2 ml alkohol absolut kepada larutan protein pekat (akan terbentuk endapan putih yang akan larut kembali bila ditambahkan air atau amonia) Reaksi Warna : Menambahkan 2 ml NaOH 40% kepada 1 ml larut protein. Menambahkan setetes larutan CuSO4 5%, mengamati perubahan yang terjadi Reaksi dengan Nillon : Menambahkan HNO3 dengan 1 ml larutan merkuri sulfat (campuran HgSO4 1% dan asam sulfat 10:5). Menambahkan campuran tersebut pada larutan protein. Memanaskan larutan ini sampai terjadi larutan kuning (amati perubahannya). Mendinginkan dan kemudian menambahkan larutan natriumnitrat 1% dan memanaskannya lagi. Amati perubahan warnanya. Reaksi Hopkin Cole : Ke dalam 1 ml larutan protein ditambahkan 1 ml larutan formaldehid yang sangat encer (diencerkan 500 kali) tambahkan 1 ml larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung hingga terjadi dua lapisan dan amati perubahan cicin Reaksi Xanthoprotein : 1 ml HNO3 pekat ditambahkan tiga mili larutan protein, larutan akan menjadi kuning dinginkan dan bagi menjadi dua bagian. Pada tabung yang satu tambahkan amoniak, amati perubahan warna. Categories: KIMIA

SENYAWA HIDROKARBONJanuari 7, 2011 azharadi Tinggalkan komentar SENYAWA HIDROKARBON Disebut Hidrokarbon : mengandung unsur C dan H Terdiri dari : 1. Alkana (CnH2n+2) 2. Alkena (CnH2n)

3. Alkuna (CnH2n-2) ALKANA q q q q q q q q q q q Hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana) Disebut golongan parafin : affinitas kecil (=sedikit gaya gabung) Sukar bereaksi C1 C4 : pada t dan p normal adalah gas C4 C17 : pada t dan p normal adalah cair > C18 : pada t dan p normal adalah padat Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C Sumber utama gas alam dan petrolium

Struktur ALKANA : CnH2n+2 CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (heksana)

sikloheksana PEMBUATAN ALKANA : Hidrogenasi senyawa Alkena Reduksi Alkil Halida Reduksi metal dan asam PENGGUNAAN ALKANA : Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban) Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)

Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis

Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah TD (oC) < 30 30 180 180 230 230 305 305 405 Sisa destilasi : 1. 2. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi Jumlah C 14 5 -10 11 12 13 17 18 25 Nama Fraksi gas Bensin Minyak tanah Minyak gas ringan Minyak gas berat Penggunaan Bahab bakar gas Bahan bakar mobil Bahan bakar memasak Bahan bakar diesel Bahan bakar pemanas

ALKENA q q q q Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua Alkena = olefin (pembentuk minyak) Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur) : 2-metil-2-butena Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif

STRUKTUR ALKENA : CnH2n CH3-CH2-CH=CH2 (1-butena) ETENA = ETILENA = CH2=CH2 q Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 34 %) q q Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses cracking Pembuatan : pengawahidratan etanaol

PENGGUNAAN ETENA : Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2) Untuk memasakkan buah-buahan Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

PEMBUATAN ALKENA : Dehidrohalogenasi alkil halida Dehidrasi alkohol Dehalogenasi dihalida Reduksi alkuna ALKUNA q q Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif

Struktur ALKUNA : CnH2n-2 CH=CH (etuna/asetilen) ETUNA = ASETILEN => CH=CH q q Pembuatan : CaC2 + H2O C2H2 + Ca(OH)2 Sifat-sifat :

Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak Suatu gas, tak berwarna, baunya khas q Penggunaan etuna :

Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (+- 3000oC), dipakai untuk mengelas besi dan baja Untuk penerangan Untuk sintesis senyawa lain PEMBUATAN ALKUNA Dehidrohalogenasi alkil halida Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer SENYAWA AROMATIK q Senyawa alifatis : turunan metana

q

Senyawa aromatis : turunan be